aplikasi cukai hasil tembakau sentralisasipranata.kemenkeu.go.id › website › 3 › aplikasi...

55
Petujuk Teknis Aplikasi Cukai Hasil Tembakau Sentralisasi Disusun Oleh : Puji Suharso NIP. 060107463 Direktorat Informasi Kepabeanan dan Cukai Jakarta, 2008

Upload: others

Post on 03-Feb-2021

24 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • Petujuk Teknis

    Aplikasi Cukai Hasil Tembakau Sentralisasi

    Disusun Oleh :

    Puji Suharso NIP. 060107463

    Direktorat Informasi Kepabeanan dan Cukai Jakarta, 2008

  • ii

    KATA PENGANTAR Alhamdulillah, puji syukur kami ucapkan kepada Allah SWT, karena berkat nikmat

    dan karunia-Nya Buku Petunjuk Teknis Aplikasi Cukai Hasil Tembakau Sentralisasi

    selesai dibuat.

    Tujuan pembuatan buku petunjuk teknis ini adalah untuk mendukung penerapan

    Aplikasi Cukai Hasil Tembakau Sentralisasi di Kantor Pengawasan dan Pelayanan

    Bea dan Cukai (KPPBC) Tipe Madya Cukai maupun non Madya. Buku petunjuk

    teknis ini diharapkan juga dapat menjadi pedoman bagi KPPBC, terutama pegawai

    yang menggunakan aplikasi dalam melakukan pelayanan di KPPBC.

    Buku ini berisi prosedur pelayanan cukai hasil tembakau menggunakan Aplikasi

    Cukai Hasil Tembakau Sentralisasi. Dalam buku ini juga menjelaskan istilah- istilah

    pelayanan cukai hasil tembakau yang diterapkan pada aplikasi.

    Dalam pembuatan buku petunjuk teknis ini penulis menyadari masih banyak

    terdapat kekurangan ataupun kesalahan baik dari segi cara penyampaian maupun

    dari segi materi buku. Oleh karena itu, penulis berharap agar para pembaca mau

    memberikan saran atau masukan dalam rangka penyempurnaan buku ini.

    Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan

    dukungan, bantuan dan saran dalam penyusunan buku petunjuk teknis ini.

    Semoga buku petunjuk teknis ini bermanfaat bagi para pembacanya, terutama

    bagi penulis sendiri dan para pengguna Aplikasi Cukai Hasil Tembakau

    Sentralisasi di KPPBC.

    Jakarta, Desember 2008 Penulis, Puji Suharso NIP. 060107463

  • iii

    DAFTAR ISI

    PETUNJUK TEKNIS APLIKASI CUKAI HASIL TEMBAKAU SENTRALISASI ........... I KATA PENGANTAR .................................................................................................... II DAFTAR ISI................................................................................................................. III BAB I 1 PENDAHULUAN .......................................................................................................... 1

    1.1. Dasar Hukum .............................................................................................. 2 1.2. Otomasi Pelayanan Cukai Hasil Tembakau Sentralisasi ......................... 3 1.3. Istilah Dalam Pelayanan Cukai Hasil Tembakau ...................................... 3

    BAB II 11 TUJUAN PENGEMBANGAN ..................................................................................... 11 2.1. Standarisasi Prosedur ............................................................................. 11 2.2. Standarisasi Data..................................................................................... 11 2.3. Mempermudah Dalam Pengambilan Keputusan .................................... 11 2.4. Mempermudah Pelayanan di KPPBC ...................................................... 11 2.5. Mempermudah dan Mempercepat Penyediaan Pita Cukai .................... 12 BAB III 13 SPESIFIKASI HARDWARE, SOFTWARE, DATABASE DAN JARINGAN .............. 13 3.1. Hardware, Software dan Sistem Operasi (O/S) ...................................... 14 3.2. Database .................................................................................................... 15 3.3. Jaringan ..................................................................................................... 18 BAB IV 19 APLIKASI CUKAI HASIL TEMBAKAU SENTRALISASI .......................................... 19 4.1. Registrasi dan Pengelolaan Data NPPBKC ............................................ 19 4.2. Pengajuan Permohonan HJE/Merk Baru/Perubahan (Workflow) ......... 24 4.3. Penetapan Kembali HJE/Merk ................................................................. 27

  • iv

    4.4. Fasilitas Penundaan (Workflow).............................................................. 29 4.5. Permohonan Penyediaan Pita Cukai (Workflow) .................................. 35 4.6. Pengambilan Pita Cukai (CK-1 ) (Workflow) ........................................... 42 4.7. Pemusnahan/Perusakan Pita Cukai (CK-2) ............................................ 47 4.8. Pengembalian Pita Cukai (CK-3) ............................................................. 48 4.9. Laporan Produksi Hasil Tembakau (CK-4C) ........................................... 49 4.10. Pemeliharaaan Data Referensi ................................................................ 49 4.11. Browse dan Laporan ................................................................................ 50

    BAB V ................................................................................................................... 51 P E N U T U P ....................................................................................................... 51

  • 1

    BAB I PENDAHULUAN

    Direktorat Jenderal Bea dan Cukai (DJBC) dalam tugas pengawasan dan

    pelayanan di bidang cukai hasil tembakau memerlukan tools yang dapat

    digunakan untuk melayani, memonitor dan menganalisa pelaksnaan tugasnya

    secara cepat, tepat dan akurat baik di kantor-kantor pelayanan Bea dan Cukai di

    daerah maupun di Kantor Pusat DJBC (KP DJBC). Dengan demikian, diharapkan

    KP DJBC dalam pengambilan kebijakan di bidang cukai hasil tembakau akan lebih

    mudah. Oleh karena itu dirasakan perlu dibangun Aplikasi Cukai Hasil Tembakau

    dengan data yang tersentralisasi untuk menggantikan aplikasi sebelumnya yang

    tersebar di masing-masing kantor pelayanan.

    Aplikasi Cukai Hasil Tembakau Sentralisasi secara garis besar digunakan untuk

    mencatat dan memonitor kegiatan registrasi NPPBKC, pengajuan HJE/Merk,

    pemesanan pita cukai dari pengusaha ke Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea

    dan Cukai (KPPBC) menggunakan PPPC (Permohonan Pemesanan Pita Cukai),

    penerimaan pita cukai dari pencetak pita cukai ke KP DJBC menggunakan DPPC

    (Daftar Pengiriman Pita Cukai), pengambilan pita cukai oleh pengusaha hasil

    tembakau di KPPBC menggunakan CK-1, pengiriman pita cukai untuk pengusaha

    dengan pengambilan pita cukai di KPPBC dari KP DJBC ke KPPBC menggunakan

    DPPC, kegiatan yang berkaitan dengan pembayaran pemesanan pita cukai

    beserta transaksi yang berkaitan dengan pemesanan pita cukai baik saldo pita

    cukai maupun saldo penundaan.

    Dari beberapa kegiatan tersebut di atas sudah menerapkan workflow (dalam arti

    suatu rangkaian kegiatan yang harus dijalankan sesuai proses bisnis yang ada)

    yaitu Permohonan HJE/Merk, PPPC, CK-1 dan Penundaan. Sedangkan kegiatan

    yang belum menerapakan workflow antara lain CK-2, CK-3 dan CK-4. Untuk

    registrasi NPPBKC rencana akan menerapkan workflow, namun karena sisdur

  • 2

    untuk penerapan workflow registrasi NPPBKC belum ada maka untuk sementara

    belum diterapkan workflow pada registrasi NPPBKC.

    Sejak awal Aplikasi Cukai Hasil Tembakau Sentralisasi dioperasikan sampai

    sekarang ini, banyak ditemukan permasalahan-permasalahan yang berkaitan

    dengan peraturan teknis yang menjadi dasar hukumnya maupun yang berkaitan

    dengan sistem aplikasi sendiri. Sehingga banyak pula perbaikan dan

    penyempurnaan yang dilakukan terhadap sistem Aplikasi Cukai Hasil Tembakau

    Sentralisasi. Namun demikian bukan berarti sudah tidak akan ada lagi

    permasalahan yang muncul di kemudian hari.

    Oleh karena itu, tulisan ini diharapkan dapat menjadi panduan bagi petugas teknis

    untuk melaksanakan pelayanan menggunakan aplikasi dan melakukan analisa

    terhadap permasalahan yang timbul, baik dari segi peraturan teknis maupun dari

    sisi aplikasi untuk dapat menemukan solusi terbaik.

    Sebagai bagian awal kiranya perlu disampaikan sekilas beberapa hal sebagai

    berikut :

    1.1. Dasar Hukum

    Pembangunan Aplikasi Cukai Hasil Tembakau Sentralisasi mengacu

    kepada peraturan-peraturan sebagai berikut :

    A. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 39 Tahun 2007 Tentang

    Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1995 Tentang Cukai.

    B. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 203/PMK.011/2008 tanggal 09

    Desember 2008 tentang Tarif Cukai Hasil Tembakau sebagai pengganti

    Peraturan Menteri Keuangan Nomor 134/PMK.04/2007 tanggal 1

    November 2007 tentang tentang Perubahan Ketiga Atas Peraturan

    Menteri Keuangan Nomor 43/PMK.04/ 2005 tentang Penetapan Harga

    Dasar Dan Tarif Cukai Hasil Tembakau;

  • 3

    C. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 108/PMK.04/2008 tanggal 15

    Agustus 2008 Tentang Pelunasan Cukai;

    D. Peraturan Direktur Jenderal Bea dan Cukai nomor P-10/BC/2008

    tanggal 22 Juli 2008 tentang Penyediaan Dan Pemesanan Pita Cukai

    Hasil Tembakau disempurnakan dengan Peraturan Direktur Jenderal

    Bea dan Cukai Nomor P-16/BC/2008 tanggal 5 September 2008 tentang

    Penyediaan Dan Pemesanan Pita Cukai Hasil Tembakau;

    E. Peraturan Direktur Jenderal Bea Dan Cukai Nomor P- 33./BC/2008

    tanggal 20 Nopember 2008 Tentang Desain Pita Cukai Hasil Tembakau

    Dan Minuman Mengandung Etil Alkohol Asal Impor;

    F. Dan peraturan lain yang berkaitan dengan pelayanan Cukai Hasil

    Tembakau.

