askep gangguan sel darah putih

21
Askep Gangguan Sel darah Putih Gangguan Pada Sel Darah Putih 1. Anatomi dan fisiologi Leukosit Leukosit memiliki nukleus namun tak memiliki hemoglobin. Rentang hidup lekosit adalah beberapa jam hingga beberapa hari. Leukosit bersifat amuboid atau tidak memiliki bentuk yang tetap. Orang yang kelebihan leukosit menderita penyakit leukimia, sedangkan orang yang kekurangan leukosit menderita penyakit leukopenia. Jumlah lekosit adalah 4.000- 11.000. m).m) dan monosit (14-19 m). Ciri dari agranulosit adalah tidak memiliki granula pada sitoplasma. Ada 2 macam agranulosit yaitu limfosit (7-15 m) dan basofil (8-10 m), eosinofil (10-12 Leukosit digolongkan menjadi 2 yaitu granulosit dan agranulosit. Ciri dari granulosit atau lekosit granuler adalah memiliki granula pada sitoplasma. Ada 3 macam granulosit, yaitu netrofil atau polimorf (10-12 Leukosit bertanggung jawab terhadap sistem imun tubuh dan bertugas untuk memusnahkan benda-benda yang dianggap asing dan berbahaya oleh tubuh, misal virus atau bakteri. Secara rinci, fungsi dari masing-masing jenis lekosit adalah: 1. Netrofil berfungsi melakukan fagositosis (melahap agen penyerang, misalnya bakteri) 2. Eosinofil berfungsi menyerang alergen 3. Basofil berfungsi menyerang alergen 4. Limfosit berfungsi menghasilkan antibodi untuk melawan antigen 5. Monosit berfungsi melakukan fagositosis 2. Gangguan yang berkaitan dengan sel darah putih a. Leukimia 1) Pengertian Leukemia adalah penyakit neoplastik yang ditandai dengan deferensiasi dan proliferasi sel induk hematopoietik yang secara maligna melakukan transformasi yang menyebabkan penekanan dan penggantian unsur sumsum yang normal 2) Etiologi Penyebab dasar leukemia tidak diketahui, predisposisi genetik maupun faktor-faktor lingkungan mempengaruhi, saudara kandung pada kembar monozigot (identik), syndrome down, insidennya lebih tinggi, pajanan radiasi pergion dosis tinggi disertai manifestasi leukemia yang timbul bertahun-tahun kemudian. Zat kimia (Benzene, arsen, loromfenikol, fenilbutazon dan agen anti neoplastik) dikaitkan dengan frekuensi yang meningkat , khususnya agen-agen alkil. Kemungkinan leukemia meningkat pada

Upload: hadi-hudhori

Post on 02-Aug-2015

340 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Askep Gangguan Sel Darah Putih

Askep Gangguan Sel darah PutihGangguan Pada Sel Darah Putih

1. Anatomi dan fisiologi LeukositLeukosit memiliki nukleus namun tak memiliki hemoglobin. Rentang hidup lekosit adalah beberapa jam hingga beberapa hari. Leukosit bersifat amuboid atau tidak memiliki bentuk yang tetap. Orang yang kelebihan leukosit menderita penyakit leukimia, sedangkan orang yang kekurangan leukosit menderita penyakit leukopenia. Jumlah lekosit adalah 4.000-11.000. m).m) dan monosit (14-19 m). Ciri dari agranulosit adalah tidak memiliki granula pada sitoplasma. Ada 2 macam agranulosit yaitu limfosit (7-15 m) dan basofil (8-10 m), eosinofil (10-12 Leukosit digolongkan menjadi 2 yaitu granulosit dan agranulosit. Ciri dari granulosit atau lekosit granuler adalah memiliki granula pada sitoplasma. Ada 3 macam granulosit, yaitu netrofil atau polimorf (10-12  Leukosit bertanggung jawab terhadap sistem imun tubuh dan bertugas untuk memusnahkan benda-benda yang dianggap asing dan berbahaya oleh tubuh, misal virus atau bakteri. Secara rinci, fungsi dari masing-masing jenis lekosit adalah:1. Netrofil berfungsi melakukan fagositosis (melahap agen penyerang, misalnya bakteri)2. Eosinofil berfungsi menyerang alergen3. Basofil berfungsi menyerang alergen4. Limfosit berfungsi menghasilkan antibodi untuk melawan antigen5. Monosit berfungsi melakukan fagositosis

2. Gangguan yang berkaitan dengan sel darah putiha. Leukimia1) PengertianLeukemia adalah penyakit neoplastik yang ditandai dengan deferensiasi dan proliferasi sel induk hematopoietik yang secara maligna melakukan transformasi yang menyebabkan penekanan dan penggantian unsur sumsum yang normal 

2) EtiologiPenyebab dasar leukemia tidak diketahui, predisposisi genetik maupun faktor-faktor lingkungan mempengaruhi, saudara kandung pada kembar monozigot (identik), syndrome down, insidennya lebih tinggi, pajanan radiasi pergion dosis tinggi disertai manifestasi leukemia yang timbul bertahun-tahun kemudian. Zat kimia (Benzene, arsen, loromfenikol, fenilbutazon dan agen anti neoplastik) dikaitkan dengan frekuensi yang meningkat , khususnya agen-agen alkil. Kemungkinan leukemia meningkat pada penderita yang diobati dengan radiasi dan kemoterapi .

