asi eksklusif
TRANSCRIPT
1
A. JUDUL
EDUKASI MANAJEMEN LAKTASI : PENTINGNYA ASI EKSKLUSIF,
TEHNIK MENYUSUI YANG BENAR DAN TEHNIK PENYIMPANAN
ASI BAGI KADER – KADER POSYANDU DI WILAYAH KERJA
PUSKESMAS NGEMPLAK BOYOLALI
B. LATAR BELAKANG MASALAH
Sebagaimana diketahui bahwa salah satu masalah gizi yang paling
utama pada saat ini di Indonesia adalah kurang kalori protein hal ini banyak
ditemukan bayi dan anak yang masih kecil dan sudah mendapat adik lagi yang
sering disebut “kesundulan” artinya terdorong lagi oleh kepala adiknya yang
telah muncul dilahirkan. Keadaan ini karena anak dan bayi merupakan
golongan rentan.
Terjadinya kerawanan gizi pada bayi disebabkan karena selain
makanan yang kurang juga karena Air Susu Ibu (ASI) banyak diganti dengan
susu botol dengan cara dan jumlah yang tidak memenuhi kebutuhan. Hal ini
pertanda adanya perubahan sosial dan budaya yang negatif dipandang dari
segi gizi. (Siregar, Arifin, 2004)
ASI mengandung semua nutrisi yang diperlukan bayi untuk bertahan
hidup pada enam bulan pertama, mulai dari hormon, antibodi, faktor
kekebalan, sampai antioksidan. Selain itu, ibu yang menyusui akan memiliki
kedekatan yang sesungguhnya dengan si bayi. Hal itu masih ditambah kontak
fisik yang terjadi secara langsung lewat belaian atau usapan lembut si ibu saat
menyusui bayinya. (Kemkokesra, 2005)
Menurut para ahli, sampai usia 6 bulan bayi belum membutuhkan
minuman atau makanan selain ASI (ASI Eksklusif). Artinya, bayi hanya
memperoleh air susu ibu saja tanpa tambahan cairan (susu formula, jeruk,
madu, air teh, air putih, dan lain-lain) juga makanan lain seperti pisang, bubur,
biskuit, nasi tim, dan lain-lain). Pemberian ASI secara eksklusif ini banyak
memberikan keuntungan, karena ASI mengandung zat nutrisi dengan
2
kualitas, kuantitas, dan komposisi ideal untuk pertumbuhan, kesehatan, dan
kecerdasan bayi. ( Roesli, Utami, 2005)
ASI dapat menyebabkan pertumbuhan sel otak lebih optimal, terutama
karena ASI mengandung protein khusus, yaitu taurin. Juga mengandung
laktosa dan asam lemak ikatan panjang dalam jumlah yang lebih banyak
dibandingkan susu sapi/kaleng. Kandungan ASI pun menghindarkan bayi dari
bahaya infeksi dan alergi. Bahkan mampu merangsang pertumbuhan sistem
kekebalan tubuh pada bayi. (Roesli, Utami, 2005)
ASI merupakan makanan yang bergizi sehingga tidak memerlukan
tambahan komposisi. Disamping itu ASI mudah dicerna oleh bayi dan
langsung terserap. Diperkirakan 80% dari jumlah ibu yang melahirkan
ternyata mampu menghasilkan air susu dalam jumlah yang cukup untuk
keperluan bayinya secara penuh tanpa makanan tambahan. Selama enam bulan
pertama. Bahkan ibu yang gizinya kurang baikpun sering dapat menghasilkan
ASI cukup tanpa makanan tambahan selama tiga bulan pertama. ( Siregar,
Arifin, 2004)
ASI sebagai makanan yang terbaik bagi bayi tidak perlu diragukan
lagi, namun akhir-akhir ini sangat disayangkan banyak diantara ibu-ibu
meyusui melupakan keuntungan menyusui. Jika hal yang demikian terus
berlangsung, tentunya hal ini merupakan ancaman yang serius terhadap upaya
pelestarian dari peningkatan penggunaan ASI. (Siregar, Arifin, 2004)
Dirjen Bina Kesmas Prof. Dr. Azrul Azwar dalam diskusi Executive
Forum mengungkapkan data pada 2003 sekitar 6,7 juta balita Indonesia
kekurangan gizi. Sebanyak 8,1 juta anak menderita anemia gizi besi, 9 juta
anak kurang vitamin A Subklinis. Semakin besar anak semakin menyedihkan.
