asam karboksilat dan turunannya
DESCRIPTION
Tugas Kimia OrganikTRANSCRIPT
1. Apakah asam karboksilat dan turunannya?
Asam alkanoat (atau asam karboksilat) adalah golongan asam organik
alifatik yang memiliki gugus karboksil (biasa dilambangkan dengan -COOH).
Semua asam alkanoat adalah asam lemah. Dalam pelarut air, sebagian molekulnya
terionisasi dengan melepas atom hidrogen menjadi ion H+.
Asam karboksilat dapat memiliki lebih dari satu gugus fungsional. Asam
karboksilat yang memiliki dua gugus karboksil disebut asam dikarboksilat
(alkandioat), jika tiga disebut asam trikarboksilat (alkantrioat), dan seterusnya.
Asam karboksilat dengan banyak atom karbon (berantai banyak) lebih umum
disebut sebagai asam lemak karena sifat-sifat fisiknya.
Asam karboksilat bersifat polar. Asam karboksilat rantai kecil (1 sampai 5
karbon) dapat larut dalam air, sedangkan pada rantai yang lebih panjang semakin
kurang larut karena sifat hidrofobik dari rantai alkil.
Asam karboksilat termasuk dalam kelompok asam lemah, yang artinya
hanya terdisosiasi sebagian menjadi kation H+ dan anion RCOO– dalam larutan.
Sebagai contoh, pada suhu ruangan, 1 molar asam asetat hanya terdisosiasi 0,4%
saja. Adanya substituen elektronegatif (seperti halogen) menambah sifat keasaman.
Anion karboksilat R-COO– biasanya dinamai dengan akhiran -at, jadi asam
asetat, misalnya, menjadi ion asetat. Dalam tatanama IUPAC, asam karboksilat
mempunyai akhiran -oat (contoh asam oktadekanoat). Dalam tatanama derifat,
akhirannya adalah -at saja (contoh asam stearat).
Suatu senyawa yang menghasilkan asam karbokslilat apabila dihidrolisa
oleh air disebut turunan asam karboksilat. Beberapa di antaranya adalah halida
asam, anhidrida asam, ester, amida, dan nitril.
1. Anhidrid Asam Karboksilat
Asam anhidrid mempunyai dua molekul asam karboksilat dimana sebuah
molekul airnya dihilangkan. (Anhidrid berarti “ suatu senyawa tanpa air”).
Anhidrid diberi nama dari asam karboksilat asal dengan mengganti kata asam
menjadi anhidrid.
Apabila dua asam karboksilat yang berbeda membentuk anhidrid, nama
kedua asam tersebut dipakai pada nama anhidridnya.
2. Halida Asam
Asam haida juga disebut asil halide karena mempunyai struktur dari
gugusan asil terikat ke halida.
Gugusan asil Asam halida, atau asil halide
Didalam sistem baik IUPAC maupun trivial, asam halide diberi nama
seperti asam karboksilat asalnya dengan akhiran asam –at berubah menjadi –il
halide.
3. Ester Dari Asam Karboksilat
Tidak seperti asam halida dan anhidrid, ester dari asam karboksilat
merupakan golongan senyawa yang tersebar luas. Tidak seperti asam karboksilat
yang mudah menguap, kebanyakan berbau busuk, ester yang mudah menguap
baunya manis seperti buah-buahan. Beberapa ester adalah zat pemberi bau harum
alami. Gugusan ester, seperti gugusan karboksilat, dapat ditulis dalam berbagai
cara.
Bagian dari gugusan ester yang mengandung gugusan karbonil berasal
dari asam karboksilat, sedangkan gugusan yang terikat ke oksigen berasal dari
alkohol atau fenol
Nama dari ester terdiri dari dua kata- nama dari gugusan alkil atau aril
terikat pada O, diikuti dengan nama dari asam karboksilat dengan akhiran asam-
at berubah menjadi –ot
4. Amida Asam Karboksilat
Struktur amida sama dengan ester, tetapi amida mengandung gugusan
nitrogen bukannya gugusan oksigen yang terikat kepada karbon karbonil. Amida
mengalami reaksi sama dengan ester, tetapi sedikit kurang reaktif.
Jika direaksikan dengan asam encer, amida tidak membentuk garam
seperti apa yang terjadi pada amina. Sebabnya ialah electron valensi yang “tidak
berpasangan” dari nitrogen amida digunakan dalam ikatan rangkap sebagian dan
dengan sendirinya tidak dapat diberikan.