    1.2. Otomasi Pelayanan Cukai Hasil Tembakau Sentralisasi Aplikasi Cukai Hasil Tembakau Sentralisasi saat ini telah berjalan di tiga

    KPPBC Madya Cukai yang merupakan penghasil cukai terbesar dan akan

    diterapkan di KPPBC lain yang sudah mempunyai kesiapan infrastruktur.

    Dengan menggunakan aplikasi ini, diharapkan pelayanan dapat berjalan

    sesuai dengan peraturan teknis yang berlaku, menghasilkan data standar

    dan proses pelayanan yang lebih mudah, cepat dan akurat. Selain itu,

    aplikasi ini juga dapat memberikan informasi dengan cepat dan akurat

    apabila sewaktu-waktu dibutuhkan oleh pengambil kebijakan/pimpinan.

    1.3. Istilah Dalam Pelayanan Cukai Hasil Tembakau Berikut ini adalah istilah-istilah yang digunakan pada pelayanan cukai hasil

    tembakau, khususnya pada Aplikasi Cukai Hasil Tembakau Sentralisasi.

    A. Jenis Hasil Tembakau Jenis hasil tembakau adalah jenis hasil tembakau yang dihasilkan oleh

    pabrik rokok. Jenis hasil tembakau meliputi :

  • 4

    Jenis Hasil Tembakau Uraian

    CRT Cerutu HTL (HPTL) Hasil Tembakau Lainnya

    KLB Klobot KLM Kelembak Menyan SKM Sigaret Kretek Mesin SKT Sigaret Kretek Tangan

    STF (SKTF) Sigaret Kretek Tangan Filter SPM Sigaret Putih Mesin SPT Sigaret Putih Tangan

    SPF (SPTF) Sigaret Putih Tangan Filter *) TIS Tembakau Iris

    Keterangan :

    *) Jenis produksi hasil tembakau baru berdasarkan PMK-203/PMK.011/2008

    B. Golongan Pabrik Golongan pabrik adalah pengelompokkan pengusaha pabrik rokok

    berdasarkan jumlah produksi hasil tembakau (rokok). Golongan pabrik

    meliputi :

    Jenis Hasil

    Tembakau Golongan

    Pengusaha Pabrik

    Batasan Produksi Pabrik

    a. SKM

    I Lebih dari 2 milyar batang

    II Lebih dari 500 juta batang tetapi tidak lebih dari 2 milyar batang

    III Tidak lebih dari 500 juta batang

    b. SPM I Lebih dari 2 milyar batang

  • 5

    Jenis Hasil Tembakau

    Golongan Pengusaha

    Pabrik Batasan Produksi Pabrik

    II Lebih dari 500 juta batang tetapi tidak lebih dari 2 milyar batang

    III Tidak lebih dari 500 juta batang

    c. SKT

    I Lebih dari 2 milyar batang

    II Lebih dari 500 juta batang tetapi tidak lebih dari 2 milyar batang

    III Tidak lebih dari 500 juta batang

    d. STF (SKTF)

    I Lebih dari 2 milyar batang

    II Lebih dari 500 juta batang tetapi tidak lebih dari 2 milyar batang

    III Tidak lebih dari 500 juta batang

    e. TIS

    I Lebih dari 2 milyar gram

    II Lebih dari 500 juta batang tetapi tidak lebih dari 2 milyar gram

    III Tidak lebih dari 500 juta gram

    f. KLM, KLB, SPT Tanpa

    Golongan Tanpa batasan produksi

    g. CRT Tanpa

    Golongan Tanpa batasan produksi

    h. HTL (HPTL) Tanpa

    Golongan Tanpa batasan produksi

    Perubahan perataruan golongan pabrik rokok dan batas produksi per

    golongan berdasarkan PMK-203/PMK.011/2008 menjadi :

    Jenis Hasil

    Tembakau Golongan

    Pengusaha Pabrik

    Batasan Produksi Pabrik

    a. SKM

    I Lebih dari 2 milyar batang

    II Tidak lebih dari 2 milyar batang

  • 6

    Jenis Hasil Tembakau

    Golongan Pengusaha

    Pabrik Batasan Produksi Pabrik

    b. SPM

    I Lebih dari 2 milyar batang

    II Tidak lebih dari 2 milyar batang

    c. SKT atau SPT

    I Lebih dari 2 milyar batang

    II Lebih dari 500 juta batang tetapi tidak lebih dari 2 milyar batang

    III Tidak lebih dari 500 juta batang

    d. STF (SKTF)

    atau SPF (SPTF)

    I Lebih dari 2 milyar batang

    II Tidak lebih dari 2 milyar batang

    e. TIS Tanpa Golongan Tanpa batasan produksi

    f. KLM atau KLB Tanpa

    Golongan Tanpa batasan produksi

    g. CRT Tanpa

    Golongan Tanpa batasan produksi

    h. HTL (HPTL) Tanpa

    Golongan Tanpa batasan produksi

    C. Seri Pita Cukai Seri pita cukai adalah jenis pita cukai yang dilekatkan pada produk

    barang kena cukai. Seri pita cukai terdiri dari :

    Seri Pita Jumlah Keping

    Per Lembar

    I 120

    II 56

    III 150

  • 7

    D. Warna Pita Cukai Warna pita cukai adalah warna dasar pita cukai. Warna dominan pita

    cukai tediri dari:

    Warna Pita Uraian

    BR Biru Dominan Dikombinasi Warna Merah

    HJ Hijau Dominan Dikombinasi Warna Kuning

    UG Ungu Dominan Dikombinasi Warna Hijau

    JG Jingga Dominan Dikombinasi Warna Kuning

    MR Merah Dominan Dikombinasi Warna Hijau

    E. Harga Jual Eceran (HJE) HJE adalah harga jual eceran yang beredar di pasaran. Besarnya

    minimum HJE dan tarif cukai advolorum dan tarif spesifik ditentukan

    berdasarkan jenis hasil tembakau dan golongan pabrik berdasarkan

    peraturan mengenai tarif cukai seperti berikut :

    Jenis Hasil Tembakau

    Golongan Pengusaha

    Pabrik

    HJE Minimum Per Batang/Gram

    Tarif Cukai

    Adv. (%)

    Tarif Cukai Spesifik (Rp./btg.)

    1. SKM

    I 600 36 35

    II 383 35 35

    III 374 22 35

    2. SPM

    I 375 34 35

    II 225 30 35

    III 217 15 35

    3. SKT I 520 18 35

  • 8

    Jenis Hasil Tembakau

    Golongan Pengusaha

    Pabrik

    HJE Minimum Per Batang/Gram

    Tarif Cukai

    Adv. (%)

    Tarif Cukai Spesifik (Rp./btg.)

    II 336 10 35

    III 234 0 30

    4. STF (SKTF)

    I 600 36 35

    II 383 35 35

    III 374 22 35

    5. TIS

    I 50 20 -

    II 50 16 -

    III 40 8 -

    6. KLM, KLB, atau SPT Tanpa

    Golongan 180 8 -

    7. CRT Tanpa Golongan 180 8 -

    8. HTL (HPTL) Tanpa

    Golongan 180 8 -

    Perubahan peraturan tarif cukai hasil tembakau berdasarkan PMK-

    203/PMK.011/2008 berlaku mulai tanggal 1 Pebruari 2009 menjadi :

    Jenis Hasil

    Tembakau Golongan

    Pengusaha Pabrik

    Batasan Harga Jual Eceran per Batang atau Gram

    Tarif Cukai per Batang atau Gram

    1. SKM

    I Lebih dari Rp. 660 Rp. 290Lebih dari Rp. 630 s.d. Rp. 660 Rp. 280Paling rendah Rp. 600 s.d. Rp. 630 Rp. 260

    II Lebih dari Rp. 430 Rp. 210Lebih dari Rp. 380 s.d. Rp. 430 Rp. 175Paling rendah Rp. 374 s.d. Rp. 380 Rp. 135

    Importir HT Paling rendah Rp. 661 Rp. 290

    2. SPM I

    Lebih dari Rp. 660 Rp. 290Lebih dari Rp. 450 s.d. Rp. 660 Rp. 230Paling rendah Rp. 375 s.d. Rp. 450 Rp. 185

    II Lebih dari Rp. 300 Rp. 170Lebih dari Rp. 254 s.d. Rp. 300 Rp. 135

  • 9

    Jenis Hasil Tembakau

    Golongan Pengusaha

    Pabrik Batasan Harga Jual Eceran per

    Batang atau Gram Tarif Cukai per Batang atau Gram

    Paling rendah Rp. 217 s.d. Rp. 254 Rp. 80Importir HT Paling rendah Rp. 601 Rp. 290

    3. SKT atau SPT

    I Lebih dari Rp. 590 Rp. 200Lebih dari Rp. 550 s.d. Rp. 590 Rp. 150Paling rendah Rp. 520 s.d. Rp. 550 Rp. 130

    II Lebih dari Rp. 379 Rp. 90Lebih dari Rp. 349 s.d. Rp. 379 Rp. 80Paling rendah Rp. 336 s.d. Rp. 349 Rp. 75

    III Paling rendah Rp. 234 Rp. 40Importir HT Paling rendah Rp. 591 Rp. 200

    4. STF (SKTF)

    atau SPF (SPTF)

    I Lebih dari Rp. 660 Rp. 290Lebih dari Rp. 630 s.d. Rp. 660 Rp. 280Paling rendah Rp. 600 s.d. Rp. 630 Rp. 260

    II Lebih dari Rp. 430 Rp. 210Lebih dari Rp. 380 s.d. Rp. 430 Rp. 175Paling rendah Rp. 374 s.d. Rp. 380 Rp. 135

    Importir HT Paling rendah Rp. 661 Rp. 290

    5. TIS Tanpa

    Golongan

    Lebih dari Rp. 250 Rp. 21Lebih dari Rp. 149 s.d. Rp. 250 Rp. 19Paling rendah Rp. 40 s.d. Rp. 149 Rp. 5

    Importir HT Paling rendah Rp. 661 Rp. 290

    6. KLB Tanpa Golongan Lebih dari Rp. 251 Rp. 21Lebih dari Rp. 180 s.d. Rp. 250 Rp. 18

    7. KLM Tanpa

    Golongan Paling rendah Rp. 180 Rp. 17

    Importir HT Paling rendah Rp. 180 Rp. 17

    8. CRT

    Tanpa Golongan

    Lebih dari Rp. 100.000 Rp. 100.000Lebih dari Rp. 50.000 s.d. Rp. 100.000 20.000

    Lebih dari Rp. 20.000 s.d. Rp. 50.000 10.000Lebih dari Rp. 5000 s.d. Rp. 20.000 Rp. 1.200Paling rendah Rp. 275 s.d. Rp. 5000 Rp. 250

    Importir HT Paling rendah Rp. 100.000 Rp. 100.000

    9. HTL (HPTL) Tanpa

    Golongan Paling rendah Rp. 600 s.d. Rp. 630 Rp. 250

    Importir HT Paling rendah Rp. 275 Rp. 100

    F. Personalisasi Pita Cukai Personalisasi pita cukai adalah kode pita cukai yang unique untuk tiap-

    tiap pengusaha pabrik rokok yang digunakan sebagai ID pita cukai suatu

    pabrik rokok. Tujuan utama pemberlakuan kode personalisasi adalah

    untuk menghindari praktek jual beli pita cukai.

