askep pada fraktur
TRANSCRIPT
-
8/16/2019 Askep Pada Fraktur
1/44
-
8/16/2019 Askep Pada Fraktur
2/44
kerugian secara finansial. Hal ini berpengaruh pada psikologis yang dialami
pasien fraktur dan keluarganya ('neale 6 avis, !"##$. +tatus ekonomi yang
rendah akan menyebabkan individu mudah mengalami kecemasan (Harianto,
!"" $.
'ecemasan yang dirasakan pasien fraktur dapat memperberat penyakit
fisik. Pasien harus mampu mengatasi kecemasan tersebut agar penyakit fisik
yang dialaminya tidak bertambah parah. &espon cemas yang terjadi pada
penderita fraktur sangat berkaitan sekali dengan mekanisme koping yang
dimilikinya. Mekanisme koping yang baik akan membentuk respon psikologis
yang baik yang berperan dalam menunjang proses kesembuhan. ukungan
keluarga merupakan faktor penting yang dibutuhkan seseorang dalam
menghadapi masalah dan suatu strategi koping yang sangat baik untuk
mengurangi rasa cemas yang berlebihan. ukungan keluarga dan melibatkan
orang terdekat selama perawatan berpengaruh terhadap mental seseorang dan
dapat meminimalkan efek gangguan psikososial (+aryono, !"" $.
1.2. Tujuan
1.2.1. Tujuan Umum
Mahasiswa dapat memahami asuhan keperawatan pada fraktur
1.2.2. Tujuan khusus
a Mahasiswa memahami dan mengetahui pengertian fraktur
b Mahasiswa memahami mengetahui klasifikasi atau pembagian dari
fraktur
!
-
8/16/2019 Askep Pada Fraktur
3/44
c Mahasiswa memahami dan mengetahui bagaimana etiologi fraktur
d Mahasiswa memahami dan mengetahui bagaimana patofisiologi
fraktur
e Mahasiswa memahami dan mengetahui tentang gejala klinis dari
fraktur
f Mahasiswa memahami dan mengetahui pemeriksaan penunjang
pada fraktur
g Mahasiswa memahami dan mengetahui bagaimana komplikasi yang
terjadi pada fraktur
h Mahasiswa memahami dan mengetahui tentang penatalaksanaan
pada fraktur
3
-
8/16/2019 Askep Pada Fraktur
4/44
BAB II
LANDASAN TEO I
2.1. Pengert!anMenurut Mansjoer 7raktur atau patah tulang adalah terputusnya
konstinuitas jaringan tulang rawan yang umumnya disebabkan oleh
rudapaksa.7raktur dapat di bagi menjadi8 7raktur tertutup ( closed $, bila tidak
terdapat hubungan antara fragmen tulang dengan dunia luar. 7raktur fibula
adalah terputusnya hubungan tulang fibula (Helmi, !"#!$. 7raktur adalah
gangguan pada gangguan konstinuitas tulang (Pendit, !""5$.7raktur adalah suatu patahan pada kontinuitas struktur tulang. Patahan
tadi mungkin tak lebih dari suatu retakan, suatu pengisutan atau perimpilan
korteks 9biasanya patahan itu lengkap dan fragmen tulang bergeser. 'alau
kulit diatasnya masih utuh, keadaan ini disebut fraktur tertutup (sederhana$.
'alau kulit atau salah satu dari rongga tubuh tertembus, keadaan ini disebut
fraktur terbuka (compound$ yang cenderung untuk mengalami kontaminasi
dan infeksi. (:raham play6 ;ouis +olomon 9 #110$
2.2. Et!"l"g!
7raktur atau patahan tulang dapat terjadi karena beberapa penyebab.
Para ahli juga telah merumuskan berapa hal sebagai penyebab fraktur tersebut,
diantaranya adalah di kemukakan oleh
Helmi (!"#!$ adalah 8
a. 7raktur akibat peristiwa traumatik
isebabkan oleh trauma yang tiba < tiba mengenai tulang
dengan kekuatan yang besar.
b. 7raktur patologis
/
-
8/16/2019 Askep Pada Fraktur
5/44
isebabkan oleh kelainan tulang sebelumnya akibat kelainan
patologis di dalam tulang.
c. 7raktur stress.
isebabkan oleh trauma yang terus - menerus pada suatu tempat
tertentu
!.3. Pat"#!s!"l"g!
0
-
8/16/2019 Askep Pada Fraktur
6/44
2.$. %las!#!kas! &raktur
7raktur dapat dibedakan jenisnya berdasarkan hubungan tulang
dengan jaringan disekitar, bentuk patahan tulang, dan lokasi pada tulang fisis.
!.3.#. %erdasarkan hubungan tulang dengan jaringan disekitar
7raktur dapat dibagi menjadi 8
7raktur =erbuka 7raktur =ertutup
a$ 7raktur tertutup (closed$,bila tidak terdapat hubungan antara fragmen
tulang dengan dunia luar.
b$ 7raktur terbuka (open compound$, bila terdapat hubungan antara
fragmen tulang dengan dunia luar karena adanya perlukaan di kulit.
7raktur terbuka terbagi atas tiga derajat (menurut &. :ustillo$, yaitu8
#$ erajat ) 8;uka ># cm'erusakan jaringan lunak sedikit, tak ada tanda luka remuk
7raktur sederhana, transversal, oblik, atau
kominutif ringan
'ontaminasi minimal
5
-
8/16/2019 Askep Pada Fraktur
7/44
!$ erajat )) 8
;aserasi ?# cm
'erusakan jaringan lunak, tidak
luas, flap avulsi
7raktur kominutif sedang
'ontaminasi sedang
3$ erajat ))) 8
=erjadi kerusakan jaringan lunak yang luas, meliputi struktur
kulit, otot, dan neurovaskular serta kontaminasi derajat tinggi.
7raktur terbuka derajat ))) terbagi atas8
@aringan lunak yang menutupi fraktur tulang adekuat,
meskipun terdapat laserasi luas flap avulsi atau fraktur segmental sangat kominutif yang disebabkan oleh trauma
berenergi tinggi tanpa melihat besarnya ukuran luka.
'ehilangan jaringan lunak dengan fraktur tulang yang
terpapar atau kontaminasi masif.
