aplikasi komunikasi efektif dalam dinkel

Upload: anasyia-nurwitasari

Post on 19-Oct-2015

73 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Aplikasi dinamika kelompok

TRANSCRIPT

Aplikasi Komunikasi Efektif dalam Dinamika KelompokDalam memenuhi tugas mata kuliah Praktikum Dinamika Kelompok

Oleh:

Kelompok 10 Dinamika Kelompok IKMB 2011

1. Rahmawati Sari Budi Utami

1011110432. Efifta Pratama Ananda

1011111333. Jihan Anfa

1011111364. Wahyu Dwi Cahyani

1011111405. Bagus Ali Fikri

1011111606. Afifah Nasyahta Dila

1011111717. Fransisca Anggiyostiana Sirait1011112228. Rechy Bangkit Saputra

1011112309. Bagus Syahru Zaen

101111240Fakultas Kesehatan Masyarakat

Universitas Airlangga

2013KATA PENGANTAR

Puji syukur kami haturkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat dan hidayahNya kepada kami, sehingga pada akhirnya kami dapat menyelesaikan tugas mata kuliah Praktikum Dinamika Kelompok dengan baik.

Makalah yang kami susun ini adalah pemenuhan tugas mata kuliah Praktikum Dinamika Kelompok pada semester IV (empat) di Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga. Makalah ini berisi mengenai segala aspek yang meliputi games dalam Aplikasi Komunikasi Efektif dalam Dinamika Kelompok.Tidak lupa kami ucapkan terimakasih yang sedalam-dalamnya kepada dosen mata kuliah Praktikum Dinamika Kelompok kami yang telah memberikan arahan materi mengenai dinamika kelompok dan semua aspek yang menjadi dasar penting bagi kami dalam mengerjakan tugas ini. Terimakasih juga kami ucapkan kepada pihak-pihak yang telah membantu penyusunan tugas ini dan pihak-pihak yang membantu terselesainya tugas ini.

Harapan kami, makalah ini dapat menjadi patokan serta acuan kami untuk lebih gemar membaca. Makalah ini pula kami harapkan dapat menjadi salah satu sumber informasi untuk memahami makna permainan-permainan dalam kelompok sosial untuk kami selaku penyusun dan untuk pembaca. Kami menyadari sebagai manusia kami tak luput dari kesalahan. Oleh karena itu kami mengharap kritik dan saran yang membangun demi perbaikan tugas kami ini.

Surabaya, Mei 2013

Kelompok 10 IKMB 2011DAFTAR ISIHalaman JuduliKata PengantariiDaftar Isi.iiiDaftar Gambar.ivBab 1 Pendahuluan1.1Latar Belakang11.2Rumusan Masalah2Bab 2 Komunikasi Efektif dalam Dinamika Kelompok2.1Definisi Komunikasi dan Komunikasi Efektif32.1.1Definisi Komunikasi32.1.2Definisi Komunikasi Efektif32.1.3Definisi Dinamika Kelompok42.2Komponen Komunikasi52.3Syarat Komunikasi Efektif dalam Kelompok62.4Hukum Komunikasi yang Efektif72.5Ciri Ciri Pesan yang Efektif102.6Pola Komunikasi dalam Kelompok112.7Jaringan Komunikasi122.8Model Komunikasi Efektif dalam Kelompok152.9Manfaat Komunikasi Efektif dalam Kelompok182.10Hambatan Komunikasi Efektif dalam Kelompok192.11Komunikasi dalam Pemberdayaan Sosial20Bab 3 Penutup3.1Kesimpulan23Daftar Pustaka

Bab 4 Lampiran : Aplikasi Games Dinamika Kelompok4.1Pembentukan Kelompok Baru..274.2Game 1 (Baloon Remover)...284.3Game 2 (Origami Lesson).324.4 Game 3 (Balancing Rod)..35DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Skema Lingkaran Jaringan Komunikasi12Gambar 2. Skema Roda Jaringan Komunikasi13Gambar 3. Skema Y Jaringan Komunikasi13

Gambar 5. Skema Semua Saluran Jaringan Komunikasi15

Gambar 6. Model Komunikasi Linier15Gambar 7. Model Komunikasi Konvergen 17BAB 1PENDAHULUAN

1.1 Latar BelakangManusia adalah mahluk ciptaan Tuhan Yang Maha Esa dengan struktur dan fungsi yang sangat sempurna bila dibandingkan dengan mahluk Tuhan yang lainnya. Manusia juga diciptakan sebagai mahluk multidimensional, memiliki akal pikiran dan kemampuan berinteraksi secara personal maupun sosial. Di sisi lain, kerena manusia adalah mahluk sosial, maka manusia pada dasarnya tidak mampu hidup sendiri di dalam dunia ini baik sendiri dalam konteks fisik maupun dalam konteks sosial budaya.

Aktifitas interaksi sosial dan tindakan komunikasi itu dilakukan baik secara verbal, non verbal maupun simbolis. Kebutuhan adanya sebuah sinergi fungsional dan akselerasi positif dalam melakukan pemenuhan kebutuhan manusia satu dengan yang lainnya ini kemudian melahirkan kebutuhan tentang adanya norma-norma dan nilai-nilai sosial yang mampu mengatur tindakan manusia dalam memenuhi berbagai kebutuhannya, sehingga tercipta keseimbangan sosial (social equilibrium) antara hak dan kewajiban dalam pemenuhan kebutuhan manusia, terutama juga kondisi keseimbangan itu akan menciptakan tatanan sosial (social order) dalam proses kehidupan masyarakat saat ini dan waktu yang akan datang.

Komunikasi merupakan bagian paling mendasar dalam kehidupan manusia. Tanpa komunikasi manusia tidak dapat hidup. Bahkan yang tidak dapat melakukannya secara verbal pun akan berusaha melakukannya dengan cara lain yaitu nonverbal seperti penggunaan bahasa tubuh. Seseorang yang mampu melakukan komunikasi verbal baik lisan maupun tulisan akan memanfaatkannya sebaik mungkin agar mendapat pengakuan akan eksistensi dari lingkungan sosialnya. Sikap keterbukaan terhadap lingkungan sosial sekitarnya akan membuat seseorang itu menjadi berharga bagi lingkungan di sekitarnya itu sendiri. Oleh karena itu, dalam menjalin hubungan dengan lingkungan sosialnya, seseorang akan berusaha agar dirinya dapat diterima dengan terbuka oleh lingkungannya. Berbagai cara dan upaya pun dilakukan sehingga antara dirinya dan lingkungan sosialnya tidak terdapat lagi jurang pemisah yang dalam atau setidaknya dapat dieliminir. Salah satu dari berbagai upaya yang dilakukan itu adalah dengan melakukan komunikasi yang baik. Komunikasi dikatakan baik apabila komunikasi itu efektif. Salah satu indikator kefektifan komunikasi adalah apabila memenuhi sejumlah syarat tertentu, dimana salah satunya adalah komunikasi yang mampu menimbulkan kesenangan diantara pihak yang terlibat di dalamnya.Dalam makalah ini kami mencoba menggambarkan komunikasi yang efektif dalam dinamika kelompok sehingga dapat mewujudkan kelompok yang saling berinteraksi satu dengan yang lainnya untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Pada dasarnya dalam menggapai suatu tujuan yang ingin dicapai dalam suatu dinamika kelompok salah satunya dengan mencari komunikasi apa yang efektif untuk mewujudkan hal tersebut.1.2Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan komunikasi efektif dalam dinamika kelompok ?2. Komponen apa sajakah yang terdapat dalam komunikasi ?