  • 10

    Personalisasi pita cukai dibuat oleh KP DJBC. Produk hasil tembakau

    dengan jenis CRT, KLB, KLM, SPT dan TIS pita cukainya tidak

    menggunakan personalisasi. Sedangkan untuk produk jenis hasil

    tembakau yang lain mempunyai kode personalisasi, kecuali pengusaha

    pabrik rokok besar (golongan I dan II) atau importir hasil tembakau.

    G. Peruntukkan Pita Cukai Peruntukan pita cukai adalah peruntukan produk yang akan dilekati pita

    cukainya yang terdiri dari :

    Peruntukan Uraian

    UK Untuk Karyawan

    UT Untuk Tamu

    - Tanpa peruntukan (untuk dijual bebas di pasaran)

    H. Fasilitas Penundaan Pembayaran Cukai

    Fasilitas penundaan pembayaran cukai merupakan fasilitas yang

    diberikan oleh DJBC kepada pengusaha pabrik rokok. Besarnya

    penundaan yang diberikan berdasarkan pengajuan dari pengusaha

    dengan memperhitungkan rata-rata jumlah yang diajukan cukai selama

    enam bulan terakhir.

  • 11

    BAB II TUJUAN PENGEMBANGAN

    Pengembangan Aplikasi Cukai Hasil Tembakau Sentralisasi bertujuan untuk :

    2.1. Standarisasi Prosedur

    Aplikasi Cukai Hasil Tembakau Sentralisasi dibuat berdasarkan sistem

    prosedur dan peraturan teknis yang berlaku, sehingga diharapkan dengan

    adanya aplikasi ini, pelayanan cukai hasil tembakau di KPPBC maupun di

    KP DJBC akan mengikuti sistem prosedur dan peraturan teknis yang

    berlaku.

    2.2. Standarisasi Data

    Dengan adanya Aplikasi Cukai Hasil Tembakau Sentralisasi akan diperoleh

    data yang standard dan bersifat realtime, begitu dilakukan perekaman di

    KPPBC akan langsung dapat dilihat di KP DJBC.

    2.3. Mempermudah Dalam Pengambilan Keputusan

    Data yang tersimpan dalam database akan lebih mudah ditampilkan

    kembali dengan mudah dan cepat apabalia dibutuhkan oleh pengambil

    kebijakan/pimpinan. Kegiatan pelayanan cukai hasil tembakau di KPPBC

    juga akan lebih mudah dipantau oleh KP DJBC.

    2.4. Mempermudah Pelayanan di KPPBC

    Dengan adanya Aplikasi Cukai Hasil Tembakau Sentralisasi, diharapkan

    pelayanan cukai hasil tembakau menjadi lebih mudah, cepat dan akurat,

    diantaranya dalam hal pengelolaan NPPBKC, merk, data pemesanan pita

    cukai, data stok dan transaksi pita cukai, data stok dan transaksi kredit bagi

    pengusaha pabrik rokok yang mendapatkan fasilitas penundaan dan

    pembuatan laporan-laporan yang diperlukan oleh KPPBC.

  • 12

    2.5. Mempermudah dan Mempercepat Penyediaan Pita Cukai

    Dengan Aplikasi Cukai Hasil Tembakau Sentralisasi, proses pemesanan

    pita cukai dari KP DJBC ke Pencetak pita cukai lebih cepat, karena data

    pemesanan pita cukai dari KPPBC tidak perlu direkam lagi di KP DJBC.

    Data pemesanan dapat langsung diproses oleh KP DJBC dibandingkan jika

    harus menggunakan jasa Pos/jasa penitipan kilat yang masih ada jeda

    waktu pengiriman.

  • 13

    BAB III SPESIFIKASI

    HARDWARE, SOFTWARE, DATABASE DAN JARINGAN

    Aplikasi Cukai Hasil Tembakau Sentralisasi dibangun dengan arsitektur dan

    konfigurasi sistem sebagai berikut :

    Gambar Arsitektur Aplikasi Cukai Hasil Tembaka Sentralisasi

    Aplikasi Cukai Hasil Tembakau Sentralisasi dibagi menjadi tiga layer :

    - Aplication Layer, merupakan layer yang berinteraksi langsung dengan user.

    Pada level inilah aplikasi yang digunakan langsung oleh user.

    - Service Layer, merupakan layer penghubung antara aplication layer dengan

    database layer. Dalam service layer didefinisakan model koneksi, tabel yang

    diakses serta perintah yang harus dijalankan oleh aplikasi.

  • 14

    - Database Layer, merupakan layer yang mengeksekusi perintah dari user yang

    diterjemahkan oleh service layer.

    Gambar Konfigurasi Sistem

    Aplikasi Cukai Hasil Tembaka Sentralisasi

    Adapun spesifikasi hardware, software, database dan jaringan yang digunakan

    pada Aplikasi Cukai Hasil Tembakau Sentralisasi adalah sebagai berikut :

    3.1. Hardware, Software dan Sistem Operasi (O/S)

    Aplikasi Cukai Hasil Tembakau Sentralisasi dibuat menggunakan software

    Microsoft Visual Basic .NET dengan menggunakan web service sebagai

    sarana yang menghubungkan client dengan server database. sehingga

    dibutuhkan server web service, server database dan komputer client untuk

    dapat menjalankan aplikasi

    Spesifikasi Komputer Client

    Aplikasi Cukai Hasil Tembakau Sentralisasi akan dapat digunakan secara

    optimal oleh client dengan sepesifikasi minimal sebagai berikut :

  • 15

    Processor : Intel Pentium IV

    RAM : 128 Mb

    Hard disk : 40 GB

    Network Card : 100 Mbps

    O/S : Windows XP

    Spesifikasi Komputer Server Web Service

    Web service akan berjalan dengan optimal menggunakan komputer dengan

    spesifikasi minimal sebagai berikut :

    Processor : Intel(R) Xeon(TM) CPU 3,2 GHz

    RAM : 1024 Mb

    Hard disk : 80 GB

    Network Card : 1 Gbps

    O/S : Windows Server 2003 Standard Edition

    Spesifikasi Komputer Server Database

    Database akan berjalan dengan optimal menggunakan komputer dengan

    spesifikasi minimal sebagai berikut :

    Processor : Intel(R) Xeon(TM) CPU 3,2 GHz

    RAM : 1024 Mb

    Hard disk : 80 GB

    Network Card : 1 Gbps

    O/S : IBM AIX 5.1 series

    3.2. Database

    Aplikasi Cukai Hasil Tembakau Sentralisasi menggunakan database oracle

    Oracle9i Enterprise Edition Release 9.2.0.4.0. Adapaun tabel-tabel utama

    yang digunakan oleh Aplikasi Cukai Sentralisasi antara lain sebagai berikut :

  • 16

    Nama Tabel Keterangan TC_NPPBKC Data Pabrik Hasil Tembakau (NPPBKC)

    TC_NPPBKC_ALAMAT Data Alamat Pabrik yang dimiliki oleh NPPBKC

    beserta SKEP ijinnya

    TC_NPPBKC_PROD_HT Data Golongan Pabrik dan Jenis Produksi Hasil

    Tembakau

    TC_REG_NPPBKC_A Data registrasi NPPBKC untuk form A

    TC_REG_NPPBKC_B Data registrasi NPPBKC untuk form B

    TC_REG_NPPBKC_C Data registrasi NPPBKC untuk form C

    TC_REG_NPPBKC_D Data registrasi NPPBKC untuk form D

    TC_REG_NPPBKC_E Data registrasi NPPBKC untuk form E

    TC_REG_NPPBKC_F Data registrasi NPPBKC untuk form F

    TC_REG_NPPBKC_

    DOKUMEN

    Data dokumen perijinan yang ada di form A

    TC_REG_NPPBKC_

    LAIN

    Data NPPBKC lainnya yang dimiliki yang ada di

    form F

    TC_REG_NPPBKC_

    MESIN

    Data mesin/alat yang digunakan untuk

    memproduksi BKC yang ada di form D

    TC_REG_NPPBKC_

    PASOKLANGGAN

    Data pemasok dan pelanggan yag ada di form F

    TC_REG_NPPBKC_

    STATUS

    Data status pengajuan permohonan NPPBKC

    TC_MERK_HT_H Data permohonan pengajuan HJE/Merk

    TC_MERK_HT Data detil HJE/Merk

    TC_MERK_STATUS Data status permohonan pengajuan HJE/Merk

    TC_PPPC_H Data header Permohonan Penyediaan Pita Cukai

    (PPPC)

    TC_PPPC_D Data detil Permohonan Penyediaan Pita Cukai

  • 17

    Nama Tabel Keterangan (PPPC) dan data Order Bea Cukai (OBC)

    TC_PPPC_STATUS Data status Permohonan Penyediaan Pita Cukai

    (PPPC)

    TC_BERIPENCETAK

    PITA CUKAI

    Data pengiriman OBC dari Pencetak pita cukai

    TC_STOCK_PC_OBC Data stok pita cukai di kantor pusat

    TC_TRANS_PC_OBC Data transaksi pita cukai di kantor pusat

    TC_STOCK_PC Data stok pita cukai di KPPBC

    TC_TRANS_PC Data transaksi pita cukai di KPPBC

    TC_DPPC Data Daftar Pengiriman Pita Cukai (DPPC) dari KP

    DJBC

    TC_CK-1H Data header pemesanan pita cukai (CK-1)