;uka pada pembuluh arteri saraf perifer yang harus
diperbaiki tanpa melihat kerusakan jaringan lunak.
!.3.!. %erdasarkan bentuk patahan tulang
a. =ransversal
dalah fraktur yang garis patahnya tegak lurus terhadap sumbu
panjang tulang atau bentuknya melintang dari tulang. 7raktur
semacam ini biasanya mudah dikontrol dengan pembidaian gips.
2
-
8/16/2019 Askep Pada Fraktur
8/44
b. +piral
dalah fraktur meluas yang mengelilingi tulang yang timbul akibat
torsi ekstremitas atau pada alat gerak. 7raktur jenis ini hanya
menimbulkan sedikit kerusakan jaringan lunak.
c. Ablik
dalah fraktur yang memiliki patahan arahnya miring dimana garis
patahnya membentuk sudut terhadap tulang.
d. +egmental
dalah dua fraktur berdekatan pada satu tulang, ada segmen tulang
yang retak dan ada yang terlepas menyebabkan terpisahnya segmen
sentral dari suplai darah.
e. 'ominuta
dalah fraktur yang mencakup beberapa fragmen, atau terputusnya
keutuhan jaringan dengan lebih dari dua fragmen tulang.
f. :reenstick
dalah fraktur tidak sempurna atau garis patahnya tidak lengkap
dimana korteks tulang sebagian masih utuh demikian juga
periosterum. 7raktur jenis ini sering terjadi pada anak < anak.
g. 7raktur )mpaksi
-
8/16/2019 Askep Pada Fraktur
9/44
-
8/16/2019 Askep Pada Fraktur
10/44
!.3.3. %erdasarkan lokasi pada tulang fisis
=ulang fisis adalah bagian tulang yang merupakan lempeng
pertumbuhan, bagian ini relatif lemah sehingga strain pada sendi dapat
berakibat pemisahan fisis pada anak < anak. 7raktur fisis dapat terjadi
akibat jatuh atau cedera traksi. 7raktur fisis juga kebanyakan terjadi karena
kecelakaan lalu lintas atau pada saat aktivitas olahraga. 'lasifikasi yang
paling banyak digunakan untuk cedera atau fraktur fisis adalah klasifikasi
fraktur menurut +alter < Harris 8
a$ =ipe ) 8 fraktur transversal melalui sisi metafisis dari lempeng
pertumbuhan, prognosis sangat baik setelah dilakukan reduksi tertutup.
b$ =ipe )) 8 fraktur melalui sebagian lempeng pertumbuhan, timbul melalui
tulang metafisis , prognosis juga sangat baik denga reduksi tertutup.
c$ =ipe ))) 8 fraktur longitudinal melalui permukaan artikularis dan
epifisis dan kemudian secara transversal melalui sisi metafisis dari
lempeng pertumbuhan. Prognosis cukup baik meskipun hanya denganreduksi anatomi.
d$ =ipe )B 8 fraktur longitudinal melalui epifisis, lempeng pertumbuhan
dan terjadi melalui tulang metafisis. &eduksi terbuka biasanya penting
dan mempunyai resiko gangguan pertumbuhan lanjut yang lebih besar.
e$ =ipe B 8 cedera remuk dari lempeng pertumbuhan, insidens dari
gangguan pertumbuhan lanjut adalah tinggi.
#"
-
8/16/2019 Askep Pada Fraktur
11/44
2.'. (an!#estas! %l!n!s
a. Nyeri terus menerus dan bertambah beratnya sampai fragmen tulang
diimobilisasi. +pasme otot yang menyertai fraktur merupakan bentuk bidai
alamiah yang dirancang untuk meminimalkan gerakan antar fragmen
tulang.
b. eformitas dapat disebabkan pergeseran fragmen pada eksremitas.
eformitas dapat di ketahui dengan membandingkan dengan ekstremitas
normal. *kstremitas tidak dapat berfungsi dengan baik karena fungsi
normal otot bergantung pada integritas tulang tempat melengketnya obat.
c. Pemendekan tulang, karena kontraksi otot yang melekat diatas dan
dibawah tempat fraktur. 7ragmen sering saling melingkupi satu sama lain
sampai !,0 sampai 0,0 cm
d. 'repitasi yaitu pada saat ekstremitas diperiksa dengan tangan, teraba
adanya derik tulang. 'repitasi yang teraba akibat gesekan antar fragmen
satu dengan lainnya.
e. Pembengkakan dan perubahan warna lokal pada kulit terjadi akibat trauma
dan perdarahan yang mengikuti fraktur. =anda ini baru terjadi setelah
beberapa jam atau beberapa hari setelah cedera. ()gnatavicius, onna ,
#110$.
2.). Pemer!ksaan *enunjang
a. &adiologi 8
C-&ay dapat dilihat gambaran fraktur, deformitas dan metalikment.
Benogram anterogram menggambarkan arus vascularisasi. D= scan untuk
mendeteksi struktur fraktur yang kompleks.
b. ;aboratorium 8
##
-
8/16/2019 Askep Pada Fraktur
12/44
c. Pada fraktur test laboratorium yang perlu diketahui 8 Hb, hematokrit sering
rendah akibat perdarahan, laju endap darah (;* $ meningkat bila
kerusakan jaringan lunak sangat luas. Pada masa penyembuhan Da dan P
mengikat di dalam darah
2.+. %"m*l!kas!
#$ 'omplikasi wala. 'erusakan rteri
Pecahnya arteri karena trauma bisa ditandai dengan tidak adanya
nadi, D&= menurun, cyanosis bagian distal, hematoma yang lebar,
dan dingin pada ekstrimitas yang disebabkan oleh tindakan
emergensi splinting, perubahan posisi pada yang sakit, tindakan
reduksi, dan pembedahan.
b. 'ompartement +yndrom
'ompartement +yndrom merupakan komplikasi serius yang
terjadi karena terjebaknya otot, tulang, saraf, dan pembuluh darah
dalam jaringan parut. )ni disebabkan oleh oedema atau perdarahan
yang menekan otot, saraf, dan pembuluh darah. +elain itu karena
tekanan dari luar seperti gips dan embebatan yang terlalu kuat.
c. 7at *mbolism +yndrom
7at *mbolism +yndrom (7*+$ adalah komplikasi serius yang
sering terjadi pada kasus fraktur tulang panjang. 7*+ terjadi
karena sel-sel lemak yang dihasilkan bone marrow kuning masuk
ke aliran darah dan menyebabkan tingkat oksigen dalam darah
rendah yang ditandai dengan gangguan pernafasan, tachykardi,
hypertensi, tachypnea, demam.