3. Apa syarat komunikasi efektif dalam kelompok ?

4. Apa ciri-ciri pesan yang efektif ?

5. Bagaimana pola komunikasi dalam kelompok ?

6. Bagaimana skema jaringan komunikasi yang efektif ?

7. Bagaimana model komunikasi efektif dalam kelompok ?

8. Bagaimana bentuk komunikasi dalam pemberdayaan sosial ?

9. Apa manfaaat komunikasi efektif dalam kelompok ?

10. Apa hambatan komunikasi efektif dalam kelompok ?

11. Bagaimana contoh aplikasi komunikasi efektif dalam dinamika kelompok ?

BAB 2KOMUNIKASI EFEKTIF DALAM DINAMIKA KELOMPOK

2.1Definisi Komunikasi dan Komunikasi Efektif

2.1.1Definisi KomunikasiCommunication(from Latin "communis", meaningto share) is the activity of conveyinginformationthrough the exchange of thoughts, messages, or information, as by speech, visuals, signals, writing, or behavior (Wikipedia Online, 2013)any act by which one person gives to or receives from another person information about that person's needs, desires, perceptions, knowledge, or affective states (de Valenzuela)Communication is simply the act of transferring information from one place to another (Business Dictionary, 2013)

Komunikasi yaitu mengeluarkan pikiran, yang berarti memindahkan gagasan melalui lambang-lambang yang di mengerti kepada orang lain, dengan tujuan agar orang lain itu memahami apa yang dimaksudkan.

2.1.2Definisi Komunikasi Efektif

Menurut Santoso Sastropoetro, berkomunikasi efektif berarti bahwa komunikator dan komunikan sama-sama memiliki pengertian yang sama tentang suatu pesan, atau sering disebut dengan the communication is in tune (Riyono Pratikno : 1987)

Komunikasi efektif adalah komunikasi yang bertujuan agar komunikan dapat memahami pesan yang disampaikan oleh komunikator dan komunikan memberikan umpan balik yang sesuai pesan (Drs Sulis Yani Hariyanto, M.Ed 2013).Komunikasi yang efektif ditandai dengan adanya pengertian, dapat menimbulkan kesenangan, mempengaruhi sikap, meningkatkan hubungan sosial yang baik, dan pada akhirnya menimbulkan suatu tindakan (Jalaluddin, Psikologi Komunikasi : 2008).

Sehingga dari ketiga definisi mengenai komunikasi efektif di atas, dapat disimpulkan bahwa komunikasi efektif adalah komunikasi yang bertujuan agar komunikator dan komunikan sama-sama memiliki pengertian yang sama tentang suatu pesan dan komunikan memberikan umpan balik sesuai dengan pesan yang sebagai akibatnya dapat menimbulkan kesenangan, mempengaruhi sikap, meningkatkan hubungan sosial yang baik, dan pada akhirnya menimbulkan suatu tindakan.

2.1.3Definisi Dinamika Kelompok

Definisi singkat dinamika kelompok dikemukakan oleh Jacobs, Harvill dan Manson (1994); dinamika kelompok adalah kekuatan yang saling mempengaruhi hubungan timbal balik kelompok dengan interaksi yang terjadi antara anggota kelompok dengan pemimpin yang diberi pengaruh kuat pada perkembangan kelompok.Dinamika Kelompok adalah suatu penyelidikan tentang hubungan sebab akibat di dalam kelompok; suatu penyelidikan tentang saling hubungan antar anggota di dalam kelompok; bagaimana kelompok terbentuk, dan bagaimana suatu kelompok bereaksi terhadap kelompok lain. Dinamika Kelompok juga mencakup studi tentang Cohesiveness, Leadership, Proses pengambilan keputusan dan pembentukkan subkelompok (J.P. Chaplin, Dictionary of Psychology).Slamet Santosa (2004: 5), mengartikan Dinamika Kelompok sebagai suatu kelompok yang teratur dari dua individu atau lebih yang mempunyai hubungan psikologis secara jelas antara anggota yang satu dengan yang lain; antar anggota kelompok mempunyai hubungan psikologis yang berlangsung dalam situasi yang dialami secara bersama-sama.

Dinamika kelompok adalah suatu kelompok yang teratur dari dua individu atau lebih yang memiliki hubungan timbal balik kelompok melalui interaksi yang terjadi antara anggota kelompok dengan pemimpin yang diberi pengaruh kuat pada perkembangan kelompok dan bagaimana bereaksi dengan kelompok lain.Maka komunikasi efektif dalam dinamika kelompok adalah suatu pola interaksi antar anggota daripada sebagai suatu rangkaian khusus.

Ada 2 faktor dinamika kelompok:

1. Pola komunikasi kelompok2. Faktor-faktor yang mempengaruhi efektifitas komunikasi.

Ada 3 pendekatan pola komunikasi:

a. Analisis interaksi

b. Perbandingan komunikasi satu arah dengan dua arah

c. Jaringan komunikasiMenurut Johnson (1996) komunikasi kelompok adalah suatu pesan yang disampaikan oleh seorang anggota kepada satu atau lebih anggota lain dengan tujuan mempengaruhi perilaku orang yang menerima pesan. Komunikasi dua arah adalah komunikasi yang dilakukan oleh dua orang dan saling memberi timbal balik.

2.2Komponen Komunikasi

Komponen komunikasi yang primer terdiri dari:

1. Komunikator, sebagai penyampai pesan2. Komunikan, sebagai penerima pesan dari komunikator

3. Pesan, yakni berisi gagasan, pendapat yang telah dituangkan dalam suatu bentuk atau melalui lembaga komunikasi yang diteruskan pada komunikanKomponen komunikasi yang harus dipenuhi lainnya:

1. Sumber, menjelaskan darimanakah asal dari pesan yang disampaikan2. Media komunikasi, yang merupakan sarana atau alat-alat atau saluran-saluran yang dipergunakan untuk menyalurkan pesan yang akan dikomunikasikan.

3. Kegiatan encoding, artinya menuangkan gagasan dalam suatu bentuk pesan yang dinyatakan oleh komunikator kepada komunikan.

4. Kegiatan decoding, artinya kegiatan untuk memahami suatu pesan yang diterima oleh komunikan yang diwujudkan dalam feedback pada pemberi pesan5. Tujuan, yang dimaksud tujuan dalam konteks ini adalah komunikan, dapat berupa hadirin, massa, atau kelompok.2.3Syarat Komunikasi Efektif dalam Kelompok

Untuk mencapai the communication is in tune, maka harus ada pemahaman yang sama atas suatu pesan, baik komunikator maupun komunikan sebagai penerima. Sehingga ada syarat-syarat tertentu agar penyampaian komunikasi dapat berjalan efektif dan dipahami oleh semua komponen.

Menurut Jalaluddin dalam bukunya Psikologi Komunikasi (2008:13) menyebutkan, komunikasi yang efektif ditandai dengan adanya pengertian, dapat menimbulkan kesenangan, mempengaruhi sikap, meningkatkan hubungan sosial yang baik, dan pada akhirnya menimbulkan suatu tindakan.

Dari penjelasan diatas maka syarat-syarat komunikasi yang efektif adalah sebagai berikut:

a. Kredibilitas penyampai pesan sehingga apa yang disampaikan dapat dipercaya.b. Intonasinya jelas.c. Menciptakan suasana yang menguntungkan.d. Menggunakan bahasa yang mudah ditangkap dan dimengerti.e. Pesan yang disampaikan dapat menggugah perhatian atau minat pada komunikan.f. Terdapat harapan untuk mendapatkan keuntungan atau mungkin gangguan dari hal-hal yang mungkin dimunculkan dari komunikasi yang ada.

g. Terdapat kontras dalam penyampaian pesan yang menimbulkan rasa ingin tahu.

