analisis_pasar_batubara_dunia.pdf

11
Wisudowati Ayu Sugito NPM 1106035650 MPKP Angkatan XXV 1 ANALISIS PASAR BATUBARA TAHUN 2000-2012 Harga adalah satuan nilai yang diberikan pada suatu komoditi sebagai informasi kontraprestasi dari produsen. Dalam teori ekonomi disebutkan bahwa harga suatu barang atau jasa yang pasarnya kompetitif, maka tinggi rendahnya harga ditentukan oleh permintaan dan penawaran pasar. Dengan kata lain, harga yang terbentuk untuk suatu komoditas merupakan hasil interaksi antara permintaan dan penawarannya. Pada komoditas pertambangan, dalam hal ini batubara, harga secara langsung dipengaruhi oleh kondisi permintaan dan penawaran di pasar global. Selain itu pergerakan harga energi lainnya, terutama minyak bumi adalah salah satu faktor utama yang mempengaruhi harga batubara (Farida Zed, 2006). Tren pergerakan beserta analisis harga batubara disajikan sebagaimana dibawah ini: 2000 Pada periode 1996-1999, terjadi kelebihan pasokan batubara dunia yang tidak diimbangi dengan peningkatan permintaan. Hal ini mengakibatkan harga batubara mengalami penurunan, bahkan pada tahun 1999, harga batubara sempat menyentuh angka US$19/Mton, meskipun kemudian naik kembali menjadi US$36,5 pada akhir tahun. Peningkatan itu dipicu oleh kenaikan harga minyak dunia dari US$12,72/barel pada tahun 1998 menjadi US$17,97/barel. Pada tahun 2000, harga batubara kembali turun pada kisaran US$29,90/Mton, dikarenakan kelebihan pasokan batubara kembali terjadi termasuk pasokan dari Indonesia. Maraknya kegiatan-kegiatan tambang liar di Indonesia menyebabkan pasokan batubara melimpah dengan keterbatasan kemampuan mengelola batubara yang berkualitas sehingga tidak sesuai dengan permintaan pasar. 0 20 40 60 80 100 120 140 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 Harga Batubara US$/Mton Tahun

Upload: amiruddin-akbar-fisu

Post on 13-Dec-2015

10 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Analisis_Pasar_Batubara_Dunia.pdf

Wisudowati Ayu Sugito

NPM 1106035650

MPKP Angkatan XXV

1

ANALISIS PASAR BATUBARA

TAHUN 2000-2012

Harga adalah satuan nilai yang diberikan pada suatu komoditi sebagai informasi kontraprestasi

dari produsen. Dalam teori ekonomi disebutkan bahwa harga suatu barang atau jasa yang

pasarnya kompetitif, maka tinggi rendahnya harga ditentukan oleh permintaan dan penawaran

pasar. Dengan kata lain, harga yang terbentuk untuk suatu komoditas merupakan hasil interaksi

antara permintaan dan penawarannya.

Pada komoditas pertambangan, dalam hal ini batubara, harga secara langsung dipengaruhi oleh

kondisi permintaan dan penawaran di pasar global. Selain itu pergerakan harga energi lainnya,

terutama minyak bumi adalah salah satu faktor utama yang mempengaruhi harga batubara

(Farida Zed, 2006). Tren pergerakan beserta analisis harga batubara disajikan sebagaimana

dibawah ini:

2000

Pada periode 1996-1999, terjadi kelebihan pasokan batubara dunia yang tidak diimbangi dengan

peningkatan permintaan. Hal ini mengakibatkan harga batubara mengalami penurunan, bahkan

pada tahun 1999, harga batubara sempat menyentuh angka US$19/Mton, meskipun kemudian

naik kembali menjadi US$36,5 pada akhir tahun. Peningkatan itu dipicu oleh kenaikan harga

minyak dunia dari US$12,72/barel pada tahun 1998 menjadi US$17,97/barel.