Amida yang mengandung gugusan N – H dapat mengalami ikatan
hydrogen. Amida ini mempunyai titik leleh dan titik didih yang lebih tinggi
daripada amida yang mengandung gugusan ----NR2
5. Nitril
Nitril adalah senyawa yang mempunyai ikatan rangkap tiga C dengan N.
Rumus umum nitril adalah RC≡N. Gugus fungsional dalam nitril adalah gugus
siano. Nitril terkenal sebagai senyawa yang sangat beracun. Pemberian nama
dengan menggantikan imbuhan asam –at menjadi akhiran –nitril, atau –onitril.
IUPAC: etananitril benzenakarbonitril
trivial: asetonitril benzinitril
Nitril dapat dihidrolisis dengan memanaskannya dengan asam atau basa berair.
6. Poliamida
Contoh poliamida yang paling penting ialah protein. Contoh poliamida
yang dibuat manusia ialah poliamida sintetik nilon6,6 yang dibuat dari asam
adipat (suatu dwi asam) dan heksametilenadiamina (suatu diamida) seperti rekasi
pada poliester.
2. Bagaimana mendapatkan karboksilat dan turunannya tersebut?
1. Pembuatan Asam Anhidrid
Dalam Laboratorium, asam anhidrid dapat dibuat dengan mereaksikan
asam halida dengan karboksilat. Reaksi ini adalah substitusi nukleofilik asil,
analog langsung dengan reaksi asam halida dan air atau alcohol. Reaksi dari asil
halide dan karboksilat akan menjadi metode pilihan untuk pembuatan anhidrid
campuran, suatu anhidrid yang terbentuk dari dua asam karboksilat yang
berbeda.
Cara lain untuk membuat anhidrid adalah memanaskan asam karboksilat
dengan asetat anhidrid. Dalam campuran reaksi, kesetimbangan terjadi antara
asam asetat, asetat anhidrid, asam karboksilat, dan anhidridnya, campuran
asetat karboksilat anhidrid. Reaksi yang reversible didorong kearah
penyempurnaan dengan menghilangkan hasil reaksi asam asetat dari campuran
dengan destilasi.
2. Pembuatan dari Asam HalidaKarena reaktivitasnya dan karena mudah disiapkan dalam laboratorium
asam klorida dan asam bromida adalah pereaksi yang berguna dalam
laboratorium organik. Ini dibuat dengan mereaksikan asam karboksilat dengan
zat penghalogenasi aktif yang diperdagangkan, seperti SOCl2, PCl5, atau PBr3.
Persamaan Reaksi Umum untuk Pembentukan Asam Halida
3. Pembuatan Ester
Alkil ester dapat dibuat melalui reaksi esterifikasi sederhana yaitu dengan
memanaskan suatu asam karboksilat dengan suatu alkohol dan sedikit asam
kuat.
4. Pembuatan Amida
Amida dapat dibuat dari turunan asam karboksilat lain dan amomonia
atau amina.
5. Pembuatan Nitril
Nitril (R-CN) dihasilkan bila suatu alkil halida direaksikan dengan
natrium sianida dalam pelarut dimetil sulfoksida. Reaksi ini berupa reaksi
eksotermik yang berlangsung dengan cepat pada suhu kamar. Senyawa nitril
yang dihasilkan kemudian dihidrolisis dalam asam sambil di didihkan.
6. Pembuatan Poliamida
Polyamide (Poliamida) adalah polimer yang terdiri dari monomer amida
yang tergabung dengan ikatan peptida. Poliamida dapat terbentuk secara alami
ataupun buatan. Salah satu bentuk poliamida alami yaitu protein, seperti wol
dan sutra. Poliamida dapat dibuat secara artifisial melalui polimerisasi atau
sintesis (fase padat).