Selanjutnya menurut Boove (2003) memaparkan beberapa asas komunikasi agar dapat berkomunikasi secara efektif, antara lain yaitu:1. Komunikasi berlangsung antara pikiran seseorang dengan pikiran orang lain.2. Orang hanya bisa memahami tentang suatu hal jika menghubungkanya dengan hal lain yang telah dimengerti.3. Orang yang melakukan komunikasi menpunyai suatu kewajiban untuk meminta penjelasan.2.4 Hukum Komunikasi yang Efektif5 Hukum komunikasi yang efektif (The 5 Inevitable Laws of Efffective Communication) bila dirangkum dalam satu kata yang mencerminkan esensi dari komunikasi itu sendiri yaitu reach, yang berarti merengkuh atau meraih. Karena sesungguhnya komunikasi itu pada dasarnya adalah upaya bagaimana kita meraih perhatian, cinta kasih, minat, kepedulian, simpati, tanggapan, maupun respon positif dari orang lain. Berikut adalah 5 hukum komunikasi yang efektif :1. Respect

Hukum pertama dalam mengembangkan komunikasi yang efektif adalah sikap menghargai setiap individu yang menjadi sasaran pesan yang kita sampaikan. Rasa hormat dan saling menghargai merupakan hukum yang pertama dalam kita berkomunikasi dengan orang lain. Ingatlah bahwa pada prinsipnya manusia ingin dihargai dan dianggap penting. Jika kita bahkan harus mengkritik atau memarahi seseorang, lakukan dengan penuh respek terhadap harga diri dan kebanggaaan seseorang. Jika kita membangun komunikasi dengan rasa dan sikap saling menghargai dan menghormati, maka kita dapat membangun kerjasama yang menghasilkan sinergi yang akan meningkatkan efektifitas kinerja kita baik sebagai individu maupun secara keseluruhan sebagai sebuah tim.2. Empathy

Empati adalah kemampuan kita untuk menempatkan diri kita pada situasi atau kondisi yang dihadapi oleh orang lain. Salah satu prasyarat utama dalam memiliki sikap empati adalah kemampuan kita untuk mendengarkan atau mengerti terlebih dulu sebelum didengarkan atau dimengerti oleh orang lain.Secara khusus Covey menaruh kemampuan untuk mendengarkan sebagai salah satu dari 7 kebiasaan manusia yang sangat efektif, yaitu kebiasaan untuk mengerti terlebih dahulu, baru dimengerti (Seek First to Understand-understand then be understood to build the skills of empathetic listening that inspires openness and trust). Inilah yang disebutnya dengan Komunikasi Empatik. Dengan memahami dan mendengar orang lain terlebih dahulu, kita dapat membangun keterbukaan dan kepercayaan yang kita perlukan dalam membangun kerjasama atau sinergi dengan orang lain.

Rasa empati akan memampukan kita untuk dapat menyampaikan pesan (message) dengan cara dan sikap yang akan memudahkan penerima pesan (receiver) menerimanya. Demikian halnya dengan bentuk komunikasi lainnya, misalnya komunikasi dalam membangun kerjasama tim. Kita perlu saling memahami dan mengerti keberadaan orang lain dalam tim kita. Rasa empati akan menimbulkan respek atau penghargaan, dan rasa respek akan membangun kepercayaan yang merupakan unsur utama dalam membangun teamwork.

Jadi sebelum kita membangun komunikasi atau mengirimkan pesan, kita perlu mengerti dan memahami dengan empati calon penerima pesan kita. Sehingga nantinya pesan kita akan dapat tersampaikan tanpa ada halangan psikologis atau penolakan dari penerima. Empati bisa juga berarti kemampuan untuk mendengar dan bersikap perseptif atau siap menerima masukan ataupun umpan balik apapun dengan sikap yang positif. Banyak sekali dari kita yang tidak mau mendengarkan saran, masukan apalagi kritik dari orang lain. Padahal esensi dari komunikasi adalah aliran dua arah. Komunikasi satu arah tidak akan efektif manakala tidak ada umpan balik (feedback) yang merupakan arus balik dari penerima pesan3. Audible

Makna dari audible antara lain: dapat didengarkan atau dimengerti dengan baik. Jika empati berarti kita harus mendengar terlebih dahulu ataupun mampu menerima umpan balik dengan baik, maka audible berarti pesan yang kita sampaikan dapat diterima oleh penerima pesan. Hukum ini mengatakan bahwa pesan harus disampaikan melalui media atau delivery channel sedemikian hingga dapat diterima dengan baik oleh penerima pesan. Hukum ini mengacu pada kemampuan kita untuk menggunakan berbagai media maupun perlengkapan atau alat bantu audio visual yang akan membantu kita agar pesan yang kita sampaikan dapat diterima dengan baik. Dalam komunikasi personal hal ini berarti bahwa pesan disampaikan dengan cara atau sikap yang dapat diterima oleh penerima pesan.

4. ClaritySelain bahwa pesan harus dapat dimengerti dengan baik, maka hukum keempat yang terkait dengan itu adalah kejelasan dari pesan itu sendiri sehingga tidak menimbulkan multi interpretasi atau berbagai penafsiran yang berlainan. Karena kesalahan penafsiran atau pesan yang dapat menimbulkan berbagai penafsiran akan menimbulkan dampak yang tidak sederhana. Clarity dapat pula berarti keterbukaan dan transparansi. Dalam berkomunikasi kita perlu mengembangkan sikap terbuka (tidak ada yang ditutupi atau disembunyikan), sehingga dapat menimbulkan rasa percaya (trust) dari penerima pesan atau anggota tim kita. Karena tanpa keterbukaan akan timbul sikap saling curiga dan pada gilirannya akan menurunkan semangat dan antusiasme kelompok atau tim kita.5. Humble

Hukum kelima dalam membangun komunikasi yang efektif adalah sikap rendah hati. Sikap ini merupakan unsur yang terkait dengan hukum pertama untuk membangun rasa menghargai orang lain, biasanya didasari oleh sikap rendah hati yang kita miliki. Sikap rendah hati yang pada intinya antara lain: sikap yang penuh melayani, sikap menghargai, mau mendengar dan menerima kritik, tidak sombong dan memandang rendah orang lain, berani mengakui kesalahan, rela memaafkan, lemah lembut dan penuh pengendalian diri, serta mengutamakan kepentingan yang lebih besar.Jika komunikasi yang kita bangun didasarkan pada lima hukum pokok komunikasi yang efektif ini, maka kita dapat menjadi seorang komunikator yang handal dan pada gilirannya dapat membangun jaringan hubungan dengan orang lain yang penuh dengan penghargaan (respect), karena inilah yang dapat membangun hubungan jangka panjang yang saling menguntungkan dan saling menguatkan.2.5 Ciri Ciri Pesan yang EfektifAdapun ciri-ciri pesan yang efektif antara lain yaitu :1. Menyediakan informasi yang praktisDengan menerangkan bagaimana mengerjakan sesuatu, menjelaskan mengapa perubahan dilakukan, menberikan solusi terhadap masalah, mendiskusikan status sebuah proyek, dan lain-lain.2. Memberikan fakta dibandingkan kesanDengan menggunakan bahasa yang konkrit dan menjelaskan secara detailyang dimaksud. Informasi harus jeelas, meyakinkan, akurat, dan etis.3. Mengklarifikasi dan menyingkat beberapa informasiDengan menggunakan table, bagan, foto maupun diagram yang menjelaskan tentang pesan yang dimaksud.4. Masyarakat tanggung jawab secara jelasDengan menjelaskan apa yang kita harapkan atas apa yang dapat kita lakukan, karena pesan kita hanya ditujukan pada orang-orang tertentu saja.5. Membujuk dan menyediakan rekomendasiBiasanya pesan yang disampaikan adalah membujuk para pegawai untuk melakukan sesuatu atau pelanggan untuk memanfaatkan layanan yang kita tawarkan dengan menjelaskan manfaat yang akan mereka peroleh dengannya.2.6Pola Komunikasi dalam KelompokPola komunikasi dalam kelompok meliputi susunan kelompok, komunikasi satu arah, komunikasi satu arah dengan feedback, dan komunikasi dua arah yang kami jelaskan sebagai berikut :a. Susunan kelompok

1. Terjadi ketika syarat-syarat pesan dibuat sedemikian rupa sehingga anggota kelompok yang berbeda mempunyai peran yang berbeda

2. Anggota yang menjalankan peran tertentu membimbing anggota lain untuk menyakinkan bahwa mereka memenuhi syarat-syarat peran mereka.

