apotik hidup
TRANSCRIPT
2 | P a g e A h m a d T a u f i k - a t 3 5 8 5 @ g m a i l . c o m
Apotik Hidup 1. Daun Pegagan
Pegagan (Centella asiatica L. Urban)
Pegagan termasuk suku atau familia Apiaceae. Tumbuh menjalar di atas tanah terutama di tempat yang banyak terkena sinar matahari langsung tetapi cukup lembab. Nama lain : pegaga, daun kaki kuda, daun penggaga, pegago (Sumatera); antana, cowet gompeng, gagan-gagan, penigowang, calingan rambat (Jawa); bebele, paiduh (Nusa Tenggara); wisu-wisu, kisu-kisu (Sulawesi); dogauke (Irian); ji xue cao (Cina).
Kandungan : senyawa asiaticosida, senyawa antilepra, garam kalium, magnesiu, kalsium, besi, tanin.
Kegunaan :
Lepra. Segenggam pegagan segar, cuci, rebus dengan 2 gelas air sampai menjadi 3/4 gelas. Minum 3 kali @ 3/4 gelas per hari. (4)
Hipertensi. 20 helai daun pegagan segar rebus dengan 2 gelas air sampai menjadi 3/4 gelas, saring, minum 3 kali @ 3/4 gelas. (4)
Ambeien. 4-5 batang pegagan dan akarnya dicuci, rebus dengan 2 gelas air selama 5 menit, saring, minum rebusan ini 2 kali sehari @ 1 gelas selama beberapa hari. (4)
Demam. Segenggam pegagan dicuci, lumatkan, beri 3/4 gelas air dan garam, aduk, saring. Minum pagi hari sebelum sarapan.(4)
Demam yang tidak diketahui penyebabnya. Segenggam penuh daun pegagan dicuci, lumatkan, beri 1/2 gelas, saring, beri garam. Minum pagi hari sebelum sarapan. Hari berikutnya segenggam penuh daun pare dibuat sama seperti di atas. Lakukan selang-selang selama 10 hari. (4)
Melancarkan air seni. Segenggam daun pegagan dicuci, lumatkan, tempelkan pada pusar. (4)
Campak. 2 gengam daun pegagan dicuci, rebus dengan 2 gelas air sampai airnya tinggal 1 gelas, minum setiap hari sekali sampai sembuh. (4)
Batuk. Segenggam pegagan segar, cuci, lumatkan, beri air 3/4 gelas dan gula batu, aduk, saring. Minum sekali sehari sampai sembuh. (4)
Mimisan. Segenggam daun pegagan dicuci, rebus dengan 3/4 gelas air, saring, minum. Ulangi 3 kali sehari. (4)
Sakit kepala. Segenggam daun pegagan, 1/4 sendok jintan dicuci, rebus dengan segelas air sampai tinggal setengah, saring, beri 1 sendok madu sebelum diminum. (4)
Mata merah, bengkak. Segenggam daun pegagan dicuci, lumatkan, peras, saring, teteskan ke mata yang sakit 3-4 kali sehari. (4)
Menambah nafsu maka. Segenggam daun pegagan segar dicuci, rebus dengan 2 gelas air sampai airnya tinggal segelas. Minum sehari segelas. (4)
3 | P a g e A h m a d T a u f i k - a t 3 5 8 5 @ g m a i l . c o m
2. Daun Binahong
Daun Binahong adalah jenis tanaman yang amat berkhasiat untuk menyembuhkan beberapa penyakit. Beberapa lembar daun ini dikunyah hingga halus atau dimasak dengan segelas air dan diminum beserta ampasnya atau lebih mudah di jus atau diblender. Adapun khasiat dari daun tersebut sebagai berikut :
A. Kategori Penyakit berat :
Batuk/muntah darah : 10 lembar daun diminum setiap hari Paru-paru/bolong : 10 lembar daun diminum setiap hari Kencing manis : 11 lembar daun diminum setiap hari Sesak nafas : 7 lembar daun diminum setiap hari Borok akut(menahun) : 12 lembar daun diminum setiap hari Patah tulang : 10-20 lb daun diminum setiap hari Darah rendah : 8 lembar daun diminum setiap hari Radang ginjal : 7 lembar daun diminum setiap hari Gatal-gatal /eksim kulit : 10-15 lb daun diminum setiap hari Gegar otak ringan/berat : 10 lembar daun diminum setiap hari.
B. Kategori Penyakit Ringan
Disentri/buang air besar : 10 lembar daun diminum setiap hari Ambeyen berdarah : 16 lembar daun diminum setiap hari Hidung mimisan : 4 lembar daun diminum setiap hari Habis bedah/operasi : 20 lembar daun diminum setiap hari Luka bakar : 10 lembar daun diminum setiap hari Kecelakaan/benda tajam : 10 lembar daun diminum setiap hari Jerawat : 8 lembar daun diminum setiap hari Usus bengkak : 3 lembar daun diminum setiap hari Gusi berdarah : 4 lembar daun diminum setiap hari Kurang nafsu makan : 5 lembar daun diminum setiap hari Kelancaran haid : 3 lembar daun diminum setiap hari Habis bersalin/melahirkan : 7 lembar daun diminum setiap hari Menjaga stamina tubuh : 1 lembar daun diminum setiap hari Penghangat badan : 5 lembar daun diminum setiap hari
4 | P a g e A h m a d T a u f i k - a t 3 5 8 5 @ g m a i l . c o m
Lemah syahwat : 3-10 lb daun diminum setiap hari.
3. Daun Encok
DAUN ENCOK
Nama latin: Plumbago zeylanica L.
Nama daerah: Ki encok; Poksor; Bawa; Kareka
Deskripsi tanaman: Tumbuhan semak berbatang lunak, dan tumbuh berumpun. Bentuk daun bulat telur,
bunga berwarna putih dalam tandan. Buah memanjang kecil dengan bulu kasar yang berperekat,
berwarna hijau waktu muda.
Habitat:
Tumbuh liar di tepi-tepi sungai dan di pagar-pagar rumah di pegunungan. Bagian tanaman yang digunakan: Daun ; Akar Kandungan kimia: Plumbagin; Zat samak Khasiat: Analgesik; Antibengkak; Antimikroba Nama simplesia: Plumbaginis Folium Resep tradisional: Sakit pegal linu: Daun Encok 5 lembar; Daun seligi 1 genggam; Tikel balung 3 ruas; Daun kecubung 3 lembar, Semua bahan ditumbuk halus lalu direndam dalam alkohol 70 persen minyak gondopuro dan minyak serai (dengan perbandingan 3:2:1)atau alkohol 150 cc; gondopuro 110 cc; minyak serai 50 cc, Direndam lalu dioleskan pada tempat yang sakit.
5 | P a g e A h m a d T a u f i k - a t 3 5 8 5 @ g m a i l . c o m
DAUN DUDUK
Nama latin: Desmodium triquitrum
Nama daerah: Genteng cangkeng; Ki congcorang; Cencer; Potong kujang; Gerji; Gulu walang
Deskripsi tanaman: Tanaman perdu, tinggi lebih kurang 3 meter. Batang berkayu, bulat beruas,
permukaan kasar, diameter lebih kurang 2 cm berwarna cokelat. Daun tunggal, berseling,
berbentuk lanset, panjang 10-20 cm, lebar 1-2 cm, bertulang menyirip, daun muda berwarna
cokelat setelah tua berwarna hijau. Bunga majemuk berbentuk mulai tumbuh di ujung batang,
mahkota putih keunguan berbentuk kupu-kupu. Buah polong, masing-masing 4-8 biji, buah
muda berwarna hijau, setelah tua berwarna cokelat
Habitat: Tumbuh ditempat terbuka dengan cahaya matahari cukup, sedikit naungan serta tidak
begitu kering pada dataran rendah sampai 1500 m dpl.
Bagian tanaman yang digunakan: Daun
Kandungan kimia: Alkoloid hepaforina; Trigonelina; Tanin
Khasiat: Anti inflamasi; Antipiretik; Diuretik; Stomakik; Paratisid
6 | P a g e A h m a d T a u f i k - a t 3 5 8 5 @ g m a i l . c o m
Nama simplesia: Desmodii triquetri Folium
Resep tradisional:
Batu ginjal:
Daun duduk segar 6 g; Daun keji beling segar 3 g; Herba kumis kucing segar 6 g; Air 115 ml,
Dibuat infus, Diminum 1 kali sehari 100 ml.
Radang amandel:
Daun duduk segar 7 helai; Daun sirih segar 2 helai; Herba pegagan segar 1 genggam; Rimpang
kunci pepet 5 rimpang; Air 1 gelas, Dipipis, Untuk berkumur 2 kali sehari; pagi dan sore; tiap
kali 1/2 gelas.
Wasir:
Daun duduk segar 6 g; Air mendidih 100 ml, Diseduh, Diminum 1 kali sehari 100 ml.
DAUN DEWA
Nama latin: Gynura procumbens (Lour.)Merr.
Nama daerah: Beluntas cina
Deskripsi tanaman: Tanaman semak semusim, tinggi 10-25 cm, berbatang lunak, berambut halus, warna
ungu kehijauan. Daun tunggal, bentuk bulat telur, berbulu lebat, permukaan atas hijau, bawah ungu.
Bunga majemuk berbentuk tongkat, berbulu, kelopak hijau, mahkota berwarna kuning. Buah kecil
berwarna coklat.
Bagian tanaman yang digunakan : Seluruh tanaman dengan rincian - DAUN berguna untuk luka terpukul,
melancarkan sirkulasi, menghentikan perdarahan (batuk darah, muntah darah, mimisan),
pembengkakan payudara, infeksi kerongkongan, haid tidak teratur dan digigit binatang berbisa. UMBI -
untuk menghilangkan pembekuan darah, pembengkakan tulang patah, pendarahan nifas.
Cara budidaya : Perbanyak tanaman dengan menggunakan stek batang atau stump. Stek dari batang
yang keras 5-10 cm. Pemeliharaan mudah, perlu cukup air dengan cara penyiraman cukup, menjaga
kelembaban dan pemupukan dasar.
Kandungan kimia: Saponin; Flavonoid
Efek Farmakologis : Tumbuhan ini bersifat anti coagulant (mencairkan bekuan darah), stimulasi sirkulasi,
menghentikan pendarahan, menghilangkan panas, membersihkan racun. Dalam farmakologi cina
disebutkan tumbuhan ini memiliki rasa khas dan sifat netral.
7 | P a g e A h m a d T a u f i k - a t 3 5 8 5 @ g m a i l . c o m
Khasiat: Antipiretik; Anti inflamasi
Nama simplesia: Gynurae Folium
Resep tradisional:
Kanker:
Daun dewa segar 4 g; Akar daruju 7 g; Herba benalu 3 g; air 120 ml, Ditumbuk; ditambah air mendidih;
disaring, Diminum 1 hari sekali 100 ml; selama 30 hari.
Tekanan darah tinggi:
Daun dewa segar 3-7 helai; buah mengkudu muda 1 buah; Air 110 ml, Diseduh, Diminum 1-2 kali sehari
100 ml; selama 1 bulan.
Kencing manis:
Daun dewa 5 helai; Air 110 ml, Diseduh, Diminum 1 kali sehari 100 ml.
Pembersih luka:
Daun dewa secukupnya; Air secukupnya, Daun dewa ditumbuk halus lalu dimasukkan ke dalam air, Luka
yang kotor dimasukkan ke dalam air yang dicampur daun dewa
8 | P a g e A h m a d T a u f i k - a t 3 5 8 5 @ g m a i l . c o m
DARUJU
Nama latin: Acanthus ilicifolium L.
Nama daerah: Druju; Jruju; Jaruju; Jeruju
Deskripsi tanaman: Tanaman semak, semusim, tinggi lebih kurang 1 meter. Batang bulat lunak,
bercabang, warna hijau keputihan. Daun tunggal, bertulang menyirip, bentuk bulat telur, tepi
berduri, berwarna hijau. Bunga tunggal di ketiak daun dan di ujung batang, bermahkota enam
membulat berwarna kuning. Buah kotak, bentuk tabung, beruang enam dan berwarna hijau.
Habitat: Tumbuh liar di daerah pantai, tepi sungai tanah berlumpur dan berair payau.
Bagian tanaman yang digunakan: Daun
Kandungan kimia: Asam fenolat; Asam p-kumarat; Asam p-hidroksi benjoat
Khasiat: Ekspektoran; Antifogistik
Nama simplesia: Acanthi Radix
Resep tradisional:
9 | P a g e A h m a d T a u f i k - a t 3 5 8 5 @ g m a i l . c o m
Kanker:
Akar daruju 7 g; Daun dewa segar 4 g; Herba benalu 3 g; air 120 ml, Dibuat infus, Diminum 1
kali sehari 100 ml
Hepatitis:
Akar daruju 7 g; Rimpang temu lawak segar 7 g; Herba meniran 7 g; Air 130 ml, Dibuat infus,
Diminum 1 kali sehari 100 ml
DANDANG GENDIS
Nama latin: Clinacanthus nutans
Nama daerah: Kitajan; Gendis
Deskripsi tanaman: Tanaman perdu tahunan, tinggi lebih kurang 2,5 meter. Batang berkayu,
tegak, beruas, dan berwarna hijau. Daun tunggal, berhadapan, bentuk lanset, panjang 8-12 mm,
10 | P a g e A h m a d T a u f i k - a t 3 5 8 5 @ g m a i l . c o m
lebar 4-6 mm, bertulang menyirip, berwarna hijau. Bunga majemuk, bentuk malai, di ketiak daun
dan di ujung batang, mahkota bunga berbentuk tabung, panjang 2-3 cm berwarna merah muda.
Buah kotak, bulat memanjang berwarna cokelat.
Habitat: Tumbuh liar di pekarangan dan sebagai tanaman pagar pada ketinggian 1-900 m dpl.
Bagian tanaman yang digunakan: Daun
Kandungan kimia: Alkaloid; Saponin; Minyak atsiri
Khasiat: Antidiabetik; Diuretik
Nama simplesia: Clinacanthai nutans Folium
Resep tradisional:
Kencing manis:
Daun dandang gendis segar 7 g; Air 110 ml, Dibuat infus atau seduhan, Diminum 1 kali sehari
100 ml.
EKOR KUCING
Acalypha hispida Burm. F
Famili : Euphorbiaceae
Daerah : Jawa : Ekor Kucing, Sunda : Talianjing, Ternate : Lofiti
Asing : Cat’s tail, Gou Wei Hong (Cina)
Sifat Kimiawi : Kaya kandungan kimia antara lain acalyphin, flavonoid, saponin, tanin. Penutup
luka dan Peluruh air seni.
Efek Farmakologis : Dalam farmakologi Cina, tanaman ini bersifat Rasa manis, Sejuk, Kelat dan
menghentikan pendarahan.
Bagian tanaman yang digunakan : Untai bunga dan daun.
Cara budidaya : Perbanyakan tanam-an dg menggunakan stek batang. Pemeliharaan mudah,
perlu cukup air dg cara penyiraman yg cukup, menjaga kelembaban dan pe-mupukan terutama
pupuk dasar
Resep tradisional:
1. MUNTAH DARAH : Bunga di kunyah mentah bersama pinang putih, kalau perlu tambah jahe
sedikit, kencur, daun pule yang masih muda. Lakukan sepanjang hari. Atau bunga dilumatkan
bersama gula sama banyak, makan.
2. DISENTRI : Untai bunga 10-30 gram, direbus, minum.
3. RADANG USUS : Untai bunga 10-30 gram, direbus, minum.
4. CACINGAN : Untai bunga 10-30 gram, direbus, minum.
11 | P a g e A h m a d T a u f i k - a t 3 5 8 5 @ g m a i l . c o m
5. KUSTA : Daun secukupnya di cuci bersih, tambahkan kencur secukupnya, ditumbuk halus
sampai jadi seperti bubur. Di pakai untuk mengoles bagian badan yang luka.
GENDOLA
(Basella rubra Linn )
Famili : Basellaceae
Daerah : Jawa Tengah : Ganjerot, Sunda : Gandola, Madura : Kandula, Melayu : Gendola, Bali :
Gendola, Sulut : Tatabuwe, Gorontalo : Pailoo, Minangkabau : lembayung.
Asing : Malabar Night Shade, Lo kuei (Cina)
Sifat Kimiawi : Tumbuhan ini kaya kandungan kimia antara lain daun : organic acid,
glucan,c-carotene, mucopolysacharida seperti è L-arabinose, D-galaktose, L*rhamnose, aldonic
acid saponin, Vitamin A,B dan C
Efek Farmakologis : Tumbuhan ini bersifat anti toxin, antipiretik yaitu penurun panas,
mengeluarkan organisme penyebab sakit dari darah
Bagian tanaman yang digunakan : Seluruh tanaman.
Cara budidaya : Perbanyakan tanaman dg menggunakan biji atau stek batang. Pemeliharaan
mudah, perlu cukup air dg cara penyiraman yg cukup, menjaga kelembaban dan pemupukan
terutama pupuk dasar.
Penyakit yang dapat disembuhkan dan cara penggunaannya.
1 RADANG USUS BUNTU : Seluruh tanaman gendola sebanvak 60-70 gram dicuci bersih, di
potong-2, di rebus dengan air secukupnya sampai bahan terendam seluruhnva. Setelah tinggal
setengah, dinginkan dan minum.
2 INFLUENZA : Daun segar 15 gram di cuci lalu di rebus dengan 2 gelas air bersih sampai
tersisa 1gelas. Setelah dingin di saring tambahkan sedikit gararn dan di aduk sampai larut,
diminum
3 BERAK DARAH : Tanaman gendola 25 gram, kapulogo 35 gram dan seekor ayam betina tua
yang telah di buang kepala, kaki dan jeroannya, di masak dengan air secukupnya. Minum airnya.
4 DADA TERASA PANAS DAN SESAK : Gendola segar 70 gram di rebus dengan air
secukupnya sampai kental. Campur dengan arak, lalu diminum.
5 SEMBELIT : Daun segar dimasak makan.
6 KENCING SEDIKIT (RADANG KANDUNG KENCING), ANYANG-ANYANGEN : Daun
segar 70 gram di cuci bersih, rebus dengan air secukupnva. Setelah dingin, minum seperti air teh.
7 CAMPAK (MEASLES), CACAR AIR, PUTTING SUSU PECAH-2 : Bunga 15 - 30 gram di
rebus, minum.
12 | P a g e A h m a d T a u f i k - a t 3 5 8 5 @ g m a i l . c o m
8 PEGAL LINU, REMATIK : Akar I5 - 30 gram, di rebus, minum.
9 RADANG SELAPUT MATA (CONJUNGTIVITIS) : Buah 15 - 30 gram di rebus, lalu
diminum
GINJE
Nama latin: Thevetia peruviana (pers)K.Schum
Nama daerah: Ginji; Ghinje
Deskripsi tanaman: Tanaman semak, semusim, tinggi lebih kurang 1,7 meter. Batang berkayu,
beralur, beruas, bercabang, warna hijau. Daun tunggal, bentuk menjari, tepi bergerigi, pangkal
dan ujung runcing, panjang 4-12 cm, lebar 5-14 cm, warna hijau. Bunga majemuk, bentuk malai,
mahkota bentuk ginjal, warna kuning kemerahan. Buah kotak, beruang dua sampai empat,
diameter lebih kurang 7,5 mm, warna cokelat kehitaman.
Habitat: Tumbuh liar di ladang dan sebagai tanaman hias pada daerah kering di dataran rendah
sampai 900 m dpl.
Bagian tanaman yang digunakan: Daun
Kandungan kimia: Tevetiana (alkaloid gigitalis); Nerifolin; Perufosida; Rufosida; Minyak lemak.
Khasiat: Tonika; Diuretik; Anti bengkak.
Nama simplesia: Thevetiae nerifoliae Semen
Resep tradisional:
Infeksi kulit:
Daun ginje 17 lembar; Cabe jamu 7 biji, Ditumbuk halus dan diberi air; diremas dan disaring,
Air saringan dioleskan pada bagian kulit yang infeksi 2-3 kali sehari.
13 | P a g e A h m a d T a u f i k - a t 3 5 8 5 @ g m a i l . c o m
Genje
(Clerodendron indicum [L.] O. Ktje.)
Sinonim :
C. fortunatum L., C. siphonanthus R. Br., C. lividum Lindl.
Familia :
Verbenaceae
Uraian :
Genje tumbuh liar di hutan dan ladang. Kadang ditanam di halaman dekat pagar. Tumbuhan ini
bisa ditemukan pada tempat-tempat yang terkena sinar matahari atau sedikit terlindung pada
dataran rendah sampai ketinggian 1.200 m dpl. Perdu tegak dengan tinggi 1-3 m ini batangnya
bulat berwarna hijau, retak-retak membujur, tengahnya berongga, percabangan simpodial. Daun
tunggal, bertangkai pendek, letak berkarang. Helaian daun bentuk lanset, ujung runcing, pangkal
menyempit, tepi rata, pertulangan menyirip, warnanya hijau tua mengilap, panjang 7--15 cm,
lebar 3-4 cm. Bunga majemuk, bentuk payung, keluar dari ketiak daun dan ujung tangkai,
mahkota bentuk tabung, panjang 1-1,5 cm, warnanya putih. Buah batu, bulat telur, warnanya
cokelat. Biji bulat berwarna hitam.
Nama Lokal :
NAMA DAERAH Indonesia: biduyuk, ganja, memadatan (Jakarta). Sumatera: Ronggo dipo
(Palembang). )awa: genje (Sunda), daun apiun, sekar petak (Jawa). NAMA ASING Chang guan
jia mo li (C), glorybower (I). NAMA SIMPLISIA Clerodendri indici Folium (daun genje),
Clerodendri indici Radix (akar genje).
Penyakit Yang Dapat Diobati :
Rasanya pahit, sifatnya sejuk. Berkhasiat antiradang, pereda demam (antipiretik), pereda nyeri
(analgesik), dan antibatuk (antitusif).
Pemanfaatan :
BAGIAN YANG DIGUNAKAN Bagian tanaman yang digunakan sebagai obat adalah daun, dan
akarnya. Setelah dicuci, potong akar tipis-tipis, lalu jemur. INDIKASI Daun dan akar genje
digunakan untuk pengobatan: -radang saluran kencing, radang kandung kencing, -radang saluran
napas (bronkhitis), radang tenggorok, -nyeri rongga mulut, nyeri hernia, nyeri lambung, -terkilir,
memar, rematik, -demam, influenzae, -tuberkulosis paru, dan -sesak napas (asma). CARA
PEMAKAIAN: Untuk obat yang diminum, rebus 15--30 g daun atau akar genje kering, lalu
minum airnya. Untuk pemakaian luar, cuci daun segar secukupnya, lalu giling sampai halus.
Tempelkan pada tempat yang sakit, seperti keseleo, memar, reumatik, bisul, radang kulit
bernanah, lalu balut. CONTOH PEMAKAIAN DI MASYARAKAT Radang saluran kencing dan
radang kandung kencing Sediakan daun genje dan rumput lidah ular (Hedyotis diffusa Willd.)
dalam bentuk bahan kering (masingmasing 30 g). Cuci, lalu rebus dengan tiga gelas air sampai
tersisa satu gelas. Setelah dingin, saring dan minum airnya sekaligus.Rebus ampasnya sekali lagi
untuk diminum pada sore hari. Sesak napas Gulung daun genje kering (secukupnya), seperti
cerutu. Bakar ujungnya, lalu isap. Demam pada anak Rebus akar genje kering (10-15 g) dengan
tiga gelas air sampai tersisa satu gelas. Setelah dingin, saring dan minum sekaligus. Lakukan 3-4
kali sehari sampai sembuh. Catatan: Clerodendron sama dengan Clerodendrum.
Komposisi :
Daun mengandung alkaloid, saponin, dan polifenol. Akar dan kulit batang mengandung saponin
dan flavonoid. Akarnya juga mengandung polifenol.
14 | P a g e A h m a d T a u f i k - a t 3 5 8 5 @ g m a i l . c o m
Ginjean
(Leonurus sibiricus L.)
Sinonim :
= L. artemisia (Lour.) S.YHU. = L. heterophyllus, Sweet.
Familia :
Labiatae .
Uraian :
Herba ini tumbuh liar di pinggiran kota, sepanjang aliran air, di semak-semak, kadang ditanam di
kebun. Tanaman ini dapat ditemukan dari dataran rendah sampai 2.000 m dpi. Terna semusim,
tumbuh tegak, berambut, tinggi 60-100 cm. Batang berongga, beralur, beruas, bercabang,
warnanya hijau. Daun tunggal, bentuk menjari, tepi bergerigi, ujung dan pangkalnya runcing,
panjang 4-12 cm, lebar 5-14 cm, letak berhadapan bersilang, warnanya hijau. Bunga tersusun
dalam karangan semu yang terdapat pada ketiak daun. Kelopak bergigi tajam, warnanya putih
atau lembayung. Buahnya buah kotak, beruang 2- 4, coklat kehitaman. Biji berbentuk segitiga,
kecil, warnanya hitam. Akarnya akar tunggang. Yang dimaksud dengan herba leonuri atau I mu
cao dan dikenal juga dengan nama chongwei adalah tanaman yang berkhasiat sama dari tanaman
yang bernama L.sibiricus, L.heterophyllus, L.artemisia atau L. turkestanicus V.Krecz.et Kuprian.
