atas (automatic toilet airbrush system
TRANSCRIPT
7/22/2019 ATAS (Automatic Toilet Airbrush System
http://slidepdf.com/reader/full/atas-automatic-toilet-airbrush-system 1/30
LAPORAN PENELITIAN
REKAYASA PERANGKAT LUNAK
“AUTOMATIC TOILET AIRBRUSH SYSTEM (ATAS)”
Disusun guna memenuhi tugas akhir semester mata kuliah Rekayasa Perangkat Lunak
Dosen.
Gema Rullyana,S.Pd. M.IKom
Daftar Penyusun :
Nama NIM
Fikriawan Hasli 06 317 1111 027
Ramli Abdul Aziz 06 317 1111 012
PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN INFORMASI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUKABUMI 2013
Jl. Raya Syamsyudin, SH. No. 50 Kota Sukabumi 43113Telepon (0266) 218342, 218345 Faximili (0266) 218342
Webisite : http://www.ummi.ac.id; Email: [email protected]
7/22/2019 ATAS (Automatic Toilet Airbrush System
http://slidepdf.com/reader/full/atas-automatic-toilet-airbrush-system 2/30
i | P a g e
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahirabbil A’lamin, Puji syukur penyusun pajaktkan kepada
Allah Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat serta Inayah-Nya sehingga
Laporan penelitian yang berjudul “Automatic Toilet Airbrush System” ini
dapat diselesaikan. Tak lupa salawat serta salam semoga terus tercurah limpah
kepada Nabi Muhammad SAW, keluarganya, saudaranya, serta umat nya hinnga
akhir zaman, Amiin Ya Rabbal A’lamin
Laporan ini disusun sebagai hasil dari penelitian pembangunan perangkat
lunak yang merupakan bagian dari kegiatan akhir perkuliahan mata kuliah
Rancangan Perangkat Lunak yang mana tidak lain merupakan tugas akhir
semester IV untuk mata kuliah tersebut pula.
Perangkat yang diciptakan untuk mempermudah manusia dalam
melaksanakan pekerjaannya, begitulah definisi umum mengenai Teknologi.
Begitu pula tujuan utama dari pembentukan perangkat lunak ini yang tak lain
diperuntukkan agar kepraktisan dapat selalu mengiringi seluruh bagian kehidupan
manusia mulai dari hal – hal yang bersifat mendasar.
Penyusun berharap semoga makalah ini kelak dapat memberi manfaat bagi
penyusun pada khususnya serta bagi para pembaca pada umumnya dan dapat
dipertimbangkan untuk diaplikasikan manfaatnya pada kehidupan sehari-hari.
Penyusun
10 Juli 2013
7/22/2019 ATAS (Automatic Toilet Airbrush System
http://slidepdf.com/reader/full/atas-automatic-toilet-airbrush-system 3/30
ii | P a g e
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ...……………………....………………………... i
DAFTAR ISI ..……......…………………………………………………. ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang..................…………………….……………………… 1
B. Rumusan Masalah ….…………..................………………………….. 2
C. Batasan Masalah.........………………………………………………… 2
D. Tujuan Dan Manfaat ………………….......................…………………2
E. Metode Penelitian.................................................................................... 3
BAB II LANDASAN TEORI
A. Pengertian Toilet…………............................................………………. 5
B. Standarisasi Toilet Indonesia.. …………..…………….......................... 5
C. Pengertian Sistem......................…………..…………..………............. 6
D. Diagram Flow.….........…………..……….......…………..………….... 7
E. Data Flow Diagram..........…………..……….........…………..………...8
F. Entity Relation Diagram..........…………..………..........………….........9
G. Model – Model Perangkat Lunak ..........…………..………...........……10
H. Model PL yang Digunakan Penulis..........…………..………................. 21
BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM
A. Use Case …………..………..………….…………………………...... 22
B. Model Sistem…………..………..………….……………………..….. 22
C. Flowchart diagram…………..………..………….……......….……..... 24
D. Entity Relation Diagram…………..………..………….…………....... 25
BAB IV PENUTUP
Kesimpulan …………..………..………….……………………..…………27
7/22/2019 ATAS (Automatic Toilet Airbrush System
http://slidepdf.com/reader/full/atas-automatic-toilet-airbrush-system 4/30
1 | P a g e
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi pada zaman ini sangatlah
cepat, sebut saja salah satunya yaitu Komputer, atau kadang kita dengar dalam
berbagai istilah lain yaitu Personal Computer, Netebook, Netbook dan yang
terbaru Ultrabook. yang mana merupakan suatu sistem kompleks yang dapat
memadukan antara pemasukan data ke dalamnya (Input) kemudian memproses
data di dalamnya (Process) hingga dapat menhasilkan pengeluaran yang bervariasi
bentuknya (Output) ataupun sekedar untuk disimpan di dalam Hardware komputer
itu sendiri (Storage-Memory).
Akan tetapi seiring berkembangnya zaman pula, komputer dituntut untuk
bisa sedemikian mudah digunakan agar waktu para pengguna (Brainware) dapat
terpakai dengan seefisien mungkin. Oleh karena itu, semakin hari semakin banyak
produk komputerisasi yang dipadukan dengan perangkat kehidupan sehari – hari
agar semakin memberikan kenyamanan serta kemudahan bagi para pengguna.
Perpaduan ini sudahlah sangat memasyarakat, sebut saja Automatic Car
serta Automatic rice Cooker yang mana keduanya mengintegrasikan kepraktisan
dalam penggunaan perangkat penunjang kehidupan manusia dengan kenyamanan
dalam penggunaannya.
Tapi tak dapat dipungkiri, terkadang segala kemudahan yang telah
diciptakan belum memenuhi harapan kepraktisan sesuai dengan yang diinginkan
oleh umat manusia, banyak hal yang seharusnya bisa diminimalisir
pelaksanaannya tetapi tetap saja memakan banyak waktu yang memang sangat
berharga.
Melihat realitas diatas inilah kemudian penulis merasa perlu untuk
membuat sebuah sistem yang memadukan antara komputerisasi dalam bentuk
hardware dan software kedalam kebutuhan mendasar manusia yaitu penggunaan
akan “Toilet” yang dapat mempermudah penguna agar dapat melakukan beberapa
hal sekaligus ketika berada di dalamnya.
7/22/2019 ATAS (Automatic Toilet Airbrush System
http://slidepdf.com/reader/full/atas-automatic-toilet-airbrush-system 5/30
2 | P a g e
Dengan adanya sistem ini diharapkan dapat mengefisienkan serta
mentepat-gunakan waktu penggunaan toilet yang dapat sekaligus berfungsi
sebagai waktu relaksasi maupun untuk melakukan berbagai pekerjaan yang
dianggap sangat penting seperti bekerja secara online, meeting dadakan via
intercom, atau bahkan mengoprasikan kendaraan jarak jauh.
