aspal beton

10
III. Campuran Aspal Beton Sebagai Lapis Permukaan Perkerasan Jalan 3.1 Pendahulu Aspal beton merupakan suatu lapisan perkerasan jalan yang terdiri dari campuran agregat kasar, agregat sedang dan halus serta bahan mineral lain sebagai pengisi (filler) dengan aspal sebagai bahan pengikat dalam perbandingan yang proposional dan teliti serta diatur dalam suatu perencanaan campuran. Jika campuran tersebut dibuat dalam perbandingan semestinya, diharapkan akan menghasilkan suatu bahan campuran lapisan permukaan jalan yang tahan lama dan diharapkan sanggup memikul beban lalu lintas yang berat 3.2 Pengunaan Aspal beton secara luas sudah sering dipakai sebagai lapisan permukaan perkerasan baik untuk jalan dengan lalu lintas ringan sampai dengan lalu lintas berat dan juga lapangan terbang, dalam segala cuaca. 3.3 Jenis Aspal Beton Berdasarkan bahan yang digunakan, aspal beton dapat digolongkan dalam beberapa jenis, antara lain : 3.1.1 Berdasarkan Gradasi Agregat a) Gradasi baik dengan susunan gradasi rapat (deelagnse graded) b) Gradasi baik dengan susunan gradasi terbuka (open graded) c) Gradasi senjang/celah (gap graded) Pemilihan jenis aspal Benton tersebut didasarkan akan fungsi konstruksi tersebut dalam perkerasan jalan.

Upload: nanda-wouri

Post on 10-Feb-2016

225 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

beton

TRANSCRIPT

Page 1: Aspal Beton

III. Campuran Aspal Beton Sebagai Lapis Permukaan Perkerasan Jalan

3.1 Pendahulu

Aspal beton merupakan suatu lapisan perkerasan jalan yang terdiri dari campuran agregat kasar, agregat sedang dan halus serta bahan mineral lain sebagai pengisi (filler) dengan aspal sebagai bahan pengikat dalam perbandingan yang proposional dan teliti serta diatur dalam suatu perencanaan campuran. Jika campuran tersebut dibuat dalam perbandingan semestinya, diharapkan akan menghasilkan suatu bahan campuran lapisan permukaan jalan yang tahan lama dan diharapkan sanggup memikul beban lalu lintas yang berat

3.2 Pengunaan Aspal beton secara luas sudah sering dipakai sebagai lapisan permukaan perkerasan baik untuk jalan dengan lalu lintas ringan sampai dengan lalu lintas berat dan juga lapangan terbang, dalam segala cuaca.

3.3 Jenis Aspal BetonBerdasarkan bahan yang digunakan, aspal beton dapat digolongkan dalam beberapa jenis, antara lain :

3.1.1 Berdasarkan Gradasi Agregata) Gradasi baik dengan susunan gradasi rapat (deelagnse graded)b) Gradasi baik dengan susunan gradasi terbuka (open graded)c) Gradasi senjang/celah (gap graded)

Pemilihan jenis aspal Benton tersebut didasarkan akan fungsi konstruksi tersebut dalam perkerasan jalan.

3.1.2 Berdasarkan Jenis Aspal

Penggunaan jenis aspal harus disesuaikan terhadap pelaksanaan pencampurannya

a) Aspal beton pracampur panas (hot mix), aspal yang digunakan adalah jenis aspal keras (asphalt cement)

b) Aspal beton pracampur hangat (warm mix), aspal yang digunakan adalah aspal cair (cutback asphalt)

c) Aspal beton pracampur dingin (cold mix), aspal yang digunakan adalah aspal emulsi (emulsion asphalt)

Page 2: Aspal Beton

3.4 Syarat-syarat utama aspal beton yang bermutu baik adalah:a) Campuran harus mempunyai nilai stabilitas yang cukup, yaitu harus sanggup

menahan beban lalu lintas tanpa terjadi deformasi dalambentuk jejak roda atau rusak bergelombang akibat dorongan beban roda kendaraan.

b) Campuran tidak boleh retak-retak, artinya harus mampu menahan lendutan yang mungkin timbul terhadap lapisan hamparan/permukaan tanpa mengalami kerusakan.

c) Campuran harus dapat bertahan lama, artinya tidak rusak atau aus dibawah beban lalu lintas dan kondisi cuaca yang ada.

d) Campuran harus cukup kekasarannya dan harus tetap seperti demikian selama masa pelayanan.

e) Harus cukup ekonomis dalam artian murah namun kuat.

Terpenuhinya syarat-syarat tersebut di atas, sebagai besar ditentukan dalam perencanaan campuran itu sendiri. Faktor-faktor dibawah ini sangat berpengaruh dalam perencanaan campuran, seperti :

a) Kualitas bahan baik agregat maupun aspalnya,b) Gradasi agregat,c) Kadar aspal.

