artikel e-journal -...

18
KEMAMPUAN MEMAHAMI KONJUNGSI TEKS EKSPLANASI KOMPLEKS MELALUI LEMBAR KERJA SISWA KELAS XISMK NEGERI 3 TANJUNGPINANG TAHUN PELAJARAN 2016/2017 ARTIKEL E-JOURNAL Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) NOVARITA NIM 130388201090 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI TANJUNGPINANG 2017

Upload: others

Post on 10-Sep-2019

23 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

KEMAMPUAN MEMAHAMI KONJUNGSI

TEKS EKSPLANASI KOMPLEKS MELALUI LEMBAR KERJA

SISWA KELAS XISMK NEGERI 3 TANJUNGPINANG

TAHUN PELAJARAN 2016/2017

ARTIKEL E-JOURNAL

Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai gelar

Sarjana Pendidikan (S.Pd.)

NOVARITA

NIM 130388201090

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI

TANJUNGPINANG

2017

ABSTRAK

Novarita. 2017. “Kemampuan Memahami Konjungsi Teks Eksplanasi Kompleks

Melalui Lembar Kerja Siswa Kelas XI SMK Negeri 3 Tanjungpinang

Tahun Pelajaran 2016/2017.”Skripsi. JurusanPendidikan Bahasa dan

Sastra Indonesia. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas

Maritim Raja Ali Haji. Pembimbing 1: Drs. Suhardi, M.Pd.,Pembimbing

2: Dian Lestari, M.A.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimanakah kemampuan

memahami konjungsi Teks Eksplanasi Kompleks melalui lembar kerja siswa

kelas XI SMK Negeri 3 Tanjungpinang Tahun Pelajaran 2016/2017. Untuk

mencapai tujuan tersebut digunakan metode deskriptif kuantitatif. metode

deskriptif kuantitatif adalah metode yang membicarakan beberapa kemungkinan

untuk memecahkan masalah dengan cara mengumpulkan data, menyusun data,

menganalisis, dan menginterpretasikannya dan teknik yang menggunakan angka,

mulai dari pengumpulan data, penafsiran terhadap data tersebut, serta penampilan

dari hasilnya

Adapun hasil tes, siswa yang mendapat nilai dengan keterangan gagal

dalam kemahiran membaca berjumlah 1 siswa (2.43%), sedangkan siswa yang

mendapat nilai dengan keterangan kurang dalam kemahiran membaca berjumlah

6 siswa (14.63%); siswa yang memiliki nilai dengan keterangan cukup dalam

kemahiran membaca berjumlah 28 siswa (6.82%), siswa yang memiliki nilai

kemahiran membaca dengan keterangan baik berjumlah 4 siswa (9.75%) dan

siswa yang memiliki nilai kemahiran membaca dengan keterangan baik sekali

berjumlah 2 siswa (4.87%).

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat disimpulkan

bahwa kemampuan memahami konjungsi teks eksplanasi kompleks melalui

lembar kerja siswa kelas XI SMK Negeri 3 Tanjungpinang, Tahun Pelajaran

2016/2017 tergolong cukup dengan nilai rata-rata 70.48. Hal ini berarti hipotesis

diterima.

Kata kunci : Konjungsi, Teks Eksplanasi, Kompleks,LKS

ABSTRACT

Novarita. 2017. “The ability of Understanding on the Conjunction of complex

explanation text through the worksheet‟s students of SMK Negeri 3

Tanjungpinang in 2016/2017 year of study.‟Thesis. Department of

Indonesian Language and Literature. Faculty of education., Maritim Raja

Ali Haji University. Advisor 1: Drs. Suhardi, MPd., Advisor : Dian

Lestari, M.A.

