arti hidup

2
  A rti H i d up  Bacaan : Filipi 1 : 21-26 Hidup adalah tantangan - hadapilah; hidup adalah keindahan - kagumilah; hidup adalah tragedi - tangisilah; hidup adalah tugas - tekunilah; hidup adalah misteri - takjubilah; hidup adalah impian - wujudkanlah; hidup adalah perlombaan - menangkanlah; hidup adalah janji -  penuhilah; hidup adalah teka-teki - jawablah; hidup adalah perjalanan - tempuhlah; hidup adalah anugerah - syukurilah; hidup adalah kenyataan - t erimalah; hidup adalah kegembiraan - bagilah; hidup adalah petualangan - lakonilah; hidup adalah kesempatan - mamfaatkanlah; hidup adalah pemberian - hargailah; hidup adalah cinta - terimalah dan berilah; hidup adalah  perjuangan - tuntaskanlah; hidup adalah penderitaan - tanggunglah; hidup adalah dambaan - raihlah; hidup adalah ..... Silahkan meneruskan daftar ini. Menurut kita, apakah arti hidup? Di antara banyak pernyataan tadi, mana yang kita paling setujui? Sebaliknya, mana yang kita tolak? Mengapa? Mungkin belum pernah terpikir oleh kita untuk merumuskan apa itu hidup. Memang, tidak banyak orang mempunyai kesempatan untuk berfalsafah tentang apa arti hidup itu. Yang penting kita menjalani hidup tiap hari. Kita sudah cukup sibuk dengan segala kegiatan hidup, sehingga tidak ada waktu untuk merenungkan arti hidup. Memang hidup ini penuh dengan kesibukan yang melelahkan. Karena itu kita beristirahat untuk memperoleh kesegaran. Lalu kesegaran itu kita mamfaatkan untuk apa? Kesegaran itu kita gunakan untuk melanjutkan kesibukan yang tadi. Begitulah kita tenggelam dalam lingkaran yang tidak ada habisnya: sibuk - lelah - istirahat - segar - sibuk lagi - lelah lagi - istirahat lagi - segar lagi - sibuk lagi dst. Kalau dipikir, bukankah itu pun dilakukan oleh seekor burung atau seekor kambing? Mereka pun menjalani lingkaran itu. Kalau begitu apa bedanya kita dari seekor burung atau kambing? Apa kita berpikir bahwa seekor burung atau kambing dapat termenung dan berefleksi tentang arti hidupnya? Saya kira tidak. Karena itu agaknya inilah yang paling membedakan kita dari burung atau kambing. Kita bisa merenungkan arti hidup kita. Pernahkah kita merenungkan bahwa hidup Yesus itu begitu singkat: 33 tahun, tapi sungguh bermakna. Pernah dalam sebuah retreat diminta berdiri seorang yang berumur 33 tahun untuk memvisualkah sosok Yesus. Dan berdirilah seorang muda yang masih sangat tegap. Dan pemimpin PA menjelaskan bahwa dalam usia seperti itulah Yesus mengajar di Galilea dan dihukum mati di Yerusalem. Jarang terpikir oleh kita bahwa Tuhan Yesus begitu muda. Sementara itu kita biasanya merasa sayang kalau ada seorang yang masih begitu muda meninggal. Dan bilamana kita berada di Yerusalem pada saat Yesus di salib, kita akan merasa sayang bahwa umur Yesus putus setengah jalan. Tapi benarkah bahwa hidup Yesus putus setengah jalan? Kata-kata terakhir yang diucapkan Yesus di kayu salib menurut Yohanes adalah “Sudah selesai” (Yoh 19:30). Dalam Alkitab Yunani tertulis “lesous eipen tetelestei”. Kata tetelestei (dari akar kata teleo) bisa mengandung banyak arti, yaitu sudah dilaksanakan (tugas), sudah dibayar (pajak), sudah dipatuhi (perintah), sudah dicapai (tujuan), sudah dituntaskan (perkara), sudah sampai pada akhir (perjalanan) atau sudah digenapi (janji). Apa yang dilaksanakan, dicapai, atau digenapi oleh Yesus selama 33 tahun itu? Apakah itu suatu tantangan atau keindahan atau tragedi atau yang lainnya seperti tercantum dalam apa arti hidup yang saya sampaikan awal? Secara eksplisit Yesus berkata, “ ... Anak manusia ... datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani dan untuk memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang” (Mark 10:45). Bagi Yesus, hidup-Nya adalah suatu pelayanan dan penebusan bagi banyka orang yang sesuai dengan maksud Allah terhadap umat manusia. Jadi, Yesus mengarahkan hidup-Nya, bukan kepada diri-Nya sendiri, melainkan kepada Bapa-Nya di sorga dan kepada orang-orang sekitar-Nya. Itulah yang dituntaskan dan digenapi oleh Yesus. Hidup-Nya bermakna karena Ia melayani Bapa-Nya dqan umat manusia. “Adalah lebih berbahagia memberi daripada menerima”.  Itulah kedalaman makna hidup seseorang, yaitu bila hidupnya bukan mengarah kepada diri sendiri semata-mata, melainkan kepada sesuatu di luar dirinya. Arti hidup bukan diukur dari

Upload: firdaus-matasin

Post on 19-Jul-2015

26 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Arti Hidup

5/17/2018 Arti Hidup - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/arti-hidup 1/2

 