Ikatan amida dihasilkan dari reaksi kondensasi gugus amino dan asam
karboksilat atau gugus asam klorida. Suatu molekul kecil, biasanya air atau
hidrogen klorida dieliminasi. Kelompok amino dan kelompok asam karboksilat
bisa berada pada monomer yang sama, atau polimer dapat dibentuk dari dua
monomer bifungsional yang berbeda. Satu dengan dua gugus amino, dan yang
lain dengan dua asam karboksilat atau gugus asam klorida. Asam amino dapat
diambil dari monomer tunggal (jika perbedaan antara kelompok R diabaikan)
bereaksi dengan molekul identik untuk membentuk poliamida. Persamaan
reaksinya dapat terlihat pada gambar berikut :
Reaksi Pembentukan Poliamida
Pembentukan poliamida dari gugus monomer juga dapat terlihat pada
pembuatan aramid (aromatic polyamide) sebagai berikut :
Reaksi Pembentukan Aramid (aromatic polyamide)
3. Apakah itu gula, garam, cuka, vetsin, asam benzoat, dan asam sitrat?
1. Gula
Gula merupakan sejenis pemanis yang telah digunakan
oleh manusia sejak 2000 tahun dahulu untuk mengubah rasa dan
sifat makanan dan minuman. Dalam pemakaiannya, orang-orang yang
bukan ahli sains menggunakan kata "gula" untuk menyebut sukrosa atau
sakarosa yang merupakan disakarida berbentuk butiran yang berwarna putih.
Gula yang dibuat seperti yang biasa dipakai dalam rumah tangga berasal
dari pokok tebu atau pokok bit gula. Dalam istilah kimiawi, suatu kata yang
berakhir denga "osa" mungkin merupakan gula. Dalam istilah masakan, gula
dikenali sebagai makanan yang memberikan rasa manis.
Jenis-jenis Gula
Diketahui gula terbagi menjadi tiga, yaitu golongan monosakarida,
golongan disakarida dan golongan polisakarida.
a. Monosakarida
Monosakarida merupakan karbohidrat dalam bentuk gula
sederhana. Gula ini mempunyai satu molekul saja. Sebagaimana
disakarida, monosakarida berasa manis, larut air, dan kebanyakan bersifat
tidak berwarna dan padat kristalin. Monosakarida menyimpan tenaga yang
dapat digunakan oleh sel-sel biologi.
Rumus kimia umum monosakarida adalah (CH2O)n dengan
beberapa pengecualian (misalnya deoksiribosa atau gula amino).
Monosakarida mengandung salah satu dari gugus
fungsi keton atau aldehida. Monosakarida yang mengandung
gugus aldehida digolongkan sebagai aldosa, sedangkan yang mengandung
gugus keton disebut ketosa. Cara lazim untuk menampilkan struktur siklik
monosakarida adalah dengan menggunakan proyeksi Haworth.
Monosakarida digolongkan berdasarkan jumlah atom karbon yang
dikandungnya (triosa, tetrosa, pentosa, heksosa, dan heptosa) dan gugus
aktifnya, yang bisa berupa aldehida atau keton. Ini kemudian bergabung,
menjadi misalnya aldoheksosa dan ketotriosa.
Sebagai contoh, galaktosa adalah aldoheksosa, namun memiliki
sifat yang berbeda dari glukosa karena atom-atomnya disusun berlainan.
Contoh lainnya:
triosa : gliseraldehida dan dihidroksiaseton;
tetrosa : eritrosa;
pentosa : liksosa, ribosa, dan deoksiribosa;
heksosa : idosa, glukosa, fruktosa, dan galaktosa.
Glukosa terdapat dalam dekstrosa dan gula darah. Glukosa
ialah monomer bagi karbohidrat. Glukosa disintesis oleh tumbuhan hijau
saat proses fotosintesis. Tumbuh-tumbuhan menyimpan glukosa sebagai
karbohidrat yang dinamai seperti dalam biji beras, jagung, dan
sebagainya. Fruktosa atau levulosa terdapat dalam gula buah.
Galaktosa terdapat dalam susu.
b. Disakarida
Disakarida merupakan dua molekul yang diikat
melalui penggabungan. Sukrosa yang terdapat dalam gula pasir merupakan
gabungan satu molekul glukosa dengan satu molekul
fruktosa. Laktosa yang terdapat dalam gula susu merupakan gabungan
molekul glukosa dengan molekul galaktosa. Maltosa yang terdapat dalam
gula malt merupakan gabungan dua molekul glukosa.
c. Polisakarida
Polisakarida adalah polimer yang tersusun dari ratusan hingga
ribuan satuan monosakarida yang dihubungkan dengan ikatan glikosidik.