Pada tahun 2000, harga batubara kembali turun pada kisaran US$29,90/Mton, dikarenakan

kelebihan pasokan batubara kembali terjadi termasuk pasokan dari Indonesia. Maraknya

kegiatan-kegiatan tambang liar di Indonesia menyebabkan pasokan batubara melimpah dengan

keterbatasan kemampuan mengelola batubara yang berkualitas sehingga tidak sesuai dengan

permintaan pasar.

0

20

40

60

80

100

120

140

2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012

Har

ga B

atu

bar

a U

S$/M

ton

Tahun

Page 2: Analisis_Pasar_Batubara_Dunia.pdf

Wisudowati Ayu Sugito

NPM 1106035650

MPKP Angkatan XXV

2

2001

Pada akhir tahun 2000 sampai dengan sepanjang tahun 2001, harga batubara mengalami

peningkatan. Harga batubara rata-rata naik menjadi US$50,15/Mton. Kenaikan tersebut terkait

dengan musim dingin di Eropa dan kenaikan harga minyak sehingga meningkatkan permintaan

atas batubara dunia. Selain itu, adanya peningkatan kapasitas PLTU batubara dan produksi baja

di Asia dan Eropa turut andil dalam peningkatan permintaan batubara.

Dari sisi penawaran, pasokan batubara menurun karena tutupnya beberapa perusahaan

tambang batubara Australia dan pengumuman Polandia yang akan mengurangi produksinya.

Dengan pasokan batubara yang menurun, sedangkan kondisi permintaannya justru meningkat,

mendorong harga batubara naik.

2002

Harga batubara melemah pada tahun 2002 hingga level US$33,20/Mton. Tren kenaikan harga

pada dua tahun sebelumnya, mendorong negara eksportir batubara dunia meningkatkan

produksinya. Produksi Cina tahun 2002 adalah sebesar 1550,4 juta ton atau meningkat 6% dari

tahun sebelumnya 1471,5 juta ton. Australia meningkatkan produksinya dari 340,8 juta ton

menjadi 334,6 juta ton. Demikian halnya dengan Indonesia, produksi batubaranya meningkat

sebesar 12% menjadi 103,3 juta ton. Hal ini menyebabkan pasokan batubara dunia meningkat

sehingga memicu melemahnya harga batubara dunia.

2003

Pada tahun 2003, harga batubara menguat hingga US$38,52/Mton yang disebabkan kenaikan

permintaan batubara, terutama pada negara-negara Asia Pasifik, serta kenaikan harga minyak

dunia. Permintaan batubara thermal dunia pada tahun 2003 adalah 516,9 juta ton atau

meningkat 12% dibandingkan tahun sebelumnya sebesar 461,3 juta ton. Sedangkan kenaikan

harga minyak dunia pada tahun 2003, meningkat sebesar 14,5% dari US$25,02/barel menjadi

US$28,83/barel.

2004

Peningkatan harga batubara pada tahun 2004 (rata-rata US$51,16/Mton) disebabkan karena

kenaikan permintaan Cina dan India atas batubara yang menguasai kurang lebih 72% dari

kenaikan konsumsi batubara dunia sebagai akibat pertumbuhan ekonomi yang mencapai rata-

rata 6,5% di Cina dan 5,7% di India.

Disamping itu, adanya kebijakan Cina untuk menutup keran ekspor batubaranya dalam

memenuhi pasokan batubara di kawasan Asia Pasifik mulai tahun 2004 juga berdampak pada

kenaikan harga batubara dunia. Cina lebih memilih untuk memanfaatkan cadangan batubaranya

Page 3: Analisis_Pasar_Batubara_Dunia.pdf

Wisudowati Ayu Sugito

NPM 1106035650

MPKP Angkatan XXV

3

guna kebutuhan domestik dalam merespon pertumbuhan ekonomi yang pesat. Produksi

batubara Cina pada tahun ini 1,95 miliar ton, namun hanya mengekspor 86,63 juta ton saja dan

mengimpor batubara sebanyak 18,36 juta ton atau meningkat 69% dari tahun sebelumnya.

Penurunan pasokan batubara Indonesia turut memicu kenaikan signifikan harga batubara dunia.

