artikel publikasi ilmiah pengelolaan pembelajaran...

14
ARTIKEL PUBLIKASI ILMIAH PENGELOLAAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI OLAHRAGA DAN KESEHATAN BAGI ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS PADA SEKOLAH DASAR PENYELENGGARA PROGRAM INKLUSI Oleh : 1) Dimas Wihandoko 2) Eko Supriyanto 1) Guru Penjasorkes di SD N Bolon 2) Staf Pengajar Pasca Sarjana UMS Surakarta Diajukan Kepada Program Studi Magister Manajemen Pendidikan Universitas Muhammadiyah Surakarta untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Magister Pendidikan PROGRAM STUDI MAGISTER MANAJEMEN PENDIDIKAN PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2012

Upload: vulien

Post on 16-Apr-2019

238 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

ARTIKEL PUBLIKASI ILMIAH

PENGELOLAAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI OLAHRAGA DAN

KESEHATAN BAGI ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS PADA SEKOLAH DASAR

PENYELENGGARA PROGRAM INKLUSI

Oleh :

1) Dimas Wihandoko 2) Eko Supriyanto

1) Guru Penjasorkes di SD N Bolon 2) Staf Pengajar Pasca Sarjana UMS Surakarta

Diajukan Kepada

Program Studi Magister Manajemen Pendidikan Universitas Muhammadiyah Surakarta

untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Magister Pendidikan

PROGRAM STUDI MAGISTER MANAJEMEN PENDIDIKAN

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

2012

1

LEMBAR PERSETUJUAN

Artikel Ilmiah ini telah dibaca dan disetujui oleh pembimbing sebagai syarat

untuk mengikuti ujian tesis Program Pasca Sarjana Program Studi Manajemen

Pendidikan.

Disetujui pada tanggal : 2 Juni 2012

Surakarta, 2 Juni 2012

2

PENGELOLAAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI OLAHRAGA DAN KESEHATAN BAGI ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS PADA SEKOLAH

DASARPENYELENGGARA PROGRAM INKLUSI Oleh :

1) Dimas Wihandoko 2) EkoSupriyanto 1) Guru Penjasorkes di SD N Bolon 2)Staf Pengajar Pasca Sarjana UMS Surakarta

ABSTRACT Physical Exercise and Health Education is a fundamental subject for shaping

of motoric and mental development and also it can enhance psychomotor aspect of children including those with special needs. Physical exercise and Health Education is needed by children with special-needs. Certainly, the field of study should be managed well and properly, so that school is required to plan teaching materials, curriculum, learning principles, and facilities and infrastructure appropriately according to needs of the children.The purpose of this research was to know the Management of Physical and Health Education for Children with Special Need in Inclusive Program of Elementary Schools of Karanganyar Regency. . The research is qualitative one with education ethnographic research strategy.. Data validity is examined by using triangulation technique. Finding of the research according to background of the research can be described as follow: (1) Implementation of Physical Exercise and Health Education for children with special needs was made similar with one for normal children. The subject was not managed with adaptive physical education; (2) principles of Physical Exercise and Health Education learning implemented by teachers had agreed with learning principles for children with special-needs such as individualization and motivation principles; and (3) facility and infrastructure used in the learning of children with special-needs had been not made adaptive or modified to meet needs of the children. Key words: learning, physical exercise and health Education, children with

special-needs. PENDAHULUAN

Pendidikan inklusi di Indonesia merupaka kebijakan pemerintah sekaligus

merupakan salah satu solusi untuk memperluas layanan pendidikan bagi anak

berkebutuhan khusus (The Children With Special Needs). Pendidikan inklusif di

Indonesia menggunakan kurikulum yang fleksibel dan dimodifikasi sesuai dengan

karakteristik keberagaman dan potensi peserta didik, Sehubungan dengan hal

tersebut pada implementasinya perlu di adakan berbagai adaptasi, diantaranya

adalah : peserta didik, kurikulum, tenagapendidik, pembelajaran, evaluasi,

sarana dan prasarana, pengelolaan, pembeayaan.