 Arti Hidup Bacaan : Filipi 1 : 21-26

Hidup adalah tantangan - hadapilah; hidup adalah keindahan - kagumilah; hidup adalah

tragedi - tangisilah; hidup adalah tugas - tekunilah; hidup adalah misteri - takjubilah; hidup

adalah impian - wujudkanlah; hidup adalah perlombaan - menangkanlah; hidup adalah janji -

 penuhilah; hidup adalah teka-teki - jawablah; hidup adalah perjalanan - tempuhlah; hidup

adalah anugerah - syukurilah; hidup adalah kenyataan - terimalah; hidup adalah kegembiraan -

bagilah; hidup adalah petualangan - lakonilah; hidup adalah kesempatan - mamfaatkanlah;

hidup adalah pemberian - hargailah; hidup adalah cinta - terimalah dan berilah; hidup adalah

 perjuangan - tuntaskanlah; hidup adalah penderitaan - tanggunglah; hidup adalah dambaan -

raihlah; hidup adalah .....

Silahkan meneruskan daftar ini. Menurut kita, apakah arti hidup? Di antara banyak

pernyataan tadi, mana yang kita paling setujui? Sebaliknya, mana yang kita tolak? Mengapa?

Mungkin belum pernah terpikir oleh kita untuk merumuskan apa itu hidup. Memang, tidak

banyak orang mempunyai kesempatan untuk berfalsafah tentang apa arti hidup itu. Yang

penting kita menjalani hidup tiap hari. Kita sudah cukup sibuk dengan segala kegiatan hidup,

sehingga tidak ada waktu untuk merenungkan arti hidup.

Memang hidup ini penuh dengan kesibukan yang melelahkan. Karena itu kita

beristirahat untuk memperoleh kesegaran. Lalu kesegaran itu kita mamfaatkan untuk apa?

Kesegaran itu kita gunakan untuk melanjutkan kesibukan yang tadi. Begitulah kita tenggelam

dalam lingkaran yang tidak ada habisnya: sibuk - lelah - istirahat - segar - sibuk lagi - lelah lagi -

istirahat lagi - segar lagi - sibuk lagi dst. Kalau dipikir, bukankah itu pun dilakukan oleh seekor

burung atau seekor kambing? Mereka pun menjalani lingkaran itu. Kalau begitu apa bedanya

kita dari seekor burung atau kambing? Apa kita berpikir bahwa seekor burung atau

kambing dapat termenung dan berefleksi tentang arti hidupnya? Saya kira tidak. Karena itu

agaknya inilah yang paling membedakan kita dari burung atau kambing. Kita bisa merenungkan

arti hidup kita.

Pernahkah kita merenungkan bahwa hidup Yesus itu begitu singkat: 33 tahun, tapi

sungguh bermakna. Pernah dalam sebuah retreat diminta berdiri seorang yang berumur 33

tahun untuk memvisualkah sosok Yesus. Dan berdirilah seorang muda yang masih sangat

tegap. Dan pemimpin PA menjelaskan bahwa dalam usia seperti itulah Yesus mengajar di

Galilea dan dihukum mati di Yerusalem. Jarang terpikir oleh kita bahwa Tuhan Yesus begitu

muda. Sementara itu kita biasanya merasa sayang kalau ada seorang yang masih begitu muda

meninggal. Dan bilamana kita berada di Yerusalem pada saat Yesus di salib, kita akan merasa

sayang bahwa umur Yesus putus setengah jalan. Tapi benarkah bahwa hidup Yesus putus

setengah jalan? Kata-kata terakhir yang diucapkan Yesus di kayu salib menurut Yohanes adalah“Sudah selesai” (Yoh 19:30). Dalam Alkitab Yunani tertulis “lesous eipen tetelestei”. Kata

tetelestei (dari akar kata teleo) bisa mengandung banyak arti, yaitu sudah dilaksanakan (tugas),

sudah dibayar (pajak), sudah dipatuhi (perintah), sudah dicapai (tujuan), sudah dituntaskan

(perkara), sudah sampai pada akhir (perjalanan) atau sudah digenapi (janji).

Apa yang dilaksanakan, dicapai, atau digenapi oleh Yesus selama 33 tahun itu? Apakah

itu suatu tantangan atau keindahan atau tragedi atau yang lainnya seperti tercantum dalam

apa arti hidup yang saya sampaikan awal? Secara eksplisit Yesus berkata, “ ... Anak manusia ...

datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani dan untuk memberikan nyawa-Nya

menjadi tebusan bagi banyak orang” (Mark 10:45). Bagi Yesus, hidup-Nya adalah suatupelayanan dan penebusan bagi banyka orang yang sesuai dengan maksud Allah terhadap umat

manusia. Jadi, Yesus mengarahkan hidup-Nya, bukan kepada diri-Nya sendiri, melainkan

kepada Bapa-Nya di sorga dan kepada orang-orang sekitar-Nya. Itulah yang dituntaskan dan

digenapi oleh Yesus. Hidup-Nya bermakna karena Ia melayani Bapa-Nya dqan umat manusia.

“Adalah lebih berbahagia memberi daripada menerima”. 

Itulah kedalaman makna hidup seseorang, yaitu bila hidupnya bukan mengarah kepada diri

sendiri semata-mata, melainkan kepada sesuatu di luar dirinya. Arti hidup bukan diukur dari

panjangnya, melainkan isinya.

Page 2: Arti Hidup

5/17/2018 Arti Hidup - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/arti-hidup 2/2