anatomi, fisiologi, gangguan dan pemeriksaan pada.pptx

116
Anatomi, Fisiologi, Gangguan dan Pemeriksaan pada Hidung

Upload: yolla-lita

Post on 06-Nov-2015

65 views

Category:

Documents


11 download

TRANSCRIPT

Slide 1

Anatomi, Fisiologi, Gangguan dan Pemeriksaan pada Hidung2HIDUNG & SINUS PARANASALHIDUNG LUAR (Nasus eksternus): dorsum nasi, apeks nasi, radiks nasi, ala nasi dan vestibulum nasiHIDUNG DALAM (Nasus internus): Rongga hidung dan septum nasiSINUS PARANASAL: Sinus maksila, Sinus frontal, Sinus (sel-sel) etmoid, Sinus sfenoidHIDUNG LUAR ( NASUS EKTERNUS) radiks nasi, (pangkal hidung)dorsum nasi, (batang hidung) apeks nasi, (ujung hidung) ala nasi. (sayap hidung)

KERANGKA HIDUNG

Tulang Os nasalis Pros Frontalis os MaxillarisTulang Rawan Kartilago lateral hidung Kartilago alaris mayor kaki lateral kaki medialKartilago alaris minor KERANGKA HIDUNG

6

HIDUNG DALAM (Nasus Internus) Rongga hidung Konka nasi inf.(KI) Konka nasi med.(KM) Konka nasi sup.(KS) Septum nasi(SPT)

SPTKMKIKS

SINUS SFENOID(SS), SINUS FRONTAL(SF),KONKA INFERIOR(KI), KONKA MEDIUS(KM), KONKA SUPERIOR(KS), MEAT SUPERIOR(MS), MEAT MEDIUS(MM), MEATUS INFERIOR(MI), OSTIUM TUBA EUST.(OT), RESESUS SFENO-ETMOID(RSE)SSMSKSRSEKIMIOTKMMMSF9

Kartilagokuadrangularis(anterior) (KK)

Lamina Perpendikularistulang etmoid(atas) (LP)Tulang vomer (V)(Belakang)

Krista maksila dan palatina(bawah)(KM,KP)Kaki medial KAM (x)KKLPVKMKPKMKERANGKA SEPTUM NASIx10

LPVKKKMKP11

ARTERI PADA SEPTUM DAN DINDING RONGGA HIDUNG:Arteri penting : etmoidalis anterior(EA) dan etmoidalis posterior(EP), Sfenopalatina(SfP), palatina mayor(PM). Pleksus Kiesselbach di area Little anastomose di bagian depanseptum nasi, letaknya superfisial, mudah epistaxisEAEPSfPPMSUPLAI SARAF

1. Saraf Penghidu / Pembau Saraf Cranial I ( N. Olfactorius)

2. Saraf Sensoris Cabang dari N. Trigeminus (Saraf V), yaitu:N. Opthalmicus N. Maxilaris, melalui ganglion spheno palatinaN. Ethmoidalis AnteriorCabang nasalis3. Saraf Otonom

Berfungsi mengatur Vasokonstriksi / Vasodilatasi & produksi sekretSympatis : dari Ganglion Cervicalis Superior Ganglion Spheno Palatina

Para sympatis : dari N. Facialis (Saraf VII) Ganglion Spheno Palatina

N. Vidianus

Gambar : Suplai SarafEpitel hidungdi vestibulum : epitel kulit dg vibisae (bulu rambut hidung) dan kelenjar sebaseadi limen nasi : eptel peralihandi 2/3 bawah kavum nasi : epitel respirasi (Epitel Torak berlapis semu besilia)di 1/3 atas : epitel penghidu (Epitel Torak berlapis semu tanpa silia)Mukosa kavum nasiMukosa tdd:palut lendir (mucous blanket)eptel kolumnar berlapis semu bersilia disertai sel Gobletmembrana basaalislamina propria yg tdd :lapisan subepitellapisan medialapisan kelenjar profunda

Mukosa kavum nasi1. Mukosa Respiratori = Epitel Kolumnar berlapis semu bersilia Jaringan ikat sub epitel longgar ; banyak pembuluh darah (jaringan kavernosus) mudah vasodilatasi /vasokontriksi yg diatur oleh saraf otonom) berfungsi pada pengaturan volume, temperatur, kelembaban udara dihirup (air conditioning)