Salah satu faktor adalah karena buruknya pemberian air susu ibu. Data 2002
95,9% ibu menyusui bayi, tapiyang menyusui anak pada satu jam pertama
hanya 3,6%. Pemberian ASI sampai 6 bulan 39,5%. Sedangkan pemberian
susu formula naik 3 kali lipat dari tahun 1997. Data itu menunjukkan masa
depan bangsa yang buruk. (Hr. Media Indonesia 24/7/04)
3
Berdasarkan survei demografi dan kesehatan Indonesia di tahun 1997
dan 2003, angka pemberian ASI ekslusif turun dari 49 persen menjadi 39
persen, sedangkan penggunaan susu botol naik tiga kali lipat. (Situs resmi
kementrian negara) Informasi tersebut disampaikan Ketua Badan Kerja
Peningkatan Penggunaan Air Susu Ibu (BKPP-ASI), dr.Dien Sanyoto Besar,
SpA terkait dengan pembahasan rancangan peraturan pemerintah mengenai
pemasaran makanan pengganti ASI (RPP PASI).
Berdasarkan survei yang dilakukan oleh oleh Hellen Keller
International di tahun 2002 di Indonesia, kini rata-rata bayi Indonesia hanya
mendapatkan ASI esklusif selama 1,7 bulan, padahal berdasarkan kajian WHO
yang dituangkan dalam Kepmen No.450 tahun 2004 menganjurkan agar bayi
diberikan ASI Esklusif selama 6 bulan.
Berdasarkan data yang kami peroleh, penggunaan ASI Eksklusif
sampai pada usia 6 bulan di wilayah kerja puskesmas Ngemplak Boyolali
terdapat 75 bayi dari 112 bayi, sisanya hanya mendapatkan ASI eksklusif
sampai pada usia 1- 5 bulan.
Tidak diberikannya ASI Eksklusif tersebut tentunya bukan tanpa
alasan, setiap ibu mempunyai alasan tersendiri mengapa ibu tersebut tidak
memberikan ASI-nya kepada sang buah hati. Secara umum, berbagai alasan
dikemukakan oleh ibu-ibu mengapa tidak memberikan ASI secara Eksklusif
kepada bayinya, antara lain adalah produksi ASI kurang, kesulitan bayi dalam
menghisap, keadaan puting susu ibu yang tidak menunjang, ibu bekerja,
keinginan untuk disebut modern dan pengaruh iklan atau promosi pengganti
ASI dan tidak kalah pentingnya adalah anggapan bahwa semua orang sudah
memiliki pengetahuan tentang manfaat ASI.
Kesibukan para ibu muda dalam meniti karier menyebabkan frekuensi
mereka untuk bertemu dengan si buah hati berkurang. Para ibu muda tidak
mengetahui bahwasannya dengan kondisi mereka yang seperti itu mereka
tetap bisa memberikan ASI mereka kepada si bayi tanpa harus
memberikannya makanan pendamping ASI atau susu formula.
4
Semua faktor– faktor terebut diatas yang dianggap sebagai penyebab
semakin melorotnya kegiatan meminumkan air susu ibu ke kalangan para ibu
– ibu saat ini. Oleh sebab itu upaya yang dapat dilakukan antara lain motivasi
untuk menyusui.
Ibu-ibu harus dibangkitkan kemauan dan kesediannya untuk menyusui
anaknya, terutama sebelum melahirkan. Dan bila menyusui, hendaknya
ditingkatkan pada masyarakat, pengertian tersebut harus ditanamkan pada
anak-anak gadis sejak masih usia muda, bahwa menyusui anak merupakan
bagian dari tugas biologis seorang ibu.
Dari uraian latar belakang diatas kami berniat untuk mengadakan
edukasi tentang cara pentingnya pemberian ASI secara eksklusif pada bayi
dan cara memanajemen penyimpanan ASI yang benar jika ibu memang benar-
benar tidak dapat menyusui bayinya secara langsung.
C. PERUMUSAN MASALAH
Dari latar belakang diatas kita dapat mengetahui permasalahan yang
mendasari tidak diberikannya ASI secara eksklusif, yaitu kurangnya
pengetahuan tentang pentingnya pemberian ASI eksklusif dan kurangnya
pemahaman ibu-ibu muda bahwasannya ada cara lain yang dapat ditempuh
untuk tetap dapat memberikan ASI kepada bayi mereka. Hal tersebut dapat
ditempuh dengan cara manajemen penyimpanan ASI, apabila ibu terhalang
untuk dapat menyusui bayinya secara langsung.