#!
-
8/16/2019 Askep Pada Fraktur
13/44
d. )nfeksi
+ystem pertahanan tubuh rusak bila ada trauma pada jaringan.
Pada trauma orthopedic infeksi dimulai pada kulit (superficial$
dan masuk ke dalam. )ni biasanya terjadi pada kasus fraktur
terbuka, tapi bisa juga karena penggunaan bahan lain dalam
pembedahan seperti pin dan plat.
e. vaskuler Nekrosis
vaskuler Nekrosis ( BN$ terjadi karena aliran darah ke tulang
rusak atau terganggu yang bisa menyebabkan nekrosis tulang dan
diawali dengan adanya BolkmanEs )schemia.
f. +hock
+hock terjadi karena kehilangan banyak darah dan meningkatnya
permeabilitas kapiler yang bisa menyebabkan menurunnyaoksigenasi. )ni biasanya terjadi pada fraktur.
!$ 'omplikasi alam Faktu ;amaa. elayed Gnion
elayed Gnion merupakan kegagalan fraktur berkonsolidasi
sesuai dengan waktu yang dibutuhkan tulang untuk menyambung.
)ni disebabkan karena penurunan supai darah ke tulang. b. Nonunion
Nonunion merupakan kegagalan fraktur berkkonsolidasi dan
memproduksi sambungan yang lengkap, kuat, dan stabil setelah 5-
1 bulan. Nonunion ditandai dengan adanya pergerakan yang
berlebih pada sisi fraktur yang membentuk sendi palsu atau
#3
-
8/16/2019 Askep Pada Fraktur
14/44
pseudoarthrosis. )ni juga disebabkan karena aliran darah yang
kurang.c. Malunion
Malunion merupakan penyembuhan tulang ditandai dengan
meningkatnya tingkat kekuatan dan perubahan bentuk
(deformitas$. Malunion dilakukan dengan pembedahan dan
reimobilisasi yang baik.
#/
-
8/16/2019 Askep Pada Fraktur
15/44
2.,. Penatalaksanaan
Prinsip penanganan fraktur ada /, yaitu8 rekognisi, reduksi, retensi dan
rehabilitasi.
a. &ekognisi, mengenal jenis fraktur, lokasi dan keadaan secara umu9 riwayat
kecelakaan, parah tidaknya luka, diskripsi kejadian oleh pasien,
menentukan kemungkinan tulang yang patah dan adanya krepitus.
b. &eduksi, mengembalikan fragmen tulang ke posisi anatomis normal untuk
mencegah jarinagn lunak kehilangan elastisitasnya akibat infiltrasi karena
edema dan perdarahan. &eduksi ada 3 (tiga$, yaitu8
#. &eduksi tertutup (close reduction$, dengan cara manual manipulasi,
dengan tarikan untuk menggerakan fragmen tulang mengembalikan
fragmen tulang ke posisinya (ujung-ujungnya saling berhubungan$
!. =raksi, digunakan untuk mendapatkan efek reduksi dan imobilisasi,
dimana beratnya traksi di sesuaikan dengan spasme otot. +inar C
digunakan untuk memantau reduksi fraktur dan aproksimasi fragmen
tulang
3. &eduksi terbuka, dengan memasang alat untuk mempertahankan
pergerakan, yaitu fiksasi internal (kawat, sekrup, plat, nail dan batang
dan implant logam$ dan fiksasi ekterna (pembalutan, gips, bidai,
traksi kontinue, pin dan tehnik gips
c. &eposisi, setelah fraktur di reduksi, fragmen tulang harus di imobilisasi
atau dipertahankan dalam posisi penyatuan yang tepat. )mobilisasi dapat
dilakukan dengan cara fiksasi internal dan eksternal.d. &ehabilitasi, mempertahankan dan mengembalikan fungsi, dengan cara8
#. Mempertahankan reduksi dan imobilisasi!. Meninggikan ekstremitas untuk meminimalkan pembengkakan3. Memantau status neorovaskular /. Mengontrol kecemasan dan nyeri0. ;atihan isometrik dan setting otot
#0
-
8/16/2019 Askep Pada Fraktur
16/44
5. %erpartisipasi dalam aktivitas hidup sehari-hari2. 'embali keaktivitas secara bertahap
#5
-
8/16/2019 Askep Pada Fraktur
17/44
BAB III
ASUHAN %EPE A-ATAN
.1. Pengkaj!an
a. Pengumpulan ata
#$ namnesa
a$ )dentitas 'lien
Meliputi nama, jenis kelamin, umur, alamat, agama, bahasa
yang dipakai, status perkawinan, pendidikan, pekerjaan,
asuransi, golongan darah, no. register, tanggal M&+,
diagnosa medis.
b$ 'eluhan Gtama
Pada umumnya keluhan utama pada kasus fraktur adalah
rasa nyeri. Nyeri tersebut bisa akut atau kronik tergantung
dan lamanya serangan. Gntuk memperoleh pengkajian yang
lengkap tentang rasa nyeri klien digunakan8
(#$ Provoking )ncident8 apakah ada peristiwa yang
menjadi yang menjadi faktor presipitasi nyeri.
(!$ uality of Pain8 seperti apa rasa nyeri yang dirasakan
atau digambarkan klien. pakah seperti terbakar,
berdenyut, atau menusuk.
(3$ &egion 8 radiation, relief8 apakah rasa sakit bisa reda,
apakah rasa sakit menjalar atau menyebar, dan dimana
rasa sakit terjadi.
#2
-
8/16/2019 Askep Pada Fraktur
18/44
(/$ +everity (+cale$ of Pain8 seberapa jauh rasa nyeri yang
dirasakan klien, bisa berdasarkan skala nyeri atau
klien menerangkan seberapa jauh rasa sakit
mempengaruhi kemampuan fungsinya.