3. Klasifikasi LeukemiaKlasifikasi Leukemia berdasarkan galur sel yang terkena terdiri atas limfoblastik dan mieloblastik atau granulostik , dan berdasarkan maturitas sel seperti akut (sel imatur) atau kronis (sel terdeferensiasi )a) Leukemia Akut Menurut french-American-British (FAB), leukemia akut terdiri dari 1) Leukimia Limfoblastik akut (LLA)LLA merupakan kanker paling sering menyerang anak-anak di bawah umur 15 tahun, dengan puncak insiden anatara umur 3-4 tahun. Namun 20 % terjadi pada orang dewasa yang menderita leukemia akut .

Page 2: Askep Gangguan Sel Darah Putih

Manifestasi LLA berupa limfoblas abnormal dalam sumsum tulang dan tempat-tempat ekstramedular (di luar sumsum tulang ) seperti kelenjar getah bening dan lien.Diagnosis ditegakkan melalui hitung sel darah lengkap, sel darah putih umumnya meningkat tetapi dapat normal atau rendah dengan limfositosis. Jumlah trombosit, neutrofil dan sel darah merah rendah.Berdasarkan morfologi dan deferensiasi dan maturasi sel LLA dibagi menjadi :L-1 : LLA anak – anak : populasi sel homogenyL-2 : LLA pada dewasa :Populasi sel heterogenL-3 : Leukemia jenis limfoma burkit: sel besar, populasi sel homogenManifestasi klinis menyerupai leukemia garanulostik akut dengan tanda dan gejala dikaitkan dengan penekanan unsur sumsum tulang normal (Wujcik,2000). Karena itu infeksi, perdarahan dan anemia merupakan manifestasi utama. Malaise, demam, letargi, kehilangan berat badan dan keringat malam hari, limfdenofati,hepatosplenomegali (lien dan hepar yang membesar), nyeri tulang dan artralgia. Muntah , kejang dan gangguan penglihatan merupakan tanda dan gejala terkenanya SSP.2) Leukemia Myeloid Akut (LMA)LMA mengenai sel stem hematopoetik yang kelak berdeferensiasi ke semua sel myeloid, monosit, granulosit (basofil, netrofil, eosiofil), eritrosit dan trombosit. Semua kelompok usia dapat terkena , insiden meningkat sesuai dengan bertambahnya usia. Merupakan leukemia non limfositik yang paling sering terjadi.Menurut FAB Leukemia Mieloblastik Akut dibagi menjadi:M-0 : Berdeferensiasi minimalM-1 : Deferensiensi granulositik tanpa maturasiM-2 : Deferensiensi granulositik dengan maturasi sampai stadium promielositikM-3 : Deferensiensi granulositik dengan promielosit hipergranular, dihubungkan dengan koagulasi intarvaskular diseminata.M-4 : Leukemia mielomonosit akut; garis sel monosit dan granulosit M-5a : Leukemia monosit akut ;berdeferensiasi burukM-5b : Leukemia monosit akut ;berdeferensiasi baikM-6 : Eritroblastosis yang menonjol dengan diseritropoiesis beratM-7 : Leukemia megakariosit

b) Leukemia Kronik1) Leukemia Granulositik Kronik Paling sering terjadi pada dewasa usia pertengahan , tetapi dapat timbul pada semua kelompok umur. LGK memiliki awitan yang lambat, ditemukan pada pemeriksaaan darah rutin dan skrining darah. Jumlah granulosit umumnya lebih 30.000/mm3. Walaupun pematangannya terganggu, sebagian sel tetap menjadi matang dan berfungsi. Abnormalitas genetic dinamakan kromosom Philadelphia ditemukan pada 85% kasus LGK.Tanda dan gejala berkaitan dengan keadaan hipermetabolik :Kelelahan, penurunan berat badan, diaphoresis meningkat, dan tidak tahan panas.Lien membesar pada 90% kasus yang mengakibatkan perasaan penuh pada abdomen dan mudah merasa kenyang .Bila terdapat anemia pasien akan mengalami pucat, takikardi dan nafas pendek.Memar dapat terjadi akibat fungsi trombosit yang abnormal.• Leukemia Limfositik Kronik LLK merupakan suatu gangguan limfoproliferatif yang ditemukan pada orang tua (umur median 60 tahun) dengan perbandingan 2:1 untuk laki-laki . LLK dimanifestasi oleh proliferasi dan akumulasi 30% limfosit matang abnormal kecil dalam sumsum tulang, darah perifer dan tempat-tempat ekstramedular dengan kadar yang mencapai 100.000/mm3 atau lebih.Pada 90% kasus , limfosit abnormal adalah limfosit B dengan

Page 3: Askep Gangguan Sel Darah Putih

penanda CD19,CD20, CD23, CD5.Awitannya tersembunyi dan berbahaya dan sering ditemukan pada pemeriksaan darah rutin, yang memperlihatkan peningkatan jumlah limfosit absolute atau karena limfadenofati dan splenomegali yang tidak sakit. Penyakit berkembang, hati juga membesar. Pasien yang hanya menderita limfositosis dan limfadenopati dapat bertahan 10 tahun atau lebih lama.Dengan terkenanya lien ,prognosis memburuk .Sekitar 5%-10% pasien mengalami anemia hemolitik autoimun atau trombositopenia atau keduanya.Tanda dan gejala yang serupa LGK menggambarkan keadaan hipermetabolik. Pembesaran organ secara massif menyebabkan tekanan mekanik pada lambung sehingga cepat kenyang, rasa tidak enak pada abdomen dan buang air besar tidak teratur .