1

3

Pendidikan Inklusi merupakan usaha pemerintah untuk menrealisasikan

program wajib belajar 12 tahun, maka penyelenggaraan pendidikan inklusi

dilaksanakan dari tingkat sekolah dasar hingga sekolah menengah.Penyelenggara

program inklusi pun harus siap melakukan berbagai adaptasi sebagai tuntutan

pelayanan yang optimal kepada peserta didik, adaptasi yang dilaksanakan adalah

diantaranya adaptasi pembelajaran, mencakup semua mata pelajaran, tidak

terkecuali mata pelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan.

Guru Penjasorkes di Sekolah Dasar (SD) selama ini disiapkan untuk

mengajar siswa-siswi yang ada di SD. Pada umumnya para siswa di SD adalah

anak-anak normal yang tidak memiliki kelainan/penyimpangan yang signifikan

(berarti) baik dalam segi fisik.Intelektual, sosial, emosional, dan/atau

sensoris.Mereka pada umumnya memiliki kondisi fisik, intelektual, sosial,

emosional, dan/atau sensoris yang relatif homogen.

Mengajar anak-anak yang memiliki kemampuan heterogen berheda

dengan mengajar anak-anak yang memiliki kemampuan homogen. Para guru

Penjasorkes di Sekolah Dasar, pada umumnya merasa kurang mampu mengajar

anak-anak yang memiliki kemampuan heterogen di kelas inklusif karena ketika

mereka sekolah/kuliah di lembaga pendidikan guru baik SGO, FPOK, maupun

LPTK lainnya tidak dibekali dengan berbagai pengetahuan dan keterampilan agar

mampu untuk mengajar di kelas inklusif.

Di Sekolah penyelenggara program inklusi para siswa memiliki

kemampuan yang heterogen, karena para siswanya di samping anak-anak normal

juga terdapat anak-anak berkelainan yang memiliki beragam

kelainan/penyimpangan, baik fisik, intelektual, sosial, emosional, dan/atau

sensorisneurologis, maka dari hal itu, kurikulum yang dirancang dan diterapkan

harus disesuaikan dengan kebutuhan anak ABK yang menjadi bagian yang

sistemik dari sistem penyelenggaraan sekolah.

Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan bagi ABK disamping untuk

kesehatan juga harus mengandung pembetulan kelainan fisik. Namun,

permasalahan yang terjadi adalah pelaksanaan proses pembelajaran pendidikan

4

jasmani dan kesehatan pada sekolah inklusi bagi anak berkebutuhankhususdirasa

belum optimal, pembelajaran pendidikan jasmani belum optimal dikarenakan

guru pendidikan jasmani dan kesehatan masih menyamaratakan program

pembelajaran bagi semua siswa dan tidak melakukan modifikasi baik pemilihan

materi, strategi maupun media yang di pergunakan sesuai dengan kebutuhan

dan kemampuan anak berkebutuhankhusus, artinya dapat menyebabkan

tercapainya tujuan pendidikan jasmani dan kesehatan bagi anak berkebutuhan

khusus.( Abdullah Arma : 1996)

Tujuan pendidikan jasmani dan kesehatan adaptif bagi anak

berkebutuhan khusus bersifat holistik, seperti tujuan penjaskes untuk anak-anak

normal.Yaitu mencakup tujuan untuk meningkatkan pertumbuhan,

perkembangan jasmani, ketrampilan gerak, sosial dan intelektual.Disamping itu,

proses pendidikan itu penting menanamkan nilai-nilai dan sikap positif terhadap

keterbatasan baik segi fisik maupun mentalnya sehingga mereka mampu

bersosialisasi dengan lingkungan dan memiliki rasa percaya diri dan harga diri.

( Tarigan, 2000 : 10)

Pada pelaksanaanya guru penjasorkes di Sekolah Dasar mengalami

kesulitan untuk memfasilitasi anak berkebutuhan khusus, kurangnya

pemahaman dan pengertian tentang anak-anak berkebutuhan khusus

menyebabkan anak berkebutuhan khusus tidak diikutsertakan dalam

pembelajaran penjas. Perlakuan diskriminasi tersebut tidak didasarkan pada alas

an yang logis dan spesifik tetapi pandangan keliru yang didasarkan pada

perasaan kasihan serta anggapan bahwa anak-anak berkebutuhan khusus tidak

dapat mengikuti pembelajaran dengan baik, aman, dan berhasil mencapai

tujuan.

