asuhan keperawatan vesika urinaria

24
ASUHAN KEPERAWATAN TUMOR VESIKA URINARIA I Pengertian Tumor buli-buli adalah tumor yang didapatkan pada buli- buli. III Klasifikasi 1. Staging dan Klasifikasi Klasifikasi DUKE MASDIMA, JEWTT dengan modifikadsi STRONG MARSHAL untuk menentukan operasi atau observasi. 1. T = Pembesaran lokal tumor primer ditentukan melalui: pemeriksaan klinik, urografi, cystocopy, pemeriksaan bimanual di bawah anestesi umum dan biopsi atau trans urethral reseksi. 2. N = Pembesaran secara klinis untuk pembesaran kelenjar limfe, pemeriksaan klinis, lympgrafi, urografi dan operative. 3. M = Metastase jauh termasuk pembesaran kelenjar limpe yang jauh, pemeriksaan klinis,thorax,forto dan test biokimia. 2, Tipe dan lokasi Tipe tumor didasarkan pada tipe sel, tingkat analasia dan invasi.

Upload: laeliyah

Post on 31-Dec-2014

454 views

Category:

Documents


10 download

TRANSCRIPT

Page 1: Asuhan Keperawatan Vesika Urinaria

ASUHAN KEPERAWATAN

TUMOR VESIKA URINARIA

I Pengertian

Tumor buli-buli adalah tumor yang didapatkan pada buli-buli.

III Klasifikasi

1. Staging dan Klasifikasi

Klasifikasi DUKE MASDIMA, JEWTT dengan modifikadsi STRONG MARSHAL

untuk menentukan operasi atau observasi.

1. T = Pembesaran lokal tumor primer ditentukan melalui: pemeriksaan klinik, urografi,

cystocopy, pemeriksaan bimanual di bawah anestesi umum dan biopsi atau trans

urethral reseksi.

2. N = Pembesaran secara klinis untuk pembesaran kelenjar limfe, pemeriksaan klinis,

lympgrafi, urografi dan operative.

3. M = Metastase jauh termasuk pembesaran kelenjar limpe yang jauh, pemeriksaan

klinis,thorax,forto dan test biokimia.

2, Tipe dan lokasi

Tipe tumor didasarkan pada tipe sel, tingkat analasia dan invasi.

1. Efidermoid Ca, kira-kira 5% neoplasma buli-buli squamukosa sel, anaplastik, invasi

yang dalam dan cepat metastasenya.

2. Adeno Ca, sangat jarang dan sering muncul pada bekas urachus.

3. Rhabdomiyo sarcoma, sering terjadi pada anak laki-laki (adolecent), infiltrasi,

metastase cepat dan biasanya fatal.

4. Primery malignant lympoma, neuritriboma dan pheochromacytoma, dapat

menimbulkan serangan hi pertensi selama kencing.

5. Ca daripada kulit, melanoma,lambung, paru dan mama mungkin mengadakan

metastase ke buli-buli, invasike buli-bili olehendometriosis dapat terjadi.

Page 2: Asuhan Keperawatan Vesika Urinaria

IV Patofisiologi

BULI-BULI

Ca Buli-Buli

Ulserasi

Infeksi sekunder :

panas waktu kencing

merasa panas dan

tubuh lemah

kencing campur

darah

Metastase

Invasi pada bladder

Retensio urine :

sulit/sukar kenicing

Oklusi ureter/pelvic renal

Refluks

Hydronephrosis

nyeri suprapubic

nyeri pinggang

Ginjal membesar

Penatalaksanaan

Operasi

Kecemasan

Takut

Kurang

pengetahuan

Radiology

Defifsit ekonomi

Tidak adequatnya

terapi

Chemotherapy

Tidak adequatnya terapi

Efek samping chemotherapy

panas tubuh dan lemah

nafsu makan menurun

intoleransi aktivitas

depresi

konsep diri

Page 3: Asuhan Keperawatan Vesika Urinaria

V. Penatalaksanaan

1. Pemeriksaan Penunjang

1) Laboratorium

Hb. Rendah karena kehilngandarah, infeksi, uremia,micros hematuria.

Leukositosis bila terjadi infeksi sekunder dan terdapat pus dan bacteri dalam urine.

RFT normal

Lympphopenia ( N = 1490-2930)

2) Radiologi

Excretory urogram biasanya normal, tapi mungkin dapat menunjukkan tumornya.

Retrogred cystogram dapat menunjukkan tumor.

Fractionet cystogram adanya invasi tumor dalam dinding buli-bili.

