ardian ariatsyah, safwan, nizarli – tema rancangan…
TRANSCRIPT
Ardian Ariatsyah, Safwan, Nizarli – TEMA RANCANGAN…
Edisi II, Vol. 1, Juli – Desember 2020 21
TEMA RANCANGAN “SUSTAINABEL” (Tinjauan Tema pada Bangunan COMMERZBANK)
Ardian Ariatsyah, Safwan, Nizarli
Email: [email protected]
Prodi Arsitektur Jurusan Arsitektur dan Perencanaan FT USK
ABSTRAK
Tujuan proses perancangan adalah menafsirkan dan menjawab kebutuhan manusia, untuk menghasilkan pelayanan, fasilitas dan bentuk dalam rangka penerapan sumber serta nilai budaya yang tersedia. Dalam dasawarsa ini konsep perancangan telah kembali diarahkan ke konsep ”sustainable architecture”, yaitu sebuah konsep perancangan yang berkelanjutan. Hal ini tidak terlepas dari gerakan penghematan energi dengan berprinsip pada pendayagunaan lingkungan natural yang dimulai dari bentuk tatanan bangunan hingga aspek sosiokultural. Selanjutnya dalam tulisan pertama ini, yang bertemakan sustainbel, akan dibahas konsep rancangan sebuah bangunan sehingga nantinya akan menjelaskan cara maupun interpretasi tema tersebut pada rancangan bangunan Commerzbank. Metode yang dilakukan dalam pengamatan ini adalah dengan telaah studi pustaka, yang mengambil beberapa teori dari pakar tema rancangan sustainabel.
Kata kunci: sustainable architecture, Commerzbank
PENDAHULUAN Sustainabel sebenarnya merupakan sebuat tuntutan yang harus ada dan terpenuhi
keberadaannya dalam sebuah bangunan maupun lingkungan terbangun (arsitektur),
yang merefleksikan kondisi masyarakat, budaya, keinginan, kebutuhan, teknologi
serta bersifat genius loci (lokalitas) terhadap lingkungan sekitarnya. Ada beberapa hal
penting dalam konsep sustainabel, diantaranya adalah: peningkatan standar kebutuhan;
kemampuan mentransformasi energi ke dalam arsitektur (tuntutannya berupa guna dan
citra (Mangun, 1995)); generasi mendatang.
Bila ketiga hal tersebut dikaitkan satu dengan yang lain, kebutuhan
menggambarkan kenyataan bahwa kita hanya bisa hidup dari dan berkarya dengan
tersedianya sumber daya alam dan upaya pemenuhan kebutuhan akan terus berlanjut.
Semua itu menuntut kemampuan dan ketersedian energi yang kita ketahui bahwa
energi mempunyai kemampuan dan kapasitas yang tertentu pula. Sementara generasi
mendatang mengingatkan kita bahwa pemenuhan kebutuhan itu juga dibutuhkan
mereka, sehingga kita perlu menghemat energi yang akan berdampak kepada
terjaganya energi dalam jangka waktu tertentu dan lebih lama.
Ardian Ariatsyah, Safwan, Nizarli – TEMA RANCANGAN…
22 Edisi II, Vol. 1, Juli – Desember 2020
Namun definisi ini jangan hanya sampai di sini saja, akan tetapi
pengaplikasiannya pada lingkungan buatan harus sudah mulai dilakukan, sehingga
lingkungan buatan yang dihasilkan selain tidak merusak alam yang terjadi dengan
penggunaan material yang tidak ramah lingkungan, juga tidak mengusik alam dengan
kehadirannya di sebuah lingkungan. Hawksley dalam Ariatsyah (2004), menyebutkan
bahwa lingkungan merupakan anugerah pencipta. Sustainabel merupakan salah satu
gambaran dari respon manusia, sebagai ungkapan rasa terimakasih dan penghormatan
terhadap sang pencipta, yang telah memberi sunber daya alam yang berlimpah dan
telah menyokong kehidupan manusia. Akan tetapi alam lingkungan tidak hanya
sebagai sebuah sistem penyokong, tetapi juga sebagai modal untuk manusia berkreasi.
kungan selalu dalam keadaan yang berdampingan, sehingga tetap terjaga garis
hubungan antara generasi sekarang dengan generasi mendatang, dalam suatu
lingkungan ekologi yang meminimalkan penggunaan sumber daya alam dengan
pengaturan yang sedemikian rupa agar dapat memperpanjang keberadaan sumber daya
alam tersebut sehingga dapat digunakan terus oleh generasi berikutnya.