    TC_CK-1D Data detil pemesanan pita cukai (CK-1)

    TC_CK-1_STATUS Data status permohonan CK-1

    TC_CK-1KRG Data pengurangan nilai cukai pada CK-1

    menggunakan CK-2 atau CK-3

    TC_PPNKRG Data restitusi PPN dari KPP pada CK-1

    TCR_TUNDA Data permohonan SKEP Penundaan

    TCR_TUNDA Data Detil SKEP Penundaan dan saldo penundaan

    TC_TRSALDO Data Transaksi Penundaan dan saldo penundaan

    TC_SSCP Data dokumen pembayaran CK-1, biaya pengganti

    dan denda administrasi

    TC_CK-2H Data header Pemusnahan/Perusakan Pita Cukai

    (CK-2)

    TC_CK-2D Data detil Pemusnahan/Perusakan Pita Cukai (CK-

    2)

    TC_CK-3H Data header Pengembalian Pita Cukai (CK-3)

    TC_CK-3D Data detil Pengembalian Pita Cukai (CK-3)

  • 18

    Nama Tabel Keterangan TC_CK-4 Data laporan hasil produksi (CK-4)

    TC_PERSONAL Datal Kode Personalisasi Pita Cukai

    Tabel Referensi

    Nama Tabel Keterangan

    TCR_DOMAINH Data header referensi yang digunakan pada

    aplikasi

    TCR_DOMAIND Data detil referensi yang digunakan pada aplikasi

    TC_REG_NPPBKC_

    REF_H

    Data header referensi pengisian form registrasi

    TC_REG_NPPBKC_

    REF_D

    Data detil referensi pengisian form registrasi

    TR_KANTOR Data Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea

    dan Cukai

    TR_PITA Data tarif cukai hasil tembakau dan nilai minimal

    dan maksimal HJE

    TR_KEP_WARNA Data referensi warna pita cukai

    TR_NEGARA Data Kode Negara

    TR_PROPINSI Data Propinsi di Indonesia

    3.3. Jaringan

    Jaringan yang digunakan pada Aplikasi Cukai Hasil Tembakau Sentralisasi

    adalah jaringan Local Area Network (LAN), Wide Area Network (WAN) yang

    menghubungkan antara server web service dengan client menggunakan

    router yang ada di masing-masing KPPBC. Untuk tahap pengembangan

    aplikasi diharapkan aplikasi dapat berjalan menggunakan jaringan internet.

  • 19

    BAB IV APLIKASI CUKAI HASIL TEMBAKAU SENTRALISASI

    4.1. Registrasi dan Pengelolaan Data NPPBKC

    Nomor Pokok Pengusahaa Barang Kena Cukai (NPPBKC) merupakan

    identitas yang diberikan oleh Direktorat Jenderal Bea dan Cukai kepada

    pengusaha yang memproduksi dan mengimpor hasil tembakau sesuai

    dengan ketentuan yang berlaku. Proses penerbitan NPPBKC dirancang

    untuk berjalan secara workflow mulai dari permohonan, penunjukkan

    pemeriksa lapangan, BAP hasil pemeriksaan lapangan, cetak draft

    penerimaan/penolakan permohonan NPPBKC, pemberian SKEP NPPBKC

    hingga pemeriksaan ulang oleh KP DJBC terkait penerbiatan SKEP

    NPPBKC di KPPBC. Namun untuk saat ini Aplikasi Cukai Hasil Tembakau

    Sentralisasi belum menjalankan workflow registrasi NPPBKC disebabkan

    karena payung hukumnya belum ada. Untuk sementara registrasi NPPBKC

    yang dilakukan hanya merekam data permohonan dari pengusaha pabrik

    rokok dengan melampirkan data-data sesuai form isian registrasi NPPBKC.

    Setelah pengisian form registrasi lengkap baru dapat diterbitkan SKEP

    NPPBKC oleh kepala kantor. Adapun proses registrasi NPPBKC secara

    workflow adalah sebagai berikut :

  • 20

    WORKFLOW PENERBITAN NPPBKCPENGUSAHA PABRIK HT / IMPORTIR HT

    Pengusaha Pabrik HT/ Importir HT

    Permohonan + Denah Lokasi

    Pendok

    Reject (Surat Penolakan)

    T

    Y

    Kasi Kepabeanan

    dan Cukai

    Meneliti data dan menunjuk pemeriksa

    Cetak IP/ST

    Koorlak/Pemeriksa/Pelaksana

    Reject (Surat Penolakan)

    PMCK-6 + lampiran

    Pemeriksaan lokasi /

    bangunan/tempat usaha

    OK

    Cetak Surat Kelayakan

    Lokasi

    T

    Y

    Surat Kelayakan

    Lokasi

    Meneliti data permohonan

    Rekam

    Merekam BAP

    Menuangkan Hasil Pemeriksaan ke

    dalam BAP

    Teliti permohonan +

    lampiran secara manual

    Teliti PMCK-6 + lampiran

    secara manual

    Penelitian PMCK-6 dan

    lampiran

    Penunjukan Pemeriksa(otomatis)

    OK

    Penelitian dan

    Keputusan

    Y

    T

    Reject (surat penolakan)

    konsep KEP-Pemberian NPPBKC

    Kepala Kantor

    Menandatangani

    konsep reject (surat

    penolakan) atau Kep

    Pemberian NPPBKC

    Reject (surat penolakan)

    KEP Pemberian NPPBKC

    Rekam

    Lengkap

    Cetak tanda penerimaan permohonan

    Tanda penerimaan permohonan

    Cetak tanda penerimaan permohonan(argo 30 hari

    berjalan)

    Tanda penerimaan permohonan

    lanjut

    Penomoran dan Merekam Surat

    Keputusan Pemberian NPPBKC

    validasiSurat

    Pemberitahuan

    Y

    T

  • 21

    Pengusaha Pabrik HT/ Importir HT

    Kasi Kepabeanan

    dan Cukai

    Kepala Kantor Kanwil Direktur Cukai

    lanjutan

    Mendistribusikan Surat Keputusan

    Pemberian NPPBKC

    Mengevaluasi Surat Keputusan

    Pemberian NPPBKC

    Surat Keputusan Pemberian NPPBKC

    Surat Keputusan Pemberian NPPBKC

    OK

    Arsip

    Y

    Surat Pemberitahuan TMenerima Surat

    Pemberitahuan

    Tindak Lanjut terhadap Surat

    Keputusan:- perubahan / ralat

    - pembatalan

    Surat Keputusan Perubahan/Ralat/

    Pembatalan

    Surat Keputusan Perubahan/Ralat/

    Pembatalan

    Surat Keputusan Perubahan/Ralat/

    Pembatalan

    Surat Keputusan Perubahan/Ralat/

    Pembatalan

    Selesai

    Gambar bisnis proses registrasi NPPBKC (workflow)

    Secara garis besar penjelasan mengenai alur registrasi NPPBKC yang

    berjalan pada Aplikasi Cukai Hasil Tembakau Sentralisasi saat ini adalah

    sebagai berikut :

  • 22

    1. Pengusaha pabrik rokok untuk dapat memperoleh NPPBKC mengajukan

    permohonan ke KPPBC pengawas dimana pabrik rokok berada dengan

    melengkapi persyaratan pengajuan NPPBKC dan mengisi formulr

    registrasi NPPBKC. Berdasarkan pengajuan dari pengusaha, KPPBC

    pengawas akan melakukan pemeriksaan lokasi untuk melakukan

    penilaian kelayakan pabrik rokok. Hasil pemeriksaan lapangan

    dituangkan dalam berita acara pemeriksaan lokasi (PMCK-6).

    Berdasarkan berita acara, apabila pabrik rokok diputuskan layak

    memperoleh NPPBKC, maka diterbitkan SKEP NPPBKC. Data-data

    registrasi NPPBKC direkam di KPPBC pengawas dimana pabrik rokok

    itu terdaftar. Data-data NPPBKC yang direkam antara lain :

    a. Form A

    Berisi data-data pendukung terkait perijinan pendirian pabrik rokok,

    status lahan, bangunan dan identitas pemilik pabrik rokok.

    b. Form B

    Berisi data-data umum perusahaan seperti alamat pabrik, kantor dan

    gudang termasuk status penguasaan dan luas bangunan yang

    dimiliki/disewa oleh pabrik rokok.

    c. Form C

    Berisi data-data penanggungjawab dan pengurus pabrik rokok

    seperti jenis jabatan, nama, alamat, NPWP dan status

    kewarganegaraan.

    d. Form D

    Berisi data-data kapasitas produksi pabrik rokok seperti jenis dan

    jumlah mesin pelinting, pencampur, pengepakkan, jumlah alat dan

    tenaga linting yang mencerminkan kemampuan produksi suatu pabrik

    rokok.

  • 23

    e. Form E

    Berisi data-data perpajakan, keuangan dan pembukuan seperti

    status pengusaha PKP/non PKP, jenis dan cara pengadministrasian

    keuangan pabrik rokok serta kemampuan modal pabrik rokok.

    f. Form F

    Berisi data-data pendukung lainnya seperti struktur organisasi pabrik

    rokok, NPPBKC lain yang dimiliki, data rekening bank, status adit

    pabrik rokok, data pemasok dan pelanggan.

    2. Pengelolaan data-data pabrik rokok yang sudah mendapatkan NPPBKC

    antara lain terkait dengan penambahan/pengurangan jenis produksi hasil

    tembakau, kenaikan/penurunan golongan pabrik, perekaman kode

    personalisasi, pengenaan PPN hasil tembakau, cara pengambilan pita

    cukai (KP DJBC atau KPPBC), cara pembayaran cukai (tunai atau

    kredit) dan kelengkapan data-data registrasi NPPBKC.

    3. Pabrik rokok yang selama satu tahun tidak melakukan kegiatan produksi

    maka pabrik rokok dapat dicabut oleh kepala kantor.

    4. Pengelolaan NPPBKC juga meliputi penerbitan SKEP pemblokiran/

    pembekuan apabila pengusaha pabrik rokok melakukan pelanggaran

    mendapat sanksi dan pembukaan blokir/beku pabrik rokok yang telah

    menyelesaikan sanksi yang diberikan.