Terdapat sel-sel Goblet (sel kelenjar mukus). Pergerakan silia yg diselimuti selaput lendir (mucosal Banket) berperan pada auto clearanceMeliputi - 2/3 bag bawah septum nasi, dinding lateral kavum nasi dibawah konkha superior, dasar cavum nasi, 1/2 bag atas Nasopharynx dan sinus Paranasalis20Mukosilier HidungEpitel merupakan: ciliated pseudo stratified columnar epithelium. Mengandung sel goblet serta kelenjar serus dan mukusSilia berjumlah 25-100/sel dan selalu mengadakan gerakan (stroke) ke arah belakang (koana) untuk mendorong selimut lendir ke nasofaring (1300 gerakan/menit)

2. Mukosa Olfaktorius ( Schneiderian Membrane) Meliputi : 1/3 bagian atas septum nasi Atap rongga hidung & concha superior Dilapisi oleh : Pseudosratified Columnar non Ciliated Epithelium Yang dibentuk oleh 3 macam sel yaitu Supporting Cell, Basal Cell dan Olfactory Cell.

22

Konka (tonjolan tulang, dilapisi mukosa): konka inferior(KI), medius(KM) dan superior(KS)Meatus nasi: Meatus nasi inferior: antara dasar rongga hidung dengan konka inferiorMeatus nasi medius: antara konka inferior dan mediusMeatus nasi superior: antara konka medius dan superiorDinding Rongga HidungseptumKIKM23SINUS PARANASALSINUS MAKSILASINUS FRONTALSINUS (SEL) ETMOID(GRUP ANTERIOR & POSTERIOR)SINUS SFENOID

Anterior Group - Sinus Maxillaris - Sinus Frontalis - Sinus Ethmoidalis Anterior

Posterior Group

- Sinus Ethmoidalis Posterior - Sinus Sphenoidalisbermuara pada meatus nasi medius (KOM)bermuara pada meatus nasi superior26

27

SMSinus Maksila (SM)Terletak di tulang maksila kanan dan kiriSinus paling besarAtap : dasar orbita(X)Dinding medial sinus = Dinding lateral rongga hidung(XX)Dasar sinus (DS)berbatasan dengan akar gigi geraham atas Ostium di meatus nasi medius (di KOM)XXXDSOstFUNGSI HIDUNGI. Fungsi PernafasanMenyiapkan udara agar sesuai dengan keadaan fisiologis paru Meliputi :1. Mengatur jumlah udara yang masuk.2. Menyiapkan udara pernafasan dengan a. Menyaring : Vibrissae Mucous Blanket ( palut lendir) b. Membasahi / Melembabkan. - Sel GobletPartikel kasarPartikel halus

Palut lendir c. Memanasi - Conchae nasi ( terutama concha inferior), oleh karena kaya pembuluh darah.

3. Desinfeksi. - Membersihkan kuman dengan. a. Mucous Blanket b. Enzym Lyzozym c. Suasana asam (PH:6,5) d. S i l i a e. Sel-sel phagocyt, lymphocyt & histiocyt (berada pada sub mucosa) f. Kelenjar getah bening regionalAnti septikMucocillary Blanked 4. Reflek Nasal. bakteri dan debu dlm palud lendir, partikel-partikel lbh besar, benda asing, bau tertentu

Mengiritasi terjadinya bersin kecepatan 160 km /jam, semua dilontarkanMata terpejam duktus nasolakrimalis tertutup tak ke mataDitanya didaerah kenapa dianjurkan mengucap Alhamdulillah ? !

II. Fungsi Pembauan / Penghidu

- Oleh karena adanya mukosa olfactorius pada atap cavum nasi, concha superior & 1/3 bagian atas septum

- Bekerja sama dengan fungsi pengecapan (Gustatorius) - Bila terjadi buntu hidung (udim, polip, tumor hiposmia/anosmia32 III. FUNGSI RESONANSI suara :Getaran yang dihasilkan pita suara menimbulkan resonansi pada rongga sinus suara merdu.- Bila buntu hidung bindeng sulit mengucapkan huruf n, ng, ny, m (rinolalia oklusa). Bila hidung terbuka, mis celah bibir (labioshcisis) dan celah langit-langit (palatoshcisis) sulit mengucapkan huruf k, g, t, d, p, b (rinolalia aperta)

