analisis tingkat kesehatan bank syariah di indonesia...

134
ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK SYARIAH DI INDONESIA PADA SAAT KRISIS KEUANGAN GLOBAL DAN SETELAH KRISIS KEUANGAN GLOBAL (2008-2013) SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S. Pd.) Oleh: DINI HALIMAH TUTSAADIYAH NIM. 1111015000048 JURUSAN PENDIDIKAN IPS FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2015

Upload: buidang

Post on 09-Mar-2019

228 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK SYARIAH DI INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28574/3/DINI... · ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK SYARIAH DI INDONESIA

ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK SYARIAH DI

INDONESIA PADA SAAT KRISIS KEUANGAN GLOBAL

DAN SETELAH KRISIS KEUANGAN GLOBAL (2008-2013)

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk Memenuhi

Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S. Pd.)

Oleh:

DINI HALIMAH TUTSAADIYAH

NIM. 1111015000048

JURUSAN PENDIDIKAN IPS

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2015

Page 2: ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK SYARIAH DI INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28574/3/DINI... · ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK SYARIAH DI INDONESIA
Page 3: ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK SYARIAH DI INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28574/3/DINI... · ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK SYARIAH DI INDONESIA
Page 4: ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK SYARIAH DI INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28574/3/DINI... · ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK SYARIAH DI INDONESIA
Page 5: ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK SYARIAH DI INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28574/3/DINI... · ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK SYARIAH DI INDONESIA

i

ABSTRAK

Dini Halimah Tutsa’adiyah (1111015000048). Analisis Tingkat Kesehatan Bank

Syariah di Indonesia Ketika Krisis Keuangan Global dan Setelah Krisis Keuangan

Global.Skripsi (2008-2013), Jakarta: Jurusan Pendidikan IPS Fakultas Ilmu Tarbiah

dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Januari 2015.

Penelitian Ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kesehatan bank syariah

yang di ada di indoensia ketia krisis keuangan global dan setelah krisis keuangan

global. Dalam penelitian ini metode penilaian tingkat kesehatan bank yang digunakan

yaitu Metode CAMELS. Metode CAMELS yaitu menilai kesehatan bank dari faktor

Permodalan (Capital), Aset (Asset), Manajemen (Managaent), Rentabilitas(Earning),

Likuiditas (liquidity), dan risiko terhadap Pasar (Market to Risk). Dalam Penelitian ini

faktor CAMELS yang digunakan hanya dilihat dari faktor Keuangan/financial nya

saja. Sedangkan untuk faktor Manajemen dan market to risk tidak di gunakan karena

kedua faktor tersebut termasuk dalam kualitatif yaitu penilaian uraian.

Populasi penelitian ini yaitu Bank Umum Syariah yang terdaftar di Bank

Indonesoa periode tahun 2008-2013. Penarikan sampel dengan purposive sapling

yaitu 4 bank umum syariah yang masing-masing diteliti selama 6 tahun. Jenis

penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian analisis deskriptif.

Dan sumber data yang digunakan yaitu data sekunder dari laporan keuangan publikasi

bank umum syariah kepada Bank Indonesia yang sudah diaudit.

Hasil penelitian yang di lakukan peneliti menunjukan bahwa tingkat

kesehatan bank syariah aitu Bank Syariah Mandiri (BSM), Bank Muammalat

Indoneisa (BMI), Bank Mega Syariah (BMS) dan Bank Bukopin Syariah (BSM)

menunjukan tidak ada perbedaan tingkat kesehatan bank-bank tersebut ketika krisis

keuangan global dan setelah krisis keuangan global. Hal ini dilihat dari hasil penilaian

tingkat kesehatan yang di miliki asing-asing bank selama 6 tahun perhitungan

menunjukan kondisi yang sehat dan sangat sehat disetiap tahunnya. Dan masing-

asing faktor penilaian berada pada peringkat 1 dan 3.

Kata Kunci : Tingkat Kesehatan Bank Syariah, Krisis Keuangan Global, Analisis

CAMELS

Page 6: ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK SYARIAH DI INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28574/3/DINI... · ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK SYARIAH DI INDONESIA

ii

ABSTRACT

Dini Halimah Tutsa'adiyah ( 1111015000048 ) . Analysis of Islamic Banks in

Indonesia when the Global Financial Crisis and After the Financial Crisis

Global.Skripsi (2008-2013) , Jakarta: Department of the Faculty of Social Science

Education and Teaching Tarbiah , Syarif Hidayatullah State Islamic University

Jakarta . January 2015 .

This study aims to determine the level of health in existing Islamic banks in

indonesia ketia global financial crisis and after the global financial crisis . In this

study bank rating method used is the method CAMELS . CAMELS method of

assessing the health of the banks of factors Capital ( Capital ) , assets ( Asset ) ,

Management ( Managaent ) , Profitability ( Earnings ) , liquidity (liquidity ) , and the

risks to the Market ( Market to Risk ) . In this study CAMELS factor used only seen

from a factor of Finance / Financial its course . As for the management and market

factors to risk not in use because of two factors included in the description of

qualitative assessment .

The population of this study are listed Islamic Banks in Bank Indonesoa

period 2008-2013 . Purposive sampling with sapling that is 4 Islamic banks were

each studied for 6 years . This type of research used in this research is descriptive

analysis . And sources of data used are secondary data from published financial

statements of Islamic banks to Bank Indonesia, which has been audited .

The results of the research will be undertaken researchers showed that the

level of health of Islamic banks aitu Bank Syariah Mandiri ( BSM ) , Bank

Muammalat Indoneisa ( BMI ) , Bank ( BMS ) and Bukopin Sharia ( BSM ) showed

no difference in the level of health of these banks when the global financial crisis and

after the global financial crisis . It is seen from the results of the rating of the foreign

- owned foreign bank for 6 years Calculation shows a healthy condition and very

healthy in every year . And each foreign - assessment factors are ranked 1 and 3 .

Keywords : Islamic Bank Soundness , Global Financial Crisis , Analysis CAMELS

Page 7: ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK SYARIAH DI INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28574/3/DINI... · ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK SYARIAH DI INDONESIA

iii

KATA PENGANTAR

Alhamdulilah wa syukurilah penulis ucapkan kehadirat Allah SWT dzat yang

maha sempurna dan berilmu. Ungkapan sholawat serta salam semoga tercurah kepada

Rasullah SAW insane paling mulia yang telah menghabiskan waktu untuk menuntun

umat pengikutnya kearah kesempatan hidup. Dalam menyelesaikan skripsi ini,

penulis menyadari sepenuhnya akan keterbatasan waktu, pengetahuan dan biaya

sehingga tampa bantuan dan bimbingan dari semua pihak tidaklah mungkin berhasil

dengan baik. Karena itulah sepatutna di ucapkan terima kasih yang tak terhingga

terutama penulis tunjukan kepada yang terhormat :

1. Dra. Nurlela Rifa’I, MA, Ph. D, selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiah dan

Keguruan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Dr.Iwan Purwanto, M.Si., Ketua Jurusan Pendidkan IPS Fakultas Ilmu

Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah

Jakarta.

3. Mochammad Noviadi Nugroho, M.Pd., Dosen Pembimbing I yang dengan

penuh kesabaran dan penuh perhatian, ketelatenan, dalam memberikan arahan

serta bimbingan dalam penulisan skripsi ini, dan terimakasih sebesar-besarnya

atas watu yang diluangkannya. Semoga Allah SWT memberikan kesehatan dan

kebaikan dibalas dengan berlipat ganda.

4. Annisa Windarti, M.Sc., Dosen Pembimbing II yang dengan penuh kesabaran

dan penuh perhatian, ketelatenan, dalam memberikan arahan serta bimbingan

dalam penulisan skripsi ini, dan terimakasih sebesar-besarnya atas watu yang

diluangkannya. Semoga Allah SWT memberikan kesehatan dan kebaikan

dibalas dengan berlipat ganda.

5. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Khususnya

Jurusan Pendidikan IPS yang dengan ikhlas menyumbangkan ilmunya selama

penulis mengikuti perkuliahan. Semoga ilmu yang diterima dapat enjadi bekal

bagi penulis.

Page 8: ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK SYARIAH DI INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28574/3/DINI... · ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK SYARIAH DI INDONESIA

iv

6. Keluargaku tercinta, Ayahanda (Endang Sukmayadi) dan Ibunda (Entin

Suntinah) ang senantiasa mengiringi langkahku dengan doa. Hanya Allah yang

sanggup membalas semua pengorbanan kalian di surgeNya kelak.

7. Kaka-kaka (Ira aditami dan Dina Halimah Tutsaadiyah, S.E) dan adik-adik ku (

Siti Humairah, Isti anggraini, dan Khairunisa) tersayang teriakasih atas

dorongan baik materil, moril dan spiritual, serta doa dan kasih saying yang

tiada tara, dengan segenap cinta dan buktiku kupersebahkan karya kecilku

untuk kalian orang-orang tercinta.

8. sahabat-sahabat terbaikku Intan N Aini, Kiki Ulfa Lesmana, Atin Kurniatin,

yang senantiasa menemani penulis dala susah maupun senang. Sukses untuk

kita semua. Amin.

9. Keluarga Besar Himpunan Mahasiswa Banten (HMB) Jakarta, yang menjadi

tepat menaung dan tempat menempa ilmu bagi penulis selama menuntut ilmu

di kampus tercinta, terimakasih telah atas motivasi dan do’anya.

10. Tean-teman seperjuangan Jurusan Pendidikan IPS 2010 dan 2011, khusunya

teman-teman terbaiku Chentaury Galih Kismareti, Lilian Paramitha,

Nurfadilah, Prizca Nufauziah, Gina Rosdianti, Cindy Fatika sari dan

Desdeomona. Terimakasih atas doa dan dukunganya dan menjadi teman

terbaik. Sukses untuk kita semua.

Penulis mengucapkan terimakasih kepada pihak yang tidak bisa disebutkan satu

persatu hingga skripsi ini terselesaikan. Semoga bantuan yang diberikan menjadi

amal saleh yang memperberat timbangan kebaikan kita di akhirat kelak. Kritik dan

saran serta ide senantiasa penulis terima dengan suka cita. Semoga skripsi ini dapat

bermanfaat bagi kita seua. Amiin, Sekian dan terimakasih.

Wassalamualaikum Wr.Wb.

Page 9: ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK SYARIAH DI INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28574/3/DINI... · ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK SYARIAH DI INDONESIA

v

DAFTAR ISI

ABSTRAK ................................................................................................................ i

ABSTRACK ............................................................................................................ ii

KATA PENGANTAR ............................................................................................. iii

DAFTAR ISI ............................................................................................................. v

DAFTAR TABEL .................................................................................................. viii

DAFTAR GAMBAR ................................................................................................ x

DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................................ xi

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah .................................................................... 1

B. . Identifikasi Masalah ......................................................................... 5

C. . Pembatasan Masalah ........................................................................ 6

D. Rumusan Masalah ............................................................................ 6

E. Tujuan Masalah ................................................................................. 6

F. Manfaat Penelitian ............................................................................. 7

BAB II KAJIAN TEORI

A. Perbankan Syariah ............................................................................. 8

1. Perkembangan Bank Syariah di Indonesia ................................... 8

2. Produk Bank Syariah .................................................................... 9

3. Perbedaan Bank Syariah dengan Bank Konvensional ................ 13

B. Penilaian Tingkat Kesehatan Bank .................................................. 16

1. Tingkat Kesehatan Bank ............................................................. 16

C. Krisis Keuangan Global .................................................................. 25

1. Pengertian Krisis .......................................................................... 25

Page 10: ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK SYARIAH DI INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28574/3/DINI... · ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK SYARIAH DI INDONESIA

vi

2. Penyebab Krisis Keuangan Global ............................................. 25

3. Dampak Krisis Keuangan Global ............................................... 29

D. Penelitian Terdahulu ........................................................................ 30

E. Kerangka Berfikir ............................................................................ 33

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Desain Penelitian ............................................................................. 36

B. Populasi dan Sampel......................................................................... 36

1. Populasi ........................................................................................ 36

2. Sampel ......................................................................................... 38

C. Jenis Penelitian ................................................................................ 39

D. Operasional Variable ........................................................................ 40

E. Teknik Pengumpulan Data .............................................................. 41

F. Teknik Analisa Data ........................................................................ 41

BAB IV HASIL PENELITIAN

A. Profil Perusahaan .............................................................................. 47

1. Profil PT. Bank Muamalat Indonesia Tbk .................................. 48

2. Profil PT. Bank Syariah Mandiri Tbk ......................................... 52

3. Profil PT. Bank Mega Syariah Tbk ............................................. 55

4. Profil PT. Bank Syariah Bukopin Tbk ......................................... 57

B. Analisis Tingkat Kesehatan BSM, BMI, BMS dan BSB ................. 60

1. Capital ........................................................................................ 61

2. Asset ............................................................................................. 66

3. Earning ....................................................................................... 68

4. Liquidity ...................................................................................... 74

C. Penetapan Peringkat Kesehatan BSM, BMI, BMS dan BSB .......... 76

Page 11: ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK SYARIAH DI INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28574/3/DINI... · ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK SYARIAH DI INDONESIA

vii

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ...................................................................................... 80

B. Saran ................................................................................................ 81

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................. 82

LAMPIRAN ............................................................................................................ 84

Page 12: ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK SYARIAH DI INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28574/3/DINI... · ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK SYARIAH DI INDONESIA

viii

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Perbedaan Bank Syariah dengan Bnak Konvensional ........................................ 16

Tabel 2.2 Penilian Tingkat Kesehatan Bank Syariah ......................................................... 24

Tabel 2.3 Rasio Tingkat Kesehatan Bank Syariah Rasio CAMELS ................................. 24

Tabel 2.4 Peringkat Faktor Keuangan Rasio CAMELS .................................................... 25

Tabel 2.5 Penilitian Relevan ............................................................................................... 30

Tabel 3.1 Daftar Bank Umum Sariah Populasi Penelitian ................................................. 37

Tabel 3.2 Penetapan Sampel Penelitian ............................................................................. 39

Tabel 3.3 Penghitungan Kriteria Penlialian dari Masing-Masing Aspek .......................... 46

Tabel 4.1 Hasil Penentuan Sampel ..................................................................................... 48

Tabel 4.2 Daftar Sapel Bank Syariah ................................................................................. 48

Tabel 4.3 Profil Perusahaan PT. Bank Muaalat Inodonesia Tbk ........................................ 49

Tabel 4.4 Profil Perusahaan PT. Bank Syariah Mandiri Tbk .............................................. 53

Tabel 4.5 Profil Perusahaan PT. Bank Mega Syariah Tbk ................................................ 55

Tabel 4.6 Profil Perusahaan PT. Bank Syariah Bukopin Tbk ............................................ 58

Tabel 4.7 Rasio CAR (Capital Adequarcy Ratio) BSM, BMI, BMS, BSB tahun2008 -

2013 ................................................................................................................... 61

Page 13: ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK SYARIAH DI INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28574/3/DINI... · ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK SYARIAH DI INDONESIA

ix

Tabel 4.8 Rasio KAP (Kualitas Aktifa Produktif) BSM, BMI, BMS dan BSB Tahun

2008 – 2013 ........................................................................................................ 66

Tabel 4.9 Rasio NOM (Net Operating Margin) BSM, BMI, BMS, dan BSB tahun

2008 – 2013 ........................................................................................................ 68

Tabel 4.10 Rasio STM (Short Term Mismatch) BSM, BMI, BMS dan BSB tahun

2008 – 2013 ....................................................................................................... 74

Tabel 4.11 Peringkat Kesehatan BSM, BMI, BMS, dan BSB tahun 2008 – 2013 ............. 77

Page 14: ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK SYARIAH DI INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28574/3/DINI... · ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK SYARIAH DI INDONESIA

x

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran ....................................................................................... 34

Gambar 4.1 Struktur Organisasi Bank Muaalat Indonesia Tbk .......................................... 51

Gambar 4.2 Struktur Organisasi Bank Syariah Mandiri Tbk .............................................. 54

Gambar 4.3 Struktur Organisasi Bank Mega Syariah Tbk ................................................. 56

Gambar 4.4 Struktur Organisasi Bank Syariah Bukopin Tbk ............................................. 59

Page 15: ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK SYARIAH DI INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28574/3/DINI... · ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK SYARIAH DI INDONESIA

xi

DAFTAR LAMPIRAN

1. Penghitungan Rasio Capital, Asset, Earning dan Liquiditas PT. Bank Sariah

Mandiri, Tbk.

2. Penghitungan Rasio Capital, Asset, Earning dan Liquiditas PT. Bank Muammat

Syariah, Tbk.

3. Penghitungan Rasio Capital, Asset, Earning dan Liquiditas PT. Bank Mega

Syariah, Tbk.

4. Penghitungan Rasio Capital, Asset, Earning dan Liquiditas PT. Bank Sariah

Bukopin, Tbk.

5. Laporan Keuangan, Asset, Neraca, Pendapatan Oprasional liabilitas dan ekuitas

PT. Bank Syariah Mandiri, Tbk.

6. Laporan Keuangan, Asset, Neraca, Pendapatan Oprasional liabilitas dan ekuitas

PT. Bank Muammalat Indonesia, Tbk.

7. Laporan Keuangan, Asset, Neraca, Pendapatan Oprasional liabilitas dan ekuitas

PT. Bank Mega Syariah, Tbk.

8. Laporan Keuangan, Asset, Neraca, Pendapatan Oprasional liabilitas dan ekuitas

PT. Bank Syariah Bukopin, Tbk.

Page 16: ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK SYARIAH DI INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28574/3/DINI... · ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK SYARIAH DI INDONESIA

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Kesehatan atau kondisi bank dan lembega keungan non-bank adalah faktor

peting yang sangat terkait baik bagi pemilik bank, pengelola, (manajemen) bank,

pengguna atau masyarakat pengguna bank, Bank Indonesia selaku otoritas

pengawas bank, dan pihak lainnya yang terkait dengan bank yang bersangkutan.

Fungsi dari penilaian tingkat kesehatan bank dapat di gunakan oleh pihak-pihak

terkait untuk mengevaluasi kinerja bank dalam menerapkan prinsip kehati-hatian,

kepatuhan terhadap ketentuan yang berlaku dan manajemen resiko. Untuk menilai

kesehatan sebuah bank dapat dilihat dari berbagai aspek. Penilaian ini bertujuan

untuk menentukan apakah bank tersebut dalam kondisi sehat, cukup sehat, kurang

sehat dan tidak sehat. Penilaian tingkat kesehatan bank dilakukan setiap periode

dan dalam setiap penilaian ditentukan kondisi suatu bank. Penilaian untuk

menentukan kondisi suatu bank, biasanya menggunakan alat ukur. Salah satu alat

ukur yang utama yang digunakan untuk menentukan kondisi suatu bank yaitu

dikenal dengan analisis CAMELS1 Berdasarkan peraturan Bank Indonesia Nomor

9/1/PBI/2007 adalah hasil penilaian kualitatif atau aspek yang berpengaruh

terhadap kondisi atau kinerja suatu bank atau UUS melalui penilian kuantitatif

terhadap faktor-faktor permodalan, kualitas aset, rentabilitas, likuiditas,

sensisitibilitas terhadap risiko pasar, dan penilaian kualitatif terhadap faktor

1 Kasmir. Pemasaran Bank.(Kencana, Jakarta.2005) hal 49.

Page 17: ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK SYARIAH DI INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28574/3/DINI... · ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK SYARIAH DI INDONESIA

2

manajemen. Tingkat kesehatan bank syariah merupakan kepetingan semua pihak

yang terkait, termasuk Bank Indoneisa. Bagi bank syariah hasil penilaian tingkat

kesehatan dapat dipergunakan sebagai salah satu alat bagi manajemn dalam

menentukan kebijakan pengelolaan bank kedepan.