• Leukemia sel berambutLeukemia sel berambut relative jarang terjadi , leukemia limfositik sel B indolen. Nama mengidentifikasi projeksi mikroskop seperti gelondong pada limfosit pada apusan darah sumsum tulang yang diwarnai.Tanda dan gejala yang nampak adalah kelelahan, pansitopenia, dan splenomegali. Meskipun kedua jenis kelamin dapat diserang, leukemia sel berambut secara umum terjadi pada laki-laki usia pertengahan dengan dominasi laki-laki terhadap perempuan 5:1. Antigen CD11 dan CD22 ditunjukkan pada limfosit.

4. Patofisiologi Leukemia mempunyai sifat khas proliferasi tidak teratur atau akumulasi sel darah putih dalam sumsum tulang, menggantikan elemen sumsum tulang normal. Ada dua masalah terkait dengan sel leukemia yaitu adanya overproduksi dari sel darah putih, kedua adanya sel abnormal atau imatur dari sel darah putih, sehingga fungsi dan strukturnya tidak normal. Produksi sel darah putih yang sagat meningkat akan menekan elemen sel darah yang lain seperti penurunan produsi eritrosit mengakibatkan anemia, trombosit menjadi menurun mengakibatan trombositopenia dan leukopenia dimana sel darah putih yang normal menjadi sedikit. Adanya trombositopenia mengakibatkan mudahnya terjadi perdarahan dan keadaan leukopenia menyebabkan mudahnya terjadi infeksi. Sel-sel kanker darah putih juga dapat menginvasi pada sumsum tulang dan periosteum yang dapat mengakibatkan tulang menjadi rapuh dan nyeri tulang. Disamping itu infilrasi keberbagai organ seperti otak, ginjal, hati, limpa, kelenjar limfe menyebabkan pembesaran dan gangguan pada organ terkait.

b. Neutropenia (Kekurangan Sel Darah Putih)Neutropenia adalah kondisi dimana jumlah dari neutrophils dalam aliran darah berkurang. Neutrophils adalah tipe dari sel darah putih juga dikenal sebagai polymorphonuclear leukocytes atau PMNs. Neutropenia mempengaruhi kemampuan tubuh untuk melawan infeksi-infeksi.Sel-sel darah putih juga dikenal sebagai leukocytes. Ada lima tipe-tipe utama dari sel-sel darah putih:1. basophils,2. eosinophils,3. lymphocytes (T-cells dan B-cells),4. monocytes5. neutrophils.Beberapa sel-sel darah putih, yang disebut granulocytes, diisi dengan granules (butir-

Page 4: Askep Gangguan Sel Darah Putih

butir) mikroskopik yang adalah kantong-kantong kecil yang mengandung enzim-enzim (senyawa-senyawa yang mencerna mikroorganisme-mikroorganisme). Neutrophils, eosinophils, dan basophils semuanya adalah granulocytes dan adalah bagian dari sistim imun bawaan dengan aktivitas yang sedikit banyak nonspecifik, berdasar luas. Mereka tidak merespon secara eksklusif pada specifik antigens, seperti juga lymphocytes (B-cells dan T-cells).Neutrophils mengandung enzim-enzim yang membantu sel membunuh dan mencerna mikroorganisme-mikroorganisme yang telah ia telan dengan proses yang dikenal sebagai phagocytosis. Neutrophil yang matang mempunyai nucleus yang terbagi-bagi (ia seringkali disebut 'seg' atau 'poly'), sementara neutrophil yang belum matang mempunyai nucleus yang berbentuk pita. Neutrophils dibuat dalam sumsum tulang (bone marrow) dan dilepaskan kedalam aliran darah. Neutrophil mempunyai jangka hidup kira-kira tiga hari.Klasifikasi neutropeniaAda tiga pedoman umum yang digunakan untuk mengklasifikasikan keparahan neutropenia berdasarkan mutlak neutrofil count (ANC) diukur dalam sel per microliter darah:1) Neutropenia ringan (1000 < = ANC < 1500) — minimal risiko infeksi2) Neutropenia moderat (500 < = ANC < 1000) — moderat risiko infeksi3) Parah neutropenia (ANC < 500) — parah risiko infeksi.

Penyebab NeutropeniaNeutropenia dapat hadir (meskipun ia adalah relatif tidak umum) pada individu-individu sehat yang normal, khususnya pada beberapa orang-orang keturunan Afrika atau Arab dan Yahudi-Yahudi Yemenite. Neutropenia mungkin timbul sebagai akibat dari produksi neutrophils yang berkurang, penghancuran neutrophils setelah mereka diproduksi, atau penyatuan dari neutrophils (akumulasi dari neutrophils keluar dari sirkulasi).Neutropenia mungkin timbul sebagai akibat dari banyak kondisi-kondisi medis:1. Infeksi-infeksi (lebih umum infeksi-infeksi virus, namun juga infeksi-infeksi bakteri atau parasit). Contoh-contoh termasuk: HIV, tuberculosis, malaria, Epstein Barr virus (EBV);2. Obat-obat yang mungkin merusak sumsum tulang (bone marrow) atau neutrophils, termasuk kemoterapi kanker;3. Kekurangan-kekurangan vitamin (megaloblastic anemia yang disebabkan oleh kekurangan vitamin B12 dan/atau folate)4. Penyakit-penyakit dari sumsum tulang seperti leukemia-leukemia, myelodysplastic syndrome, aplastic anemia, myelofibrosis;5. Terapi Radiasi;6. Penyakit-penyakit bawaan (sejak lahir) dari fungsi sumsum tulang atau dari produksi neutrophil, contohnya, Kostmann syndrome;7. Penghancuran autoimmune dari neutrophils (sebagai kondisi primer atau berhubungan dengan penyakit lain seperti Felty's syndrome) atau dari obat-obat yang menstimulasi sistim imun untuk menyerang sel-sel;8. Hypersplenism, yang merujuk pada perampasan yang meningkat dan/atau penghancuran dari sel-sel darah oleh limpa (spleen).