  • 24

    4.2. Pengajuan Permohonan HJE/Merk Baru/Perubahan (Workflow)

    HJE/Merk adalah merk produk hasil tembakau yang dimiliki oleh pabrik

    rokok yang dijual ke pasaran. HJE/Merk produk hasil tembakau diajukan

    oleh pengusaha dengan mendapat persetujuan dari KPPBC Pengawas.

    Adapun proses pengajuan permohonan HJE/Merk baru/perubahan adalah

    sebagai berikut :

    WORKFLOW PENETAPAN HARGA JUAL ECERAN (HJE) HTUNTUK MERK BARU/ PERUBAHAN DESAIN/PERMOHONAN

    KENAIKAN ATAU PENURUNAN HJE

    Pengusaha Pabrik HT / Importir HT

    Permohonan + Lampiran

    Pendok

    Teliti Permohonan + lampiran secara

    manual

    Reject (Surat Penolakan)

    T

    Y

    Cetak Tanda Penerimaan Permohonan

    Kasi Kepabenan dan Cukai Kepala Kantor

    Tanda Penerimaan Permohonan

    Reject ( surat penolakan)

    Surat Keputusan Penetapan HJE Merk

    baru/Kenaikan/Turun HJE

    Rekam5

    Validasi

    Koorlak/Pemeriksa/Pelaksana

    Penelitian lebih lanjut

    permohonan10

    Ok

    T

    Y

    konsep surat penolakan

    25

    Konsep Surat Persetujuan

    30

    Menandatangani

    Konsep reject (surat penolakan ) atau Surat Keputusan Penetapan HJE Merk

    baru/ Kenaikan/Turun HJE

    Penomoran dan Perekaman Reject (Surat Penolakan ) Surat Keputusan Penetapan HJE

    Merk baru/ Kenaikan/Turun HJE dan

    pendistribusiannya40

    lanjut

    Penunjukan Pemeriksa otomatis

    Penelitian dan Keputusan

    20

  • 25

    Pengusaha Pabrik HT/ Importir HT

    Kepala Kantor Kepala Kanwil Direktur Cukai

    Mendistribusikan Surat Keputusan Penetapan HJE

    Merk baru/Kenaikan/Turun

    HJE

    Surat Keputusan Penetapan HJE

    Merk baru/Kenaikan /Turun

    HJE

    Surat Keputusan Penetapan HJE Merk baru/Kenaikan/Turun

    HJE

    OK

    Arsip

    Surat PemberitahuanMenerima Surat

    Pemberitahuan

    Tindak Lanjut/ Prioses Manual:

    Surat Keputusan:- perubahan / ralat

    - pembatalan

    Surat Keputusan Perubahan/Ralat/

    Pembatalan

    Surat Keputusan Perubahan/Ralat/

    Pembatalan

    Surat Keputusan Perubahan/Ralat/

    Pembatalan

    Surat Keputusan Perubahan/Ralat/

    Pembatalan

    Selesai

    Koorlak/Pemeriksa/Pelaksana

    lanjutan

    T

    Y

    Arsip

    Mengevaluasi Surat Keputusan Penetapan HJE

    Merk baru/Kenaikan /Turun

    HJE

    Gambar bisnis proses permohonan HJE/Merk

    Secara garis besar penjelasan mengenai alur permohonan HJE/Merk pada

    Aplikasi Cukai Hasil Tembakau Sentralisasi adalah sebagai berikut :

    1. Permohonan HJE/Merk baru diajukan melalui Pendok.

  • 26

    Pada saat Pendok merekam data permohonan HJE/Merk dari

    pengusaha sistem akan melakukan validasi data sebagai berikut :

    - HJE tidak boleh kurang dari HJE minimal per batang sesuai

    ketentuan yang berlaku.

    - HJE tidak boleh kurang dari HJE yang dimiliki atau HJE yang pernah

    dimiliki untuk merk yang sama. 2. Permohonan yang direkam oleh Pendok akan diperiksa kembali oleh

    Petugas Pemeriksa untuk pengecekkan kelengkapan data permohonan

    dan data yang direkam oleh Pendok serta memastikan bahwa nama

    HJE/merk dan desain kemasan HJE/merk belum pernah dimiliki atau

    mempunya kesamaan dengan pabrik rokok lain.

    3. Jika Pemeriksa menyetujui permohonan HJE/merk, maka dilanjutkan

    pemeriksaan ulang oleh Kepala Seksi Cukai.

    4. Jika permohonan HJE/merk ditolak oleh petugas Pemeriksa maupun

    Kepala Seksi Cukai maka akan diterbitkan nota penolakan permohonan

    HJE/merk melalui sistem.

    5. Jika Kepala Seksi Cukai menyetujui permohonan HJE/merk maka akan

    diterbitkan draft SKEP HJE/merk yang ditandatangani oleh Kepala

    Kantor.

    6. Jika Kepala Kantor menyetujui draft SKEP HJE/merk maka nomor dan

    tanggal SKEP HJE/merk direkam di aplikasi dan SKEP penerbitan

    HJE/merk dapat dicetak dari aplikasi.

    7. SKEP HJE/Merk dapat dievaluasi oleh KP DJBC dan memberikan

    rekomendasi jika penerbitan HJE/Merk dirasakan kurang tepat.

    8. HJE/Merk yang selama 6 bulan tidak aktif (tidak melakukan pemesanan

    pita cukai CK-1) otomatis akan dicabut oleh sistem.

    9. Pada permohonan perubahan HJE/merk yang sudah dimiliki oleh

    pengusaha pabrik, alur proses sama dengan alur proses permohonan

    HJE/merk baru, yang membedakan adalah HJE/merk yang diajukan

    adalah HJE/merk yang dimiliki dan masih aktif.

  • 27

    4.3. Penetapan Kembali HJE/Merk

    Penetapan kembali HJE/merk adalah penetapan kembali HJE/merk yang

    disebabkan oleh adanya perubahan kebijakan dibidang tarif/HJE.

    Adapun alur proses penetapan kembali HJE/Merk adalah sebagai berikut :

    WORKFLOW PENETAPAN KEMBALI HARGA JUAL ECERAN (HJE) HT( KPPBC )

    Pengusaha Pabrik HT / Importir HT

    Pendok Kasi Kepabenan dan Cukai Kepala Kantor

    Surat Keputusan Penetapan

    Kembali HJE

    Koorlak/Pemeriksa/Pelaksana

    Memproses dan memberikan rekomendasi Keputusan Penetapan

    Kembali HJE

    OK

    TY

    Konsep Surat Keputusan Penetapan

    Kembali HJE

    Menandatangani

    Konsep Surat

    Keputusan Penetapan

    Kembali HJE

    Penomoran dan Perekaman Surat

    Keputusan Penetapan Kembali HJE, Updating data

    HJE dan pendistribusiannya

    lanjut

    Menerima salinan

    Peraturan Perubahan

    HJE

    salinan Peraturan Perubahan

    HJE

    Mendistribusikan salinan Peraturan Perubahan HJE

    Memaraf

    Konsep Surat Keputusan Penetapan

    Kembali HJE

    Penelitian dan Keputusan

    lanjut

  • 28

    Pengusaha Pabrik HT/ Importir HT

    Kepala Kantor Kepala Kanwil Direktur Cukai

    Mendistribusikan Surat Keputusan

    Penetapan Kembali HJE

    Surat Keputusan Penetapan

    Kembali HJE

    Surat Keputusan Penetapan

    Kembali HJE

    OK

    Arsip

    Surat PemberitahuanMenerima Surat

    Pemberitahuan

    Tindak Lanjut/ Proses Manual:

    Surat Keputusan:- perubahan / ralat

    - pembatalan

    Surat Keputusan Perubahan/Ralat/

    Pembatalan

    Surat Keputusan Perubahan/Ralat/

    Pembatalan

    Surat Keputusan Perubahan/Ralat/

    Pembatalan

    Surat Keputusan Perubahan/Ralat/

    Pembatalan

    Selesai

    Koorlak/Pemeriksa/Pelaksana

    lanjutan

    T

    Y

    Arsip

    Mengevaluasi Surat Keputusan

    Penetapan Kembali HJE

    Gambar bisnis proses Penetan Kembali HJE/Merk

  • 29

    Secara garis besar penjelasan mengenai alur Penetapan Kembali HJE/Merk

    pada Aplikasi Cukai Hasil Tembakau Sentralisasi adalah sebagai berikut :

    1. Perekaman dilakukan untuk masing-masing pabrik rokok dengan HJE/

    Merk yang masih aktif.

    2. Setelah data direkam dilanjutkan dengan pencetakkan draft SKEP.

    3. Apabila draft SKEP disetujui maka diterbitkan SKEP Penetapan Kembali

    HJE/Merk.