Tingkat kesehatan keuangan bank adalah hasil kualitatif atas berbagi aspek

yang berpengaruh terhadap kondisi atau kinerja suatu bank melalui penilaian

kuantitatif dan atau penilaian Kualitatif terhadap faktor-faktor Capital, Asset

Quality, Manajement, Earning, dan likuidity yang disingkat CAMEL2. Penilaian

tingkat kesehatan bank dan penilaian manajemen risiko dibedakan namun terdapat

perpotongan antara keduanya. dalam penilaian tingkatan kesehatan bank telah

memasukan risiko yang melekat pada aktifitas bank (inherent risk) yang

merupakan bagian dari proses penilaian manajemn risiko3.

Pada umumya bank dikenal sebgai lembaga keuangan yang kegiatan

utamanya menerima simpanan, Giro, Tabungan dan Deposito. Ada dua macam

jenis bank sesuai dengan prinsipnya, ada bank syariah dan ada bank konvensional.

Kedua jenis bank memiliki fungsi yang sama. Namun perbedaanya hanya pada

prinsip pelaksanaannya. Subjek penelitian yang akan dilaksanakan hanya pada

Bank syariah. Pada perkembangannya bank syariah bisa dikatakan sangat pesat.

Apalagi di masa kini, masyarakat lebih memilih bank syariah sebagai tempat

menghimpun dananya. Ada banyak alasan sesorang memilih bank syariah, bisa

dalam segi agama, keuntungan dan kemanannya. Terlebih bank syariah di

Indonesa dari tahun-ketahun mengalami peningkatan yang sangat signifikan.

Kemudian bermunculan bank-bank umum berprinsip syariah. Berdasarkan data

Bank Indonesia, prospek perbankan syariah pada tahun 2008 di perkirakan cukup

baik. Industri bank syariah diperkirakan masih akan berkembang dengan tingkat

pertumbuhan yang cukup tinggi. Jika pada posisi 2004, volum usaha perbankan

2 Surat Edaran, Kepada bank Umum yang melaksanakan kegiaan usaha berdasarkan

prinsip syariah di Indonesia, prihal system peningkatan tingkat kesehtan bank umum berdasarkan

prinsip syariah No.9/24/DPbs , Jakarta : Bank Indonesia 3 Dwi Nur’aini Ihsan, Analisis Laporan Keuangan Perbankan Syariah. Jakarta : UIN

Jakarta Press 2013. Hal.88

Page 18: ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK SYARIAH DI INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28574/3/DINI... · ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK SYARIAH DI INDONESIA

3

syariah telah mencapai 14,0 triliun rupiah, dengan tingkat pertumbuhanya yang

terjadi pada tahun 2004 sebesar 88,6%, volum perbankan syariah di tahun 2005

diperkirakan akan mencapai 24 triliun rupiah dengan volum tersebut diperkirakan

industri perbankan syariah akan mencapai pangsa sebesar 1,8% dari industri

perbankan Nasional di bandingkan sebesar 1,1% pada akhir tahun 2004.

Pertumbuhan volum usaha perbankan syariah tersebut ditopang oleh rencana

pembukaan unit usaha syariah yang baru dengan pembukaan jaringan kantor yang

lebih luas. Dana pihak ketiga (DPK) diperkirakan akan mencapai jumlah sekitar 20

triliun dengan jumlah pembayaran sekitar 21 triiun rupiah di akhir tahun 20054.

Kemudian diterangkan pula pada surat kabar sindo5. Di jelaskan bahwa “ nilai-nilai

ini telah membawa keuangan syariah global berkembang pesat dengan nilai

sebesar USD 1,6 triliun serta pemikiran pertumbuhan pertahun mencapai 20%, ujar

Gubernur Bank Indonesia (BI) Agus Martowardojo di sela-sela acara Gerakan

Ekonomi Syariah (Gres) dilapangan Monumen Nasional (Monas), Jakarta

Hal ini terlihat ketika bank syariah dapat bertahan di krisis keuangan di

tahun 1997 maupun krisi keuangan tahun2008. Fakta memperlihatkan disaat

banyaknya bank konvensional yang koleps ketika menghadapi krisis bank syariah

justru menuai profit besar.

Krisis moneter yang terjadi pada tahun 1998 menjadi titik ukur

keberhasilan bank syariah di Indonesia. Krisis moneter yang terjadi pada tahun itu

menyebabkan keterpurukan bagi bank konvensional dan banyak diantaranya yang

mengalami likuidasi karena kegagalan sistem. Tidak hanya itu di tengah-tengah

krisis keuangan global tahun 2008, lembaga keuangan Islam kembali membuktikan

daya tahan terhadap krisis. Lembaga keungan syariah stabil dalam perkembangan

dan dapat memberikan manfaat, kenyamanan serta kemanan bagi para pemegam

saham, surat berharga, peminjam dan deposen di bank syariah. Hal ini dapat

dibuktikan dari keberhasilan Bank Syariah, dimana mampu melalui krisis yang

terjadi pada tahun 1998 dengan kinerja yang semakin meningkat, bank Syariah

4 Direktorat Perbankan Syariah Bank Indonesia, Laporan Perkembangan Perbankan

Syariah Tahun 2004, (Jakarta, Bank Indonesia. 2004), h. 8. 5http://www.koran-sindo.com/node/345365

Page 19: ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK SYARIAH DI INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28574/3/DINI... · ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK SYARIAH DI INDONESIA

4

seperti Bank Muamalat bahkan mampu membukukan keuntungan lebih dar 300

miliar rupiah6.

Dalam subjek ini, tidak akan membahas mengenai perkembangan dari bank

syariah itu sendiri. Tapi yang akan dibahas dalam penelitian kali ini yaitu tingkat

kesehatan bank syariah ketika krisis Global berlangsung dan setelah krisis Global.

Karena pada masa itu banyak lembaga keuangan seperti bank mengalami likuidasi

dan diberhentikan operasinya yang diakibatkan oleh krisis keuangan global

tersebut. Analisis yang akan dipakai dalam penelitian ini yaitu analisis CAMELS.

Analisis ini merupakan peraturan atau ketetapan yang ditetapkan oleh bank

indonesia dalam penilaian tingkat kesehatan bank.

Berdasarkan Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 9/1/PBI/2007 tentang

sisitem penilaian tingkat kesehatan bank umum berdasarkan prinsip syariah,

dijelaskan bahwa penilaian tingkat kesehatan bank umum berdasarkan prinsip

syariah menggunakan lima kelompok faktor, yaitu Capital, Aktiva Produktif,

Manajement, Earning, dan Likuidity. Pada analisis CAMELS tersebut terdapat

peringkat yang telah ditetapkan oleh bank Indonesia. Bank Indoensia sudah

menetapkan Peringkat atau prosentase kinerja keuangan yang memenuhi

persyaratan bank untuk dinyatakan sehat, serta tidak membahanyakan/ merugikan

pihak-pihak yang berkepentingan. Analisis CAMELS, diklasifikasikan sebagai

aspek penilaian yang merupakan perhitungan rasio keuangan. Rasio keuangan

berfungsi dalam melihat tingkat kesehatan kuangan bank. Semakin besar sekala

operasi bank dan semakain tinggi jumlah modal dari bank tersebut diharapkan pada

kinerja operasinya semakin baik. Keberhasilan suatu usaha bank syarah dapat

dicerminkan dari peranannya terhadap kebijakan ekonomi rakyat. Untuk

mengetahui keberhasilan keuangan bank syariah perlu diadakannya tingkat

kesehatan bank syariah secara menyeluruh. Apalagi penelitian ini meneliti kondisi

tingkat kesehatan bank syariah kala itu. Yang ditinjau adakah penngkatan atau

perbedaan dalam dua periode tersebut. Dari penelitian tingkat kesehatan bank

6 Tatis. Joesron, “perkembangan perbankan syariah dan prospeknya d Indonesia” jurnal

bisnis dan manajemen vol 1, 2009, h. 1.

Page 20: ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK SYARIAH DI INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28574/3/DINI... · ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK SYARIAH DI INDONESIA

5

syariah ketika krisis keuangan global dan setelah krisis keuangan global dapat

dijadikan evaluasi hal-hal yang perlu dilakukan kedepan dan ketika hal-hal

tersebut terulang kembali.

Dari latar belakang tersebut maka peneliti tertarik untuk meneliti mengenai

tingkat kesehatan keuangan Bank Syariah di Inonesia ketika krisis keuangan

Global dan setelah krisis keuangan global. Dengan menggunakan analisis

CAMELS ( capital, asset, management, earning, liquidity dan sensitive risk)

namun dalam penelitian ini hanya akan menggunakan analisis CAMELS dari segi

kuantitatif atau keuanganya saja yaitu capital, asset, earning dan likuiditasnya saja.

Sedangkan dari sisi kualitatif yaitu manajen dan sensitivity risk tidak akan di

gunakan. Karena dalam menggunaan manajemen dan sensitivity risk yaitu

menggunakan angket dan wawancara kepada bank-bank terkait atau menggunakan

data primer. Sedangkan dalam penelitian ini menggunakan data sekunder berupa

laporan keuangan masing-masing bank dan dalam 6 tahun perhitungan yaitu

setelah krisis keuangan global dan setelah krisis keuangan global. Penelitian ini

hanya menganalisis pada dua periode saat krisis dan 4 periode setelah krisis

keuangan global saja. Sedangkan untuk sebelum krisis keuangan global tidak

diteliti. hal ini disebebkan oleh ketersediaan data penelitian dan sampel dari bank

syariah di Indonesia, yang mana pada tahun itu belum banyak bank syariah yang

beroperasi di Indonesia. Untuk itu penulis mengambil judul “ Analisis Tingkat

Kesehatan Bank Syariah Di Indonesia Ketika Krisis Keuangan Global dan Setelah

Krisis Keuangan Global (2008-2013)”.

B. Identifikasi Masalah

Dari latar belakang diatas maka dapat di identifikasi masalah-masalah sebagai

berikut:

1. Banyaknya bank dilikuidasi ketika krisis keuangan global.

2. Ketidakpercayaan nasabah ketika krisis keuangan global terhadap rentabilitas

bank.

3. Asset bank tidak Produktif ketika krisis keuangan global.

Page 21: ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK SYARIAH DI INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28574/3/DINI... · ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK SYARIAH DI INDONESIA

6

4. Banyaknya bank yang tidak sehat saat krisis keuangan global dari sisi Capital

(permodalan), Asset (kualitas asset), Manajemen Earning (rentabilitas),

Liquidity (Likuiditas) dan sensitivity to market risk (sensitivitas atas resiko

pasar).

C. Pembatasan Masalah

Dalam penelitiannya, penulis membatasi masalahnya hanya pada peningkatan

kesehatan bank Syarih pada saat krisis dan setelah krisis keuangan global. Metode

yang akan digunakan dalam perhitungan tingkat kesehatan bank yaitu dengan

menggunakan metode CAMELS pada peraturan Bank Indonesia No. 9/1/PBI/2007

tentang kesehatan bank umum berprinsip syariah.

Dalam menilai tingkat kesehatan bank dengan menggunakan metode

CAMELS, peneliti hanya akan meneliti dari sisi rasio keuangannya saja yaitu dari

sisi rasio keuangan bank yaitu Rasio Permodalan (capital), kualitas Aset (Asset

Quality, Rentabilitas (Earning) dan likuiditas (Likuidity). Sedangkan dari sisi

Manajemen ( Management) dan sensitivity to Market Risk tidak diikut sertakan.

Perhitungan tingkat kesehatan bank yang peneliti teliti hanya pada Bank Umum

Syariah yang terdaftar di BI, menerbitkan Annual Report dari tahun 2008-

2013¸melaporkan Publikasi Laporan Keuangan Bank ke BI. Dan perhitungan yang

dilakukan peneliti hanya selama 6 periode yaitu dari tahun 2008-2013.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah ditentukan di atas, maka peneliti

merumuskan permasalahan penelitian sebagai berikut : Bagaimana penilaian

tingkat kesehatan keuangan bank syariah di Indonesia ketika krisis keuangan

global dan sesudah krisis keuangan global (2008-2013)?

E. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah :

Untuk mengetahui peniliaian tingkat kesehatan keuangan Perbankan Syariah saat

krisis keuangan global dan setelah krisis keuangan global tahun 2008-2013

Page 22: ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK SYARIAH DI INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28574/3/DINI... · ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK SYARIAH DI INDONESIA

7

F. Manfaat Penelitian

Penulis berharap informasi yang diperoleh dari penelitian ini dapat bermanfaat

bagi pihak, diantaranya adalah:

1. Manfaat Untuk Penulis

Dengan adanya penelitian ini, penulis berharap dapat menambah pengetahuan

dan pemahaman yang lebih luas tentang tingkat kesehatan Bank Syariah di

Indonesiadan ketahanan Bank Syariah ketika krisis keuangan global dan

setelah krisis keuangan global.

2. Manfaat Bagi Akademisi

Penelitian ini diharapkan berguna untuk menambah wawasan intelektual

akademis dan merupakan kesempatan untuk mengimplementasikan teori-teori

yang telah dipelajari oleh penulis. Serta sebagai khazanah ilmu pengetahuan

mengenai penilaian tingkat kesehatan Bank Umum Syariah di Inonesia.

3. Manfaat Bagi Institusi Perbankan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi kontribusi kepada Bank

Indonesia sebgai intstitusi tertinggi untuk mengatur, mengawasi, dan menilai

tingkat kesehatan bank umum Syariah sesuai dengan peraturan Bank

Inodonesia Nomor 9/1/PBI/2007 tentang tingkat kesehatan Bank Umum

Syariah. Peneliti juga berharap, penelitian yang sudah diteliti dapat bermanfaat

untuk institusi perbankan untuk dapat meningkatkan dan mempertahankan

tingkat kesehatan banknya agar terus dapat bertahan ditengah krisis ekonomi.

4. Masyarakat dan Investor

Dengan adanya penelitian ini, peneliti berharap, agar penelitian ini beramanfaat

untuk masyarakat dan para investor yang akan mengalokasikan dananya ke

bank. Supaya mengalokasikan danya ke bank yang mempunyai predikat baik

yang sehat sehingga tidak akan kecewa dan merugi nantinya.

Page 23: ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK SYARIAH DI INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28574/3/DINI... · ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK SYARIAH DI INDONESIA

8

BAB II

KAJIAN TEORI

A. PERBANKAN SYARIAH

1. Perkembangan Bank Syariah di Indonesia

Berkembangnya bank-bank syariah di Negara-negara Islam berpengaruh

ke Indonesia. Pada awal periode 1980-an. Diskusi mengenai bank syariah sebagai

pilar ekonomi Islam mulai dilakukan. Prakarsa lebih khusus untuk mendirikan

bank Islam di Indonesia baru dilakukan pada tahun 1990. Majelis Ulama

Indonesia (MUI) pada tanggal 18-20 Agustus 1990 menyelenggarakan lokakarya

bunga bank dan perbankan di Cisarua, Bogor, jawa Barat. Hasil lokakarya itu

dibahas lebih mendalam pada Musyawarah Nasional IV MUI yang berlangsung di

Hotel Syahid Jakarta, 22-25 Agustus 1990. Berdasarkan amanat Munas MUI, di

bentuk kelompok kerja untuk mendirikan bank Islam Indonesia. Kelompok kerja

yang disebut Tim Perbankan MUI, bertugas melakukan pendekatan dan konstitusi

dengan semua pihak terkait.

Bank Muammalat Indonesia lahir sebagai hasil kerja keras tim perbankan

MUI tersebut. Pada awal pendirian bank Muamalat Indonesia, keberadaan bank

syariah ini belum mendapat perhatian yang optimal dalam tatanan industri

perbankan Nasional. Landasan hukum operasi bank yang menggunakan sistem

syariah ini hanya di katagorikan sebagai “bank dengan sistem bagi hasil” tidak

terdapat rincian landasan hukum syariah serta jenis-jenis usaha yang

Page 24: ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK SYARIAH DI INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28574/3/DINI... · ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK SYARIAH DI INDONESIA

9

diperbolehkan. Hal ini tercermin sangat jelas dari UU No 7 Tahun 1992, di mana

pembahasan perbankan dengan sistem bagi hasil di uraikan hanya sepintas lalu

merupakan sisipan belaka.

Perkembangan Indonesia pada era reformasi ditandai dengan disetujuinya

Undang-Undang No.10 Tahun 1998. Dalam undang-undang tersebut di atur

dengan rinci landasan hukum serta jenis-jenis usaha yang dapat dioperasikan dan

diimplementasikan oleh bank syariah. Undang-undang tersebut juga memberikan

arahan bagi bank-bank konvensional untuk membuka cabang syariah atau bahkan

mengkonversi diri secara total menjadi bank syariah. Peluang tersebut ternyata

disambut antusias oleh masyarakat perbankan. Sejumlah bank mulai memberikan

perhatian dalam bidang perbankan syariah bagi para stafnya. Banyak bank

konvensional yang membagi cabangnya menjadi bank syariah.

Bank Syariah Mandiri (BSM) merupakan bank milik pemerintah pertama

yang melandaskan operasionalnya pada prinsip syariah. Secara struktural, BSM

berasal dari Bank sulila Bakti (BSB), sebagai salah satu anak perusahaan

dilingkup bank Mandiri (ex BDN), yang kemudian dikonversikan menjadi bank

syariah secar penuh. Sebagai salah satu bank yang di miliki oleh Bank Mandiri

yang memiliki asset ratusan teriliun dan Networking yang sangat luas, BSM

memiliki beberapa keunggulan komperatif dibidang pendahulunya. Satu

perkembangan lain perkembangan bank syariah di Indonesia secara reformasi

adalah diperkenalkannya konversional menjadi bank syariah.1

2. Produk Perbankan Syariah2

Pada dasarnya, produk yang ditawarkan oleh perbankan syariah dapat di

bagi menjadi tiga bagian besar, yaitu: Produk Penyaluran Dana, Produk

Penghimpunan Dana, Produk Jasa

a. Penyaluran Dana

Dalam penyaluran dana prinsip-prinsip jual beli ditujukan untuk memiliki

barang, sedangkan yang menggunakan prinsip sewa ditunjukan untuk

1 Muhamad syafii Antonio, Bank Syariah bagi Bankir dan praktisi keuangan (Jakarta Bank of

Indonesia and Tazkia Institute,1999 2Adiwarman A.Karim, Bank Islam : Analisis Fikih dan Keuangan. Raja Graindo Persada, 2007

.hal 97

Page 25: ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK SYARIAH DI INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28574/3/DINI... · ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK SYARIAH DI INDONESIA

10

mendapakan jasa. Prinsip bagi hasil di gunakan untuk usaha kerja sama yang

ditujukan guna mendapakan barang dan jasa sekaligus. Pada katagori pertama

dan kedua, tingkat keuntungan bank di tentukan di depan dan menjadi bagian

harga atas barang atau jasa yang di jual. Produk yang termasuk kepada

kelompok ini adalah produk yang menggunakan prinsip jual-beli seperti

Murabahah, saham, dan istisna seperti produk yang menggunakan produk

sewa, yaitu ijarah dan IMBT.

Sedangkan pada katagori ketiga, tingkat keuntungan bank di tentukan dari

besarnya keuntungan usaha sesuai degan prinsip-prinsip bagi hasil. Pada

produk bagi hasil keuntungan di tentukan oleh nisbah bagi hasil yang di

sepakati dimuka. Produk perbankan yang termasuk kedalam kelompok ini

adalah Musyarakah dan Mudharabah. Sedangkan pembiayaan dengan akad

pelngkap ditujukan untuk memperlancar pembiayaan dengan menggunakan

tiga prinsip di atas. Kita akan membahas masing-masing produk ini dengan

lebih rinci pada uraian berikut.

b. Prinsip-prinsip jual beli (Ba’i)

Prinsip jual beli dilaksanakan dengan sambungan dengan adanya

perpindahan kepemilikan barang atau benda (transfer of property) tingkat

keuntungan bank di tentukan di depan dan menjadi bagian harga atas barang

yang dijual. Dalam kajian ini akan di bahas mengenai produk-produk bank

syariah namun hanya produk yang menyakut dengan kajian dalam proposal

ini.

c. Pembiayaan murabahah

Murabahah (al-bai’ tsaman ajil) lebih dikenal sebagai murabahah saja.