The purpose of this research is to know how the ability of the students to

understand the Conjunction of complex explanation text through worksheet of

students in SMK Negeri 3 Tanjungpinang specifically students in grade XI in

2016/2017 year of study. In order to achieve the goal, this research uses

descriptive- quantitative approach as the method. This method is a method which

describes some predictions to solve the problems by collecting data, shorting data,

analyzing data as well as interpreting it. This method also could be said as a

technique which uses number started from collecting data, analyzing data until get

the final result of it.

According to the result of the test that has been done by the students of

SMK Negeri 3 tanjungpinang specifically students in grade XI in year of study

2016/2017, there is only one student (2.43%) who got the mark which is in below

of standard or fail in reading acquisition. In addition, there are six students

(14.63%) who earned mark with less marking in reading‟s acquisition.

Furthermore, about 28 (6.82%) students got enough mark and 4 students (9.75%)

gained good mark in their reading‟s acquisition. Lastly, there are only two

students (4.87%) who have excellent mark in reading acquisition.

Based on the result of this research and discussion, it can be concluded

that the ability of understanding of students of SMK Negeri 3 Tanjungpinang

specifically in grade XI in year of study 2016/2017 is sufficient with 70.48 as the

average of mark. Therefore, it can be said that the hypothesis is accepted.

Keywords: Conjunction, explanation text, Complex, LKS (worksheet)

1. Pendahuluan

Pendekatan teks dan sains terpadu sangat apik dalam pembelajaran bahasa

Indonesia setelah Kurikulum 2013 menetapkan kebijakan menguatkan kedudukan

dan fungsi bahasa Indonesia dalam pendidikan sekolah sebagai penghela dan

pembawa ilmu pengetahuan. Dalam kerangka Kurikulum 2013, kekuatan bahasa

Indonesia dirancang pengembangan dan pembinaannya di sekolah melalui proses

pembelajaran berbasis teks. Dengan berbasis teks, bahasa Indonesia diajarkan

bukan sebagai pengetahuan bahasa, melainkan sebagai teks yang mengemban

fungsi sosial dan tujuan tertentu untuk menjadi sumber aktualisasi diri dan

mengembangkan kegiatan ilmiah atau saintifik.

Salah satu teks yang terdapat dalam Kurikulum 2013 semester 2 bahasa

Indonesia, yakni memahami kaidah kebahasaan dalam teks eksplanasi kompleks.

Menurut Rita dan Husin (2015:35), “Teks eksplanasi kompleks berisi penjelasan

tentang sesuatu sebagai akibat dari sesuatu yang lain yang telah terjadi

sebelumnya dan menyebabkan sesuatu yang lain lagi akan terjadi kemudian.”

Teks ini mempunyai fungsi sosial yang menjelaskan proses terjadinya sesuatu

menurut prinsip sebab-akibat. Berdasarkan silabus bahasa Indonesia kelas XI

semester 2, kompetensi dasar yang harus dicapai oleh siswa ialah memahami

struktur dan kaidah teks eksplanasi kompleks baik melalui lisan maupun tulisan.

Adapun pada kegiatan pembelajaran teks model eksplanasidiharuskan memahami

ciri kebahasaan dalam teks eksplanasi (katakonjungsi) melalui kegiatan membaca.