Angograpi untuk mengetahui adanya metastase lewat pembulu lymphe.

3. Cystocopy dan Biopsi

Cysticopy hampir selalu menghasilkan tumor.

Biopsi daripada lesi selalu dikerjakan secara rutin

3. Cystologi

Pengecatan sieman/ papanicelaou pada sidimen urine terdapat transisional sel

daripada tumor.

2. Therapi

1. Operasi

2. Radioterapy

Page 4: Asuhan Keperawatan Vesika Urinaria

Diberikan pada tomor yang radiosensitif seperti undifferentiated pada grade III dan IV

dan stage B2-C.

Radiasi diberikan sebelum operasi selama 3-4 minggu, dosis 3000-4000 rads.

Penderita dievaluasi 2-4 minggu dengan interval cystoscopy, foto thoraks dan IVP,

kemudian 6 minggu setelah radiasi direncanakan operasi. Post operasi radiasi

tambahan 2000-3000 Rads selama 2-3 minggu.

3. Chemotherapy

Obat-obat anti kanker:

Citral, 5 flouro urasil

Tophical chemoterapy yaitu Thic- tepa, chemotherapi merupakan paliattif. 5 –

FLUOROURACYL (5-FU) dan doxorubicin (andriamycin) merupakan bahan yang

sering dipakai. Thiotepa dapat dimasukkan ke dalam buli-buli sebagai pangobatan

topikal. Klien dibiarkan menderita dehidrasi 8-12 jam sebelum pengobatan dengan

theotipa dan obat dibiarkan dalam buli-buli selama 2 jam.

VI Prognosis

Penemuan dan pemeriksaan dini, prognosisnya baik, tetapi bila sudah lama dan adanya

metastase ke organ lain lebih dalam dan lainnya prognosisnya jalek.

VII. Komplikasi

Infeksi secunder bila tumor mengalami ulcerasi

Retensio urine bila tumor mengadakan invasi ke bladder neck.

Hydronefrosis oleh karena bladder mengalami oklusi.

Page 5: Asuhan Keperawatan Vesika Urinaria

KONSEP KEPERAWATAN

1. Pengkajian

1. Identitas

Buli-buli adalah organ yang paling sering dijangkiti pada alat perkemihan. Pria 3 kali

lebih banyak terjangkit daripada perempuan, tumor multiple lebih sering, kira-kira 25%

klien mempunyai lebih dari satu lesi pada satu kali dibuat diagnosa.

2. Riwayat keperawatan

Keluhan penderita yang utama adalah mengeluh kencing darah yang intermiten, merasa

panas waktu kencing. Mereka ingin kencing terutama pada malam hari dan pada fase

selanjutnya sukar kencing, nyeri suprapubik yang konstan, panas badan dan merasa

lemah, nyeri pinggang karena tekanan syaraf dan nyeri satu sisi karena hidronephrosis.

3. Pemeriksaan fisik dan klinis

Inspeksi: tampak kencing warna merah campur darah, pembesaran suprapubik bila tumor

sudah besar.

Palpasi: teraba tumor (masa) suprapubic, pemeriksaan bimanual teraba …..pada dasar

buli-buli dengan bantuan general anestesi baik saat VT atau RT.

4. Pemeriksaan penunjang.

II. Perencanaan

1. Cemas/takut berhubungan dengan situasi krisis (kanker), perubahan kesehatan, sosial

ekonomi, peran dan fungsi bentuk interaksi, persiapan kematian, perpisahan dengan

keluarga ditandai dengan peningkatan tegangan, kelelahan, mengekspresikan

kecanggungan peran, perasaan tergantung, tidak adekuat kemampuan menolong diri,

stimulasi simpatetik.

Page 6: Asuhan Keperawatan Vesika Urinaria

Tujuan:

Klien dapat mengurangi rasa cemasnya.

Rileks dan dapat melihat dirinya secara obyektif.

Menunjukkan koping yang efektif serta mampu berpartisipasi dalam pengobatan.

INTERVENSI RASIONAL

1. Tentukan pengalaman klien

sebelumnya terhadap penyakit

yang dideritanya.

2. Berikan informasi tentang

prognosis secara akurat.

3. Beri kesempatan pada klien

untuk mengekspresikan rasa

marah , takut dan beri informasi

dengan emosi wajar dan

ekspresi yang sesuai.

4. Jelaskan pengobata, tujuan, dan

efek samping. Bantu klien

mempersiapkan diri dalam

pengobatan.

