Arah Masa Depan Kondisi Sumberdaya Pertanian Indonesia

Pemanfaatan Sumber Daya Lahan

Julian Adam Ridjal

PS Agribisnis Universitas Jember

www.adamjulian.net

THE IMPORTANCE OF LAND TENURE

• Property rights to land are thus one of the most powerful resources available to people to increase and extend their collection of assets beyond land and labor to the full portfolio necessary for sustainable livelihoods(i.e. natural resources, social, human, and financial capital as well as physical assets).

OBJECTIVES OF LANDTENURE POLICIES

• economic efficiency and equity and poverty alleviation.

• In addition, environmental and institutional sustainability are concerns of increasingimportance in developing such policies.

• In the context of land use, efficiency has short-run, or static, and long-run, or dynamic, dimensions.

• Both the initial distribution of land and the nature of land tenure regimes and policies have a direct bearing on the extent of rural poverty.

• It is widely acknowledged that access to land is the most fundamental determinant of incomeearning potential in rural areas in developing and transitional countries, and so the equity dimension cannot be ignored in formulating land policies without the risk of generating serious social and political tensions as well as exacerbating poverty.

• Another careful empirical study of the farm size–productivity relationship was conducted by FideleByiringiro and Thomas Reardon for Rwanda.

• Their principal results were consistent with those of Heltberg, including the finding of a U-shaped relationship over a wider range of farm sizes. Their conclusions are as follows:

• We explored: (1) whether the smaller farms have greater average and marginal land productivity than the larger farms, and whether the smaller farms are less allocatively efficient; and (2) whether...soil erosion reduces, and soil conservation investments increase, land productivity.

• Both queries were answered with a strong affirmative. • Moreover, the inverse relationship is not mitigated by the

smaller farms’ being more eroded, despite their farming more intensively (with less fallow).

• In fact, smaller farms are not more eroded than larger farms. Moreover, the inverse relationship is not mitigated by larger farms’ using more nonlabor inputs or by their putting more of their land under cash perennials.

• In fact, larger farms do not do more of either compared to smaller farms.

• In addition to these econometric studies, tabulations of data from agricultural censuses and surveys in a number of countries show markedly higher productivity per hectare on small farms than on large farms.

• The inverse relationship between farm size and productivity per hectare in developing countries is now widely accepted as generally correct, although exceptions always may be found.

Pemanfaatan Sumberdaya Lahan

Potensi• Indonesia memiliki potensi ketersediaan lahan

yang cukup besar dan belum dimanfaatkan secara optimal.

• Total luas daratan Indonesia

• Dari total luas kawasan budidaya di daratan yang berpotensi untuk areal pertanian seluas 101 juta ha,

• Sampai saat ini, dari areal yang berpotensi untuk pertanian, yang sudah dibudidayakan menjadi areal pertanian sebesar 47 juta ha

Perkembangan luasan lahan

• Lahan sawah cenderung menurun dari 8,5 juta hektar pada tahun 1993 menjadi 7,85 juta hektar pada tahun 2011.

• Perluasan areal yang pesat terjadi pada perkebunan

• Perluasan terjadi untuk beberapa komoditas ekspor

• Perkembangan luas areal tanam terbesar adalah perkebunan kelapa sawit

• Perluasan areal secara besar besaran terjadi sejak tahun 1996.

• Luas lahan perkebunan kakao juga berkembang

• Potensi lahan untuk pengembangan pertanian secara biofisik masih cukup luas

• Apabila dari sebagian lahan yang belum dimanfaatkan itu terdapat lahan dengan vegetasi hutan primer dan kawasan gambut, maka tukar guling bisa dilakukan dengan kawasan kehutanan yang lahannya sesuai untuk pengembangan

Alokasi Lahan• Salah satu isu penting yang terkait dengan alokasi

lahan di Indonesia adalah masalah ketimpangan penguasaan lahan.

• Selama tahun 1973 - 2010 telah terjadi peningkatan rasio rata-rata luas lahan yang dikuasai perusahaan perkebunan terhadap rata-rata lahan yang dikuasai petani dari 1.248 menjadi 5.416.

• Hal ini berarti ketimpangan penguasaan lahan antara kedua kelompok ini meningkat sebanyak 4,3 kali selama 37 tahun terakhir.

• Angka gini rasio untuk distribusi lahan mencapai 0,56, yang berarti mengarah kepada ketimpangan tinggi.

Ketimpangan• Kondisi ketimpangan yang tinggi ini telah memicu

terjadinya konflik penguasaan lahan di berbagai lokasi di Indonesia.

• Berbagai konflik ini merupakan akumulasi dari konflik yang telah terjadi sejak tahun 70-an.

• Konflik yang terkait dengan lahan kehutanan angkanya akan lebih besar lagi dan melibatkan banyak petani.

• Berbagai konflik pertanahan telah berubah menjadi kerusuhan yang melibatkan masyarakat dan aparat pemerintah.

• Fenomena ini bila tidak ditangani dengan baik akan menjadi pemicu kerusuhan lainnya di lokasi konflik pertanahan.

Agenda program di 2010

• BPN menyatakan akan membagi-bagikan 6 juta hektar tanah ke masyarakat.

• Namun, program ini masih menunggu selesainya Rancangan Peraturan Pemerintah (RPP) Reforma Agraria.

• Sepanjang tahun 2010 telah berlangsung 106 konflik agraria di berbagai wilayah

• Jenisnya adalah sengketa atas lahan perkebunan besar (45 kasus),

SELAMAT BELAJAR