Nama Lokal :
Padang derman, dendereman (Sunda), seranting (Sumatera). ; Ginjean, ginjeran (Jawa). gofu
hairan roriha (Ternate), ; Laranga kohori (Tidore).;
Penyakit Yang Dapat Diobati :
Haid tidak teratur, radang ginjal, bengkak, kencing berdarah; Rabun senja, radang mata,
hipertensi, keputihan, terlambat haid;
Pemanfaatan :
BAGIAN YANG DIPAKAI: Seluruh tanaman atau buah, pemakaian segar atau yang telah
dikeringkan. KEGUNAAN: Seluruh herba: - Haid tidak teratur (Menstrual irregularities). - Tidak
datang haid (amenorrhea). - Nyeri sewaktu haid (dysmenorrhea), Haid terlalu banyak. -
Menghilangkan gumpalan darah setelah melahirkan (Post-parturn haematoma) - Radang ginjal
(nephritis). - Bengkak (edema). - Kencing sedikit (oliguria), kencing berdarah (hematuria). -
15 | P a g e A h m a d T a u f i k - a t 3 5 8 5 @ g m a i l . c o m
Badan terasa lemah (General weakness). - Tidak subur (infertility) pada wanita. - Rabun senja,
radang mata (conjunctivitis). - Darah tinggi. Pengerasan pembuluh darah (arteriosclerosis). Biji: -
Tekanan darah tinggi. - Keputihan. - Terlambat haid. PEMAKAIAN: Untuk minum: Seluruh
tanaman: 1-30 g, biji: 5-15 g, rebus. Pemakaian luar: Herba segar setelah dicuci bersih 1alu
digiling halus, atau yang telah dijadikan bubuk, dibubuhkan pada borok dan radang kulit
bernanah. CARA PEMAKAIAN: 1. Haid tidak teratur, nyeri sewaktu haid, Peranakan (uterus)
tidak mengecil sempurna setelah malahirkan atau setelah dikuret (currattage): Ginjean dan
Millettia reticulata masing-masing 60 g, dicuci dan dipotong-potong seperlunya. Tambahkan
gula merah secukupnya lalu direbus dengan 3 gelas air sampai tersisa 1 1/2 gelas. Setelah dingin
disaring, minum. Sehari 2 x 3/4 gelas. 2. Haid tidak teratur, darah haid berlebihan, perdarahan
setelah melahirkan, Peranakan tidak mengecil sempurna setelah melahirkan: 15-20 g ginjean
dicuci bersih lalu direbus dengan 3 gelas air sampai tersisa 1 1/2 gelas. Setelah dingin disaring,
lalu diminum. Sehari 2 x 3/4 gelas. 3. Nyeri haid: 20 g ginlean kering dan 10 g Corydalis
ambigua (yen hu so) kering direbus dengan 3 gelas air bersih sampai tersisa 1 1/2 gelas.Setelah
dingin disaring, minum. Sehari 2 x 3/4 gelas. Minum selama haid. 4. Radang ginjal akut
(Glomerulonephritis akut) dan bengkak: 180-240 g ginjean segar setelah dicuci bersih lalu
direbus dengan 700 cc air bersih sampai tersisa 300 cc. Setelah dingin disaring, minum. Sehari 2
x 1 1/2 gelas. 5. Badan terasa lemah dan tidak subur pada wanita: 30-60 g ginjean segar dicuci
bersih, rebus dengan telur atau ayam. Setelah dingin dimakan. 6. Peluruh haid: 10 g serbuk biji
ginjean diseduh dengan 1 cangkir air panas, tambahkan 1 sendok makan madu lalu diaduk
sampai merata. Setelah dingin diminum sekaligus. CATATAN : - Herba leonuri tidak beracun,
pemakaian lama lidak menimbulkan efek samping. - Buah beracun. Pemakaian sebanyak 30
gram dapat menyebabkan keracunan dalam 4-6 jam. Tanda-tanda keracunan akan timbul dalam
12-48 jam setelah total pemakaian sebanyak 60-140 gram. - Gejala keracunan buah: Rasa lemah
seluruh badan, kaki sukar digerakkan, rasa kering dan rasa sesak di dada. Pada kasus yang sangat
berat tampak keringat sangat banyak dan lemah tak berdaya. - Wanita hamil dilarang memakai
tanaman obat ini.
Komposisi :
SIFAT KIMIAWI DAN EFEK FARMAKOLOGIS: Herba: Pahit, pedas, sejuk. Melancarkan
sirkulasi, membuat haid menjadi teratur, peluruh kencing (diuretik), menghilangkan
pembengkakan dan menciutkan rahim. Buah : Manis, sejuk, beracun. Biji: Manis, pedas.
Memperbaiki penglihatan, peluruh haid (emenagog), peluruh kencing (diuretik), melebarkan
pembuluh darah (vasodilator). KANDUNGAN KIMIA: 1. L.sibiricus: Leonurine, stachydrine,
leonuridine, leonurinine, rutin, benzoic acid, lauric acid, linolenic acid, oleic acid, arginine, 4-
guanidino-1-butanol, 4-guanidinobutytic acid, sterol, stachyose, vitamin A dan potassium
chloride. 2. L.heterophyllus: Leonurine A, leonurine B, stachydrine, lauric acid, oleic acid. Buah
(Leonuri fructus): Mengandung leonurinine C10 HI4 O3 N2, alkaloid I,II dan Ill, oleic acid,
linoleic acid dan vitamin A.
16 | P a g e A h m a d T a u f i k - a t 3 5 8 5 @ g m a i l . c o m
GEMPUR BATU
Nama latin: Borreria hispida Schum.
Nama daerah: Gempur watu; Kertas watu; Hancur batu; Bulu lutung; Remuk sela.
Deskripsi tanaman: Tumbuhan liar di hutan-hutan. Daun berbentuk tombak dan berakar, daun
agak kasar. Bunga kecil-kecil warnanya putih.
Habitat: Tumbuh liar di hutan, di ladang pada tanah agak lembab pada dataran rendah sampai
ketinggian 500 m dpl.
Bagian tanaman yang digunakan: Seluruh bagian tumbuhan
Kandungan kimia: Zat kalium
Khasiat: Astringen
Nama simplesia: Borreriae hispidae Herba
Resep tradisional:
Batu empedu:
Herba gempur batu segar 2 genggam; Air 110 ml, Dibuat infus atau pipisan, Diminum 2 kali
sehari tiap kali minum 100 ml; Apabila dibuat pipisan diminum 2 kali sehari; tiap kali minum 1/4
cangkir.
Batu ginjal:
Herba gempur batu segar 2 genggam; Herba meniran segar 7 pohon; Air 110 ml, Dibuat infus,
Diminum 2 kali sehari; pagi dan sore; tiap kali minum 100 ml.
17 | P a g e A h m a d T a u f i k - a t 3 5 8 5 @ g m a i l . c o m
GARUT
Nama latin: Marantha arundinacea L.
Nama daerah: Larut; Rarut; Jelarut; Salarut; Waerut; Nggarut; Irut; Angkrik; Arus
Deskripsi tanaman: Tanaman semak semusim, tinggi 75-90 cm. Berbatang semu, bulat,
membentuk rimpang, berwarna hijau. Daun tunggal, bulat memanjang, ujung runcing, bertulang
menyirip, panjang 10-27 cm, lebar 4-5 cm, berpelepah, berbulu, berwarna hijau. Bunga majemuk
bentuk tandan, kelopak bunga hijau muda, mahkota bunga berwarna putih. Buah kotak, bulat
berwarna hijau.
Habitat: Dapat dibudidayakan pada tanah gembur dan cukup air pada ketinggian 1500 m dpl.
Bagian tanaman yang digunakan: Rimpang
Kandungan kimia: Zat pati
Khasiat: Anti diare
Nama simplesia: Marantae Rhizoma
18 | P a g e A h m a d T a u f i k - a t 3 5 8 5 @ g m a i l . c o m
Resep tradisional:
Mencret:
Tepung garut 1 sendok; Gula 1 sendok makan; Garam 1/4 sendok teh; Daun jambu biji 7 lembar;
Air 100 ml, Dibuat infus, Diminum 3 kali sehari; tiap kali minum 100 ml
GANYONG
Nama latin: Canna edulis
Nama daerah: Ganyol; Laos jambe; Lembong nyindra; Ganyu; Banyur
Deskripsi tanaman: Tumbuhan semak berbatang basah yang bersifat merumpun dan menahun,
berbatang lunak, tumbuh tegak dengan tinggi 0,9-1,8 meter, bentuk batang bulat sampai agak
pipih dan merupakan kumpulan pelepah daun yang secara teratur dan saling tumpang tindih
hingga disebut batang semu atau batang palsu. Daun tumbuhan ini lebar hijau atau kemerah-
merahan, bentuk daun elips, memanjang. Bunga ganyong berbentuk terompet. Buah berbentuk
19 | P a g e A h m a d T a u f i k - a t 3 5 8 5 @ g m a i l . c o m
bulat kecil, kulit berbintil-bintil halus, didalam buah terdapat rongga-rongga tempat
menempelnya biji. Umbi tumbuhan ini umumnya berukuran panjang 60 cm dan diameternya 10
cm, berdaging tebal dan berwarna putih atau keungu-unguan.
Habitat: Tumbuh liar di tegalan atau di ladang pada tanah lembab ternaungi pada dataran rendah
hingga ketinggian 2500 m dpl.
Bagian tanaman yang digunakan: Umbi
Kandungan kimia: Pati; Besi; Kalsium; Garam fosfat
Khasiat: Antifiretik; Diuretik
Nama simplesia: Cannia Rhizoma
Resep tradisional:
Panas dalam:
Umbi ganyong 30 g; Rimpang temu lawak 30 g; Air 700 ml, Direbus sampai mendidih selama
15 menit, Diminum hangat-hangat 2 kali sehari
Radang saluran kencing
Umbi ganyong 40 g; Daun kumis kucing 30 g; Akar alang-alang 20 g; Air 600 ml, Direbus
sampai mendidih selama 15 menit, Diminum hangat-hangat pagi dan sore
GANDA RUSA
Nama latin: Justica gendarrusa L.
Nama daerah: Besi-besi; Handarusa; Gondarusa; Ghandarusa; Gandarisa; Tatok
Deskripsi tanaman: Tanaman perdu, tegak, tinggi lebih kurang 1,8 meter. Batang berkayu, segi
empat, bercabang, beruas, berwarna cokelat. Daun tunggal, bentuk lanset, panjang 3-6 cm, lebar
1,5-3,5 cm, bertulang menyirip, warna hijau tua. Bunga majemuk, bentuk malai, panjang 3-12
cm, mahkota bentuk tabung, berbibir dua, berwarna ungu. Buah bentuk gada, berbiji empat, licin,
masih muda berwarna hijau setelah tua hitam.
Habitat: Tanaman ini tumbuh liar di hutan dan sering dijumpai sebagai tanaman pagar.
20 | P a g e A h m a d T a u f i k - a t 3 5 8 5 @ g m a i l . c o m
Bagian tanaman yang digunakan: Seluruh bagian tumbuhan
Kandungan kimia: Alkaloid; Saponin; Flavonoid; Polifenol; Alkaloid yustisina; Minyak atsiri.
Khasiat: Analgesik; Antipiretik; Diaforetik; Diuretik; Sedatif
Nama simplesia: Gendarussae Folium
Resep tradisional:
Memar:
Daun gandarusa segar beberapa helai; Minyak kelapa secukupnya, Dilayukan di atas api kecil,
Ditempelkan pada kulit yang memar.
Sakit kepala:
Daun gandarusa segar beberapa helai; Lada beberapa butir; Air secukupnya, Dipipis hingga
berbentuk pasta, Diborehkan pada pelipis dan dahi, bila perlu dibalut dengan kain basah; diulang
setiap 3 jam.
Rematik:
Daun gandarusa segar beberapa helai; Daun kecubung segar beberapa helai; Lada hitam
beberapa butir; Air secukupnya, Dipipis hingga berbentuk pasta, Diborehkan pada bagian yang
nyeri; bila perlu dibalut dengan kain basah; diulang setiap 3 jam; tidak dianjurkan bagi ibu hamil.
INGGU
Nama latin: Ruta angustifolia (L.)Pers.
Nama daerah: Daun minggu; Aruda; Anrudabosu; Rue.
Deskripsi tanaman: Tanaman semak, tinggi 1,5 meter. Batang berkayu, bulat, percabangan
simpodial, warna hijau muda. Daun majemuk, anak daun berbentuk lanset atau bulat telur,
pangkal runcing, ujung tumpul, tepi rata, panjang 8-20 mm, lebar 2-6 mm, warna hijau. Bunga
majemuk, mahkota bentuk mangkok, warna kuning. Buah kecil, lonjong, terbagi atas 4 kotak,
warna cokelat.
Habitat: Dapat tumbuh pada dataran rendah 100-1000 m dpl.
Bagian tanaman yang digunakan: Seluruh bagian tumbuhan
Kandungan kimia: Minyak atsiri; Rutin; Kuersetin; Bergapten; Alkaloid rutamina; Skimianina;
Kokusagenina; Gula.
21 | P a g e A h m a d T a u f i k - a t 3 5 8 5 @ g m a i l . c o m
Khasiat: Anti inflamasi; Analgesik; Antipiretik; Diuretik; Emenagog; Antispasmodik.
Nama simplesia: Rutae Herba
Resep tradisional:
Kejang:
Daun inggu secukupnya; Cuka encer secukupnya, Diremas-remas, Untuk kompres di kepala;
diperbaharui bila kepala sudah kering.
Demam, Daun inggu 3-5 helai; Bunga sruni 1 buah; Air hangat secukupnya, Diremas-remas,
Dipakai untuk mengusap badan dengan handuk kecil.
Ketombe:
Daun inggu 3-5 helai; Rimpang kunyit 1 ruas jari; Air sedikit, Dipipis hingga berbentuk pasta,
Rambut dibasahi dengan air; kemudian dilumuri dengan pasta dan garuklah ketombe dengan
bantuan ujung jari tangan; atau dengan sisir; jika sudah terkelupas; rambut dikeramasi dengan
sampo biasa; ulangi selama 4 hari.
ILER
Nama latin: Coleus atropurpureus Benth.
Nama daerah: Miana; Jawer kotok; Kentangan.
Deskripsi tanaman: Tumbuhan secara liar diladang atau dikebun-kebun bisa digunakan sebagai
tanaman hias. Berbatang basah yang tingginya mencapai 1 meter. Daunnya berbentuk segitiga
atau bentuk bulat telur dengan warna yang sangat bervariasi dari hijau hingga merah ungu
berbulu, dan tepinya beringgit. Bunganya berwarna merah atau putih, ungu atau kuning.
Habitat: Dapat tumbuh liar di ladang-ladang, di kebun-kebun sebagai tanaman hias.
Bagian tanaman yang digunakan: Daun
Kandungan kimia: Lendir; Minyak atsiri; Alkaloid; Flavonoid; Saponin.
Khasiat: Emenagog; Anti bengkak
22 | P a g e A h m a d T a u f i k - a t 3 5 8 5 @ g m a i l . c o m
Nama simplesia: Plectranthi scutellaroidi Folia
Resep tradisional:
Habis bersalin: Daun iler segar 12 helai; Herba jung Rahab (abunya)1 sendok teh; Asam kawak
secukupnya; Air secukupnya, Herba jung rahab secukupnya dibakar dan diambil abunya.
Ramuan dipipis hingga berbentuk pasta, Ditapalkan di perut.
Radang usus:daun iler segar 12 helai; Bawang merah (disangrai)1 umbi; Rimpang kunyit 2 g;
Herb apatikan cina segar 7 g; Menyan madu 1/2 g; Air 110 ml, Dibuat infus atau dipipis,
Diminum 2 kali sehari; pagi dan sore; tiap kali minum 100 ml (infus)atau 1/4 cangkir (pipisan).
Wasir aun iler segar 12 helai; Daun wungu segar 7 helai; Herba pegagan segar 1 genggam
secukupnya; Air secukupnya, Dipipis, Diminum 1 kali sehari 1/4 cangkir.
JOMBANG
Nama latin: Taraxacum officinale
Nama daerah: Taraksakum; Tarsakum
Deskripsi tanaman: Terna menahun, tinggi 10-25 cm, seluruh bagian tumbuhan mengandung
cairan, seperti susu. Daun berkumpul membentuk roset akar, bagian pangkal rebah menutup
tanah. Daun tunggal, berbentuk lanset, sungsang, ujung runcing, pangkal menyempit menyerupai
tangkai daun, tepi bergerigi tidak teratur, kadang berbagi sangat dalam, panjang 6-15 cm, lebar
2-3,5 cm, berwarna hijau dilapisi rambut halus berwarna putih. Bunga tunggal bertangkai
panjang yang dilapisi rambut halus berwarna putih, berkelamin dua. Mahkota bunga berwarna
kuning, diameteer 2,5-3,5 cm. Buahnya berbentuk tabung, berwarna putih. Akarnya panjang,
tunggal dan bercabang.
Habitat: Tumbuh liar di lereng gunung, tanggul, dan sisi jalan daerah berhawa sejuk pada dataran
sampai 900 m dpl.
Bagian tanaman yang digunakan: Herba
23 | P a g e A h m a d T a u f i k - a t 3 5 8 5 @ g m a i l . c o m
Kandungan kimia: Taraxasterol; Taraxacerin; Taraxarol; Kholine; Inulin; Peklin; Asparagin;
Lutein Violaxanthin; Tanin; Kalsium; Silikon; Sulfur; Vitamin; Karotenoid
Khasiat: Diuretik; Stomakik; Hipoglikemik; Antitoksik
Nama simplesia: Taraxaci Herba
Resep tradisional:
Kanker:
Herba jombang 50 g; Air 300 ml, Direbus sampai mendidih selama 15 menit, Diminum pagi dan
sore
Kaki bengkak:
Herba jombang 100 g; Minyak kelapa 50 ml, Ditumbuk sampai halus , Dibalur pada bagian yang
bengkak 3-4 kali sehari
JERUK NIPIS
Nama latin: Citrus aurantifolia (christm)suringle
Nama daerah: Kalangsa; Jeruk nipis; Jeruk pecel; Jeruk alit; Kuputangan; Limo
Deskripsi tanaman: Tumbuhan perdu yang bercabang banyak, tingginya 6 m, daunnya berbentuk
bulat-telur, bunganya berbentuk bintang, warnanya putih. Buahnya bulat rata dan berkulit tipis,
warnanya hijau kekuning-kuningan kalau sudah tua.
Habitat: Banyak ditanam di pekarangan dan di kebun.
Bagian tanaman yang digunakan: Buah
Kandungan kimia: Asam sitral; Minyak atsiri; Linna; Lisasetat; d-limonen; L-linaliol;
Dihidrokumarinalkohol; Terpenool; Pinen; Kamfen
Khasiat: Ekspektoran
Nama simplesia: Citri aurantifoliae Fructus
Resep tradisional:
Batuk:
Jeruk nipis(peras)1 buah; Kecap/madu sama banyak dengan perasan jeruk nipis, Dicampur
hingga rata, Diminum sehari 2 kali; pagi dan sore; tiap kali minum 1 ramuan.
Demam:
Daun jeruk nipis segar 5 helai; daun sembung segar 3 helai; Daun prasman segar 5 helai; Air 115
ml, Diseduh atau dipipis, Diminum 1 hari sekali 100 ml; apabila dipipis diminum 1 hari sekali
1/4 cangkir; diulang selama 4 hari.
Nyeri tenggorokan:
Jeruk nipis 1 iris; Kapur sirih sedikit, Jeruk nipis diolesi kapur sirih kemudian dipanaskan di atas
24 | P a g e A h m a d T a u f i k - a t 3 5 8 5 @ g m a i l . c o m
api kecil lalu peras, Diminum 2 kali sehari 1 ramuan; diulangi selama 3 hari.
Nyeri haid:
Jeruk nipis 1 buah; Kapur sirih 2 jari; minyak kayu putih secukupnya, Peras buah jeruk nipis;
kemudian tambahkan kapur sirih dan minyak kayu putih kemudian diaduk sampai tercampur,
Dioleskan pada perut.
JERUK KIKIT
Nama latin: Triphasia trifolia p.Wills
Nama daerah: Jeruk kingkit; Liman kiah; Liman kunci; Kalijage; Jheruk rante
Deskripsi tanaman: Perdu tegak, lemah, tinggi 1,5-2,5 m ranting pada ujung membengkok
kesana-kemari, duri dua dua terkumpul dalam ketiak daun. Daun menjari berbilangan 3, anak
daun oval dengan ujung melekuk ke dalam, ukuran 1,5-4,5 kali 1-3 meter. Bunga terkumpul 1-4
dalam ketiak daun bermahkota 3 lembar berwarna putih, panjang 12-16 mm, berwarna merah,
daging buah berupa cairan yang lekat.
25 | P a g e A h m a d T a u f i k - a t 3 5 8 5 @ g m a i l . c o m
Habitat: Tumbuh di pekarangan rumah dan di ladang pada ketinggian 1-500 m dpl.
Bagian tanaman: Daun ; Buah
Kandungan kimia: Coumarins; Isomeranzin; Umbelliferone; Tripasiol atau 7 - (3-methyl-2,3
dihyroxybutyloxy)-8-(3-methyl-2-oxobuthyl); Coumarin
Khasiat: Antidiare; Ekspektoran
Nama simplesia: Citri Folia
Resep tradisional:
Diare:
Daun jeruk kikit 7 lembar; Air 110 ml, Direbus sampai mendidih selama 15 menit, Diminum 3-4
kali sehari.
Obat Batuk:
Buah jeruk kikit matang 10 buah, bijinya dibuang; Gula jawa 200 g; Air 300 ml, Ramuan direbus
sampai mendidih, Diminum 3 kali sehari.
JATI BELANDA
Nama latin: Guazuma ulmifolia Namk Famili : Sterculiaceae
Nama daerah: Jati londo; Jati sabrang
Deskripsi tanaman: Tanaman pohon, tinggi lebih kurang 10 meter. Batang keras, bulat,
permukaan kasar, banyak alur, berkayu, bercabang, warna hijau keputih-putihan. Daun tunggal,
bulat telur, permukaan kasar, tepi bergerigi, ujung runcing, pangkal berlekuk, pertulangan
menyirip, panjang 10-16 cm, lebar 3-6 cm, warna hijau. Bunga tunggal, bulat di ketiak daun,
warna hijau muda. Buah kotak, bulat, keras, permukaan berduri, warna hitam.
Habitat: Tumbuh liar di hutan pada ketinggian 700-1200 dpl.
Bagian tanaman yang digunakan: Daun ; Kulit kayu ; Buah
26 | P a g e A h m a d T a u f i k - a t 3 5 8 5 @ g m a i l . c o m
Kandungan kimia: Tanin; Lendir; Zat pahit; Damar
Khasiat: Diaforetik; Tonik; Astringen
Nama simplesia: Guazumae Folium
Resep tradisional:
Kegemukan:
Daun jati belanda 7 helai; Daun tempuyung 7 helai; Serbuk majakan sedikit; Air 115 ml, Direbus
atau diseduh, Diminum 1 kali sehari 100 ml; diulang selama 30 hari.
Perut kembung:
Buah jati belanda (serbuk)2 sendok teh; Air mendidih 100 ml; Minyak adas (bila perlu)1 tetes,
Diseduh, Diminum 2 kali sehari; pagi; sore; tiap kali diminum 100 ml; diulang selama 7 hari
JARONG
Nama latin: Stachytarpheta mutabilis L.
27 | P a g e A h m a d T a u f i k - a t 3 5 8 5 @ g m a i l . c o m
Nama daerah: Jarongan; Pecut Kuda; Ngadi rengo; Jarong lalaki; Daun Sangketan; Nyarang
Deskripsi tanaman: Tanaman semak, tegak, tinggi 20-90 cm. Batang berkayu, bulat, bercabang,
warna hijau keputih-putihan. Daun tunggal, bulat telur, ujung runcing, tepi beringgit, pangkal
meruncing, panjang 4-9 cm, lebar 2,5-5 cm, pertulangan menyirip, berbulu, warna hijau. Bunga
majemuk bentuk bulir, tangkai pendek, mahkota bentuk tabung, bagian dalam berambut putih,
warna ungu. Buah bentuk bulir, buah muda berwarna hijau setelah tua berwarna hitam.
Habitat: Tumbuh liar di ladang pada daerah yang teduh di dataran rendah sampai 900 m dpl.
Bagian tanaman yang digunakan: Daun
Kandungan kimia: Glikosida; Skakitarfen; Alkaloid
Khasiat: Pembersih darah; Antiradang; Diuretik
Nama simplesia: Stachytarphetae Folium
Resep tradisional:
Nifas daun Jarong 7 helai; Air 110 ml, Dibuat infus atau diseduh, Diminum 2 kali sehaari pagi
dan sore; tiap kali minum 100 ml.
Haid tidak teratur daun Jarong 4 g; Sambang Colok 4 g; Air 110 ml, Direbus atau diseduh, 1 kali
sehari pagi hari sekali minum 100 ml.
JARAK PAGAR
Nama latin: Jatropha curcas L.
Nama daerah: Jarak kosta; Balacai; Jirak; Kaleke; Bintalo; Kanjoli; Pakukase; Kadoto
Deskripsi tanaman: Berupa perdu besar yang cabang-cabangnya tidak teratur, tingginya dapat
mencapai 3 m. Batangnya bergetah yang agak kental. Daunnya lebar-lebar, berbentuk jantung,
tepinya rata atau agak berlekuk dan tangkainya panjang. Bunganya berwarna hijau kekuningan,
28 | P a g e A h m a d T a u f i k - a t 3 5 8 5 @ g m a i l . c o m
berkelamin tunggal, berumah satu. Baik bunga jantan maupun bunga betina masing-masing
tersusun dalam rangkaian berupa cawan. Buah berbentuk bulat telur, terbagi dalam tiga ruang,
tidak merekah. Pada masing-masing ruang terdapat 1 biji yang bentuknya bulat loncong,
warnanya hitam
Habitat: Dapat tumbuh di dataran rendah sampai 300 m dpl.
Bagian tanaman yang digunakan: Daun ; Biji
Kandungan kimia: Kaemfesterol; Sitosterol; Stigmasterol; Amirin; Tarakserol; Minyak lemak;
Kursin; Toksalbumin
Khasiat: Hemostatik; Antipruritik; Antibengkak
Nama simplesia: Jatrophae Semen
Resep tradisional:
Cacing keremi:
Daun jarak pagar segar 4 helai; Minyak kelapa 2 sendok makan, Dipipis kemudian dipanaskan
sebentar, Ramuan dioleskan pada dubur menjelang tidur malam; pagi harinya cacing keremi
diambil dengan kapas.