(0$ =ime8 berapa lama nyeri berlangsung, kapan, apakah
bertambah buruk pada malam hari atau siang hari.
c$ &iwayat Penyakit +ekarang
)ni bisa berupa kronologi terjadinya penyakit tersebut
sehingga nantinya bisa ditentukan kekuatan yang terjadi
dan bagian tubuh mana yang terkena. +elain itu, dengan
mengetahui mekanisme terjadinya kecelakaan bisa
diketahui luka kecelakaan yang lain ()gnatavicius, onna
, #110$.
d$ &iwayat Penyakit ahulu
Pada pengkajian ini ditemukan kemungkinan penyebab
fraktur dan memberi petunjuk berapa lama tulang tersebut
akan menyambung. Penyakit-penyakit tertentu seperti
kanker tulang dan penyakit pagetEs yang menyebabkan
fraktur patologis yang sering sulit untuk menyambung.
+elain itu, penyakit diabetes dengan luka di kaki sangat
beresiko terjadinya osteomyelitis akut maupun kronik dan
juga diabetes menghambat proses penyembuhan tulang .
e$ &iwayat Penyakit 'eluarga
Penyakit keluarga yang berhubungan dengan penyakit
tulang merupakan salah satu faktor predisposisi terjadinya
#
-
8/16/2019 Askep Pada Fraktur
19/44
fraktur, seperti diabetes, osteoporosis yang sering terjadi
pada beberapa keturunan, dan kanker tulang yang
cenderung diturunkan secara genetik ()gnatavicius, onna
, #110$.
f$ &iwayat Psikososial
Merupakan respons emosi klien terhadap penyakit yang
dideritanya dan peran klien dalam keluarga dan masyarakat
serta respon atau pengaruhnya dalam kehidupan sehari-harinya baik dalam keluarga ataupun dalam masyarakat
()gnatavicius, onna , #110$.
g$ Pola-Pola 7ungsi 'esehatan
(#$ Pola Persepsi dan =ata ;aksana Hidup +ehat
Pada kasus fraktur akan timbul ketidakutan akan
terjadinya kecacatan pada dirinya dan harus menjalani
penatalaksanaan kesehatan untuk membantu
penyembuhan tulangnya. +elain itu, pengkajian juga
meliputi kebiasaan hidup klien seperti penggunaan obat
steroid yang dapat mengganggu metabolisme kalsium,
pengkonsumsian alkohol yang bisa mengganggu
keseimbangannya dan apakah klien melakukan olahraga
atau tidak.()gnatavicius, onna ,#110$.
(!$ Pola Nutrisi dan Metabolisme
Pada klien fraktur harus mengkonsumsi nutrisi melebihi
kebutuhan sehari-harinya seperti kalsium, Iat besi,
protein, vit. D dan lainnya untuk membantu proses
penyembuhan tulang.
#1
-
8/16/2019 Askep Pada Fraktur
20/44
-
8/16/2019 Askep Pada Fraktur
21/44
kebutuhan klien perlu banyak dibantu oleh orang lain.
Hal lain yang perlu dikaji adalah bentuk aktivitas klien
terutama pekerjaan klien. 'arena ada beberapa bentuk
pekerjaan beresiko untuk terjadinya fraktur dibanding
pekerjaan yang lain ()gnatavicius, onna , #110$.
(5$ Pola Hubungan dan Peran
'lien akan kehilangan peran dalam keluarga dan dalam
masyarakat. 'arena klien harus menjalani rawat inap()gnatavicius, onna , #110$.
(2$ Pola Persepsi dan 'onsep iri
ampak yang timbul pada klien fraktur yaitu timbul
ketidakutan akan kecacatan akibat frakturnya, rasa
cemas, rasa ketidakmampuan untuk melakukan aktivitas
secara optimal, dan pandangan terhadap dirinya yangsalah (gangguan body image$ ()gnatavicius, onna ,
#110$.
( $ Pola +ensori dan 'ognitif
Pada klien fraktur daya rabanya berkurang terutama
pada bagian distal fraktur, sedang pada indera yang lain
tidak timbul gangguan. begitu juga pada kognitifnya
tidak mengalami gangguan. +elain itu juga, timbul rasa
nyeri akibat fraktur ()gnatavicius, onna , #110$.
(1$ Pola &eproduksi +eksual
ampak pada klien fraktur yaitu, klien tidak bisa
melakukan hubungan seksual karena harus menjalani
rawat inap dan keterbatasan gerak serta rasa nyeri yang
!#
-
8/16/2019 Askep Pada Fraktur
22/44
dialami klien. +elain itu juga, perlu dikaji status
perkawinannya termasuk jumlah anak, lama
perkawinannya ()gnatavicius, onna , #110$.
(#"$ Pola Penanggulangan +tress
Pada klien fraktur timbul rasa cemas tentang keadaan
dirinya, yaitu ketidakutan timbul kecacatan pada diri
dan fungsi tubuhnya. Mekanisme koping yang
ditempuh klien bisa tidak efektif.
(##$ Pola =ata Nilai dan 'eyakinan
Gntuk klien fraktur tidak dapat melaksanakan
kebutuhan beribadah dengan baik terutama frekuensi
dan konsentrasi. Hal ini bisa disebabkan karena nyeri
dan keterbatasan gerak klien
!$ Pemeriksaan 7isik
ibagi menjadi dua, yaitu pemeriksaan umum (status generalisata$
untuk mendapatkan gambaran umum dan pemeriksaan setempat
(lokalis$. Hal ini perlu untuk dapat melaksanakan total care karena
ada kecenderungan dimana spesialisasi hanya memperlihatkan
daerah yang lebih sempit tetapi lebih mendalam.
a$ :ambaran Gmum
Perlu menyebutkan8
(#$ 'eadaan umum8 baik atau buruknya yang dicatat
adalah tanda-tanda, seperti8
!!
-
8/16/2019 Askep Pada Fraktur
23/44
(a$ ('esadaran penderita8 apatis, sopor, koma,
gelisah, komposmentis tergantung pada keadaan
klien.
(b$ 'esakitan, keadaan penyakit8 akut, kronik, ringan,
sedang, berat dan pada kasus fraktur biasanya
akut.