b. Komunikasi satu arah

1. Ketua memberi perintah

2. Anggota bersifat pasif

3. Keefektifan komunikasi ditentukan cara pesan dibuat dan disampaikan.

Keuntungannya adalah membutuhkan waktu lebih sedikit daripada dua cara lainnya. Sedangkan kerugiannya adalah kurang efektif dan kurang memuaskan penerima pesan.c. Komunikasi satu arah komunikasi dengan feedback

Ketua menyampaikan pesan anggota kelompok memberi feedback untuk mengetahui seberapa baik memahami pesan tersebut. Hal terpenting : anggota kelompok memberikan feedback tentang pemahaman dan bukan pendapat setuju/ tidak. Keuntungan adalah lebih cepat daripada komunikasi dua arah dan tidak menghalangi ketua. Kerugiannya kurang efektif dan lebih menghalangi anggota kelompok.d. Komunikasi dua arah

Ketua dan anggota kelompok lain dapat saling bertukar ide dan informasi secara bebas serta perasaan setuju dan tidak setuju / bahkan ragu-ragu dapat didiskusikan dan diatasi sehingga tidak mengganggu pekerjaan kelompok. Keuntungannya terjadi interaksi anggota yang terbuka dan jujur, pastisipasi dan kepemimpinan yang terbagi rata, pengambilan keputusan dengan cara mufakat dan unsur-unsur lain yang ada dalam hal keefektifan kelompok, tidak menghalangi anggota kelompok dan lebih efektif untuk seluruh kelompok dalam waktu yang lama serta dapat mengatasi permasalahan dalam kelompok secara lebih cepat. Kerugiannya menghabiskan waktu lama dan menghalangi ketua.2.7Jaringan Komunikasi

Langkah-langkah dalam menentukan siapa yang dapat berkomunikasi dan bagaimana komunikasi itu dilakukan (secara langsung / melalui anggota lain) sehingga dapat diterima antar anggota dalam kelompok/organisasi.Skema jaringan komunikasi

1. Skema Lingkaran

Struktur lingkaran tidak memiliki pemimpin. Semua anggota posisinya sama. Mereka memiliki wewenang atau kekuatan yang sama untuk mempengaruhi kelompok. Setiap anggota bisa berkomunikasi dengan dua anggota lain di sisinya.Gambar 1. Skema Lingkaran Jaringan Komunikasi

2. Skema Roda

Struktur roda memiliki pemimpin yang jelas, yaitu yang posisinya di pusat. Orang ini merupakan satu-satunya yang dapat mengirim dan menerima pesan dari semua anggota. Oleh karena itu, jika seorang anggota ingin berkomunikasi dengan anggota lain, maka pesannya harus disampaikan melalui pemimpinnya.Gambar 2. Skema Roda Jaringan Komunikasi3. Skema Y

Relatif kurang tersentralisasi dibandingkan skema roda, tetapi lebih tersentralisasi dibanding dengan pola lainnya. Pada skema Y juga terdapat pemimpin yang jelas (orang ketiga dari bawah). Tetapi satu anggota lainnya berperan sebagai pemimpin kedua (orang kedua dari bawah). Anggota dapat mengirimkan dan menerima pesan dari dua orang lainnya. Ketiga anggota lainnya komunikasinya terbatas hanya dengan satu orang lainnya.Gambar 3. Skema Y Jaringan Komunikasi4. Skema Rantai

Sama dengan skema lingkaran kecuali bahwa para anggota yang paling ujung hanya dapat berkomunikasi dengan satu orang saja. Keadaan terpusat juga terdapat di sini. Orang yang berada di posisi tengah lebih berperan sebagai pemimpin daripada mereka yang berada di sisi lain.Gambar 4. Skema Rantai Jaringan Komunikasi5. Skema Semua Saluran (Pola Bintang)

Hampir sama dengan skema lingkaran dalam artian semua anggota adalah sama dan semuanya juga memiliki kekuatan yang sama untuk mempengaruhi anggota lainnya. Akan tetapi, dalam skema semua saluran, setiap anggota bisa berkomunikasi dengan setiap anggota lainnya. Pola ini memungkinkan adanya partisipasi anggota secara umum. Anggota kelompok yang menempati posisi pusat jaringan komunikasi mempunyai:

a. lebih banyak informasi

b. tampil sebagai pemimpin kelompok

c. lebih mampu mengkoordinasi kegiatan kelompok

d. biasanya lebih puas dengan pekerjaan kelompok daripada anggota yang menempati posisi pinggir.Jaringan kelompok yang tidak terpusat (lingkaran dan terbuka) punya semangat kelompok lebih besar daripada jaringan komunikasi yang terpusat (rantai, Y, dan roda).Gambar 5. Skema Semua Saluran Jaringan Komunikasi2.8Model Komunikasi Efektif dalam Kelompok

1. Model Komunikasi Linier (Top-Down).

Komunikasi linier didefinisikan sebagai proses penyampaian pesan dari komunikator kepada komunikan melalui saluran (penyaring). Komponen utama dari model ini adalah pesan, sumber (advocacy roles), Gatekeepers (Channel roles), Penerima (behaviour user system), dan umpan balik (feedback). Pakar-pakar komunikasi yang membidani model ini antara lain Westley dan Malcom (1957), Newcomb (1958), Berlo (1960), dan Roger dan Kincaid (1981).

Menurut model ini, komunikasi dikatakan efektif apabila penerima yang dalam proses difusi dan adopsi inovasi lebih sering disebut sebagai sasaran mampu menerima pesan (informasi/misi) sesuai dengan yang dikehendaki oleh sumber.

Rogers dan Shoemaker (1984) mengemukakan bahwa dalam proses perubahan sosial pesan-pesan (massage = M) dioperasikan dari sumber (source = S) kepada penerima (receiver = R) melalui saluran (channel = C).

Gambar 6. Model Komunikasi Linier Model komunikasi ini pada kenyataannya banyak dicerca, karena kurang demokratis. Meskipun ada feedback, namun tetap timpang karena ada kesan pemaksaan (diatur) atau arus peluru (jarum hipodermik), lebih mengutamakan kepentingan sumber, dan tidak interaktif sehingga tidak tercapai pemahaman bersama antara sumber (subyek) dengan penerima (obyek). Dikatakan demikian karena akses (bargaining position) penerima terhadap pesan dan saluran atau media yang digunakan oleh sumber tidak ada, feedback berjalan setelah komunikasi berakhir. Di kehidupan sehari-hari ini bisa terjadi antara pemerintah dengan masyarakat, antara guru dengan murid, antara penyuluh dengan petani, dan sebagainya.

Apabila model komunikasi ini diimplementasikan dalam pembangunan maka tendensinya akan mengarah ke rekayasa sosial (social enginering) yang menempatkan yang kuat (sumber) sebagai subyek dan yang lemah (penerima) sebagai obyek, akibatnya terjadi berbagai bias dalam operasionalnya seperti bias elit, biar gender, bias lokasi, bias stratifikasi dan sebagainya.

Jadi, meskipun di beberapa negara atau institusi, atau konteks tertentu model komunikasi ini masih dianggap relevan, namun pada kenyataannya selalu berujung dengan masalah yang sangat besar yang berakar dari ketidakpuasan dan kesenjangan.

Model ini tidak selalu dikatakan sangat naif atau diharamkan dalam proses pembangunan atau kehidupan sehari-hari karena ada momen-momen tertentu yang masih relevan menggunakan model ini, termasuk dalam pemberdayaan sosial (petani dan kelembagaannya).2. Model Komunikasi Relational

Komunikasi relational didefinisikan oleh Schramm (1973) sebagai seperangkat aktivitas interaksi yang berpusat pada informasi sebagai bagian dari hubungan sosial tersebut. Komponen utama dari model komunikasi ini adalah informasi, hubungan baik antara partisipan, dan penerima aktif.