Luka:
Minyak jarak pagar 1 sendok teh; Belerang 1/4 sendok teh; Serutan kayu secang 1 jari tangan;
Vaselin 2 sendok makan, Dipanaskan hingga meleleh kemudian diaduk; selagi hangat serutan
kayu secang diambil dan ramuan diaduk terus sampai dingin, Dioleskan pada luka; diperbaharui
setiap 3 jam.
Pencahar ringan:
Daun jarak pagar segar, Dikukus, Dimakan sebagai lalap.
Jarak
(Ricinus communis Linn.)
Sinonim :
R. inermis et lividus, Jacq. R. speciosus, Burm. R. viridis, Willd. Croton spinosa, Linn.
Familia :
Euphorbiaceae
Uraian :
Tumbuh liar di hutan, tanah kosong, sepanjang pantai, atau ditanam sebagai komoditi
29 | P a g e A h m a d T a u f i k - a t 3 5 8 5 @ g m a i l . c o m
perkebunan. Dapat tumbuh di areal yang kurang subur asalkan pH tanahnya 6 - 7 dan drainase
airnya baik, sebab akar jarak tidak tahan terhadap genangan air. jarak merupakan perdu tegak
yang tumbuh pada ketinggian antara 0 - 800 m di atas permukaan laut, tinggi 2 - 3 m, mudah
dikembang-biakkan dengan biji-bijian yang telah tua. Jarak adalah tumbuhan setahun (anual)
dengan batang bulat licin, berongga, berbuku-buku jelas dengan tanda bekas tangkai daun yang
lepas, warna hijau bersemburat merah tengguli. Daun tunggal, tumbuh berseling, bangun daun
bulat dengan diameter 10 - 40 cm, bercangap menjari 7 - 9, ujung daun runcing, tepi bergigi,
warna daun di permukaan atas hijau tua permukaan bawah hijau muda (Ada varietas yang
berwarna merah). Tangkai daun panjang, berwarna merah tengguli, daun bertulang menjari.
Bunga majemuk, berwarna kuning oranye, berkelamin satu. Buahnya bulat berkumpul dalam
tandan, berupa buah kendaga, dengan 3 ruangan, setiap ruang berisi satu biji. Buahnya
mempunyai duri-duri yang lunak, berwarna hijau muda dengan rambut merah.
Nama Lokal :
Jarak, jarak jitun, kaliki (Sunda), Jarak (jawa), Kaleke (Madura),; Gloah, lulang, dulang, jarak,
kalikih alang, jarag (Sumatra),; Malasai, kalalei, alale, tangang jara, peleng kaliki jera
(Sulawesi); Jarak (Bali), luluk (Roti), paku penuai (Timor), Balacai (Ternate), ; Balacai tamekot
(Halmahera), tetanga (Bima), luluk (Roti),; Bi ma (China).;
Penyakit Yang Dapat Diobati :
Kanker rahim, Kank. kulit, Sulit buang air besar, Sulit. Melahirkan, ; TBC, Bisul, Koreng,
Scabies, Infeksi jamur, Jerawat, lumpuh otot muka; Gatal, Batuk, Hernia, Bengkak, Reumatik,
Tetanus, Bronkhitis;
Pemanfaatan :
BAGIAN YANG DIPAKAI: Biji, akar, daun dan minyak dari bijinya. KEGUNAAN: Biji:
Kesulitan buang air besar (Constipation), kanker mulut rahim dan kulit (Carsinoma of cervix and
skin), visceroptosis/ gastroptosis, kesulitan melahirkan dan retensi placenta/ari-ari (difficult labor
and retention of placenta), kelumpuhan otot muka (facial nerve paralysis), TBC kelenjar, bisul,
koreng, scabies dan infeksi jamur. Juga dipakai pada bengkak (edema). Daun: Koreng, eczema,
gatal (pruritus), batuk sesak, hernia. akar: Rheumatik sendi, tetanus, epilepsi, bronchitis pada
anak-anak, luka terpukul, TBC kelenjar, schizophrenia (gangguan jiwa). Minyak : Constipasi,
koreng, luka bakar. CARA PEMAKAIAN: Biji : 1. Koreng: 20 biji dibuang kulitnya, dilumatkan
menjadi berbentuk bubur, ditambah sedikit garam dan diaduk rata. Tempel di tempat sakit sehari
2x. 2. Prolapsus uterus dan rectum: Lumatkan biji jarak dan dipakai/ditempelkan pada titik Pai
hui yang terletak di kepala. 3. Kesulitan melahirkan dan retensi placenta: Lumatkan biji jarak dan
tempelkan ketitik akupunktur Yungchuan (VIII/1 = K-1) yang terletak di tengah-tengah telapak
kaki. 4. Kelumpuhan otot wajah: Lumatkan biji jarak, tempelkan pada sendi mandibular dan
lengkungan mulut, 1 x hari, selama 10 hari. 5. Kanker cervix: Salep/cream berisi 3-50/o ricin &
3% dimethyl sulfoxide, dioleskan pada kanker cervix 1 x / hari, 5 - 6x / minggu untuk 1 - 2
bulan. Dilakukan bersama-sama dengan penyinaran extracorporal. Efek samping: nyeri perut,
gatal pada liang kemaluan, gatal seluruh tubuh, eczema, biduran (Urticaria), serak,
pembengkakan larynx, gatal pada tenggorokan, pengelupasan kulit telapak tangan dan kaki,
menggigil, demam, yang hilang dengan obat-obat symptomatik. Daun: Pemakaian luar: Direbus,
airnya untuk cuci atau dilumatkan, tempel. - Bengkak: Daun dikukus matang, dibungkus
ditempat yang sakit. - Hernia: Daun + sedikit garam dilumatkan, tempelkan dititik tengah telapak
kaki. - Koreng: Daun segar direndam air panas sampai lemas, tempelkan ke tempat sakit.
Minyak: - Constipasi: Anak-anak 4 ml dan Dewasa 5 - 20 ml, minum pagi hari sewaktu perut
kosong. Wanita hamil dan sedang haid dilarang minum (Sebabkan kongesti ringan pada organ
panggul). Akar: 15 - 30 gr, rebus atau ditim, minum. Pemakaian luar: Dilumatkan, tempel. -
Rheumatik persendian, epilepsi (Ayan): 15 - 30 gr akar direbus, minum. - Pegal-pegal, luka
terpukul: 9 - 12 gr akar kering, rebus. GEJALA KERACUNAN: Sakit kepala, muntah berak,
panas, leukositosis, gambaran darah putih bergeser kekiri, produksi kencing terhenti, keringat
dingin, kejang-kejang, prostration, meninggal. Kematian dapat terjadi dengan menelan 20 biji
jarak pada orang dewasa dan 2 - 7 biji pada anak-anak. Menghilangkan racunnya dilakukan
dengan cara memanaskan 100' C atau lebih selama 20 menit atau direbus selama 2 jam. Tetapi
khasiat anti kanker hilang dengan pemanasan.
Komposisi :
SIFAT KIMIAWI DAN EFEK FARMAKOLOGIS: Biji : Rasa manis, pedas, netral. Biji segar
sangat beracun, yang hilang dengan cara direbus selama 2 jam atau dengan pemanasan 100'C
30 | P a g e A h m a d T a u f i k - a t 3 5 8 5 @ g m a i l . c o m
selama 20 menit. Anti radang, pencahar (purgative actions), koreksi prolaps, anti-neoplastik
(anti-kanker), menghilangkan racun (eliminates toxin). Akar: Bersifat penenang, anti-rheumatik.
KANDUNGAN KIMIA: Biji : Minyak ricinic 40- 50 % dengan kandungan glyceride dari
ricinoleic acid, isoricinoleic acid, oleic acid, linolenic acid, dan stearic acid. Juga mengandung
ricinine, sejumlah kecil cytochrome C, Lipase dan beberapa enzym. Disamping ricin D, dengan
cara pemurnian bertingkat didapat acidic ricin dan basic ricin. Daun: Kaemferol-3-rutinoside,
nicotiflorin, isoquercitrin, rutin, kaempferol, quercetin, astragalin, reynoutrin, ricinine, vit.C 275
mg %. Minyak: Ricinoleic acid 80%, palmitic acid, stearic acid, linoleic acid, linolenic acid,
dihydroxystearic acid, triricinolein 68,2%, diricinolein 28%, monoricinolein 2,9%, nonricinolein
0,9%. Akar: Methyltrans-2-decene-4,6,8-triynoate, 1-tridecene-3,5,7,9,11-pentyne, Beta-
sitosterol.
Jarak Bali
(Jatropha podagrica Hook.)
Sinonim :
Familia :
Euphorbiaceae
Uraian :
Tanaman ini dapat ditemukan sebagai tanaman hias, yang ditanam di pekarangan atau tempat
rekreasi. Asalnya, dari Amerika tropis. Perdu tegak, tinggi 0,5- 1,5 m, bergetah warna putih,
batang tunggal atau sedikit bercabang, dengan pangkal batang yang membesar dan melembung
seperti umbi. Daun bertangkai yang panjangnya 20-30 cm, helai daun bangun perisai, bentuknya
bulat telur melebar dengan ukuran penampang 20-40 cm, bercangap 3 atau 5, taju runcing atau
membulat. Bunga dalam malai rata yang bertangkai panjang, dengan bunga betina dan bunga
jantan dalam satu tangkai, warnanya merah oranye. Buah bentuk elips melebar, berkendaga tiga,
panjang 1,5 cm. Biji lonjong atau bulat panjang.
Nama Lokal :
Jarak batang gajah.;
Penyakit Yang Dapat Diobati :
Demam, bengkak terpukul, digigit ular biasa.;
Pemanfaatan :
31 | P a g e A h m a d T a u f i k - a t 3 5 8 5 @ g m a i l . c o m
BAGIAN YANG DIPAKAI: Seluruh tanaman KEGUNAAN: - Demam - Bengkak terpukul -
Digigit ular berbisa PEMAKAIAN: Untuk minum: 10-15 g direbus. Ampasnya digunakan untuk
ditempelkan pada tempat yang sakit.
Komposisi :
SIFAT KIMIAWI DAN EFEK FARMAKOLOGIS: Manis, pahit, dingin. Menghilangkan sakit
(analgetik), menghilangkan pembengkakan, menghilangkan racun dan membersihkan panas.
Jarak Ulung
(Jatropha gossypifolia L.)
Sinonim :
Familia :
Euphorbiaceae
Uraian :
Tanaman ini umumnya tumbuh liar di tepi jalan, lapangan rumput atau di semak, pada tempat-
tempat terbuka yang terkena sinar matahari di dataran rendah. Asalnya, dari Amerika Selatan.
Perdu tahunan, tumbuh tegak, tinggi 1-2 m, dengan rambut kelenjar yang kebanyakan berbentuk
bintang yang bercabang, getahnya bersabun. Batang berkayu, bulat, warnanya cokelat, banyak
bercabang. Daun tunggal, bertangkai panjang, helaian daun bulat telur sungsang sampai bulat,
berbagi 3-5, taju runcing, panjang 7-22 cm, lebar 6-20 cm, daun muda berwarna keunguan, daun
tua warnanya ungu kecokelatan. Bunga majemuk dalam maiai rata bertangkai, berbentuk corong,
kecil, warnanya keunguan, keluar dari ujung batang. Dalam satu pohon terdapat bunga jantan
dan bunga betina. Buah berkendaga tiga, bulat telur, sedikit berlekuk tiga dengan 6 alur
memanjang, warnanya hijau, bila masak menjadi hitam. Bijinya bulat, coklat kehitaman. Bijinya
mengandung minyak. Bila diperas, minyak tersebut dapat digunakan untuk lampu.
Nama Lokal :
Jarak kosta merah, jarak landi, jarak cina (Jawa), ; Kaleke bacu, kaleke jharak, kaleke jharat
(Madura).; Jarak ulung (Lampung).;
Penyakit Yang Dapat Diobati :
Radang anak telinga, pembengkakan dan penyakit kulit, demam; Sembelit, lepra (morbus
hansen), perangsang muntah;
32 | P a g e A h m a d T a u f i k - a t 3 5 8 5 @ g m a i l . c o m
Pemanfaatan :
BAGIAN YANG DIPAKAI: Daun, biji. KEGUNAAN: Daun: - Susah buang air besar. - Radang
anak telinga. - Pembengkakan dan penyakit kulit. - Demam. Minyak dari biji: - Sembelit. -
Perangsang muntah. - Lepra (Morbus Hansen). PEMAKAIAN: Untuk minum: Pemakaian luar:
Daun segar setelah dibersihkan lalu dilumatkan, dipakai untuk pemakaian setempat pada
bengkak akibat terpukul, sakit kulit atau daun digodok, airnya dipakai untuk mandi pada
penderita demam. CARA PEMAKAIAN: 1. Susah buang air besar : a. Daun segar sebanyak 3-4
lembar dicuci bersih, oleskan minyak kelapa lalu dilayukan di atas api. Hangat-hangat
ditempelkan pada perut. b. Biji yang telah masak sebanyak 20 butir, dibakar. Tumbuk sampai
halus, lalu dimakan.
Komposisi :
SIFAT KIMIAWI DAN EFEK FARMAKOLOGIS: Pencahar, meningkatkan napsu makan.
KANDUNGAN KIMIA: Akar: Alkaloid. Daun: Tanin, calcium oksalat, slifur, pectip-substans.
Batang: Tanin, sulfur.
JAMBU BIJI
Nama latin: Psidium guajava
Nama daerah: Galiman; Masiambu; Jambu klutuk; Bayawas; Lutu hatu; Kayawase; Dambu
Deskripsi tanaman: Tanaman perdu, tinggi 5-10 meter. batang berkayu, bulat, kulit kayu licin,
mengelupas, bercabang, warna cokelat kehijauan. Daun tunggal, bulat telur, ujung tumpul,
pangkal membulat, tepi rata, panjang 6-14 cm, lebar 3-6 cm, pertulangan menyirip, warna hijau
kekuningan. Bunga tunggal di ketiak daun, mahkota bulat telur, panjang 1,5 cm, warna putih
kekuningan. Buah buni, bulat telur, warna putih kekuningan.
Habitat: Tumbuh pada tempat terbuka, tumbuh liar dan dapat ditemukan pada ketinggian 1-1.200
m dpl.
Bagian tanaman yang digunakan: Daun ; Buah
Kandungan kimia: Zat samak; Minyak atsiri; Tri terpinoid; Leukosianidin; Kuersetin; Asam
arjunalot; Resin; Minyak lemak
Khasiat: Antiinflamasi; hemostatik; astringen
Nama simplesia: Psidii Folium
Resep tradisional:
Disentri:
Daun jambu biji 6 g; Kayu secang 1 g; Rasuk angin 1 g; Daun patikan cina 5 g; daun pegagan 7
33 | P a g e A h m a d T a u f i k - a t 3 5 8 5 @ g m a i l . c o m
g; Kayu ules 2 buah; Bawang merah 1 umbi; Air 120 ml, Dibuat infus, Diminum 2 kali sehari;
pagi dan sore; tiap kali minum 100 ml; diulang selama 4 hari
Mencret:
Daun jambu biji muda 9 helai; Kunyit 1 jari; Biji kedawung (disangrai)4 butir; Rasuk angin 4 g;
Air 110 ml, Dibuat infus, Diminum 2 kali sehari; pagi dan sore; tiap kali minum 100 ml; diulang
selama 4 hari
KUNYIT
Nama latin: Curcuma domestica
Nama daerah: Kunir; Kunyir; Koneng; Kunyet; Kuning; Kuneh
Deskripsi tanaman: Tumbuhan berbatang basah, tingginya sampai 0,75 m, daunnya berbentuk
lonjong, bunga majemuk berwarna merah atau merah muda. Tanaman herba tahunan ini
menghasilkan umbi utama berbentuk rimpang berwarna kuning tua atau jingga terang.
Perbanyakannya dengan anakan
Habitat: Tumbuh di ladang dan di hutan, terutama di hutan jati. Banyak juga ditanam di
perkarangan. dapat tumbuh di dataran rendah sampai ketinggian 2000 m dpl
Bagian tanaman yang digunakan: Rimpang
Kandungan kimia: Tumeron; Zingiberon; Seskuiterpena alkohol; Kurkumin; Zat pahit; Lemak
hars; Vitamin C
34 | P a g e A h m a d T a u f i k - a t 3 5 8 5 @ g m a i l . c o m
Khasiat: Kholagog; Stomakik; Antispasmodik; Anti inflamasi; Anti bakteria; Kholeretik
Nama simplesia: Curcumae domesticae Rhizoma
Resep tradisional:
Luka dan kurap
Rimpang kunyit 1 jari; Daun asam 1 genggam; Air sedikit, Dipipis, Tempelkan pada luka dan
diganti setiap 3 jam
Mencret
Rimpang kunyit 1/2 jari; Rasuk angin 1/2 sendok teh; Ketumbar 3 biji; Buah kayu ules 1 biji;
daun trawas 1 helai, Campuran ditumbuk; ditambah air 115 ml dan dididihkan; kemudian
disaring, Diminum pagi dan sore; tiap kali minum 100 ml
Nyeri haid
Rimpang kunyit 1 jari; Ketumbar 7 butir; Cengkih 1 butir; Asam kawak; Biji pala, Campuran
ditumbuk; ditambah air 110 ml; dan dididihkan; kemudian disaring, Diminum 1 kali sehari 100
ml
Sakit perut
Kunyit dibakar 1 jari; Kulit batang pulosari 1 jari; Ketumbar 7 biji; Seluruh tanaman patikan cina
1 genggam; Air 1 cangkir, Campuran ditumbuk; ditambah air dan dididihkan sampai diperoleh
secangkir; disaring, Bayi umur 5-7 bulan; 1 sendok teh/jam; Anak umur 1-2 tahun; diminum 2
kali sehari; 2 sendok makan; Dewasa; sehari minum 3 kali; 1/2 cangkir
Kunci Pepet
(Kaemferia rotunda L.)
Sinonim :
--
Familia :
Zingiberaceae
Uraian :
Kunci pepet atau kunir putih sering disebut "kunyit putih" atau "Curcuma alba", sebutan nama
latin yang salah. Karena daunnya bercorak indah dan tumbuhnya tidak tinggi maka sosoknya
menyerupai tanaman hias sehingga sering ditanam di pekarangan atau di dalam pot. Kunci pepet
juga bisa ditemukan tumbuh liar di beberapa tempat di bagian timur Jawa sampai ketinggian
kurang dari 750 m dpl. Selain digunakan sebagai campuran jamu tradisional, kunci pepet juga
sering digunakan untuk kosmetika tradisional. Ada dua fase tumbuh kunci pepet. Yang pertama
disebut fase vegetatif, yaitu pertumbuhan normal seperti biasa dengan daun dan batang semu.
Yang kedua, yaitu fase generatif. Pada fase ini yang terlihat hanya bunga-bunganya saja.
Tanaman ini terdapat pada dataran rendah dengan ketinggian kurang dari 750 m dpl. Banyak
ditemukan di Sumatera dan Jawa. Selain itu, juga ditemukan di India, Srilangka, dan Malaysia.
Terna tahunan dengan tinggi 30-70 cm ini tumbuh merumpun dengan batang semu yang tumbuh
dari rimpangnya. Daun tunggal, helaian daun berbentuk lanset, panjang 20-30 cm, lebar 7,5-10
cm, ujung runcing, pangkal berpelepah, tepi rata, warnanya hijau muda dengan bagian tengah
bercorak warna cokelat. Bunga keluar dari rimpang dengan batang semu yang amat pendek.
Bunga bisa tumbuh menggerombol, sering mekar beberapa kuntum sekaligus, warnanya ungu
35 | P a g e A h m a d T a u f i k - a t 3 5 8 5 @ g m a i l . c o m
muda kemerahan. Akarnya berdaging membentuk rimpang yang tidak terlalu besar, yaitu
seukuran telur puyuh. Dari rimpang induk keluar akar-akar kasar yang ujungnya terdapat anakan
rimpang yang berair dan tampak tumbuh menggerombol menutupi rimpang induk. Jika rimpang
dibelah terlihat warnanya putih pucat, berserat halus, dan rasanya pahit. Jika telah keluar bunga,
menandakan rimpang siap di panen. Umbi muda bisa dijadikan lalap. Perbanyakan dengan
rimpang.
Nama Lokal :
NAMA DAERAH Jawa: kunci pepet, temu rapet, ardong (Jawa), kunir putih (Sunda). Madura:
konce pet. Melayu: temu putri, t. rapet. NAMA ASING - NAMA SIMPLISIA Kaempferiae
rotundae Rhizoma (kunci pepet).
Penyakit Yang Dapat Diobati :
Rimpang rasanya pahit, sifatnya sejuk. Berkhasiat antiradang, peluruh kentut (karminatif), dan
mempercepat penyembuhan luka.
Pemanfaatan :
BAGIAN YANG DIGUNAKAN Bagian tanaman yang digunakan sebagai obat adalah
rimpangnya. INDIKASI Rimpang digunakan untuk mengatasi: gangguan pencernaan, sakit
perut, perut mulas, dan bengkak karena memar, keseleo. CARA PEMAKAIAN Untuk
pemakaian luar, gunakan parutan rimpang untuk menurap bagian tubuh yang memar, keseleo,
dan bisul yang sulit pecah. Setelah digiling halus menjadi serbuk, rimpang induk yang telah
dikeringkan bisa digunakan sebagai bedak. CONTOH PEMAKAIAN DI MASYARAKAT
Bengkak, memar, bisul Cuci bersih rimpang induk kunci pepet yang segar, lalu tumbuk sampai
halus. Jika menggunakan rimpang kering, tambahkan sedikit air. Tempelkan hasilnya pada
bagian tubuh yang memar atau bengkak, lalu balut. Mengeluarkan angin dari perut Seduh serbuk
kunci pepet sebanyak satu sendok teh dengan secangkir air panas, lalu tutup. Setelah dingin,
minum beningannya.
Komposisi :
Rimpang mengandung minyak asiri berwarna kuning muda, agak berbau, mengandung borneol,
sineol, metil khavikol, dan saponin.
36 | P a g e A h m a d T a u f i k - a t 3 5 8 5 @ g m a i l . c o m
KUMIS KUCING
Nama latin: Orthosiphon stamineus Benth
Nama daerah: Kumis ucing; Brengos kucing; Songot koceng; Remujung; Sesaseyan
Deskripsi tanaman: Tumbuhan berbatang basah, tinggi sampai 1,5 m, daunnya berbentuk bulat
telur, bunganya berwarna putih seperti kumis kucing, batangnya berbentuk empat persegi dan
mudah di patahkan
Habitat: Tumbuh liar diladang, di tepi sungai dan di tempat-tempat yang tanahnya agak lembab
sampai ketinggian 700 m dpl, ada juga yang ditanam sebagai tanaman hias
Bagian tanaman yang digunakan: Seluruh bagian tumbuhan
Kandungan kimia: Genkosid orthosifonin; Zat lemak; Minyak atsiri; Minyak lemak; Saponin;
Sapofonin; Garam kalium
Khasiat: Anti inflamasi; Diuretik
37 | P a g e A h m a d T a u f i k - a t 3 5 8 5 @ g m a i l . c o m
Nama simplesia: Orthosiphonis Herba
Resep tradisional:
Susah kencing
Daun kumis kucing segar 1/4 genggam; Air 1 gelas, Direbus hingga memperoleh cairan 1/2
gelas, Diminum setiap hari 2 kali dan tiap kali minum 1/2 gelas
Batu ginjal
Herba kumis kucing 6 g; Herba meniran 7 pohon; Air 110 ml, Dibuat infus, Diminum 2 kali
sehari; tiap kali minum 100 ml
Kencing manis,
Daun kumis kucing 20 helai; Daun sambiloto 20 helai; Air 110 ml, Dibuat infus, Diminum 1 kali
sehari; 100 ml
Sakit pinggang
Daun kumis kucing segar 1 genggam; Kulit batang pepaya seluas 4 cm2; Air 110 ml, Dibuat
infus, Diminum 1 kali sehari 100 ml
Kucing Kucingan
(Acalypha indica L.)
Sinonim :
A. australis L.
Familia :
euphorbiaceae.
Uraian :
Kucing-kucingan merupakan gulma yang sangat umum ditemukan tumbuh liar di pinggir jalan,
lapangan rumput, maupun di lereng gunung. Herba semusim, tegak, tinggi 30-50 cm, bercabang
dengan garis memanjang kasar, berambut halus. Daun tunggal, bertangkai panjang, letak
tersebar. Helaian daun berbentuk bulat telur sampai lanset, tipis, ujung dan pangkal runcing, tepi
bergerigi, panjang 2,5-8 cm, lebar 1,5-3,5 cm, berwarna hijau. Bunga majemuk, berkelamin satu,
keluar dari ketiak daun, kecil-kecil, dalam rangkaian berbentuk bulir. Buahnya buah kotak, bulat,
hitam. Biji bulat panjang, berwarna cokelat. Akarnya akar tunggang, berwarna putih kotor. Akar
tumbuhan ini sangat disukai oleh kucing dan anjing, yang dikonsumsi dengan cara dikunyah.
Kucing-kucingan dapat diperbanyak dengan biji.
Nama Lokal :
NAMA DAERAH Sumatera: ceka mas (Melayu). Jawa: lelatang, kucing-kucingan, rumput
kokosongan (Sunda), rumput bolong-bolong (Jawa). NAMA ASING Tie xian (C), copperleaf
herb (I). NAMA SIMPLISIA Acalyphae Herba (herba kucing-kucingan).
