asuhan keperawatan rhinitis

16
ASUHAN KEPERAWATAN RHINITIS BAB I TINJAUAN TEORITIS RHINITIS A. DEFINISI Rinitis adalah suatu inflamasi membran mukosa hidung dan mungkin dikelompokan baik sebagai rinitis alergik atau non- alergik. (Keperawatan Medikal-Bedah: Suzanne C. Smeltzer dan Brenda G. Bare, 2002) Rinitis di definisikan sebagai penyakit inflamasi membran mukosa dari cavum nasal dan nasopharynx. Sama halnya dengan sinusitis, rinitis bisa berupa penyakit kronis dan akut yang kebanyakan disebabkan oleh virus dan alergi ( Keperawatan Medikal-Bedah:…) Rhinitis adalah reaksi yang terjadi di mata, hidung dan tenggorokan ketika udara irritants (allergens) memicu rilis histamine. Histamine menyebabkan peradangan dan produksi cairan di mubut linings of nasal passages, sinuses, dan eyelids. Rhinitis ada dua macam · Alergi rhinitis Yang paling umum yang menyebabkan alergi rhinitis adalah: menyerbukkan, debu mites, cetakan, hewan kemarahan. Gejala-gejala yang timbul yaitu, kongesti nasal, rabas nasal (purulent dengan

Upload: sii-fulan

Post on 06-Aug-2015

74 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: Asuhan Keperawatan Rhinitis

ASUHAN KEPERAWATAN RHINITIS

BAB I

TINJAUAN TEORITIS RHINITIS

A.     DEFINISI

Rinitis adalah suatu inflamasi membran mukosa hidung dan mungkin dikelompokan baik

sebagai rinitis alergik atau non-alergik.

(Keperawatan Medikal-Bedah: Suzanne C. Smeltzer dan Brenda G. Bare, 2002)

Rinitis di definisikan sebagai penyakit inflamasi membran mukosa dari cavum nasal dan

nasopharynx. Sama halnya dengan sinusitis, rinitis bisa berupa penyakit kronis dan akut yang

kebanyakan disebabkan oleh virus dan alergi

( Keperawatan Medikal-Bedah:…)

Rhinitis adalah reaksi yang terjadi di mata, hidung dan tenggorokan ketika udara irritants

(allergens) memicu rilis histamine. Histamine menyebabkan peradangan dan produksi cairan di

mubut linings of nasal passages, sinuses, dan eyelids. 

Rhinitis ada dua macam

·         Alergi rhinitis

Yang paling umum yang menyebabkan alergi rhinitis adalah: menyerbukkan, debu mites,

cetakan, hewan kemarahan. Gejala-gejala yang timbul yaitu, kongesti nasal, rabas nasal (purulent

dengan rhinitis bakterialis), gatal pada nasal, bersin-bersin, sakit kepala.  Alergi merupakan

penyebab umum rhinitis.Rhinitis alergi atau hay fever disebabkan oleh allergen musiman atau

acak  Rinitis Alergik dapat dibagi menjadi spesifik yang penyebabnya debu  rumah atau di

tempat lainya; bulu binatang, asap rokok, kabut, tepung sari, makanan, mainan,dsb. Dan non-

spesifik yang disebabkan oleh gangguan metabolic, gangguan saraf otonom yang berpusat di

thalamus, hipotalamus, dan nucleus basalis.

·         

Page 2: Asuhan Keperawatan Rhinitis

Nonalergi rhinitis

Penyebab nonallergic rhinitis termasuk: uap, odors, suhu, atmospheric perubahan, asap, lainnya

irritants. Gejala dari nonallergic rhinitis termasuk: bersin, kongesti, pilek, gatal hidung,

tenggorokan, mata, telinga.

