atls=triage

Upload: hanny-novia-rini

Post on 15-Oct-2015

89 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

atls

TRANSCRIPT

  • AAdvancedTTraumaLLifeSSupportCUT AISYAH KHUMAIRAH0910211059AHMAD FAKAR SANUSI RASYID0910211171

  • Penilaian u/ penderita yg terluka parahPersiapan TriasePrimary Survey (ABCDE)ResusitasiSecondary Survey ( px head to toe & anamnesa)Pemantauan & re-evaluasi berlanjutPenanganan definitifRujukan

  • I. PersiapanFase pra-rumah sakit Rs dberitau sblm penderita dibawa dr tmpt kejadian. Penjagaan airway, kontrol pendarahan, imobilisasi penderita & pengiriman kRs terdekat. Mengumpulkan keterangan : waktu kejadian, sebab & riwayat penderita, mekanisme kejadian .b. Fase rumah sakit Lakukan perencanaan sblm penderita tiba. Persiapkan : ruangan / daerah resusitasi, perlengkapan airway & sudah dicoba, ringers lactate yg sudah dhangatkan, perlengkapan monitoring.Tenaga medik tambahan, tenaga lab & radiologi

  • 2. TRIASE

    Triase (triage) tindakan untuk mengelompokkan penderita berdasar pada beratnya cedera yang diprioritaskan berdasar ada tidaknya gangguan pada A (airway), B (breathing) dan C (circulation) dengan mempertimbangkan sarana, SDM dan probabilitas hidup penderita.

    Memilah korban Penting untuk tidak melakukan tindakan terapi pada korban yang akan dilakukan triage. Tugas utama penolong memeriksa pasien secepat mungkin dan memilah / memprioritaskan pasien berdasarkan berat ringannya cedera.

  • TujuanIdentifikasi cepat korban yang memerlukan stabilisasi segera (perawatan di lapangan) Identifikasi korban yang hanya dapat diselamatkan dengan pembedahan (life-saving surgery)

  • MACAM-MACAM KORBANKorban massalKejadian atau timbulnya kedaruratan yang mengakibatkan lebih dari 1 korbanyang harus dikelola oleh lebih dari satu penolong, bukan akibat bencana

    Korban BencanaKedaruratan yang memerlukan penerapan sistem penanggulangan gawat darurat terpadu sehari-hari

  • PRINSIPSeleksi korban berdasarkan :1. Ancaman jiwa yang dapatmematikan (dalam ukuran menit)2. Dapat mati (dalam ukuran jam)3. Ruda paksa ringan4. Sudah meninggal

  • Derajat Ancaman jiwa akibat cedera (ABCDE Pelayanan Korban Trauma)Dipertimbangkan urut-urutan prioritas pd pd survei pertamaDengan sistem ini, penderita dengan ancaman pd jalan napas didahulukan dari yg terganggu sirkulasinya

    Beratnya CederaDilihat respons penderita terhadap cederanya

  • Kemungkinan Terselamatkan Tidak selamanya penderita dengan cidera paling hebat dgn prioritas utama Pertimbangkan pula kemungkinan hidup atau tidakSumber daya, termasuk kemampuan personil dan peralatan Penderita yg melampaui mendapat prioritas rendahWaktu, jarak, Lingkungan Cedera yg dapat dikelola amat cepat, meskipun beratnya ringan mendapat prioritas yg utama (mungkin) karena pendeknya waktu untuk mengatasi masalah tsb

  • YANG MELAKUKAN ??Petugas pertama yang tiba ditempat kejadian dan tindakan ini harus dinilai ulang terus menerus karena status triase pasien dapat berubah, seperti :- Physician- Dentist- Nurse- Physician Assistant- Technician

  • HAL YANG DI NILAI ??Pernapasan (respiratory) Sirkulasi (perfusion)Status mental (mental state) OksigenasiKontrol perdarahan eksternalStabilisasi fraktur

  • PRIORITASPrioritas ke 1Prioritas ke 2Prioritas ke 3

  • 1. Prioritas PertamaMengancam jiwa/ mengancam fungsi vital.Penanganan dan pemindahan bersifat segera

    2. Prioritas KeduaPotensial mengancam jiwa/ fungsi vitalbila tidak segera ditangani dalam waktu singkatPenanganan dan pemindahan bersifat jangan terlambat

  • 3. Prioritas KetigaPerlu penanganannya seperti pelayanan biasaTidak perlu segeraPenanganan dan pemindahannya bersifat terakhir

  • PEMILIHAN KORBAN1.Dilapangan. Warna Hijau, Kuning, Merah, Hitam

    2.Di Rumah Sakit. Warna Hijau, Kuning. Merah,Biru,Hitam

  • HIJAULuka memar dan luka robek otot ringanLuka bakar ringan (kecuali daerah muka dan tangan)

