asuhan kebidanan ibu nifaspatologi pada ny. p … · peradangan payudara, abses payudara, dan...

85
i ASUHAN KEBIDANAN IBU NIFASPATOLOGI PADA NY. P UMUR 22TAHUN P 1 A 0 DENGAN BENDUNGANASIDI BPS SUNARNI SUMBERLAWANG SRAGEN KARYA TULIS ILMIAH Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat Tugas AkhirPendidikan Diploma III Kebidanan Disusun Oleh : Lina Endah Lestari NIM.B13069 PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA SURAKARTA 2016

Upload: doquynh

Post on 10-Mar-2019

227 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: ASUHAN KEBIDANAN IBU NIFASPATOLOGI PADA NY. P … · peradangan payudara, abses payudara, dan akibat lebih lanjut akan terjadi kematian (Ambarwati dkk, 2008). Berdasarkan studi pendahuluan

i

ASUHAN KEBIDANAN IBU NIFASPATOLOGI PADA NY. P

UMUR 22TAHUN P1A0DENGAN BENDUNGANASIDI BPS

SUNARNI SUMBERLAWANG

SRAGEN

KARYA TULIS ILMIAH

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat Tugas AkhirPendidikan Diploma III

Kebidanan

Disusun Oleh :

Lina Endah Lestari

NIM.B13069

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA

SURAKARTA

2016

Page 2: ASUHAN KEBIDANAN IBU NIFASPATOLOGI PADA NY. P … · peradangan payudara, abses payudara, dan akibat lebih lanjut akan terjadi kematian (Ambarwati dkk, 2008). Berdasarkan studi pendahuluan

ii

HALAMAN PERSETUJUAN

Karya Tulis Ilmiah

ASUHAN KEBIDANAN IBU NIFAS PATOLOGI PADA NY. P

UMUR 22 TAHUN P1A0 DENGAN BENDUNGANASIDI BPS

SUNARNI SUMBERLAWANG

SRAGEN

Diajukan Oleh :

Lina Endah Lestari

NIM.B13069

Telah diperiksa dan disetuju

Pada tanggal 15 Juni 2016

Pembimbing

TRESIA UMARIANTI, SST, M.Kes

NIK 201383116

Page 3: ASUHAN KEBIDANAN IBU NIFASPATOLOGI PADA NY. P … · peradangan payudara, abses payudara, dan akibat lebih lanjut akan terjadi kematian (Ambarwati dkk, 2008). Berdasarkan studi pendahuluan

iii

HALAMAN PENGESAHAN

ASUHAN KEBIDANAN IBU NIFAS PATOLOGI PADA NY. P

UMUR 22 TAHUN P1A0DENGAN BENDUNGANASIDI BPS

SUNARNI SUMBERLAWANG

SRAGEN

Karya Tulis Ilmiah

DisusunOleh

Lina Endah Lestari

NIM.B13069

Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji

UjianAkhir Program D III Kebidanan

Pada Tangga 24 Juni 2016

PENGUJI I PENGUJI II

Erlyn Hapsari, SST., M.Keb Tresia Umarianti, SST., M.Kes

NIK 200683018 NIK 201383116

Tugas Akhir ini telah diterima sebagai salah satu persyaratan

untuk memperoleh gelar Ahli Madya Kebidanan

Mengetahui,

Ka.Prodi D III Kebidanan

Siti Nurjanah, SST., M.Keb

NIK 201188093

Page 4: ASUHAN KEBIDANAN IBU NIFASPATOLOGI PADA NY. P … · peradangan payudara, abses payudara, dan akibat lebih lanjut akan terjadi kematian (Ambarwati dkk, 2008). Berdasarkan studi pendahuluan

iv

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esayang telah

melimpahkan rahmat dan hidayahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan

Karya Tulis Ilmiah dengan judul “Asuhan Kebidanan Ibu Nifas pada

Ny.PUmur22 tahun P1A0 dengan Bendungan ASIDi BPS Sunarni Sumberlawang

Sragen’’. Karya Tulis Ilmiah ini disusun dengan maksud untuk memenuhi tugas

akhir sebagai salah satu syarat kelulusan Prodi D III Kebidanan STIKes Kusuma

Husada Surakarta.

Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dan pengarahan berbagai pihak,

KTI ini tidak dapat diselesaikan dengan baik. Oleh karena itu, penulis

mengucapkan terima kasih kepada :

1. Ibu Wahyu Rima Agustin, S.Kep., Ns., M.Kep, selaku ketua STIKes Kusuma

Husada Surakarta.

2. Ibu Siti Nurjanah, SST., M.Keb selaku Ketua Program Studi D III Kebidanan

STIKes Kusuma Husada Surakarta.

3. Ibu Tresia Umarianti, S.ST., M.Kes selaku dosen pembimbing yang telah

meluangkan waktu untuk memberikan petunjuk dan bimbingan kepada

penulis.

4. Ibu Sunarni, Amd.Keb selaku bidan di BPS Sunarni Sumberlawang Sragen

yang telah bersedia memberikan ijin pada penulis dalam melakukan studi

kasus.

5. Ny.Pbeserta keluarga yang telah bersedia menjadi responden dalam

pengambilan studi kasus.

6. Seluruh Dosen dan Staff Prodi D III Kebidanan STIKes Kusuma Husada

Surakarta atas segala bantuan yang telah diberikan.

7. Kedua orang tua yang selalu memberikan dukungan berupa doa dan kasih

sayang kepada saya.

8. Semua pihak yang telah membantu dan memberikan dukungan dalam

menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah.

Page 5: ASUHAN KEBIDANAN IBU NIFASPATOLOGI PADA NY. P … · peradangan payudara, abses payudara, dan akibat lebih lanjut akan terjadi kematian (Ambarwati dkk, 2008). Berdasarkan studi pendahuluan

v

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan ini masih jauh dari sempurna,

oleh karena itupenulis membuka saran demi kemajuan peneliti selanjutnya.

Semoga Karya Tulis Ilmiah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.

Surakarta, Mei 2016

Penulis

Page 6: ASUHAN KEBIDANAN IBU NIFASPATOLOGI PADA NY. P … · peradangan payudara, abses payudara, dan akibat lebih lanjut akan terjadi kematian (Ambarwati dkk, 2008). Berdasarkan studi pendahuluan

vi

Prodi D III Kebidanan STIKes Kusuma Husada SurakartaKarya Tulis Ilmiah, Juni

2016Lina Endah LestariB13069

ASUHAN KEBIDANAN IBU NIFAS PADA NY. PUMUR 22 TAHUN P1

A0DENGAN BENDUNGAN AIR SUSU IBU (ASI)

DI BPM SUNARNI SUMBERLAWANGSRAGEN

xii + 71 halaman + 13 lampiran

INTISARI

Latar Belakang : Angka Kematian Ibu (AKI) di indonesia sebesar 359 per

100.000 kelahiran hidup. Untuk mengurangi angka kematian tersebut maka perlu

dilakukan perawatan masa nifas yang baik terutama pada ibu nifas dengan

bendungan ASI supaya diagnosa potensial tidak terjadi. Berdasarkan studi

pendahuluan yang dilakukan di BPS Sunarni Sumberlawang Sragen pada tanggal

20 November 2015, diperoleh data bulan Oktober-oktober 2015, ibu nifas

sebanyak 91 ibu nifas, dimana 69 ibu nifas (75,8%) tanpa komplikasi, dan 22 ibu

nifas (24,2%) terdapat komplikasi yang terdiri dari 17ibu nifas (18,6%) dengan

bendungan air susu ibu terjadi karena ibu tidak mau menyusui bayinya, dan 5 ibu

nifas (0,54%) ibu nifas dengan perdarahan pervaginam.

Tujuan Studi Kasus : Melakukan Asuhan Kebidanan Ibu Nifas Pada Ny.PUmur

22 Tahun P1A0Dengan Bendungan ASI diBPS Sunarni Sumberlawang Sragen

secara baik dengan menerapkan Manajemen Kebidanan 7 langkah Varney.

Metodologi Penelitian : Jenis studi kasus yang digunakan pada pengambilan data

ini yaitu menggunakan metode observasional deskriptif yang berlokasi di BPM

Sunarni Sumberlawang Sragen subyek studi kasus yang diambil penulis adalah

Ny. P Umur 22 TahunP1A0 dengan Bendungan ASI studi kasus ini dilakukan

pada bulan Desember sampai dengan Mei 2016dengan menggunakan format

asuhan kebidanan 7 langkah Varney dengan pengumpulan data menggunakan data

primer dan data sekunder..

Hasil Studi Kasus :Setelah dilaksanakan Asuhan Kebidanan selama 3 hari

didapatkan hasil yang diperoleh adalah: keadaan umum ibu baik, tekanan darah

120/80mmHg, nadi 80 x/ menit, respirasi 24 x/ menit, suhu 36,4° C, kecemasan

ibu berkurang, rasa nyeri dan bengkak serta tidak ada kemerahan pada payudara,

ASI keluar lancar, ibu dapat menyusui bayinya dengan benar, ibu bisa melakukan

perawatan payudara sendiri dan bendungan saluran ASI sudah teratasi.

Kesimpulan :Pada kasus Ny. P Umur 22 TahunP1A0 dengan bendungan ASI

tidak terdapat kesenjangan antara teori dengan praktik.

Kata kunci : Asuhan Kebidanan, Ibu Nifas, Bendungan ASI

Kepustakaan : 14 literatur(2007 - 2014)

Page 7: ASUHAN KEBIDANAN IBU NIFASPATOLOGI PADA NY. P … · peradangan payudara, abses payudara, dan akibat lebih lanjut akan terjadi kematian (Ambarwati dkk, 2008). Berdasarkan studi pendahuluan

vii

MOTTO

� Kesuksesan hanya dapat diraih dengan segala upaya dan usaha yang

disertai doa, karena sesungguhnya nasib seseorang manusia tidak akan

berubah dengan sendirinya tanpa berusaha.

� Impian tidak akan terwujud dengan sendirinya, kamu harus segera bangun

dan berupaya mewujudkannya.

� Tak ada seorangpun yang mencapai kesuksesan tanpa melalui kerja keras.

� Sebuah tantangan akan selalu menjadi beban, jika itu hanya dipikirkan.

sebuah cita-cita juga adalah beban, jika itu hanya angan-angan.

� Kerjakanlah, Wujudkanlah, Raihlah cita-citamu dengan memulainya dari

bekerja bukan hanya menjadi beban didalam impianmu.

PERSEMBAHAN

Dengan segala rendah hati, Karya Tulis Ilmiah ini penulis persembahkan:

� Allah SWT yang telah melimpahkan segala rahmat serta karunia-Nya,

sehingga penulisan Karya Tulis Ilmiah ini dapat terselesaikan.

� Bapak, Ibu, tercinta terima kasih atas segala doa, dukungan, serta kasih

sayang selama ini.

� Untuk saudara-saudaraku yang telah memberikan dorongan dan motivasi

dalam setiap langkahku.

� Seluruh Dosen dan Staff Prodi D III Kebidanan STIKes Kusuma Husada

Surakarta terimakasih atas segala bantuan dan motivasi yang telah

diberikan.

� Dosen Pembimbing “Ibu Tresia Umariati, S.ST., M.Kes” terima kasih atas

segala bimbingannya, dari awal hingga akhir dalam pembuatan tugas akhir

Karya Tulis Ilmiah.

� Sahabat-sahabatku tersayang yang selalu optimis, selalu tersenyum,

terimakasih semua motivasi dan terimakasih selalu ada dalam suka citaku

selama ini.

� Teman-teman senasib seperjuanganSTIKes Kusuma Husada Surakarta

yang selama 3 tahun ini melangkah kaki menuju pintu keberhasilan

bersama-sama.

� Almamater tercinta.

Page 8: ASUHAN KEBIDANAN IBU NIFASPATOLOGI PADA NY. P … · peradangan payudara, abses payudara, dan akibat lebih lanjut akan terjadi kematian (Ambarwati dkk, 2008). Berdasarkan studi pendahuluan

Nama

Tempat / Tanggal Lahir

Agama

Jenis Kelamin

Alamat

Riwayat pendidikan

1. SDN 02 TOKAWI

2. MTS MA’ARIF 02 PACITAN

3. MAN PACITAN

4. Prodi D III Kebidanan STIKes Kusuma Husada SurakartaAngkatan

viii

CURICULUM VITAE

: Lina Endah Lestari

Tempat / Tanggal Lahir : Pacitan, 13 Oktober 1995

: Islam

: Perempuan

: Joso Kidul, RT 03 / RW VIII , Tokawi, Nawangan,

Pacitan

SDN 02 TOKAWI LULUS TAHUN 2007

MTS MA’ARIF 02 PACITAN LULUS TAHUN 2010

LULUS TAHUN 2013

Prodi D III Kebidanan STIKes Kusuma Husada SurakartaAngkatan

: Joso Kidul, RT 03 / RW VIII , Tokawi, Nawangan,

LULUS TAHUN 2007

LULUS TAHUN 2010

LULUS TAHUN 2013

Prodi D III Kebidanan STIKes Kusuma Husada SurakartaAngkatan 2013/2014

Page 9: ASUHAN KEBIDANAN IBU NIFASPATOLOGI PADA NY. P … · peradangan payudara, abses payudara, dan akibat lebih lanjut akan terjadi kematian (Ambarwati dkk, 2008). Berdasarkan studi pendahuluan

ix

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i

HALAMAN PERSETUJUAN ...................................................................... ii

HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................ iii

KATA PENGANTAR .................................................................................... iv

INTISARI ....................................................................................................... vi

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ................................................................. vii

CURICULUM VITAE ................................................................................... viii

DAFTAR ISI ................................................................................................... ix

DAFTAR TABEL .......................................................................................... xi

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang .............................................................................. 1

B. Rumusan Masalah ......................................................................... 3

C. Tujuan Studi Kasus ....................................................................... 4

D. Manfaat Studi Kasus ..................................................................... 5

E. Keaslian Studi Kasus ..................................................................... 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Teori Medis ................................................................................... 8

1. Masa Nifas ................................................................................ 8

a. Pengertian Nifas ................................................................ 8

b. Tahapan Masa Nifas .......................................................... 8

c. Perubahan Fisiologis Pada Masa Nifas ............................. 9

2. Bendungan Saluran ASI ........................................................... 13

a. Pengertian .......................................................................... 13

b. Etiologi Bendungan ASI ................................................... 13

c. Tanda dan Gejala ............................................................... 14

d. Penatalaksanaan ................................................................. 14

e. Pencegahan ....................................................................... 16

B. Teori Manajemen Kebidanan ........................................................ 17

Page 10: ASUHAN KEBIDANAN IBU NIFASPATOLOGI PADA NY. P … · peradangan payudara, abses payudara, dan akibat lebih lanjut akan terjadi kematian (Ambarwati dkk, 2008). Berdasarkan studi pendahuluan

x

C. Landasan Hukum........................................................................... 38

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Studi Kasus ........................................................................... 39