Renitis non-alergik biasanya disebabkan oleh infeksi saluran nafas atas, termasuk rinitis viral

(common cold) dan ranitis nasal dan bakterial. Juga terjadi akibat sebagai masuknya benda asing

ke dalam hidung; deformitas structural, neoplasma , dan massa; penggunaan kronik dekongestan

nasal; penggunaan kontrasepsi oral, kokain, dan antihipertensif. Penyebab lain adalah zat yang

mengiritasi mukosa hidung sehingga bisa menyebabkan rhingitis non-alergik atau rhinitis

lingkungan yaitu seperti asap rokok, perubahan suhu dan kelembapan

Rhinitis paling sering akan menyertai infeksi virus akut pada saluran pernafasan atas,yang sering

dikenal dengan influenza (common cold). Virus disebarkan melalui droplet (titik-titik) yang

berasal dari bersin. Pencegahan utama penyebaran virus pernapasan adalah dengan mencuci

tangan, karena droplet berpindah ke sistem pernapasan melalui tangan.. 

B.     ETIOLOGI

Belum jelas, beberapa hal yang dianggap sebagai penyebabnya seperti infeksi oleh

kuman spesifik, yaitu spesies Klebsiella, yang sering Klebsiella ozanae,kemudian stafilokok,

sreptokok, Pseudomonas aeruginosa, defisiensi Fe, defisiensi vitamin A, sinusitis kronik,

kelainan hormonal, dan penyakit kolagen. Mungkin berhubungan dengan trauma atau terapi

radiasi.

C.      MANIFESTASI KLINIK

Gejala lokal berupa kongesti nasal, rabas nasal (purulen dengan rinitis bakterialis),bersin-

bersin, batuk, hidung tersumbat, beringus, gatal pada hidung, hidung berair, sakit tenggorokan,

dan tidak enak badan, tinnitus (rasa ada dengung di telinga) , rasa penuh di telingan dan

postnasal drip. Sakit kepala dapat saja terjadi, terutama jika terdapat juga sinusitis. Gejala umum

dapat berupa kelainan pada gastrointestinal seperti muntah, mual, obstipasi, kembung, atau

kadang diare. Juga dapat terjadi gelisah, mudah tersinggung, nyeri otot (mialgia) dan nyeri pada

sendi-sendi dan sebagainya. Pada pemeriksaan ditemukan membrane mukosa berwarna merah,

Page 3: Asuhan Keperawatan Rhinitis

membengkak dan lembab. Pasien mengeluh adanya rasa gatal dan mata berair/ menangis. Infeksi

bakteri atau infeksi kronis mengakibatkan keluarnya ingus yang kehijau-hijauan atau purulen,

mukoid, dan kental. Infeksi sekunder seperti otitis media, bronchitis atau pneumoni seharusnya

disingkirkan

D.     PATOLOGI

Terdapat hipersekresi kelenjar serosa pada mukosa traktus respiratoris terutama pada

mukosa hidung dan sinus, metaplasia epitel bersilia dan peninggian relative sel cangkir.

Membrana propria hidung dan sinus menjadi sembab dan terdiri dari cairan interstitium. Sel

jaringan interstitium membentuk serbukkan seluler yang terdiri dari sel plasma, limfosit,

monosit, dan eosinofil. Endotel pembuluh darah  membengkak sehingga permeabilitasnya

meninggi diikuti eksudasi serosa. (Perawatan Anak Sakit: Ngastiyah, 2003)

Patofisiologi rhinitis adalah terjadinya inflamasi dan pembengkakkan mukosa hidung,

sehingga menyebabkan edema dan mengeluarkan secret hidung. Rhinitis persisten (menetap)

mengakibatkan sikatrik fibrosa pada jaringan pengikat dan antropi kelenjar yang mengeluarkan

lendir atau ingus..

