aspek hukum p2tl 1486 fix.ppt
DESCRIPTION
ASPEK HUKUM P2TLTRANSCRIPT
PUSDIKLATPUSDIKLAT
2
HIMPUNAN PERATURAN - PERATURAN HIDUP
YANG BERSIFAT MEMAKSA, BERISIKAN SUATU
PERINTAH, LARANGAN ATAU IZIN UNTUK
BERBUAT SESUATU ATAU TIDAK BERBUAT
SESUATU SERTA DENGAN MAKSUD UNTUK
MENGATUR TATA TERTIB DALAM KEHIDUPAN
MASYARAKAT.
H U K U M
PUSDIKLATPUSDIKLAT PEMBAGIAN HUKUM
3
HUKUM PRIVAT Hukum Perdata
(materiil), al : perkawinan, jual beli
Hukum Acara Perdata (formil/cara menjalankan / mempertahankan hukum perdata materiil)
Hukum Dagang (al. UU PT)
Dll.
HUKUM PUBLIK Hukum Pidana
(materiil) Hukum Acara
Pidana (formil) Hukum Tata
Usaha (Administrasi) Negara
Hukum Pajak Dll.
PUSDIKLATPUSDIKLAT CIRI – CIRI
4
HUKUM PRIVAT : Lebih menitikberatkan kepentingan perseorangan
dibandingkan dengan kepentingan masyarakat.
Negara tidak berwenang campur tangan, kecuali atas permintaan pihak yang merasa dirugikan.
HUKUM PUBLIK : Bersifat memaksa dan mengatur.
Lebih menitikberatkan pada kepentingan masyarakat dibandingkan dengan kepentingan perseorangan.
Negara berwenang campur tangan jika terjadi pelanggaran hukum.
PUSDIKLATPUSDIKLAT
5
LANDASAN HUKUM P2TL
Antara lain:
1. Kitab Undang-undang Hukum Pidana.
2. Kitab Undang-undang Hukum Perdata.
3. Undang-undang No. 30 Th. 2009 tentang Ketenagalistrikan.
4. Peraturan Menteri Pertambangan dan Energi No. 02.P/451/MPE/1991 tentang Hubungan Pemegang Kuasa Usaha Ketenagalistrikan (PKUK) dan Pemegang Ijin Usaha Ketenagalistrikan untuk Kepentingan Umum (PIUKU) dengan Masyarakat.
5. Keputusan Direksi PT PLN (Persero) No. 1486.K/DIR/2011 tentang Penertiban Pemakaian Tenaga Listrik (P2TL).
PUSDIKLATPUSDIKLAT HAK PLNUU NO. 30 TH 2009 :
Pasal 27 ayat (1) Untuk Kepent.Umum PIUPTL dalam menyediakan tenaga listrik sbgm dimaksud Pasal 10 ayat (1) Kit, Trans, Dist dan Penjualan berhak untuk :
a……
b……
c……
d.masuk ke tempat umum atau perorangan dan menggunakannya untuk sementara waktu;
e……
6
PUSDIKLATPUSDIKLAT HAK PLN
Permentamben No. 02.P/451/MPE/1991, Pasal 2 ayat (1) :
f. Mengambil tindakan atas pelanggaran yang dilakukan pelanggan dalam setiap perjanjian jual beli tenaga listrik, antara lain berupa tagihan susulan dan kemudian diikuti dengan pemutusan sementara untuk jangka waktu yang dapat ditetapkan oleh Pengusaha maksimum selama 2 (dua) bulan.
g. Menetapkan tindakan penertiban atas pemakaian tenaga listrik secara tidak sah dan melaporkannya kepada instansi yang berwajib sebagai tindak pidana pencurian.
Ketentuan penertiban atas pemakaian tenaga listrik tersebut ditetapkan Pengusaha (PLN) dan disahkan Direktur Jenderal.
7
PUSDIKLATPUSDIKLAT
8
KEWAJIBAN PELANGGAN
PERMENTAMBEN NO. 02.P/451/M.PE/1991, Pasal 5 ayat (1) :
b. Menjaga dan memelihara keamanan Instalasi Pelanggan.
c. Menjaga keamanan APP PLN yang terpasang pada bangunan / persil Pelanggan.
d. Menjaga keamanan sambungan listrik yang berada pada bangunan / persil Pelanggan.
e. Menggunakan Tenaga Listrik sesuai dengan peruntukannya.
