atlas benih jilid 1
DESCRIPTION
Atlas Benih Tanaman Hutan Indonesia Jilid 1TRANSCRIPT
-
5/21/2018 Atlas Benih Jilid 1
1/92
-
5/21/2018 Atlas Benih Jilid 1
2/92
ATLAS BENIH
TANAMANHUTAN INDONESIA
Oleh :
Nurhasybi
Hero Dien Pancang Kartiko
M. Zanzibar
Dede Jajat Sudrajat
Agus Astho PramonoBuharman
Sudrajat
Suhariyanto
Publikasi khusus diterbitkan oleh
JI. Pakuan Ciheuleut PO BOX 105 Bogor 16001
Telp./Fax : (0251) 8327768
E-mail : [email protected]
Balai Penelitian Teknologi Perbenihan Bogor
Cetakan pertama : Vol. 2 No. 3 September 2000
Cetakan kedua : Vol. 3 No. 8 Desember 2003
Cetakan ketiga : Vol. 4 No. 3 Desember 2010
ISBN : 979-96134-1-8
-
5/21/2018 Atlas Benih Jilid 1
3/92
BADAN PENELITIAN DAN
PENGEMBANGAN KEHUTANAN
BOGOR- INDONESIA
BALAI PENELITIAN
TEKNOLOGI PERBENIHAN
BOGOR
PUBLIKASI KHUSUSVol. 4 No. 3 Desember 2010 (cetakan ketiga)
ATLAS BENIH
TANAMAN HUTAN
INDONESIA
NURHASYBI
HERO DIEN P.K.
M. ZANZIBAR
DEDE J. SUDRAJAT
AGUS A. PRAMONO
BUHARMANSUDRAJAT
SUHARIYANTO
Jilid I
PENYUNTING :
-
5/21/2018 Atlas Benih Jilid 1
4/92
KATA PENGANTAR CETAKAN PERTAMA
Informasi teknologi perbenihan tanaman hutan dalam bentuk praktis, cukuplengkap dan bersifat informatif untuk mudah diaplikasikan di lapangan sangatdiperlukan untuk meningkatkan keberhasilan program pembangunan hutantanaman di Indonesia. Sangat disadari bahwa sampai saat ini informasi yangbersifat aplikatif tentang perbenihan tanaman hutan masih sangat terbatas,walaupun jumlah informasi hasil penelitian dan pengembangan cukup banyakdan bervariasi serta tersebar dalam berbagai bentukpublikasi.
Dalam rangka sosialisasi hasil penelitian dan pengembangan yang lebihefisien, praktis dan efektif, maka Balai Penelitian dan Pengembangan TeknologiPerbenihan Bogor telah berhasil menyusun Buku Atlas Benih Tanaman HutanIndonesia Jilid I ini. Atlas ini direncanakan terdiri dari beberapa jilid dengan isiyang cukup luas dalam bentuk risalah dan teknologi perbenihan dan diharapkandapat bermanfaat, baik bagi pemerintah, ilmuwan/pemerhati maupun swasta/stakeholder. Untuk memperjelasuraian disertakan juga gambar berwarna.
Buku Atlas Benih Tanaman Hutan Indonesia Jilid I ini, memuat informasitentang 23 jenis benih tanaman hutan yang terdiri dari jenis-jenis tanaman cepattumbuh yang sedang populer dalam pengembangan hutan tanaman dan jenis-
jenis relatif lambat tumbuh, tetapi memiliki potensi kegunaan kayu yang besardan menjanjikan bagi kesejahteraan masyarakat. Adapun jenis-jenis tanamantersebut adalah Ampupu, Benuang Bini, Bitti, Damar, Gmelina, Jabon, Jelutung,Leda Mahoni, Mangium, Meranti tembaga, Merbau, Mimba, Mindi, Pulai, Ramin,Rasamala, Sengon Buto, Sonobritz,Tusam dan Ulin.
Ucapan terima kasih disampaikan kepada semua pihak yang telah berperandalam penyusunan Atlas Benih Tanaman Hutan Indonesia Jilid I ini. Secara khususucapan terima kasih disampaikan kepada para Peneliti Balai Penelitian danPengembangan Teknologi Perbenihan Bogor dan Tim Penyunting. Berkatkontribusi Saudara, maka Buku Atlas Benih Tanaman Hutan Indonesia Jilid I ini
dapat disusun.SemogaAllah SWTmemberkati kita semua.
Bogor, September 2000
KEPALA BALAI,
IR. H. BUHARMAN
NIP. 080028086
iii
-
5/21/2018 Atlas Benih Jilid 1
5/92
KATA PENGANTAR CETAKAN KEDUA
Buku Atlas Benih Tanaman Hutan merupakan publikasi khusus yang
diterbitkan oleh Balai Penelitian dan Pengembangan Teknologi Perbenihan, berisi
informasi teknologi perbenihan tanaman hutan dalam bentuk yang praktis tetapi
cukup lengkap dan mudah untuk diaplikasikan di lapangan.
Buku ini sampai dengan tahun 2003 telah terbit dalam empat jilid dan
cukup memperoleh respon positif dari para pengguna benih. Hal ini terbukti dengan
banyaknya permintaan buku tersebut baik dari instansi pemerintah, swasta maupun
masyarakat.
Oleh karena keterbatasan jumlah cetakan setiap jilid dan untuk dapat
memenuhi kebutuhan para pengguna benih tanaman hutan, maka secara bertahap
Balai Penelitian dan Pengembangan Teknologi Perbenihan melakukan pencetakan
ulang Buku Atlas Benih Tanaman Hutan. Dimulai pada tahun 2003, yaitu dengan
mencetak ulang Buku Atlas Benih TanamanHutan Jilid I.
Di dalam cetakan kedua ini telah dimasukkan beberapa penyempurnaan,
antara lain adanya restrukturisasi Departemen Kehutanan dan Perkebunan
menjadi Departemen Kehutanan, perbaikan redaksional sebagaimana tercantum
pada Ralat cetakan pertama serta lainnya.
Semoga buku ini bermanfaat.
Bogor, Desember 2003
KEPALA BALAI,
IR. DARMAWAN BUDIANTHO, MP.
NIP. 080052517
v
-
5/21/2018 Atlas Benih Jilid 1
6/92
KATA PENGANTAR CETAKAN KETIGA
Dalam rangka diseminasi hasil penelitian yang lebih efisien, praktis dan
efektif, maka Balai Penelitian Teknologi Perbenihan Bogor menerbitkan Publikasi
Khusus yaitu Buku Atlas Benih Tanaman Hutan Jilid .
BukuAtlas ini berisi informasi tentang 23 jenis benih tanaman hutan yang
terdiri dari jenis-jenis tanaman cepat tumbuh yang sedang populer dalam
pengembangan hutan tanaman dan jenis-jenis relatif lambat tumbuh tetapi
memiliki potensi kegunaan kayu yang besar dan menjanjikan bagi kesejahteraan
mayarakat.
Karena itu buku ini memperoleh respon positif dari para pengguna benih,
terbukti dari banyaknya permintaan buku dari instansi pemerintah, swasta
maupun masyarakat umum, maka Balai Penelitian Teknologi Perbenihan Bogor
secara bertahap melakukan Pencetakan ulang Buku Atlas Benih Tanaman Hutan
Jilid .
Di dalam cetakan ketiga, Buku Atlas Benih Tanaman Hutan Jilid ini
telah disertai beberapa penyempurnaan, antara lain adanya restrukturisasi
Departemen Kehutanan menjadi Kementerian Kehutanan, perbaikan redaksional
sebagaimana tercantum pada ralat cetakan sebelumnya serta penyempurnaan
lainnya.
I
I
I
Semoga buku ini bermanfaat.
Bogor, Desember 2010
KEPALA BALAI,
IR. TRIWILAIDA, M.Sc.
NIP. 19580419 198603 2 001
vii
-
5/21/2018 Atlas Benih Jilid 1
7/92
SAMBUTAN KEPALA BADAN LITBANGKEHUTANAN
Benih adalah sumber kehidupan karena benih merupakan cikal bakal proseskehidupan selanjutnya dari setiap mahluk di alam fana ini. Benih yang baik akanmenghasilkan keturunan yang baik pula, walau kadang-kadang tidak seluruh sifat-sifat induk/asalnya dimiliki namun dari aspek genotipe, benih tersebut dapatdipertanggungjawabkan secara benar dan pasti.
Penyediaan benih tanaman hutan yang bermutu tinggi,tersedia dalam jumlahyang cukup dan berkesinambungan merupakan salah satu faktor utama dalammemunjang keberhasilanpembangunan hutan tanaman di Indonesia.
Pembangunan hutan yang beragam fungsi memerlukan benih yang komersialataupun non komersial sesuai dengan fungsi hutan yang dibangun. Oleh sebab itudiperlukan persepsi yang sama dari yang bergerak dibidang perbenihantanaman hutan, baik pemerintah maupun swasta/stakeholder. Penciptaan persepsitersebut memerlukan pembinaan komunikasi intensif diantara semua pihak yangterkait sehingga setiap informasi yang ada dapat diketahui.
Penyusunan Buku Atlas Benih Tanaman Hutan jilid I oleh Balai Penelitiandan Pengembangan Teknologi Perbenihan Bogor kami nilai sangat berguna bagisemua pihak yang bergerak dibidang perbenihan tanaman hutan, baik bagipemerintah, ilmuwan, pemerhati, maupun swasta/stakeholder, terutaman bagi parapelaksana pembangunan hutan tanaman di lapangan.Apabila dicermati informasiyang disajikan dalam buku Atlas Benih Tanaman Hutan jilid I ini cukup luas, mulaidari nama (perdagangan, botanis, famili) sampai kepada teknologi perbenihanyang meliputi berbagai aspek.
Sehubungan dengan penerbitan Atlas Benih Tanaman Hutan jilid I oleh BalaiPenelitian dan Pengembangan Teknologi Perbenihan Bogor ini kami sambutdengan gembira dan penghargaan serta ucapan terima kasih atas segalaupayanya semoga Allah SWT memberikan imbalan yang berlipat ganda atassegalaupayanya.
Harapan kami, semoga buku ini bermanfaat untuk kemajuan pembangunanhutan tanamarn di Indonesia.
Bogor, September 2000
Kepala Badan,
Dr. Ir. Untung Iskandar
NIP. 130.371.336
ix
-
5/21/2018 Atlas Benih Jilid 1
8/92
DAFTAR ISI
I. PENDAHULUAN 1
II. PENJELASAN ISI RISALAH
TEKNOLOGI PERBENIHAN JENIS TANAMAN HUTAN
KATA PENGANTAR iiiKATA SAMBUTAN KA. BADAN LITBANG KEHUTANAN ixDAFTAR ISI xi
1
III. GLOSARI 81
1. Ampupu ST Blake) 5
2. Benuang Bini 9
3. cofassus Reinw.) 12
4. Damar Salisb) 14
5. Gmelina arborea) 176. Jabon cadamba (Roxb) Miq.) 21
7. Jati Linn.f.) 24
8. Jelutung 27
9. Mahoni King.) 32
10. Leda 35
11. Mangium Willd.) 39
12. Meranti Tembaga MIQ) 42
13. Merbau spp 45
14. Mimba Juss) 48
15. Mindi Linn.) 51
16. Pulai scholaris (L) R Br.) 5417. Ramin (Miq.) Kurz) 58
18. Rasamala 62
19. Sengon Nielsen) 64
20. Sengon Buto Griseb) 66
21. Sonobritz Kurtz) 70
22. Tusam Jungh. et de Vriese) 74
23. Ulin T. et B.) 77
(Eucalyptus urophylla
(Octomeles sumatrana)
Bitti (Vitex
(Agathis loranthifolia
(Gmelina(Anthocephalus
(Tectona grandis
(Dyera spp.)