5. Catat coping yang tidak efektif

seperti kurang interaksi sosial,

ketidakberdayaan dan lain-lain.

6. Anjurkan untuk

mengembangkan interaksi

dengan suppor sistem

7. Berikan lingkungan yang tenang

dan nyaman.

8. Pertahankan kontak dengan

klien, bicara dan berilah

sentuhan.

1. dapat memberikan dasar untuk

penyuluhan dan menghindari

adanya duplikasi.

2. Dapat memahami proses

penyakitnya.

3. Dapat menurunkan kecemasan

dan ketegangan.

4. Membantu klien dalam

memahami kebutuhan untuk

pengobatan dan efek

sampingnya.

5. Mengetahui dan menggali pola

koping dan dapat memberikan

solusinya.

6. Agar memperoleh dukungan

dari orang yang terdekat.

Page 7: Asuhan Keperawatan Vesika Urinaria

7. Untuk beri kesempatan agar

merenung dan istirahat.

8. Mendapatkan kepercayaan

bahwa dirinya ditolong.

2. Nyeri (akut) berhubungan dengan proses penyakitnya (penekanan/kerusakan jaringan

syaraf, infiltrasi sistem suplay syaraf, obstruksi jalur syaraf, inflamasi), efek samping

theraoi kanker ditandai dengan klien mengatakan nyeri, sulit tidur, tidak mampu

memusatkan perhatian, ekspresi nyeri, kelemahan.

Tujuan:

Klien mampu mengontrol nyeri melalui aktivitas.

Melaporkan nyeri yang dialaminya.

Mengikuti program pengobatan.

Mendemonstrasikan teknik relaksasi dan pengalihan rasa nyeri melalui aktivitas yang

mungkin

INTERVENSI RASIONAL

1. Tentukan riwayat nyeri, lokasi,

durasi dan intensitasnya.

2. Evaluasi therapi: pembedahan,

kemoterapi, radiasi, bioterapi,

ajarkan pada klien/keluarga cara

menghadapinya

3. Menganjurkan teknik penangan

stress (teknik rekaksasi,

visualisasi, bimbingan), dan

1. Dapat memberikan informasi

yang diperlukan untuk

merencanakan asuhan.

2. Untuk mengetahui efektivitas

therapi.

3. Meningkatkan kontrol diri atas

efek samping dengan

Page 8: Asuhan Keperawatan Vesika Urinaria

berikan sentuhan terauphitik.

4. Beri pengalihan seperti reposisi

dan aktivitas yang

menyenangkan seperti

mendengarkan radio dll.

5. Beri pengobatan bila perlu.

6. Diskuskan dengan tim kes.

untuk menangani nyeri.

7. Beri analgesik sesuaio indikasi.

menurunkan ansietas dan stress.

4. Meningkatkan kenyamanan

dengan mengalihkan

perhatianklien dari rasa nyari.

5. Untuk mengetahui efektivitas

penanganan nyeri .

6. Agar therapi tepat sasaran.

7. Untuk mengatasi nyeri.

3. Kurangnya penetahuan tentang penyakit, prognosis dan pengobatan sesuai dengan

kurangnya informasi, missinterprestasi dan keterbatasan kognitif ditandai dengan

seringnya bertanya, menyatakan masalahnya, pernyataan miskonsepsi, tidak akurat

dalam mengukuti intruksi/pencegahan komplikasi.

Tujuan:

Klien dapat mengatakan secara akurat tentang diagnosis dan pengobatan pada

tingkatan siap.

Mengikuti prosedur dengan baik dan menjelaskan tentang alasan mengikuti prosedur

tersebut.

Mempunyai inisiatif dalam perubahan gaya hidup dan berpartisipasi dalam

pengobatan.

Bekerjasama dengan pemberi informasi.

Page 9: Asuhan Keperawatan Vesika Urinaria

INTERVENSI RASIONAL

1. Mengulang pengertian tentang

diagnoasa, pengobatan dan

akibatnya.

2. Tentukan persepsi klien tentang

kanker dan pengobatabnnya,

ceritakan pada klien tentang

pengalaman klien lain yang

menderita kanker.

3. Beri informasi yang akurat dan

faktual. Jawab pertanyaan

spesifik, hindarkan informasi

yang tidak informasi.

4. Berikan bimbingan kepada

klien/keluarga sebelum

mengikutu prosedur

pengobatan, therapi yang lama,

komplikasi. Jujurlah pada klien.

