askep pekerja industri untuk presentasi

11
Asuhan Keperawatan Komunitas pada Agregat Pekerja Industri Latihan 2 Kasus 4: Ners R, baru bekerja selama satu tahun sebagai perawat OHN di salah satu perusahaan penghasil rambut palsu/ wig, yaitu PT. DFK. Perusahaan ini memiliki 950 orang tenaga kerja yang sebagian besar adalah wanita. Kegiatan utama pekerja adalah memotong dan menggunting rambut, membentuk rambut, mewarnai, serta packing. Aktivitas tersebut sebagian besar dilakukan pekerja dengan posisi duduk. Pada saat observasi ke tempat kerja, ners R mendapatkan data bahwa tidak ada satu pun pekerja yang menggunakan masker sebagai alat pelindung diri (APD) pada saat pengecatan rambut palsu. Terlihat juga beberapa pekerja melakukan aktivitas kerja dengan posisi yang salah (duduk dengan membungkuk). Sebagian besar pekerja mengatakan sering kerja lembur lebih dari 10 jam sehari terutama jika banyak order dari luar negeri. Ketika ners R mengingatkan pekerja untuk menggunakan alat pelindung diri dan duduk dengan posisi yang benar, beberapa pekerja mengatakan sudah terbiasa dengan cara tersebut sehingga tidak merasakannya sebagai masalah. Ners R mengambil inisiatif untuk melaporkan temuannya kepada pihak manajemen perusahaan, namun dirinya menjadi sangat kecewa karena tidak ada tanggapan yang positif dari pihak manajemen, namun pihak sumber daya manusia (HRD) menjanjikan untuk bertemu dengan ners R untuk mendiskusikan temuannya. Menurut Allender, 2001, standar keperawatan kesehatan kerja (ONH) adalah sebagai berikut: 1. Standar I: Pengkajian. Keperawatan kesehatan kerja (ONH) secara sistematis mengkaji status kesehatan individu klien atau populasi dan lingkungannya.

Upload: ummi-malikal-balqis

Post on 12-Aug-2015

345 views

Category:

Documents


37 download

TRANSCRIPT

Page 1: Askep Pekerja Industri Untuk Presentasi

Asuhan Keperawatan Komunitas pada Agregat Pekerja Industri

Latihan 2 Kasus 4:

Ners R, baru bekerja selama satu tahun sebagai perawat OHN di salah satu perusahaan

penghasil rambut palsu/ wig, yaitu PT. DFK. Perusahaan ini memiliki 950 orang tenaga

kerja yang sebagian besar adalah wanita. Kegiatan utama pekerja adalah memotong dan

menggunting rambut, membentuk rambut, mewarnai, serta packing. Aktivitas tersebut

sebagian besar dilakukan pekerja dengan posisi duduk. Pada saat observasi ke tempat

kerja, ners R mendapatkan data bahwa tidak ada satu pun pekerja yang menggunakan

masker sebagai alat pelindung diri (APD) pada saat pengecatan rambut palsu. Terlihat

juga beberapa pekerja melakukan aktivitas kerja dengan posisi yang salah (duduk dengan

membungkuk). Sebagian besar pekerja mengatakan sering kerja lembur lebih dari 10 jam

sehari terutama jika banyak order dari luar negeri. Ketika ners R mengingatkan pekerja

untuk menggunakan alat pelindung diri dan duduk dengan posisi yang benar, beberapa

pekerja mengatakan sudah terbiasa dengan cara tersebut sehingga tidak merasakannya

sebagai masalah. Ners R mengambil inisiatif untuk melaporkan temuannya kepada pihak

manajemen perusahaan, namun dirinya menjadi sangat kecewa karena tidak ada tanggapan

yang positif dari pihak manajemen, namun pihak sumber daya manusia (HRD)

menjanjikan untuk bertemu dengan ners R untuk mendiskusikan temuannya.

Menurut Allender, 2001, standar keperawatan kesehatan kerja (ONH) adalah sebagai

berikut:

1. Standar I: Pengkajian. Keperawatan kesehatan kerja (ONH) secara sistematis mengkaji

status kesehatan individu klien atau populasi dan lingkungannya.

2. Standar II: Diagnosis. Keperawatan kesehatan kerja (ONH) menganalisis data hasil

pengkajian yang kemudian memformulasikannya ke dalam diagnosa keperawan.

