aplikasi mobile museum dinosaurus dengan teknologi...

25
Aplikasi Mobile Museum Dinosaurus dengan Teknologi Augmented Reality pada Mobile Phone Berbasis Android Artikel Ilmiah Peneliti : Septian Nugraha (672009108) T. Arie Setiawan Prasida, S.T., M.Cs. Ramos Somya, S.Kom., M.Cs. Program Studi Teknik Informatika Fakultas Teknologi Informasi Universitas Kristen SatyaWacana Salatiga Juni 2013

Upload: duongdung

Post on 04-Mar-2018

229 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: Aplikasi Mobile Museum Dinosaurus dengan Teknologi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/6538/2/T1_672009108_Full... · Indonesia that provide media about prehistoric dinosaurs,

Aplikasi Mobile Museum Dinosaurus dengan

Teknologi Augmented Reality

pada Mobile Phone Berbasis Android

Artikel Ilmiah

Peneliti :

Septian Nugraha (672009108)

T. Arie Setiawan Prasida, S.T., M.Cs.

Ramos Somya, S.Kom., M.Cs.

Program Studi Teknik Informatika

Fakultas Teknologi Informasi

Universitas Kristen SatyaWacana

Salatiga

Juni 2013

Page 2: Aplikasi Mobile Museum Dinosaurus dengan Teknologi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/6538/2/T1_672009108_Full... · Indonesia that provide media about prehistoric dinosaurs,
Page 3: Aplikasi Mobile Museum Dinosaurus dengan Teknologi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/6538/2/T1_672009108_Full... · Indonesia that provide media about prehistoric dinosaurs,
Page 4: Aplikasi Mobile Museum Dinosaurus dengan Teknologi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/6538/2/T1_672009108_Full... · Indonesia that provide media about prehistoric dinosaurs,
Page 5: Aplikasi Mobile Museum Dinosaurus dengan Teknologi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/6538/2/T1_672009108_Full... · Indonesia that provide media about prehistoric dinosaurs,
Page 6: Aplikasi Mobile Museum Dinosaurus dengan Teknologi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/6538/2/T1_672009108_Full... · Indonesia that provide media about prehistoric dinosaurs,
Page 7: Aplikasi Mobile Museum Dinosaurus dengan Teknologi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/6538/2/T1_672009108_Full... · Indonesia that provide media about prehistoric dinosaurs,

1

Aplikasi Mobile Museum Dinosaurus

dengan Teknologi Augmented Reality

pada Mobile Phone Berbasis Android

1)

Septian Nugraha, 2)

T. Arie Setiawan Prasida, 3)

Ramos Somya

Fakultas Teknologi Informasi

Universitas Kristen Satya Wacana

Jl. Diponegoro 52-60, Salatiga 50771, Indonesia

Email: 1)

[email protected], 2)

[email protected], 3)

[email protected]

Abstract

A museum is one of the places that has the element of history. Museum can be used as

learning tool by adapting the subject matter. However, not all museums provide media to

describe prehistoric times, especially about dinosaurs. There are several museums in

Indonesia that provide media about prehistoric dinosaurs, such as Museum Geologi

Bandung. However, according from an article by Antara Jawa Barat, the public interest

to visit the museum is relatively small, and 80% to 90% of the visitors are still among the

students. It was also because the students was given a school task not their own desire to

know the museum. Based on this problem, an application with Augmented Reality

technology for Android OS mobile phone is developed. This application is an innovative

learning tool and it enchances the public interest to know better about prehistory

especially dinosaurs.

Keywords : Museum, Dinosaur, Augmented Reality, Android Platform.

Abstrak

Salah satu tempat yang memiliki unsur sejarah adalah Museum. Museum dapat digunakan

sebagai media pembelajaran dengan menyesuaikan materi pelajaran. Namun, tidak semua

museum menyediakan media yang menjelaskan tentang zaman prasejarah, terutama

tentang dinosaurus. Di Indonesia terdapat beberapa museum yang memiliki media

prasejarah tentang dinosaurus, salah satunya adalah Museum Geologi Bandung. Namun

menurut artikel pada Antara Jawa Barat, diketahui bahwa minat masyarakat untuk

berkunjung ke museum masih tergolong rendah, dan 80% sampai 90% pengunjung masih

tetap dari kalangan siswa. Hal itu pun karena siswa mendapat tugas dari sekolah bukan

karena keinginannya sendiri untuk mengetahui museum. Berdasarkan masalah yang ada,

dirancang sebuah aplikasi museum dengan teknologi Augmented Reality pada mobile

phone berbasis Android OS. Aplikasi ini menjadi inovasi sarana pengetahuan umum serta

meningkatkan daya tarik masyarakat untuk mengenal lebih baik jaman prasejarah

khususnya Dinosaurus.

Kata Kunci : Museum, Dinosaurus, Augmented Reality, Android Platform. 1)

Mahasiswa Fakultas Teknologi Informasi Jurusan Teknik Informatika, Universitas Kristen Satya

Wacana Salatiga. 2)

Staff Pengajar Fakultas Teknologi Informasi, Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga. 3)

Staff Pengajar Fakultas Teknologi Informasi, Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga.

Page 8: Aplikasi Mobile Museum Dinosaurus dengan Teknologi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/6538/2/T1_672009108_Full... · Indonesia that provide media about prehistoric dinosaurs,

2

1. Pendahuluan

Sejarah adalah ilmu, pengetahuan, dan cerita pelajaran tentang kejadian atau

peristiwa yang benar-benar terjadi di masa lampau [1]. Salah satu tempat yang

memiliki unsur sejarah adalah Museum. Jenis museum bermacam-macam dan

dapat dikelompokan dari berbagai segi. Salah satu pengkelompokan jenis museum

yaitu dari segi koleksi. Menurut koleksi yang dimiliki, jenis museum dapat dibagi

dalam dua bagian besar, yaitu museum umum dan museum khusus. Museum

umum adalah museum yang koleksinya terdiri dari kumpulan-kumpulan bukti

material manusia atau lingkungannya yang berkaitan dengan berbagai cabang

seni, disiplin ilmu dan teknologi [2]. Museum khusus adalah museum yang

koleksinya terdiri dari kumpulan bukti material manusia atau lingkungannya yang

berkaitan dengan satu cabang seni, satu cabang ilmu, atau satu cabang teknologi

[2].

Museum dapat digunakan sebagai media pembelajaran dengan

menyesuaikan materi pelajaran [3]. Kemudahan yang diperoleh pelajar adalah

karena di dalam museum telah disediakan berbagai media yang banyak

memberikan informasi. Media tersebut dapat berupa model, realita, tabel, poster,

atau sistem multimedia elektronik seperti media audiovisual. Namun, tidak semua

museum menyediakan media yang menjelaskan tentang zaman prasejarah,

terutama tentang dinosaurus.

Di Indonesia terdapat beberapa museum yang memiliki media prasejarah

tentang dinosaurus, salah satunya adalah Museum Geologi Bandung, Jawa Barat.

Namun menurut artikel pada Antara Jawa Barat, diketahui bahwa minat

masyarakat untuk berkunjung ke museum masih tergolong rendah, dan 80%

sampai 90% pengunjung masih tetap dari kalangan siswa [4]. Hal itu pun karena

siswa mendapat tugas dari sekolah bukan karena keinginannya sendiri untuk

mengetahui museum [4]. Berdasarkan data yang diperoleh, dapat dilihat bahwa

museum masih belum banyak menarik minat pengunjung.