STUDI PUSTAKA Dalam arsitektur, sustainabel adalah sebuah gerakan yang berhubungan dengan
desain arsitektur. Desain ini merupakan desain yang sadar lingkungan dengan
meminimalkan penggunaan sumber daya alam agar dapat memperpanjang sumber
daya alam tersebut. Terdapat tiga poin penting di dalamnya yaitu: durability (daya
tahan); adaptability (penyesuaian); dan energy conservation (konservasi energi) (Vale,
1991).
Walaupun demikian ketiga poin tersebut hendaklah dipertimbangkan sebagai
bagian dari pendekatan yang komprehensif dalam penyediaan dan penciptaan
lingkungan terbangun untuk pembangunan yang berkelanjutan. Bangunan-bangunan
yang memiliki daya tahan kuat, mampu beradaptasi dengan lingkungan sekitar dan
dapat mengkonservasi energi serta memiliki pengaruh positif pada lingkungan, sosial
dan sistem ekonomi yang sekaligus memberi kontribusi pada pembangunan yang lebih
berkelanjutan (Yeang, 1995).
Ardian Ariatsyah, Safwan, Nizarli – TEMA RANCANGAN…
Edisi II, Vol. 1, Juli – Desember 2020 23
Berikut ini beberapa isu konservasi energi pada bangunan yang dikemukakan
oleh para pakar sustainabel (Ariatsyah, 2004):
Memaksimalkan penerangan alam, penghawaan alami dan penggunaan
sumber-sumber energi yang dapat diperbaharui;
Hal ini dapat dicapai dengan mencegah kebutuhan penghawaan buatan
melalui penggunaan denah bangunan yang pendek yang
memungkinkan untuk terjadinya ventilasi silang dan penerangan secara
alami. Solargain dicegah dengan shading dan orientasi bangunan yang
tepat terhadap geometri pergerakan matahari.
Thermal mass dari struktur atau kulit bangunan digunakan sebagai regulator
dari kelakuan termal bangunan;
Sebuah bangunan ringan akan lebih cepat panas dari pada bangunan
yang berat. Bangunan berat tersebut mampu menyerap panas dan
selanjutnya energi yang diserap bangunan tersebut mampu menunda
kebutuhan akan pemanas ruang ketika temperatur udara di luar
bangunan turun dengan cepat. Ketika musim panas thermal mass dapat
didinginkan ketika malam tiba (anggap bangunan tidak digunakan
ketika malam). Dengan demikian perancang dapat mempertimbangkan
bagaimana sebuah building thermal mass dapat berperan dalam
konservasi energi. Hal tersebut di atas berlaku untuk bangunan di
negara yang memiliki 4 musim.
Fleksibilitas dan kapasitas dari layanan-layanan;
Jika bangunan membutuhkan servis yang kompleks dan “inteligent”
maka bangunan tersebut hendaklah bersifat fleksibel. Fleksibilitas
pada sebuah lay out bangunan juga memerlukan servis ekstra atau
kemungkinan untuk meningkatkan kapasitas tersebut. fleksibilitas atas
penggunaan listrik, pemanas dan pendingin sangat penting untuk
menyediakan kondisi lingkungan yang memadai.
Independence of service in relation to the building fabric;
Desain dan ducting hendaklah terpisah dari struktur bangunan untuk
memudahkan jika ada perbaikan-perbaikan ataupun perubahan-
Ardian Ariatsyah, Safwan, Nizarli – TEMA RANCANGAN…
24 Edisi II, Vol. 1, Juli – Desember 2020
perubahan untuk mencegah terjadinya perubahan atau kerusakan pada
struktur bangunan.
