anjloknya nilai rupiah (2013)

9
Oleh : Anita Fitriyani (05) XI IPS 4 Anjloknya Nilai Rupiah

Upload: anita-fitriyani

Post on 30-Jun-2015

138 views

Category:

Economy & Finance


3 download

DESCRIPTION

anjloknya nilai rupiah terhadap dollar pada tahun 2013

TRANSCRIPT

Page 1: Anjloknya nilai rupiah (2013)

Oleh :

Anita Fitriyani (05)

XI IPS 4

Anjloknya Nilai Rupiah

Page 2: Anjloknya nilai rupiah (2013)

Penyebab Turunnya Nilai Rupiah terhadap Dollar menurut Beberapa

Ahli :

Page 3: Anjloknya nilai rupiah (2013)

Menurut Kepala Ekonom Danareksa Research Institute Purbaya Yudhi Sadewa , penyebab pertama adalah sentimen negatif terhadap memburuknya neraca pembayaran, khususnya neraca berjalan (current account). Hal ini disebabkan karena perlambatan ekspor sementara impor bertumbuh cukup pesat.

Kedua, masih ada ketidakpastian penyelesaian krisis hutang Eropa. Sehingga masih ada investor yang melakukan safe haven.

Ketiga, Purbaya menilai Bank Indonesia (BI) kurang memadai dalam mengintervensi Rupiah. Ini berbeda dengan bulan Agustus-September 2011 saat bank sentral dinilai all out menguatkan Rupiah.

Keempat, likuiditas dollar AS terbatas akibat tidak terbatasnya repatriasi ekspor. Serta terbatasnya instrumen penempatan dana valas di dalam negeri. "Nilai wajar Rupiah saat ini sekitar Rp 9.300 per dollar AS. Namun kini justru melemah hingga di atas Rp 9.500 per dollar AS," tambahnya.

Sumber :http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2013/01/14/0245050/Empat.Sebab.Nilai.Tukar.Rupiah.Melemah

Page 4: Anjloknya nilai rupiah (2013)

Gubernur Bank Indonesia (BI), Agus Martowardojo mengatakan, pelemahan rupiah sekarang ini terjadi karena kombinasi perkembangan kondisi dunia dan di dalam negeri. 

"Ada permasalahan intern (di dalam negeri), yaitu besarnya permintaan di korporasi (perusahaan) untuk memenuhi kewajiban utang. Juga masih ada pembahasan APBN-P yang belum final. Namun dengan adanya kemajuan hari ini, kami meyakini ini membawa kondisi lebih baik. Kalau ada pelemahan (rupiah) kami yakini itu hanya bersifat sementara," ujar Agus Marto di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Rabu (12/6/2013).

Jadi saat ini menurut Agus Marto, kebutuhan dolar AS di dalam negeri juga besar karena perusahaan-perusahaan swasta harus membayar utang-utangnya dalam bentuk dolar di pertengahan tahun.

Sumber :http://finance.detik.com/read/2013/06/12/164035/2271564/6/ini-penyebab-dolar-sempat-tembus-rp-10-ribu-versi-gubernur-bi

Page 5: Anjloknya nilai rupiah (2013)

Reza Priyambada, Kepala Riset Trust Securities mengatakan, laju rupiah masih betah di lembah merah sepanjang pekan terakhir. Menurutnya, adanya rilis defisit perdagangan yang semakin melebar sempat melemahkan rupiah. Akan tetapi, rupiah terbantukan oleh penguatan yuan China dan euro. “Penguatan mata uang tersebut seiring rilis kenaikan indeks manufaktur di masing-masing wilayah,” ujarnya.

Rupiah juga, sempat melemah setelah merespons berita, International Monetary Fund (IMF) memprediksi defisit transaksi berjalan Indonesia dapat membengkak menjadi 3,5% dari Produk Domestik Bruto (PDB). Prediksi sebelumnya 3,3%.

IMF juga memprediksi penurunan pertumbuhan ekonomi Indonesia sekitar 5,25% tahun ini dari prediksi 6,3% pada April. “Bahkan IMF juga memprediksi IHK akan naik sebesar 9,5% pada akhir 2013 mendatang dengan tingkat inflasi sebesar 6%,” tuturnya.

Dengan melebarnya defisit tersebut, menurut Reza, akan timbul persepsi bahwa nilai impor yang sangat lebih besar dari nilai ekspor akan mengganggu laju tukar rupiah.