Dengan menciptakan sebuah aplikasi museum pada teknologi yang sekarang

sedang marak digunakan dalam masyarakat umum, diharapkan dapat

meningkatkan minat masyarakat untuk lebih mengetahui tentang dinosaurus. Oleh

karena itu timbul sebuah ide untuk membuat Aplikasi Mobile Museum

Dinosaurus dengan Teknologi Augmented Reality pada Mobile Phone berbasis

Android.

Penggunaan Mobile Phone dipilih sebagai media dalam penelitian ini

dengan dasar bahwa mobile phone adalah perangkat yang saat ini paling sering

digunakan. Hasil statistik dari bulan Juni 2012 sampai bulan Juni 2013 yang

diambil pada tahun 2013 menyatakan bahwa 33.64% mobile phone yang

digunakan berbasis Android [5]. Oleh karena itu Android menjadi pilihan sebagai

media penerapan aplikasi. Sedangkan untuk teknologi yang akan diterapkan

adalah Augmented Reality. Augmented Reality dipilih sebagai teknologi yang

digunakan karena kemampuannya yang memungkinkan untuk mengintepretasikan

objek 3D dengan menggunakan kamera yang tersedia pada mobile phone.

Menurut hasil observasi awal yang dilakukan sebelumnya di SD

Laboratorium Kristen Satya Wacana pada kelas 4, pengetahuan siswa masih

kurang mengenai dinosaurus. Pada proses pengambilan data tersebut, terlihat

Page 9: Aplikasi Mobile Museum Dinosaurus dengan Teknologi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/6538/2/T1_672009108_Full... · Indonesia that provide media about prehistoric dinosaurs,

3

antusiasme siswa mengenai dinosaurus sangat besar, tetapi tidak diikuti dengan

pengetahuan siswa untuk mengenali dinosaurus tersebut.

2. Kajian Pustaka

Pada penelitian berjudul "Peran Museum Zoologi Dalam Penelitian dan

Konservasi Keanekaragaman Hayati (Ikan)" oleh Budiman, diketahui bahwa

pengetahuan mengenai kekayaan sumber daya ikan masih relatif sangat kecil.

Tidak hanya dari pengenalan jenis, tetapi juga pengetahuan mengenai potensinya.

Dalam penelitian tersebut tertulis bahwa museum memiliki peran penting dalam

menunjang penelitian dan konservasi mengenai keanekaragaman hayati. Salah

satunya adalah Museum Zoology Bogor. Pada jurnal penelitian tersebut, diketahui

bahwa Museum Zoology Bogor mencatat dan memiliki sekitar 68% dari jumlah

jenis ikan air tawar [6].

Penelitian lain yang berjudul "Desain dan Implementasi Media

Pembelajaran Penggolongan Hewan Berdasarkan jenis Makanan Menggunakan

Teknologi Augmented Reality pada Mobile Android OS" oleh Wirawan, diketahui

bahwa media pembelajaran pada dunia pendidikan memiliki kendala yaitu cara

belajar yang masih bersifat konvensional [7]. Salah satu teknologi yang dapat

dimanfaatkan pada dunia pendidikan adalah teknologi Augmented Reality, yaitu

teknologi yang dapat memadukan dunia nyata dengan dunia virtual. Pada

penelitian ini media yang digunakan adalah Mobile Phone yang berbasis Android

OS.

Berdasarkan dua penelitian terdahulu tersebut, terciptalah suatu gagasan

untuk membuat Aplikasi Mobile Museum Dinosaurus dengan Teknologi

Augmented Reality pada Mobile Phone berbasis Android. Aplikasi ini ditujukan

kepada masyarakat umum untuk membantu mengetahui mengenai dinosaurus.

Aplikasi ini juga bisa dimanfaatkan sebagai media pembelajaran alternatif dalam

membantu siswa dalam belajar serta mengetahui tentang dinosaurus. Hubungan

penelitian ini dengan penelitian pertama yang berjudul "Peran Museum Zoologi

Dalam Penelitian dan Konservasi Keanekaragaman Hayati (Ikan)" adalah

pembahasan peran museum sebagai penunjang pengetahuan. Sedangkan

hubungan penelitian ini dengan penelitian kedua yang berjudul "Desain dan

Implementasi Media Pembelajaran Penggolongan Hewan Berdasarkan jenis

Makanan Menggunakan Teknologi Augmented Reality pada Mobile Android OS"

adalah peran serta teknologi Augmented Reality sebagai media pembelajaran.

Pengembangan yang dilakukan pada penelitian ini adalah adanya fitur suara yang

akan terdengar saat terjadi proses Augmented Reality tersebut.

Sejarah merupakan ilmu manusia yang berhubungan dengan ruang dan

waktu, bersamaan dengan analisis proses dan peristiwa di masa lalu. Sejarah juga

dapat berarti sesuatu yang telah terjadi dalam hal ini sejarah bersinonim dengan

masa lalu. Penelitian sejarah dilakukan saat zaman pra sejarah dan sejarah

[8].Salah satu tempat yang memiliki unsur sejarah adalah Museum.

Museum, berdasarkan definisi International Council of

Museums disingkat ICOM, adalah lembaga non-profit yang bersifat permanen

yang melayani masyarakat dan perkembangannya, terbuka untuk umum, yang

bertugas untuk mengumpulkan, melestarikan, meneliti dan menyajikan warisan

sejarah kemanusiaan yang berwujud benda dan tak-benda beserta lingkungannya,

Page 10: Aplikasi Mobile Museum Dinosaurus dengan Teknologi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/6538/2/T1_672009108_Full... · Indonesia that provide media about prehistoric dinosaurs,

4

untuk tujuan pendidikan, penelitian, dan hiburan [9]. Karena itu museum bisa

menjadi bahan studi oleh kalangan akademis, dokumentasi kekhasan masyarakat

tertentu, ataupun dokumentasi dan pemikiran imajinatif di masa depan. Sejak

tahun 1977 pada tanggal 18 Mei diperingati sebagai hari Hari Museum

Internasional.

Dinosaurus adalah binatang raksasa dari zaman prasejarah yang termasuk

kelompok reptilia bumi (pemakan daging ataupun pemakan tumbuhan) yang kini

telah musnah [10]. Dinosaurus hidup pada masa Mesozoikum yang terbagi dalam

tiga periode, yaitu Triassic, Jurassic, Cretaceous. Hal ini dibuktikan berdasarkan

fosil – fosil yang ditemukan di seluruh dunia. Fosil tersebut kemudian dianalisa

dan dijadikan sebagai sumber informasi mengenai dinosaurus. Beberapa fosil

dapat dijumpai dalam sebuah museum. Seperti Museum Geologi yang berada di

kota Bandung, Indonesia.

Augmented Reality (AR) berasal dari kata Augmented (ditambahkan) dan

Reality (kenyataan), adalah penggabungan benda-benda yang ada di dunia maya

(virtual) ke dalam dunia nyata dalam bentuk dua dimensi ataupun tiga dimensi.

Penggabungan ini kemudian dimaksimalkan dengan kemampuan berinteraksi

secara langsung dengan objek tersebut [11].

Pada sebuah artikel yang berjudul “Masa Lalu, Kini, dan Masa Depan

Teknologi 'Augmented Reality'”, secara garis besar pengertian Augmented Reality

merupakan penggabungan benda-benda, yang ada di dunia maya (virtual) ke

dalam dunia nyata, dalam bentuk dua dimensi maupun tiga dimensi, yang dapat

disentuh, dilihat, dan didengar [12].