Harga tahun 2002-2003 hanya berkisar US$30/Mton sampai dengan US$38/Mton (harga FOB

ekspor Indonesia US$25/Mton sampai US$29/Mton), sehingga produsen dalam negeri

mengurangi produksi guna meminimalisir kerugian biaya produksi. Kegiatan ini menyebabkan

banyak tambang yang seharusnya bisa melakukan penambangan namun tidak berani mengambil

resiko merugi yang mengakibatkan produksi menurun.

2005

Di tahun 2005, tren kenaikan harga batubara (rata-rata US$62,96) masih dipacu oleh peningkatan

permintaan batubara, serta konsistensi kenaikan harga minyak dunia. Permintaan batubara

thermal pada tahun 2005 adalah 580 juta ton atau meningkat 5% dibandingkan permintaan

batubara thermal tahun sebelumnya sebesar 554 juta ton. Sedangkan kenaikan harga minyak

dunia pada tahun 2005, meningkat sebesar 42% dari US$54,52/barel menjadi US$38,27/barel.

2006

Peningkatan harga batubara pada triwulan pertama tahun 2006, dikarenakan menurunnya

pasokan batubara akibat curah hujan yang deras di kawasan Kalimantan Tengah, Indonesia.

Hujan terus menerus menyebabkan banjir pada daerah aliran sungai Barito dan menghambat laju

transportasi batubara sehingga puluhan ribu batubara untuk ekspor tidak terangkut. Mengingat

Indonesia bersama dengan Australia dan Cina adalah pemasok kebutuhan batubara dunia untuk

ekspor sebesar 56% dari total kebutuhan batubara dunia, hal ini berdampak pada kenaikan harga

batubara dunia.

Kecendrungan peningkatan harga batubara terus bertahan sepanjang tahun 2006 dipicu

pertumbuhan ekonomi Cina yang membutuhkan batubara sebagai bahan baku utama

pembangkit listrik (PLTU). Tingginya harga gas bumi turut menjadi pendorong peningkatan

penggunaan batubara.

2007

Tren harga batubara dunia yang terus meningkat pada tahun 2007 masih dipicu oleh pesatnya

penggunaan batubara sebagai sumber energi alternatif yang ditandai dengan permintaan yang

cukup tinggi dari negara-negara utama importir batubara, terutama Cina, yang menyebabkan

ketidakseimbangan antara pasokan dan konsumsi batubara dunia. Selain Cina yang

meningkatkan jumlah impor batubaranya mencapai 182 juta ton, peningkatan impor batubara

Page 4: Analisis_Pasar_Batubara_Dunia.pdf

Wisudowati Ayu Sugito

NPM 1106035650

MPKP Angkatan XXV

4

secara signifikan juga dialami Korea Selatan dengan nilai 88 juta ton terkait dengan tingginya

permintaan batubara seiring dengan pesatnya pertumbuhan industri kedua negara tersebut.

Pada tahun 2007, rata-rata harga batubara mencapai US$70,12/Mton jauh lebih tinggi

dibandingkan tahun sebelumnya sebesar US$64,90/Mton. Peningkatan harga batubara sejalan

dengan kenaikan harga minyak dunia yang mencapai harga tertinggi pada Oktober-Desember

sebesar US$83,47/barel dikarenakan turunnya pasokan dan cadangan minyak Amerika Serikat,

pengurangan kuota OPEC, ketegangan Iran dan kekhawatiran pasar terhadap kondisi politik

Nigeria. Kenaikan harga minyak dunia secara tidak langsung berdampak pada naiknya harga

batubara. Tingginya harga minyak bumi mendorong negara-negara terutama negara industri Asia

mencari bahan bakar alternatif sehingga mendorong peningkatan permintaan batubara yang

pada akhirnya turut memicu kenaikan harga batubara dunia.