    4.4. Fasilitas Penundaan (Workflow)

    Fasilitas penundaan adalah fasilitas penundaan pembayaran cukai yang

    diberikan kepada pengusaha pabrik rokok yang memenuhi persyaratan

    dengan jangka waktu tertentu. Masa berlaku fasilitas penundaan sesuai

    dengan masa berlaku yang ada pada SKEP Penundaan. Pabrik rokok yang

    mendapatkan fasilitas penundaan, dalam pembayaran cukai CK-1 dapat

    dilakukan dengan tunai maupun kredit. Alur proses permohonan fasilitas

    penundaan pada Aplikasi Cukai Hasil Tembakau Sentralisasi adalah

    sebagai berikut :

  • 30

    WORKFLOW PEMBERIAN PENUNDAAN PEMBAYARAN CUKAIKEWENANGAN KPPBC ( NILAI CUKAI < 2 M )

    Pengusaha Pabrik HT / Importir HT

    Permohonan + Lampiran

    Pendok

    Teliti Permohonan + lampiran secara

    manual

    Reject (Surat Penolakan) T

    Y

    Cetak Tanda Penerimaan Permohonan

    Kasi Perbendaharaan Kepala Kantor

    Tanda Penerimaan Permohonan

    Reject ( surat penolakan)

    Surat Keputusan Pemberian Penundaan Pembayaran

    Cukai

    Rekam

    Lengkap

    Koorlak/Pemeriksa/Pelaksana

    Penelitian lebih lanjut

    permohonan

    OK

    Penelitian dan

    Keputusan

    T Y

    Reject (konsep surat

    penolakan)

    Konsep Surat Keputusan Pemberian Penundaan Pembayaran

    Cukai

    Menandatangani Konsep reject (surat penolakan ) atau Konsep

    Surat Keputusan Pemberian Penundaan Pembayaran

    Cukai

    Penomoran dan Rekam Reject (Surat Penolakan)

    atau Surat Keputusan Pemberian Penundaan Pembayaran Cukai dan

    pendistribusiannya

    lanjut

  • 31

    Pengusaha Pabrik HT/ Importir HT

    Kepala Kantor Kanwil Direktur Cukai

    Mendistribusikan Surat Keputusan

    Pemberian Penundaan Pembayaran

    Cukai Mengevaluasi Surat Keputusan

    Pemberian Penundaan Pembayaran

    Cukai

    Surat Keputusan Pemberian Penundaan Pembayaran

    Cukai

    Surat Keputusan Pemberian Penundaan Pembayaran

    Cukai

    OK

    Arsip

    Surat Pemberitahuan

    Menerima Surat Pemberitahuan

    Tindak Lanjut terhadap Surat

    Keputusan:- perubahan / ralat

    - pembatalan

    Surat Keputusan Perubahan/Ralat/

    Pembatalan

    Surat Keputusan Perubahan/Ralat/

    Pembatalan

    Surat Keputusan Perubahan/Ralat/

    Pembatalan

    Surat Keputusan Perubahan/Ralat/

    Pembatalan

    Selesai

    Koorlak/Pemeriksa/Pelaksana

    lanjutan

    Gambar bisnis proses permohonan fasilitas penundaan

    yang diterbitkan oleh KPPBC

  • 32

    WORKFLOW PEMBERIAN PENUNDAAN PEMBAYARAN CUKAIKEWENANGAN KANWIL ( NILAI CUKAI > 2 M s.d. < 20 M)

    Pengusaha Pabrik HT / Importir HT

    Permohonan + Lampiran

    Pendok

    Teliti Permohonan + lampiran secara

    manual

    Reject (Surat Penolakan) T

    Y

    Cetak Tanda Penerimaan Permohonan

    Kasi Perbendaharaan Kepala Kantor

    Tanda Penerimaan Permohonan

    Reject ( surat penolakan)

    Rekam

    Lengkap

    Cetak IP

    Koorlak/Pemeriksa/Pelaksana

    Penelitian lebih lanjut

    permohonan

    OK

    Penelitian dan

    Keputusan

    T

    Y

    Reject (konsep surat

    penolakan)

    Konsep Surat Rekomendasi

    Menandatangani Konsep reject (surat penolakan ) atau Konsep

    Surat Rekomendasi

    Penomoran dan Rekam Reject (Surat

    Penolakan) atau Surat Rekomendasi

    lanjut

  • 33

    Gambar bisnis proses permohonan fasilitas penundaan

    yang diterbitkan oleh KPPBC

  • 34

    Secara garis besar penjelasan mengenai alur permohonan penundaan

    adalah sebagai berikut :

    1. Permohonan penundaan diajukan melalui Pendok.

    2. Permohonan yang direkam oleh Pendok akan diperiksa kembali oleh

    Petugas Pemeriksa untuk pengecekkan kelengkapan data permohonan

    fasilitas penundaan dan data yang direkam oleh Pendok.

    3. Jika Pemeriksa menyetujui permohonan, maka dilanjutkan pemeriksaan

    ulang oleh Kepala Seksi Perbendaharaan.

    4. Jika permohonan ditolak oleh petugas Pemeriksa maupun Kepala Seksi

    Perbendaharaan maka akan diterbitkan nota penolakan permohonan

    fasilitas penundaan melalui sistem.

    5. Jika Kepala Seksi Perbendaharaan menyetujui permohonan fasilitas

    penundaan maka akan diterbitkan draft SKEP fasilitas penudaan yang

    ditandatangani oleh Kepala Kantor. Jika fasilitas penundaan diterbitkan

    oleh Kantor Wilayah maka Kepala Seksi Perbendaharaan akan

    membuat Draft Surat Rekomendasi permohonan fasilitas penundaan.

    6. Jika Kepala Kantor menyetujui draft SKEP fasilitas penundaan maka

    nomor dan tanggal SKEP fasilitas penundaan direkam di aplikasi dan

    SKEP penerbitan fasilitas penundaan dapat dicetak dari aplikasi.

    7. Jika fasilitas penundaan diterbitkan oleh Kantor Wilayah maka dibuat

    Surat Rekomendasi permohonan fasilitas penundaan untuk dikirim ke

    Kantor Wilayah. Setelah SKEP fasilitas penudaan diterbitkan oleh

    Kantor Wilayah maka nomor dan tanggal SKEP fasilitas penundaan

    direkam di aplikasi.

    8. Besarnya saldo penundaan awal sama dengan pagu yang ditetapkan

    untuk pabrik rokok yang baru mendapatkan SKEP fasilitas penundaan.

    Apabila dalam masa berlaku SKEP fasilitas penundaan suatu pabrik

    rokok mendapatkan SKEP fasilitas penundaan yang baru, maka

    besarnya saldo penundaan adalah pagu SKEP fasilitas penundaan baru

    dikurangi pagu SKEP fasilitas penundaan lama ditambahkan dengan

  • 35

    jumlah saldo penundaan berjalan atau sama dengan pagu baru

    dikurangi jumlah utang cukai pada CK-1.

    9. Apabila dalam pabrik rokok terlambat dalam pembayaran CK-1 yang

    telah jatuh tempo, maka fasilitas penundaan pembayaran cukai tidak

    dapat digunakan.

    4.5. Permohonan Penyediaan Pita Cukai (Workflow)

    Permohonan Penyedian Pita Cukai (PPPC) adalah permohonan

    penyediaan pita cukai yang diajukan oleh pengusaha ke KPPBC. Dari

    KPPBC, PPPC akan diteruskan ke KP DJBC. Oleh KP DJBC PPPC dibuat

    Order Bea Cukai untuk dipesankan pita cukainya ke pencetak pita cukai.

    Alur proses dalam pengajuan PPPC sampai dengan penerimaan pita cukai

    di KPPBC adalah sebagai berikut :

  • 36

    PENGUSAHA PENDOK/CUKAI PERBENDAHARAAN KP DJBC (DIT. CUKAI)

    Proses Penyediaan Pita Cukai (P3C)pengajuan awal dan tambahan

    (Sentralisasi)

    Persetujuan Pemasukan pita

    dari Peruri & tambah stock

    KP + BA

    Peruri

    Cetak Pita

    Proses OBC

    Mulai

    Selesai

    DPPC(hard copy/soft copy)

    +Pita Cukai

    Kirim Pita Cukai + SP

    (DP2C)

    P3C

    Pita diambil di KPPBC

    OBC (hard copy atau soft

    copy atau PDE)

    Persetujuan Pemasukan Pita &

    tambah stock

    Perekaman P3C

    Validasiby System

    Validasi OKPerbaikan Tidak

    Ya

    Perekaman P3C oleh

    Pengusaha

    atau

    Cetak P3C dan tanda tangan

    Validator

    Validasi OK

    Cetak Tanda terima P3C

    Ya

    Tidak

    Stok KP

    Tidak

    Ya

    Tanda Terima

    Penomoran P3C

    Setuju

    YaTidak

    Gambar bisnis proses PPPC

  • 37

    PENGUSAHA PENDOK PERBENDAHARAAN KP DJBC (DIT. CUKAI)

    Proses Penyediaan Pita Cukai (P3C)pengajuan tambahan izin Direktur Jenderal

    (Sentralisasi)

    Peruri

    Cetak Pita

    Proses OBC

    Mulai

    DPPC(hard copy/soft copy)

    +Pita Cukai

    P3C TID

    OBC (hard copy atau soft

    copy atau PDE)

    Validasi OK

    Perbaikan Tidak

    Ya

    Perekaman P3C oleh

    Pengusaha

    atau

    Cetak P3CT IDdan tanda

    tangan

    ValidatorPemeriksaan

    Dokumen P3C TID

    Surat Rekomendasi

    + P3C TID Setuju

    Ya

    Tidak

    REJECT

    Ya

    RekamP3C TID

    Persetujuan Pemasukan pita

    dari Peruri & tambah stock

    Selesai

    Kirim Pita Cukai + SP

    (DP2C)

    Pita diambil di KPPBC

    Persetujuan Pemasukan Pita &

    tambah stock

    tanda terima

    Surat Penolakan

    Surat Persetujuan

    Stok KP

    Tidak

    Ya

    Pemeriksaan Data P3C

    TID

    Surat Penolakan

    Surat Persetujuan

    Gambar bisnis proses PPPC Ijin Dirjen

  • 38

    Secara garis besar penjelasan mengenai alur proses PPPC dan PPPC Ijin

    Dirjen adalah sebagai berikut :

    1. PPP Awal, PPPC Tambahan dan PPPC Ijin Dirjen a. Pengusaha mengajukan PPPC melalui pendok atau dengan

    menggunakan menu layanan mandiri.

    Pada saat permohonan PPPC direkam permohonan PPPC akan

    divalidasi oleh sistem sebagai berikut :

    - Pengusaha pabrik tidak mempunyai hutang cukai atau sanksi

    lainnya yang belum selesai atau belum dibayar.

    - PPPC diajukan ke KPPBC paling lambat tanggal sepuluh dengan

    periode pemesanan selama satu bulan. Pengajuan PPPC lewat

    tanggal sepuluh hanya dapat dilakukan apabila terdapat pabrik

    rokok baru, terjadi perubahan golongan pabrik, pabrik rokok yang

    baru mendapatkan SKEP pembukan blokir/pembekuan, PPPC

    untuk bulan Januari dan apabila terjadi perubahan kebijakan

    dibidang tarif cukai/HJE.

    - Pengajuan PPPC hanya dapat dilakukan satu kali untuk setiap

    jenis pita cukai.