D. TUJUAN PROGRAM
1. Tujuan umum :
Meningkatkan pengetahuan kader tentang pentingnya
pemberian ASI eksklusif dan meningkatkan ketrampilan kader dalam
memanajemen penyimpanan asi dimana edukasi tersebut dapat
diterapkan dan ditransfer kepada ibu-ibu muda di daerah tersebut.
2. Tujuan khususnya:
5
a. Para kader memiliki pengetahuan mengenai
manfaat ASI dan masalah yang mungkin muncul apabila tidak
diberikannya ASI eksklusif.
b. Para kader memiliki pengetahuan mengenai
cara penyimpanan ASI dan sifat ASI pada udara luar.
c. Para kader memiliki ketrampilan mengenai
cara memerah ASI.
d. Para kader dapat menentukan kapan seorang
bayi dapat diberi PASI.
e. Para kader memiliki kemampuan
menentukan kapan penghentian pemberian ASI eksklusif pada
seorang bayi.
E. LUARAN YANG DIHARAPKAN
Setelah PKMM ini terlaksana, maka diharapkan ada manfaat yang
akan diperoleh yakni:
1. Manfaat Jangka Pendek
Para kader memiliki pengetahuan dan ketrampilan yang berkaitan
dengan manfaat pemberian ASI eksklusif, dampak yang mungkin timbul
akibat tidak diberikannya ASI eksklusif dan cara memanajemen
penyimpanan ASI sehingga konsep-konsep yang berkaitan dengan
pemberian ASI eksklusif dan cara penyimpanannya dapat di terima oleh
masyarakat luas.
2. Manfaat Jangka Panjang
Dengan bekal pengetahuan dan ketrampilan tersebut permasalahan
yang berkaitan dengan tidak diberikannya ASI eksklusif dapat ditekan
sekecil-kecilnya, antara lain turunnya jumlah kasus penderita (insidence
rate) KEP ( Kekurangan Energi Protein), turunnya angka kematian (case
fatality rate) karena KEP dan meningkatnya angka kesehatan balita.
F. KEGUNAAN PROGRAM
1. Bagi Masyarakat
6
Memberikan informasi dan pemahaman bagi masyarakat khususnya
bagi ibu-ibu tentang pentingnya pemberian ASI eksklusif dan cara
penyimpanan ASI agar tidak timbul masalah kesehatan yang tidak
diharapkan.
2. Bagi Kader Posyandu
Kader Posyandu menyadari pentingnya pengetahuan dan ketrampilan
dalam menangani balita sakit di rumah sebagai upaya untuk mengatasi dan
mencegah kesakitan dan kematian secara dini.
3. Bagi penyuluh
Meningkatkan pengetahuan serta wawasan dan pengalaman yang
sangat berharga bagi penyuluh tentang ASI eksklusif dan manajemen
penyimpanan ASI.
G. GAMBARAN UMUM MASYARAKAT SASARAN
Kecamatan Ngemplak terdiri dari 12 desa dimana tiap – tiap desa
memiliki 113 posyandu dan 465 kader aktif. Berdasarkan data yang kami
peroleh, pada bulan Agustus 2009 jumlah bayi yang ada di kecamatan
Ngemplak, Boyolali adalah sejumlah 112 bayi, dimana bayi yang
mendapatkan ASI eksklusif adalah sejumlah 75 bayi.
Sasaran pada kegiatan pelatihan ini adalah kader kesehatan yang
mewakili masing-masing posyandu yang ada di Kelurahan Ngemplak Boyolali.
Kader dimaksud adalah warga masyarakat yang dipandang mempunyai
kemampuan dan kemauan untuk mengupayakan peningkatan derajat kesehatan
di lingkungan sekitarnya.
Diharapkan dengan adanya pelatihan ini maka kader akan mempunyai
bekal pengetahuan dan ketrampilan sehingga menambah kepercayaan dirinya
dalam melakukan pelayanan kesehatan tingkat dasar pada masyarakat
sekitarnya, terutama pada hal-hal yang terkait dalam upaya-upaya penanganan
balita sakit dirumah dan pengenalan tanda komplikasi. Kader juga diharapkan
dapat mentransfer pengetahuannya kepada warga masyarakat yang lainnya.
7
H. METODE PELAKSANAAN PROGRAM
Metode yang akan digunakan untuk merealisasi program ini adalah
berbentuk edukasi dan pelatihan yang diikuti oleh kader – kader posyandu
yang tinggal kecamatan Ngemplak, Boyolali.
Kegiatan ini rencananya akan kami dilaksanakan di aula puskesmas
Ngemplak, Boyolali setiap hari minggu jam 08.00 selama 4 minggu yang
meliputi pemberian teori dan praktek yang diikuti oleh seluruh kader
posyandu di kelurahan Ngemplak, Boyolali secara bergantian.