Menurut model ini komunikasi dikatakan efektif apabla tercapai pemahaman bersama antara partisipan dan penerima atas suatu pesan atau informasi. Model komunikasi ini kemudian oleh Kincaid (1979), Roger dan Kincaid (1981) dijadikan sebagai landasan untuk merumuskan model komunikasi konvergen. Komunikasi model ini belum dikatakan efektif meskipun berada pada posisi medium. Dikatakan demikian karena sudah mendekati asas demokrasi atau partisipatif. Hanya prosesnya masih berlangsung diantara relasi-relasi yang ada. Kondisi demikian bisa melemah seiring dengan semakin cepatnya arus perubahan sosial yang mengikis social capital dan sumberdaya lokal lainnya.3. Model Komunikasi Konvergen (Convergency).

Komunikasi konvergen didefinisikan sebagai suatu proses konvergen (memusat) dengan informasi yang disepakati bersama oleh pihak-pihak yang berkomunikasi dalam rangka mencapai ke saling pengertian (konsensus). Komponen utama dari model ini adalah informasi (uncertainly), konvergensi, saling pengertian, kesepakatan bersama, tindakan bersama, jaringan hubungan sosial (net work relationship).

Menurut model ini komunikasi dikatakan efektif apabila tercapai pemahaman bersama antara pelaku yang terlibat dalam komunikasi. Disini tidak lagi dikenal istilah sumber dan penerima, tetapi lebih disebut sebagai partisipan (pihak-pihak yang berpartisipasi). Dalam mekanisme pembangunan, model komunikasi ini kemudian dijadikan sebagai landasan pemberdayaan sosial (Social empowerment). Secara sederhana model komunikasi ini dapat digambarkan sebagai berikut :

Gambar 7. Model Komunikasi Konvergen Model komunikasi pembangunan yang dinilai layak (efektif) untuk dikembangkan adalah model komunikasi interaktif yang menghasilkan keseimbangan dalam perspektif teori pertukaran (exchange theory), melalui jalur kelembagaan yang telah mapan, didukung oleh bentuk-bentuk komunikasi yang efektif baik vertikal maupun horisontal dalam sistem sosial. Model komunikasi interaktif ini sejalan dan memperhatikan prinsip-prinsip yang berlaku dalam model komunikasi tipe Relational (Schraam, 1973) dan Tipe Convergency (Kincaid, 1979; Roger dan Kincaid, 1981). Model komunikasi yang dinilai efektif dan relevan untuk pembangunan pertanian adalah sintesa dari ketiga model di atas (Sumardjo, 1999).

Komponen utama model komunikasi linier seperti, pesan, sumber atau komunikator, saluran, penerima dan efek tetap menjadi perhatian penting dalam analisis model konvergen dan model relasional.

Model komunikasi konvergen atau interaktif seperti disinggung di atas bersifat dua arah, yakni partisipatif vertikal dan horisontal. Artinya keputusan ditingkat perencana program pembangunan sangat memperhatikan kebutuhan dan kepentingan di tingkat bawah (yang sering disebut sasaran pembangunan), tanpa harus mengabaikan arah dan percepatan pembangunan, dengan titik berat pembangunan berorientasi pada peningkatan kesejahteraan masyarakat dan memperhatikan hak-haknya sebagai manusia dan warga negara (Chambers, 1993).

Menurut Sumardjo (1999), alasan pendekatan kovergen lebih tepat di era globalisasi, karena pendekatan ini lebih memungkinkan terjalinnya integrasi (interface) antara kepentingan semua pihak (stakeholdersi) dan spesifikasi lokasi. Pendekatan ini lebih menempatkan martabat manusia (petani) secara lebih layak, keberadaan petani dengan aspek kepentingan dan kemampuannya menjadi lebih dikenali dan dihargai, sehingga lebih mendorong terjadinya partisipasi masyarakat yang tinggi.

2.9Manfaat Komunikasi Efektif dalam Kelompok

Menurut Quible, 2001, mengilustrasikan 8 manfaat komunikasi yang efektif sebagai berikut:

1. Pemacahan masalah lebih cepat.

2. Keputusan yang lebih kuat.

3. Meningkatkan produktivitas.

4. Arus kerja yang lebih siap dan efektif5. Hubungan bisnis yang lebih kuat6. Materi promosi yang lebih jelas7. Meningkatkan citra professional.

8. Meningkatkan tanggapan stakeholders.Selain itu manfaat yang dapat peroleh dengan berkomunikasi secara baik dan efektif, di antaranya adalah:1. Tersampaikannya gagasan atau pemikiran kepada orang lain dengan jelas sesuai dengan yang dimaksudkan.2. Adanya saling kesefahaman antara komunikator dan komunikan dalam suatu permasalahan, sehingga terhindar dari salah persepsi.

3. Menjaga hubungan baik dan silaturrahmi dalam suatu persahabatan, komunitas.

4. Aktivitas amar maruf nahi munkar di antara sesama umat manusia dapat diwujudkan dengan lebih persuasif dan penuh kedamaian.

2.10Hambatan Komunikasi Efektif dalam Kelompok

Menurut Ron Ludlow & Fergus Panton, ada hambatan-hambatan yang menyebabkan komunikasi tidak efektif yaitu adalah :1. Status effect yakni perbedaaan pengaruh status sosial yang dimiliki setiap orang2. Semantic ProblemsBahasa yang dipakai komunikator sebagai alat untuk menyalurkan pikiran dan perasaannya kepada komunikan harus benar-benar memperhatikan gangguan semantis ini, sebab kesalahan pengucapan atau kesalahan dalam penulisan dapat menimbulkan salah pengertian (misunderstanding) atau penafsiran (misinterpretation) yang pada gilirannya bisa menimbulkan salah komunikasi (miscommunication).3. Perceptual distorsionDisebabkan perbedaan cara pandangan yang sempit pada diri sendiri dan perbedaaan cara berpikir serta cara mengerti yang sempit terhadap orang lain sehingga terjadi perbedaan persepsi dan wawasan atau cara pandang antara satu dengan yang lainnya.4. Cultural DifferencesDisebabkan adanya perbedaankebudayaan, agama dan lingkungan sosial. Dalam suatu organisasi terdapat beberapa suku, ras, dan bahasa yang berbeda. Sehingga ada beberapa kata-kata yang memiliki arti berbeda di tiap suku.5. Physical Distractions

Disebabkan gangguan lingkungan fisik terhadap proses berlangsungnya komunikasi. Contohnya : suara riuh orang-orang atau kebisingan, suara hujan atau petir, dan cahaya yang kurang jelas.6. Poor choice of communication channelsDisebabkan gangguan pada media yang digunakan dalam komunikasi. Contoh dalam kehidupan sehari-hari misalnya sambungan telephone yang terputus-putus, suara radio yang hilang dan muncul, dll.7. No Feed backTerjadi ketika sender mengirim pesan kepada receiver tetapi tidak adanya respon dan tanggapan dari receiver maka yang terjadi adalah komunikasi satu arah yang sia-sia.2.11Komunikasi dalam Pemberdayaan Sosial

Pemberdayaan sosial (social empowerment) telah menjadi bahan diskusi di berbagai kalangan dengan pemahaman dan pemaknaan yang beragam. Konsep tersebut lahir dari adanya ketidakberdayaan (disempowerment) yang disebabkan oleh adanya ketimpangan relasi antara yang menguasai dengan yang dikuasai, atau yang berdaya dengan yang tidak berdaya yang lahir dari mekanisme pembangunan yang cenderung searah (top-down).

Mereka yang dapat dikategorikan ke dalam kelompok tidak berdaya ini meliputi petani kecil, masyarakat kecil, masyarakat adat, serta mereka yang terkooptasi dan termarginalkan oleh kekuasaan mereka yang berdaya. Akses mereka terhadap pengetahuan, sumber informasi, birokrasi, peraturan atau hukum, dan sumberdaya produktif umumnya sangat terbatas, oleh karena itu mereka perlu diberdayakan agar berdaya. Pendekatannya dapat dilakukan melalui pemberdayaan. Kenapa harus pemberdayaan?

