asuransi dan objek wisataeprints.ums.ac.id/75007/1/naskah publikasi.pdf · obyek hukum adalah...
TRANSCRIPT
i
ASURANSI DAN OBJEK WISATA
(Studi Tentang Perlindungan Hukum Bagi Pengunjung Air Terjun Grojogan Sewu
Tawangmanggu, Karanganyar)
Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program studi strata 1 pada
Jurusan ilmu Hukum pada Fakultas Hukum
Disusun Oleh :
CHYNTHYA BUDI NOVITASARI
C 100 150 229
PROGRAM STUDI ILMU HUKUM
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2019
i
HALAMAN PERSETUJUAN
ASURANSI DAN OBJEK WISATA
Studi Tentang Perlindungan Hukum Bagi Pengunjung Air Terjun Grojogan
Sewu Tawan gmanggu, Karanganyar
PUBLIKASI ILMIAH
Oleh:
CHYNTHYA BUDI NOVITASARI
C100150229
Telah diperiksa dan disetujui untuk diuji oleh:
Dosen Pembimbing
(Dr. Kelik Wardiono, S.H., M.H.)
ii
HALAMAN PENGESAHAN
ASURANSI DAN OBJEK WISATA
Studi Tentang Perlindungan Hukum Bagi Pengunjung Air Terjun Grojogan
Sewu Tawangmanggu, Karanganyar
OLEH:
CHYNTHYA BUDI NOVITASARI
C100150229
Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji
Fakultas Hukum
Universitas Muhammadiyah Surakarta
Pada hari Senin, 1 Juli 2019
Dan dinyatakan telah memenuhi syarat
Dewan Penguji:
1. Dr. Kelik Wardiono, S.H., M.H. (..............................................)
(Ketua Dewan Penguji)
2. Inayah, S.H., M.H. (..............................................)
(Anggota I Dewan Penguji)
3. Dr. Rizka, S.Ag., M.H. (..............................................)
(Anggota II Dewan Penguji)
Dekan,
Prof. Dr. H. Khudzaifah Dimyati, SH., M.Hum
NIK. 537 / NIDN.0727085803
iii
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam naskah publikasi ini tidak terdapat
karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar sarjana di suatu perguruan
tinggi dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat
yang pernah ditulis atau diterbitkan orang lain, kecuali secara tertulis diacu dalam
naskah dan disebutkan dalam daftar pustaka.
Apabila kelak terbukti ada ketidakbenaran dalam pernyataan saya diatas, maka
akan saya pertanggungjawablan sepenuhnya.
Surakarta, 17 Juni 2019
Penulis
Chynthya Budi Novitasari
C.100.150.229
1
ASURANSI DAN OBJEK WISATA
(Studi Tentang Perlindungan Hukum Bagi Pengunjung Air Terjun Grojogan Sewu
Tawangmanggu, Karanganyar)
ABSTRAK
Sejatinya manusia dalam menjalani kehidupan tidak dapat memastikan peristiwa
yang akan terjadi dimasa yang akan datang baik peristiwa tersebut menimbulkan
keadaan yang tidak aman maupun peristiwa yang menguntungkan. Peristiwa yang
menimbulkan keadaan yang tidak aman tersebut selanjutnya disebut sebagai
resiko. Dalam upaya pengalihan resiko atau peristiwa yang tidak pasti lembaga
asuransi atau perusahaan asuransi bersedia untuk memberikan perlindungan atau
proteksi dimasa yang akan datang dengan memberikan jaminan ganti kerugian
kepada pihak lain dengan cara membayar seumlah uang apabila terjadi keadaan
yang tidak pasti dimasa mendatang. Penelitian ini merupakan penelitian yang
menggunakan pendekatan doktrinal yang dianalisa secara kualitatif dengan
penalaran deduktif. Hasil analisis tersebut kemudian disajikan secara deskriptif
karena dimaksudkan untuk menjelaskan secara rinci mengenai asuransi dan objek
wisata. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa dan mendeskripsikan tentang
asuransi dan objek wisata.
