anyam tutor
DESCRIPTION
seniTRANSCRIPT
9
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Kerangka Teoritis
1. Metode Pembelajaran Tutor Sebaya
Memudahkan pembelajaran bagi siswa adalah tugas utama guru. Guru
tidak hanya dituntut untuk membuat suasana pembelajaran menjadi nyaman dan
menarik, tetapi juga harus mampu menciptakan metode pembelajaran yang sesuai
dengan keadaan-diri masing-masing siswa. Disini, guru dituntut untuk benar-
benar mengetahui karakteristik tiap anak didik. Sehingga metode yang diterapkan
pun benar-benar sesuai dengan perkembangan-diri siswa yang subjek sekaligus
objek pendidikan itu sendiri.
Tutor Sebaya adalah seorang atau beberapa orang siswa yang ditunjuk dan
ditugaskan untuk membantu siswa yang mengalami kesulitan belajar. Tutor
tersebut diambil dari kelompok siswa yang memiliki prestasi yang lebih tinggi
daripada siswa-siswa lainnya.
Ischak dan Warji (dalam Suherman, 2003:276) mengemukakan bahwa
Tutor Sebaya adalah sekelompok siswa yang telah tuntas terhadap bahan
pelajaran, memberikan bantuan kepada siswa yang mengalami kesulitan
dalam memahami bahan pelajaran yang dipelajari.
Metode pembelajaran Tutor Sebaya merupakan suatu metode yang bersifat
kooperatif bukan kompetitif. Rasa saling menghargai dan mengerti dibina antar
peserta didik yang bekerja sama. Tutor Sebaya merupakan kelompok kecil yang
terdiri dari beberapa orang yang melakukan kegiatan sebagaimana guru dengan
siswa dan mereka berperan secara bergantian. Metode pembelajaran Tutor Sebaya
9
10
dilakukan dengan memberdayakan kemampuan siswa yang memiliki daya serap
yang tinggi, maka siswa tersebut harus mengajarkan materi/latihan kepada teman-
temannya yang belum paham, dan dibentuk dalam kelompok-kelompok kecil.
Siswa yang terpilih sebagai tutor kemudian dipilih menjadi ketua kelompok.
Metode pembelajaran Tutor Sebaya dikenal dengan pembelajaran teman
sebaya atau antar peserta didik yang biasa terjadi ketika peserta didik yang
memiliki kemampuan lebih, mampu menyelesaikan pekerjaannya sendiri dan
kemudian membantu peserta didik lain yang kurang mampu. Metode ini banyak
sekali manfaatnya baik dari sisi siswa yang berperan sebagai tutor maupun bagi
siswa yang diajarkan. Peran guru adalah mengawasi kelancaran pelaksanaan
metode ini dengan memberi pengarahan atau sebagai fasilitator.
Metode pembelajaran Tutor Sebaya ini sangatlah cocok dengan kondisi
pendidikan bangsa kita, karena pada umumnya jumlah siswa pada suatu kelas
terlalu besar, biasanya lebih dari 40 siswa; kebanyakan sekolah, terutama di
daerah-daerah terpencil menghadapi kekurangan guru; kekurangan alat pelajaran;
dan selain itu siswa juga perlu mendapat kesempatan untuk bekerja dalam
kelompok dan memperoleh umpan balik padahal waktu guru terbatas. Untuk itu
dengan adanya metode pembelajaran Tutor Sebaya ini diharapkan dapat
membantu menanggulangi masalah-masalah yang ada dalam dunia pendidikan di
negara kita ini.
Percobaan menggunakan siswa sebagai guru atau Tutor Sebaya telah
berlangsung di negara lain yang sudah maju dan telah menunjukkan keberhasilan.
Dasar pemikiran tentang Tutor Sebaya adalah siswa yang pandai memberikan
11
bantuan belajar kepada siswa yang kurang pandai. Bantuan tersebut dapat
dilakukan kepada teman-teman sekelasnya di sekolah atau di luar sekolah/di luar
jam mata pelajaran.