(Keperawatan Medikal-Bedah: ,)

E. DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Cemas berhubungan dengan Kurangnya Pengetahuan tentang penyakit dan prosedur tindakan

medis

2. Ketidakefektifan jalan nafas berhubungan dengan obstruksi /adanya secret yang mengental

3. Gangguan pola istirahat berhubungan dengan penyumbatan pada hidung

4. Gangguan konsep diri berhubungan dengan rhinore

F.PENATALAKSANAAN MEDIS

Penatalaksanaan rinitis tergantung pada penyebab,yang mungkin diidentifikasi dengan

riwayat kesehatan komplit dan menanyakan pasien dengan kemungkinan pemajanan terhadap

allergen di rumah, lingkunan, atau di tempat kerja. Jika gejala menunjukkan ringitis alergik,

mungkin dilakukan pemeriksaan untuk mengidentifikasi kemungkinan allergen. Terapi obat-

obatan termasuk antihistamin, dekongestan, kortikosteroid topical, dan natrium kromolin. Obat-

Page 4: Asuhan Keperawatan Rhinitis

obatan yang resepkan biasanya digunakan dalam beberapa kombinasi, tergantung pada gejala

pasien.

Pasien dengan rinitis alergik diinstruksikan untuk menghindari alergen atau iritan, seperti

debu, asap, bau, tepung, sprei, atau asap tembakau . Sprei nasl salin mungkin dapat membantu

dalam menyembuhkan membrane mukosa, melunakan sekresi yang kering, dan menghilangkan

iritan. Untuk mencapai kesembuhan maksimal, pasien diinstruksikan untuk menghembuskan

hidung sebelum memberikan obat apapun ke dalam rongga hidung.

Pengobatan bersifat individual karena reaksi alergis tidak selalu sama pada tiap individu.

Obat yang biasa diberikan adalah :

1. Antihistamin, kortikosteroid, dan obat tetes hidung vasokontriktor.

2. Pengobatan spesifik tehadap alergen tertentu setelah uji kerentanan.

Page 5: Asuhan Keperawatan Rhinitis

BAB II

ASUHAN KEPERAWATAN TEORITIS

3.1 Pengkajian

Identitas

Ø Nama

Ø jenis kelamin

Ø umur

Ø bangsa

Keluhan utama

Bersin-bersin, hidung mengeluarkan sekret, hidung tersumbat, dan hidung gatal

Riwayat peyakit dahulu

Pernahkan pasien menderita penyakit THT sebelumnya.

Riwayat keluarga

Apakah keluarga adanya yang menderita penyakit yang di alami pasien

Pemeriksaan fisik :

- Inspeksi : permukaan hidung terdapat sekret mukoid

- Palpasi : nyeri, karena adanya inflamasi

Pemeriksaan penunjang :

Ø Pemeriksaan nasoendoskopi

Ø Pemeriksaan sitologi hidung

Ø Hitung eosinofil pada darah tepi

Ø Uji kulit allergen penyebab

3.2 Diagnosa

1. Cemas berhubungan dengan Kurangnya Pengetahuan tentang penyakit dan prosedur

tindakan medis

2. Ketidakefektifan jalan nafas berhubungan dengan obstruksi /adanya secret yang

mengental

3. Gangguan pola istirahat berhubungan dengan penyumbatan pada hidung

Page 6: Asuhan Keperawatan Rhinitis

4. Gangguan konsep diri berhubungan dengan rhinore

3.3 Intervensi

1. Cemas berhubungan dengan Kurangnya Pengetahuan tentang penyakit dan prosedur tindakan

medis

Tujuan : Cemas klien berkurang/hilang

Kriteria :

a. Klien akan menggambarkan tingkat kecemasan dan pola kopingnya

b. Klien mengetahui dan mengerti tentang penyakit yang dideritanya serta

pengobatannya.

Intervensi Rasional

1. Kaji tingkat kecemasan klien

2. Berikan kenyamanan dan ketentaman

pada klien :

- Temani klien

- Perlihatkan rasa empati( datang dengan

menyentuh klien )

3. Berikan penjelasan pada klien tentang

penyakit yang dideritanya perlahan, tenang

seta gunakan kalimat yang jelas, singkat

mudah dimengerti

4. Singkirkan stimulasi yang berlebihan

misalnya :

- Tempatkan klien diruangan yang lebih

tenang

- Batasi kontak dengan orang lain /klien lain

yang kemungkinan mengalami kecemasan

5. Observasi tanda-tanda vital.

6. Bila perlu , kolaborasi dengan tim medis

1. Menentukan tindakan selanjutnya

2. Memudahkan penerimaan klien terhadap

informasi yang diberikan

3. Meningkatkan pemahaman klien tentang

penyakit dan terapi untuk penyakit tersebut

sehingga klien lebih kooperatif

4. Dengan menghilangkan stimulus yang

mencemaskan akan meningkatkan

ketenangan klien.