Augmented Reality (AR) juga dapat diartikan sebagai konsep pelapisan

konten visual di atas pemandangan dunia nyata seperti yang terlihat melalui

sebuah kamera. AR mentransformasi perangkat mobile ke dalam sesuatu yang

digambarkan sebagai suatu cermin ajaib yang dapat berinteraksi dengan dunia

nyata [13]. Augmented Reality merupakan kebalikan dari Virtual Reality yang

berarti integrasi elemen-elemen digital yang ditambahkan ke dalam dunia nyata

secara realtime dan mengikuti keadaan lingkungan yang ada di dunia nyata [14].

Dapat ditarik kesimpulan bahwa perbedaan antara Augmented Reality adalah

gabungan antara dunia maya dan dunia nyata, sedangkan Virtual Reality

merupakan dunia maya seutuhnya.

Android adalah sebuah sistem operasi yang dibuat oleh Google dan

merupakan sebuah opensource [15]. Android adalah sistem operasi untuk telepon

seluler yang berbasis Linux. Android menyediakan platform terbuka bagi para

pengembang untuk menciptakan aplikasi dimana banyak digunakan oleh

bermacam peranti bergerak. Awalnya, Google Inc. membeli Android Inc.,

pendatang baru yang membuat peranti lunak untuk ponsel. Kemudian untuk

mengembangkan Android, dibentuklah Open Handset Alliance, konsorsium dari

34 perusahaan peranti keras, peranti lunak, dan telekomunikasi, termasuk Google,

HTC, Intel, Motorola, Qualcomm, T-Mobile, dan Nvidia.

Vuforia Qualcomm merupakan library yang digunakan sebagai pendukung

adanya Augmented reality pada Android [16]. Vuforia menganalisa gambar

dengan menggunakan pendeteksi marker dan menghasilkan informasi 3D dari

marker yang sudah dideteksi via API (Application Programming Interface).

Aplikasi Augmented Reality Vuforia terdiri dari komponen inti sebagai berikut: 1)

Page 11: Aplikasi Mobile Museum Dinosaurus dengan Teknologi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/6538/2/T1_672009108_Full... · Indonesia that provide media about prehistoric dinosaurs,

5

Kamera; 2) Image Converter; 3) Tracker; 4) Video Background Renderer; 5)

Kode Aplikasi; 6) Device Database; dan 7) Cloud Database [17].

3. Metode dan Perancangan Sistem

Metode Penelitian

Penelitian yang dilakukan, diselesaikan melalui tahapan penelitian yang

terbagi dalam lima tahapan, yaitu: (1) Analisis kebutuhan dan pengumpulan data,

(2) Perancangan sistem, (3) Perancangan aplikasi/program, (4) Implementasi dan

pengujian sistem, serta analisis hasil pengujian, (5) Penulisan laporan hasil

penelitian.

Gambar 1 Tahapan Penelitian [18]

Tahapan penelitian pada Gambar 1, dapat dijelaskan sebagai berikut. Tahap

pertama adalah analisis kebutuhan dan pengumpulan data, yaitu melakukan

analisis kebutuhan apa saja yang dibutuhkan untuk membuat aplikasi ini. Pada

tahapan ini diperoleh hasil dari observasi awal yaitu siswa mengetahui bentuk

dinosaurus namun tidak memiliki informasi mengenai dinosaurus tersebut.

Berdasarkan hasil tersebut maka diperlukannya informasi mengenai dinosaurus

tersebut. Informasi yang diperlukan dalam pembuatan aplikasi ini yaitu berupa

Objek 3D, Keterangan Dinosaurus, serta Ilustrasi Gambar dan Suara Dinosaurus

tersebut. Objek 3D berperan untuk mendeskripsikan bentuk dari dinosaurus

tersebut serta untuk menambah daya tarik user. Keterangan Dinosaurus digunakan

untuk memberikan pengetahuan umum secara singkat pada aplikasi mengenai

dinosaurus tersebut.

Tahap kedua adalah perancangan sistem yang meliputi perancangan proses

menggunakan diagram Unified Modelling Language (UML), yaitu perancangan

Use Case Diagram, Activity Diagram, Sequence Diagram, dan Class Diagram.

Perancangan arsitektur dari sistem yang dibangun yaitu perancangan proses

Augmented Reality tersebut. Perancangan antarmuka, yaitu merancang antarmuka

yang berfungsi sebagai penghubung interaksi antara user dengan system.

Perancangan Sistem meliputi Perancangan Proses (UML),

Perancangan Arsitektur, Perancangan Database,

Perancangan Antarmuka

Analisis Kebutuhan dan Pengumpulan Data

Perancangan Aplikasi/Program

Implementasi dan Pengujian Sistem,

serta Analisis Hasil Pengujian

Penulisan Laporan Hasil Penelitian

Page 12: Aplikasi Mobile Museum Dinosaurus dengan Teknologi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/6538/2/T1_672009108_Full... · Indonesia that provide media about prehistoric dinosaurs,

6

Tahap ketiga adalah perancangan aplikasi yaitu membuat aplikasi sesuai

kebutuhan sistem berdasarkan perancangan sistem yang telah dilakukan, yaitu

penerapan proses Augmented Reality tersebut berserta fitur-fitur aplikasi.

Tahap keempat adalah implementasi dan pengujian sistem, serta analisis

hasil pengujian, yaitu mengimplementasikan aplikasi yang sudah dibuat kemudian

dilakukan pengujian, selanjutnya melakukan analisis untuk melihat apakah

aplikasi yang telah dibuat sudah sesuai dengan yang diharapkan, jika belum sesuai

maka akan dilakukan perbaikan.

Tahap kelima adalah penulisan laporan hasil penelitian, yaitu

mendokumentasikan proses penelitian yang sudah dilakukan dari tahap awal

hingga akhir ke dalam tulisan, yang nantinya akan menjadi laporan hasil

penelitian.

Metode Prototype

Metode pengembangan sistem yang digunakan dalam pembuatan aplikasi

ini adalah prototyping model. Prototyping model adalah proses untuk membangun

model sebuah sistem, berdasarkan pada kebutuhan user yang tidak

mengidentifikasikan secara jelas detail input, proses, ataupun output [19].

Tahapan-tahapan metode prototype dapat dilihat pada Gambar 2.

Gambar 2 Tahapan-tahapan Metode Prototype [19]

Metode Prototype diawali dengan pengumpulan data kebutuhan user.

Pengumpulan data kebutuhan user ini dilakukan dengan cara komunikasi antara

pengembang perangkat lunak dan pengguna. Pengembang dan pengguna

menentukan kebutuhan – kebutuhan, tujuan dan gambaran suatu sistem.

Pengembang kemudian membangun suatu model prototype yang dapat

menggambarkan sistem. Model prototype yang telah dibuat akan diuji oleh

pengguna. Hasil pengujian sistem akan menjadi acuan apakah model prototype

tersebut sudah sesuai dengan tujuan dan kebutuhan sistem. Jika model prototype

tidak dapat menjawab kebutuhan sistem, maka pengembang akan memperbaiki

model prototype tersebut. Terjadi perulangan proses sampai model prototype

dapat menjadi suatu sistem yang sesuai dengan kebutuhan pengguna. Oleh karena

itu, diperlukan komunikasi yang jelas antara pengembang perangkat lunak dan

pengguna, sehingga hasil yang didapatkan dapat menjawab kebutuhan pengguna.