(Swietenia macrophylla
(Eucalyptus deglupta Blume)
(Acacia mangium
(Shorea leprosula
(Intsia )
(Azadirachta indica A.
(Melia azedarach
(Alstonia(Gonystylus bancanus
(Altingia excelsa)
(Paraserianthes falcataria (L.)
(Enterolobium cyclocarpum
(Dalbergia latifolia
(Pinus merkusii
(Eusideroxylon zwageri
xi
-
5/21/2018 Atlas Benih Jilid 1
9/92
I. PENDAHULUAN
II. PENJELASAN ISI RISALAH
Pembangunan Kehutanan yang diwujudkan secara nyata di lapangan
dalam bentuk pembangunan hutan tanaman telah memasuki millenium baru.Berbagai faktor yang sangat menentukan keberhasilan tugas mulia ini telahdiantisipasi sejak awal dengan didukung oleh kegiatan penelitian danpengembangan ketika kendala-kendala yang berbeda muncul di lapangan.Departemen Kehutanan dan Perkebunan sebagai pemegang kebijaksanaandan manajemen skala Nasional telah bekerjasama dengan para pelaksanalapangan seperti BUMN dan BUMS, yang didukung oleh institusi penyeleng-gara negara yang bergerak dibidang penelitian dan pengembangan, per-guruan tinggi, dan perusahaan-perusahaan yang bergerak dalam bidang jasakonsultasi.
Permasalahan yang senantiasa mengedepan dalam pembangunanhutan tanaman adalah mencoba mencari format peran penelitian danpengembangan, yang dipercaya sebagai motor penggerak, baik di dalam
perencanaan awal, ketika kegiatan pembangunan hutan tanaman sedangberlangsung, dan hasil akhir yang akan dicapai. Berbagai pertanyaan selalumengarah pada bagaimana kita dapat memberdayakan peran litbangtersebut. Dalam pengertian yang lebih sederhana, bagaimana kita dapatmemberdayakan informasi hasil litbang tersebut yang dapat dengan mudahdicerna, dimengerti dan diterima sebagai sesuatu yang penting dan benaroleh masyarakat pengguna, yang terutama diwakili oleh para pembangunhutan tanaman.
Balai Penelitian Teknologi Perbenihan Bogor (BPTP Bogor) sebagai salahsatu Unit Pelaksana Teknis (UPT) lingkup Badang Litbang Kehutanan danPerkebunan mencoba terus mencari format yang sederhana dalam membuatpaket informasi hasil-hasil penelitian yang berhubungan dengan teknologipenanganan benih tanaman hutan. Salah satu bentuk dari paket tersebut adalah
Atlas Benih Tanaman Hutan, yang didasarkan pada referensi dari BPTP Bogordan dari hasil penelitian institusi lainnya. Paket informasi seperti ini diharapkanmampu menjalin komunikasi yang efisien dan efektif dengan para pengguna,sehingga diper oleh umpan balik unt uk sar an per baikan dan kri tikmembangun, secara terusmenerus.
Nama perdagangan merupakan nama kayu yang sudah lazim dikenaldalam perdagangan. Penggunaan nama perdagangan seringkali merupakannama sekelompok jenis tanaman yang memiliki ciri sifat dan kegunaan kayu
yang hampir sama. Sebagai contoh "meranti merah" merupakan namaperdagangan dari genus dan "keruing" untuk kelompok jenis dalamgenus
Nama Perdagangan
ShoreaDipterocarpus.
1
-
5/21/2018 Atlas Benih Jilid 1
10/92
Nama ilmiah/Botanis
Sebaran tumbuh
Musim buah
Pengumpulan benih
Ekstraksi benih
Nama ilmiah/botanis terdiri dari satu jenis botanis yang dituliskan nama
botanisnya dan authornya. Nama sinonim yang merupakan nama lain dari suatujenis tanaman jika ditemukan akan dicantumkan dalam isi risalah ini.
Sebaran tumbuh meliputi sebaran tumbuh alaminya dan daerah dimana
terdapat sumber benihnya. Penulisan sebaran tumbuh dilakukan dalam satuan
propinsi, kecuali jika diketahui secara pasti lokasi keberadaannya.
Jenis pohon hutan umumnya musim buahnya bervariasi. Terdapat dua
kelompok besar, yaitu yang berbuah pada musim kemarau (Juni-Agustus) sepertiSengon ( Acacia sp, Mahoni dan jenis yang berbuah
pada musim hujan (November-Februari) seperti jenis-jenis
sp. Diantara kedua kelompok ini terdapat kelompok
kecil dengan musim buah terjadipada musim kemarau dan musim hujan.
Pengumpulan benih mencantumkan bagaimana cara pemanenan buah
dilakukan dan kemasakan buah yang dicirikan oleh warna kulit buah. Sebagai
keterangan tambahan dicantumkan bentuk dan ukuran buah, serta jumlah benih
rata-rata dalam setiapbuah.
Ekstraksi benih didefinisikan sebagai kegiatan mengeluarkan dan
membersihkan benih dari bagian-bagian lain buah, seperti tangkai, kulit dan
daging buah. Dikenal dua macam ekstraksi benih yaitu ekstraksi kering yang
dilakukan terhadap buah berbentuk polong ( spp.,
dan jenis-jenis yang memiliki daging buah yang kering
sedangkan ekstraksi basah dilakukan terhadap jenis-jenis yang
memiliki daging buah yang basah seperti
dan Pada jenis-jenis dan jenis lain yang
memilikibuah bersayap, ekstraksi dilakukan hanya dengan cara membuang sebagian
besar dari sayapnya.
P. falcataria). (S. macrophylla)
Dipterocarpaceae,
Azadirachta indica, Agathis
Acacia Paraserianthes
falcataria) (Swietenia
macrophylla),
Gmelina arborea, Melia azedarach
Azadirachta indica. Dipterocarpaceae
2
-
5/21/2018 Atlas Benih Jilid 1
11/92
3
Penyimpanan benih
Perkecambahan benih
Pencegahan hama dan penyakit
Parsemaian
Kemampuan benih untuk disimpan bervariasi. Ada 2 golongan besar sifat
benih dalam penyimpanan : (1). Benih ortodok, yang dapat disimpan lama padakadar air rendah (4 - 8 %) dalam kondisi temperatur rendah (4 -18 C dan RH 40 -
50 %), dan (2). Benih rekalsitran yang tidak dapat disimpan lama (1- 4 minggu)
pada kadar air tinggi (20 - 50%) dan kondisi temperatur dan kelembaban yang
sedang (18-20C, RH 50-60%).
Uji perkecambahan benih dapat dilakukan di laboratorium dengan
menggunakan germinator (alat pengecambah benih) dengan media kertas dan
metoda uji = UDK (Uji Di atas Kertas), UAK (Uji Antar Kertas) dan UKDdp (Uji
Kertas digulung didirikan dalam plastik). Uji perkecambahan benih di rumah kaca
umumnya menggunakan media tanah halus, pasir halus, serbuk gergaji dan medialainnya, dapat berupa campuran atau tidak dicampur. Media uji sebelum diproses
akan mengalami perlakuan sterilisasi, seperti pemanasan dalam oven temperatur
103 2 C untuk media kertas, atau dilakukan penggorengan untuk media pasir,
tanah, serbuk gergaji an media lainnya.
Perlakuan pencegahan terhadap hama penyakit benih dapat dilakukan
sebelum benih disimpan, selama penyimpanan, uji perkecambahan dan persemaian.
Pencegahan hama dan penyakit dimaksudkan agar kecambah yang tumbuh serta
bibitnya di persemaian dapat berkembang sempurna, sehingga penanaman dapat
berjalan dengan baik.
Kondisi kecambah ketika siap untuk dibesarkan dalam persemaian
merupakan awal dari kegiatan persemaian. Persiapan bibit sebelum ditanam
meliputi kondisi persemaian seperti naungan, media bibit, pemupukan dan
pemeliharaan lainnya. Pemupukan bibit di persemaian yang intensif dan baik, akan
berpengaruhterhadap kesiapan dalam penanaman di lapangan.
O
O
d
-
5/21/2018 Atlas Benih Jilid 1
12/92
4
-
5/21/2018 Atlas Benih Jilid 1
13/92
1. AMPUPU S.T. Blake)(Eucalyptus urophylla
Oleh :Yulianti B. dan Kurniawati P.P.
Nama p erdagangan : Ampupu
Nama botanis : Blake
Sinonim : BI.
Famili : Myrtaceae
Sebarantumbuh : Tumbuh alami di bagian timur Indonesia yaitu diNusa Tenggara Timur, tepatnya di Gunung Mutis
Soe. Selain itu dapat ditemui pula di Pulau TimorTimur 1). Jenis ini tumbuh tersebar pada ketinggian200 - 1500 m dpl dengan curah hujan 1300 2400mm/tahun. Tumbuh baik pada tanah berdrainasebaik dan bersifat toleran terhadap tanah padat danasam. Jenis ini tahan terhadap api 5).
Musimbuah : Proses pembuahan dicirikan dengan mulai keluarnyabunga yang berbentuk karangan bunga (inflorence),berwarna putih. Musim bunga berlangsung antaraBulan Januari hingga Maret, sedangkan buah masakdan siap dipanen pada bulan Juni hingga Septem-
ber. Pembuahan terjadisetiaptahun secaraperiodik .
Pengumpulanbenih : Buah berbentuk kapsul, jika sudah masak kapsulakan merekah. Benih dikatakan telah masakfisiologis jika buah sudah mulai mengeras, berwarna
Eucalyptus urophylla S.T.
Eucalyptus decaisneana
1)
5
-
5/21/2018 Atlas Benih Jilid 1
14/92
coklat tua dan tutup buah mulai terbuka sebagian,
tetapi benih belum keluar dari buah. Hal ini sangat
penting untuk diperhatikan karena sifat benihnya yang
halus. Pengumpulan benih harus diunduh dengan
cara memanjat pohon induknya, benih yang sudah
masak fisiologis dipetik dan dikumpulkan dalam suatu
kantong, kemudian diberi label yang bertuliskan lokasi
dan tanggal pengunduhan. Rata-rata produksi buah
setiap pohon adalah 7,92 - 11,2 kg, jika sudah dalam
bentuk benih 214,7 - 358,2 gram setiap pohon. Jumlah
benih per kilogram berkisar antara 285.000 - 458.000 .
Ekstraksi b enih : Untuk mengeluarkan benih dari buahnya, perlu
dilakukan penjemuran di bawah sinar matahari
selama 4 hari, rata-rata 7 jam setiap hari. Buah yang
akan diekstraksi ditempatkan dalam kotak-kotakpenjemuran, bagian dasar dari kotak ini terbuat dari
kawat kasa dan di bawah kotak ditempatkan
selembar kain atau plastik untuk menampung benih.
Untuk memisahkan benih dari kotoran dan memilah
benih yang baik perlu dilakukan pengayakan dengan
menggunakan ayakan yang berukuran 710 mm dan
terjaring ayakan 600 mm. Karena campuran antara
benih dan kotorannya cukup berimbang maka
kemurnian benih rata-rata 50 % .
