ardi winata (ilmu kelautan) pengelolaan sumberdaya pesisir dan laut

16
PENGELOLAAN SUMBERDAYA PESISIR DAN LAUT PENGELOLAAN SUMBERDAYA PESISIR DAN LAUT MELALUI PEMBERDAYAAN KEARIFAN LOKAL DI MELALUI PEMBERDAYAAN KEARIFAN LOKAL DI KABUPATEN LEMBATA KABUPATEN LEMBATA PROPINSI NUSA TENGGARA TIMUR PROPINSI NUSA TENGGARA TIMUR Oleh : Oleh : Ardi Winata Ardi Winata H1K014047 H1K014047

Upload: sutrimo

Post on 16-Feb-2016

27 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

CMUNGUT082346661921

TRANSCRIPT

Page 1: ARDI WINATA (ILMU KELAUTAN) Pengelolaan Sumberdaya Pesisir Dan Laut

PENGELOLAAN SUMBERDAYA PESISIR DAN LAUTPENGELOLAAN SUMBERDAYA PESISIR DAN LAUTMELALUI PEMBERDAYAAN KEARIFAN LOKAL DI MELALUI PEMBERDAYAAN KEARIFAN LOKAL DI

KABUPATEN LEMBATAKABUPATEN LEMBATAPROPINSI NUSA TENGGARA TIMURPROPINSI NUSA TENGGARA TIMUR

Oleh :Oleh :

Ardi WinataArdi Winata

H1K014047H1K014047

Page 2: ARDI WINATA (ILMU KELAUTAN) Pengelolaan Sumberdaya Pesisir Dan Laut

PENDAHULUANPENDAHULUAN

• Sumberdaya alam pesisir dan laut saat ini semakin disadari banyak orang bahwa suatu potensi Sumberdaya alam pesisir dan laut saat ini semakin disadari banyak orang bahwa suatu potensi yang cukup menjanjikan dalam mendukung perekonomian masyarakat terutama bagi nelayan. yang cukup menjanjikan dalam mendukung perekonomian masyarakat terutama bagi nelayan. Di sisi lain, sumberdaya pesisir dan laut sebagai sumberdaya milik bersama dan terbuka untuk Di sisi lain, sumberdaya pesisir dan laut sebagai sumberdaya milik bersama dan terbuka untuk umum pemanfaatannya semakin meningkat hampir di semua wilayah.umum pemanfaatannya semakin meningkat hampir di semua wilayah.

• Ghofar (2004), mengatakan bahwa perkembangan eksploitasi sumberdaya alam laut dan pesisir Ghofar (2004), mengatakan bahwa perkembangan eksploitasi sumberdaya alam laut dan pesisir dewasa ini (penangkapan, budidaya, dan ekstraksi bahan-bahan untuk keperluan medis) telah dewasa ini (penangkapan, budidaya, dan ekstraksi bahan-bahan untuk keperluan medis) telah menjadi suatu bidang kegiatan ekonomi yang dikendalikan oleh pasar (market driven) terutama menjadi suatu bidang kegiatan ekonomi yang dikendalikan oleh pasar (market driven) terutama jenis-jenis yang bernilai ekonomis tinggi, sehingga mendorong eksploitasi sumberdaya alam laut jenis-jenis yang bernilai ekonomis tinggi, sehingga mendorong eksploitasi sumberdaya alam laut dan pesisir dalam skala dan intensitas yang cukup besar.dan pesisir dalam skala dan intensitas yang cukup besar.

Page 3: ARDI WINATA (ILMU KELAUTAN) Pengelolaan Sumberdaya Pesisir Dan Laut

• Pemanfaatan sumberdaya ikan dan lingkungan hidupnya harus mampu menjamin Pemanfaatan sumberdaya ikan dan lingkungan hidupnya harus mampu menjamin keberlangsungan fungsi ekologis guna mendukung keberlanjutan usaha perikanan pantai yang keberlangsungan fungsi ekologis guna mendukung keberlanjutan usaha perikanan pantai yang ekonomis dan produkstif. Keberlanjutan fungsi ekologis akan menjamin eksistensi sumberdaya ekonomis dan produkstif. Keberlanjutan fungsi ekologis akan menjamin eksistensi sumberdaya serta lingkungan hidup ikan (Anggoro, 2000).serta lingkungan hidup ikan (Anggoro, 2000).