Kenyataan di lapangan pada saat siswa diberikan latihan mengenai penggunaan

konjungsi pada teks eksplanasi melalui lembar kerja siswa masih ditemukan

jawaban siswa yang belum tepat dan benar.Menurut Chaer (2009:82), ditinjau dari

kedudukan konstituen yang dihubungkan dibedakan adanya konjungsi koordinatif

(penjumlahan, pemilihan, pertentangan, pembetulan, penegasan, pembatasan,

pengurutan, penyamaan, penyimpulan) dan konjungsi subordinatif (penyebaban,

persyaratan, tujuan, penyungguhan, kesewaktuan, pengakibatan, perbandingan),

Konjungsi adalah unsur penting yang sering terabaikan dalam

pembentukan kalimat. Konjungsi yang pernah dikerjakan oleh siswa dalam teks

eksplanasi adalah konjungsi eksternal dan internal. Begitu juga dengan konjungsi

korelatif, subordinatif, koordinatif, dan konjungsi antarkalimat. Selain itu,

penggunaan konjungsi yang kurang tepat akan memengaruhi makna, bahkan

dapat mengubah makna kalimatnya. Salah satu yang tidak dapat dipungkiri adalah

kesalahan penggunaan konjungsi dalam wacana tulis, seperti soal-soal pilihan

ganda dalam teks pelajaran Bahasa Indonesia kelas XI masih sering terjadi. Siswa

masih menjawab soal-soal tentang penggunaan konjungsi tersebut belum benar.

Tidak hanya pada soal-soal teks eksplanasi saja, tetapi juga pada surat kabar,

karya ilmiah, dan surat dinas.

Adapun pembahasan model-model pembelajaran membaca lebih

menekankan dan memahami makna bacaan. Dengan demikian, pembelajaran

membaca tidak sekadar bagaimana cara membaca yang baik, tetapi lebih kepada

membangkitkan motivasi membaca tingkat tinggi dengan teknik-teknik baca cepat

yang melibatkan super memory jangka panjang. Adanya kecenderungan proses

pembelajaran membaca yang dialami Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 3

Tanjungpinang yang berdampak penurunan hasil belajar siswa. Hal yang

memengaruhi tingkat kemampuan membaca siswa di SMK Negeri 3 dari hasil

wawancara yang telah dilakukan oleh peneliti kepada guru bahasa Indonesia, Ibu

Sisri Elisa Yulianti antara lain; a) motivasi baca, siswa masih menganggap

membaca bukan suatu kebutuhan, melainkan suatu paksaan, b) keterampilan

membaca bersifat pemahaman yang masih rendah, seperti tidak memahami

penggunaan konjungsi dengan tepat dalam teks.Penggunaan konjungsi yang

kurang tepat akan memengaruhi makna, bahkan dapat mengubah makna

kalimatnya. c) Jumlah kosa kata yang dikuasai siswa sangat minim, kemampuan

konsentrasi yang rendah, motivasi yang rendah, semangat yang lemah, dan

keluasan pengetahuan yang tidak luas, d) perhatian guru terhadap keterampilan

membaca siswa yang merupakan salah satu penyebab.

Hal ini didasari oleh pengalaman peneliti melalui pembicaraan dengan

guru di sekolah pada saat praktik pengalaman lapangan di sekolah tersebut, yakni

dari 41 siswa kelas XI, hanya 51,22% atau 21 siswa yang mendapat nilai di atas

70, sedangkan yang 20 atau 48,78% lainnya mendapat nilai yang bervariasi di

bawah 70 atau Kriteria Ketuntasan Minimun (KKM). Rendahnya hasil belajar

siswa dalam memahami isi bacaan melalui lembar jawaban tes disebabkan oleh

masih banyak siswa yang kemampuan membacanya rendah.

Membaca memerlukan berbagai ragam keterampilan kognitif. Proses

memahami adalah proses menghubungkan informasi baru dengan informasi yang

telah diketahui. Mengingat pentingnya peranan membaca tersebut bagi

perkembangan siswa, guru perlu memacu siswanya untuk membaca dengan benar

dan selektif. Sebaik apapun teknik membaca yang ada tidak akan berhasil jika

guru tidak mampu membimbing siswanya. Oleh karena itu, guru sangat

mendukung keberhasilan siswanya. Dalam meningkatkan hasil belajar, guru harus

merancang strategi-strategi yang cocok untuk mencapai tujuan pengajaran. Salah

satu keterampilan membaca untuk kepentingan belajar adalah membaca intensif

yang dituangkan pada lembar kerja siswa atau lembar jawaban tes. Lembar

jawaban tes, yaitu lembaran yang disediakan oleh penilai bagi teste untuk

mengerjakan tes.