B. Rumusan Masalah
Dari uraian masalah tersebut diatas, maka didapatkan rumusan
permasalahan sebagai berikut: Bagaimana menciptakan sistem Toilet yang
praktis, tidak memakan tenaga serta efisien dalam penggunaan waktu ?
C. Batasan Masalah
Untuk menghindari pembahasan masalah yang terlalu luas sehingga inti
masalah menjadi kabur, maka penulis membatasi masalah pada:
1. Sistem mendasar penggunaan Toilet harian serta dadakan agar penggunaan
toilet dapat terjadwal dengan baik.
2. Untuk mempermudah pengguna yang sibuk melakukan aktivitas lain ketika
berada di dalam toilet
3. Memproses secara efisien Kotoran yang dikeluarkan oleh manusia agar
kebersihan dan kesehatan toilet dapat selalu terjaga.
D. Tujuan dan Manfaat
Tujuan yang penulis ingin capai dari penelitian mengenai sistem Toilet ini
adalah :
a. Tujuan Umum
Merancang sebuah sistem yang akan memudahkan penggunaan Toilet bagi
masyarakat umum.
b. Tujuan Khusus
Dengan adanya sistem ini diharapkan Aktivitas ataupun waktu bersantai tidak
akan terganggu karena harus menggunakan toilet.
7/22/2019 ATAS (Automatic Toilet Airbrush System
http://slidepdf.com/reader/full/atas-automatic-toilet-airbrush-system 6/30
3 | P a g e
Adapun manfaat atau kegunaan yang dakan iperoleh melalui penulisan
Tugas Akhir ini adalah:
a. Bagi Penulis
Sebagai penjabaran niat dan tujuan ikhlas mempermudah kehidupan
halayak ramai serta sebagai bagian dari elaborasi potensi pemikiran penulis.
b. Bagi Objek Penelitian
1. Meningkatkan kerja toilet dan kebersediaan masyarakat untuk
menggunakannya.
2. Mengembalikan citra toilet bukan hanya sebagai tempat kotor dan menjijikkan
namun juga sebagai tempat relaksasi yang mendasar bagi kenyaman
masyarakat.
c. Bagi rekan Mahasiswa
Semoga penelitian ini akan merangsang rekan mahasiswa yang
membacanya untuk terus yakin bahwa keinginan yang tidak sesuai dengan
keadaan tidak menjadi penghalang untuk melakukan hal hal yang istimewa, begitu
pula dengan penjabaran ide, jangan sampai memutuskan diri tidak berguna tanpa
berusaha mengelaborasikan ide yang muncul walaupun hal tersebut tampak tidak
meyakinkan.
E. Metode Penelitian
Dalam penulisan tugas akhir ini terutama dalam hal teknik mengumpulkan
data. Metode yang digunakan oleh penulis adalah:
1. Observasi
Mengadakan pengamatan dan pencatatan secara sisitematis fenomena-
fenomena yang diselidiki terhadap kondisi toilet, sehingga dapat dilihat
kebutuhan aplikasi yang diinginkan serta pemberian fasilitas yang seharusnya
terpasang pada objek penelitian.
2. InterviewDengan melakukan tanya jawab pada masyarakat mengenai kriteria tok=ilet
masa depan yang sangat ingin mereka gunaka demi kenyamanan dan peng-
efisienan waktu bekerja maupun bersantai.
3. Analisis Sistem
7/22/2019 ATAS (Automatic Toilet Airbrush System
http://slidepdf.com/reader/full/atas-automatic-toilet-airbrush-system 7/30
4 | P a g e
Analisis terhadap permasalahan untuka mengetahui kebutuhan serangkaian
kegiatan dan teknik yang diperlukan serta menentukan batasan-batasan sistem,
sehingga dapat menentukan cara yang paling efektif dalam menyelesaikan
masalah, dan akan memberikan solusi istem yang terkait.
4. Studi Literatur
Metode yang digunakan untuk mengumpulkan bahan-bahan dari berbagai
buku atau referensi yang berhubungan dengan permasalahan untuk
mendukung teori-teori maupun yang akan digunakan dalam membuat
perencanaan dan perancangan sistem yang akan dikerjakan dalam penyusunan
tugas akhir ini.
5. Perancangan Sistem
Tahap untuk pendefinisian dari kebutuhan fungsional dan persiapan rancang
bangun implementasi serta menggambarkan bagaimana suatu sistem yang baik
dibentuk.
6. Implementasi
Pengimplementasian akan dilakukan ketika penulis telah menguasai
penggunaan berbagai macam sofware pembentuk aplikasi dan juga setelah
keterbatasan dana serta peralatan teratasi (Untuk laporan tugas akhir ini
penulis hanya akan sampai kedalam tahapan perancangan sistem)
7/22/2019 ATAS (Automatic Toilet Airbrush System
http://slidepdf.com/reader/full/atas-automatic-toilet-airbrush-system 8/30
5 | P a g e
BAB II
LANDASAN TEORI
Untuk memecahkan suatu masalah, pasti akan dibutuhkan referensi yang tepat dan
mendasar agar masalah dapat dipecahkan dengan cara yang baik dan tidak banyak membuang
waktu. Begitu pula dalam pembuatan suatu siste program, dibutukan landasan yang kuat agar
program yang dibuat tidak menyalahi aturan pembuatan program sehingga meminimalisir
terjadinya trial and error ataupun ketidaksesuaian hasil sistem dengan kebutuhan awal.
A. Pengertian Toilet
Toilet atau Kloset atau WC (bahasa Inggris: water closet ) adalah perlengkapan rumah
yang kegunaan utamanya sebagai tempat pembuangan kotoran , yaitu air seni dan feses.
Istilah toilet maupun WC dapat digunakan untuk mengacu pada perlengkapan tersebut
maupun ruangan tempat perlengkapan tersebut berada. Istilah kamar kecil biasanya
digunakan dalam bahasa Indonesia untuk memperhalus penyebutan tempat tersebut.