Berdasarkan penerapan dan kenyataan pelaksanaan pembelajaran yang

ada, maka timbul pertanyaan, bagaimanakah pelaksanaan pembelajaran

pendidikan jasmani bagi anak dengan kebutuhan khusus?dan bagaimana

implementasi prinsip pembelajaran bagi anak berkebutuhan khusus serta

bagaimana sarana yang digunakan dalam pembelajaran.Tujuan dalam penelitian

5

ini di rinci menjadi tiga yakni untuk mengetahui .(1). Deskripsi pelaksanaan

pembelajaran pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan bagi anak

berkebutuhan khusus pada sekolah dasar program inklusi. (2). Deskripsi prinsip-

prinsip dalam pengelolaan pembelajaran pendidikan jasmani dan kesehatan bagi

anak berkebutuhan khusus pada sekolah dasar program inklusi. (3). Deskripsi

sarana dan prasarana dalam pembelajaran pendidikan jasmani dan kesehatan

bagi anak berkebutuhan khusus pada sekolah dasar program inklusi

METODE PENELITIAN

Metode penelitian ini adalah metode kualitatif dengan pendekatan

etnografi. Tehnik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

interview (wawancara), observasi (pengamatan), dan studi

dokumentasi.Moleong (2006:112) menyatakan bahwa sumber data utama dalam

penelitian kualitatif adalah kata-kata dan tindakan. Selebihnya adalah data

tambahan seperti dokumen dan hasil wawancara. Dalam penelitian ini data yang

digunakan sebagai bahan analisis data adalah semua pendapat, komentar, dan

dokumen yang berkaitan dengan kegiatan pengelolaan pembelajaran pendidikan

jasmani olahraga dan kesehatan bagi ABK

Dalam penelitian ini, analisis data dilakukan sejak awal penelitian dan

selama proses penelitian dilaksanakan. Data yang diperoleh kemudian

dikumpulkan untuk diolah secara sistematis. Dimulai dari wawancara, observasi,

mengedit, mengklasifikasi, mereduksi, selanjutnya aktivitas penyajian data serta

menyimpulkan data. Interpretasi data dilakukan setelah data setelah data

direduksi, maka langkah selanjutnya adalah mendisplaykan data. Dengan

mendisplaykan data, maka akan memudahkan untuk memahami apa yang

terjadi, merencanakan kerja selanjutnya berdasarkan apa yang telah dipahami

tersebut.Dalam penelitian kualitatif, analisis data dilakukan sejak awal penelitian

dan selama proses penelitian dilaksanakan. Data yang diperoleh kemudian

dikumpulkan untuk diolah secara sistematis. Dimulai dari wawancara, observasi,

mengedit, mengklasifikasi, mereduksi, selanjutnya aktivitas penyajian data serta

6

menyimpulkan data. Keabsahan data yang digunakan adalah dengan

menggunakan teknik triangulasi.

Gambar 1. Komponen dalam analisis data (interactive model) Sumber Miles and Huberman (1984 dalam Sugiyono 2010:92).

Penelitian ini dilakukan di tiga SD Negeri Penyelenggara Program Inklusi di

Kabupaten Karanganyar, yakni : (1). SD Negeri Girimulyo III Kecamatan

Ngargoyoso karena sekolah tersebut mendapat predikat baik sekali dan sekaligus

menjadi juara I dalam penilaian penyelenggaraan program Inklusi Sekolah Dasar

Se- Jawa Tengah, (2). SD Negeri Jatimulyo I karena menjadi rujukan dan model

percontohan sekolah inklusi di Kecamatan Jatipuro, serta, (3). SD Negeri I

Klodran, karena merupakan Sekolah Dasar Program inklusi yang masih dalam

proses perintisan awal

Pengumpulan Data

(Data Collection)

Reduksi Data

(data reduction)

Penyajian Data

(Datadisplay)

Penarikan Kesimpulan

/

Verivikasi(conclucions

:

drawing/verifying)