c. Human Imunnodeficiency virusHIV adalah singkatan dari Human Immunodeficiency Virus yang dapat menyebabkan AIDS dengan cara menyerang sel darah putih yang bernama sel CD4 sehingga dapat merusak sistem kekebalan tubuh manusia yang pada akhirnya tidak dapat bertahan dari gangguan penyakit walaupun yang sangat ringan sekalipun.

Page 5: Askep Gangguan Sel Darah Putih

Virus HIV menyerang sel CD4 dan merubahnya menjadi tempat berkembang biak Virus HIV baru kemudian merusaknya sehingga tidak dapat digunakan lagi. Sel darah putih sangat diperlukan untuk sistem kekebalan tubuh. Tanpa kekebalan tubuh maka ketika diserang penyakit maka tubuh kita tidak memiliki pelindung. Dampaknya adalah kita dapat meninggal dunia terkena pilek biasa.Penyakit AIDSAIDS adalah singkatan dari Acquired Immune Deficiency Syndrome yang merupakan dampak atau efek dari perkembang biakan virus hiv dalam tubuh makhluk hidup. Virus HIV membutuhkan waktu untuk menyebabkan sindrom AIDS yang mematikan dan sangat berbahaya. Penyakit AIDS disebabkan oleh melemah atau menghilangnya sistem kekebalan tubuh yang tadinya dimiliki karena sel CD4 pada sel darah putih yang banyak dirusak oleh Virus HIV.

Konsep Asuhan KeperawatanA. PengkajianPengkajian pada leukemia meliputi :1. Riwayat penyakit2. Kaji adanya tanda-tanda anemia :a. Pucatb. Kelemahanc. Sesakd. Nafas cepat3. Kaji adanya tanda-tanda leukopeniaa. Demamb. Infeksi4. Kaji adanya tanda-tanda trombositopenia :a. Ptechiaeb. Purpurac. Perdarahan membran mukosa5. Kaji adanya tanda-tanda invasi ekstra medulola :a. Limfadenopatib. Hepatomegalic. Splenomegali

6. Kaji adanya pembesaran testis7. Kaji adanya :a. Hematuriab. Hipertensic. Gagal ginjald. Inflamasi disekitar rectale. Nyeri B. Diagnosa Keperawatan1. Resiko infeksi berhubungan dengan menurunnya sistem pertahanan tubuh2. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan akibat anemia3. Resiko terhadap cedera : perdarahan yang berhubungan dengan penurunan jumlah trombosit4. Resiko tinggi kekurangan volume cairan berhubungan dengan mual dan muntah5. Perubahan membran mukosa mulut : stomatitis yang berhubungan dengan efek samping agen kemoterapi6. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh yang berhubungan dengan anoreksia, malaise, mual dan muntah, efek samping kemoterapi dan atau stomatitis7. Nyeri yang berhubungan dengan efek fisiologis dari leukaemia

Page 6: Askep Gangguan Sel Darah Putih

8. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan pemberian agens kemoterapi, radioterapi, imobilitas.9. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan alopesia atau perubahan cepat pada penampilan.

C. Rencana Keperawatan1. Resiko infeksi berhubungan dengan menurunnya sistem pertahanan tubuhTujuan : Anak tidak mengalami gejala-gejala infeksiIntervensi : a) Pantau suhu dengan telitiRasional : untuk mendeteksi kemungkinan infeksib) Tempatkan anak dalam ruangan khususRasional : untuk meminimalkan terpaparnya anak dari sumber infeksic) Anjurkan semua pengunjung dan staff rumah sakit untuk menggunakan teknik mencuci tangan dengan baikRasional : untuk meminimalkan pajanan pada organisme infektifd) Evaluasi keadaan anak terhadap tempat-tempat munculnya infeksi seperti tempat penusukan jarum, ulserasi mukosa, dan masalah gigiRasional : untuk intervensi dini penanganan infeksie) Inspeksi membran mukosa mulut. Bersihkan mulut dengan baikRasional : rongga mulut adalah medium yang baik untuk pertumbuhan organismef) Berikan periode istirahat tanpa gangguanRasional : menambah energi untuk penyembuhan dan regenerasi selulerg) Berikan diet lengkap nutrisi sesuai usiaRasional : untuk mendukung pertahanan alami tubuhh) Berikan antibiotik sesuai ketentuanRasional : diberikan sebagai profilaktik atau mengobati infeksi khusus2. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan akibat anemiaTujuan : terjadi peningkatan toleransi aktifitasIntervensi :a) Evaluasi laporan kelemahan, perhatikan ketidakmampuan untuk berpartisipasi dala aktifitas sehari-hariRasional : menentukan derajat dan efek ketidakmampuanb) Berikan lingkungan tenang dan perlu istirahat tanpa gangguanRasional : menghemat energi untuk aktifitas dan regenerasi seluler atau penyambungan jaringanc) Kaji kemampuan untuk berpartisipasi pada aktifitas yang diinginkan atau dibutuhkanRasional : mengidentifikasi kebutuhan individual dan membantu pemilihan intervensid) Berikan bantuan dalam aktifitas sehari-hari dan ambulasiRasional : memaksimalkan sediaan energi untuk tugas perawatan diri3. Resiko terhadap cedera/perdarahan yang berhubungan dengan penurunan jumlah trombositTujuan : klien tidak menunjukkan bukti-bukti perdarahanIntervensi :a) Gunakan semua tindakan untuk mencegah perdarahan khususnya pada daerah ekimosisRasional : karena perdarahan memperberat kondisi anak dengan adanya anemiab) Cegah ulserasi oral dan rectalRasional : karena kulit yang luka cenderung untuk berdarahc) Gunakan jarum yang kecil pada saat melakukan injeksi