Sedangkan, Joyce (dalam Trianto, 2009:22) bahwa
Model pembelajaran adalah suatu perencanaan atau suatu pola yang
digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas
atau pembelajaran dalam tutorial dan untuk menentukan perangkat-
perangkat pembelajaran termaksud di dalamnya buku-buku, film,
komputer, kurikulum dan perangkat lainnya.
Setiap model pembelajaran mengarahkan guru dalam mendesain
pembelajaran untuk membantu siswa sedemikian rupa sehingga tujuan
pembelajaran tercapai.
Menurut Da Wir (1979) bahwa
When a teacher identifies a goal and selects a particular strategy designed
to reach that goal, we can say the teacher is using the models approach.
The use of models required an ability to identify different types of
instructional goals so that a specific model can be selected to match a
particular goal.
Dapat diartikan bahwa ketika seorang guru mengidentifikasikan sebuah
tujuan dan memilih strategi khusus yang dibentuk untuk mencapai tujuan, kita
dapat mengatakan guru itu sedang menggunakan model pendekatan. Penggunaan
model itu menuntut kemampuan untuk mengidentifikasi perbedaan jenis tujuan
pembelajaran bahwa model khusus bisa dipilih untuk memasangkan tujuan
khusus.
Untuk memilih metode atau model pembelajaran tidak bisa sembarangan,
banyak faktor yang mempengaruhinya dan patut dipertimbangkan. Misalnya
12
seperti yang dikemukakan oleh Winarno Surakhmad (1979) (dalam Djamarah,
2005:222) sebagai berikut:
a. Tujuan dengan berbagai jenis dan fungsinya.
b. Anak didik dengan berbagai tingkat kematangannya.
c. Situasi dengan berbagai keadaannya.
d. Fasilitas dengan berbagai kualitas dan kuantitasnya.
e. Pribadi guru serta kemampuan profesinya yang berbeda-beda.
Tujuan untuk setiap mata pelajaran berbeda-beda dikarenakan banyaknya
mata pelajaran. Hal ini memungkinkan seorang guru untuk memilih model untuk
mencapai tujuan tersebut. Pemilihan model pembelajaran yang salah akan
menghambat pencapaian tujuan pembelajaran.
Safitri (2006:27) mengemukakan pelaksanaan metode pembelajaran Tutor
Sebaya yang diberikan kepada teman sekelasnya di sekolah, dapat dilakukan
sebagai berikut.
1. Beberapa siswa yang pandai disuruh mempelajari suatu topik.
2. Guru memberi penjelasan umum tentang topik yang akan dibahas.
3. Kelas dibagi ke dalam kelompok-kelompok kecil yang terdiri dari 4-6
orang siswa dan diusahakan kelompok yang dibentuk tersebut adalah
kelompok yang heterogen.
4. Siswa yang pandai (para Tutor Sebaya) disebar ke setiap kelompok
untuk memberikan bantuannya.
5. Guru membimbing siswa yang perlu mendapat bimbingan khusus.
6. Jika ada masalah siswa yang lebih paham memberi tahu siswa yang
kurang paham dan jika ada masalah yang tidak dapat terpecahkan,
siswa meminta bantuan kepada guru.
7. Guru mengadakan evaluasi
Seorang tutor hendaknya memiliki kriteria :
1. Memiliki kemampuan akademis diatas rata-rata siswa satu kelas
2. Mampu menjalin kerjasama dengan sesama siswa
3. Memiliki motivasi tinggi untuk meraih prestasi akademis yang baik
4. Memiliki sikap toleransi dan tenggang rasa dengan sesama.
13
5. Memiliki motivasi untuk menjadikan kelompok diskusinya yang
terbaik.
6. Bersikap rendah hati, pemberani dan bertanggung jawab
7. Suka membantu sesama temannya yang mengalami kesulitan belajar.
Tutor atau kelompok memiliki tugas dan tanggung jawab sebagai berikut:
1. Memberikan tutorial kepada anggota terhadap materi ajar yang sedang
dipelajari.
2. Mengkoordinir proses diskusi agar berlangsung kreatif dan dinamis.
3. Menyampaikan permasalahan kepada guru pembimbing apabila ada
materi ajar yang belum dikuasai.