PUSDIKLATPUSDIKLAT
Aspek Hukum Pelaksanaan P2TL meliputi :
Aspek Hukum Perdata; Aspek Hukum TUN Aspek Hukum Pidana
9
PUSDIKLATPUSDIKLAT
UNDANG – UNDANG NOMOR 30 TAHUN 2009, Pasal 51 :
(1) Setiap orang yang tidak memenuhi keselamatan ketenaglistrikan sebagaimana dimaksud Pasal 44 ayat (1) sehingga mempengaruhi kelangsungan penyediaan tenaga listrik dipidana dengan pidana penjara paling lama 3 (tiga) tahun dan denda palng banyak Rp 500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah) ;
(2) Apabila perbuatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mengakibatkan terputusnya aliran listrik sehingga merugikan masyarakat, dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun dan denda paling banyak Rp 2.500.000.000,00 (dua milyar lima ratus juta rupiah);
(3) Setiap orang yang menggunakan tenaga listrik bukan haknya secara melawan hukum dipidana dengan pidana penjara paling lama (7) tahun dan denda paling banyak Rp 2.500.000.000,00 (dua milyar lima ratus juta rupiah).
11
PUSDIKLATPUSDIKLAT
PERMENTAMBEN No. 02.P/451/MPE/1991, Pasal 2 ayat (1) :
g. Menetapkan tindakan penertiban atas pemakaian tenaga listrik secara tidak sah dan melaporkannya kepada instansi yang berwajib sebagai tindak pidana pencurian.
KITAB UNDANG-UNDANG HUKUM PIDANA (KUHP), Pasal 362 :
“Barangsiapa mengambil barang, yang sama sekali atau sebagian kepunyaan orang lain, dengan maksud untuk memiliki barang itu dengan melawan hukum dipidana karena mencuri selama-lamanya 5 tahun atau denda sebanyak-banyaknya Rp.9.000,-.
12
PUSDIKLATPUSDIKLAT
13
UU NO. 30 TH 2009 : Pasal 27 ayat (1) Untuk Kepent.Umum PIUPTL dalam menyediakan tenaga listrik sbgm dimaksud Pasal 10 ayat (1) Kit, Trans, Dist dan Penjualan berhak untuk :
a……b……c……
d.masuk ke tempat umum atau perorangan dan menggunakannya untuk sementara waktu;
e……
Pasal 167 KUHP
(1) Barangsiapa dengan melawan hukum masuk dengan paksa ke dalam, atau dengan melawan hukum ada di dalam rumah atau tempat yang tertutup atau pekarangan yang tertutup, yang dipakai oleh orang lain dan tidak dengan segera pergi dari tempat itu, atas permintaan orang yang berhak atau permintaan atas nama yang berhak, dipidana dengan Pidana Penjara selama-lamanya 9 (sembilan) bulan atau dengan sebanyak-banyaknya Rp.4.500,- (empat ribu lima ratus rupiah).
PUSDIKLATPUSDIKLAT
Pasal 167 Kitab Undang - undang Hukum Pidana (lanjutan)
(2) Barang siapa masuk dengan merusak atau memanjat, dengan menggunakan anak kunci palsu, perintah palsu atau pakaian pejabat palsu, atau barang siapa tidak setahu yang berhak lebih dahulu serta bukan karena kekhilafan masuk dan kedapatan disitu pada waktu malam, dianggap memaksa masuk.
(3) Jika mengeluarkan ancaman atau menggunakan sarana yang dapat menakutkan orang, diancam dengan pidana penjara paling lama 1 tahun 4 bulan.
(4) Pidana tersebut dalam ayat 1 dan 3 dapat ditambah sepertiga jika yang melakukan kejahatan 2 orang atau lebih dengan bersekutu.
14
PUSDIKLATPUSDIKLATSYARAT PENAHANAN DALAM HKM PIDANA
(Pasal 21 KUHAP)
Syarat Subyektif:Tersangka dikhawatirkan akan melarikan diriMerusak atau menghilangkan barang buktiMengulangi perbuatan tindak pidana
Syarat Obyektif;Terdapat cukup buktiTindak Pidana tersebut diancam hukuman 5 tahun atau lebih;Tindak pidana sebagaimana dimaksud dalam Pasal 282 ayat (3), Pasal 296, Pasal 335
ayat (1), Pasal 351 ayat (1), Pasal 353 ayat (1), Pasal 372, 378, 379 a, 453, 454, 455, 459, 480, 560 KUHP
15
PUSDIKLATPUSDIKLAT PERLINDUNGAN HUKUM • Pasal 48 KUHP
“Barangsiapa melakukan perbuatan karena pengaruh daya paksa, tidak dipidana.”