Page 7: Askep Gangguan Sel Darah Putih

Rasional : untuk mencegah perdarahand) Menggunakan sikat gigi yang lunak dan lembutRasional : untuk mencegah perdarahane) Laporkan setiap tanda-tanda perdarahan (tekanan darah menurun, denyut nadi cepat, dan pucat)Rasional : untuk memberikan intervensi dini dalam mengatasi perdarahanf) Hindari obat-obat yang mengandung aspirinRasional : karena aspirin mempengaruhi fungsi trombositg) Ajarkan orang tua dan anak yang lebih besar ntuk mengontrol perdarahan hidung Rasional : untuk mencegah perdarahan4. Resiko tinggi kekurangan volume cairan berhubungan dengan mual dan muntahTujuan : a) Tidak terjadi kekurangan volume cairanb) Pasien tidak mengalami mual dan muntahIntervensi :a) Berikan antiemetik awal sebelum dimulainya kemoterapiRasional : untuk mencegah mual dan muntahb) Berikan antiemetik secara teratur pada waktu dan program kemoterapiRasional : untuk mencegah episode berulangc) Kaji respon anak terhadap anti emeticRasional : karena tidak ada obat antiemetik yang secara umum berhasild) Hindari memberikan makanan yang beraroma menyengatRasional : bau yang menyengat dapat menimbulkan mual dan muntahe) Anjurkan makan dalam porsi kecil tapi seringRasional : karena jumlah kecil biasanya ditoleransi dengan baikf) Berikan cairan intravena sesuai ketentuanRasional : untuk mempertahankan hidrasi5. Perubahan membran mukosa mulut : stomatitis yang berhubungan dengan efek samping agen kemoterapiTujuan : pasien tidak mengalami mukositis oralIntervensi :a) Inspeksi mulut setiap hari untuk adanya ulkus oralRasional : untuk mendapatkan tindakan yang segerab) Hindari mengukur suhu oralRasional : untuk mencegah traumac) Gunakan sikat gigi berbulu lembut, aplikator berujung kapas, atau jari yang dibalut kasaRasional : untuk menghindari traumad) Berikan pencucian mulut yang sering dengan cairan salin normal atau tanpa larutan bikarbonatRasional : untuk menuingkatkan penyembuhane) Gunakan pelembab bibirRasional : untuk menjaga agar bibir tetap lembab dan mencegah pecah-pecah (fisura)f) Hindari penggunaan larutan lidokain pada anak kecilRasional : karena bila digunakan pada faring, dapat menekan refleks muntah yang mengakibatkan resiko aspirasi dan dapat menyebabkan kejangg) Berikan diet cair, lembut dan lunakRasional : agar makanan yang masuk dapat ditoleransi anakh) Inspeksi mulut setiap hariRasional : untuk mendeteksi kemungkinan infeksii) Dorong masukan cairan dengan menggunakan sedotanRasional : untuk membantu melewati area nyeri

Page 8: Askep Gangguan Sel Darah Putih

j) Hindari penggunaa swab gliserin, hidrogen peroksida dan susu magnesiaRasional : dapat mengiritasi jaringan yang luka dan dapat membusukkan gigi, memperlambat penyembuhan dengan memecah protein dan dapat mengeringkan mukosak) Berikan obat-obat anti infeksi sesuai ketentuanRasional : untuk mencegah atau mengatasi mukositisl) Berikan analgetikRasional : untuk mengendalikan nyeri6. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh yang berhubungan dengan anoreksia, malaise, mual dan muntah, efek samping kemoterapi dan atau stomatitisTujuan : pasien mendapat nutrisi yang adekuatIntervensi :a) Dorong orang tua untuk tetap rileks pada saat anak makanRasional : jelaskan bahwa hilangnya nafsu makan adalah akibat langsung dari mual dan muntah serta kemoterapib) Izinkan anak memakan semua makanan yang dapat ditoleransi, rencanakan unmtuk memperbaiki kualitas gizi pada saat selera makan anak meningkatRasional : untuk mempertahankan nutrisi yang optimalc) Berikan makanan yang disertai suplemen nutrisi gizi, seperti susu bubuk atau suplemen yang dijual bebasRasional : untuk memaksimalkan kualitas intake nutrisid) Izinkan anak untuk terlibat dalam persiapan dan pemilihan makananRasional : untuk mendorong agar anak mau makane) Dorong masukan nutrisi dengan jumlah sedikit tapi seringRasional : karena jumlah yang kecil biasanya ditoleransi dengan baikf) Dorong pasien untuk makan diet tinggi kalori kaya nutrientRasional : kebutuhan jaringan metabolik ditingkatkan begitu juga cairan untuk menghilangkan produk sisa suplemen dapat memainkan peranan penting dalam mempertahankan masukan kalori dan protein yang adekuatg) Timbang BB, ukur TB dan ketebalan lipatan kulit trisepRasional : membantu dalam mengidentifikasi malnutrisi protein kalori, khususnya bila BB dan pengukuran antropometri kurang dari normal7. Nyeri yang berhubungan dengan efek fisiologis dari leukaemiaTujuan : pasien tidak mengalami nyeri atau nyeri menurun sampai tingkat yang dapat diterima anakIntervensi :a) Mengkaji tingkat nyeri dengan skala 0 sampai 5Rasional : informasi memberikan data dasar untuk mengevaluasi kebutuhan atau keefektifan intervensib) Jika mungkin, gunakan prosedur-prosedur (misal pemantauan suhu non invasif, alat akses venaRasional : untuk meminimalkan rasa tidak amanc) Evaluasi efektifitas penghilang nyeri dengan derajat kesadaran dan sedasiRasional : untuk menentukan kebutuhan perubahan dosis. Waktu pemberian atau obatd) Lakukan teknik pengurangan nyeri non farmakologis yang tepatRasional : sebagai analgetik tambahane) Berikan obat-obat anti nyeri secara teraturRasional : untuk mencegah kambuhnya nyeri8. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan pemberian agens kemoterapi, radioterapi, imobilitasTujuan : pasien mempertahankan integritas kulitIntervensi :