4. Menyusun jadwal diskusi bersama anggota kelompok, baik pada saat
tatap muka dikelas maupun diluar kelas untuk memecahkan masalah
yang dihadapi.
5. Melaporkan perkembangan akademis kelompoknya kepada guru
pembimbing pada setiap materi yang dipelajari. (Sawali, 2007:9)
Evi (dalam Sihaloho, 2007:16), menyebutkan ada beberapa manfaat dari
metode Tutor Sebaya ini, antara lain :
1. Adakalanya hasilnya lebih baik bagi beberapa anak yang mempunyai
perasaan takut atau enggan kepada gurunya.
2. Bagi tutor, pekerjaan tutoring akan mempunyai akibat memperkuat
konsep yang sedang dibahas.
3. Bagi tutor, merupakan kesempatan untuk melatih dan memegang
tanggung jawab dalam mengemban suatu tugas dan melatih kesabaran.
4. Memperkuat hubungan antara sesama siswa.
Namun disamping kebaikan tersebut, ada kesulitan dalam melaksanakan
metode Tutor Sebaya ini karena :
1. Siswa yang dibantu sering belajar kurang serius, karena hanya
berhadapan dengan temannya, sehingga hasilnya kurang memuaskan.
2. Ada beberapa anak menjadi malu bertanya, karena takut rahasianya
diketahui temannya.
14
3. Tidak semua siswa yang pandai atau cepat belajarnya dapat
mengajarkannya kembali kepada temannya.
Dalam metode pembelajaran Tutor Sebaya terdapat ciri-ciri yang menjadi
kekhasan dari metode pembelajaran ini. Ciri-ciri itu antara lain sebagai berikut.
1. Tujuan pengajaran dari metode pembelajaran Tutor Sebaya ini adalah
memberikan kesempatan kepada setiap siswa untuk mengembangkan
kemampuan memecahkan masalah secara rasional, mengembangkan
sikap sosial dan semangat gotong royong dalam kehidupan,
mendinamiskan kegiatan kelompok dalam belajar sehingga tiap
anggota merasa diri sebagai bagian kelompok yang bertanggung
jawab, mengembangkan kemampuan kepemimpinan ketrampilan pada
tiap anggota kelompok dalam pemecahan masalah kelompok.
2. Siswa dalam pembelajaran ini memiliki ciri-ciri :
a. Tiap siswa merasa sadar diri sebagai anggota kelompok.
b. Tiap siswa merasa sadar diri memiliki tujuan bersama berupa
tujuan kelompok.
c. Memiliki rasa saling membutuhkan dan tergantung.
d. Interaksi dan komunikasi antar anggota.
e. Ada tindakan bersama sebagai perwujudan tanggung jawab
kelompok.
3. Peranan guru terdiri dari pembentukan kelompok, perencanaan tugas
kelompok, pelaksanaan, dan tahap evaluasi hasil belajar kelompok.
15
Dalam tahap pembentukan kelompok dipertimbangkan antara lain tujuan
yang akan diperoleh siswa dalam kelompok (latihan bergotong-royong,
peningkatan kecepatan dan ketepatan kerja, dan lain-lain), latar belakang
pengalaman siswa, pusat perubahan siswa.
Dalam tahap perencanaan tugas kelompok, guru memperhatikan jenis
tugas yang diberikan apakah tugas paralel ataukah tugas komplementer. Tugas
paralel artinya semua kelompok mendapat tugas yang sama, sedangkan tugas
komplementer artinya kelompok saling melengkapi pemecahan masalah. Dalam
tahap pelaksanaan mengajar guru berperan antara lain pemberi informasi umum
tentang proses belajar kelompok. Peran guru sebagai fasilitator, pembimbing dan
pengendali ketertiban kelompok.
2. Kerajinan Anyam
a. Kerajinan
Kerajinan adalah suatu keterampilan yag diwariskan secara turun -
temurun oleh nenek moyang. Kerajiana lahir dari sifat rajin manusia, yaitu rajin
dalam arti mampu menghasilkan sesuatu yang bermanfaat bagi dirinya maupun
orang lain, dan dapat dikatakan juga sebagai keterampilan yang di dapatdari
kererampilan kerja.