Murabahah yang di berasal dari kata ribhu (keuntungan), adalah transaksi jual

beli dimana bank menyebut jumlah keuntunagnnya. Bank bertindak sebagai

penjual, sementara nasabah sebagai pembeli. Harga jual adalah harga beli

bank dari pemasok di tambah keuntungan (margin). Kedua belah pihak harus

menyepakati harga jual dan jangka waktu pembayaran. Harga jual di

cantumkan dalam akad jual beli dan jika telah telah disepakati tidak dapat

berubah selama berlakunya akad. Dalam perbankan murabahah selalu di

Page 26: ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK SYARIAH DI INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28574/3/DINI... · ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK SYARIAH DI INDONESIA

11

lakukan dengan pembayaran cicilan ( bi tsaman ajil atau muajjal). Dalam

transaksi ini barang diserahkan segera setelah akad, sementara pembayaran

dilakukan secara tangguh/cicilan.

d. Pembiayaan Mudharabah

Secara spesifik terdapat bentuk musyarakah yang popular dalam bentuk

perbakan syariah yaitu mudharabah. Mudharabah adalah bentuk kerja sama

antara dua belah pihak atau lebih pihak dimana pemilik modal ( shahib al-

maal) mempercayakan sejumlah modal kepada pengelola (mudharib) dengan

satu perjanjian pembagian keuntungan. Bentuk ini menegaskan kerja sama

dalam paduan kontribusi 100% modal kas dari shahib al-maal dan keahlian

mudharib. Transaksi jenis ini tidak mensyaratkan adanya wakil shahib al-

maal dalam manajemn produk. Sebagai orang kepercayaan, mudharib harus

bertindak hati-hati dan bertanggung jawab untuk setiap kerugian yang terjadi

akibat kelalaian. Perbedaan yang esensial dari musyarakah dan mudharabah

terletak pada besarnya kontribusi atas manajemen dan keuangan atau selain

salah satu diantara itu. Dalam mudharabahah, modal hanya berasal dari satu

pihak sedangkan dalam musyarakah modal berasal dari dua belah pihak.

Musyarakah dan mudharabah dalam literature fiqih berbetuk perjanjian

kepercayaan (uqud al-amanah) yang menuntut tingkat kejujuran yang tinggi

dan menjunjung keadilan. Karenanya masing-masing pihak untuk melakukan

kecurangan dan ketidakadilan pembagian pendapatan betul-betul akan

merusak ajaran isalm.

Ketentuan umum skema pembiayaan mudharabah adalah sebagai berikut:

a) Jumlah modal yang diserahkan kepada nasabah selaku pengelola modal

harus diserahkan tunai dan dapat berupa uang atau barang yang dinyatakan

nilainya dalam satuan uang.

b) Hasil dari pengelolaan modal pembiayaan mudharabah dapat

diperhitungkan dengan cara:

1. Perhitungan dari pendapatan proyek atau revenue sharing

2. Perhitungan dari keuntungan proyek atau profit sharing

Page 27: ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK SYARIAH DI INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28574/3/DINI... · ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK SYARIAH DI INDONESIA

12

c) Hasil usaha dibagi sesuai dengan persetujuan dalam akad, pada setiap

bulan atau waktu yang disepakati. Bank selaku pemilik modal

menanggung seluruh kerugian kecuali akibat kelalaian dan penyimpangan

pihak nasabah, seperti penyelewengan, kecurangan dan penyalahgunaan

dana.

d) Bank berhak melakukan pengawasan terhadap pekerjaan namun tidak

berhak mencampuri urusan pekerjaan atau usaha nasabah. Jika nasabah

cedera janji dengan sengaja, misalnya tidak mau membayar kewajiban

atau menunda pembayaran kewajiban maka ia dapat dikenakan sanksi

administrasi

e. Pembiayaan musyarakah

Bentuk umum dari usaha bagi hasil adalah musyarakah (syirkah atau

syarikah). Transaksi musyarakah dilandasi adanya keinginan para pihak yang

bekerja sama untuk meningkatkan nilai asset yang mereka miliki secara

bersama-sama. Semua bentuk usaha yang melibatkan dua pihak atau lebih

dimana mereka secara bersama-sama memadukan seluruh bentuk sumber daya

baik yang berwujud maupun tidak berwujud. Secara spesifik bentuk kontribusi

dari pihak yang bekerja sama dapat berupa dana, barang perdagangan

(Trading Assets) , kewiraswastaan ( Entrepreneurship), kepandaian (Skill),

kepemilikan (Property), peralatan (Equipment), atau Intangible Asset (seperti

hak paten atau Good Will), kepercayaan/ reputasi (Credit Worthiness) dan

barang-barang lainnya yang dapat dinilai dengan uang. Dengan merangkup

seluruh kombinasi dari bentuk kontribusi masing-masing pihak dengan atau

tanpa batasan waktu menjadikan produk ini sangat fleksibel. Ketentuan umum

pembiayaan musyarakah adalah sebagai berikut:

1. Semua modal disatukan untuk menjadikan modal proyek musyarakah dan

dikelola bersama-sama. Setiap pemilik modal berhak turut serta dalam

menentukan kebijakan usaha yang dijalankan oleh pelaksana proyek.

Pemilik modal dipercaya untuk menjalankan proyek musyarakah dan tidak

boleh melakukan tindakan seperti:

a) Menggabungkan dana proyek dengan harta pribadi

Page 28: ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK SYARIAH DI INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28574/3/DINI... · ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK SYARIAH DI INDONESIA

13

b) Menjalankan proyek musyarakah dengan pihak lain tanpa izin pemilik

modal lainnya

c) Memberi pinjaman kepada pihak lain

d) Setiap pemilik modal dianggap mengakhiri kerjasama apabila:

menarik diri dari perserikatan, meninggal dunia, menjadi tidak cakap

hokum

2. Biaya yang timbul dalam pelaksanaan proyek dan jangka waktu proyek

harus diketahui bersama. Keuntungan dibagi sesuai porsi kesepakatan

sedangkan kerugian dibagi sesuai dengan porsi kontribusi modal.

3. Proyek yang akan dijalankan harus disebutkan dalam akad setelah proyek

selesai. Nasabah mengembalikan dana tersebut bersama bagi hasil yang

telah disepakati untuk bank.

3. Perbedaan Bank Syariah dengan Bank Konvensional3

Dalam beberapa hal, bank konvensional dengan bank syariah memiliki

persamaan, terutama dalam sisi teknis penerimaan uang, mekanisme transfer,

teknologi komputer yang di gunakan, syarat-syarat umum memperoleh

pembiayaan seperti KTP, NPWP, proposal, laporan keuangan, dan sebgaianya.

Akan tetapi tedapat perbedaan yang amat sangat mendasar diantara keduannya.

Perbedaan itu menyangkut asspek legal, struktur organisasi, usaha yang dibiayai,

dan lingkungan kerja.

1. Dalam bank syariah, akad yang dilakukan memiliki konsekuensi duniawi dan

ukhrawi karena akad yang dilakukan berdasarkan hukum islam. Seringkali

nasabah berani melanggar kesepakatan/perjanjian yang telah dilakukan bila

hukum itu hanya berdasarkan hukum positif belaka, tapi tidak demikian bila

perjanjian tersebut memiliki pertanggungjawaban hingga yaumil qiyamah

nanti4. Setiap akad dalam perbankan syariah, baik dalam hal barang, pelaku

3Muhamad Syafi’I Antonio, Bank Syariah : dari Teori Keperaktek,Gema Insani, 2001. Hal,29

4 Ibid, hal 29

Page 29: ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK SYARIAH DI INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28574/3/DINI... · ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK SYARIAH DI INDONESIA

14

transaksi, maupun ketentuan lainnya, harus memenuhi ketentuan akad, seperti

hal-hal berikut:

a. Rukun

a) Penjual.

b) Pembeli.

c) Barang.

d) Harga.

e) Akad/ijab-qabul.

b. Syarat.

Seperti syarat berikut :

a) Barang dan jasa harus halal sehingga transaksi atas barang dan jasa

yang haram menjadi batal demi hukum syariah.

b) Harga barang dan jasa harus jelas.

c) Tempat penyerahan (delivery) harus jelas karena akan berdampak

pada biaya transportasi.

d) Barang yang di transaksikan harus sepenuhnya dalam kepemilikan

tidak boleh menjual sesuatu yang belum dimiliki atau dikuasai seperti

yang terjadi pada transaksi Short Sale dalam pasar modal.

2. Lembaga Penyelesaian Sengketa

Berbeda dengan perbankan konvensional, jika pada perbankan syariah

terdapat perbedaan dan perselisiahan antara bank dan nasabahnya, kedua

belah pihak tidak menyelsesikannya di pengadilan negeri, tetapi

penyeselainnya sesuai dengan tata cara dan hukum materi syariah.

Lambega yang mengatur hukum materi dan atau bersasarkan prinsip syariah

di indonesia dikenal dengan nama badan Abritase Muamallah Indonesia atau

BAMUI yang didirikan secara bersama oleh kejaksaan Agung Republik

Indonesia dan Majelis Ulama Indonesia.

3. Struktur Organisasi

Bank syariah dapat memiliki struktur yang sama dengan bank

konvensioanl,misalnya dalam hal komisaris dan direksi, tetapi unsur yangamat

membedakan antar bank syariah dan bank konvensional adalah keharusan

Page 30: ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK SYARIAH DI INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28574/3/DINI... · ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK SYARIAH DI INDONESIA

15

adanya Dewan Pengawas Syariah yang bertugas mengawasi oprasioanal bank

dan produk-produknya agar sesuai dengan garis-garis syariah. Dewan

Pengawas syariah biasanya diletakan pada posisi setigkat komisaris pada

setiap bank. Hal ini menjamin efektivitas dan setiap opini yang diberikan oleh

Dewan Pengawas Syariah. Karena itu, biasanya penetapan anggota Dewan

Pengawas Syariah dilakukan oleh Rapat Umum Pemegang Saham, Setelah

para anggota Dewan Pengawas Syariah itu mendapat rekumendasi dari Dewan

Syariah Nasional.

4. Bisnis dan Usaha yang Dibiayai

Dalam bank Syariah, bisnis dan usaha yang dilakukan tidak terlepas dari

syaringan syariah, karena itu, bank syariah tidak akan mungkin membiayai

usaha yang terkandung didalamnya hal-hal yang di haramkan.

Dalam perbankan syariah suatu pembiayaan tidak akan disetujui sebelum

dipastikan beberapa pokok, diantaranya sebagai berikut:

a. Apakah objek pembiayaan halal atau haram ?

b. Apakah objek menimbulkan kemudharatan untuk masyarakat?

c. Apakah proyek berkaitan dengan perbuatan mesum/asusila?

d. Apakah proyek berkaitan dengan perjudian?

e. Apakah usaha tersebut berkaitan dengan industri senjata yang legal atau

berorientasi pada pengembangan senjata pembunuh masal?

f. Apakah proyek dapat merugikan syiar islam, baik secara langsung

maupun tidak langsung?

5. Lingkungan Kerja dan Corporate Culture

Sebuah bank syariah selayaknya memiliki lingkungan kerja yang sejalan

dengan syariah. Dalam hal etika, misalnya sifat amanah dan shidiq, harus

melandasi setiap karyawan sehingga tercermin integritas eksekutif muslim

yang baik. Disamping itu, karyawan bank syariah harus skillfull dan

profesional atau (fathonah) dan mampu melakukan tugas secara teamwork.

Dimana informasi merata diseluruh fungsional organisasi (tabligh). Demikian

pula dalam hal reward dan punishment, diperlukan prinsip keadilan yang

sesuai dengan syariah

Page 31: ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK SYARIAH DI INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28574/3/DINI... · ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK SYARIAH DI INDONESIA

16

6. perbandingan antara Bank Syariah dan Konvensional.

Perbandingan antara bank syariah dan bank konvensional disajikan dalam

tabel berikut.

Tabel 2.1

Perbedaan Bank Syariah dengan Bank Konvensional

Bank Islam Bank Konvensional

1. Melakukan investasi yang halal

saja.

2. Berdasarkan prinsip bagi hasil,

jual beli, atau sewa.

3. Profit dan falah orientid.

4. Hubungan dengan nasabah

dalam bentuk hubungan

kemitraan.

5. Penghimpunan dan penyaluran

dana harus sesuai dengan fatwa

Dewan Pengawas Syariah.

1. Investasi yang halal dan

yang haram.

2. Memakai perangkat bunga.

3. Profit Orienid.

4. Hubungan dengan nasabah

dalam bentuk debitor-

debitor.

5. Tidak terdapat dewan

sejenis.

B. PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN BANK

1. Tingkat Kesehatan Bank

Kesehatan keuangan bank dapat diartikan sebagai kemampuan suatu bank

untuk melakukan kegiatan operasional perbankkan secara normal seperti

kemampuan menghimpun dana dari masyarakat, dari lembaga lain, dan dari

modal sendiri, kemampuan mengelola dana, kemampuan untuk menyalurkan

dana ke masyarakat, karyawan, pemilik modal, dan pihak lain, pemenuhan

peraturan perbankkan yang berlaku dan mampu memenuhi semua kewajiban

dengan baik dengan cara-cara yang sesuai dengan peratuan perbankkan yang

berlaku5. Penilaian tingkat kesehatan bank juga dapat diartikan sebagai hasil

5 Sigit Triandaru dan Totok Budisantoso : 2006

Page 32: ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK SYARIAH DI INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28574/3/DINI... · ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK SYARIAH DI INDONESIA

17

penilaian kuntitatif atas berbagai aspek yang berpengaruh terhadap kondisi atau

kinerja bank tersebut6.

Penilaian kesehatan bank, disamping untuk konvensional, juga dilakukan

untuk bank syariah baik bank umum syariah atau bank perkreditan syariah. Hal

ini dilakukan sesuai dengan perkembangan metodelogi penelitian kondisi bank

yang bersifat dinamis yang mendorong pengaturan kembali sistem penilaian

tingkat kesehatan bank berdasarkan prinsip syariah7.

Untuk menilai kesehatan suatu bank dapat di lihat dari berbagai aspek.

Penilaian ini bertujuan untuk apakah bank tersebut dalam kondisi sehat, cukup

sehat, kurang sehat atau tidak sehat. Penilaian kesehatan bank tidak hanya untuk

bank umum/konvensional saja tapi juga untuk menilai kesehatan bank berprinsip

syariah juga. Hal ini dilakukan sesuai dengan perkembangan metodologi penilaian

kondisi bank bersifat dinamis yang mendorong pengaturan kembali system

penilaian tingkat kesehatan bank berdasarkan prinsip Syariah.

Penilaian kesehatan bank syariah dilakukan berdasarkan peraturan Bank

Indonesia (PBI) No. 9/1/PBI/2007 tentang sistem penilaian tingkat kesehatan

bank umum berdasarkan prinsip syariah yang berlakuk mulai 24 Januari 2007.

Dari hasil penjelasan Deputi Bank Indonesia menjelaskan bahwa penerapan ini

dilakukan dengan memperkirakan produk dari jasa perbankan syariah ke depan

kian beragam dan kompleks, sehingga eksposur risiko yang dihadapi juga

meningkat8. meningkatnya kesposur risiko tersebut akan mengubah profil risiko

bank syariah, yang pada gilirannya akan mempengaruhi tingkat kesehatan bank

tersebut.

Dalam penilaian tingkat kesehatan, bank syariah telah memasukan risiko

yang melekat pada aktivitas bank (interent risk), yang merupakan bagian dari

proses penilaian manajemen risiko. Bank umum syariah wajib melakukan

6Ade Arthesa, Edia Handiman. Bank dan Lembaga Keuangan Bukan Bank (Indeks, Jakarta:2004)

hal 132 7 Kasmir, Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya (Rajawali Pers:Jakarta, 2011) hal 200

8 Kasmir, Dasar-dasar Perbankan(edisi revisi). Jakarta : Rajagrafindo Perkasa, 2012 hal, 256

Page 33: ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK SYARIAH DI INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28574/3/DINI... · ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK SYARIAH DI INDONESIA

18

penilaian tingkat kesehatan bank secara triwulan, yang meliputi faktor-faktor

berikut9 :

a. Capital (Permodalan)

Modal adalah hak atau bagian yang dimiliki oleh pemilik perusahaan yang

ditentukan. Dalam pos modal (modal saham, surplus dan laba yang ditahan)10

.

salah satu alat ukur penilaian yang digunakan untuk mengukur seberapa baik

kondisi modal yaitu menggunakan rasio permodalan. Rasio permodalan ini

berfungsi untuk mengukur kemampuan bank dalam menyerap kerugian-

kerugian yang tidak dapat dihindari lagi serta dapat pula digunkan untuk

mengukur besar kecilnya kekayaan bank tersebut atau kekayaan yang dimiliki

oleh para pemegang sahamnya. Penilaian permodalan dimaksudkan untuk

menilik kecukupan modal bank dalam nengamankan eksposur risiko posisi dan

mengantisipasi eksposur risiko yang akan muncul. Penilaian terhadap faktor

permodalan meliputi penilain terhadap komponen-komponen sebagai berikut

(pasal 4 no 1)

1. Kecukupan, proyeksi (trand ke depan) permodalan dan kemampuan

permodalan dalam mengcover risiko.

2. Kemampuan memelihara kebutuhan penambahan modal yang berasal dari

keuntungan, rencana permodalan untk mendukung pertumbuhan untuk

usaha, akses kepada sumber permodalan dan kinerja keuangan pemegang

saham.

Peringkat faktor permodalan, kualitas asset, rentabilitas, likuiditas dan

sensitivitas terhadap risiko pasar ditetapkan dalam 5 (lima) peringkat (pasal 8

no3). Rasio utama pada permodalan adalah rasio kewajiban penyedian modal

minimum (KPMM) atau lebih dikenal sebagai rasio capital Adeuary ratio

(CAR) adalah rasio kewajiban pemenuhan modal minimum bank yang harus

dimiliki oleh bank.

9Dwi Nura’ini Ihsan, Analisis Laporan Keuangan Perbankan Syariah. UIN Jakarta Perss, 2013.

Hal, 29

10

Munaware. Analisis Laporan Keuangan. (Liberty, Yogyakarta.1995)hal. 19

Page 34: ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK SYARIAH DI INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28574/3/DINI... · ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK SYARIAH DI INDONESIA

19

Rumus untuk menghitung CAR/KPMM adalah sebagai berikut:

Ativa tertimbang menurut Risiko (ATMR) adalah nilai total

masing-masing aktiva bank setelah dikalikan dengan masing-masing

bobot risiko aktiva tersebut. Aktiva yang tidak berisiko diberi bobot 0%

dan ktiva yang paling berisiko di beri bobot 100%. Dengan demikin

AMRT menunjukan nili aktiva beresiko yang memerlukn antisipasi modal

dalam jumlah yang cukup.

b. Asset (Aset)

Aset atau Aktiva merupakan kekayaan yang dimiliki oleh perusahaan

baik itu yang berwujud maupun tidak berujud. Aktiva bukan hanya

kekayaan yang dimiliki perusahaan saja, tetapi juga termasuk

pengeluaran-pengeluaran yang belum dialokasikan (deffered charge) atau

biaya yang masih terus dialokasikan pada penghasilan yang akan datang,

serta aktiva aktiva yang tidak berujud lainnya semisal Goodwill, hak

M tier 1 : Modal inti

M tier 2 : Modal pelengkap

M tier 3 : Modal pelengkap tambahan

Penyertaan : Penambahan dana bank dalam bentuk saham pada

perusahaan yang bergerak dibidang keuangan

syariah atau jenis transaksi tertentu berdasarkan

perinsip syariah yang berkibat bank memiliki atau

tidak akan memiliki saham pada perusahaan yang

bergerang di bidang keuangan syariah

ATMR : Aktiva tertimbang menurut risiko

Mtier 1 + Mtier 2 + Mtier 3 – penyertaan CAR = Aktiva tertimbang Menurut risiko

Page 35: ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK SYARIAH DI INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28574/3/DINI... · ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK SYARIAH DI INDONESIA

20

patent, hak penerbitkan dan sebagainya11

. Rasio ini digunakan untuk

mengetahui kualitas aktiva produktif, yaitu penanaman dana bank dalam

rupiah atau valuta asing dalam bentuk kredit, surat berharga, penempatn

pada bank lain dan penyertaan. Penilaian tersebut dilakukan untuk melihat

apakah aktiva produkti digunkn untuk menghasilkan laba secara

maksimum. Penilaian terhadap faktor kualitas asset meliputi penilian

terhdap komponen komponen sebagai berikut:

1. Kualitas aktiva produktif, perkembangan kualitas aktiva produktif

bermasalah, konsentrasi eksposur risiko, dan eksposur nasabah inti.