7

PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

Pelaksanaan Pembelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga Dan Kesehatan

Bagi Anak Berkebutuhan Khusus Di Sekolah Dasar Penyelenggara Inklusi Di

Kabupaten Karanganyar di temukan bahwa Pelaksanaan pembelajaran yang di

lakukan oleh ketiga sekolah dasar yang menjadi latar penelitian adalah sama,

melewati beberapa tahapan sebelum proses pembelajaran dilaksanakan,

tahapan tersebut adalah menyusun rencana pembelajaran dan menyiapkan

materi, melaksanakan proses pembelajaran, evaluasi dan tindak lanjut. namun,

dari hasil penelitian ditemukan bahwa ketiga SD penyelenggara program inklusi

tersebut menyusun rencana pembelajaran pendidikan jasmani olahraga dan

kesehatan tidak terdapat modifikasi materi didalamnya, jadi materi

pembelajaran penjasorkes bagi ABK disamakan dengan anak normal lainnya.

Pelaksanaan pembelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan

bagi anak berkebutuhan khusus pada sekolah dasar penyelenggara program

inklusi dibutuhkan penanganan dengan model pembelajaran yang tepat atau

khusus, artinya penyelenggaraannya disendirikan sehingga terpisah dengan anak

lain.. Hal ini tentu akan berimplikasi yang berbeda dari yang seharusnya dalam

menangani anak berkebutuhan khusus. Oleh karena itu, pembelajarannya juga

melalui pendekatan pembelajaran khusus, yakni dengan penerapan

pembelajaran melalui berbagai bentuk Pengelolaan pembelajaran pendidikan

jasmani olahraga dan kesehatan bagi anak berkebutuhan khusus di sekolah

dasar.Maka dari hal tersebut dari hasil temuan penelitian jelas bahwa

pembelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan pada tempat

penelitian tersebut belum tepat sasaran dan optimal terkait dengan pelayanan

terhadap anak berkebutuhan khusus.

Prinsip Pembelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan bagi

anak berkebutuhan khusus di Sekolah Dasar Penyelenggara Inklusi di Kabupaten

Karanganyar guru Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan dari ketiga

tempat penelitian telah mengimplementasikan prinsip –prinsip umum dalam

8

pembelajaran penjasorkes bagi ABK, prinsip individualissasi dan prinsip motivasi

yang selalu guru penjasorkesutamakan agar senantiaasa semangat dan motivasi

namun masih perlu meningkatkan kemampuan dalam mengimplementasikan

prinsip pembelajaran dan disesuaikan dengan jenis ketunaan siswa. Guru yang

terlibat secara langsung dalam pembelajaran terhadap ABK harus menguasai

prinsip umum dan prinsip khusus yang di gunakan sebagai pedoman dalam

sebuah pembelajaran.Hal inibertujuan di antaranya adalah anak dapat

berinteraksi secara sosial terhadap lingkungannya.

Hal ini sesuai dengan yang dikemukankan Furqon, (2002) bahwa

“Pendekatan pembelajaran pendidikan jasmani bagi anak dengan kebutuhan

khusus diterjemahkan dengan Sekolah khusus (Special school), artinya

penyelenggaraannya dikhususkan atau disendirikan sehingga terpisah dengan

anak lain.. Hal ini tentu akan berimplikasi yang berbeda dari yang seharusnya

dalam menangani anak dengan kebutuhan khusus. Pada dasarnya anak dengan

kebutuhan khusus dikategrorikan sebagai anak dengan kebutuhan khusus.

(Special need). Oleh karena itu, pembelajarannya juga melalui pendekatan

Pendidikan khusus (Special education), bukan sekolah khusus tetapi dengan

penerapan pembelajaran melalui berbagai bentuk pembelajaran.

Guru telah melaksanakan prinsip pembelajaran umum terhadap anak

berkebutuhan khusus di sekolah dasar penyelenggara program inklusi, beberapa

prinsip yang sering di laksanakan adalah prinsip individualisasi dan motivasi,

ketidakpahaman guru mengenai prinsip khusus merupakan kendala pada saat

pembelajaran berlangsung, penguasaan terhadap prinsip khusus dimaksudkan

agar anak berkebutuhan khusus dapat mendapatkan pelayanan yang optimal,

prinsip khusus yang dikuasai guru harus disesuaikan dengan jenis ketunaan

siswa.