Penyimpanan benih : Tipe benih adalah ortodoks, sehingga mampu
disimpan hingga 3,5 tahun dengan kadar air awal
10%, dalam ruang AC (suhu 18 - 20 C, kelembaban
50-60 %) disimpan dalam wadah kedap udara (pastik
atau kaleng tertutup rapat), daya kecambah setelah
penyimpanan90%
Perkecambahan benih : Benih disemaikan pada bak kecambah, media
semainya adalah campuran tanah top soil dan pasir
dengan perbandingan 1 : 1. Campuran media ini
disaring dahulu kemudian disterilkan. Benih ditabur
di atas media semai, kemudian ditutup plastik
selama 7 hari namun tetap dilakukan penyiraman
setiap pagi dan sore. Penyiraman dilakukan dengan
menggunakan semprotan yang halus. Perkecam-bahan berlangsung antara hari ke 10 hingga 14.
Kecambah normal adalah setelah keluar 2 daun
1)
7)
O
2).
6
-
5/21/2018 Atlas Benih Jilid 1
15/92
pertama serta terlihat sehat dan kokoh. Dari 1 gram
benih yang disemaikan akan dihasilkan 750 1000.
kecambah. Kecambah dibiarkan tumbuh dalam bak
kecambah selama 1 bulan hingga siap disapih
pada kantong plastik .
Pencegahanhama : Untuk menghindari turunnya mutu benih akibat
serangan hama dan penyakit, sebaiknya benih
sebelum disemai atau disimpan dicampur terlebih
dahulu dengan tetracyclin 5 % atau benomil 5 %.
Umumnya cendawan yang menyerang benih adalah
sp., sp. dan
Persemaian : Setelah semai berumur I bulan disapih ke dalam
kantong plastik hitam ukuran 10 x 15 cm, yang telah
dilubangi dasarnya, kemudian diisi dengan mediacampuran tanah top soil dan pupuk kandang
(perbandingan 1: 1) yang telah dicampur dengan
furadan. Sapihan diletakkan di bedeng persemaian
ukuran 1 x 5 m, yang dinaungi shading net dengan
pencahayaan 50 %. Bibit disiram setiap hari pagi dan
sore hari terutama jika tidak turun hujan. Bersihkan
dari gulma pengganggu, jika terlihat serangan hama
(ulat atau insek lainnya) dapat disemprot dengan
fungisida. Bibit siap tanam di lapangan setelah
berumur 3 bulan di persemaian atau tinggi bibit telah
mencapai 20 - 30 cm.
7)
6)Fusarium Aspergulus Gliocladium .
dan penyakit
7
-
5/21/2018 Atlas Benih Jilid 1
16/92
DAFTAR PUSTAKA
1) Boland, D.J. ; M.I.H. Brooker and J.W.T. Turnbull. 1980. Seed.
Division of ForestResearch CSIRO, Canbera.
2) Danu, 1 998. P enyimpanan B enih Ampupu Blake) s elama 3 ,5
tahun. Buletin Teknologi Perbenihan Vol 5. No.1. 1998. BTPBogor.
3) Kusmintardjo. 1987. Pengaruh Saat Perekahan Buah Dalam Proses Ekstraksi
Dengan Pengeringan Sinar Matahari Terhadap Produksi Dan Mutu Benih
Blake Laporan Uji Coba No.21.BTP Bogor.
4) Sagala. 1988. Penentuan Ukuran Ayakan Untuk Pembersihan Benih
S.T. Blake. LUCNo. 30. BTPBogor.
5) Wadsworth, F.H. 1997. Forest Production for Tropical America. Agriculture
Handbook 710. USDAForest Service. RioPiedras.
6) Yulianti, 1996. Identifikasi Penyakit Benih Ampupu Blake)dan Cara Penanggulangannya. LUC No. 179. BTP. Bogor.
7) ; Naning Y; Dida Sy. 1998. Standarisasi Pengujian dan Mutu Benih
Blake.LUC No. 262 BalaiTeknologi Perbenihan.Bogor.
Eucalyptus
(E. urophylla S.T.
E. urophylla S.T.
E.urophylla
(E. urophylla S.T.
E. urophylla S.T.
8
-
5/21/2018 Atlas Benih Jilid 1
17/92
2. BENUANG BINI ( MIQ)Octomeles sumatrana
Oleh :
Agus Astho Pramono
Nama Perdagangan : Benuang bini
Nama botanis :
Famili : Datiscaceae
Sebaran tumbuh : Sebaran tumbuh di Sumatra, Kalimantan, Sulawesi,
Maluku dan Irian. Tegakan alam dapat diijumpai
antar lain di tepian Sungai Rokan (Riau), Berau(Kalimantan Timur), Pulau Halmahera, dan Pulau
Seram 1);4); 5).
Musim b uah : Desember-Januari, M ei - Juni 2 ).
Pengumpulanbenih : Buah siap dipanen setelah masak fisiologis yang
ditandai dengan warna buah hijau tua sampai
kehitam-hitaman. Buah akan didapatkan dalam
jumlah yang banyak dan berkualitas baik jika dipetik
ketika masih diatas pohon. Secara alami buah yang
telah masak terbuka ketika masih di atas pohon dan
benih yang berukuran kecil akan jatuh berter-
bangan. Benih juga dapat diambil dari buah utuh
yang jatuh di lantai hutan. Buah berupa untaian.Buah berukuran kecil yaitu 6 - 9 mm x 11 - 14 mm.
Octomeles sumatrana
9
-
5/21/2018 Atlas Benih Jilid 1
18/92
Dari satu untai buah benuang ( 100 butir buah) akan
menghasilkan benih sebanyak 1,4 gr. Setiap
gramnyaberisi benih sekitar 970.000 - 110.000 butir.
Ekstraksi Benih : Buah dijemur selama 3 hari. Setelah dijemur kulit
benih bagian luar akan menggulung dan kulit bagian
dalam pecah sehingga benihnya akan keluar dengan
sendirinya. Untuk memisahkan benih dengan
serasah dilakukan penyaringan dengan ayakan
tepung. Kemudian untuk seleksi dan sortasi, benih
ini disaring lagi dengan ayakan yang berukuran 210
mikron (0,0210 mm atau 6,5mesh) .
Penyimpanan Benih : Benih benuang termasuk semi rekalsitran, benih
dapat disimpan dengan menggunakan wadah plastik
pada ruang dingin (DCS atau ruang AC). Dalam waktu
1 6 mi ng g u v ia b il ita s b e ni h ny a ma si h d a pa tdipertahankan lebih dari 80 % . Seteteh 1 tahun
viabilitasnya sekitar :15%.
Perkecambahan : Media yang dapat digunakan adalah campuran pasir
tanah (1 : 1). Penaburan yang menghasilkan
perkecambahan baik dapat menggunakan media
serbuk sabut kelapa, namun pada umur 3 minggu
harus dipindahkan ke media yang mengandung cukup
unsur hara. Benih yang telah dicampur dengan pasir
halus ditaburkan di atas media perkecambahan.
Kemudian bak perkecambahan ini ditutup dengan
plastik transparan yang dilapisi shading net, benih
yang masih bagus akan berkecambah setelah 1
minggu sejak penaburan. Setelah kecambah
berumur 1 mingguplastik penutupdibuka.
Vegetatif : Benuang bini dapat dibiakkan secara vegetatif dengan
stek pucuk. Untuk media pengakarannya dapat
digunakan pasir atau campuran pasir dan serbuk sabut
kelapa. Stek akan berakar dalam jangka waktu
1 bulan.
Pencegahan hama : P ad a wa kt u pe ny im pa na n un tu k me nc eg ah
perkembangan jamur, sebelum benih disimpan atau
dikecambahkan benih dicampur dengan fungisida
dalambentuk tepung.
5)
3)
dan penyakit
10
-
5/21/2018 Atlas Benih Jilid 1
19/92
Persemaian : Kecambah setelah berumur 3 minggu di bak tabur
sebaiknya segera dipindahkan ke bedeng semai atau
media lain yang kaya unsur hara. Pemindahan ini
berguna untuk mempercepat pertumbuhan semai,
menjarangi dan menyeleksi semai. Bibit siap disapih
ke polibag atau potrays setelah berukuran 5-10 cm.
Media semai menggunakan campuran
d
diberi pupuk TSP 1 sendok makan. Pada awal
penyapihan bibit perlu diberi naungan selama 1
minggu, selanjutnya bibit memerlukan cahaya penuh.
Penyemaian benuang bini dapat ditambah dengan
endomikoriza (misalnya biofer 2000 N) .
1) Anwar, A. 1997. Percobaan Teknik Perbenihan dan Penyemaian Jenis Benuang
Bini Majalah Kehutanan Indonesia. Edisi
No.5 Th. 1996/1997. P. 6-11.
2) Martawijaya, A. Kartasujana, Kadir K. dan Prawira S. A. 1981. Atlas, kayu
Indonesia jilid II. Badan Litbang Kehutanan. Departemen Kehutanan Bogor.
3) Pramono, A. A. 1997. Penanganan Benih Jenis
(Benuang taki) Laporan Uji Coba. Departemen Kehutanan. Badan Litbang
Kehutanan. BalaiTeknologi Perbenihan.
4) Pramono, A. A; Djam'an, F.D. Kartiana, E.R. 1989. Pengkajian Teknologi
Peningkatan Mutu Benih Benuang Laporan Uji
Coba. Departemen Kehutanan. Badan Litbang Kehutanan. Balai Teknologi
Perbenihan.
Rentan, Bagaimana Menanganinya ?. Tekno Benih. Vol (II No. 1. BTP
Bogor.
tanah+pasir+kompos (7 : 2 : 1) an setiap m media
5) Pramono, A.A. 1998. Benih Benuang Yang Kecil dan
3
1)
DAFTAR PUSTAKA
(Octomeles sumatrana).
Octomeles sumatrana
(Octomeles sumatrana).
(Octomeles sumatrana)
11
-
5/21/2018 Atlas Benih Jilid 1
20/92
3. Bitti ( Reinw)Vitex cofassus
Oleh :Rina Kurniaty
NamaPerdagangan : Bitti
Nama botanis : Reinw.
Famili : Verbenaceae
Sebarantumbuh : Jenis ini banyak tumbuh di Sulawesi dan pulau-
pulau bagian selatan sampai ke timur Kepulauan
Maluku. Di Sulawesi Selatan tersebar di Kabu-
paten Enrekan, Luwu, Jeneponto, Bantaeng, Mamuju,
Sidrap, Bone, Bulukumbadan Selayar 3);4).
Musim buah : Oktober - Nopember 4).
Pengumpulan benih : Buah masak dicirikan dengan kulitnya berwarna
hitam. Buah dapat dipungut di lantai hutan atau
dipanjat. Untuk buah yang dipungut di lantai hutan
harus diteliti kesegarannya sehingga buah ter-
sebut memiliki biji yang masih baik. Jumlah benih
per kg 10.500 butir 1); 2).
Ekstraksi benih : Buah diperam selama satu malam kemudian di-
gosok dengan tangan sampai daging buah lepas.
Benih yang telah dilepas dari daging buah dicucisampai bersihkemudian diangin-anginkan 1).
Vitex cofassus
12
-
5/21/2018 Atlas Benih Jilid 1
21/92
Penyimpanan benih : Benih yang disimpan di ruang terbuka dan
ditempatkan di ruang kamar (t = 37C) masihdapat
berkecambah setelah disimpan 3 minggu .
Perkecambahan : Media campuran tanah + pasir (1 : 2) yang telah
disterilkan (digoreng atau dioven 90 C selama 24 jam).
Persen kecambah awal antara 0- 20% tetapi dengan
perlakuan pendahuluan berupa perendaman dalam
air panas (70 C), persen kecambah meningkat
menjadi 70 %. Benih mulai berkecambah antara 10 -
40hari .
Vegetatif : Bahan vegetatif berupa pangkal batang dari
tanaman berumur satu tahun dengan menggunakan
Rootone F (150 mg/liter air) .