Penyakit Yang Dapat Diobati :
Rasa pahit, sifatnya sejuk, astringen. Herba ini berkhasiat antiradang, antibiotik, peluruh kencing
38 | P a g e A h m a d T a u f i k - a t 3 5 8 5 @ g m a i l . c o m
(diuretik), pencahar, dan penghenti perdarahan (hemostatis).
Pemanfaatan :
BAGIAN YANG DIGUNAKAN Seluruh bagian tumbuhan ini dapat digunakan sebagai obat.
dalam bentuk segar atau yang telah dikeringkan. INDIKASI Herba ini digunakan untuk
pengobatan : - disentri basiler, disentri amuba, diare, - anak dengan berat badan rendah
(malnutrisi), - gangguan pencernaan makanan (dispepsi), - perdarahan, seperti mimisan
(epistaksis), muntah darah (hematemesis), berak darah (melena), kencing darah (hematur-ia), -
malaria, dan - susah buang air besar (sembelit). CARA PEMAKAIAN Untuk obat yang
diminum, rebus 9-15 g herba kering atau 30-60 g herba segar. Setelah dingin, saring dan air
saringannya diminum. Untuk pemakaian luar, giling herba segar sampai halus, lalu bubuhkan ke
tempat yang sakit, seperti bisul, koreng, luka berdarah, eksim, radang kulit (dermatitis), atau
gigitan ular. Cara lain, rebus satu tumbuhan kucing-kucingan seutuhnya. Selanjutnya, gunakan
air rebusannya untuk mencuci luka ataupun koreng. CONTOH PEMAKAIAN DI
MASYARAKAT Disentri amuba, disentri basiler, diare, dan penyakit dengan perdarahan Rebus
seluruh bagian tumbuhan kucing-kucingan yang sudah kering sebanyak 30-60 g dalam 3 gelas
air sampai aimya tersisa 1 gelas. Setelah dingin, saring clan air saringannya dibagi dua (sama
banyak). Pengobatan dilakukan sehari 2 kali, masing-masing 1/2 gelas. Lakukan selama 5-10
hari. Disentri basiler Cuci 30-60 g herba kucing-kucingan kering, 30 g krokot (Portulaca oleracea
L.), dan 30 g &jla merah, lalu potong-potong seperlunya. Tambahkan 3 gelas air, lalu rebus
sampai airnya tersisa 1 gelas. Setelah dingin, saring dan minum sehari 2 kali, masing-masing 1/2
gelas. Lakukan setiap hari sampai sembuh. Luka berdarah, koreng, bisul, radang kulit, gigitan
ular Cuci 1 tanaman herba segar. Tambahkan 1 sendok teh gula pasir, lalu giling sampai halus.
Bubuhkan ramuan ini ke bagian tubuh yang sakit. Dermatitis, eksim, koreng Cuci 1 tanaman
herba segar, lalu potong-potong seperlunya. Rebus dalam 3 gelas air sampai mendidih (selama
15 menit). Gunakan ramuan tersebut untuk mencuci bagian tubuh yang sakit selagi hangat.
Sembelit Cuci 1 tumbuhan segar (berikut akarnya), lalu potong-potong seperlunya. Rebus dalam
1 gelas air sampai mendidih (selama 15 merit). Setelah dingin, saring dan minum sekaligus.
Lakukan pada malam hari
Komposisi :
Daun, batang, dan akar mengandung saponin dan tanin. Batangnya juga mengandung flavonoida
dan daunnya mengandung minyak asiri.
KREMAH
Nama latin: Alternanthera sessilis (L)
Nama daerah: Daun rusa; Kremak; Sayur udang; Jukuk demah; Kremek; Kremi; Matean
Deskripsi tanaman: Semak, merambat, batang masif, beruas-ruas, warna hijau kekuningan. Daun
majemuk berhadapn, bentuk lonjong, ujung dan pangkal runcing, warna hijau. Perbungaan
bentuk bulir, diketiak daun dan diujung batang, mahkota bunga berwarna putih kehijauan. Buah
kotak, warna cokelat, biji bulat, hitam
Habitat: Tumbuh baik pada tempat terbuka dan cukup air pada ketinggian 1-1000 m dpl
39 | P a g e A h m a d T a u f i k - a t 3 5 8 5 @ g m a i l . c o m
Bagian tanaman yang digunakan: Seluruh bagian tumbuhan
Kandungan kimia: Zat lendir; Kalium oksalat
Khasiat: Anti inflamasi; Diuretik; Galaktagog; Kholagog; Antipruritik
Nama simplesia: Alternantherae sessilidis Herba
Resep tradisional:
Peradangan perut :
Herba kremah 3 pucuk; Air 110 ml, Diseduh, Diminum 3 kali sehari; tiap minum 100 ml
Mencegah uban
Herba kremah beberapa pucuk; Air secukupnya, Diseduh, Setelah dingin digosokkan pada kulit
kepala
KOMFREY
(Symphytum officinale L. )
Famili : Boroginaceae
Daerah :
Asing : Comfrey, knit bone, K’ang fu li (Cina)
Sifat Kimiawi :
Kandungan kimia tumbuhan ini yaitu symphytine, echimidine, anadoline, alkaloid pyrrolizidine
(Pas), tanin, minyak atsiri, allatonin dan vitamin B1, B2, C dan E.
Efek Farmakologis : Dalam farmakologi Cina dan pengobatan tradisio-nal lain disebutkan,
bahwa tanaman ini memiliki sifat dingin, agak sedikit pahit.
Bagian tanaman yang digunakan : Daun dengan tanpa tangkai atau akar.
Cara budidaya : Perbanyakan tanaman dengan menggunakan anakan. Pemeliharaan mudah, perlu
cukup air dengan cara penyiraman yang cukup menjaga kelembaban dan pemupukan terutama
pupuk dasar. Tanaman herba, membentuk rumpun, tinggi 20-50 cm. Batang semu, tidak berkayu,
40 | P a g e A h m a d T a u f i k - a t 3 5 8 5 @ g m a i l . c o m
bertangkai. Daun tunggal, bulat telur, ujung dan pangkal runcing, tepi rata, permukaan kasar,
panjang 27-50 cm, lebar 4-14 cm, pertulangan menyirip, warna hijau. Bunga majemuk, bentuk
corong, bertaju lima, warna putih kekuningan. Buah bulat, tiap buah terdiri atas 4 biji.
Penyakit yang dapat disembuhkan dan cara penggunaannya.
TEKANAN DARAH TINGGI : Daun segar 4 lembar dilalap, setelah dilemaskan dengan garam
dan dicuci. untuk 2 kali atau daun segar 4 lembar di juice, sarinva diminum. untuk 2 kali. atau.
Daun 4 lembar direbus dengan 4 gelas air hingga tersisa 3 gelas. minum airnya 2 kali sehari.
DIABETES / KENCING MANIS : Daun segar 4 lembar dilalap, setelah dilemaskan dengan
garam dan dicuci. untuk 2 kali, Daun segar 4 lembar di juice, sarinya diminum, untuk 2 kali.
atau,
Daun 4 lembar direbus dengan 4 gelas air hingga tersisa 3 gelas, minum airnya 2 kali sehari
TEKANAN DARAH RENDAH : Daun segar 4 lembar dilalap. setelah dilemaskan dengan
garam dan dicuci. untuk 2 kali. Atau Daun segar 4 lembar di juice, sarinya diminum, untuk 2
kali, atau Daun 4 lembar direbus dengan 4 gelas air hingga tersisa : gelas, minum airnya 2 kali
sehari.
KOLESTEROL TINGGI : Daun segar 4 lembar dilalap, setelah dilemaskan dengan gamin dan
dicuci. untuk 2 kali, Daun segar 4 lembar di juice, sarinya diminum, untuk 2 kali, atau, Daun 4
lembar direbus dengan 4 gelas air hingga tersisa 3 gelas. minum airnya 2 kali sehari.
LEUKEMIA (RENDAH HB) : Daun segar 4 lembar dilalap, setelah dilemaskandengan garam
dan dicuci untuk 2 kali Daun segar 4 lembar di juice, sarinya diminum, untuk 2 kali, atau, Daun
4 lembar direbus dengan 4 gelas air hingga tersisa 3 gelas, minum airnya 2 kali sehari
PNEUMONIA, ASTHMA, GANGGUAN PENCERNAKAN BATU GINJAL / KENCING
DARAH, GANGGUAN EMPEDU. TUMOR DAN KANKER, AMBEIEN DAN PRURITUS
ANI DIARE , ANEMI, PATAH TULANG, LUKA / ALERGI KULIT KEMANDULAN PADA
WANITA, REMATIK, PEGAL LINU. : Daun segar 4 lembar dilalap, setelah dilemaskan dengan
garam dan dicuci untuk 2 kali Daun segar 4 lembar di juice, sarinya diminum, untuk 2 kali,
atau,Daun 4 lembar direbus dengan 4 gelas air hingga tersisa 3 gelas, minum airnya 2 kali sehari.
41 | P a g e A h m a d T a u f i k - a t 3 5 8 5 @ g m a i l . c o m
KOLA
Nama latin: Cola Sp
Nama daerah: Kola; Khole; Kolaan
Deskripsi tanaman: tanaman berupa pohon, tinggi lebih kurang 20 meter. Batang bulat, berkayu,
keras, permukaan kasar, warna hijau kecokletan. Daun tunggal, tersebar, bertangkai, bulat telur,
ujung dan pangkal runcing, tepi rata, panjang 7-19 cm, lebar 2-6 cm, pertulangan menyirip,
warna hijau. Bunga majemuk, bentuk malai, mahkota bentuk bintang, bertaju lima, warna kuning
keputihan. Buah kotak, bulat memanjang, panjang 8-15 cm, diameter 5-9 cm, warna hijau
Habitat: Tumbuh liar di perkebunan yang cukup lembab pada dataran tinggi 700-1100 m dpl
Bagian tanaman yang digunakan: Biji
Kandungan kimia: Alkaloid kafenia; Teobromina; Teofilina; Kolanina; Kolatanin; Kola;
Katekol; Kolatin; Kolatein; Merah kola; Minyak lemak; Zat pati; Gula
Khasiat: Stimulan; Antidepresif; Diuretik; Kardiotonik
Nama simplesia: Colae Semen
Resep tradisional:
Penyegar badan dan Migrain :
Biji kola 5 g; Buah cabai jawa 3 g; Rimpang lempuyang 3 g; Air 110 ml, Dibuat infus, Diminum
1 kali sehari 100 ml
42 | P a g e A h m a d T a u f i k - a t 3 5 8 5 @ g m a i l . c o m
KI SAAT
( Valeriana officinalis L.)
Famili : Valerianaceae.
Daerah : Jawa : valerian , Sunda : kisaat
Asing :
Sifat Ki miawi : Tumbuhan ini memiliki kandungan kimia yang sudah diketahui antara lain è
Minyak atsiri yang berisi ester borneol (campuran asam valerianat, butirat, asetat dan formiat),
terpen, dipenten, terpineol dan bonilalkohol. Alkaloida-alkaloida katinina dan valerianina, Zat
penvamak, lemak dan abu.
Efek Farmakologis : Tanaman ini memiliki sifat è Rasa agak pedas, agak pahit dan hangat. Akar
bersifat penenang.
Bagian tanaman yang digunakan : Akar dan daun
Budi daya : Perbanyakan tanaman dengan menggunakan anakan. Pemeliharaan mudah, perlu
cukup air dg cara penyiraman yg cukup, menjaga kelembaban dan pemupukan terutama pupuk
dasar.
Penyakit yang dapat disembuhkan dan cara penggunaannya.
KEPUTIHAN Daun setengah genggam di rebus dengan 4 gelas air menjadi 2 gelas, saring,
minum 2 kali sehari.
GELISAH :Akar sedikit di tumbuk, tambahkan air minum saring, minum
43 | P a g e A h m a d T a u f i k - a t 3 5 8 5 @ g m a i l . c o m
KI TAJAM
(Clinacanthus nutans Lindau )
Famili : Acanthaceae
Daerah : Sunda : Ki Tajam, Jawa : Dandang Gendis, Jawa Tengah : Gendis
Asing :
Sifat Kimiawi : Tumbuhan ini kaya dengan kandungan kimia, yang sudah diketahui a. l. saponin, polifenol
Efek Farmakologis : Tanaman ini memiliki sifat Mengefektifkan fungsi kelenjar tubuh, Meningkatkan
sirkulasi Diuretic, anti demam, anti diare
Bagian tanaman yang digunakan : Daun Segar
Budi Daya : Perbanyakan tanaman dg menggunakan stek batang. Pemeliharaan mudah, perlu cukup air
dg cara penyiraman yg cukup, menjaga kelembaban dan pemupukan terutama pupuk dasar. Perlu cukup
matahari.
Penyakit yang dapat disembuhkan dan cara penggunaannya.
SUSAH KENCING : Daun segar 15 gram, direbus dengan air 1 gelas selama 15 menit, dinginkan kemudian
disaring. minum sekaligus.
DISENTRI : Daun segar segenggam direbus dengan 5 gelas air jadi 3 gelas, minum 3 x 1 gelas
KENCING MANIS : Daun segar 7 lembar ( sakit ringan / gejala awal) atau 21 lembar (sakit berat ) di rebus
dengan air 2 gelas sampai tinggal satu gelas, dinginkan, minum dua kali sehari.
Catatan : Resep untuk Kencing manis tidak tercatat dalam literatur tetapi biasa digunakan di Jawa. Efek
abortivurn tanaman ini belum diketahui oleh karena itu wanita hamil sebaiknya tidak menggunakan
obat ini.
44 | P a g e A h m a d T a u f i k - a t 3 5 8 5 @ g m a i l . c o m
KI TOLOD
(Isotoma longiflora (L.)Presl )
Famili : Campanulaceae.
Daerah : Ki tolod, daun tolod (Sunda), Kendali, sangkobak (Jawa);
Asing : Ster van Bethlehem karena mahkota bunganya berbentuk bintang.
Sifat Kimiawi : Tumbuhan ini kaya kandungan kimia yang sudah diketahui a.l. Senyawa alkaloid
yaitu lobelin, lobelamin dan isotomin. Daunnya mengandung alkoloid, saponin, flavonoid dan
poliferol.
PERHATIAN - tanaman ini beracun, untuk setiap kali minum tidak boleh lebih dari 3 lembar
daun.
Efek Farmakologis : Getahnya beracun, anti radang, anti neoplastik, anti inflamasi (anti
peradangan), analgesik (penghilang nyeri) dan hemostatik (menghentikan perdarahan).
Tanaman yang berasal dari Hindia Barat ini tumbuh liar di pinggir saluran air atau sungai,
pematang sawah, sekitar pagar dan tempat-tempat lainnya yang lembab dan terbuka. Ki tolod
dapat ditemukan dari dataran rendah sampai 1.100 m dpl. Terna tegak, tinggi mencapai 60 cm,
bercabang dari pangkalnya, bergetah putih yang rasanya tajam dan mengandung racun. Daun
tunggal, duduk, bentuknya lanset, permukaan kasar, ujung runcing, pangkal menyempit, tepi
melekuk ke dalam, bergigi sampai melekuk menyirip. Panjang daun 5-17 cm, lebar 2-3 cm,
warnanya hijau. Bunganya tegak, tunggal, keluar dari ketiak daun, bertangkai panjang, mahkota
berbentuk bintang berwarna putih. Buahnya berupa buah kotak berbentuk lonceng, merunduk,
merekah menjadi dua ruang, berbiji banyak. Perbanyakan dengan biji, stek batang atau anakan.
Bagian tanaman yang digunakan : Daun, bunga dan seluruh tanaman.
Cara budidaya : Perbanyakan tanaman dengan menggunakan biji. Pemeliharaan mudah, perlu
cukup air dengan cara penyiraman yang cukup, menjaga kelembaban dan pemupukan terutama
pupuk dasar.
Penyakit yang dapat disembuhkan dan cara penggunaannya.
1. SAKIT GIGI : Dua lembar daun dicuci bersih lalu ditumbuk halus, taruh pada lubang gigi
yang sakit.
2. ASMA, BRONCHITIS, RADANG TENGGOROKAN : Tiga lembar daun dicuci bersih lalu
direbus dengan 2 gelas air bersih sampai tersisa satu gelas. Setelah dingin di saring lalu di
minum. Lakukan 2 kali sehari, pagi dan sore
3. LUKA : Daun secukupnya dicuci bersih lalu ditumbuk sampai halus, tempelkan pada luka lalu
di balut dengan kain bersih. Ganti 2 - 3 kali sehari.
4. OBAT KANKER : Daun 3 lembar berikut batangnya, di rebus dengan 5 gelas air hingga
45 | P a g e A h m a d T a u f i k - a t 3 5 8 5 @ g m a i l . c o m
menjadi 1 – 2 gelas dengan api kecil. Air rebusan di minum beberapa kali hingga habis dalam
sehari
5. KATARAK : 1 lembar daun yang sudah bersih ditambah 5 sendok makan air bersihkemudian
tulang daun ditekan tekan dengan sendok. Daunnya dibuang, airnya 3-5 tetes diteteskan kemata,
didiamkan sejenak, kototan mata dibuang kemudian mata dicuci dengan air rebusan daun sirih.
46 | P a g e A h m a d T a u f i k - a t 3 5 8 5 @ g m a i l . c o m
KETEPENG
Nama latin: Cassia alata L.
Nama daerah: Ketepeng China; Ketepeng badak; Daun kupang; Daun kurapa; Kupang-kupang;
47 | P a g e A h m a d T a u f i k - a t 3 5 8 5 @ g m a i l . c o m
Ki manita
Deskripsi tanaman: Tanaman perdu, tinggi 1-5 meter. Daun menyirip genap, poros daun tanpa
kelenjar, daun penumpu lama tetap tinggal dengan pangkal lebar dan ujung meruncing seperti
kulit merah cokelat, panjang 6-9 mm. anak daun 8-24 pasang, sepasang yang terbawah langsung
terletak diatas pangkal tangkai daun hampir memeluk ranting. Ukuran anak daun 3,5-15 cm kali
2,5-9 cm. Tandan bunga tidak bercabang, tangkai bunga 10-20 cm. Daun pelindung pendek dan
rontok sebelum mekar, warna jingga ukuran 3×2 cm. Kelopak berbagi 5. Daun mahkota kuning
cerah. Buah polong yang gepeng, bersayap pada kedua sisinya, memecah bila telah masak dan
bijinya dapat 50-70 butir.
Habitat: 1-1400 m dpl.
Bagian tanaman yang digunakan : Daun
Kandungan kimia: Glikosida anthrakinon; Resin; Asam krisofanat; Zat samak; Aloe emodin
Khasiat: Laksatif; Parasitisida
Nama simplesia: Cassiae alatae Folium
Resep tradisional:
Kapalan dan Herpes
Daun ketepeng China muda 7 helai; Akar kelembak 1 jari tangan; Buah asam sedikit; Air 110
ml, Dibuat infus, Diminum 1 kali sehari 100 ml.
Kurap dan Panu :
Daun ketepeng Cina secukupnya; Kapur sirih atau Tawas sedikit; Air sedikit, Dipipis hingga
berbentuk pasta, Dioleskan pada bagian kulit yang sakit.
Ketepeng Kecil
(Cassia tora Linn.)
Sinonim :
Cassia foetida, Salisb. Cassia obtusifolia, Linn. Cassia tagera, Lamk.
Familia :
Caesalpiniaceae (Leguminosae)
Uraian :
Tanaman berupa perdu kecil yang tumbuh tegak dengan tinggi sekitar 1 m. Tumbuh liar di
48 | P a g e A h m a d T a u f i k - a t 3 5 8 5 @ g m a i l . c o m
pinggir kota, daerah tepi sungai, semak belukar dan kadang-kadang ditanam sebagai tanaman
hias. Batangnya lurus, pangkal batang berkayu, banyak bercabang, daerah ujung batang
berambut jarang. Daun letak berseling, berupa daun majemuk menyirip ganda terdiri dari 3
pasang anak daun yang bentuknya bulat telur sungsang, panjang 2-3 cm, lebar 1 1/2 - 3 cm ujung
agak membulat dan pangkal daun melancip, warna hijau, permukaan bawah daun berambut
halus. Bunganya banyak berwarna kuning tersusun dalam rangkaian tandan yang tumbuh pada
ketiak daun. Buahnya buah polong berkulit keras berisi 20 - 30 biji yang bentuknya lengkung
berwarna coklat kuning mengkilat. Tanaman perdu ini berasal dari Amerika tropik dan menyukai
tempat terbuka atau agak teduh dapat tumbuh di dataran rendah sampai 800 m di atas permukaan
laut.
Nama Lokal :
Ketepeng sapi, ketepeng cilik (jawa), pepo (Timor) ; Ketepeng lentik (Sunda); Jue ming zi
(China).;
Penyakit Yang Dapat Diobati :
Radang mata, luka cornea, rabun senja, glaucoma, Hipertensi; Hepatitis, cirrhosis, Perut busung
air (ascites), sulit buang air besar;
Pemanfaatan :
BAGIAN YANG DIPAKAI: Biji, dikeringkan. KEGUNAAN: , 1. Radang mata merah, luka
kornea (ulcus cornea), rabun senja, glaucoma. 2. Tekanan darah tinggi. 3. Hepatitis, cirrhosis,
ascites (Perut busung air). 4. Sulit buang air besar (habitual constipation). PEMAKAIAN: 5 - 15
gram direbus, minum atau dijadikan bubuk untuk pemakaian luar. CARA PEMAKAIAN: 1.
Tekanan darah tinggi: 15 gram biji digongseng (goreng tanpa minyak) sampai kuning, kemudian
digiling sampai terasa kesat, ditambah gula secukupnya, seduh dengan air panas atau direbus,
minum sebagai pengganti teh. 2. Radang mata: Bubuk/serbuk ditambah teh secukupnya,
tempelkan pada kedua pelipis (Pada kedua titik akupunktur Tay Yang / istimewa). 3. Cacingan
pada anak: 9 gram bubuk + 1 pasang hati ayam, dilumatkan dan ditambah sedikit arak putih,
diaduk menjadi lempengan, kukus, makan.
Komposisi :
SIFAT KIMIAWI DAN EFEK FARMAKOLOGIS: Terasa manit pahit dan asin, agak dingin.
Pengobatan radang mata, peluruh air seni, melancarkan buang air besar. Herba ini masuk
meridian liver (Purifies = membersihkan) dan meridian ginjal (Supports = menguatkan).
KANDUNGAN KIMIA: Biji segar mengandung chryzophanol, emodin, aloe-emodin, rhein,
physcion, obtusin, aurantio-obtusin, rubrobusarin, torachryson, toralactone, vit.A.
49 | P a g e A h m a d T a u f i k - a t 3 5 8 5 @ g m a i l . c o m
KETAPANG
Nama latin: Terminalia cattapa L
Nama daerah: Katapang; Ketapa; Gentapang; Hatapang; Lahafang; Katafa; Ketapas
Deskripsi tanaman: Tumbuhan berbatang besar, tingginya sampai 20 m lebih, Daunnya selebar
tangan, berbentuk bulat telur, dan dua kali setahun, daunnya runtuh. Bunganya tidak berwarna
tetapi harum baunya
Habitat: Tumbuh di hutan dan di tepi pantai sampai ketinggian 800 m dpl
Bagian tanaman yang digunakan: Biji ; Kulit kayu ; Daun
Kandungan kimia: Minyak lemak; Tanin; Saponin
Khasiat: Laksatif; Diuretik; Diaforetik
Nama simplesia: Terminaliae Semen
Resep tradisional:
Pelancar ASI dan Pencahar:
Biji ketapang (serbuk)3 biji; Tepung garut 2 sendok makan; Gula aren secukupnya; Air
secukupnya, Dibubur, Dimakan seperti makan bubur; di samping untuk melancarkan ASI; dapat
juga untuk pencahar ringan.
50 | P a g e A h m a d T a u f i k - a t 3 5 8 5 @ g m a i l . c o m
KESUMBA
Nama latin: Bixa orellana L.
Nama daerah: Kasumbo; Kasumba; Kasumba keling; Kasombha; Kasupa
Deskripsi tanaman: Tumbuhan perdu, tinggi 2-9 m, mempunyai daun tunggal bertangkai
panjang, bentuknya bulat telur, ujung runcing, pangkal rata kadang berbentuk jantung, tepi rata,
panjang 8-20 cm, lebar 5-12 cm, dan warna hijau berbintik merah. Bunga tumbuhan ini berwarna
merah muda atau putih, diameter 4-6 cm. Buahnya seperti buah rambutan, tertutup rambut sikat
berwarna merah tua atau hijau, pipih, panjang 2-4 cm dan berisi banyak biji kecil berwarna
merah tua
Habitat: Tumbuh liar di ladang dengan cahaya yang cukup pada dataran rendah hingga 1200 m
dpl
Bagian tanaman yang digunakan : Daun
Kandungan kimia: Tannin; Kalsium oksalat; Saponin; Lemak; Glukosida; Damar
Khasiat: Diuretik; Antipiretik
Nama simplesia: Bixi Folium
Resep tradisional:
Masuk angin :
Daun kesumba 15g; Gula jawa 30 g; Air 500 ml, Direbus selama mendidih selama 15 menit,
Diminum pagi dan sore
Demam :
Daun kesumba 10 g; Air 400 ml, Direbus sampai mendidih selama 15 menit, Diminum 3-4 kali
sehari
51 | P a g e A h m a d T a u f i k - a t 3 5 8 5 @ g m a i l . c o m
KEMUNING
Nama latin: Murraya paniculata (L.)JACK
Nama daerah: Kamuning; Kamuri; Kamoni; Kamone; Kemuning; Kajeri
Deskripsi tanaman: Tanaman berupa pohon, tinggi 3-7 m. Batang berkayu, beralur, warna
kecokelatan kotor. Daun majemuk, anak daun 4-7, permukaan licin, bentuk corong, ujung dan
pangkal runcing, tepi rata, pertulangan menyirip, warna hijau. Bunga majemuk, bentuk tandan,
panjang mahkota 6-27 mm, lebar 4-10 mm, warna putih. Buah buni, diameter lebih kurang 1 cm,
buah muda berwarna hijau setelah tua merah.