Belum lagi dengan adanya rilis membaiknya data-data manufaktur dan construction spending serta data-data lainnya di AS. Semua itu, menimbulkan persepsi bahwa pengurangan stimulus (tapering off) The Fed pasti akan terjadi. “Akibatnya, pasokan dolar AS berkurang dan berimbas pada naiknya nilai tukar mata uang Paman Sam itu,” imbuh Reza.

Sumber : http://pasarmodal.inilah.com/read/detail/2027254/inilah-penyebab-rupiah-anjlok-276-poin-pekan-ini#.Ui21Qo1OLBM

Page 6: Anjloknya nilai rupiah (2013)

Calon Wakil Presiden (Cawapres) dari Partai Hanura, Hary Tanoesoedibjo menilai, anjloknya Rupiah terhadap mata uang dolar Amerika Serikat karena pemerintah lebih cenderung reaktif dan tidak melakukan antisipatif."Salah satu problem terbesar menyebabkan defisit nasional yang memiliki kontribusi paling besar adalah dari minyak. Pemerintah saat ini harus mengembalikan kepercayaan  publik kepada pemerintah, hal ini terlihat dari IHSG yang turun 20 persen sejak Jumat pekan lalu," ungkapnya.

Selain itu ia berkata bahwa pemerintah harus melakukan upaya seperti kebijakan dalam sektor energi dan tidak tergantung kepada impor.

"Jika impor menurun ini akan menguatkan Rupiah. Kalau tidak diatur pereknomian kita bisa lebih buruk dari 1998," tukasnya.

Sumber : http://economy.okezone.com/read/2013/08/28/278/857086/hary-tanoe-rupiah-anjlok-karena-pemerintah-tidak-antisipatif

Page 7: Anjloknya nilai rupiah (2013)

Menurut Ketua Lembaga Pengkajian Penelitian dan Pengembangan Ekonomi (LP3E Kadin) Didik J. Rachbini, otoritas terkait kebijakan fiskal yang telah melakukan suatu kebijakan dan berdampak kepada melemahnya nilai tukar Rupiah terhadap dolar AS. Bahkan, Didik menyayangkan postur APBN yang selama ini masih sangat rapuh.

http://www.infobanknews.com/2013/09/kebijakan-fiskal-keliru-biang-kerok-rupiah-anjlok/

Page 8: Anjloknya nilai rupiah (2013)

Paket pertama dibuat untuk memperbaiki defisit transaksi berjalan dan nilai tukar rupiah terhadap dolar. Dalam paket ini yang akan dilakukan adalah mendorong ekspor dan memberikan keringanan pajak kepada industri yang padat karya, padat modal, dan 30% hasil produksinya berorientasi ekspor. Lalu pemerintah juga akan menurunkan impor migas dengan memperbesar biodiesel dalam solar untuk mengurangi konsumsi solar yang berasal dari impor. Kemudian pemerintah juga akan menetapkan pajak barang mewah lebih tinggi untuk mobil CBU dan barang-barang impor bermerek dari rata-rata 75% menjadi 125% hingga 150%. Lalu pemerintah juga akan memperbaiki ekspor mineral.

4 paket kebijakan pemerintah untuk menstabilkan nilai Rupiah

Page 9: Anjloknya nilai rupiah (2013)

Paket kedua untuk menjaga pertumbuhan ekonomi. Pemerintah akan memastikan defisit APBN-2013 tetap sebesar 2,38% dan pembiayaan aman. Pemerintah memberikan insentif kepada industri padat karya, termasuk keringanan pajak. 

Paket ketiga untuk menjaga daya beli. Dalam hal ini, pemerintah berkoordinasi dengan BI untuk menjaga gejolak harga dan inflasi. Pemerintah berencana mengubah tata niaga daging sapi dan hortikultura, dari impor berdasarkan kuota menjadi mekanisme impor dengan mengandalkan harga.

Paket keempat untuk mempercepat investasi. Pemerintah akan mengefektifkan sistem layanan terpadu satu pintu perizinan investasi. Sebagai contoh, Hatta mengatakan, saat ini sudah dirumuskan pemangkasan perizinan hulu migas dari tadinya 69 izin menjadi 8 izin saja.

Sumber : http://finance.detik.com/read/2013/08/23/121752/2338583/4/dolar-tembus-rp-11000-ini-4-paket-kebijakan-ekonomi-pemerintah