apendiksitis

14
ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN APENDIKSITIS DEFINISI Apendiksitis adalah suatu peradangan yang sering terjadi pada apendiks yang merupakan kasus gawat bedah abdomen yang paling sering terjadi. ETIOLOGI Apendiksitis merupakan infeksi bakteri yang disebabkan oleh obstruksi atau penyumbatan akibat : 1. Hiperplasia dari folikel limfoid 2. Adanya fekalit dalam lumen apendiks 3. Tumor apendiks 4. Adanya benda asing seperti cacing askariasis 5. Erosi mukosa apendiks karena parasit seperti E. Histilitica. Menurut penelitian, epidemiologi menunjukkan kebiasaan makan makanan rendah serat akan mengakibatkan konstipasi yang dapat menimbulkan apendiksitis. Hal tersebut akan meningkatkan tekanan intra sekal, sehingga timbul sumbatan fungsional apendiks dan meningkatkan pertumbuhan kuman flora pada kolon. PATOFISIOLOGI Etiologi Obstruksi lumen (fekalit, tumor, dan lain-lain) Mukus yang diproduksi mukosa akan mengalami bendungan Peningkatan tekanan intra lumen/ dinding apendiks 5

Upload: hanifahdwinuramaliah

Post on 05-Dec-2015

13 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

nm

TRANSCRIPT

Page 1: APENDIKSITIS

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN APENDIKSITIS

DEFINISIApendiksitis adalah suatu peradangan yang sering terjadi pada apendiks

yang merupakan kasus gawat bedah abdomen yang paling sering terjadi.

ETIOLOGIApendiksitis merupakan infeksi bakteri yang disebabkan oleh

obstruksi atau penyumbatan akibat : 1. Hiperplasia dari folikel limfoid2. Adanya fekalit dalam lumen apendiks3. Tumor apendiks4. Adanya benda asing seperti cacing askariasis5. Erosi mukosa apendiks karena parasit seperti E. Histilitica.

Menurut penelitian, epidemiologi menunjukkan kebiasaan makan makanan rendah serat akan mengakibatkan konstipasi yang dapat menimbulkan apendiksitis. Hal tersebut akan meningkatkan tekanan intra sekal, sehingga timbul sumbatan fungsional apendiks dan meningkatkan pertumbuhan kuman flora pada kolon.

PATOFISIOLOGIEtiologi

Obstruksi lumen (fekalit, tumor, dan lain-lain)

Mukus yang diproduksi mukosa akan mengalami bendungan

Peningkatan tekanan intra lumen/ dinding apendiks

Aliran darah berkurang

Edema dan ulserasi mukosa Apendiksitas acut fokal

Terputusnya aliran Nyeri efigastrium Obstruksi vena, edema bertambah

Dan bakteri menembus dinding

5

Page 2: APENDIKSITIS

Peradangan peritonium Apendikscitis Aupuratif acut

Aliran arteri terganggu Nyeri didaerah kanan bawah

Infark didinding apendiks

Ganggren Apendikscitis ganggrenosa

Dinding apendiks rapuh

Infiltrat perforasi

Infiltrat apendikularis apendiksitis perforasiKeterangan :

Apendisitis basanya disebabkan oleh penyumbatan lumen apendiks. Obstruksi tersebut menyebabkan mukus yang diprodksi mukosa apendiks mengalami bendungan. Semakin lama mukus tersebut semakin banyak, namun elasitas dinding apendiks mempunyai keterbatasan sehingga menyebabkan peningkatan tekanan intra lumen. Tekanan tersebut akan menghambat aliran limfe yang mengakibatkan edema dan ulaserasi mukosa. Pada saat itu terjadi apendiksitis akut fokal yang ditandai dengan nyeri epigastrium.

Bila sekresi mukus berlanjut, tekanan akan terus meningkat. Hal tersebut akan menyebabkan obstruksi vena, edema bertambah dan bakteri akan menembus dinding sehingga peradangan yang timbul meluas dan mengenai peritoneum yang dapat menimbulkan nyeri pada abdomen kanan bawah yang disebut apendiksitis supuratif akut.

