artikel - phbs - (badruddin, qurrata)
DESCRIPTION
hTRANSCRIPT
Gambaran Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) Masyarakat…… Badruddin Yusuf, Qurrata A’yunin
GAMBARAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) MASYARAKAT DI TIGA DESA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS
CIWIDEY KABUPATEN BANDUNGTAHUN 2014
Badruddin Yusuf1, Qurrata A’yunin2, Fajar Awalia Yulianto3, Yuniar Sri Maulani4
1,2Mahasiswa P3D Fakultas Kedokteran Universitas Islam Bandung3,4Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas Islam Bandung
ABSTRAK
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) tatanan rumah tangga merupakan upaya memberdayakan masyarakat, agar tahu, mau dan mampu melaksanakan PHBS serta berperan aktif dalam gerakan kesehatan di masyarakat. Berdasarkan Riskesdas (2013) proporsi Nasional untuk rumah tangga dengan PHBS baik adalah 32,3%, dan lebih tinggi di perkotaan (41,5%) dibandingkan di pedesaan (22,8%), Provinsi Jawa Barat memiliki persentase mencapai 33,3%. Berdasarkan Dinkes (2012) Kabupaten Bandung memperoleh pencapaian PHBS 51,2 %. Data dari wilayah kerja puskesmas Ciwidey (2014) menunjukan terdapat 50,81% rumah tangga yang ber-PHBS baik, dan terdapat 49,19% dengan rumah tangga tidak ber-PHBS baik. Angka tersebut belum memenuhi Rencana Strategis (Renstra) Kementerian Kesehatan Tahun 2010-2014 dengan target 70%.
Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian deskriptif, berdasarkan data sekunder rekapitulasi hasil pendataan PHBS di wilayah kerja Puskesmas Ciwidey bulan Januari-September 2014. Tujuan penelitian ini untuk memperoleh gambaran pelaksanaan PHBS tatanan rumah tangga di wilayah kerja Puskesmas tersebut.
Hasil penelitian menunjukkan gambaran Perilaku Hidup Bersih dan Sehat masyarakat pada tatanan rumah tangga di 3 desa di wilayah kerja UPTD Ciwidey pada tahun 2014 didapatkan dua indikator yang masih jauh dari harapan yaitu perilaku tidak merokok didalam rumah (56,16%) dan perilaku penggunaan jamban sehat(63,93%). Kemungkinan kedua faktor ini yang menjadi akar penyebab permasalahan kesehatan yang muncul di wilayah tersebut.
Dari hasil penelitian disarankan kepada pihak puskesmas untuk lebih meningkatkan kualitas dan kuantitas penyuluhan tentang bahaya merokok dan penggunaan jamban sehat, sehingga masyarakat mau menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat terutama di kedua indikator tersebut.
Kata Kunci: perilaku hidup bersih dan sehat, rumah tangga, merokok, jamban sehat
1Korespondensi : Badruddin YusufFakultas Kedokteran Universitas Islam BandungJalan Hariang Banga No2, Bandung, Email : [email protected],3 4Co-author
1
Gambaran Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) Masyarakat…… Badruddin Yusuf, Qurrata A’yunin
ABSTRACT
Clean and Healthy Behaviors of household is an attempt to empower the community, in order to know, willing, and competent to implement the behaviors. Based on Riskesdas (2013) National proportion of clean and healthy household behaviors in Indonesia is 32.3%, the percentage is higher in urban areas approximately 41.5% than in rural areas which was 22.8%. The percentage oh clean and healthy behaviors in West Java was only 33.3%. Based on Health Department of West Java (2012), clean and healthy behaviors of Bandung Regency achieving percentage of 51.2%. Data from Primary health center of Ciwidey (2014) revealed that there is approximately 50.81% households with clean and healthy behaviors, and there are 49.19% households with unhealthy behaviors. This achievement does not match the Strategic Plan of the Ministry of Health in 2010-2014 in which the target was 70%.
In this study the secondary data was collected from recapitulation of clean and healthy behaviors in Puskesmas Ciwidey from January to September 2014. The data was analyzed by descriptive research design. The purpose of this study was to figure households clean and health behaviors in Puskesmas Ciwidey on 2014.
The results has shown a figure of Clean and Healthy Behavior in three villages in Ciwidey region on 2014, there was obtained that two indicators are still far from expectations, which is the behavior of smoking outside the house was only 56.16% and usage of healthy latrine was only 63.93%. These two indicators can be the causes of health problem that may arise in this region.
From the results of this study, we suggested to the primary health center in Ciwidey region to improve the quality and quantity of education about the dangers of smoking and the use of healthy latrine, so that people would implement a clean and healthy behaviors, especially in both indicators.
