aspek budaya, upaya promotif & preventif post partum
DESCRIPTION
Post PartumTRANSCRIPT
KEPERCAYAAN DAN PRAKTIK BUDAYA PERIODE POST NATAL
Kepercayaan
- Ketidakseimbangan kondisi tbuh berhubungan dengan aliran energi,
panas-dingin, yin dan yang.
- Wanita post natal berada dalam keadaaan tidak seimbang (penurunan
aliran energi, kondisi dingin, yin berlebihan)
Praktik
- Istirahat dan menyendiri. Wanita membutuhkan masa istirahat post natal
yang lama, menghindari aktivitas fisik dan seks serta membatasi kontak
dengan orang lain. Tanggung jawab rumah tangga dan perawatan bayi
baru lahir biasanya ditangani oleh kerabat wanita ibu post natal.
Lama istirahat:
40 hari – Meksiko, Laos, Vietnam, Kamboja
1 bulan – Cina, Jepang
2 minggu – Filifina
- Menghindari dingin, mempertahankan kehangatan. Untuk memperoleh
keseimbangan wanita harus menghindari aktivitas yang menimbulkan
dingin atau makanan dingin atau dengan meningkatkan panas eksternal.
Mengindari mandi – Cina, Meksiko, Laos, Vietnam, Kamboja, Jepang,
Shinto (diawali mandi ritual dan diakhiri masa menyendiri)
Tidak boleh mencuci rambut – Cina, Raza/Latin
Menghindari pajanan angin – Cina, Afrika Selatan, Meksiko, Filifina,
Laos, Vietnam, Kamboja
Menambahkan panas eksternal – Hispanik, Filifina, Asia ( tetap
diselimuti, menggunakan selimut tambahan, mengunakan sandal)
- Anjuran atau batasan diet. Biasanya didasarkan pada makanan menurut
definisi budaya, termasuk penyajian” panas” atau “dingin”
Cina – makan 5-6 kali perhari, teh herbal panas, makanan panas (nasi,
telur, jeroan, ayam), makanan dingin yang dihindari (air, makanan
mentah, dan daging)
Hispanik – menghindari makanan dingin (buah dan sayuran segar,
makanan basi, asam, dan dingin)
Hmong – ayam dan nasi yang dibumbui lada
UPAYA PROMOTIF DAN PREVENTIF PADA IBU POST NATAL
Upaya promotif dan preventif pada ibu post natal meliputi:
Perawatan Diri Ibu Post Natal
1. Nutrisi dan Cairan
Tambahan asupan kalori 500 kkal untuk ibu menyusui. Dan minum paling
sedikit 3 lt/hari
1. Ambulasi
Bimbing untuk berjalan, ibu post partum sudah boleh berjalan setelah 24-
48 jam post partum.
2. Eliminasi
a. Miksi
Normalnya akan buang air kecil spontan setiap 3-4 jam. Kompres air
hangat dekat simfisis jika ibu tidak BAK. Lakukan kateterisasi jika
tidak berhasil.
b. Defekasi
Ibu post partum masih sulit BAB sekitar 2-3 hari. Jika hari ke 3 masih
sulit BAB lakukan pemberian laksan supositoria dan beri minum air
hangat.
3. Kebersihan diri
a. Perineum
Bersihkan secara rutin setiap setelah BAK dan BAB. Bersihkan
dengan sabun minimal 1x/hari. Bersihkan mulai dari simfisis sampai
anal. Saat mengganti pembalut jangan sampai bagian dalam terkena
kontaminasi. Penggantian pembalut minimal 4x/hari. Cuci tangan
dengan sabun setelah prosedur membersihkan selesai.
b. Payudara
Jaga kebersihan payudara, terutama puting susu. Gunakan BH yang
menyokong payudara. Jika puting lecet olehkan ASI yang keluar pada
puting. Jika lecet berat, ASI tetap dikeluarkan, dan diberikan dengan
alat (sendok, dot)
4. Istirahat
Istirahat sangat diperlukan untuk penyembuhan. Jika bayi tidur ibu
dianjurkan tidur, karena untuk mengatasi pola tidur bayi yang terjaga saat
malam hari yang mengganggu pola tidur ibu.
5. Seksual
Dapat dilakukan coitus ketika sudah minggu ke 3-4 post partum. Jika
perdarahan telah berhenti, dan ibu dapat memasukkan satu atau dua jarinya
ke dalam vagina tanpa rasa nyeri.