• Pasal 49 ayat (1) KUHP“Tidak dipidana, barangsiapa melakukan perbuatan pembelaan terpaksa untuk diri sendiri maupun untuk orang lain, kehormatan kesusilaan atau harta benda sendiri maupun orang lain, karena ada serangan atau ancaman serangan yang sangat dekat pada saat itu yang melawan hukum.”
• Pasal 50 KUHP“Barangsiapa melakukan perbuatan untuk melaksanakan ketentuan undang-undang, tidak dipidana.”
• Pasal 51 ayat (1) KUHP“Barangsiapa melakukan perbuatan untuk melaksanakan perintah jabatan yang diberikan oleh penguasa yang berwenang, tidak dipidana.”
16
PUSDIKLATPUSDIKLAT
Hubungan antara dua subjek hukum atau lebih dimana hak dan kewajiban di satu pihak berhadapan dengan hak dan kewajiban di pihak lain.
18
HUBUNGAN HUKUM
Hubungan Hukum PLN dengan Pelanggan :JUAL BELI TENAGA LISTRIK
Pasal 1338 ayat (1) KUHPerdata :
Semua perjanjian yang dibuat secara sah berlaku sebagai UU bagi mereka yang membuatnya.
PUSDIKLATPUSDIKLAT
Surat Perjanjian Jual Beli Tenaga Listrik
• Harus ditandatangani oleh pihak konsumen atau kuasanya dengan Surat Kuasa Khusus dan juga Pejabat PLN yang berwenang untuk membuktikan terciptanya suatu kesepakatan.
• Harus disimpan dengan baik oleh PLN
19
PUSDIKLATPUSDIKLAT
20
FUNGSI HUKUM TERHADAP PERJANJIAN
1. FUNGSI PROTEKTIF : Hukum memberikan perlindungan kepada Perjanjian.
Hukum mengatur sahnya suatu Perjanjian Pasal 1320 Kitab Undang-undang Hukum Perdata (KUHPerdata).
Menyatakan Perjanjian yang sah mempunyai kekuatan hukum Pasal 1338 ayat (1) KUHPerdata.
Mengikat para pihak sebagai undang-undang Pasal 1338 ayat (1) KUHPerdata.2. FUNGSI DESTRUKTIF :
Hukum dapat membatalkan Perjanjian / salah satu klausula Perjanjian jika isi atau proses pembuatannya tidak sah.
PUSDIKLATPUSDIKLAT
21
3. FUNGSI SUPLEMENTER :
Hukum melengkapi ketentuan-ketentuan yang tidak tertulis dalam Perjanjian menurut keadilan, kepatutan dan UU patut dianggap sebagai bagian dari isi Perjanjian.
4. FUNGSI REGULATIF : Hukum mengatur apa akibatnya jika terjadi
pelanggaran dalam Perjanjian atau jika terjadi pembatalan
Perjanjian.
FUNGSI HUKUM TERHADAP PERJANJIAN
PUSDIKLATPUSDIKLAT
22
AZAS-AZAS PERJANJIAN
KONSENSUALISME1320 KUHPerdata
KEBEBASAN BERKONTRAK1338 (1) KUHPerdata
KEKUATAN MENGIKAT
1338 (1) KUHPerdata
Setiap orang / pihak diberi kebebasan membuat
Perjanjian sesuai dengan kesepakatan diantara para pihak
Semua Perjanjian yang dibuat secara
sah berlaku sebagai UU bagi
mereka yang membuatnya
Pembatasan tidak boleh bertentangan dengan undang-undang, ketertiban umum & kesusilaan
Perjanjian sah dan mengikat sejak tercapai kata
sepakat antara para pihak
PUSDIKLATPUSDIKLAT
23
SYARAT-SYARAT SAH PERJANJIAN(Pasal 1320 KUHPerdata)
SEPAKAT MEREKA YG MENGIKATKAN
DIRINYA
KECAKAPAN UNTUKMEMBUAT SUATU
PERIKATAN
SUATU HALTERTENTU
SUATU SEBABYG HALAL
SYARAT SUBJEKTIF
SYARAT OBJEKTIF
AKIBAT HUKUM PASAL 1320 TIDAK TERPENUHI
PERJANJIAN DAPATDIBATALKAN
PERJANJIAN BATALDEMI HUKUM
PUSDIKLATPUSDIKLAT
• PASAL 1365 KUHPerdata : Tiap Perbuatan Melanggar Hukum (PMH) yang merugikan satu pihak, mewajibkan pihak yang karena salahnya menerbitkan kerugian tersebut mengganti kerugian.