2008

Pada triwulan pertama tahun 2008, rata-rata harga batubara mencapai US$115,7/Mton, jauh

lebih tinggi dibandingkan tahun sebelumnya (US$70,12/Mton). Kenaikan harga tersebut

didorong oleh tingginya harga minyak dan beberapa peristiwa yang terjadi di negara-negara

produsen, antara lain:

1. Pada bulan Januari 2008, pemerintah Cina melakukan larangan sementara terhadap ekspor

batubara thermal guna menyediakan pasokan batubara untuk pasar domestik. Hal ini telah

meningkatkan ketegangan di pasar batubara dan terjadi pada saat bersamaan dengan badai

salju yang melanda Cina bagian tengah dan selatan yang menyebabkan kerusakan dan

kekacauan transportasi sehingga menganggu distribusi batubara;

2. Kelangkaan sumber energi di Afrika Selatan yang menyebabkan Anglo American Plc menutup

tambangnya;

3. Bencana banjir di Queensland, Australia pada bulan Januari dan Februari yang

mengakibatkan penundaan pengiriman batubara ke sejumlah perusahaan besar.

Harga batubara meningkat pada triwulan kedua dengan nilai mencapai US$118,7/Mton.

Tingginya harga batubara disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu:

1. Permintaan yang tetap tinggi dari Cina, meskipun merupakan produsen batubara terbesar

namun sebagian besar cadangannya terkonsentrasi di daerah yang infrastrukturnya buruk;

2. Mulai terbatasnya produksi batubara di Australia meskipun didukung infrastruktur yang

memadai;

3. Terhambatnya pasokan batubara dari Afrika Selatan karena keterbatasan fasilitas

pelabuhan.

Harga batubara kembali naik pada triwulan ketiga tahun 2008 yang mencapai US$158,8/Mton.

Besarnya permintaan batubara dari Cina guna memenuhi kebutuhan industri baja dan

Page 5: Analisis_Pasar_Batubara_Dunia.pdf

Wisudowati Ayu Sugito

NPM 1106035650

MPKP Angkatan XXV

5

pembangkit listrik yang cupuk besar di negara tersebut, masih menjadi faktor utama yang

menyebabkan peningkatan harga batubara dunia. Kemudian, pelemahan permintaan batubara

pada akhir tahun 2008, terutama Jepang sebagai importir terbesar dunia, mendorong harga

batubara turun pada tingkat US$84,27/Mton.

2009

Pada periode Januari sampai dengan Maret 2013, harga batubara turun kembali pada posisi

US$70. Jepang sebagai importir batubara terbesar di dunia mengalami penurunan impor

batubara thermal setidaknya sebesar 3% dengan tingkat 130 juta ton yang disebabkan oleh

meningkatnya penggunaan kapasitas pembangkit listrik energi nuklir. Meningkatnya tingkat

penggunaan pembangkit listrik energi nuklir di Jepang akan menyebabkan berkurangnya

penggunaan jenis energi lain, termasuk batubara. Hal ini menjadi faktor penting yang

menurunkan permintaan batubara dunia secara signifikan.

Pertengahan tahun 2008, harga batubara kembali meningkat pada kisaran US$71.31. Pemulihan

ekonomi dunia meningkatkan permintaan terhadap produk energi, termasuk batubara, sehingga

mendorong harga naik. Kenaikan batubara ini juga sejalan dengan harga minyak bumi yang

meningkat karena batubara merupakan komoditas energi alternatif selain minyak dan gas.

Harga batubara pada Oktober sampai dengan Desember menguat hingga mencapai

US$77,6/Mton. Meningkatnya harga komoditas ini ditengarai sebagai respon dari naiknya

permintaan Cina memasuki musim dingin di akhir tahun guna pemenuhan kebutuhan bahan

bakar listriknya. Cina merupakan konsumen batubara terbesar dibanding negara-negara

pengimpor lainnya dan hampir 80% pembangkit listrik di negara tersebut menggunakan batubara

sebagai sumber energi.

2010

Awal tahun 2010, harga batubara meningkat pada level US$95,2/Mton atau naik 22,6% dari

periode sebelumnya sebesar US$77,6/Mton. Kenaikan harga batubara tersebut sejalan dengan

menguatnya harga minyak dunia yang merupakan barometer pergerakan harga komoditas

lainnya termasuk batubara.

Pada pertengahan tahun 2010, harga batubara melemah pada tingkat US$93,6/Mton.