6. Latihan/Senam Nifas
Latihan akan memepercepat proses penyembuhan, mencegah timbulnya
komplikasi, memulihkan dan menguatkan otot punggung, otot dasar
panggul, dan otot perut. Lakukan secara bertahap dan kontinyu,
pengulangan gerakan 5x/hari dan tingkatkan hingga 10x/hari.
Tanda Bahaya Pada Ibu Post Natal
Ibu harus segera memperoleh pertolongan jika ada tanda-tanda berikut:
1. Perdarahan hebat dari vagina atau lokhea berwarna merah terang (setelah
lokhea berwarna merah-cokelat gelap atau pucat)
2. Demam (dengan atau tanpa menggigil)
3. Peningkatan rabas vagina, terutama yang berbau tidak sedap
4. Bengkak, nyeri tekan, kemerahan, atau rasa hangat pada satu tungkai
5. Area payudara mengalami pembengkakan, nyeri tekan, kemerahan dan
gatal
6. Rasa terbakar atau nyeri saat berkemih, ketidakmampuan untuk berkemih
7. Rasa nyeri yang menetap pada area perineum atau panggul
Perawatan Bayi Baru Lahir
1. Tali Pusat
Daerah ini mudah sekali terkena infeksi, jika tali pusat yang belum putus
tak sengaja terkena air saat bayi dimandikan, keringkan dengan cotton
buds atau kasa steril. Jangan bubuhi ramuan apa pun pada pangkal tali
pusat. Umumnya, tali pusat akan putus antara 1-2 minggu setelah
kelahiran, tapi bisa juga terjadi lebih dini atau lebih lambat. Perawatan
cukup menggunakan air matang dan biarkan tali pusar tetap terbuka.
Usahakan tali pusar tetap kering, untuk mengelap bisa menggunakan tissue
atau kain kasa steril.
2. Mata
Bila air mata tergenang atau tak mengalir akan tumbuh kuman-kuman
yang menimbulkan kotoran mata dan itu dapat membahayakan kornea.
Karena itu perlu dilakukan pemijatan di area sudut mata dengan
menggunakan jari yang tak berkuku panjang atau cotton buds yang
dibasahi air matang. Pijat lembut dari sudut mata ke bawah dan ke arah
hidung, selama 5-10 kali. Lakukan lebih kurang 2 minggu, karena setelah
itu, umumnya saluran air mata telah terbuka tetap dan berfungsi. Untuk
membersihkan tahi mata, gunakan kapas steril yang dibasahi air matang.
Selalu gunakan satu kapas steril untuk tiap mata.
3. Kulit
Bayi baru lahir minimal dimandikan sehari sekali karena ia belum tahan
dingin. Berendam di bak mandi atau dilap dengan waslap basah yang
sudah diberi sabun bayi. Pilih yang mengandung Pro Vitamin B5 yang
berguna untuk merawat kesehatan kulit, memberi rasa nyaman, dan
menjaga kulit tetap halus. Pakai baby oil yang mengandung Vitamin E.
Vitamin E bermanfaat untuk membuat kulit tetap halus, lembut, dan
terhindar dari lecet. Untuk mencegah munculnya biang keringat, atur
temperatur ruangan/kamar bayi senyaman mungkin. Jangan sampai bayi
kepanasan. Jika tak punya AC, ventilasi kamar harus baik. Dan gunakan
bedak bayi yang mengandung Pro Vitamin B5, agar kulit si kecil tetap
halus dan lembut.
Pada jam-jam yang banyak mengeluarkan keringat seperti siang hari, lap
bagian tubuh yang banyak keringat dengan kapas yang dibasahi air hangat
atau tisu basah non-alkohol. Lakukan sesering mungkin pada bayi yang
banyak biang keringat, terutama di daerah-daerah lipatan.
4. Kulit Kepala
Cradle crap atau kerak di kulit kepala disebabkan kulit kepala terpolusi
udara dan debu. Bersihkan dengan air matang setelah diberi obat dari
dokter. Tapi jangan keras-keras karena setelah diberi obat, sebenarnya
nanti akan ngelotok sendiri. Boleh juga menggunakan baby oil, diamkan
kira-kira 10-15 menit, lalu pijat secara lembut, dilanjutkan dengan
pencucian. Tapi ingat, jangan lakukan pijatan atau pembersihan dengan
keras. Usahakan kulit kepala tetap sejuk dan kering, karena kerak ini akan
makin parah jika kulit kepala berkeringat. Jangan kenakan topi pada bayi
kecuali jika sangat diperlukan dan lepaskan topi itu setelah bayi Anda
berada di dalam rumah atau kendaraan.