Polisakarida adalah karbohidrat, sehingga tersusun hanya dari
atom karbon (C), hidrogen (H), dan oksigen (O). Contoh polisakarida
adalah pati, glikogen, agarosa, dan selulosa. Beberapa polisakarida
kompleks dapat juga memiliki atom tambahan misalnya nitrogen,
seperti pektin, kitin, dan lignin. Polisakarida mencakup senyawa yang
paling sering ditemukan di bumi (selulosa) dan memasok energi dan
aktivitas bagi kehidupan di dalamnya.
2. Garam
Garam dapur adalah sejenis mineral yang lazim dimakan manusia.
Bentuknya kristal putih, dihasilkan dari air laut. Biasanya garam dapur yang
tersedia secara umum adalah sodium klorida (NaCl). Senyawa ini
adalah garam yang paling mempengaruhi salinitas laut dan cairan
ekstraselular pada banyak organisme multiselular.
3. Cuka (Asam Asetat)
Cuka telah dikenal manusia sejak dahulu. Cuka dihasilkan oleh
berbagai bakteria penghasil asam asetat, dan asam asetat merupakan hasil
samping dari pembuatan anggur.
4. Vestin (Monosodium Glutamat)
Monosodium glutamat (MSG), juga dikenali sebagai Vetsin, ialah
sejenis garam natrium berasaskan asid glutamik yang dipergunakan sebagai
sejenis bahan tambahan makanan dan dipasarkan secara umum sebagai
"penambah perisa". Nama-namanya yang lain termasuk: natrium glutamat,
penambah perisa 621, kod bahan tambahan makan EU: E621, kod HS:
29224220, IUPAC: asid 2-aminopentanedioik, juga dikenali sebagai asid 2-
aminoglutarik.
MSG ditemui dan dipatenkan pada tahun 1909 oleh
Perbadanan Ajinomoto di Jepang. Dalam bentuk tulennya, ia merupakan sejenis
serbuk butiran-butiran putih, tetapi apabila dilarut di dalam air (atau air liur), ia
berpisah dengan pantas menjadi ion-ion natrium dan glutamat yang bebas.
Glutamat ialah anion asid glutamik.
5. Asam Benzoat
Asam benzoat adalah bahan pengawet yang dijumpai sering dipakai
dalam pembuatan makanan. Penggunaan bahan pengawet ini cukup banyak
mendominasi produk makanan dan minuman untuk mempertahankan bahan
pangan dari serangan mikroba pembusuk seperti bakteri dan jamur, dengan cara
mencegah atau menghentikan proses pembusukan.
Benzoat sebenarnya bisa ditemukan secara natural pada buah dan
rempah. Cengkeh, cinnamon dan buah berry mengandung benzoat.
6. Asam Sitrat
Asam sitrat merupakan asam organik lemah yang ditemukan pada daun
dan buah tumbuhan genus Citrus (jeruk-jerukan). Rumus kimia asam sitrat
adalah C6H8O7. Struktur asam ini tercermin pada namaIUPAC-nya, asam 2-
hidroksi-1,2,3-propanatrikarboksilat.
4. Bagaimana sifat-sifat zat kimia tersebut?
1. Gula / Glukosa
Sifat fisik dan kimia dari glukosa :
1. Nama senyawa : Glukosa (d-)(α-)
2. Rumus molekul : C5H11O5.CHO
3. Massa molekul : 180.16
4. Bentuk dan warna : rhombik
5. Densitas : 1.54 gr/cm3
6. Titik leleh : 146°C
2. Garam/ Natrium Klorida
Keadaan fisik dan penampilan : Solid. (Bubuk kristal padat.)
Bau : Sedikit
Rasanya : Garam
Berat Molekul : 58,44 g / mol
Warna : Putih
pH (1% soln / air) : Netral 7
Titik Didih : 1413 ° C (2575,4 ° F)
Melting Point : 801 ° C (1473,8 ° F)
Spesifik Gravity : 2.165 (Air = 1)
Properti Dispersi : Lihat kelarutan dalam air.
kelarutan : Mudah larut dalam air dingin, air
panas. Larut dalam gliserol, dan
amonia. Sangat sedikit larut
dalam alkohol. tidak larut dalam
Asam klorida.