Pelemahan tersebut mengikuti tren penurunan harga minyak bumi akibat ketidakpastian

ekonomi global. Kemudian pada triwulan akhir tahun 2010, harga batubara meningkat kembali

menjadi US$106,5/Mton. Kenaikan tersebut mengikuti tren kenaikan harga minyak bumi akibat

permintaan melonjak memasuki musim dingin terutama di Eropa dan Amerika Serikat.

Page 6: Analisis_Pasar_Batubara_Dunia.pdf

Wisudowati Ayu Sugito

NPM 1106035650

MPKP Angkatan XXV

6

2011

Harga batubara di pasar internasional pada awal tahun 2011 meningkat dari US$106,5/Mton

menjadi US$112,4/Mton. Selain karena tren harga yang terus meningkat sejak akhir tahun 2010,

gangguan pasokan batubara yang terjadi akibat banjir bandang yang melanda Australia sejak

Desember 2010 sebagai negara penghasil batubara terbesar dunia menjadi faktor penyebab

utama kenaikan harga batubara pada triwulan pertama.

Pada periode Mei-Juni tahun 2011, terjadi pelemahan harga batubara dunia sebesar 7% menjadi

US$104/Mton dari US$112,4/Mton pada triwulan sebelumnya. Penurunan harga batubara

dipasar internasional diperkirakan akibat melemahnya permintaan batubara dunia dari Asia,

antara lain karena belum pulihnya permintaan dari Jepang pasca tsunami. Selain Jepang,

permintaan batubara dari Korea Selatan juga mengalami penurunan.

Harga batubara bergerak stabil di sekitar US$104/Mton pada periode Juli sampai dengan

September 2011. Pergerakan ini dipengaruhi oleh lesunya permintaan batubara dari Eropa

terkait krisis hutang yang masih melanda kawasan tersebut. Harga batubara kembali melemah

pada akhir tahun menjadi US$111,5/Mton. Penurunan tersebut disebabkan melemahnya

permintaan batubara dari Asia, terutama India akibat perlambatan aktivitas industri baja, semen

dan Direct Reduced Iron (DRI), serta Eropa akibat pelemahan ekonomi global.

2012

Pada awal tahun, harga batubara masih dalam tren penurunan dari tahun sebelumnya sebesar

US$111,5/Mton menjadi US$102,04/Mton. Penurunan harga tersebut disebabkan oleh

melemahnya permintaan global dan tingginya pasokan dari negara-negara utama pengekspor

batubara.

Pertengahan tahun hingga tahun 2012 berakhir, harga kembali menyentuh level US$90/Mton.

Harga turun dikarenakan kelebihan pasokan batubara dunia akibat penurunan permintaan.

Kelebihan suplai batubara di pasar itu diawali dari kelebihan cadangan batubara di Cina yang juga

sebenarnya hasil ekspor Indonesia. Cina mengurangi konsumsi batubara karena industri

pembuatan barang jadi yang diproduksi dengan mesin-mesin elektrik yang dibangkitkan dengan

pembakaran batubara tengah lesu. Cina mengerem laju konsumsinya menjadi hanya 7% per

tahun hingga tiga tahun kedepan, setelah sebelumnya 9% per tahun. Cina juga mulai menambang

sendiri batubara miliknya dengan kapasitas produksi 750 juta ton per tahun.

Selain Cina, Amerika Serikat juga mulai menjadi pemain ekspor batubara. Setelah menemukan

gas serpih (shell gas) yang murah, dimana biaya produksinya hanya dua sen dollar per kaki kubik,

Amerika Serikat mengganti bahan bakar sejumlah pembangkit listrik dengan gas tersebut.

Pemakaian gas itu membuat Amerika Serikat menghemat batubaranya 180 juta ton per tahun.

Hal ini mengakibatkan pasokan batubara Amerika Serikat yang sudah terlanjur dieksploitasi

Page 7: Analisis_Pasar_Batubara_Dunia.pdf

Wisudowati Ayu Sugito

NPM 1106035650

MPKP Angkatan XXV

7

menjadi tidak terpakai. Oleh karena itu, untung satu dollar saja per ton, Amerika Serikat sudah

menjual batubaranya. Ekspor Amerika Serikat sudah mencapai 91 juta ton di bulan September

terutama pada pasar Jepang dan Cina.