B. Standarisasi Toilet Indonesia
1. Persyaratan Ruang :
Ruang untuk buang air besar (WC)
P = 80-90 cm, L = 150-160 cm, T = 220-240 cm
Ruang untuk buang air kecil (Urinoir)
L = 70-80 cm, T = 40-45 cm
2. Sirkulasi Udara :
Mempunyai kelembaban 40 - 50 %, dengan taraf pergantian udara yang baik yaitu
mencapai angka 15 air-change per jam (dengan suhu normal toilet 20-27 derajat celcius)
Pencahayaan :
Sistem pencahayaan toilet umum dapat menggunakan pencahayaan alami dan
pencahayaan buatan. Iluminasi standar 100 - 200 lux.
Konstruksi Bangunan :
-Lantai, kemiringan minimum lantai 1 % dari panjang atau lebar lantai.
7/22/2019 ATAS (Automatic Toilet Airbrush System
http://slidepdf.com/reader/full/atas-automatic-toilet-airbrush-system 9/30
6 | P a g e
- Dinding, ubin keramik yang dipasang sebagai pelapis dinding, gysum tahan air atau
bata dengan lapisan tahan air.
- Langit-langit, terbuat dari lembaran yang cukup kaku dan rangka yang kuat sehingga
memudahkan perawatan dan tidak kotor.
C. Pengertian Sistem
Sistem adalah suatu kinerja yang tediri dari berbagai prosedur yang saling
berhubungan dan merupakan satu kesatuan yang secara bersama-sama melaksanakan suatu
kegiatan untuk mencapai suatu tujuan atau sasaran yang telah ditentukan sebelumnya
Dengan demikian sistem sistem dapat diartikan sebagai :
1. Tahap setelah analisis dari siklus pengembangan sistem;
2. Pendefinisian dari kebutuhan-kebutuhan fungsional;
3. Persiapan untuk rancang bangun implementasi;
4. Menggambarkan bagaimana suatu sistem dibentuk;
5. Berupa penggambaran, perencanaan dan pembuatan sketsa atau pengaturan dari beberapa
elemen yang terpisah ke dalam satu kesatuan yang utuh dan berfungsi;
6. Termasuk menyangkut mengkonfigurasi dari komponen-komponen perangkat lunak dan
perangkat keras dari suatu sistem.
Pada dasarnya, sistem adalah sekumpulan elemen yang saling terkait atau terpadu
yang dimaksudkan untuk mencapai suatu tujuan. Sebagai gambaran, jika dalam sebuah
sistem terdapat elemen yang tidak memberikan manfaat dalam mencapai tujuan yang sama,
maka elemen tersebut dapat dipastikan bukanlah bagian dari sistem.
Ada beberapa elemen yang membentuk sebuah sistem yang terdiri dari masukan,
keluaran, dan proses. Seperti gambar 2.1.
Gambar 2.1 Model Umum Sistem
Masukan (input ) sistem adalah segala sesuatu yang masuk ke dalam sistem dan
selanjutnya menjadi bahan untuk diproses. Masukan dapat berupa hal-hal berwujud (tampak
secara fisik) maupun yang tidak tampak. Proses merupakan bagian yang melakukan
perubahan atau transformasi dari masukan menjadi keluaran yang berguna. Keluaran (output )
merupakan hasil dari pemrosesan.
Masukan Keluaran Proses
7/22/2019 ATAS (Automatic Toilet Airbrush System
http://slidepdf.com/reader/full/atas-automatic-toilet-airbrush-system 10/30
7 | P a g e
D. Sistem Flow
System Flow chart (bagan alir sistem) berbeda dengan Program Flow chart (bagan
alir program). Program flow chart sifatnya lebih terperinci tentang langkah-langkah proses di
dalam program dari awal sampai akhir. Sistem flow chart hanya mengubah arus data dari
suatu sistem.
System Flow merupakan bagan yang menunjukkan arus pekerjaan secara keseluruhan
dari sistem. Bagan alir sistem dapat digambarkan dengan menggunakan simbol-simbol
standar yang telah ditetapkan. Simbol-simbol yang digunakan pada System Flow chart ada
yang sama dan ada yang berbeda dengan simbol-simbol yang digunakan pada Program Flow
chart . (Jogiyanto, 2005:749) Simbol-simbol yang dipakai dalam System Flow chart antara
lain :
Simbol awal dan akhir
Menunjukkan proses awal dan akhir
Simbol keyboard
Menunjukkan input menggunakan keyboard
Simbol dokumen
Menunjukkan dokumen input baik bentuk manual atau secara
komputerisasi
Simbol decision
Untuk membuat keputusan pada sebuah kondisi didalam program
Simbol input /output
Menunjukkan untuk input data atau output data
Simbol multi dokumen
Menunjukkan banyak dokumen yang diinput kan
Simbol arsip manual
Digunakan untuk arsip data
7/22/2019 ATAS (Automatic Toilet Airbrush System
http://slidepdf.com/reader/full/atas-automatic-toilet-airbrush-system 11/30
8 | P a g e
Simbol proses
Digunakan untuk sebuah proses dalam program
Simbol storage/disket magnetik
Digunakan untuk input yang disimpan ke storage/ disket magnetic
Simbol penghubung
Menunjukkan sambungan dari alir yang terputus
Simbol manualDigunakan untuk pekerjaan manual
Simbol arus data
Digunakan untuk alir dari proses
E. Data Flow Diagram (DFD)
Data Flow Diagram adalah diagram/bagan yang menggambarkan arus/alir data darisuatu sistem yang diperinci menjadi beberapa level . Simbol-simbol yang digunakan dalam
DFD adalah :
1. External Entity (kesatuan luar)
External entity merupakan entity di luar sistem yang dapat berupa orang, organisasi atau
sistem lainnya yang berada di lingkungan luarnya yang akan memberikan input atau
menerima output dari sistem.
2. Arus Data
Arus data menunjukkan arus data yang dapat berupa masukan untuk sistem atau hasil dari
suatu proses.
3. Proses
Proses dikelompokkan menjadi 2 bagian antara lain:
a. Identifikasi proses
Identifikasi ini umumnya berupa suatu angka yang menunjukkan nomor acuan dari
suatu proses.
b. Nama proses
7/22/2019 ATAS (Automatic Toilet Airbrush System
http://slidepdf.com/reader/full/atas-automatic-toilet-airbrush-system 12/30
9 | P a g e
Nama proses menunjukkan apa yang dikerjakan oleh proses tersebut.
c. Data store
Data store (simpanan data) merupakan simpanan dari data yang berupa:
Suatu file atau data base di sistem komputer
Suatu arsip atau catatan manual
Suatu kotak tempat data dimeja seseorang
Suatu tabel acuan manual
Suatu agenda atau buku
F. Entity Relation Diagram
Disini akan dijelaskan dan digambarkan tentang bagian-bagian entity relationship.