• PASAL 1131 KUHPerdata : Seluruh harta benda yang ada dan yang akan ada menjadi jaminan atas perikatan yang dibuatnya.
24
PMH DAN JAMINAN
PUSDIKLATPUSDIKLAT TATA USAHA NEGARA (TUN)
TUN : administrasi negara yang melaksanakan fungsi untuk menyelenggarakan urusan pemerintahan baik di pusat maupun di daerah (PLN BUMN yang mendapat tugas sesuai UU untuk menyelenggarakan urusan pemerintahan dalam usaha penyediaan tenaga listrik sebagai PiIUPTL dianggap sebagai Badan Tata Usaha Negara).
Objek Gugatan : Keputusan TUN penetapan tertulis yang dikeluarkan Badan / Pejabat TUN yang berisi tindakan hukum TUN berdasarkan perundangan yang berlaku, bersifat konkret, individual, dan final, yang berakibat hukum bagi seseorang / badan hukum perdata (Surat Penetapan Tagihan Susulan / Pemutusan dll).
Batas waktu pengajuan gugatan : 90 hari sejak diterimanya / diumumkannya Keputusan Badan / Pejabat TUN.
25
PUSDIKLATPUSDIKLAT
26
SENGKETA KASUS P2TL
PENGADILAN NEGERI PENGADILAN TATA USAHA NEGARA
PERDATA
PERBUATAN
MELAWAN HUKUM
(1365 KUHPdt)
ATAU
WANPRESTASI
DITUNTUT GANTI
RUGI
KEPUTUSAN PENETAPANTAGIHAN SUSULAN
/ PEMUTUSAN TENAGA LISTRIK DIANGGAP
SEBAGAIKEPUTUSAN
TATA USAHA NEGARA
PEMBATALAN KEPUTUSAN
PIDANA
Pasal 51 ayat (3) UU NO. 30 TH
2009
(pencurian tenaga listrik) /Pasal 362 KUHPidana (pencurian)
atauPasal 167 KUHP (masuk paksa)
atauPasal 310 KUHP (penghinaan)
atauPasal 335 KUHP
(perbuatan tidak menyenangkan)
PUSDIKLATPUSDIKLAT ALAT BUKTI PIDANA
Pasal 184 KUHAP
1. Keterangan Saksi → Petugas P2TL, polisi dll.
2. Keterangan Ahli → saksi ahli independen (institusi /
akademisi dll.)3. Surat → SPJBTL, surat
tugas, BA P2TL / BA pengambilan barang bukti / BA pemeriksaan di Lab, DIL, dll.
4. Petunjuk 5. Keterangan Terdakwa
27
PUSDIKLATPUSDIKLAT
1. Surat / tulisan → SPJBTL, surat tugas, BA P2TL / BA pengambilan barang bukti /
BA pemeriksaan di Lab, DIL, dll.2. Saksi → petugas P2TL, Polisi, saksi ahli, dll.3. Persangkaan → penyesuaian antara fakta di
lapangan dan alat bukti yang ditemukan.
4. Pengakuan → pengakuan pelanggan, dll.5. Sumpah
28
ALAT BUKTI PERDATA
Pasal 1866 KUHPerdata
PUSDIKLATPUSDIKLAT P2TL = PENEGAKAN HUKUM
1. Tindakan PLN dalam pelaksanan P2TL adalah TINDAKAN HUKUM PUBLIK dalam rangka Penegakan Hukum berdasarkan peraturan perundang-undangan.
( UU PERMENTAMBEN Keputusan Direksi)
2. Tindakan PLN berupa pengenaan Tagihan Susulan dan Pemutusan Sementara (Pelanggan) / Rampung (NK) dalam P2TL adalah melaksanakan ketentuan peraturan perundangan-undangan sehingga TIDAK HARUS MENUNGGU PUTUSAN PENGADILAN untuk pelaksanaannya.