3.5 Komponen-komponen dari Aspal Beton

Komponen aspal beton terdiri dari :

a) Agregat kasar, yaitu material yang tertahan pada saringan No. 8,b) Agregat halus, yaitu material yang lolos saringan No. 8 dan tertahan pada

saringan No. 200,c) Mineral filler, yaitu material yang sangat halus yang lolos saringan No. 200,d) Binder (bahan pengikat) yaitu aspal.

Agregat kasar adalah material yang tertahan pada saringan No. 8, agregat kasar untuk campuran aspal beton harus memenuhi persyaratan kekerasan, bersudut banyak, mempunyai tekstur permukaan yang kasar, bersih dan bebas dari kotoran lempung, dan material asing lainnya.

Agregat halus harus mempunyai gradasi yang baik mulai dari saringan No.8 samapai No.200. Agregat halus terdiri dari pasir alam, pair hasil dari mesin pecah batu, slag atau kerikil, atau campuran dari keduanya

Page 3: Aspal Beton

Agregat halus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut :

Partikel agregat harus mempunyai tekstur kasar Harus bersih Kuat atau tahan lama Tajam dan bebas dari lempung dan material yang tidak diinginkan.

Untuk mineral filler, bahan yang cocok untuk filler adla batu kapur, semen, kapur dan debu mineral halus lainnya yang tidak kurang dari 85% melalui saringan No. 200. Filler harus kering dan bebas dan gumpalan kotoran atau lempung dengan gradasi minimum :

Tabel 3.1 Gradasi Mineral Filler

Sebagai binder, aspal yang cocok untuk dipakai pada aspal beton, tergantung dari lokasi konstruksi, keadaan iklim dan kondisi lalu lintasnya.

3.6 Gradasi

Campuran aspal beton direncanakan sedemikian rupa agar supaya diperoleh suatu campuran agregat dengan pembagian yang merata, dari yang paling halus sampa dengan yang paling kasar, sehingga diperoleh campuran agregat dengan gradasi yang rapat dengn volume rongga dalam campuran yang terkontrol. Gradasi mempunyai pengaruh yang sangat besar terhadap stabilitas dan ketahanan dari campuran.

Tabel 3.2 Komposisi Aspal Beton Gradasi No. X (Bina Marga, 1983)

3.7 Perancangan Campuran

Perancangan campuran bertujuan untuk mendapatkan suatu campuran yang mempunyai :

a) Cukup aspal untuk menjamin terselimutnya butiran oleh aspal sehingga hamparan perkerasan akan tahan lama,

b) Stabilitas yang cukup untuk menahan beban lalu lintas tanpa terjadi ditorsi atau perpindahan,

c) Cukup rongga kosong untuk memberikan kelongggaran pada pemadatan lalu lintas lanjut di lapangan tanpa terjadi pengaliran, mengembang yang pada akhirnya akan kehilangan stabilitas,

d) Cukup mudah dalam pengerjaannya.

Page 4: Aspal Beton

Tahap-tahan dalam prosedur pembuatan campuran adalah sebagai berikut :

a) Memilih gradasi agregat yang digunakan,b) Memilih jenis agregat yang akan dipakai di dalam campuran,c) Mementukan perbandingan dari tiap-tiap agrgat sehingga mendapat gradasi

yang diinginkan,d) Percobaan Marshall, untuk menentukan kadar aspal optimum dalam analisa

stabilitas dan kelelehan serta analisa kepadatan dan rongga dalam campuran.

3.8 Produksi Campuran

Dalam pembuatan campuran aspal beton biasanya merupakan campuran yang dibuat secara panas, maka pengotrolan temperature menjadi sangat penting. Pemanasan agregat yang berlebihan akan menyebabkan pelapisan aspal yang tipis dan mudah beroksidasi dan aspal akan menjadi mudah retak. Suatu campuran yang terlalu panas mengakibatkan aspal akan mudah mengalir dari permukaan agregat, sehingga ada bagian yang berlebihan aspal. Hal ini terjadi pada campuran dengan gradasi terbuka dan senjang.

3.9 Peralatan Mixng Plant : Batch plant type, Continous plant type. Truck Asphalt distributor Rollers : Three wheel rollers : 6 – 12 ton,

Tandem rollers : 8 – 12 ton, Tyred rollers : 8 – 15 ton

Pavers Peralatan Pembantu : Timbris

Sekop Belincong Mistar, dan lain-lain

3.10 Persiapan Pelaksanaan Penghamparan

a) Tanda-tanda lalu lintas dipasang seperlunya. Pekerjaan harus diatur sedemikian rupa supaya tidak mengganggu lalu lintas atau merusak hak milik pihak lain. Ssetelah selesai penggilasan lalu lintas diatur seemikan rupa supaya tidak merusak pekerjaan yang belum selesai sepenuhnya,

b) Pembersihan:

Page 5: Aspal Beton

Meliputi pekerjaan menyapu batu-batu yang terlepas, debu-debu, tanah, dan lain-lain. Penyapuan diteruskan sampai 30cm diluar perkerasan dengan sapu mekanis dan disempurnakan dengan menggunakan tangan.

c) Proime Coat :i. Definisi/Uraian :

Proime Coat adalah pelaburan aspal dingin diatas permukaan lapisan pondasi perkerasan yang belum beraspal, mendahului pekerjaan lapis berikutnya.