2. Kecukupn kebijkn dan prosedur, sisitem kaji ulang (review) internal,

system dokumentasi dan kinerja penanganan aktiva produktif

bermaslah.

Kualitas aktiva produktif (KAP) sebagai rasio dalam penilaian kualitas

asset sangat berguna untuk mengetahui bagaimana pihak bank dapat

mengelola aktiva yang dimiliki dengan sebaik-baiknya sehinga dapat

menghasilkan pendapatan atau keuntungan semaksimal mungkin.

11

Ibid hal 14

APYD : Aktiva Produktif yang dikaslifikasikn dalah aktiva

produktif yang sudah maupun yang mengandung

potensi untuk memberikan penghasilan atau

menimbulkan kerugian yang besarnya ditetapkan

sebagai berikut:

a. 25% dari aktiva produktif yang digolongkan dalam

perhatian khusus

b. 50% dari aktiva produktif yang digolongkan kurng

APYD (DPK,KL, D, M) KAP =

Aktiva Produktif

Page 36: ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK SYARIAH DI INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28574/3/DINI... · ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK SYARIAH DI INDONESIA

21

c. Earnings (Rentabilitas)

Rasio Rentabilitas merupakan alat untuk menganalisis atau

mengukur tingkat efisiensi usaha dan kemampuan bank dalam

menghasilkan laba. Penilaian rentabilitas bank dimksudkan untuk menilai

kemampuan bank dalam menghasilkan laba. Penilaian terhadap faktor

rentabilitas menliputi penilaian terehadap komponen-komponen sebagai

berikut:

1. Komponen dalam menghasilakn laba, kemampun laba mendukung

ekspansi dan menutup risiko, serta tingat efisiensi.

2. Diversifikasi pendapatan termasuk kemampuan bank untuk

mendapatkan free based income, dan diversifikasi penanaman dana,

serta penerapan prinsip akuntansi dalam pengakuan terhadap

pendapatan dan biaya.

Net Operating Margin adalah rasio rentabilitas untuk mengetahui

kemampuan aktiva produktif dalam menghasikan laba melalui

perbandingan pendapatan oprasional dan beban oprasional dengan rata-

rata aktiva. Retrun On Asset (ROA) adalah rasio rentabilitas yang

menunjukan perbandingan antara laba (sebelum pajak) dengan total

lancer.

c. 75% dari aktiva produktif yang digolongkan

diragukan.

d. 100% dari aktiva produktif yang digolongkan

Macet.

Aktiva Produktif : Penanaman bank dalam bentuk penempatan, surat

berharga, penyertaan dan penanaman lainnya yang

dimakusdkan untuk memperoleh pendapatan bagi

bank.

(PO –DBH) – BO NOM = Rata-Rata Aktiva Produktif

(PO –DBH) – BO NOM = Rata-Rata Aktiva Produktif

Page 37: ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK SYARIAH DI INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28574/3/DINI... · ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK SYARIAH DI INDONESIA

22

Asset bank, rasio ini menunjukan tingkat efisiensi pengelolaan asset

yang dilalukan oleh bank yang bersangkutan. Rumus menghitung NOM

Dimana :

PO = Pendpatan oprasional adalah pendapatan oprasional

setelah disitribusi dibagi dalam 12 (dua belas) bulan

terakhir.

BDH = Distribusi bagi hasil adalah hak pihak ketiga bagi

hasil dana syirkah temporer

BO = Biaya oprasional adalah beban oprasional termasuk

kekurangan PPAP yang wajib dibentuk sesuai dengan

ketentuan 12 (dua belas) bulan terakhir.

Penghitungan rata-rata aktiva produktif merupakan rata-rata aktiva

produktif 12 (dua belas) dalam bulan terakhir. Rumus menghitung

ROA sebagai berikut :

d. Liquidity (Likuiditas)

Rasio likuiditas digunakan untuk menganalisis kemapuan bank

dalam memenuhi kebijakan-kebijakannya terutama kewajiban jangka

pendeknya. Suatu bank dikatakan likuid apabila bank tersebut memenuhi

kebijakan hutangnya, dapat membayar kembali semua simpanan nasabah,

serta dapat memenuhi permintaan kredit yang diajukan tampa terjadi

penangguhan.

Penilaian kuantitatif sktor likuiditas dilakukan dengan melakukan

penilaian terhadap komponen-komponen sebagai berikut:

1. Besarnya aset berjangka pendek dibandingkan dengan kewajiban

jangka pendek, merupakan rasio utama.

Laba Sebelum Pajak ROA =

Rata-rata Total Asset

Laba Sebelum Pajak ROA =

Rata-rata Total Asset

Page 38: ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK SYARIAH DI INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28574/3/DINI... · ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK SYARIAH DI INDONESIA

23

2. Kemampuan Aset jangka pendek, kas dan Secondary Reserve dalam

memenuhi kewajiban jangka pendek, merupakan rasio penunjang.

3. Ketergantungan kepada dana deposan inti, merupakan rasio

penunjang.

4. Pertumbuhan dana deposan inti terhadap total dana pihak ketiga,

merupakan rasio penunjang.

5. Kemampuan dalam memperoleh dana dari pihak lain apabila terjadi

misstmach, merupakan rasio pengamatan (observed).

6. Ketergantungan pada antar bank, merupakan rasio pengamatan

(observed).

Short term mismatch (NOM) adalah rasio likuiditas untuk mengukur

kemampuan bank dalam memenuhi kebutuhan likuiditas jangka pendek.

Rumus menghitung NOM sebagai berikut:

Dimana :

STM : Short team Mismatch

Aktiva jangka pendek : Aktiva likuid kurang dari 3 (tiga) bulan

selain kas, SWBI dan surat berharga

Syariah Negara (SBSN)

Kewajiban jangka pendek : Kewajiban likuid kurang dari 3 bulan.

Hasil analisis terhadap CAMEL, kemudian dituangkan dalam

bentuk angka yang diberikan bobot sesuai ketentuan yang telah diteapkan.

Bobot nilai ini diartikan sebagai kredit. Dari bobot nilai ini dapat

Aktiva Jangka Pendek

NOM =

Kewajiban jangka pendek

Page 39: ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK SYARIAH DI INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28574/3/DINI... · ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK SYARIAH DI INDONESIA

24

dipastikan kondisi suatu bank . batas minimal dan maksimal untuk

menentukan predikat suatu bank dapat dilihat dalam tabel berikut :

Tabel 2.2

Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Syariah12

Nilai Kredit Predikat

81 – 100

66 - > 81

51 - < 66

0 - < 50

Sehat

Cukup Sehat

Kurang Sehat

Tidak Sehat

Table 2.3

Rasio Tingkat Kesehatan Bank dengan Rasio CAMELS13

Kriteria

Capital Asset Earning Liquidity

Peringkat

1

≥ 12% KAP > 0.99% NOM < 3% ST < 2< 5%

Peringkat

2

9% < - 12% 0,96%< - 0,99% 2% < – 3% 20% < - 25%

Peringkat

3

8% < - 9% 0.93%<- 0.96% 1.5% < - 2% 15% < - 20%

Peringkat

4

6 % < - 8% 0,90%< – 0,93% 1% < - 1,5% 10% < - 15%

Peringkat

5

>6% KAP 0,90% NOM 1%

STM 10%

Sumber : kodifikasi peraturan BI

12

Ibn hal 51 13

Bank Indonesia. Kodifikasi Penilaian Kesehatan bank (BI, Jakarta 2012) hal 200

Page 40: ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK SYARIAH DI INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28574/3/DINI... · ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK SYARIAH DI INDONESIA

25

Tabel

Peringkat Faktor keuangan Rasio CAMELS14

Rasio Peringkat Pembobotan

Capital 25%

Asset 45%

Rentabilitas 15%

Likuiditas 15%

Sumber : SK Gubernur

C. KRISIS KEUANGAN GLOBAL

1. Pengertian Krisis

Sebelum membahas mengenai kriris keuangan global, terlebih dahulu akan di

bahas mengenai pengertian dari krisis itu sendiri. Dalam buku Memahami Krisis

yang di tulis oleh Tulus Tambunan di jelaskan bahwa Krisis adalah suatu situasi

dimana ekonomi dari sebuah Negara mengalami penurunan secara mendadak

yang disebabkan oleh suatu krisis keuangan. Sedangkan untuk krisis keuangan

tersebut di jelakan bahwa keadaan dimana jumlah permintaan uang lebih besar

dari jumlah penawaran uang15

. Yang artinya kondisi bank-bank dan lembaga

keuangan mengalami kehabisan likuiditas. Jenis dari krisis itu sendiri terdiri dari

krisis produksi, krisis Perbankan, Krisis Nilai tukar, Krisis Perdagangan, dan

krisis Modal.

2. Penyebab Krisis Global

Krisis ekonomi global adalah krisis yang dipicu oleh masalah kredit

perumahan murah yang dialami oleh Amerika tahun 2008/2009. Krisis ini dalam

waktu singkat berubah menadi krisis keuangan besar di Amerika Serikat (AS)

pada tahun 2007. Melalui keterkaitan ekonomi global, krisis ekonomi ini langsung

menjalar kesebagian besar dunia, terutama Negara-negara dengan kemampuan

ekonomi yang sudah mju terutama Jepang, Uni Eropa (UE) yang secara ekonomi

14 Ibid hal 276

15 Tulus Tambuan, Memahami Krisis (LP3S Jakarta 2011) hal 9

Page 41: ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK SYARIAH DI INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28574/3/DINI... · ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK SYARIAH DI INDONESIA

26

dan keuangan sangat terintegrasi dengan AS16

. Krisis ekonomi ini mempengaruhi

kegiatan-kegiatan ekonomi yang terkait dengan industri dunia seperti sektor-

sektor keuangan dan perdagangan sehingga mengakibatkan menurunnya laju

pertumbuhan ekonomi global dan tingkat pendapatan rill perkapita di Dunia.

Banyak bank dan perusahaan asuransi besar di sejumlah Negara, khusunya

Negara-negara maju, mengalami kebangkrutan.

Di Asia banyak negra-negara yang terkena dampak negatife dari krisis

tersebut, termasuk Cina, India, dan Indonesia. Walaupun derajat dampaknya

berbeda antar Negara, tergantung pada kondisi ekonomi di dalam Negeri dan

tingkat integrasi dari Negara bersangkutan dengan ekonomi dunia (khusunya

dalam perdagangan dan keuangan)17

.

Fakta yang muncul bahwa asal muasal krisis yang muncul sebenarnya

sebuah kesengajaan (atau lebih tepatnya ketamkan) perusahan finansial dalam

mengalokasikan dananya pada kredit perumahan sub-prima (subprime

morigage)18

. Dari relita ini sebenarnya muncul bagai mana kelemahan dari sistem

kapitalis itu sendiri, yang semata-mata mendasarkan proyeksi bisnis saja.

Dampaknya banyak perusahan-perusahan keuangan di Amerika di ambil alih oleh

pemerintah. Dimulai dengan bangkrutnya bank rasksaksa Lehman Brothers dan

perusahaan finansila besar Steams dan selanjutnya semua perusahan finansial,

bank, dan Asuransi beras di Amerika. Untuk mengatasi krisis yang hebat itu dan

menyelamatkan bank-bank raksaksa, pemerintah Amerika Serikat terpaksa

melakukan bailout sebesar 700 miliar dolar sampai 1 triliun US dolar.

Krisis ekonomi global 2008/2009 mempengaruhi banyak Negara melaui

jalur-jalur transmisi, seperti ekspor, pengiriman uang dan termasuk penanaman

modal asing (PMA). Namun inti dari dampak krisis global yang melanda Negara-

negara yang terkena kirisis global ini lebih pada exspor.

Harap diingat bahwa krisis kali ini berbeda dengan krisis-krisis

sebelumnya. Setidaknya, di dunia ini menghadapi tiga krisis jenis yakni kritis di

16

Tulus Tabunan, Memahai Krisis (LP3S jakarta, 2011) hal 106 17

Ibid hal 106 18

Edy suandi hamid. Akar ekonomi global dan dampaknya terhadap Indonesia. Jurnal ekonomi

La_Riba Vol III, No 1, juli 2009.

Page 42: ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK SYARIAH DI INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28574/3/DINI... · ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK SYARIAH DI INDONESIA

27

sektor property yang pada umumnya melanda Negara-negara maju, dan krisis

finansial serta krisis pasar akomoditas yang melanda seluruh Negara tampa ada

satupun yang terlewati. Ini merupakan jenis krisis yang tidak pernah dialami umat

manusia sebelumnya dan mungkin merupakan krisis yang paling besar.

Lantas apa yang salah dari berbagai literature kita bisa mengidentifiksai

empat penyebab krisis. Kelangkaan ekonomi secara popular menyebutnya sebagai

four deadly sins atau empat dosa yang mematikan19

. Pertama, kita lupa bahwa

untuk menjaga kesinambungan dibutuhkan sebuah keteraturan yang sangat rapih.

Contohnya sunatullah yang menjamin bintang dan planet tidak saling

bertubrukan sampai akhir jaman nanti. Dalam pasar finansial global, bentuk

keteraturan seperti itu hampir tidak ada. Modal sepenuhnya digerakan oleh motif

mencari untung sebesar-besarnya tanpa sepenuhnya mempertimbangkan

kesinambungan jangka panjang.

Pasar financial global mungkin merupakan satu-satunya pasar yang tidak

tersentuh oleh regulasi. Disetiap Negara memang ada regulator yang mengatur

pasar dalam negeri. Tetapi dengan integrasi pasar yang semakin dalam, modal

bebas bergerak selama 24 jam setiap hari dari pasar satunya kepasar yang lainnya.

Libarisasi telah menyebabkan otoritas keuangan di masing-masing Negara telah

kehilangan kemampuan dalam mengendalikan para investor besar terutama

Hadge fund. Hasil akhirnya bisa ditebak, ketika krisis Subprime mortgage mulai

merebak maka harga-harga asset yang berkaitan dengannya ikut jatuh karena

portofolionya terkontaminasi. Dalam pasar yang sehat dan tertata baik,

seharusnya jenis asset yang yang jejak disisihkan dari neraca dan tidak

diperdagangkan. Bukankan kita dilarang untuk mengurangi timbangan,

mencampur yang haram dengan yang halal dan menjal barang yang berkualitas

jelek dengan yang berkualitas baik.

Kedua, dalam sistem keuangan modern telah dimungkinkan untuk

menstransfer resiko kepada pihak lain melalui sekuritisasi. Bank sebagai

originator pemeberi kredit perumahan bisa menjual kreditnya kepada pihak lain

19

Soegengsarjadi,imam sugema, Ekonomi konstitusi “haluan baru kegiatan ekonomi

indonesia”.perpustakaan Indonesia:Jakarta 2009.

Page 43: ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK SYARIAH DI INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28574/3/DINI... · ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK SYARIAH DI INDONESIA

28

meleui pasar modal. Dengan cara ini, bank tidak lagi bertanggung jawab atas

resiko gagal bayar yang terjadi di kemudian hari. Dengan kata lain bank tidak

harus peduli dengan kemampubayaran para nasabahnya. Bank menjadi terdorong

untuk menerbitkan kredit secara tidak hati-hati, karena resiko akan ditanggung

oleh pihak lain. Itu lah yang di sebut dengan moral hazard dalam arti yang

sebenarnya. Ini jelas menyalahi kaidah dasar transaksi yang adil. Ketiga, dan

mungkin yang paling penting adalah kenyataan bahwa pemerintah presiden Bush

mendefinisikan America dream sebagai sebuah mimpi yang materialistik. Mimpi

Amerika didefinisikan sebgaai sebuah keluarga yang terdial dari sepasang suami

istri dengan satu atau dua orang anak, serta memiliki rumah yang luas dan

rumput yang hijau di depan halaman belakangnya plus satu atau dua buah mobil.

Untuk mewujudkan mimipi ini dibuatlah berbagai kemudahan dalam kredit

kepemilikan rumah dan kendaraan bermotor. Bahkan ada skema khusus untuk

kredit tampa down payment.

Rumah tangga di dorong untuk untuk berhutang kepada bank untuk

bertangung jawab kepada bank untuk mengejar mimpi besarhasil akhirnya adalah

bahwa rata-rata hutang perumah tangga di Amerika mencapai 118 ribu dolar. Di

lain pihak rata-rata tabungan perkeluarga hanya 380 dollar saja. Rakyat Amerika

merupakan masyarakat yang gemar mengutang atau tersebut di biayai. Tentunya

dengan cara gali lubang tutup lubang. Cara ini sangat di mungkinkan mengingat

kepemilikan kartu kredit perkeluarga mencapai 12 buah. Menarik uang dari satu

kartu kredit untuk membayar kewajiban kredit lainnya. Keempat, librarisasi

keunagan yang ugal-ugalan dengan agenda untuk menyedot sumberdaya

keuangan Negara berkembang ke Negara maju. Melalui liberalsasi pergerakan

modal antar Negara di dorong untuk sangant volatile. Disamping itu hampir

setiap Negara di dorong untuk mengadopsi rezim ini, nilai tukar sangat di

tentukan oleh pergerakan modal. Untuk menghindari fluktuasi yang tajam dalam

nilai tukar. Negara kecil dan Negara berkembang harus memupuk cadangan

devisa. Pada umumnya cadangan devisa berbentuk mata uang asing dan surat

berharag asing yang diterbitkan oleh Negara-negara maju. Jadi dengan memupuk

cadangan devisa sebelumnya kita telah memberi pinjaman kepada Negara-negar

Page 44: ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK SYARIAH DI INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28574/3/DINI... · ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK SYARIAH DI INDONESIA

29

maju, khususnya Amerika. Dengan kata lain sumber daya keungan Negara

berkembang tersedot oleh Negara maju untuk membiayai konsumsi mereka.

Perlu diketahui bahwa total utang pemerintah Amerika saja mencapai US$ 12

triliun yang berarti bahwa Negara tersebut merupakan pengutang terbesar di dunia

3. Dampak Krisis Global20

Dampak dari krisis ini pada umunya adalah meningkatnya inflasi,

turunnya nilai tukar, turunya pertumbuhan ekonomi, runtuhnya indeks bursa dan

sejumlah bank/institusi keungan/koperasi mengalami kesulitan keungan atau

bangkrut. Dampak lngsung dari krisis keuangan global ini bagi Indonesia adalah

kerugian beberapa perusahan di Indonesia yang berinvestasi di institusi-institusi

keuangan Amerika Serikat. Perusahan keungan ataupun non-bank yang

mengalokasikan dana pada pada sumber dana alternatif, melalui pembelian saham

obligasi pada instrumen keangan asing, seperti Citigroup, UBS, Merril Lynch,

Morgan Stanley, Lehman Brothers, Fannie Mae, Freddie Mac, American

International Group (AIG) dan lainnya.

Sedangkan dampak tidak langsungnya dari krisis ini adalah turunnya

likuiditas, melonjaknya tingkat suku bunga, turunnya harga komoditas,

melemahnya nilai tukar rupiah, dan melemahmya pertumbuhan sumber daya.

Demikian juga, menurunya tingkat kepercayaan konsumen, investor, dan pasar

terhadap berbagai institusi keuangan yang menyebabkan melemahnya pasar

modal.