5. Anjurkan pada klien untuk

memberikan umpan balik verbal

dan mengoreksi miskonsepsi

tentang penyakitnya.

6. Review klien/keluarga tentang

pentingnya status nutrisi yang

optimal.

7. Anjurkan pada klien untuk

mengkaji membran mukosa

mulutnya secara rutin,

perhatikan adanya erutema.

8. Anjurkan klien memelihara

kebersihan kulit dan rambut.

a. Menghindari adanya duplikasi dan

pengulangan terhadap pengetahuan

klien.

b.Memungkinkan dilkukan pembebnran

terhadap kesalahan persepsi dam

konsepsi serta kesalahan pengertian.

c.Membantu klien dalam memahami

proses penyakit.

d.Membantu klien dan keluarga dalam

membuat keputusan pengobatan.

e.Mengetahui sampai sejauh manakah

pemahaman klien /keluarga mengenai

penyakit klien.

f. Meningkatkan pengetahuan

klien/keluarga mengenai nutrisi yang

adekuat.

g.Mengkaji mengembangan proses –

proses penyembuhan dan tanda-tanda

infeksi serta masalah dengan kesehatan

Page 10: Asuhan Keperawatan Vesika Urinaria

mulut yang dapat mempengaruhi intake

makanan dan minuman.

h. Meningkatkan integritas kulit dan

kepala.

4.Gangguan nutrisi (kurang dari kebutuhan tubuh) berhubungan dengan hipermetabolik yang

berhubungan dengan kanker, konsekuensi khemoterapi, radiasi, pembedahan (anoreksia,

iritasi lambung, kurangnya rasa kecap, nausea), emosional distress, fatigue, ketidakmampuan

mengontrol nyeri ditandai dengan klien mengatakan intake tidak adekuat, hilangnya rasa

kecap, kehilangan selera, berat badan turun sampai 20% atau lebih di bawah ideal, penurunan

masa otot dan lemak subkutan, konstipasi, abdominal cramping.

Tujuan:

Klien menunjukkan berat badan yang stabil, hasil lab. Normal dan tidak ada tanda

malnutrisi.

Menyatakan pengertiannya terhadap perlunya intake yang adekuat.

Berpartisipasi dalam penetalaksanaan diet yang berhubungan dengan penyakitnya.

INTERVENSI RASIONAL

a.Monitor intakemakanan setiap

hari,apakah klien makan sesuai dengan

kebutuhan.

2. Timbang dan ukur berat badan,

ukuran tricep serta amati

penurunan berat badan.

1. Memberikan informasi tentang

status gizi klien.

2. Memberikan informasi tentang

penambahan dan penurunan

berat badan klien.

3. Menunjukkan keadaan gizi klien

Page 11: Asuhan Keperawatan Vesika Urinaria

3. Kaji pucat, penyembuhan luka

yang lama dan pembesaran kelenjar

paritis.

4. Anjurkan klien untuk

mengkonsumsi makanan tinggi

kalori dengan intake cairan yang

adekuat. Anjurkan pula makanan

kecil untuk klien.

5. Kontrol faktor lingkungan seperti

bau atau bising. Hindarkan

makanan yang terlalu manis,

berlemak dan pedas.

6. Ciptakan suasana makan yang

menyenangkan misalnya makan

bersama teman atau keluarga.

7. Anjurkan teknik relaksasi,

visualisasi, latihan moderate

sebelum makan.

8. Anjurkan komunikasi terbuka

tentang problem anoreksia yang

dialami klien.

9. Kolaboratif

10. Amati studi laboratprium seperti

total limposit, serum transferin dan

albumin.

11. Berikan penggobatan sesuai

dengan indikasi.

12. Phenotiasin, antidopaminergic,

corticosteroids, vitamin khususnya

A,D,E dan B6, antasida.

13. Pasang pipa nasogastrik untuk

memberikan makanan secara

interal, imbangi dengan infus.

sangat buruk.

4. Kalori merupakan sumber

energi

5. Mencegah mual dan muntah,

distensi berlebihan, dispepsia

yang menyebabkan penurunan

nafsu makan serta

mengurangistimulus berbahaya

yang dapat meningkatkan

ansietas.

6. Agar klien merasa seperti

berada di rumah sendiri.

7. Untuk menimbulkan perasaan

ingin makan/membangkitkan

selera makan.

8. Agar dapat diatasi secara

bersama-sama (dengan ahli gizi,

perawat dan klien).

9. Unrtuk mengetahui/menegakkan

terjadinya gangguan nutrisi

sebagai akibat perjalanan

penyakit, pengobatan dan

perawatan terhadap klien.