Keywords: clean and healthy behaviors, households, smoking, healthy latrine
PENDAHULUAN
Perilakku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) merupakan sekumpulan perilaku
yang dipraktikkan atas dasar kesadaran sebagai hasil pembelajaran yang menjadikan
seseorang, keluarga, atau masyarakat mampu menolong dirinya sendiri (mandiri) di
bidang kesehatan dan berperan aktif dalam mewujudkan kesehatan.1 PHBS memiliki
jumlah yang banyak, seperti tentang Gizi, kesehatan lingkungan, ataupun PHBS di
bidang rumah tangga.2 PHBS rumah tangga adalah upaya untuk memberdayakan
anggota rumah tangga, agar tahu, mau dan mampu melaksanakan perilaku hidup bersih
dan sehat serta berperan aktif dalam gerakan kesehatan di masyarakat.1 Tahun 2011
telah dibuat Indikator PHBS terbaru di bidang rumah tangga terdiri dari 10 indikator
yang mecakup: (1) Persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan, (2) Memberi bayi ASI
eksklusif, (3) Menimbang bayi dan balita, (4) Menggunakan air bersih, (5) Mencuci
2
Gambaran Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) Masyarakat…… Badruddin Yusuf, Qurrata A’yunin
tangan dengan air bersih dan sabun, (6) Menggunakan jamban sehat, (7) Memberantas
jentik di rumah, (8) Makan buah dan sayur setiap hari, (9) Melakukan aktivitas fisik
setiap hari, dan (10) Tidak merokok di dalam rumah.2
Menurut Depkes RI tahun 1997, Tujuan dari PHBS adalah untuk meningkatkan
pengetahuan, kesadaran, kemauan, dan kemampuan masyarakat untuk hidup bersih dan
sehat, serta meningkatkan peran serta aktif masyarakat termasuk dunia usaha dalam
upaya mewujudkan derajat kesehatan yang optimal.3 Menurut pusat promosi kesehatan,
PHBS dapat mencegah terjadinya penyakit dan melindungi diri dari ancaman penyakit.
Dampak PHBS yang tidak baik dapat menimbulkan suatu penyakit diantaranya adalah
mencret, muntaber, disentri, tipus, dan penyakit lainnya.4
Berdasarkan Riskesdas tahun 2013, menunjukan bahwa proporsi Nasional
rumah tangga dengan PHBS baik adalah 32,3%, dengan proporsi tertinggi pada DKI
Jakarta (56,8%) dan tererndah pada Papua (16,4%). Terdapat 20 dari 33 propinsi yang
masih memiliki rumah tangga PHBS baik di bawah proporsi Nasional. Dari data
tersebut juga dapat diketahui proporsi rumah tangga dengan PHBS baik lebih tinggi di
perkotaan (41,5%) dibandingkan di pedesaan (22,8%).5
Provinsi Jawa Barat memiliki persentase PHBS pada tahun 2013 yakni
mencapai 33,3%, yang dimana PHBS merupakan salah satu penentu dari keberhasilan
Kabupaten/Kota sehat dalam tatanan kawasan kehidupan masyarakat sehat madani.
Kabupaten Bandung pada tahun 2012 memperoleh pencapaian PHBS yaitu 51,2 %.6
Cakupan PHBS rumah tangga di wilayah kerja puskesmas Ciwidey pada tahun
2014 terdapat 50,81% rumah tangga yang ber-PHBS, dan terdapat 49,19% dengan
rumah tangga tidak ber-PHBS. Angka tersebut di atas belum memenuhi Rencana
Strategis (Renstra) Kementerian Kesehatan Tahun 2010-2014 (70%). Berdasarkan
paparan di atas, maka penulis tertarik melakukan penelitian untuk mendapatkan
gambaran pelaksanaan PHBS masyarakat pada tatanan rumah tangga khusunya di
pedasaan.
BAHAN DAN METODE
Penelitian ini dilakukan di wilayah kerja Puskesmas Ciwidey di Kabupaten
Bandung yang meliputi 3 desa yaitu Desa Ciwidey, Desa Panyocokan dan Desa
Panundaan. Data yang diambil adalah data tahun 2014 dari awal bulan Januari sampai
3
Gambaran Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) Masyarakat…… Badruddin Yusuf, Qurrata A’yunin
September 2014. Jenis penelitian yang digunakan adalah dengan menggunakan data
sekunder dengan rancangan penelitian deskriptif yang bertujuan untuk memperoleh
gambaran pelaksanaan PHBS pada tatanan rumah tangga dalam hal ini pelaksanaan
PHBS masyarakat pada tatanan rumah tangga di Puskesmas Ciwidey tahun 2014.