Menurut Chamber (1995) pemberdayaan lebih bersifat people centred, participatory, empowering, and sustainable. Kemudian oleh Friedman (1992) ditegaskan bahwa secara idiologis pemberdayaan merupakan hasil dari dialektika antara konsep top-down dengan bottom-up, dan antara growth strategy dengan people centred strategy dan secara praktis lahir dari adanya pertentangan antar otonomi. Secara teknis pemberdayaan sosial dapat dilakukan melalui tiga sisi, yaitu :1. Menciptakan suasana atau iklim yang memungkinkan potensi masyarakat berkembang.2. Memperkuat potensi atau daya masyarakat, dan3. Melindungi masyarakat (advokasi). Proses pemberdayaan tidak akan berjalan kalau tidak ada komunikasi, atau kalau komunikasinya berjalan tidak efektif. Dijelaskan oleh Bertrand (1972) bahwa komunikasi merupakan proses sosial yang menjadi urat nadi dari perubahan sosial dan kebudayaan. Lebih jauh Wilkinson (1979) menyatakan bahwa community development merupakan tindakan manusia yang terbuka dan memelihara hubungan komunikasi dan kerjasama di antara kelompok-kelompok lokal (acts by people that open and maintain channels of communication and cooperation among local groups). Dari perspektif di atas, kemudian muncul pertanyaan, bagaimana agar komunikasi itu efektif? Adakah prasyaratnya?

Mengacu pada pemikiran Melcote (1991) dalam Sumardjo (1999), tampaknya model komunikasi yang efektif bagi sistem sosial dan tingkat perkembangan budaya masyarakat Indonesia adalah perpaduan antara model komunikasi western dan Budhis. Dengan berdasarkan pada ciri-ciri model komuniaksi western yang terdiri dari emphasis on communicator, influence a key notion, focus control, emphasis on outward process, relationship between communicator and receiver asymetrical, and stress on intellec. Dan model Budhis dengan ciri-ciri : emphasis on receiver, understanding a key notion, focus on choice, emphasis on both outward and inward process, relationship between communicator and receiver symetrical, and stress on emphaty, maka model komunikasi pembangunan yang memungkinkan lahir dari sintesa kedua model tersebut adalah sebagai berikut : konvergensi antara komunikator dan komunikan, pemahaman atas a key notion, perhatian pada pilihan terbaik dan kontrol, memperhatikan outward dan inward process, hubungan sosial diantara komunikator dan komunikan simetris, menekankan adanya intelektual dan empati.

Pengukuran Efek Komunikasi

Parameter yang digunakan untuk mengukur keefektivitasan suatu komunikasi adalah:

1. Audience coverage, artinya berapa besar jumlah komunikan dalam suatu kesempatan yang dicapai oleh suatu pesan.2. Audience respons, artinya apa pendapat-pendapat dari komunikasi terhadap masalah atau pesan yang telah disampaikan.3. Comunication impact, artinya apakah yang berbekas di pihak komunikan4. Process of influence, artinya metode dan teknik komunikasi yang manakah yang paling efektif untuk menyampaikan pesan.Melalui berbagai parameter seperti dikemukakan diatas, orang dapat mengadakan penilaian tentang efek komunikasi yang dilakukan sehingga kemudian dapat menentukan berbagai kebijaksanaan, baik untuk memperbaiki maupun untuk meluaskan komunikasi.BAB 3PENUTUP

3.1Kesimpulan

Komunikasi efektif adalah komunikasi yang bertujuan agar komunikator dan komunikan sama-sama memiliki pengertian yang sama tentang suatu pesan dan komunikan memberikan umpan balik sesuai dengan pesan yang sebagai akibatnya dapat menimbulkan kesenangan, mempengaruhi sikap, meningkatkan hubungan sosial yang baik, dan pada akhirnya menimbulkan suatu tindakan. Dinamika kelompok adalah suatu kelompok yang teratur dari dua individu atau lebih yang memiliki hubungan timbal balik kelompok melalui interaksi yang terjadi antara anggota kelompok dengan pemimpin yang diberi pengaruh kuat pada perkembangan kelompok dan bagaimana bereaksi dengan kelompok lain. Maka komunikasi efektif dalam dinamika kelompok adalah suatu pola interaksi antar anggota daripada sebagai suatu rangkaian khusus.Ada 2 faktor dinamika kelompok, yaitu pola komunikasi kelompok dan faktor-faktor yang mempengaruhi efektifitas komunikasi. Ada 3 pendekatan pola komunikasi, yaitu analisis interaksi, perbandingan komunikasi satu arah dengan dua arah, dan jaringan komunikasi. Komponen komunikasi yang primer terdiri dari komunikator, komunikator, dan pesan. Selain itu juga ada sumber, media komunikasi, kegiatan encoding, decoding, dan tujuan. 5 hukum komunikasi yang efektif adalah respect, empathy, audible, clarity, dan humble. Ciri-ciri pesan yang efektif antara lain menyediakan informasi yang praktis, memberikan fakta dibandingkan kesan, mengklarifikasi dan menyingkat beberapa informasi, masyarakat tanggung jawab secara jelas, membujuk dan menyediakan rekomendasi.

Pola komunikasi dalam kelompok meliputi susunan kelompok, komunikasi satu arah, komunikasi satu arah dengan feedback, dan komunikasi dua arah. Skema jaringan komunikasi meliputi skema lingkaran, roda, Y, rantai, dan skema semua saluran (pola bintang). Model komunikasi efektif dalam kelompok yaitu model komunikasi linier (Top-Down), Relational, Konvergen (Convergency). Manfaat komunikasi yang efektif diantaranya adalah pemacahan masalah lebih cepat, keputusan yang lebih kuat, meningkatkan produktivitas dan meningkatkan citra professional. Namun ada ada hambatan yang menyebabkan komunikasi tidak efektif yaitu status effect, semantic problems, perceptual distorsion, cultural differences, physical distractions, poor choice of communication channels, dan no feed back. Model komunikasi pembangunan adalah konvergensi antara komunikator dan komunikan, pemahaman atas a key notion, perhatian pada pilihan terbaik dan kontrol, memperhatikan outward dan inward process, hubungan sosial diantara komunikator dan komunikan simetris, menekankan adanya intelektual dan empati.DAFTAR PUSTAKA

TIZNA. (2009). Komunikasi Efektif. [Online] Dimuat pada: tizna.student http://tizna.student.fkip.uns.ac.id/2009/10/08/komunikasi-efektif/ [Diakses: 29 April 2013]ARIFIN, RIVA. (2012) Komunikasi Efektif. [Online] 20 Maret 2012. Dimuat pada: rivaarifin.blogspot http://rivaarifin.blogspot.com/2012/03/komunikasi-efektif.html [Diakses:29 April 2013]ANONYM. (2013). Effective Communication. [Online] Dimuat pada: businessdictionary.com http://www.businessdictionary.com/definition/effective-communication.html [Diakses: 29 April 2013]WIKIPEDIA. (2013). Communication. [Online] 24 April 2013 Dimuat pada: wikipedia.org https://en.wikipedia.org/wiki/Communication [Diakses: 29 April 2013]ANONYM. (2011). What is Communication?. [Online] Dimuat pada: skillsyouneed.com http://www.skillsyouneed.com/general/what-is-communication.html [Diakses: 29 April 2013]ANONIM. (2012). Dinamika Kelompok. [Online] 19 Desember 2012 Dimuat pada: dkkkelompok8.blogspot http://dkkelompok8.blogspot.com/2012/12/komunikasi-kelompok.html [Diakses:29 April 2013]ANONIM. (2012). 5 Hukum Komunikasi yang Efektif. [Online] 19 Desember 2012 Dimuat pada: anik-gurung.tripod http://anik-gurung.tripod.com/id29.html [Diakses:29 April 2013]BAB 4LAMPIRAN : APLIKASI GAME DINAMIKA KELOMPOK