IV. Fungsi Drainase & Ventilasi

Dari sinus paranasales & kelenjar lacrimalis

GEJALARINITIS ALERGIRINITIS VASOMOTORRINITIS HIPEREMIKA/ MEDIKAMENTOSAHIDUNG BUNTUBERSINRHINOREAMATA GATALMUKOSA KONKAUJI ADRENALIN

++ (MENETAP)+++ ++(ENCER)+

PUCAT, UDEM

(+)++ (BERGANTIAN)+(JARANG)+(MUKOID)-

HIPEREMIS, PUCAT, UDEM

(+)+++ (MENETAP)

-+(ENCER)-

HIPEREMI,HIPERTROFI

(-)34SINUSITIS PARANASALIS adalah radang mukosa rongga sinus paranasalis

Bila berlangsung singkat 1-3 minggu mukosa normal kembali

PENYEBAB : - streptococus - hemophylus influenza - staphylococcus aureus - kadang2 organisme anaerob, jamur

FAKTOR & MODUS INFEKSIKLASIFIKASI SINUSITISSINUSITIS MAKSILARIS AKUTINSIDEN paling banyak

FAKTOR PENDUKUNG TIMBULNYA :RhinogenDentogenGangguan drainaseFAKTOR PENDUKUNGPATOFISIOLOGIGEJALA KLINIS

1. ANAMNESIS :- didahului oleh rhinitis akut, sakit gigi, post ekstraksi gigi- pipi kemeng / sakit- sefalgia di sisi sakit ( sore maksimal pagi reda)- sekret mukopurulen, kadang hemoragis, bau (+)- batuk2 karena banyak lendir di tenggorok- kadang2 sakit telinga sisi sakit

2. PEMERIKSAAN- Inspeksi : Pipi udem, hiperemis- RA: - vestibulum nasi hiperemis - sekret (+) di meatus medius - mukosa kavum nasi udem, hiperemis sempit- RP: -post nasal drip - pus (+) di meatus medius- Palpasi fossa canina : sakit bila ditekan- Bila ada sakit telinga px : MT retraksi (terjadi oklusio tuba akibat udem mukosa) - Transiluminasi : gelap di sisi sinus yg sakit

- X foto waters : perselubungan pd sinus maksilaris (udem mukosa), kadang2 cairan (+)

- irigasi percobaan : kalau keluar pus / mukopus maka tindakan ini sekaligus sebagai terapi3. TERAPI- Terapi konservatif: umum istirahat, makan lunakanalgetikaantibiotika : jenis Penicillinbila alergi doxyciclin erythromycinlokal perbaiki drainase dgn tetes hidung sol effedrin 1%tidur miring heterolateral - Terapi aktifIRRIGASI SINUS MAKSILARIS kl keluar pus lakukan tiap minggu smp pus (-) Komplikasi irrigasi: - emboli udara di pipi - infiltrat / abses pipi - trauma / abses orbita - epistaksis profusePROGNOSIS

Bila cepat berobat sembuh dengan terapi konservatif

Bila tidak diobati menjadi KRONIS

KOMPLIKASI : - Otitis media akut akibat oklusio tubae - Faringitis akibat post nasal dripSINUSITIS MAKSILARIS KRONISFREKUENSI : paling banyakPENYEBAB: 1. Sinusitis maksilaris akut berulang, pengobatan tidak optimal2. Ada bloked drainage (hambatan drainase)3. Infeksi gigi4. Infeksi sinus frontalis, ethmoidalisPATOLOGI tjd degenerasi mukosa : cysteus, polip, fibrous, metaplasia epithel

GEJALA KLINISSubyektif :- keluhan tak tegas, nyeri (-)- sekret di satu sisi hidung- foetor nasi- hidung buntu sebelah- kadang2 sub febril

gejala klinis.