(c$ =anda-tanda vital tidak normal karena ada
gangguan baik fungsi maupun bentuk.
(!$ +ecara sistemik dari kepala sampai kelamin
(a$ +istem )ntegumen
=erdapat erytema, suhu sekitar daerah trauma
meningkat, bengkak, oedema, nyeri tekan.
(b$ 'epala
=idak ada gangguan yaitu, normo cephalik,
simetris, tidak ada penonjolan, tidak ada nyeri
kepala.
(c$ ;eher
=idak ada gangguan yaitu simetris, tidak ada
penonjolan, reflek menelan ada.
(d$ Muka
!3
-
8/16/2019 Askep Pada Fraktur
24/44
Fajah terlihat menahan sakit, lain-lain tidak
ada perubahan fungsi maupun bentuk. =ak ada
lesi, simetris, tak oedema.
(e$ Mata
=idak ada gangguan seperti konjungtiva tidak
anemis (karena tidak terjadi perdarahan$
(f$ =elinga
=es bisik atau weber masih dalam keadaan
normal. =idak ada lesi atau nyeri tekan.
(g$ Hidung
=idak ada deformitas, tak ada pernafasan
cuping hidung.
(h$ Mulut dan 7aring
=ak ada pembesaran tonsil, gusi tidak terjadi
perdarahan, mukosa mulut tidak pucat.
(i$ =horaks
=ak ada pergerakan otot intercostae, gerakandada simetris.
(j$ Paru
(#$ )nspeksi
!/
-
8/16/2019 Askep Pada Fraktur
25/44
Pernafasan meningkat, reguler atau
tidaknya tergantung pada riwayat penyakit
klien yang berhubungan dengan paru.
(!$ Palpasi
Pergerakan sama atau simetris,
fermitus raba sama.
(3$ Perkusi
+uara ketok sonor, tak ada erdup atau
suara tambahan lainnya.
(/$ uskultasi
+uara nafas normal, tak ada wheeIing,
atau suara tambahan lainnya seperti stridor
dan ronchi.
(k$ @antung
(#$ )nspeksi
=idak tampak iktus jantung.
(!$ Palpasi
Nadi meningkat, iktus tidak teraba.
(3$ uskultasi
+uara +# dan +! tunggal, tak ada mur-mur.
(l$ bdomen
!0
-
8/16/2019 Askep Pada Fraktur
26/44
(#$ )nspeksi
%entuk datar, simetris, tidak ada hernia.
(!$ Palpasi
=ugor baik, tidak ada defands muskuler,
hepar tidak teraba.
(3$ Perkusi
+uara thympani, ada pantulan gelombang
cairan.
(/$ uskultasi
Peristaltik usus normal J !" kali menit.
(m$ )nguinal-:enetalia- nus
=ak ada hernia, tak ada pembesaran lymphe,
tak ada kesulitan % %.
b$ 'eadaan ;okal
Harus diperhitungkan keadaan proksimal serta bagian distal
terutama mengenai status neurovaskuler (untuk status
neurovaskuler 0 P yaitu Pain, Palor, Parestesia, Pulse,
Pergerakan$. Pemeriksaan pada sistem muskuloskeletal
adalah8
(#$ ;ook (inspeksi$
Perhatikan apa yang dapat dilihat antara lain8
!5
-
8/16/2019 Askep Pada Fraktur
27/44
(a$ Dicatriks (jaringan parut baik yang alami
maupun buatan seperti bekas operasi$.
(b$ Dape au lait spot (birth mark$.
(c$ 7istulae.
(d$ Farna kemerahan atau kebiruan (livide$ atau
hyperpigmentasi.
(e$ %enjolan, pembengkakan, atau cekungan dengan
hal-hal yang tidak biasa (abnormal$.
(f$ Posisi dan bentuk dari ekstrimitas (deformitas$
(g$ Posisi jalan (gait, waktu masuk ke kamar
periksa$
(!$ 7eel (palpasi$
Kang perlu dicatat adalah8
(a$ Perubahan suhu disekitar trauma (hangat$ dan
kelembaban kulit. Dapillary refill time Normal
3 < 0 L
(b$ pabila ada pembengkakan, apakah terdapat
fluktuasi atau oedema terutama disekitar
persendian.
(c$ Nyeri tekan (tenderness$, krepitasi, catat letak
kelainan (# 3 proksimal, tengah, atau distal$.
!2
-
8/16/2019 Askep Pada Fraktur
28/44
Atot8 tonus pada waktu relaksasi atau konttraksi,
benjolan yang terdapat di permukaan atau
melekat pada tulang. +elain itu juga diperiksa
status neurovaskuler. pabila ada benjolan,
maka sifat benjolan perlu dideskripsikan
permukaannya, konsistensinya, pergerakan
terhadap dasar atau permukaannya, nyeri atau
tidak, dan ukurannya.
(3$ Move (pergerakan terutama lingkup gerak$
'emudian diteruskan dengan menggerakan
ekstrimitas dan dicatat apakah terdapat keluhan nyeri
pada pergerakan. Pencatatan lingkup gerak ini perlu,
agar dapat mengevaluasi keadaan sebelum dan
sesudahnya. :erakan sendi dicatat dengan ukuran
derajat, dari tiap arah pergerakan mulai dari titik "
(posisi netral$ atau dalam ukuran metrik.
Pemeriksaan ini menentukan apakah ada gangguan
gerak (mobilitas$ atau tidak. Pergerakan yang dilihat
adalah gerakan aktif dan pasif .
3$ Pemeriksaan iagnostik
a$ Pemeriksaan &adiologi
+ebagai penunjang, pemeriksaan yang penting adalah
Lpencitraan menggunakan sinar rontgen ( -ray$. Gntuk
mendapatkan gambaran 3 dimensi keadaan dan kedudukan
tulang yang sulit, maka diperlukan ! proyeksi yaitu P atau
P dan lateral. alam keadaan tertentu diperlukan proyeksi
!
-
8/16/2019 Askep Pada Fraktur
29/44
tambahan (khusus$ ada indikasi untuk memperlihatkan
pathologi yang dicari karena adanya superposisi. Perlu
disadari bahwa permintaan ray harus atas dasar indikasi
kegunaan pemeriksaan penunjang dan hasilnya dibaca
sesuai dengan permintaan.