B. Lokasi Studi Kasus ........................................................................ 39

C. Subyek Studi Kasus ....................................................................... 39

D. Waktu Studi Kasus ........................................................................ 40

E. Instrumen Studi Kasus .................................................................. 40

F. Teknik Pengumpulan Data ............................................................ 40

G. Alat-alat Dibutuhkan ..................................................................... 44

H. Jadwal Penelitian .......................................................................... 45

BAB IV TINJAUAN KASUS DAN PEMBAHASAN

A. Tinjauan Kasus .............................................................................. 46

1. Pengkajian data ......................................................................... 46

2. Interpretasi data ........................................................................ 55

3. Diagnosa potensial.................................................................... 57

4. Antisipasi / Tindakan Segera .................................................... 57

5. Perencanaan .............................................................................. 57

6. Pelaksanaan .............................................................................. 58

7. Evaluasi .................................................................................... 59

B. Pembahasan ................................................................................... 63

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan.................................................................................... 68

B. Saran ............................................................................................. 70

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 11: ASUHAN KEBIDANAN IBU NIFASPATOLOGI PADA NY. P … · peradangan payudara, abses payudara, dan akibat lebih lanjut akan terjadi kematian (Ambarwati dkk, 2008). Berdasarkan studi pendahuluan

xi

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1 Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu ......................... 50

Page 12: ASUHAN KEBIDANAN IBU NIFASPATOLOGI PADA NY. P … · peradangan payudara, abses payudara, dan akibat lebih lanjut akan terjadi kematian (Ambarwati dkk, 2008). Berdasarkan studi pendahuluan

xii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Jadwal Penelitian

Lampiran 2 Surat Permohonan Ijin Studi Pendahuluan

Lampiran 3 Surat Balasan Ijin Studi Pendahuluan

Lampiran 4 Surat Permohonan Ijin Penggunaan Lahan

Lampiran 5 Surat Balasan Ijin Penggunaan Lahan

Lampiran 6 Surat Permohonan Menjadi Responden

Lampiran 7 Surat Persetujuan Responden (Informed Consent)

Lampiran 8 Lembar Pedoman Wawancara (Format ASKEB)

Lampiran 9 Lembar Observasi

Lampiran 10 SAP

Lampiran 11 Leaflet

Lampiran 12 Dokumentasi Studi Kasus

Lampiran 13 Lembar Konsultasi

Page 13: ASUHAN KEBIDANAN IBU NIFASPATOLOGI PADA NY. P … · peradangan payudara, abses payudara, dan akibat lebih lanjut akan terjadi kematian (Ambarwati dkk, 2008). Berdasarkan studi pendahuluan

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Menurut WHO (2007), Angka Kematian Ibu (AKI) merupakan

salah satu indikator untuk melihat derajat kesehatan perempuan. Salah satu

target yang ditentukan dalam tujuan ke-5 pembangunan milenium yaitu

meningkatkan kesehatan ibu dimana target yang akan dicapai sampai

tahun 2015 adalah mengurangi ¾ resiko kematian ibu (Depkes RI,2007).

Berdasarkan Survey Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI)

Tahun 2012, angka kematian ibu di Indonesia masih tinggi sebesar 359 per

100.000 kelahiran hidup angka ini sedikit menurun jika dibandingkan

dengan SDKI tahun 1991, yaitu sebesar 390 per 100.000 kelahiran hidup.

Angka ini sedikit menurun meskipun tidak terlalu signifikan. Target global

MDGs (Millenium Development Goals) ke-5 adalah menurunkan Angka

Kematian Ibu (AKI) menjadi 102 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun

2015. Mengacu pada kondisi saat ini, potensi untuk mencapai target

MDGs ke-5 untuk menurunkan AKI adalah off track, artinya diperlukan

kerja keras dan sungguh-sungguh untuk mencapainya (Kemenkes, 2014).

Penyebab langsung Angka Kematian Ibu adalah perdarahan 28%,

preeklamsi atau eklamsi 24%, infeksi 11%, sedangkan penyebab tidak

langsung adalah lain-lain 11%, komplikasi masa puerperium 8%, partus

lama/macet 5%, abortus 5%, dan trauma obstetric 3% (Depkes RI, 2007).

Page 14: ASUHAN KEBIDANAN IBU NIFASPATOLOGI PADA NY. P … · peradangan payudara, abses payudara, dan akibat lebih lanjut akan terjadi kematian (Ambarwati dkk, 2008). Berdasarkan studi pendahuluan

2

Data diatas infeksi termasuk salah satu penyebab Angka Kematian

Ibu, meski hanya 11% namun apabila tidak ditangani dengan baik, maka

akan mengakibatkan pada peningkatan jumlah Angka Kematian Ibu

karena infeksi tersebut.

Beberapa infeksi yang terjadi setelah melahirkan disebabkan oleh

mastitis dan abses payudara yang diawali dengan adanya bendungan

saluran ASI.Infeksi masa nifas yang diawali oleh adanya bendungan ASI

timbul karena produksi ASI yang berlebihan, sementara kebutuhan bayi

pada hari pertama lahir masih sedikit (Prawirohardjo, 2010).

Pada permulaan masa nifas, apabila bayi belum menyusu dengan

baik, atau kemudian apabila kelenjar-kelenjar tidak dikosongkan dengan

sempurna, terjadi bendungan air susu (Sulistyawati, 2009).

Bendungan ASI dapat terjadi pada hari ke dua atau ke tiga ketika

payudara telah memproduksi ASI. Bendungan ASI yang tidak ditangani

dengan baik dapat menyebabkan terjadinya infeksi lain seperti mastitis,

peradangan payudara, abses payudara, dan akibat lebih lanjut akan terjadi

kematian (Ambarwati dkk, 2008).

Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan di BPS Sunarni

Sumberlawang Sragen pada tanggal 20 November 2015, diperoleh data

bulan Oktober-oktober 2015, ibu nifas sebanyak 91 ibu nifas, dimana 69

ibu nifas (75,8%) tanpa komplikasi, dan 22 ibu nifas (24,2%) terdapat

komplikasi yang terdiri dari 17ibu nifas (18,6%) dengan bendungan air

Page 15: ASUHAN KEBIDANAN IBU NIFASPATOLOGI PADA NY. P … · peradangan payudara, abses payudara, dan akibat lebih lanjut akan terjadi kematian (Ambarwati dkk, 2008). Berdasarkan studi pendahuluan

3

susu ibu terjadi karena ibu tidak mau menyusui bayinya, dan 5 ibu nifas

(0,54%) ibu nifas dengan perdarahan pervaginam.

Pencegahan yang dapat dilakukan agar tidak terjadi komplikasi

akibat bendungan ASI maka dibutuhkan peran bidan yang antara

lainmemberi dukungan secara berkesinambungan selama masa nifas sesuai

dengan kebutuhan ibu, mendorong ibu untuk menyusui bayinya, membuat

kebijakan, perencana program kesehatan yang berkaitan ibu dan anak,serta

mendeteksi komplikasi (Purwoastuti dan Walyani, 2014).

Berdasarkan latar belakang di atas maka penulis tertarik untuk

mengambil Judul Studi Kasus “Asuhan Kebidanan Ibu Nifas Pada Ny.P

Umur 22 Tahun P1A0Dengan Bendungan ASI Di BPS Sunarni

Sumberlawang Sragen” dengan menggunakan Manajemen Kebidanan 7

langkah Varney.

B. Perumusan Masalah

“Bagaimana penerapan Asuhan Kebidanan Ibu Nifas pada

Ny.PUmur 22Tahun P1A0Dengan Bendungan ASI di BPS Sunarni

Sumberlawang Sragen menggunakan Manajemen Kebidanan 7 langkah

Varney?”.

Page 16: ASUHAN KEBIDANAN IBU NIFASPATOLOGI PADA NY. P … · peradangan payudara, abses payudara, dan akibat lebih lanjut akan terjadi kematian (Ambarwati dkk, 2008). Berdasarkan studi pendahuluan

4

C. Tujuan Penulisan

1. Tujuan umum

Dapat melakukan Asuhan Kebidanan Ibu Nifas Pada Ny.PUmur

22Tahun P1A0Dengan Bendungan ASI diBPS Sunarni Sumberlawang

Sragensecara baik dengan menerapkan Manajemen Kebidanan 7

langkah Varney.

2. Tujuan Khusus

a. Mampu melaksanakan pengkajian data dasar terhadap Ibu Nifas

Pada Ny.PUmur 22Tahun P1A0Dengan Bendungan ASI di BPS

Sunarni Sumberlawang Sragen.

b. Mampu menetapkan interpretasi data untuk mengidentifikasi

diagnose, masalah, dan kebutuhan tehadap Ibu Nifas Pada

Ny.PUmur 22Tahun P1A0Dengan Bendungan ASI di BPS Sunarni

Sumberlawang Sragen.

c. Mampu menetapkan diagnosa potensial terhadap Ibu Nifas Pada

Ny.PUmur 22Tahun P1A0Dengan Bendungan ASI di BPS Sunarni

Sumberlawang Sragen.

d. Mampu menetapkan tindakan segera pada asuhan kebidanan

terhadap Ibu Nifas Pada Ny.PUmur 22Tahun P1A0Dengan

Bendungan ASI di BPS Sunarni Sumberlawang Sragen.

e. Mampu menyusun rencana asuhan yang menyeluruh pada asuhan

kebidanan terhadap Ibu Nifas Pada Ny.PUmur 22Tahun

Page 17: ASUHAN KEBIDANAN IBU NIFASPATOLOGI PADA NY. P … · peradangan payudara, abses payudara, dan akibat lebih lanjut akan terjadi kematian (Ambarwati dkk, 2008). Berdasarkan studi pendahuluan

5

P1A0Dengan Bendungan ASI di BPS Sunarni Sumberlawang

Sragen.

f. Mampu melaksanakan rencana asuhan yang efesien dan aman pada

asuhan kebidanan terhadap Ibu Nifas Pada Ny.PUmur 22Tahun

P1A0Dengan Bendungan ASI di BPS Sunarni Sumberlawang

Sragen.

g. Mampu melaksanakan evaluasi asuhan kebidanan yang telah di

berikan pada asuhan kebidanan terhadap Ibu Nifas Pada Ny.PUmur

22Tahun P1A0Dengan Bendungan ASI di BPS Sunarni

Sumberlawang Sragen.

h. Mampu menentukan kesenjangan antara teori dan praktik di

lahanPada Ny.PUmur 22Tahun P1A0Dengan Bendungan ASI di

BPS Sunarni Sumberlawang Sragen.

D. Manfaat Studi Kasus

1. Bagi peneliti

Dapat meningkatkan pengetahuan dan keterampilan peneliti dalam

memberikan Asuhan Kebidanan pada Ibu Nifas dengan Bendungan

ASI.

2. Bagi profesi

Dapat memberikan masukan kepada tenaga kesehatan lainnya dalam

memberikan Asuhan Kebidanan pada Ibu Nifas dengan Bendungan

ASI secara komprehensif.

Page 18: ASUHAN KEBIDANAN IBU NIFASPATOLOGI PADA NY. P … · peradangan payudara, abses payudara, dan akibat lebih lanjut akan terjadi kematian (Ambarwati dkk, 2008). Berdasarkan studi pendahuluan

6

3. Bagi instansi dan institusi

a. Bagi Rumah Sakit

Sebagai tambahan informasi dalam mengembangkan asuhan

kebidanan pada ibu nifas dengan Bendungan ASI sehingga mutu

pelayanan yang diberikan semakin meningkat.

b. Bagi institusi pendidikan

Untuk meningkatkan kualitas pendidikan kebidanan khususnya

yang berkaitan dengan asuhan kebidanan pada ibu nifas dengan

bendungan ASI dan sebagai tambahan referensi terbaru di

perpustakaan.

E. Keaslian Studi Kasus

1. Suswatun Chasanah, Stikes Kusuma Husada Surakarta (2013) dengan

judul “Asuhan Kebidanan Ibu Nifas Pada Ny. M P1A0 dengan

Bendungan Saluran Air Susu (ASI) DI BPS Yunita Setyo Margono

Sambungmacan Sragen”. Jenis penelitian studi kasus deskriptif. Hasil

penelitian setelah 4 hari diberikan terapi antalgin 500 mg per oral 3 x

1, perawatan payudara, dan cara menyusui bayi dengan baik dan benar

didapatkan hasil masalah dapat teratasi, kecemasan ibu tidak ada,

panas ibu turun, rasa nyeri dan bengkak hilang, laktasi menjadi lancar,

Page 19: ASUHAN KEBIDANAN IBU NIFASPATOLOGI PADA NY. P … · peradangan payudara, abses payudara, dan akibat lebih lanjut akan terjadi kematian (Ambarwati dkk, 2008). Berdasarkan studi pendahuluan

7

ibu dapat menyusui bayinya dengan lancar dan bendungan saluran ASI

sudah teratasi.

2. Tania Efin, Akademi Kebidanan Ngudi Waluyo Ungaran (2014)

dengan judul “Asuhan Kebidanan pada Ibu Nifas dengan Bendungan

ASI di RSUD Ambarawa”. Jenis penelitian studi kasus deskriptif.

Hasil penelitian setelah 3 hari diberikan terapi antalgin 500 mg per oral

setiap 4 jam, perawatan payudara, kompres dingin payudara, dan

pompa serta kosongkan payudara didapatkan hasil masalah dapat

teratasi, kecemasan ibu tidak ada, panas ibu turun, rasa nyeri dan

bengkak hilang, laktasi menjadi lancar, ibu dapat menyusui bayinya

dengan lancar dan bendungan saluran ASI sudah teratasi.

Perbedaan dengan penelitian yang penulis lakukan adalah pada lokasi,

subyek, waktu pengambilan kasus dan asuhan yang

diberikan.Persamaan kasus yang diambil yaitu bendungan ASI.

Page 20: ASUHAN KEBIDANAN IBU NIFASPATOLOGI PADA NY. P … · peradangan payudara, abses payudara, dan akibat lebih lanjut akan terjadi kematian (Ambarwati dkk, 2008). Berdasarkan studi pendahuluan

8

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Teori Medis

1. Masa Nifas

a. Pengertian

Masa nifas (puerperium) adalah masa setelahkeluarnya

placenta lahir dan berakhir ketika alat-alat kandungan kembali

seperti keadaan sebelum hamil. Masa nifas berlangsung selama

kira-kira 6 minggu(Ambarwati dan Wulandari, 2010).

Masa nifas atau puerperium adalah masa setelah partus selesai

sampai pulihnya kembali alat-alat kandungan seperti sebelum

hamil. Lamanya masa nifas ini yaitu kira kira 6-8 minggu

(Abidin dalam Purwoastuti, 2014).

Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa masa

nifas adalah masa pemulihan alat-alat reproduksi setelah

melahirkan hingga kembali seperti semula.

b. Tahapan Masa Nifas

Menurut Rukiyah, dkk (2009), nifas dibagi menjadi 3 periode :

a) Puerperium dini, yaitu kepulihan dimana ibu telah

diperbolehkan berdiri dan berjalan.

b) Puerperium intermedial,yaitu pemulihan menyeluruh alat-

alat genital yang lamanya 6-8 minggu.

Page 21: ASUHAN KEBIDANAN IBU NIFASPATOLOGI PADA NY. P … · peradangan payudara, abses payudara, dan akibat lebih lanjut akan terjadi kematian (Ambarwati dkk, 2008). Berdasarkan studi pendahuluan

9

c) Remote puerperium, yaitu waktu yang diperlukan untuk

pulih dan sehatterutama bila selama hamil atau masa

persalinan mempunyai komplikasi.

c. Perubahan Fisik Masa Nifas

Menurut Walyani dan Purwoastuti (2014), perubahan-

perubahan fisik masa nifas antara lain :

1) Rasa kram dan mules pada bagian bawah perut akibat

penciutan rahim (involusi).

2) Keluarnya sisa-sisa darah dari vagina (lochea).

3) Kelelahan karena proses melahirkan.

4) Pembentukan ASI sehingga payudara membesar.

5) Kesulitan buang air besar (BAB) dan BAK.

6) Gangguan otot (betis, dada, perut, panggul dan bokong).

7) Perlukaan jalan lahir (lecet atau jahitan).

d. Perubahan Psikis Masa Nifas

Menurut Walyani dan Purwoastuti (2014), perubahan-

perubahan psikis masa nifas antara lain :

1) Perasaan ibu berfokus pada dirinya, berlangsung setelah

melahirkan sampai hari ke-2 (fase taking in).

2) Ibu merasa kwatir akan ketidakmampuan merawat bayi,

muncul perasaan sedih (baby blues) disebut fase taking

bold (hari ke 3-10).

Page 22: ASUHAN KEBIDANAN IBU NIFASPATOLOGI PADA NY. P … · peradangan payudara, abses payudara, dan akibat lebih lanjut akan terjadi kematian (Ambarwati dkk, 2008). Berdasarkan studi pendahuluan

10

3) Ibu merasa percaya diri untuk merawat diri dan bayinya

disebut fase letting go (hari ke-10-akhir masa nifas).

e. Perubahan Fisiologis Masa Nifas Pada Sistem Reproduksi

Menurut Sulistyawati (2009),perubahan-perubahan fisiologis

masa nifas pada sistem reproduksi antara lain :

1) Uterus

Involusi merupakan suatu proses kembalinya uterus pada

kondisi sebelum hamil. Dengan involusi uterus ini, lapisan

luar dari desiduayang mengelilingi situs plasenta akan

menjadi neurotic(layu/mati).

2) Lochea

Lochea adalah ekskresi cairan rahim selama masa

nifas.Lochea mengandung darah dan sisa jaringan

desiduayang nekrotik dari dalam uterus. Macam-macam

lochea:

a) Lochea rubra:Lochea ini keluar pada hari pertama

sampai hari ke-4 masa post partum. Cairan yang keluar

berwarna merah karena terisi darah segar, jaringan sisa-

sisa plasenta, dinding rahim, lemak bayi, lanugo, dan

mekonium.

b) Lochea sanguinolenta : Locheaini berwarna merah

kecoklatan dan berlendir, serta berlangsung dari hari ke-

4 sampai hari ke-7 postpartum.

Page 23: ASUHAN KEBIDANAN IBU NIFASPATOLOGI PADA NY. P … · peradangan payudara, abses payudara, dan akibat lebih lanjut akan terjadi kematian (Ambarwati dkk, 2008). Berdasarkan studi pendahuluan

11

c) Lochea serosa : Lochea ini berwarna kuning kecoklatan

karena mengandung serum, leukosit, dan robekan atau

laserasi plasenta. Keluar pada hari ke-7 sampai harike-

14.

d) Lochea alba :Locheaini mengandung leukosit,

seldesidua, sel epitel, selaput lendir serviks, dan serabut

jaringan yang mati. Lochea alba ini dapat berlangsung

selama 2-6minggupost partum.

3) Serviks

Perubahan yang terjadi pada serviks ialah bentuk serviks

agak menganga seperti corong, segera setelah bayi lahir.

Bentuk ini disebabkan oleh corpus uteri yang dapat

mengadakan kontraksi, sedangkan serviks tidak

berkontraksi sehingga seolah-olah pada perbatasan antara

korpus dan serviks berbentuk semacam cincin.

4) Vulva dan vagina

Vulva dan vagina mengalami penekanan, serta peregangan

yang sangat besar selama proses melahirkan bayi. Dalam

beberapa hari pertama sesudah proses tersebut,kedua organ

ini tetap berada dalam keadaan kembali. Setelah 3 minggu

vulva dan vagina kembali kepada keadaan tidak hamil dan

rugae dalam vagina secara berangsur-angsur akan muncul

kembali sementara labia menjadi lebih menonjol.

Page 24: ASUHAN KEBIDANAN IBU NIFASPATOLOGI PADA NY. P … · peradangan payudara, abses payudara, dan akibat lebih lanjut akan terjadi kematian (Ambarwati dkk, 2008). Berdasarkan studi pendahuluan

12

5) Perinium

Segera setelah melahirkan, perineum menjadi kendur

karena sebelumnya teregang oleh tekanan kepala bayi yang

bergerak maju.Pada postnatal hari ke 5, perineum sudah

mendapatkan kembali sebagian besar tonusnya, sekalipun

tetap lebih kendur daripada keadaan sebelum hamil.

6) Payudara

Kadar prolaktin yang disekresi oleh kelenjar hypofisin

anterior meningkat secara stabil selama kehamilan, tetapi

hormone plasenta menghambat produksi ASI.Setelah

pelahiran plasenta, konsentrasi estrogen dan progesterone

menurun, prolaktin dilepaskan dan menyebabkan

pembengkakan vascular sementara. Air susu, saat

diproduksi, disimpan di alveoli dan harus dikeluarkan

dengan efektif dengan cara diisap oleh bayi untuk

pengadaan dan keberlangsungan laktasi.

Pelepasan oksitosin dari kelenjar hipofisin posterior

distimulasi oleh isapan bayi, hal ini menyebabkan kontraksi

sel-sel mioepiteldi dalam payudara dan pengeluaran

ASI.ASI yang dapat dihasilkan oleh ibu pada setiap harinya

150-300 ml, sehingga kebutuhan bayi setiap harinya.

Page 25: ASUHAN KEBIDANAN IBU NIFASPATOLOGI PADA NY. P … · peradangan payudara, abses payudara, dan akibat lebih lanjut akan terjadi kematian (Ambarwati dkk, 2008). Berdasarkan studi pendahuluan

13

2. Bendungan ASI

a. Pengertian

Bendungan ASI adalah peningkatan aliran vena dan limfe pada

payudara dalam rangka mempersiapkan diri untuk laktasi

(Walyani dan Purwoastuti, 2014).

Bendungan Air Susu adalah terjadinya pembengkakan pada

payudara karena peningkatan aliran vena dan limfe sehingga

menyebabkan bendungan ASI dan rasa nyeri disertai kenaikan

suhu badan (Prawirohardjo dalam Rukiyah, 2010).

Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bendungan ASI

adalah terjadinya pembengkakan yang disebabkan karena

peningkatan aliran vena dan limfe pada payudara yang

menyebabkan nyeri dan disertai kenaikan suhu badan.

b. Etiologi Bendungan ASI

Menurut Rukiyah (2010), faktor penyebab bendungan ASI

antara lain :

1) Pengosongan mammae yang tidak sempurna (dalam masa

laktasi, terjadi peningkatan produksi ASI pada ibu yang

produksi ASI-nya berlebihan, apabila bayi sudah kenyang

dan selesai menyusu, dan payudara tidak dikosongkan,

maka terdapat sisa ASI di dalam payudara. Sisa ASI

tersebut jika tidak dikeluarkan dapat menimbulkan

bendungan ASI.

Page 26: ASUHAN KEBIDANAN IBU NIFASPATOLOGI PADA NY. P … · peradangan payudara, abses payudara, dan akibat lebih lanjut akan terjadi kematian (Ambarwati dkk, 2008). Berdasarkan studi pendahuluan

14

2) Faktor hisapan bayi yang tidak aktif.

3) Faktor posisi menyusui bayi yang tidak benar.

4) Putting susu terbenam.

5) Puting susu terlalu panjang.

c. Tanda dan Gejala

Menurut Rukiyah (2010), tanda dan gejala terjadinya

bendungan ASI antara lain :

1) Mammae panas dan keras pada perabaan dan nyeri ketika

ditekan.

2) Putting susu bisa mendatar sehingga bayi sulit menyusu.

3) Pengeluaran susu kadang terhalang oleh duktuli laktiferi

menyempit.

4) Payudara bengkak, keras, panas.

5) Berwarna kemerahan.

6) Suhu tubuh sampai 380C.

d. Penatalaksanaan

Menurut Walyani dan Purwoastuti (2014), penanganan

bendungan ASI yaitu :

1) Bagi ibu menyusui bayinya

a) Susukan sesering mungkin.

b) Kedua payudara disusukan.

c) Kompres hangat payudara sebelum disusukan.

Page 27: ASUHAN KEBIDANAN IBU NIFASPATOLOGI PADA NY. P … · peradangan payudara, abses payudara, dan akibat lebih lanjut akan terjadi kematian (Ambarwati dkk, 2008). Berdasarkan studi pendahuluan

15

d) Keluarkan sedikit ASI sebelum menyusui agar payudara

lebih lembek, sehingga lebih mudah memasukkannya

kedalam mulut bayi.

e) Bila bayi belum dapat menyusu, ASI dikeluarkan

dengan tangan atau pompa dan diberikan pada bayi

dengan cangkir atau sendok.

f) Tetap mengeluarkan ASI sering yang diperlukan sampai

bendungan teratasi.

g) Untuk mengurangi rasa sakit dapat diberikan kompres

hangat dan dingin.

h) Bila ibu demam dapat diberikan obat penurun demam

dan pengurang sakit.

i) Lakukan pemijatan pada daerah payudara yang

bengkak, bermanfaat untuk membantu memperlancar

pengeluaran ASI.

j) Pada saat menyusu sebaiknya ibu tetap rileks.

k) Makan makanan bergizi untuk meningkatkan daya

tahan tubuh dan perbanyak minum.

l) Bila diperlukan berikan parasetamol 500 mg per oral

setiap 4 jam.

m) Lakukan evaluasi setelah 3 hari untuk mengevaluasi

hasilnya.

Page 28: ASUHAN KEBIDANAN IBU NIFASPATOLOGI PADA NY. P … · peradangan payudara, abses payudara, dan akibat lebih lanjut akan terjadi kematian (Ambarwati dkk, 2008). Berdasarkan studi pendahuluan

16

2) Bagi ibu tidak menyusui

a) Sangga payudara.

b) Kompres dingin pada payudara untuk mengurangi

pembengkakan dan rasa sakit.

c) Bila diperlukan berikan parasetamol 500 mg per oral

setiap 4 jam.

d) Jangan dipijat atau memakai kompres panas pada

payudara.

e. Pencegahan

Menurut Rukiyah (2010), pencegahan yang dapat dilakukan

antara lain :

1) Susukan bayi segera setelah lahir.

2) Susukan bayi tanpa dijadwal.

3) Keluarkan sedikit ASI sebelum menyusui agar payudara

lebih lembek.

4) Keluarkan ASI dengan tangan atau pompa bila produksi

melebihi kebutuhan ASI.

5) Laksanakan perawatan payudara setelah melahirkan.

6) Untuk mengurangi rasa sakit pada payudara berikan

kompres dingin dan hangat dengan handuk secara

bergantian kiri dan kanan.

Page 29: ASUHAN KEBIDANAN IBU NIFASPATOLOGI PADA NY. P … · peradangan payudara, abses payudara, dan akibat lebih lanjut akan terjadi kematian (Ambarwati dkk, 2008). Berdasarkan studi pendahuluan

17

B. Teori Manajemen Asuhan Kebidanan

1. Pengertian

Manajemen kebidanan adalah suatu pendekatan proses pemecahan

masalah yang digunakan sebagai metode untuk mengorganisasikan

pikiran dan tindakan berdasarkan teori ilmiah, temuan,

keterampilan dalam rangkaian/tahapan yang logis untuk mengambil

suatu keputusan yang terfokus pada klien(Walyani dan

Purwoastuti, 2014).

Manajemen kebidanan menurut Varney terdiri dari 7

langkahyaitu pengkajian, interpretasi data, identifikasi dianggap

potensial, antisipasi, penyusunan rencana, pelaksanaan rencana

asuhan secara efesien dan aman, kemudian evaluasi.

2. Proses Manajemen Kebidanan

Langkah I :Pengkajian

Pengkajian atau pengumpulan data dasar adalah

mengumpulkan semua data yang dibutuhkan untuk mengevaluasi

keadaan pasien.Merupakan langkah pertama untuk mengumpulkan

semua informasi yang akurat dari semua informasi yang akurat dari

semua sumber yang berkaitan dengan kondisi pasien (Ambarwati

dan Wulandari, 2010).

a. Data Subyektif

Data subyektif adalah data yang didapatkan dari hasil

wawancara (anamnesa) langsung kepada klien dan keluarga dan

Page 30: ASUHAN KEBIDANAN IBU NIFASPATOLOGI PADA NY. P … · peradangan payudara, abses payudara, dan akibat lebih lanjut akan terjadi kematian (Ambarwati dkk, 2008). Berdasarkan studi pendahuluan

18

tim kesehatan lainnya. Data subyektif ini mencakup semua.

Semua keluhan ini dari klien terhadap masalah kesehatan yang

lain (Norma dan Dwi, 2013).

Keluhan pada ibu dengan bendungan ASI ini adalah ibu

merasa berat pada payudara, panas dan keras (Ambarwati dan

Wulandari, 2010).

Adapun data subyektif menurut Ambarwati dan Wulandari

(2010), meliputi :

1) Biodata

a) Nama : Nama jelas dan lengkap, bila perlu

nama panggilan sehari-hari agar

tidak keliru dalam memberikan

penanganan.

b) Umur : Dicatat dalam tahun untuk

mengetahui adanya resiko seperti

kurang dari 20 tahun, alat-alat

reproduksi belum matang, mental

dan psikisnya belum siap.

c) Agama : Untuk mengetahui keyakinan pasien

tersebut untuk membimbing atau

mengarahkan pasien dalam berdoa.

d) Pendidikan : Berpengaruh dalam tindakan

kebidanan dan untuk mengetahui

Page 31: ASUHAN KEBIDANAN IBU NIFASPATOLOGI PADA NY. P … · peradangan payudara, abses payudara, dan akibat lebih lanjut akan terjadi kematian (Ambarwati dkk, 2008). Berdasarkan studi pendahuluan

19

sejauh mana tingkat intelektualnya,

sehingga bidan dapat memberikan

konseling sesuai dengan

pendidikannya.

e) Suku / Bangsa :Berpengaruh pada adat istiadat atau

kebiasaan sehari-hari.

f) Pekerjaan :Gunanya untuk mengetahui dan

mengukur tingkat social

ekonominya, karena ini juga

berpengaruh dalam gizi pasien

tersebut.

g) Alamat : Ditanyakan untuk mempermudah

kunjungan rumah bila diperlukan.