Pasokan batubara dunia berlebih karena sejumlah pemain baru masuk ke dalam bisnis ini,

termasuk di Indonesia, dimana banyak penambang baru dan pemain lama berlomba dalam

menggenjot produksinya dikarenakan tertarik dengan tren kenaikan harga batubara tahun-tahun

sebelumnya. Pada akhirnya pasokan batubara melimpah ruah, permintaan turun dan harga pun

anjlok.

Penurunan permintaan batubara hampir di semua negara tujuan ekspor sebagai dampak ikutan

dari krisis ekonomi ekonomi yang melanda Eropa, kecuali India yang masih tumbuh sebesar 9,5%

terkait dengan pemernuhan kebutuhan energi dalam negeri. Kelesuan ekonomi di Eropa dan

Amerika Serikat membuat permintaan terhadap industri manufaktur di Cina dan India melemah

dan akibatnya pembelian batubara berkurang. Penurunan permintaan batubara terbesar terjadi

pada Cina (-38,3%) seiring dengan perlambatan ekonomi yang dialami Cina. Penurunan

permintaan batubara juga terjadi ke mitra dagang utama lainnya, seperti Jepang (02,2%), Korea

selatan (-7,7%) dan taiwan (-12,6%).

Referensi:

1. http://www.metrotvnews.com/metronews/news/2012/10/03/108372/Harga-Batu-Bara-

Turun-Karena-Suplai-Berlebih/2 (diakses pada 22 Agustus 2013 20:58);

2. http://finance.detik.com/read/2012/09/20/165107/2028265/1034/harga-batubara-masih-

akan-turun-hingga-akhir-tahun (diakses pada 22 Agustus 2013 20:58);

3. http://hazibullahtambang-pertambangan.blogspot.com/2012/01/v-

behaviorurldefaultvmlo.html (diakses pada 20 Agustus 2013 20:32);

4. http://ptdspmasamba.blogspot.com/2010/09/investasi-dunia-tambang-batubara.html

(diakses pada 20 Agustus 2013 20:32);

5. http://groups.yahoo.com/group/InaMinE/message/993 (diakses pada 22 Agustus 2013

21:08);

6. http://202.59.162.82/cetak.php?cid=1&id=4614&url=http%3A%2F%2F202.59.162.82%2Fs

wamajalah%2Ftren%2Fdetails.php%3Fcid%3D1%26id%3D4614 (diakses pada 19 Agustus

2013 18:08);

7. Laporan Neraca Pembayaran Indonesia 2006-2012. Bank Indonesia.

Page 8: Analisis_Pasar_Batubara_Dunia.pdf

Wisudowati Ayu Sugito

NPM 1106035650

MPKP Angkatan XXV

8

Dalam analisis permintaan dan penawaran, tidak lepas dari peran penting harga. Dalam

teori ekonomi disebutkan bahwa harga suatu barang atau jasa yang pasarnya kompetitif, tinggi

rendahnya harga ditentukan oleh permintaan dan penawaran pasar. Dengan kata lain, harga yang

terbentuk untuk suatu komoditas merupakan hasil interaksi antara permintaan dan penawarannya.

Pada komoditas pertambangan, dalam hal ini batubara, harga secara langsung dipengaruhi

oleh kondisi permintaan dan penawaran di pasar global. Selain itu pergerakan harga energi lainnya,

terutama minyak bumi adalah salah satu faktor utama yang mempengaruhi harga batubara (Farida

Zed, 2006). Tren pergerakan harga batubara dunia menginterpretasikan kondisi permintaan dan

penawaran batubara dunia, dimana secara langsung dan/atau tidak langsung turut mempengaruhi

dan/atau dipengaruhi perbatubaraan Indonesia.

Gambar I.5.