Page 9: Askep Gangguan Sel Darah Putih

a) Berikan perawatan kulit yang cemat, terutama di dalam mulut dan daerah perianalRasional : karena area ini cenderung mengalami ulserasib) Ubah posisi dengan seringRasional : untuk merangsang sirkulasi dan mencegah tekanan pada kulitc) Mandikan dengan air hangat dan sabun ringanRasional : mempertahankan kebersihan tanpa mengiritasi kulitd) Kaji kulit yang kering terhadap efek samping terapi kankerRasional : efek kemerahan atau kulit kering dan pruritus, ulserasi dapat terjadi dalam area radiasi pada beberapa agen kemoterapie) Anjurkan pasien untuk tidak menggaruk dan menepuk kulit yang keringRasional : membantu mencegah friksi atau trauma kulitf) Dorong masukan kalori protein yang adekuatRasional : untuk mencegah keseimbangan nitrogen yang negatifg) Pilih pakaian yang longgar dan lembut diatas area yang teradiasiRasional : untuk meminimalkan iritasi tambahan9. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan alopesia atau perubahan cepat pada penampilanTujuan : pasien atau keluarga menunjukkan perilaku koping positifIntervensi :a) Dorong anak untuk memilih wig (anak perempuan) yang serupa gaya dan warna rambut anak sebelum rambut mulai rontokRasional : untuk membantu mengembangkan penyesuaian rambut terhadap kerontokan rambutb) Berikan penutup kepala yang adekuat selama pemajanan pada sinar matahari, angin atau dinginRasional : karena hilangnya perlindungan rambutc) Anjurkan untuk menjaga agar rambut yang tipis itu tetap bersih, pendek dan halusRasional : untuk menyamarkan kebotakan parsiald) Jelaskan bahwa rambut mulai tumbuh dalam 3 hingga 6 bulan dan mungkin warna atau teksturnya agak berbedaRasional : untuk menyiapkan anak dan keluarga terhadap perubahan penampilan rambut barue) Dorong hygiene, berdan, dan alat alat yang sesuai dengan jenis kelamin , misalnya wig, skarf, topi, tata rias, dan pakaian yang menarikRasional : untuk meningkatkan penampilan

Daftar PustakaBrunner & Suddarth., 2001., Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah edisi 8 Volume 2., EGC., Jakarta Doenges.E Moorhouse & Geissler ., 1999., Rencana Asuhan Keperawatan , edisi 3 ., EGC., JakartaHandayani & Hariwibowo.,2008.,Asuhan Keperawatan pada Klien dengan gangguan sistem Hematologi.,Salemba Medika .,Jakarta Hoffbrand,Pettit, & Moss.,2005.,Kapita Selekta Hematologi., EGC.,JakartaPrice & Wilson., 2005., Patofisiologi, edisi 6 Volume 1 ., EGC., Jakarta

NeutropeniaNeutropenia

Page 10: Askep Gangguan Sel Darah Putih

a. Definisi

Neutropenia adalah kondisi dimana jumlah dari neutrophils dalam aliran darah berkurang. Neutrophils adalah tipe dari sel darah putih juga dikenal sebagai polymorphonuclear leukocytes atau PMNs. Neutropenia mempengaruhi kemampuan tubuh untuk melawan infeksi-infeksi

b. Diagnosa Neutropenia

Menentukan Neutropenia White blood cell count (WBC) adalah jumlah dari sel-sel darah putih dalam volume darah. Batasan normal untuk WBC bervariasi sedikit diantara labor-labor namun umumnya adalah antara 4,300 dan 10,800 sel-sel per microliter atau cubic millimeter (cmm). WBC dapat juga dirujuk sebagai jumlah leukocyte dan dapat dinyatakan dalam international units sebagai 4.3 x 109to 10.8 x 109 sel-sel per liter. Persentase dari tipe-tipe yang berbeda dari sel-sel darah putih pada WBC disebut WBC differential. Absolute neutrophil count (ANC) ditentukan oleh produk dari jumlah sel darah putih atau white blood cell count (WBC) dan fraction (pecahan) dari neutrophils diantara sel-sel darah putih seperti yang ditentukan oleh analisa WBC differential. Contohnya, jika WBC adalah 10,000 per microliter dan 70% adalah neutrophils, ANC akan menjadi 7,000 per microliter. ANC dari kurang dari 1500 per microliter (1500/microL) adalah definisi yang umumnya diterima dari neutropenia. Neutropenia adakalanya lebih jauh dikelompokan sebagai:

- ringan jika batasan ANC dari 1000-1500/microL,- sedang dengan ANC dari 500-1000/microL, dan- parah jika ANC dibawah 500/microL.

