askep bells palsy dan trigeminal neuralgia

Upload: reza-saputree

Post on 10-Jan-2016

57 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

hjg

TRANSCRIPT

  • Ns. Hendri Budi, M.Kep Sp.MB

  • Images02 no 10

  • Penyakit2 susunan saraf perifer: Penyakit2 akibat gangguan di : * motorneuron * radix * plexus * saraf perifer * neuromuscular junction / motor end plate * otot

  • Penyakit2 susunan saraf perifer:

    Motorneuron: * Polio * Amyotrophic Lateral Sclerosis (ALS)/MND * Spinal Muscular Atrophy Kugelberg Welander sy Werdnig Hoffman syRadiks: * Guillain Barre syndrom Poliradikulitis Poliradikuloneuritis * Trauma: avulsi radiks total / partial * HNP: iritasi / kompresi radiks

    Pleksus: biasanya karena Trauma

  • Saraf Perifer: * Polineuropati * Neuropati diabetika * Morbus Hansen: mononeuropati multipleks * Pressure neuropathy * CT Sy * Trauma * Bells palsy / ggn n.VII periferOtot: * Dystrofia Muskulorum Progresiva (DMP) * Miositis

    Motor and Plate : Miastenia Gravis

  • Bells PalsyTrigeminal NeuralgiaPolineuritisSindrom Gullan BarreMyastenia GravisHNPSpasmofiliadll

  • NEUROLOGI Pemeriksaan KLINIS

    ANATOMIS MORFOLOGIS NEUROFISIOLOGIS(What you see = what you get) * RO * EEG* PLAIN FOTO * EMG* MIELOGRAFI * EVOKED POTENTIALS* CT SCAN * VEP* CT MYELO * BAEP* MRI * SSEP * LENGAN* MRA * TUNGKAI * P300 * BRAINMAPPING * MOTORIC STIMULATION * MAGNETIC STIMULATION (MAGSTIM)

    DIAGNOSIS

    TERAPI

  • Lesi UMN > laki: 1,17 : 1Sering pada usia dewasa setelah 40 thnDitemukanjuga pada anak usia 12 thn.Insiden antara umur 60 70 thJarang dibwah 40 thPresipitasi mengunyah, menggigit, kontakpada daerah trigger zone.

  • Lebih dari 70% pasien TN berusia lebih dari 50 tahun saat serangan muncul

  • Saraf otak v (N. trigeminus)

  • Sensasi umum dari kepala dan struktur wajahNukleus neuron sensorisDescending tract dari N V ke spinal trigeminal nucleus

    Motorik otot rahang

  • Iritasi kronis pada VKegagalan pada inhibisi segmental pada nukleus/ inti saraf ini yang produksi ectopic action potential pada saraf TrigeminalDischarge neuronal yang berlebihan dan pengurangan inhibisi mengakibatkan jalur sensorik yang hiperaktif Serangan nyeri

  • Timbul setelah umur 40 thCabang N V 2 dan 3 yang paling sering terkenaUnilateral, lebih sering mengenai kananIntegritas nyeri yang tinggi di trigger point (cuping hidung dan mulut)Nyeri 20 - 30 detik, hilang kemudian timbul lagiDapat disertai spasme wajah sesisiPem neurologis hampir selalu normalPd NT bilateral sering pd multiple sklerosis

  • Classical

    Symptomatic

  • A. Serangan nyeri paroksismal berlangsung beberapa detik sampai 2 menit dan dapat mengenai 1 atau beberapa bagian N V dan memenuhi keriteria B dan CB. karakteristik nyeri minimal 1 dari hal2 berikut :1. Intensif, tajam, superficialDipresipitasi dari trigger zones atau trigger faktor

  • C. Serangan bervariasi pada setiap individu

    D. Tidak ada defisit neurologis

    E. Tidak ada gangguan sistem lain.

  • A. Serangan nyeri paroksismal berlangsung beberapa detik sampai 2 menit dengan adanya nyeri antara serangan paroksismal dan dapat mengenai 1 atau beberapa bagian N V dan memenuhi keriteria B dan C B. karakteristik nyeri minimal 1 dari hal2 berikut :1. Intensif, tajam, superficialDipresipitasi dari trigger zones atau trigger faktor

  • C. Serangan bervariasi pada setiap individu

    D. Adanya lessi dan kompressi vaskuler sebagai penyebab

  • Episode serangan cepat Sering unilateralBilateral V nyeri diduga : MSNyeri pada atau lebih pada bagian dari N VNyeri spontan atau terprovokasiSerangan yang multiple dapat terjadi dalam periode yang singkatAdanya periode Asymptomatic diantara seranganSensasi wajah normal

  • Spontaneous OnsetTN Type 1 (Classic TN)> 50% nyeri episodikTN Type 2 (Atypical TN)> 50% nyeri konstant