9

Maksud dan tujuan harus ada penyesuaian prinsip pembelajaran di kelas

inklusi adalah seperti yang dikemukan oleh Arma Abdullah (1996 : 4) bahwa :

“Tujuan pendidikan jasmani khusus atau adaptif adalah untuk menolong siswa

mengkoreksi kondisi yang dapat diperbaiki dan memberikan kepada siswa untuk

mempelajari dan berpartisipasi dalam sejumlah macam olahragadan aktivitas

jasmani yang bersifat rekreatif, serta untuk melakukan penyesuaian sosial dan

menggembangkan perasaan memiliki rasa percaya diri, harga diri “

Sarana merupakan hal yang fundamental dalam pembelajaran pendidikan

jasmani olahraga dan kesehatan karena dengan menggunakan alat atau sarana

yang tepat memudahkan anak dalam memahami dan mengusai materi

pembelajaran yang diberikan. Berdasarkan hasil penelitian di temukan hal

mengenai penggunaan sarana dan prasarana dalam pembelajaran Pendidikan

Jasmani Olahraga dan Kesehatan bagi anak berkebutuhan khusus di Sekolah

Dasar Penyelenggara Inklusi di Kabupaten Karanganyar, bahwa dari ketiga

tempat penelitian ( SDN 03 Girimulyo, SDN 01 Jatimulyo dan SDN 01 Klodran)

ketiganya belum mengadaptifkan sarana pembelajaran penjasorkes yang dimiliki,

tidak ada modifikasi dari guru penjasorkes maupun pihak sekolah pada sarana

pembelajaran penjasorkes.

Penyampaian pembelajaran pendidikan jasmani bagi ABK seyogyanya

dilakukan modifikasi metode maupun sarana dan prasarananya, hal ini

dikemukakan oleh Beltasar Tarigan (2000:48) :

“ Untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan para ABK dalm pembelajaran penjas

guru seyogyanya melakukan modifikasi dan penyesuaian. Jenis dan taraf

modidikasi yang dilakukan, dapat bervariasi dan disesuaikan dengan kebutuhan

anak karena dengan adanya penyesuaian, akan terjadi berbagai variasi yang

menambah semarak suasana pembelajaran adaptif ”.

Dalam merancang pembelajaran atau dalam kelas inklusi maka kita

harus menemukan dan memenuhi kebutuhan yang berbeda pada setiap jenis

kelainan yang ada pada siswa.Dengan adanya modfikasi sarana pembelajaran

memudahkan guru menyampaikan materi dan dapat meningkatkan minat serta

10

ketertarikan anak terhadap materi yang diajarkan, sehingga pembelajaran

penjasorkes bagi anak berkebutuhan khusus dapat berjalan dengan baik.

Pemahaman dan pengetahuan guru penjasorkes terhadap konsep

pendidikan jasmani adaptif inilah yang menjadi faktor utama guru belum

melakukan modifikasi dan pengadaptifan terhadap sarana pembelajaran

penjasorkes yang ada.Sehingga pada saat mengajar anak berkebutuhan khusus,

guru menggunakan alat atau sarana yang sama dengan anak normal.

Berdasarkan pendapat-pendapat di atas dapat dikatakan bahwa

pengelolaan pembelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan bagi

Anak Berkebutuhan Khusus pada Sekolah Dasar Penyelenggara Program Inklusi

belum optimal. Anak berkebutuhan Khusus belum terfasilitasi dengan baik pada

saat pembelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan.