Tren Pergerakan Harga Batubara Dunia

Sumber: World Coal Association (WCA)

Gambar I.5 menunjukkan bahwa pada tahun 2000 sampai dengan sepanjang tahun 2001,

harga batubara dunia mengalami peningkatan. Kenaikan tersebut terkait dengan musim dingin di

Eropa dan kenaikan harga minyak sehingga meningkatkan permintaan atas batubara dunia. Selain

itu, adanya peningkatan kapasitas PLTU batubara dan produksi baja di Asia dan Eropa turut andil

dalam peningkatan permintaan batubara.

Dari sisi penawaran, pasokan batubara menurun karena tutupnya beberapa perusahaan

tambang batubara Australia dan pengumuman Polandia yang akan mengurangi produksinya.

0

20

40

60

80

100

120

140

2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012

Har

ga B

atu

bar

a U

S$/M

ton

Tahun

Page 9: Analisis_Pasar_Batubara_Dunia.pdf

Wisudowati Ayu Sugito

NPM 1106035650

MPKP Angkatan XXV

9

Dengan pasokan batubara yang menurun, sedangkan kondisi permintaannya justru meningkat,

mendorong harga batubara naik.

Harga batubara melemah pada tahun 2002 hingga level US$33,20/Mton. Tren kenaikan

harga pada dua tahun sebelumnya, mendorong negara eksportir batubara dunia meningkatkan

produksinya. Produksi Cina tahun 2002 adalah sebesar 1550,4 juta ton atau meningkat 6% dari

tahun sebelumnya 1471,5 juta ton. Australia meningkatkan produksinya dari 340,8 juta ton

menjadi 334,6 juta ton. Demikian halnya dengan Indonesia, produksi batubaranya meningkat

sebesar 12% menjadi 103,3 juta ton. Hal ini menyebabkan pasokan batubara dunia meningkat

sehingga memicu melemahnya harga batubara dunia.

Pada tahun-tahun selanjutnya, harga batubara dunia cendrung meningkat. Hal ini

disebabkan kenaikan permintaan batubara, terutama Cina dan India yang menguasai kurang lebih

72% dari kenaikan konsumsi batubara dunia sebagai akibat pertmbuhan ekonomi yang mencapai

rata-rata 6,5% di Cina dan 5,7% di India. Disamping itu, peningkatan harga batubara sejalan

dengan kenaikan harga minyak dunia dikarenakan turunnya pasokan dan cadangan minyak

Amerika Serikat, pengurangan kuota OPEC, ketegangan Iran dan kekhawatiran pasar terhadap

kondisi politik Nigeria. Tingginya harga miyak bumi mendorong negara-negara terutama negara

industri Asia mencari bahan bakar alternatif sehingga mendorong peningkatan permintaan

batubara yang pada akhirnya turut memicu kenaikan harga batubara dunia.

Tahun 2008, kenaikan harga batubara dunia meningkat tajam dikarenakan dorongan

beberapa peristiwa yang terjadi di negara-negara produsen, antara lain:

Pada bulan Januari 2008, pemerintah Cina melakukan larangan sementara terhadap ekspor

batubara thermal guna menyediakan pasokan batubara untuk pasar domestik. Hal ini telah

meningkatkan ketegangan di pasar batubara dan terjadi pada saat bersamaan dengan badai

salju yang melanda Cina bagian tengah dan selatan yang menyebabkan kerusakan dan

kekacauan transportasi sehingga menganggu distribusi batubara;

Kelangkaan sumber energi dan keterbatsan fasilitas pelabuhan di Afrika Selatan yang

menyebabkan Anglo American Plc menutup tambangnya;

Bencana banjir di Queensland, Australia pada bulan Januari dan Februari yang

mengakibatkan penundaan pengiriman batubara ke sejumlah perusahaan besar.

Pada periode Januari sampai dengan Maret 2009, harga batubara turun kembali pada posisi

US$70. Jepang sebagai importir batubara terbesar di dunia mengalami penurunan impor batubara

Page 10: Analisis_Pasar_Batubara_Dunia.pdf

Wisudowati Ayu Sugito

NPM 1106035650

MPKP Angkatan XXV

10

thermal setidaknya sebesar 3% dengan tingkat 130 juta ton yang disebabkan oleh meningkatnya

penggunaan kapasitas pembangkit listrik energi nuklir. Meningkatnya tingkat penggunaan

pembangkit listrik energi nuklir di Jepang akan menyebabkan berkurangnya penggunaan jenis

energi lain, termasuk batubara. Hal ini menjadi faktor penting yang menurunkan permintaan

batubara dunia secara signifikan.