Berdasarkan uraian di atas, peneliti tertarik untuk meneliti sebuah

penelitian dengan judul, “Kemampuan Memahami Konjungsi Teks Eksplanasi

Kompleks Melalui Lembar Kerja Siswa Kelas XI SMK Negeri 3 Tanjungpinang,

Tahun Pelajaran 2016/2017”.

2. Metode penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif

kuantitatif. Menurut Arikunto (2002:309), metode deskriptif adalah metode yang

membicarakan beberapa kemungkinan untuk memecahkan masalah dengan cara

mengumpulkan data, menyusun data, menganalisis, dan menginterpretasikannya.

Metode yang lakukan peneliti dalam penelitian ini adalah kuantitatif. Dalam hal

ini, teknik yang menggunakan angka, mulai dari pengumpulan data, penafsiran

terhadap data tersebut, serta penampilan dari hasilnya (Arikunto, 2006:12). Hal

yang hendak dideskripsikan ialah kemampuan memahami konjungsi teks

eksplanasi kompleks melalui lembar kerja siswa kelas XI SMK Negeri 3

Tanjungpinang, Tahun Pelajaran 2016/2017.

3. Hasil Penelitian dan Pembahasan

Penelitian dengan judul, “Kemampuan Memahami Konjungsi Teks

Eksplanasi Kompleks Melalui Lembar Kerja Siswa Kelas XI SMK Negeri 3

Tanjungpinang Tahun Pelajaran 2016/2017,” ini dilakukan selama satu minggu

dengan sekali tatap muka untuk tes.Perlakuan ini diberikan untuk melihat

kemahiran membaca intensif melalui lembar kerja siswa. Sebelum melaksanakan

penelitian di kelas, peneliti terlebih dahulu menyiapkan rencana pelaksanaan

pembelajaran. Setelah semua pokok materi tuntas dipelajari, maka dilaksanakan

tes untuk mengukur kemahiran membaca intensif siswa. Tes yang diberikan

dalam bentuk soal pilihan ganda yang berjumlah 20 soal. Untuk mengumpulkan

data penelitian, digunakan teknik pengumpulan data, yaitu tes tertulis.

Untuk mengetahui proses pembelajaran mengenai kemahiran membaca

intensif siswa kelas XI Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 3 Tanjungpinang

Tahun Pelajaran 2016/2017. Peneliti melakukan tes kepada subjek penelitian,

yaitu siswa kelas XI yang berjumlah 41 siswa. siswa mengerjakan atau menjawab

soal pada lembar jawaban yang telah disediakan. Adapun skor dan nilai

kemampuan memahami konjungsi melalui lembar kerja siswa dapat dilihat pada

tabel di bawah ini.