Kata Kunci: perjanjian, asuransi, resiko
ABSTRACT
in fact, human beings in living life cannot ensure that events that will occur in the
future both events cause unsafe conditions and beneficial events. the event that
creates an unsafe condition is hereinafter referred to as risk. In an effort to divert
risk or uncertain events insurance institutions or insurance companies are willing
to provide protection or protection in the future by providing compensation
guarantees to other parties by paying a sum of money in the event of uncertain
conditions in the future. This research is a study that uses a doctrinal approach that
is analyzed qualitatively with deductive reasoning. The results of the analysis are
then presented descriptively because they are intended to explain in detail about
insurance and tourism objects. This study aims to analyze and describe insurance
and tourism objects
Keyword: agreement, insurance, risk
2
1. PENDAHULUAN
Kehidupan dan kegiatan manusia pada hakikatnya mengandung berbagai
hal yang menunjukan sifat hakiki pada diriya sendiri, sifat hakiki yang
dimaksud disini adalah sifat alamiah yang tidak dapat dipastikan terlebih
dahulu peristiwa mana yang akan terjadi di masa yang mendatang, Dimana
keadaan yang tidak pasti tehadap suatu peristiwa yang menimbulkan rasa
tidak aman dapat disebut sebagai resiko. Salah satu upaya untuk mengatasi
keadaan yang tidak pasti atau resiko adalah menghindari atau
melimpahkan kepada pihak – pihak lain diluar dirinya sendiri.
Lembaga atau institusi yang bersedia dalam pengalihan resiko atau
peristiwa yang tidak pasti ialah lembaga asuransi atau dapat disebut pula
sebagai perusahaan asuransi dimana perusahaan asuransi tersebut memiliki
peranan dan jangkauan yang sangat luas menyangkut kepentingan
kepentingan sosial baik individu maupun masyarakat luas.1 perusahaan
asuransi berperan dalam memberikan perlindungan atau proteksi dimasa
yang akan datang terhadap masyarakat atau individu yang merasa
dirugikan atas peristiwa yang tidak pasti. Lembaga atau perusahaan
asuransi memberi jaminan ganti kerugian kepada pihak lain dengan cara
membayar sejumlah uang apabila terjadi keadaan yang tidak pasti dimasa
yang mendatang. Dalam UU No. 40 Tahun 2014 Tentang Peransurasian
disebutkan
Pasal 1 angka 1:
1 Hartono, Sri Redjeki, 1992, Hukum Asuransi dan Perusahaan Asuransi, Jakarta: Sinar Grafika
hal 5
3
“Asuransi adalah perjanjian antara dua pihak, yaitu perusahaan
asuransi dan pemegang polis, yang menjadi dasar bagi penerimaan premi
oleh perusahaan asuransi sebagai imbalan untuk: a.memberikan
penggantian kepada tertanggung atau pemegang polis karena kerugian,
kerusakan, biaya yang timbul, kehilangan keuntungan, atau tanggung
jawab hukum kepada pihak ketiga yang mungkin diderita tertanggung atau
pemegang polis karena terjadinya suatu peristiwa yang tidak pasti; atau b.
memberikan pembayaran yang didasarkan pada meninggalnya tertanggung
atau pembayaran yang didasarkan pada hidupnya tertanggung dengan
manfaat yang besarnya telah ditetapkan dan/atau didasarkan pada hasil
pengelolaan dana.
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana
perlindungan hukum bagi pengunjung objek wisata air terjun grojogan
sewu?
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaiaman
bentuk perlindungan yang diberikan oleh pengelola terhadap ha katas
keamanan dan keselamatan pengunjung.
2. METODE
Metode pendekatan dalam penelitian ini menggunakan pendekatan
doktrinal (Normatif), dengan jenis penelitian deksriptif. Sumber data yang
digunakan yaitu Polis Asuransi dan data primer berupa Wawancara dengan
narasumber karyawan PT.Duta Indonesia Djaya. Dalam Penelitian ini
penulis melakukan pengumpulan data dengan menggunakan studi
4
kepustakaan, untuk mengumpulkan, mencari, mencatat menginventarisasi
dan mempelajari data – data sekunder yang berkaitn dengan permasalahan
yang diteliti. Dianalisa menggunakan logika deduktif untuk mengambil
kesimpulan dari hal yang bersifat umum menjadi hal yang bersifat khusus.
Kemudian data tersebut dianalisis secara kualitatif.
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil penelitian memuat klausula klausula sebagai berikut:
a. Subyek Hukum
Dalam data, yang berupa perjanjian asuransi subyek hukum yang
terikat pada perjanjian adalah PT.Duta Indonesia Djaya selaku
pengusaha wisata sebagai pihak pemegang polis, PT.Asuransi Jiwa
Syariah Amanah Giri Artha (GITHA) selaku perusahaan asuransi
sebagai pihak penanggung dan Pengunjung objek wisata air terjun
sebagai pihak tertanggung.
Orang sebagai subyek hukum dibedakan dalam 2 pengertian yaitu
natuurlijke person atau disebut orang dalam bentuk manusia atau
manusia pribadi dan rechts person yang disebut orang dalam bentuk
badan hukum atau orang yang diciptakan hukum secara fiksi atau
persona ficta.