Hagan dalam Ariatsyah (2004), menyebutkan bahwa untuk mencapai
sustainabilitas sebuah bangunan (arsitektur) harus memiliki tiga kriteria, yaitu:
1. Simbiosis;
adalah suatu hubungan yang koorperatif antrara bangunan dengan
lingkungan,
menggunakan renewabel energi, konsumsi energi yang bersifat melingkar
menyerupai proses sistem metabolisme
2. Differentiation
Reform bentuk eksisting ketika arsitektur terkena pengaruh lingkungan
3. Visibility
Mewujudkan arsitektur yang sadar diri,
Melihat alam lebih secara konseptual daripada secara operasional
DISKUSI A. Penjelasan umum
Commerzbank menempati sejumlah gedung yang tersebar di kota Frankfrut,
dengan kantor pusat yang terletak di belakang Kaiserplatz. Tower atau menara baru
dari Commerzbank ini bersambung dengan gedung yang lama. Rancangan tower baru
ini dibuat oleh Sir Norman Foster. Selain kantor-kantor, tower ini di desain dengan
fasilitas pelengkap seperti apartemen, retail shop, plaza, banking hall dan jalur
pedestrian. Tower ini terdiri dari 60 lantai, dengan bentuk segitiga yang pada ujung-
ujungnya melengkung (tumpul) serta bagian tengah yang terbuka. Setiap lantai
dibangun dalam 3 zona lantai yang mengelilingi atrium tengah. Pada tiap lantainya, 2
zona lantai dipakai sebagai kantor sewa, sedangkan zona yang ketiga digunakan
sebagai taman. Taman ini memiliki ketinggian 4 lantai dan letaknya berputar spiral,
mengelilingi atrium.
Struktur tower ini menggabungkan antara baja dengan beton. Struktur dari tower
ini terdiri dari 6 penopang vertikal, yang terbagi menjadi 2 penopang pada masing-
Ardian Ariatsyah, Safwan, Nizarli – TEMA RANCANGAN…
Edisi II, Vol. 1, Juli – Desember 2020 25
masing ujungnya. Penggunaan balok vierendeel yang berdampak ruang bebas kolom
yang besar yaitu sepanjang 16,5 meter. Bagian servis berada pada ketiga ujung tumpul
yang menampung lift, tangga darurat dan toilet.
Berikut pada gambar 1 di bawah ini gambar bangunan Commerzbank.
B. Dasar pemikiran dan filosofi Dalam pembahasan ini penulis berusaha menganalisa ide-ide yang berkembang
terhadap suatu proses desain dengan menggunakan tinjauan yang berbeda dan
pendekatan teoritis yang cocok terhadap beberapa akar permasalahan yang diangkat.
Tinjauan tersebut meliputi: nilai estetika dan fungsi arsitektur.
a. Nilai Estetika
Filosofi Bentuk
Bentuk dasar bangunan ini adalah segitiga samakaki. Karakter bentuk
segitiga yaitu: sisinya tidak saling tegak lurus sehingga sisi diagonalnya
mempunyai kesan bergerak, secara struktural dianggap bentuk yang paling
kaku, jika bertumpu pada salah satu bidang datarnya maka akan menghasilkan
kestabilan yang tinggi (piramid). Namun jika menumpu pada salah satu
ujungnya maka akan menghasilkan ketidakstabilan yang tinggi, fleksibilitas
Gambar 1: Tampak Perspektif Bangunan Commerzbank
Sumber: Ariatsyah (2004)
Ardian Ariatsyah, Safwan, Nizarli – TEMA RANCANGAN…
26 Edisi II, Vol. 1, Juli – Desember 2020
tinggi (sudut-sudut segitiga bervariasi). Secara rinci dapat dilihat pada gambar
berikut ini.
Filosofi Ruang
Dalam pemahaman ruang arsitektur, bentuk prisma bisa mempunyai
bermacam-macam kemungkinan bentuk ruang, yang selaras dengan
pola sisi-sisinya ataupun yang berlawanan dengan pola yang terbentuk.
Secara matematis, bentuk prisma mengenal adanya volume (isi), yang
rumusnya adalah Vp = (1/2t x A) x T, dimana t adalah tinggi segitiga,
A adalah alas segitiga dan T adalah tinggi prisma. Penerapan rumus
ini, volume ruang mengikuti pola bentuk prisma sehingga didapat
ruang dari miniatur bentuk prisma.
b. Fungsi Arsitektur
Mempunyai fungsi capital investment
Karena fungsinya sebagai kantor maka capital investment pada
bangunan ini diterapkan rental-rental office (kantor sewa). Dengan dasar
penerapan desain secara ekologi memberikan nilai tambah kepada pengguna
kantor sewa, sehingga timbal balik yang saling menguntungkan dapat tercipta.
Sebagai tempat aktifitas
Kantor cenderung memiliki aktifitas yang sibuk, sehingga efisiensi
waktu, kerja dan tempat kerja terhadap aktifitas perlu mendapatkan perhatian.