• Penerapan Undang – Undang No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah, dan sejalan Penerapan Undang – Undang No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah, dan sejalan dengan otonomi daerah serta menguatnya demokratisasi dan peningkatan peran serta dengan otonomi daerah serta menguatnya demokratisasi dan peningkatan peran serta masyarakat membawa konsekuensi pada kabupaten dan/atau kota sebagai penyelenggara masyarakat membawa konsekuensi pada kabupaten dan/atau kota sebagai penyelenggara otonomi daerah dituntut untuk menjalankan roda pemerintahan secara mandiri. Masyarakat otonomi daerah dituntut untuk menjalankan roda pemerintahan secara mandiri. Masyarakat didorong untuk lebih berpartisipasi dalam berbagai aspek kehidupan. didorong untuk lebih berpartisipasi dalam berbagai aspek kehidupan.

Page 4: ARDI WINATA (ILMU KELAUTAN) Pengelolaan Sumberdaya Pesisir Dan Laut

MASALAH PENELITIANMASALAH PENELITIAN

• Masalah penelitian ini adalah tingkat pemanfaatan potensi sumberdaya pesisir dan laut, nilai kearifan local pada masyarakat pesisir di Kabupaten Lembata yang terkait dengan pengelolaan sumberdaya pesisir dan laut, usahan pemerintah dan masyarakat dalam pemanfaatan dan pengelolaan sumberdaya pesisir dan laut, persepsi dan aspirasi masyarakat terhadap nilai – nilai kearifan local serta ketaatan pada tradisi, peluang pemberdayaan nilai kearifan local dan hukum adat dapat dipertahankan dan dimanfaatkan dalam perumusan kebijakan pengelolaan sumberdaya pesisir dan laut.

Page 5: ARDI WINATA (ILMU KELAUTAN) Pengelolaan Sumberdaya Pesisir Dan Laut

TUJUAN PENELITIANTUJUAN PENELITIAN

• Penelitian dalam jurnal ini bertujuan untuk menganalisis potensi dan pemanfaatan sumberdaya alam pesisir dan laut, nilai kearifan local yang mempunyai keterkaitan dengan pengelolaan sumberdaya alam pesisir dan laut, usaha yang dilakukan oleh pemerintah dalam pemanfaatan serta mengelola sumberdaya alam pesisir dan laut, persepsi dan aspirasi masyarakat terhadap nilai kearifan local dan ketaatan terhadap hukum adat yang berlaku, dan menganalisis peluang pemberdayaan nilai kearifan local dapat dipertahankan dan dimanfaatkan pada perumusan kebijakan pengelolaan sumberdaya alam pesisir dan laut.

Page 6: ARDI WINATA (ILMU KELAUTAN) Pengelolaan Sumberdaya Pesisir Dan Laut

MATERI DAN METODEMATERI DAN METODE

• Tempat penelitian pada jurnal ini di Kabupaten Lembata Provinsi Nusa Tenggara Timur dan data kearifan local pengumpulan datanya di Kecamatn Wulandoni, Ile Ape dan Omesuri. Respondennya adalan semua yang memiliki peran dalam upaya pengelolaan sumberdaya alam pesisir dan laut

• Sampling lokasi ditentukan dengan teknik area probability sampling yakni mengambil wakil dari tiap wilayah dalam populasi yang didasarkan pada pertimbangan karakteristik wilayah. Responden tokoh – tokoh pemangku adat dilakukan secara sampel bertujuan dengan pertimbangan tentang orang, latar peristiwa dan proses social cultural sesuai informasi yang dibutuhkan.

• Sumber data primer berasal dari pengamatan, wawancara langsung dengan responden. Data sekunder diperoleh dari studi dokumentasi dari instansi terkait dan hasil penelitian. Teknik analisis menggunakan teknik kuantitatif time series komparatif untuk melihat kecenderungan dan analisis kualitatif komparatif.