Adapun bagian-bagian entity relationship adalah sebagai berikut:
1. Entity, yaitu sesuatu yang dibedakan dalam dunia nyata, informasi yang berkaitan
dengannya dikumpulkan. Lambang yang digunakan untuk entity adalah persegi panjang,
seperti yang tampak pada gambar dibawah ini.
Lambang Entity dalam Entity Relationship
2. Relationship, yaitu hubungan yang terjadi antara satu atau lebih entity. Simbol atau
lambang yang digunakan adalah wajib, seperti gambar di bawah ini.
Lambang Relationship dalam Entity Relationship
3.
Atribut, yaitu karakteristik dari entity atau Relationship yang menyediakan penjelasan
detail atau Relationship tersebut. Lambang yang dugunakan adalah oval
Lambang Atribut dalam Entity Relationship
E
R
a
7/22/2019 ATAS (Automatic Toilet Airbrush System
http://slidepdf.com/reader/full/atas-automatic-toilet-airbrush-system 13/30
10 | P a g e
G. Model-model Rancangan Perangkat Lunak
1. Linear sequential Model (Model Sekuensial Linear)/Model Waterfall
Model ini adalah model klasik yang mengusung pengembangan perangkat lunak yang
sistematis, berurutan/sekuensial dimulai pada tingkat dan kemajuan system pada seluruh
persyaratan dalam analisis, perancangan (desain), pengkodean, pengujian (testing), hingga ke
tahap pemeliharaan dalam membangun software (perangkat lunak). Berikut ini gambaran dari
Linear Sequential Model / waterfall model.
Gambar 1. The linear sequential model
Pada setiap tahapan dianalogikan bak air yang mengalir dari tempat tinggi ke tempat yang
lebih rendah, artinya sebuah proses baru bias dilanjutkan setelah satu tahap awal selesai
dengan sempurna.
Penjelasan tentang setiap tahapan dapat diringkas sebagai berikut:
Tahap analisis: pada tahap ini berlangsung proses pengumpulan kebutuhan secara lengkap
untuk dianalisis dan didefinisikan kebutuhan apa saja yang harus dipenuhi oleh program yang
akan dibuat, seperti memahami domain permasalahan, tingkah laku, unjuk kerja dan interface
(antar muka).
Tahap desain: proses ini melibatkan empat atribut sebuah program yaitu struktur data,
arsitektur, perangkat lunak, representasi interface, dan detail (algoritma) prosedural.
Tahap pengkodean: proses penterjemahan desain ke dalam bentuk bahasa mesin yang dapat
dilakukan secara mekanis.
Tahap pengujian: proses ini dikerjakan setelah kode dirancang dan difokuskan pada fungsi
dan jumlah kesalahan untuk diperbaiki.
7/22/2019 ATAS (Automatic Toilet Airbrush System
http://slidepdf.com/reader/full/atas-automatic-toilet-airbrush-system 14/30
11 | P a g e
Tahap pemeliharaan: meliputi penyesuaian atau perubahan yang berkembang seiring
dengan adaptasi perangkat lunak dengan kondisi atau situasi sebenarnya setelah disampaikan
kepada konsumen atau pelanggan.
Kelebihan metode ini antara lain mudah diaplikasikan karena urutan-urutan pengerjaan
sudah sering dipakai; selain itu juga cocok untuk software berskala besar dan yang bersifat
umum; yang paling penting, karena langkah-langkahnya sangat sekuensial, pengerjaan
proyek akan mudah dikontrol dan terjadwal dengan baik.
Namun, terdapat pula beberapa kelemahan yang menjadi kekurangan dari metode
waterfall ini, seperti kurang fleksibel, dikarenakan rincian prosesnya harus benar-benar jelas
dan tidak boleh diubah-ubah. Apabila dikerjakan dengan melampaui tahap yang seharusnya
maka proses desain yang sebelumnya itu akan berubah total dan memakan waktu yang
banyak jika harus mengulang proses.
Model waterfal ini sangat sesuai digunakan dalam pengembangan sistem perangkat lunak
dan hardware yang luas dan apabila kebutuhan pengguna telah dimengerti dengan baik.
Selain itu, juga apabila waktu yang tersedia juga masih cukup banyak.
2. Prototyping Model
Metode ini menyajikan gambaran yang lengkap dari sistem, terdiri atas model kertas, model
kerja dan program. Pihak pengembang akan melakukan identifikasi kebutuhan pemakai,
menganalisa sistem dan melakukan studi kelayakan serta studi terhadap kebutuhan pemakai,
meliputi model interface, teknik prosedural dan teknologi yang akan dimanfaatkan.
7/22/2019 ATAS (Automatic Toilet Airbrush System
http://slidepdf.com/reader/full/atas-automatic-toilet-airbrush-system 15/30
12 | P a g e
Gambar 2. Prototyping Model
Secara ringkas, tahapan-tahapan dalam model prototyping adalah:
Tahap Pengumpulan kebutuhan: pada tahap ini, pelanggan dan pengembang saling bantu
dalam mendefinisikan format seluruh perangkat lunak, menentukan keperluan dan garis besar
sistem yang akan dirancang.
Tahap Quick design: membangun rancangan global sebagai contoh bagi user
Tahap Pembangunan Prototipe: proses perancangan sementara yang fokusnya kepada
penyajian kepada pelanggan, termasuk pengujian dan penyempurnaan.
Tahap Evaluasi Pelanggan: di mana pelanggan melakukan pengujian terhadap prototipe
yang ada dan pengembang memperhalus analisis kebutuhan pemakai.
Tahap Pembuatan dan Implementasi: tahap ini termasuk proses desain (rancang),
pengkodean dan testing.
Keunggulan model ini adalah sifatnya yang sangat interaktif sehingga pengembang dan
pengguna (pemakai) dapat terus berinteraksi selama pengerjaan tahapan-tahapan tersebut.
Peran aktif pemakai ini dapat menghemat waktu dalam pengembangan sistem dan bila
terdapat kesalahan atau ketidaksesuaian keinginan, pemakai dapat segera
memberitahukannya sehingga pengembang dapat secepatnya melakukan penyesuaian.
Kelemahan model ini antara lain, akibat adanya quick design, kadang pemakai tidak
menyadari bahwa perangkat lunak yang ditunjukkan masih berupa blue print sehingga tidak
ada jaminan terhadap kualitas secara keseluruhan dan pemeliharaan jangka panjangnya. Dari
sisi pengembang, karena ingin menyegerakan selesainya proyek, sering menggunakan bahasa
pemrograman yang sederhana dalam membuat prototipe tanpa memikirkan lebih lanjut
program yang lebih kompleks untuk membangun sistem yang sebenarnya.