Harga batubara dunia kemudian meningkat kembali pada tahun 2010 sampai dengan akhir

tahun 2011 karena dipengaruhi harga minyak dunia sebagai barometer penggerak harga komoditas

lainnya termasuk batubara. Selain itu, gangguan pasokan yang terjadi akibat banjir bandang

melanda Australia sejak Desember 2010 serta belum pulihnya permintaan batubara dari Jepang

pasca tsunami.

Tahun 2012, harga kembali turun dikarenakan kelebihan pasokan batubara dunia akibat

menurunnya permintaan. Kelebihan suplai batubara di pasar itu diawali dari kelebihan cadangan

batubara di Cina yang juga sebenarnya hasil ekspor Indonesia. Cina mengurangi konsumsi

batubara karena industri pembuatan barang jadi yang diproduksi dengan mesin-mesin elektrik

yang dibangkitkan dengan pembakaran batubara tengah lesu. Cina mengerem laju konsumsinya

menjadi hanya 7% per tahun hingga tiga tahun kedepan, setelah sebelumnya 9% per tahun. Cina

juga mulai menambang sendiri batubara miliknya dengan kapasitas produksi 750 juta ton per

tahun.

Selain Cina, Amerika Serikat juga mulai menjadi pemain ekspor batubara. Setelah

menemukan gas serpih (shell gas) yang murah, dimana biaya produksinya hanya dua sen dollar

per kaki kubik, Amerika Serikat mengganti bahan bakar sejumlah pembangkit listrik dengan gas

tersebut. Pemakaian gas itu membuat Amerika Serikat menghemat batubaranya 180 juta ton per

tahun. Hal ini mengakibatkan pasokan batubara Amerika Serikat yang sudah terlanjur dieksploitasi

menjadi tidak terpakai. Oleh karena itu, untung satu dollar saja per ton, Amerika Serikat sudah

menjual batubaranya. Ekspor Amerika Serikat sudah mencapai 91 juta ton di bulan September

terutama pada pasar Jepang dan Cina.

Pasokan batubara dunia berlebih karena sejumlah pemain baru masuk ke dalam bisnis ini,

termasuk di Indonesia, dimana banyak penambang baru dan pemain lama berlomba dalam

menggenjot produksinya dikarenakan tertarik dengan tren kenaikan harga batubara tahun-tahun

sebelumnya. Pada akhirnya pasokan batubara melimpah ruah, permintaan turun dan harga pun

anjlok.

Page 11: Analisis_Pasar_Batubara_Dunia.pdf

Wisudowati Ayu Sugito

NPM 1106035650

MPKP Angkatan XXV

11

Penurunan permintaan batubara hampir di semua negara tujuan ekspor sebagai dampak

ikutan dari krisis ekonomi ekonomi yang melanda Eropa, kecuali India yang masih tumbuh sebesar

9,5% terkait dengan pemernuhan kebutuhan energi dalam negeri. Kelesuan ekonomi di Eropa dan

Amerika Serikat membuat permintaan terhadap industri manufaktur di Cina dan India melemah

dan akibatnya pembelian batubara berkurang. Penurunan permintaan batubara terbesar terjadi pada

Cina (-38,3%) seiring dengan perlambatan ekonomi yang dialami Cina. Penurunan permintaan

batubara juga terjadi ke mitra dagang utama lainnya, seperti Jepang (02,2%), Korea selatan (-

7,7%) dan taiwan (-12,6%).

Pergerakan harga batubara dunia sebagaimana dimaksud diatas menjadi pemicu

pergerakan harga batubara Indonesia. Meski pemerintah menetapkan kebijakan harga acuan guna

melindungi kepentingan dalam negeri, namun tetap menjadikan harga batubara global menjadi

salah satu pertimbangannya.