TABEL 5

SKOR DAN NILAI KEMAMPUAN MEMAHAMI KONJUNGSI

TEKS EKSPLANASI KOMPLEKS MELALUI LEMBAR KERJA

SISWA KELAS XI SMK NEGERI 3 TANJUNGPINANG

TAHUN PELAJARAN 2016/2017

No Inisial Siswa Kelas Skor Nilai Keterangan

1 AA XI 17 85 baik sekali

2 RT XI 9 45 gagal

3 AB XI 14 70 cukup

4 FH XI 13 65 cukup

5 WU XI 11 55 kurang

6 SI XI 12 60 kurang

7 FH XI 16 80 baik

8 KA XI 13 65 cukup

9 MF XI 15 75 cukup

10 DA XI 15 75 cukup

11 MY XI 16 80 baik

12 SD XI 15 75 cukup

13 FE XI 15 75 cukup

14 VA XI 15 75 cukup

15 PR XI 11 55 kurang

16 LR XI 17 85 baik

17 NR XI 13 65 cukup

18 DA XI 11 55 kurang

19 FH XI 15 75 cukup

20 AY XI 17 85 baik

21 LC XI 11 55 kurang

22 GF XI 15 75 cukup

23 RJ XI 13 65 cukup

24 RW XI 15 75 cukup

25 NZ XI 15 75 cukup

26 BO XI 14 70 cukup

27 AD XI 14 70 cukup

28 RW XI 14 70 cukup

29 DT XI 11 55 kurang

30 TM XI 15 75 cukup

31 PI XI 15 75 cukup

32 HN XI 14 70 cukup

33 PA XI 14 70 cukup

Sambungan Tabel 5

34 MN XI 15 75 cukup

35 AA XI 14 70 cukup

36 IA XI 14 70 cukup

37 DY XI 18 90 baik sekali

38 EY XI 14 70 cukup

39 AC XI 1 75 cukup

40 RK XI 14 70 cukup

41 FW XI 14 70 cukup

𝟐𝟖𝟗𝟎

𝟒𝟏 = 70.48

cukup

Berdasarkan hasil tes, siswa yang mendapat nilai dengan keterangan gagal

dalam kemahiran membaca berjumlah 1 siswa (2.43%), sedangkan siswa yang

mendapat nilai dengan keterangan kurang dalam kemahiran membaca berjumlah

6 siswa (14.63%); siswa yang memiliki nilai dengan keterangan cukup dalam

kemahiran membaca berjumlah 28 siswa (6.82%), siswa yang memiliki nilai

kemahiran membaca dengan keterangan baik berjumlah 4 siswa (9.75%) dan

siswa yang memiliki nilai kemahiran membaca dengan keterangan baik sekali

berjumlah 2 siswa (4.87%).

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti bahwa

hasil-hasil penelitian di atas dapat dibahas sesuai dengan teknik analisis data.

Untuk mengetahui proses pembelajaran mengenai kemahiran membaca

intensif siswa kelas XI Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 3 Tanjungpinang

Tahun Pelajaran 2016/2017. Peneliti melakukan tes kepada subjek penelitian,

yaitu siswa kelas XI yang berjumlah 41 siswa. siswa mengerjakan atau menjawab

soal pada lembar jawaban yang telah disediakan. Kemudian hasil lembar jawaban

siswa diperiksa dan diberi nilai oleh peneliti. Setelah mengetahui hasil tes, peneliti

melakukan validitas soal dari pengambilan data berupa tes, yakni dengan

memberikan penilaian terhadap butir soal apakah soal tersebut valid atau tidak.

Adapun hasil tes ini adalah sebagai berikut.

1. Ari Andani

Nilai tes siswa =17

20 X 100 = 85

Nilaiyang diperoleh oleh Ari Andani, siswa kelas XI adalah 17 dengan nilai

85.Menurut Wahyuni dan Ibrahim (2012:150) tingkat penguasaan dengan

interval 90-100 memiliki keterangan baik sekali. Nomor soal yang salah

dijawab oleh siswa adalah soal nomor 3, 6, dan 20. Pada soal nomor 3 siswa

menjawab C, yakni „yang‟ sementara konjungsi yang terdapat pada teks

adalah „ketika‟ (menyatakan makna waktu). Pada soal nomor 6 siswa

menjawab B, yakni „termasuk‟ sementara kata penghubung yang bukan

kalimat definisi adalah „seperti‟. Pada soal nomor 20 siswa menjawab C,

yakni „seperti‟ sementara kata penghubung yang tepat adalah „karena‟

(menyatakan makna penyebaban).