Dalam kamus bahasa Indonesia dituliskan bahwa kerajina adalah jenis
kesenian yang dapat menghasilkan berbagi barang prabot ,hiasan atau barang –
barang lain yang artistic, terbuat dari kayu, besi, porselin, emas, gading, katun
tenunan, dan sebagainya. Hasil suatu seni kerajinan tangan juga disebut “seni
guna” (Hasan sadily dalam Ady subroto,4 : 1989) lebih lanjut, Kusanadi dalam
16
ady suroto (1989 :13) menjelaskan bahwa : Seni kerajinan menurut harfiahnya
dilahirkan dari sifat rajin manusia. Namun harus kita sadari bahwa titik berat dari
pada penghasilan atau pembuatan seni kerajinan, bukan dikarenakan sifat rajin itu
(sebagai lawan sifat malas), tapi lahir sifat rajin terampil keprigela tangan kita.
Ketampilan ini dapat dari pengalaman dengan tekun bekerja saja yang dapat
meningkatkan cara/teknik penggarapan serta memperdalam hasil kualiatas
seseorang ; yang akhirnya memilii keahlian, bahkan kemahiran dalam suatu
profesi tertentu.
Berdasarkan dari pendapat di atas, kerajinan dapat diartikan pula sebagai
hasil dari suatu proses kerja seseorang dan sifat rajin menjawab titik tolaknya.
Dengan adanya sifat rajin, seseorang mampu melahirkan sikap terampil atau ke
prigelan dari tangannya. Keterampilan itu sendiri lahir karena adanya pengalaman
– pengalaman kerja seseorang, sehingga mampu menghasilkan barang dengan
teknik serta kualitas yang baik.
Suatu kenyataan bahwa kerajinan tersebut merupakan warisan budaya
yang bersifat tradisional dan sekaran berkembang menjadi suatu industri usaha
kecil, dengan produksi berbagai macam barang – barang kerajinan.
Seperti dijelaskan oleh M. Suehadji dalam adi subroto (1989.13) bahwa :
Industri kerajinan di indonesia bersumber dari kerajinan rakyat yang letaknya
terbesar hampir disetiap plosok tanah air sampai di desa – desa. Kerajinan tersebut
merupakan warisan budaya yang bersifat tradisional dan sekarang ini berkembang
hingga merupakan suatu industri kecil yang banyak menyerap tenaga kerja dan
merupakan suatu kegiatan padat karya.
17
Dari pendapat – pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa kerajinan
bersumber dari kerajinan rakyat yang terbesar diseluruh kawasan tanah air hingga
daerah pedesaan. Kerajinan rakyat merupakan warisan budaya yang masih bersifat
tradisional, yang kemudian berkembang menjadi suatu usaha industri, dengan
produksinya berupa barang produksinya berupa barang perabot, benda hias
maupun barang – barang kerajinan lainnya yang mempunyai nilai artistic.
Kerajinan merupakan usaha untuk memproduksi berbagai macam perabot
maupun barang – barang kerajinan lain yang mempubyai unsur kegunaan dan
sebagai pemenuh kebutuhan manusia, karena kerajinan merupakan usaha industri,
maka dalam proses produksinya akan selalu berkaitan dengan kegiatan ekonomi.
b. Definisi Kemampuan
kemampuan (Ability) adalah kecakapan atau potensi seseorang individu
untuk menguasai keahlian dalam melakukan atau mengerrjakan beragam tugas
dalam suatu pekerjaan atau suatu penilaian atas tindakan seseorang.
Pada dasarnya kemampuan terdiri atas dua kelompok faktor (Robbin,2007:57)
yaitu:
1. kemampuan intelektual (intelectual ability) yaitu kemampuan yang dibutuhkan
untuk melakukan berbagai aktifitas mental-berfikir, menalar dan memecahkan
masalah.
2. kemampuan fisik (physical ability) yaitu kemampuan melakukan tugas-tugas
yang menuntut stamina, keterampilan, kekuatan, dan karakteristik serupa.