Gambar 2: Konsep Dasar dan Filosofi Bentuk Sumber: Ariatsyah (2004)
Ardian Ariatsyah, Safwan, Nizarli – TEMA RANCANGAN…
Edisi II, Vol. 1, Juli – Desember 2020 27
Tanggap terhadap iklim
Melalui passive comfort, pengolahan bentuk dan struktur yang mampu
menghadirkan ventilasi alami dengan penekanan pada low energy.
Menghadirkan fungsi Psikis
Dengan terjadinya ruang-ruang yang berhadapan memberikan nilai
psikis pada pengguna, yaitu terasa dekat dan akrab. Sudut pandang ke arah
Gambar 4: View dari dalam ruangan kantor yang terletak pada sisi bagian dalam tower mengarah ke kantor di seberangnya dan taman.
Sumber: Ariatsyah, 2004.
Gambar 3: Natural Ventilation pada bangunan dan di dalam ruang kantor memberikan fungsi kenyamanan dan efisiensi terhadap penggunaan energi di dalam bangunan.
Sumber: Ariatsyah (2004)
Ardian Ariatsyah, Safwan, Nizarli – TEMA RANCANGAN…
28 Edisi II, Vol. 1, Juli – Desember 2020
dalam bangunan dihadirkan taman-taman dan membentuk suasana ruang yang
asri dan nyaman.
C. Analisa Terhadap Desain a. Dasar Desain; Kantor ini menerapkan prinsip desain secara ekologis, yang
menurut Yeang (1999) adalah sebagai berikut:
Untuk mempertimbangkan sebuah desain, seorang perancang harus
melengkapi konsep lingkungannya yang terbatas menjadi konsep ekologi
lingkungan yang lengkap. Perancang harus mempertimbangkan banyak
konteks lingkungan dalam hal mendesain dan memandang lingkungan
setempat merupakan bagian dari keseluruhan ekosistem bumi.
Hubungan antara perancang dengan lingkungannya meliputi 3 strategi,
yaitu; pertama, perancang harus mengontrol proses ekosistem; kedua adalah
mengalah kepada lingkungan; dan ketiga adalah bekerjasama dengan
lingkungan.
b. Konteks Site, Aksesibilitas dan Perkembangan Ide Bentuk
Gambar 5: Site Plan Commerzbank
Sumber: Ariatsyah, 2004.
Ardian Ariatsyah, Safwan, Nizarli – TEMA RANCANGAN…
Edisi II, Vol. 1, Juli – Desember 2020 29
Site berada di kawasan perkantoran, sehingga mengakibatkan
bangunan dirancang dengan bentuk yang vertikal sebagai antisipasi dari
keterbatasan lahan. Lahan yang digunakan merupakan sebagian dari
perkantoran lama. Dalam memanfaatkan lahan perkantoran yang lama sebagai
upaya peminimalan sumber daya baru, tidak banyak melakukan perubahan
pada luasan lahan sehingga ekosistem lingkungan tidak terganggu.
Sebagai penyeimbang pada site yang merupakan ekosistem baru bagi
tumbuhan dan hewan, maka didesain dengan membuat taman pada tiap-tiap
Gambar 6: Sketsa Proses Ide Bentuk Sumber: Ariatsyah, 2004
Ardian Ariatsyah, Safwan, Nizarli – TEMA RANCANGAN…
30 Edisi II, Vol. 1, Juli – Desember 2020
lantai (4 lantai) yang juga berfungsi sebagai tempat pemindahan udara dan
masuknya matahari. Pencapaian kegedung ini relatif tidak ada masalah, karena
letaknya pada jalan arteri utama.
Berawal dari prisma yang mengalami proses subtraction (pengurangan)
pada bagian tengah, yang dimanfaatkan sebagai atrium. Pada ujung-ujungnya
dibuat tumpul yang dimanfaatkan sebagai pusat kekuatan struktur yang
diwujudkan dalam fungsi sebagai ruang-ruang servis dan ruang sirkulasi
vertikal (lift dan tangga). Pada bagian sisinya juga disubtrak dengan pola yang
selang-seling. Hal ini merupakan teknik dalam memancing angin sekaligus
mengantisipasi aliran angin yang kencang akibat ketinggian terhadap
bangunan. Pada sisi-sisi tersebut juga dimanfaatkan sebagai taman.
c. Organisasi Ruang dan Sirkulasi
Gambar 7: organisasi ruang dan sirkulasi yang terbentuk
Sumber: Ariatsyah, 2004
Ardian Ariatsyah, Safwan, Nizarli – TEMA RANCANGAN…
Edisi II, Vol. 1, Juli – Desember 2020 31
Berdasarkan data arsitek (Neufert,1999), prinsip dasar perancangan
kantor sama, sehingga tidak boleh ada perbedaan. Namun tuntutan umum
untuk menarik sebanyak mungkin peminat, mendorong adanya perbedaan. Di
sisi lain organisasi kantor lebih cepat berubah dibandingkan bangunannya.
