askep cista ovarium

27
BAB 1 TINJAUAN PUSTAKA CYSTOMA OVARI 1.1 Pengertian Tumor jinak ovarium adalah bentuk padat atau kista yang dapat tumbuh secara alami. Tumor ovarium biasanya asimtomatis sampai mereka besar yang dapat menyebabkan tekanan pada pelvic ini merupakan deteksi dini dari keganasan. 1.2 Klasifikasi 1.2.1 Benigna A . Kistik 1. Non Neolastik a. Folikel b. Lutein c. Stein Levental d. Endometrial e. Peradangan tuba ovarial f. Inclusion Germinal

Upload: aminoyeng

Post on 12-Apr-2017

358 views

Category:

Education


0 download

TRANSCRIPT

BAB 1

TINJAUAN PUSTAKA CYSTOMA OVARI

1.1 Pengertian

Tumor jinak ovarium adalah bentuk padat atau kista yang dapat tumbuh

secara alami. Tumor ovarium biasanya asimtomatis sampai mereka besar

yang dapat menyebabkan tekanan pada pelvic ini merupakan deteksi dini dari

keganasan.

1.2 Klasifikasi

1.2.1 Benigna

A . Kistik

1. Non Neolastik

a. Folikel

b. Lutein

c. Stein Levental

d. Endometrial

e. Peradangan tuba ovarial

f. Inclusion Germinal

2. Neoplastik

a. Cystadenoma Mucinosium

b. Cystadenoma Serosum

c. Oermoid

B . Solid

a. Fibroma

b. Lymphangioma

c. Mesothelioma

d. Osteochondroma

e. Brenner

1.2.2 Maligna

a. Kistik

b. Solid

1.2.3 Tumor Maligna yang lain ( jarang )

a. Teratoma

b. Chorionephithelioma

c. Sarkoma

d. Lymphoma

e. Melanoma

1.2.4 Tumor dengan potensi endokrin ( Malignitas Rendah )

a. Dysontogenik

b. Tumor sisa adrenat, biasanya mengadakan virilisasi

c. Adenoma sel hilus, pengaruhnya virilisasi

Pembagian Kista Ovarium berdasarkan lokaslisasi

1. Kista Bebas ( Pedunculata ) :

a. Gerakan Bebas

b. Batas jelas

2. Kista Intraligamentair

a. Letaknya diantara dua ligamentum latum

b. Gerakan terbatas

c. Tampak pembuluh pembuluh darah yang bersilangan antara satu

sama lain

3. Kista Psedu Intraligamentair

a. Letaknya diluar Ligamen latum

b. Gerakan terbatas, karena perlekatan

c. Gambaran pembuluh darah biasa

1.3 Etiologi

1.3.1 Sampai sekarang penyebab dari kistik ovarium belum ditemukan secara

pasti, tetapi beberapa pendapat para ahli menyebutkan bahwa individu

yang mempunyai riwayat heriditor menghidap tumor prosentasenya lebih

tinggi dari pada yang tidak mempunyai riwayat tumor

1.3.2 Mengenai terjadinya Kista ada dua teori

1. Disebabkan oleh karena perkembangan yang tidak sempurna pada

akhir Stadium Glastomer.

2. Tumor ini berasal dari perkembangan sel telur yang tidak dibuahi

dalam ovarium.

1.4 Gejala

Gejala yang timbul merupakan asosiasi dari penekanan meliputi konstipasi,

sering kencing, terasa penuh diperut dan terasa berat nyeri pada saat defekasi

dan dispareunia ( nyeri waktu koitus ). Nyeri akut biasanya terjadi pada saat

menstruasi, perutnya membesar dan pakaiannya tidak muat / cukup.

Umumnya mereka hamil, gejala akhir meliputi distensi abdominal dengan

dyspnea, edoma perifer dan anorexia. Nyeri pelvis muncul sebagai gejala

lanjut, jika tumor ovari tumbuh secara cepat dan jika tumor memproduksi

hormon akan mempengaruhi menstruasi menjadi irreguler dan efek maskulin

atau feminin.