18
c. Definisi Anyam
Anyaman dapat diartikan dengan setiap pekerjaan yang memakai cara
silang atau susup menyusup antara satu iratan ke iratan yang lain. Anyaman
merupakan hasil dari kegiatan menganyam. Sedang menganyam itu sendiri berarti
menyilang – nyilangkan pita, lidi, pandan atau bahan lain yang didapat dikerjakan
untuk menganyam. Dalkam pekerjaan menganyam di perlukan adanya keahlian
khusus serta ke cepatan tangan sie pembuatan (Chairani,2003 : 4)
Menganyam adalah pekerjaan menyilang – nyilangkan lembaran pita tipis
antara benang lusi dan benang pakan, sehingga dapat menghasilkan barang
anyaman seperti, kepang lembaran tikar atau berupa benda seperti tempat tisu,kap
lampu,tempat majalah,dan lain – lain.
Jadi anyaman dapat diartikan sebagai hasil pekerjaan menganyam dengan
cara menyilang – nyilangkan lembaran pita secara teratur dan berulang – ulang
atau dengan jalan menyusup – nyusupkan antara iratan lusi dan iratan pakan,
iratan lusi adalah benang atau lembaran yang membujur pada barang anyaman
atau tenunan, sedangkan pakan adalah benang atau benang yang di masukkan
pada lusi. Dengan demikian proses menganyam, lusi dan pakan dianyam saling
menyilang.
1) Baham Kerajinan Anyam.
Barang jadi hasil anyam dapat berkualitas baik jika bahan baku yang
digunakan harus yang baik juga. Oleh karena itu baik buruknya hasil kerajinan
anyam sangat tergantung dari kualitas bahannya. Dengan demikian pengetahuan
bahan kerajinan anyam perlu ditingkatkan dengan cermat oleh para pengerajin
guna meningkatkan mutu barang kerajianan.
19
(a) Jenis bahan alam berupa batang, yaitu: Bambu, Rotan, Rosela,
Rami, dan Batang pisang
(b) Jenis bahan alam berupa daun, yaitu: Pandan, Mendong, Lontar,
Jagung, dan Gebang
(c) Jenis bahan alam berupa sulur atau pohon menjalar, yaitu: Manon
(d) Jenis bahan alam berupa kulit buah (serat), yaitu: Kelapa, Sabut
kelapa biar di anyam menjadi kerajinan.
2) Teknik – teknik menganyam
(a) Anyaman tegak, cara dalam anyaman tengak ini hanya dilakukan
dengan pemambahan iratan kiri dan kanan atau atas dan bawah
Gambar 2.1. Anyaman tegak
Sumber Chairani,(2009 : 4)
(b) Anyaman miring, cara menganyam miring dilakukan dengan cara
mengumpulkan pita di sudut.
20
Gambar 2.2. Anyaman miring
Sumber : Chairani, (2009 : 24)
(c) Anyaman pita tiga, anyaman ini di buat dengan cara menambah
pakan atau lusi dari berbagai arah sehingga menimbulkan lobang
segi enam. Anyaman pita tiga digunakan untuk kap lampu,alas
piring,alas teko, kursi, penyekat dinding.
Gambar 2.3. Anyaman pita tiga
Sumber : Chairani, (2009 : 26)
(d) Anyaman pinggir, anyaman pinggir yang memakai pita dua lapis
diselipkan pada dua helai iratan di tekuk meruncing menyerupai
renda. Anyaman pinggir biasaanya digunakan sebagai anyaman
pinggir biasanya digunakan sebagai anyaman yang diletakkan di
21
sebelah pinggir sebagai penganti renda. Produk yang memakai
anyaman ini seperti topi, tas, dompet, dan barang – barang lainnya.
Gambar 2.4. anyaman pinggir
Sumber : Chairani, (2009 : 27)
(e) Anyaman tali / kepang, dibuat denagn cara menganyam tiga atau
lima dan seterusnya menjadi satu anyaman kepang. Semakin
banyak pita atau tali yang di anyam, anyaman tali / kepang ini akan
semakin lebar. Produk yang memakai anyaman tali seperti
tas,keranjang buah, alas panas, dompet penyekat, dinding dan
sebagainya.