Beberapa istilah-istilah medis mungkin digunakan secara sinonim dengan neutropenia, meskipun definisi-definisi tepat mereka adalah berbeda. Leukopenia merujuk pada umumnya pada jumlah sel-sel darah putih yang berkurang, sementara granulocytopenia merujuk pada jumlah yang berkurang dari semua sel-sel darah tipe granulocyte (neutrophils, eosinophils, dan basophils).

Karena neutrophils normalnya melebihi tipe-tipe lain dari granulocytes, istilah ini adakalanya digunakan untuk merujuk pada neutropenia. Akhirnya, agranulocytosis secara harafiah merujuk ketidakhadiran sepenuhnya dari semua granulocytes, namun istilah ini adakalanya digunakan untuk merujuk pada neutropenia yang parah.c. Etiologi

Neutropenia dapat hadir (meskipun ia adalah relatif tidak umum) pada individu-individu sehat yang normal, khususnya pada beberapa orang-orang keturunan Afrika atau Arab dan Yahudi-Yahudi Yemenite. Neutropenia mungkin timbul sebagai akibat dari produksi neutrophils yang berkurang, penghancuran neutrophils setelah mereka diproduksi, atau penyatuan dari neutrophils (akumulasi dari neutrophils keluar dari sirkulasi).

Neutropenia mungkin timbul sebagai akibat dari banyak kondisi-kondisi medis:

Page 11: Askep Gangguan Sel Darah Putih

Infeksi-infeksi (lebih umum infeksi-infeksi virus, namun juga infeksi-infeksi bakteri atau parasit). Contoh-contoh termasuk: HIV, tuberculosis, malaria, Epstein Barr virus (EBV), Obat-obat yang mungkin merusak sumsum tulang (bone marrow) atau neutrophils, termasuk kemoterapi kanker, Kekurangan-kekurangan vitamin (megaloblastic anemia yang disebabkan oleh kekurangan vitamin B12 dan/atau folate), Penyakit-penyakit dari sumsum tulang seperti leukemia-leukemia, myelodysplastic syndrome, aplastic anemia, myelofibrosis, Terapi Radiasi, Penyakit-penyakit bawaan (sejak lahir) dari fungsi sumsum tulang atau dari produksi neutrophil, contohnya, Kostmann syndrome;

Penghancuran autoimmune dari neutrophils (sebagai kondisi primer atau berhubungan dengan penyakit lain seperti Felty's syndrome) atau dari obat-obat yang menstimulasi sistim imun untuk menyerang sel-sel; Hypersplenism, yang merujuk pada perampasan yang meningkat dan/atau penghancuran dari sel-sel darah oleh limpa (spleen).d. Gambaran Klinis

Gejala Neutropenia : Neutropenia dapat terjadi secara tiba-tiba dalam beberapa jam atau beberapa hari (neutropenia akut) atau bisa berlangsung selama beberapa bulan atau beberapa tahun (neutropenia kronik). Neutropenia tidak mempunyai gejala yang spesifik, sehingga cenderung tidak diperhatikan sampai terjadinya infeksi. Pada neutropenia akut, bisa terjadi demam dan luka terbuka (ulkus, borok) yang terasa nyeri di sekitar mulut dan anus. Yang akan diikuti oleh pneumonia bakteri dan infeksi lainnya. Pada neutropenia kronik, perjalanan penyakitnya tidak terlalu berat jika jumlah neutrofilnya tidak terlalu rendah.e. Penatalaksanaan

Merawat Neutropenia : Perawatan dari neutropenia didasarkan pada penyebab yang mendasarinya, keparahan, dan kehadiran dari infeksi-infeksi atau gejala-gejala yang berhubungan serta keadaan kesehatan keseluruhan dari pasien. Sungguh, perawatan harus juga diarahkan pada segala proses-proses penyakit yag mendasarinya. Perawatan-perawatan yang secara langsung dialamatkan pada neutropenia mungkin termasuk (catat bahwa semua dari perawatan-perawatan ini mungkin tidak tepat pada setting yang diberikan):obat-obat antibiotik dan/atau obat-obat anti jamur untuk membantu melawan infeksi-infeksi; pemasukan dari faktor-faktor pertumbuhan sel-sel darah putih (seperti recombinant granulocyte colony-stimulating factor (G-CSF, filgrastim) pada beberapa kasus-kasus dari neutropenia yang parah; transfusi-transfusi granulocyte; atau terapi corticosteroid atau intravenous immune globulin untuk beberapa kasus-kasus dari neutropenia yang ditengahi oleh imun.

DAFTAR PUSTAKA

1. Boedihartono, 1994, Proses Keperawatan di Rumah Sakit, Jakarta.

2. Brooker, Christine. 2001. Kamus Saku Keperawatan Ed.31. EGC : Jakarta.

Page 12: Askep Gangguan Sel Darah Putih

3. DEPKES. 1993. Proses Keperawatan Pada Pasien Dengan Gangguan Sistem

Kardiovaskuler. EGC : Jakarta.