    - Untuk setiap jenis pita cukai, dalam hal CK-1 tiga bulan terakhir

    tersedia, maka jumlah maksimal pengajuan PPPC tidak boleh

    melebihi 100% rata-rata CK-1 tiga bulan terakhir sebelum

    pengajuan PPPC. Jika CK-1 tiga bulan terakhir tidak tersedia

    maka pengajuan PPPC tidak boleh melebihi batas produksi

    golongan per bulan.

    - Apabila PPPC awal yang diajukan tidak mencukupi, pengusaha

    pabrik dapat mengajukan PPPC tambahan untuk periode yang

    sama paling lambat tanggal 20 bulan pengajuan CK-1.

    - Jenis pita cukai yang dapat diajukan pada PPPC tambahan

    adalah pita cukai yang pernah diajukan pada PPPC awal dengan

    jumlah maksimal 50% dari jumlah PPPC awal.

  • 39

    - Apabila setelah pengajuan PPPC tambahan pita cukai tidak

    mencukupi, pengusaha pabrik dapat mengajukan PPPC Ijin Dirjen

    paling lambat tanggal 25 bulan pengajuan CK-1.

    - Jumlah pemesanan pita cukai adalah kelipatan sepuluh. Dalam

    hal maksimal pengajuan PPPC awal maupun tambahan kurang

    dari sepuluh maka jumlah pita cukai yang boleh diajukan

    maksimal sepuluh lembar.

    b. Data permohonan PPPC yang direkam oleh Pendok akan diperiksa

    ulang oleh Validator untuk memastikan kebenaran pengisian dan

    kelengkapan data serta data yang direkam oleh Pendok.

    c. Jika validator/penomoran tidak menyetujui maka akan diterbitkan

    surat reject melalui sistem. Jika disetujui maka PPPC mendapatkan

    nomor dan sudah siap dipesankan pita cukainya di KP DJBC.

    d. Untuk PPPC Ijin Dirjen diajukan secara manual dan apabila disetujui

    akan direkam di KP DJBC.

    2. Order Bea Cukai (OBC) OBC adalah daftar pemesanan pita cukai yang diminta oleh KP DJBC

    untuk dicetak oleh pencetak pita cukai. Adapun ketentuan OBC adalah

    sebagai berikut :

    a. PPPC awal, PPPC tambahan maupun PPPC Ijin Dirjen yang

    diajukan dari KPPBC akan dipesankan pita cukainya ke pencetak

    pita cukai oleh KP DJBC menggunakan Order Bea Cukai (OBC)

    dengan jumlah sesuai dengan pengajuan PPPC.

    b. Setiap satu jenis pita cukai akan mendapatkan satu nomor dan

    tanggal OBC.

    c. Order Bea Cukai dibagi menjadi pita cukai yang diambil di KPPBC,

    pita cukai Personalisasi yang diambil di KP DJBC dan pita cukai non

    Personalisasi yang diambil di KP DJBC.

  • 40

    d. OBC mempunyai jatuh tempo 12 hari kerja untuk pita cukai non

    personalisasi dan 14 hari kerja untuk pita cukai personalisasi (dapat

    berubah tergantung perjanjian dengan pencetak pita cukai).

    e. Dokumen OBC diberikan kepada pencetak pita cukai menggunakan

    hardcopy dan softcopy.

    3. Perneriman Daftar Pengiriman Pita Cukai (DPPC) dari Pencetak Pita Cukai ke KP DJBC DPPC adalah daftar pengiriman pita cukai dari pencetak pita cukai

    berdasarkan OBC yang diajukan oleh KP DJBC. Adapaun ketentuan

    DPPC dari pencetak pita cukai adalah sebagai berikut :

    a. DPPC diterima dari pencetak pita cukai berupa hardcopy dan

    softcopy.

    b. Satu nomor OBC dapat dikirim lebih dari satu DPPC.

    c. DPPC yang telah direkam akan menjadi stok pita cukai di KP DJBC.

    Jumlah pita cukai yang menjadi stok adalah jumlah pita cukai yang

    diterima secara fisik di KP DJBC.

    4. Daftar Pengiriman Pita Cukai (DPPC) dari KP DJBC ke KPPBC DPPC adalah daftar pengiriman pita cukai yang dikirim dari KP DJBC

    ke KPPBC berdasarkan PPPC untuk pita cukai yang diambil di KPPBC.

    Adapun ketentuan DPPC ke KPPBC adalah sebagai berikut :

    a. Satu PPPC dapat dikirim lebih dari satu DPPC tergantung DPPC dari

    pencetak pita cukai.

    b. DPPC yang telah direkam akan mengurangi stok pita cukai di KP

    DJBC.

  • 41

    5. Penerimaan Daftar Pengiriman Pita Cukai (DPPC) di KPPBC Penerimaan DPPC di KPPBC dilakukan setelah KPPBC memperoleh

    pita cukai yang dikirim dari KP DJBC menggunakan DPPC. Adapun

    ketentuan penerimaan DPPC diKPPBC adalah sebagai berikut :

    a. DPPC yang diterima akan menjadi stok pita cukai di KPPBC. Jumlah

    pita cukai yang menjadi stok adalah jumlah pita cukai yang diterima

    secara fisik oleh KPPBC.

    b. Untuk satu nomor pemesanan PPPC dapat dikirim lebih dari satu

    DPPC.

    6. Pengembalian Pita Cukai Pengembalian pita cukai dilakukan oleh KPPBC untuk sisa pita cukai

    yang tidak habis diambil oleh pengusaha pabrik pada akhir tahun

    anggaran yang tertera pada tahun pita cukai. Adapun ketentuan

    pengembalian pita cukai adalah sebagai berikut :

    a. Pita cukai yang dikembalikan adalah sisa pita cukai yang belum

    diambil dengan CK-1.

    b. Setelah pita cukai dikembalikan ke KP DJBC maka stok pita cukai di

    KPPBC menjadi nol dan stok pita cukai di KP DJBC akan bertambah

    sebanyak pita cukai yang dikembalikan dari KPPBC.

    c. Pengusaha pabrik rokok akan dikenakan biaya pengganti cetak pita

    cukai untuk pita cukai yang tidak dikembalikan ke KP DJBC

    denganjangka waktu tertentu. Apabila dalam jangka waktu tertentu

    pengusaha belum melunasi biaya pengganti maka pemesanan PPPC

    dan CK-1 pengusaha pabrik rokok tersebut tidak dapat dilayani.

  • 42

    4.6. Pengambilan Pita Cukai (CK-1 ) (Workflow)

    CK-1 adalah dokumen yang digunakan untuk mengambil pita cukai yang

    telah dipesan. CK-1 dapat digunakan untuk mengambil pita cukai apabila

    sudah dibayar cukai dan jenis pembayaran lainnya apabila dibayar dengan

    tunai ataupun sudah mendapatkan persetujuan kredit apabila dibayar

    dengan kredit. Adapun alur proses pengajuan CK-1 sampai dengan

    memperoleh pita cukai adalah sebagai berikut :

  • 43

    PENGUSAHA PENDOK/CUKAI PERBENDAHARAAN BANK KANTOR PUSAT

    Mulai

    CK-1 Rekam Data CK-1

    Proses Pelayanan Pemesanan Pita Cukai (CK-1) Pembayaran Tunai (Sentralisasi)

    Reject Validasi OK

    Perbaikan Data

    OKLunas

    Rekam SSCP

    Selesai

    Validasi

    Ya

    Bayar

    SSCP

    Rekam Pengeluaran Pita

    Tidak

    Pita Diambil di KPPBC

    Tidak

    Ya

    Tanda Terima + Penomoran

    CK-1

    PDE Validasi dan Rekonsiliasi

    Rekam Pengeluaran Pita

    Pita Cukai

    Tanda terima

    Tanda terima

    TidakYa

    Tidak

    Ya

    PDE

    Ya

    Tidak

    VALIDATOR

    Validasi OK

    Ya

    Tidak

    Nota Pembatalan Tidak sama

    Cek Tanggal

    Ya

    Gambar bisnis proses permohonan CK-1 Tunai

  • 44

    PENGUSAHA PENDOK PERBENDAHARAAN KANTOR PUSAT

    Mulai

    CK-1 Rekam Data CK-1

    Proses Pelayanan Pemesanan Pita Cukai (CK-1) Pembayaran Kredit (Sentralisasi)

    Reject

    Perbaikan Data

    Selesai

    Validasi

    Rekam Pengeluaran Pita

    Pita Diambil di KPPBC Tidak

    Ya

    cetak tanda terima +

    Penomoron CK-1

    Rekam Pengeluaran Pita

    Pita Cukai

    Tanda terima

    Tanda terima

    Tidak

    Validasi dan Pengecekan

    Saldo Penundaan

    Ya

    Pengurangan Saldo

    Penundaan+ jatuh tempo

    PDE

    Ya

    Tidak

    VALIDATOR

    Validasi OK

    Ya

    Tidak

    Gambar bisnis proses permohonan CK-1 Kredit

  • 45

    Secara garis besar penjelasan mengenai alur proses permohonan CK-1

    Tunai dan CK-1 Kredit adalah sebagai berikut :

    1. Permohonan CK-1 a. Pengusaha mengajukan CK-1 melalui pendok atau dengan

    menggunakan menu layanan mandiri.

    Pada saat direkam akan dilakukan validasi oleh sistem

    sebagaiberikut :

    - Pengusaha pabrik tidak mempunyai hutang cukai atau sanksi

    lainnya yang belum selesai atau belum dibayar.

    - Saldo pita cukai yang diajukan pada CK-1 mencukupi.

    - Untuk pengusaha pabrik yang mendapat fasilitas penundaan

    dapat mengajukan CK-1 dengan pembayaran kredit apabila saldo

    penundaan mencukupi.

    - Jumlah pita cukai yang dipesan tidak melebihi batas golongan.

    - Pengusaha pabrik yang non PKP, apabila jumlah HJE melebihi

    600 juta batang per tahun, maka pengajuan ditolak.

    - Merk yang diajukan adalah merk yang masih aktif.

    b. Data permohonan CK-1 yang direkam oleh Pendok akan diperiksa

    ulang oleh Validator untuk memastikan kebenaran pengisian dan

    kelengkapan data serta data yang direkam oleh Pendok.

    c. Jika validator/penomoran tidak menyetujui maka akan diterbitkan

    surat reject melalui sistem. Jika disetujui maka CK-1 mendapatkan

    nomor.

    d. Agar dapat mengambil pita cukai, pada CK-1 Tunai pengusaha

    pabrik rokok membayar cukai hasil tembakau, PNBP dan PPN (bagi

    pengusaha PKP). Pada CK-1 Kredit proses dilanjutkan pada

    persetujuan penundaan pembayaran cukai oleh petugas

    perbendaharaan.