Persemaian : Media semai menggunakan tanah + pupuk NPK (15:15 : 15) dengan dosis 0,5 gram/kantong. Ukuran
polybag 12 x16 cm. Bibit siap ditanam setelah umur
4 bulan .
1) Kurniaty, R. 2000. Penyimpanan Benih Bitti Reinw). Laporan
Proyek Penelitian Balai Penelitian Kehutanan Ujung Pandang.
2) Lemmens, RHMJ, 1. Soerianegara and Wong. 1995. Plant Resources of
South East Asia 5 (2)Timber Trees Minor Commercial Timber.
3) Sallata, M.K. 1990. Beberapa Jenis Pohon Potensial di Sulawesi yang Belum
Dibudidayakan. Rimba Sulawesi. Balai Penelitiaan Kehutanan Ujung
Pandang.
4) Saran, D., Mody Lempang. Misto dan Suhartati. 1997. Pedoman Teknis
Budidaya Gofasa Reinw). Informasi Teknis No. 5. Balai
Penelitian Kehutanan UjungPandang.
1)
2)
4)
)
4
DAFTAR PUSTAKA
(Vitex cofassus
(Vitex cofassus
13
-
5/21/2018 Atlas Benih Jilid 1
22/92
4. DAMAR ( Salisb)Agathis loranthifolia
Oleh :
Nurhasybi
Nama Perdagangan : Damar
Nama botanis : Salisb.
Sinonim : L. C. Richard
Famili : Araucariaceae
SebaranTumbuh : Sebaran alami di Indonesia berada di Sulawesi,Irian Jaya dan Kalimantan 2). Sumber benih di
Sukabumi (Jawa Barat), Baturaden (Jawa Tengah),
Banyuwangi Barat dan Probolinggo (Jawa Timur).
Jenis ini tumbuh pada ketinggian 100 1600 m dpl
dengan curah hujan 2400 4800 mm/tahun.
Tumbuh pada tanah berdrainase baik dan toleran
terhadap tanah padat dan asam 5).
Musim buah : Berbuah sepanjang tahun, terutama pada bulan
Agustus dan Oktober.
PengumpulanBenih : Masak fisiologis benih dicirikan dengan warna kulit
kerucut hijau tua dan/atau pada bagian ujung
kerucut berwarna kecoklatan, dengan sisik ber-
warna coklat. Bentuk buah hampir bulat dengan
Agathis loranthifolia
Agathis dammara
14
-
5/21/2018 Atlas Benih Jilid 1
23/92
diameter 20 - 26 cm. Dalam satu cone/buah berisi
9 - 96 benih. Jumlah benih per kg kurang lebih
4.950 butir .
Ekstraksi benih : Ekstraksi benih dilakukan dengan cara memasuk-
kan kerucut masak dalam karung plastik. Dibiarkan
dalam jangka waktu 1 - 2 hari hingga semua
kerucut pecah. Untuk memisahkan benih dengan
bagian lain, dilakukan pemisahan dengan cara
ditampi, atau dengan tumbler yang memiliki ukuran
saringan yang sesuai untuk ukuran benih
Penyimpanan benih : Benih disimpan pada kadar air 30 % (kadar air
setelah benih segar dikeringkan dengan cara
diangin-anginkan pada suhu kamar selama 24 jam)
dicampur dengan fungisida berupa mancozeb +
karbendazirn (Delsene MX-200) dengan dosis 4,01 -
4,05 g/kg benih, dalam wadah simpan kantong
plastik. Dengan cara ini benih mampu disimpan
selama 9 bulan dengan daya berkecambah di atas
70 % di ruang kamar (temp. 28-33 C, RH 60-70 %)
atauAC (temp. 18- 20 C,RH 50 -60%) .
Perkecambahan : Media tanah, ditanam dengan posisi benih berdiri,
2/3 bagian benih masuk ke dalam media
Pencegahanhama : Waktu disimpan utuk mencegah serangan jamur,
sebelumnya benih dicampur dengan fungisida
dalam bentuk tepung. Misal : mancozeb + karben-
dazirn (Delsene MX-200) dengan dosis 4,01- 4,05 g/
kgbenih .
Persemaian : Media semai menggunakan campuran tanah + pasir
+ kompos (7 : 2 : 1) dan setiap 1 m median diberi
pupuk TSP 1 sendok makan. Ukuran polybag 10,2 x
15,2 cm. Dalam penyemaian diperlukan naungan
90% cahaya. Bibit siap tanam setelah berumur 1
tahun.
3)
O
1)
1)
Agathis
loranthifolia.
O
4).
dan penyakit
15
-
5/21/2018 Atlas Benih Jilid 1
24/92
DAFTAR PUSTAKA
1) Kumia, W. 1995. Pengaruh Periode Konservasi, Suhu dan Fungisidi
terhadap Viabilitas Benih Damar Salisb) Skripsi
Jurusan Budidaya Pertanian, Fakultas Pertanian IPB. Bogor (tidak
diterbitkan).
2) Martawijaya, A. Kartasujana, Kadir K. dan Prawira S. A. 1981. Atlas Kayu
Indonesia jilid II. Badan Litbang Kehutanan. Departemen Kehutanan Bogor.
3) Nurhasybi dan Komar, T.E. 1996. Pengamatan Biologi reproduksi Damar
Salisb). Laporan Uji Coba No. 184. Balai Teknologi
Perbenihan. Bogor.
4) Nurhasybi. 1997. Pengamatan Biologi reproduksi Damar
Salisb). Laporan Uji Coba No. 184. Balai Teknologi
Perbenihan. Bogor.5) Wadsworth, F.H. 1997. Forest Production for Tropical America Agriculture
Handbook 710. USDA Forest Service. RioPiedras.
(Agathis loranthifolia
(Agathis loranthifolia
(Agathis
loranthifolia
16
-
5/21/2018 Atlas Benih Jilid 1
25/92
5. GMELINA ( Linn.)Gmelina arborea
Oleh :Danu
NamaPerdagangan : Gmelina
Nama botanis :
Famili : Verbenaceae
Sebaran Tumbuh : Merupakan tanaman eksotik, sebaran alaminya di
Burma, India 12); 13). Hutan tanaman di Indonesia
antara lain terdapat di Jawa, Kalimantan dan Nusa
Tenggara. Sumber benih terdapat di Jawa Tengah,
Jawa Timur, dan Kalimantan Timur. Tumbuh
secara alami pada ketinggian 0 800 m dpl dengan
curah hujan 1200 3000 mm/tahun. Jenis ini
tumbuh pada tanah berlapisan dalam, subur dan
berdrainase baik. Toleran terhadap tanah ber-
lapisan dangkal, berpasir, tanah padat, tanah asam
asalkan tidak pada tanah berdrainase jelek 15).
Musim buah : Musim buah April - Juli.
Pengumpulan Benih : Ciri buah masak yaitu kulit buahnya berwarna hijaukekuningan. Ukuran buah 2 - 3 cm. Benih merupa-
Gmelina arborea
17
-
5/21/2018 Atlas Benih Jilid 1
26/92
kan buah batu yang memiliki 2 - 3 butir biji.
Jumlah benih per 1 kg adalah 1000 - 1200 butir
buah batu atau 2000 - 3600 butir biji/kg .
Cara pengumpulan buah terbaik dengan cara memungut
dari lantai hutan, diusahakan jangan memungut buah
yang telah membusuk (buah berwarna coklat).
Ekstraksi benih : Ekstraksi dengan cara manual, yaitu dengan diinjak-
injak atau dengan seperti cara
mengupas kopi .
Penyimpanan benih : Disimpan pada kadar air rendah (5 - 8 %). Pengeringan
dengan cara dijemur selama 2 hari. Dikemasdalam wadah
kedap (plastik). Ruang simpan yang digunakan adalah
ruang ber AC (suhu :18 - 20 C). Dengan cara ini viabilitas
dapat dipertahankan selama 12 bulan dengan daya
berkecambah 60-70% .
Perkecambahan : Media berupa campuran pasir tanah (1 : 1). Penaburan
dilakukan dengan cara menanam benih ke media sedalam
2/3 panjang benih, bagian benih yang berlobang diletakan
pada bagian atas. Uji viabilitas benih secara cepat dapat
digunakan TZ (Konsentrasi tetrazolium klorida 0,5 %,
perendaman 31jam). Ciri benih viabel yaitu semua bagian
benih berwarna merah/merah muda atau maksimal 10 %
d a ri c o ty l ed o n b e rw a ma p u ti h . X - ra d io g ra p hy
(tegangan listrik (KVp) : 20 kilovolt, kuat arus (mA) : 13
Amper, 33 detik, FFD
langsung di atas film, bahan pengontrasBaCl2 10% lama perendaman 30 menit. Ciri benih
viabel adalah: menempati seluruh lokus
hingga sekurang-kurangnya 90% berkembang sempurna,
tidak mengalami kerusakan fisik atau tidak ditemukan
tanda-tanda adanya mikroorganisma lain sekitar
embrio, embrio tidak terimpregnasi bahan; pengontras
minimal 75 %dari .
Vegetatif : Bahan stek berupa batang atau pucuk yang ber-
umur 4 bulan. Hormon tumbuh yang digunakan
IBA 1 00 p pm ( po wd er ). Med ia b er up a tan ah +
1 arang sekam padi (1 : 1). Ditumbuhkan pada
ruangan bersuhu 27 C, Rh 90 % .
(drupe)
food processor (blender)
eT(ekposure time) : (focus film
distance):
endosperm
endosperm
8 ); 1 0) ; 11 ); 1 6)
8)
O
4);14)
1 )
17)
O 2);5);6)
18
-
5/21/2018 Atlas Benih Jilid 1
27/92
19
PencegahanHama : Untuk mencegah perkembangan jamur, waktu dan
p e ny a ki t d i si m pa n b e ni h d i ca m pu r d e ng a n
fungisida dalam bentuk tepung, misai:2,5% benomil.
Persemaian : Media semai menggunakan campuran tanah +
pasir + kompos (7 : 2 : 1) dan setiap 1 m media
diberi pupuk TSP 1 sendok makan. Ukuran polybag
10,2 x 15,2 cm. Dalam penyemaian diperlukan
naungan 50% cahaya. Bibit siap tanam setelah
berumur 3 bulan .
1) Danu. 1993. Uji Cepat Viabilitas Benih Gmelina Linn.) dengan
Tetrazolium. Laporan Uji Coba Balai Teknologi Perbenihan No.140/34.1/
03/93. Bogor.
2) Danu dan J. Tampubolon. 1993. Pengaruh Jumlah Mata Stek dan
Konsentrasi IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Batang
Linn. Laporan Uji Coba Balai Teknologi Perbenihan No.- 142/34.1/03/
93. Bogor.
3) Danu. 1996. Sekilas Informasi Budidaya Tanaman Gmelina
BalaiTeknologi Perbenihan.Bogor.
4) Erizal. 1990. Penentuan Kondisi Ruang Simpan Benin Linn.
Laporan Uji Coba BalaiTeknologi Perbenihan No.96/43.1/03/90. Bogor.
5) Iriantono, D. 1991. Pemilihan Tempat Tumbuh, Zat Pengatur Tumbuh dan
Sumber Bahan Stek Gmelina Linn). Laporan Uji CobaBalaiTeknologi Perbenihan No. 120/34.1/05/91. Bogor.
6) Iriantono, D. dan W indayani. 1993. Pembiakan Vegetatif
Linn dengan Menggunakan Rootone-F. Laporan Uji Coba Balai Teknologi
Perbenihan No. 146/34.1/03/93. Bogor.