5. Mengetahui perkembangan klien secara

dini.

6. Obat dapat menurunkan tingkat

kecemasan klien

Page 7: Asuhan Keperawatan Rhinitis

2. Ketidakefektifan jalan nafas berhubungan dengan obstruksi /adnya secret yang mengental.

Tujuan : Jalan nafas efektif setelah secret dikeluarkan

Kriteria :

a. Klien tidak bernafas lagi melalui mulut

b. Jalan nafas kembali normal terutama hidung

Intervensi Rasional

a. Kaji penumpukan secret yang ada

b. Observasi tanda-tanda vital.

c. Kolaborasi dengan team medis

a. Mengetahui tingkat keparahan dan tindakan

selanjutnya

b. Mengetahui perkembangan klien sebelum

dilakukan operasi

c. Kerjasama untuk menghilangkan obat yang

dikonsumsi

3. Gangguan pola istirahat berhubungan dengan penyumbatan pada hidung

Tujuan : klien dapat istirahat dan tidur dengan nyaman

Kriteria :

- Klien tidur 6-8 jam sehari

Intervensi Rasional

a. Kaji kebutuhan tidur klien.

b. ciptakan suasana yang nyaman.

c. Anjurkan klien bernafas lewat mulut

d. Kolaborasi dengan tim medis

pemberian obat

a. Mengetahui permasalahan klien dalam

pemenuhan kebutuhan istirahat tidur

b. Agar klien dapat tidur dengan tenang

c. Pernafasan tidak terganggu.

d. Pernafasan dapat efektif kembali lewat

hidung

Page 8: Asuhan Keperawatan Rhinitis

4. Gangguan konsep diri berhubungan dengan rhinore

Intervensi Rasional

a. Dorong individu untuk bertanya mengenai

masalah, penanganan, perkembangan dan

prognosis kesehatan

b. ajarkan individu menegenai sumber

komunitas yang tersedia, jika dibutuhkan

(misalnya : pusat kesehatan mental)

c. dorong individu untuk mengekspresikan

perasaannya, khususnya bagaimana individu

merasakan, memikirkan, atau memandang

dirinya

a. memberikan minat dan perhatian,

memberikan kesempatan untuk

memperbaiakikesalahan konsep

b. pendekatan secara komperhensif dapat

membantu memenuhi kebutuhan pasienuntuk

memelihara tingkah laku koping

c. dapat membantu meningkatkan tingkat

kepercayaan diri, memperbaiki harga diri,

mrnurunkan pikiran terus menerus terhadap

perubahan dan meningkatkan perasaan

terhadap pengendalian diri

3.4 Implementasi

1. Mendorong individu untuk bertanya mengenai masalah, penanganan, perkembangan

dan prognosis kesehatan

2. Mengatur kelembapan ruangan untuk mencegah pertumbuhan jamur

3. Menjauhkan hewan berbulu dari pasien alergi, namun hal ini sering tidak dipatuhi

terutama oleh pecinta binatang

4. Membersihkan kasur secara rutin

Perawatan

a) If there is inflammation in the nose, the treatment of choice for this form of non-

allergic rhinitis is nasal corticosteroid sprays.Jika ada peradangan di hidung, perlakuan

pilihan formulir ini untuk non-alergi rhinitis adalah sengau corticosteroid sprays.

b) If there is a lot of runny nose, ipratropium nasal spray can provide relief against this

symptom in non-allergic rhinitis. Jika ada banyak pilek, ipratropium sengau

semprot dapat menyediakan bantuan terhadap gejala ini di non-alergi rhinitis.