  • 46

    e. Pada CK-1 Tunai, jumlah cukai yang harus dibayar dapat dikurangi

    dengan menggunakan pengembalian cukai dari CK-2 dan CK-3 yang

    sudah dibayar biaya penggantinya apabila terkena biaya pengganti.

    2. Pembatalan CK-1 Pembatalan CK-1 hanya dapat dilakukan pada CK-1 Tunai yang

    disebabkan karena keterlambatan pembayaran CK-1 atau hal lain atas

    permohonan pengusaha. Pembatalan CK-1 dilakukan oleh Kepala

    KPPBC melalui Kepala Seksi Cukai. Nota pembatalan CK-1 akan

    diberikan kepada pengusaha yang mengajukan CK-1.

    3. Pelunasan CK-1 Tunai a. Setelah pengusaha melakukan pembayaran CK-1 Tunai pada bank/

    kantor pos yang sudah mempunyai sistem MPN menggunakan Surat

    Setoran Cukai dalam negeri dan Pajak (SSCP).

    b. PPN yang harus dibayar pada CK-1 dapat dikurangi dengan

    menggunakan kompensasi PPN dari Direrktorat Jenderal Pajak

    c. Data pelunasan direkam oleh petugas untuk dapat melanjutkan

    mengambil pita cukai yang sudah dipesan.

    4. Persetujuan CK-1 Kredit a. CK-1 Kredit yang sudah mendapat nomor dilanjutkan dengan

    persetujuan penundaan cukai untuk mengurangi saldo penundaan

    cukai dan merekam tanggal jatuh tempo pembayaran CK-1.

    b. Jumlah cukai yang harus dibayar pada CK-1 Kredit dapat dikurangi

    dengan pengembalian cukai dari CK-2 dan CK-3 yang sudah dibayar

    biaya penggantinya apabila terkena biaya pengganti.

    c. PPN yang harus dibayar pada CK-1 dapat dikurangi dengan

    menggunakan kompensasi PPN dari Direrktorat Jenderal Pajak

  • 47

    d. Jatuh tempo CK-1 untuk jenis hasil tembakau SKM dan SPM adalah

    dua bulan, sedangkan untuk selain SKM dan SPM adalah tiga bulan.

    e. Jika jatuh tempo jatuh pada hari libur, maka jatuh tempo CK-1 akan

    dimajukan sampai diperoleh hari kerja terakhir sebelum hari libur.

    5. Pengeluaran Pita Cukai Dengan CK-1 a. Setelah CK-1 Tunai dilunasi atau CK-1 Kredit mendapatkan

    persetujuan kredit, maka pengusaha dapat mengambil pita cukai di

    KPPBC atau KP DJBC tergantung cara pengambilan pita cukai

    (untuk total produksi semua jenis hasil tembakau dalam 1 (satu)

    tahun takwim sebelumnya lebih dari 100.000.000 (seratus juta)

    batang dan/atau gram, disediakan di KP DJBC).

    b. Pita cukai yang diambil di KPPBC akan mengurangi stok pita cukai di

    KPPBC sebesar jumlah yang diambil pada CK-1, begitu pula dengan

    CK-1 yang diambil di KP DJBC akan mengurangi stok pita cukai di

    KP DJBC.

    c. Setelah pita cukai diambil, pengusaha memperoleh tanda terima

    pengambilan pita cukai CK-1,

    4.7. Pemusnahan/Perusakan Pita Cukai (CK-2)

    CK-2 adalah dokumen yang digunakan untuk pemusnahan/perusakan pita

    cukai yang sudah melekat pada produk hasil tembakau. Pemusnahan dapat

    dilakukan misalnya produk hasil tembakau tersebut sudah tidak layak

    konsumsi/kadaluarsa. Adapun ketentuan CK-2 pada Aplikasi Cukai Hasil

    Tembakau Sentralisasi adalah sebagai berikut :

    1. CK-2 diterbitkan oleh KPPBC.

    2. Perekaman CK-2 dilakukan setelah CK-2 diterbitkan dengan data-data

    yang tertera pada dokumen CK-2.

  • 48

    3. Pengembalian cukai CK-2 dapat digunakan untuk mengurangi cukai

    yang harus dibayar pada CK-1 tunai dan digunakan untuk melunasi nilai

    cukai CK-1 Kredit.

    4. Pengembalian PPN pada CK-2 tidak dapat digunakan secara langsung

    untuk membayar PPN pada CK-1.

    5. Apabila dikenakan biaya pengganti, pengembalian cukai pada CK-2

    dapat dilakukan apabila biaya pengganti yang tertera pada dokumen

    CK-2 sudah dilunasi.

    4.8. Pengembalian Pita Cukai (CK-3)

    CK-3 adalah dokumen yang digunakan untuk pengembalian pita cukai yang

    sudah diambil oleh pengusaha tetapi kondisinya rusak. Kerusakan ini dapat

    disebabkan oleh salah cetak atau rusak pada saat pelekatan. Adapun

    ketentuan CK-3 pada Aplikasi Cukai Hasil Tembakau Sentralisasi adalah

    sebagai berikut :

    1. CK-3 diterbitkan oleh KP DJBC.

    2. Perekaman CK-3 dilakukan setelah CK-3 diterbitkan dengan data-data

    yang tertera pada dokumen CK-3.

    3. Pengembalian cukai CK-3 dapat digunakan untuk mengurangi cukai

    yang harus dibayar pada CK-1 tunai dan digunakan untuk melunasi nilai

    cukai CK-1 Kredit.

    4. Pengembalian PPN pada CK-3 tidak dapat digunakan secara langsung

    untuk membayar PPN pada CK-1.

    5. Apabila dikenakan biaya pengganti, pengembalian cukai pada CK-3

    dapat dilakukan apabila biaya pengganti yang tertera pada dokumen

    CK-3 sudah dilunasi .

  • 49

    4.9. Laporan Produksi Hasil Tembakau (CK-4C)

    CK-4C adalah laporan produksi harian yang diserahkan secara periodik dua

    kali pada awal bulan dan pertengahan bulan ke KPPBC berdasarkan jenis

    hasil tembakau dan merk yang dimiliki. CK-4C berguna untuk mengetahui

    jumlah produksi yang dilakukan oleh pabrik rokok dan dapat dijadikan

    sebagai pembanding dengan jumlah pita cukai yang dipesan. Adapun

    ketentuan CK-4C pada Aplikasi Cukai Hasil Tembakau Sentralisasi adalah

    sebagai berikut :

    1. CK-4C diserahkan oleh pengusaha dengan dua periode laporan, yaitu

    periode tanggal 1 s.d. 14 dan tanggal 15 s.d. akhir bulan.

    2. Perekaman CK-4C dilakukan sesuai dengan data-data yang tertera pada

    dokumen CK-4C.

    4.10. Pemeliharaaan Data Referensi

    Aplikasi Cukai Hasil Tembakau Sentralisasi menggunakan data referensi

    terutama bertujuan untuk memudahkan pengembangan dan penggunaan

    aplikasi serta memudahkan penyesuaian aplikasi bila terjadi perubahan

    peraturan (contoh SKEP tarif). Pemeliharaan data referensi dilakukan oleh

    administrator aplikasi. Pemeliharaan data referensi pada Aplikasi Cukai

    Hasil Tembakau antara lain :

    1. Data domain aplikasi diantaranya data golongan pabrik, jenis hasil

    tembakau, setting aplikasi dan lain sebagainya yang berkaitan dengan

    Aplikasi Cukai Hasil Tembakau Sentralisasi.

    2. Data tarif cukai hasil tembakau dan HJE berdasarkan SKEP yang

    belaku.

    3. Data SKEP disain warna pita cukai.

    4. Data KPPBC di seluruh Indonesia.

    5. Data referensi registrasi NPPBKC.

    6. Data Negara.

  • 50

    7. Data Propinsi.

    8. Data kalender hari kerja dan hari libur.

    9. Data setting aplikasi.

    10. Data pegawai dan user aplikasi.

    4.11. Browse dan Laporan

    Aplikasi Cukai Hasil Tembakau Sentralisasi menyediakan browse-browse

    dan laporan-laporan yang berfungsi, antara lain :

    1. Memberikan informasi dengan cepat dan akurat.

    2. Mempermudah pengecekan kebenaran data dan transaksi.

    3. Mengetahui status data terakhir.

    4. Mempermudah pengawasan.

    Browse dan laporan lebih bersifat dinamis yang akan bertambah

    berdasarkan kebutuhan user.

  • 51

    BAB V P E N U T U P

    Petunjuk Teknis Aplikasi Cukai Hasil Tembakau Sentralisasi dibuat dengan

    harapan dapat membantu penggunaan aplikasi sesuai dengan tujuan

    pengembangan yaitu memberikan pelayanan yang standar sesuai peraturan

    yang berlaku, memberi kemudahan dan kecepatan dalam pelayanan serta

    memudahkan dalam pengambilan kebijakan/keputusan. Selain itu dengan buku

    petunjuk teknis ini diharapkan dapat membantu petugas teknis dalam

    menyelesaikan masalah yang terjadi di lapangan dalam pelayanan cukai hasil

    tembakau, terutama yang sudah menggunakan Aplikasi Cukai Hasil Tembakau

    Sentralisasi.

    Agar petunjuk teknis ini dapat digunakan sesuai dengna tujuan, maka

    diharapkan dalam memahami buku petunjuk teknis ini didasari dengan

    pemahaman pada prosedur dan aturan teknis yang berlaku di bidang cukai

    hasil tembakau.

    Penjelasan detil mengenai tata cara penggunaan aplikasi dan proses yang

    terjadi didalamnya tidak dijelaskan pada buku petunjuk teknis ini, karena

    penekanan tulisan ini adalah pada pemahaman teknis aplikasi. Untuk lebih

    memahaminya dapat dilihat selengkapnya pada buku petunjuk operasional

    Aplikasi Cukai Hasil Tembakau Sentralisasi.