2) Keluhan Utama

Untuk mengetahui masalah yang dihadapi yang berkaitan

dengan masa nifas, misalnya pasien merasa mules, sakit

pada jalan lahir karena adanya jahitan pada perineum.

Keluhan pada ibu dengan bendungan ASI ini adalah ibu

mengatakan bahwa rasa berat pada payudara, panas dan

keras (Ambarwati dan Wulandari, 2010).

3) Riwayat penyakit

Menurut Ambarwati dan Wulandari, (2010) ; Sujiyatini,

(2009) Riwayat penyakit meliputi :

Page 32: ASUHAN KEBIDANAN IBU NIFASPATOLOGI PADA NY. P … · peradangan payudara, abses payudara, dan akibat lebih lanjut akan terjadi kematian (Ambarwati dkk, 2008). Berdasarkan studi pendahuluan

20

a) Riwayat kesehatan yang lalu

Data ini diperlukan untuk mengetahui kemungkinan

adanya riwayat atau penyakit akut, kronis seperti :

Jantung, DM, Hipertensi, Asma yang dapat

mempengaruhi pada masa nifas ini.

b) Riwayat kesehatan sekarang

Data-data ini diperlukan untuk mengetahui

kemungkinan adanya penyakit yang diderita pada saat

ini yang ada hubungannya dengan masa nifas dan

bayinya.

c) Riwayat kesehatan keluarga

Data ini diperlukan untuk mengetahui kemungkinan

adanya pengaruh penyakit keluarga terhadap gangguan

kesehatan pasien dan bayinya, yaitu apabila ada

penyakit keluarga yang menyertainya.

d) Riwayat keturunan kembar

Untuk mengetahui ada tidaknya keturunan kembar

dalam keluarga.

e) Riwayat operasi

Untuk mengetahui riwayat operasi yang pernah dijalani

pasien.

Page 33: ASUHAN KEBIDANAN IBU NIFASPATOLOGI PADA NY. P … · peradangan payudara, abses payudara, dan akibat lebih lanjut akan terjadi kematian (Ambarwati dkk, 2008). Berdasarkan studi pendahuluan

21

4) Riwayat menstruasi

Data ini memang tidak secara langsung berhubungan

dengan masa nifas, namun dari data yang bidan peroleh,

bidan akan mempunyai gambaran tentang keadaan dasar

dari organ reproduksinya. Beberapa data yang harus bidan

peroleh dari riwayat menstruasi Menurut Sulistyawati

(2009), antara lain :

a) Menarche

Menarche adalah usia pertama kali mengalami

menstruasi. Pada wanita Indonesia, umumnya sekitar 12-

16 tahun.

b) Siklus

Siklus menstruasi adalah jarak antara menstruasi yang

dialami dengan menstruasi berikutnya dalam hitungan

hari, biasanya sekitar 23-32 hari.

c) Volume

Menjelaskan seberapa banyak darah menstruasi yang

dikeluarkan.

d) Keluhan

Beberapa wanita menyampaikan keluhan yang dirasakan

ketika mengalami menstruasi, misalnya sakit yang sangat

pening sampai pingsan, atau jumlah darah yang banyak.

Page 34: ASUHAN KEBIDANAN IBU NIFASPATOLOGI PADA NY. P … · peradangan payudara, abses payudara, dan akibat lebih lanjut akan terjadi kematian (Ambarwati dkk, 2008). Berdasarkan studi pendahuluan

22

5) Riwayat keluarga berencana

Untuk mengetahui apakah pasien pernah ikut KB dengan

kontrasepsi jenis apa, berapa lama, adakah keluhan selama

menggunakan kontrasepsi serta rencana KB setelah masa

nifas ini dan beralih ke kontrasepsi apa (Ambarwati dan

Wulandari, 2010).

6) Riwayat perkawinan

Hal ini penting untuk bidan kaji karena dari data inilah

bidan akan mendapatkan gambaran mengenai suasana

rumah tangga pasangan (Sulistyawati, 2009).

7) Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu

Menurut Ambarwati dan Wulandari, (2010) Riwayat

kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu meliputi :

a) Berapa kali ibu hamil, apakah pernah abortus, jumlah

anak, cara persalinan yang lalu, penolong persalinan,

keadaan nifas yang lalu.

b) Riwayat persalinan sekarang

Tanggal persalinan, jenis persalinan, jenis kelamin anak,

keadaan bayi meliputi PB, BB, penolong persalinan. Hal

ini perlu dikaji untuk mengetahui apakah proses

persalinan mengalami kelainan atau tidak yang bisa

berpengaruh pada masa nifas saat ini.

Page 35: ASUHAN KEBIDANAN IBU NIFASPATOLOGI PADA NY. P … · peradangan payudara, abses payudara, dan akibat lebih lanjut akan terjadi kematian (Ambarwati dkk, 2008). Berdasarkan studi pendahuluan

23

8) Kehidupan Sosial Budaya

Untuk mengetahui pasien dan keluarga yang menganut adat

istiadat yang akan menguntungkan atau merugikan pasien

khususnya pada masa nifas misalnya pada kebiasaan

pantang makan(Ambarwati dan Wulandari, 2010).

9) Data psikososial

Untuk mengetahui respon ibu dan keluarga terhadap

bayinya.Wanita mengalami banyak perubahan emosi/

psikologis selama masa nifas dan ia menyesuaikan diri

menjadi seorang ibu(Ambarwati dan Wulandari, 2010).

10) Pola Kebiasaan Sehari-hari

Menurut Ambarwati dan Wulandari, (2010) Pola kebiasaan

sehari-hari meliputi :

a) Nutrisi

Menggambarkan tentang pola makan dan minum,

frekuensi, banyaknya, jenis makanan, makanan

pantangan.

b) Eliminasi

Menggambarkan pola fungsi sekresi yaitu kebiasaan

buang air besar meliputi frekuensi, jumlah, konsistensi

dan bau serta kebiasaan buang air kecil meliputi

frekuensi, warna, jumlah.

Page 36: ASUHAN KEBIDANAN IBU NIFASPATOLOGI PADA NY. P … · peradangan payudara, abses payudara, dan akibat lebih lanjut akan terjadi kematian (Ambarwati dkk, 2008). Berdasarkan studi pendahuluan

24

c) Istirahat

Menggambarkan pola istirahat dan tidur pasien, berapa

jam pasien tidur, kebiasaan sebelum tidur misalnya

membaca, mendengarkan musik, kebiasaan

mengkonsumsi obat tidur, kebiasaan tidur siang,

penggunaan waktu luang.

d) Personal hygiene

Dikaji untuk mengetahui apakah ibu selalu menjaga

kebersihan tubuh terutama pada daerah genetalia, karena

pada masa nifas masih mengeluarkan lochea.

e) Aktivitas

Menggambarkan pola aktivitas pasien sehari-hari.Pada

pola ini perlu dikaji pengaruh aktivitas terhadap

kesehatannya. Mobilisasi sedini mungkin dapat

mempercepat proses pengembalian alat-alat reproduksi.

b. Data Objektif

Data obyektif dapat diperoleh melalui pemeriksaan fisik sesuai

dengan kebutuhan dan pemeriksaan tanda-tanda vital dan

pemeriksaan penunjang (Walyani dan Purwoastuti, 2014).

Yang termasuk dalam komponen data obyektif adalah :

Page 37: ASUHAN KEBIDANAN IBU NIFASPATOLOGI PADA NY. P … · peradangan payudara, abses payudara, dan akibat lebih lanjut akan terjadi kematian (Ambarwati dkk, 2008). Berdasarkan studi pendahuluan

25

1) Vital sign

Ditujukan untuk mengetahui keadaan ibu berkaitan dengan

kondisi yang dialaminya. Menurut Ambarwati dan

Wulandari, (2010) Vital sign meliputi :

a) Suhu

Peningkatan suhu badan mencapai pada 24 jam pertama

masa nifas pada umumnya disebabkan oleh dehidrasi,

yang disebabkan oleh keluarnya cairan pada waktu

melahirkan, selain itu juga bisa disebabkan karena

istirahat dan tidur yang diperpanjang selama awal

persalinan. Suhu ibu nifas normal pada 24 jam post

partum suhu badan akan sedikit naik (37,5°C -38°C),

tetapi pada umumnya suhu tubuh akan kembali normal

yaitu 36,5°C.Pada suhu ibu nifas dengan bendungan ASI

kenaikan suhu yang mencapai > 38°C adalah mengarah

ketanda-tanda infeksi

b) Nadi

Nadi berkisar antara 60 – 80x/menit. Denyut nadi diatas

100x/menit pada masa nifas adalah mengindikasikan

adanya suatu infeksi, hal ini salah satunya bisa

diakibatkan oleh proses persalinan sulit atau karena

kehilangan darah yang berlebihan.

Page 38: ASUHAN KEBIDANAN IBU NIFASPATOLOGI PADA NY. P … · peradangan payudara, abses payudara, dan akibat lebih lanjut akan terjadi kematian (Ambarwati dkk, 2008). Berdasarkan studi pendahuluan

26

c) Pernapasan

Pernapasan harus berada dalam rentang yang normal,

yaitu sekitar 20 – 30x/menit.

d) Tekanan Darah

Pada beberapa kasus ditemukan keadaan hipertensi

postpartum, tetapi keadaan ini akan menghilang dengan

sendirinya apabila tidak ada penyakit – penyakit lain

yang menyertainya dalam 2 bulan pengobatan.

2) Pemeriksaan Fisik

Menurut Astuti (2012); Norma dan Dwi (2013);

Sulistyawati (2012), pemeriksaan fisik meliputi :

a) Kepala

Untuk mengetahui rambut rontok atau tidak, bersih

ataukotor, dan berketombe atau tidak.

b) Muka

Tidak tampak oedema, tidak tampak pucat, tampak

chloasam gravidarum.

c) Mata

Kelopak mata tidak tampak oedema, konjungtiva merah

muda, sklera putih.

d) Hidung

Untuk mengetahui adanya sekret dan polip.

Page 39: ASUHAN KEBIDANAN IBU NIFASPATOLOGI PADA NY. P … · peradangan payudara, abses payudara, dan akibat lebih lanjut akan terjadi kematian (Ambarwati dkk, 2008). Berdasarkan studi pendahuluan

27

e) Telinga

Untuk mengetahui keadaan telinga, meliputi tanda

infeksi, serumen dan kesimetrisan.

f) Mulut, gigi, dan gusi

Untuk mengetahui adanya stomatitis, karies gigi, gusi

berdarah atau tidak.

g) Leher

Untuk mengetahui ada tidaknya pembengkakan kelenjar

limfe, kelenjar tyroid, dan pembesaran vena jugularis.

h) Dada dan Axila menurut Ambarwati dan Wulandari

(2010), dalam bukuAsuhan Kebidanan pada ibu nifas,

yaitu :

(1) Mamae

Untuk mengetahui adanya pembesaran pada mamae,

simetris atau tidak, putting susu menonjol atau tidak,

ada benjolan atau tidak, dan sudah ada pengeluaran

kolostrum atau belum. Pada ibu nifas dengan

bendungan ASI payudara penuh terasa berat, panas,

keras, nyeri dan putting susu kencang.

(2) Axila

Untuk mengetahui adanya nyeri tekan dan adanya

benjolan pada daerah axial.

Page 40: ASUHAN KEBIDANAN IBU NIFASPATOLOGI PADA NY. P … · peradangan payudara, abses payudara, dan akibat lebih lanjut akan terjadi kematian (Ambarwati dkk, 2008). Berdasarkan studi pendahuluan

28

i) Genetalia

Untuk mengetahui apakah adavarices pada vagina, dan

adakah pengeluaran pervaginam yaitu pengeluaran

lochea (warna, bau, banyaknya, konsistensi), serta

adakah robekan jalan lahir dan kontraksi uterus.

j) Anus

Untuk mengetahui adakah Hemoroid, dan varises pada

anus.

k) Ekstremitas

Untuk mengetahui adakah varices, oedema atau tidak,

apakah kuku jari pucat, suhu atau kehangatan, dan untuk

mengetahui reflek patella.

3) Pemeriksaan khusus obstetrik

Menurut Ambarwati dan Wulandari (2010), dan Janah

(2011) pemeriksaan obstetrik meliputi :

a) Abdomen

Bagaimana ukuran, bentuk, dan perubahan kulit.

b) Genitalia

Lochea normal/abnormal, keadaan perineum oedema,

hematoma, bekas luka episiotomi/robekan, heacting,

keadaan anus, dan keadaan ekstremitas.

Page 41: ASUHAN KEBIDANAN IBU NIFASPATOLOGI PADA NY. P … · peradangan payudara, abses payudara, dan akibat lebih lanjut akan terjadi kematian (Ambarwati dkk, 2008). Berdasarkan studi pendahuluan

29

c) Pemeriksaan penunjang

Pada kasus bendungan ASI tidak dilakukan pemeriksaan

penunjang.

Langkah II : Interpretasi Data

Interpretasi data merupakan identifikasi terhadap diagnose,

masalah dan kebutuhan pasien pada ibu nifas berdasarkan

interpretasi yang benar atas data-data yang telah dikumpulkan

(Purwoastuti dan Walyani, 2014).

a. Diagnosa Kebidanan

Diagnosa dapat ditegakkan berdasarkan data yang berkaitan

dengan Para, Abortus, anak hidup, umur ibu, dan keadaan nifas.

Diagnosa kebidanan dibedakan menjadi dua yaitu Data

Subyektif dan Data Obyektif(Ambarwati dan Wulandari, 2010).

Diagnosa ibu nifas Ny. X umur X tahun PXAX, post partum hari

ke X dengan bendungan ASI.

1) Data Subyektif

Pernyataan ibu tentang jumlah persalinan, apakan pernah

abortus atau tidak, keterangan ibu tentang umur, keterangan

ibu tentang keluhannya.

Pada ibu nifas dengan bendungan ASI, ibu mengatakan

merasa berat pada payudara, panas dan keras.

Page 42: ASUHAN KEBIDANAN IBU NIFASPATOLOGI PADA NY. P … · peradangan payudara, abses payudara, dan akibat lebih lanjut akan terjadi kematian (Ambarwati dkk, 2008). Berdasarkan studi pendahuluan

30

2) Data Obyektif

Palpasi tentang tinggi fundus uteri dan kontraksi, hasil

pemeriksaan tentang pengeluaran pervaginam, hasil

pemeriksaan tanda-tanda vital.

a) Pemeriksaan vital sign

Menurut Purwoastuti dan Walyani (2014), data obyektif

pada ibu nifas bendungan ASI meliputi :

(1) KU : Baik, kesadaran composmentis

(2) Tekanan darah : 110/80 mmHg

(3) Nadi :Antara 60-80x/menit

(4) Suhu : 38°C

(5) Respirasi : 24x/menit

b) Pemeriksaan fisik

Menurut Rukiyah (2010), pemeriksaan fisik meliputi :

(1) Mata : Conjungtiva merah muda, sclera putih.