22
Gambar 2.5. Anyaman tali
Sumber : Chairani, (2009 : 28)
(f) Anyaman berlonbang, dianyam dengan memakai dua pita yang
kemudian membuat lobang – lobang yang bentuknya hanya
geometris dan dekoratif. Anyaman berlobang ini digunakan
sebagai alas piring,gelas,teko, dan sebagainya.
23
2.6. Anyaman berlobang
Sumber : Chairani, (2009 : 29)
(g) Anyaman lingkar, cara menganyam dengan melingkar tali
anyaman yang di mulai dari pusat atau tengah melingkar kearah
luar sampai batas yang di inginkan. Produk yang biasanya dibuat
anyaman bakul keranjang, tas dan sebagainya.
24
Gambar 2.7. Anyaman lingkar
Sumber : Chairani, (2009 : 30)
3) Jenis – jenis anyam
(a) Anyaman pita, yaitu anyaman yang sifat anyamannya tipis, pipih
seperti pita. Anyaman ini bisa membuat anyaman dasar, persegi,
bersudut dan tegak lurus.
25
Gambar 2.8. Anyaman pita
Sumber : Chairani, (2009 : 17)
(b) Anyaman tali, yaitu anyaman yang sifanya bulat, memanjang,
anyaman ini dapat membuat berbagai macam bentuk yang di
inginkan. Tetapi tidak begitu banyak menghasilkan motif – motif.
Anyaman tali banyak di pakai untuk barang – barang perabotan
rumah tangga.
Gambar 2.9. Anyaman tali
Sumber : Chairani, (2009 : 18)
(c) Anyaman kerangka, yaitu anyaman yang di padukan dengtan
bahan – bahan pembantu misalnya kayu,kawat, dan sebagainya.
26
Sifat anyaman yang di padukan berupa anyaman yang di padukan
berupa anyaman pita anyaman tali.
Gambar 2.10. Anyaman kerangka
Sumber : Chairani, (2009 : 18)
4. Motif anyaman
Sebagaimana di ketahui bahwa motif merupakan ciri disain suatu karya
atau pola pemikiran yang terdapat pada suatu karya, juga merupakan subjek untuk
mengembangkan suatu gagasan yang penting tampa membedakan figur dalam
desain. Dalam anyaman, motif merupakan salah satu pendukung proses anyam
menganyam. Motif anyaman itu sendiri sebelumnya juga hasil proses pemikiran
atau gagasan dari si penciptanya. Motif ini juga di pengaruhi oleh tradisi ke
daerahan, setiap daerah memiliki ciri - ciri maupun istilah sendiri dalam menamai
motif anyaman.
Pada umunnya setiap barang atau produk yang akan dibuat mempunyai
jenis – jenis dan bentuk yang berbeda. Begitu juga dengan menganyam, setiap
jenis anyaman berbeda motif – motif ini juga dapat kehilangan apabila iratan –
27
iratan tersebut mempuyai warna berbeda. Jadi dapat dikatakan motif – motif
anyaman berasal dari hasil teknik cara menganyam dan warna yang dihasilkan
iratan.
B. Penelitian yang Relevan
Dalam penelitian ini, penulis mengambil dari berbagai referensi yang
menjadi acuan bagi penulis dalam melakukan penelitian tindakan kelas untuk
menilai keberhasilan metode Tutor Sebaya.
Anita Yulinda (2009) melakukan penelitian dengan judul “Penerapan
Pembelajaran Metode Tutor Sebaya Untuk Meningkatkan Interaksi Dan Hasil
Belajar Siswa Pada Pokok Bahasan Struktur Atom”. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa hasil belajar melalui metode Tutor Sebaya meningkat dari
61,63 ± 8,96 menjadi 76,86 ± 10,12 (17,85 %)
Pitria (2008) melakukan penelitian dengan judul “Peningkatan Hasil
Belajar Siswa Dengan Penerapan Metode Tutor Sebaya Pada Materi Pokok Listrik
Statis SMP Negeri 29 Medan”. Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan
hasil belajar siswa setelah pembelajaran dengan metode Tutor Sebaya pada siklus
I adalah 32,5 % dan siklus II adalah 43,5 %.