10. Membantu menghilangkan

gejala penyakit, efek samping

dan meningkatkan status

kesehatan klien.

11. Mempermudah intake makanan

dan minuman dengan hasil yang

maksimal dan tepat sesuai

kebutuhan.

12. Efektifitas therapi

Page 12: Asuhan Keperawatan Vesika Urinaria

13. Agar intake makanan dan cairan

adekuat.

5. Resiko tnggi kerusakan membran mukaosa mulut berhubungan dengan efek samping

kemotherapi dan radiasai/radiotherapi.

Tujuan:

Membran mukosa tidak menunjukkan keruisakan, terbatas dari inflamasi dan ulcerasi.

Klien mengungkapkan faktor penyebab secara verbal.

Klien mampu mendemonstrasika teknikmempertahankan /menjaga kebersihan rongga

mulut.

INTRVENSI RASIOANAL

1. Kaji kesehatan gigi dan mulut

pada saat pertemuan dengan

klien secara periodik.

2. Kaji rongga mulut setiap hari,

amati perubahan mukosa

membran, Amati tanda terbakar

di mulut, perubahan suara, rasa

kecap, kekentalan ludah.

3. Diskusikan dengan klien tentang

metode pemeliharaan oral

hygine.

4. Intruksikan perubahan pola diet

misalnya hindari makanan

panas, pedas, asam dan

makanan yang keras.

5. Amati dan jelaskan pada klien

tentang tanda sumber infeksi

1. Mengkaji perkembangan proses

penyembuhan dan tanda-tanda

infeksi memberikan informasi

penting untuk mengembangkan

rencana keperawatan.

2. Masalah dengan kesehatan

mulut dapat mempengaruhi

pemasukan makanan dan

minuman.

3. Mencari alternatif lain mengenai

pemeliharaan mulut dan gigi.

4. Mencegah rasa tidak nyaman

dan iritasi lebih lanjut pada

membran mukosa.

5. Agar klien mengetahui dan

segera memberitahu bila ada

Page 13: Asuhan Keperawatan Vesika Urinaria

oral.

6. Kolaboratif.

7. Konsultasi dengan dokter gigi

sebelum kemotherapi.

8. Berikan obat sesuai indikasi,

analgesik, topikal lidokain,

antimikrobal mouthwash.

9. Preparation.

10. Kultur oral.

tanda-tanda tersebut.

6. Meningkatkan kebersihan dan

kesehatan gigi dan guzi.

7. Tindakan/therapi yang dapat

menghilanhkan nyerri,

menangani nyeri dalam rongga

mulut /infeksi sistemik.

8. Untuk mengetahui jenis kuman

sehingga dapat diberikan therapi

antibiotik yang tepat.

5. Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan tidak adekuatnya pertahanan tubuh

sekunder dan sistimimun (efek khemetherapi/radiasi), malnutrisi, prosedur invasif.

Tujuan:

Klien mampu mengidentifikasi dan berpatisipasi dalam tindakan pencegahan infeksi.

Tidak menunjukkan tanda-tanda infeksi.

INTERVENSI RASIONAL

1. Cuci tangan sebelum

melakukan tindakan.

Pengunjung/keluarga

dianjurkan hal yang

sama.

2. Jaga persona lhigine

klien dengan baik.

3. Monitor temperatur.

4. Kaji semua sistem untuk

memonitor adanya tanda-

tanda infeksi.

1. Mencegah terjadinya infeksi silang.

2. Menurunkan atau mengurangi adanya

organisme hidup.

3. Peningkatan suhu merupakan tanda

terjadinya infeksi.

4. Mencegah atau mengurangi terjadinya

infeksi.

5. Mencegah terjadinya infeksi.

6. Segera dapat diketahui apabila terjadi

infeksi.

7. Adanya indikasi yang jelas sehingga

Page 14: Asuhan Keperawatan Vesika Urinaria

5. Hindarkan/batasi

prosedur invasif dan jaga

aseptif prosedur.

6. Kolaboratif

7. Monitor CBC, WBC,

granulosit, platelets.

8. Berilah antibiotik sesuai

indikasi.

antibiotik yang diberikan dapat

mengatasi organisme penyebab infeksi.

8. Menghilangkan/mengurangiinfeksi.

5. Resiko tinggi gangguan fungsi seksual berhubungan dengan defisit

pengetahuan/ketrampilan tentang alternatif respon terhadap transisi kesahatan,

penurunan fungsi/struktur tubuh, dampak pengobatan.