Page 9: Asuhan Keperawatan Rhinitis

c) If nasal congestion is a major problem, decongestant pills or sprayscan be used, but

the sprays should not be used for long periods of time,Jika hidung tersumbat adalah

masalah besar, decongestant tablet atau sprays dapat digunakan, tetapi sprays tidak boleh

digunakan untuk waktu lama,

d) Recently, an antihistamine nasal spray has been found helpful in relieving the

symptoms of non-allergic rhinitis.Baru-baru ini, sebuahantihistamine sengau

semprot telah bermanfaat dalam melegakan gejala non-alergi rhinitis.

e) By learning about the causes and symptoms of various forms of rhinitis, you will be

better able to identify your symptoms and triggers. Dengan belajar tentang penyebab dan

gejala dari berbagai bentuk rhinitis, Anda akan dapat lebih baik untuk mengidentifikasi

gejala dan memicu. Your allergist/immunologist can assist by making an accurate

diagnosis and developing an effective treatment plan for you. Anda allergist /

immunologist dapat membantu dengan membuat diagnosa yang akurat dan

mengembangkan rencana perawatan yang efektif untuk Anda.

3.5 Evaluasi

1. Mengetahui tentang penyakitnya

2. Sudah bisa bernafas melalui hidung dengan normal

3. Bisa tidur dengan nyenyak

4. Mengutarakan penyakitnya tentang perubahan penampilan

Page 10: Asuhan Keperawatan Rhinitis

BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Rhinitis adalah suatu inflamasi ( peradangan ) pada membran mukosa di hidung. (Dipiro,

2005 )

Rhinitis adalah peradangan selaput lendir hidung. ( Dorland, 2002 )

Berdasarkan cara masuknya allergen dibagi atas :

Alergen Inhalan, yang masuk bersama dengan udara pernafasan, misalnya debu rumah,

tungau, serpihan epitel dari bulu binatang serta jamur

Alergen Ingestan, yang masuk ke saluran cerna, berupa makanan, misalnya susu, telur,

coklat, ikan dan udang

Alergen Injektan, yang masuk melalui suntikan atau tusukan, misalnya penisilin atau

sengatan lebah

Alergen Kontaktan, yang masuk melalui kontak dengan kulit atau jaringan mukosa,

misalnya bahan kosmetik atau perhiasan

4.2 Saran

Penyusun sangat membutuhkan saran, demi meningkatkan kwalitas dan mutu makalah

yang kami buat dilain waktu. Sehingga penyusun dapat memberikan informasi yang lebih

berguna untuk penyusun khususnya dan pembaca umumnya.

Page 11: Asuhan Keperawatan Rhinitis

DAFTAR PUSTAKA

-Behrman, dkk. 2000. Ilmu Kesehatan Anak Nelson Vol.1 Edisi 15. Jakarta: EGC

-Behrman, dkk. 2000. Ilmu Kesehatan Anak Nelson Vol.2 Edisi 18. Jakarta: EGC

-Dorland, WA. Newman. 2002. Kamus Kedokteran Dorland Edisi 29. Jakarta: EGC

-Hassan, rusepno dkk. 1985. Ilmu Kesehatan Anak Edisi 2. Jakarta: Info Medika

-Junadi, purnawan dkk. 1982. Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta: Media Aesculapius

-Long, barbara C. 1996. Perawatan Medikal Bedah. Bandung: Yayasan IAPK Pajajaran

-Mansjoer, arif dkk. 1993. Kapita Selekta Kedokteran Jilid.1 Edisi 3. jakarta : Media

Aesculapius

- Price, silvya A. 1995. Patofisiologi: Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit Edisi

4. Jakarta : EGC

-Smeltzer, suzanne C. 2001. Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta: EGC

- Soepardi, efiaty arsyad. 1997. Telinga-Hidung-Tenggorok. Jakarta : fakultas kedokteran

universitas indonesia