Page 7: ARDI WINATA (ILMU KELAUTAN) Pengelolaan Sumberdaya Pesisir Dan Laut

HASIL DAN PEMBAHASANHASIL DAN PEMBAHASAN

• Kabupaten Lembata memiliki produksi penangkapan selama lima tahun mengalami kenaikan dengan Kabupaten Lembata memiliki produksi penangkapan selama lima tahun mengalami kenaikan dengan rata-rata kenaikan untuk ikan pelagis 91,95% dan ikan demersal 40,92%, dengan rata-ratatingkat rata-rata kenaikan untuk ikan pelagis 91,95% dan ikan demersal 40,92%, dengan rata-ratatingkat pemanfaatannya baru mencapai 19,88%. Selain itu juga, potensi budidaya perikanan laut masih pemanfaatannya baru mencapai 19,88%. Selain itu juga, potensi budidaya perikanan laut masih sangat besar dengan luas areal budidaya 886 ha, namun dimanfaatkan 189 ha (20,32 %).sangat besar dengan luas areal budidaya 886 ha, namun dimanfaatkan 189 ha (20,32 %).

• Infrastruktur perikanan dan kelautan bahkan belum tersedia seperti TPI/PPI, pabrik es, lemmbaga Infrastruktur perikanan dan kelautan bahkan belum tersedia seperti TPI/PPI, pabrik es, lemmbaga pemantauan dan penjamin mutu produk pengolahan pasca panen dan sebagainya menyebabkan pemantauan dan penjamin mutu produk pengolahan pasca panen dan sebagainya menyebabkan pengolahan pasca panen perikan masih bersifat tradisional sehingga produk pengolahan kurang pengolahan pasca panen perikan masih bersifat tradisional sehingga produk pengolahan kurang berkualitas dan hygenis. berkualitas dan hygenis.

Page 8: ARDI WINATA (ILMU KELAUTAN) Pengelolaan Sumberdaya Pesisir Dan Laut

KESIMPULANKESIMPULAN• Potensi lestari perikanan tangkap di Kabupaten Lembata, Nusa Tengara Timur sampai Potensi lestari perikanan tangkap di Kabupaten Lembata, Nusa Tengara Timur sampai

tahun 2004 mencapai 12.813 ton/tahun. Sedangkan produksi penangkapan mengalami tahun 2004 mencapai 12.813 ton/tahun. Sedangkan produksi penangkapan mengalami

perkembangan kenaikan selama lima tahun, masing-masing untuk jenis ikan pelagis perkembangan kenaikan selama lima tahun, masing-masing untuk jenis ikan pelagis

dengan rata-rata kenaikan 91,95% dan ikan demersal mengalami kenaikan rata-rata dengan rata-rata kenaikan 91,95% dan ikan demersal mengalami kenaikan rata-rata