Obyektif: - RA & RP pus di meatus medius - palpasi nyeri + ( kadang tidak dirasakan) - cek adanya karies gigi geraham atas - transiluminasi gelap homolateral - x foto waters perselubungan / suram / air fluid level di sisi sakit

TERAPI

KONSERVATIF : - antibiotika - tetes hidung

AKTIF : - irrigasi 1 minggu / kali ( kalau 5-7x tidak membaik operasi - fokal infeksi gigi ekstraksi

OPERASI PD SINUS MAKSILARISNASOANTROSTOMI membuat fenestra ( saluran penghubung) naso-antralOPERASI CALDWELL LUC- insisi di plika ginggivo-labialis / buccalis- sinus maksilaris dibuka melalui fosa canina- kuret semua mukosa sinus maksilaris- buat jendela / lobang ke kavum nasi (meatus inferior)- pasang tampon boorzalf yg ujungnya melalui jendela keluar di hidung- irisan di jahit- cabut tmpon setelah 2 x 24 jam.operasi Caldwell Luc

Indikasi : - degerasi mukosa (irreversible) - ada akar gigi (squester)Kontra indikasi : - < 12 tahun - orang tua dgn hipertensi - gangguan faal hemostasis

3. Fungional Endoscopic Sinus Surgery (FESS) operasi endoskopi dengan membuka daerah ostiomeatal compleks sehingga drainase ke semua sinus paranasalis menjadi terbuka

OSTEOMEATAL KOMPLEKS DIAGNOSIS BANDING

KARSINOMA SINUS MAKSILARIS- Subyektif : 1. Tjd pd orang tua 2. Sakitnya kontinyu & progresif, sakit pd graham tp gigi tidak sakit 3. Keluhan mirip dgn sinusitis maksilaris kronis tp sekret lebih hemorhagis- Obuektif : st DINI tidak jelas- tjd pembengkakan dinding lateral, anterior, medial, inferior - x foto waters: destruksi tulang- biopsi: keganasan (+)- antroskopi tumor (+)

2.KARSINOMA NASOFARING

PATOLOGI : radang purulen

MODUS INFEKSI RINOGENRhinitis akut menjalar krn - salah buang ingus - berenang- ikut aliran darah, mukosa2. Obstruksi nasi krn udem mukosa kav nasi, polip nasi, deviasi septum nasi, konka hipertrofiSINUSITIS FRONTALIS AKUT

GEJALA KLINISa.Subyektif = rhinitis akut : - malaese, febris - pilek & hidung buntu - sefalgia hebat homolateral (biasanya) (pagi lebih sakit siang berkurang)

b. ObyektifInspeksi: kulit di daerah sinus frontalis taaPalpasi: nyeri tekan di depan atau dasar / lantai sinus frontalis

RA : mukosa kav nasi hiperemis, udem pus (+) di meatus medias bag depanTransiluminasi: gelap pd sisi sakitXfoto Waters : perselubungan di sinus frontalisTERAPI- LOKAL: -perbaiki drainase - tetes hidung - tidur miring kontra lateral - kl perlu infraksi konka nasi- UMUM: - analgetika- antibiotika : ampisilin, klindamisin, sefalosporin

PROGNOSIS: baik krn ostiumnya di bawah

KOMPLIKASI : infeksi dapat menjalar ke- mata, intra kranial abses orbita, abses intrakranial - dinding depan sub perioeteal abses- sinus frontalis kontra lateralSINUSITIS FRONTALIS KRONISPATOLOGI : radang purulen dgn mukosa hipertrofi dan polipoid

ETIOLOGI:1. Sinusitis frontalis akut yang : - susah diobati - drainase kurang baik2. Kelanjutan proses sinusitis yg kurang baik dari sinus sekitarnya (= pansinusitis)3. Ada faktor alergi

DIAGNOSIS1. Subyektif: lebih ringan dari akut2. Obyektif: Inspspeksi : taaPalpasi: nyeri tekan ringan / (-)RA mukosa hiperemis, udem, pus di meatus mediusTransiluminasi : gelap sisi sakitxfoto waters perselubungan sinus frontalisTERAPI1. KONSERVATIF & TINDAKAN MEMPERLANCAR DRAINASE - aplikasikan kapas + dekongestan - melebarkan ostium nasofrontalis dgn sonde - operasi faktor penyebab obstruksi nasi

2. TINDAKAN OPERASI EKSTRA NASAL (LYNCH OPERATION)- insisi curve linier di bawah bgn medial alis terus ke bawah ke bgn epichantus interna- buka dasar sinus frontalis dan ethmoid PROGNOSIS

Bisa terjadi :- infiltrat / abses orbita- osteomielitis frontalis- infeksi ke intra kranialSINUSITIS ETHMOIDALIS AKUTDewasa > anakKl pada anak sinusitis ethmoidalis akut pl banyak