4.1 Pembentukan Kelompok Baru1. Perlengkapan : Kertas Lipat yang akan dibagikan untuk pembentukan kelompok2. Mekanisme Pembagian Kelompok

a. Peserta diberikan sebuah potongan kertas lipat sebelum memasuki lab AVA

b. Tas Peserta ditaruh di bagian belakang ruangan lab AVA

c. Peserta dipersilahkan membuka kertas lipat, lalu membentuk kelompok dari tulisan warna yang ada didalamnya.

d. Terbentuk kelompok baru

e. Kelompok yang sudah terbentuk sesuai warna berkumpul dan duduk pada denah yang sudah kami sediakan di layar proyektor.f. Kelompok membentuk satu kapten, 3 striker yang terdiri dari mahasiswa laki-laki dan 7-8 defender yang terdiri dari campuran mahasiswa laki-laki dan perempuan (sisa dari striker) untuk kebutuhan games selanjutnya.3. Tujuan Pembentukan Kelompok

a. Peserta mampu memahami tahapan pembentukan kelompok.b. Peserta mampu menguasai dan mengatasi konflik yang ada di dalam kelompok untuk mencapai tujuan bersama dan mencapai keseimbangan.c. Peserta mampu menggunakan interaksi dan komunikasi efektif dengan baik sehingga dapat menjalankan aturan dan norma yang ada di dalam kelompok.d. Peserta mampu memahami tiap peran anggota kelompok dan dapat saling menghargai.4. Esensi dalam pembentukan kelompok

Tahap awal pembentukan kelompok dimulai dari masing-masing mahasiswa yang memasuki ruangan dan mengambil undian, yang selanjutnya disebut sebagai tahap forming, dimana tujuan, struktur kepemimpinan belum jelas, pola interaksi belum terbentuk optimal, dan mereka memfokuskan diri pada penetapan sasaran, peran dan tugas anggota. Pada saat kelompok memunculkan interaksi dan konflik antar anggota, maka tahap tersebut masuk pada tahap storming. Selanjutnya kelompok memasuki tahap norming dimana mulai terjalin kerjasama antar anggota dan norma kelompok mulai terbentuk. Setelah kami menjelaskan tugas striker dan defender, mereka akan menjalani tahap performing pada games selanjutnya untuk melakukan tugasnya secara penuh. Pada akhir dari rangkaian games ini akan ada tahap adjourning yakni aktivitas kelompok berakhir karena tujuan mereka telah selesai, yang ditandai dengan usainya pengumuman pemenang games dan berakhirnya praktikum dinamika kelompok.4.2Game 1 (Baloon Remover)1. Perlengkapan game Baloon Removera. Balon

: 9 Kelompok x 1 Balon : 9 balonb. Kertas

: 5 lembar kertas HVSc. Tali Rafia

: 1 Gulungd. Kertas Lipat

: 2 Packagese. Laptop

: 1 buahf. Microphone

: 1 buah2. Mekanisme game Baloon Removera. Ruangan dibagi menjadi dua bagian kanan dan kiri.

b. Begitu pula satu kelompok akan dibagi menjadi dua tim.

c. Kanan untuk memecah balon dan kiri untuk merangkai jawaban dari pertanyaan.

d. Dibagian kanan 3 striker diharuskan memecahkan balon tanpa menggunakan alat apapun.

e. Peserta di bagian kanan bergandengan tangan dan saling membelakangi.

f. Dibagian kiri 7-8 defender bersiap menerima pertanyaan dari tim kanan untuk mendapatkan berbagai macam pertanyaan yang akan diberikan oleh tim kanan.

g. Kedua tim dilarang menyentuh batas raffia.

h. Selanjutnya kata kata tersebut akan dirangkai dan dijawab oleh tim bagian kiri ruangan, dan dituliskan di kertas HVS.

i. Setelah itu jawaban dikumpulkan ke panitia. Yang mampu menjawab cepat dan benar menjadi pemenang dalam games ini.3. Aturan game Baloon Removera. Satu kelompok terdiri dari 10 sampai 11 orang. Dibagi menjadi dua tim, 3 orang menjadi striker dan sisanya menjadi tim 2, terdiri dari 7-8 defender.b. Tim pertama (pemecah balon) harus memecahkan balon dengan pantatnya (dilarang menggunakan alat lain) dengan saling membelakangi antar anggota. Dilarang untuk menoleh dan yang memberi instruksi harus satu orang.c. Tim pertama harus menyerahkan hasil pertanyaannya kepada tim kedua tanpa menyentuh batas tengah tali rafia.d. Tim kedua menjawab pertanyaan dan dilarang menggunakan alat komunikasi apapun.e. Tim kedua harus menyelesaikan jawaban dengan waktu kurang dari 15 menit.f. Jawaban yang telah selesai harus disetorkan secara langsung pada panitia dengan menunjukkan bukti.g. Kedua tim dilarang melewati garis yang ada di tengah ruangan.h. Bagi kelompok yang melanggar aturan diatas maka akan di diskualifikasi tanpa terkecuali.4. Pertanyaan yang ada di dalam permainan Baloon Removera. Sebutkan salah satu tanaman yang terkenal karena mampu mengurangi racun dalam ruangan yang dapat menyebabkan kanker! Jawaban : Peace lily dan sirih belandab. Salah satu pendekatan remunerasi yang digunakan untuk pencapaian individu (atau bukan pencapaian) dari target yang sudah ditentukan sebelumnya oleh perusahaan disebut?Jawaban : Performance based payc. Cara individu atau kelompok dalam memilih pangan dan mengkonsumsinya sebagai reaksi terhadap pengaruh fisiologik, psikologik, & social budaya, disebut?Jawaban : Food habitd. Sekumpulan komponen yang bekerja bersama untuk mencapai suatu tujuan, disebut?

Jawaban : Sistem e. Sebuah pendekatan yang berfokus pada faktor-faktor yang lebih mendukung derajat kesehatan manusia dan kondisi sejahtera, dibandingkan dengan faktor-faktor yang menyebabkan orang sakit, disebut?Jawaban : Salutogenesis

f. Panas yang terjadi karena penderita kehilangan garam dalam jumlah yang berlebihan bersama keringat (karena kerja fisik berat dan terpapar panas tinggi), disebut?

Jawaban : Heat Crampsg. Salah satu bentuk dari proses asosiatif dalam interaksi social yang merupakan suatu cara untuk menyelesaikan pertentangan tanpa menghancurkan pihak lawan, sehingga pihak lawan tidak kehilangan kepribadiannya, disebut?

Jawaban : Akomodasi

h. Konsep yang sering untuk menyatakan besarnya jumlah penduduk yang mengalami risiko suatu peristiwa, disebut?Jawaban : konsep jumlah tahun hidup orang (person-years lived)i. Salah satu aliran dalam penyaluran air buangan yang pengalirannya secara gravitasi, karena permukaan air buangan pada saluran berhubungan dengan udara bebas, disebut?