1.5 Patofisiologi

Tumor ini berasal dari epitelpermukaan Ovarium

invaginasi yang sederhana dari epitel Germinal sampai ke invaginasi disertai permukaan ruangan

kista yang luas

Terjadi pembentukan papil – papil Kearah dalam

Tumor Kistik

1.6 Komplikasi

1.6.1 Torsi

Faktor yang menyebabkan torsi bermacam – macam, yaitu penting adalah

faktor faktor dari tumor sendiri, gerakan yang sekonyang – konyang dan

gerakan peristaltik dari usus.

1.6.2 Ruptur dari kista

Hal ini jarang terjadi tetapi dapat terjadi secara spontan atau oleh trauma.

Pada kedua – duanya disertai gejala sakit, eneg dan muntah – muntah.

1.6.3 Superasi dari kista

Kista Dermoid lebih sering dikenal radang, mungkin karena isinya yang

merangsang atau mungkin pula berat tumornya yang dapat mengganggu

peredaran darah, gejala – gejalanya seperti pada peradangan biasanya,

yaitu : sakit, nyeri tekanan, perut tegang, demam dan leukositosis, kalau

dibiarkan bisa terjadi peritonitis.

1.6.4 Perubahan Keganasan

Dari suatu tumor kistik benigna dapat terjadi keganasan lebih kecil

dibandingkan dengan jenis serosum. Biasanya bila terjadi keganasan,

berupa Ca. Epidermoid, kadang – kadang berbentuk sarcoma.

1.7 Pemeriksaan Diagnostic

1.7.1 Laparoscopi

Untuk mengetahui apakah sebuah Tumor berasal dari uterus, dari ovarium

atau tidak dan untuk menentukan sifat-sifat tumor tersebut.

1.7.2 Ultrasonografi

Untuk menentukan letak tumor dan batasnya, apakah tumor berasal di

uterus, ovarium atau dari blader, apakah , tumor kistik atau soli dan dapat

dibedakan antara cairan dalam rongga perut yang bebas dan yang tidak.

1.7.3 Parasentesis

Fungsi pada ascites berguna untuk menentukan sebab ascites, perlu diingat

bahwa tindakan tersebut dapat mencemarkan kavum peritonea dengan

kista dengan dinding kista tertusuk

1.8 Penatalaksanaan

1.8.1 Satu-satunya pengobatan untuk neoplasma dari ovarium adalah operasi.

Jenis dan luasnya operasi tergantung pada jenis usia wanita dan perlu atau

tidaknya wanita hamil lagi, sebaiknya isi kista segera dibuka, sebelum

perut ditutup kembali.

1.8.2 Pada wanita yang lebih tua ( lebih dari 40 tahun ) jalan yang baik adalah

hysterectomy totalis dan salping – oophorectomy bilateral walaupun tidak

ada tanda-tanda keganasan

BAB 2

ASKEP TEORI

2.1 Ketakutan / ansietas : peningkatan ketegangan, ketakutan, penurunan

kepercayaan diri.

2.1.1 Kiteria hasil / tujuan :

Pasien dapat melakukan penurunan rasa takut atau cemas yang

berkurang ketingkat yang dapat diatai.

2.1.2 Interfensi Keperawatan :

1) Identifikasi dan rasa cemas dan takut yang mengharuskan

dilakukannya penundaan prosedur pembedahan.

R :Rasa takut yang berlebihan atau yerus menerus akan

mengakibatkan stress yang berlebihan, resiko potensial dari

pembalikan reaksi terhadap prosedur / zat – zat anestesi.

2) Validasi dari rasa takut, sediakan informasi yang akurat dan actual.

R : Mengidensifikasi rasa takut yang spesifik akan membantu

pasien untuk menghadapinya secara realitas, misalnya

kesalahan identifikasi / operai yang salah, kesalahan anggota

tubuh yang dioperai, penggambaran yang salah.

3) Informasikan pasien / orang terdekat tentang perang advokat

perawat intraoprasional.

R : Kembangkan rasa percaya / hubungan, turunkan rasa takut

akan kehilangan control pada lingkungan asing.

4) Berikan petunjuk / penjelasan yang sederhana pada pasien yang

tenang.Tinjau lingkungan sesuai kebutuhan.

R : Ketidak seimbangan dari proses pemikiran akan membuat

pasien menemui kesulitan untuk memahami petunjuk –

petunjuk yang panjang dan berbelit – belit.