Minggu pertama diikuti oleh kader posyandu desa Sawahan,
Donohudan dan Pandeyan. Minggu ke dua diikuti oleh kader posyandu desa
kismoyoso, Giriroto dan Manggung. Minggu ke tiga diikuti oleh kader
posyandu desa Gagaksipat, Dibal dan Sindon. Minggu keempat diikuti oleh
kader posyandu desa Ngresep, Ngargorejo dan Sobokerto.
Edukasi yang diberikan meliputi jenis – jenis ASI, konsep pemberian
ASI eksklusif, pentingnya pemberian ASI eksklusif, masalah yang dapat
muncul akibat tidak diberikannya ASI eksklusif, cara memerah ASI, teknik
perawatan payudara dan tehnik menyusui, manajemen penyimpanan ASI.
Sedangkan pelatihan yang akan kami laksanakan adalah pelatihan memerah
ASI , pelatihan penyimpanan ASI, pelatihan menyusui yang benar dan
pelatihan perawatan payudara.
Rencana kegiatan pelatihan seperti pada tabel berikut ini:
WaktuKegiatan Metode Nara Sumber
minggu I
a. Pembukaanb. Pre testc. Jenis-jenis ASId. Konsep pemberian
ASI Eksklusife. Pentingnya ASI
eksklusif
--
ceramah, tanya jawab
Bidan Desa Team PKMM
Dokter Puskesmas Ngemplak
minggu II
a. Pengenalan masalah yang timbul akibat tidak menggunakan ASI Eksklusif
ceramah, tanya jawab
ceramah, tanya jawab
ceramah, tanya jawab
Dokter Puskesmas
Team PKMMBidan Desa
8
b. Cara memerah ASI
minggu III
a. Teknik perawatan payudara
b. Tehnik menyusui yang benar
c. Manajemen penyimpanan ASI manajemen penyimpanan ASI
d. Review materi
ceramah, tanya jawab
praktek/simulasi
Dokter Puskesmas
Team PKMMBidan desa
minggu IV
a. Praktek memerah ASI
b. Praktek penyimpana ASI
c. Praktek tehnik menyusui
d. Praktek perawatan payudara
e. Post testf. Penutupan Kunjungan lapangan
Praktek
Praktek
Praktek
-Praktek konseling
Team PKMM Bidan Desa
I. JADWAL KEGIATAN PROGRAM
JENIS KEGIAT
AN
BULAN Bulan ke-10
Bulan ke-11
Bulan ke-12
Bulan ke-1 Bulan ke-2 Bulan ke-3
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4Tahap Persiapana. Survei lapanganb. Pengumpulan datac. Persiapan peralatand. Persiapan tempate.
Penge
9
cekan ulang persiapan
Tahap Pelaksanaana. Pembinaan & pelatihanb. Evaluasi hasilTahap Akhira. Penulisan laporanb. Penilaian hasil kegiatan
J. NAMA DAN BIODATA KETUA SERTA ANGGOTA KELOMPOK
1. Biodata Ketua Kelompok
Nama lengkap : Intan Riana Dewi
NIM : J210070050
Fakultas/Program Studi : Ilmu Kesehatan/S1 Keperawatan
Perguruan Tinggi : Universitas Muhammadiyah Surakarta
Waktu untuk kegiatan PKM : 6 jam/minggu
2. Anggota Pelaksana
a. Nama lengkap : Hana Rosiana Ulfah
NIM : J210070009
Fakultas/Program Studi : Ilmu Kesehatan/S1 Keperawatan
Perguruan Tinggi : Universitas Muhammadiyah Surakarta
Waktu untuk kegiatan PKM: 6 jam/ minggu
b. Nama lengkap : Marwanti
NIM : J210080041
Fakultas/Program Studi : Ilmu Kesehatan/S1 Keperawatan
Perguruan Tinggi : Universitas Muhammadiyah Surakarta
10
Waktu untuk kegiatan PKM: 6 jam/ minggu
K. NAMA DAN BIODATA DOSEN PENDAMPING
1. Nama Lengkap : Siti Arifah, SKp, MKes
2. Golongan Pangkat dan NIP : IIIA / 100902
3. Jabatan Fungsional : Asisten Ahli
4. Jabatan Struktural : Wakil Dekan II
5. Fakultas/ Program Studi : Ilmu Kedoktaran / Keperawatan
6. Perguruan Tinggi : UMS
7. Bidang Keahlian : Keperawatan Anak
8. Waktu untuk kegiatan PKM : 6 jam/ minggu
9. Pengalaman Ilmiah :
a. Perbedaan kepuasan kerja perawat antara metode tim dan metode
fungsional di Rumah Sakit Islam Kustati Surakarta, Ketua Penenliti,
2001
b. Perbedaan Pengetahuan kader terhadap perawatan TBC sebelum dan
sesudah diebrikan penyuluhan di Wilayah Puskesmas Kartosuro II,
Anggota Peneliti, tahun 2002
c. Peranan phospolamban terhadap kontraktilitas miokard, Ketua, 2004
d. .