Hal yang harus dibaca pada -ray8
# %ayangan jaringan lunak.
! =ipis tebalnya korteks sebagai akibat reaksi periosteum
atau biomekanik atau juga rotasi.
3 =robukulasi ada tidaknya rare fraction.
/ +ela sendi serta bentuknya arsitektur sendi.
+elain foto polos -ray (plane -ray$ mungkin perlu
tehnik khususnya seperti8
# =omografi8 menggambarkan tidak satu struktur saja
tapi struktur yang lain tertutup yang sulit
divisualisasi. Pada kasus ini ditemukan kerusakan
struktur yang kompleks dimana tidak pada satu
struktur saja tapi pada struktur lain juga
mengalaminya.
! Myelografi8 menggambarkan cabang-cabang saraf
spinal dan pembuluh darah di ruang tulang vertebrae
yang mengalami kerusakan akibat trauma.
3 rthrografi8 menggambarkan jaringan-jaringan ikat
yang rusak karena ruda paksa.
!1
-
8/16/2019 Askep Pada Fraktur
30/44
/ Domputed =omografi-+canning8 menggambarkan
potongan secara transversal dari tulang dimana
didapatkan suatu struktur tulang yang rusak.
b Pemeriksaan ;aboratorium
# 'alsium +erum dan 7osfor +erum meningkat pada tahap penyembuhan tulang.
! lkalin 7osfat meningkat pada kerusakan tulang dan menunjukkan kegiatan
osteoblastik dalam membentuk tulang.
3 *nIim otot seperti 'reatinin 'inase, ;aktat ehidrogenase (; H-0$, spartat
mino =ransferase ( +=$, ldolase yang meningkat pada tahap penyembuhan
tulang.
c Pemeriksaan lain-lain
# Pemeriksaan mikroorganisme kultur dan test sensitivitas8 didapatkan
mikroorganisme penyebab infeksi.
! %iopsi tulang dan otot8 pada intinya pemeriksaan ini sama dengan pemeriksaan
diatas tapi lebih dindikasikan bila terjadi infeksi.
3 *lektromyografi8 terdapat kerusakan konduksi saraf yang diakibatkan fraktur.
/ rthroscopy8 didapatkan jaringan ikat yang rusak atau sobek karena trauma yang
berlebihan.
0 )ndium )maging8 pada pemeriksaan ini didapatkan adanya infeksi pada tulang.
5 M&)8 menggambarkan semua kerusakan akibat fraktur.
.2. D!agn"sa %e*era/atan
3"
-
8/16/2019 Askep Pada Fraktur
31/44
dapun diagnosa keperawatan yang laIim dijumpai pada klien fraktur
adalah sebagai berikut8
a Nyeri akut b d spasme otot, gerakan fragmen tulang, edema, cedera jaringan
lunak, pemasangan traksi, stress ansietas.
b &isiko disfungsi neurovaskuler perifer b d penurunan aliran darah (cedera
vaskuler, edema, pembentukan trombus$
c :angguan pertukaran gas b d perubahan aliran darah, emboli, perubahan
membran alveolar kapiler (interstisial, edema paru, kongesti$
d :angguan mobilitas fisik b d kerusakan rangka neuromuskuler, nyeri, terapi
restriktif (imobilisasi$
e :angguan integritas kulit b d fraktur terbuka, pemasangan traksi (pen, kawat,
sekrup$
f &isiko infeksi b d ketidakadekuatan pertahanan primer (kerusakan kulit, taruma
jaringan lunak, prosedur invasif traksi tulang$
g 'urang pengetahuan tentang kondisi, prognosis dan kebutuhan pengobatan b d
kurang terpajan atau salah interpretasi terhadap informasi, keterbatasan kognitif,
kurang akurat lengkapnya informasi yang ada ( oengoes, !"""$
. . Inter0ens! %e*era/atan
a. Nyeri akut b d spasme otot, gerakan fragmen tulang, edema, cedera
jaringan lunak, pemasangan traksi, stress ansietas.
=ujuan8 'lien mengataka nyeri berkurang atau hilang dengan
menunjukkan tindakan santai, mampu berpartisipasi dalam
beraktivitas, tidur, istirahat dengan tepat, menunjukkan
3#
-
8/16/2019 Askep Pada Fraktur
32/44
penggunaan keterampilan relaksasi dan aktivitas trapeutik sesuai
indikasi untuk situasi individual
)N=*&B*N+) '*P*& F = N & +)AN ;
# Pertahankan imobilasasi bagian
yang sakit dengan tirah baring,
gips, bebat dan atau traksi
! =inggikan posisi ekstremitas yang
terkena.
3 ;akukan dan awasi latihan gerak
pasif aktif.
/ ;akukan tindakan untuk
meningkatkan kenyamanan
(masase, perubahan posisi$
0 jarkan penggunaan teknik
manajemen nyeri (latihan napas
dalam, imajinasi visual, aktivitas
dipersional$
5 ;akukan kompres dingin selama
fase akut (!/-/ jam pertama$
sesuai keperluan.
2 'olaborasi pemberian analgetik
sesuai indikasi.
Mengurangi nyeri dan
mencegah malformasi.
Meningkatkan aliran balik vena,
mengurangi edema nyeri.
Mempertahankan kekuatan otot dan
meningkatkan sirkulasi vaskuler.
Meningkatkan sirkulasi umum,
menurunakan area tekanan lokal
dan kelelahan otot.
Mengalihkan perhatian terhadap
nyeri, meningkatkan kontrol
terhadap nyeri yang mungkin
berlangsung lama.
Menurunkan edema dan
mengurangi rasa nyeri.
Menurunkan nyeri melalui
mekanisme penghambatan rangsang
3!
-
8/16/2019 Askep Pada Fraktur
33/44
*valuasi keluhan nyeri
(skala, petunjuk verbal dan non
verval, perubahan tanda-tanda
vital$
nyeri baik secara sentral maupun
perifer.