Habitat: Tumbuh liar di ladang pada daerah lembab dengan cahaya cukup di dataran dari 950 m
dpl.
Bagian tanaman yang digunakan: Daun
Kandungan kimia: Glukosida murayin; Minyak atsiri; Kadinena
Khasiat: Analgesik; Diuretik; Stomakik
Nama simplesia: Murrayae Folium
Resep tradisional:
Haid tidak teratur:
Daun kemuning 3 g; Daun pacar kuku 3 g; Rimpang temu lawak 4 g; Air 110 ml, Dibuat infus,
Diminum 1 kali sehari 100 ml
Menguruskan badan:
Daun kemuning 1 genggam; Daun pace 1 genggam; Bangle 1/2 jari kelingking; Air secukupnya,
Dipipis, Diulang selama 7 hari; untuk pemeliharaan diminum 2 kali seminggu; tiap kali minum
1/4 cangkir
Keputihan:
Daun kemuning 3 g; Daun pacar kuku 3 g; Herba tapak liman 2 g; Rimpang temu kunci 2 g; Air
110 ml, Dibuat infus, Diminum 1 kali sehari 100 ml
Reumatik, Daun kemuning 3 g; Akar tembelekan 6g; Air 110 ml, Dibuat infus, Diminum 1 kali
sehari 100 ml
52 | P a g e A h m a d T a u f i k - a t 3 5 8 5 @ g m a i l . c o m
KEMBANG TELENG
(Clitoria ternatea L.,)
KLASIFIKASI - Kembang Telang biasa disebut Clitoria ternatea L., termasuk famili tumbuhan
Papilionaceae. Tanaman ini dikenal dengan nama daerah Bunga biru, Kembang teleng, bunga
talang atau bisi.
SIFAT KIMIAWI - Memiliki berbagai kandungan kimia, yang sudah diketahui a.l : Saponin,
flavonoid, alkoloid, ca-oksalat dan sulfur, khusus daunnya : kaemferol 3-glucoside serta
triterpenoid. bunganya mengandung delphinidin 3.3′.5′ serta triglucoside, fenol. Akarnya
beracun.
EFEK FARMAKOLOGIS
Akar : Toksik (beracun), laxative (pencahar), diuretik, perangsang muntah, pembersih darah.
Daun : Mempercepat pematangan bisul
Biji : Obat Cacing, pencahar ringan
BAGIAN TANAMAN YANG BERGUNA - Efek farmakologi ini diperoleh dari penggunaan
seluruh tanaman.
Penyakit yang dapat disembuhkan dan cara penggunaannya.
1 Abses, bisul :
- Bunga berwarna biru ditumbuk halus, ditambahkan gula jawa secukupnya dipakai menutup
bisul/abses.
- Minum air godokan kembang telang putih untuk pencuci darah.
- Setengah genggam daun kembang telang dicuci bersih lalu digiling halus dan tambahkan garam
secukupnya untuk ditaruh di bisul.
2 Radang mata merah : Rendam bungaberwarna biru sampai airnya biru dan gunakan sebagai
pencuci mata.
3 Busung perut, pembesaran organ perut : Ekstrak akar 5 - 10 gram dalam alkohol.
4 Sakit Telinga : Daun dicuci bersih lalu dilumatkan, air perasannya ditambah garam, hangat-
hangat dioleskan kesekitar telinga yang sakit
5 Menghilangkan dahak pada bronchitis kronis : minum godokan akar.
6 Demam: akar kering 0.3 gram, direbus dengan 4 gelas air sampai menjadi 2 gelas, dinginkan
lalu saring dan minum 2 x 1 gelas.
7 Iritasi kandung kemih dan saluran kencing : aturannya sama dengan no 6.
53 | P a g e A h m a d T a u f i k - a t 3 5 8 5 @ g m a i l . c o m
BUDI DAYA - Perbanyak tanaman dengan biji. Biji disemai kemudian tanaman muda
dipindahkan ketempat penanaman. Pemeliharaan tanaman ini mudah, seperti tanaman lain
dibutuhkan cukup air dengan penyiraman atau dengan menjaga kelembabab tanah. Disamping itu
juga dibutuhkan pemupukan terutama pupuk dasar.
KEMBANG COKLAT
( Zephyranthes candida Herb.)
Famili : Amaryllidaceae.
Daerah :
Asing : Zhong Lan (Cina)
Sifat Kimiawi : Tumbuhan ini kaya kandungan kimia, yang sudah diketahui antara lain Lycorine,
Tazettin, Haemanthidne, Nerinine
Efek Farmakologis :
Tanaman ini memiliki sifat: Rasa agak manis, penurun panas.
Bagian tanaman yang digunakan : Daun, biji, batang dan akar.
Budi Daya : Perbanyakan tanaman dengan menggunakan umbi atau anakan (bisa juga biji).
Pemeliharaan mudah, perlu cukup air dengan cara penyiraman yang cukup, menjaga kelembaban
dan pemupukan terutama pupuk dasar.
Penyakit yang dapat disembuhkan dan cara penggunaannya.
GANGGUAN FUNGSI HATI TERUTAMA UNTUK GEJALA HEPATITIS TAHAP AWAL :
10 gram tanaman di rebus, minum.
AYAN / EPILEPSY : 10 gram herba tambah gula batu, di rebus, minum.
KEJANG PADA ANAK : Daun segar 10 - 15 gr. tambah gula batu, di rebus, minum dan atau
Herba 10 - 15 gram tambah garam, di lumatkan, untuk ditempelkan pada pelipis.
54 | P a g e A h m a d T a u f i k - a t 3 5 8 5 @ g m a i l . c o m
KEMBANG BUGANG
(Clerodendrum calamitosum L. )
Famili : Verbenaceae
Daerah : Melayu : kayu gambir , Sunda : kembang bugang
Asing :
Sifat Kimiawi : Tumbuhan ini kaya kandungan kimia, yang sudah diketahui antara lain saponin,
flavonoida, polifenol, alkaloid dan kalium.
Efek Farmakologis : Tanaman ini memiliki sifat: menghentikan pendarahan, penghancur batu
ginjal.
Bagian tanaman yang digunakan : Daun dan akar.
Budi Daya : Perbanyakan tanaman dg menggunakan biji atau stek batang. Pemeliharaan mudah,
perlu cukup air dgn cara penyiraman yg cukup, menjaga kelembaban dan pemupukan terutama
pupuk dasar.
Penyakit yang dapat disembuhkan dan cara penggunaannya.
DEMAM : Daun segar 10 g di cuci lalu di rebus dengan 1 gelas air selama 15 menit. Setelah
dingin di saring, minum sekaligus.
WASIR : Daun 9 lembar dicuci bersih dan di potong-potong seperlunya, rebus dengan 3 gelas air
bersih sampai tersisa 1 1/2 gelas. Setelah dingin di saring, minum dengan madu seperlunva.
DIGIGIT ULAR. : Sepotong akar sebesar ibu jari di cuci bersih dan di bilas dengan air matang,
lalu di kunyah, airnva di telan, ampasnya di letakkan pada luka gigitan.
KENCING BATU : Daun 8 lembar dicuci lalu di potong-potong seperlunva, rebus dengan 3
gelas air sampai tersisa 2 1/4gelas. Setelah dingin di saring, minum dengan madu seperlunya.
Sehari 3 kali 3/4 gelas.
KENCING NANAH : Daun kembang bugang 6 lembar , daun pegagan 10 lembar, daun picisan
20 lembar, daun jintan 25 lembar, daun meniran 12 sirip, daun murbei 9 lembardaun sendok 8
lembar, daun kumis kucing 50 lembar, daun bengang 8 lembar, gula enau 3 jari, dicuci dan di
potong - potong seperlunya. Rebus dengan 4 gelas air bersih sampai airnya tersisa 2 1/4 gelas.
Setelah dingin disaring, lalu diminum. Sehari 3 x 3/4 gelas.
55 | P a g e A h m a d T a u f i k - a t 3 5 8 5 @ g m a i l . c o m
KEMANGI
Nama latin: Ocimum basilicum L
Nama daerah: Kemangi; Kemangen; Surawung
Deskripsi tanaman: Tanaman semak yang tegak dengan bau khas, tinggi mencapai 1,5 meter.
Bunganya berbibir berbentuk bulir warna putih dan merah muda. Bijinya bila kena air
menggelembung seperti agar-agar.
Habitat: Tumbuh pada dataran rendah sampai ketinggian 1300 m dpl.
Bagian tanaman yang digunakan: Daun
Kandungan kimia: Eugenol; Sineol; Metilkhavikol; Protein; Kalsium
Khasiat: Diaforetikum
Nama simplesia: Ocimume Folium
Resep tradisional:
Perut kembung :
Daun kemangi secukupnya, Dicuci bersih, Dimakan sebagai lalapan
56 | P a g e A h m a d T a u f i k - a t 3 5 8 5 @ g m a i l . c o m
KELOR
Nama latin: Moringa oliefera Lamk
Nama daerah: Kilor; Celor; Kerol; Kelo; Keloro
Deskripsi tanaman: Tanaman berupa pohon yang tingginya lebih kurang 8 meter. Batang
berkayu, bulat, bercabang, berbintik hitam, warna putih kotor. Daun majemuk, panjang 20-60
cm, anak daun bulat telur, tepi rata, ujung berlekuk, tulang menyirip ganjil, warna hijau. Bunga
majemuk, bentuk malai, letak di ketiak daun, panjang 10-30 cm, mahkota warna putih. Buah
polong, panjang 20-45cm, berisi 15-25 biji, warna cokelat kehitaman.
Habitat: Tumbuh liar di ladang pada daerah cukup air, dengan cahaya matahari penuh pada
ketinggian 300-900 m dpl
Bagian tanaman yang digunakan: Akar
Kandungan kimia: Pterigospermin; minyak atsiri; Alkaloid moringin; Moringinin; Minyak lemak
Khasiat: Diuretik; Stimulan; Ekspektoran; Analgesik
Nama simplesia: Moringae Radix
Resep tradisional:
Bengkak dan Beri-beri :
Kulit akar kelor secukupnya; Masoyi secukupnya; Kuncup cengkih secukupnya; Akar pepaya;
Air secukupnya, Dipipis hingga berbentuk pasta, Dioleskan pada bagian yang bengkak
Sakit kepala dan Rematik:
Akar kelor secukupnya; Air sedikit, Dipipis hingga berbentuk pasta, Dioleskan pada pelipis dan
di belakang telinga. Pada penderita rematik, pasta tersebut dioleskan pada bagian yang terasa
nyeri; Diborehkan 3 kali sehari.
57 | P a g e A h m a d T a u f i k - a t 3 5 8 5 @ g m a i l . c o m
KELADI TIKUS ( Coleus amboinicus Lour.)
Famili : Araceae
Daerah : bira kecil, daun panta susu, ki babi, trenggiling mentik, ileus, kalamoyang.
Asing : Rodent tuber
Sifat Kimiawi : Belum banyak diketahui atau tidak dipublikasikan.
Efek Farmakologis : Hasil penelitian menunjukkan Membunuh / menghambat pertumbuhan sel
kanker. Menghilangkan efek buruk chemoterapi Bersifat antivirus dan anti bakteri
Bagian tanaman yang digunakan : Umbi dan seluruh tanaman, daun sampai akar, yang terbaik
digunakan segar dalam bentuk juice (sari tanaman) dan langsung diminum sesudah diolah.
***LIHAT PERINGATAN ***
Cara budidaya : Perbanyakan tanaman dg menggunakan umbi. Pemeliharaan mudah, perlu cukup
air dg cara penyiraman yang cukup, menjaga kelembaban dan pemupukan terutama pupuk dasar.
Penyakit yang dapat disembuhkan dan cara penggunaannya.
KORENG : Umbi secukupnya di tumbuk halus, tempelkan ke tempat sakit.
FRAMBUSIA : Umbi secukupnya di tumbuk halus, tempelkan ke tempat sakit,
MENETRALISIR RACUN NARKOBA : Umbi sebesar ujung jari di cuci bersih dengan air
matang, dikeprek dan di telan. Lakukan beberapa kali sehari. (Cara penggunaan ini berdasarkan
informasi lisan dari seorang pemakai)
KANKER: PAYUDARA, PARU-2, USUS BESAR, RECTUM, LIVER, PROSTAT, GINJAL,
LEHER RAHIM, TENGGOROKAN, TULANG, OTAK, LIMPA, LEUKEMIA, EMPEDU
DAN PANKREAS.
Tanaman lengkap 3 batang (50 gr.) di rendam setengah jam, di cuci, ditumbuk halus, peras
dengan kain, tambahkan 1/2 sendok madu, campur, minum. Lakukan 3 kali sehari. Air perasan
harus segera diminum, tidak boleh disimpan.
PERINGATAN
1. WANITA HAMIL DILARANG MINUM TANAMAN OBAT INI.
2. TANAMAN DIHALUSKAN DENGAN CARA DITUMBUK TIDAK BOLEH
DIBLENDER.
3. BILAMANA TANGAN GATAL TERKENA BUBUK INI, CUCILAH DENGAN AIR
GULA.
4. HINDARKAN MATA DARI TUMBUKAN BAHAN INI.
5. AIR SARI KELADI TIKUS, HARUS DIMINUM SEGERA, TIDAK BOLEH DISIMPAN.
6. TANAMAN KELADI TIKUS MUDAH BUSUK BILA BASAH, JADI HARUS DISIMPAN
DIKULKAS, DENGAN CARA, TANAMAN DIBUNGKUS DENGAN KERTAS DULU,
DIMASUKKAN KEDALAM PLASTIK, SIMPAN DI KULKAS.
7. MINUM RAMUAN KELADI TIKUS SAAT PERUT KOSONG, SEKURANG-
KURANGNYA SEJAM SEBELUMNYA.
8. PASIEN YANG BARU OPERASI, TUNGGU 2 MINGGU BARU BOLEH MINUM
58 | P a g e A h m a d T a u f i k - a t 3 5 8 5 @ g m a i l . c o m
RAMUAN INI.
9. PENGARUH MINUM RAMUAN INI, 2 HARI PERTAMA MUAL, SEDIKIT DIARE,
TINJA BERWARNA HITAM DAN BADAN LESU.
10. KADANG PASIEN MUAL DAN MUNTAH SETELAH LAMA MINUM RAMUAN INI,
HENTIKAN PEMAKAIAN SAMPAI GEJALA HILANG BARU MINUM LAGI ATAU
DOSIS DIKURANGI.
KEJI BELING
Nama latin: Reulla napifera Zoll Mor
Nama daerah: Daun picah beling; Keci beling; Enyoh kelo
Deskripsi tanaman: Tanaman semak, tinggi 1-2 meter. Batang beruas, bula, berbulu kasar,
percabangan monopodial, warna hijau. Daun tunggal, berhadapan, bentuk lanset atau lonjong,
tepi beringgit, ujung dan pangkal runcing, [anjang 9-18 cm, lebar 3-8 cm, bertangkai pendek,
pertulangan menyirip, warna hijau. Bunga majemuk, bentuk bulir, mahkotabentuk corong,
berambut, warna ungu. Buah bulat, warna coklat.
59 | P a g e A h m a d T a u f i k - a t 3 5 8 5 @ g m a i l . c o m
Habitat: Tumbuh liar di ladang pada daerah ternaungi di ketinggian 1-750 m dpl.
Bagian tanaman yang digunakan: Daun
Kandungan kimia: Garam alkali; Asam silikat; Karbonat; Triterpena
Khasiat: Diuretik
Nama simplesia: Reullaea Folium
Resep tradisional:
Kencing batu :
Daun Keji beling 1 gram; daun tembuyung 10 gram; Air 100 ml, Dibuat infus; diseduh; dipipis,
Diminum 1 kali sehari 100 ml; Apabila dipipis diminum 1 kali sehari 1/4 cangkir
Penyakit yang dapat disembuhkan dan cara penggunaannya.
KENCING KURANG LANCAR : Daun segar 25 gram dicuci bersih lalu direbus dengan 2 gelas
air bersih selama 15 merit. Setelah dingin disaring lalu minum sekaligus. Lakukan pada pagi atau
siang hari.
BATU KANDUNG KENCING : Segenggam daun keji beling dan 1 tongkol jagung muda
dicuci, lalu direbus dengan 2 liter air bersih sampai tersisa 1 liter. Setelah dingin disaring, lalu
diminum. Lakukan pagi dan sore hari, masing*-masing I/2 gelas.
BATU KANDUNG EMPEDU : Daun keji beling segar 5 lembar, daun ungu segar 7 lembar,
dicuci bersih lalu di rebus dengan 3 gelas air sampai tersisa 2 gelas Minum seperti teh
KENCING MANIS : Daun segar 20 - 50 gram, direbus dengan 6 gelas air sampai tersisa 3 gelas,
dinginkan, disaring. Minum 3 kali 1 gelas per hari.
BATU GINJAL : Daun keji Beling 50 gram, meniran segar 7 batang, daun ungu 7 lembar.
Dicuci dulu direbus dengan 4 gelas air sampai menjadi 2 gelas dinginkan, saring, minum 3 kali
2/3 gelas per hari. ATAU Daun keji beling 5 lembar, daun tempuyung segar 5 lembar tongkol
jagung 6 buah, dicuci lalu direbus dengan 5 gelas air bersih sampai tersisa 2 ¼ gelas. Setelah
dingin disaring, dibagi untuk 3 kali minum, habis dalam sehari. Lakukan setiap hari sampai rasa
sakit menghilang.
SEMBELIT : Ambil 1/2 genggam daun keji beling segar, cuci bersih lalu direbus dengan 2 gelas
air sampai tersisa 1 gelas. Setelah dingin disaring lalu diminum.
WASIR : Daun segar 20 - 50 gram, di rebus dengan 6 gelas air sampai tersisa 3 gelas, dinginkan,
saring. Minum 3 kali 1 gelas per hari.
60 | P a g e A h m a d T a u f i k - a t 3 5 8 5 @ g m a i l . c o m
KECUBUNG
Nama latin: Datura metel L
Nama daerah: Kecubung; Kacubung; Kacobhung cobung
Deskripsi tanaman: Tanaman perdu batang berkayu, bentuk batang bengkok tinggi dapat
mencapai 1,5 m. Percabangan membentang lebar dan biasanya ke arah satu sisi saja. Daun
berhadapan, bentuk bulat bercangap. Bunganya berwarna ungu atau putih berbentuk terompet.
Buahnya kotak bulat berduri, bijinya banyak berwarna coklat bulat pipih
Habitat: Tumbuh liar di hutan dan di pekarangan
Bagian tanaman yang digunakan: Bunga ; Daun ; Buah
Kandungan kimia: Alkaloid(skopolamina, hiosiamina, atropina); Flavonoid
Khasiat: Spasmolitik; Antitusif; Analgesik
Nama simplesia: Daturae albae Flos
Resep tradisional:
Bengkak:
Daun kecubung segar secukupnya; Minyak kelapa secukupnya, Daun dibasahi dengan minyak
kelap, kemudian dipanggang lalu diremas, Ditempelkan pada kulit yang bengkak
Kuping kopok:
Buah kecubung 1 buah; Minyak jaitun/kelapa secukupnya, Buah kecubung dikeluarkan isinya
lalu dipipis halus dan dicampur dengan minyak tadi lalu dimasukkan kembali pada
kelontongannya lalu dipanasi sebentar hingga minyaknya panas; lalu diperas dengan kain,
Minyak yang keluar kita gunakan untuk menetesi kuping yang sakit.
Sembelit:
Daun kecubung beberapa helai; Minyak kelapa sedikit, Diremas-remas, Letakkan remasan daun
tersebut di perut.
Ketombe,
Daun kecubung (kering)7 helai; Minyak kelapa 5 sendok makan, Masukkan dalam botol dan
tutup; kemudian dipanaskan di bawah sinar matahari selama 7 hari, Dioleskan pada kulit kepala
2 kali sehari; pagi; sore.
Reumatik:
Daun kecubung segar 14 helai; Minyak kelapa 10 sendok makan, Daun kecubung dirajang dan
dijemur kemudian ditambah minyak kelapa, simpan campuran tersebut selama 3 hari. Peras dan
61 | P a g e A h m a d T a u f i k - a t 3 5 8 5 @ g m a i l . c o m
pisahkan minyaknya kemudian dihangatkan, Gosokkan pada bagian yang nyeri; bila perlu;
tambahkan sedikit minyak kayu putih.
Terkilir:
Daun kecubung 14 helai; Sereh (dicacah halus)2 buah; Minyak kelapa 2 gelas, Campuran
dididihkan lalu disimpan semalam di tempat tertutup. Campuran dipisahkan; minyaknya
dihangatkan, Gosokkan pada bagian yang nyeri
Kecubung Gunung
(Brugmansia suaveolens [H. et B.] B. et P)
Sinonim :
Pseudodatura suaveolens van Zijp., Datura suaveolens H. B.
Familia :
solanaceae.
Uraian :
Kecubung gunung berasal dari Meksiko dan termasuk tanaman beracun. Di Indonesia, umumnya
tumbuh liar di daerah yang lembab sebagai penutup jurang atau digunakan sebagai pagar hidup
maupun perdu hias. Tumbuhan ini dapat ditemukan pada ketinggian 700-2100 m dpl. Perdu kuat
atau pohon kecil, tegak, berkayu, bercabang-cabang, tinggi 2-4 m. Ujung ranting berambut
pendek yang sangat rapat. Helaian daun besar, bertangkai, bulat telur atau bulat telur
memanjang, pangkal tumpul atau runcing, umumnya tidak sama sisi, ujung runcing, tepi
berlekuk, pertulangan menyirip, permukaan daun berbulu jarang, permukaan bawah berambut
halus, panjang 9-35 cm, lebar 4-17 cm. Bunga tunggal di ketiak daun, menggantung, bertangkai.
Kelopak bunga hijau, bentuk tabung. Mahkota berbentuk terompet, tabung bersudut lima dan
taju meruncing pendek, berwarna putih atau jingga, berbau enak pada malam hari. Buah buni
memanjang, tidak berduri tempel, berambut halus, panjang 9-11 cm, tidak membuka. Biji
berkulit tebal menyerupai gabus, berwarna abu-abu. Kecubung gunung dapat diperbanyak
dengan cara setek dan biji.
Nama Lokal :
NAMA DAERAH Jawa: kucubung (Sunda), kecubung, semprong (Bali). NAMA ASING
Datura, angel's trumpet (I). NAMA SIMPLISIA Brugmansiae suaveolensis Flos (bunga
kecubung gunung).
Penyakit Yang Dapat Diobati :
SIFAT DAN KHASIAT Bunga kecubung gunung beracun, berkhasiat antiasmatik, dan
penghilang nyeri (analgesik). EFEK FARMAKOLOGIS DAN HASIL PENELITIAN Ternyata,
pemberian kecubung gunung dosis tinggi pada tikus jantan dapat menyebabkan perilaku
abnormal berupa hiperaktivitas (Nurhayati Harun, Jurusan Farmasi FMIPA, Unair, 1990).
Pemanfaatan :
BAGIAN YANG DIGUNAKAN Bagian yang digunakan adalah bunga. INDIKASI Bunga
digunakan untuk mengatasi : - sesak napas, - nyeri haid, dan - sakit perut. CARA PEMAKAIAN
62 | P a g e A h m a d T a u f i k - a t 3 5 8 5 @ g m a i l . c o m
Keringkan 10 g bunga segar, lalu gulung seperti rokok untuk diisap atau direbus untuk diminum.
CONTOH PEMAKAIAN DI MASYARAKAT Sesak napas Gulung bunga kering, lalu bakar
bagian ujung. Selanjutnya, isap dalam-dalam, seperti mengisap rokok. Catatan: Jauhkan dari
jangkauan anak-anak.
Komposisi :
Alkaloid skopolamin, saponin, glikosida flavonoida, dan polifenol. Zat aktif ini bisa
menimbulkan halusinasi.
KAYU ULES
Nama latin: Helicteres isora L
Nama daerah: Jelumpang; Dlumpang; Puteran; Kayu mules
Deskripsi tanaman: Tumbuhan perdu, tinggi sampai 4 m. Berbatang basah, kulit kayu berserat-
serat. Buah berbentuk dari 5 helai daun yang mengumpul seperti pilin. Tiap-tiap buah bertabung
dan mempunyai satu baris biji kecil-kecil warna coklat tua.
Habitat: Tumbuh di daerah kering pada semak belukar, di hutan-hutan pada dataran rendah
sampai 1200 m dpl.
Bagian tanaman yang digunakan: Buah ; Akar ; Kulit kayu
Kandungan kimia: Pigmen kloroplas; Pitosterol; Saponin; Gula; Flobatanin; Asam
hidroksikarboksilat
Khasiat: Stomakik; Antipiretik
Nama simplesia: Isorae Frustus, Isorae Cortex
Resep tradisional:
Obat cacing:
Buah kayu ules 11 biji; air 110 ml, Direbus mendidih 15 menit, Diminum pagi dan sore.
63 | P a g e A h m a d T a u f i k - a t 3 5 8 5 @ g m a i l . c o m
Rematik:
Kulit kayu ules 10 g; Akar 10 g; Air 110 ml, Direbus sampai mendidih, Diminum pagi sore.
KAYU RAPAT
Nama latin: Parameria laevigata
Nama daerah: Kayu rapet; Megat sih; Pegat sih; Madak si
Deskripsi tanaman: Semak menjalar, batang membelit, berkayu, berambut, cokelat. Daun
tunggaal, lanset, berhadapan, pangkal dan daun meruncing, daun muda berwarna hijau
kemerahan setelah tua berwarna hijau. Perbungaan bentuk malai, mahkota bentuk corong, warna
putih. Buah polong. Biji bulat, warna cokelat kehitaman.
Habitat: Tumbuh liar di hutan pada dataran rendah samapai 1200 dpl.