Model Prototyping ini sangat sesuai diterapkan untuk kondisi yang beresiko tinggi di
mana masalah-masalah tidak terstruktur dengan baik, terdapat fluktuasi kebutuhan pemakai
yang berubah dari waktu ke waktu atau yang tidak terduga, bila interaksi dengan pemakai
menjadi syarat mutlak dan waktu yang tersedia sangat terbatas sehingga butuh penyelesaian
yang segera. Model ini juga dapat berjalan dengan maksimal pada situasi di mana sistem
yang diharapkan adalah yang inovatif dan mutakhir sementara tahap penggunaan sistemnya
relatif singkat.
3. RAD Model (Rapid Apl ication Development)
7/22/2019 ATAS (Automatic Toilet Airbrush System
http://slidepdf.com/reader/full/atas-automatic-toilet-airbrush-system 16/30
13 | P a g e
RAD adalah proses pembangunan Perangkat Lunak yang menekankan pada siklus
pengembangan yang pendek dan singkat. Model ini mengawinkan model waterfall dan model
component based construction.
Gambar 3. Model RAD
Secara ringkas, tahapan-tahapan RAD adalah sebagai berikut.
Tahap Pemodelan Bisnis: dibuat agar dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan berikut:
informasi apa yang mengontrol proses bisnis? Informasi apa yang didapat? Siapa yang
mendapatkannya? Untuk siapa informasi itu ditujukan? Siapa yang akan memprosesnya?
Tahap Pemodelan Data: informasi-informasi yang dipadu dari pemodelan bisnis dipilah-
pilah ke menjadi sekumpulan objek data yang masing-masing objek diidentifikasikan dan
ditentukan hubungan antara objek-objek tersebut.
Tahap Pemodelan Proses: aliran informasi yang didapat dalam proses pemodelan data
diolah sedemikian untuk dapat menopang fungsi-fungsi bisnis. Prosesnya dikreasikan untuk
menambah, memodifikasi, menghapus dan atau mendapatkan kembali sebuah objek data.
Tahap Pembuatan Aplikasi: RAD dapat saja memakai kembali komponen program yang
sudah ada bila dimungkinkan, atau membuat komponen yang dapat digunakan lagi bila
diperlukan di masa mendatang. RAD juga diasumsikan menggunakan teknik generasi
keempat (4GT).
Tahap Pengujian dan Pergantian: Proses RAD menekankan pada pemakaian kembali yang
memungkinkan berkurangnya keseluruhan waktu pengujian, namun komponen harus diuji
dan harus dilatih secara penuh dan terintegrasi.
Kelebihan model RAD: tahap-tahap RAD membuatnya mampu untuk menggunakan
kembali komponen yang ada (reusable object), karena setiap komponen software dikerjakan
7/22/2019 ATAS (Automatic Toilet Airbrush System
http://slidepdf.com/reader/full/atas-automatic-toilet-airbrush-system 17/30
14 | P a g e
secara terpisah dengan tim-tim tersendiri sehingga dapat digunakan juga untuk aplikasi lain
yang pada akhirnya akan menghemat waktu. Penggunaan tim yang terpisah untuk
mengerjakan pekerjaan yang berbeda membuat pekerjaan lebih cepat dalam proses integrasi
dan efisien terhadap waktu tanpa mengacaukan aplikasi.
Kelemahan model RAD: Tidak begitu cocok untuk proyek dengan skala besar karena
dibutuhkan sumber daya manusia yang semakin banyak seiring dengan semakin banyaknya
komponen yang dikerjakan, selain itu, semakin besar proyek, semakin kompleks pula
koordinasi yang dibutuhkan. Dalam waktu yang singkat, rasanya sulit untuk pengembang
dan pemakai berkomitmen untuk melaksanakan berbagai kegiatan untuk melengkapi sistem.
Apalagi bila sistem ternyata tidak dapat dimodularisasi sementara sistem mempunyai resiko
teknik yang tinggi.
Model RAD sangat tepat diterapkan untuk sistem yang telah jelas dan lengkap
kebutuhannya, di mana terdapat komponen-komponen yang dapat dipakai kembali dalam
proyek yang berskala kecil dengan waktu pengembangan perangkat lunak yang singkat.
4. Evolutionary software process model, terbagi dua:\
4A. Incremental Model
Model ini merupakan hasil kombinasi elemen-elemen dari model waterfall yang
diaplikasikan secara berulang. Elemen-elemen tersebut dikerjakan hingga menghasilkan
produk dengan spesifikasi tertentu kemudian proses dimulai dari awal kembali hingga
muncul hasil yang spesifikasinya lebih lengkap dari sebelumnya dan tentunya memenuhi
kebutuhan pemakai.
Gambar 4. Incremental Model
7/22/2019 ATAS (Automatic Toilet Airbrush System
http://slidepdf.com/reader/full/atas-automatic-toilet-airbrush-system 18/30
15 | P a g e
Kelebihan model ini adalah mampu mengakomodasi perubahan secara fleksibel, dengan
waktu yang relatif singkat dan tidak dibutuhkan anggota/tim yang banyak untuk
menjalankannya.
Kekurangannya adalah tidak cocok untuk proyek berukuran besar (lebih dari 200.000 baris
coding) dan sulit untuk memetakan kebutuhan pemakai ke dalam rencana spesifikasi tiap-tiap
hasil dari increament.
Model ini cocok dipakai untuk proyek kecil dengan anggota tim yang sedikit dan
ketersediaan waktu yang terbatas.
4B. Spiral Model/Spiral Boehm
Model ini mengadaptasi dua model perangkat lunak yang ada yaitu model prototyping
dengan pengulangannya dan model waterfall dengan pengendalian dan sistematikanya.
Model ini dikenal dengan sebutan Spiral Boehm. Pengembang dalam model ini
memadupadankan beberapa model umum tersebut untuk menghasilkan produk khusus atau
untuk menjawab persoalan-persoalan tertentu selama proses pengerjaan proyek.
Gambar 5. Model Spiral Boehm
Tahap-tahap model ini dapat dijelaskan secara ringkas sebagai berikut.
Tahap Liason: pada tahap ini dibangun komunikasi yang baik dengan calon
pengguna/pemakai
Tahap Planning (perencanaan): pada tahap ini ditentukan sumber-sumber informasi, batas
waktu dan informasi-informasi yang dapat menjelaskan proyek.