3. Standar III: Identifikasi hasil. Keperawatan kesehatan kerja (ONH) mengidentifikasi

hasil yang akan dicapai secara spesifik kepada klien.

4. Standar IV: Perencanaan. Keperawatan kesehatan kerja (ONH) mengembangkan tujuan

searah dengan perencanaan yang komprehensif dan dirumuskan ke dalam intervensi yang

diharapkan mampu mencapai hasil yang telah ditentukan sebelumnya.

5. Standar V: Implementasi. Keperawatan kesehatan kerja (ONH) mengimplamentasikan

intervensi keperawatan ke dalam identifikasi hasil yang diharapkan dalam perencanaan.

Page 2: Askep Pekerja Industri Untuk Presentasi

6. Standar VI: Evaluasi. Keperawatan kesehatan kerja (ONH) secara sistematis dan terus-

menerus mengevaluasi respon dari intervensi keperawatan dan perkembangan

pencapaian selanjutnya sesuai dengan hasil yang diharapkan.

PENGKAJIAN

Bentuk pengkajian berupa “pengkajian risiko masalah kesehatan” yang dilakukan oleh

tenaga keperawatan atau tenaga profesional medis yang kemudian memunculkan “kelayakan

kerja/ fitness for work” dimana hasilnya nanti mampu diimplementasikan sesuai dengan

standar kesehatan dan keselamatan kerja (Health and Safety at Work Act 1974), diskriminasi

terhadap penyandang cacat (Disability Discrimination Act 1995), dan Hak asasi manusia

(Human Right Act 1998) (Oakley, 2008)

Berikut adalah contoh pengkajian risiko masalah kesehatan menurut Oakley, 2008:

1. Apa pekerjaan yang sedang dijalani?

Periksa seluruh tugas dan fungsi yang dijalani oleh pekerja, seperti pekerja kantor, bagian

produksi, bagian pemeliharaan, bagian penjualan, bagian pemuatan, bagian delivery,

bagian bersih-bersih, bagian pengepakan, sopir, dll.

Analisis kasus: perusahaan penghasil rambut palsu/ wig dengan 950 orang tenaga

kerja dimana tugas dari pekerja yaitu memotong dan menggunting rambut, membentuk

rambut, mewarnai, serta packing.

2. Apa yang dilakukan? Apa hazard yang mungkin ada?

Fisik, contonya yaitu bising, terpapar panas/dingin, alat-alat vibrating, atau terpapar

radiasi tertentu

Kimia, contohnya yaitu debu, uap, gas, atau cairan tertentu

Biologi, contohnya infeksi dari manusia atau hewan yang bersumber dari darah

Psikososial, contohnya yaitu pekerjaan yang dibayar menurut hasil yang dikerjakan,

sistem shift, dinas malam, berurusan dengan publik, berisiko dengan kekerasan,

pekerjaan yang berulang, atau tinggi/rendahnya tanggung jawab

Ergonomik, contohnya yaitu pembuatan manual menggunakan tangan, bekerja dengan

komputer (DSEs), pengelola mesin, pekerjaan dengan tangan yang cepat atau berulang,

berdiri, atau duduk

Analisis kasus:

- Memotong dan menggunting rambut: risiko terlukai alat-alat pemotong karena

memotong dalam jumlah banyak (hazard fisik)

Page 3: Askep Pekerja Industri Untuk Presentasi

- Membentuk rambut: pembuatan manual menggunakan tangan dalam jumlah

banyak (hazard ergonomik)

- Pengecatan rambut palsu /Mewarnai: uap dan cairan yang digunakan untuk

pengecatan (hazard kimia)

- Packing: debu (hazard kimia), beban berat (hazard ergonomik)

- Aktivitas kerja dengan posisi yang salah/ duduk dengan membungkuk (hazard

ergonomik)

- Sering kerja lembur lebih dari 10 jam sehari (hazard psikososial)

3. Bagaimana hazard mempengaruhi kesehatan pekerja?

Dapatkah hazard terhirup? Contohnya debu dari proses

produksi/pengemasan/pembersihan, uap dari pelarutas, pengelasan, dan lain sebagainya

Dapatkah hazard tercerna? Contohnya potensial kontaminasi dari tangan ke mulut

Dapatkan hazard terabsorbsi melalui kulit atau mata? Contohnya zat-zat kimia yang

terabsorbsi melalui kulit utuh atau kulit luka; terpercik ke mata atau ke kulit

Dapatkah hazard menyebabkan ketulian? Contohnya kebisingan dari mesin atau sumber

lain- apakah hazard tersebut terpapar terus-menerus atau intermiten dan berapa lama

orang tersebut terekspos?