3. Asam Asetat
Asam asetat, asam metanoat atau asam cuka adalah senyawa
kimia asam organik yang dikenal sebagai pemberi
rasa asam dan aroma dalam makanan. Asam cuka memiliki rumus empiris
C2H4O2. Rumus ini sering kali ditulis dalam bentuk CH3-COOH, CH3COOH,
atau CH3CO2H. Asam asetat murni (disebut asam asetat glasial) adalah
cairan higroskopis tak berwarna, dan memiliki titik beku 16.7°C.
Atom hidrogen (H) pada gugus karboksil (−COOH) dalam asam
karboksilat seperti asam asetat dapat dilepaskan sebagai ion H+ (proton),
sehingga memberikan sifat asam. Asam asetat adalah asam
lemah monoprotik dengan nilai pKa=4.8. Basa konjugasinya adalah
asetat (CH3COO−). Sebuah larutan 1.0 M asam asetat (kira-kira sama dengan
konsentrasi pada cuka rumah) memiliki pH sekitar 2.4.
4. Vetsin
Di bawah keadaan-keadaan suhu dan tekanan yang standar (STP), MSG
secara umumnya merupakan sejenis senyawa yang stabil, tetapi tidak serasi
dengan unsur-unsurpengoksida yang kuat. Bagaimanapun, membakar MSG
menghasilkan karbon monoksida, karbon dioksida, dan oksida-oksida nitrogen.
Terdapat dua jenis isomerenantiomer kiral untuk monosodium glutamat, tetapi
hanya L-glumat yang berbentuk awal dipergunakan sebagai penambah perisa.
5. Asam benzoat
Bentuk : padat
Warna zat : putih
Titik leleh : 122,4 °C
Titik didih : 249,2 °C
Tekanan uap : 0,001 hPa
Titik nyala : 121 °C
Titik sublimasi : >100 °C
Suhu menyala : 570 °C
Densitas curah : Ca.500 kg/m3
Berat jenis uap relatif : 4,21
Berat jenis : 1,321 g/cm3 pada 20 °C
Kelarutan dalam air : 2,9 g/L
pada25°C.
Sedikit larut : petroleum eter dan
heksana.
6. Asam Sitrat
Keasaman asam sitrat didapatkan dari tiga gugus karboksil COOH yang
dapat melepas proton dalam larutan. Jika hal ini terjadi, ion yang dihasilkan
adalah ion sitrat. Sitrat sangat baik digunakan dalam larutan penyangga untuk
mengendalikan pH larutan. Ion sitrat dapat bereaksi dengan banyak ion logam
membentuk garam sitrat. Selain itu, sitrat dapat mengikat ion-ion logam
dengan pengkelatan, sehingga digunakan sebagai pengawet dan
penghilang kesadahan air.
Pada temperatur kamar, asam sitrat berbentuk serbuk kristal berwarna
putih. Serbuk kristal tersebut dapat berupa bentuk anhydrous (bebas air), atau
bentuk monohidrat yang mengandung satu molekul air untuk setiap molekul
asam sitrat. Bentuk anhydrous asam sitrat mengkristal dalam air panas,
sedangkan bentuk monohidrat didapatkan dari kristalisasi asam sitrat dalam air
dingin. Bentuk monohidrat tersebut dapat diubah menjadi bentuk anhydrous
dengan pemanasan di atas 74 °C.
Secara kimia, asam sitrat bersifat seperti asam karboksilat lainnya. Jika
dipanaskan di atas 175°C, asam sitrat terurai dengan melepaskan karbon
dioksida dan air.
7. Apakah kegunaan zat-zat kimia tersebut?
1. Gula
Rasa gula yang manis menjadikan gula digunakan sebagai bahan pemanis
pada baik makanan maupun minuman. Selain itu gula dapat digunakan sebagai
bahan pengawet makanan.
2. Garam
Garam digunakan untuk mengawetkan makanan dan sebagai bumbu.
Garam sangat diperlukan tubuh, namun bila dikonsumsi secara berlebihan dapat
menyebabkan berbagai penyakit, termasuk tekanan darah tinggi. Untuk
mencegah penyakit gondok, garam dapur juga sering ditambahi Iodium.
3. Cuka
Asam asetat digunakan sebagai pereaksi kimia untuk menghasilkan
berbagai senyawa kimia. Sebagian besar (40-45%) dari asam asetat dunia
digunakan sebagai bahan untuk memproduksi monomer vinil asetat (vinyl
acetate monomer, VAM).