Bagian tanaman yang digunakan: Kulit kayu
Kandungan kimia: Tanin; Asam protokatekol
64 | P a g e A h m a d T a u f i k - a t 3 5 8 5 @ g m a i l . c o m
Khasiat: Stomakik; Antipiretik; Desinfektan
Nama simplesia: Parameriae Cortex
Resep tradisional:
Mengecilkan rahim:
Kayu rapat 2 jari tangan; Rimpang Kunci pepet 7 buah; Kayu Mesoyi 1 jari tangan; Air 100 ml ,
Direbus, Diminum 1 kali sehari 100 ml.
Keputihan:
Kayu rapat 1 jari tangan; Kayu Mesoyi 1 jari tangan; Majakan 1/2 butir; Rimpang kunci pepet 2
buah; Kemukus 6 butir; Cengkih 2 buah; Jahe Sukun 1 buah; Jintan Putih 5 butir; Air 110 ml.,
Direbus, Diminum 1 kali sehari 100 ml.
KAYU PUTIH
Nama latin: Melaleuca leucadendra L.
Nama daerah: Kayu gelam; Gelam; Ghelam; Waru gelang; Ilano
Deskripsi tanaman: tanaman berupa pohon tinggi lebih kurang 10 m. Batang berkayu, bulat, kulit
mudah mengelupas, bercabang, warna kuning kecokletan. Daun tunggal, bentuk lanset, ujung
dan pangkal runcing, tepi rata, permukaan berbulu, pertulangan sejajar, warna hijau. Bunga
majemuk, bentuk bulir, panjang 7-8 cm, mahkota 5 helai, warna putih. Buah kotak, beruang tiga,
tiap ruang terdapat banyak biji.
Habitat: Tumbuh di daerah berawa-rawa bahkan dalam air, dataran rendah ataupun di
pegunungan.
Bagian tanaman: Daun ; Minyak dari daun ; Buah
Kandungan kimia: Minyak atsiri (Kayuputol, terpineol); Tanin
Khasiat: Diaforetik; Analgesik; Desinfektan; Ekspektoran; Antispasmodik
65 | P a g e A h m a d T a u f i k - a t 3 5 8 5 @ g m a i l . c o m
Nama simplesia: Melaleucae leucadendrae Folium, Oleum Malaleucae leucadendrae aethereum
Resep tradisional:
Batuk, Demam, Nyeri haid:
Minyak kayu putih secukupnya; Jeruk nipis 1 buah; Kapur sirih 2 jari tangan, Peras buah jeruk
nipis, kemudian tambahkan Kapur sirih dan Minyak kayu putih kemudian diaduk sampai
tercampur, Dioleskan pada punggung dan dada; Untuk nyeri haid dioleskan pada perut.
Nyeri sendi,
Akar pepaya 10 potong; Garam 1 sendok makan; Minyak kayu putih 2 sendok makan, Masukkan
ramuan tersebut dalam botol sirup, tambahkan arak atau alkohol, tutup rapat. Botol tersebut
dijemur di sinar matahari selama 10 hari.
KAYU MANIS CINA
( Cinnamomum cassia Presl.)
Famili : Lauraceae
Daerah :
Asing : Chinesse Cinnamomum, Rou gui (Cina)
Sifat Kimiawi : Tumbuhan ini kaya dengan kandungan kimia, yang sudah diketahui antara lain
Kulit Kayu : Cinnamic aldehyde, cinnamyl acetate, cinnzcylanol cinnzcylanine. phenypropyl
acetate, tanin, saffrol. Buah mentah: Cinnamic aldehyde. cournarin, traps-cinnamic acids, beta
sitosterol, Choline, protoca-techuric acid, syringe acid.
Efek Farmakologis : Tanaman ini memiliki sifat Kulit kayu : Pedas. manis. panas. Sedikit
beracun (toksik). Masuk meridian ginjal, limpa dan kandung kemih. Menguatkan “Yang”,
menghangatkan limpa dap ginjal, melancarkan peredaran darah, menghilangkan
sakit*menambah napsu makan (stomakik) peluruh kentut (karminatif). Ranting muda : Pedas.
manis. hangat. Masuk merindian kandung kemih. jantung dan paru-paru, Peluruh keringat
(diaforetik) mengendurkan otot (muscle relaxant), menghangatkan dan melancar-kan sirkulasi di
meridian, melancarkan pernapasan.
Bagian tanaman yang digunakan : Kulit kayu dan ranting, dikeringkan untuk penyimpanan.
Cara budidaya : Perbanyakan tanaman dg menggu-nakan biji. Pemeliharaan mudah, perlu cukup
66 | P a g e A h m a d T a u f i k - a t 3 5 8 5 @ g m a i l . c o m
air dg cara penyiraman yg cukup, menjaga kelembaban dan pe-mupukan terutama pupuk dasar.
Tanaman ini. menghendaki tempat yang cukup matahari atau sedikit terlindung.
Penyakit yang dapat disembuhkan dan cara penggunaannya.
SAKIT LAMBUNG, DIARE, GANGGUAN PENCERNAKAN : Bubuk kulit kayu 1,5 gram
diseduh dengan air hangat, Minum, lakukan 2 kali sehari.
SHOCK, DEMAM, KAKI TANGAN BERKERINGAT. BATUK KARENA PARU-PARU
DINGIN, SESAK NAPAS, REMATISM, NYERI HAID (DYSMENORRHEA), TIDAK
DATANG HAID (AMENORRHEA) TEKANAN DARAH TINGGI, NYERI PADA UJUNG
JARI (FROST-BITE), TUMOR DALAM PERUT (TUMOR ABDOMEN) : Bubuk kulit kayu
0,5 - 2,5 gram diseduh dengan air hangat, Minum, lakukan 2 kali sehari.
DEMAM, FLU KARENA ANGIN DINGIN, BATUK SESAK BENGKAK MENAHAN
CAIRAN, BENGKAK KARENA JANTUNG DAN GINJAL. SAKIT OTOT (RHEUMATISM),
NYERI HAID, TIDAK DATANG HAID. EPILEPSI : Bubuk ranting muda 1,5 - 6 g digodok
atau digiling menjadi bubuk, diseduh dengan air hangatMinum.
KONTRA INDIKASI : Sedikit beracun dan wanita hamil, penderita demam, Yin lemah, Yang
kuat, penyakit pendarahan, dilarang minum.
KAYU MANIS
Nama latin: Cynamomum aromaticum Nees
Nama daerah: Sinamon; Keningar
Deskripsi tanaman: Tinggi tanaman 6-12 m, akan tetapi pada tempat yang cocok bisa mencapai
18 m. Batang berwarna keabu-abuan dan berbau harum, percabangan dekat tanah, pada ranting
tua sering tidak tumbuh daun-daun baru (gundul), tajuk kekar, dan mahkotanya berbentuk
kerucut. Daun berbentuk bulat telur, agak memanjang dengan ujung bulat/tumpul, meruncing
dan lokos (licin dan mengkilap), dan berwarna merah pada waktu masih muda, dan berubah
menjadi hijau tua di permukaan atas dan pucat keabu-abuan di bagian bawah. Bunga kecil, tidak
menarik, berbentuk lonceng dengan bau yang tidak enak, dan tumbuh dalam ketiak daun dan
dipucuk-pucuk ranting, warnanya putih kekuning-kuningan, dan berbunga pada bulan Juli hingga
September. Buah buni memanjang berwarna merah coklat.
Habitat: Tumbuh liar di ladang dan hutan pada dataran 1-1200 m dpl.
Bagian tanaman yang digunakan: Kulit kayu
Kandungan kimia: Minyak atsiri; Tanin; Damar; lendir
Khasiat: Analgesik; Stomakik; Aromatik
67 | P a g e A h m a d T a u f i k - a t 3 5 8 5 @ g m a i l . c o m
Nama simplesia: Cinnamomi aromatici Cortex
Resep tradisional:
Mencret
Kayu manis(Padang)3 g; Buah kayu ules 2 g; Rasuk angin 2 g; Rimpang kencur segar 8 g;
Ketumbar 3 g; Jintan hitam 2 g; Mungsi 2 g; Rimpang lempuyang 10 g; Pulosari 2 g; Buah adas
2 g; Biji kedaung 4 butir; Air sedikit, Dipipis hingga menjadi pasta, Ditapalkan di seluruh bagian
perut; dan pakailah gurita
KATU
Nama latin: Sauropus androgynus L. Merr
Nama daerah: Katuk; Daun katu; Katukan; Katuk manuk; Babing; Memata; Cekop manis;
Simani; Keratur
Deskripsi tanaman: Tanaman perdu tinggi sampai 3,5 m. Daun berbentuk bulat telur berwarna
hijau, menyirip ganda dan jumlahnya banyak. Buah berwarna putih, kecil dan melekat pada
cabang dan rantingnya.
Habitat: Tumbuh liar dihutan-hutan dan ladang-ladang yang terbaik di daerah dengan ketinggian
1300 m dpl.
Bagian tanaman yang digunakan: Daun ; Akar
Kandungan kimia: Zat protein; Lemak; Kalsium; Posfor; Besi; Vitamin A; Vitamin B1; Vitamin
C
Khasiat: Antipiretik; Laktagog
Nama simplesia: Sauropi Folium
Resep tradisional:
Demam:
Akar katu 4 g; Air 110 ml, Dibuat infus, Diminum 2 kali sehari; tiap kali minum 100 ml; diulang
selama 4 hari.
Pelancar ASI:
Daun katu segar beberapa helai; Daun bayam; Daun lembayung; Daun Sawi; Kacang panjang;
Kacang koro; Jantung pisang; Buah labu air; Buah labu merah, Dijadikan sayuran, Dimakan
secara bergantian
68 | P a g e A h m a d T a u f i k - a t 3 5 8 5 @ g m a i l . c o m
KASINGSAT
(Cassia occidentalis Linn )
Famili : Caesalpiniaceae
Daerah : Sunda : kasingsat, Jawa : menting, Melayu : kopi andelan, Simalor : bulinggang alas
Asing :
Sifat Kimiawi : Tumbuhan ini kaya kandungan kimia yang sudah diketahui. antara lain : Daun :
Demeric anthrone glikosida, suatu pencahar yang sangat poten. Akar : alfa-
hydroxy-anthraquinone 1,8-dihydroxy-anthraquinone , quercetin, emodin, heterodi-anthrone,
chrysophanol.
Efek Farmakologis : Rasa pahit, dingin, agak beracun. Pengobatan radang mata, perangsang
nafsu makan. pencahar (laxans), anti radang.
Bagian tanaman yang digunakan : Daun, biji, batang dan akar dikeringkan dibawah sinar
matahari.
Cara budidaya : Perbanyakan tanaman dg menggunakan biji. Pemeliharaan mudah, perlu cukup
air dg cara penyiraman yg cukup, menjaga kelembaban dan pemupukan terutama pupuk dasar.
Penyakit yang dapat disembuhkan dan cara penggunaannya.
SAKIT KEPALA BERULANG : Daun 30 gram direbus dengan 4 gelas air sampai menjadi dua
gelas, dinginkan. Saring, minum 2 kali 1 gelas.
DIGIGIT ULAR : Segenggam daun segar dilumatkan, kemudian diperas, airnya diminum dan
ampasnya dibubuhi pada luka gigitan.
SULIT BUANG AIR BESAR, DYSENTRI, DIARE KRONIS, NYERI ULU HATI : Tanaman
kering 10 - 15 gram direbus dengan 4 gelas air sampai menjadi dua gelas. dinginkan saring,
minum 2 kali 1 gelas.
BATUK, SESAK NAPAS, RADANG PARU-PARU : Tanaman kering 10 - 15 gram direbus
dengan 4 gelas air sampai menjadi dua gelas. Dinginkan saring, minum 2 kali 1 gelas.
KEPUTIHAN (FLOUR ALBUS) : Daun muda yang dikukus sebagai lalap berkhasiat terhadap
keputihan.
HEPATITIS : Tanaman kering 10 - 15 gram direbus dengan 4 gelas air sampai menjadi dua gelas
dinginkan, saring, minum 2 kali 1 gelas.
69 | P a g e A h m a d T a u f i k - a t 3 5 8 5 @ g m a i l . c o m
KAPULAGA
Nama latin: Amamum campactum soland
Famili : Zingiberaceae
Daerah : Bali : Kapolagha, Jawa : Kapulaga, Madura: Kapulaga, Sunda : Palago, Minangkabau :
Pelaga puwar
Asing : Ronde Kardemon
Sifat Kimiawi : Tumbuhan ini kaya kandungan kimia, yang sudah diketahui a.l. minyak
terbang-sineol, terpineol dan alfaborneol, beta-kamper, protein, gula, lemak dan silikat.
Efek Farmakologis : Tanaman ini memiliki sifat Rasa agak pahit, hangat. Penurun panas, anti
tusif, peluruh dahak dan anti muntah.
Bagian tanaman yang digunakan : Seluruh tanaman dan buah.
Cara budidaya : Perbanyakan tanaman dg menggunakan rimpang. Pemeliharaan mudah, perlu
cukup air dg cara penyiraman yg cukup, menjaga kelembaban dan pemupukan terutama pupuk
dasar.
70 | P a g e A h m a d T a u f i k - a t 3 5 8 5 @ g m a i l . c o m
Wilayah :
Kapulaga berasal dari hutan tropis di daerah India Selatan dan Srilangka. Kapulaga
diperkenalkan ke negara Eropa oleh bangsa Arab sebagai bumbu. Tanaman ini juga tumbuh
dinegara Thailand, Kamboja, Malaysia Barat, dan Filipina, terutama di wilayah berbukit yang
dingin, didaerah lembah dan terlindung. Di Indonesia kapulaga ditemukan tumbuh liar dan
ditanam di wilayah perbukitan di daerah Jawa Barat dan Jawa Tengah.
Ukuran :
Tumbuh-tumbuhan ini tumbuh berumbi akar dengan tinggi antara 2 - 3 m. Daunnya lonjong
berujung runcing dengan panjang sekitar 30 cm dan lebar 10 cm. Bunganya (simetris dua sisi,
berwarna kemerah-merahan dan terbagi menjadi 3 bagian) dapat dibedakan menurut perbedaan
jenis varietas setempat. Dari sana akan dihasilkan buah kotak berwarna putih yang harum
sehingga bisa digunakan sebagai obat maupun bumbu. Kapulaga yang diperdagangkan terdiri
atas kapsul kering, bersisi tiga, lonjong atau bundar, berwarna abu-bu coklat, yang terbagi atas
tiga ruang, berisi padat dengan benih bersudut yang berwarna coklat. Biji-biji tersebut
mempunyai rasa pedas, kamfer, berbau wangi, dan terasa dingin pada lidah jika dimamah.
Buahnya berada dalam tandan berbentuk bulat kecil , kadang berbulu dan berwarna kuning
kelabu. Kapulaga sabrang (Elettaria cardamomum L.) Maton yang berasal dari lran lebih harum
baunya.Jika terlalu banyak mengunakan kapulaga maka akan mengganggu kerja cairan lambung.
Kandungan & Manfaat :
Ekstrak (dimasak dengan air) dari seluruh tumbuh-tumbuhan dipakai sebagai obat terhadap
flatulensi atau meteorismus (penimbunan gas dalam usus), kolik dan kelemahan. Tumbuh-
tumbuhan yang ditumbuk halus bersama air dipakai sebagai obat gosok untuk penyakit encok.
Ekstrak dari umbi akar dipergunakan sebagai obat demam. Bijinya adalah bahan mamah, dipakai
juga sebagai bumbu (untuk kue) dan sebagai obat, contohnya untuk mengobati kesulitan
bernapas, mulut berbau (futor exore) dan untuk mengobati batuk dan gatal ditenggorokan dengan
memamahnya. Dalam bahan biji terdapat minyak kardamon yang mengandung terpineol,
terpinylasetat, sineol, borneol dan sabinen, zat putih telur, calcium-oksalat dan silisium. Selain
itu juga mengandung minyak atsiri (alfaborneol dan betakamfer) yang berkhasiat untuk
mengencerkan dahak, memudahkan pengeluaran angin dari perut, menghangatkan,
membersihkan darah, menghilangkan rasa sakit, mengharumkan.
Penyakit yang dapat disembuhkan dan cara penggunaannya.
1. KEJANG PERUT, REMATIK : Semua bagian tumbuhan ini termasuk akarnya direbus selama
lebih kurang lebih seperempat jam dengan disaring, airnya diminum.
2. DEMAM, PANAS : Batang direbus selama lebih kurang seperempat jam kemudian disaring.
airnya diminum.
3. Batuk : Buah dikunyah.
4. Mencegah Mual : buah direbus dan dimakan.
5. Bau Badan : rimpang direbus secukupnya dan diminum airnya.
6. RADANG AMANDEL, GANGGUAN HAID, KEJANG PERUT, OBAT KUMUR,
INFLUENZA, RADANG LAMBUNG, SESAK NAPAS, BADAN LEMAH (SEBAGAI
TONIKUM) : Buah direbus, makan dan masih banyak yang lainnya.
71 | P a g e A h m a d T a u f i k - a t 3 5 8 5 @ g m a i l . c o m
LIDAH BUAYA
Nama latin: Aloe vera Linn.
Sinonim :
Aloe barbadensis, Mill. Aloe vulgaris, Lamk.
Familia :
Liliaceae
Nama daerah: Ilat boyo; Letah buaya; Jadam Lidah buaya (Indonesia), Crocodiles tongues
(Inggris); Jadam (Malaysia), Salvila (Spanyol), Lu hui (Cina);
Deskripsi tanaman: Tumbuhan liar di tempat yang berhawa panas atau ditanam orang di pot dan
pekarangan rumah sebagai tanaman hias. Daunnya agak runcing berbentuk taji, tebal, getas,
tepinya bergerigi/ berduri kecil, permukaan berbintik-bintik, panjang 15-36 cm, lebar 2-6 cm,
bunga bertangkai yang panjangnya 60-90 cm, bunga berwarna kuning kemerahan (jingga),
Banyak di Afrika bagian Utara, Hindia Barat. a. Batang Tanaman Aloe Vera berbatang pendek.
Batangnya tidak kelihatan karena tertutup oleh daun-daun yang rapat dan sebagian terbenam
dalam tanah. Melalui batang ini akan muncul tunas-tunas yang selanjutnya menjadikan anakan.
Aloe Vera yang bertangkai panjang juga muncul dari batang melalui celah-celah atau ketiak
daun. Batang Aloe Vera juga dapat disetek untuk perbanyakan tanaman. Peremajaan tanaman ini
dilakukan dengan memangkas habis daun dan batangnya, kemudian dari sisa tunggul batang ini
akan muncul tunas-tunas baru atau anakan. b. Daun Daun tanaman Aloe Vera berbentuk pita
dengan helaian yang memanjang. Daunnya berdaging tebal, tidak bertulang, berwarna hijau
keabu-abuan, bersifaat sukulen (banyak mengandung air) dan banyak mengandung getah atau
lendir (gel) sebagai bahan baku obat. Tanaman lidah buaya tahan terhadap kekeringan karena di
dalam daun banyak tersimpan cadangan air yang dapat dimanfaatkan pada waktu kekurangan air.
Bentuk daunnya menyerupai pedang dengan ujung meruncing, permukaan daun dilapisi lilin,
dengan duri lemas dipinggirnya. Panjang daun dapat mencapai 50 - 75 cm, dengan berat 0,5 kg -
1 kg, daun melingkar rapat di sekeliling batang bersaf-saf. c. Bunga Bunga Aloe Vera berwarna
kuning atau kemerahan berupa pipa yang mengumpul, keluar dari ketiak daun. Bunga berukuran
kecil, tersusun dalam rangkaian berbentuk tandan, dan panjangnya bisa mencapai 1 meter. Bunga
biasanya muncul bila ditanam di pegunungan. d. Akar Akar tanaman Aloe Vera berupa akar
serabut yang pendek dan berada di permukaan tanah. Panjang akar berkisar antara 50 - 100 cm.
Untuk pertumbuhannya tanaman menghendaki tanah yang subur dan gembur di bagian atasnya.
Habitat: Tumbuh liar di tempat yang berhawa panas.
Bagian tanaman yang digunakan: Daging daun
Komposisi :
SIFAT KIMIAWI DAN EFEK FARMAKOLOGIS: Rasa pahit, dingin. Anti radang, pencahar
(Laxative), parasitiside. Herba ini masuk ke meridian jantung, hati dan pancreas.
KANDUNGAN KIMIA: Aloin, barbaloin, isobarbaloin, aloe-emodin, aloenin, aloesin,
72 | P a g e A h m a d T a u f i k - a t 3 5 8 5 @ g m a i l . c o m
Betabarboloin; Damar.
Khasiat: Anti inflamasi; Laksatif; Stomakik; Ekspektoran.
Nama simplesia: Succus Aloe inspissatus
Resep tradisional:
BAGIAN YANG DIPAKAI: Daun, bunga, akar, pemakaian segar,
KEGUNAAN:
1. Sakit kepala, pusing.
2. Sembelit (Constipation).
3. Kejang pada anak, kurang gizi (Malnutrition).
4. Batuk rejan (Pertussis), muntah darah.
5. Kencing manis (DM), wasir.
6. Peluruh. haid.
7. Penyubur rambut.
PEMAKAIAN:
Daun.. 10 - 15 gram, bila berbentuk pil: 1,5 - 3 gram.
Atau berupa bubuk (tepung) untuk pemakaian topikal.
PEMAKAIAN LUAR:
Daun dipakai untuk koreng, eczema, bisul, terbakar, tersiram air panas, sakit kepala (sebagai
pilis), caries dentis (gigi berlubang), penyubur rambut.
a. Penyubur rambut:
Daun lidah buaya segar secukupnya dibelah, diambil bagian dalam
yang rupanya seperti agar-agar, digosokkan ke kulit kepala sesudah
mandi sore, kemudian dibungkus dengan kain, keesokan harinya
rambut dicuci. Dipakai setiap hari selama 3 bulan untuk mencapai
hasil yang memuaskan.
b. Luka terbakar dan tersiram air panas (yang ringan):
Daun dicuci bersih, ambil bagian dalamnya, tempelkan pada bagian
tubuh yang terkena api/air panas.
c. Bisul:
Daun dilumatkan ditambah sedikit garam, tempelkan pada bisulnya.
Lidah Ular
(Hedyotis corymbosa (L.) Lamk)
Sinonim :
--
Familia :
Uraian :
Herba, tegak atau condong, satu tahun (annual), sering bercabang mulal dari pangkal batangnya,
73 | P a g e A h m a d T a u f i k - a t 3 5 8 5 @ g m a i l . c o m
tinggi 0,05 - 0,6 m. Batang bersegi empat, gundul atau dengan sisik sangat pendek, bercabang,
tebal 1 mm, warna hijau kecoklatan sampai hijau keabu-abuan. Akar: tunggang, kecoklatan, garis
tengah rata rata 1 mm, akar cabang berbentuk benang. Daun tunggal, berhadapan atau bersilang
berhadapan, helaian; relatif kecil 1 - 3,5 cm x 1,5 - 7 mm, ujung dan pangkalnya runcing,
berwarna hijau pucat, dengan sisik sisik kecil sepanjang tepi daunnya, tangkal daun sangat
pendek. Bunga susunan majemuk mulai rata, 2 - 8 bunga, bertangkai, di ketiak. Kelopak 4, sama
panjang dengan bakal buahnya. Mahkota: 4, putih atau ungu pucat, panjang kira - kira 2 mm.
Benang sari 4, tersisip seakan - akan di atas tabung mahkota. Buah panjang 1,75 - 2 mm, lebar 2
- 2,5 mm, pada permukaan luar di dekat bagian ujung terdapat sisa kelopak berupa tonjolan kecil
runcing. Biji bersudut-sudut. Waktu berbunga Januari - Desember. Di Jawa tumbuh pada daerah
dengan ketinggian 1 - 800 m dpl, dapat sampai daerah dengan ketinggian 1425 m dpl, di daerah
terbuka banyak mendapat sinar matahari, tidak terlampau basah, daerah berbatu, di tepi jalan,
halaman, parit, taman, secara lokal melimpah.
Nama Lokal :
NAMA DAERAH: -- NAMA ASING: -- NAMA SIMPLISIA: --
Penyakit Yang Dapat Diobati :
EFEK BIOLOGI DAN FARMAKOLOGI Ekstrak yang larut dalam, air dapat menurunkan
tekanan darah hewan percobaan. Pada konsentrasi yang relatif besar dapat berefek pada
penghambatan pertumbuhan Pseudomonas aeruginosa, Salmonella typhi dan Proteus vulgaris.'
Penggunaan secara oral pada mencit selama 3 minggu dapat berfungsi sebagai
antispennatogenesis. Pada aplikasi intragastrik berefek penghambatan elisitasi usus yang
disebabkan oleh asetilkolin. Rebusan herba yang telah dibebaskan. dari endapan (dengan
penambahan alkohol) dapat mengurangi derajat kematian mencit pada keadaan keracunan
(dengan Bungarus multiciizctus). Suatu ramuan yang terdiri dari herba Hedyotis diffusa, herba
Prunellae dan Licorice (2:2:1) dapat memperbaiki gangguan fungsi hepar dan berefek koleretik
pada anjing teranestesi. Rebusan tumbuhan jenis lain yaitu Hedyotis affinis dapat menyebabkan
kontraksi uterus kelinci terisolasi.` Hasil penelitian tentang aktivitas sistem fagositosis, respons
seluler dan respon humoral pada mencit, diketahui bahwa fraksi yang larut dalam air daun
Hedyotis menyebabkan stimulasi respon imun humoral dan menekan sistem fagositosis;
sedangkan fraksi yang tidak larut dalam air tidak berpengaruh pada respon imun seluler, dan
fraksi residu menyebabkan stimulasi. Efek yang tidak diinginkan Efek samping yang nyata atau
reaksi alergi pada penggunaan lazimnya (30?60 gram), tidak diketahui. Pada penggunaan jangka
panjang dengan dosis 30?45 gram/hari selama 30 dan 90 hari pada 2 kasus psoriasis tidak
menunjukkan hasil yang abnormal pada sampel darah dan urin. Pada sedikit kasus dapat
menyebabkan mulut kering setelah penggunaan selama 10 hari. Injeksi dosis tinggi dapat
menyebabkan leukopeni. Penggunaan kombinasi herba dengan asam deoksikolat dapat
menyebabkan diare pada beberapa pasien. Disamping itu. dapat menyebabkan gangguan syaraf
pada beberapa kasus pasien bronkitis asma kronis. Toksisitas Dosis maksimal yang secara teknis
dapat diberikan pada tikus yaitu 10 gram/kg BB dianggap sebagai LD50 semu.