Siapa yang terekspos hazard? Laki-laki atau perempuan; tua atau muda; hamil atau

menyusui

Apa efek yang mungkin terjadi? Dalam jangka waktu yang panjang atau pendek seperti

pada sistem pernapasan, integumen, dll; efek terkait kesehatan mental

Analisis Kasus:

- Membentuk rambut: pembuatan manual menggunakan tangan dalam jumlah

banyak (hazard ergonomik). Efek jangka panjang dapat menyebabkan gangguan

pada sistem muskuloskeletal tangan

- Pengecatan rambut palsu /Mewarnai: uap dan cairan yang digunakan untuk

pengecatan dapat terhirup dan terabsorbsi masuk ke dalam kulit atau terpercik mata

(hazard kimia). Efek jangka panjang dapat menyebabkan gangguan pada sistem

pernapasan jika terhirup

- Aktivitas kerja dengan posisi yang salah/ duduk dengan membungkuk (hazard

ergonomik). Efek jangka panjang dapat menyebabkan gangguan pada sistem

muskuloskeletal tulang vertebrata

- Sering kerja lembur lebih dari 10 jam sehari (hazard psikososial). Efek jangka

panjang dapat menyebabkan gangguan pada kesehatan mental

Page 4: Askep Pekerja Industri Untuk Presentasi

- Sebagian besar pekerja adalah wanita

4. Bagaimana hazard dapat dikontrol (mengukur hierarki)

Melakukan eliminasi, subtitusi, atau ganti. Contohnya yaitu menggunakan benda-benda

yang tidak berbahaya atau mengganti prosesnya

Melakukan isolasi, seperti meletakkan pada unit khusus

Memisahkan atau mengurangi jumlah orang yang terpapar hazard tertentu

Mengurangi dengan cara meningkatkan ventilasi (membuka jendela, dll)

Mengontrol penggunaan sistem pengaman

Menekan kebisingan dengan alat, debu dengan mesin yang mampu melembabkan\

Menjaga agar area kerja rapi, tidak ada kekacauan, meletakkan dan menyimpan barang

dengan benar, menyingkirkan barang-barang yang diperlukan

Menggunakan alat pelindung diri (APD) seperti baju, sarung tangan, apron, amsker,

kaca mata pelindung, dll yang adekuat dan mampu melindungi pekerja

Analisis Kasus:

- Tidak ada satu pun pekerja yang menggunakan masker sebagai alat pelindung diri

(APD)

Berdasarkan hasil pengkajian di atas, tiga masalah kesehatan utama di atas yaitu:

1. Risiko terpapar bahan kimia

2. Risiko nyeri punggung

3. Risiko gangguan pola tidur

.

Page 5: Askep Pekerja Industri Untuk Presentasi

Rencana Asuhan Keperawatan (Diagnosa, Identifikasi Hasil, Perencanaan, dan Implementasi)

Diagnosa Keperawatan

TUM TUKStrategi

Intervensi

IntervensiKriteria Hasil

Standar Tempat Waktu Sumber PJ

Risiko terpapar bahan kimia di PT. DFK b.d berkurangnya pengetahuan karyawan tentang pentingnya menggunakan masker sebagai alat pelindung diri ketika bekerja

Setelah pemberian penkes, risiko pekerja terpapar bahan kimia tidak ada

Meningkatkan kesadaran karyawan untuk memakai alat pelindung diri ketika bekerja.

Meningkatkan kesadaran karyawan tentang bahaya bahan kimia terhadap kesehatan.

Menurunnya risiko terjadinya infeksi saluran pernapasan yang disebabkan karena tercemar bahan kimia

Penkes(Penyuluhan)

Penyuluhan kepada karyawan tentang pengaruh bahan kimia industri terhadap kesehatan tubuh.

Peningkatan kesadaran karyawan terhadap bahaya bahan kimia terhadap kesehatan.

90% karyawan mengetahui dampak negatif bagi kesehatan dari bahan kimia yang tercemar dalam tubuh.

Balai pertemuan PT. DFK

Kamis, 14 Maret 2013

Puskesmas Ners K

Penkes(Penyuluhan)

Penyuluhan kepada karyawan tentang pentingnya menggunakan alat pelindung diri ketika melakukan pekerjaan yang langsung terkena bahan kimia.