Selain itu asam asetat juga digunakan dalam produksi anhidrida asetat dan
juga ester. Penggunaan asam asetat lainnya, termasuk penggunaan dalam cuka
relatif kecil.
4. Vetsin
Salah satu kegunaan yang sering digunakan oleh masyarakat adalah
sebagai penyedap makanan. Tetapi ada juga masyarakat yang menggunakannya
untuk mencuci pakaian dan menyiram tanaman, tetapi efektivitasnya belum
teruji.
5. Asam Benzoat
Asam benzoat juga digunakan sebagai pengawet dalam industri kosmetik
dan farmasi. Asam benzoat juga dapat digunakan untuk mengontrol penyakit
pascapanen pada berbagai buah dan sayur. Asam benzoat dan turunannya telah
disarankan untuk digunakan sebagai fungisida, khususnya terhadap A. flavus
pada kacang.
6. Asam Sitrat
Penggunaan utama asam sitrat saat ini adalah sebagai zat pemberi cita
rasa dan pengawet makanan dan minuman, terutama minuman ringan. Kode
asam sitrat sebagai zat aditif makanan (E number ) adalah E330. Garam sitrat
dengan berbagai jenis logam digunakan untuk menyediakan logam tersebut
(sebagai bentuk biologis) dalam banyak suplemen makanan. Sifat sitrat
sebagai larutan penyangga digunakan sebagai pengendali pH dalam larutan
pembersih dalam rumah tangga dan obat-obatan.
Kemampuan asam sitrat untuk mengikat logam menjadikannya berguna
sebagai bahan sabun dan deterjen. Dengan mengikat logam pada air sadah,
asam sitrat memungkinkan sabun dan deterjen membentuk busa dan berfungsi
dengan baik tanpa penambahan zat penghilang kesadahan. Demikian pula, asam
sitrat digunakan untuk memulihkan bahan penukar ion yang digunakan pada
alat penghilang kesadahan dengan menghilangkan ion-ion logam yang
terakumulasi pada bahan penukar ion tersebut sebagai kompleks sitrat.
Asam sitrat digunakan di dalam industri bioteknologi dan obat-obatan
untuk melapisi (passivate) pipa mesin dalam proses kemurnian tinggi sebagai
ganti asam nitrat, karena asam nitrat dapat menjadi zat berbahaya setelah
digunakan untuk keperluan tersebut, sementara asam sitrat tidak.
Asam sitrat dapat pula ditambahkan pada es krim untuk menjaga
terpisahnya gelembung-gelembung lemak. Dalam resep makanan, asam sitrat
dapat digunakan sebagai pengganti sari jeruk.
6. Bagaimana efek negative terhadap tubuh atas pemakaian zat-zat tersebut?
1. Gula
Beberapa bahaya / efek buruk / dampak negatif gula bagi kesehatan manusia:
Gula membuat orang kelebihan berat badan (Obesitas / Kegemukan)
Gula meningkatkan resiko kerusakan hati dan ginjal.
Gula merusak otot jantung dan menyebabkan gagal jantung.
Gula dapat menyebabkan penyakit Diabetes Mellitus (DM) / kencing manis
/ penyakit gula.
Gula merusak mekanisme pertahanan tubuh dari berkembangnya sel
kanker.
Gula mengakibatkan kerusakan otak karena merusak kemampuan ingatan
dan kognitif.
Gula menyebabkan menimbunnya lemak di daerah perut.
Gula bisa mempercepat penuaan sel-sel tubuh manusia.
2. Garam
Kelebihan garam dalam tubuh bisa menyebabkan efek yang serius pada
kesehatan, termasuk rasa haus, anemia, rasa lapar palsu dan beberapa penyakit
utama seperti dikutip dari Lifemojo,Jumat (17/6/2011) yaitu:
1. Tekanan darah tinggi (hipertensi)
Asupan garam yang tinggi diketahui bisa meningkatkan tekanan
darah. Studi tahun 2007 menemukan pasien dengan tekanan darah tinggi
akan mendapatkan manfaat yang signifikan dengan mengurangi asupan
garam.
2. Penyakit kardiovaskular
Tekanan darah yang tinggi bisa mengakibatkan seseorang terkena
penyakit serius yang berhubungan dengan kardiovaskular seperti jantung
dan kelumpuhan stroke. Diketahui mengurangi asupan 1 gram garam bisa
mengurangi risiko stroke hingga seperenamnya.