Pemanfaatan :
KEGUNAAN DI MASYARAKAT Digunakan pada pengobatan tukak lambung, disentri, habis
bersalin, gangguan pencernaari, obat turun panas.
Komposisi :
KANDUNGAN KIMIA Seluruh bagian tumbuhan: senyawa iridoid antara lain asperulosid,
skandosidmetilester, benzoilskandosidinetilester; ?-sitosterol, asam ursolat, asam oleanolat, n-
benzoil-1-fenilalanil -1-fenilalaninol asetat. Suatu penelitian telah berhasil menemukan 2 macam
flavonoid golongan flavonol; salah satu senyawa tersebut mempunyai gugus hidroksi pada atom
C-3, C-5 dan C-4.
74 | P a g e A h m a d T a u f i k - a t 3 5 8 5 @ g m a i l . c o m
LEUNCA
Nama latin: Solanum nigrum L
Nama daerah: Rampi; Ranti; Piit; Boose; Bobase
Deskripsi tanaman: Tumbuhan semusim, tinggi 30-175 cm, bercabang bayak. Daunnya letaknya
berseling, berkelompok, bentuk bulat telur, ujung dan pangkal meruncing, tepi berombak sampai
rata. Bunga majemuk malai, jumlahnya 2-10 kuntum, warna putih atau lembayung. Bunga
majemuk malai, jumlahnya 2-10 kuntum, warna putih atau lembayung. Buahnya buni, bulat,
diameter 0,8-1 cm, terdapat dalam tandan, warna hijau, bila masak menjadi ungu kehitaman atau
hitam, berkilap, berisi banyak biji. Rasanya renyah, sedikit, dan agak langu.
Habitat: Tumbuh liar di berbagai tempat pada dataran rendah sampai 3000 m dpl.
Bagian tanaman yang digunakan: Daun
Kandungan kimia: Glikoalkaloid solanin; Solasonin; Solamargin; Solasodin; Solanidin;
Diosgenin; Tigogenin; Atropin; Saponin; Zat samak; Minyak lemak; Kalsium; Fosfor; Zat besi;
Vitamin A dan C
75 | P a g e A h m a d T a u f i k - a t 3 5 8 5 @ g m a i l . c o m
Khasiat: Analgesik; Antiradang; Antibakteri
Nama simplesia: Solani Folium
Resep tradisional:
Demam
Daun leunca 70 g; Air 5 gelas, Direbus sampai mendidih selama 15 menit, Diminum 3-4 kali
sehari
LENG LENGAN
Nama latin: Leucas lavandulifolia.Smith
Nama daerah: Paci-paci (Sunda), sarap nornor (Madura). daun setan, ; Lenglengan, lingko-
lingkoan, nienglengan, plengan (Jawa); Gofu hairan (Ternate), laranga (Tidore).
Deskripsi tanaman: Tumbuh liar di tanah kering sepanjang tepi jalan, tanah terlantar dan kadang
ditanam di pekarangan sebagai tanaman obat. Tanaman ini dapat ditemukan dari dataran rendah
sampai ketinggian kurang dari 1.500 m dpi. Terna semusim, tegak, tinggi 20-60 cm. Batang
berkayu, berbuku-buku, bentuknya segi empat, bercabang, berambut halus, warnanya hijau.
Daun tunggal, letak berhadapan, bertangkai. Helaian daun bentuknya lanset, ujung dan
pangkainya runcing, tepi bergerigi, panjang 1,5-10 cm, lebar 2-10 mm, warnanya hijau muda.
Bunga kecil-kecil, warnanya putih berbentuk lidah, tumbuh tersusun dalam karangan semu yang
padat. Buahnya buah batu, warnanya coklat. Biji bulat, kecil, warnanya hitam. Herba ini
mempunyai khasiat yang sama dengan Leucas zeylanica (L.) R.Br. Perbanyakan dengan biji.
Habitat: Tumbuh di tegalan, di pinggir jalan yang kering pada ketinggian 1500 m dpl
Bagian tanaman yang digunakan: Seluruh bagian tumbuhan
Komposisi :
SIFAT KIMIAWI DAN EFEK FARMAKOLOGIS: Pahit, pedas, hangat. Penenang, antiseptik.
KANDUNGAN KIMIA: Daun dan akar: Saponin, flavonoida dan tanin. Daun juga mengandung
minyak atsiri.
76 | P a g e A h m a d T a u f i k - a t 3 5 8 5 @ g m a i l . c o m
Khasiat: Sedatif
Nama simplesia: Leucas lavanduli foliae Herba
Resep tradisional:
Batuk
Daun leng-lengan 3 g; Air 110 ml, Dibuat infus, Diminum 1 kali sehari 100 ml.
Kejang
Daun leng-lengan (serbuk)1 sendok teh; Air mendidih 1 gelas, Diseduh, Diminum seperti minum
teh; untuk anak-anak 3 kali sehari tiap kali minum 1 sendok teh.
Penenang
Daun leng-lengan 1 genggam; Air 110 ml, Dibuat infus, Diminum 1 kali sehari 100 ml.
LEMPUYANG GAJAH
Nama latin: Zingiber zerumbet Val
Nama daerah: Lempuyang kebo; Lempuyang kapur; Lampojang paek
Deskripsi tanaman: Tumbuhan semak semusim, tinggi lebih kurang 1 meter. Batang tegak, semu,
membentuk rimpang. Daun tunggal, bentuk lanset, ujung dan pangkal runcing, tepi rata, permukaan
licin, panjang 24-40 cm, lebar 10-15 cm, warna hijau muda. Bunga majemuk, bentuk bongkol, tumbuh
dari pangkal rimpang, warna merah. Buah bulat panjang, diameter lebih kurang 4 mm, warna hitam.
Habitat: Banyak dijumpai di daerah teduh atau ternaungi pada ketinggian 1-1200 m dpl.
Bagian tanaman yang digunakan: Rimpang
Kandungan kimia: Minyak atsiri; Jinjerol; Resin; Zat pahit; Gula
Khasiat: Analgesik; Stimulan
Nama simplesia: Zingiberis zerumbeti Rhizoma
Resep tradisional:
Sakit perut
Rimpang lempuyang gajah 1 jari tangan; Air matang 2 sendok makan, Lempuyang gajah diparut;
ditambah air lalu diperas; beningannya disimpan semalam; kemudian endapan yang terjadoi dipisahkan
dengan menuangkan beningannya, Diminum 1 kali sehari 1 ramuan.
LEMPUYANG EMPRIT
Nama latin: Zingiber americans Bt
Nama daerah: Lempuyang pahit
Deskripsi tanaman: Tanaman herba berbatang semu, daun berbentuk lonjong. Bunga keluar dari batang
dibawah tanah berbentuk bonggol, waktu muda kuncup berwarna hijau, setelah tua berwarna merah,
mahkota bunga berwarna putih merah muda. Rimpang agak kecil, lebih berserat rasa pedas dengan bau
77 | P a g e A h m a d T a u f i k - a t 3 5 8 5 @ g m a i l . c o m
yang khas
Habitat: Tumbuh liar pada daerah ternaungi oleh pohon-pohon besar pada ketinggian 1-1200 m dpl
Bagian tanaman yang digunakan: Rimpang
Kandungan kimia: Minyak atsiri (Zerumbon, Limonen)
Khasiat: Stomakik
Nama simplesia: Zingiberis americansis Rhizoma
Resep tradisional:
Mencret
Rimpang lempuyang emprit 1 jari tangan; Rimpang kunyit 2 jari tangan; Buah ketumbat 12 butir; Buah
kayu ules 1 butir; Rimpang temu kunci 1 rimpang; Daun trawas 1 helai; Rasuk angin (serbuk)1 sendok
teh; Air 125 ml, Dibuat infus, Diminum 1 kali sehari 100 ml
Badan penat
Lempuyang emprit 3 rimpang; Buah sirih/cabai jawa 5 butir; Ragi sedikit; Air sedikit; Arak secukupnya,
Dipipis hingga berbentuk pasta; kemudian tambahkan arak secukupnya, Dioleskan pada bagian yang
terasa penat
LEGUNDI
Nama latin: Vitex trifolia L
Nama daerah: `Gendagari; Lagundi; Lagondi
Deskripsi tanaman: Tanaman berupa pohon, tinggi 5-8 meter. Batang berkayu, bulat, ranting berambut,
warna putih kotor. Daun majemuk, terdiri atas tiga anak daun, bulat telur, ujung dan pangkal utmpul,
tepi rata, pertulangan menyirip, warna hijau. Bunga majemuk, diujung cabang, bentuk malai, mahkota
bentuk tabung, warna ungu. Buah batu, bentuk bola, diameter 2-5 mm, warna cokelat
Habitat: Tumbuhan liar hidup pada dataran tinggi sampai 1000 m dpl
Bagian tanaman yang digunakan: Daun
Kandungan kimia: Minyak atsiri; L-pinen; Kamfen; Terpenil asetat; Diterpena alkohol; Mavonoid;
Aukubin; Agnusit; Kastisin orientin; Iso orientin; Luteolin 7-glukosida
Khasiat: Analgesik; Diuretik; Diaforetik; Antiperik; Karminatif; Insektisit; Antelmintik
Nama simplesia: Vitecis Folium
Resep tradisional:
Batuk
Daun legundi 5 g; Rimpang kencur 6 g; Rimpang kunyit 6 g; Air 115 ml, Dibuat infus, Diminum 1 kali
sehari 100 ml
78 | P a g e A h m a d T a u f i k - a t 3 5 8 5 @ g m a i l . c o m
Rahim membesar
Daun legundi 1 genggam; Rimpang temu hitam 6 g; Air 110 ml, Dibuat infus, Diminum 1 kali sehari 1
ramuan
Nyeri limpa
Daun legundi segar 1 genggam; Cuka sedikit, Dipipis, Ditempelkan pada bagian perut sebelah kiri
Cacing
Buah legundi 7 g; Air 110 ml, Dibuat infus, Diminum 1 kali sehari 100 ml
LENGKUAS MERAH (Alpinia purpurata K. Schum )
Famili : Zingiberaceae
Daerah :
Asing :
Sifat Kimiawi : Rimpang mengandung saponin, tanin, flavonoida, minyak atsiri, sedangkan batang
mengandung saponin, tanin dan flavonoida.
Efek Farmakologis : Bersifat anti jamur dan anti kembung
Bagian tanaman yang digunakan : Dari Rimpang.
Budi Daya : Perbanyak dengan anakan atau rimpang, pemeliharaan mudah, air cukup dan jaga
kelembaban serta cukup pemupukan dasar.
Penyakit yang dapat disembuhkan dan cara penggunaannya.
Gangguan perut, kembung sebah
Panu, Kurap, Eksema
Bercak2 kulit dan tahi lalat (sproeten)
Demam diikuti pembesar an limpa, Masuk angin
Radang telinga
Bronchitis, Diare
Sakit gigi krn masuk angin
Obat kuat (aphrodisiak)
79 | P a g e A h m a d T a u f i k - a t 3 5 8 5 @ g m a i l . c o m
LANGKUAS
Nama latin: Alpinia galanga L. Eilld
Nama daerah: Laos; Lengkuas; Lawa; Langkueh; Laja; Lawas
Deskripsi tanaman: Tanaman herba, yang banyak tumbuh liar di hutan berbatang basah, tingginya dapat
mencapai 2,5 m. mempunyai 2 macam daun, daun sempit dan daun lebar. Bentuk daun bulat panjang
dengan pelepah menyelubungi seluruh berwarna ungu. Rimpangnya berserat kasar, berbau khas dan
rasanya pedas.
Habitat: Tumbuh pada dataran rendah sampai 1200 m dpl.
Bagian tanaman yang digunakan: Rimpang
Kandungan kimia: Minyak atsiri (Engenol, Sineol, Metil sinamat, Kalium, Leasorin, Galangin, Kaemferid,
Galang cl, Sesquiterpen); Damar; Kristal kuning
Khasiat: Stomakik; Diaforetik; Karminatif; Aromatik; Stimulan; Ekspektoran; Antifungi
Nama simplesia: Languatis Rhizoma
Resep tradisional:
Demam
Langkuas merah 1 rimpang; Air hangat sedikit; Madu 1 sendok makan, Diparut; disaring kemudian
ditambah madu, Diminum 1 kali sehari 1 ramuan.
Kolera
Langkuas merah 1 rimpang; Bawang putih 1 umbi; Garam sedikit; Air 110 ml, Dibuat infus, Diminum 1
kali sehari 100 ml.
Membersihkan darah
Langkuas merah, Dibuat sayur dan lalap, Dimakan sebagai sayur dan lalap.
Mengobati kurap
Langkuas 4 rimpang; Bawang putih 1 umbi; Cuka sedikit; Air 110 ml, Direbus, Dioleskan pada bagian
yang terserang kurap
LAMPES
Nama latin: Ocimum sanetum L
Nama daerah: Lampas; Klampas; Kemangi hutan; Kemangen; Ruruku; Ruku-ruku; Koroko; Balakama
Deskripsi tanaman: tanaman semak semusim, tinggi 30-150 cm. Batang berkayu, segi empat, beralur,
bercabang, berbulu, warna hijau. Daun tunggal
Habitat: Tumbuh di tempat yang cukup mendapat sinar matahari, sampai ketinggian 600 m dpl
Bagian tanaman yang digunakan: Daun ; Biji
Kandungan kimia: Minyak atsiri(eugenol); Metilkavikol; Musilago
80 | P a g e A h m a d T a u f i k - a t 3 5 8 5 @ g m a i l . c o m
Khasiat: Antipiretik; Ekspektoran; Diuretik; Diaforetik; Laksan
Nama simplesia: Ocimi sancti Folium
Kurang darah
Daun lampes 1/2 genggam; Daun plustru 2 lbr; Daun pepaya 1/2 lembar; Daun meniran 1/3 genggam;
Lempuyang 1 jari; Air 5 gelas, Semua bahan direbus dengan air 5 gelas tadi hingga tinggal 2 gelas;
sesudah dingin disaring, Diminum 2 kali sehari 1 gelas.
LADA
Famili : Piperaccae
NAMA SIMPLISIA Piperis nigri Fructus; Buah Lada hitam. Piperis albae Fructus; Buah Lada putih.
Daerah : Sahang, Merica,
Asing :
Sifat Kimiawi : Mengandung minyak lada (berbau phellandren), alkaloida (piperine), minyak lemak,
chavisin dan pati.
Efek Farmakologis : Dalam pengobatan China memiliki rasa pedas, hangat, sedikit pahit dan anti piretik.
Penyegar dan penghangat badan, merangsang semangat, merangsang keluarnya keringat dan obat
sesak napas.
Zat Aktif - Kamfeina : merangsang timbulnya kejang; Boron : merangsang keluarnya hormon, androgen
dan estrogen, mencegah keroposnya tulang; Calamene : Merangsang semangat; Carvacrol :
menghambat prostagladin, penyegar, relaksasi otot, menghilangkan kelelahan; Chavicine : merangsang
semangat.
Wilayah :
Tanaman ini biasa ditanam di halaman dan di kebun yang bertanah gambur dan subur. Biasanya sering
dijumpai di daerah Bangka, Lampung, Kalimantan dan Aceh. Tanaman ini merupakan tanaman untuk
bumbu ataupun obat-obatan.
Uraian tanaman :
Tanaman herba tahunan, memanjat. Batang bulat, beruas, bercabang, mempunyai akar pelekat, warna
hijau kotor. Daun tunggal, bulat telur, pangkal bentuk jantung, ujung runcing, tepi rata, panjang 5-8 cm,
lebar 2-5 cm, pertulangan menyirip, warna hijau. Bunga majemuk, bentuk bulir, menggantung, panjang
3,5-22 cm, warna hijau. Buah buni, bulat, buah muda berwarna hijau dan setelah tua berwarna merah.
Kandungan kimia :
Buah pada tanaman ini mengandung zat-zat : Piperin, piperidin, pati, protein, lemak, asam-piperat,
chavisin dan minyak terbang (felanden, kariofilen, terpen-terpen)
Bagian tanaman yang digunakan : Akar dan Biji.
Cara Budidaya : Menggunakan biji dan setek, cukup sinar matahari dan agak terlindung.
Penyakit Yang Dapat Diobati :
SIFAT KHAS Pedas, menghangatkan, dan melancarkan peredaran darah. KHASIAT Karminatif, diaforetik,
81 | P a g e A h m a d T a u f i k - a t 3 5 8 5 @ g m a i l . c o m
diuretik, dan analgesik. PENELITIAN Nurendah P. Subanu, Bambang Wahjoedi, Oswald T. Tampubolon,
dkk. Pusat Penelitian Farmasi, Badan LITBANGKES DEPKES. Telah melakukan penelitian pengaruh buah
Lada dan buah Cabai Jawa, terhadap kehamilan mencit. Dari hasil penelitian tersebut, ternyata buah
Lada dan buah Cabai Jawa pada takaran yang cukup besar, dapat menyebabkan resorpsi janin mencit.
Errasmus S., Sasmitadimedja, Adjad S., dkk. Bagian Farmakologi, FK UNPAD. Telah melakukan penelitian
infus buah Lada terhadap efek menghilangkan rasa nyeri pada mencit. Dari hasil penelitian tersebut,
ternyata pemberian per oral infus dengan takaran 500 mg/kg bb, menyebabkan perpanjangan waktu
reaksi (PWR), sama dengan PWR untuk parasetamol den gan takaran 250 mg/kg bb, dan lebih pendek
dari PWR untuk metamizol dengan takaran 250 mg/kg bb. Sunaryo Sarwono,1988. Fakultas Farmasi,
UGM. Pembimbing: Drh. Daryono, M.Sc. Ph.D., dan Dr. C.J. Soegihardjo, Apt. Telah melakukan penelitian
pengaruh pemberian seduhan serbuk buah Lada hitam terhadap hepatotoksisitas parasetamol pada
mencit jantan. Dari hasil penelitian tersebut, ternyata seduhan serbuk Lada hitam pada dosis 305,76
mg/kg bb yang diberikan secara bersama-sama dengan pemberian parasetamol dosis 250 mg/kg bb
dapat menghambat proses hepatotoksis pada mencit.
Penyakit yang dapat disembuhkan dan cara penggunaannya.
Asam urat : Digunakan bersama sambiloto, temulawak, komprey
Sakit kepala : Digunakan bersama Jahe dan bahan lain.
Sebagai karminatif : Dosis 300 - 600 mg, disedu dan diminum
Campuran Obat
Mengusir serangga dari ruang tertutup : Daun lada kering ditaruh dilemari
Aphrodisiak : digunakan bersama ramuan lain
MINDI KECIL
( Melia azedarach L )
Famili : Meliaceae
Daerah : Renceh, Gringging, Mindi, Cakra-cikri
Asing :
Sifat Kimiawi : Kaya kandungan kimia, kulit batang dan akar mengandung toosendanin C30H38O11 dan
komponen yang larut C30H140O12, margoside, kaemferol, resin, tanin, n-triacontane, beta-sitosterol
dan triterpen kulinone. Biji : resin yang sangat beracun.
Efek Farmakologis : Bersifat rasa pahit, dingin dan sedkit beracun, obat cacing, membersihkan panas dan
lembab, laxative, peluruh air kemih (diuretik)
Bagian tanaman yang digunakan : Kulit batang, Kulit akar dan daun, basah ataupun kering.
Penyakit yang dapat disembuhkan dan cara penggunaannya.
Cacingan : Kulit batang/akar segar 90 - 120 gr digodok dan diminum
Kudis : Kulit batang/akar digosok dan airnya buat cuci bagian yang sakit/gatal.
82 | P a g e A h m a d T a u f i k - a t 3 5 8 5 @ g m a i l . c o m
MIMBA
Azadirachta indica Juss
Famili : Meliaceae
Daerah : Imbo, Alembha, Intaran, Margo Sier
Asing :
Sifat Kimiawi : Efek Farmakologis : Rasa pahit (kecuali daging buah - manis), netral, anti-diabetes, abti-
piretik, anti bilious, merangsang dan mengaktifkan kelenjar
Bagian tanaman yang digunakan : Daun, Biji, Kulit Kayu dan Kayu
Cara budidaya : Menggunakan biji, cukup matahari dan sekitar 0 - 200 dpl
Resep tradisional:
Penyakit yang dapat disembuhkan dan cara penggunaannya.
Kencing Manis : 7 lembar daun dimasak dengan 3 gelas menjadi 1 gelas, minum pagi dan sore
Disentri/Diare : Sama dengan diatas
Malaria/Masuk Angin : sama dengan pengobatan Kencing Manis.
MENIRAN
Nama latin: Phyllanthus niruri L.
Nama daerah: Memeniran; Gosau na dungi; Gosau madungi roriha; Daun gendong anak
Deskripsi tanaman: Semak, tanaman semusim, tinggi 20-60 cm. Batang masif, bulat licin, tidak
berambut, diameter 3 mm, berwarna hijau. Daun majemuk, berseling, anak daun 15-24, berwarna hijau,
bentuk bulat telur, panjang 1,5 cm,lebar 7 mm, tepi rata, ujung tumpul, pangkal membulat. Bunga
berwarna putih, tunggal, dekat tangkai anak daun. Buah kotak, bulat, diameter 2 mm, berwarna hijau
keunguan. Biji kecil, keras, berwarna coklat.
Habitat: Meniran tumbuh liar di tempat lembab dan berbatu, seperti di sepanjang saluran air, semak-
semak. Tumbuhan ini bisa ditemukan di daerah dataran rendah sampai ketinggian 1000 dpl.
83 | P a g e A h m a d T a u f i k - a t 3 5 8 5 @ g m a i l . c o m
Bagian tanaman yang digunakan: Seluruh tanaman
Kandungan kimia: Filantina; Hipofilantina; Kalium; Damar; Tanin
Khasiat: Membersihkan hati; Anti radang; Anti demam; Peluruh dahak; Peluruh haid; Penambah nafsu
makan
Nama simplesia: Phyllanthi Herba
MENGKUDU
Nama latin: Morinda citrifolia L.
Sinonim : Bancudus latifolia, Rumph
Familia : Rubiaceae
Nama daerah: Mengkudu; Kudu; Kemudu; Cangkudu; Bengkudu; Keumudu; Lengkudu; Bakudu; Kodhuk;
Pace; Benthis; Makudu; Mekudu; Bingkudu; Wangkudu; Kungkudu; Manakudu; Bangkulu; Pamarae;
Neteu; Labannan; Tibah; Ai-kombo.
Deskripsi tanaman: Mengkudu (MORINDA CITRIFOLIA) termasuk jenis kopi-kopian. Mengkudu dapat
tumbuh di dataran rendah sampai pada ketinggian tanah 1500 meter diatas permukaan laut. Mengkudu
merupakan tumbuhan asli dari Indonesi. Tumbuhan ini mempunyai batang tidak terlalu besar dengan
tinggi pohon 3-8 m. Daunnya bersusun berhadapan, panjang daun 20-40 cm dan lebar 7-15 cm.
Bunganya berbentuk bungan bongkol yang kecil-kecil dan berwarna putih. Buahnya berwarna hijau
mengkilap dan berwujud buah buni berbentuk lonjong dengan variasi trotol-trotol. Bijinya banyak dan
kecil-kecil terdapat dalam daging buah. Pada umumnya tumbuhan mengkudu berkembang biak secara
liar di hutan-hutan atau dipelihara orang pinggiran-pinggiran kebun rumah.
Habitat: Tumbuh liar di tepi pantai dan ditanam di seluruh Nusantara. Tumbuhan ini dapat tumbuh pada
lahan dengan ketinggian 1-1500 m dpl.
Bagian tanaman yang digunakan: Buah ; Akar ; Daun
Komposisi :
Buah buni tumbuhan mengkudu yang telah masak mempunyai aroma yang tidak sedap, namun
mengandung sejumlah zat yang berkhasiat untuk pengobatan. Adapun kandungan zat tersebut antara
lain morinda diol, morindone, morindin, damnacanthal, metil asetil, asam kapril, sorandiyiol, Alkalaoid;
Antrakuinon; Alzarin;
Khasiat: Hipotensif; Autelmintik; Emenagog.
Nama simplesia: Morindae citrifoliae Fructus
Resep tradisional:
Amandel
Buah mengkudu (parut)1 buah; Air matang 100 ml, Diseduh lalu beningannya ditambah madu satu
sendok teh, Untuk berkumur; ramuan tidak berbahaya bila tertelan.
Limpa membesar
Buah mengkudu (parut)2 buah; Cuka encer sedikit, Peras dan saring, Diminum 1 hari sekali 1 ramuan.
Sariawan
84 | P a g e A h m a d T a u f i k - a t 3 5 8 5 @ g m a i l . c o m
Buah mengkudu (parut)1 buah; Buah pisang batu 2 buah; Air 110 ml, Diseduh, Diminum 1 kali sehari 100
ml.
Tekanan darah tinggi, Buah mengkudu (parut)1 buah; Air matang 100 ml, Diseduh, Diminum 1 kali sehari
100 ml.
Hipertensi
Bahan: 2 buah Mengkudu yang telah masak di pohon dan 1 sendok
makan madu.
Cara Membuat: buah mengkudu diperas untuk diambil airnya,
kemudian dicampur dengan madu sampai merata dan disaring.