Kesimpulan

Setelah melalui penelitian mengenai pengelolaan pembelajaran pendidikan

jasmani olahraga dan kesehatan (penjasorkes) bagi anak berkebutuhan khusus

di tiga Sekolah Dasar Penyelanggara Program Inklusi ( SD Negeri 03 Girimulyo,

SD Negeri 01 Jatimulyo, SD Negeri 01 Klodran ) menghasilkan

kesimpulkanbahwa pemahaman konsep yang dimiliki oleh guru pendidikan

jasmani mengenai pendidikan jasmani kurang, dan tidak optimal dalam

memfasilitasi kebutuhan anak berkebutuhan khusus dalam pembelajaran

penjasorkes, hal itu dapat terlihat dari sikap guru pendidikan jasmani saat

menghadapi siswa berkebutuhan khusus masih belum bisa mengetahui

karakteristik, kemampuan dan kebutuhan siswa berkebutuhan khusus begitu

pula saat memberikan pembelajaran pendidikan jasmani guru masih belum

bisa memberikan program pembelajaran yang sesuai dengan kemampuan dan

kebutuhan siswa berkebutuhan khusus.

Kesimpulan lain adalah mengenai perencanaan pembelajaran

pendidikan jasmani masih belum di modifikasi atau adaptif, hal ini

dikarenakan dalam perencanaan pembelajaran pendidikan jasmani yang

dibuat oleh guru masih menyamaratakan program pembelajaran bagi semua

11

siswa dan tidak melakukan modifikasi baik pemilihan materi, strategi

maupun media yang dipergunakan sesuai dengan kebutuhan dan

kemampuan siswa berkebutuhan khusus.

Pelaksanaan pembelajaran pendidikan jasmani masih belum optimal,

karena dalam pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan oleh guru

menggunakan rencana pembelajaran yang sama bagi semua siswa yang

seharusnya guru melaksanakan program pembelajaran menyesuaikan dengan

kebutuhan siswa. Selain itu guru tidak melakukan modifikasi materi, strategi

maupun sarana dan prasarana yang digunakan sesuai dengan kebutuhan dan

kemampuan siswa berkebutuhan khusus. Meskipun ABK terlihat aktif pada

saat proses pembelajaran pendidikan jasmani berlangsung tetapi program

pembelajaran yang diberikan oleh guru pendidikan jasmani tidak sesuai

dengan kebutuhan dan hambatan yang dimiliki oleh siswa. Serta evaluasi

pembelajaran pendidikan jasmani bagi anak berkebutuhan khusus dilaksanakan

berdasarkan asas penghargaan terhadap anak berkebutuhankhusus. Dalam

evaluasi yang dilakukan oleh guru adalah tanpa melakukan evaluasi yang

bertujuan sebagai penyaringan dan penentu kebutuhan anak.

12

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, Arma (1996). Pendidikan Jasmani Adapif. (Jakarta: Departemen Pendidikan Kebudayaan, Diretora Jenderal Pendidikan Tinggi, Proyek Pendidikan Tenaga Akademik).

Bucher, Charles A. (1979). Administration of Physical Education & Athletics Programs. St. Louis: The C.V. Mosby Company.

Depdiknas (2003).Pedoman Pembelajaran Penjas ALB.Untuk Sekolah Luar Biasa. Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah. Direktorat Pendidikan Luar Biasa. Depdiknas (2003).Perencanaan dan Startegi Pembelajaran Penjas.Untuk Sekolah Luar Biasa. Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah. Direktorat Pendidikan Luar Biasa. Hidayatullah Furqon, Doewes (2002). Pendidikan Jasmani dan Olahraga bagi

Anak Berkebutuhan Khusus dan Aspek Yang Belum Mendapat Penekanan. Surakarta : Universitas Negeri Sebelas Maret.

Moleong, Lexy J. 2006. Metodelogi Penelitian Kualitatif. Edisi Revisi. Cetakan ke dua puluh dua. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Orunabola, 2011 dengan judul “ Safety Precautions In The Teaching Of Adapted

Physical Education In Primary And Post Primary School In Rivers State Of Nigeria”. International Journal Of Academic Reasearch In Bussines And Special Sciences. Volume 1.

Sugiyono.2010. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Cetakan ke

sebelas.Bandung :Alfabeta

Tarigan Beltasar. 2000. PenjaskesAdaptif. Jakarta :Departemen Pendidikan dan

Kebudayaan Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah. Winnick Joseph. 2010. Adapted Physical Education And Sport. New Zealand :

Human Kineticts

13