Jawaban : Pengaliran bersifat terbuka dalam saluran tertutup5. Sistem skoring game Baloon Remover

Masing-masing pertanyaan yang berhasil di jawab dan sesuai dengan kategori akan diberikan poin 10. 6. Esensi Game 1 (Baloon Remover)

Pada games pertama ini dari ke lima hukum komunikasi efektif yang berlaku dalam permainan ini adalah respect atau sikap menghargai setiap individu yang menjadi sasaran pesan yang kita sampaikan, lalu sikap empathy atau kemampuan mendengar atau mengerti terlebih dahulu sebelum didengarkan atau dimengerti orang lain dan audible atau pesan yang kita sampaikan dapat diterima oleh penerima pesan. Jadi pada permainan ini hendaknya ada satu komando dari sesorang yang dianggap dapat mengarahkan saat memecahkan balon, yang sebelumnya ketua komando harus mendengarkan saran dari anggota-anggotanya. Permainan ini dalam pemecahan masalah (memecahkan balon atau menjawab pertanyaan) merupakan komunikasi dua arah, dan jaringan komunikasinya termasuk skema lingkaran. Pada permainan ini tidak dipungkiri adanya hambatan komunikasi yang menyebabkan permainan ini sulit untuk diselesaikan. 4.3 Game 2 (Origami Lesson)1. Perlengkapan game Origami Lessona. Kertas Lipat Berwarna: 10 packagesb. Kertas HVS

: 10 buahc. Slayer

: Setiap orang satud. Microphone

: 1 buahe. Laptop

: 2 buah2. Gambaran game Origami LessonSetiap ketua dari kelompok akan dipanggil maju untuk menerima instruksi untuk melipat kertas. Instruksi akan diberikan sejelas-jelasnya kepada ketua kelompok dan selanjutnya ketua kelompok yang akan menyampaikan informasi tersebut kepada anggota kelompoknya. Kelompok yang berhasil melipat sesuai dengan petunjuk panitia yang akan berhasil.

3. Aturan game melipat Kertas :

a. Setiap anggota kelompok berkumpul sesuai warna dan duduk membentuk lingkaran.

b. Setiap kelompok memilih satu ketua yang akan membacakan instruksi.

c. Ketua kelompok maju kemeja panitia dan mengambil kertas yang berisi instruksi.

d. Kertas instruksi hanya boleh diketahui ketua kelompok.

e. Selain ketua kelompok, semua anggota harus menutup mata pakai slayer rapat-rapat.

f. Ketika bunyi bel dimulai, ketua kelompok dipersilahkan memandu anggotanya mengikuti instruksi yang diberikan panitia. Ketika bunyi bel kedua dikumandangkan maka semua kelompok berhenti beraktivitas dan ketua kelompok menyerahkan hasil lipatan anggotanya ke panitia yang berjaga.

g. Pada saat permainan berlangsung selain mata ditutup, anggota tidak boleh berbicara, bertanya, protes, atau mengeluarkan suara lainnya selain panitia dan ketua kelompok. Jika melanggar ada konsekuensinya.

h. Waktu yang diberikan untuk membaca instruksi hanya 1 kali, tidak boeh diulang-ulang.

i. Dalam 60 detik permainan berlangsung, instruksi sudah harus dibacakan dan jumlah kertas yang diberikan ke panitia harus sama seperti jumlah awal diberikan.

4. Intruksi dalam game Origami Lessona. Lipatlah kertas menjadi dua bagian sama besar sampai membentuk segitiga.

b. Lipat ujung segitiga ke salah satu sisi, sampai membentuk trapesium sama kaki.

c. Lipat dua ujung lainnya sampai ketiga ujung segitiga tersebut bertemu. Sehingga terbentuk persegi panjang.

d. Tukarlah kertas lipat anda dengan kertas lipat milik teman sebelah kiri atau kanan anda.

e. Lipat persegi panjang tersebut sampai berbentuk persegi.

f. Berikan kertas lipat ke ketua ketua kelompok. Jangan membuka slayer terlebih dahulu.

5. Sistem skoring game Origami LessonFormat Penilaian :

No.Poin yang DinilaiSkorChecklist

1.Kericuhan anggota kelompok (Selain Ketua) Bertanya 25 point

2.Jumlah anggota yang membawa slayer (minimal 5 slayer tiap kelompok)5 point

3.Jumlah anggota yang memakai slayer dengan benar (tertutup rapat)15 point

4.Kejujuran dari Ketua Kelompok yang seharusnya hanya membacakan perintah 1 kali10 point

5. Keseriusan pemain dalam mengerjakan instruksi30 poin

6.Membantu teman yang lain melipatkan kertas10 poin

7.Minta diulangi lagi instruksinya pada ketua kelompok5 poin

Total100 poin

Poin yang didapat kelompok= (Total skor awal total skor selama permainan) + Jumlah kertas lipatan yang berbeda

Nb : Untuk No. 2 jika jumlah slayer kurang dari 5 maka poin dikalikan dengan jumlah slayer yang tidak ada.Penilaian untuk Kertas Lipatan yang Sama untuk satu kelompok :

Sama antara 8 12 orang

= +80 poin

Sama antara 4 7 orang

=+60 poin

Sama antara 1 3 orang

= +40 poin

Tidak ada sama (beda semua) =+20 poin

6. Esensi Game 2 (Origami Lesson)

Berdasarkan komunikasi efektif bahwa komunikator dan komunikan harus mempunyai pengertian yang sama tentang suatu pesan. Dalam permainan ini, model jaringan komunikasinya adalah skema roda, yakni seharusnya setiap kelompok mendengarkan instruksi dari satu kapten dan menurunkaan tongkat bersama-sama dalam posisi yang seimbang. Permainan ini merupakan permainan yang bersifat komunikasi satu arah karena hanya kapten (ketua kelompok) yang mengarahkan atau membacakan instruksi serta para anggota kelompok tidak boleh berbicara. Hukum komunikasi efektif yang termasuk dalam permainan ini adalah clarity atau pesan yang disampaikan harus dimengerti dengan baik dan kapten harus jelas dalam menyampaikan istruksi cara melipat kertas. Dalam permainan ini juga terdapat hambatan yang dapat mengakibatkan kertas yang dilipat tidak sama dalam satu kelompok yang artinya komunikasi yang disampaikan tidak efektif.

4.4Game 3 (Balancing Rod)1. Perlengkapan game Balancing Roda. Tongkat Pramuka 3 buah

b. Stopwatch

c. Microphoned. Laptop

2. Gambaran game Balancing RodSetiap kelompok akan membawa sebuah tongkat menggunakan punggung jari telunjuk tangan kanan tiap anggota kelompok, Selanjutnya tongkat tersebut harus diturunkan sampai kebawah dengan syarat posisi tongkat harus tetap seimbang, rata sampai turun ke lantai.3. Aturan game Balancing Roda. Satu kelompok terdiri dari 10 sampai 11 orang.b. Semua peserta diharapkan dapat menciptakan kondisi yang kondusif.c. Setiap anggota harus berdiri bershaf menghadap ke depan dengan membawa tongkat.d. Setiap anggota kelompok wajib untuk menurunkan tongkat sampai kebawah dengan syarat keadaaan tongkat seimbang.e. Kelompok yang berhasil melakukan tantangan ini menjadi pemenang/ juara umum dari semua games yang kami selenggarakan.4. Sistem skoring game Balancing Rod

Penilaian dilakukan untuk kelompok yang paling cepat menurunkan dalam waktu 5 menit, tepat dan utamannya jujur. Permainan ini sangat sulit, karena solusinya (trik) harus menurunkan tongkat dengan satu instruksi dari kapten dan sangat sulit mengkondisikan kelompok agar tidak gaduh karena mereka berusaha sama-sama memberikan instruksi. Bagi kelompok yang mampu melakukan tantangan ini, kelompok tersebut mendapat skor 20 poin dan menjadi pemenang keseluruhan games.5. Esensi game 3 (Balancing Rod)

Berdasarkan komunikasi efektif bahwa komunikator dan komunikan harus mempunyai pengertian yang sama tentang suatu pesan. Dalam permainan ini, model jaringan komunikasinya adalah skema roda, yakni seharusnya setiap kelompok mendengarkan instruksi dari satu kapten dan menurunkaan tongkat bersama-sama dalam posisi yang seimbang. 5 Hukum komunikasi efektif berlaku dalam permainan ini diantaranya adalah respect, dalam permainan ini sikap respect muncul pada saat menghargai kapten yang sedang menjalankan instruksi, kemudian empathy, artinya setiap peserta menghargai perannya masing-masing. Hukum selanjutnya adalah audible, bahwa seharusnya pesan diterima dengan baik dan jelas (clarity). Agar tongkat dapat diturunkan bersama dalam posisi yang seimbang maka harus ada sikap yang rendah hati dari masing-masing peserta.24