Apabila aliran arteri terganggu maka akan terjadi infrak dinding apendiks yang diikuti ganggren. Stadium ini disebut apendiksitis ganggrenosa. Bila dinding apendiks rapuh maka akan terjadi prefesional disebut apendikssitis perforasi.

Bila proses berjalan lambat, omentum dan usus yang berdekatan akan bergerak ke arah apendiks hingga muncul infiltrat apendikkularis.

Pada anak-anak karena omentum lebih pendek dan apendiks lebih panjang, dinding lebih tipis. Keadaan tersebut ditambah dengandaya tahan tubuh yang masih kurang memudahkan untuk

6

Page 3: APENDIKSITIS

terjadi perforasi, sedangkan pada orang tua mudah terjadi karena ada gangguan pembuluh darah.

TANDA DAN GEJALANyeri terasa pada abdomen kuadran bawah dan biasanya disertai oleh

demam ringan, mual, muntah dan hilangnya nafsu makan. Nyeri tekan lokal pada titik Mc. Burney bila dilakukan tekanan. Nyeri tekan lepas mungkin akan dijumpai.

Derajat nyeri tekan, spasme otot, dan apakah terdapat konstipasi atau diare tidak tergantung pada beratnya infeksi dan lokasi apendiks. Bila apendiks melingkar di belakang sekum, nyeri dan nyeri tekan dapat terasa di daerah lumbal ; bila ujungnya ada pada pelvis, tanda-tanda ini hanya dapat diketahuipada pemeriksaan rektal. Nyeri pada defekasi menunjukkan bahwa ujung apendiks dekat dengan kandung kemih atau ureter. Adanya kekeakuan pada bagian bawah otot rektum kanan dapat terjadi.

Tand Rovsing dapat timbul dengan melakukan palpasi kuadran bawah kiri, yang secara paradoksial menyebabkan nyeri yang terasa pada kuadran bawah kanan. Apabila apendiks telah ruptur, nyeri dan dapat lebih menyebar ; distensi abdomen terjadi akibat ileus paralitikdan kondisi klien memburuk.

EtiologiObstruksi lumen (fekalit, tumor, dan lain-lain)

Mukus yang diproduksi mukosa akan mengalami bendungan

Peningkatan tekanan intra lumen/ dinding apendiks

Aliran darah berkurang

Edema dan ulserasi mukosa Apendiksitas acut fokal

Terputusnya aliran Nyeri efigastrium Obstruksi vena, edema bertambah

Dan bakteri menembus dinding

7

Page 4: APENDIKSITIS

Peradangan peritonium Apendikscitis Aupuratif acut

Aliran arteri terganggu Nyeri didaerah kanan bawah

Infark didinding apendiks

Ganggren Apendikscitis ganggrenosa

Dinding apendiks rapuh

Infiltrat perforasi

Infiltrat apendikularis apendiksitis perforasiKeterangan :

Apendisitis basanya disebabkan oleh penyumbatan lumen apendiks. Obstruksi tersebut menyebabkan mukus yang diprodksi mukosa apendiks mengalami bendungan. Semakin lama mukus tersebut semakin banyak, namun elasitas dinding apendiks mempunyai keterbatasan sehingga menyebabkan peningkatan tekanan intra lumen. Tekanan tersebut akan menghambat aliran limfe yang mengakibatkan edema dan ulaserasi mukosa. Pada saat itu terjadi apendiksitis akut fokal yang ditandai dengan nyeri epigastrium.

Bila sekresi mukus berlanjut, tekanan akan terus meningkat. Hal tersebut akan menyebabkan obstruksi vena, edema bertambah dan bakteri akan menembus dinding sehingga peradangan yang timbul meluas dan mengenai peritoneum yang dapat menimbulkan nyeri pada abdomen kanan bawah yang disebut apendiksitis supuratif akut.

Apabila aliran arteri terganggu maka akan terjadi infrak dinding apendiks yang diikuti ganggren. Stadium ini disebut apendiksitis ganggrenosa. Bila dinding apendiks rapuh maka akan terjadi prefesional disebut apendikssitis perforasi.