7) Iriantono, D.; Yulianti, B. dan Nurhasybi. 1997. Berat 100 Butir, kadar Air, dan
Kriteria Kecambah Normal benih mahoni King.)
dan Tusam Jungh. et de Vriese). Standar Pengujian
Mutu Benin. Laporan Uji Coba BalaiTeknologi No: 248/DR/09/97.Bogor.
8) Komar.T.E. 1990. Penentuan Kriteria Masak Fisiologis Benin Gmelina
Linn.). Laporan UjiCoba No. 85. BTP, Bogor.
9) Lauridsen, E.B. 1986. Seed Leaflet No. 6. Danida Forest Seed
Centre, Humlebaek-Denmark.
1)
DAFTAR PUSTAKA
(Gmelina arborea
Gmelina arborea
(Gmelina arborea)
Gmelina arborea
(Gmelina arborea
Stek Gmelina arborea
(Swietenia macrophylla
(Pinus merkusii
(Gmelina
arborea
Gmelina arborea,
dan Penyakit
-
5/21/2018 Atlas Benih Jilid 1
28/92
10) Mindawati, N dan N.Rohayat 1994. Pengaruh Warna Buah
terhadap Perkecambahm dan Pertumbuhan Bibitnya. Pusat Penelitian
dan PengembanganHutan dan KonservasiAlam. Bogor.
11) Pukittayacamee, P. S. Saelim, J. Bhodthipuks. 1994. Seed Weight of Forest
Tree Species in Thailand. ASEAN Forest Tree Seed Centre Project.
Saraburi. Thailand.
12) Sprinz, P.T. 1977. Report arborea (tm) Growth Plots at Kenangan,
Yield Forescasting Plantation Growth and Yield Report, Departement of
ForestRegeneration and Research PT. ITCI, Jakarta.
13) Suhendi, H. dan A. Djapi lus. 1979. Hasil Pendahuluan Mengenai
Perkecambahan dan Pertumbuhan Danish F 407 di
Persemaian. Lembaga Penelitian Hutan.Departemen Kehutanan. Bogor.
14) Suyanto, H. dan Darman E. Purba. 1991. Penentuan Kadar Air Awal, Kondisi
Ruang Simpan dan Periode Simpan Benih arborea Linn. Laporan
Uji Coba BalaiTeknologi Perbenihan,No. 108/34.1/03/91. Bogor.
15) Wadsworth, F.H. 1997. Forest Production for Tropical America. Agriculture
Handbook 710. USDAForestService. RioPiedras.
16) Wasumanich, P. 1984. Collection and Handling of arborea Linn.
Stone in Thailand, Embryo Vol. 1, No. 1 1984, Asean - Canada Forest
Tree Seed Centre.
17) Zanzibar, M. dan Ira Rina W. Putri. 1999. Uji Cepat Viabilitas Benih
Linn. Berdasarkan Kontras Radiografi. Buletin Teknologi
Perbenihan (6): 10. BalaiTeknologi Perbenihan.Bogor.
Gmelina arborea
Gmelina
Gmelina arborea L.
Gmelina
Gmelina
Gmelina
arborea
20
-
5/21/2018 Atlas Benih Jilid 1
29/92
6. JABON ( Miq.)Anthocephalus cadamba
Oleh :
Nurhasybi dan Adang Muharam
Nama perdagangan : Jabon, Hanja, Kelampayan
Nama botanis : (Roxb) Miq.
Sinonim : (Lamk) Rich.
Famili : Rubiaceae
Umumnya musim buah masak terjadi pada bulan
Maret April.
Anthocephalus cadamba
Anthocephalus chinensis
Sebaran tumbuh : Sebagian besar Jawa Barat dan Jawa Timur,
seluruh Sumatera, Kalimantan dan Sulawesi,
Nusa Tenggara Barat dan Irian Jaya 2). Tumbuhpada ketinggian 0 1000 m dpl dengan curah
hujan kurang dari 1920 mm/tahun. Tumbuh pada
tanah ringan, berdrainase baik. Toleran terhadap
tanah asam dan berdrainase jelek tetapi bukan
pada tanah tererosi 4).
Musim buah :
Pengumpulan buah : Buah dikumpulkan dengan cara memanjat dan
memetiknya dari pohon. Buah masak dicirikan
oleh warnanya yang berubah dari hijau menjadi
21
-
5/21/2018 Atlas Benih Jilid 1
30/92
coklat muda dan daging buahnya telah lunak.
Pohon mulai berbuah pada umur 5 tahun dan
perkiraan produksi buah rata-rata per pohon berjumlah
45 buah.
Ekstraksi benih : Ektraksi benih dilakukan dengan metoda basah. Buah
yang sudah masak dimasukkan kedalam karung dan
diperam selama 1 minggu. Pemberian air terhadap
benih yang diperam dilakukan setiap hari sehingga
terjadi fermentasi/pembusukan. Setelah diperam,
buah diremas-remas/dicabik hingga menjadi lapis-
lapis kecil lalu dimasukkan kedalam bak berisi air.
Benih yang masih bercampur lendir yang terdapat di
dalam bak disaring sebanyak 3 kali lalu diremas-
remas. Air yang terdapat dalam gumpalan benih
bercampur lendir selama 2 jam, kemudian dimasukkanke dalam kain blacu dan diperas. Sebelum disaring,
dilakukan penjemuran disertai dengan terus menggaru
untuk melepaskan lendirnya. Apabila sudah kering
lendir akan menjadi debu. Benih dan kotorannya
kemudian disaring dengan cara lolos saringan 420
mikron (35 mesh) tertahan pada ukuran saringan
250 mikron (60 mesh) untuk mendapatkan benih yang
memiliki sifat fisik danfisiologik yang baik .
Penyimpanan benih : Benih Jabon masih memil iki jumlah kecambah
sebesar 314 per 0,1 gram, setelah disimpan selama
18 bulan dalam wadah kantong plastik direfrigerator .Perkecambahan : Media perkecambahan adalah campuran pasir dan
tanah halus (1 : 1), disterilisasi dengan cara digoreng
selama 2 jam. Sebelum benih ditabur, media disiram
sampai jenuh. Bak tabur ditutup dengan plastik
transparan. Setelah penyiraman pertama, penyiraman
selanjutnya dilakukan pada hari ke-7 minggu ke-
10. Setelah periode tersebut, plastik dibuka dan
dilanjutkan dengan penyiraman setiap hari sekali
dengan sprayer yang halus selama kurang lebih 1
bulan.
Pencegahan Hama : Pencegahan terhadap benih apabi la terserangPenyakit ( jamur) adalah dengan memberikan
fungisidaseperti Dithane M-45 (2 gram/liter air).
1)
3)
dan Penyakit
22
-
5/21/2018 Atlas Benih Jilid 1
31/92
23
Persemaian : Media semai yang dipergunakan : Ukuran polybag
10 x 15 cm. Media bibit adalah campuran pasir +
tanah + kompos daun (7:2:1). Pemupukan dilakukan
setelah bibit berumur 2-minggu dengan pupuk NPK
cair (5 gram/I liter air). Pemupukan dilakukan setiap
2 minggu sekali sampai bibit siap tanam pada umur
2 bulan. Dalam persemaian diperlukan shaddingnet
dengan naungan 40 %.
1) Ismed. 2000. Pengaruh Jenis Wadah Simpan dan Ruang Simpan terhadap
Viabilitas Benih Jabon (Roxb) Miq.) dalam
Penyimpanan. Skripsi Fakultas Pertanian, Universitas Nasional. Jakarta,(tidak diterbitkan).
2) Martawijaya, A. Kartasujana, I, Mandang, Y.I., Prawira S.A., dan Kadir, K.1989.
Atlas Kayu Indonesia (Jilid II). Badan Penelitian dan Pengembangan
Kehutanan. Bogor.
3) Nurhasybi. 1997. Teknik Penyimpanan Benih Jabon
LUC No. 227. BalaiTeknologi Perbenihan.Bogor.
4) Wadsworth, F.H. 1997. Forest Production for Tropical America. Agriculture
Handbook 710. USDAForest Service. RioPiedras.
DAFTAR PUSTAKA
(Anthocephalus cadamba
(Anthocephalus cadamba).
-
5/21/2018 Atlas Benih Jilid 1
32/92
24
7. JATI ( Linn.f.)Tectona grandis
Oleh :
Nurhasybi
Nama perdagangan : Jati
Namabotanis : TectonagrandisLinn.f.
Famili : Verbenaceae
Sebarantumbuh : Sebaran alami di India, Myanmar dan Thailand.
Penyebaran tanaman di Indonesia ditemukan diseluruh Jawa, Sulawesi Selatan, Sulawesi Teng-
gara, Sumbawa, Maluku dan Lampung 2).
Tumbuh pada ketinggian 0 900 m dpl dengan
curah hujan 1500 3000 m dpl. Tumbuh pada
tanah berlapisan dalam, subur, berdrainase baik,
netral. Toleran terhadap tanah padat. Jenis ini
tahan terhadap api (moderat)dan angin 5).
Musim buah : Umumnya musim buah masak terjadi pada
bulan Juli Agutus 4).
Pengumpulanbuah : Buah dikumpulkan di bawah tegakan. Benih yang
masak dicirikan oleh kulitnya yang berwarna
coklat. Kadar air benih Jati berkisar antara 10
13%, dengan berat per satuan benih 0,55 0,92
-
5/21/2018 Atlas Benih Jilid 1
33/92
gram, dan diameter benih 1,38 -1,56 cm 4). Penanaman
di Jawa oleh Perum Perhutani pada umumnya
menggunakan "benih" berukuran diameter 14 mm. Benih
yang dipergunakan yang dipergunakan sebagai bahan
penanaman sebenarnya adalah pengertian buah untuk
jenis Jati. Pohon Jati diperkirakan mulai berbuah pada
umur 7 tahun. Potensi produksi buah per pohon di Jawa
bervariasi antara 0,5 -3 kilogram. Jumlah benih per kg
1500butir .
Ekstraksi benih : Buah dijemur kurang lebih 2 hari (kadar air 10-12 %)
sampai sungkup buah terlihat kering. Buah yang telah
kering dimasukkan kedalam karung kemudian
karungnya diinjak-injak sampai sungkup buah terlepas.
Pemisahan kotoran dengan benih dilakukan dengan
menampi atau denganblower (alat pembersih benih) .
Penyimpanan : Benih Jati disimpan pada ruang simpan pada temperatur
dibawah 20C dan kelembaban relatif di bawah 60 %.
Perkecambahan : Perkecambahan benih Jati umumnya menghasilkan
daya berkecambah yang bervariasi dan cukup rendah
(30-70%) . Perlakuan pendahuluan sebelum benih
ditabur adalah dengan cara merendam benih dalam
air yang selalu diganti selama 3 hari. Media
perkecambahan yang dipergunakan adalah pasir yang
telah diayak dan dijemur/dipanaskan. Penaburan
dilakukan dengan bekas tangkai menghadap kebawah
sedalam kurang lebih 2 cm. Penyiraman dilakukanhanya apabila kondisi media kekurangan air (2-3 hari
sekali) . Cara mengecambahkan Jati di rumah kaca
dilakukan dengan menabur benihnya pada bak
kecambah dengan media campuran pasir dan tanah (1
: 1), dan ditutup dengan plastik transparan serta
disiram 9 hari sekali .
Pencegahan hama : Pencegahan terhadap benih apabi la terserang
Penyakit ( jamur) adalah dengan memberikan
fungisidaseperti Dithane M-45(2 gram/liter air).
Persemaian : Media semai yang dipergunakan adalah campur-
a n p as ir + t an ah + k om po s d au n ( 7: 2: 1) .