TIPE SINUSITIS ETHMOIDALIS1. akut, sub akut2. rekuren empiema3. kronik empiema4. kronik empiema dgn polipoidETIOLOGI = dgn sinusitis maksilaris akut ( kecuali C/ gigi)

GEJALASt akut mengenai selule ethmoidalis ant, tjd pd fase saat rhinitis akutSubyektif : - hidung buntu- sakit di daerah frontal, mata, regio parietalis

Obyektif :Inspeksi: pembengkakan di daerah ethmoid, bs meluas ke daerah alisRA : udem, mukopus di meatus medius post nasal drip

DIAGNOSIS sulit krn tidak khastransiluminasi (-)xfoto waters sulitDitegakkan berdasarkan: - lokasi sakit- pembengkakan di daerah orbita & alis- sakit pada gerakan mata

TERAPI-tetes hidung / aplikasi kapas dekongestan- analgetik- antibiotika- bisa dibantu dengan nebulyzer, lampu infra merah tujuannya untuk mengurang sekret dan udemSINUSITIS ETHMOIDALIS KRONISETIOLOGI : sinusitis ethmoidalis akut yang tidak mendapat penanganan dgn baik

GEJALA : hampir sama dgn sinusitis maksilaris kronis- sakit kepala- hidung buntu, beringus- post nasal drip

RA: pus di meatus medius, dasar kav nasi sering ada polip di meatus mediusXfoto: perselubunganTERAPI- ekstraksi polip selule dibuka (ethmoidektomi) komplikasi operasi : mengenai lamina papiracea infiltrat / abses orbita

- perlu dicari riwayat alergi- cari kelainanan anatomi adanya deviasi septum nasiSINUSITIS SFENOIDALIS AKUTJarang berdiri sendiri biasanya merupakan pansinusitisGEJALA : sakit di daerah occipitalis os parietal

DIAGNOSIS- xfoto: tampak permukaan cairan di sinus sfenoidalis- pungsi dinding depan sinus dgn troicart lurus aspirasi pus- RA : pus di nasofaringTERAPI- analgetika- antibiotika- aplikasi kapas dekongestan- irigasi melalui ostium / pungsi dinding depanSINUSITIS SFENOIDALIS KRONISETIOLOGI:empiema akut sinus sfenoidalis yg tdk tertangani dgn baik, oleh karena:- faktor alergi dgn / tanpa polip- penebalan mukosa krn radang- tumor

GEJALA : - sefalgia anoreksia, malaese, konsentrasi menurun - post nasal drip

DIAGNOSISditegakkan berdasarkan: - sefalgia + post nasal drip - xfoto sub mental-vertex (kp dgn kontras) - irrigasi

TERAPIa. terapi infeksi, irigasi, koreksi alergi, polip dllb. operasi (Hirsch)

PENYEBAB : masih (?) radang kronis dan alergi yg terjadi berulang(bakterial alergi)

PATOFISIOLOGIbacterial alergi berulang terjadi periflebitis, perilimfangitis degenerasi mukosa akibatnya tjd hambatan aliran balik cairan interstitiil udem penonjolan mukosa bertangkai terjadi polip / cyste

POLIP NASIPATOLOGI ANATOMI

Makroskopis : masa lunak, licin, bening, pucat (kadang2 ke kuning2 an, abu2, kemerahan)Mikroskopis : mukosa udem + hipertropiEpitel silendris dengan atau tanpa bulu getar (cilia) , dapat terjadi metaplasi menjadi sel kuboid bertahtahStroma jar ikat longgar: cairan interstitiil, banyak sel limfa melebar, sedikit pembuluh darah & serabut saraf, tumpukan sel limfosit, plasma sel, eosinofil

PEMBAGIAN POLIPMENURUT BENTUK1. MULTIPEL asal dari selule ethmoid2. SOLITER asal dari sinus maksilaris

B. MENURUT PATOLOGI ANATOMI1. SEROMUKUS licin, lunak, kl dipecah keluar cairan seromukus kempes2. FIBRO-OEDEMATUS permukaan kasar, padat, kl dipecah keluar darah tidak kempes