Kelebihan dari metode prototype adalah kemampuan metode dalam

membangun suatu sistem berdasarkan pada kebutuhan user yang kurang jelas

Page 13: Aplikasi Mobile Museum Dinosaurus dengan Teknologi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/6538/2/T1_672009108_Full... · Indonesia that provide media about prehistoric dinosaurs,

7

dalam mengidentifikasikan input, proses maupun output. Metode prototype

membangun komunikasi yang baik antara pengguna dan pengembang, sehingga

pengguna berperan aktif dalam proses pengembangan perangkat lunak. Hasil

akhir dari pengembangan sistem atau perangkat lunak pun dapat memenuhi

kebutuhan user, karena user melakukan evaluasi pada model prototype. Selain itu,

waktu yang dibutuhkan dalam proses pembuatan juga cenderung lebih singkat

karena pada proses ini pengguna berperan aktif.

Tahap – tahap yang dilakukan pada metode prototype dalam membangun

Aplikasi Mobile Museum Dinosaurus dengan Teknologi Augmented Reality pada

Mobile Phone berbasis Android adalah :

1. Pengumpulan kebutuhan

Pada tahap pengumpulan kebutuhan ini, dikumpulkan bahan data yang

diperlukan dalam membangun Aplikasi Mobile Museum Dinosaurus dengan

Teknologi Augmented Reality pada Mobile Phone berbasis Android. Kebutuhan

bahan dan data meliputi perancangan dan pembangunan aplikasi, sumber

keterangan mengenai dinosaurus, penerapan teknologi augmented reality pada

perangkat mobile dengan platform android operating system dan lain sebagainya

yang diperlukan dalam pembuatan aplikasi.

Bahan dan data yang diperlukan bersumber dari artikel dan situs internet

yang memberikan informasi dan pengetahuan dalam membangun Aplikasi Mobile

Museum Dinosaurus dengan Teknologi Augmented Reality pada Mobile Phone

berbasis Android. Pengumpulan kebutuhan diambil dari observasi yang dilakukan

pada siswa SD kelas 4 yang menjadi pengguna dalam penerapan aplikasi ini. Dari

hasil observasi awal yang dilakukan diketahui bahwa pengetahuan siswa kelas 4

SD mengenai dinosaurus masih sedikit. Sedangkan hasil yang didapat dari

wawancara yang dilakukan kepada guru kelas 4 tersebut diketahui bahwa metode

mengajar yang digunakan adalah menggunakan Slide Show atau video yang

ditampilkan pada proyektor. Metode ini sudah tergolong umum sehingga

diperlukan adanya inovasi yang lebih menarik untuk siswa dalam proses belajar

mengajar. Menarik pada hal ini berarti menyenangkan dan tidak membosankan.

2. Perancangan

Pada tahap ini dilakukan pembuatan prototype aplikasi. Pembuatan

prototype ini didasarkan pada kebutuhan dari target salah satu target pengguna

sistem, yaitu siswa sekolah dasar kelas 4 yang juga sebelumnya menjadi sample

observasi awal. Sumber keterangan dinosaurus yang didapatkan pada tahap

sebelumnya, mulai diimplementasikan menjadi obyek – obyek 3D yang akan

digunakan dalam aplikasi maupun buku ensiklopedia. Desain antarmuka aplikasi

dan buku ensiklopedia dibangun dengan memperhatikan daya tarik yang disukai

siswa sekolah dasar, tanpa mengurangi sisi informasi aplikasi itu sendiri.

Perancangan sistem mulai dibuat dengan menggunakan UML (Unified Modeling

Language).

3. Evaluasi prototype

Setelah model prototype telah jadi, kemudian dilakukan proses evaluasi atau

pengujian untuk mengetahui apa saja yang masih menjadi kekurangan aplikasi

dan apa saja yang sudah sesuai dengan kebutuhan sistem. Jika masih ada yang

kekurangan dalam aplikasi, maka dilakukan perbaikan pada aplikasi. Apabila

aplikasi telah sesuai dengan yang diinginkan, maka proses selesai.

Page 14: Aplikasi Mobile Museum Dinosaurus dengan Teknologi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/6538/2/T1_672009108_Full... · Indonesia that provide media about prehistoric dinosaurs,

8

a. Prototype Pertama

Pada perancangan prototype pertama, aplikasi dirancang untuk langsung

menjalankan kamera dan memuat semua marker dan objek 3D yang telah terdaftar

dalam aplikasi. Setelah diperiksa dan dilakukan pengujian aplikasi, hasil yang

diperoleh dari prototype pertama adalah : 1) Objek 3D sudah tertampil dengan

baik sesuai dengan letak posisi marker; 2) Texture pada objek 3D sudah tertampil

dengan benar; 3) Desain marker yang digunakan masih kurang menarik; 4) Desain

tampilan button terlalu tajam dan dianggap mengganggu pada tampilan kamera; 5)

Letak posisi button fitur pada layar kamera sulit digunakan karena keduanya

saling berdekatan dan dinilai mengganggu dalam tampilan layar kamera; dan 6)

Diperlukannya tampilan menu utama untuk aplikasi ini sebelum masuk dalam

tampilan kamera.

b. Prototype Kedua

Pada prototype kedua, aplikasi telah dilengkapi dengan menu utama. Dalam

tampilan menu utama dari prototype kedua sudah tertera nama aplikasi yang

bernama “Virtual Saurus”. Pilihan menu Start pada tampilan menu utama

digunakan untuk mengakses kamera. Setelah dilakukan pengujian didapatkan

hasil sebagai berikut : 1) Saat memilih menu Start aplikasi melakukan load data

yang cukup lama sekitar 15 detik; 2) User tidak mengetahui lama proses load data

saat memilih menu Start sehingga diperlukan sebuah progress bar guna memberi

informasi akan load data tersebut; dan 3) Tampilan menu utama sudah baik tetapi

perlu diperbaiki dengan memberikan background image secara fullscreen agar

lebih menarik. Setelah diperiksa dan dilakukan pengujian aplikasi, hasil yang

diperoleh dari prototype kedua adalah : 1) Desain marker yang digunakan sudah

cukup menarik; 2) Desain tampilan button sudah baik; 3) Letak button fitur pada

layar kamera lebih mudah digunakan; 4) Ukuran pada button perlu diperkecil agar

tidak mengganggu pada tampilan layar kamera; dan 5) Diperlukan fitur sound dan

fosil untuk menambah daya tarik pada aplikasi.

c. Prototype Ketiga

Pada prototype ketiga, aplikasi telah dilengkapi dengan fitur tambahan

berupa sound dan foto fosil. Dalam prototype ketiga aplikasi telah memenuhi

kebutuhan. Hasil yang didapat dari prototype ketiga adalah : 1) Desain

background image pada tampilan menu utama lebih baik dan menarik; 2) Suara

dapat berfungsi dengan baik; dan 3) Letak dan ukuran button fitur pada layar

kamera telah sesuai dan lebih mudah digunakan.

Perancangan Sistem

Sistem aplikasi dirancang dengan menggunakan UML (Unified Modelling

Language). Use Case Diagram digunakan untuk mendeskripsikan cara kerja

sistem dari sudut pandang user, sebagai deskripsi fungsional dari sebuah sistem

dan proses yang dilakukannya, serta menjelaskan secara visual siapa saja yang

berperan sebagai aktor dalam penggunaan sistem dan bagaimana interaksinya.