7/22/2019 ATAS (Automatic Toilet Airbrush System
http://slidepdf.com/reader/full/atas-automatic-toilet-airbrush-system 19/30
16 | P a g e
Tahap Analisis Resiko: mendefinisikan resiko, menentukan apa saja yang menjadi resiko
baik teknis maupun manajemen.
Tahap Rekayasa (engineering): pembuatan prototipe
Tahap Konstruksi dan Pelepasan (release): pada tahap ini dilakukan pembangunan
perangkat lunak yang dimaksud, diuji, diinstal dan diberikan sokongan-sokongan tambahan
untuk keberhasilan proyek.
Tahap Evaluasi: Pelanggan/pemakai/pengguna biasanya memberikan masukan berdasarkan
hasil yang didapat dari tahap engineering dan instalasi.
Kelebihan model ini adalah sangat mempertimbangkan resiko kemungkinan munculnya
kesalahan sehingga sangat dapat diandalkan untuk pengembangan perangkat lunak skala
besar. Pendekatan model ini dilakukan melalui tahapan-tahapan yang sangat baik dengan
menggabungkan model waterfall ditambah dengan pengulangan-pengulangan sehingga lebih
realistis untuk mencerminkan keadaan sebenarnya. Baik pengembang maupun pemakai dapat
cepat mengetahui letak kekurangan dan kesalahan dari sistem karena proses-prosesnya dapat
diamati dengan baik.
Kekurangan model ini adalah waktu yang dibutuhkan untuk mengembangkan perangkat
lunak cukup panjang demikian juga biaya yang besar. Selain itu, sangat tergantung kepada
tenaga ahli yang dapat memperkirakan resiko. Terdapat pula kesulitan untuk mengontrol
proses. Sampai saat ini, karena masih relatif baru, belum ada bukti apakah metode ini cukup
handal untuk diterapkan.
Model Boehm sangat cocok diterapkan untuk pengembangan sistem dan perangkat lunak
skala besar di mana pengembang dan pemakai dapat lebih mudah memahami kondisi pada
setiap tahapan dan bereaksi terhadap kemungkinan terjadinya kesalahan. Selain itu,
diharapkan juga waktu dan dana yang tersedia cukup memadai.
5. Component Assembly Model (CAM/Model Perakitan Komponen)
Model ini merupakan gabungan dari berbagai sifat dan karakter dari model spiral Boehm dan
sangat erat keterikatannya dengan model RAD (Rapid Application Development) model
karena model CAM ini menggunakan peralatan-peralatan dan GUI (Graphic User Interface)
untuk membangun software. Dengan kata lain, pembuatan aplikasinya dibuat dari paket
perangkat lunak yang berisi serangkaian komponen yang telah ada sebelumnya. Namun,
waktu yang dibutuhkan dapat disesuaikan atau lebih efektif ketimbang harus mengerjakan
program dari awal.
7/22/2019 ATAS (Automatic Toilet Airbrush System
http://slidepdf.com/reader/full/atas-automatic-toilet-airbrush-system 20/30
17 | P a g e
Gambar 6. CAM
Tahapan-tahapan Model ini adalah:
Tahap Identifikasi calon-calon komponen (kelas objek); Tahap melihat komponen-komponen
dalam pustaka; Tahap mengekstrak komponen jika ada; Tahap membangun komponen jika
tidak ada; Tahap menyimpan komponen baru pada pustaka; Tahap mengkonstruksi iterasi ke-
n dari sistem.
Kelebihan model ini adalah tinggal mencaplok atau menggunakan program atau komponen
yang sudah ada dan menyusunnya menjadi sebuah program yang lebih kompleks dan
berkembang sesuai dengan kebutuhan user/pengguna sehingga dapat mengefisienkan
penggunaan waktu dan tenaga. Selain itu, model ini juga menyediakan kemampuan untuk
memvisualisasikan hasil rakitan dengan kesanggupan untuk mengukur, menganalisa,
merancang dan merancang ulang program.
Kekurangan model ini adalah seringnya program atau komponen-komponen terdahulu tidak
kompatibel atau sejalan dengan model perakitan komponen ini sehingga untuk perusahaan
berskala kecil akan kesulitan menemukan komponen yang sesuai untuk dirakit.
Model ini sangat sesuai digunakan oleh perusahaan besar yang sudah berpengalaman
mengembangkan software. Mereka dapat memanfaatkan software-software yang telah umum
dikembangkan sebelumnya menjadi bentuk baru dari software yang ingin dikomersilkan.
6. The Concurrent Development Model
Model ini disebut juga dengan concurrent engineering yang dapat digambarkan secara
skematik sebagai serial dari kegiatan teknis utama, tugas-tugas, dan hubungan antar
bagian-bagian yang saling terkait di mana aktifitas analisa seperti desain/rancangan atau
komunikasi pelanggan dapat diskemakan dengan cara yang sama.
7/22/2019 ATAS (Automatic Toilet Airbrush System
http://slidepdf.com/reader/full/atas-automatic-toilet-airbrush-system 21/30
18 | P a g e
Gambar 7. The Concurrent Development Model
Concurrent process model cocok digunakan untuk pengembangan aplikasi client/server
yang terdiri atas satu set komponen yang fungsional. Terdapat dua dimensi aktivitas yang
digambarkan oleh model ini sebagai berikut.Dimensi sistem: terdapat tiga proses di dalamnya yakni perancangan, perakitan (assembly)
dan penggunaan (use).
Dimensi komponen: terdapat dua kegiatan utama yaitu perancangan dan realisasi.
Concurrency (pertemuan) dapat diperoleh dengan dua cara: 1) sistem dan komponen kegiatan
(aktifitas) terjadi secara simultan dan dapat diperagakan dengan memanfaatkan pendekatan
yang berdasar pada status sebelumnya; 2) aplikasi client/server yang bersifat unik/khas di
mana dapat diterapkan pada banyak komponen yang tiap-tiap komponen bisa dirancang dandirealisasikan secara serentak.
7. Formal Method Models
Pada model ini, digunakan notasi matematika yang terperinci dan penuh ketelitian dalam
mengidentifikasi desain dan menguji sistem yang berbasis komputer. Metode ini sering
dipakai untuk spesifikasi yang detail, rancangan dan verifikasi pada bagian-bagian sistem
yang penting (bersifat kritikal) seperti pada sistem avionic dan aerospace, serta pada sistem
7/22/2019 ATAS (Automatic Toilet Airbrush System
http://slidepdf.com/reader/full/atas-automatic-toilet-airbrush-system 22/30
19 | P a g e
keamanan yang kritikal pada monitor jantung, ATM (Anjungan Tunai Mandiri) dan pada
perbankan.