    Trigeminal InjurySymptomatic TN (Multiple sclerosis)Nyeri Trigeminal neuropathic (post-traumatic)Nyeri saraf afferen Trigeminal (RF lesion, GKR, etc.)Nyeri wajah Post-herpesTN SekunderTumors, aneurysm, AVM, etc.Nyeri wajah Atypical (gangguan nyeri somatik)

  • Pada pasien dengan tipe 1 and 2 trigeminal neuralgia (TN1 and TN2) dapat diidentifikasi :Adanya neurovascular compression (NVC)Derajat NVCPenekanan pembuluh Lokasi nervus yang mengalami NVC

  • MRI pilihan utama walau tidak banyak membantu

  • Right Trigeminal NerveCompressing vessel

  • Right Trigeminal NerveCompressing vessel

  • 3D TOF3D T23D FSE + Gad

  • Nyeri pada seluruh wajah bukanlah TRIGEMINAL NEURALGIA!

  • Tidak ada pememeriksaan penunjang yang khasAnamnesa & klinis yg baik dan lengkapUntuk neuralgia simptomatis, harus dicurigai adanya multiple skelerosis,sehingga perlu dilakukan pemeriksaan LCS dan evoked potensial.Bila penyebabnya tumor fossaposterior, perlu dilakukan foto kepala (skul foto), Ctscan/MRI

  • Lokasi nyeri, untuk menentukan cabang nervus trigeminus mana yang terkena Menentukan waktu dimulainya neuralgia trigeminal dan mekanisme pemicunyaMenentukan interval bebas nyeriMenanyakan riwayat penyakit herpes

  • Menilai sensasi pada ketiga cabang nervus trigeminus bilateralMenilai fungsi mengunyah (m.masseter) dan fungsi m.pterygoideus (membuka mulut dan deviasi dagu)

  • 1.Farmaoterapi Medikamentosa. Carbamazepin: 200-1200 mg/hari. Baclofen: 60-80 mg/hari

    2. Operatif / Pembedahan

  • Carbamazepine merupakan obat pilihan utama pada Trigeminal Neuralgia

    Jika respon kurang, dapat dipilih obat lainnya

  • Obat lainnya yang dapat digunakan :Baclofen : 10 m- 80 mg dailyDilantin LamictalNeurontinTopamaxKlonopinOrapDepakene

  • Setelah pengobatan gagalJarang dilakukanDapat ambuh kembaliTeknik : percutaneous & open techniquesGlycerol injectionBallon CompressionRadio RhizotomyGamma knifePartial RhizotomyMicrovascular decompression

  • Perubahan kognitifSedasiNystagmus, ataxia, diplopia, dizzinessNausea, vomiting, headacheReaksi alergi

  • Microvascular decompression (MVD)Prosedur Percutaneous ablativeRadiofrequency gangliolysisGlycerol rhizolysisBalloon compressionStereotactic radiosurgeryGamma knifeLinac-basedPeripheral ablative procedures (V1 and V2 pain)Peripheral branch neurectomyAlcohol neurolysisOpen destructive proceduresPartial sensory rhizotomySubtemporal ganglionectomy (Frazier-Spiller procedure)

  • MVD merupakan prosedur yang tidak merusak jaringanResiko kehilangan sensasi wajah lebih rendahOperasi hanya dilakukan jika terjadi patologi primer seperti vascular compressionHasil Long-term lebih baik dibanding prosedur lain

  • Membutuhkan major surgery mungkin tidak cocok dengan pasien yang mempunyai riwayat penyakit tertentuLebih beresiko dibanding percutaneous procedures atau radiosurgeryBiaya lebih mahal

  • Pengaturan Posisi pasienInsisi KulitIniomeatal line transverse sinusDigastric groove - ruleRetromastoid craniectomyMempaparkan sigmoid-transverse sinus junctionVena Mastoid emissaryBevel bone lateralPemaparan anterior yang baik mengurangi retraksi serebrumT-shaped dural openingLebih mempaparkan sudut superior dan lateral

  • Exposure of CPATahap operasi yang berbahaya dan harus hati-hatiDrainase CSFRetraksi yang gentleMengidentifikasi dan membagi petrosal vein

    Visualisasi nervus trigeminalDekompresiMemobilisasi arteriMengkoagulasi pemb darah

  • Kompressi arteriSuperior cerebellar artery (SCA) lebih sering tjdAICAPICAVertebrobasilar artery

    Kopressi VenaLebih sering pada atypical TN

    Kompressi arteri dan Vena

  • Injury Cerebellum
  • Radiofrequency thermal coagulation

    Glycerol rhizolysis

    Balloon compression

  • Contrast in trigeminal cisternContrast under temporal lobe

  • Kraft, RM. Trigeminal Neuralgia. AFP. 2008;77:1291-1296.Cochrane CollaborationHaanpaa M, et al. Neuropathic Facial Pain. Suppl Clin Neurophysiol. 2006;58:153-170.

  • TERIMA KASIH

    ************************************