Krisi keuangan juga telah mengurangi pasokan likuidasi sektor keuangan

karena bangkrutnya beberapa institui keuangan global khususnya bank-bank

invesiasti yang berpengaruh pada aliran khas perusahaan di Indonesia. Keadaan

ini akan menyebabkan naiknya tingkat suku bunga dan turunnya ppendanaan ke

pasar modal dan perbankan global. Sesungguhnya turunya nilai tukar rupiah ini

bisa meningkatkan nilai ekspor, namun krisi keunangan menyebabkan turunnya

permintaan komodiats dari luar negri. Turunnya eksopr mengurangi pendapatan

20

Heri Sudarsono. Dampak krisis keuangan global terhadap perbankan syariah di inonesia:perbandingan antara bank konvensional dan bank syariah. La-riba-vol3-nol-2009-02

Page 45: ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK SYARIAH DI INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28574/3/DINI... · ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK SYARIAH DI INDONESIA

30

Negara sehingga jika tidak dibimbangi dengan turunya pengeluaran dollar melalui

penurunan tingkat impor akan menyebabkan defisit perdagangan. Defisit

perdagangan mempersulit modal masuk seiring dengan keringnya likuditas pasar

keunagn global. Selain itu, kenaikan impor diasaat pasar ekspor stagnan akan

menekan kenaikan cadangan devisa dan beberarti akan memunculkan ekspetasi

gejolak depresi rupiah.

Dampak krisis global Indonesia ditandai oleh dengan adanya penarikan

dana dalam valas khusunhya dolar AS oleh lembaga-lembaga keuangan kreditor

dan invesor di AS. Penarikan tersebut dilakukan dengan menjual sekuritas saham

dan surat berharga hutang yang dibeli sebelumnya dalam rupiah kemudian

dibelikan dolar, juga penarikan dana dilakukan dengan mencairkan dana yang

telah ditempatkan pada bank-bank di Indonesia dan langsung dalam dolar. Krisi

keuangan ini menyebabkan dana yang direpitalisasi berjumlah besar sehingga

menimbulkan penjualan saham dan surat berharga utang akan turun sehingga

indek harga saham turun tajam.

Turunya kepercayaan terhadap pasar domestik menyebabkan permintaan

terhadap dolar naik signifikan, yang berarti yang mengakibabtkan nilai dolar

terhadap rupiah naik. Depresiasi rupiah tidak saja diesebabkan langsung oleh

penarikan dana tersebut atas, tetapi juga berpotensi di perparah karena lebih besar

dari tingkat depersiasi mata uang diluar dolar.

D. Penilitian Terdahulu

Tabel 2.4

Penelitian Relevan

Nama/Tahu

n

Judul Variab

le

Alat

Analisis

Hasil Penelitian

Heri

Praktikto

dan Iis

suganto

Kinerja

Efisiensi Bank

Syariah

Sebelum dan

Data

Envelopm

ent

Anelyisis

Hasil penelitian menunjukan

perbankan syariah mengalami

perkembangan cukup

signifikan dari tahun ketahun.

Page 46: ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK SYARIAH DI INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28574/3/DINI... · ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK SYARIAH DI INDONESIA

31

(2011) Sesudah Krisis

Global

Berdasarkan

Data

Envelopment

Anelyisis

Pada saat sebelum krisis global

sebesar 25.56%. pada saat

sesudah krisis 43.40%.

pertumbuhan jumlah simpanan

ini menunjukan bahwa

loyalitas nasabah pada saat

krisis global tetap baik dan

cendrung meningkat.

Zahra

(2008)

Peran Perbakan

Syariah dalam

Memperkokoh

Perekonomian

Sektor Rill Di

Indonesia.

Variabe

l

depend

ent :

Pereko

nomian

Sektor

Rill

Variabl

e In

depend

ent :

Peran

Perban

kan

Syaria

h

Rgresi

Berganda

dan

Regresi

Sederhana

Dari Hasil Penelitian terlihat

bahwa bank Syariah memiliki

peranan yang lebih dari bank

konvensional. Nilai-nilai

Syariahnya yang di emban juga

sangat memperhatikan

profesionalisme serta

menyentuh langsung sector

Rill dalam rangka

mensejahterakan masyarakat.

Nur

Shopiany/

Tingkat

Kesehatan

bank syariah

Mandiri Pada

periode 2004-

2008 dengan

Deskriptif

kuantitatif

Hasil penelitian ini adalah

CAE pada tahun 2004

mengalai penurunan dan pada

tahun 2005-2008 kecukupan

modal sangat baik. Asset bank

syariah Mandiri mencerminkan

Page 47: ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK SYARIAH DI INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28574/3/DINI... · ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK SYARIAH DI INDONESIA

32

menggunkan

etode CAMEL

(studi kasus

pada Bank

Syariah

Mandiri Pusat)

kesehatan bank syariah. Dari

hasil rentabilitas ROA yang

lebih besar dari nilai yang telah

ditentukan, dan BOPO

menggambarkan kondisi

kurang baik. Dari sisi likuiditas

tanun 2004-2008 mengalami

penurunan.

Yulistin/20

12

Analisis

Tingkat

Kesehatan

Bank Syariah

dengan Metode

CAEMEL

Metode

Analisis

CAMEL

dengan

pendekata

n

kuantitatif.

Hasil penelitian ini adalah

bahwa Bank Syariah Mandiri

dan Bank Muamalat Indonesia

Sangat sehat, sedangkan Bank

Syariah Syariah Bukopin dan

BRI syariah Kurang Sehat.

Inas Septa

Hidayati/20

13

Analisis

tingkat

Kesehatan

Bank Mandiri

Syariah tahun

2009-2012

Menggunkan

Metode

CAMEL

(Capital, Asset,

Management,

Earning,

Liquidity )

Analisis

Deskriptif

Hasil penelitian ini adalah

kesehatan Bank Syariah

Mandiri sejak tahun 2009-

2013 dari kelima aspek

penilaian yaitu Capital, Asset,

Management, Earning dan

Liquidity berada dalam

kondisi sehat.

Mahmudah

/ 2013 UIN

Jakarta

Penilaian

tingkat

Kesehatan

Analisis

deskriptif

kualitatif

Hasil penelitian ini adalah

penilaian tingkat kesehatan

bank sariah dengan

Page 48: ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK SYARIAH DI INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28574/3/DINI... · ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK SYARIAH DI INDONESIA

33

Bank Syariah

(Studi

Komperasi

CAMELS dan

RCEC pada

BSM, BMI,

dan BRI

syariah)

komperatif

terhadap

laporan-

laporan

keuangan

Bank.

menggunakan Metode

CAMELS dan RGEC BS,

BMI, dan BRI syariah dalam

kondisi baik. Untuk perbedaan

dari kedua etode ini yaitu pada

etode CAMELS karena

menggunakan analisis secara

terpisah, tidak ada keterkaitan

antara satu komponen dengan

komponen lainya belum dapat

menggambarkan keadaan suatu

bank secara utuh. Sedangkan

menggunakan Metode RGEC

karena ada kaitan manajemen

dengan faktor lain-lainya dan

merupakan hasil penerapan

manajemen. Metode RGEC

lebih baik dalam menilai

tingkat kesehatan bank

dibandingkan dengan

menggunakan Metode

CAMELS

E. KERANGKA BERFIKIR

Penilaian tingklat Kesehatan Bank Umum Berprinsip Syariah diatur

melalui peraturan bank Indonesia No . penilaian kesehatan keuangan Bank Umum

Berprinsip Syariah juga menggunakan analisis CAMELS dan analisis yang

digunakan ada 5 faktor yaitu Capital (Permodalan), Asset Quality (Kualitas

Aktiva Produktif), Managemen (Manajemen), Earning (Rentabilitas), dan

Liquidity (Likuiditas), Sensitivity of risk ( sensitivitas terhadap risiko pasar)

Page 49: ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK SYARIAH DI INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28574/3/DINI... · ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK SYARIAH DI INDONESIA

34

Tingkat kesehatan menurut peraturan BI no 9/1/PBI/2007 merupakan hasil

penilaian kualitatif atas berbagai aspek yang berpengaruh terhadap kondisi atau

kinerja suatu bank atau UUS melalui penilaian kuantitatif dan penilaian kualitatif

terhadap faktor-faktor perodalan, Kualitas aset, Manajemen, rentabilitas,

likuiditas, dan sensitivitas terhadap risiko pasar. Dalam penelitian ini akan di

hitung bagai mana tingkat kesehatan bank syariah dengan menggunakan metode

CAMELS. Naun dalam penelitian ini metode CAMELS yang akan di gunakan

hanya dari sisi keuangan atau financial nya saja yaitu penilaian terhadap captal

(perodalan), asset (aset), earning (rentabilitas), dan liquidity (likuiditas).

Penelitian ini akan menggabarkan Kondisi bank syariah ketika Krisis Keuangan

Global dan Setelah Krisis Keuangan Global. Apakah ada perbedaan tingkat

kesehatan bank syariah ketika krisis keuangan global (2008-2009) dan setelah

krisis keuangan global (2010-2013). Dan apakah ada pengaruh krisis keuangan

global terhadap tingkat kesehatan bank syariah kalaa itu.

Kerangka pemikiran penulis, dapat dilihat pada gambar berikut :

Gambar 2.1

Kerangka Pemikiran

Gambar 2.1 : Analisis Tingkat Kesehatan Bank Syariah saat Krisis Keuangan Global dan

setelah Krisis Keuangan Global (2008-2013).

Tingkat Kesehatan Bank Syariah di Indonesia dengan menggunakan Analisis Camel

- Capital - Asset Quality - Earning - Likuidity

Setelah Krisis Keuangan Global

(2010-2013)

Sebelum Krisis Keuangan Global

(2008-2009)

Page 50: ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK SYARIAH DI INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28574/3/DINI... · ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK SYARIAH DI INDONESIA

35

Dalam urayan diatas dapat ditarik kerangka pemikiran bahwa adanya perbedaan tingkat

kesehatan bank Syariah di Indonesia saat Krisis keuangan Global dan Setelah Krisis

Keuangan Global (2008-2013).

Page 51: ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK SYARIAH DI INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28574/3/DINI... · ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK SYARIAH DI INDONESIA

36

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Berdasarkan tingkat eksplansi penelitian ini merupakan penelitian

deskriprif. Penilaian deskriptif adalah penilaian yang bertujuan untuk

mengetahui nilai variabel mandiri, baik satu variabel atau lebih

(Independent) dan mampu menjelaskan karakteristik variabel yang diteliti

dalam suatu situasi. Berdasarkan datanya penelitian ini merupakan

penelitian kuantitatif, artinya penelitian ini menggunakan data berbentuk

angka. Berdasarkan dimensi waktuna, penelitian ini merupakan penelitian

yang time series dan ross sectional. Penelitian time series yaitu penelitian

yang terdiri dari suatu objek tetapi meliputi beberapa periode waktu.

Sedangkan penelitian corss sectional yaitu penelitian yang terdiri dari

bebrapa objek data pada suatu waktu. Berdasarkan pengumpulan datanya,

penelitian ini merupakan penelitian yang dilakukan tampa interaksi antara

peneliti dan sumber data.

B. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi berasal dari bahasa inggris, yaitu “population” yang berarti

jumlah penduduk. Dalam metode penelitian kata populasi amat populer

dipakai untuk menyebutkan serumpun/sekelompok objek yang menjadi

sasaran penelitian. Populasi penelitian merupakan keseluruhan

(universum) dari objek penelitian yang dapat berupa manusia, hewan,

Page 52: ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK SYARIAH DI INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28574/3/DINI... · ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK SYARIAH DI INDONESIA

37

tumbuh-tumbuhan, udara, gejala, nilai, peristiwa, sikap, dan sebagainya1.

Sedangkan menurut sugiono2 Populasi adalah wilayah generalisasi yang

terdiri atas: objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik

tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian

ditarik kesimpulan.

Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah semua Bank

Umum Syariah yang tercatat di Bank Indonesia, baik dari BUSN Devisa,

BUSN non-Devisa maupun campuran. Yang mengumumkan laporan

keuangan di Bank Indonesia yang berjumlah 11 Bank Umum Syariah.

Bank umum Syariah yang termasuk dalam populasi penelitian ini adalah:

Tabel 3.1

Daftar Bank Umum Syariah Populasi Penelitian

No Nama Bank Umum Syariah

1 PT. Bank BNI Syariah

2 PT. Bank Mega Syatiah

3 PT. Bank Muamalat Syariah

4 PT. Bank Syariah Mandiri

5 PT. Bank BCA Syariah

6 PT. Bank BRI Syariah

7 PT. Bank Jabar Banten Syariah

8 PT. Bank Pain Syariah

9 PT. Bank Syariah Bukopin

10 PT. Bank Victoria Syariah

11 PT. Bank Maybank Syariah Indonesia

Sumber : Bank Indonesia

1 Sofian Siregar, Statistik Parametik untuk Penelitian Kuantitatif, (jakarta: Bumi Aksara), h.

56. 2 Sugiono,statistik untuk penelitian, (bandung : Alfabeta 2010) h. 115

Page 53: ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK SYARIAH DI INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28574/3/DINI... · ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK SYARIAH DI INDONESIA

38

2. Sampel

Sampel adalah suatu prosedur pengambilan data, dimana hanya

sebagian populasi saja yang diambil dan dipergunakan untuk menentukan

sifat serta ciri yang dikehendaki dari suatu populasi3. Bila populasi besar, dan

tidak memungkinkan mempelajari semua yang ada pada populasi, apa yang

dipelajari dari sampel itu, kesimpulannya akan dapat diberlakukan untuk

populasi. Sampel adalah bagian dari populasi yang digunakan untuk penelitian

yang dianggap dapat mewakili keadaan keseluruhan populasi. Dalam sebuah

penelitian, peneliti harus tepat dalam menentukan sampel.

Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah beberapa

perusahaan dari sub Bank Umum Syariah. Dalam penarikan sampel yang

digunakan peneliti dalah teknik Purposive Sampling. Purposive sampling

adalah metode pengambilan sampel dengan didasarkan kriteria-kriteria

tertentu4. Purposive sampling merupakan teknik sampling yang digunakan

oleh peneliti jika peneliti mempunyai pertimbangan-pertimbangan tertentu di

dalam pengambilan sampelnya5. Berikut kriteria sampel dalam penelitian ini:

1. Merupakan Bank Umum Syariah yang terdaftar di Bank Indonesia. Baik

dari BUSN Devisa, BUSN non-Devisa, dan campuran.

2. Melaporkan laporan keuangan Bank Indonesia dan web resmi bank terkait

yang berupa Anual Reportdari tahun 2008 sampai dengan 2013.

33

Sofian Siregar, Statistik Parametik untuk Penelitian Kuantitatif, (jakarta: Bumi

Aksara), h.26 4ibd

5 Suharsi Arik. Manajemen Penelitian (Jakarta : Rineka Cipta, 2005) hal.79.

Page 54: ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK SYARIAH DI INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28574/3/DINI... · ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK SYARIAH DI INDONESIA

39

Tabel 3.2

Penentuan Sampel Penelitian.

No

Nama Bank Umum Syariah

Kriteria

Penelitian

sempel

1 2

1 PT. Bank BNI Syariah -

2 PT. Bank Mega Syatiah

3 PT. Bank Muamalat Syariah

4 PT. Bank Syariah Mandiri

5 PT. Bank BCA Syariah -

6 PT. Bank BRI Syariah

7 PT. Bank Jabar Banten

Syariah -

8 PT. Bank Pain Syariah -

9 PT. Bank Syariah Bukopin -

10 PT. Bank Victoria Syariah -

11 PT. Bank Maybank Syariah

Indonesia -

Berdasarkan Tabel 3.2 diperoleh sampel sebanyak 1 Bank Umum

Syariah dari 11 Bank Umum Syariah yang terdaftar di BEI. Jenis data yang

digunakan adalah jenis data sekunder yang dipebanroleh dari publikasi

Laporan keuangan Perbangkan di Bang Indonesia . yaitu: Bank Syariah

Mandiri (BSM), Bank Muamalat Indonesia (BMI), Bank Mega Syariah

(BMS), Bank Syariah Bukopin (BSB).

C. Jenis Penelitian

Jenis Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian

Analisis Deskriptif Sedangkan sumber data yang digunakan dalam penelitian

Page 55: ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK SYARIAH DI INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28574/3/DINI... · ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK SYARIAH DI INDONESIA

40

ini adalah sumber data sekunder, yaitu data yang diperoleh secara tidak

langsung. Data sekunder dalam penelitian ini berupa data laporan keuangan

dan anual Report yang terdaftar di Bank Indonesia Indonesia dan situs web

Resmi Bank terkait.

D. Operasional Variable

Variabel penelitian adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang

ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang

hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulanny6. Kerlinger (1973) menyatakan

bahwa variabel adalah konstruksi atau sifat yang akan dipelajari.

Berdasarkan penelitianyang diteliti variabel yang digunakan dalam

penelitian ini adalah sebagai berikut :

Kesehatan Bank \

Kesehatan bank adalah Kesehatan keuangan bank adalah kemampuan

suatu bank untuk melakukan kegiatan operasional perbankan secara normal

dan mampu memenuhi semua kewajibannya dengan baik dengan cara-cara

yang sesuai dengan peraturan perbankan yang berlaku.

1. Capital

Capital adalah dana yang disimpan dan diinvestasikan oleh pemilik badan

usaha untuk pendirian badan saha yang bertujuan untukmembiayayi

kegiatan saha suatu perusahaan disamping untuk memenuhi regulasi yang

ditetapkan oleh otoritas moneter.

2. Asset

Asset adalah semua kekayaan/Aktiva baik dalam rupiah atau valuta asing

yang dimiliki oleh bank dengan bertujuan untuk memperoleh penghasilan

yang sesuai dengan fungsinya, yaitu pemberian kredit,kepemilikan surat-

surat berharga, dan penempatan dana kepada bank-bank lain baik dalam

maupn luar negeri terkecuali penempatan dana dalam bentuk giro atau

penyertaan.

3. Earning

6ibd

Page 56: ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK SYARIAH DI INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28574/3/DINI... · ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK SYARIAH DI INDONESIA

41

Earning merpakan kegiatan pemilihan kegiatan yang dilakkan oleh

manajer dalam menentukan kebijakan akntansi untuk mencapai beberapa

tujuan tertentu.

4. Liqudity

Liquidity merpakan kemampuan satu perusahan dalam memenhi

kewajiban jangka panjang dan jangka pendeknya, dan pemenuhan

kewajiban keuangan tepat pada waktnya.

E. Teknik Pengumpulan Data

Data yang akan digunakan adalah data yang bersifat data kuantitatif. Data

kuantitatif yaitu data yang dinyatakan dalam bentuk angka-angka dan

menunjukkan nilai terhadap besaran yang diwakilinya dengan sifat time series

dan cross sectional Data time series adalah data yang menggambarkan dari

waktu ke waktu, dari satu periode ke periode lainnya yang dapat dinyatakan

dalam hari, minggu, bulan, hingga tahun. Dan dalam penelitian kali ini akan

digunakan data time series yang menurut data tahunan. Sedangkan data cross

sectional adalah data yang menggambarkan keadaan antara objek yang satu

dengan objek lainnya.

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data

sekunder yaitu data yang dikumpulkan pada satu waktu tertentu yang dapat

menggambarkan keadaan atau kegiatan pada waktu tertentu pula. Adapun data

yang dapat menunjang penelitian ini adalah yang berasal dar:

a. Laporan keuangan yang berasal dari internet (on-line Library)

b. Sumber lainnya yang dapat dijadikan bahan penelitian, seperti artikel,

Koran, majalah, jurnal dan penelitian lainnya yang terdahulu.

F. Teknik Analisis Data

Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

analisis Deskriptif. Dimana anlisis Deskriptif adalah memberikan gambaran

atau deskripsi suatu data yang dilihat dari nilai rata-rata (mean), standard

Page 57: ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK SYARIAH DI INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28574/3/DINI... · ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK SYARIAH DI INDONESIA

42

deviasi, varian, maksimum, minimum, sum, range, kurtosis dan skewness

(kemencengan dan distribusi)7.