2. M. Reyhan Tri Mei

Nilai tes siswa =9

20 X 100 = 45

Nilai yang diperoleh oleh M. Reyhan Tri Mei, siswa kelas XI adalah 9 dengan

nilai 45.Menurut Wahyuni dan Ibrahim (2012:150) tingkat penguasaan dengan

interval 0-54 memiliki keterangan gagal. Nomor soal yang salah dijawab oleh

siswa adalah soal nomor 2,3,8,10,11,13,14,15,16,18, dan 20. Pada soal nomor

2, jawaban yang benar adalah C, yakni „penambahan‟. Dalam hal ini adalah

konjungsi „dan‟ pada kalimat. Pada soal nomor 3, kata penghubung yang

digunakan adalah „ketika (menyatakan makn waktu). Pada soal nomor 8, kata

penghubung terdapat pada kalimat ketiga, yakni „dan‟. Pada soal nomor 10,

kata penghubung yang tepat adalah „tetapi‟ (makna pertentangan). Pada soal

nomor 11, kata penghubung yang tepat adalah „agar‟ (makna tujuan). Pada

soal nomor 13, fungsi kata penghubung dalam paragraf bermakna

„pertentangan‟, yakni konjungsi „namun‟ dan bermakna „tujuan, yakni „agar‟.

Pada soal nomor 14, kata penghubung yang tepat adalah „tentunya, bahwa,

ketika, kalau‟ dengan makna penekanan, penegasan, waktu, dan syarat. Pada

soal nomor 15, kata penghubung yang tepat, yakni „sehingga‟ (menyatakan

akibat), „tetapi‟ (pertentangan). Pada soal nomor 16, kata penghubung

pertentangan, yakni „tetapi‟. Pada soal nomor 18, kata penghubungnya;

perbandingan (daripada), tujuan (agar), penggabungan (dan). Pada soal nomor

20 siswa menjawab E, yakni „agar‟ sementara kata penghubung yang tepat

adalah „karena‟ (menyatakan makna penyebaban).

3. Arai Al Bannah

Nilai tes siswa =14

20 X 100 = 70

Nilai yang diperoleh oleh Arai Al Bannah, siswa kelas XI adalah 14 dengan

nilai 70.Menurut Wahyuni dan Ibrahim (2012:150) tingkat penguasaan dengan

interval 65-79 memiliki keterangan cukup. Nomor soal yang salah dijawab

oleh siswa adalah soal nomor 3,8,10,13,17, dan 20. Pada soal nomor 3, kata

penghubung yang digunakan adalah „ketika (menyatakan makn waktu). Pada

soal nomor 8, kata penghubung terdapat pada kalimat ketiga, yakni „dan‟.

Pada soal nomor 10, kata penghubung yang tepat adalah „tetapi‟ (makna

pertentangan). Pada soal nomor 13, fungsi kata penghubung dalam paragraf

bermakna „pertentangan‟, yakni konjungsi „namun‟ dan bermakna „tujuan,

yakni „agar‟. Pada soal nomor 17, kata penghubung yang fungsinya sama ialah

pada pilihan yang „E‟.

Nilai rata-rata dapat menggunakan rumus:

x= 2890

41

x = 70,48

Adapun pembahasan hasil tes kemahiran membaca intensif yang diperoleh

oleh masing-masing siswaberdasarkan indikator masing-masing soal, yaitu

sebagai berikut.

1.Berdasarkan indikator soal no. 1, siswa yang berhasil menjawab soal no. 1

berjumlah 41 siswa dengan nilai rata-rata 100. Menurut Wahyuni dan Ibrahim

(2012:96) dengan interval 85 – 100 termasuk kriteria baik sekali.

2. Berdasarkan indikator soal no. 2, siswa yang berhasil menjawab soal no. 2

berjumlah 23 siswa dengan nilai rata-rata 56.09. Menurut Wahyuni dan

Ibrahim (2012:96) dengan interval 55 – 64 termasuk kriteria kurang.

3. Berdasarkan indikator soal no. 3, siswa yang berhasil menjawab soal no. 3

berjumlah 22 siswa dengan nilai rata-rata 53,65. Menurut Wahyuni dan

Ibrahim (2012:96) dengan interval 0 – 54 termasuk kriteria gagal.

4. Berdasarkan indikator soal no. 4, siswa yang berhasil menjawab soal no. 4

berjumlah 36 siswa dengan nilai rata-rata 87,80. Menurut Wahyuni dan

Ibrahim (2012:96) dengan interval 80 – 89 termasuk kriteria baik.