DEWASA MUDA (jarang pd anak), LAKI > WANITA

GEJALAKELUHAN: - rhinorea, obstruksi nasi - G/ akibat obstruksi bindeng, batuk dll PEMERIKSAANInspeksi:- dorsum nasi melebar (polip penuh) FROG FACERA: jar polip (+) beda dgn polip fibro-oedematus , konkha nasi(dipecah, atau dgn cairan HCl Effedrin)RP: jar khoanal polip

DIAGNOSIS BANDING

ANGIFIBROMA NASOFARING dan ANGIFIBROMA NASOFARING JUVENILIS mudah berdarah

INVERTED SEL PAPILOMA biasanya usia lanjut

3.MENINGOCELLE PD BAYITERAPI terapi kausa (-) karena kausanya tdk pasti

Dilakukan POLIPEKTOMI (EKSTRAKSI JAR POLIP)1. Polip ditarik dgn polip tang / jerat, ulangi kalau msh tampak ada jar polip2. stl bersih di tampon dgn tampon boor zalf3. kl perlu dilakukan ethmoidectomi4. kl polip banyak dan berasal dari sinus maksilaris dilakukan operasi Caldwell Luc KOMPLIKASI

SEBAGAI AKIBAT DARI OBSTRUKSI NASI (POLIP PENUH) :- OTITIS MEDIA- SINUSITIS

ANGIOFIBROMA NASOFARING BELIA (JUVENILIS)Tumor di nasofaring yg kaya pembuluh darah yg besar2 + melebar dengan hiperplasi endothel (stromanya: fibroblas, serat kolagen tanpa elemen tunika muskularis)

Umur 10 17th, laki > wanitaLOKASI TUMOR: - atap dan dinding lateral NF- unilateral jarang di garis tengah NF

ETIOLOGI (?)Teori jaringan asal- dr cartilago embrional dan defisit androgen kelebihan estrogen- dr fasia basilaris / aponeurosis faringeal dengan jar vaskuler ektopik2. Ketidakseimbangan hormon (sex)ada kecenderungan regresi dgn kematangan sexHISTOPATOLOGI

1. Jar ikat oedematus dgn -banyak pembuluh darah yg melebar-kapiler yg saling berhubungan-kapiler hanya dilapisi endothel tanpa tunica muskularis Tumor yg sedang tumbuh byk pembuluh darah usia tambah jar fibrous >> GEJALA KLINIS

Epistaksis berulang, sering profuseObstruksi nasi - rhinorea- gangguan penciuman- oklusio tubae- sefalgia - dllPERLUASAN TUMORKe anterior : - cavum nasi- mendesak septum nasi- keluar melalui vestibulum nasi- menutup osteum sinus maksilaris- masuk ke sinus maksilaris ke fosa sfeno-maksilaris ekspansi ke pipi- masuk orbita protrusio bulbi + gangguan N opthalmikusKe bawah: mendesak palatum molle obstruksi jalan nafasKe atas: mendesak basis kranii masuk kav kraniiDIAGNOSIS Umur : 10-17thG/ subyektifPemeriksaan RA dan RP tumor ke unguanDiagnosis pasti BIOPSI ( di OK)

DIAGNOSIS BANDINGKOANAL POLIP : - permukaan rata - pucat, udematus, lunakADENOID : - permukaan tidak rata (ireguler) - ditengah, tidak mudah berdarahKARSINOMA NASOFARING :- umur 30 50th / >- G/ lokal + metastase- KU menurun, PA keganasanFIBROMA NASOFARING :- semua umur- dinding pemb darah ada tunika muskularis perdarahan lebih mudah diatasiAngiofibroma Nasofaring JvAngifibroma NasofaringAdenoid persistenKhoanal PolipCa NF1.Permukaan

2. Warna

3. Jaringan

4. Umur

5. SexLicin

Keunguan

Pembuluh darah (t.muskularis -)

10-17th

L>PLicin

Keunguan

Pembuluh darah (t.muskularis +)

Semua umur

L & PTidak rata

Merah mudaJar.limfoid

>12 tahun

L & PLicin

Pucat

Jar.udematus

Semua umur

L & PTidak rata

Hiperemis, nekrotikJar.rapuh

30-50th

L > P

TERAPIOBAT HORMONALa. Estrogen Tumor mengecil selama pengobatanb. Zytonal tumor lebih kecil lbh mudah operasi RADIASI tumor mengecilPENGANGKATANa. di jerat diikatb. operatif : - trans palatal- rhinotomi lateral- rhinotomi sub labialDERAJAT PERLUASAN TUMOR