Rumsan Rasio yang Digunakan untuk menilai tingkat masing-masing

kesehatan keangan Bank Syariah di Indonesia saat krisis keuangan global dan

setelah krisis keuangan global untk masing-masing faktor dan komponennya

adalah sebagai berikut8 ;

1. Capital (Permodalan)

Permodalan antara modal bank terhadap aktiva tertimbang menurt Risiko

(ATMR).

a. Perhitungan ATMR

ATMR = Aktiva Neraca x Bobot Risiko

b. Pemenuhan Kewajiban penyediaan modal Minimm (KPMM)

KPMM = 8% x ATMR

c. Rasio Modal (CAR)

CAR merupakan perbandingan antara modal bank dengan aktiva

tertimbang menurt risiko nATMR

Keterangan

7Ibid hal 56

8BI, Kodifikasi Peraturan Perbankan Bank Indonesia Kelebagaan Pnilaian tingkat

kesehatan Bank (Bank Indonesia, Jakarta :2012) hal 163

M tier 1 : Modal inti

M tier 2 : Modal pelengkap

M tier 3 : Modal pelengkap tambahan

Penyertaan : Penambahan dana bank dalam bentuk saham pada

perusahaan yang bergerak dibidang keuangan

syariah atau jenis transaksi tertentu berdasarkan

perinsip syariah yang berkibat bank memiliki atau

Page 58: ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK SYARIAH DI INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28574/3/DINI... · ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK SYARIAH DI INDONESIA

43

d. Kriteria peringkat penilaian

Peringkat 1 = KPMM ≥ 12%

Peringkat 2 = 9% ≤ KPMM < 12%

Peringkat 3 = 8% ≤ KPMM < 9%

Peringkat 4 = 6% < KPMM < 8%

Peringkat 5 = KPMM ≤ 6%

2. Asset (Aset)

Dalam menentukan nilai Asset Rumus yang digunakan adalah

Kualitas Aktifa Produktif (KAP). Dalam penilian komponen dari kualitas

aktiva produktif didasarkan pada 2 rasio yaitu :

a. Kualitas Aktiva Produktif (KAP)

K

e

t

e

r

a

n

g

a

n

tidk akan memiliki saham pada perusahaan yang

bergerang di bidang keuangan syariah

ATMR : Aktiva tertimbang menurut risiko

APYD : Aktiva Produktif yang dikaslifikasikn dalah aktiva

produktif yang sudah maupun yang mengandung

potensi untuk memberikan penghasilan atau

menimbulkan keugian yang besarnya ditetapkan

sebagai berikut:

a. 25% dari aktiva produktif yang digolongkn dalam

perhatian khusus

b. 50% dari aktiva produktif yang digolongkan kurng

lancer.

c. 75% dari aktiva produktif yang digolongkan

diragukan.

Page 59: ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK SYARIAH DI INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28574/3/DINI... · ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK SYARIAH DI INDONESIA

44

b. kriteria Penilaian Peringkat

Peringkat 1 = KAP > 0,99%

Peringkat 2 = 0,96% < KAP ≤ 0.99%

Peringkat 3 = 0.93% < KAP ≤ 0.96%

Peringkat 4 = 0.90% < KAP ≤ 093%

Peringkat 5 = KAP ≤ 0.90%

Pemberian Nilai kredit adalah

3. Earning (Rentabilitas)

Dalam melakukan penilaian terhadap komponen faktor rentabilitas penelti

menggunakan 2 rasio, yaitu:

a. Rasio NOM

( )

Keterangan

PO = Pendapatan oprasional adalah pendapatan oprasional

setelah disitribusi dibagi dalam 12 (dua belas) bulan

terakhir.

BDH = Distribusi bagi hasil adalah hak pihak ketiga bagi

hasil dana syirkah temporer

BO = Biaya oprasional adalah beban oprasional termasuk

kekurangan PPAP yang wjib dibentuk sesui dengan

ketentuan 12 (dua belas) bulan terakhir.

d. 100% dari aktiva produktif yang digolongkan

Macet.

ktiva Produktif : Penanaman bank dalam bentuk penempatan, surat

berharga, penyertaan dan penanaman lainnya yang

dimakusdkan untuk memperoleh pendapatan bagi

bank.

Page 60: ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK SYARIAH DI INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28574/3/DINI... · ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK SYARIAH DI INDONESIA

45

b. Kriteria Penilaian peringkat

Peringkat 1 = NOM 3%

Peringkat 2 = 2% < NOM ≤ 3%

Peringkat 3 = 1.5% < NOM ≤ 2%

Peringkat 4 = 1% < NOM ≤ 1.5%

Peringkat 5 = NOM ≤ 1%

4. Liquidity (Likuiditas)

a. Perhitungan STM .

Keterangan

STM : Short team Mismatch

Aktiva jangka pendek : Aktiva likuid kurang dari 3 (tiga)

bulan selain kas, SWBI dan surat

berharga Syariah Negaa (SBSN)

Kewajiban jangka

pendek

: Kewajiban likuid kurang dari 3

bulan.

b. Kriteria Penilaian

Peringkat 1 = STM 25%

Peringkat 2 = 20% < STM ≤ 25%

Peringkat 3 = 15% < STM ≤ 20%

Peringkat 4 = 10% < STM ≤ 15%

Peringkat 5 = STM ≤ 10%

Setelah melakukan perhitungan dari komponen-komponen tersebut

dan didapat nilai kredit masing-masing aspek langkah berikutnya, mengisi

kolom-kolom pada tabel seperti dibawah ini untuk penghitungan total nilai

Page 61: ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK SYARIAH DI INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28574/3/DINI... · ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK SYARIAH DI INDONESIA

46

untuk pkriteria penilaian dan menentukan kriteria kondisi dari masing-masing

bank.

Tabel 3.3

Penghitungan Kriteria Penilaian dari Masing-masing Aspek

Komponen A

Peringkat

faktor

B

Nilai peringkat

faktor

C

Bobot

Nilai

Peringkat

Setelah Bobot

(B XC)

Capital 25%

Asset 45%

Earning 15%

Liquidity 15%

JUMLAH

PREDIKAT

Page 62: ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK SYARIAH DI INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28574/3/DINI... · ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK SYARIAH DI INDONESIA

47

BAB IV

PEMBAHASAN TINGKAT KESEHATAN BANK

1. PROFIL PERUSAHAAN

Penelitian ini mengambil objek Lembaga Keuangan Bank Syariah

yang terdaftar di Bank Indonesia tahun 2008-2013. Setelah dilakukan

penentuan sampel dalam purpusive sampling dengan berbagai kriteria seperti :

merupakan Bank Syariah yang terdaftar di Bank Indonesia, berupa Bank

Syariah dari BUSN Devisa, BUSN non-Devisa, dan campuran. Bank Syariah

yang berturut-turut melaporkan laporan keungannya ke Bank Indonesia

selama 6 tahun dari tahun 2008 – 2013, baik laporan triulan maupun

smesterannya. Dan mempublikasikan laporan tahunannya (Annual Report).

Berdasarkan kriteria yang ditentukan diperoleh sampel penelitan sebanyak 4

Bank Syariah, yaitu : PT. Bank Mandiri Syariah, PT. Bank Muamalat, PT.

Bank Mega, PT, Bank Bukopin Syariah. Periode penelitian yaitu selama 6

tahun, dibagi menjadi 2 periode yaitu dua periode saat krisi keuangan global

(2008-2009) dan empat periode setelah krisis keuangan global (2010-2013)

dan menggunakan laporan keuangan triulan yang telah diaudit, jumlah sampel

adalah 24, yang diperoleh dari 4 x 6 (perkalian antara jumlah bank Syariah

yang dijadikan sampel dengan periode pengamatan). Hasil penelitian sampel

dapat dilihat pada tabel 4.1 sebagai berikut :

Page 63: ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK SYARIAH DI INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28574/3/DINI... · ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK SYARIAH DI INDONESIA

48

Tabel 4.1

Hasil Penentuan Sampel

Kriteria Jumlah

Perusahaan sempel merupkan Bank Syariah yang terdaftar di

Bank Indonesia dari BUSN Devisa, BUSN non-Devisa, dan

campuran. Dan melaporkan laporan keuangannya dalam bentuk

mata uang rupiah

11

Bank Syariah yang berturut-turut melaporkan laporan

keuangannya selama 6 (enam) tahun dari tahun 2003-2012

4

Perusahaan yang menjadi sampel dalam penelitian dilihat pada tabel 4.2

sebagai berikut :

Tabel 4.2

Daftar Sampel Bank syariah

No Kode Perusahaan Emiten

1 BMI PT. Bank Muamalat Indonesia Tbk

2 BSM PT. Bank Syariah Mandiri Tbk

3 BMS PT. Mega Syariah Tbk

4 BSB PT. Bank Syariah Bukopin Tbk

a. Profil PT. Bank Muammalat

Bank muammalat syariah adalah bank pertama di Indoneisa yang

dirintis umat Islam Indonesia yaitu Mejelis Ulama Indonesia (MUI)

serta tokoh Muslim di Nusantara yang tergabung dalam Ikatan

Cendikiawan Muslim se-Indoneisa (ICMI). Dan didukung oleh

pemerintah dan pengusaha muslim. Dengan sumber permodalan lebih

dari 800.000 lembaga serta masyarakat muslim. Bank Muamalat adalah

Page 64: ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK SYARIAH DI INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28574/3/DINI... · ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK SYARIAH DI INDONESIA

49

bank pertama murni syariah dalam sumber permodalan dan

pengelolaanya. Misi pendiri bank Muammalat oleh MUI dan ICMI

adalah untuk melaksanakan taqwa kepada Allah terhadap Al-Quran

tentang larangan riba sehingga meujudkan layanan perbankan yang

halal dan membangun perekonomian ummat melalui perbankan murni

syariah dan mampu mengangkat harkat dan martabat masyarakat

muslim diseluruh Indonesia. Produk dan layanan perbankan muamalat

didasarkan pada prinsip dan kaidah syariah sesuai komitmen : “berasal

sumber yang bersih, berbagi hasil yang Murni”1. Produk penghimpunan

serta penanaman dana dilandaskan pada kaidah murni syariah dan

pemberdayaan modal secara produktif. Dengan kordo pertama Murni

Syariah, Bank Muammalat menjadi lembaga Islam yang bergerak

dengan berkhidmat melayani kebutuhan perbankan dan keuangan

Islami, bukan semata-mata bank yang hanya menjual produk perbankan

syariah.

PT Bank Muamalat Indonesia Tbk didirikan pada 24 Rabius

Tsani 1412 H atu 1 November 1991. Bank Muamalat mulai beroprasi

27 Syawwal 1412 H atau 1 Mei 1992. dan mempunyai visi Menjadi

bank syariah utama di Indonnesia, dominan pasar spiritual, dan

dikagumi di pasar rasiona

a. Profil Prusahaan

Tabel 4.3

Profil Perusahaan PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk

Nama PT. Bank Muamalat Indonesia

Tbk

Alamat Gedung Arthaloka lantai 5 jln

Sudirman kav 2 jakrta 10220

Telepon (62)(21) 2511411,2511470

Facsimile (62)(21) 2511464,251143

Tangggal Berdiri 01 November 1991 (24 Rabius

Tsani 1412 H)

1 Annual Riport Bank Muamalat Syariah hal 2

Page 65: ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK SYARIAH DI INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28574/3/DINI... · ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK SYARIAH DI INDONESIA

50

Tanggal beroprasi 01 mei 1992 (27 Syawwal

1412 H)

Kantor Layanan 75 kantor, 29 KCP, 185 KK,

43 Outlet

Jumlah jaringan ATM 172 ATM Muamalat, 32000

ATM bersama

b. Produk – Produk

Jenis dan Produk bank Mumamalat Indonesia terdiri dari Giro,

tabungan syariah, Deposito dan Pembiayaan.

1. Giro

Giro Perorangan dan Giro Institut.

2. Tabungan

Tabungan Muamalat, Taungan Muamalat dollar, Tabungan

Haji Arafah , Tabungan Haji Arafah Plus, Tabungan Muamatal

Umroh, Tabunganku , Tabungan iB Muamalat Wisata,

Tabungan iB Muamalat Prima

3. Deposito

Deposito Mudharabah, Deposito fulinves, KPR Muamalat iB,

Auto Muamalat, Dana Talangan Porsi Haji

4. Pembiayaan

Pembiayaan Muamalat Umroh, Pembiayaan anggota Koprasi,

Pembiayaan LKM Syariah, Pembiayaan Hunian Syariah

Bisnis, Remittance BMI – MayBank, Remittance BMI –

BMMB, Remittance BMI – NCB, Tabungan Nusantara, Bank

Garansi, Ekspor, Impor, Ekspor Impor Non LC Financing,

SKBDN, Letter of Credit, Investment Service, Transver, SMS

Banking, SalaMuamalat, Muamalat Mobile, Internet Banking,

Cash Management System, PC Banking

Page 66: ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK SYARIAH DI INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28574/3/DINI... · ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK SYARIAH DI INDONESIA

51

c. Struktur organisasi

Gambar 4.1

Struktur organisasi Bank Muamalat Indonesia Tbk

Sharia Supervisory

Corporate Banking Director

President Director

Compliance & Risk

Management Director

Human Capital Division

Internal Audit Division

Remedial Division

Treasury Division

Invormation Technology

Division

Antifraud Team

Compliance Division

Risk Managemen

t division

Corporate secretary Division

Corporate Legal Desk

Corporate Financing Division

FI & Transactional

Banking Division

Corporate Banking Support Division

Distribution

Retail Banking Director

SME & micro Financing division

Consumer Financing Division

Retail Funding Division

Sales MGMT & Support

Division

E-Buisness Management

Desk

Finance & Operation Directo

Financing Strategy division

National Operation

division

Network & General Service division

IT Steering Committee

Financing Policy

Committee

Alco

Risk Management

Commitee

Procurement & Service Commitee

Board of Commissioners

Risk Monitoring commitee

Audit commitee

Nomination & Remueration Commite

Page 67: ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK SYARIAH DI INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28574/3/DINI... · ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK SYARIAH DI INDONESIA

52

B. Bank Syariah Mandiri

Sebagai tidak lanjut dari keputusan marger, bank Mandiri

melakukan konsolidasi serta membentuk tim pengembangan

perbankan Syariah. Pembentukan tim ini bertujuan untuk

mengembangkan layanan perbankan syariah di kelompok perusahaan

Bank Mandiri, sebgai respon atas diberlakukannya UU No. 10 tahun

1998, yang memberi peluang bank umum untuk melayani transaksi

syariah (dual banking system). Tim pengembangan syariah

memandang bahwa pemberlakuan UU tersebut merupakan momentum

yang tepat untuk melakukan konversi PT Bank Susila Bakti dari bank

konvensional menjadi bank syariah. Oleh karenanya, tim

pengembangan perbankan syariah mempersiapkan system dan

infrastrukturnya, serta kegiatan usaha BSB berubah dari baik

Konvensional menjadi bank yang berorientasi berdasarkan prinsip

syariah dengan nama PT Bank Syariah Mandir sebagaiman tercantum

dalam Akta Notaris: Sujipto, SH, No23 tanggal 8 September 1999.

Perubahan usaha BSB menjadi bank umum syariah

dikukuhkan oleh Gubernur Bank Indonesia melalui SK Gubernur BI

No. 1/24/KEPBI/1999, selanjutnya, melalui surat keputusan Deputi

Gubernur Senior Bank Indonesia No.1/1/KEP.DGS/1999, BI

menyetujui perubahan nama menjadi PT Bank Syariah Mandiri dan

secara resmi mulai beroprasi sejak senin tanggal 25 Rajab 1420 H atau

tanggal 1 November 1999. PT Bank Mandiri Syariah hadir, tampil

dan tumbuh sebagai bank yang mampu menampilkan idealism

kegiatan oprasionalnya, harmoni antara idelisme usaha dan nilai-nilai

rohani inilah yang menjadi salah satu keunggulan Bank Syariah

Mandiri dalam kiprahnya di perbankan Indonesia. BSM hadir untuk

bersana membangun Indonesia menuju Indonesia yang baik. Visi yang

Page 68: ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK SYARIAH DI INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28574/3/DINI... · ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK SYARIAH DI INDONESIA

53

dimiliki BSM yaitu Menjadi Bank Syariah Terpercaya pilihan Mitra

Usaha

a. Profil Perusahaan

Tabel 4.4

Profil Perusahaan PT. Bank Mandiri Syariah

Nama PT. Bank Mandiri syariah

Alamat

Jl. Wisma Mandiri I, Jl. MH Thamrin No 5 jakarta

1034

Telepon

(62-21) 2300 509, 3983 9000

Faksimile

(62-21) 3983 2989

Situs web

www.syariahmandiri.acid

Tanggal berdiri

25 Oktober 1999

Tanggal Beroprasi

1 November 1999

Modal Dasar

2.500.000.000.000

Modal disetor

1.158.243.565.000

Kantor Layanan

796 kantor yang tersebar di 33 provinsi di Indonesia

Jumlah jaringan ATM

BSM

825 ATM syariah, ATM Mandiri 10,361, ATM

Bersama 47,669 unit, ATM Prima 50,316 unit, EDC

CA 196,870 unit, ATM BCA 10,596 dan Malasiya

Elektonic Payment System (MEPS) 7,435 unit.

Jumlah Kariawan

16.554 ( per Mei 2013)

Kepemilikan sagam

231.648.712 lembar saham PT Bank Mandiri Tbk, !

lembar saham PT Mandiri Sekuritas.

b. Jenis dan nama produk

Produk pendanaan

Tabungan BSM, BSM tabungan Mabrur, BSM tabungan Investa

Cendekia, Tabungan Berencana BSM, Tabungan Simpatik BSM,

Deposit BSM, Deposito BSM Valas, Giro BSM, Giro BSM valas,

Tabungan Kurban BSM, Edukasi BSM.

Produk Pembiayaan

Page 69: ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK SYARIAH DI INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28574/3/DINI... · ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK SYARIAH DI INDONESIA

54

Edukasi BSM, Mudharabah Muqayyadan On Balance Sheet

(MMOB), dana Berputar, Pensiun, Griya BSM, Pembiayaan

Koperasi Kariawan untuk para anggotana (PKPA), Pembiayaan

talangan Haji.

Produk jasa

BSM Card, Santra bayar BSM, BSM SMS Banking.