  • KUNINGLuka Bakar sedang dan tidak begitu luasPatah tulang besarTrauma dada/ perutLuka robek yang luasTrauma bola mata

  • MERAHSumbatan jalan nafas atau distress nafasLuka tusuk dadaShockPerdarahan pembuluh nadiProblem kejiwaan serius- Tangan/kaki yang terpotong dengan perdarahan - Luka bakar yang luas dan berat

  • HITAMHenti jantung kritisTrauma kepala kritisRadiasi tinggi

  • Metode

  • Metode labeling mungkin berbeda di setiap center kesehatan, Empat warna dari Triage meliputi:Hijau /tidak terdapat kegawatan / penanganan dapat ditunda (Prioritas III).Kuning/Kegawatan yang tidak mengancam nyawa dalam waktu dekat (Prioritas II).Merah/Kegawatan yang mengancam nyawa (Prioritas I)Hitam Korban mati tidak memerlukan penanganan (Prioritas IV)

    Dead

  • Simple Triage And Rapid Treatment ( START) :

    pertama untuk memilah pasien pada korban bencana dgn waktu 30 detik / kurang berdasarkan tiga pemeriksaan primer: yaitu: Respirasi, Perfusi dan Mental Status (RPM). Apabila penolong lain sudah datang ke lokasi kejadian, korban akan dilakukan re Triage (dengan pemeriksaan yang lebih lengkap untuk mengenali kegawatan yang mungkin terjadi), evaluasi lebih lanjut, resusitasi, stabilisasidan transportasi.

  • SAVE (Secondary Assesment of Victim Enpoint )sistem triage yang berusaha memberikan perawatan bagi pasien di lapangan yang merasa paling beruntung ketika berhadapan dengan sumber yang sangat terbatas dan bencana yang berkepanjangan

  • Kategori SAVEkorban yang mati tanpa melihat jumlah perawatan yang diterimanyakorban yang akan selamat tanpa melihat langkah perawatan apa yang akan diberikankorban yang akan sangat beruntung dari intervensi di lapangan yang sangat terbatas

  • METAG (MEDICAL EMERGENCY TRIAGE-TAG)

  • Cara penulisan Metag

    Depan:A. Jam dan tanggal kejadianB. Nama dan jenis kelaminC. Alamat rumahD. Alamat kantorE. Data yang berhubungan dengan medis dan observasiF. Nama dan Tanda tangan personel TriaseBelakang:A. Jenis CederaB. Data mengenai vital sign (Respirasi, Nadi dan Tekanan darah) disesuaikan denganwaktu 37C. Pemberian obat intravena dan jam pemberianD. Pemberian obat intramuskular dan jam pemberian.

  • 3. Primary SURVEYPenilaian keadaan pderita terapi dilakukan bdsrkan jenis plukaan, tanda2 vital & mekanisme trauma

    A: Airway, menjaga airway dhn kontrol servikal(cervical spine control)B: Breathing, menjaga pernafasan dengan ventilasiC:Circulation dgn kontrol pendarahan (hemorrhage control)D:Disability, status neurologisE: Exposure environmental control (buka baju penderita, tapi cegah hipotermi

  • Airway, dgn kontrol Servikalnilai kelancaran jalan nafas : adanya obstruksi jalan nafas (benda asing), fraktur tulang wajah, fraktur mandibula/ maksila, fraktur laring. mempertahankan jalan napas, dapat dikerjakan dengan teknik manual/chin lift-head tilt-jaw thrust / menggunakan alat bantu (pipa orofaring, pipa endotrakheal dll).

    Chint lift-head tiltJaw thrust

  • B. Breathing dan Ventilasi

    Menjaga pernapasan /ventilasi dapat berlangsung dengan baik.Setiap penderita trauma berat memerlukan tambahan oksigen yang harus diberikan kepada penderita dengan cara yang efektif.

  • C. Circulation dgn Kontrol Pendarahan1. Volume darah dan cardiac output a. tingkat kesadaranb. warna kulitc. nadi

    2. Perdarahanperdarahan luar harus dikelola pada primary surveyperdarahan eksternal dihentikan dgn penekanan pada luka.

  • D. Disability ( Neurologic Evaluation) menjelang akhir primary survey dilakukan evaluasi terhadap keadaan neurologis secara cepat. yg dinilai : tingkat kesadaran, serta ukuran dan reaksi pupil. cara u/ menilai tingkat kesadaran metode AVPU A : Alern (sadar)V : Respons terdapat rangsangan vokal (suara)P : Respons terhadap rangsangan nyeri (pain)U : Unresponsive (tidak ada respons)

  • E. Exposure / kontrol lingkungan

    Exposure pemeriksaan pada seluruh tubuh penderita untuk melihat jejas atau tanda-tanda kegawatan yang mungkin tidak terlihat.penderita harus dibuka keseluruhan pakaianny, u/ memeriksa dan evaluasi penderita. pakaikan selimut hangat, ruangan cukup hangat dan berikan cairan intra-vena yg sdh dhangatkan, menjaga supaya tidak terjadi hipotermi.