Menilai perkembangan masalah
klien.
b. &isiko disfungsi neurovaskuler perifer b d penurunan aliran darah (cedera
vaskuler, edema, pembentukan trombus$
=ujuan 8 'lien akan menunjukkan fungsi neurovaskuler baik dengan
kriteria akral hangat, tidak pucat dan syanosis, bisa bergerak
secara aktif
)N=*&B*N+) '*P*& F = N & +)AN ;
33
-
8/16/2019 Askep Pada Fraktur
34/44
# orong klien untuk secara rutinmelakukan latihanmenggerakkan jari sendi distalcedera.
! Hindarkan restriksi sirkulasiakibat tekanan bebat spalk yangterlalu ketat.
3 Pertahankan letak tinggiekstremitas yang cedera kecualiada kontraindikasi adanyasindroma kompartemen.
/ %erikan obat antikoagulan(warfarin$ bila diperlukan.
0 Pantau kualitas nadi perifer,aliran kapiler, warna kulit dankehangatan kulit distal cedera,
bandingkan dengan sisi yangnormal.
Meningkatkan sirkulasi darah danmencegah kekakuan sendi.
Mencegah stasis vena dan sebagai petunjuk perlunya penyesuaiankeketatan bebat spalk.
Meningkatkan drainase vena danmenurunkan edema kecuali padaadanya keadaan hambatan aliranarteri yang menyebabkan penurunan
perfusi.
Mungkin diberikan sebagai upaya profilaktik untuk menurunkantrombus vena.
Mengevaluasi perkembanganmasalah klien dan perlunyaintervensi sesuai keadaan klien.
c. :angguan pertukaran gas b d perubahan aliran darah, emboli, perubahan
membran alveolar kapiler (interstisial, edema paru, kongesti$
=ujuan 8 'lien akan menunjukkan kebutuhan oksigenasi terpenuhi dengan
kriteria klien tidak sesak nafas, tidak cyanosis analisa gas darah
dalam batas normal
3/
-
8/16/2019 Askep Pada Fraktur
35/44
)N=*&B*N+) '*P*& F = N & +)AN ;
# )nstruksikan bantu latihan
napas dalam dan latihan batuk
efektif.
! ;akukan dan ajarkan perubahan
posisi yang aman sesuai
keadaan klien.
3 'olaborasi pemberian obat
antikoagulan (warvarin,
heparin$ dan kortikosteroid
sesuai indikasi.
/ nalisa pemeriksaan gas darah,
Hb, kalsium, ;* , lemak dan
trombosit
0 *valuasi frekuensi pernapasan
dan upaya bernapas, perhatikan
adanya stridor, penggunaan otot
aksesori pernapasan, retraksi
sela iga dan sianosis sentral.
Meningkatkan ventilasi alveolar
dan perfusi.
&eposisi meningkatkan drainase
sekret dan menurunkan kongesti
paru.
Mencegah terjadinya pembekuan
darah pada keadaan tromboemboli.
'ortikosteroid telah menunjukkan
keberhasilan untuk
mencegah mengatasi emboli lemak.
Penurunan PaA! dan peningkatanPDA! menunjukkan gangguan
pertukaran gas9 anemia,
hipokalsemia, peningkatan ;*
dan kadar lipase, lemak darah dan
penurunan trombosit sering
berhubungan dengan emboli lemak.
danya takipnea, dispnea dan
perubahan mental merupakan tanda
dini insufisiensi pernapasan,
mungkin menunjukkan terjadinya
emboli paru tahap awal.
30
-
8/16/2019 Askep Pada Fraktur
36/44
d. :angguan mobilitas fisik b d kerusakan rangka neuromuskuler, nyeri,
terapi restriktif (imobilisasi$.
=ujuan 8'lien dapat meningkatkan mempertahankan mobilitas pada
tingkat paling tinggi yang mungkin dapat mempertahankan
posisi fungsional meningkatkan kekuatan fungsi yang sakit dan
mengkompensasi bagian tubuh menunjukkan tekhnik yang
memampukan melakukan aktivitas
)N=*&B*N+) '*P*& F = N & +)AN ;
# Pertahankan pelaksanaan
aktivitas rekreasi terapeutik
(radio, koran, kunjungan
teman keluarga$ sesuai keadaan
klien.
! %antu latihan rentang gerak
pasif aktif pada ekstremitas yang
sakit maupun yang sehat sesuai
keadaan klien.
3 %erikan papan penyangga kaki,
gulungan trokanter tangan
sesuai indikasi.
/ %antu dan dorong perawatan diri
(kebersihan eliminasi$ sesuai
Memfokuskan perhatian,
meningkatakan rasa kontrol
diri harga diri, membantu
menurunkan isolasi sosial.
Meningkatkan sirkulasi darah
muskuloskeletal, mempertahankan
tonus otot, mempertahakan gerak
sendi, mencegah kontraktur atrofi
dan mencegah reabsorbsi kalsium
karena imobilisasi.
Mempertahankan posis fungsional
ekstremitas.
Meningkatkan kemandirian klien
dalam perawatan diri sesuai
35
-
8/16/2019 Askep Pada Fraktur
37/44
keadaan klien.
0 Gbah posisi secara periodik
sesuai keadaan klien.
kondisi keterbatasan klien.
Menurunkan insiden komplikasi
kulit dan pernapasan (dekubitus,
atelektasis, penumonia$
32
-
8/16/2019 Askep Pada Fraktur
38/44
5 orong pertahankan asupan cairan!"""-3""" ml hari.
2 %erikan diet ='=P.
'olaborasi pelaksanaan fisioterapi
sesuai indikasi.
1 *valuasi kemampuan mobilisasiklien dan program imobilisasi.
Mempertahankan hidrasi adekuat,men-cegah komplikasi urinarius
dan konstipasi.
'alori dan protein yang cukup
diperlukan untuk proses
penyembuhan dan mem-
pertahankan fungsi fisiologis
tubuh.
'erjasama dengan fisioterapis
perlu untuk menyusun program
aktivitas fisik secara individual.