Dalam hukum asuransi, subyek hukum yang terlibat ada 4 yaitu
penanggung adalah pihak yang sanggup menjamin serta menanggung
pihak lain yang akan mendapatkan suatu pergantian kerugian dari
suatu peristiwa yan belum tentu terjadi dan akan terjadi, tetanggung
5
adalah pihak yang akan menerima ganti kerugian, pengambil asuransi
atau pemegang polis adalah orang yang menutup perjanjian dan
sekaligus membayar premi, tertunjuk yaitu orang yang dalam polis
ditunjuk sebagai orang yang berhak menerima pembayaran sejumlah
uang dari penanggung.
Hasil Analisis:
PT. Duta Indonesia Djaya selaku pengusaha wisata dapat dikatakan
sebagai badan hukum karena PT.Duta Indonesia Djaya merupakan
korporasi dan dikatakan sebagai pemegang polis karena PT.Duta
Indonesia Djaya adalah pihak yang melakukan perjanjian asuransi
dengan PT.Asuransi Jiwa Amanah Giri Artha (GITHA) serta
membayar premi kepada penanggung, PT.Asuransi Jiwa Syariah
Amanah Giri Artha (GITHA) dikategorikan sebagai badan hukum
karena PT.Asuransi Jiwa Amanah Giri Artha (GITHA) merupakan
korporasi dan dikatakan sebagai penanggung karena berkewajiban
untuk menjamin kerugian pihak lain yang mdngalami suatu peristiwa
yang tidak pasti. Pengunjung objek wisata dikategorikan sebagai
manusia karena tiap manusia dipandang dan dilindungi oleh tatanan
hukum sebagai subjek hukum serta dikategorikan sebagai tertanggung
karena pengunjung objek wisata merupakan perseorangan yang
mempunyai hak untuk dilindungi apabila terjadi suatu peristiwa yang
merugikan dan berhak untuk mendapakan ganti kerugian.
6
b. Obyek Hukum
Obyek Hukum adalah segala sesuatu yang bermanfaat dan dapat
dikuasai oleh segala sesuatu bermanfaat dan dapat dikuasai oleh subjek
hukum serta dapat dijadikan objek dalam suatu hubungan hukum yang
biasanya berupa benda.
Obyek Hukum diklasifikasikan menjadi benda berwujud dan tidak
berwujud, benda bergerak dan tidak bergerak, benda bergerak karena
sifatnya sendiri, benda tidak bergerak karena tujuannya, benda tidak
bergerak karena undang – undang, benda bergerak karena sifatnya,
benda bergerak karena undang – undang , benda yang dapat dipakai
habis dan barang – barang yang dipakai tidak habis, barang barang
yang sudah ada dan yang masih ada.
Hasil Analisis:
Dalam perjanjian asuransi tersebut objek hukumnya adalah Polis
asuransi antara PT. Duta Indonesia Djaya dengan PT. Asuransi Jiwa
Syariah Giri Artha (GITHA) dalam hal ini dapat dikategorikan sebagai
benda berwujud karena dapat dilihat dan diraba oleh panca indra serta
sebagai benda begerak karena dapat dipindahkan dari satu tempat ke
tempat lain.
c. Hak dan kewajiban para pihak
Dalam hal yang berkaitan dengan subjek dalam asuransi yaitu
penanggung dan tertanggung masing – masing mempunyai hak dan
kewajiban yang diatur dalam KUHD dan polis asuransi yang
digunakan sebagai bukti dalam perjanjian.
7
Hak dan kewajiban subyek hukum asuransi dalam KUHD, hak
tertanggung diatur dalam pasal 259, 261, dan 281 KUHD, kewajiban
tertanggung diatur dalam pasal 246, 251 dan 283 KUHD, Hak
penanggung diatur dalam pasal 276, 282, 271 KUHD dan kewajiban
penanggung diatur dalam pasal 259, 260, dan 281 KUHD.
Dalam hal yang berkaitan dengan pengunjung wisata diatur pula
dalam pasal 20 dan 26 Undang – undang nomor 10 tahun 2009 tentang
kepariwisataa dan pasal 4 Undang – undang nomor 8 tahun 1999
tentang perlindungan konsumen.