Selanjutnya penelitian yang dilakukan oleh Dina (2009) dengan judul
“Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Biologi Siswa Kelas X SMK Bisnis
Dipanegara Tebing Tinggi” mengatakan bahwa metode Tutor Sebaya dapat
meningkatkan hasil belajar siswa. Dimana dari 31 siswa hanya 25 % siswa yang
memperoleh rata-rata Standar Ketuntasan Belajar yang ditentukan sekolah yaitu
28
rata-rata 70, meningkat menjadi 76 % siswa yang memperoleh rata-rata Standar
Ketuntasan Belajar.
C. Kerangka Berpikir
Dari landasan teori diatas, maka secara umum dalam pelaksanaan
pembelajaran diharapkan guru berhasil membawa semua siswa kepada tujuan
pembelajaran. Hasil belajar adalah perubahan yang terjadi dalam diri siswa setelah
mengikuti proses belajar mengajar yang berupa perubahan pengetahuan,
pengalaman, pemahaman, sikap dan tingkah laku, keterampilan, kecakapan, serta
aspek-aspek lain.
Pemilihan metode pembelajaran yang tepat merupakan salah satu cara
dalam membenahi dan meningkatkan kualitas proses belajar mengajar. Saat
mempelajari seni rupa memerlukan pemahaman konsep-konsep yang ada pada
tiap-tiap materi pelajaran, guru sebagai perancang pembelajaran harus dapat
menyajikan seni rupa semenarik mungkin agar siswa menjadi tertarik dan
termotivasi untuk mempelajari seni rupa.
Kegiatan pembelajaran mencakup dua komponen penting yaitu proses dan
hasil belajar. Pada proses pembelajaran keberhasilan siswa dalam belajar apabila
ditinjau dari segi metodologinya terdapat pada sejauh mana pengajaran tersebut
memberikan peluang untuk berkarya dan memelihara keaktifan siswa dalam
mengembangkan pelajaran yang akan dipelajari. Keberhasilan peserta didik lebih
banyak ditentukan oleh guru dalam mengelola kelas. Dari segi proses metode
pembelajaran dalam penelitian ini adalah metode pembelajaran Tutor Sebaya.
Metode pembelajaran Tutor Sebaya sangat sesuai diterapkan untuk belajar seni
29
rupa khususnya menganyam, hal ini didasarkan pada belajar seni rupa yang sangat
membutuhkan kerja sama untuk lebih mudah mempelajarinya.
Dalam pembelajaran ini siswa diajak untuk menjadi tutor atau sumber
belajar dan sumber bertanya bagi temannya. Sehingga siswa yang pandai
memberikan bantuan belajar kepada siswa yang kurang pandai dan siswa yang
menjadi tempat bertanya memiliki keyakinan atas kebenaran jawabannya.
Oleh karena peran tutor (pengajar) dijabat oleh teman sekelas, maka pada
saat proses belajar mengajar berlangsung tidak terdapat lagi suatu kekakuan (ada
rasa takut) untuk bertanya kepada tutor (pengajar) yang merupakan temannya
sendiri tentang materi pelajaran yang tidak dimengerti olehnya sehingga
terciptalah situasi belajar yang menyenangkan dan diharapkan hasil belajar siswa
pun dapat lebih meningkat.
Melalui penerapan metode pembelajaran Tutor Sebaya di kelas, siswa
yang memiliki kemampuan rendah akan tampak lebih baik dari sebelumnya
sehingga diharapkan dapat meningkatkan aktivitas siswa dalam pelajaran seni
rupa khususnya menganyam yang pada akhirnya dapat meningkatkan hasil belajar
seni rupa siswa.
Berdasarkan uraian di atas, maka diharapkan dengan penerapan metode
pembelajaran Tutor Sebaya akan dapat meningkatkan aktivitas siswa terhadap
pelajaran seni rupa. Jika siswa memiliki aktivitas yang tinggi dalam belajar
tentunya hasil yang akan dicapai yaitu hasil belajar seni rupa juga akan
mengalami peningkatan