Bila proses berjalan lambat, omentum dan usus yang berdekatan akan bergerak ke arah apendiks hingga muncul infiltrat apendikkularis.

Pada anak-anak karena omentum lebih pendek dan apendiks lebih panjang, dinding lebih tipis. Keadaan tersebut ditambah dengandaya tahan tubuh yang masih kurang memudahkan untuk

8

Page 5: APENDIKSITIS

terjadi perforasi, sedangkan pada orang tua mudah terjadi karena ada gangguan pembuluh darah.

KOMPLIKASIKomplikasi utama apendiksitis adalah perforasi apendiks, yang

dapat berkembang menjadi peritonitis atau abses. Insiden perforasi adalah 105 sampai 32%. Insiden lebih tinggi pada anak kecil dan lansia. Perforasi secara umum terjadi 24 jam setelah awitan nyeri. Gejala mencakup demam dengan suhu 37,7o C atau lebih tinggi, nyeri tekan abdomen yang kontinue.

PENATALAKSANAANPada apendiksitis akut, pengobatan yang paling baik adalah operasi apendiks. Dalam waktu 48 jam harus dilakukan. Penderita di obsevarsi, istirahat dalam posisi fowler, diberikan antibiotik dan diberikan makanan yang tidak merangsang persitaltik, jika terjadi perforasi diberikan drain diperut kanan bawah.a. Tindakan pre operatif, meliputi penderita di rawat, diberikan antibiotik

dan kompres untuk menurunkan suhu penderita, pasien diminta untuk tirabaring dan dipuasakan

b. Tindakan operatif ; apendiktomic. Tindakan post operatif, satu hari pasca bedah klien dianjurkan untuk

duduk tegak di tempat tidur selama 2 x 30 menit, hari berikutnya makanan lunak dan berdiri tegak di luar kamar, hari ketujuh luka jahitan diangkat, klien pulang.

ASUHAN KEPERAWATAN TEORITIS1. Pengkajian

a. Identitas klienb. Riwayat Keperawatan

1. riwayat kesehatan saat ini ; keluhan nyeri pada luka post operasi apendektomi, mual muntah, peningkatan suhu tubuh, peningkatan leukosit.

2. Riwayat kesehatan masa lalu3. pemeriksaan fisik

a. Sistem kardiovaskuler : Untuk mengetahui tanda-tanda vital, ada tidaknya distensi vena jugularis, pucat, edema, dan kelainan bunyi jantung.

b. Sistem hematologi : Untuk mengetahui ada tidaknya peningkatan leukosit yang merupakan tanda adanya infeksi dan pendarahan, mimisan splenomegali.

c. Sistem urogenital : Ada tidaknya ketegangan kandung kemih dan keluhan sakit pinggang.

9

Page 6: APENDIKSITIS

d. Sistem muskuloskeletal : Untuk mengetahui ada tidaknya kesulitan dalam pergerakkan, sakit pada tulang, sendi dan terdapat fraktur atau tidak.

e. Sistem kekebalan tubuh : Untuk mengetahui ada tidaknya pembesaran kelenjar getah bening.

c. Pemeriksaan penunjang1. Pemeriksaan darah rutin : untuk mengetahui adanya

peningkatan leukosit yang merupakan tanda adanya infeksi.2. Pemeriksaan foto abdomen : untuk mengetahui adanya

komplikasi pasca pembedahan.

2. Diagnosa keperawatana. Pre operasi

1. Resiko tinggi kekurangan volume cairan berhubungan dengan kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan muntah pre operasi.

2. Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan distensi jaringan usus oleh inflamasi.

3. Ansietas berhubungan dengan perubahan status kesehatan.b. Post operasi

1. Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan adanya luka post operasi apendektomi.

2. gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berkurang baehubungan denga anorexia, mual.

3. Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan insisi bedah. Kurang pengetahuan tentang perawatan dan penyakit berhubungan dengan kurang informasi.