5) Kontrol stimuli ekstrenal

R : Suara gaduh dan keributan akan meningkatkan ansietas.

6) Diskusikan penundaan atau penangguhan pembedahan dengan

dokter, anestesiologi, pasien dan keluarga sesuai kebutuhan.

R :Mungkin diperlukan rasa takut yang berlebihan tidak

berkurang atau tidak teratasi.

2.2 Kurang pengetahuan : mengenai kondisi, prognosis dan kebutuhan

pengobatan.

2.2.1 Kriteria Hasil / Tujuan :

Mengutarakan pemahaman proses penyakit / proses preoperasi dan

harapan paskal operasi.

2.2.2 Interfensi keperawatan

1) Kaji tingkat pemahaman pasien.

R : Berikan fasilitas perencanaan program pengajaran paskal

operasi.

2) Tinjau ulang patologi khusus dan antipati prosedur pembendahan.

R: Sediakan pengetahuan berdasarkan hal dimana pasien dapat

membuat pilihan terapi berdasarkan informasi dan setuju untuk

mengikuti prosedur, dan adanya kesempatan untuk

menjelaskan kesalahan konsep.

3) Sediakan kesempatan untuk melatih batuk, napas dalam dan

latihan otot.

R : Meningkatkan pengajaran dan aktifitas paskal operasi.

4) Informasikan pasien / orang terdekat mengenahi rencana

perjalanan, komonikasi dokter / orang terdekat.

R : Informasi logistic mengenahi jadwal dan kamar operasi dan

juga dimana dan kapan ahli bedah akan berkomonikasi

dengan orang terdekat untuk mengurangi stress dan

menjelaskan kesalahan konsep, mencegah kebingungan dan

keraguan akan kesehatan pasien.

2.3 Resiko terhadap perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

berhubungan dengan anorexia, penurunan masukan sekunder terhadap

pembedahan, terapi radiasi ,penurunan pemasukan oral, mual muntah

dan ketidak nyamanan mulut.

2.3.1 Tujuan

Asupan nutrisi terpenuhi secara adekuat

2.3.2 Kriteria Hasil

- Berat badan stabil

- Nafsu makan meningkat

- Porsi makanan yang dihidangkan dihabiskan

2.3.3 Intervensi

1) Pantau masukan makanan setiap hari

R : Mengidentifikasi kekuatan / defisiensi nutrisi

2) Motivasi pasien untuk makan diet tinggi kalori kaya nutrien

dengan masukan cairan adekuat

R : Kebutuhan jaringan metabolic ditingkatkan serta cairan

( menghilangkan produksi sisa )