STADIUM I : tumor masih di NF

STADIUM II : meluas ke rongga hidung atau ke sinus sfenoidalis

STADIUM III: tumor meluas ke salahsatu dari- sinus maksilaris- sinus ethmoidalis- fosa pterigo-maksilaris, infra temporal, rongga mata atau pipiSTADIUM IV: meluas ke intra kanial94Pemeriksaan HidungRinoskopi Anterior (RA)

Rinoskopi Posterior (RP)

Trans iluminasiAnamnesa, keluhan utama kelainan hidung :- Sumbatan hidung (Obstructio Nasi)- Sekret di hidung / pilek (Rhinorrhoe)- Bersin - Nyeri di daerah muka & kepala (Cephalgia)- Perdarahan dari hidung (Epistaxis) - Gangguan penghidu (Anosmia / Hiposmia)1. Inspeksi: - Dorsum Nasi: -Deformitas (melebar,asimetri) -Tanda radang- Vestibulum Nasi: - Sekret - Maserasi - Tanda radang 2. Palpasi: - Dorsum Nasi: - Crepitasi - Dislokasi - Tumor - Vestibulum Nasi : Tekan Alae Nasi

- Daerah Sinus Frontalis Tekan lantai/dasar & dinding depan Sinus Frontalis dengan ibu jari.

- Daerah Sinus Maxillaris : Tekan didaerah Fossa Canina dengan ibu jari Penekanan dengan tenaga optimal, simetris kanan & kiri, hindari Foramen Supra/ Infra Orbitalis.

100Rinoskopi Anterior (RA)Menggunakan lampu kepala dan spekulum hidungMelihat rongga hidung (lapang/sempit), konka nasi (besar, udim, hiperemi/pucat), septum nasi (deviasi), meatus nasi medius (sekret, polip)Memeriksa fenomena palatum mole101

Rinoskopi Anterior

Fenomena Palatum mole

Rinoskopi Anterior lihat dasar kavum nasi ucapkan iiii palatum mole bergerak keatas dinding posterior (nasofaring) tertutup tampak gelap Fenomena Palatum Mole positif (normal)

Fenomena palatum molle negatif pada: parese palatum mole masa di naso faring: adenoid, tumor Fenomena Palatum mole

Fenomena Palatum mole Negatif Fenomena Palatum mole Positif104Rinoskopi Posterior (RP)Melihat bagian belakang rongga hidung dan nasofaring melalui cermin kecil.Cermin kecil bertangkai diletakkan di orofaring dengan permukaan menghadap ke atas, sinar lampu kepala di arahkan ke cermin, posisi diubah-ubah.Dilihat dinding nasofaring, tuba Eustakhius, torus tubarius dan koanal105

RINOSKOPIPOSTERIOR106

107Trans-Iluminasi Dilakukan di kamar gelapLampu bertangkai dimasukkan ke dalam rongga mulut, sinar lampu akan menembus rongga sinus maksila, terlihat di pipi, bandingkan kanan dan kiri. Sinus yang terisi cairan tampak suram/gelapBermakna bila ada perbedaan kanan & kiri108

TRAN-ILUMINASILAMPU (a) (b)KAMAR GELAP (c)abc109

TRAN-ILUMINASISINUS FRONTALSINUS MAKSILA

Pemeriksaan Radiologik.

- X. Foto Posisi Waters : Terutama untuk melihat kelainan pada Sinus Maxillaris (Tampak gambaran: Perselubungan, Penebalan Mukosa, Air Fluid Level, Destruksi Dinding tulang, Tumor, Kista).

X. Foto Posisi Caldwel (PA) Terutama untuk melihat Sinus Frontalis.

- X. Foto Posisi Lateral :

Terutama untuk melihat Sinus Frontalis, Ethmoidalis & Sphenoidalis.

Punksi Percobaan. Hanya dikerjakan untuk Sinus Maxillaris, untuk Diagnostik sekaligus terapi.

Biopsi. Dapat dilakukan untuk Tumor pada Nasofaring, Cavum Nasi maupun Sinus Paranasales.

Pemeriksaan Laboratorium : Sitologi Immunologi Histopatologi Bakteriologi

Pemeriksaan Endoskopi : Nasoendoskopi maupun Sinoskopi