29
PUSDIKLATPUSDIKLATKEPDIR
NO. 1486.K/DIR/2011 TENTANG P2TL
Pengertian –Pengertian P2TL:Rangkaian kegiatan meliputi:Perencanaan;Pemeriksaaan;Tindakan; Dan penyelesaian
yang dilakukan oleh PLN thd Instalasi PLN da/atau Instalasi Pemakaian T/L dari PLN
30
PUSDIKLATPUSDIKLAT Pengertian Gardu PLN: adalah tempat yang berisi peralatan instalasi milik PLN beserta
perlengkapannnya;
Daya kedapatan adalah daya yang dihitung secara proporsional dan profesional berdasarkan alat pembatas atau kemampuan hantar (KHA) suatu penghantar yang dipergunakan oleh pemakai T/L yang kedapatan saat dilakasnakan P2TL
Instalasi Ketenagalistrikan yg selanjutnya disebut instalasi adalah bangunan-bangunan sipil dan elektromekanik, mesin-mesin peralatan, saluran-salauran dan pelengkapannya yang dipergunakan untuk pembangkitan, konversi, transformasi, penyaluran, distribusi dan pemanfaatan T/L;
Instalasi Pelanggan adalah instalasi ketenagalistrikan milik pelanggan setelah Alat Pembatas atau Alat Pengukur atau APP
31
PUSDIKLATPUSDIKLAT Pengertian Jaringan Tenaga Listrik (JTL) adalah sistem penyaluran/pendistribusian T/L yang dapat diopresikan dengan
TR, TM, TT atau TET;
Sambungan Tenaga Listrik (STL) penghantar di bawah atau di atas tanah termasuk peralatananya sebagai bagian instalasi PLN yang merupakan sambungan antara JTL milik PLN dengan instalasi pelanggan;
Sambungan Langsung (SL) adalah sambungan dari JTL atau STL ke instalasi pelanggan dengan menggunakan penghantar termasuk peralatannnya tanpa melalui APP dan perlengkapan APP;
Pembongkaran Rampung adalah penghentian untuk seterusnya penyalauran T/L ke instalasi pelanggan atau bukan pelanggan dengan mengambil seluruh SL yang dipergunakan untuk penyaluran tenaga listrik ke instalasi pelanggan atau bukan pelanggan
Segel Milik PLN suatu alat yang dipansang oleh PLN pada APP dan perlengkapan APP sebagai pengaman APP;
Segel Tera adalah alat yang dipasang pada alat pengukur oleh instansi yang berwenang sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku, sebagai pengaman kebenaran pengukuran;
32
PUSDIKLATPUSDIKLAT
Tujuan Dilakukan P2TL (Rutin & Khusus) Pasal 2
Menertibkan Penyalurana T/L untuk:
Menghindari Bahaya Listrik Bagi Masyarakat;Meningkatkan pelayanan;Menekan susut
33
PUSDIKLATPUSDIKLAT
PEMBERI TUGAS P2TLPASAL 2 AYAT (3) Kepdir 1486.K/DIR/2011)
• DIREKSI• GENERAL MANAGER• MANAJER UNIT (MAPJ/MUPJ)
34
PUSDIKLATPUSDIKLAT
ORGANISASI P2TL(PASAL 3) Kepdir 1486.K/DIR/2011)
PENANGGUNG JAWAB : Pejabat Struktural atau Fungsional
PETUGAS PELAKSANA: Regu yang terdiri atas pejabat/petugas PLN yang melaksanakan P2TL; Memiliki kompetensi di bidang P2TL (Brevet).