Hasil analisis:
Bahwa hak dan kewajiban para pihak tidak dijelaskan pada polis
asuransi namun hanya disampaikan melalui lisan sehingga dapat
menimbulkan kesalahpahaman antara para pihak. PT.Duta Indonesia
Djaya selaku pengusaha wisata objek wisata air terjun grojogan sewu
atau pemegang polis adala sebagai mempunyai kewajiban untuk
membayar premi asuransi kepada penanggung, hal tersebut sesuai
dengan apa yang dijelaskan pada pasal 246 KUHD dan mempunyai
hak untuk mendapatkan polis asuransi dari pihak penanggung, hal
tersebut dijelaskan pada pasal 260 KUHD bahwa penanggung harus
menyerahkan polis asuransi delapan hari sejak dilakukan perjanjian
tersebut.
PT.Asuransi Jiwa Syariah Amanah Giri Artha (GITHA) selaku
perusahaan asuransi atau disebut pula penanggung mempunyai hak dan
kewajiban untuk memberikan pertanggungan sesuai yang diuraikan
8
dalam polis asuransi. Hal tersebut disebutkan dalam penertian asuransi
pada pasal 246 KUHD bahwa “Asuransi atau pertanggungan adalah
perjanjian, di mana penanggung mengikat diri terhadap tertanggung
dengan memperoleh premi, untuk memberikan kepadanya ganti rugi
karena suatu kehilangan, kerusakan, atau tidak mendapat keuntungan
yang diharapkan, yang mungkin akan dapat diderita karena suatu
peristiwa yang tidak pasti” serta berkewajiban untuk menyerahkan
polis asuransi kepada pemegang polis. Hal tersebut sudah sesuai
dengan Pasal 260 KUHD bahwa “Bila pertanggungan diadakan dengan
perantaraan seorang makelar asuransi, polisnya yang ditandatangan
harus diserahkan dalam delapan hari setelah mengadakan perjanjian”
Pengunjung wisata Air terjun grojogan sewu Tawangmanggu
Karanganyar yang dapat pula disebut sebagai tertanggung berhak
untuk mendapatkan ganti kerugian atau penanggungan dari pihak
penanggung, Hal tersebut sudah sesuai dengan pasal 246 bahwa
penanggung itu menanggung seseorang yang akan mengalami kerugian
terhadap suatu peristiwa yang tidak pasti dan memberikan keterangan
kepada pihak pengelola dan penanggung, Hal ini sudah sesuai dengan
pasal 251 KUHD bahwa trtanggung harus memberikan keterangan
yang jujur dan sebenar benarnya agar tidak menghambat prosedur
klaim
d. Wanprestasi
Menurut Pasal 1238 KUHPerdata menjelaskan bahwa yang
dimaksud wanprestasi adalah suatu keadaan dimana debitur
9
disebabkan karena kelalaian atau kesalahannya tidak memenuhi
prestasi sesuai yang ditetapkan dalam perikatan.
Menurut Abdul kadir Muhammad, menyatakan wanprestasi terjadi
dikarenakan adanya dua kemungkinan yaitu Keadaan memaksa
(overmach / force mejeur) dan karena kesalahan debitur, baik karena
kesengajaan maupun lalai.
Menurut R. Subekti, wanprestasi (kelalaian atau kealpaan) seorang
debitur dapat berupa empat macam yaitu tidak melakukan apa yang
disanggupi akan dilakukannya, melaksanakan apa yang dijanjikannya,
tetapi tidak sebagaimana dijanjikan, melakukan apa yang dijanjikannya
tetapi terlambat serta melakukan sesuatu yang menurut perjanjian tidak
boleh dilakukannya terhadap kelalaian atau kealpaan debitur atas suatu
prestasi, diancamkan beberapa sanksi atau hukuman.
Akibat hukum dari wanprestasi dapa berupa Debitur diwajibkan
membayar ganti kerugian yang telah diderita oleh kreditur (pasal 1234
KUHPerdata), apabila perikatan itu timbal balik kreditur dapat
menuntut pembatalan/dapat dibatalkan perikatannya melalui hakim
(pasal 1266 KUHPerdata), dalam perikatan untuk memberikan sesuatu,
resiko beralih kepada debitur sejak terjadi wanprestasi (pasal 1237 ayat
2 KUHPerdata), Debitur diwajibkan memenuhi perikatan jika masih
dapat dilakukan, atau pembatalan disertai pembayaran ganti kerugian
(pasal 1267 KUHPerdata) serta Debitur wajib membayar biaya perkara
jika diperkarakan di muka Pengadilan Negeri, dan debitur dinyatakan
bersalah.
10
Hasil Analisis:
Wanprestasi yang dilakukan oleh para pihak dalam perjanjian
asuransi tersebut sudah sesuai dengan apa yang dijelaskan pada pasal
1243 KUHperdata bahwa apabila salah satu pihak tersebut lalai maka
salah satu pihak dapat meminta ganti kerugian serta perjanjian tersebut
dapat dibatalkan.