Menilai perkembangan masalah
klien.
e. :angguan integritas kulit b d fraktur terbuka, pemasangan traksi (pen,kawat, sekrup$
=ujuan 8 'lien menyatakan ketidaknyamanan hilang, menunjukkan
perilaku tekhnik untuk mencegah kerusakan kulit
memudahkan penyembuhan sesuai indikasi, mencapai
penyembuhan luka sesuai waktu penyembuhan lesi terjadi
3
-
8/16/2019 Askep Pada Fraktur
39/44
)N=*&B*N+) '*P*& F = N & +)AN ;
# Pertahankan tempat tidur yang
nyaman dan aman
(kering, bersih, alat tenun
kencang, bantalan bawah siku,
tumit$.
! Masase kulit terutama daerah
Menurunkan risiko kerusakan abrasi
kulit yang lebih luas.
Meningkatkan sirkulasi perifer dan penonjolan tulang dan area
distal bebat gips.
3 ;indungi kulit dan gips pada
daerah perianal
/ Abservasi keadaan kulit,
penekanan gips bebat
terhadap kulit, insersi
pen traksi.
meningkatkan kelemasan kulit dan
otot terhadap tekanan yang relatif
konstan pada imobilisasi.
Mencegah gangguan integritas kulit
dan jaringan akibat kontaminasifekal.
Menilai perkembangan masalah
klien.
f. &isiko infeksi b d ketidakadekuatan pertahanan primer (kerusakan kulit,
taruma jaringan lunak, prosedur invasif traksi tulang
=ujuan 8 'lien mencapai penyembuhan luka sesuai waktu, bebas drainase
purulen atau eritema dan demam
31
-
8/16/2019 Askep Pada Fraktur
40/44
)N=*&B*N+) '*P*& F = N & +)AN ;
# ;akukan perawatan pen steril
dan perawatan luka sesuai
protokol
! jarkan klien untuk
mempertahankan sterilitas
insersi pen.
3 'olaborasi pemberian
antibiotika dan toksoid tetanus
sesuai indikasi.
/ nalisa hasil pemeriksaan
laboratorium (Hitung darah
lengkap, ;* , 'ultur dan
sensitivitas luka serum tulang$
0 Abservasi tanda-tanda vital dan
tanda-tanda peradangan lokal
pada luka.
Mencegah infeksi sekunderdan
mempercepat penyembuhan luka.
Meminimalkan kontaminasi.
ntibiotika spektrum luas atau
spesifik dapat digunakan secara
profilaksis, mencegah atau
mengatasi infeksi. =oksoid tetanus
untuk mencegah infeksi tetanus.
;eukositosis biasanya terjadi pada
proses infeksi, anemia dan
peningkatan ;* dapat terjadi
pada osteomielitis. 'ultur untuk
mengidentifikasi organisme
penyebab penyakit.
Mengevaluasi perkembangan
masalah klien.
/"
-
8/16/2019 Askep Pada Fraktur
41/44
g. 'urang pengetahuan tentang kondisi, prognosis dan kebutuhan pengobatan
b d kurang terpajan atau salah interpretasi terhadap informasi, keterbatasan
kognitif, kurang akurat lengkapnya informasi yang ada.
=ujuan 8 klien akan menunjukkan pengetahuan meningkat dengan
kriteria klien mengerti dan memahami tentang penyakitnya
)N=*&B*N+) '*P*& F = N & +)AN ;
# 'aji kesiapan klien mengikuti program pembelajaran.
! iskusikan metode mobilitas dan
ambulasi sesuai program terapi
fisik.
3 jarkan tanda gejala klinis yang
memerluka evaluasi medik (nyeri
berat, demam, perubahan sensasi
kulit distal cedera$
/ Persiapkan klien untuk mengikuti
terapi pembedahan bila diperlukan.
*fektivitas proses pemeblajarandipengaruhi oleh kesiapan fisik dan
mental klien untuk mengikuti
program pembelajaran.
Meningkatkan partisipasi dan
kemandirian klien dalam
perencanaan dan pelaksanaan program terapi fisik.
Meningkatkan kewaspadaan klien
untuk mengenali tanda gejala dini
yang memerulukan intervensi lebih
lanjut.
Gpaya pembedahan mungkin
diperlukan untuk mengatasi
maslaha sesuai kondisi klien.
.$. E0aluas!
/#
-
8/16/2019 Askep Pada Fraktur
42/44
Nyeri berkurang atau hilang
=idak terjadi disfungsi neurovaskuler periferPertukaran gas adekuat
=idak terjadi kerusakan integritas kulit
)nfeksi tidak terjadi
Meningkatnya pemahaman klien terhadap penyakit yang dialami
/!
-
8/16/2019 Askep Pada Fraktur
43/44
BAB I
PENUTUP
$.1. %es!m*ulan
fraktur merupakan istilah dari hilangnya konstinuitas tulang, tulang
rawan, baik yang bersifat total maupun sebagian. +ecara ringkas dan umum,
fraktur adalah patah tulang yang disebabkan oleh trauma dan tenaga
fisik.7raktur adalah patah tulang, biasanya di sebabakan trauma atau tenaga
fisik.(Pendit !""5$.
$.2. saran
engan selesai dibuatnya makalah ini kami berharap makalah ini dapat
dipergunakan dijadikan pedoman mahasiswa -)B keperawatan dalam
melakukan asuhan keperawatan pada pasien fraktur.
/3
-
8/16/2019 Askep Pada Fraktur
44/44
DA&TA PUSTA%A
kmal, M, !"#". *nsiklopedi 'esehatan Gntuk Gmum. r-ruII Media.
Kogyakarta.
epkes &). (!""1$. Penyakit tidak menular vol 1. iperoleh pada tanggal !5 @uni
!"#/ dari http8 litbang.depkes.go.id.
oengoes, Marilynn * Mary 7rances Moorhouse dan lice D. :eisser. !"""
Helmi, N.O. (!"#!$. %uku jar : Gangguan Muskuloskeletal , @akarta 8 +alembaMedika
)gnatavius, onna , Medical +urgical Nursing 8 Nursing Process pproach,
F.%. +aunder Dompany, #110.
'neale, @., 6 avis, P. (!"##$. Keperawatan ortopedik dan trauma edisi 2 .
@akarta8 *:D
Pendit, %.G. (!""5$, %uku jar 8 Keperawatan Perioperatif . @akarta 8 *:D
+aryono. (!"" $. Metodologi penelitian kesehatan. Kogyakarta8 Mitra Medika