PETUGAS ADMINISTRASI: Pejabat/petugas PLN yang menyelesaikan administrasi tindak lanjut hasil temuan pemeriksaan P2TL di lapangan
35
PUSDIKLATPUSDIKLAT
DALAM HAL KETERBATASAN JUMLAH PETUGAS P2TL
(PASAL 3 ayat (7) Kepdir 1486.K/DIR/2011)
OUTSOURCING TENAGA BANTU DARI PJTK: Ketua Regu petugas pelaksana P2TL harus pegawai PLN Tanggung jawab pelaksana P2TL sepenuhnya pada PLN Dokumen ditandatangani oleh Ketua Regu Petugas Pelaksana Lapangan;
OUTSOURCING JASA PEKERJAAN PELAKSANAAN/PEMERIKSAAN: Perusahaan jasa melaksanakan P2TL berdasarkan PKS dengan PLN Dokumen P2TL ditandatangani oleh Petugas Pelaksana Lapangan P2TL dari
Perusahaan Jasa ;
Catatan : UNTUK OUTSOURCING JASA PEKERJAAN PELAKSANAAN /PEMERIKSAAN P2TL, SELAIN PKS HARUS DLENGKAPI DOKUMEN SURAT KUASA DARI PLN KEPADA PJTK
36
PUSDIKLATPUSDIKLAT TUGAS,KEWENANGAN DAN KEWAJIBAN PETUGAS P2TL(PASAL 4, 5 DAN 6 Kepdir 1486.K/DIR/2011)
PENANGGUNG JAWAB P2TL, ANTARA LAIN: Menentukan Target operasi (TO) Menetapkan besar dan cara pembayaran Tagihan Susulan sesuai kewenangan yang diberikan oleh
Pemberi tugas Memberi keterangan apabila diperlukan dalam proses penyelidikan dan penyidikan serta
pengadilan perkara P2TL;
PETUGAS PELAKSANA P2TL ANTARA LAIN: Menandatangani Berita Acra hasil pemeriksaan P2TL dan Berita Acra lainnya serta menyusun
laporan mengenai pelaksanaan P2TL Melakukan Pemutusan Sementara atas SL dan/atau APP yang harus dikenakan tindakan
Pemutusan Sementara Melakukan Pemutusan Rampung Melakukan pengambilan barang bukti berupa APP atau perlatan lainnya Memasang APP pengganti yang diambil
PETUGAS ADMINISTRASI: Menyimpan Dokumen dan Barang bukti hasil temuan P2TL Menyiapkan SPH Memproses TS/Ganti Rugi
37
PUSDIKLATPUSDIKLAT PERLENGKAPAN P2TL (PASAL 7 Kepdir 1486.K/DIR/2011)
SURAT TUGAS; FORMULIR BERITA ACARA SERTA FORMULIR LAINNYA (SEBAGAIMANA DIMAKSUD DALAM LAMPIRAN KEP DIR INI)
SARANA PENYIMPANAN BARANG BUKTI BERUPA KANTONG, AMPLOP KOTAK ATAU PERALATAN LAINNYA BESERTA GUDANG PENYIMPANANNYA;
PERALATAN KERJA: TOOL SET, SENTER, KALKULATOR STOP WATCH, KACA PEMBESAR, ANALISA ENERGI, TANGGAL, TANG SEGEL DAN ASESORISNYA, INJEKSI ARUS, KAMERA NON DIGITAL (FILM SELULOID), VIDEO KAMERA, NOTE BOOK/LAPTOP; SARANA TRANSPORTASI ; LABORATORIUM TERA; DATA INDUK LANGANAN (DIL); DATA PEMAKAIAN TENAGA LISTRIK PELANGGAN YG TDK WAJAR MIN SELAMA 3 BULAN;
APP DAN/ATAU PERLENGKAPAN APP PENGGANTI
38
PUSDIKLATPUSDIKLAT
TATA CARA PELAKSANAAN P2TL
(PASAL 8 Kepdir 1486.K/DIR/2011)
• TAHAP PRA P2TL
• TAHAP PELAKSANAAN P2TL
• TAHAP PASCA P2TL
39
PUSDIKLATPUSDIKLAT
TAHAP PRA P2TL PENENTUAN TARGET OPERASI
(PASAL 9 AYAT 2 HURUF B Kepdir 1486.K/DIR/2011)
• PEMANTAUAN DARI DAFTAR LANGANAN YANG PERLU DIPERHATIKAN (DLPD);
• PEMANTAUAN ATAS PEMAKAIAN TENAGA LISTRIK YG TIDAK WAJAR (3 BULAN BERTURUT-TURUT);
• INFORMASI DARI INFORMAN
• DATA/INFORMASI YG DIPEROLEH PLN SAAT MELAKUKAN KEGIATAN RUTIN (PEMELIHARAAN, PENYAMBUNGAN BARU, PENAMBAHAN DAYA, PENCATATAN METER)
• SASARAN OPERASI ATAU TARGET P2TL TRIWULANAN/SEMESTERAN/TAHUNAN
40
PUSDIKLATPUSDIKLATTAHAP PELAKSANAAN P2TL
(PASAL 10 AYAT 3 Kepdir 1486.K/DIR/2011)
PEMERIKSAAN BAGI PELANGGAN:
SEBELUM DILAKUKAN PEMERIKSAAN SECARA VISUAL TERLEBIH DAHULU MENGAMBIL DOKUMENTASI DAN DIPERIKSA ADMINISTRASI REKENING TERAKHIR;
HARUS MEMERIKSA DAN MENELITI APP ELEKTRO MEKANIK ATAU ELEKTRONIK SERTA KELENGKAPANNYA BAIK PENGUKURAN LANGSUNG ATAU TDK LANGSUNG (MGNK CT/PT SECARA VISUAL ATAU ALAT BANTU;
SEBELUM DAN SESUDAH PEMERIKSAAN DILAKUKAN PENDOKUMENTASIAN DGN KAMERA NON DIGITAL/VIDEO KAMERA
41
PUSDIKLATPUSDIKLATTAHAP PASCA P2TL
(PASAL 11 Kepdir 1486.K/DIR/2011)
PEMANGGILAN KPD PEMAKAI TENAGA LISTRIK:Panggilan pertama tertera pada BA Hasil Pemeriksaan P2TL
Apabila tdk datang, mengirimkan Surat panggilan ke-2, ke-3. SP I secara berturut-turut dgn selang waktu masing-masing selama 3 hari kerja. Masa peringantan I adalah 5 hari kerja setelah tanggal SP I,
Dan Apabila s/d berakhirnya masa peringatan I pemakai I tdk dtg, disiapkan SP II dgn masa 14 hari untuk pelanggaran, 28 hari kelaianan
42
PUSDIKLATPUSDIKLAT
JENIS DAN GOLONGAN PENYIMPANGAN PEMAKAIAN TENAGA LISTRIK
(PASAL 13 Kepdir 1486.K/DIR/2011)
PELANGGARAN GOL I (P-I) : Mempengaruhi batas daya tetapi tidak mempengaruhi pengukuran;
PELANGGARAN GOL II (P-II): Mempengaruhi Pengukuran energi tetapi tidak mempengaruhi batas daya;
PELANGGARAN GOL III (P-III): Mempengaruhi batas daya dan pengukuran;
PELANGGARAN GOL IV (P-IV): Pelanggaran yang dilakukan oleh Bukan Pelanggan;
43
PUSDIKLATPUSDIKLATJENIS DAN GOLONGAN PENYIMPANGAN
PEMAKAIAN TENAGA LISTRIK (PASAL 13 Kepdir 1486.K/DIR/2011)
TERMASUK PELANGGARAN I ( P-I):Segel pada Alat Pembatas hilang, rusak atau tdk sesuai dgn
aslinyaAlat Pembatas hilang, rusak atau tdk sesuai dgn aslinyaKemampuan Alat Pembatas mjd lebih besar, diantaranya
dengan: seting relay Alat Pembatas kondisinya berubah; penghantar phasa dengan netral pada sambungan 3 phasa kondisinya tertukar
Alat Pembatas terhubung langsung dgn kawat/kabel shg Alat Pembatas tdk berfungsi atau kemampuanya mjd lebih besar
44
PUSDIKLATPUSDIKLAT JENIS DAN GOLONGAN PENYIMPANGAN PEMAKAIAN TENAGA
LISTRIK (PASAL 13 Kepdir 1486.K/DIR/2011)
TERMASUK PELANGGARAN I ( P-I):Khusus untuk pelanggan yang menggunakan meter kVA Maks:
1) Segel pada meter kVA Maks dan atau perlengkapannnya hilang, rusak, atau tdk sesuai dengan aslinya; Alat Pembatas hilang, rusak atau tdk sesuai dgn aslinya;2) Meter kVA Maks dan/atau perlengkapannnya rusak, hilang atau tdk sesuai dengan aslinya.
Terjadi hal-hal lainya dengan tuuan mempengaruhi batas daya.
45
PUSDIKLATPUSDIKLATJENIS DAN GOLONGAN PENYIMPANGAN PEMAKAIAN TENAGA LISTRIK
(PASAL 13 Kepdir 1486.K/DIR/2011)
TERMASUK PELANGGARAN II ( P-II):
a. Segel Tera dan/atau segel milik PLN pada Alat Pengukur dan tau perlengkapannnya salah satu atau semuanya hilang/tidak lengkap, rusak/putus atau tdk sesuai dengan aslinya;
b.Alat Pengukur dan/atau perlengkapannnya tdk berfungsi sbgmn mestinya walaupun semua segel dan segel tera dalam keadaan lengkap dan baik.
c. Alat Pengukur dan/atau perlengkapannnya hilang atau tdk sesuai dgn aslinya;
46
PUSDIKLATPUSDIKLATJENIS DAN GOLONGAN PENYIMPANGAN
PEMAKAIAN TENAGA LISTRIK (PASAL 13 Kepdir 1486.K/DIR/2011)
TERMASUK PELANGGARAN III ( P-III):
a.Melakukan Pelanggaran yang merupakan gabungan P-I dan P-II.