4. PENUTUP
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan maka dapat disimpulkan
bahwa PT.Duta Indonesia Djaya selaku pengelola obyek wisata Air terjun
grojogan sewu Tawangmanggu, Karanganyar dalam memberikan
perlindungan hukum terhadap hak atas keamanan dan keselamatan
pengunjung obyek wisata Air terjun grojogan sewu Tawangmanggu,
Karanganyar adalah melakkukan perjanjian asuransi dengan PT.Asuransi
jiwa syariah amanah giri artha (GITHA) dan dalam memberikan
perlindungannya masih terdapat kekurangan yaitu kurangnya sosialisasi
kepada pengunjung Air Terjun Grojogan Sewu .
Seharusnya dalam melakukan perjanjian asuransi para pihak sepakat untuk
menuliskan hak dan kewajiban para pihak dan wanprestasi pada polis
asuransi sehingga memudahkan apabila salah satu pihak ingkar atau lalai,
seharusnya PT.Duta Indonesia Djaya memberikan informasi secara rinci
kepada pengunjung serta harus memhami apa isi dari polis asuransi
tersebut.
11
DAFTAR PUSTAKA
Buku:
Abbas salim,2003, Asuransi dan manajemen resiko, jakarta, Pt, raja grafindo
persada
Abdulkadir Muhammad 2000, Hukum perdata indonesia, Cetakan ke III,
Bandung, PT. Citra Aditya Bakti
Dimyati, Khudzaifah dan Kelik Wardiono, 2004, Metode Penelitian hukum,
surakarta, Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah Surakarta
Evi ariyani, 2013, Hukum perjanjian, Yogyakarta, ombak
Hartono, sri redjeki, 1992, hukum asuransi dan perusahaan asuransi, jakarta, Sinar
Grafika
H.A Dardiri Hasyim, 2015, Hukum perikatan dan perjanjian, Surakarta, UNS Pers
J satrio, S.H., 1992, Hukum perjanjian, Bandung, Citra aditya bakti
M. yahya harahap,1986, Segi - segi hukum perjanjian, bandung, alumni
Phlilipus m hadjon 1987 perlindungan bagi rakyat di indonesia, surabaya, PT.
Bina ilmu
Rachmadi usman, 2006, “aspek aspek hukum perorangan dan kekeluargaan di
indonesia, jakarta, sinar grafika
R. Abdoel djamali, 2011, pengantar hukum indonesia, jakarta: PT. Raja Grafindo
persada
Satjipto Rahardjo, 2000 Ilmu hukum cetakan ke V, Bandung: Citra aditya bakti
Subekti, 2001, pokok pokok hukum perdata, jakarta, intermasa
Subekti, 2002, Hukum perjanjian, Jakarta, Intermezo
12
Subekti,2007 Kitab Undang -undang hukum perdata, Jakarta, PT. arga printing
Suparman Sastrawidjaja, 2003, Aspek - aspek hukum asuransi dan surat berharga,
Bandung, PT Alumni
Suratman, Philips Dillah, 2013, Metode Penelitian Hukum, Bandung, Alfabeta
Tuti rastuti 2011 aspek hukum perjanjian asuransi yogyakarta pustaka yustisia
Wirjono prodjodikoro, 1979, Hukum Asuransi di indonesia, Jakarta, PT.
Intermasa
JURNAL
Deny guntara, “asuransi dan ketentuan ketentuan hukum uang mengaturnya”
Jurnal justisi ilmubhukum ISSN 2528 Vol 1 NO 1 2016
M.muhtarom “Asas - asas hukum perjanjian, suatu landasan dalam pembuatan
kontrak” SUHUF, Vol 26 No 1 Mei 2014
Taufiq El Rahman, RA. Antari Innaka, Ari Hernawan, Ninik Darmini, Murti
pramuwardhani dewi, “ Asas kenebasan berkontrak dan kepribadian dalam
kontrak Outsourcing” mimbar hukum, volume 23 nomir 3, oktober 2011,
Muchsin, perlindungan dan kepastian hukum bagi investor di indonesia surakarta
magister hukum program pascasarjana universitas sebelas maret 2003
Setiono, rule of law (supremasi hukum), surakarta magister ilmu hukum program
pascasarjana, universitas sebelas maret 2004
UNDANG – UNDANG
Undang – undang nomor 40 tahun 2014 tentang perasuransian
Undang – undang nomor 10 tahun 2009 tentang kepariwisataan
13
Undang – undang nomor 8 tahun 1999 tentang perlindungan konsumen
Kitab Undang – undang hukum perdata
Kitab Undang – undang Dagang