(2) Muka : Muka pucat.

(3) Payudara : Payudara tampak bengkak, kemerahan,

pada kasus ibu nifas Bendungan ASI

pada payudara teraba panas, keras, serta

nyeri saat ditekan.

Page 43: ASUHAN KEBIDANAN IBU NIFASPATOLOGI PADA NY. P … · peradangan payudara, abses payudara, dan akibat lebih lanjut akan terjadi kematian (Ambarwati dkk, 2008). Berdasarkan studi pendahuluan

31

b. Masalah

Permasalahan yang muncul berdasarkan pernyataan pasien, yang

meliputi data subyektif dan data obyektif (Ambarwati dan

Wulandari, 2010).

Pada kasus ibu nifas dengan Bendungan ASI, masalah yang

biasanya muncul yaitu pasien merasa nyeri dan kelihatan cemas

(Sulistyawati, 2012).

c. Kebutuhan

Kebutuhan adalah hal-hal yang dibutuhkan pasien dan belum

teridentifikasi dalam diagnosa dan masalah yang didapatkan

dengan melakukan analisa data(Varney, 2007).

Pada ibu nifas dengan Bendungan ASI kebutuhan yang

diberikan yaitu memberi penjelasan serta di buat rencana untuk

mengurangi kecemasan tersebut (Sulistyawati, 2012).

Langkah III : Diagnosa Potensial

Diagnosa potensial adalah langkah antisipasi, sehingga dapat

melakukan asuhan kebidanan, bidan dituntut untuk mengantisipasi

permasalahan yang akan timbul dari kondisi yang ada. Diagnosa

yang mungkin terjadi pada nifas dengan bendungan ASI adalah

terjadinya mastitis (Walyani dan Purwoastuti, 2014).

Page 44: ASUHAN KEBIDANAN IBU NIFASPATOLOGI PADA NY. P … · peradangan payudara, abses payudara, dan akibat lebih lanjut akan terjadi kematian (Ambarwati dkk, 2008). Berdasarkan studi pendahuluan

32

Langkah IV : Tindakan Segera

Setelah merumuskan tindakan yang perlu dilakukan untuk

mengantisipasi diagnose/masalah potensial pada langkah

sebelumnya, bidan juga harus merumuskan tindakan emergensi

yang harus dirumuskan untuk menyelamatkan ibu dan bayi, secara

mandiri, kolaborasi atau rujukan berdasarkan kondisi klien.

Tindakan segera yang dilakukan pada ibu nifas dengan bendungan

ASI secara mandiri adalah kompres air hangat, menyusui segera

sedangkan kolaborasi yaitu dengan pemberian analgetik dan

antibiotik (Purwoastuti dan Walyani, 2014).

Langkah V : Perencanaan

Perencanaan merupakan langkah – langkah yang ditentukan oleh

langkah – langkah sebelumnya yang merupakan lanjutan dari

masalah atau diagnosa yang telah diidentifikasi atau di antisipasi.

Rencana asuhan yang menyeluruh tidak hanya meliputi apa yang

sudah dilihat dari kondisi pasien atau dari setiap masalah yang

berkaitan, tetapi juga berkaitan dengan kerangka pedoman

antisipasi bagi wanita tersebut yaitu apa yang akan terjadi

berikutnya (Ambarwati dan Wulandari, 2010).

Perencanaan asuhan kebidanan pada ibu nifas dengan bendungan

ASI menurut Purwoastuti dan Walyani (2014),meliputi :

1. Anjurkan untuk menyusui sesering mungkin.

Page 45: ASUHAN KEBIDANAN IBU NIFASPATOLOGI PADA NY. P … · peradangan payudara, abses payudara, dan akibat lebih lanjut akan terjadi kematian (Ambarwati dkk, 2008). Berdasarkan studi pendahuluan

33

2. Anjurkan kedua payudara disusukan.

3. Anjurkan mengompres hangat payudara sebelum disusukan.

4. Anjurkan mengeluarkan sedikit ASI sebelum menyusui agar

payudara lebih lembek, sehingga lebih mudah memasukkannya

kedalam mulut bayi.

5. Bila bayi belum dapat menyusu, anjurkan ASI dikeluarkan

dengan tangan atau pompa dan diberikan pada bayi dengan

cangkir atau sendok.

6. Anjurkan ibu tetap mengeluarkan ASI sesering yang diperlukan

sampai bendungan teratasi.

7. Untuk mengurangi rasa sakit anjurkan mengompres hangat dan

dingin.

8. Bila ibu demam berikan obat penurun demam dan pengurang

sakit.

9. Lakukan pemijatan pada daerah payudara yang bengkak

bermanfaat untuk membantu memperlancar pengeluaran ASI.

10. Pada saat menyusu sebaiknya anjurkan ibu tetap rileks.

11. Anjurkan makan makanan bergizi untuk meningkatkan daya

tahan tubuh dan perbanyak minum.

12. Berikan terapi antipiretik dan analgetik.

13. Evaluasi setelah 3 hari untuk mengevaluasi hasilnya.

Page 46: ASUHAN KEBIDANAN IBU NIFASPATOLOGI PADA NY. P … · peradangan payudara, abses payudara, dan akibat lebih lanjut akan terjadi kematian (Ambarwati dkk, 2008). Berdasarkan studi pendahuluan

34

Langkah VI : Pelaksanaan (Implementasi)

Pelaksanaan merupakan langkah pelaksanaan rencana asuhan

penyuluhan pada klien dan keluarga.Mengarahkan atau

melaksanakan rencana asuhan secara efesien dan aman(Ambarwati

dan Wulandari, 2010).

Perencanaan asuhan kebidanan pada ibu nifas dengan bendungan

ASI menurut Purwoastuti dan Walyani (2014), meliputi :

1. Menganjurkan untuk menyusui sesering mungkin.

2. Menganjurkan kedua payudara disusukan.

3. Menganjurkan mengompres hangat payudara sebelum

disusukan.

4. Menganjurkan mengeluarkan sedikit ASI sebelum menyusui

agar payudara lebih lembek, sehingga lebih mudah

memasukkannya kedalam mulut bayi.

5. Bila bayi belum dapat menyusu, menganjurkan ASI

dikeluarkan dengan tangan atau pompa dan diberikan pada bayi

dengan cangkir atau sendok.

6. Menganjurkan pada ibu tetap mengeluarkan ASI sesering yang

diperlukan sampai bendungan teratasi.

7. Untuk mengurangi rasa sakit dapat diberikan kompres hangat

dan dingin.

8. Bila ibu demam memberikan obat penurun demam dan

pengurang sakit.

Page 47: ASUHAN KEBIDANAN IBU NIFASPATOLOGI PADA NY. P … · peradangan payudara, abses payudara, dan akibat lebih lanjut akan terjadi kematian (Ambarwati dkk, 2008). Berdasarkan studi pendahuluan

35

9. Melakukan pemijatan pada daerah payudara yang bengkak

bermanfaat untuk membantu memperlancar pengeluaran ASI.

10. Pada saat menyusu sebaiknya ibu tetap rileks.

11. Menganjurkan makan makanan bergizi untuk meningkatkan

daya tahan tubuh dan perbanyak minum.

12. Memberikan terapi antipiretik dan analgetik.

13. Mengevaluasi setelah 3 hari untuk mengetahui hasilnya.

Langkah VII : Evaluasi

Evaluasi merupakan langkah terakhir guna mengetahui apa yang

telah dilakukan bidan. Mengevaluasi keefektifan dari asuhan yang

diberikan, ulangi kembali proses manajemen dengan benar

terhadap setiap aspek asuhan yang sudah dilaksanakan tapi belum

efektif atau merencanakan kembali yang belum terlaksana

(Ambarwati dan Wulandari, 2010).

Evaluasi pada ibu nifas dengan bendungan ASI menurut

Purwoastuti dan Walyani (2014), antara lain :

1. Bayi sudah disusui sesering mungkin.

2. Kedua payudara sudah disusukan.

3. Ibu bersedia mengompres hangat payudara sebelum disusukan.

4. Ibu bersedia mengeluarkan sedikit ASI sebelum menyusui agar

payudara lebih lembek, sehingga lebih mudah memasukkannya

kedalam mulut bayi.

Page 48: ASUHAN KEBIDANAN IBU NIFASPATOLOGI PADA NY. P … · peradangan payudara, abses payudara, dan akibat lebih lanjut akan terjadi kematian (Ambarwati dkk, 2008). Berdasarkan studi pendahuluan

36

5. Bila bayi belum dapat menyusu, ibu bersedia untuk

mengeluarkan ASI dengan tangan atau pompa dan diberikan

pada bayi dengan cangkir atau sendok.

6. Ibu bersedia mengeluarkan ASI sesering mungkin sampai

bendungan teratasi.

7. Ibu bersedia mengurangi rasa sakit dengan kompres hangat dan

dingin.

8. Ibu sudah diberikan obat penurun demam dan pengurang sakit.

9. Ibu bersedia untuk melakukan pemijatan pada daerah payudara

yang bengkak bermanfaat untuk membantu memperlancar

pengeluaran ASI.

10. Ibu dalam keadaan tetap rileks.

11. Ibu bersedia makan makanan bergizi untuk meningkatkan daya

tahan tubuh dan perbanyak minum.

12. Terapi yang diberikan adalah parasetamol 500 mg 3x1 peroral

dan antalgin 500 mg 3x1 per oral.

13. Mengevaluasi setelah 3 hari untuk mengetahui hasilnya.

Page 49: ASUHAN KEBIDANAN IBU NIFASPATOLOGI PADA NY. P … · peradangan payudara, abses payudara, dan akibat lebih lanjut akan terjadi kematian (Ambarwati dkk, 2008). Berdasarkan studi pendahuluan

37

Data Perkembangan

Menurut Surachmindari dan Yulifah (2013), Sistem

pendokumentasian asuhan kebidanan dengan menggunakan SOAP

sebagai catatan perkembangannya :

S (Subyektif) :

Menggambarkan pendokumentasian hasil pengumpulan data klien

melalui anamnesa sebagai langkah satu Varney.

O (Obyektif) :

Menggambarkan pendokumentasian hasil pemeriksaan fisik klien,

hasil laboratorium dan tes diagnostik lain yang dirumuskan dalam

data focus untuk mendukung asuhan langkah satu Varney.

A (Assesment) :

Menggambarkan pendokumentasian hasil analisa dan intepretasi

data subyektif dan obyektif sebagai suatu identifikasi :

Diagnosa atau masalah, antisipasi diagnosa atau masalah, perlunya

tindakan segera oleh bidan atau dokter, konsultasi atau kolaborasi

dan atau rujukan sebagai langkah II, III, IV,V Varney.

P (Planning) :

Menggambarkan pendokumentasian dari tindakan dan evaluasi

perencanaan berdasarkan assessment sebagai langkah V, VI, VII

Varney.

Page 50: ASUHAN KEBIDANAN IBU NIFASPATOLOGI PADA NY. P … · peradangan payudara, abses payudara, dan akibat lebih lanjut akan terjadi kematian (Ambarwati dkk, 2008). Berdasarkan studi pendahuluan

38

C. Landasan Hukum

Berdasarkan Permenkes NO 1464/MENKES/PER/X/2010 Pasal 10

ayat (1) bidan dalam menjalankan praktik berwenang untuk

memberikan pelayanan yang meliputi pelayanan kesehatan ibu yang

diberikan pada masa pra hamil, kehamilan, masa nifas, masa

menyusui, dan masa antara dua kehamilan (Depkes RI, 2010).

Page 51: ASUHAN KEBIDANAN IBU NIFASPATOLOGI PADA NY. P … · peradangan payudara, abses payudara, dan akibat lebih lanjut akan terjadi kematian (Ambarwati dkk, 2008). Berdasarkan studi pendahuluan

39

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Studi

Dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini penulis menggunakan metode

observasional deskriptif dengan pendekatan studi kasus.Metode

observasional adalah melakukan pengamatan atas perilaku objek dan

bersifat partisipatif dan nonpartisipatif (Hidayat, 2007).Metode deskriptif

dilakukan terhadap sekumpulan objek yang biasanya bertujuan untuk

melihat gambaran fenomena (termasuk kesehatan) yang terjadi didalam

suatu populasi tertentu (Notoatmodjo, 2012).

Jenis karya tulis ilmiah pada kasus ini adalah laporan kasus pada ibu nifas

dengan bendungan ASI di BPS Sunarni Sumberlawang Sragen.

B. Lokasi Studi Kasus

Lokasi studi kasus merupakan tempat atau lokasi dimana pengambilan

kasus tersebut dilakukan (Notoatmodjo, 2012).Dalam penelitian ini, studi

kasus ini dilakukan di BPS Sunarni Sumberlawang Sragen.

C. Subyek Studi Kasus

Dalam penulisan laporan kasus ini subyek merupakan hal atau orang yang

akan dijadikan sebagai pengambilan kasus (Notoatmodjo, 2012).Subyek

Page 52: ASUHAN KEBIDANAN IBU NIFASPATOLOGI PADA NY. P … · peradangan payudara, abses payudara, dan akibat lebih lanjut akan terjadi kematian (Ambarwati dkk, 2008). Berdasarkan studi pendahuluan

40

studi kasus ini adalah pada ibu nifas yaitu Ny. P umur 22 tahunP1A0

dengan bendungan ASI Di BPS Sunarni Sumberlawang Sragen.

D. Waktu Studi Kasus

Waktu studi kasus adalah kapan pelaksanaan pengambilan studi kasus

dilaksanakan (Notoatmodjo, 2012).Studi kasus ini dilaksanakan pada

bulan Desember 2015 sampai dengan Mei2016.

E. Instrumen Studi Kasus

Instrumen Studi Kasus adalah alat-alat yang akan digunakan untuk

pengumpulan data ( Notoatmodjo, 2012). Instrumen yang digunakan untuk

mendapatkan data pada studi kasus ini adalah format asuhan kebidanan 7

langkah Varney pada ibu nifas dan data perkembangan dengan SOAP.

F. Teknik Pengumpulan Data

Dalam penyusunan studi kasus ini digunakan berbagai data antara lain data

primer dan data sekunder.

1. Data primer

Data yang diambil secara langsung dari obyek-obyek penelitian oleh

peneliti perorangan maupun organisasi (Riwidikdo, 2007).