HASIL
Berdasarkan informasi yang didapatkan dari data sekunder Puskesmas Ciwidey,
hasil pendataan rumah tangga yang terdata di setiap desa yaitu di Desa Desa Ciwidey,
Desa Panyocokan dan Desa Panundaan, maka hasil yang didapatkan tentang indikator-
indikator PHBS tatanan rumah tangga tersedia pada tabel berikut :
Tabel 1.Frekuensi distribusi indikator PHBS RT persalinan oleh tenaga kesehatan
Variabel Indikator PHBS
DesaJumlah Ibu
yang bersalinJumlah Linakes
% Linakes
Persalinan oleh tenaga kesehatan
Ciwidey 34 32 94,12Panyocokan 25 21 84Panundaan 11 11 100
Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa desa yang telah melaksanakan Linakes
sepenuhnya yaitu di Desa Penundaan dengan persentasi 100%, sedangkan desa dengan
tingkat Linakes yang terendah dengan persentasi 84% yaitu di Desa Panyocokan.
Tabel 2. Frekuensi distribusi indikator PHBS RT ASI eksklusif
Variabel Indikator PHBS
DesaJumlah bayi
6-12 blnJumlah bayi Lulus
ASI ekslusif%
ASI Eksklusif Ciwidey 44 32 72,72Panyocokan 26 20 76,92Panundaan 23 18 78,26
Bayi yang lulus ASI Eksklusif di Desa Ciwidey mencapai 72,72% dan dengan
persentasi terendah. Desa dengan persentasi tertinggi yaitu di Desa Panundaan dengan
persentasi sebesar 78,26%.
Tabel 3. Frekuensi distribusi indikator PHBS RT Penimbangan Balita
Variabel Indikator PHBS
DesaJumlah bayi dan
balitaDitimbang %
Penimbangan balita Ciwidey 115 97 84,34Panyocokan 132 112 84,84Panundaan 164 135 82,31
4
Gambaran Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) Masyarakat…… Badruddin Yusuf, Qurrata A’yunin
Berdasarkan tabel tersebut dapat diketahui desa dengan persentasi penimbangan
balita terendah yaitu di Desa Panundaan dengan persentasi 82,31%, sedangkan desa
dengan persentasi penimbangan balita terbesar dengan persentasi 84,84% yaitu di Desa
Panyocokan.
Tabel 4. Frekuensi distribusi indikator PHBS RT menggunakan air bersih
Variabel Indikator PHBS
DesaJumlah KK yang
di dataMenggunakan air
bersih%
Menggunakan air bersih
Ciwidey 405 393 97,04Panyocokan 445 439 98,65Panundaan 514 468 91,05
Penggunaan air bersih di semua desa sudah cukup baik dengan persentasi lebih
dari 90%. Desa dengan persentasi tertinggi yaitu di Desa Panyocokan sebesar 98,65%
sedangkan persentasi penggunaan air bersih terendah dengan persentasi 91,05% dari
Desa Panundaan.
Tabel 5. Frekuensi distribusi indikator PHBS RT mencuci tangan sebelum makan
Variabel Indikator PHBS
Desa Jumlah KK yang di data
Cuci tangan sebelum makan
%
Mencuci tangan sebelum makan
Ciwidey 405 392 96,79Panyocokan 445 435 97,75Panundaan 514 514 100,00
Kebiasaan mencuci tangan di desa Panundaan sudah mencapai 100% dari
sampel 5014 KK yang dilakukan pendataan, sedangkan di Desa Ciwidey mendapat
persentasi paling rendah yaitu sebesar 96,79%.
Tabel 6. Frekuensi distribusi indikator PHBS RT menggunakan jamban sehat
Variabel Indikator PHBS
DesaJumlah KK yang di data
Menggunakan jamban sehat
%
Menggunakan jamban sehat
Ciwidey 405 228 56,30Panyocokan 445 321 72,13Panundaan 514 323 62,84
Berdasarkan tabel tersebut didapatkan data bahwa penggunaan jamban bersih di
capai dengan persentasi terendah yaitu di Desa Ciwidey dengan pencapaian persentasi
56,30%. Sedangkan pencapaian tertinggi di capai oleh Desa Panyocokan dengan
persentasi 72,13%.