5. Rambut
Pakai daun seledri sebagai perangsang pertumbuhan bayi. Tapi, boleh-
boleh saja menggunakan sampo khusus bayi dan cukup dua kali seminggu.
Gunakan sampo bayi yang mengandung Pro Vitamin B5, agar rambut
tetap sehat, mudah diatur, dan lebih bercahaya. Basahi rambutnya dengan
semprotan halus atau dengan menuangkan secangkir air. Tambahkan satu-
dua tetes sampo dan gosok lembut sampai berbusa. Hindari jangan sampai
sampo mengenai mata. Basuh sampai bersih dengan semprotan lembut
atau beberapa cangkir air. Bisa digunakan alat khusus yang dapat
melindungi mata dari aliran air dan sampo saat rambutnya dikeramasi.
6. Hidung
Jika ada cairan atau kotoran yang keluar, bersihkan bagian luarnya. Jangan
gunakan cotton buds, tisu yang digulung kecil atau dengan jari untuk
mengeluarkan kotoran dari dalam hidung. Jika bayi punya banyak lendir
sedot keluar dengan cara mengisapnya oleh ibu secara lembut atau dengan
aspirator hidung bayi. Tutup sebelah lubang hidung dengan jari, lalu isap
sebelahnya.
7. Telinga
Membersihkan kotoran jika sudah mencapai "pintu" keluar atau setelah
melewati "tikungan" di dalam liang telinga luar. Gunakan cotton buds
yang diberi air hangat agar kotoran jadi lebih lunak, sehingga mudah
dikeluarkan. Minta pertolongan dokter untuk membersihkan kotoran yang
berada di dalam telinga dan keras. Sementara daun telinga dapat
dibersihkan tiap kali memandikan bayi. Gunakan cotton buds atau kapas
yang dibasahi air hangat.
8. Mulut
Endapan susu tak perlu dibersihkan. Cukup diberi air putih saja untuk
membersihkan mulutnya. Setelah bayi tumbuh gigi, sekitar usia 6 bulan,
boleh gusi dan gigi dibersihkan sekali sehari dengan kasa steril yang
dibasahi air matang. Sampai usia sebulan, mulut dan bibir bayi mudah
sekali ditumbuhi jamur candida. Jamur ini berasal dari orang dewasa,
terdapat di selaput lendir dan lebih sering dijumpai di vagina. Gejalanya
tampak dari munculnya busa-busa putih di area bibir dan mulut.
9. Kuku
Sejak bayi baru lahir, kuku-kukunya boleh digunting dan dikikir. Tapi
lakukan secara hati-hati. Tutuplah dengan sarung tangan saat bayi sedang
tak diawasi. Selama ia dalam pengawasan, tangannya tak usah diberi
sarung.
10. Bokong
Biasanya akan timbul gatal-gatal dan merah di sekitar bokong. Tindak
pencegahan yang penting ialah mempertahankan area ini tetap kering dan
bersih. Jika usaha pencegahan tak berhasil, yang dapat Anda lakukan
ialah:
Jangan gunakan diapers sepanjang hari. Cukup saat tidur malam
atau bepergian.
Jangan ganti-ganti merek diapers. Gunakan hanya satu merek yang
cocok untuk bayi Anda.
Lebih baik gunakan popok kain. Jika terpaksa memakai diapers,
kendurkan bagian paha untuk ventilasi dan seringlah menggantinya
(tiap kali ia habis buang air kecil/besar).
Tak ada salahnya sesekali membiarkan bokongnya terbuka. Jika
perlu, biarkan ia tidur dengan bokong terbuka. Pastikan suhu
ruangan cukup hangat sehingga ia tak kedinginan.
Jika peradangan kulit karena popok pada bayi Anda tak membaik
dalam 1-2 hari atau bila timbul lecet atau bintil-bintil kecil,
hubungi dokter anak Anda.