Produk Jasa Oprasional

Kliring BSM, BSM RTGS, Transfer Dalam kota, transver Valas

BSM.

c. Struktur Organisasi

Garmbar 4.2

Struktur Organisasi PT.Bank Syariah Mandiri Tbk

Divisi Dana, Treasury,

perbankan internasiona

Divisi Restrukturasi

Divisi Peyelesaian Pembiayaan

Divisi

Pengembangan

jaringan

cabang

Desk Sisdur & Pengawasn

SDA Sumber

Daya insane

RUPS

Dewan Komisaris Dewan Pengawas Syariah

Direktur utama

Dire

Directorat

oprasi &

pendukung

Direktorat pembiayaan komporasi &

komersial

Komite

Audit

Komite

remunerei

&

nominasi

Komite

Pemantau

risiko

Divisi

Pengawas

interen

Divisi hub

korporasi &

Hukum

Divisi sarana

& logistik

Divisi Operasi

& akuntansi

Divisi Sistem

& teknologi

Komite Manajeman Risiko Ketua :

Direktur Utama Sekertaris : Ka Divisi Manajemen Risiko

Divisi Perencanaan, Pengembangan & manajemen kinerja

Divisi Sumber Daya Insani

Divisi pembiayaan kecil mikro &program

Divisi pembiayaan komersial

Divisi pembiayaan korporasi & investasi

Divisi pembiayaan komersial pusat

SDA pembiayan

Direktorat kepatuhan & manajemen

risiko

SDK Perbankan

internasional SKD jarlangan

SAD dana

Divisi pembiayaan komersial&konsum

er

Direktorat Treasury &

Jaringan

RUPS

Dewan Komisaris Dewan Pengawas Syariah

Direktur utama

Dire

RUPS

Direktorat pembiayaan komporasi &

komersial

SDK Perbankan

internasional SKD jarlangan

SAD dana

Divisi pembiayaan komersial&konsum

er

Dewan Komisaris Dewan Pengawas Syariah

Direktur utama

Dire

RUPS

Direktorat kepatuhan & manajemen

risiko

Direktorat Treasury &

Jaringan

Direktorat pembiayaan komporasi &

komersial

SDK Perbankan

internasional SKD jarlangan

SAD dana

Divisi pembiayaan komersial&konsum

er

Dewan Komisaris Dewan Pengawas Syariah

Direktur utama

Dire

RUPS

Divisi Dana, Treasury,

perbankan internasiona

Divisi Restrukturasi

Directorat

oprasi &

pendukung

Divisi pembiayaan kecil mikro &program

Divisi pembiayaan komersial

Divisi pembiayaan korporasi & investasi

Divisi pembiayaan komersial pusat

Direktorat kepatuhan & manajemen

risiko

Direktorat Treasury &

Jaringan

Direktorat pembiayaan komporasi &

komersial

SDK Perbankan

internasional SKD jarlangan

SAD dana

Divisi pembiayaan komersial&konsum

er

Dewan Komisaris Dewan Pengawas Syariah

Direktur utama

Dire

RUPS

Divisi Peyelesaian Pembiayaan

Divisi Dana, Treasury,

perbankan internasiona

Divisi Restrukturasi

Directorat

oprasi &

pendukung

Divisi pembiayaan kecil mikro &program

Divisi pembiayaan komersial

Divisi pembiayaan korporasi & investasi

Divisi pembiayaan komersial pusat

Direktorat kepatuhan & manajemen

risiko

Direktorat Treasury &

Jaringan

Direktorat pembiayaan komporasi &

komersial

SDK Perbankan

internasional SKD jarlangan

SAD dana

Divisi pembiayaan komersial&konsum

er

Dewan Komisaris Dewan Pengawas Syariah

Direktur utama

Dire

RUPS

Divisi pembiayaan komersial cabang

Divisi pengembangan produk

Desk pembiayaan khusus & special

Divisi

Pengembangan

jaringan

cabang

Divisi Peyelesaian Pembiayaan

Divisi Dana, Treasury,

perbankan internasiona

Divisi Restrukturasi

Directorat

oprasi &

pendukung

Divisi pembiayaan kecil mikro &program

Divisi pembiayaan komersial

Divisi pembiayaan korporasi & investasi

Divisi pembiayaan komersial pusat

Direktorat kepatuhan & manajemen

risiko

Direktorat Treasury &

Jaringan

Direktorat pembiayaan komporasi &

komersial

SDK Perbankan

internasional SKD jarlangan

SAD dana

Divisi pembiayaan komersial&konsum

er

Dewan Komisaris Dewan Pengawas Syariah

Direktur utama

Dire

RUPS

Divisi hub

korporasi &

Hukum

Divisi sarana

& logistik

Divisi Operasi

& akuntansi

Divisi Sistem

& teknologi

Divisi pembiayaan komersial cabang

Divisi pengembangan produk

Desk pembiayaan khusus & special

Divisi

Pengembangan

jaringan

cabang

Divisi Peyelesaian Pembiayaan

Divisi Dana, Treasury,

perbankan internasiona

Divisi Restrukturasi

Directorat

oprasi &

pendukung

Divisi pembiayaan kecil mikro &program

Divisi pembiayaan komersial

Divisi pembiayaan korporasi & investasi

Divisi pembiayaan komersial pusat

Direktorat kepatuhan & manajemen

risiko

Direktorat Treasury &

Jaringan

Direktorat pembiayaan komporasi &

komersial

SDK Perbankan

internasional SKD jarlangan

SAD dana

Divisi pembiayaan komersial&konsum

er

Dewan Komisaris Dewan Pengawas Syariah

Direktur utama

Dire

RUPS

Divisi Manajemen

Risiko

Divisi Kepatuhan

Desk Sisdur & Pengawasn

SDA Sumber

Daya insane

Komite

Audit

Komite

remunerei

&

nominasi

Divisi

Pengawas

interen

Komite Manajeman Risiko Ketua :

Direktur Utama Sekertaris : Ka Divisi Manajemen Risiko

Divisi Perencanaan, Pengembangan & manajemen kinerja

Divisi Sumber Daya Insani

SDA pembiayan

Divisi hub

korporasi &

Hukum

Divisi sarana

& logistik

Divisi Operasi

& akuntansi

Divisi Sistem

& teknologi

Divisi pembiayaan komersial cabang

Divisi pengembangan produk

Desk pembiayaan khusus & special

Divisi

Pengembangan

jaringan

cabang

Divisi Peyelesaian Pembiayaan

Divisi Dana, Treasury,

perbankan internasiona

Divisi Restrukturasi

Directorat

oprasi &

pendukung

Divisi pembiayaan kecil mikro &program

Divisi pembiayaan komersial

Divisi pembiayaan korporasi & investasi

Divisi pembiayaan komersial pusat

Direktorat kepatuhan & manajemen

risiko

Direktorat Treasury &

Jaringan

Direktorat pembiayaan komporasi &

komersial

SDK Perbankan

internasional SKD jarlangan

SAD dana

Divisi pembiayaan komersial&konsum

er

Dewan Komisaris Dewan Pengawas Syariah

Direktur utama

Dire

RUPS

Page 70: ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK SYARIAH DI INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28574/3/DINI... · ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK SYARIAH DI INDONESIA

55

C. Profil PT. Bank Mega Syariah (BMS)

Bank Mega Syariah berawal dari bank kovensional yaitu Bank

Tugu. Bank umum yang didirikan pada 14 juli 1990, yang kemudian

di akuisi CT Corpora. Yang dahulunya bernama Para Group melalui

PT Para Global Investindo dan PT Para Rekan Investama pada 2001.

Konversi bank konvensional menjadi bank syariah memang berawal

dari keinginan pemegang saham. Keinginan tersebut terlaksana ketika

Bank Indonesia mengizinkan bank tugu di konversi menjadi PT Bank

Mega Syariah Indonesia (BMS) pada tanggal 27 Juli 2004.

Pengoperasian tersebut tercatat dalam sejarah perbankan Indonesia

sebagai upaya pertama pengonversian bank umum konvensional

menjadi bank umum syariah.

Pada 25 Agustus 2004, BSMI resmi beroperasi hamper tiga

tahun kemudian 7 November 2007, pemegang saham memutuskan

perubahan benttuk logo BSM ke bentuk logo bank umum

konvensional yang menjadi sister company-nya, yakni PT Bank Mega

Tbk. tetapi berbeda warna. Sejak 2 November 2010 sampai dengan

sekarang bank ini berganti nama menjadi PT Bank Mega Syariah. Visi

yang dimilki Bank Mega Syariah yaitu Tumbuh Sejahtera Bersama

Bangsa.

a. Profil Perusahaan

Tabel 4.5

Profil Bank Mega Syariah

Nama Bank PT Bank Mega Syariah

Alamat Menara Mega Syariah Jl.HR Rasuna

Said kav.19A Jakarta 12940

Telepon 021- 29852000

Fax 201-29852100

Homepage www.megasyariah.co.id

Tanggal berdiri 25 Agustus 2004

Mulai beroprasi 07 November 2007

Page 71: ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK SYARIAH DI INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28574/3/DINI... · ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK SYARIAH DI INDONESIA

56

b. Produk dan jasa Bank Mega Syariah

Tabungan utama iB, tabungan Utama Pensiun iB, tabungan Mitra

iB, Taungan Rencana iB, Tabungan plus iB, tabungan investasya

ib, Tabungan haji i.

c. Struktur organisasi

Gambar 4.3

Struktur Organisasi Bank Mega Syariah

President Director

Business Director

Corporate strategic

Plan

Product Development

Comercial Business

Financing Risk

Acceptance Mangement

Retail & Funding

Business

Micro & small

Business

Opration, IT& collection

director

Opration

General affairs

Information

Tecnology

Collection &

Remedial

Regional

Branch Manager

Sub Branch Manager

Risk.Compliance& hic

Director

Human Capital management

Risk & complinace

Legal & fund

Internal Control

Financial Management

Treasury & Coroprate

Reationship

Corporate Secretary

Internal Audit &

control

Page 72: ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK SYARIAH DI INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28574/3/DINI... · ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK SYARIAH DI INDONESIA

57

D. Profil PT. Bank Syariah Bukopin (BBS)

Bank bukopin syariah dulu bernama PT. bank Persyarikatan

Indonesia (BPI), yang didirikan berdasarkan Akta No. 102 tertanggal

20 juli dengan nama PT. Bank djojo Wilami, SH, Notaris di

Samarinda. Dalam Swansarindo Internasional yang dibuat dihadapan

Dr. Wijmerupakan rusahan yang dahulunya diakuisisi oleh PT. Bank

Bukopin Tbk untuk dikembangkan menjadi sebuah bank syariah yng

kini menjadi PT. Bank Syariah Bukopin. Keberadaan PT Bank Syariah

Bukopin (selanjutnya disebut perseroan) sebagai bank yang beroprasi

dengan prinsip syariah bermula dari diakuisinya PT Bank Perserikatan

Indonesia (sebuah bank umum konvensional) oleh PT bank Bukopin,

Tbk, proses akuisi tersebut berlangung secara bertahap sejak 2005

hingga 2008. PT bank Perserikatan Indonesia sebagai cikal bakal

perseroan, sebelumnya bernama PT Bank Swansarindo Internasional,

didirikan berdasarkan Akta Nomor 102 tanggal 29 juli 1990,

dihadapan Notaris Dr. Widjojo Wilami, S.H. di Samarinda,

Kalimantan Timur. Selanjutnya pada tahun 2008, PT Bank

Perserikatan Indonesia berubah nama menjadi PT Bank Syariah

Bukopin. Perubahan nama tersebut sekaligus menjadi penanda

perubahan kegiatan usaha bank, dari bank konvensional menjadi bank

syariah. Secra legal dan formal, perubahan kegiatan usaha bank

tersebut berdasarkan surat keputusan Gubernur Bank Indonesia Nomor

10/69/KEP.GBI/DpG/2008 tanggal 27 oktober 2008. Secara efektif,

perseroan baru menjalankan kegiatan usaha dengan prinsip syariah

pada 9 desember 2008 selanjutna kegiatan operasional perseroan secra

resmi dibuka oleh M Jusuf Kala, wakil presiden Republik Indonesia

Pada 11 Desember 2008.

a. Profil Bank Syariah Bukopin

Page 73: ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK SYARIAH DI INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28574/3/DINI... · ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK SYARIAH DI INDONESIA

58

Tabel 4.6

Profil Perusahaan Bank Bukopin Syariah

Nama Bank PT Bank Syariah Bukopin

Alamat Jalan Salemba Raya Nomor 55,

Salemba Jakarta Pusat 10440

Telepon 021-2300912

Fax 201-31480401

Homepage www.syariahbukopin.co.id

Email [email protected]

Tanggal berdiri 29 juli 1990

Mulai beroprasi 9 Desember 2008

Modal dasar Rp. 1.000.000.000.000

Modal disetor Rp. 450.370.000.000

Ekuitas Rp. 273.072.153.130

Kantor layanan 21 kantor layanan di seluruh

Indonesia

Kantor layanan Syariah 53 kantor Layanan Syariah

Jaringan ATm ATM Syariah Bukopin, ATM

Bukopin, ATM Bersama, ATM

Prima

Jumlah pegawai 539 orang

Produk dan jasa Tabungan siaga iB, taungan iB,

Rencana, tabungan iB siaga bisnis,

tabungan iB haji, Giro iB, depositi

iB, tabunganku iB

.

Page 74: ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK SYARIAH DI INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28574/3/DINI... · ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK SYARIAH DI INDONESIA

59

b. Struktur organisasi

Gambar 4.4

Struktur Organisasi Bank Bukopin syariah

RUPS

DEWAN

KOMISARIAT

DEWAN

PENGAWAS

SYARIAH

DIREKTORAT

UTAMA

DIREKTORAT

BISNIS

DIREKTORAT

OPRASI

&PELAYANAN

DIREKTORAT

KEPATUHAN &

MANAJEMEN

RISIKO

DIVISI

KEPATUHAN

DIVISI

MANAJEMEN

RISIKO

DIVISI

RESTRUKTURIASI

& PENYELESAIAN

PEMBIAYAAN

DIVISI OPRASI

& ANALISA

KEUANGAN

DIVISI

PELAANAN

DIVISI

SUPPORT

PEMBIAYAAN

DIVISI

TEKNOLOGI

INORMASI

BISNIS

CABANG

DIVISI INSTITUSI/

KOMERSIAL

DIVISI SUPERVSI

BISNIS & FEE

BASED

DIVISI

PENGEMBANGAN

PRODUK

DIVISI BISNIS

AREA

KOMITE

REMUNERASI\

& NOMINASI

KOMITE

AUDIT

KOMITE

PEMANTAU

RISIKO

DIVISI SUMBER DAYA INSANI

SATUAN KERJA

AUDIT INTEREN

SEKERTARIS

PERUSAHAAN

BAGIAN

TREASURY

Page 75: ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK SYARIAH DI INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28574/3/DINI... · ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK SYARIAH DI INDONESIA

60

2. PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN BANK

Kesehatan bank adalah gambaran mengenai kondisi dan kinerja

bank sebagai alat bagi otoritas pengawas keuangan dalam menetapkan

strategi dan fokus pengawasan terhadap bank. Selain sebagai alat bagi

pengawas keuangan, kesehatan bank juga penting bagi pihak-pihak terkait,

seperti pengelola bank, pemilik, pemerintah, pemegang saham dan

pengguna jasa perbankan. Siring dengan perkembangan jaman dan

berkembangnya industri perbankan yang semakin kompleks dan beragam,

sehingga penilaian kesehatan bank telah mengalami beberapa perubahan

yang disempurnakan agar dapat menggambarkan kondisi bank saat ini dan

yang akan datang. Analisis yang digunakan dalam menilai tingkat

kesehatan bank yang penulis gunakan adalah metoode CAMELS. Namun

dalam penelitian ini hanya akan menggunakan analisis dari komponen

keuangan atau financialnya saja, komponen-komponenya yaitu Capital,

Asset, Earning dan liquidity. Sedangkan untuk komponen Management

dan Market to Risk tidak digunakan, karena dua komponen tersebut

menggunakan analisis kualitatif yaitu korsioner dan wawancara. Alasan

lainya kenapa dua komponen ini tidak diikutsertakan dalam penilaian

tingkat kesehatan bank syariah yaitu karena penelitian ini meneliti 6 tahun

perhitungan dimulai dari tahun 2008 sampai 2013 sedangkan untuk

manajemen dan market to risk harus diteliti setiap tahunya.

Metode CAMELS

Metode CAMELS adalah penilaian kuantitatif dan kualitatif

terhadap 6 faktor pembentuk yaitu terdiri dari Capital (permodalan), Asset

quality (kualitas aset), Manajement (manajement), Earning (rentabilitas),

Liquidity (likuiditas), dan sensitivity to market risk (sensitifitas terhadap

risiko pasar).

Page 76: ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK SYARIAH DI INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28574/3/DINI... · ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK SYARIAH DI INDONESIA

61

Dalam penelitian ini analisis yang akan digunakan untuk

mengukur kesehatan bank yaitu dengan metode CAMEL, tapi penulis

membatasi dari sisi finansialnya saja. Sehingga peneliti hanya meneliti

dari faktor permodalan, kualitas aset, rentabilitas, dan likuiditas.

Dalam penelitian ini akan melihat bagai mana kesehatan Bank

Syariah Mandiri, Bank Muamalat Indonesia, Bank Mega Syariah, dan

Bank Syariah Bukopin dilihat dari 4 aspek dalam metode CAMELS dan

dalam perhitungan 6 tahun yaitu tahun 2008 sampai dengan 2013.

Berikut ini adalah analisis kesehatan Bank Syariah di Indonesia ketika

Krisis dan Sesudah Krisis keuangan global

1. Capital

Rasio Permodalan diukur dengan mengunakan perbandingan antara

jumlah modal terhadap aktiva tertimbang Menurut Risiko (ATMR)2.

Sehingga CAR (capital Adequacy Ratio) bank-bank Syariah (Bank

Syariah Mandiri, Bank Muamalat Indonesia, Bank Mega Syariah dan

Bank Syariah Bukopin) selama tahun 2008 sampai dengan tahun 2013

adalah sebagai berikut:

Tabel 4.7

Rasio Car (Capital Adequacy Ratio) BSM, BMI, BMS, BSB tahun

2008 - 2013

No NAMA

BANK/

TAHUN

RASIO CAR/KPMM

2008 2009 2010 2011 2012 2013

1 BSM 12,72% 12,29% 10,96% 14,69% 13,87% 14,12%

2 BMI 10,83% 11,10% 13,26% 12,01% 11,57% 17,46%

2 BMS 13,47% 10,96% 12,35% 13,51% 12,35% 12,99%

4 BSB 37,19% 13,06% 11,51% 11,29% 12,78% 11,10%

Sumber : perhitungan dari anuual report dan laporan keuangan

publikasi BI

2 Bank Indonesia.Kodifikasi Peraturan Bank Indonesia Penilaian Tingkat Kesehatan

Indonesia. (BI, Jakarta 2012) hal 163

Page 77: ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK SYARIAH DI INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28574/3/DINI... · ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK SYARIAH DI INDONESIA

62

Berdasarkan hasil perhitungan rasio permodalan Bank Syariah

Mandiri selama 6 tahun berturut-turut adalah 12,72%, 12,29%, 10.96%,

12,29%, 13,87% dan 14,12%. Rasio yang dihasilkan berada pada

interval 10% > CAR > 12% lebih besar dari CAR yang telah ditetapkan

oleh BI yaitu sebesar 8%, maka rasio permodalan BSM pada tahun 2008

sampai dengan 2013 dikatakan sangat sehat. Berdasarkan nilai Rasio

CAR yang didapat BSM mendapat 2 katagori peringkat dari tahun 2008

sampai dengan 2013. Yaitu peringkat 1 ditahun 2008, 2009, 2011,2012

dan 2013. Sedangkan di peringkat 2 yaitu hanya pada tahun 2010.

Walaupun setiap tahunya mengalami fluktuasi seperti pada

tahun 2010 dan 2013. Keadaan CAR di tahun 2008 – 2009 atau 2

periode saat krisis keuangan global dapat dikatakan masih memenuhi

kriteria yang ditetapkan oleh BI dan walapun terjadi penurunan ditahun

2009. Kestabilan nilai CAR di tahun 2008 dan 2009 dibantu karena

adanya peraturan BI yang menaikkan BI rate hingga 205 basis poin ke

level 16,75% sehingga mengakibatkan daya beli meningkat dan

kepercayaan masyarakat terhadap pasar keuangan juga meningkat3.

Penurunan di tahun 2010 disebabkan oleh adanya ekspansi pembiayaan

yang signifikan selama tahun 2010 dengan pertumbuhan mencapai 49,21

atau 7,91 triliun. Dan karena adanya pembayaran pembiayaan diterima

sebesar Rp 150 miliar dan pembayaran subordinasi sebesar Rp.200

miliar. Sehingga terjadi penurunan CAR sebesar 1,09% di tahun 2012.

dari penurunan yang terjadi di tahun 2010 dan 2012 Namun BSM

mampu meningkatkan kecukupan permodalan bank, menunjukan

kemampuan BSM dalam menyerap kerugian dan mengelola kecukupan

modal dengan baik.

Berdasarkan hasil perhitungan rasio permodalan Bank Muamalat

Indonesia selama 6 tahun berturut-turut dimulai dari tahun 2008 sampai

dengan 2013. Rasio CAR yang diperoleh adalah 10,83%, 11,10%,

3 Annual Riport BSM 2008 hal 39

Page 78: ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK SYARIAH DI INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28574/3/DINI... · ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK SYARIAH DI INDONESIA

63

13,26%, 12,01%, 11, 57% dan 17,46%. Rasio yang dihasilkan BMI pada

6 tahun berturut-tirut berada pada interval 10% < CAR< 15%. Dari rasio

CAR yang didapat selama 6 tahun berjalan, didapatkan 2 katagori

peringkat. Yaitu, peringkat 1 untuk tahun 2010, 2011dan 2013.