U ku ra n p ol yb ag 1 0 x 1 5 c m. P em up uk an
4)
1)
1);3)
1)
3)
dan penyakit
25
-
5/21/2018 Atlas Benih Jilid 1
34/92
dilakukan setelah bibit berumur 2 minggu dengan
pupuk NPK cair (5 gram/I liter air). Pemupukan
dilakukan setiap 2 minggu sekali sampai bibit siap
tanam pada umur 3 bulan. Dalam persemaian
diperlukan shadding net dengan naungan 40 %.
1) Laboratorium Teknologi Benih, Pusat Pengembangan Sumberdaya Hutan, Cepu.
1999. Manajemen Benih Jati. Duta Rimba No. 228/XXIV-Juni 1999. Perum
Perhutani. Jakarta.
2) Martawijaya, A. Kartasujana, I, Mandang, Y .I., Prawira S.A., dan Kadir, K.
1 98 9. A tl as K ay u Ind on es ia ( Ji li d 1 ). B ad an P en el it ia n d an
PengembanganKehutanan. Bogor.
3) Nurhasybi. 1996. Media, Penaburan dan Penyiraman dalam Perkecambahan
Benih Jati Buletin Teknologi Perbenihan, Vol. 3
No. 3. BalaiTeknologi Perbenihan. Bogor.
4) Nurhasybi, Pramono, A.A,. Mulyadi, Y., Mulyanto, Y., dan A. Muharam.1999.
Peta Pewilayahan Sumber Benih Jati Linn.F.). Laporan
Uji Coba No. 278. BalaiTeknologi Perbenihan.Bogor.
5) Wadsworth, F.H. 1997. Forest Production for Tropical America. Agriculture
Handbook 710. USDAForest Service. RioPiedras.
DAFTAR PUSTAKA
( L.F.).
(
Tectona grandis
Tectona grandis
26
-
5/21/2018 Atlas Benih Jilid 1
35/92
8. JELUTUNG(Dyera spp.)
Oleh :Hero Dien Pancang Kartiko dan Danu
Namaperdagangan : Jelutung
Nama botanis :
Famili : Apocynaceae
Sebarantumbuh : Jenis tanaman ini pada awalnya banyak terdapat
di Kalimantan Tengah, Kalimantan Barat, Kaliman-
tan Timur, Sumatera Barat, Sumatera Selatan,
Bengkulu, Jambi dan Aceh, tetapi pada saat ini
keadaan populasinya semakin menurun sebagai
akibat dari tingginya tingkat penebangan dan
penyadapan getah, serta rendahnya kegiatan
penanaman . Jelutung ( nama daerah di
Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan dan
Kalimantan Timur) dikenal pula sebagai pantung
di K alimant an Tengah), dan labuw ai atau
e la bu ai ( di S um at er a) . Tu mb uh b ai k d i
dataran rendah 0-100 m dpl .
Dyera spp.
10);13)
4)
10)
Musim buah : Maret - April, Agustus
27
-
5/21/2018 Atlas Benih Jilid 1
36/92
Pengumpulanbenih : Untuk memperoleh tanaman yang baik, bij i
sebaiknya dikumpulkan dari tanaman induk yang
berpenampilan baik pula, misalnya ditinjau dari
segi p ertumbuhan d an b entuk b atang .
Biji jelutung tersimpan dalam polong berukuran panjang
3 0 - 4 0 c m, d ia me te r s ek it ar 1 ,8 c m.
Dalam setiap polong terdapat 12 - 24 biji. Biji rata-rata
memiliki panjang 5,1 cm, lebar 1,2 cm, dan tebal
0,14 mm. Setiap 1 kg terdapat sekitar 20 000 butir
biji .
Pengumpulan biji dilakukan dengan pemanjatan
yang dibantu dengan pasak-pasak yang ditancap-
kan secara kuat pada batang pohon induk. Pen-
ting dicatat bahwa bila polong dibiarkan di pohon
induk sampai lewat masak, polong akan pecah
dan bijinya beterbangan (karena biji bersayap).
Dengan demikian pengumpulan biji tanpa pe-
manjatan, yaitu hanya dengan mengumpulkan
biji di lantai hutan sangat sulit dilaksanakan .
Polong-polong yang telah masak ditandai oleh
biji dan sayap yang terdapat pada polong telah
berwarna coklat .
Ekstraksi benih : Ekstraksi benih dilakukan dengan metoda basah.
Buah yang telah diunduh, kemudian dijemur
selama sepekan. Setelah kering, polong pecah dan
mengeluarkan biji yang berada di dalamnya.
Biji kemudian dibersihkan sayapnya .
Penyimpanan benih : Benih jelutung disimpan dalam wadah kedap
udara, seperti kantong plastik dalam ruang
bersuhu 18 - 20C dan kelembaban 60 - 70 %
(ruang ber-AC). Dengan cara penyimpanan
seperti ini, daya berkecambah benih diharapkan
dapat dipertahankan pada nilai 60 % selama 3
bulan .
Perkecambahan benih : Media kecambah yang digunakan dapat disesuai-
kan dengan bahan yang mudah tersedia dilapangan. Pada daerah rawa gambut, untuk
media tabur dapat digunakan campuran gambut
dan pasir (1 : 1), sedangkan pada tanah darat
5);6);12)
9)
2)
2)
2)
2)
28
-
5/21/2018 Atlas Benih Jilid 1
37/92
dapat digunakan campuran tanah dan pasir (1 : 1). Media
tabur ditempatkan di bawah naungan. Untuk keperluan
penaburan, biji direndam dalam air selama 24 jam
kemudian ditiriskan. Biji selanjutnya ditempatkan
secara merata di atas media tabur, kemudian ditutup
dengan lapisan tipis campuran gambut tanah danpasir.
Setelah 7 - 10 hari, biji mulai berkecambah, dan
penyapihan dilakukan setelah kecambah memiliki
sepasangdaun .
Pencegahan hama : Tindakan penting yangperludilakukan padabulan-bulan
pertama setelah penanaman adalah pengendalian
gulma. Pengendalian gulma dapat dilakukan dengan
pembersihan sepanjang jalurtanaman(setiap tiga bulan)
dandi sekeliling tanaman (setiap bulan) .
Gangguan penting yang mungkin terjadi setelah
penanaman adalah terjadinya serangan bercak daun
yang dapat mengganggu pertumbuhan. Penyemprotan
dengan pestisida kimia disarankan untuk tidak
dilakukan terutama di lahan rawa gambut, karena
larutan pestisida yang larut di rawa dapat mengalir ke
sungai-sungai, sehingga dapat membahayakan
manusia, ikan, dan kehidupan lain. Pengendalian gulma
yang intensif diharapkan dapat membantu pencegahan
terhadap gejala bercak daun di atas, sehingga tanaman
dapat tumbuh sehat .
Persemaian : Pada daerah rawa, mediasapih yang disarankan adalahcampuran gambut dan serbuk arang (10: 1 berdasarkan
berat). Media sapih initerbukti lebih sesuaidibandingkan
dengan lima macam media lain, yaitu gambut, gambut
+ kapur, gambut + arang + kapur, gambut + arang +
kapur + NPK-organik, dan gambut + arang + kapur +
urea + KCI . Lamanya masa pembesaran bibit di
persemaian disesuaikan dengan ukuran tanaman yang
dibutuhkan pada lokasi penanaman. Pada tanah darat,
masa pembesaran bibit 6 - 8 bulan, sedangkan
pada tanah rawa berkisar 8-18 bulan tergantung
kedalaman air rawa. Semakin dalam rawa di lokasi
penanaman semakin lama waktu yang dibutuhkan untuk
pembesaran bibit.
2);3)
7)
7)
8)
dan penyakit
29
-
5/21/2018 Atlas Benih Jilid 1
38/92
Pembiakan Vegetatif : Penting dicatat bahwa bila pengumpulan biji sukar
dilakukan, misalnya karena tidak adanya tenaga
pemanjat yang terampil, bibit dapat diperoleh dengan
cara mengumpulkan cabutan anakan alam yang
tersebar di sekitar pohon induk. Cabutan anakan alam
yang telah terkumpul ditempatkan pada media sapih
seperti tersebut di atas. Untuk menambah pilihan
dalam penyediaan bahan tanaman, bibit dapat diperoleh
melalui pembuatan stek batang (diameter 0,5 - 1,5 cm;
panjang 30 - 40 cm) dari terubusan alam. Stek dengan
perlakuan Rootone F ditanam pada campuran gambut
dan tanah lapisan atas (1 : 1), diberi sungkup plastik,
dan ditempatkan di bawah tegakan. Dengan cara ini
dapat diperoleh stek berakar sebesar 29 % setelah tiga
bulan .
1) Aminudin, I. 1995. Studi pembiakan vegetatif stek batang jelutung
Hook. F) dengan penambahan zat pengatur tumbuh rooton-F
pada media kombinasi gambut dan top soil di HTI-Trans PT Rimba Rokan
Hulu Riau.Skripsi S1, Fakultas Kehutanan, Institut Pertanian Bogor.
2) Danu dan Nurhasybi. 1998. Dari benih ke penanaman jelutung untuk hutan
tanaman rawa gambut. (1):15-19.
3) Danu. 1998. Penanganan benih jelutung MIQ).(2):81-86.
4) Heyne, K. 1987. Tumbuhan berguna Indonesia. Jilid III. Koperasi Karyawan
Departemen Kehutanan, Jakarta.
5) Iriantono, D. 1995. Genetic variance of height growth and cone production in
progeny of black spruce (Mill) BSP) in Maine. MS Thesis.
Universityof Maine, Orono,The U.S.A.
6) Kapisa, N. dan Pasaribu, R.A. 1998. Teknik budidaya jelutung spp).
(Balai Penelitian Kehutanan Pematang Siantar) 1:1-28.
7) Kartiko, H.D.P. 1999. Laporan perjalanan dinas monitoring dan evaluasi penelitian
dan pengembangan jenis ramin dan jelutung. Balai Teknologi Perbenihan,Bogor.
1)
DAFTAR PUSTAKA
(Dyera
costulata
Konifera
Tekno Benih III
BulletinTeknologi Perbenihan
(Dyera
(Picea mariana
(Dyera
polyphylla5
30
-
5/21/2018 Atlas Benih Jilid 1
39/92
8) . 1999. Menyediakan benih untuk memperbaiki mutu hutan
tanaman. 11:32.
9) . 1999. Media tumbuh pembibitan jelutung ( sp)(Balai Teknologi Reboisasi, Banjarbaru;
dalamproses penerbitan).
10) Prosea. 1994. Pepohonan Sumber Penghasil Kayu Ekonomi Utama. Ed.
Sutarno, H., Rifai, M., Nasution, R.E. Sen Pengembangan Prosea 5 (1)1.
ProseaIndonesia-Yayasan Prosea.
11) PTXyIo Indah Pratama. 1992. Pengalaman pembangunan hutan tanaman industri
jenis jelutung ( ) di Jambi. Prosiding Seminar dan Temu
Lapang Pembangunan HTI wilayah Sumatera, Balai Teknologi Reboisasi,
Palembang 29 -31 Oktober 1992.
12) Roulund, H. dan Olesen, K. 1992. Mass propagation of improved material.
Lecture Note D-7. DanidaForestSeed Centre, Humlebaek, Denmark.
13) Whitmore,T.C. 1972. Tree flora of Malaya. Volume Two.Longman, London.
Surili
et al. DyeraBulletin Teknologi Reboisasi
Dyera costulata
.