Use Case Diagram pada perancangan Aplikasi Mobile Museum Dinosaurus

dengan Teknologi Augmented Reality dapat dilihat pada Gambar 3.

Page 15: Aplikasi Mobile Museum Dinosaurus dengan Teknologi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/6538/2/T1_672009108_Full... · Indonesia that provide media about prehistoric dinosaurs,

9

Gambar 3 Use Case Diagram

Activity Diagram atau yang dikenal dengan diagram aktifitas berguna untuk

mendeskripsikan alur cara kerja dari sebuah sistem, percabangan alur yang dapat

terjadi pada sistem, bagaimana setiap kondisi alur berakhir dan seperti apa

keputusan akhir yang dapat terjadi. Activity Diagram pada perancangan Aplikasi

Mobile Museum Dinosaurus dengan Teknologi Augmented Reality dapat dilihat

pada Gambar 4.

Gambar 4 Activity Diagram

Sequence Diagram berfungsi untuk mendeskripsikan interaksi antara setiap

komponen baik di dalam maupun disekitar sistem dalam bentuk pesan yang

digambarkan terhadap waktu. Sequence Diagram juga mendeskripsikan alur yang

dilakukan sebagai respon dari sebuah input untuk menghasilkan suatu output

tertentu. Sequence Diagram pada perancangan Aplikasi Mobile Museum

Dinosaurus dengan Teknologi Augmented Reality dapat dilihat pada Gambar 5.

Menu Start

Menu Help

Menu Credit

User

Menu ExitTake Photo

Listen Dino's Cry

View Dino's Details

View Dino's Fossil

<<include>>

<<include>>

<<include>>

<<include>>

Melihat objek 3D pada

tampilan kamera

Memilih menu

Start

Mengarahkan kamera

pada marker

Mendeteksi

marker

Memeriksa data yang telah

terdaftar pada aplikasi

Memuat seluruh objek 3D yang

telah terdaftar pada aplikasi

Mengaktifkan

tampilan kamera

Menampilkan

objek 3D

TidakYa

SystemUser

Page 16: Aplikasi Mobile Museum Dinosaurus dengan Teknologi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/6538/2/T1_672009108_Full... · Indonesia that provide media about prehistoric dinosaurs,

10

Gambar 5 Sequence Diagram

Class Diagram berfungsi untuk mendeskripsikan struktur serta relasi antar

kelas yang terdapat pada sistem aplikasi. Class Diagram pada perancangan

Aplikasi Mobile Museum Dinosaurus dengan Teknologi Augmented Reality dapat

dilihat pada Gambar 6.

Gambar 6 Class Diagram

Pada Gambar 6 dapat dilihat bahwa aplikasi ini terdiri dari 12 class yang

saling berhubungan. Dengan class QCARBehaviour sebagai class penghubung

antara QCAR, Tracker, QCARManager, dan DatasetLoadBehaviour. Pada class

Tracker terdapat hubungan dengan class MarkerTracker dimana marker akan

Pengguna : User Menu : User Interface Sistem : Controller Data : Entity

User mengarahkan kamera ke marker

Memeriksa data objek 3D

Memuat objek 3D

Objek 3D telah dimuat

Rendering objek 3DMenampilkan objek 3D pada layar kamera

Page 17: Aplikasi Mobile Museum Dinosaurus dengan Teknologi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/6538/2/T1_672009108_Full... · Indonesia that provide media about prehistoric dinosaurs,

11

dibuat dan didaftarkan. Class MarkerTracker terhubung dengan class

MarkerBehaviour yang kemudian berakhir pada class

DefaultTrackableEventHandler. Dalam class DefaultTrackabelEventHandler

inilah marker akan dideteksi dan menampilkan objek 3D. Class FeatureScript

merupakan class independent yang adalah inti dari semua fitur-fitur yang tersedia

pada aplikasi.

Pada perancangan proses Augmented Reality pada aplikasi terdapat beberapa

tahapan. Tahapan proses Augmented Reality pada aplikasi dapat dilihat pada

Gambar 7.

Gambar 7 Tahapan Perancangan Proses Augmented Reality

Tahapan proses Augmented Reality yang pertama adalah Deklarasi dan

Inisialisasi. Pada tahapan ini sistem mendeklarasikan dan menginisialisasikan

semua kelas pada aplikasi. Tahap kedua adalah Pengaturan Layar Kamera, yaitu

pemanggilan kelas yang berfungsi untuk mengatur halaman layar kamera. Kelas

ini akan mengatur tampilan layar kamera dan mengaktifkan fungsi kamera pada

perangkat mobile phone. Tahap ketiga adalah Penyusunan Objek 3D, yaitu

mempersiapkan Objek 3D beserta texture sebagai komponen Objek 3D. Tahap

keempat adalah Registrasi Objek 3D dan Marker, yaitu mendaftarkan marker

beserta objek 3D yang terdapat didalamnya. Setiap marker didaftarkan pada

sistem dalam bentuk Pixel Format Compression yang diseleksi menggunakan ID

marker yang berbeda. Deteksi Marker akan terjadi ketika gambar marker terbaca

secara utuh pada layar kamera. Proses deteksi ini dilakukan dengan metode

tracking. Sehingga apabila marker tidak lagi terbaca pada layar kamera maka

proses Augmented Reality tersebut akan berakhir. Setelah marker terdeteksi, maka

akan dilakukan Rendering Objek 3D. Objek 3D akan terampil pada layar kamera

dengan menyesuaikan pada letak marker. Tahapan terakhir adalah Seleksi Menu

Fungsi, yaitu pemilihan fitur atau fungsi yang terdapat pada aplikasi. Setiap fitur

pada aplikasi berdasarkan pada proses Augmented Reality pada aplikasi. Salah

satu menu fungsi adalah proses Sound. Pada perancangan fitur Sound, suara

dinosaurus akan dimainkan ketika objek 3D dinosaurus tertampil pada layar

kamera atau dengan menekan Sound Button. Sound yang dimainkan disesuaikan

dengan objek 3D yang tertampil. Pada penerapannya diperlukan satu Audio

Source sebagai sumber suara, dan satu Audio Listener sebagai komponen yang

digunakan untuk memainkan suara.

4. Hasil dan Pembahasan

Halaman Menu Utama

Halaman Menu Utama merupakan halaman yang berfungsi sebagai user

interface utama aplikasi. Berdasarkan dari hasil rancangan interface prototype

Page 18: Aplikasi Mobile Museum Dinosaurus dengan Teknologi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/6538/2/T1_672009108_Full... · Indonesia that provide media about prehistoric dinosaurs,

12

kedua, terdapat empat tombol pada halaman menu utama. Terdiri dari tombol

Start, Help, Credit, dan Exit. Tampilan interface untuk Halaman Menu Utama

Aplikasi Mobile Museum Dinosaurus dengan Teknologi Augmented Reality dapat

dilihat pada Gambar 8.

Gambar 8 Halaman Menu Utama Aplikasi

Halaman Menu Utama aplikasi dibentuk dari satu Scene dan satu unity

empty object. Scene digunakan untuk mewakili satu tampilan pada aplikasi. Unity

empty object digunakan sebagai tempat peletakan button pada halaman menu

utama. Pada unity empty object terdapat script untuk mengganti Scene pada

halaman lainnya.

Terdapat beberapa perbaikan interface pada Halaman Menu Utama.