40,92%40,92%

Page 9: ARDI WINATA (ILMU KELAUTAN) Pengelolaan Sumberdaya Pesisir Dan Laut

MODEL PENGELOLAAN SUMBERDAYA PERIKANAN MODEL PENGELOLAAN SUMBERDAYA PERIKANAN WADUK CACABAN DENGANWADUK CACABAN DENGAN

PENDEKATAN SISTEM DINAMIKPENDEKATAN SISTEM DINAMIK

Firmansyah Aldhi RachmadityaFirmansyah Aldhi Rachmaditya

H1K014046H1K014046

ILMU KELAUTANILMU KELAUTAN

Page 10: ARDI WINATA (ILMU KELAUTAN) Pengelolaan Sumberdaya Pesisir Dan Laut

PENDAHULUANPENDAHULUAN

• Penurunan kualitas sumberdaya waduk Cacaban di Kabupaten Tegal, baik dari aspek ekologis perairan maupun daya Penurunan kualitas sumberdaya waduk Cacaban di Kabupaten Tegal, baik dari aspek ekologis perairan maupun daya dukungnya untuk menopang pemanfaatan waduk bagi peningkatan keejahteraan masyarakat di sekitar waduk pada saat ini semakin dukungnya untuk menopang pemanfaatan waduk bagi peningkatan keejahteraan masyarakat di sekitar waduk pada saat ini semakin dirasakan. Kerusakan Daerah Aliran ungai (DAS) Waduk Cacaban Kabupaten Tegal cukup mengkhawatirkan, pemanfaatan kawasan waduk dirasakan. Kerusakan Daerah Aliran ungai (DAS) Waduk Cacaban Kabupaten Tegal cukup mengkhawatirkan, pemanfaatan kawasan waduk oleh penduduk sekitar yang belum memperhatikan kesimbangan lingkungan menjadi penyebab utama penurunan fungsi waduk, tingkat oleh penduduk sekitar yang belum memperhatikan kesimbangan lingkungan menjadi penyebab utama penurunan fungsi waduk, tingkat sedimentasi yang tinggi dan penyusutan volume air waduk pada saat musim kemarau juga menjadi salah satu pendorong penurunan sedimentasi yang tinggi dan penyusutan volume air waduk pada saat musim kemarau juga menjadi salah satu pendorong penurunan kualitas waduk. Penanganan pengelolaan oleh Pemerintah daerah yang belum melibatkan masyarakat pengguna kawasan waduk kualitas waduk. Penanganan pengelolaan oleh Pemerintah daerah yang belum melibatkan masyarakat pengguna kawasan waduk menyebabkan hasil yang dicapai belum optimal. Penelitian dimulai dari exploratory yang digunakan untuk mengetahui lebih jauh tentang menyebabkan hasil yang dicapai belum optimal. Penelitian dimulai dari exploratory yang digunakan untuk mengetahui lebih jauh tentang lokasi/wilayah Waduk Cacaban Kabupaten Tegal, disamping kebutuhan masyarakat di tingkat basis (komunitas). topical, digunakan untuk lokasi/wilayah Waduk Cacaban Kabupaten Tegal, disamping kebutuhan masyarakat di tingkat basis (komunitas). topical, digunakan untuk menggali informasi tertentu secara lebih mendalam untuk penyusunan model . Parameter fisika,kimia dan biologi perairan Waduk menggali informasi tertentu secara lebih mendalam untuk penyusunan model . Parameter fisika,kimia dan biologi perairan Waduk Cacaban masuk dalam kisaran layak untuk kegiatan budidaya perikanan air tawar. Parameter Biologi Tingkat Kesuburan/ Pencemaran IS = Cacaban masuk dalam kisaran layak untuk kegiatan budidaya perikanan air tawar. Parameter Biologi Tingkat Kesuburan/ Pencemaran IS = +1,60 dan ITS = + 0,70 ; Beta Meso – Oligo Saprobik yang berarti dalam kondisi tidak tercemar sampai tercemar ringan – sedang ). Untuk +1,60 dan ITS = + 0,70 ; Beta Meso – Oligo Saprobik yang berarti dalam kondisi tidak tercemar sampai tercemar ringan – sedang ). Untuk memperoleh produksi budidaya lestari dengan mengedepankan kearifan lokal agar aktivitas perikanan tangkap terus bertahan dan memperoleh produksi budidaya lestari dengan mengedepankan kearifan lokal agar aktivitas perikanan tangkap terus bertahan dan meningkat maka produksi budidaya perikanan karamba jaring apung di Waduk Cacaban diharapkan tidak melebihi 90 ton per musim meningkat maka produksi budidaya perikanan karamba jaring apung di Waduk Cacaban diharapkan tidak melebihi 90 ton per musim tanam atau 180 ton/tahun. Pemanfaatan ruang waduk secara optimal dan berkelanjutan memerlukan perencanaan, kebijakan, zonasi tanam atau 180 ton/tahun. Pemanfaatan ruang waduk secara optimal dan berkelanjutan memerlukan perencanaan, kebijakan, zonasi yang jelas dan proporsional dengan memperhatikan keseluruhan kebutuhan pemangku kepentingan terkait serta menjaga yang jelas dan proporsional dengan memperhatikan keseluruhan kebutuhan pemangku kepentingan terkait serta menjaga sumberdayaalam penyangganyasumberdayaalam penyangganya

Page 11: ARDI WINATA (ILMU KELAUTAN) Pengelolaan Sumberdaya Pesisir Dan Laut

TUJUAN PENELITIANTUJUAN PENELITIAN

1.1. Mengidentifikasi potensi pengembangan pengelolaan sumberdaya khuauanya sumberdaya Mengidentifikasi potensi pengembangan pengelolaan sumberdaya khuauanya sumberdaya perikanan di sekitar Waduk Cacaban Kabupaten Tegal.perikanan di sekitar Waduk Cacaban Kabupaten Tegal.