3. Perencanaan1. Persiapan umum operasi

Hal yang bisa dilakukan oleh perawat ketika klien masuk ruang perawat sebelum operasi :a. Memperkenalkan klien dan kerabat dekatnya tentang fasilitas

rumah sakit untuk mengurangi rasa cemas klien dan kerabatnya (orientasi lingkungan).

b. Mengukur tanda-tanda vital.c. Mengukur berat badan dan tinggi badan.d. Kolaborasi pemeriksaan laboratorium yang penting (Ht, Serum

Glukosa, Urinalisa).e. Wawancara.

2. Persiapan klien malam sebelum operasiEmpat hal yang perlu diperhatikan pada malam hari sebelum operasi : a. Persiapan kulit

10

Page 7: APENDIKSITIS

kulit merupakan pertahanan pertama terhadap masuknya bibit penyakit. Karena operasi merusak integritas kulit maka akan menyebabkan resiko terjadinya ifeksi.Beberapa ahli bedah lebih menyukai mencukur rambut karena bisa mengganggu prosedur operasi.

b. Persiapan saluran cernapersiapan kasus yang dilakukan pada saluran cerna berguna untuk : 1. Mengurangi kemungkinan bentuk dan aspirasi selama anestasi.2. Mengurangi kemungkinan obbstruksi usus.3. Mencegah infeksi fasessaat operasi.Untuk mencegah tiga hal tersebut dilakukan :1. Puasa dan pembatasan makan dan minum.2. Pemberian enema jika perlu.3. Memasang tube intestine atau gaster jika perlu.4. Jika klien menerimaanastesi umum tidak boleh makan dan

minum selama 8 – 10 jam sebelum operasi : mencegah aspirasi gaster. Selang gastro intestinal diberikan malam sebelum atau pagi sebelum operasi untuk mengeluarkan cairan intestinal atau gester.

c. Persiapan untuk anastesiAhli anastesi selalu berkunjunng pada pasien pada malam sebelum operasi untuk melekukan pemeriksaan lengkap kardiovaskuler dan neurologis. Hal ini akan menunjukkan tipe anastesi yang akan digunakan selama operasi.

d. Meningkatkan istirahat dan tidurKlien pre operasi akan istirahat cukup sebelum operasi bila tidak ada gangguan fisik, tenaga mentalnya dan diberi sedasi yang cukup.

3. Persiapan pagi hari sebelum operasi klien dibangunkan 1 (satu) jam sebelum obat-obatan pre operasi : 1. Mencatat tanda-tanda vital2. Cek gelang identitas klien3. Cek persiapan kulit dilaksanakan dengan baik4. Cek kembali instruksi khusus seperti pemasangan infus5. Yakinkan bahwa klien tidak makan dalam 8 jam terakhir6. Anjurkan klien untuk buang air kecil7. Perawatan mulut jika perlu8. Bantu klien menggunakan baju RS dan penutup kepala9. Hilangkan cat kuku agar mudah dalam mengecek tanda-tanda

hipoksia lebih mudah.4. Interpesi pre operasi

1. Obsevasi tanda-tanda vital2. Kaji intake dan output cairan

11

Page 8: APENDIKSITIS

3. Auskultasi bising usus4. Kaji status nyeri : skala, lokasi, karakteristik5. Ajarkan tehnik relaksasi6. Beri cairan intervena7. kaji tingkat ansietas8. Beri informasi tentang proses penyakit dan tindakan

5. Intervensi post operasi1. Observasi tanda-tanda vital2. Kaji skala nyeri : Karakteristik, skala, lokasi3. Kaji keadaan luka4. Anjurkan untuk mengubah posisi seperti miring ke

kanan, ke kiri dan duduk.5. Kaji status nutrisi6. Auskultasi bising usus7. Beri informasi perawatan luka dan penyakitnya.

4. Evaluasia. Gangguan rasa nyaman teratasib. Tidak terjadi infeksic. Gangguan nutrisi teratasid. Klien memahami tentang perawatan dan penyakitnyae. Tidak terjadi penurunan berat badanf. Tanda-tanda vital dalam batas normal

12