Secara khusus, metode formal sangat cocok dijalankan pada sistem yang kompleks.
8. Fourth Generation Techniques/Model Teknik Generasi ke-4/4GT
Gambar 8. Model Teknik Generasi ke-4
Istilah Fourth Generation Techniques (4GT) mencakup seperangkat peralatan
perangkat lunak yang berfungsi sebagai perangkat bantu yang memudahkan seorang
pengembang software mengaplikasi beberapa karakteristik software pada tingkat yang tinggi,
yang akan menghasilkan source code dan object code secara otomatis sesuai dengan
spesifikasi (persyaratan khusus) yang dibuat oleh sang pengembang perangkat lunak.
Dewasa ini, 4GT tools dipakai sebagai bahasa non prosedur untuk DataBase Query,
Pembentukan laporan ( Report Generation), Manipulasi data, Definisi dan interaksi layar
( screen), Pembentukan object dan source ( Object and source generation ), Kemampuan
grafik yang tinggi, dan Kemampuan spreadsheet.
Tahapan-tahapan model 4GT dapat diringkas sebagai berikut.
Tahap Pengumpulan Kebutuhan: tahap ini dimulai dengan mengumpulkan serangkaiankebutuhan yang nantinya akan diterjemahkan ke dalam prototipe. Namun, apabila pelanggan
tidak yakin dengan apa yang diperlukan dan fakta-fakta tidak jelas diketahui maka prototipe
tidak dapat dikerjakan oleh peralatan 4GT.
Tahap Merancang Strategi: tahap ini dibutuhkan untuk proyek besar yakni dengan
menterjemahkan kebutuhan menjadi prototipe operasional agar tidak timbul masalah yang
sama jika dibuat dengan model konvensional. Namun, untuk proyek skala kecil tahap ini
dapat dihilangkan dengan langsung melakukan implementasi dengan menggunakan bahasa
generasi keempat (4GT).
7/22/2019 ATAS (Automatic Toilet Airbrush System
http://slidepdf.com/reader/full/atas-automatic-toilet-airbrush-system 23/30
20 | P a g e
Tahap Implementasi Menggunakan Bahasa Keempat: untuk skala kecil tahap ini dapat
langsung dilakukan ketika kebutuhan telah jelas, dan untuk proyek besar tahapan ini
dijalankan setelah dirancang prototipe operasional. Implementasi yang menggunakan 4GT
memudahkan pengembang software untuk menjelaskan hasil yang diharapkan yang nantinya
akan diterjemahkan ke dalam bentuk kode sumber dan kode objek.
Tahap Produksi: Tahap ini merupakan langkah terakhir yakni mengubah implementasi
4GT ke dalam hasil akhir berupa produk.
Kelebihan model ini adalah pengurangan waktu dan peningkatan produktivitas yang besar.
Kekurangan model ini adalah kemungkinan akan sulit memanfaatkan alat
bantu/peralatan/tools 4GT dibandingkan dengan menggunakan bahasa pemrograman yang
konvensional, selain itu terdapat juga masalah dalam hal kode sumber yang tidak efisien. Di
samping itu, pemeliharaan sistem software besar yang dikembangkan oleh 4GT juga masih
sedang dalam proses pengkajian.
Model ini diaplikasikan untuk mengembangkan perangkat lunak yang memakai bentuk
bahasa khusus atau notasi grafik yang dieksekusi/diselesaikan dengan syarat atau ketentuan
yang dipahami oleh pemakai/pengguna/kustomer.
No. 2 Andaikan Saya terpilih menjadi seorang manajer proyek pada sebuah perusahaan
kecil yang memproduksi perangkat lunak di mana tugas saya adalah membangun sebuah
aplikasi yang sangat mirip dengan aplikasi lain yang sudah dibangun sebelumnya, meskipun
yang satu ini lebih besar dan kompleks, sementara syarat-syarat sudah didokumentasikan
dengan teliti oleh pemakai.
Maka, struktur yang akan saya pilih adalah struktur table karena fleksibelitas rancangan
struktur table ini yang dapat menjelaskan dengan baik hubungan antar elemen/komponen
yang dijelaskan, hal tersebut memudahkan pengembang untuk menggunakannya.
Dan, model proses yang akan saya terapkan adalah RAD model (Rapid Aplication
Development), mengingat dalam tahapan RAD dapat digunakan kembali dokumentasi dari
pemakai yang sebelumnya telah ada. Dalam RAD ini terdapat tahapan di mana pengembang
harus mengetes atau menguji coba program,karena program terdahulunya masih dapat
dipakai, pengembang cukup melakukan testing terhadap program-program dan komponen-
komponen baru saja sehingga dapat menghemat waktu. Oleh karena produksinya dilakukan
oleh perusahaan kecil dengan estimasi proyek berskala kecil dan tenaga manusianya (dalam
bentuk) tim dapat dipenuhi maka RAD sangat memungkinkan untuk diterapkan demi
efisiensi waktu dan kerja.
7/22/2019 ATAS (Automatic Toilet Airbrush System
http://slidepdf.com/reader/full/atas-automatic-toilet-airbrush-system 24/30
21 | P a g e
No. 3 Andaikan saya terpilih menjadi seorang manajer proyek pada sebuah perusahaan
besar yang memproduksi perangkat lunak, di mana tugas saya adalah mengatur
perkembangan versi generasi selanjutnya dari perangkat lunak pengolah kata produk yang
sudah dipakai sangat luas, sementara itu, kondisinya adalah kompetisi dan batas waktu yang
ketat sudah dibangun dan ditetapkan.
Maka, struktur yang akan saya pilih adalah struktur chart karena dapat menjelaskan
hubungan antar elemen/komponen dengan sangat baik, selain itu, interface yang
menghubungkan komponen-komponen dapat dengan mudah ditentukan seperti halnya dapat
ditetapkannya wujud dan penempatan komponen dalam tempat penyimpanan sekunder secara
fisik.
Dan, model proses yang akan saya terapkan adalah Component Assembly Model
(CAM/Model Perakitan Komponen) karena saya dapat menggunakan kembali program-
program dan peralatan-peralatan software yang sudah ada sebelumnya untuk dikembangkan
menjadi generasi berikutnya. Oleh karena ini adalah perusahaan besar yang tentunya telah
berpengalaman dengan software serupa, maka tools dan program yang akan digunakan untuk
CAM sudah kompatibel sehingga dapat mempersingkat waktu
H. Model PL yang digunakan Penulis
Pada kesempatan kali ini, penulis menggunakan Model Prototyping yaitu Evolutionary
Prototype dalam pembuatan software yang akan dibahas.