Berdasarkan evaluasi prototype kedua, maka perbaikan yang dilakukan yaitu :

Halaman Menu Utama diberi background dengan warna merah

sebagai warna utama.

Terdapat loading progress bar pada tampilan atas halaman menu

utama. Progress bar akan tampil ketika user memilih menu Start.

Halaman Layar Kamera

Halaman Layar Kamera dapat diakses user dengan cara memilih Menu

Start pada Halaman Menu Utama sebelumnya. Setelah memilih menu Start maka

sistem akan memuat semua objek 3D dan kemudian membuka Halaman Layar

Kamera. Tampilan interface untuk Halaman Layar Kamera Aplikasi Mobile

Museum Dinosaurus dengan Teknologi Augmented Reality dapat dilihat pada

Gambar 9.

Page 19: Aplikasi Mobile Museum Dinosaurus dengan Teknologi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/6538/2/T1_672009108_Full... · Indonesia that provide media about prehistoric dinosaurs,

13

Gambar 9 Halaman Layar Kamera Aplikasi

Pada halaman ini kamera mobile phone akan diaktifkan oleh sistem untuk

menangkap gambar sekitar secara real time. Saat kamera mendeteksi adanya

marker yang telah terdaftar, maka sistem akan menampilkan objek 3D pada layar

kamera. Posisi objek 3D akan disesuaikan dengan posisi marker yang tertangkap

pada layar kamera. Jika posisi marker diputar maka posisi objek 3D pun akan

berputar. Objek 3D hewan akan menyesuaikan sudut pandang kamera secara real

time.

Dalam tampilan Halaman Layar Kamera terdapat 4 button dan 1 GUIText.

GUIText digunakan untuk menampilkan nama dinosaurus yang tertampil pada

kamera. Sedangkan ke 4 button merupakan fitur pada aplikasi Augmented Reality

ini. Ke 4 fitur button tersebut yaitu :

Tombol Photo : Tombol yang digunakan untuk mengambil foto dari

tampilan layar kamera. Berfungsi untuk mengabadikan tampilan

dimana terdapat objek 3D hasil dari proses Augmented Reality dari

aplikasi.

Tombol Detail : Tombol yang digunakan untuk menampilkan

interface yang berisi deskripsi singkat dari objek 3D Dinosaurus yang

tertampil pada layar kamera hasil dari proses Augmented Reality.

Tombol Sound : Tombol yang digunakan untuk mendengar suara yang

merupakan ilustrasi suara dinosaurus dari objek 3D yang tertampil

pada layar kamera hasil dari proses Augmented Reality.

Tombol Fosil : Tombol yang digunakan untuk menampilkan interface

yang berisi foto fosil dinosaurus dari objek 3D yang tertampil pada

layar kamera hasil dari proses Augmented Reality.

Halaman Layar Kamera terbentuk dari satu Scene yang berisi data satu

ARCamera, dua belas Marker dan satu Unity Empty Object. Pada ARCamera

terdapat tiga kelas script yang dipanggil secara langsung yaitu QCARBehaviour,

DefaultInitializationError dan DataSetLoadBehaviour. ARCamera berperan dalam

proses pengambilan data dari layar kamera. Pada Marker terdapat tiga kelas script

yang dipanggil secara langsung yaitu TurnOffBehaviour, MarkerBehaviour dan

DefaultTrackableEventHandler. Setiap Marker berfungsi sebagai penampung

objek 3D. Sedangkan pada Unity Empty Object terdapat satu kelas script yaitu

FeatureScript. Dalam Unity Empty Object inilah semua fitur pada Halaman Layar

Kamera diimplementasikan.

Page 20: Aplikasi Mobile Museum Dinosaurus dengan Teknologi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/6538/2/T1_672009108_Full... · Indonesia that provide media about prehistoric dinosaurs,

14

Implementasi Augmented Reality

Pada proses pengembangan aplikasi ini, digunakan engine sebagai library

package pada sistem. Library package yang digunakan dalam pengembangan

aplikasi ini adalah Vuforia Qualcomm. Peran Vuforia dalam aplikasi ini adalah

pada penerapan teknologi Augmented Reality yang dapat digunakan pada

perangkat mobile phone dengan sistem operasi Android dan IOS.

Tahap awal yang terjadi pada sistem adalah proses inisialisasi Marker yang

telah ditampung pada variabel berupa MarkerID. MarkerID bersifat unik untuk

membedakan antar marker yang berbeda. Pada setiap Marker ditampung satu

objek 3D dinosaurus yang akan ditampilkan pada layar kamera bila marker telah

terdeteksi. Bila marker yang telah terdeteksi pada layar kamera tidak terdeteksi

kembali maka deteksi marker akan dimatikan.

Deteksi marker akan terjadi ketika kamera menangkap gambar simbol

marker secara utuh. Gambar-gambar Marker ini tersedia pada buku ensiklopedia

dinosaurus yang merupakan penunjang aplikasi. Desain tampilan buku

ensiklopedia beserta Marker dapat dilihat pada Gambar 10.

Gambar 10 Tampilan Buku Ensiklopedia beserta Marker

Objek 3D yang ditampung dalam marker akan ditampilkan pada layar

kamera dengan menyesuaikan posisi sumbu X, sumbu Y dan sumbu Z dengan

posisi Marker. Tampilan hasil proses rendering objek 3D pada layar kamera

mobile phone dapat dilihat pada Gambar 11.

Gambar 11 Tampilan Objek 3D pada Layar Kamera

Page 21: Aplikasi Mobile Museum Dinosaurus dengan Teknologi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/6538/2/T1_672009108_Full... · Indonesia that provide media about prehistoric dinosaurs,

15

Pengujian Sistem

Pengujian sistem berfungsi untuk melihat sudah sejauh mana aplikasi dapat

berjalan dan untuk menemukan kesalahan yang mungkin terjadi pada aplikasi.

Pengujian Sistem ini menggunakan dua teknik pengujian yaitu dengan pengujian

alfa dan pengujian beta.

- Pengujian Alfa

Pengujian Alfa dilakukan untuk menguji fungsi-fungsi aplikasi hasil dari

implementasi arsitektur. Pengujian aplikasi menggunakan metode Black Box

Testing. Black Box Testing adalah metode pengujian perangkat lunak yang tes

fungsionalitas dari aplikasi yang bertentangan dengan struktur internal atau kerja

[20]. Pengujian Alfa pada aplikasi meliputi Pengujian Integrasi Antarmuka,

Pengujian Marker, Pengujian Kesesuaian Antara Marker dengan Objek 3D dan

Pengujian Fitur Aplikasi.

Pengujian integrasi Antarmuka berfungsi untuk memeriksa apakah

perpindahan antar halaman telah sesuai dengan struktur aplikasi atau belum.

Dalam setiap pemanggilan halaman baru, digunakan sebuah button sebagai

trigger. Pada setiap button memiliki fungsi untuk memanggil Unity Scene yang

merupakan perwakilan dari setiap halaman antarmuka.

Pengujian Marker berfungsi untuk memeriksa apakah marker yang telah

dibuat telah berkerja dengan maksimal atau tidak. Dalam pengujian ini dilakukan

tahap pengujian jarak, serta letak posisi marker.

Pengujian kesesuaian marker dengan objek 3D dilakukan untuk mengetahui

apakah Objek 3D yang tertampil telah sesuai dengan setiap marker. Sebagai

contoh, marker Stegosaurus telah menampilkan objek 3D Stegosaurus dengan

nama yang tepat pada GUIText dalam layar kamera. Begitu pula dengan marker

jenis dinosaurus lainnya.