Peningkatan kesadaran karyawan tentang pemakaian alat pelindung diri.

90% karyawan menggunakan alat pelindung diri ketika bekerja.

Balai pelatihan PT. DFK

Senin, 18 Maret 2013

Perawat Ners R

Penkes(Penyebaran Informasi)

Pembagian leaflet dan pemasangan poster tentang pemakaian alat pelindung

Peningkatan pengetahuan dan kesadaran karyawan tentang pentingnya penggunaan

80% karyawan dapat memahami penting dan fungsi dari alat pelindung diri.

Ruang Kerja

Selasa, 19 Maret 2013

Mahasiswa Nn. P

Page 6: Askep Pekerja Industri Untuk Presentasi

diri dan fungsinya.

alat pelindung diri.

Risiko nyeri punggung pada karyawan PT. DFK b.d posisi duduk yang salah ketika bekerja.

Setelah pemberian penkes, risiko nyeri punggung tidak ada

Meningkatkan kesadaran karyawan tentang posisi tubuh ketika bekerja.

Penkes(Penyuluhan)

Penyuluhan kepada karyawan tentang posisi duduk yang baik dan benar ketika bekerja

Meningkatkan pengetahuan karyawan tentang pentingnya sikap dan posisi tubuh ketika bekerja agar terhindar dari rasa nyeri.

90% karyawan mampu mengubah sikap duduk krtika bekerja.

Ruang kerja

Senin 2 April 2013

Mahasiswa dan perawat

Nn.C

Risiko gangguan pola tidur karyawan di PT. DFK b.d beban kerja yang melebihi 10 jam per hari teutama jika banyak order dari luar negeri.

Setelah pemberian penkes, risiko pekerja mengalami gangguan pola tidur karyawan tidak ada

Meningkatkan kesadaran karyawan untuk memenuhi kebutuhan istirahatnya minimal 4 jam per hari.

Meningkatkan kesadaran karyawan agar tidak melakukan pekerjaan jika mengantuk.

Menurunnya risiko terjadinya kecelakaan dalam bekerja yang disebabkan oleh kantuk

Penkes(Penyuluhan)

Penyuluhan kepada karyawan tentang pentingnya pemenuhan istirahat dalam bekerja.

Meningkatkan kesadaran karyawan terhadap pentingnya pemenuhan istirahat.

80% karyawan mengetahui tentang pentingnya istirahat dan dampak yang akan timbul jika istirahat tidak mencukupi terhadap kualitas kerja.

Balai pelatihan PT. DFK

Kamis 28 Maret 2013

Perawat dan mahasiswa

Nn. P

Page 7: Askep Pekerja Industri Untuk Presentasi

EVALUASI

Terdapat tiga pendekatan dalam meninjau ulang jaminan mutu/ evalusia

1. Evaluasi Struktur

a. Meninjau ulang mekanisme pelaporan;

b. Menentukan keadekuatan fasilitas fisik;

c. Mengidentifikasi peralatan dan persediaan yang dibutuhkan;

d. Mengidentifikasi kebutuhan kepegawaian yang dibutuhkan dan kualifikasinya;

e. Menganalisis demografik pekerja dan kebutuhan status kesehatan;

f. Menentukan apakah misi, tujuan, dan objektif program.

2. Evaluasi Proses

a. Apakah aktivitas promosi kesehatan sesuai dengan kondisi;

b. Apakah program dibentuk untuk memenuhi kebutuhan dilahan kerja;

c. Apakah terdapat pendokumentasian dan pencatatan

3. Evaluasi Hasil

a. Apakah tujuan dan objektif yang diharapkan dapat tercapai;

b. Apakah program membawa hasil yang positif;

c. Apakah hasil kesehatan menunjukkan pencegahan penyakit, meningkatkan

kepatuhanterhadap program, meningkatkan pengetahuan pekerja tentang

perawatan diri, mengembalikan fungsi atau menurunkan ketidaknyamanan,

d. Perbandingan keuntungan dengan biaya program;

e. Kepuasan terhadap kualitas pelayanan promosi kesehatan yang diterima.

Metode yang lazim digunakan untuk evaluasi rating adalah skala rating

pascaprogram, observasi, dan wawancara dengan para pekerja tentang pedapat , sikap, dan

kepuasan mereka terhadap program (Anderson, 2000)