3. Pembesaran jantung
Catatan medis menemukan asupan garam yang tinggi bisa membuat
seseorang berisiko menderita left ventricular hypertrophy (pembesaran dari
jaringan otot yang membentuk dinding utama jantung untuk memompa).
4. Cairan
Jumlah natrium dalam tubuh menentukan tingkat cairan. Jika
konsumsi garamnya terlalu banyak maka ginjal akan sulit
menghilangkannya dan membuat tubuh mempertahankan cairan yang bisa
memicu pembengkakan.
5. Gangguan sistem pencernaan
Garam berlebih yang masuk ke tubuh bisa berinteraksi dengan
bakteri H.pylori yang menyebabkan tukak lambung, serta garam berlebih
bisa mengurangi jumlah pepsin (enzim pencernaan) di dalam tubuh yang
akan meningkatkan keasaman dan diare.
6. Meningkatkan sekresi empedu
Ketika seseorang banyak mengonsumsi makanan asin maka sekresi
empedu akan meningkat yang menyebabkan kepadatan darah semakin
tinggi sehingga mengurangi vitalitas. Hal ini juga mengakibatkan masalah
kulit seperti wajah dan bibir kering serta kadang menyebabkan sakit dan
pendarahan di bibir.
7. Osteoporosis
Kelebihan garam bisa mencegah penyerapan kalsium dalam tubuh
yang membuat seseorang rentan terkena osteoporosis.
3. Cuka
Asam asetat pekat bersifat korosif dan karena itu harus digunakan dengan
penuh hati-hati. Asam asetat dapat menyebabkan luka bakar,
kerusakan mata permanen, serta iritasi pada membran mukosa. Luka bakar atau
lepuhan bisa jadi tidak terlihat hingga beberapa jam setelah kontak. Sarung
tangan latex tidak melindungi dari asam asetat, sehingga dalam menangani
senyawa ini perlu digunakan sarung tangan berbahan karet nitril. Asam asetat
pekat juga dapat terbakar di laboratorium, namun dengan sulit. Ia menjadi
mudah terbakar jika suhu ruang melebihi 39 °C (102 °F), dan dapat membentuk
campuran yang mudah meledak di udara (ambang ledakan: 5.4%-16%). Larutan
asam asetat dengan konsentrasi lebih dari 25% harus ditangani di sungkup
asap(fume hood) karena uapnya yang korosif dan berbau. Asam asetat encer,
seperti pada cuka, tidak berbahaya. Namun konsumsi asam asetat yang lebih
pekat adalah berbahaya bagi manusia maupun hewan. Hal itu dapat
menyebabkan kerusakan pada sistem pencernaan, dan perubahan yang
mematikan pada keasaman darah.
4. Vetsin
Gejala yang timbul akibat konsumsi MSG berlebih antara lain sebagai
berikut:
Rasa panas pada tengkuk, lengan, dan dada
Rasa kebas pada tengkuk yang menjalar ke lengan dan bahagian belakang
Kesemutan, panas, dan lesu pada muka, pelipis, bagian belakang atas, leher,
dan lengan
Tertekan atau ketegangan otot muka
Sakit dada
Sakit kepala
Rasa lesu
Denyutan jantung menjadi lebih cepat
Bronkospasma (kesulitan bernafas)
Mengantuk
Lemas.
Monosodium glutamat (MSG) dibuktikan dapat
mengakibatkan obesiti di kalangan tikus-tikus makmal. Penyelidikan-
penyelidikan atas hewan itu membuat beberapa penyelidik mengemukakan
teori bahwa MSG memainkan peranan dalam wabah obesiti.
5. Asam Benzoat
Bahaya asam benzoat yang utama yaitu iritasi pada mata. Paparan
jangka pendek dari konsumsi asam benzoate yaitu sakit tenggorokan, mual,
muntah, dan sakit perut. Sedangkan paparan jangka panjangnya yaitu terjadinya
iritasi pada konjungtivitas.
6. Asam Sitrat
Paparan terhadap asam sitrat kering ataupun larutan asam sitrat pekat
dapat menyebabkan iritasi kulit dan mata. Pengenaan alat protektif (seperti
sarung tangan atau kaca mata pelindung) perlu dilakukan saat menangani
bahan-bahan tersebut.