31
-
5/21/2018 Atlas Benih Jilid 1
40/92
9. MAHONI King.)(Swietenia macrophylla
Oleh :
Nurhasybi
Nama Perdagangan : MahoniNama botanis : King.Famili : Meliaceae
Sebaran Tumbuh : D ae ra h s eb ar an ny a d i s elu ru h P ula u J awa .
Sumber benih di KPH Kebonharjo (Jawa Tengah),KPH Jember dan KPH Kediri (Jawa Timur), KPH
Banten, Cianjur, Sumedang, Ciamis dan Tasik-
malaya (Jawa Barat) 5). Pada ketinggian 50-1400
m dpl dengan curah hujan 1920-4800 mm/tahun.
Tumbuh pada tanah berdrainase baik. Toleran
terhadap tanah liat danbasa 6).
Musim buah : Musim buah umumya pada bulan Juni - Juli
walaupun ada tegakan yang masih berbuah pada
bulanAgustus.
Pengumpulan B enih : B en ih d i un du h p ad a s aa t b ua h b en ar -b en ar
masak, yang dicirikan dengan warna buah coklattua keabu-abuan disertai dengan adanya bintik-
bintik putih pada hampir separuh bagian kulit
Swietenia macrophylla
32
-
5/21/2018 Atlas Benih Jilid 1
41/92
buah dan buahnya mudah dipecah, benih yang
terdapat didalamnya sudah berwama coklat tua.
Ukuran buah 9,5 cm-15,5 cm, jumlah benih perbuah
berkisar 29 hingga 58. Dalam satu kg berisi 2.300 -
2.400 benih kering tanpa sayap, sedangkan yang
bersayap dalam 1 kg berisi2000 butir .
Ekstraksi benih : Ekstraksi benih dilakukan dengan memecah buah
kemudian benih dikeluarkan. Benih dibersihkan
dengan memotong sayap benih pada bagian atas
(diusahakan tidak sampai merusak struktur bagian
dalambenih).
Penyimpanan benih : Benih mahoni termasuk jenis semi ortodok, tahan
terhadap kadar air rendah. Sebelum penyimpanan
kadar air benih diturunkan sampai 3 - 5 % dengan
cara benih dijemur selama 1 - 2 hari. Kemudian
diangin-anginkan selama 1 hari. Tidak disarankan
pengeringan dengan menggunakan oven. Dikemas
dengan cara: benih dimasukkan ke dalam wadah
kantong plastik tebal 0,4 milimeter, dipadatkan dan
diikat, kemudian dimasukkan ke dalam wadah
kaleng. Benih dapat disimpan dalam ruang ber AC,
, dan Dengan cara ini
benih dapat dipertahankan daya berkecambahnya
(sekitar 80%) sampai1 tahun .
Perkecambahan : Benih dit abur ka n d enga n c ara be rb arin g r at a
d en ga n med ia a ta u d itan am b er di ri 1 -2 c md al am me di a. Med ia y an g d ap a t d ig u na ka n
adalah pasir, tanah atau campurannya (1 : 1, 1: 2).
Kelompok benih yang baik mutunya dapat mencapai
daya berkecambah 90 - 100%. Uji viabilitas benih
secara cepat dapat menggunakan sinar-x dan
Tetrazolium (TZ). Benih viabel menurut kriteria uji
sinar-x, dicirikan dengan endosperm menempati
seluruh rongga benih, maksimal 25 % dari endosperm
teresapi oleh (BaCI) sedangkan embrio
tidak teresapi . Dengan uji TZ (0,5 % selama 2 jam),
benih viabel dicirikan apabila titik tumbuh berwarna
merah atau merah muda, kotiledon minimum 30 %
merah dan 70 % merah muda .
7)
1)
3)
2)
cold dry cold storage
contrast agent
storage .
33
-
5/21/2018 Atlas Benih Jilid 1
42/92
34
Pencegahanhama : Cendawan yang berasosiasi dengan benih penyakit
Mahoni adalah sp, sp,
sp dan sp. Pengendalian penyakit
dilakukan dengan cara pemberian benomil 50 %,
25gramdan berat totalbenih .
Persemaian : Karena kadar air benih yang sesuai untuk
penyimpanan sangat rendah (3 - 5 %), agar benih
cepat berkecambah, maka setelah disimpan benih
diusahakan disemaikan di bawah naungan berat.
Media semai menggunakan campuran tanah+ pasir+
kompos (7: 2: 1) dan setiap 1 m media diberi pupuk
TSP 1 sendok makan. Ukuran polybag 10 x 15 cm.
Bibit siap tanam setelah berumur 3 bulan.
1) Erizal. 1990. Penentuan Kadar Air Awal dan Kondisi Ruang Simpan Benih
i King). LUC No.82. Balai Teknologi
Perbenihan.Bogor. (tidak diterbitkan).
2) . 1991. Uji Cepat Viabil itas Benih dengan Tetrazolium untuk Jenis
Mahoni King). LUC No. 93. Balai Teknologi
Perbenihan.Bogor. (tidak diterbitkan).
3) Kusuma, I.D. dan Iriantono, D. 1991. Uji Cepat Viabilitas Mahoni
King) dengan Kontras Radiografi. LUC No. 83. Balai Teknologi
Perbenihan.Bogor. (tidak diterbitkan).4) Mulyanto, H. 1988. Pengaruh Kondisi dan Lama Penyimpanan Benih Mahoni
King) terhadap Daya Berkecambah dan
Perkembangan Cendawan Terbawa Benih. Skripsi Sarjana Fakultas
Kehutanan IPB. Bogor.
5) Nurhasybi dan Pramono, A.A. 1998. Peta Pewilayahan Sumber Benih Mahoni
King) dan Sengon
Fosberg) di Jawa. Prosiding Ekspose Hasil Penelitian dan Pengembangan
Teknologi Perbenihan Kehutanan. Buletin Teknologi Perbenihan Vo. 5
No.2 Hal. 25 - 41. Balai Teknologi Perbenihan. Bogor.
6) Wadsworth, F.H. 1997. Forest Production for Tropical America. Agriculture
Handbook 710. USDAForest Service. RioPiedras.7) Zanzibar, M dan Triswanto, A. 1988. Potensi Produksi dan Mutu Benih Mahoni
King). LUC No. 38. Balai Teknologi Perbenihan.
Bogor. (tidak diterbitkan).
Aspergillus
Curvularia
(Swietenia macrophylfa
(Swietenia macrophylia
(Swietenia
macrophylia
(Swietenia macrophylia
(Swietenia macrophylia (Paraserianthes falcataria
(Swietenia macrophylla
Botryodiplodia
Fusarin
4)
DAFTAR PUSTAKA
Mahon
dan penyakit
-
5/21/2018 Atlas Benih Jilid 1
43/92
10. LEDA (Eucalyptus deglupta Blume)
Oleh :
Dede J. Sudrajat dan M. Zanzibar
Nama p erdagangan : Leda .
Nama botanis : Blume
Sinonim : F. Muell.
Famili : Myrtaceae
Sebaran Gambut : merupakan tanaman asli Indonesia
yang secara alami tersebar di Sulawesi, Maluku
dan Irian Jaya. Tumbuh pada ketinggian 0-1800
m d pl d en ga n c ur ah h uj an 2 40 0- 60 00 m m/
tahun. Tumbuh pada tanah berlapisan dalam,
drainase baik. Toleran terhadap tanah asam dan
drainase buruk 5).
Musim buah : Mu s i m b u a h b e r va r ia n s i w a k t un y a . P a d a
u mumny a k er u cu t s ia p d iu nd uh p ad a b ul an
Juni - Juli, namun di beberapa daerah, musim
b ua h j at uh p ad a b ul an J an ua ri d an M ei
( Ke na ng an , K al ti m) d an A pr il ( Ko ma ra d an
Borisallo, Sulsel) 9).
Eucalyptus deglupta
Eucalyptus naudiniana
E. deglupta
35
-
5/21/2018 Atlas Benih Jilid 1
44/92
36
Pengumpulan buah : Pengunduhan dilakukan terhadap kerucut yang
berwarna hijau kecoklatan . Pengunduhan harus
dilakukan tepat waktu, karena apabila kerucut telah
berwarna coklat tua, selain telah melampaui waktu
masak fisiologis, kondisi kerucut sudah merekah dan
tidak berisibenih lagi.
Ekstraksi benih : E ks tr ak si d il ak uk an d en ga n m et od a b as ah .
Ekstraksi dengan cara penjemuran (sinar matahari)
sampai kerucut merekah ( 3 hari) atau dapat
dilakukan dengan = 400 selama 24
jam). Pada saat kerucut merekah benih akan keluar
dengan sendirinya. Benih berukuran sangat kecil
berbentuk serbuk dan pembersihannya dapat
dilakukan dengan cara penyaringan. Benih dianggap
bersih bila lolos dari ayakan 600 mikrometer dantertahan ayakan berukuran 300 mikrometer .
Kemurnian benih juga dipengaruhi oleh kadar air,
makin rendah kadar air benih makin tinggi tingkat
kemurnian benih . Rata-rata jumlah benih setiap 0,1
gram pada kadar air 8% adalah 1.257 butir .
Perkecambahan : Media yang dapat digunakan untuk perkecambahan
adalah campuran tanah dan pasir (1:1).
Benih dapat langsung ditaburkan tanpa melalui
perlakuan pendahuluan. Proses perkecambahannya
membutuhkan kelembaban dan suhu yang cukup
tinggi ( 350 C). Untuk mempertahankan suhu
p er ke ca mb ah an a ga r tetap t in gg i mak a b akkecambah ditutup dengan plastik transparan. Metode
dan media uji yang tepat bagi perkecambahan benih
di laboratorium adalah metode Uji Antar
6)
7)
4)
3)
O
fruit drier (t
E. deglupta
E. deglupta
O
O
2)
C
Penyimpanan b enih : B enih termasuk jenis benih semi ortodoks
yang akan tahan disimpan pada kadar air dan suhu
rendah. Benih yang akan disimpan diturunkan dulu
kadar airnya (pengeringan dengan seed drier pada
suhu 40C selama 4 jam). Benih dapat
disimpan pada kadar air 6-10%. Pada ruang dingin(suhu 50 C) viabilitas benih dapat dipertahankan
sampai 18 bulan, sedangkan pada deep freezer (suhu
- 150 C) viabilitas benih dapat dipertahankan sampai
85 bulan .
E. deglupta
E. deglupta
-
5/21/2018 Atlas Benih Jilid 1
45/92
Kertas (UAK) dengan media kertas merang atau
kertas tower 8). Contoh benih untuk pengujian di
Laboratorium adalah 0,1 gram dengan kriteria
kecambah normal apabila kotiledon telah terbuka
sempurna selama2 minggu .
sampai merata .
setelah berumur 3 bulan .
Pembiakan vegetatif dapat dilakukandengan cara stek dengan menggunakan media pasir
atau serabut kelapa. Pemberian IBA 200 - 400 ppm
dapat mempercepat pembentukan akar. Stek pucuk
memberikan hasil yang terbaik dibandingkan stek
dari bagiantanaman lainnya .
3)
10)
10)
1)
Pecegahanhama : Cendawan yang dapat menginfeksi benih
d i a n ta r an y a a d a l a h
dan
dan merupakan cendawan
yang berpotensi sebagai cendawan penyimpanan.