Page 53: ASUHAN KEBIDANAN IBU NIFASPATOLOGI PADA NY. P … · peradangan payudara, abses payudara, dan akibat lebih lanjut akan terjadi kematian (Ambarwati dkk, 2008). Berdasarkan studi pendahuluan

41

a. Pemeriksaan fisik

Pada studi kasus ini pemeriksaan fisik dilakukan pada Ny. P P1A0

umur 22 tahun dengan bendungan ASI.Pemeriksaan fisik yang

dilakukan meliputi :

1) Inspeksi

Merupakan langkah pertama pada pemeriksaan pasien yaitu

dengan melihat dan mengevaluasi pasien secara visual dan

merupakan metode yang digunakan untuk mengkaji/menilai

pasien(Jones, 2009).Inspeksi ini dilakukan secara berurutan

mulai dari kepala sampai kaki (Notoatmodjo, 2010).

2) Palpasi

Palpasi yaitu menyentuh atau merasakan dengan tangan, adalah

langkah kedua pada pemeriksaan pasien dan digunakan untuk

menambah data yang telah diperoleh melalui inspeksi

sebelumnysa (Jones, 2009).Dalam hal ini palpasi digunakan

untuk memeriksa keadaan payudara dan keadaan uterus

(Notoatmodjo, 2012).

3) Perkusi

Merupakan teknik pemeriksaan dengan mengetuk-ngetukkan

jari kebagian tubuh klien yang akan dikaji untuk

membandingkan bagian yangkiri dengan yang kanan, perkusi

bertujuan untuk mengetahui keadaan organ-organ dalam tubuh

tergantung dari isi jaringan yang ada dibawahnya (Nursalam,

Page 54: ASUHAN KEBIDANAN IBU NIFASPATOLOGI PADA NY. P … · peradangan payudara, abses payudara, dan akibat lebih lanjut akan terjadi kematian (Ambarwati dkk, 2008). Berdasarkan studi pendahuluan

42

2007). Pemeriksaan ini dilakukan untuk mengetahui reflek

patella pada Ny. PUmur 22Tahun P1A0.

4) Auskultasi

Auskultasi adalah pemeriksaan dengan menggunakan stetoskop

untuk mendengarkan bunyi yang dihasilkan oleh tubuh

(Nursalam, 2007).Auskultasi meliputi pemeriksaan Denyut

Jantung Janin (DJJ) (Astuti, 2012).Pemeriksaan ini dilakukan

untuk memeriksa tekanan darah , nadi ibu normal atau tidak.

b. Wawancara

Wawancara adalah suatu metode yang dipergunakan untuk

mengumpulkan data, dimana peneliti mendapatkan keterangan atau

informasi secara lisan dari seseorang sasaran peneliti (responden),

atau bercakap-cakap berhadapan muka dengan orang tersebut(face

to face)(Notoatmodjo, 2012).

Dalam kasus ini wawancara atau tanya jawab dilakukan pada

Ny. P P1A0 dengan bendungan ASI.

c. Pengamatan (Observasi)

Pengamatan adalah suatu prosedur yang berencana, yang antara

lain meliputi melihat, mendengar, dan mencatat sejumlah taraf

aktifitas tertentu atau situasi tertentu yang ada hubungannya

dengan masalah yang diteliti (Notoatmodjo, 2012).

Pelaksanaan observasi ini dilakukan dengan mengkaji KU,

TTV, lochea, TFU, payudara bengkak, panas dan keras pada

Page 55: ASUHAN KEBIDANAN IBU NIFASPATOLOGI PADA NY. P … · peradangan payudara, abses payudara, dan akibat lebih lanjut akan terjadi kematian (Ambarwati dkk, 2008). Berdasarkan studi pendahuluan

43

perabaan dan nyeri ketika ditekan, suhu tubuh sampai 380Careola

hiperpigmentasi puting susu datar, warna payudara sedikit

kemerahan, dan keadaan bayi tidak mau menyusu pada Ny. P P1A0

dengan bendungan ASI.

2. Data sekunder

Data sekunder adalah data yang diperoleh selain dari pemeriksaan fisik

atau terapi dari keterangan keluarga sama lingkungannya. Mempelajari

status dan dokumentasi pasien, catatan dalam keadaan dan studi

(Notoatmodjo, 2012).

a. Studi kepustakaan

Studi kepustakaan adalah bahan-bahan pustaka yang sangat penting

dan menunjang latar belakang teoritis dari studi penelitian

(Notoatmodjo, 2012).

Pada kasus ini mengambil studi kepustakaan dari buku, laporan

penelitian, majalah ilmiah, jurnal dan sumber terbaru yang

berhubungan dengan bendungan ASI.

b. Studi dokumentasi

Studi dokumentasi yaitu semua bentuk sumber informasi yang

berhubungan dengan dokumen (Notoatmodjo, 2012). Dalam kasus

ini studi dokumentasi diperoleh dari buku catatanKIA di BPS

Sunarni Sumberlawang Sragen.

Page 56: ASUHAN KEBIDANAN IBU NIFASPATOLOGI PADA NY. P … · peradangan payudara, abses payudara, dan akibat lebih lanjut akan terjadi kematian (Ambarwati dkk, 2008). Berdasarkan studi pendahuluan

44

G. Alat-alat Yang Dibutuhkan

Dalam melaksanakan studi kasus dengan judul asuhan kebidanan ibu pada

ibu nifas dengan bendungan ASI, penulis menggunalan alat-alat sebagai

berikut :

1. Observasi

a. Lembar panduan observasi

b. Tensimeter dan stetoskop

c. Thermometer

d. Jam tangan

e. Breast care :

1) Dua buah baskom berisi air hangat dan dingin

2) Satu waslap

3) Dua handuk besar

4) Minyak kelapa atau baby oil sebagai pelican

5) Kapas secukupnya

2. Wawancara

Alat yang digunakan

a. Format pengkajian nifas

b. Buku tulis

c. Bollpoint

Page 57: ASUHAN KEBIDANAN IBU NIFASPATOLOGI PADA NY. P … · peradangan payudara, abses payudara, dan akibat lebih lanjut akan terjadi kematian (Ambarwati dkk, 2008). Berdasarkan studi pendahuluan

45

3. Dokumentasi

a. Status catatan pada ibu nifas

b. Dokumentasi dicatatan KIA yang ada di BPS Sunarni

Sumberlawang Sragen

c. Alat tulis

H. Jadwal Penelitian

Jadwal penelitian adalah jadwal yang akan digunakan untuk melaksanakan

penelitian studi kasus yang akan dilengkapi dalam bentuk tabel yang

masuk kedalam lampiran.

Page 58: ASUHAN KEBIDANAN IBU NIFASPATOLOGI PADA NY. P … · peradangan payudara, abses payudara, dan akibat lebih lanjut akan terjadi kematian (Ambarwati dkk, 2008). Berdasarkan studi pendahuluan

46

BAB IV

TINJAUAN KASUS DAN PEMBAHASAN

A. TINJAUAN KASUS

1. Pengkajian Data

Tempat : BPS Sunarni Sumberlawang Sragen

Tanggal :29 April 2016

Pukul :15.00 WIB

a. Data Subyektif

1) Identitas

Nama : Ny.P Nama : Tn.A

Umur : 22 Tahun Umur : 26 Tahun

Agama : Islam Agama : Islam

Suku/Bangsa : Jawa/Indonesia Suku/Bangsa :Jawa/Indonesia

Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA

Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Swasta

Alamat : Jati 3/8 Sumberlawang Sragen

2) KeluhanUtama

Ibu mengatakan telah melahirkan pada tanggal 26 April 2016

jam 07.30 WIB. Tanggal 29 April 2016 Ny. P mengeluh

payudaranya bengkak, nyeri, terasa panas, bayinya tidak mau

menyusu, bayi diberi susu formula dan ibu merasa cemas

dengan keadaannya.

Page 59: ASUHAN KEBIDANAN IBU NIFASPATOLOGI PADA NY. P … · peradangan payudara, abses payudara, dan akibat lebih lanjut akan terjadi kematian (Ambarwati dkk, 2008). Berdasarkan studi pendahuluan

47

3) Riwayatmenstruasi

a) Menarche : Ibu mengatakan menstruasi pertama

kali saat umur 12 tahun.

b) Siklus : Ibu mengatakan siklus ± 30 hari.

c) Teratur/tidak :Ibu mengatakan menstruasi teratur

setiap bulan.

d) Lamanya : Ibu mengatakan lama menstruasi 6-

7 hari.

e) Banyaknya : Ibu mengatakan ganti pembalut2

kalisehari.

f) Sifat darah :Ibu mengatakan darah menstruasi

encer berwarna merah dan tidak

menggumpal.

g) Dismenorhoe : Ibu mengatakan tidak merasa nyeri

saat menstruasi sampai mengganggu

aktivitas.

4) Riwayatpenyakit

f) Riwayat penyakit sekarang

Ibu mengatakan sekarang tidak sedang menderita penyakit

apapun seperti flu, batuk, dan demam.

g) Riwayat penyakit sistemik

(1) Jantung : Ibu mengatakan tidak pernah merasakan

Page 60: ASUHAN KEBIDANAN IBU NIFASPATOLOGI PADA NY. P … · peradangan payudara, abses payudara, dan akibat lebih lanjut akan terjadi kematian (Ambarwati dkk, 2008). Berdasarkan studi pendahuluan

48

dada berdebar-debar, cepat lelah saat

beraktifitas ringan, tidak mengeluarkan

keringat dingin pada telapak tangan.

(2) Ginjal : Ibu mengatakan tidak pernah mengeluh

nyeri pada pinggang kanan maupun kiri,

dan tidak sakit saat BAK.

(3) Asma/TBC: Ibu mengatakan tidak pernah sesak nafas

dan tidak pernah mengalami batuk > 3

minggu yang disertai dahak bercampur

darah.

(4) Hepatitis :Ibu mengatakan tidak mempunyai

penyakit kuning, dan pada ujung kuku,

mata, kulit tidak tampak kuning.

(5) DM : Ibu mengatakan tidak pernah mengeluh

sering minum dan makan pada malam

hari, dan tidak sering buang air kecil di

malam hari lebih dari 7 kali.

(6) Hipertensi : Ibu mengatakan tidak pernah mengalami

tekanan darah di atas 140/90 mmHg.

(7) Epilepsi : Ibu mengatakan tidak pernah kejang-

kejang yang di sertai keluar busa pada

mulut.

Page 61: ASUHAN KEBIDANAN IBU NIFASPATOLOGI PADA NY. P … · peradangan payudara, abses payudara, dan akibat lebih lanjut akan terjadi kematian (Ambarwati dkk, 2008). Berdasarkan studi pendahuluan

49

h) Riwayat kesehatan keluarga

(1) Penyakit menurun : Ibu mengatakan dalam

keluarganya tidak ada yang

menderita penyakit menurun

seperti hipertensi, asma,

diabetes militus, Jantung.

(2) Penyakit menular : Ibu mengatakan dalam

keluarganya tidak ada yang

menderita penyakit menular

seperti : TBC, Hepatitis, AIDS.

i) Riwayatketurunankembar

Ibu mengatakan dalam keluarganya baik dari pihak suami

maupun istri tidak ada yang mempunyai keturunan kembar.

j) Riwayatoperasi

Ibu mengatakan belum pernah operasi apapun.

5) Riwayatkeluargaberencana

Ibu mengatakan belum pernah menggunakan alat kontrasepsi

jenis apapun.

6) Riwayatperkawinan

Ibu mengatakan :

a) Status perkawinan :Sah, kawin 1 kali

b) Kawin umur : 21 tahun dengan suami umur 25 tahun,

lamanya 1 tahun

Page 62: ASUHAN KEBIDANAN IBU NIFASPATOLOGI PADA NY. P … · peradangan payudara, abses payudara, dan akibat lebih lanjut akan terjadi kematian (Ambarwati dkk, 2008). Berdasarkan studi pendahuluan

50

7) Riwayatkehamilan, persalinandannifas yang lalu

No Tgl

/Tahun

Tempat

partus

UK Jenis

partus

Penolong

Anak Nifas Keadaan

Anak

Sekarang P/L BB PB Kead Laktasi

1

Nifas

sekarang

8) KehidupanSosialBudaya

Ibu mengatakan tidak ada adat istiadat tertentu dilingkungan

rumahnya.

9) Data psikososial

a) Perasaan ibu

Ibu mengatakan senang dengan kelahiran anaknya.

b) Dukungan keluarga

Ibu mengatakan keluarganya mendukung kelahiran anaknya

yang pertama.

c) Keluarga lain yang tinggal serumah

Ibu mengatakan tinggal dengan suaminya.

d) Pantangan makanan

Ibu mengatakan tidak ada pantangan makanan apapun.

e) Kebiasaan adat istiadat

Ibu mengatakan ada acara sepasaran bayi.

10) PolaKebiasaanSehari-hari

f) Nutrisi

Selama hamil

Page 63: ASUHAN KEBIDANAN IBU NIFASPATOLOGI PADA NY. P … · peradangan payudara, abses payudara, dan akibat lebih lanjut akan terjadi kematian (Ambarwati dkk, 2008). Berdasarkan studi pendahuluan

51

(1) Makan : Ibu mengatakan makan 2x sehari porsi 1

piringnasi, lauk, sayur.

(2) Minum : Ibu mengatakan minum ± 8 gelas air

putih.Selama nifas

(3) Makan : Ibu mengatakan makan 1x porsi 1 piring

dengan nasi, sayur, lauk dan buah.

(4) Minum : Ibu mengatakan minum 1 gelas air teh dan

2 gelas air putih.

g) Eliminasi

Selama hamil

(1) BAB : Ibu mengatakan BAB 1x sehari konsistensi

agak keras warna kuning.

(2) BAK : Ibu mengatakan BAK 4x sehari warna

kuning jernih.

Selama nifas

(1) BAB : Ibu mengatakan belum BAB.

(2) BAK : Ibu mengatakan BAK sudah 2x.

h) Istirahat

Selama hamil : Ibu mengatakan istirahat siang ±1/5 jam

dan tidur malam ± 8 jam.

Selama nifas : Ibu mengatakan istirahat 1 jam.

Page 64: ASUHAN KEBIDANAN IBU NIFASPATOLOGI PADA NY. P … · peradangan payudara, abses payudara, dan akibat lebih lanjut akan terjadi kematian (Ambarwati dkk, 2008). Berdasarkan studi pendahuluan

52

i) Personal hygiene

Selama hamil : Ibu mengatakan mandi sekali 2x ganti

pakaian 2x sehari.

Selama nifas : Ibu mengatakan mandi sekali 2x ganti

pakaian 2x sehari

j) Aktivitas

Selama hamil : Ibu mengatakan mengerjakan pekerjaan

rumah dibantu suami

Selama nifas : Ibu mengatakan hanya berbaring ditempat

tidur dan mengurus bayinya.

b. Data Objektif

4) Status Generalis

e) Keadaan umum : Baik

f) Kesadaran : Composmentis

g) TTV : TD : 110/80 S: 37°C

R :20x/menit N: 80x/menit

5) Pemeriksaansistematis

l) Kepala

(1) Rambut : Bersih, warna hitam, tidak

mudahrontok, tidak

berketombe.