Cara menggunakan: diminum dan diulangi 2 hari sekali.
Sakit Kuning
Bahan: 2 buah Mengkudu yang telah masak di pohon dan 1 potong
gula batu.
Cara Membuat: buah mengkudu diperas untuk diambil airnya,
kemudian dicampur dengan madu sampai merata dan disaring.
Cara menggunakan : diminum dan diulangi 2 hari sekali.
Demam (masuk angin dan infuenza)
Bahan: 1 buah Mengkudu dan 1 rimpang kencur;
Cara Membuat: kedua bahan tersebut direbus dengan 2 gelas air
sampai mendidih hingga tinggal 1 gelas, kemudian disaring.
Cara menggunakan : diminum 2 kali 1 hari, pagi dan sore.
Batuk
Bahan: 1 buah Mengkudu dan ½ genggam daun poo (bujanggut);
Cara Membuat: kedua bahan tersebut direbus dengan 2 gelas air
sampai mendidih hingga tinggal 1 gelas, kemudian disaring.
Cara menggunakan : diminum 2 kali 1 hari, pagi dan sore.
Sakit Perut
Bahan: 2-3 daun Mengkudu
Cara Membuat: ditumbuk halus, ditambah garam dan diseduh air
panas.
Cara menggunakan: setelah dingin disaring dan diminum.
Menghilangkan sisik pada kaki
Bahan: buah Mengkudu yang sudah masak di pohon.
Cara menggunakan: bagian kaki yang bersiisik digosok dengan buah
mengkudu tersebut sampai merata, dan dibiarkan selama 5-10 menit,
kemudian dibersihkan dengan kain bersih yang dibasahi dengan air
hangat.
MAHKOTADEWA
Sebagian ahli botani menamai mahkota dewa berdasarkan tempat asalnya, yaitu Phaleria papuana
Warb. var. Wichannii (Val.) Back. Namun, sebagian yang lain menamainya berdasarkan ukuran buahnya
yang besar-besar (makro), yaitu Phaleria macrocarpa (Scheff.) Boerl. Sebutan atau nama lain untuk
mahkota dewa cukup banyak. Ada yang menyebutnya pusaka dewa, derajat, mahkota ratu, mahkota
raja, trimahkota. Di Jawa Tengah, orang menyebutnya dengan nama makuto mewo, makuto rojo, atau
makuto ratu. Orang Banten menyebutnya raja obat. Nama ini diberikan karena pohon ini mampu
mengobati aneka penyakit. Sementara itu, orang Cina lebih suka menyebutnya pau yang berarti obat
pusaka. Tidaklah mengejutkan jika beberapa orang pun menginggriskan namanya menjadi the crown of
god.
85 | P a g e A h m a d T a u f i k - a t 3 5 8 5 @ g m a i l . c o m
Depok, Jawa Barat, nama lain mahkota dewa adalah buah simalakama.
Sampai saat ini banyak penyakit yang berhasil disembuhkan dengan mahkota dewa. Beberapa penyakit
berat (seperti sakit lever, kanker, sakit jantung, kencing manis, asam urat, reumatik, sakit ginjal, tekanan
darah tinggi, lemah syahwat dan ketagihan narkoba) dan penyakit ringan (seperti eksim, jerawat, dan
luka gigitan serangga) bisa disembuhkan dengan pohon ini. Mahkota dewa bisa digunakan sebagai obat
dalam, dengan cara dimakan atau diminum, dan sebagai obat luar, dengan cara dioleskan atau
dilulurkan. Melihat begitu banyak penyakit yang bisa disembuhkannya, sebutan pusaka para dewa
memang layak disematkan untuk pohon ini.
Dalam daun dan kulit buahnya terkandung alkaloid, saponin, dan flavonoid. Selain itu, di dalam daunnya
juga terkandung polifenol.
Seorang ahli farmakologi dari Fakultas Kedokteran UGM, dr. Regina Sumastuti, berhasil membuktikan
bahwa mahkota dewa mengandung zat antihistamin. Zat ini merupakan penangkal alergi. Dengan
begitu, dari sudut pandang ilmiah, mahkota dewa bisa menyembuhkan aneka penyakit alergi yang
disebabkan histamin, seperti biduren, gatal-gatal, selesma, dan sesak napas. Penelitian dr. Regina juga
membuktikan bahwa mahkota dewa mampu berperan seperti oxytosin atau sintosinon yang dapat
memacu kerja otot rahim sehingga persalinan berlangsung lebih lancar.
Bagian-bagian Pohon
Pohon mahkota dewa termasuk anggota famili Thymelaecae. Sosoknya berupa pohon perdu. Tajuk
pohon bercabang-cabang. Ketinggiannya sekitar 1,5—2,5 meter. Namun, jika dibiarkan, bisa mencapai
lima meter. Mahkota dewa bisa sampai berumur puluhan tahun. Tingkat produktivitasnya mampu
dipertahankan sampai usia 10 hingga 20 tahun.
Pohon mahkota dewa terdiri dari akar, batang, daun, bunga, dan buah. Akarnya berupa akar tunggang.
Panjang akarnya bisa sampai 100 cm. Akar ini belum terbukti bisa digunakan untuk pengobatan.
Batangnya terdiri dari kulit dan kayu. Kulitnya berwarna cokelat kehijauan, sementara kayunya
berwarna putih. Batangnya ini bergetah. Diameternya mencapai 15 cm. Percabangan batang cukup
banyak. Batang ini secara empiris terbukti bisa mengobati penyakit kanker tulang.
Daun mahkota dewa merupakan daun tunggal. Bentuknya lonjong-langsing-memanjang berujung lancip.
Sekilas menyerupai bentuk daun jambu air, tetapi lebih langsing. Teksturnya pun lebih liat. Warnanya
hijau. Daun tua berwarna lebih gelap daripada daun muda. Permukaannya licin dan tidak berbulu.
Permukaan bagian atas berwarna lebih tua daripada permukaan bagian bawah. Pertumbuhannya lebat.
Panjangnya bisa mencapai 7—10 cm, dengan lebar 3—5 cm. Daun mahkota dewa termasuk bagian
pohon yang paling sering dipakai untuk pengobatan. Pemanfaatannya dilakukan dengan cara
merebusnya. Penyakit yang dapat disembuhkan antara lain lemah syahwat, disentri, alergi, dan tumor.
Bunga mahkota dewa merupakan bunga majemuk yang tersusun dalam kelompok 2—4 bunga.
Pertumbuhannya menyebar di batang atau ketiak daun. Warnanya putih. Bentuknya seperti terompet
kecil. Baunya harum. Ukurannya kira-kira sebesar bunga pohon cengkeh. Bunga ini keluar sepanjang
tahun atau tak kenal musim, tetapi paling banyak muncul pada musim hujan. Bunga mahkota dewa
belum terbukti dapat digunakan untuk pengobatan.
Buah mahkota dewa merupakan ciri khas pohon mahkota dewa. Bentuknya bulat, seperti bola.
Ukurannya bervariasi, dari sebesar bola pingpong sampai sebesar apel merah. Penampilannya tampak
menawan, merah menyala. Pada malam hari, jika terkena sinar lampu, tampak seperti berkilau. Apalagi
jika sudah tua. Penampilan buah mahkota dewa memang tampak merangsang selera untuk
memakannya. Namun, hati-hati. Memakannya berarti harus bersiap-siap untuk setidaknya merasakan
mabuk atau pusing. Buah ini mampu tumbuh dengan cukup lebat. Buah mahkota dewa terdiri dari kulit,
daging, cangkang, dan biji.
Saat masih muda, kulitnya berwarna hijau. Namun, saat sudah tua, warnanya berubah menjadi merah
86 | P a g e A h m a d T a u f i k - a t 3 5 8 5 @ g m a i l . c o m
marun. Ketebalan kulit sekitar 0,5—1 mm. Daging buah berwarna putih. Ketebalan daging bervariasi,
tergantung pada ukuran buah. Dalam pengobatan, kulit dan daging buah tidak dipisahkan. Jadi kulit
tidak perlu dikupas dulu. Saat masih muda, rasa kulit dan daging ini sepet-sepet pahit. Namun, saat
sudah tua, rasanya berubah menjadi sepet-sepet agak manis. Jika dimakan langsung akan menimbulkan
bengkak di mulut, sariawan, mabuk, bahkan keracunan. Karenanya, tidak dianjurkan untuk memakannya
langsung. Dianjurkan pemanfaatan kulit dan daging buah dengan cara merebusnya terlebih dahulu. Kulit
dan daging buah ini antara lain mampu mengobati flu, rematik, sampai kanker rahim stadium akhir. Kulit
dan daging buah juga termasuk bagian pohon yang paling sering digunakan untuk pengobatan.
Cangkang buah adalah batok pada biji. Jadi, cangkang ini bagian buah yang paling dekat dengan biji.
Cangkang buah berwarna putih. Ketebalannya bisa mencapai 2 mm. Rasa cangkang buah juga sepet-
sepet pahit, tetapi lebih pahit daripada kulit dan daging. Juga tidak dianjurkan untuk memakannya
langsung. Soalnya, dapat menyebabkan mabuk, pusing, bahkan pingsan. Pemanfaatannya juga
dianjurkan dengan cara merebusnya. Cangkang ini terbukti dapat digunakan untuk pengobatan, antara
lain dapat menyembuhkan penyakit kanker payudara, kanker rahim, sakit paru-paru, dan sirosis hati.
Seperti daun dan kulit serta daging buah, cangkang juga termasuk bagian pohon yang paling sering
digunakan untuk pengobatan. Cangkang ini lebih mujarab dibandingkan dengan kulit dan daging buah.
Seperti bentuk buahnya, biji buah juga bulat. Warnanya putih. Diameternya mencapai 2 cm. Biji ini
sangat beracun. Jika tergigit akan menyebabkan lidah kaku, mati rasa, dan badan meriang. Karenanya,
biji ini hanya digunakan untuk obat luar sebagai obat oles. Biji ini terbukti dapat digunakan untuk
mengobati aneka penyakit kulit. Pemanfaatan biji dilakukan dengan cara mengeringkan dan
menyangrainya sampai gosong.
Untuk lebih jelasnya, perhatikan petunjuk umum berikut.
1. Daun yang dipanen adalah daun yang masih segar dan tidak terkena penyakit. Daun yang dipanen
sebaiknya yang sudah cukup tua. Cirinya, bentuknya paling besar dibandingkan dengan daun lain.
Warnanya pun lebih gelap.
2. Buah yang dipanen adalah buah yang sudah benar-benar matang dan sehat atau tidak terkena
penyakit. Cirinya, tampak segar, tidak memiliki cacat sekecil apa pun, dan berwarna merah marun.
3. Biji yang diambil untuk obat adalah biji dari buah yang sudah benar-benar matang tadi.
4. Khusus untuk tujuan pengobatan kanker dan lever petiklah buah yang masih berwarna hijau namun
cukup tua, tandanya warna buah hijau tua.
5. Batang. Batang yang diambil adalah batang yang sudah cukup umur. Cirinya, warna cokelatnya lebih
banyak daripada warna hijau.
87 | P a g e A h m a d T a u f i k - a t 3 5 8 5 @ g m a i l . c o m
Manfaat Daun Sisik Naga
(Drymoglossum piloselloides [L.] Presl.)
C.Chr., Lemmaphyllum microphyllum Presl.
Sinonim :
D. heterophyllum C.Chr., D. microphyllum (Pr.) C.Chr.,
Lemmaphyllum microphyllum Presl.
Familia : polypodiaceae.
Uraian : Sisik naga dapat ditemukan di seluruh daerah Asia tropik, merupakan tumbuhan epifit
(tumbuhan yang menumpang pada pohon lain), tetapi bukan parasit karena dapat membuat
makanan sendiri. Sisik naga dapat ditemukan tumbuh liar di hutan, di ladang, dan tempat-tempat
lainnya pada daerah yang agak lembab mulai dari dataran rendah sampai ketinggian 1.000 m dpl.
Terna, tumbuh di batang dan dahan pohon, akar rimpang panjang, kecil, merayap, bersisik,
panjang 5-22 cm, akar melekat kuat. Daun yang satu dengan yang lainnya tumbuh dengan jarak
yang pendek. Daun bertangkai pendek, tebal berdaging, berbentuk jorong atau jorong
memanjang, ujung tumpul atau membundar, pangkal runcing, tepi rata, permukaan daun tua
gundul atau berambut jarang pada permukaan bawah, berwarna hijau sampai hijau kecokelatan.
Daunnya ada yang mandul dan ada yang membawa spora. Daun fertil bertangkai pendek atau
duduk, oval memanjang, panjang 1-5 cm, lebar 1-2 cm. Ukuran daun yang berbentuk bulat
sampai jorong hampir sama dengan uang logam picisan sehingga tanaman ini dinamakan picisan.
Sisik naga dapat diperbanyak dengan spora dan pemisahan akar.
Nama Lokal : NAMA DAERAH Sumatera: picisan, sisik naga (Semenanjung Melayu), sakat riburibu (Pantai
Sumatera Barat). Jawa: paku duduwitan (Sunda), pakis duwitan (Jawa). NAMA ASING Bao shu
lian (C), dubbeltjesvaren, duiteblad, duitvaren (B). NAMA SIMPLISIA Drymoglossi Herba
(herba picisan).
Penyakit Yang Dapat Diobati : Rasanya manis, sedikit pahit, dingin. Antiradang, menghilangkan nyeri (analgesik), pembersih
darah, penghenti perdarahan (hemostatis), memperkuat paru-paru, dan obat batuk (antitusif).
Efek Farmakologis dan Hasil Penelitian Ekstrak alkohol daun sisik naga mempunyai aktivitas
menghambat pertumbuhan Escherichia coli, sedangkan ekstrak alkohol dan ekstrak airnya dapat
menghambat pertumbuhan Streptococcus aureus (L. Nuraini Susilowati, FF UGM, 1988).
Pemanfaatan :
Bagian yang digunakan adalah daun dan seluruh herba segar atau yang telah dikeringkan.
88 | P a g e A h m a d T a u f i k - a t 3 5 8 5 @ g m a i l . c o m
INDIKASI :
Daun digunakan untuk pengobatan :
gondongan (parotitis),
TBC kulit dengan pembesaran kelenjar getah bening (skrofuloderma),
sakit kuning (jaundice), sukar buang air besar (sembelit), sakit perut, disentri,
kencing nanah (gonore), batuk, abses paru-paru, TB paru disertai batuk darah,
perdarahan, seperti luka berdarah, mimisan, berak darah,
muntah darah, perdarahan pada perempuan,
rematik, keputihan (leukore), dan kanker payudara.
CARA PEMAKAIAN :
Untuk obat yang diminum, rebus 15-60 g daun, lalu air rebusannya
diminum.
Untuk pemakaian luar, Gunakan air rebusan herba segar untuk mencuci
kudis, koreng, atau berkumur bagi penderita sariawan dan radang gusi.
Cara lain, giling herba segar sampai halus, lalu bubuhkan ke tempat
yang sakit pada penyakit-penyakit kulit, seperti kudis, kurap, radang
kulit bernanah, radang kuku, atau luka berdarah.
CONTOH PEMAKAIAN
Radang gusi (gingivitis)
Cuci daun sisik naga secukupnya sampai bersih, lalu kunyah. Biarkan
kunyahan tersebut cukup lama di bagian gusi yang meradang. Selanjutnya,
buang ampasnya. Lakukan 3-4 kali sehari, sampai sembuh.
Rematik jaringan lunak (nonartikuler)
Cuci 15-30 g daun sisik naga segar, lalu rebus dalam 3 gelas air sampai
tersisa 1 gelas. Setelah dingin, saring dan air saringannya diminum,
sehari 2 kali, masing-masing 1/2 gelas.
Sakit kuning (jaundice)
Cuci 15-30 g daun sisik naga segar sampai bersih, lalu rebus dalam 3
gelas air sampai airnya tersisa separonya. Setelah dingin, saring dan
air saringannya siap untuk diminum, sehari 3 kali, masing-masing 1/2
gelas.
Sariawan
Cuci 1 genggam daun sisik naga sampai bersih, lalu rebus dalam 2 gelas
air sampai mendidih (selama 15 menit). Gunakan air saringannya untuk
berkumur selagi hangat.
Menghentikan perdarahan
Cuci 30 g daun sisik naga segar, lalu giling sampai halus. Selanjutnya,
peras dan saring, lalu air saringannya diminum. Lakukan 3 kali sehari
sampai sembuh.
Komposisi :
Sisik naga mengandung minyak asiri, sterol/triterpen, fenol, flavonoid, tanin, dan gula.
89 | P a g e A h m a d T a u f i k - a t 3 5 8 5 @ g m a i l . c o m
Singkong-Cassava
Inilah Kekayaan Negeriku Indonesia.
Saat dunia terancam bencana kekurangan pangan, saatnya kita kreatif mencari bahan makanan
lain. Di Asia, beras masih menjadi bahan makanan pokok utama. Nenek moyang kita dulu sering
mengkonsumsi singkong, ubi, jagung, dan sagu sebagai makanan pokok selain nasi. Tak ada
salahnya, bukan, mencoba makanan pengganti lain yang ada di sekitar kita?
Jangan pernah meremekan singkong. Ubi kayu ini, selain mengandung karbohidrat tinggi dan
bisa menggantikan nasi, juga dapat mengobati berbagai penyakit.
1. Rematik
Ambil 5 lembar daun singkong dan 1/4 sendok kapur sirih. Kedua bahan tersebut ditumbuk
hingga halus, kemudian bubuhkan pada bagian yang sakit.
2. Demam
Ambil satu buah tangkai daun ubi kayu, lalu direbus dengan 3 gelas air sampai mendidih. Saring,
dan ambil airnya. Minum air rebusan ini 2 kali sehari, pagi dan sore.
Atau, ambil 3 lembar daun ubi kayu, ditumbuk halus, dan gunakan untuk mengompres.
3. Sakit Kepala
Ambil 3 lembar daun ubi kayu, ditumbuk halus, dan gunakan untuk mengompres.
4. Diare
Ambil 7 lembar daun ubi kayu, kemudian direbus dengan 4 gelas air sampai mendidih hingga
tinggal 2 gelas. Saring untuk diambil airnya. Air rebusan ini diminum 2 kali sehari, pagi dan
sore.
5. Mengusir cacing perut
Ambil kulit batang ubi kayu secukupnya, kemudian direbus dengan 3 gelas air sampai mendidih
hingga tinggal 1 gelas. Saring untuk diambil airnya, minum menjelang tidur malam.
6. Mata kabur
Ambil daun ubi kayu secukupnya, kemudian direbus, dan diberi bumbu garam dan bawang putih.
Jadikan teman menyantap nasi setiap hari.
7. Luka melepuh seperti terkena knalpot
Ambil 1 potong singkong. Parut dan kemudian peras untuk diambil airnya, kemudian biarkan
beberapa saat sampai tepung tapiokanya mengendap. Oleskan pada bagian tubuh yang luka.
90 | P a g e A h m a d T a u f i k - a t 3 5 8 5 @ g m a i l . c o m
Delima-Pomegranate
(Punica granatum L.)
PENYAKIT YANG DAPAT DIOBATI :
Sewaktu panen, buah dikumpulkan. Bijinya dikeluarkan, lalu kulitnya dijemur sampai
kering. Sebelum digunakan, dapat disimpan dalam wadah yang tertutup baik. Kulit buah rasanya asam, pahit, sifatnya hangat, astringen, beracun (toksik). Berkhasiat menghentikan perdarahan (hemostatis), peluruh cacing usus (vermifuga), antidiare, dan antivirus. Kulit buah dan bunganya merupakan astringen kuat. Rebusan keduanya bisa menghentikan perdarahan. Kulit kayu dan kulit akar mempunyai bau lemah dan rasa asam. Berkhasiat sebagai peluruh dahak, vermifuga, pencahar, dan astringen usus. Daunnya berkhasiat untuk peluruh haid. Daging buah (daging pembungkus biji) berkhasiat penyejuk, peluruh kentut. Biji sifatnya sejuk, tidak berracun, berkhasiat pereda demam, antitoksik, melumas paru, dan meredakan batuk. Kulit akar berkhasiat peluruh cacing usus. Kulit buah menghambat pertumbuhan basil typhoid. Kulit buah dapat mengendalikan penyebaran infeksi virus polio, virus herpes simpleks, clan virus HIV.
PEMANFAATAN :
BAGIAN YANG DIGUNAKAN :
91 | P a g e A h m a d T a u f i k - a t 3 5 8 5 @ g m a i l . c o m
Bagian tanaman yang digunakan sebagai obat adalah kulit kayu, kulit akar, kulit buah,
daun, biji, dan bunganya. Kulit akar dikeringkan terlebih dahulu sebelum digunakan. Kulit
buah dapat digunakan segar atau setelah dikeringkan.
INDIKASI
Kulit buah (shi flu pi) digunakan untuk: sakit perut karena cacing, buang air besar
mengandung darah dan lendir (disentri amuba), diare kronis, perdarahan seperti
wasir berdarah, muntah darah, batuk darah, perdarahan rahim, perdarahan rektum,
prolaps rektum, radang tenggorok, radang telinga, keputihan (leukorea) nyeri
lambung.
Kulit akar dan kulit kayu digunakan untuk: cacingan terutama cacing pita
(taeniasis), batuk, diare.
Bunga digunakan untuk: radang gusi, perdarahan, bronkhitis.
Daging buah digunakan untuk: menurunkan berat badan, cacingan, sariawan,
tenggorokan sakit, suara parau, tekanan darah tinggi (hipertensi), sering kencing,
rematik (artritis), perut kembung
Biji digunakan untuk: menurunkan demam, batuk, keracunan, cacingan.
CARA PEMAKAIAN :
Untuk obat yang diminum, rebus kulit akar atau kulit kayu yang telah dikeringkan (7
g). Rebus kulit buah (10–15 g). Makan buahnya (1 buah) atau dibuat jus. Bisa
dicampur dengan jus wortel.
Untuk pemakaian luar, rebus kulit buah atau kulit akar, lalu gunakan airnya setelah
dingin untuk kumur-kumur (gargle) pada radang gusi, sakit tenggorok, luka tersiram
air panas, infeksi jamur di kaki, atau disemprotkan ke liang kemaluan (vagina) pada
keputihan. Gunakan jus buah delima untuk berkumur pada sariawan, radang gusi,
gigi berlubang, atau sebagai obat kompres pada wasir yang sedang meradang.
CONTOH PEMAKAIAN DI MASYARAKAT :
Cacingan : Cuci akar delima yang telah dikeringkan (7 g.), lalu potong-potong
seperlunya. Rebus dengan satu gelas air selama 15 menit. Setelah dingin, saring dan
minum airnya sekaligus. Rebus kulit delima kering dan serbuk biji pinang (masing-
masing 15 g) dengan tiga gelas air bersih. Didihkan perlahan-lahan selama satu jam.
Setelah dingin, saring dan minum sekaligus sebelum makan pagi. Campur jus buah
delima dengan jus wortel, masing-masing setengah gelas. Aduk sampai merata, lalu
minum sekaligus Masukkan bubuk biji delima kering (satu sendok makan) dalam
segelas jus nanas yang belum terlalu masak. Aduk merata, minum sewaktu perut
kosong.
Radang gusi : Cuci bunga delima (tujuh kuntum) dengan air bersih, lalu rebus dengan
segelas air bersih sampai mendidih. Setelah dingin, saring dan gunakan untuk
kumur-kumur.
Perdarahan : Rebus bunga delima (20 g) dengan tiga gelas air bersih sampai tersisa
separuhnya. Minum air rebusan dua kali sehari, masing-masing tiga perempat gelas.
Luka : Campurkan serbuk kulit buah atau bunga delima secukupnya dengan minyak
wijen. Aduk merata, lalu oleskan pada bagian yang luka.
Sariawan : Ambil dua buah delima segar yang sudah masak. Ambil isi berikut bijinya,
lalu tumbuk sampai halus. Tambahkan satu gelas air sambil diaduk merata, lalu
saring. Gunakan airnya untuk berkumur, lalu telan. Lakukan 2–3 kali sehari, sampai
sembuh.
Sering kencing : Ambil isi buah delima (yang segar dan masak, satu buah) dan
segenggamkucai, lalu potong-potong seperlunya. Rebus dengan tiga gelas air bersih
sampai tersisa separuhnya, angkat dan dinginkan. Minum air rebusan dua kali
sehari, masing-masing tiga perempat gelas.
92 | P a g e A h m a d T a u f i k - a t 3 5 8 5 @ g m a i l . c o m
Keputihan : Rebus kulit delima kering (30 g) dan herba sambiloto kering (15 g)
dengan satu liter air bersih. Biarkan sampai air rebusannya tersisa separuhnya.
Setelah dingin, saring clan bagi untuk tiga kali minum, pagi, siang, dan malam hari.
Air rebusan ini juga bisa digunakan untuk cuci vagina. Khusus wanita yang sudah
menikah, gunakan dengan alat semprot yang masuk ke liang vagina.
Batuk sudah berlangsung lama : Ambil sebuah delima yang belum terlalu masak.
Setiap malam sebelum tidur, kunyah biji delima tersebut. Buang bijinya.
Suara serak, tenggorokan kering : Ambil sebuah delima segar, belah, dan ambil
isinya. Kunyah, lalu buang bijinya. Lakukan 2–3 kali sehari.
SUMBER:
http://ristantia.wordpress.com/2008/06/24/delima-punica-granatum-l/
IPTEKnet
http://www.kaskus.us/ Dalimartha, Setiawan. Atlas Tumbuhan Obat Indonesia. Ungaran : Trubus Agriwidya, 1999. Muhlisah, Fauziah. Tanaman Obat Keluarga. Jakarta : Penebar Swadaya, 1999. Tampubolon, Oswald T. Tumbuhan Obat. Jakarta : Penerbit Bhratara, 1995. Tanaman Obat Keluarga. Jakarta : PT. Intisari Mediatama, 1999.