ii. Maksut dan tujuan : Memperkeras lapisan pondasi. Memberikan susunan permukaan yang rata. Memberikan ikatan antara lapisan pondasi. Mengurangi pekerjaaan pemeliharaan pada lapisan pondasi sebelum

lapisan aus berikutnya. Memberikan lapisan kedap air pada permukaan pondasi.

iii. Jumlah Pemakaian Aspal.Jumlah pemakaian aspal, tergantung keadaan porositas permukaan pondasi yang akan di prime coat, dimana pengaturannya adalah sebagai berikut :

Permukaan dengan porositas rendah Permukaan yang keras dan padat/rapat setelah dipadatkan Biasanya perkerasan yang menggunakan konstruksi dari agregat

pecah dan bergradasi baik yang dipadatkan dan menghasilkan porositas yang rendah.

Jumlah aspal yang diperlukan adalah sebanyak 0.5 – 1 liter/m2

iv. Permukaan dengan porositas sedang Biasanya perkerasan yang menggunkan konstruksi dari aggregate

pecah dengan menggunakan bahan pengikat tanah yang di padatkan dan menghasilkan suatu konstruksi dengan porositas sedang.

Jumlah aspal yang digunakan adalah sebanyak 0.5 – 1 liter/m2

v. Permukaan dengan porositas tinggi Biasanya permukaan yang menggunakan konstruksi dari agregat

pecah yang tidak/kurang mengandung bahan pengikat, sehingga agak sulit untuk dipadatkan, sehingga mengahsilkan permuakaan yang kurang rapat/padat.

Jumlah aspal yang digunakan adalah sebanyak 0.5 – 1 liter/m2

Page 6: Aspal Beton

d) Cara pelaksanaan i. Permukaan yang akan di prime harus bersih dari kotoran/debu dan bahan-

bahan lepa dengan sikat baja dan sapu.ii. Permukaan yang akan di prime harus kering.

iii. Penyiraman aspal harus dibantu dengam menggunakan sapu ijuk agar diperoleh lapisan aspal yang rata dab setipis mungkin.

iv. Bila lapisan prime coat akan dibiarkan terbuka, sebelum lapisan berikutnya diberikan, maka :

Diatas lapisan prime coat ditaburkan agregat penutup atau pasir kasar yang merata.

Agregat penutup digilas mesin giling ringan agar agregat tersebut tidak lepas akibat roda kendaraan yang melewatinya.

3.11 Tack Coat

a) DefinisiTack Coating adalah pelaburan aspal kepada permukaan perkerasan yang telah beraspal atau permukaan aspal beton yang telah lama umurnya.

b) Maksut dan TujuanMemberikan suatu ikatan antara lapis permukaan lama dengan lapis permukaan baru.

c) Jumlah pemakaian aspalJumlah pemakaian aspal, tidak terlalu banyak, karena akan menimbulkan kelebihan aspal pada lapisan konstruksi berikutnya akan mengakibatkan kemungkinan timbulnya bleeding pada permukaan jalan.Maksimum jumlah pemakaian asmap = 0.5 liter/m2 dan dianjurkan untuk menggunakan aspal cair/dingin dan sebagai pegangan dapat menggunakan panduan sebagai berikut :

d) Cara pelaksanaani. Oermukaan harus bersih dari kotoran/debu dan bahan

ii. Permukaan harus kering.iii. Lapisan tack coat harus rata dan setipis mungkin, oleh karena itu

dalam pelaksanaan tack coating perlu dibantu meratakan lapisannya dengan sikat ijuk.

3.12 Pengangkutan Campuran Aspali. Harus diatur sedemikian, agar kehilangan panas sesedikit mungkin,

segregasi dan tidak terkena oleh bahan-bahan lain, seperti minyak, oli dan lain-lain pada waktu pengangkutan.

Page 7: Aspal Beton

ii. Penempatan dijalan secara continue dan tidak menunggu terlalu lama.

iii. Pada waktu pengangkutan bahan perlu diketahui kemungkinan timbulnya gangguan akibat kemacetan.

3.13 Penggilas (rolling)i. Breakdown rolling

ii. Intermediate rollingiii. Finishing rolling

3.14 Pengendali Mutu

a) Unit Pencampur Aspali. Tempat penyimpaan agregat

ii. Penyelidikan campuraniii. Pemeriksaan campuraniv. Hak pengawasv. Penyimpanan yang melebihi 1.0% dari timbangan bact yang

ditentukan oleh truk dan berat bact yang di tentukan oleh timbangan plant.

b) Lokasi penghamparanPengawas di lokasi penghamparan meliputi :

i. Lapisan pengikat harus diperiksa jumlah dan kerataanny.ii. Pemeriksaan kerataan, kemiringan, sambungan dan suhu hamparan

yang dipadatkan.iii. Pengawasan suhu setiap tahap pemadatan, cara pemadatan.iv. Pemeriksaan hasil pemadatan yang tidak boleh kurang dari 97% dari

contoh pemdatan labolatorium.