anekdot

3
PR BAHASA INDONESIA TEKS ANEKDOT Di Balik Peradilan Desa Saat itu sedang terjadi beragam kasus pencurian di Desa Anti Detail. Sesuai namanya, kampung tersebut tidak pernah secara detail melakukan kegiatan sehingga sering terjadi beragam masalah. Kasus pencurian tersebut benar-benar merisaukan hati warga. Sebagai kepala desa, Pak Roben tak ingin kasus tersebut membuat warganya menjadi takut untuk terus tinggal di desanya. Daripada itu, Pak Roben mengadakan musyawarah bersama rakyatnya. Secara serentak, semua warga telah berkumpul di balai warga. Pak Roben pun mulai memimpin musyawarah. “ Baiklah wargaku, kita telah mengetahui bahwa desa kita saat ini sedang pada kondisi tidak aman akibat perbuatan dari oknum-oknum tak bertanggung jawab. Untuk itu, saya usulkan agar desa kita membenahi aturan yang ada pada kampung kita. Adilkah itu? “ . “Adil. “ Jawab warga serentak. “ Baiklah, saya usulkan pula aturan yang dibenahi yakni ketika terjadi pencurian yakni mengambil barang apapun yang bukan miliknya, kita harus langsung menangkapnya dan melakukan proses menghakimi. Adilkah itu? “”Adil.” Kembali lagi warga menjawab. Pak Roben pun merespons “Baiklah, jika demikian selesailah sudah musyawarah kita, mohon dilaksanakan apa yang sudah disepakati. “ Musyawarah pun selesai. Keesokan harinya, Pak Roben sedang memantau keadaan desanya. Didapatinya setumpuk sampah di dekat selokan. Tergeraklah hatinya untuk memungut sampah yang terbuang sembarangan. Ketika sementara memungut, terdengar orang sekitar berteriak maling. Belum sempat ia berbalik, Pak Roben sudah dipukul oleh sekelompok orang. Seketika itu ia pingsan. Ketika terbangun, ia telah dikelilingi oleh semua warganya dengan teriakan “Hakimi dia .. Hakimi dia .. .” Lantas Pak Roben pun heran dan merasa yang disalahkan adalah dirinya. Lantas ia berkata “Wahai warga ku ada apa gerangan? Apakah salahku ?” Secara serentak, masyarakat berkata “Kesalahan anda adalah telah mencuri. Mengambil setumpuk sampah yang bukan milik anda.” Pak Roben pun menjadi Syok dan hanya terdiam. Lalu seseorang diantara warga pun berteriak “Ya para warga, Adilkah itu? “ Seluruh warga pun menjawab “Adil!”.

Upload: ryan-speksivia

Post on 25-Dec-2015

7 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

Anekdot Bagus

TRANSCRIPT

Page 1: Anekdot

PR BAHASA INDONESIATEKS ANEKDOT

Di Balik Peradilan Desa

Saat itu sedang terjadi beragam kasus pencurian di Desa Anti Detail. Sesuai namanya, kampung tersebut tidak pernah secara detail melakukan kegiatan sehingga sering terjadi beragam masalah. Kasus pencurian tersebut benar-benar merisaukan hati warga. Sebagai kepala desa, Pak Roben tak ingin kasus tersebut membuat warganya menjadi takut untuk terus tinggal di desanya. Daripada itu, Pak Roben mengadakan musyawarah bersama rakyatnya. Secara serentak, semua warga telah berkumpul di balai warga. Pak Roben pun mulai memimpin musyawarah. “ Baiklah wargaku, kita telah mengetahui bahwa desa kita saat ini sedang pada kondisi tidak aman akibat perbuatan dari oknum-oknum tak bertanggung jawab. Untuk itu, saya usulkan agar desa kita membenahi aturan yang ada pada kampung kita. Adilkah itu? “ . “Adil. “ Jawab warga serentak. “ Baiklah, saya usulkan pula aturan yang dibenahi yakni ketika terjadi pencurian yakni mengambil barang apapun yang bukan miliknya, kita harus langsung menangkapnya dan melakukan proses menghakimi. Adilkah itu? “”Adil.” Kembali lagi warga menjawab. Pak Roben pun merespons “Baiklah, jika demikian selesailah sudah musyawarah kita, mohon dilaksanakan apa yang sudah disepakati. “

Musyawarah pun selesai. Keesokan harinya, Pak Roben sedang memantau keadaan desanya. Didapatinya setumpuk sampah di dekat selokan. Tergeraklah hatinya untuk memungut sampah yang terbuang sembarangan. Ketika sementara memungut, terdengar orang sekitar berteriak maling. Belum sempat ia berbalik, Pak Roben sudah dipukul oleh sekelompok orang. Seketika itu ia pingsan. Ketika terbangun, ia telah dikelilingi oleh semua warganya dengan teriakan “Hakimi dia .. Hakimi dia .. .” Lantas Pak Roben pun heran dan merasa yang disalahkan adalah dirinya. Lantas ia berkata “Wahai warga ku ada apa gerangan? Apakah salahku ?” Secara serentak, masyarakat berkata “Kesalahan anda adalah telah mencuri. Mengambil setumpuk sampah yang bukan milik anda.” Pak Roben pun menjadi Syok dan hanya terdiam. Lalu seseorang diantara warga pun berteriak “Ya para warga, Adilkah itu? “ Seluruh warga pun menjawab “Adil!”.

Sontak Pak Roben pun tercengang dan menjadi pingsan.

Page 2: Anekdot

Oh Tidak!

Mentari mulai nampak di ufuk timurPertanda hari baru t’lah tibaHarapan baru t’lah hadir

Sang Surya mulai bersinarHari bertindak tuk sekelompok insan Bertindak tuk mencicipi harta negara

Detik demi detik, Harta pun di lalap habis olehnyaDengan bangga, senantiasa menebar senyum

Hari demi hari,Bersembunyi dalam kesalahanSambil memandang sang Jagoan yang masih tertidur pulas

Oh tidak!Sang Jagoan t’lah bangunJagoan sudah mulai menyelidiki hartanya

Oh Tidak! Hartanya hilangAmarahnya pun naik-turun jadinya Ia pun menerawang pelakunya

Oh Tidak! Apa yang dibuat oleh sang pencicip harta?Apa? Dia hanya selalu menebar senyum

Oh Tidak! Pelakunya diketahuiSang Jagoan segera menangkapnyaApa? Sang Pelaku masih menebar senyum

Oh Tidak! Pelakunya t’lah di adili, Jagoan bertindakSang Pelaku tersenyum dan berkata “Omong Kosong.”

Nama : Ryan R. RihiKelas : X MIA 1