L. RENCANA BIAYA
1. Upah dan HonorTim
Pengabdian Jumlah orang
Minggu/ bulan
Bulan kerja
Jam/minggu
TarifJam/minggu
Total
KetuaAnggota
12
44
66
66
Rp. 5000Rp. 4000
Rp. 720.000Rp.1.152.000
Rp.1.872.000
2. Peralatan/bahan habis pakaia. Sewa komputer : Rp. 200.000,00
(100 jam x @ Rp. 1000)b. Disket : Rp. 50.000,00
(6 x @ Rp. 5000)c. Buku pelengkap : Rp. 500.000,00
(4 x @ Rp. 25.000)d. Kertas ukuran kuarto : Rp. 100.000,00
11
(10 rem x @ Rp. 30.000)e. Kertas HVS : Rp. 100.000,00
(1 rem x @ Rp. 30.000)f. Tinta : Rp. 100.000,00
(2 x @ Rp. 20.000)g. Sewa LCD : Rp. 300.000,00h. Sewa tempat : Rp. 500.000,00
+ Rp. 1.900.000,00
3. Perijinan a. Izin Kesbanglinmas Boyolali : Rp. 100.000,00b. Izin ke Dinas Kesehatan Boyolali : Rp. 100.000,00c. Izin ke Kantor Kecamatan Ngemplak : Rp. 50.000,00d. Izin Ke Kantor Kelurahan
mgemplak : Rp. 50.000,00e. Biaya survey pendahuluan : Rp. 100.000,00
+ Rp. 400.000,00
4. Penyusunan laporana. Penggandaan laporan : Rp. 150.000,00b. Penjilidan laporan : Rp. 150.000,00c. Pengiriman laporan : Rp. 200.000,00
+ Rp. 500.000,00
5. Biaya Operasional Pelatihan
a. Biaya penggandaan makalah(materi pelatihan) : Rp. 450.000,00
b. Blocknote dan pulpen peserta : Rp. 500.000,00c. Sewa gedung dan listrik : Rp. 750.000,00d. Transportasi : Rp. 900.000,00e. konsumsi : Rp 2.350.000,00f. penggandaan Quesioner : Rp. 550.000,00g. Honor narasumber : Rp. 700.000,00h. Sewa peraga : Rp.1.000.000,00
+ Rp. 7.200.000,00
Total biaya pengabdian : Rp. 10.000.000,00 (Sepuluh Juta Rupiah)
12
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama Lengkap : Intan Riana Dewi
NIM : J 210070050
Jurusan : Keperawatan S1
Fakultas : Ilmu Kesehatan
Tempat Tanggal Lahir : Blitar, 26 April 1990
Alamat : Mojokerto, Palur, Kebonsari, Madiun-Jawa Timur
Moto Hidup : Be The Best But Don’t Feel The Best
PENDIDIKAN :
- TK : Dharma Wanita/ tahun 1995
- SD : SDN Sukorejo 2/ tahun 2001
- SMP : SLTPN 1 Kebonsari/ tahun 2004
- SMA : SMF Bina Farma Madiun /Tahun 2007
- Universitas : UMS
RIWAYAT ORGANISASI
- IMM Komisariat FIK : Sekbid Kader/ tahun 2008 – 2009
- IMM Komisariat FIK : Kabid Kader/ tahun 2009 – 2010
- BEM FIK UMS : Sekbid Eksternal/ tahun 2009 – 2010
- HMP Keperawatan S1 : Kabid Eksternal/ tahun 2009 – 2010
PENGALAMAN PKM :
1. PKMM : Model pelatihan senam kaki dan perawatan kaki diabetes untuk
mencegah luka kaki diabetik dan komplikasi pada pasien Diabetes Mellitus
dirumah
Demikian daftar riwayat hidup ini saya buat dengan sebenarnya
Surakarta, 29 September 2009
Intan Riana Dewi
J210070050
13
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama Lengkap : Hana Rosiana Ulfah
NIM : J 210070009
Jurusan : Keperawatan S1
Fakultas : Ilmu Kesehatan
Tempat Tanggal Lahir : Boyolali, 12 Februari 1988
Alamat : Sambiroto, Sindon, Ngemplak, Boyolali
Moto Hidup : Waktu terus berjalan dan air terus mengalir,
dekatkanlah hatimu dengan Al – Qur’an dan Al – Hadist
PENDIDIKAN :
- TK : Muslimat/ tahun 1994
- SD : MIM Sindon/ tahun 2000
- SMP : PPPM Gontor Putri 1/ tahun 2003
- SMA : PPPM Gontor Putri 1/Tahun 2006
- Universitas : UMS