Pengujian Fitur Aplikasi bertujuan untuk memeriksa apakah fitur aplikasi

pada halaman layar kamera telah berjalan dengan baik atau tidak. Sebagai contoh,

fungsi ambil foto dapat berjalan dengan baik atau tidak. Begitu pula dengan fitur

Sound. Hasil dari pengujian Alfa dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1 Hasil Pengujian Alfa

Pengujian Aksi Hasil aksi Status Pengujian

Integrasi

Antarmuka

Pilih tombol

menu Start, Help,

Credit, Exit,

tombol fitur

Detail, Foto Fosil

Jika berhasil tombol Start akan

menampilkan Halaman Layar Kamera,

tombol, tombol Help akan menampilkan

Halaman Help, tombol Credit akan

menampilkan Halaman Credit dan

tombol Exit akan mengakhiri aplikasi.

Pada tombol fitur Detail akan

menampilkan Halaman Detail, tombol

Foto Fosil akan menampilkan Halaman

Foto Fosil.

Valid

Marker Sorot Marker

dengan Kamera

Jika berhasil sistem akan menampilkan

obyek 3D dengan posisi sumbu X,

sumbu Y dan sumbu Z sesuai dengan

posisi marker yang disorot ke kamera.

Valid

Kesesuaian

Antara Marker

dengan Objek 3D

Sorot masing-

masing Marker

yang berbeda

Jika berhasil sistem akan menampilkan

obyek 3D yang berbeda pada setiap

jenis marker yang berbeda.

Valid

Page 22: Aplikasi Mobile Museum Dinosaurus dengan Teknologi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/6538/2/T1_672009108_Full... · Indonesia that provide media about prehistoric dinosaurs,

16

dengan Kamera

Fitur Aplikasi Pilh tombol fitur

Sound, Fosil,

Ambil Foto, dan

Detail

Jika berhasil tombol fitur Sound akan

memainkan suara dari dinosaurus, Fosil

akan menampilkan Halaman Foto Fosil,

Ambil Foto akan menangkap gambar

yang terdeteksi pada layar kamera, dan

Detail akan menampilkan Halaman

Detail. Fitur tombol Sound, Fosil, dan

Detail akan disesuaikan dengan objek

3D dinosaurus yang terdeteksi pada

layar kamera.

Valid

Hasil dari pengujian alfa adalah melihat apakah aplikasi dapat berjalan dengan

sempurna dan tidak terjadi masalah, yang mana dimaksudkan memperbaiki masalah-

masalah yang terjadi dalam aplikasi tersebut.

- Pengujian Beta

Pengujian Beta pada sistem aplikasi dilakukan pada salah satu sasaran dari

pembuatan aplikasi yaitu siswa. Pada pengujian beta ini dipilih siswa-siswa kelas

4 SD Kristen Satya Wacana Salatiga sebagai sample pengujian aplikasi.

Responden terdiri dari kelas 4A dan kelas 4B dengan total 48 orang yang

mengikuti proses pengujian. Setelah mencoba aplikasi, responden pengujian

diberikan kuisioner untuk melihat tingkat tanggapan responden terhadap aplikasi.

Pertanyaan untuk kuisioner dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2 Daftar Pertanyaan pada Kuisioner Pengujian Beta

No Pertanyaan Tujuan

1 Apakah button pada aplikasi “Virtual Saurus” mudah

digunakan? Mudah

2 Apakah menu „Help‟ pada aplikasi “Virtual Saurus”

sudah cukup membantu? Mudah

3 Apakah tampilan pada aplikasi “Virtual Saurus”

sudah jelas dan mudah dimengerti? Mudah

4 Apakah objek 3D yang tertampil pada aplikasi

“Virtual Saurus” menarik? Menarik

5 Apakah gambar atau ilustrasi dalam aplikasi “Virtual

Saurus” menarik? Menarik

6 Apakah suara dinosaurus pada aplikasi “Virtual

Saurus” menarik? Menarik

7 Apakah aplikasi “Virtual Saurus” ini sudah cukup

jelas dalam memberikan pengetahuan mengenai

dinosaurus?

Informatif

8 Apakah aplikasi ini membuat anda tertarik untuk lebih

mengenal Dinosaurus? Informatif

Data dari setiap pertanyaan kemudian dihitung dan dijadikan dalam bentuk

persentase (nilai dibulatkan dua angka dibelakang koma). Hasil dari pertanyaan

nomer 1 sampai nomer 8 dapat dilihat pada Tabel 3.

Page 23: Aplikasi Mobile Museum Dinosaurus dengan Teknologi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/6538/2/T1_672009108_Full... · Indonesia that provide media about prehistoric dinosaurs,

17

Tabel 3 Hasil Persentase Responden

Nomor

Soal

Kategori Jawaban

Jumlah Responden Sangat Baik Baik Kurang Baik Tidak Baik

1 32 (66,67%) 13 (27,08%) 2 (4,17%) 1 (2,08%) 48 (100%)

2 27 (56,25%) 19 (39,58%) 0 (0%) 2 (4,17%) 48 (100%)

3 40 (83,33%) 4 (8,33%) 1 (2,08%) 3 (6,25%) 48 (100%)

4 43 (89,58%) 4 (8,33%) 1 (2,08%) 0 (0%) 48 (100%)

5 37 (77,08%) 9 (18,75%) 1 (2,08%) 1 (2,08%) 48 (100%)

6 39 (81,25%) 5 (10,42%) 4 (8,33%) 0 (0%) 48 (100%)

7 35 (72,91%) 10 (20,83%) 3 (6,25%) 0 (0%) 48 (100%)

8 40 (83,33%) 7 (14,58%) 1 (2,08%) 0 (0%) 48 (100%)

Keseluruhan hasil dari pembagian kuisioner kemudian dihitung

menggunakan Rumus Skala Likert. Skala Likert digunakan untuk mengukur

sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok tentang kejadian atau

gejala sosial [21]. Hasil dari kuisioner yang telah dilakukan proses perhitungan

dengan menggunakan Rumus Skala Likert dapat dilihat pada Tabel 4.

Tabel 4 Hasil Pengujian Beta dengan Skala Likert

Respon Sangat

Baik Baik

Kurang

Baik

Tidak

Baik Nilai

Responden

Nilai

Maksimal Persentase

Nilai 4 3 2 1

Pertanyaan

1 32 13 2 1 172 192 89,58%

2 27 19 0 2 167 192 86,98%

3 40 4 1 3 177 192 92,19%

4 43 4 1 0 186 192 96,88%

5 37 9 1 1 178 192 92,71%

6 39 5 4 0 179 192 93,23%

7 35 10 3 0 176 192 91,67%

8 40 7 1 0 183 192 95,31%

Total 293 71 13 7 1418 1536 92,32%

Pada Tabel 4 dapat dilihat bahwa aplikasi sudah sesuai dan memenuhi

kebutuhan dengan total persentase mencapai 92,32%. Dari hasil persentase pada

pertanyaan nomor 1, 2 dan 3 dapat diketahui bahwa aplikasi mudah untuk

dipahami dan digunakan. Dari hasil persentase pada pertanyaan nomor 4, 5, dan 6

dapat diketahui bahwa aplikasi menarik bagi responden. Sedangkan pada

pertanyaan nomor 7 dan 8 dapat ditarik kesimpulan bahwa aplikasi sudah

informatif dan meningkatkan ketertarikan user untuk lebih mengenal dinosaurus.