4. Doenges, E. Marilynn. 1999. Rencana Asuhan Keperawatan Ed. 3. EGC : Jakarta.

5. Dorland, W. A. Newman. 2002. Kamus Kedokteran. EGC : Jakarta.

6. FKUI. 1999. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam jilid 1. FKUI : Jakarta.

7. Griffith. 1994. Buku Pintar Kesehatan. Arcan : Jakarta.

8. Nasrul Effendi, 1995, Pengantar Proses Keperawatan, EGC, Jakarta

SATUAN ACARA PENYULUHAN CARIES GIGI

Page 13: Askep Gangguan Sel Darah Putih

Diposkan oleh Rizki Kurniadi

TOPIK : Caries Gigi

HARI/TANGGAL :

WAKTU : 1 x 30 Menit

PENYAJI :

TEMPAT : Rumah keluarga Tn. N

A. TUJUAN

I. TUJUAN PENYULUHAN UMUM

Setelah selesai mengikuti penyuluhan tentang caries gigi selama 1 x 30 menit Keluarga mampu memahami

mengenai caries gigi.

II. TUJUAN PENYULUHAN KHUSUS

Setelah selesai mengikuti penyuluhan, keluarga mampu:

1. Mengetahui pengertian caries dentis

2. Mengetahui penyebab caries dentis

3. Mengetahui pencegahan caries dentis

B. SASARAN

An. R dan An. D

C. GARIS-GARIS BESAR MATERI

A. Pendahuluan

B. Pengertian caries dentis

Page 14: Askep Gangguan Sel Darah Putih

C. Penyebab caries dentis

D. Pencegahan caries dentis

III. PELAKSANAAN KEGIATAN

NO WAKTU

KEGIATAN

PENYULUH KELUARGA

1. 5 Menit

15 Menit

10 menit

Pembukaan

a. Salam pembukaan

b. Perkenalan

c. Apersepsi

d. Mengkomunikasikan tujuan

Kegiatan inti penyuluhan

a. Menjelaskan dan menguraikan materi tentang caries dentis:

Pengertian

Penyebab

Pencegahan

b. Memberikan kesempatan kepada keluarga yang disuluh bertanya

c. Menjawab pertanyaan keluarga yang disuluh yang berkaitan dengan materi yang belum jelas.

Penutup

a. Menyimpulkan materi yang telah disampaikan.

Menjawab salam

Memperhatikan

Berpartisipasi aktif

Memperhatikan

Memperhatikan dan mencatat penjelasan penyuluh dengan cermat

Menanyakan hal-hal yang belum jelas.

memperhatikan jawaban dari penyuluh.

Memperhatikan keterangan kesimpulan dari materi penyuluhan yang telah

Page 15: Askep Gangguan Sel Darah Putih

b. Melakukan evaluasi penyuluhan dengan demonstrasi kegiatan

c. Mengakhiri kegiatan penyuluhan.

disampaikan.

Melakukan demonstrasi

Menjawab salam

IV. METODE

a. Ceramah

b. Tanya jawab

V. MEDIA DAN ALAT

1. Handout

2. Gambar anatomi gigi

VIII. EVALUASI

a. Menyebutkan tanda dan gejala caries dentis (gigi berlubang)!

b. Menyebutkan penangan carie dentis ), gigi berlubang!

IX. LAMPIRAN MATERI

Pendahuluan Rongga mulut selalu dihuni oleh berbagai macam mikroba.

Rongga mulut merupakan salah satu pintu masuk berbagai macam penyakit ke tubuh

Page 16: Askep Gangguan Sel Darah Putih

ANATOMI GIGI

Apa yang dimaksud dengan penyakit Caries dentis ?

Caries dentis adalah proses penyakit berupa kerusakan yang terbatas pada jaringan gigi mulai dari email gigi dan

menjalar ke tulang gigi

Sekilas tentang penyakit gigi

Yang paling banyak penyakit karies gigi = gigi krowok = gigi berlubang

Gigi berlubang karena sisa makanan / karbohidrat menempel pada gigi diubah oleh kuman menjadi asam.

Asam menyebabkan gigi larut dan berlubang.

Gigi yang berlubang jika tidak segera dirawat akan menjalar terus hingga jaringan syaraf gigi dan jaringan

pendukung gigi.

Proses penjalaran gigi berlubang & Apa Yang dirasakan oleh Penderita?

Faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya gigi berlubang

FAKTOR LANGSUNG

Struktur gigi

Bentuk gigi

Susunan gigi geligi di rahang

Derajad keasaman air ludah

Kebersihan mulut

Jumlah dan frekwensi makan makanan yang menyebabkan caries

Page 17: Askep Gangguan Sel Darah Putih

FAKTOR LUAR/TIDAK LANGSUNG:

Usia

Jenis kelamin

Suku bangsa

Tingkat sosial ekonomi

Tingkat pengetahuan

Sikap dan perilaku

FAKTOR UTAMA

GIGI & AIR LUDAH

MIKROORGANISME

MAKANAN

Apa yang harus dilakukan untuk mencegah gigi berlubang?

Memelihara kebersihan gigi dan mulut, menyikat gigi sehabis makan

Memperkuat gigi dengan kalsium dan fluor

Makanlah makanan yang berserat dan hindari makanan yang mudah menempel pada gigi

Memeriksakan gigi dan membersihkan karang gigi setiap 6 bulan sekali

Menghindari makanan serba manis, soft drink & alkohol, makanan serba asam dan rokok