Penting pula diperhatikan faktor makanan. Para ibu yang menyusui bayinya
dengan ASI harus menghindari makanan yang mengandung lemak, asam dan
pedas karena dapat membuat bayi sering buang air besar sehingga pantatnya
jadi lecet. Ini harus diobati dengan obat dari resep dokter.
Tahap Dan Tata Laksana Menyusui Yang Benar
Tahap dan tata laksana menyusui yang benar menurut Depkes RI (2002), yaitu
sebagai berikut:
1) Posisi badan ibu dan bayi
a) Ibu harus duduk atau berbaring dengan santai.
b) Pegang bayi pada belakang bahunya, tidak pada dasar kepala.
c) Putar seluruh badan bayi sehingga menghadap ke ibu.
d) Rapatkan dada bayi dengan dada ibu atau bagian bawah payudara ibu.
e) Tempelkan dagu bayi pada payudara ibu.
f) Dengan posisi ini maka telinga bayi akan berada dalam satu garis dengan
leher dan lengan bayi.
g) Jauhkan hidung bayi dari payudara ibu dengan cara menekan pantat bayi
dengan lengan ibu bagian dalam.
2) Posisi mulut bayi dan puting susu ibu.
a) Keluarkan ASI sedikit oleskan pada puting susu dan areola.
b) Pegang payudara dengan pegangan seperti membentuk huruf C yaitu
payudara dipegang dengan ibu jari di bagian atas dan jari yang lain
menopang di bawah atau dengan pegangan seperti gunting (puting susu
dan areola dijepit oleh jari telunjuk dan jari tengah seperti gunting)
dibelakang areola.
c) Sentuh pipi/ bibir bayi untuk merangsang rooting refleks (refleks
menghisap).
d) Tunggu sampai mulut bayi terbuka lebar, dan lidah menjulur ke bawah.
e) Dengan cepat dekatkan bayi ke payudara ibu dengan menekan bahu
belakang bayi bukan belakang kepala.
f) Posisikan puting susu di atas bibir atas bayi dan berhadap-hadapan dengan
hidung bayi.
g) Kemudian arahkan puting susu keatas menyusuri langit-langit
h) mulut bayi.
i) Usahakan sebagian besar areola masuk ke mulut bayi, sehingga puting
susu berada diantara pertemuan langit-langit yang keras (palatum durum)
dan langit-langit yang lunak (palatum molle).
j) Lidah bayi akan menekan dinding bawah payudara dengan gerakan
memerah sehingga ASI akan keluar.
k) Setelah bayi menyusu atau menghisap payudara dengan baik, payudara
tidak perlu dipegang atau disangga lagi.
l) Beberapa ibu sering meletakan jarinya pada payudara dengan hidung bayi
dengan maksud untuk memudahkan bayi bernafas. Hal ini tidak perlu
karena hidung bayi telah dijauhkan dari payudara dengan cara menekan
pantat bayi dengan lengan ibu.
m) Dianjurkan tangan ibu yang bebas untuk mengelus-elus bayi.
3) Tanda-tanda perlekatan menyusu yang baik:a) Dagu bayi menempel payudara ibub) Mulut bayi terbuka lebarc) Bibir bawah bayi membuka keluard) Areola bagian atas ibu tampak lebih banyak
Tanda bayi mengisap dengan efektif adalah bayi mengisap secara dalam, teratur yang diselingi istirahat. Pada saat bayi mengisap ASI, hanya terdengar suara bayi menelan.
Referensi:
Ardinasari, Eiyta. Perawatan Bayi Baru Lahir. Diakses Tanggal 19 April 2015 Http://Bidanku.Com/Merawat-Bayi-Baru-Lahir
Departemen Kesehatan. Indonesia. Direktorat Jenderal Bina Kesehatan
Masyarakat. Pelayanan kesehatan neonatal esensial: Pedoman teknis pelayanan
kesehatan dasar Edisi Revisi. Jakarta: Kementerian Kesehatan 2010
Reeder, Sharon J., Dkk. 2011. Keperawatan Materitas: Kesehatan Wanita, Bayi,
& Keluarga Volume 2 Edisi 18. Jakarta: EGC
Sulistianingsih, Rina. 2012. Karya Tulis Ilmiah: Tingkat Pengetahuan Ibu Menyusui Tentang Cara Menyusui yang Benar di Dusun Lemahbang Plosokerep Karangmalang, Kabupaten Sragen. Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kusuma Husada Surakarta