5
Gambaran Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) Masyarakat…… Badruddin Yusuf, Qurrata A’yunin
Tabel 7. Frekuensi distribusi indikator PHBS RT rumah bebas jentik
Variabel Indikator PHBS
DesaJumlah KK yang
di dataRumah bebas
jentik%
Rumah bebas jentik Ciwidey 405 399 98,52Panyocokan 445 444 99,78Panundaan 514 463 90,08
Seluruh desa sudah menerapkan PHBS RT rumah bebas jentik terbukti dari
semua desa telah mencapai persentasi lebih dari 90%. Desa Panyocokan dengan
pencapaian tertinggi sebesar 99,78% dan Desa Panundaan denga persentasi terendah
sebesar 90,08%.
Tabel 8.Frekuensi distribusi indikator PHBS RT makan buah dan sayur setiap hari
Variabel Indikator PHBS
DesaJumlah KK yang di data
Makan buah dan sayur setiap hari
%
Makan sayur dan buah setiap hari
Ciwidey 405 400 98,77Panyocokan 445 420 94,38Panundaan 514 477 92,80
Indikator PHBS RT makan buah dan sayur setiap hari dengan persentasi
terendah sebesar 92,80% dari Desa Panundaan sedangkan dengan persentasi tertinggi
dari desa Ciwidey yaitu sebesar 98,77%.
Tabel 9 Frekuensi distribusi indikator PHBS RT melakukan aktivitas setiap hari
Variabel Indikator PHBS
DesaJumlah KK yang di data
Aktivitas setiap hari
%
Melakukan aktivitas setiap hari
Ciwidey 405 405 100Panyocokan 445 445 100Panundaan 514 474 92,2
Persentasi tertinggi untuk indikator PHBS RT melakukan aktivitas setiap hari
ada di Desa Ciwidey dan Panyocokan. Untuk persentasi terendah yaitu di Desa
Panundaan sebesar 92,2%.
Tabel 10. Frekuensi distribusi indikator PHBS RT tidak merokok di dalam rumah
Variabel Indikator PHBS
DesaJumlah KK yang
di data
Tidak merokok di dalam rumah
%
Tidak merokok di dalam rumah
Ciwidey 405 221 54,57Panyocokan 445 302 67,87Panundaan 514 243 47,28
6
Gambaran Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) Masyarakat…… Badruddin Yusuf, Qurrata A’yunin
Persentase merokok didalam rumah di hampir semua desa bisa dikatakan
kurang. Desa Panyocokan dengan persentasi tertinggi sebesar 67,87% sedangkan Desa
Panundaan dengan persentasi terendah sebesar 47,28%.
PEMBAHASAN
Telah dilakukan pendataan perilaku PHBS Rumah tangga pada tiga desa di
wilayah kerja UPTD Ciwidey. Dilihat dari 10 indikator PHBS RT hampir semua
indikator telah terlaksana dengan baik namun terdapat satu indikator PHBS yang
persentasenya masih sangat rendah dan jauh dari harapan yaitu pada PHBS tidak
merokok di dalam rumah dan PHBS RT penggunaan jamban sehat.
Dari ketiga desa yang didata, tidak ada yang persentasi tidak merokok di dalam
rumahnya yang lebih dari 70%. Persentasi terbesarnya hanya 67,87% yaitu di Desa
Panyocokan, dua desa lainnya memiliki persentase kurang dari itu, untuk Desa Ciwidey
hanya 54,57% dan Desa Panundaan hanya 47,28%. Merokok di dalam rumah adalah hal
yang dapat membahayakan kesehatan tidak hanya bagi yang merokok tetapi juga yang
tidak merokok. Lingkungan dengan asap rokok adalah penyebab berbagai penyakit dan
juga dapat mengenai orang sehat yang bukan perokok. Asap rokok merupakan bahan
penyebab terbanyak pencemaran udara terutama didalam ruangan. Kualitas udara
didalam ruangan merupakan masalah yang perlu mendapat perhatian karena akan
berpengaruh terhadap kesehatan manusia. Hasil penelitian yang dilakukan oleh
Kholisah N dkk menunjukan bahwa ternyata terdapat hubungan yang bermakna antara
angka kejadian ISPA dengan pajanan rokok di suatu daerah di Jakarta.7 Hal ini bisa
menyimpulkan bahwa kemungkinan angka kejadian ISPA yang masih tinggi di UPTD
Ciwidey kemungkinan disebabkan akibat perilaku PHBS RT dalam hal tidak merokok
didalam rumah yang masih rendah.