2.2. Merancang dan merumuskan suatu model desain sistem pengembangan wilayah Waduk Merancang dan merumuskan suatu model desain sistem pengembangan wilayah Waduk Cacaban Kabupaten Tegal yang terintegral dengan pendekatan sistem dinamik. Cacaban Kabupaten Tegal yang terintegral dengan pendekatan sistem dinamik.

Page 12: ARDI WINATA (ILMU KELAUTAN) Pengelolaan Sumberdaya Pesisir Dan Laut

METODE PENELITIANMETODE PENELITIAN

• Pengumpulan DataPengumpulan Data

• Boundary SelectionBoundary Selection

• Formulation of dynamic hypothesis (formulasi hipotesis dinamik)Formulation of dynamic hypothesis (formulasi hipotesis dinamik)

Model bundary diagrams (MBD)Model bundary diagrams (MBD)

Causal loop diagramCausal loop diagram

Stock and flow mapsStock and flow maps

• Formulasi model simulasiFormulasi model simulasi

Page 13: ARDI WINATA (ILMU KELAUTAN) Pengelolaan Sumberdaya Pesisir Dan Laut

PEMBAHASAANPEMBAHASAAN

Kondisi Fisik dan Perairan Waduk CacabanKondisi Fisik dan Perairan Waduk Cacaban

Sebagai sebuah waduk yang sudah cukup umur sekitar 50 tahun (dibangun sejak tahun 1952 dan Sebagai sebuah waduk yang sudah cukup umur sekitar 50 tahun (dibangun sejak tahun 1952 dan diresmikan tahun 1959) maka secara fisik waduk Cacaban perlu dan sudah mengalami beberapa kali diresmikan tahun 1959) maka secara fisik waduk Cacaban perlu dan sudah mengalami beberapa kali renovasi. Seperti halnya waduk-waduk yang lain, penampungan air Waduk Cacaban juga mengalam renovasi. Seperti halnya waduk-waduk yang lain, penampungan air Waduk Cacaban juga mengalam penurunan volume tampungan dari 90 juta km3 (Tahun 1959) menjadi 57 juta km3 (Tahun 1990) dan penurunan volume tampungan dari 90 juta km3 (Tahun 1959) menjadi 57 juta km3 (Tahun 1990) dan menurun lagi menjadi 49 juta km3 (Tahun 2002). Dengan menggunakan rumus regresi diperoleh menurun lagi menjadi 49 juta km3 (Tahun 2002). Dengan menggunakan rumus regresi diperoleh prediksi jika tidak dilakukan upaya reklamasi waduk, penghijauan di daerah hulu (catchment area), prediksi jika tidak dilakukan upaya reklamasi waduk, penghijauan di daerah hulu (catchment area), kegiatan produksi ramah lingkungan dan pemberdayaan kearifan local maka pada tahun 2050 volume kegiatan produksi ramah lingkungan dan pemberdayaan kearifan local maka pada tahun 2050 volume tamping air Waduk Cacaban akan mendekati 0,00 km3 (habis). Hal tersebut dimungkinkan karena tamping air Waduk Cacaban akan mendekati 0,00 km3 (habis). Hal tersebut dimungkinkan karena proses sedimentasi akibat aktivitas yang kurang ramah lingkungann di daerah tangkapan air (catchment proses sedimentasi akibat aktivitas yang kurang ramah lingkungann di daerah tangkapan air (catchment area)- nya. area)- nya.