b.Melakukan sambungan langsung ke instalasi pelanggan dari Instalasi PLN sebelum APP;
47
PUSDIKLATPUSDIKLAT
TERMASUK PELANGGARAN IV ( P-IV):
BUKAN PELANGGAN , memakai T/L PLN tanpa alas hak yang sah;
48
PUSDIKLATPUSDIKLAT TAGIHAN SUSULAN
PELANGGARAN I ( P-I):
Untuk Pelanggan Yang Dikenakan Biaya Beban:TS 1 = 6 X {2XDaya Tersambung (kVA)} X Biaya Beban (Rp/kVA);
Untuk Pelanggan yang dikenakan Rekening Minimum TS 1 = 6 X (2XRekening Minimum (Rupiah) pelanggan sesuai TDL;
49
PUSDIKLATPUSDIKLAT TAGIHAN SUSULAN
PELANGGARAN II ( P-II):
TS 2 = 9 X 720 Jam X Daya Tersambung X 0,85 X Harga per kWH yang tertinggi pada gol tarif sesuai TDL;
PELANGGARAN GOLONGAN III (P-III): TS 3 = TS 1 + TS 2
50
PUSDIKLATPUSDIKLAT TAGIHAN SUSULAN
PELANGGARAN GOLONGAN IV (P-IV)
Untuk Daya Kedapatan sampai dengan 900 VA: TS 4 = {(9 X (2X (Daya Kedapatan (kVA)} X Biaya Beban (Rp/kVA)))} + {(9 X 720 Jam X (Daya kedapatan (kVA)) X 0,85 X Tarif Tertinggi pada Golongan tarif sesuai TDL yang dihitung berdasarkan Daya Kedapatan)};
Untuk Daya Kedapatan lebih dari 900 VA:TS 4 = {(9 X (2X 40 jam nyala x (Daya Kedapatan (kVA)} X Tarif Tertinggi pada Golongan tarif sesuai TDL yang dihitung berdasarkan Daya Kedapatan)} + {(9 X 720 Jam x (Daya kedapatan (kVA) x 0,85 X Tarif tertinggi pada golongan tarif sesuai TDL yang dihitung berdasarkan Daya Kedapatan)};
51
PUSDIKLATPUSDIKLAT
TAGIHAN SUSULAN PELANGGAN PRABAYAR
TS 1 = 6 X {2XDaya Tersambung (kVA)} X 40 JAM } X HARGA PER Kwh PADA GOLONGAN TARIF pelanggan sesuai TDL;
TS 3 = TS1 +TS2
52
PUSDIKLATPUSDIKLATPENGAJUAN KEBERATAN TERHADAP PENGENAAN SANKSI P2TL PELANGGAN DAPAT MENGAJUKA
KEBERATAN KEPADA : GM/MANAJER APJ/AREA/CABANG; KEBERATAN DIAJUKAN PALING LAMA 14 HARI KERJA SETELAH KEJADIAN P2TL; KEBERATAN DIANALISA DAN DIEVALUASI OLEH TIM YG DIBENTUK OLEH
GM/MANAGER APJ/AREA/CABANG ; TIM DIKETUA OLEH GM/MANAGER DAN JUMLAHNYA MINIMAL 5 ORG /GANJIL
(TEKNIK, NIAGA, ADM/SDM, DAN WAKIL PEMERINTAH DIBIDANG KETENAGALISTRIKAN;
DALAM HAL PERMOHONAN KEBERATAN TIDAK TERPENUHI DALAM JW 14 HARI KERJA SEJAK KEBERATAN DITERIMA HARUS DISAMPAIKAN PENOLAKANNYA
DALAM HAL KEBERATAN TERPENUHI MAKA DALAM JW MAKS 30 HARI KERJA SEJAK KEBERATAN DITERIMA PLN HARUS MENYAMPAIKAN PUTUSAN
KEBERATAN TIDAK MENUNDA PEMBAYARAN SANKSI P2TL KEPUTUSAN TIMKEBERATAN HARUS MELEBIHI SYARAT QUORUM DALAM HAL PELANGGAN TIDAK TERBUKTI BERSALAH DAN TERJADI PEMUTUSAN
SEMENTARA KEPADA PELANGGAN TSB, PLN DALAM JANGKA WAKTU 14 HARI KERJA HARUS MENYAMPAIKAN PERMOHONAN MAAF;
53