3) Hidangkan makanan yang sesuai selera pasien

R : Untuk menambah nafsu makan pasien

4) Hindari makanan dengan bumbu merangsang dan berlemak

R : Dapat menstimulus respon mual muntah

5) Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian obat antiemetik

R : Obat antiemetik menurunkan reaksi mual muntah

2.4 Ancietas berhubungan dengan krisis situasi, ancaman kematian,

ancaman atau perubahan pada status kesehatan / sosioekonomi, fungsi

peran, pola interaksi, kuranganya informasi mengenai penyakitnya dan

prosedur pemeriksaan

2.4.1 Tujuan

Pasien mampu menunjukkan hilangnya / berkurangnya kecemasan

2.4.2 Kriteria hasil

- Pasien mengatakan rasa cemas hilang atau berkurang

- Ekspesi wajah tenang

- Tanda – tanda vital dalam batas normal

2.4.3 Intervensi

1) Motivasi pasien pasien untuk mengungkapkan perasaan cemasnya

R : Pengungkapan perasaan akan mengurangi cemasnya

2) Beri penjelasan kepada pasien tentang penyakitnya dan cara

mengatasinya

R : Pengetahuan yang cukup dapat mengurangi kecemasan akibat

kurang informasi

3) Ciptakan suasana lingklungan yang aman, nyaman dan tenang

R :Lingkungan yang nyaman mengurangi kecemasan

4) Anjurkan keluarga untuk terus mendampingi dan memberi

motivasi pada pasien

R : Peran keluarga sangat mendukung secara psikologis untuk

mengurangi kecemasan

5) Ciptakan hubungan saling percaya antara perawat dan pasien

R : Hubungan terapeutik membantu pasien mengungkapkan

perasaan cemasnya

BAB 3

TINJAUAN KASUS

3.1 BIODATA :

Nama pasien : Ny Wasilah No. Reg 319688

Umur : 20 th

Status : Janda

Agama : Islam

Pendidikan : SMP

Pekerjaan : Guru MTS

Alamat : Ds. Wonosari RT. 2 RW. 3 Gondang Wetan

Pasuruan

Diagnosa Medis : Cystoma Ovari

Tanggal MRS : 10 – 9 – 2003

Tanggal Pengkajian : 24 – 9 – 2003

Golaongan Darah : O

Suami

Nama : Tn. Suadi

Umur : 30 th

Pendidikan : SMP

Agama : Islam

Pekerjaan : Wiraswasta

3.2 KELUHAN UTAMA

Saat MRS : Perut terasa kembung sejak 26 hari yang lalu.

Saat Pengkajian : Nyeri abdomen skala 5, sesak, perut terasa kembung.

3.3 RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG

Perut kembung sejak 26 hari yang lalu berobat kedokter tidak ada

perubahan, lalu dibawa ke RS. Pasuruan dan MRS 1 minggu, lalu dirujuk

ke RSSA Malang didiagnosa cystoma ovari, tanggal 10 – 9 – 2003, MRS

diruang 9 gynecology.

3.4 RIWAYAT PENYAKIT MASA LALU

Pasien tidak pernah mempunyai penyakit sampai menyebabkan harus

dirawat dirumah sakit.

3.5 RIWAYAT KESEHATAN KELUARGA

Dari anggota keluarga pasien tidak ada yang menderita penyakit menular,

penyakit kronis atau akut maupun menurun seperti Hipertensi, Diabetes

Mellitus, Jantung atau TBC

Genogram

Keterangan :

: Laki – laki : Pasien

: Wanita : Cerai

: Meninggal

3.6 DATA PSIKO SOSIAL

Orang yang paling dekat dengan pasien adalah Bapak dan Ibu pasien,

pasien dapat berkomunikasi dengan baik dengan orang lain, lingkungannya,

teman, sesama pasien di RS dan perawat.

3.7 POLA SEHARI – HARI

Dirumah Dirumah sakit

Nutrisi : Makan : 1 porsi, nasi, sayur,

lauk, 3 x / hari

( oral )

Minum : ½ gelas air putuh /

susu, 5 x / hari

( diminum )

Istirahat tidur : Pasien tidur 4 – 5 jam

Aktifitas : Pasien mengajar di MTS

6 jam

Kebersihan diri : Pasien mandi 2 x /

hari, gosok gigi 2

x / hari, keramas 3

x / minggu

Eliminasi : BAB : 1 x / hari

BAK : 6 x / hari

Nutrisi : Makan : 1 porsi, nasi, sayur,

lauk buah, 3 x /

hari ( oral ), porsi

rumah sakit

Minum : 100 CC air putuh

+ susu, 5 x / hari

( diminum )

Istirahat Tidur : Pasien tidur 3 – 4 jam,

sering terbangun

karena sesak, tidur

siang 1 jam.

Aktifitas : Pasien hanya tiduran, jalan

– jalan sebentar, kadang –

kadang kekamar kecil

untuk personal hygieme

dan kancing.

Kebersihan diri : Pasien mandi 2 x /

hari diseka

keluarga, gosok

gigi 2 x / hari

Eliminasi : BAB : 3hari 1 x

BAK : 4 x / hari

3.8 KEADAAN / PENAMPILAN / KESAN UMUM PASIEN

KU gelisah dan cemas, pasien pucat, pasien selalu memegangi perutnya,

wajah tampak grimace.

Pasien terpasang infus NS 20 tetes /mnt pada kangan kiri.

3.9 TANDA – TANDA VITAL

Suhu Tubuh : 376 0 C

Denyut Nadi : 96 x / menit

Tekanan Darah : 110 / 80 mmHg

Pernafasan : 28 x / menit

BB : -

TB : 145 cm

3.10 PEMERIKSAAN FISIK

3.10.1 Pemeriksaan Kepala dan Leher

Kepala / rambut : Bentuk kepala lonjong wajah simetris, rambut tipis

agak kotor

Mata : Simetris kanan kiri, reflek pupil ( + ), konjuctiva

anemis, sclera tidak icterus.

