aneka masalah gangguan pencernaan pada anak

3

Click here to load reader

Upload: james-mcmillan

Post on 15-Jul-2016

9 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

bedah digestive

TRANSCRIPT

Page 1: Aneka Masalah Gangguan Pencernaan Pada Anak

ANEKA MASALAH GANGGUAN PENCERNAAN PADA ANAK ARTIKEL, Ibu & Anak, Kesehatan & Kecantikan - 15 Feb 2011  

Yang paling umum terjadi pada balita adalah diare dengan aneka penyebab. Pada bayi, terutama karena saluran

cernanya belum matang, sedangkan pada balita kebanyakan karena salah makan. Berikut beberapa masalah

gangguan pencernaan seperti dijelaskan Dr. Eva J. Soelaeman, Sp.A dari RSAB Harapan Kita, Jakarta.

GUMOH

Normal terjadi pada bayi karena berkaitan dengan fungsi pencernaannya yang masih belum sempurna. Juga karena

kapasitas lambungnya masih terbatas dan otot polos saluran cernanya masih lemah. Tak heran kala ia tengah

bersemangat minum, lambung tak dapat menampung aliran susu yang masuk, yang bisa menyebabkan gumoh.

Gumoh bisa juga keluar dari hidung. Tapi tak perlu cemas, seperti diketahui, mulut, hidung, dan tenggorokan memiliki

saluran yang berhubungan. Jadi, mungkin karena gumohnya banyak dan tak semuanya bisa keluar dari mulut, maka

cairan itu mencari jalan keluar lewat hidung.

Cara Mengatasi:

Sendawakan bayi setiap habis menyusu. Hindari juga posisi telentang setelah bayi disusui karena cairan yang masuk

ke tubuh bayi akan mencari posisi yang paling rendah. Nah, bila ada susu dalam lambung, akan ada refleks yang

bisa menyebabkan bayi muntah.

Yang perlu dikhawatirkan bila bayi tersedak dan muntahnya masuk ke saluran pernapasan alias paru-paru. Tentu

saja ini berbahaya. Terlebih bila si bayi tersedak susu yang sudah masuk ke lambung karena sudah mengandung

asam dan akan merusak paru-paru. Jika ini yang terjadi, tak ada pilihan lain kecuali membawanya ke dokter.

MUNTAH

Muntah karena refluks juga sering terjadi pada anak di bawah satu tahun. Yang normal, frekuensinya hanya 1-2 kali

sehari. Penyebabnya lagi-lagi karena saluran pencernaan yang masih belum sempurna. Tepatnya, pada daerah

antara tenggorokan dengan lambung terdapat suatu “klep” yang menyerupai pentil ban. Di sini udara bisa masuk tapi

tak bisa keluar lagi. Nah, seharusnya makanan yang sudah masuk ke lambung juga tidak boleh kembali lagi ke

atas/tenggorokan.

Namun karena “klep” bayi belum sempurna, kondisinya masih longgar. Alhasil, makanan yang sudah masuk lambung

dan sudah tercampur asam lambung, sering kembali lagi ke tenggorokan. Karena terlalu sering maka akan melukai

tenggorokan bayi. Biasanya keadaan ini akan membaik setelah masa bayi lewat.

Namun pada sebagian anak ada yang tetap mengalami gangguan refluks hingga besar.

Cara mengatasi:

Ubah cara makan anak. Ketimbang sekali makan dengan porsi banyak, lebih baik makan dikentalkan dengan posisi

setengah duduk. Bila anak muntah, hentikan makan. Tunggu beberapa saat sampai ia bisa menerima makanan

kembali. Namun bila bayi terlalu sering muntah, gelisah, dan sulit tidur, sebaiknya segera bawa ke dokter.

Page 2: Aneka Masalah Gangguan Pencernaan Pada Anak

Begitu juga pada anak balita yang setiap habis makan selalu merasa mual-mual atau muntah. Dokter biasanya akan

memberi obat tambahan untuk memperkuat “klepnya” tadi.

DIARE

Selain infeksi virus, salah satu penyebab diare pada bayi adalah penggunaan susu formula. Bila dilihat dari segi

pencernaan, ASI merupakan makanan terbaik bagi bayi karena ASI mengandung zat lengkap termasuk enzim

laktase yang berguna untuk mencernakan laktosa. Perlu diketahui, jika tubuh kekurangan enzim laktase akan

memunculkan gejala-gejala kembung atau mencret setelah minum susu. Nah, komposisi susu formula walau telah

diolah secanggih mungkin, tetap tidak akan bisa menyamai ASI.

Sedangkan penyebab diare pada balita lebih beragam. Bisa karena infeksi bakteri, virus, dan amuba. Bisa jadi juga

akibat salah mengonsumsi makanan.

Protein susu sapi merupakan bahan makanan terbanyak penyebab diare. Makanan lain penyebab timbulnya alergi

ialah ikan, telur, dan bahan pewarna atau pengawet.

Cara Mengatasi:

Ketika diare, jaga jangan sampai terjadi dehidrasi. Usahakan si kecil tetap minum (ASI, susu formula, atau cairan

lain). Pada anak yang sudah lebih besar, berikan larutan oralit. Biasanya balita perlu sekitar 3 bungkus oralit yang

masing-masing dicampur ke dalam 200 cc air.

Jangan berikan sekaligus, tapi sedikit demi sedikit sampai habis. Hindari memberi makanan yang merangsang

timbulnya sakit perut. Untuk sementara, beri makanan lembek agar mudah dicerna.

MAG

Biasanya dokter lebih memilih istilah dispepsia untuk gejala-gejala seperti perut kembung dan agak perih yang terjadi

pada anak-anak. Namun orang awam sering mengasosiasikan gejala tersebut sebagai mag. Padahal, mag pada

anak-anak tidak sama dengan yang terjadi pada orang dewasa. Perbedaannya, mag pada orang dewasa biasanya

bisa sampai mengakibatkan luka lambung. Sedangkan pada anak jarang terjadi, paling hanya iritasi lambung.

Penyebab iritasi umumnya karena anak mengonsumsi makanan yang sebenarnya belum dapat diterima lambung,

semisal makanan pedas. Tidak semua anak tahan dengan makanan pedas. Bahkan selain bikin perut perih,

makanan pedas bisa berakibat lebih parah, yakni muntah-muntah dan BAB berdarah.

Cara Mengatasi:

Sebaiknya bila ada gejala-gejala dispepsia, anak harus diperiksa dan diobati lebih lanjut. Untuk sementara, hindari

makanan yang asam berminyak, pedas, dan juga minuman seperti soft drink. Jika perutnya sakit, berikan makanan

lunak.

Read more: http://www.untukku.com/artikel-untukku/aneka-masalah-gangguan-pencernaan-pada-anak-untukku.html#ixzz1qDVs0YnW