RIWAYAT ORGANISASI
- IMM Komisariat FIK : Kabid Hikmah/ tahun 2008 – 2009
- IMM Komisariat FIK : Sekretaris Umum/ tahun 2009 – 2010
- HMP Keperawatan S1 : Anggota bidang Eksternal/ tahun 2009 – 2010
Demikian daftar riwayat hidup ini saya buat dengan sebenarnya
Surakarta, 29 September 2009
Hana Rosiana Ulfah
J210070009
14
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama Lengkap : Marwanti
NIM : J 210080041
Jurusan : Keperawatan S1
Fakultas : Ilmu Kesehatan
Tempat Tanggal Lahir : Blitar, 26 April 1990
Alamat : Mojokerto, Palur, Kebonsari, Madiun-Jawa Timur
Moto Hidup : Be The Best But Don’t Feel The Best
PENDIDIKAN :
- TK : -
- SD : SDN 221/ IX Jambi/ tahun 2002
- SMP : SMP YKI Petaling Jaya/ tahun 2005
- SMA : SMA Muhammadiyah 1 Klaten /Tahun 2008
- Universitas : UMS
RIWAYAT ORGANISASI
- IMM Komisariat FIK : Sekbid Kader/ tahun 2009 – 2010
Demikian daftar riwayat hidup ini saya buat dengan sebenarnya
Surakarta, 29 September 2009
Marwanti
J210080041
15
GAMBARAN TEKNOLOGI YANG AKAN DITERAPKEMBANGKAN
Metode yang akan digunakan untuk merealisasi program ini adalah
berbentuk edukasi dan pelatihan yang diikuti oleh kader – kader posyandu yang
tinggal kecamatan Ngemplak, Boyolali.
Kegiatan ini rencananya akan kami dilaksanakan di aula puskesmas
Ngemplak, Boyolali setiap hari minggu jam 08.00 selama 4 minggu yang meliputi
pemberian teori dan praktek yang diikuti oleh seluruh kader posyandu di
kelurahan Ngemplak, Boyolali secara bergantian.
Minggu pertama diikuti oleh kader posyandu desa Sawahan, Donohudan
dan Pandeyan. Minggu ke dua diikuti oleh kader posyandu desa kismoyoso,
Giririto dan Manggung. Minggu ke tiga diikuti oleh kader posyandu desa
Gagaksipat, Dibal dan Sindon. Minggu keempat diikuti oleh kader posyandu desa
Ngresep, Ngargorejo dan Sobokerto.
Teknologi yang akan diterapkembangkan berupa pengadaan Booklet,
ceramah, diskusi tanya jawab, presentasi dengan menggunakan laptop dan LCD.
Edukasi yang diberikan meliputi pentingnya pemberian ASI eksklusif,
jenis – jenis ASI, masalah yang dapat muncul akibat tidak diberikannya ASI
eksklusif, cara memerah ASI, manajemen penyimpanan ASI teknik perawatan
payudara dan tehnik menyusui. Sedangkan pelatihan yang akan kami laksanakan
adalah pelatihan memerah ASI , pelatihan penyimpanan ASI, dan tehnik
menyusui yang benar.
Pentingnya ASI Eksklusif ini berhubungan dengan sifat – sifat ASI yaitu:
1. ASI merupakan makanan alamiah yang baik untuk bayi, praktis, ekonomis,
mudah dicerna untuk memiliki komposisi, zat gizi yang ideal sesuai dengan
kebutuhan dan kemampuan pencernaan bayi.
2. ASI mengadung laktosa yang lebih tinggi dibandingkan dengan susu buatan.
Didalam usus laktosa akan dipermentasi menjadi asam laktat. yang
bermanfaat untuk:
a. Menghambat pertumbuhan bakteri yang bersifat patogen.
16
b. Merangsang pertumbuhan mikroorganisme yang dapat menghasilkan asam
organik dan mensintesa beberapa jenis vitamin.
c. Memudahkan terjadinya pengendapan calsium-cassienat.
d. Memudahkan penyerahan herbagai jenis mineral, seperti calsium,
magnesium.