(2) Muka : Tidak bengkak dan tidak

Adacloasma.

Page 65: ASUHAN KEBIDANAN IBU NIFASPATOLOGI PADA NY. P … · peradangan payudara, abses payudara, dan akibat lebih lanjut akan terjadi kematian (Ambarwati dkk, 2008). Berdasarkan studi pendahuluan

53

(3) Mata

(a) Oedema : Tidak oedema

(b) Conjungtiva : Merah muda

(c) Sklera : Putih

(4) Hidung : Bersih, tidak ada polip

(5) Telinga : Bersih, simetris, tidak ada

secret

(6) Mulut/gigi/guzi : Bersih tidak ada

caries,tidak berbau, tidak

berdarah

m) Leher

(1) Kelenjar gondok : Tidak ada pembesaran

kelenjar gondok.

(2) Tumor : Tidak ada tumor.

(3) Pembesaran kelenjar limfe

Tidak ada pembesaran kelenjar limfe.

n) Dada danAxila

(3) Dada : Simetris kanan dan kiri

(4) Mamae

(a) Pembengkakan : Ada, di sebelah payudara

bagian kanan.

(b) Tumor : Tidak ada tumor

(c) Simetris : Tidak simetris

Page 66: ASUHAN KEBIDANAN IBU NIFASPATOLOGI PADA NY. P … · peradangan payudara, abses payudara, dan akibat lebih lanjut akan terjadi kematian (Ambarwati dkk, 2008). Berdasarkan studi pendahuluan

54

(d) Kemerahan : Ada kemerahan

(e) Areola : Hiperpigmentasi

(f) Putting susu : Mendatar

(g) Kolostrum : Keluar sedikit

(5) Axila

(a) Benjolan : Tidak ada benjolan

(b) Nyeri : Ada nyeri saat ditekan

(4) Ekstremitas

(a) Varices : Tidak adavarices

(b) Oedema : Tidak oedema

(c) Reflek patella : Positif kanan dan kiri

(d) Betis merah/lembel/keras : Tidak merah, tidak

lembek, tidak keras

6) Pemeriksaankhusus obstetric (Status Lokalis)

d) Abdomen

(1) Inspeksi

(a) Pembesaran perut : Tidak ada

(b) Linea Alba/nigra : Linea alba

(c) Strie albican/livide : Tidak ada

(d) Kelainan lain : Tidak ada kelainan

(2) Palpasi

(a) Kontraksi : Baik

(b) TFU : Pertengahan antara pusat

Page 67: ASUHAN KEBIDANAN IBU NIFASPATOLOGI PADA NY. P … · peradangan payudara, abses payudara, dan akibat lebih lanjut akan terjadi kematian (Ambarwati dkk, 2008). Berdasarkan studi pendahuluan

55

simfisis

(c) Kandung kemih : Kosong

e) Anogenital

(1) Vulva Vagina

(a) Varices : Tidak ada varices

(b) Kemerahan : Tidak kemerahan

(c) Nyeri : Tidak nyeri

(d) Lochea :Rubra

(2) Perineum

(a) Keadaan luka : Ada bekas jahitan

(b) Bengkak/kemerahan : Tidak bengkak, tidak

Kemerahan

(3) Anus

(a) Haemorhoid : Tidak ada haemorhoid

(b) Lain-lain : Tidak ada

f) Pemeriksaanpenunjang : Tidak dilakukan

2. Interpretasi Data

Tanggal : 29 April 2016 Pukul :15.20 WIB

a. Diagnosa kebidanan

Ny. P Umur 22 Tahun P1A0 post partum hari ke 3 dengan

bendungan ASI.

Data Dasar :

Page 68: ASUHAN KEBIDANAN IBU NIFASPATOLOGI PADA NY. P … · peradangan payudara, abses payudara, dan akibat lebih lanjut akan terjadi kematian (Ambarwati dkk, 2008). Berdasarkan studi pendahuluan

56

Page 69: ASUHAN KEBIDANAN IBU NIFASPATOLOGI PADA NY. P … · peradangan payudara, abses payudara, dan akibat lebih lanjut akan terjadi kematian (Ambarwati dkk, 2008). Berdasarkan studi pendahuluan

57

1) DS

a. Ibu mengatakan masih merasa berat pada payudara

sebelah kanan dan terasa panas dan keras.

2. Ibu mengatakan bayinya tidak mau menyusu.

3. Ibu mengatakan masih merasa nyeri dan kelihatan

cemas.

2) DO

1. KU : Baik

2. Kesadaran : Composmentis

3. TTV : TD : 110/80 mmHg

N : 80x/menit

S : 37°C

R : 20x/menit

4. TFU : Pertengahan antara pusat simfisis

5. Kontraksi : Baik

6. Payudara :Tampak bengkak, kemerahan,

panas, keras sertanyeri saat

ditekan pada payudara sebelah

kanan

7. Pengeluaran pervaginam : Berwarna merah(Rubra)

8. Perineum

Bengkak/kemerahan : Tidak bengkak dan tidak

kemerahan.

Page 70: ASUHAN KEBIDANAN IBU NIFASPATOLOGI PADA NY. P … · peradangan payudara, abses payudara, dan akibat lebih lanjut akan terjadi kematian (Ambarwati dkk, 2008). Berdasarkan studi pendahuluan

58

b. Masalah

Pasien merasa nyeri dan kelihatan cemas

c. Kebutuhan

Memberi penjelasan serta di buat rencana untuk mengurangi

kecemasan tersebut

3. Diagnosa Potensial

Mastitis

4. Tindakan Segera

Secara mandiri adalah kompres air hangat, menyusui segera

sedangkan kolaborasi yaitu dengan pemberian analgetik dan antibiotik

5. Perencanaan

Tanggal : 29 April 2016 Pukul : 15.30 WIB

14. Anjurkan untuk menyusui sesering mungkin.

15. Anjurkan kedua payudara disusukan.

16. Anjurkan mengompres hangat payudara sebelum disusukan.

17. Anjurkan mengeluarkan sedikit ASI sebelum menyusui agar

payudara lebih lembek, sehingga lebih mudah memasukkannya

kedalam mulut bayi.

18. Bila bayi belum dapat menyusu, anjurkan ASI dikeluarkan dengan

tangan atau pompa dan diberikan pada bayi dengan cangkir atau

sendok.

19. Anjurkan ibu tetap mengeluarkan ASI sesering yang diperlukan

sampai bendungan teratasi.

Page 71: ASUHAN KEBIDANAN IBU NIFASPATOLOGI PADA NY. P … · peradangan payudara, abses payudara, dan akibat lebih lanjut akan terjadi kematian (Ambarwati dkk, 2008). Berdasarkan studi pendahuluan

59

20. Untuk mengurangi rasa sakit anjurkan mengompres hangat dan

dingin.

21. Bila ibu demam berikan obat penurun demam dan pengurang sakit.

22. Lakukan pemijatan pada daerah payudara yang bengkak

bermanfaat untuk membantu memperlancar pengeluaran ASI.

23. Pada saat menyusu sebaiknya anjurkan ibu tetap rileks.

24. Anjurkan makan makanan bergizi untuk meningkatkan daya tahan

tubuh dan perbanyak minum.

25. Berikan terapi antipiretik dan analgetik.

26. Evaluasi setelah 3 hari untuk mengevaluasi hasilnya.

6. Pelaksanaan

Tanggal : 29 April 2016 Pukul : 15.35 WIB

14. Menganjurkan untuk menyusui sesering mungkin.

15. Menganjurkan kedua payudara disusukan.

16. Menganjurkan mengompres hangat payudara sebelum disusukan.

17. Menganjurkan mengeluarkan sedikit ASI sebelum menyusui agar

payudara lebih lembek, sehingga lebih mudah memasukkannya

kedalam mulut bayi.

18. Bila bayi belum dapat menyusu, menganjurkan ASI dikeluarkan

dengan tangan atau pompa dan diberikan pada bayi dengan cangkir

atau sendok.

19. Menganjurkan pada ibu tetap mengeluarkan ASI sesering yang

diperlukan sampai bendungan teratasi.

Page 72: ASUHAN KEBIDANAN IBU NIFASPATOLOGI PADA NY. P … · peradangan payudara, abses payudara, dan akibat lebih lanjut akan terjadi kematian (Ambarwati dkk, 2008). Berdasarkan studi pendahuluan

60

20. Untuk mengurangi rasa sakit dapat diberikan kompres hangat dan

dingin.

21. Bila ibu demam memberikan obat penurun demam dan pengurang

sakit.

22. Melakukan pemijatan pada daerah payudara yang bengkak

bermanfaat untuk membantu memperlancar pengeluaran ASI.

23. Pada saat menyusu sebaiknya ibu tetap rileks.

24. Menganjurkan makan makanan bergizi untuk meningkatkan daya

tahan tubuh dan perbanyak minum.

25. Memberikan terapi antipiretik dan analgetik.

26. Mengevaluasi setelah 3 hari untuk mengetahui hasilnya.

7. Evaluasi

Tanggal : 29 April 2016 Pukul : 16.30 WIB

14. Bayi sudah disusui sesering mungkin.

15. Kedua payudara sudah disusukan.

16. Ibu bersedia mengompres hangat payudara sebelum disusukan.

17. Ibu bersedia mengeluarkan sedikit ASI sebelum menyusui agar

payudara lebih lembek, sehingga lebih mudah memasukkannya

kedalam mulut bayi.

18. Bila bayi belum dapat menyusu, ibu bersedia untuk mengeluarkan

ASI dengan tangan atau pompa dan diberikan pada bayi dengan

cangkir atau sendok.

Page 73: ASUHAN KEBIDANAN IBU NIFASPATOLOGI PADA NY. P … · peradangan payudara, abses payudara, dan akibat lebih lanjut akan terjadi kematian (Ambarwati dkk, 2008). Berdasarkan studi pendahuluan

61

19. Ibu bersedia mengeluarkan ASI sesering mungkin sampai

bendungan teratasi.

20. Ibu bersedia mengurangi rasa sakit dengan kompres hangat dan

dingin.

21. Ibu sudah diberikan obat penurun demam dan pengurang sakit.

22. Ibu bersedia untuk melakukan pemijatan pada daerah payudara

yang bengkak bermanfaat untuk membantu memperlancar

pengeluaran ASI.

23. Ibu dalam keadaan tetap rileks.

24. Ibu bersedia makan makanan bergizi untuk meningkatkan daya

tahan tubuh dan perbanyak minum.

25. Terapi yang diberikan adalah parasetamol 500 mg 3x1 peroral dan

antalgin 500 mg 3x1 per oral.

26. Mengevaluasi setelah 3 hari untuk mengetahui hasilnya.

Page 74: ASUHAN KEBIDANAN IBU NIFASPATOLOGI PADA NY. P … · peradangan payudara, abses payudara, dan akibat lebih lanjut akan terjadi kematian (Ambarwati dkk, 2008). Berdasarkan studi pendahuluan

62

DATA PERKEMBANGAN I

(Kunjungan Rumah)

Tanggal : 01 Mei 2016 Pukul : 14.00 WIB

S :Subyektif

1. Ibu mengatakan payudaranya sudah tidak bengkak, tidak merasa nyeri

lagi dan juga sudah tidak panas.

2. Ibu mengatakan bayinya sudah mau menyusu.

3. Ibu mengatakan sudah tidak merasa cemas.

O : Obyektif

1. KU : Baik

2. Kesadaran : Composmentis

3. TTV : TD : 110/80 mmHg N : 80x/menit

S : 36,4°C R : 24x/menit

4. TFU : Pertengahan antara pusat simfisis

5. Kontraksi : Baik

6. Palpasi

a. Mammae : Tidak bengkak dan tidak ada benjolan

b. Putting susu : Menonjol, ASI keluar

7. Pengeluaran pervaginam : Berwarna merah kekuningan

(sanguinolenta)

8. Perinium

Bengkak/kemerahan : Tidak bengkak dan tidak kemerahan.

Page 75: ASUHAN KEBIDANAN IBU NIFASPATOLOGI PADA NY. P … · peradangan payudara, abses payudara, dan akibat lebih lanjut akan terjadi kematian (Ambarwati dkk, 2008). Berdasarkan studi pendahuluan

63

A :Assesment

Ny. P umur 22 tahun P1A0 post partum hari ke enam normal.

P : Planning

Tanggal : 01 Mei 2016 Pukul : 15.00 WIB

1. Menganjurkan ibu untuk memberikan ASI eksklusif pada bayinya

sampai umur 6 bulan.

2. Menganjurkan ibu untuk tetap melakukan perawatan payudara secara

teratur dan dilakukan 2 kali sehari.

3. Menganjurkan ibu untuk tetap menyusui bayinya sesering mungkin

sesuai keinginan bayinya.

4. Menganjurkan ibu untuk tetap mengkonsumsi makanan bergizi bagi

ibu menyusui.

E :Evaluasi

Tanggal : 01 Mei 2016 Pukul : 15.20 WIB

1. Ibu bersedia memberikan ASI eksklusif pada bayinya.

2. Ibu bersedia untuk tetap melakukan perawatan payudara.

3. Ibu bersedia menyusui bayinya sesering mungkin dan sesuai keinginan

bayi.

4. Ibu bersedia mengkonsumsi makanan yang bergizi bagi ibu menyusui.

Page 76: ASUHAN KEBIDANAN IBU NIFASPATOLOGI PADA NY. P … · peradangan payudara, abses payudara, dan akibat lebih lanjut akan terjadi kematian (Ambarwati dkk, 2008). Berdasarkan studi pendahuluan

64

B. Pembahasan

Pada pembahasan ini penulis akan menjelaskan tentang

kesenjangan yang terjadi antara praktek yang dilakukan di BPS Sunarni

Sumberlawang Sragen dengan teori yang ada. Disini penulis akan

menjelaskan kesenjangan tersebut menurut langkah-langkah dalam

manajemen kebidanan menurut Varney. Pembahasan ini dimaksudkan

agar dapat diambil suatu kesimpulan dan pemecahan masalah dan

kesenjangan-kesenjangan yang terjadi sehingga dapat digunakan sebagai

tindak lanjut dalam penerapan asuhan kebidanan yang meliputi:

1. Pengkajian

Sesuai dengan teori Varney, pengkajian atau pengumpulan data

dasar adalah pengumpulan semua data yang dibutuhkan untuk

mengevaluasi keadaan pasien. Merupakan langkah pertama untuk

mengumpulkan semua informasi yang akurat dari semua yang

berkaitan dengan kondisi pasien (Ambarwati dan Wulandari, 2010),

keluhan pada pasien dengan bendungan ASI yaitu payudara bengkak,

keras, panas sampai berwarna kemerahan. Pada suhu ibu nifas dengan

bendungan ASI kenaikan suhu yang mencapai 38°C dan pada kasus

ibu nifas Bendungan ASI payudara teraba panas, keras, serta nyeri

saat ditekan. Sedangkan keluhan Ny. Pumur 22 tahunP1A0 payudara

bengkak, nyeri, dan badan terasa panas (suhu 37°C) dan payudara

terlihat sedikit kemerahan pada payudara bagian kanan. Dari data

pengkajian tidak ditemukan kesenjangan antara teori dengan kasus.