Tujuan:

Klien dapat mengungkapkan pengertiannya terhadap efek kanker dan therapi terhadap

seksualitas.

Memperhatikan aktivitas seksual dalam batas kemampuan.

INTERVENSI RASIONAL

1. Diskusikan dengan

klien/keluarga tentng proses

seksualitas dan reaksi serta

hubungan nya dengan

penyakitnya.

1. Meningkatkan ekspresi

seksuakitas dan meningkatkan

komunikasi terbuka antara klien

dengan pasangannya.

2. Membantu klien dalam

Page 15: Asuhan Keperawatan Vesika Urinaria

2. Berikan advise tentang akibat

pengobatan terhadap

seksualitasnya.

3. Berikan privasi kepada klien

dan pasangannya. Ketuk

pintusebelum masuk.

mengatasi masalah seksual yang

dihadapi.

3. Memberikan kesempatan

padaklien dan pasangannya

untuk merngekspresikan

perasaan dan keinginan secara

wajar,

5. Resiko tinggi kerusakan integritas kulit berhubungan dengan efek radiasi dan

kemotherapi, defisit imunologik, penurunan intake nutrisi dan anemia.

Tujuan:

Klien dapat mengidentifikasi intervensi yang berhubungan dengan kondisi spesifik.

Berpartisipasi dalam pencegahan komplikasi dan percepatan penyembuhan.

INTERVENSI RASIONAL

1. Kaji integritas kulit untuk

melihat adanya efek samping

therapi kanker, amati

penyembuhan luka.

2. Anjurklan klien untuk tidak

menggaruk bagian yang gatal.

3. Ubah posisi klien secara teratur.

4. Berikan advise pada klien untuk

menghindari pemakaian cream

kulit, minyak, bedak tanpa

rekomendasi dokter.

1. Memberikan informasi untuk

perencanaan asuhan dan

mengembangkan identifikasi

awal terhadap perubahan

integritas kulirt.

2. Menghindari perlukaan yang

dapat menimbulkan infeksi.

3. Menghinfdari penekanan yang

terus menerus pada suatu daerah

tertentu.

4. Mencegah trauma berlanjut

pada kulit dan produk yang

Page 16: Asuhan Keperawatan Vesika Urinaria

kontra indikatif.

5. Resiko tinggi kurangnya volume cairan berhubungan dengan output yang tidak

normal (vomiting, diare), hipermetabolik, kurangnya intake.

Tujuan:

Klien menunjukkan keseimbangan cairan dengan tanda vital normal, membran mukosa

normal, turgor kulit bagus, capilarry ferill normal,urine output nortmal.

INTERVENSI RASIONAL

1. Monitor intake dan output

termasuk keluaran yang tidak

normal seperti emesis, diare,

dranase luka,. Hitang

keseimangan selama 24 jam.

2. Timbang berat badab jika perlu.

3. Monitor vital signs, evaluasi

pulse peripheral, capilary refil.

4. Kaji turgor kulit dan keadaan

membran mukosa. Catat

keadaan kehauasan pada klien.

5. Anjurkan intake cairan sampai

3000 ml perhari sesuai

kebutuhan klien.

6. Observasi kemungkinan

perdarahan seperti perlukaan

membran mukosa, luka bedah,

adanya ekimosis dan pethekie.

1. pemasukan oral yang tidak

adekuat dapat

menyebabkanhipovolemia.

2. Dengan monotor berat badan

dapat diketahui bila tidak ada

keseimbangan.cairan.

3. Tanda-tanda hipovolemik segera

diketahui dengan adanya

takikardi,, hipotensi dan

peningkatan suhu tubuh dengan

dehidrasi.

d. Dengan mengetahui tanda-tanda

dehidrasi dapat mencegah terjadinya

hipovolemia.

e. memenuhi kebutuhan cairan yang

kurang.

Page 17: Asuhan Keperawatan Vesika Urinaria

7. Hindarkan trauma dan tekanan

yang berlebihan pada luka

bedah.

8. Kolaboratif.

9. Berikan cairabn IV bila

diperlukan.

10. Berikan therapi antiseptik.

11. Monitor hasil laboratorium.

f.Segera diketahui adanya perubahan

keseimbangan volume cairan.

g.Mencegah terjadinya perdarahan.

h.Memenuhi kebutuhan cairan.

i.Mencegah /menghilangkan mual dan

muntah.

j.Mengetahui perubahan yang terjadi.

k. Menunjang ketepatan therapi.