Page 14: ARDI WINATA (ILMU KELAUTAN) Pengelolaan Sumberdaya Pesisir Dan Laut

KONDISI KUALITAS FISIKA, KIMIA DAN BIOLOGI KONDISI KUALITAS FISIKA, KIMIA DAN BIOLOGI PERAIRAN WADUKPERAIRAN WADUK

• Kondisi kualitas fisika dan kimia air Waduk Cacaban menunjukan kandungan nitrat dn nitrit yang cukup tinggi, Kondisi kualitas fisika dan kimia air Waduk Cacaban menunjukan kandungan nitrat dn nitrit yang cukup tinggi, yakni 20 ppm melebihi batas maksimal yang dianjurkan sebesar 10 ppm. Kandungan nitritnya sebesar 0,1 ppm yakni 20 ppm melebihi batas maksimal yang dianjurkan sebesar 10 ppm. Kandungan nitritnya sebesar 0,1 ppm berada sedikit di bawah batas mksimal untuk kegiatan perikanan dan pertanian sebesar 0,15 ppm dan 0,2 ppm, berada sedikit di bawah batas mksimal untuk kegiatan perikanan dan pertanian sebesar 0,15 ppm dan 0,2 ppm, namun untuk dipergunakan sebagai air minum yang mempersyaratkan kandungan nitritnya 0,000 ppm (nihil) namun untuk dipergunakan sebagai air minum yang mempersyaratkan kandungan nitritnya 0,000 ppm (nihil) diperlukan tambahan pengolahan air. Waduk Cacaban menerima aliran air dari beberapa sungai yang cukup diperlukan tambahan pengolahan air. Waduk Cacaban menerima aliran air dari beberapa sungai yang cukup besar dengan keberadaan hulunya di darah lambung dan puncak Gunung Slamet. Sungaisungai tersebut besar dengan keberadaan hulunya di darah lambung dan puncak Gunung Slamet. Sungaisungai tersebut menampng dan membawa sisa buangan aktivitas pertanian, perkebunan, peternakan dan rumah tngga. Hal menampng dan membawa sisa buangan aktivitas pertanian, perkebunan, peternakan dan rumah tngga. Hal tersebut menyebabkan terakumulsinya bahan organik maupun anorganik termasuk pupuk pertanian sehingga tersebut menyebabkan terakumulsinya bahan organik maupun anorganik termasuk pupuk pertanian sehingga menyebabkan kadar nitrat dan nitritnya cukup tinggi. Dari parameter biologis, perairan Waduk Cacaban masuk menyebabkan kadar nitrat dan nitritnya cukup tinggi. Dari parameter biologis, perairan Waduk Cacaban masuk ke dalam kategori oligo saprobik sampai dengan beta meso saprobik. Hal tersebut diartikan untuk kepentingn ke dalam kategori oligo saprobik sampai dengan beta meso saprobik. Hal tersebut diartikan untuk kepentingn kegiatan perikanan maka kondisi air dari ketiga sungai tersebut masih dalam kondisi tidak tercemar sampai kegiatan perikanan maka kondisi air dari ketiga sungai tersebut masih dalam kondisi tidak tercemar sampai dengan tercemr ringan. Dengan demikian perairan tersebut masih memungkinkan bagi kehidupan biota air. dengan tercemr ringan. Dengan demikian perairan tersebut masih memungkinkan bagi kehidupan biota air.

Page 15: ARDI WINATA (ILMU KELAUTAN) Pengelolaan Sumberdaya Pesisir Dan Laut

SISTEM DINAMIK KEGIATAN PERIKANAN DI SISTEM DINAMIK KEGIATAN PERIKANAN DI WADUK CACABANWADUK CACABAN

Dinamika sistem kegiatan perikanan tangkap dan budidaya dilihat dari dukungan sumberdaya Dinamika sistem kegiatan perikanan tangkap dan budidaya dilihat dari dukungan sumberdaya alamnya terkait dengan dinamika populasi penduduk, kebutuhan hidup dan ketersediaan alamnya terkait dengan dinamika populasi penduduk, kebutuhan hidup dan ketersediaan sumberdaya lahan waduk dan disajikan pada sumberdaya lahan waduk dan disajikan pada

Page 16: ARDI WINATA (ILMU KELAUTAN) Pengelolaan Sumberdaya Pesisir Dan Laut

KESIMPULANKESIMPULAN

1.1. Kondisi kualitas perairan Waduk Cacaban baik secara fisika, kimia maupun biologi berada Kondisi kualitas perairan Waduk Cacaban baik secara fisika, kimia maupun biologi berada pada kisaran layak untuk kegiatan perikanan tangkap maupun budidaya pada kisaran layak untuk kegiatan perikanan tangkap maupun budidaya

2.2. Pemanfaatan ruang waduk secara optimal dan berkelanjutan memerlukan perencanaan, Pemanfaatan ruang waduk secara optimal dan berkelanjutan memerlukan perencanaan, kebijakan, zonasi yang jelas dan proporsional dengan memperhatikan keseluruhan kebijakan, zonasi yang jelas dan proporsional dengan memperhatikan keseluruhan kebutuhan pemangku kepentingan terkait serta menjaga sumberdaya alam penyangganya..kebutuhan pemangku kepentingan terkait serta menjaga sumberdaya alam penyangganya..