5. Berdasarkan indikator soal no. 5, siswa yang berhasil menjawab soal no. 5

berjumlah 38 siswa dengan nilai rata-rata 92,68. Menurut Wahyuni dan

Ibrahim (2012:96) dengan interval 90 – 100 termasuk kriteria baik sekali.

6. Berdasarkan indikator soal no. 6 tentang alur dalam cerpen, siswa yang

berhasil menjawab soal no. 6 berjumlah 22 siswa dengan nilai rata-rata 53,6.

Menurut Wahyuni dan Ibrahim (2012:96) dengan interval 0 – 54 termasuk

kriteria gagal.

7. Berdasarkan indikator soal no. 7, siswa yang berhasil menjawab soal no. 7

berjumlah 41 siswa dengan nilai rata-rata 100. Menurut Wahyuni dan Ibrahim

(2012:96) dengan interval 90 – 100 termasuk kriteria baik sekali.

8. Berdasarkan indikator soal no. 8, siswa yang berhasil menjawab soal no. 8

berjumlah 7 siswa dengan nilai rata-rata 17,0. Menurut Wahyuni dan Ibrahim

(2012:96) dengan interval 0 – 54 termasuk kriteria gagal.

4. Simpulan dan Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat disimpulkan

bahwa kemampuan memahami konjungsi teks eksplanasi kompleks melalui

lembar kerja siswa kelas XI SMK Negeri 3 Tanjungpinang, Tahun Pelajaran

2016/2017 tergolong cukup dengan nilai rata-rata 70.48. Hal ini berarti hipotesis

diterima.

Adapun hasil tes, siswa yang mendapat nilai dengan keterangan gagal

dalam kemahiran membaca berjumlah 1 siswa (2.43%), sedangkan siswa yang

mendapat nilai dengan keterangan kurang dalam kemahiran membaca berjumlah

6 siswa (14.63%); siswa yang memiliki nilai dengan keterangan cukup dalam

kemahiran membaca berjumlah 28 siswa (6.82%), siswa yang memiliki nilai

kemahiran membaca dengan keterangan baik berjumlah 4 siswa (9.75%) dan

siswa yang memiliki nilai kemahiran membaca dengan keterangan baik sekali

berjumlah 2 siswa (4.87%)

1. Bagi siswa, khususnya pada saat proses pembelajaran diharapkan serius untuk

memperhatikan materi yang sedang dipelajari dan mempersiapkan diri untuk

menerima materi dari guru, khususnya mengenai konjungsi atau kata

sambung. Salah satu cara untuk menyiapkan diri adalah membaca banyak

sumber buku.

2. Bagi guru, khususnya guru bahasa Indonesia hendaknya membimbing siswa

dengan memberikan soal-soal latihan mengenai kata sambung atau konjungsi.

Siswa bisamemupuk rasa kreativitas dan inisiatif serta memiliki tanggung

jawab terhadap diri sendiri untuk mengerjakan soal-soal tersebut.

3. Bagi pembaca yang ingin melanjutkan penelitian ini, dapat menyusun

soal-soal latihan mengenai penggunaan kata sambung atau konjungsi pada

teks-teks yang berbeda, seperti teks observasi, teks narasi, dan lain-lain.

5. Daftar Pustaka

Alwi, Hasan. 2008. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Ardia, Yuni Ningsih. 2016. “Pengaruh Teknik Cloze terhadap Kemampuan

Menggunakan Konjungsi dalam Teks Diskusi Siswa Kelas VIII SMP

Negeri 6 Bintan, Tahun Pelajaran 2015/2016.” Skripsi. Universitas

Maritim Raja Ali Haji (Tidak diterbitkan).

Aqib, Zainal. 2009. Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: Yrama Widya.

Arifin, Zainal. 2011. Evaluasi Pembelajaran, Prinsip, Teknik, Prosedur.

Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Arikunto, S. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:

Rineka Cipta.