Page 24: Aplikasi Mobile Museum Dinosaurus dengan Teknologi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/6538/2/T1_672009108_Full... · Indonesia that provide media about prehistoric dinosaurs,

18

Berdasarkan data tersebut, dapat diketahui bahwa Aplikasi Mobile Museum

Dinosaurus dengan Teknologi Augmented Reality sudah memenuhi kebutuhan dan

telah berhasil.

5. Simpulan

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, maka dapat ditarik beberapa

kesimpulan sebagai berikut : 1) Cara membuat Aplikasi Mobile Museum

Dinosaurus pada Mobile Phone berbasis Android yang menarik adalah dengan

menerapkan teknologi Augmented Reality dan objek 3D sebagai fungsi utama

aplikasi; 2) Penerapan dan peran teknologi Augmented Reality pada Aplikasi

Mobile Museum Android adalah pada deteksi marker dan menampilkan objek 3D

yang menjadikan aplikasi berjalan sesuai dengan rancangan dan menjadi lebih

interaktif secara real time. Interaktif memiliki arti saling melakukan aksi dalam

hal ini user dan sistem; 3) Aplikasi dapat berjalan minimal pada Mobile Phone

berbasis Android OS 2.2 (Froyo) dengan menggunakan kamera device; 4)

Berdasarkan pada hasil pengujian melalui kuisioner pada pertanyaan nomor 8

yang memiliki hasil 95,31% menggunakan perhitungan skala Likert, dapat

disimpulkan bahwa peran teknologi Augmented Reality dalam meningkatkan

antusiasme user untuk mengenal dinosaurus; dan 5) Berdasarkan pada hasil

pengujian melalui kuisioner pada pertanyaan nomor 1 sampai nomor 8 yang

memiliki hasil total 93,32% menggunakan perhitungan skala Likert, dapat

disimpulkan bahwa aplikasi mudah digunakan, menarik dan informatif.

Dalam pengembangan maupun penelitian selanjutnya, ada beberapa saran

yang dapat dijadikan pertimbangan, yaitu : 1) Penambahan jenis dinosaurus pada

aplikasi sehingga menjadi lebih lengkap; 2) Aplikasi dikembangkan dalam

berbagai bentuk platform seperti menggunakan media web, sehingga dapat

diakses secara online, ataupun berbasis IOS, dan lain-lain; dan 3) Objek 3D dapat

dibuat bergerak dalam bentuk animasi agar lebih terkesan berinteraksi dengan

user.

6. Daftar Pustaka

[1] Prayuwono Adnan, Definisi Sejarah, http://adn-

fib11.web.unair.ac.id/artikel_detail-35702-Sejarah-

DEVINISI%20SEJARAH.html. Diakses tanggal 11 Juni 2013.

[2] Ahira Anne, Keragaman Corak Batik di Museum Batik Indonesia,

http://www.anneahira.com/museum-batik-16461.htm. Diakses tanggal 13

Mei 2013.

[3] Ahmad, Tsabit Azinar, 2010, Strategi Pemanfaatan Museum Sebagai Media

Pembelajaran Pada Materi Zaman Prasejarah, Paramita, 20(1).

[4] Abdullah Syarif, 2010, Minat Wisata Museum Masih Rendah,

http://www.antarajawabarat.com/lihat/berita/20361/lihat/kategori/95/lihat/ka

tegori/87/olahraga. Diakses tanggal 13 Juni 2013.

[5] StatCounter Global Stats, 2013, Top 8 Mobile Operating Systems from June

2012 to June 2013, http://gs.statcounter.com/#mobile_os-ww-monthly-

201206-201306. Diakses tanggal 10 Juni 2013.

Page 25: Aplikasi Mobile Museum Dinosaurus dengan Teknologi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/6538/2/T1_672009108_Full... · Indonesia that provide media about prehistoric dinosaurs,

19

[6] Budiman A, Arief A.J, Tjakrawidjaya A.H, 2002, Peran Museum Zoologi

Dalam Penelitian dan Konservasi Keanekaragaman Hayati, Jurnal Iktiologi

Indonesia, 2(2): 51-55.

[7] Wirawan, Deddy Unggul, 2012, Desain dan Implementasi Media

Pembelajaran Penggolongan Hewan Berdasarkan Jenis Makanan

Menggunakan Teknologi Augmented Reality pada Mobile Android OS,

Salatiga: Fakultas Teknologi Informasi Universitas Kristen Satya Wacana.

[8] Kumpulan Istilah, Pengertian Sejarah,

http://www.kumpulanistilah.com/2011/07/pengertian-sejarah.html. Diakses

tanggal 13 Mei 2013.

[9] Akbar Ali. 2011, Peran Museum untuk Mencari Jati Diri: Mencoba

mnelusuri Masyarakat Asli Bojonegoro,

http://www.mariarkeologi.org/index.php/artikel/6-peran-museum-untuk-

mencari-jati-diri-mencoba-menelusuri-masyarakat-asli-bojonegoro. Diakses

pada 10 Juni 2013.

[10] Artikata, http://www.artikata.com/arti-325313-dinosaurus.html. Diakses

tanggal 15 Mei 2013.

[11] Tham Bambang, 2012, Apa itu Augmented Reality?,

http://gadgetan.com/apa-itu-augmented-reality/26122. Diakses tanggal 21

Mei 2013.

[12] Lazuardy Senja, 2012, Masa Lalu, Kini, dan Masa Depan Teknology

„Augmented Reality‟,

http://tekno.kompas.com/read/2012/05/02/00265964/masa.lalu.kini.dan.mas

a.depan.teknologi.augmented.reality. Diakses tanggal 22 Mei 2013.

[13] Qualcomm, Augmented Reality,

http://www.qualcomm.co.id/products/augmented-reality. Diakses tanggal 21

Mei 2013.

[14] Lazuardy Senja, 2012, Augmented Reality: Masa Depan Interaktivitas,

http://tekno.kompas.com/read/2012/04/09/12354384/augmented.reality.mas

a.depan.interaktivitas. Diakses tanggal 22 Mei 2013.

[15] Burnette Ed, 2009, Hello, Android: Introducing Google's Mobile

Development Platform 2nd

. USA: Pragmatic Bookshelf.

[16] Fathoni Mochamad, 2012, Alat Musik Perkusi Augmented Reality Berbasis

Android. Universitas Muhammadiyah Malang.

[17] Developer Vuforia, Vuforia SDK Architecture,

https://developer.vuforia.com/resources/dev-guide/vuforia-ar-architecture.

Diakses tanggal 6 Juni 2013.

[18] Hasibuan, Zainal A., 2007, “Metodologi Penelitian Pada Bidang Ilmu

Komputer dan Teknologi Informasi : Konsep, Teknik, dan Aplikasi”,

Jakarta : Ilmu Komputer Universitas Indonesia.

[19] Pressman, Roger S, 2001, Rekayasa Perangkat Lunak. Edisi ke-2, LN

Harnaningrum, penerjemah:Yogyakarta: Andi.

[20] Simanjuntak E.C, Grace R, Heriberty, 2010, Blackbox Testing,

http://teknologi.kompasiana.com/gadget/2010/12/13/blackbox-testing-

324503.html. Diakses tanggal 8 Juni 2013.

[21] Riduwan M.B.A, 2007, Skala Pengukuran Variabel-variabel Penelitian,

Alfabeta.