Elaborasi mengenai model ini telah dibahas dalam sub bab 2.5 / Model Prototyping.
Note : Evolutionary Prototype adalah Pembuatan program yang dimulai dari model kemudian
dikembangkan dan pada akhirnya dimanfaatkan/digunakan.
7/22/2019 ATAS (Automatic Toilet Airbrush System
http://slidepdf.com/reader/full/atas-automatic-toilet-airbrush-system 25/30
BAB III
ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM
A. Use Case
Untuk pembangunan software ini penulis membutuhkan hardware dan
software sebagai berikut :
1. Hardware (untuk Perakitan)
a. Unit CPU lengkap, modifikasi khusus ,Processor minimum
Pentium IV with RAM 128 Mb.
b. Sensor Gerak 2 unit (ukuran dan kriteria ditentukan saat percobaan
lapangan)
c.
Sensor Getaran 10 unit (ukuran dan kriteria ditentukan saat percobaan lapangan)
d. Infrared 5 Unit (ukuran dan kriteria ditentukan saat percobaan
lapangan)
e. Touchscreen LED 5” untuk Pemilihan Menu.
f. Mini HDMI cable
g. Sistem Pedal Sederhana.
h. Motor penggerak bertenaga Listrik
i. Karet Motor
j. Soundsystem mini
k. Dan beberapa alat mekanikal yang belum bisa dijabarkan.
2. Software Pembangun Program.
a. Visual Basic v.09
b. Corel draw and adobe ilustrator for design user interface.
c. Windows XP or higher.
d. Extc
B. Model Sistem
Sistem yang akan kami bangun menggunakan Model Evolutionarry
Prototype. Yaitu terdiri atas penjabaran sebagai berikut :
Tahap Pengumpulan kebutuhan:
Pada tahapan ini kami mengumpulkan data baik berupa interaktif kepada
masyarakat maupun hasil observasi ke toilet-toilet khusu yang telah disinergikan
dengan teknologi walaupun masih sederhana.
Hsil dari pengumpulan data dihasilkan berbagi hal yang sangat bervariasi, ad yang
menyebukan bahwa kemutakhiran Toilet memang diperlukn namun ad pula yang
beranggapan bhw hal tersebut akan menjadi pemicu ketidakmauan masyarakat
7/22/2019 ATAS (Automatic Toilet Airbrush System
http://slidepdf.com/reader/full/atas-automatic-toilet-airbrush-system 26/30
Akan tetapi kebanyak responden menyatakan bahwa toilet yang mampu melayani
manusia dengan semaksimal mungkin sangat diperlukan terutama berkaitan
dengan penjagaan pada toilet itu sendiri. Oleh karena itu, inisiatif kami untuk
terus mengembangkan software tidk terhambat.
Tahap Quick design: Pada tahapan ini kami menciptakan quick design dalam
bentuk flowchart dan juga Entity Relationship Diagram yang kami simpulkan
dalam dua jenis, yaitu basic pembuatan sederhana dan ERD pembuatan dalam
UML.
Tahap Pembangunan Prototipe: Tahapan ini kami tindaklanjutio dari kepuasan
responden atas flowchar yang kami buat, dan alhasil sepenuhnya model yang
kami siapkan mendapatkan apresiasi yang tinggi walau belum berbentuk hardware
yang nyata.Tahap Evaluasi Pelanggan: Tahapan ini belum terlaksana karena kami masih
membatasi pada perancangan sistem, belum memasuki tahap pembuatan dan juga
implementasi.
Tahap Pembuatan dan Implementasi: Tahap ini Kami skip, karena tidak
termasuk dalam rencana penelitian kami.
7/22/2019 ATAS (Automatic Toilet Airbrush System
http://slidepdf.com/reader/full/atas-automatic-toilet-airbrush-system 27/30
C. F low chart Sistem
System Wake
Sukses (Mulai
Persiapan Air)
Deteksi Keluaran
PadatCair
Simpan Pilihan
Deteksi Otomatis Keluaran
Berhenti
Membersihkan Area Keluaran
Dan mengeringkannya (Airbrush).
HilangMenyiram
Menyemprot pengharum
dan Vaksin
System Sleep
Login dengan Sensor
Tekanan dan waktu
Sensor
Tekanan
7/22/2019 ATAS (Automatic Toilet Airbrush System
http://slidepdf.com/reader/full/atas-automatic-toilet-airbrush-system 28/30
D. Entity Relation Diagram
Dari proses yang dijelaskan diatas, maka dapat dilihat adanya beberapa
entitas yang saling berkaitan dan membentuk suatu kesatuan yang bergerak secara
sistemik menuju tujuan. Untuk menjelaskan alur hubungan antar entitas tersebut,
kami gambarkan Entity Relationship Diagram (ER- Diagram) sebagai berikut :
Kamus Data :
1. CPU Toilet :{No.Seri, Type, KodeTl, Teknologi }
2 Pengguna :{DNA, Nama, Berat,Suhu}
3. Buang Hajat :{Jenis, Kepadatan , Jumlah, Bau }
CPU
toilet
Pengguna
Menggunakan
Melakukan
Type
KodeTl
Teknologi No.Seri
Nama
Berat
Suhu
DNA
Buang Hajat
Merespon
Jenis
Kepadatan
Bau Jumlah
7/22/2019 ATAS (Automatic Toilet Airbrush System
http://slidepdf.com/reader/full/atas-automatic-toilet-airbrush-system 29/30
Entity Relationship Diagram ATAS dalam UML
7/22/2019 ATAS (Automatic Toilet Airbrush System
http://slidepdf.com/reader/full/atas-automatic-toilet-airbrush-system 30/30
BAB IV
PENUTUP
Kesimpulan
Dari tahapan awal sampai tahapan akhir penelitian dan penulisan yang
telah melahirkan tugas akhir ini dapat penulis simpulkan bahwa :
1. Komputerisasi akutansi toilet dengan memanfaatkan software bahasa
pemograman dan hardware rakitan adalah jalan terbaik untuk mengoptimalkan
penggunaan toilet dalam rangka mengefisienkan waktu yang dihabiskan di
dalamnya agar lebih bermanfaat.
2. Komputerisasi Toilet terbukti akan meminimalisir dampak kemalasan
menggunakan toilet serta kesembronoan dalam masalah kebersihan dan
kesehatan.
3. Model perancangan sistem dengan pendekatan Interaktif sangat efektif untuk
menghasilkan sistem yang bekerja dengan baik dan mengarah pada integritas
tinggi dalam pemusatan waktu pembangunan baik secara berkala ataupun
menyeluruh.