Serangan cendawan secara efektif dapat ditekan
dengan menggunakan perlakuan pembekuan (t =
-150 C)+ Benomil 5% + Streptomycin 5%. Cara
penambahan bahan kimia tersebut dilakukan dengan
menghamparkan benih di atas kantong plastik, lalubahan kimia ditambahkan secara bertahap hingga
mencapai takaran yang telah ditentukan dan diaduk
Persemaiandan : Penyapihan dilakukan setelah semai berumur 3 - 4
minggu. Media yang digunakan untuk semai .
adalah campuran tanah + pasir + kompos
(7: 2: 1). Polybag yang digunakan berukuran 10,2 x
15,2 cm. Bibit memerlukan naungan dengan
intensitas cahaya 50 % dan siap ditanam di lapangan
E.deglupta
P e n i c il l i u m, P e s ta l ot i a ,
Asp erg ill us, Cla dos por ium Bat riyad ipl odia.
Penicill ium Aspergil lus
E
deglupta
E. deglupta
dan penyakit
Pembiakan Vegetatif
37
-
5/21/2018 Atlas Benih Jilid 1
46/92
DAFTAR PUSTAKA
1) Danu. 1994. Pemilihan Media dan Ruang Tumbuh untuk Pertumbuhan StekBlume. LUC No. 159. Balai Teknologi Perbenihan.
Badan Penelitian dan Pengembangan Kehutanan. Bogor.
2) Doran, J. C., J. W. Turnbull and E. M. Kariuki. 1987. Effects of Storage
Conditiones on Germination of Five Tropical Tree Species. Proceeding
of The International Symposium on Forest Seed Problem in Africa. Harare.
Zimbabwe.
3) Iri an to no . D . 1 99 7. S ta nd ar is as i P en gu ji an d an Mutu B en ih L ed a
LUC No. 270. Balai Teknologi Perbenihan. Badan
Penelitian dan Pengembangan Kehutanan. Bogor.
4) Komar, E. T., 1994. Penentuan Kadar Air Benih Leda
Blume). LUC No. 153. Balai Teknologi Perbenihan. Badan Penelitian dan
Pengembangan Kehutanan. Bogor. 5) Wadsworth, F.H. 1997. Forest
Production for Tropical America. Agriculture Handbook 710. USDA
ForestService. RioPiedras.
6) Yafid, B. 1993. Karakteristik Masak Fisiologis Buah Leda
Blume). LUC No. 137. Balai Teknologi Perbenihan. Badan Penelitian
dan Pengembangan Kehutanan. Bogor.
7) Zanzibar, M. 1990. Penentuan Ukuran Ayakan untuk Pembersihan Benih
Leda Blume). LUC No. 78. Balai Teknologi
Perbenihan. Badan Penelitian dan PengembanganKehutanan. Bogor.
8) . 1992. Pemilihan Metode dan Media Uji Perkecambahan BenihLeda Blume). Buletin Perbenihan Kehutanan. Vol.
1 N o. 1 . B al ai Te kn ol og i P er be ni ha n. B ad an P en el it ia n d an
PengembanganKehutanan. Bogor.
9) . 1994. Identifikasi Sumber Benih Jenis Leda
Blume) di Sulawesi Selatan. LUC No. 150. Balai Teknologi Perbenihan.
Badan Penelitian dan Pengembangan Kehutanan. Bogor
10) dan Hessy Hindarsih. 1996. Identifikasi dan Metode Pengendalian
Penyakit pada Benih Blume. Buletin Teknologi
Perbenihan. Vol. 3 No. 2. BalaiTeknologi Perbenihan.Bogor.
Eucalyptus deglupta
(Eucalyptus deglupta).
(Eucalyptus deglupta
(Eucalyptus deglupta
(Eucalyptus deglupta
(Eucalyptus deglupta
(Eucalyptus deglupta
Eucalyptus deglupta
38
-
5/21/2018 Atlas Benih Jilid 1
47/92
11. MANGIUM Willd.)(Acacia mangium
Oleh :
Nurhasybi
Nama Perdagangan : MangiumNama botanis : Willd.Famili : Leguminosae
Sebaran Tumbuh : Seb ara n a la minya di I rian J aya dan Kepu la uanMaluku 1). Sumber benih terdapat di Subanjeriji
(Sumatera Selatan), Bogor, Banten dan Purwakarta
(Jawa Barat). Tumbuh pada ketinggian 500 1200 m
dpl dengan curah hujan di atas 1920 mm/tahun.
Tumbuh pada tanah subur berpasir. Toleran ter-
hadap tanah asam, miskinhara dan drainase jelek 4).
Musimb uah : Musimb uah u mumnya p ada b ulan J uli - Agustus.
Pengumpulan Benih : Buah (polong) yang masak berwarna coklat. Jumlah
benih per 1 kgadalah 98.000 butir 3).
Ekstraksi Benih : Ekstraksi dengan cara polong dijemur selama 1 hari,
kemudian dimasukkan ke dalam karung dan dipukul-
pukul dengan memakai kayu hingga polongnya
hancur. Benih dipisahkan dari kotorannya dengan
Acacia mangium
39
-
5/21/2018 Atlas Benih Jilid 1
48/92
ditampi. Funikelnya dihi langkan dengan cara
menjemur benih selama 1- 2 hari, kemudian funikelnya
dihilangkan secara manual. Seleksi/sortasi benih
dapat dilakukan dengan menggunakan
Penyimpananbenih : Disimpanpadakadar air rendah(5 - 8 %). Pengeringan
benih dengan cara dijemur selama 2 hari. Dikemas
dalam wadah kedap (plastik dimasukkan dalam
kaleng). Ruang simpan yang digunakan adalah ruang
kamar, ber AC atau DCS. Dengan cara ini viabilitas
benih dapat dipertahankan selama kurang lebih 3
tahun.
Perkecambahan : Media berupa campuran pasir tanah (1 : 1). Perlakuan
pendahuluan dengan cara direndam dengan air
mendidih kemudian dibiarkan dingin selama 24 jam.
Pencangkokan cabang primer dapat dipergunakan
untuk membangun kebun benih klonal, tetapi tidak
sebagai teknik perbanyakan tanaman secara
vegetatif. Cabang primer yang dipilih berukuran
diameter 2 - 3 cm dan terletak kira-kira 1/3 kanopi
(tajuk). Pencangkokan dilakukan pada cabang yang
terletak 20 -30 cm dari pangkal cabang dan dikupas
sepanjang 10 cm. Bagian cabang yang dikupas
ditutup dengan sabut kelapa steril yang sudah diberi
air hingga lembab, setelah itu dibungkus plastik
bening dan kedua bagian ujung plastik diikat dengan
tali rafia .
Pencegahan h ama : U ntuk men ce ga h pe rk emba ng an j amur, w ak tu
disimpan benih dicampur dengan fungisida dalam
bentuk tepung. Misal: benomil.
Persemaian : Media semai menggunakan campuran tanah + pasir +
kompos (7 : 2 : 1) dan setiap 1 m media diberi
pupuk TSP 1 sendok makan. Ukuran polybag 10,2 x
15,2 cm. Dalam penyemaian diperlukan naungan 50%
cahaya. Bibit siap tanam setelah berumur 3 bulan.
seed
table.
gravity
1)
dan penyakit
40
-
5/21/2018 Atlas Benih Jilid 1
49/92
41
DAFTAR PUSTAKA
1) Bramasto, Y. 1998. Pembuatan Cangkok dalam Rangka Penyiapan KebunBenih Klon Willd. Buletin Teknologi Perbenihan Vol. 5
No. 2. BalaiTeknologi Perbenihan.Bogor.
2) Martawijaya, A. Kartasujana, I, Mandang, Y.I., Prawira S.A., dan Kadir, K.
1 98 9. A tl as K ay u Ind on es ia ( Ji li d 1 ). B ad an P en el it ia n d an
Pengembangan Kehutanan. Bogor.
3) Pukittayacamee, P., Saelim, S. dan J. Bhodthipuks. 1994. Seed Weight of
Forest Tree Species in Thailand. ASEAN Forest Tree Seed Project.
Muaklek, Saraburi, Thailand.
4) Wadsworth, F.H. 1997. Forest Production for Tropical America. Agriculture
Handbook 710. USDAForest Service. RioPiedras.
Acacia mangium
-
5/21/2018 Atlas Benih Jilid 1
50/92
12. MERANTI TEMBAGA MIQ)(Shorea leprosula
Oleh :
Dida Syamsuwida
Namaperdagangan : Meranti merah
Nama ilmiah : MIQ.
Famili : Dipterocarpaceae 3).
Pembungaan terjadi pada bulan Juli - September,
buah masak pada bulan Desember - Maret. Jumlah
bunga per pohon 63.000 4.000.000 bunga. Jumlah
buah per pohon antara 30.000 249.000 buah, yang
berhasil masak antara 5.000 11.400 buah 2).
Pengumpulan benih : Buah masak ditandai dengan warna sayap dan
kecoklatan, biasanya 3 - 4 minggu sebelum buah
jatuh. Buah diunduh dengan cara dipanjat kemudian
dahan digoyang sehingga buah jatuh dengan
sendirinya dan di bawah pohon diberi hamparan
plastik untuk menampung buah/benih. Jumlahbenih
Shorea leprosula
Sebaran tumbuh : Daerah penyebaran di Sumatera dan Kalimantan,
tumbuh dalam hutan primer dengan ketinggian
antara 5 800 m dpl. Sumber benih di Jawa ter-dapat di Kebun Percobaan Haurbentes dan Carita,
Jawa Barat.
Musim buah :
calyx
42
-
5/21/2018 Atlas Benih Jilid 1
51/92
berkisar antara 1900-2268 benih per kg .
Ekstraksi b enih : Ter masu k e kst raksi bas ah d iman a b uah has il
pengumpulan langsung diekstraksi dengan caramemotong sayap tanpa dilakukan pengeringan.
Ekstraksi dilaksanakan di tempat teduh. Seleksi benih
dilakukan dengan cara memilih langsung benih yang
kelihatan sehat, tidak ada tanda serangan ulat seta
berukuran relatif sama.
Penyimpanan b enih : Benih S. termasuk kelompok rekalsitran,
dimana kadar air benih segar > 40 % mempunyai daya
kecambah 100 %. Benih yang akan disimpan
dimasukkan ke dalam wadah simpan berupa kantong
blacu tertutup yang diberi media sebuk arang sedikit
lembab dan diletakan pada ruangan ber-AC dengan suhu
18-21 C. Kondisi ini dapat mempertahankan viabilitasbenih hingga 4 minggu dengan daya berkecambah rata-
rata45% dan kadar air 29-35 .
Perkecambahan : Media tabur berupa campuran pasir dan tanah (1 : 1)
dimasukkan ke dalam bak kecambah ukuran 40 x 30
cm yang dapat menampung 100 benih. Benih
dibenamkan dalam media sedalam 3/4 bagian tubuh
benih dengan posisi bagian bekas tangkai buah
menghadap ke atas. Bak kecambah sebaiknya
diletakkan di bawah naungan. Kecambah siap sapih
setelah berumur 28 - 30hari.
Pembibitan : Bibit hasil sapihan dan benih dapat dipindahkan ke
lapangan setelah mencapai tinggi 20 - 25 cm yang
memerlukan waktu 3- 4 bulan. Pengadaan bibit dapat
mempergunakan anakan daripermudaan alam dengan
cara putaran atau cabutan. Waktu yang diperlukan
untuk sistem cabutan sampai bibit siap tanam 4 - 5
minggu setelah pencabutan. Ukuran tinggi anakan
dibawah 20 cm atau berdaun 2 - 5 helai. Penyapihan
dilakukan di persemaian minimal 30 hari di bawah
naungan plastik. Persentase hidup tanaman di
pesemaian dapat mencapai 98% . Pembiakan dengan
carastek pucuk dapat dilakukan dengan menggunakan
media campuran perlite: gambut:vermiculite (1:1:1) di
bawah kondisi kelembaban > 95 % dan temperatur