Page 77: ASUHAN KEBIDANAN IBU NIFASPATOLOGI PADA NY. P … · peradangan payudara, abses payudara, dan akibat lebih lanjut akan terjadi kematian (Ambarwati dkk, 2008). Berdasarkan studi pendahuluan

65

2. Interpretasi Data

Pada tinjauan kasus dalam interpretasi data mengidentifikasi

terhadap diagnose, masalah dan kebutuhan pasien pada ibu nifas

berdasarkan interpretasi yang benar atas data-data yang telah

dikumpulkan (Purwoastuti dan Walyani, 2014). Ibu merasa cemas

karena payudaranya panas dan terasa sakit bila menyusui bayinya.

Kebutuhan ibu nifas dengan bendungan ASI adalah memberi

penjelasan serta di buat rencana untuk mengurangi kecemasan tersebut

(Sulistyawati, 2012).

Pada interpretasi data yang sudah dikumpulkan diperoleh

diagnosa kebidanan Ny. Pumur 22 tahun P1A0 post partum hari ke-3

dengan bendungan ASI. Pada kasus Ny. P dengan bendungan ASI

muncul masalah yaitu ibu cemas akan keadaan payudara karena

bengkak, nyeri dan panas sehingga membutuhkan informasi tentang

keadaan dirinya (bendungan ASI) dan perawatan payudara serta

dukungan moril dari suami, keluarga, dan bidan.

Berdasarkan pada kasus di atas diagnosa kebidanan masalah

dan kebutuhan yang timbul sudah sesuai dengan teori dantidak ada

kesenjangan antara teori dengan kasus.

3. Diagnosa Potensial

Pada tinjauan kasus jika bendungan ASI tidak segera ditangani

akan mengakibatkan infeksi mastitis (Walyani dan Purwoastuti, 2014).

Akan tetapi pada tinjauan kasus tidak terjadi mastitis karena ibu

Page 78: ASUHAN KEBIDANAN IBU NIFASPATOLOGI PADA NY. P … · peradangan payudara, abses payudara, dan akibat lebih lanjut akan terjadi kematian (Ambarwati dkk, 2008). Berdasarkan studi pendahuluan

66

sudahdiberi terapi, penjelasan bagaimana cara perawatan payudara,

cara menyusui yang benar, dan ditunjukkan agar ibu tetap memberikan

ASI secara eksklusif sehingga tidak ada tanda-tanda dangejala kearah

mastitis. Jadi tidak didapati kesenjangan antara kasus dan teori.

4. Antisipasi

Pada tinjauan teori menurut Purwoastuti dan Walyani (2014),

Antisipasi bendungan ASI secara mandiri adalah kompres air hangat,

menyusui segera sedangkan kolaborasi yaitu dengan pemberian

analgetik dan antibiotik. Antisipasi pada Ny.Pumur 22 tahun P1A0

adalah pemberian kompres hangat dan antalgin 500 mg 3 x 1. Pada

tahap ini antisipasi tidak dilakukan karena diagnosa potensial tidak

muncul. Jadi dalam langkah ini tidak ada kesenjangan antara teori dan

kasus.

5. Perencanaan

Pada tahap ini, perencanaan disusun berdasarkan diagnosa,

masalah dan kebutuhan. Perencanaan asuhan kebidanan pada wanita

dengan bendungan Air Susu Ibu menurut Purwoastuti dan Walyani

(2014), adalah beri dukungan moril pada ibu, anjurkan untukmenyusui

sesering mungkin, anjurkan kedua payudara disusukan, beri konseling

bimbingan dan latihan tentang perawatan payudara, anjurkan

mengompres hangat payudara sebelum disusukan, anjurkan

mengeluarkan sedikit ASI sebelum menyusui agar payudara lebih

lembek, sehingga lebih mudah memasukkannya kedalam mulut bayi.

Page 79: ASUHAN KEBIDANAN IBU NIFASPATOLOGI PADA NY. P … · peradangan payudara, abses payudara, dan akibat lebih lanjut akan terjadi kematian (Ambarwati dkk, 2008). Berdasarkan studi pendahuluan

67

Bila bayi belum dapat menyusu, anjurkan ASI dikeluarkan dengan

tangan atau pompa dan diberikan pada bayi dengan cangkir atau

sendok, anjurkan ibu tetap mengeluarkan ASI sesering yang

diperlukan sampai bendungan teratasi, untuk mengurangi rasa sakit

anjurkan mengompres hangat dan dingin, bila ibu demam berikan obat

penurun demam dan pengurang sakit, lakukan pemijatan pada daerah

payudara yang bengkak bermanfaat untuk membantu memperlancar

pengeluaran ASI, ada saat menyusu sebaiknya anjurkan ibu tetap

rileks, anjurkan makan makanan bergizi untuk meningkatkan daya

tahan tubuh dan perbanyak minum, berikan terapi antipiretik dan

analgetik, evaluasi setelah 3 hari untuk mengevaluasi hasilnya. Pada

kasus Ny. Pumur 22 tahun P1A0 rencana tindakan yang dilakukan sama

dengan perencanaan dalam teori. Jadi tidak ada kesenjangan antara

teori dan kasus.

6. Pelaksanaan

Penyusunan pelaksanaan sesuai dengan diagnosa masalah yang

ditemukan untuk mengantisipasi terjadinya masalah yang lebih

membahayakan. Pelaksanaan dilakukan sesuai perencanaan. Dalam

tahap ini tidak terdapat kesenjangan antara teori dan kasus.

7. Evaluasi

Hasil akhir dalam melaksanakan asuhan kebidanan pada Ny.

Pumur 22 tahun P1A0dengan bendungan ASI selama 3 hari, evaluasi

yang diperoleh adalah: keadaan umum ibu baik, tekanan darah

Page 80: ASUHAN KEBIDANAN IBU NIFASPATOLOGI PADA NY. P … · peradangan payudara, abses payudara, dan akibat lebih lanjut akan terjadi kematian (Ambarwati dkk, 2008). Berdasarkan studi pendahuluan

68

120/80mmHg, nadi 80 x/ menit, respirasi 24 x/ menit, suhu 36,4° C,

kecemasan ibu berkurang, rasa nyeri dan bengkak serta tidak ada

kemerahan pada payudara, ASI keluar lancar, ibu dapat menyusui

bayinya dengan benar, ibu bisa melakukan perawatan payudara sendiri

dan bendungan ASI sudah teratasi.

Page 81: ASUHAN KEBIDANAN IBU NIFASPATOLOGI PADA NY. P … · peradangan payudara, abses payudara, dan akibat lebih lanjut akan terjadi kematian (Ambarwati dkk, 2008). Berdasarkan studi pendahuluan

68

BAB V

PENUTUP

a. Kesimpulan

Berdasarkan apa yang diperoleh pada laporan kasus dan pembahasan

“Asuhan Kebidanan pada Ibu Nifas Ny. Pumur 22 tahun P1A0dengan

Bendungan Air Susu Ibu di BPS Sunarni Sumberlawang Sragen yang

menggunakan 7 langkah Varney mulai dari pengumpulan data sampai dengan

evaluasi, maka penulis dapat mengambil beberapa kesimpulan.

1. Pengkajian telah dilaksanakan dengan mengumpulkan semua data

menurut lembar format yang tersedia melalui teknik wawancara dan

observasi sistemik. Data subjektif khususnya pada keluhan utama yaitu

ibu nifas Ny. Pumur 22 tahun P1A0 dengan bendungan ASI, keluhan ibu

mengatakan payudaranya bengkak, nyeri, terasa panas, bayinya tidak

mau menyusu dan ibu merasa cemas dengan keadaannya.Data obyektif

yaitu keadaan umum baik, kesadaran composmentis, tekanan darah 110/

80 mmHg, nadi 80 x/ menit, respirasi 20 x/ menit, suhu 37° C, payudara

bengkak sebelah kanan, puting susu mendatar dan ASI sedikit keluar.

2. Interpretasi data dari hasil pengkajian diperoleh Ny. Pumur 22 tahun

P1A0nifas hari ke-3 dengan bendungan saluran ASI, masalah yang terjadi

adalah ibu merasa cemas dan kebutuhan yang dilakukan adalah memberi

support mental dan konseling tentang perawatan payudara pada ibu.

Page 82: ASUHAN KEBIDANAN IBU NIFASPATOLOGI PADA NY. P … · peradangan payudara, abses payudara, dan akibat lebih lanjut akan terjadi kematian (Ambarwati dkk, 2008). Berdasarkan studi pendahuluan

69

3. Diagnosa potensial mastitis tidak terjadi.

4. Antisipasi dengan observasi vital sign dan keadaanpayudara, terapi

berupa antalgin 500 mg 3 x 1 dan diberi kompres hangat.

5. Perencanaan yang diberikan pada Ny. Pumur 22 tahun P1A0 dengan

bendungan ASI antara lain beri dukungan moril pada ibu, anjurkan untuk

menyusui sesering mungkin dan kedua payudara disusukan, beri

konseling tentang perawatan payudara, kompres hangat payudara

sebelum disusukan, dan mengeluarkan sedikit ASI sebelum menyusui

agar payudara lebih lembek, bila bayi belum dapat menyusu, anjurkan

ASI dikeluarkan dengan tangan atau pompa dan diberikan pada bayi

dengan cangkir atau sendok, keluarkan ASI sesering yang diperlukan

sampai bendungan teratasi, bila ibu demam berikan obat penurun demam

dan pengurang sakit, lakukan pemijatan pada daerah payudara yang

bengkak untuk membantu memperlancar pengeluaran ASI, saat menyusu

sebaiknya ibu tetap rileks, makan makanan bergizi untuk meningkatkan

daya tahan tubuh dan perbanyak minum, terapi antipiretik dan analgetik,

dan evaluasi setelah 3 hari untuk mengevaluasi hasilnya.

6. Pelaksanaan yang diberikan pada Ny. Pumur 22 tahun P1A0 dengan

bendungan ASI dilakukan sesuai dengan perencanaan.

7. Evaluasi Setelah dilaksanakan Asuhan Kebidanan selama 3 hari

didapatkan hasil yang diperoleh adalah: keadaan umum ibu baik, tekanan

darah 120/80mmHg, nadi 80 x/ menit, respirasi 24 x/ menit, suhu 36,4°

C, kecemasan ibu berkurang, rasa nyeri dan bengkak serta tidak ada

Page 83: ASUHAN KEBIDANAN IBU NIFASPATOLOGI PADA NY. P … · peradangan payudara, abses payudara, dan akibat lebih lanjut akan terjadi kematian (Ambarwati dkk, 2008). Berdasarkan studi pendahuluan

70

kemerahan pada payudara, ASI keluar lancar, ibu dapat menyusui

bayinya dengan benar, ibu bisa melakukan perawatan payudara sendiri

dan bendungan saluran ASI sudah teratasi.

8. Pada kasus Ny. Pumur 22 tahun P1A0 dengan bendungan Air Susu Ibu

tidak ada kesenjangan antara teori dan kasus.

b. Saran

1. Bagi Bidan

Bidan dapat lebih mengidentifikasi tanda-tanda bendungan saluran ASI,

sehingga dapat melakukan antisipasi atau tindakan segera, merencanakan

asuhan kebidanan pada ibu nifas dengan bendungan saluran ASI.

2. Instansi Kesehatan

Pelayanan yang diberikan sudah baik, sebaiknya menyediakan leaflet

atau gambar tentang gizi ibu nifas, perawatan payudara dan cara

menyusui yang benar, agar pasien dapat mengetahuinya dan tidak terjadi

bendungan saluran ASI pada ibu nifas.

3. Institusi Pendidikan

Sebagai bahan referensi mengenai masalah kasus, khususnya pada kasus

yang berhubungan dengan asuhan kebidanan pada ibu nifas dengan

bendungan saluran ASI.

4. Bagi Pasien

a. Perlu pemahaman tentang tanda bahaya bendungan ASI.

Page 84: ASUHAN KEBIDANAN IBU NIFASPATOLOGI PADA NY. P … · peradangan payudara, abses payudara, dan akibat lebih lanjut akan terjadi kematian (Ambarwati dkk, 2008). Berdasarkan studi pendahuluan

71

b. Ibu diharapkan segera memeriksakan diri ke tempat pelayanan

kesehatan setempat jika ibu mengalami tanda dan gejala bendungan

ASI.

Page 85: ASUHAN KEBIDANAN IBU NIFASPATOLOGI PADA NY. P … · peradangan payudara, abses payudara, dan akibat lebih lanjut akan terjadi kematian (Ambarwati dkk, 2008). Berdasarkan studi pendahuluan

72

DAFTAR PUSTAKA

Ambarwati, E, R, Wulandari, D. 2010. Asuhan Kebidanan Nifas. Yogyakarta:

Nuha Medika.

Astuti, H, P. 2012. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Ibu I (Kehamilan).Yogyakarta:

Rohima Press.

Hidayat, A. A. 2007. Metode Penelitian Kebidanan & Teknik Analisis

Data.Jakarta: Salemba Medika.

Kemenkes.2012. Rencana Aksi Percepatan Penurunan Angka Kematian Ibu Di

Indonesia.(online). Available: www.gizikia.depkes.go.id/download/RAN-

PP-AKI-2013-2015.pdf.

Kemenkes.2014. Infodatin Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan RI.

(online). Available:

http://www.depkes.go.id/download.php?file=download/pusdatin/infodatin/

infodatin-ibu.pdf.

Norma D, N, Dwi S, M. 2013. Asuhan Kebidanan Patologi Teori dan Tinjauan

Kasus.Yogyakarta: Nuha Medika.

Notoatmodjo.2012. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.

Permenkes. 2010. Izin dan Penyelenggaraan Praktik Bidan No. 1464, Oktober

2010.

Prawirohardjo, S. 2010. Ilmu Kebidanan. Jakarta: PT Bina Pustaka Sarwono

Prawirohardjo.

Rukiyah, Y, et al. 2009. Asuhan Kebidanan III (Nifas). Jakarta: Trans Info Media.

Rukiyah, Y, Yulianti, L. 2010. Asuhan Kebidanan Patologi Kebidanan 4. Edisi

Refisi Jakarta: C. V Trans Info Media.

Sulistyawati, A. 2009.Buku Ajar Asuhan Kebidanan pada Ibu Nifas.

Yogyakarta: C. V Andi Offset.

Walyani, E.S, Purwoastuti, E. 2014. Asuhan Kebidanan Masa Nifas &

Menyusui.Yogyakarta: Pustaka Baru Press.

Yulifah, R, Surachmindari. 2013. Konsep Kebidanan. Jakarta: Salemba Medika.