  • 4. RESUSITASI

    Resusitasi suatu metode pernapasan buatan dan sirkulasi, u/ menjaga oksigenasi darah dan menjaganya dalam sirkulasi. Hal ini dapat dilakukan dengan memberikan kompresi dada dan ventilasi. Dengan melakukan kompresi dada diharapkan terjadi peningkatan tekanan di dalam dada dan kemungkinan kompresi pada jantung itu sendiri.

  • PRINSIP : Resusitasi yg agresif & pengelolaan cepat dr keadaan yg mengancam nyawa mrpkn hal yg mutlak

  • Airway -Harus dijaga dg baik, dpt mgunakan Jaw thrust / Chin lift-Ps sadar dipakai naso-pharyngeal airway- Ps tdk sdr / tdk ada gag refleks dipakai oro-pharyngeal airway-Klo ragu airway definitif

  • Breathing / ventilasi / oksigenasi-Kontrol jalan nafas pd penderita yg airway tg3 coz faktor mekanik, ada g3 ventilasi / g3 kesadaran, dicapai dgn intubasi endo-trakeal baik oral maupun nasal-Surgical airway (crico-thyroidotomy) dpt dilakukan bila intubasi endo-trakeal tdk memungkinkan, coz kontra-indikasi / mslh teknis

  • Circulation (dg kontrol pdarahan)-Bila ada g3 sirkulasi sdktnya 2 IV line-Kateter yg dipakai hrs ukuran yg bsr-Bsr arus (tetesan infus) tgantung dr bsr kateter IV -Syok pd pderita trauma coz hipovolemi-Pd saat dtng pederita di infus cpt dg 2-3 liter cairan kristaloid (RL)-Bila tdk ada respon diberikan drh sgol.-Bila tdk ada sgolongan diberikan drh tipe O Rh (-) / tipe O Rh (+) titer rendah-Hipotermi coz RL tdk dihangatkan/drh msh dingin/pderita kedinginan coz tdk diselimuti

  • 5. Secondary SurveySecondary survey baru dilakukan setelah primary survey selesai, resusitasi dilakukan dan ABC-nya penderita dipastikan membaik.

    AnamnesisA: AlergiM: Medikasi (obat yg diminum saat ini)P: Past illnes ( penyakit penyerta)/ pregnancyL: Last mealE: Event/ environment (lingkungan) yg berhubungan dgn kejadian perlukaan

  • B. Pemeriksaan fisik 1. kepala : kulit kepala, kepala ( adanya luka, kontusio/ fraktur). Mata harus dperiksa (acies visus, ukuran pupil, perdarahan konjungtiva dan fundus, luka tembus pd mata, lensa kontak , jepitan otot bola mata. 2. Maksilo-fasial : trauma maksilofasial tanpa gangguan airway/ perdarahan hebat, baru dikerjakan setelah penderita stabil sepenuhnya dan pengelolaan definitif dpt dilakukan dgn aman.

  • 4. Toraks : Evaluasi toraks dpt dilakukan dgn pemeriksaan fisik lalu foto toraks. bising nafas diperiksa pd bagian atas toraks u/ menentukan pneumo-toraks, & dbagian posterior u/ adanya hemo-toraks.

    5. Abdomen : trauma abdomen harus ditangani dgn cpt, pada saat penderita baru datang, pemeriksaan abdomen yg normal tdk menyingkirkan diagnosis perlukaan intra abdomen

  • 6. Perineum / rektum/ vagina diperiksa u/ mengetahui : hematoma, laserasi dan perdarahan uretra7. Muskulo-skeletal : ekstremitas diperiksa u/ melihat adanya luka/ deformitas. fraktur yg kurang jelas dpt ditegakan dgn memeriksa adanya nyeri, atau gerakan abnormal. penilaian pulsasi dpt menentukan adanya gangguan pulsasi. 8. Neurologis : pemeriksaan tingkat kesadaran, ukuran dan reaksi pupil, px. Motorik dan sensorik.

  • 6. Re-Evaluasi U/ memantau penurunan keadaan dgn evaluasi ulang terus-menerus, sehingga gejala yg baru timbul dpt segera dikenali dan dapat ditangani secepatnya. masalah gawat lain dpt timbul kemudian walaupun pada saat awal masalah yg mengancam nyawa telah ditangani.

  • 7. Terapi DefinitifDimulai setelah primary survey dan sekunder selesai.

  • 8. RujukanBila cedera penderita terlalu sulit u/ dpt ditangani, penderita harus dirujuk. Proses rujukan harus dimulai saat alasan u/ merujuk ditemukan, karena menunda rujukan akan meninggikan morbiditas dan mortalitaspenderita.

  • Terima Kasih

    *************************