Perilaku PHBS RT menggunakan jamban sehat di Ciwidey juga termasuk
indikator PHBS yang masih rendah. Dari hasil pendataan di ketiga desa menunjukan
bahwa desa dengan persentasi tertinggi penggunaan jamban sehat hanya sebesar 72,13%
yaitu di Desa Panyocokan. Desa dengan persentasi terendah yaitu Desa Ciwidey dengan
persentasi 56,30%. Penggunaan jamban sehat di suatu daerah erat kaitannya dengan
angka kejadian penyakit tertentu salah satunya penyakit diare. Berdasarkan penelitian
yang dilakukan oleh Septian Bumolo pada tahun 2012 yang dilakukan di gorontalo
7
Gambaran Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) Masyarakat…… Badruddin Yusuf, Qurrata A’yunin
ternyata terdapat hubungan antara sarana penyediaan air bersih dan jamban keluarga
dengan angka kejadian diare.8 Apabila dikaitkan dengan permasalahan kesehata
penyakit diare di wilayah kerja UPTD Ciwidey, ternyata angka kejadian diare di
wilayah cakupan UPTD Ciwidey ini juga masih cukup besar dengan angka kejadian 618
orang di tahun 2014 ini. Hal ini kemungkinan disebabkan oleh perilaku PHBS
penggunaan jamban sehat yang masih kurang.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian tentang gambaran Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
masyarakat pada tatanan rumah tangga di tiga desa di wilayah kerja UPTD Ciwidey
pada tahun 2014 didapatkan dua indikator PHBS RT yang masih jauh dari harapan yaitu
perilaku merokok didalam rumah dan perilaku penggunaan jamban sehat. Perilaku
merokok didalam rumah terendah ada di Desa Panundaan dengan pesentasi sebesar
47,28% sedangkan perilaku penggunaan jamban sehat terendah ada di Desa Ciwidey
dengan persentasi sebesar 56,30%. Kemungkinan kedua faktor perilaku PHBS ini yang
menjadi akar penyebab permasalahan kesehatan yang muncul di wilayah tersebut.
SARAN
Diharapkan rumah tangga meningkatkan perhatian terhadap Perilaku Hidup
Bersih dan Sehat (PHBS), terutama mengenai rokok dan bahaya yang ditimbulkannya,
serta penggunaan jamban yang sehat. Diharapkan pula kepada pihak puskesmas untuk
lebih meningkatkan kualitas dan kuantitas penyuluhan tentang bahaya merokok dan
penggunaan jamban sehat, sehingga masyarakat mau menerapkan perilaku hidup bersih
dan sehat terutama di kedua indikator tersebut. Kepada Dinas Kesehatan dan segala
pihak yang terkait selalu memberikan informasi yang berkesinambungan berkaitan
dengan PHBS kepada masyarakat, disarankan kepada peneliti lain yang tertarik untuk
meneliti PHBS dapat memperkaya pembahasan mengenai PHBS di Rumah Tangga.
UCAPAN TERIMA KASIH
Peneliti mengucapkan terima kasih kepada institusi, pembimbing, dosen serta
staf Fakultas Kedokteran Universitas Islam Bandung, institusi serta staf UPTD
Puskesmas Ciwidey, serta seluruh pihak yang membantu terlaksananya penelitian ini.
8
Gambaran Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) Masyarakat…… Badruddin Yusuf, Qurrata A’yunin
DAFTAR PUSTAKA
1. Adminphbs. PHBS di Rumah Tangga. 4 Juli 2014. [dikutip 8 November 2014]. Tersaji dalam: http://perilakuhidupbersihsehat.com/phbs-di-rumah-tangga
2. Dinas Kesehatan Kabupaten Lamongan. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat. 21 Februari 2014. [dikutp 9 November 2014]. Tersaji dalam: http://lamongankab .go.id/instansi/dinkes/phbs
3. Sumarta, Remi. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat di Sekolah (Shool Health Nursing). 1 Agustus 2013. (dikutip 8 November 2014]. Tersaji dalam: http://remisumartasaragih.blogspot.com
4. Ana. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat. Medan: Universitas Sumatra Utara. 20135. BPPK. Riset Kesehatan Dasar 2013. Dalam: Kementrian Kesehatan RI. Jakarta.
20136. Dinas Kesehatan Kabupaten Bandung. Laporan Akuntabilitas Kinerja. Soreang:
Dinas Kesehatan Kabupaten Bandung. 20127. Nasution K, et.al. Infeksi Saluran Napas Akut pada Balita di Daerah Urban Jakarta:
RS Cipto Mangunkusumo. 20098. Bumolo S. Hubungan Penyediaan Sarana Air Bersih dan Jenis Jamban Keluarga
dengan Kejadian Diare Anak Balita di Wilayah Kerja Puskesmas Pilolodata Kecamatan Kota Barat Kota Gorontalo tahun 2012 Gorontalo. 2012
9