3. ASI mengandung zat pelindung (antibodi) yang dapat melindungi bayi
selama 5-6 bulan pertama, seperti: Immunoglobin, Lysozyme, Complemen C3
dan C4, Antistapiloccocus, lactobacillus, Bifidus, Lactoferrin.
4. ASI tidak mengandung beta-lactoglobulin yang dapat menyebabkan alergi
pada bayi.
5. Proses pemberian ASI dapat menjalin hubungan psikologis antara ibu dan
bayi.
Selain memberikan kebaikan bagi bayi, menyusui dengan bayi juga dapat
memberikan keuntungan bagi ibu, yaitu:
1. Suatu rasa kebanggaan dari ibu, bahwa ia dapat memberikan “kehidupan”
kepada bayinya.
2. Hubungan yang lebih erat karena secara alamiah terjadi kontak kulit yang
erat, bagi perkembangan psikis dan emosional antara ibu dan anak.
3. Dengan menyusui bagi rahim ibu akan berkontraksi yang dapat menyebabkan
pengembalian keukuran sebelum hamil
4. Mempercepat berhentinya pendarahan post partum.
5. Dengan menyusui maka kesuburan ibu menjadi berkurang untuk beberpa
bulan (menjarangkan kehamilan)
6. Mengurangi kemungkinan kanker payudara pada masa yang akan datang.
Kegagalan dalam perkembangan payudara secara fisiologis untuk
menampunga air susu sangat jarang terjadi. Payudara secara fisiologis merupakan
tenunan aktif yang tersusun seperti pohon tumbuh di dalam putting dengan cabang
yang menjadi ranting semakin mengecil.
17
Berdasarkan waktu diproduksi, ASI dapat dibagi menjadi 3 yaitu:
1. Colostrum
merupakan cairan yang pertama kali disekresi oleh kelenjar mamae
yang mengandung tissue debris dan redual material yang terdapat dalam
alveoli dan ductus dari kelenjar mamae sebelum dan segera sesudah
melahirkan anak. Disekresi oleh kelenjar mamae dari hari pertama sampai
hari ketiga atau keempat, dari masa laktasi, komposisi colostrum dari hari ke
hari berubah, merupakan cairan kental yang ideal yang berwarna kekuning-
kuningan, lebih kuning dibandingkan ASI matur, merupakan suatu laxantif
yang ideal untuk membersihkan meconeum usus bayi yang baru lahir dan
mempersiapkan saluran pencernaan bayi untuk menerima makanan
selanjutnya, lebih banyak mengandung protein dibandingkan ASI Mature,
tetapi berlainan dengan ASI Mature dimana protein yang utama adalah casein
pada colostrum protein yang utama adalah globulin, sehingga dapat
memberikan daya perlindungan tubuh terhadap infeksi, lebih banyak
mengandung antibodi dibandingkan ASI Mature yang dapat memberikan
perlindungan bagi bayi sampai 6 bulan pertama, lebih rendah kadar
karbohidrat dan lemaknya dibandingkan dengan ASI matur, total energi lebih
rendah dibandingkan ASI Mature yaitu 58 kalori/100 ml colostrum, vitamin
larut lemak lebih tinggi, sedangkan vitamin larut dalam air dapat lebih tinggi
atau lebih rendah, bila dipanaskan menggumpal, ASI Mature tidak, PH lebih
alkalis dibandingkan ASI Matur, lemaknya lebih banyak mengandung
Cholestrol dan lecitin di bandingkan ASI Matur, terdapat trypsin inhibitor,
sehingga hidrolisa protein di dalam usus bayi menjadi krang sempurna,
yangakan menambah kadar antobodi pada bayi, volumenya berkisar 150-300
ml/24 jam.
2. Air Susu Masa Peralihan (Masa Transisi)
a. Merupakan ASI peralihan dari colostrum menjadi ASI Mature.
b. Disekresi dari hari ke 4 – hari ke 10 dari masa laktasi, tetapi ada pula yang
berpendapat bahwa ASI Mature baru akan terjadi pada minggu ke 3 – ke 5.
18
c. Kadar protein semakin rendah, sedangkan kadar lemak dan karbohidrat
semakin tinggi.
d. Volume semakin meningkat.