Hidung : Simetris, secret ( - ), PCH ( - )

Telinga : Simetris kanan kiri, serumen ( - )

Mulut : Bibir pucat, tidak ada luka dan sariawan

Leher : Tidak ada pembesaran tiroid

3.10.2 Pemeriksaan payudarah dan ketiak

Inspeksi : Puting tampak menonjol, tidak ada peradangan

Papasil : Tidak ada penonjolan pada daerah axilla dan mammae

3.10.3 Pemeriksaan Dada / Thorak

Inspeksi : Dada simetris, tidak ada luka

Auskultasi : Ada suara tambahan ( Whezing )

3.10.4 Pemeriksaan Abdomen

Inspeksi : Bentuk abdomen bulat membesar ( buncit )

Auskultasi : Bising usus ( + ) 15 x / menit, Djj tidak terdengar

Papalsi : Ada nyeri tekan pada abdomen bawah, masa ( + ), φ 20 x 30

cm

Perkusi : asitas ( + ), suara pekak.

3.10.5 Pemeriksaan Genetalia dan sekitarnya

Inspeksi : tidak keluar darah, tidak ada oedema dan varices

3.10.6 Pemeriksaan Punggung

Punggung tidak terdapat skoliasis, Kypose, hyperlordose

3.10.7 pemeriksaan Ekstremitas

Tidak ada oedema,varices, kelainan kongenital, reflek patella ( + )

3.10.8 Pengkajian status obstetric

Menarche : 13 th

Lamanya haid : 8 hari

Sklus Haid : 30 hari

HPHT : -

Kelainan – kelainan haid : tidak pernah mengalami keputihan

Menopause : -

Riwayat persalinan terdahulu : GoPooo

3.11 DATA KELUARGA BERENCANA

Pasien belum pernah menggunakan alat konstrasepsi

3.12 INFORMASI LAIN

Terapi : Amoksilin, Ferofat ( 3 x 1)

Lab : 18 – 9 – 2003 : Leukosit : 2100 / ul ( N : 3500 – 10.000 )

HB : 7,9 gr / dl ( N : 11,0 – 16,5 )

PCV ; 22,8 % ( N : 35 – 50 )

Trombosit :505.000 / ul ( N :150.000 –

390.000)

26 – 9 – 2003 : Leukosit : 22.800 / ul ( N : 3500 – 10.000 )

HB : 7,7 gr / dl ( N : 11,0 – 16,5 )

PCV ; 22,5 % ( N : 35 – 50 )

Trombosit :504.000 / ul ( N :150.000 –

390.000)

29 – 9 – 2003 : GD puasa : 100 mg / dl

Ureum : 34.9 mg / dl

Kreatinin ; 1,1 mg / dl

SGOT : 27 mU / ml

SGPT : 14 mU / ml

Albumin : 1,9 g / dl

USG : 11 – 9 – 2003 : Tampak suatu masa padat dan sebagian

kistik dengan bintik – bintik klasifikasi

mengisi cavum pelvis, Cu antofleksi

dengan endometrialline, terdorong oleh

masa tumor keatas, acites ( + )

3.13 PENATALAKSANAAN

3.13.1 Beri posisi ½ duduk

3.13.2 Transfusi PRC sampai dengan HB 10 gr /dl

DAFTAR PUSTAKA

1. Bagian Obstetri dan Ginekologi ; GINEKOLOGI, Fakultas Kedokteran

Unifersitas Padjajaran – Bandung : 1981.

2. Hilgers R . G : Malignan Neoplasma Of The Vagina Gynekol. Obstet . 4 : 44,

1980

3. Lynda Juall Carpenito , Dianogsa Keperawatan ( Handbook Of Nursing

Dianogsis ) Penerbit EGC , 1995.

4. Marilynn E. Doenges, Mary Frances Moorhouse, Alice C, Geissler, Rencana

Asuhan Keperawatan. Penerbit ECG, 2000.