Pada Commerzbank, ruang-ruang kantornya ditata secara linier dan
terletak di sisi bangunan saling menghadap atrium. Setiap pertemuan ruang
kantor, pada ujung bangunan merupakan ruang servis dan sirkulasi vertikal (lift
dan tangga). Sirkulasi yang terjadi juga linier dan saling terkait antara ruang
per ruang
d. Sistem Struktur dan Utilitas
Penerapan struktur yang menggunakan gabungan baja dan beton, pada
bangunan yang berlantai 60 ini, terbagi pada struktur pembentuk lantai yang di
bagi menjadi 9 zona lantai tersusun secara selang-seling, sehingga mengurangi
resiko gaya lateral (beban angin). Pengakuan pada ujung-ujung bentuk
bangunan, sebagai upaya menstabilkan bangunan terhadap momen yang
terjadi, sehingga deformasi pada bangunan relatif kecil.
Utilitas pada bangunan ini juga menggunakan active mechanical dan
electrikal, namun penggunaannya di atur sehemat mungkin. Pemusatan ruang
servis untuk mempermudah perletakkan kompenen-kompenen utilitas berupa
plumbing, electrikal, AC dan instalasi fire protection pada core-core khusus
instalasi.
KESIMPULAN Dari pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa bangunan Commerzbank
ini menerapkan beberapa prinsip desain secara ekologi, dengan menitik beratkan pada
prinsip penghematan energi dan kepedulian kepada pengguna, sedangkan prinsip yang
lain merupakan dampak dari kedua prinsip ini.
Penerapan tersebut dapat terlihat pada penggunaan taman sebagai sebuah
ekosistem baru, dengan perletakan yang berputar secara spiral memberikan kesan
bergerak bagi bangunan ini dan menghilangkan kesan monoton. Selain itu taman-
taman ini juga menghilangkan kesan “dingin” pada tampilan bangunan yang
Ardian Ariatsyah, Safwan, Nizarli – TEMA RANCANGAN…
32 Edisi II, Vol. 1, Juli – Desember 2020
menggunakan cladding aluminium pada dinding. Taman yang dibuat setinggi 4
(empat) lantai memperkuat garis horizontal sehingga kesan vertikal dari tampilan
tower ini berkurang.
Atrium tengah yang digunakan sebagai plaza tempat berkumpul dan
bersosialisasi bagi pengguna kantor ini, juga berfungsi sebagai sistem ventilasi alami.
Pembagian lantai menjadi 9 zona dengan peletakan secara selang-seling memberikan
ruang masuknya cahaya matahari. DAFTAR PUSTAKA Ariatsyah, Ardian; et al (2004), Green Architecture Rental Office Building, Sebuah Laporan
Desain Berkelanjutan, Program Pascasarjana FTSP Arsitektur, ITS Surabaya.
Neufert, Ernst (1999), Data Arsitek, alih Bahasa Ir. Sjamsu Amril, Jilid 2 Edisi 2, Erlangga, Jakarta.
Mangun Wijaya, YB (1995), Wastu Citra - Pengantar ke Ilmu Budaya Bentuk
Arsitektur, PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. Vale, Brenda and Robert (1991), Green Architecture – Design for a Sustainable
Future, Thames and Hudson Ltd., London. Yeang, Ken (1995), Design With Nature – The ecological Basic for Architecture
Design, McGraw-Hill, New York. Yeang, Ken (1999), The Green Skyscraper – the Basic for Designing Sustainable
Intensive Buildings, Prestel Verlag, Munich, London Bibliografi Brown, G.Z (1990), Matahari, Angin dan Cahaya; Strategi Perancangan Arsitektur,
Alih bahasa: Ir. Aris K Onggodiputo, Intermatra, Bandung. Crosbie, Michael J (1994), Green Architecture – Aguide to Sustainable Design,
Rockport Publisher. Inc, Massachusette Gieck, K (1997), A Collection of Tecnical Formulae, Gieck Verlag, Hellbronn, West
Germany. Herzog, Thomas (1996), Solar Energy in Architecture and Urban Planning, Prestel,
Munich, New York.
ISSN 2085-0905