3. Air Susu Matur
a. ASI yang disekresi pada hari ke 10 dan seterusnya, yang dikatakan
komposisinya relatif konstan, tetapi ada juga yang mengatakan bahwa
minggu ke 3 sampai ke 5 ASI komposisinya baru konstan.
b. Merupakan makanan yang dianggap aman bagi bayi, bahkan ada yang
mengatakan pada ibu yangs ehat ASI merupakan makanan satu-satunya
yang diberikan selama 6 bulan pertamabagi bayi.
c. ASI merupakan makanan yang mudah di dapat, selalu tersedia, siap
diberikan pada bayi tanpa persiapan yang khusus dengan temperatur yang
sesuai untu bayi.
d. Merupakan cairan putih kekuning-kuningan, karena mengandung casienat,
riboflaum dan karotin.
e. Tidak menggumpal bila dipanaskan.
f. Volume: 300 – 850 ml/24 jam
Terdapat anti microbaterial factor, yaitu:
a. Antibodi terhadap bakteri dan virus.
b. Cell (phagocyle, granulocyle, macrophag, lymhocycle type T)
c. Enzim (lysozime, lactoperoxidese)
d. Protein (lactoferrin, B12 Ginding Protein)
e. Faktor resisten terhadap staphylococcus.
f. Complecement ( C3 dan C4)
Perawatan fisik payudara menjelang masa laktasi perlu dilakukan, yaitu
dengan mengurut payudara selama 6 minggu terakhir masa kehamilan.
Pengurutan tersebut diharapkan apablia terdapat penyumbatan pada duktus
laktiferus dapat dihindarkan sehingga pada waktunya ASI akan keluar dengan
lancar.
a. Mengeluarkan ASI sebaiknya jangan menggunakan peralatan pompa manual
yang banyak dijual di apotek dan toko-toko. Umumnya, dokter tidak
19
menyarankan menggunakan alat pompa manual karena bisa merusak jaringan
payudara, dan proses sterilisasi peralatannya diragukan. Disarankan
menggunakan pompa listrik, atau sistem perah tiga jari yang bisa dipelajari di
klinik-klinik laktasi.
b. ASI yang telah diperah sebaiknya disimpan di dalam botol-botol kecil yang
sudah disterilkan, sehingga dapat digunakan sesuai kebutuhan. ASI yang telah
dipanaskan tidak bisa disimpan kembali di dalam termos ataupun lemari
pendingin.
c. Ketahanan ASI:
a. Disimpan di ruang terbuka bisa bertahan enam hingga delapan jam.
b. Di termos yang berisi es bisa bertahan sekitar 24 jam.
c. Disimpan di tempat buah, lemari es, bisa bertahan 2 kali 24 jam.
d. Disimpan di freezer berpintu sama dengan tempat buah, daya tahan ASI
mencapai dua minggu.
e. Disimpan di freezer yang pintunya berbeda dengan tempat buah atau
sering disebut lemari es dua pintu, ketahanan ASI mencapai tiga bulan.
d. Bila tidak sangat terpaksa, umumnya para dokter tidak menyarankan
penyimpanan ASI di freezer. Sebab, ASI yang telah disimpan di freezer akan
kehilangan beberapa jenis antibodi yang dibutuhkan bayi.
Komposisi Kolostrum, ASI dan susu sapi untuk setiap 100 ml
Zat-zat Gizi Kolostrum ASI Susu Sapi
Energi (K Cal)
Protein (g)
- Kasein/whey
- Kasein (mg)
- Laktamil bumil
(mg)
58
2,3
140
218
330
364
5,3
2,9
151
1,9
70
0,9
1 : 1,5
187
161
167
142
7,3
4,2
75
65
3,4
1 : 1,2
-
-
-
-
4,8
3,9
41
20
- Laktoferin (mg)
- Ig A (mg)
Laktosa (g)
Lemak (g)
Vitamin
- Vit A (mg)
- Vit B1 (mg)
- Vit B2 (mg)
- Asam
Nikotinmik (mg)
- Vit B6 (mg)
- Asam
pantotenik
- Biotin
- Asam folat
- Vit B12
- Vit C
- Vit D (mg)
- Vit Z
- Vit K (mg)
Mineral
- Kalsium (mg)
30
75
-
183
0,06
0,05
0,05
5,9
-
1,5
-
39
85
40
70
4
14
74
48
22
14
40
160
12-15
246
0,6
0,1
0,1
5
0,04
0,25
1,5
35
40
40
100
4
15
57
15
14
43
145
82
64
340
2,8
,13
0,6
1,1
0,02
0,07
6
130
108
14
70
12
120
145
58
30
21
- Klorin (mg)
- Tembaga (mg)
- Zat besi
(ferrum) (mg)
- Magnesium
(mg)
- Fosfor (mg)
- Potassium (mg)
- Sodium (mg)
- Sulfur (mg)