Sedangkan untuk 2 yaitu didapat di 2008, 2009 dan 2012. Dilihat dari

nilai rasio CAR yang didapat dari 6 tahun perhitungan, rasio CAR yang

paling tinggi yang dimiliki oleh BMI yaitu pada tahun 2013. CAR BMI

mengalami kenaikan yang sangat signifikan hingga 5,89% dibandingkan

tahun lalu. Pemicu kenaikan nilai CAR yaitu dengan adanya penerbitan

saham baru (rights issue) senilai Rp.1,35 triliun dengan menerbitkanya

saham baru memberikan keleluasaan bagi ekspansi pembiayaan lebih

lanjut. Sedangkan rasio terkecil yang didapat BMI terlihat pada tahun

2008. Kembali lagi penyebab dari penurunan yang terjadi di BMI pada

tahun 2008 juga disebabkan oleh keadaan ekonomi Indonesia pada

tahun 2008 yaitu adanya krisis keuangan global walau tidak terlalu

terlihat dampaknya karena rasio yang di dapat tahun itu dapat

menempati nilai CAR di peringkat 2. Sedangkan untuk penurunannya di

tahun 2012 dipicu oleh adanya ekspansi Pembiayaan yang cukup agresif

ditahun 2012.

Kondisi rasio CAR selanjutnya yaitu Bank Mega Syariah.

Berdasarkan perhitungan yang dilakukan oleh peneliti, nilai rasio CAR

BMS dalam 6 tahun berturut-turut yaitu 13,47%, 10,96%, 12,35%,

13,51%, 12,35% dan 12,99%. diliahat dari rasio yang didapat oleh BMS,

rasio CAR berada pada interval 10 < KPMM <13%. Didapat peringkat

di tahun 2008, 2010, 2011, 2012 dan 2013 sehingga dapat dikatakan

sangat sehat. Sehingga didapat 2 katagori peringkat. Dari 6 tahun

perhitungan hanya satu tahun yang mendapatkan peringkat 2 yaitu di

tahun 2009. Sedangkan selebihnya ditahun 2008, 2010,2011,2012, dan

2013 mendapatkan peringkat 1. Sedangkan ditahun 2009 rasio yang

didapat yaitu 10,96% sehingga rasio masuk pada peringkat 2 yaitu

Page 79: ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK SYARIAH DI INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28574/3/DINI... · ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK SYARIAH DI INDONESIA

64

cukup sehat. Nilai yang didapat pada tahun 2009 lebih kecil

dibandingkan tahun-tahun yang lainnya yaitu disebabkan tidak adanya

penambahan modal disetor ketika tahun 2009. Ditambah pula di tahun

2008 CAR sebesar 13,47 % dibantu dengan adanya peraturan BI yang

menaikan nilai rate sebsar 250 basis poin yang disebabkan adanya

inflasi di bulan desember 2008. Walaupun terjadi penurunan ditahun

2009 namun BMS mapu meningkatan kecukupan permodalan bank, dan

menunjukan kemampuan BMS dalam menyerap kerugian dan

mengelola kecukupan permodalan dengan baik.

Berdasarkan hasil rasio CAR yang didapat oleh bank Bukopin

dalam 6 tahun berturut-turut adalah 37,19%, 13,06%, 11,51%, 11,29%,

12,78%, da 11,10%. berdasarkan rasio yang dihasilkan oleh BSB rasio

CAR berada pada interval 11% < KPM < 13%. Peringkat yang didapat

oleh bank syariah bukopin pada faktor capital mendapatkan 2 katagori

peringkat, peringkat 1 ditahun 2008, 2009 dan 2012. Sedangkan

peringkat 2 di tahun 2010, 2011 dan 2013. Nilai rasio yang terkecil

didapat oleh BSB yaitu pada tahun 2013 dan nilai tertinggi pada tahun

2008. Rasio yang tinggi yang didapat BSB pada tahun 2008 sebenarnya

dipicu oleh baru beroperasinya BSB sebagai Bank Umum dengan

Prinsip syariah. Yang pada awalnya BSB bernama bank Persyarikatan

Indonesia dan masih menggunakan sisitem konvensional. Setelah

mendapatkan persetujuan dari bank Indonesia sesuai surat Dewan

Gubernur Bank Indonesia Nomor 10/69/KEP.GBI/DpG/2008 tanggal 27

Oktober 2008 dan diresmikan oleh wakil presiden Republik Indonesia

pada tanggal 11 Desember 2008. Sedangkan penurunan yang terjadi

ditahun 2013 yaitu adanya pembenahan internal dan penguatan

infrastruktur yang dilakukan oleh perusahaan yang sedikitnya dapat

meningkatkan perodalan.

Kecendrungan yang terlihat dari nilai rasio CAR/KPMM dari ke

empat bank dan enam tahun perhitungan. Adanya banyak penurunan

Page 80: ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK SYARIAH DI INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28574/3/DINI... · ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK SYARIAH DI INDONESIA

65

nilai CAR/KPMM di tahun 2012 yaitu periode di saat setelah krisis

keuangan global. Terlihat ditahun tersebut 3 dari 4 bank mengalami

penurunan yaitu BSM, BMI, dan BMS. Faktor penyebab dari penurunan

ini lebih kepada alasan dari internal bank tersebut tidak ada yang

dipengaruhi oleh keadaan perekonomian Indonesia. Sedangkan untuk

BSB tidak mengalami penurunan nilai CAR/KPM ditahun 2012.

Gambaran nilai CAR/KPPM dari 2 periode saat krisis keuangan global

dan 4 periode setelah krisis keuangan global terlihat bahwa ketika krisis

keuangan global di dua periode tersebut mengalai fluktuasi di dua

periode tersebut. Fluktuasi yang terjadi di saat krisis keuangan global

lebih disebebkan oleh keadaan perekonomian Indonesia yang waktu itu

terkena dapak krisis keuangan global dan kemudian adanya bantuan dari

pemerintah yaitu BI dengan menaikan BI rate sebesar basis poin 205%

yang membantu perbankan dalam menangani kepercayaan nasabah.

Selain dari keadaan perekonomian Indonesia nilai fluktuasi di

tahun 2008 dan 2009 juga di pengaruhi oleh keadaan internal di asing-

asing bank. Namun secara keseluruhan keempat bank tersebut yaitu

BSM, BMI, BMS dan BSB nilai CAR/KPPM yang didapat berada pada

peringkat 1 yang artinya artinya tingkat modal secara signifikan berada

lebih tinggi dari ketentuan CAR/KPMM yang berlaku dan diperkirakan

tetap berada di tingkat ini untuk 12 (dua belas) bulan mendatang dan

peringkat 2 yang artinya tingkat modal berada lebih tinggi dari

ketentuan KPMM yang berlaku dan diperkirakan tetap berada di tingkat

ini serta membaik dari tingkat saat ini untuk 12 (dua belas) bulan

mendatang. Secara garis besar ini menunjukan nilai CAR/KPPM dari

bank syariah sehat dan cukup sehat dalam hal permodalan pada saat

krisis dan setelah krisis keuangan global. Bank syariah tersebut mampu

menyerap kerugian dan mengelola kecukupan modal dengan baik.

Page 81: ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK SYARIAH DI INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28574/3/DINI... · ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK SYARIAH DI INDONESIA

66

2. Asset

Penilaian terhadap kualitas asset berdasarkan Surat Edaran Bank

Indonesia No. 26/4/BPPP tanggal 29 Mei 1993 perihal KAP (kualitas

Aktiva Produktif) dan PPAP (Penyisihan Penghapusan Aktifa Produktif).

Tabel 4.8

Rasio Aspek KAP (Kualitas Aktiva Produktif) BSM, BMI, BMS,

dan BSB Tahun 2008-2013

No NAMA

BANK/

TAHUN

RASIO KAP

2008 2009 2010 2011 2012 2013

1 BSM 0,92% 0,95% 0,97% 0,98% 0,97% 0,96%

2 BMI 0,96% 0,96% 0,92% 0,97% 0,99% 0,98%

2 BMS 0,98% 0,96% 0,92% 0,97% 0,97% 0,96%

4 BSB 0,98% 0,97% 0,95% 0,97% 0,96% 0,95%

Sumber : Perhitungan dari Annual Report dan Laporan keuangan

Publikasi BI

Berdasarkan perhitungan Rasio KAP yang dilakukan penulis, dengan

membandingkan kualitas aktifa produktif yang dikualifikasikan dengan

jumlah kualitas aktifa produktif dan dikalikan seratus persen. Nilai yang

didapat dari perhitungan ini hasilnya hampir mendekati 1% dari masing-

masing tahun. Rasio KAP yang didapat oleh Bank Mandiri Syariah selama 6

tahun perhitungan yaitu sebagai berikut, Ditahun 2008 BSM menghasilkan

nilai rasio KAP sebesar 0,91, di tahun 2009 memperoleh senilai 0,96%, 2010

sebesar 0,97%, tahun 2011 nilai rasio KAP sebesar 0,98%, dan nilai Rasio

KAP tahun 2012 dan 2013 masing-masing sebesar 0,97 dan 0,96%. Dilihat

dari perolehan nilai rasio KAP pertahunnya mengalami peningkatan hanya di

tahun 2013 yang menurun dengan nilai sebesar Basis Poin sebesar 0,1

dibandingkan tahun 2012. Penyebab dari penurunan ini disebabkan oleh

banyaknya jumlah aset macet pada aktiva produktif yang diklasifikas pada

tahun 2013. Sedangkan untuk peringkat dari masing-masing tahun untuk rasio

KAP yang dimiliki BSM rata-rata memiliki peringkat 2 yang artinya rasio

KAP pada BSM dikatagorikan sehat. Rasio KAP BSM selama 6 tahun

Page 82: ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK SYARIAH DI INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28574/3/DINI... · ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK SYARIAH DI INDONESIA

67

berturut-turut berada pada interval 0.91 < KAP < 0.98% sehingga masuk

dalam 3 katagori. Yaitu ditahun 2008 peringkat 4, 2009 peringkat 3, dan 2010

sampai dengan 2013 peringkat ke 2.

Selanjutnya Rasio KAP yang dimiliki oleh BMI dari 6 tahun

perhitungan mengalami peningkatan. Di tahun 2008 rasio KAP yang dimiliki

BMI sebesar 0,96%, ditahun 2009 0,96%, tahun 2010 sebesar 0,92%, tahun

2011 yaitu 0,97% tahun 2012 rasio KAP sebesar 0,99% dan di tahun 2013

0,98%. Dilihat dari perolehan nilai rasio KAP dari BMI selalu meningkat

setiap tahunnya. Hanya di tahun 2008 saja yang mengalami penurunan

sebesar basis poin 0,4 % dari tahun sebelumnya. Sedangkan nilai tertinggi

terdapat pada tahun 2012. Dari perhitungan rasio KAP yang dimiliki BMI

berada pada interval 0.92%<KAP<0,99%. Dari interval ini terdapat 3

peringkat pada rasio KAP yang di peroleh BMI,. Yaitu peringkat pertama di

tahun 2012, peringkat ke dua di tahun 2008, 2009, 2011 dan 2013. Kemudian

di peringkat empat ada di tahun 2010.

Rasio KAP yang dimiliki oleh BMS masing-masing tahun yaitu 2008

BMS memiliki nilai rasio KAP sebesar 0,98%, tahun 2009 rasio KAP sebesar

0,96%, tahun 2010 rasio KAP sebesar 0,92%, rasio KAP di tahun 2011

sebesar 0,97%, dan di tahun 2012 dan 2013 nilai rasio KAP masing-asing

sebesar 0,99% dan 0,98%. Dapat disipulkan bahwa nilai Rasio KAP BMS

mengalami fluktuasi di setiap tahunnya nilai rasio KAP tertinggi terdapat di

tahun 2012 dan terendah di tahun 2010 dengan nilai KAP sebesar 0,92%.

Rasio KAP yang di miliki BMS berada pada interval 0,92% < KAP> 0,99%.

sehingga di dapat 3 peringkat KAP yang dimiliki BMS. Di tahun 2012

mendapatkan peringkat pertama. 2008,2009, 2011 dan 2013. Sedangkan 2010

mendapatakn peringkat ke empat.

Rasio KAP terakhir yang diiliki oleh BSB dala 6 tahun terakhir. Tahu

2008 rasio KAP yang di peroleh BSB sebesar 0,98%. 2009 rasio KAP sebesar

0,97% . tahun 2010 rasio KAP sebesar 0,95% rasio KAP ditahun 2011 sebsar

0,97 tahun 2012 rasio KAP sebesar 0,96% dan tahun 2013 rasio KAP yang di

Page 83: ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK SYARIAH DI INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28574/3/DINI... · ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK SYARIAH DI INDONESIA

68

Peroleh BSB sebesar 0,95%. Rasio KAP yang dimiliki BSB berada pada

interval 0.95%<KAP>0,98%. Hal ini menendakan bahwa kondisi kesehatan

KAP BSB selama 6 tahun berturut-turut mendapatkan katagori, yaitu pada

tahun 2008, 2009, 2011 dan 2012 mendapatkan peringkat ke dua. Sedangkan

2010 dan 2013 mendapatkan peringkat ke tiga.

Dari nilai Rasio KAP masing-masing Bank dalam dua periode ketika

krisis keuangan global dan empat periode setelah krisis keuangan global,

kecendrungan yang terlihat bahwa dari tahun 2008 sampai dengan 2012

mengalami sedikit peningkatan di masing-masing bank. Sedangkan pada

tahun 2013 di keempat bank tersebut mengalami penurunan rasio KAP.

Penurunan yang terjadi sebenarnya dikarenakan oleh perubahan jumlah PPAP

serta PPAPWD pada tiap tahunnya yang dipengaruhi oleh perubahan jumlah

cadangan yang harus disediakan seiring dengan pertumbuhan jumlah

pembiayaan yang diberikan.

3. Rantabilitas (Earning)

Rasio Rantabilitas merupakan alat untuk menganalisis atau mengukur

tingkat efisiensi usaha dan kemapuan bank dalam menghasilkan laba.

Penilaian rentabilitas bank dimaksudkan untuk menilai keampuan bank dalam

menghasilkan laba. Net Operating Margin adalah rasio rentabilitas untuk

mengetahui kemampuan aktiva produktif dalam menghasilkan laba melalui

perbandingan pendapatan oprasional dan beban oprasional dengan rata-rata

aktiva.

Tabel 4.9

Rasio NOM (Net Operating Margin) BSM, BI, BMS dan BSB

tahun 2008-2009

NAMA

BANK/TAH

UN

RASIO NOM

2008 2009 2010 2011 2012 2013

BSM 20,48% 23,10% 22,06% 19,80% 25,84% 17,81%

BMI 31,86% 6,17% 14,28% 17,76% 20,11% 15,83%

Page 84: ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK SYARIAH DI INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28574/3/DINI... · ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK SYARIAH DI INDONESIA

69

BMS 10,14% 25,52% 24,47% 17,26% 39,26% 26,04%

BSB -58,34% 1,94% 8,74% 7,56% 9,59% 9.29%

Tabel 4.5 diatas adalah nilai rasio NOM yang didapat oleh BSM, BMI,

BMS, dan BSB dalam kurun waktu enam tahun dalam dua periode. Berikut

nilai NOM yang didapat oleh masing-masing bank. BSM ditahun 2008

memperoleh nilai NOM yang cukup tinggi yaitu sebesar 20,48%. Faktor

pendorong dari kenaikan ini yaitu besarnya pendapatan oprasional yang

didapat oleh BSM ketika tahun 2008 dibandingkan dengan tiga variabel lain

pembentuk nilai NOM, seperti nilai bagi hasil, beban oprasional, dan aktiva

rata-rata pertahunnya. Kemudian ditahun 2009 nilai NOM BSM mengalami

kenaikan sebesar 2,62% dengan nilai NOM sebesar 23,10%. kenaikan ini

dipengaruhi oleh peningkatan pendapatan operasional dan juga diikuti oleh

kenaikan beban oprasional juga terdapat peningkatan pada rata-rata aktiva

produktif yang semula di tahun 2008 sebesar 1.366.856 miliar menjadi

1.775.839 walaupun dalam tahun ini masih terjadi ekspansi ekonomi namun

tidak mempengaruhi terhadap nilai NOM yang didapat oleh BSM pada tahun

2009. Tahun 2010 dan 2011 terjadi penurunan masing-masing sebesar 1,04%

dan 2,98% dengan nilai NOM masing-masing sebesar 22,06 dan 19,80%.

penurunan yang terjadi ditahun 2010 yaitu karena peningkatan pada beban

operasional atau beban usaha karena BSM melakukan pembangunan

infrastruktur bisnis yang signifikan ditahun 2010. Pada 2010 BSM membuka

144 outlet baru yang berpengaruh terhadap kebutuhan pegawai. Dan selama

2010 terdapat penambahan pegawai sebanyak 3.358 orang. Sama hal nya

dengan alasan penurunan nilai NOM ditahun 2010, pemicu penurunan

ditahun 2011 juga karena kenaikan jumlah beban usaha atau beban

operasional karena BSM meenambah infrastruktur bisnis yaitu dengan

mebuka outlet sebanyak 162 dan penambahan pegawai sebanyak 2.222 orang

termasuk outsorce. Untuk tahun 2012 BSM mengalami kenaikan nilai NOM

sebesar 6,04% dengan nilai NOM sebesar 25,84% lebih besar dibandingkan

Page 85: ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK SYARIAH DI INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28574/3/DINI... · ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK SYARIAH DI INDONESIA

70

dua tahun terakhir. Peningkatan ini dipengaruhi oleh peningkatan pendapatan

usaha dan laba usaha yang didapat oleh BSM peningkatan yang terjadi

sebesar 46,20% dibandingkan tahun lalu dan beban usaha yang sedikit

menurun dibandingkan tahun sebelumnya walupun masih menambah

infrastruktur bisnis sebanyak 92 outlet. Ditahun 2013 nilai NOM dari BSM

kembali mengalami penurunan dengan nilai NOM sebesar 17,81%. penurunan

ini dipicu oleh penurunan laba usaha dibening tahun sebelumnya sebesar

19,74% atau Rp 221 miliar. Ditambah pula dengan peningkatan beban usaha

karena peningkatan infrastruktur. Walaupun setiap tahunya mengalami

fluktuasi naun nilai NOM yang didapat oleh BSM mendapat peringkat 1 yang

artinya SEHAT karena nilai NOM yang didapat melebihi 3% dari ketetapan

BI. Dari nilai yang tertera di atas rasio NOM BSM berada pada interval 17 <

NOM < 26%. Sehingga didapat kan peringkat 1 untuk masing-masing tahun

selama 6 tahun berturut-turut.

Selanjutnya kondisi NOM BMI dari tahun 2008-2009 menunjukan

terjadi fluktuasi disetiap tahunya namun menempati peringkat 1 untuk tingkat

kesehatan Bank syariah dilihat dari faktor NOM nya. Nilai yang di dapat di

tahun 2008 cukup mmenggembirakan dan merupakan nilai tertinggi dari 6

tahun perhitungan yaitu sebesar 31,86%.nilai ini diperoleh karena adanya

peningkatan laba usaha yang diperoleh dari kinerja bank yang seakin solid,

antra lain melelui keberhasilan perluasan jaringan layanan ke seluruh provinsi

di Indonesia berkat prestasi Shar-E, serta keberhasilan strategi pengembangan

usaha WAR yang mulai diterapkan tahun 2007. Selain itu saldo piutang jual

beli tercatat meningkat sebesar 18,35% dari Rp 4.220,18 miliar pada 2007

menjadi Rp. 4994,47 miliar ditahun 2008. Sedangkan saldo pembiayaan bagi

hasil meningkat sebesar 19,81% dari Rp 41.190,57 miliar tahun 2007 menjadi

Rp. 5.020,76 miliar pada tahun 2008. Ditahun 2009 terjadi penurunan nilai

NOM sebesar 25,69% dengan nilai NOM sebesar 6,17%. penurunan ini

sangat drastis hal ini disebebkan oleh terjadinya penurunan aktiva rata-rata

yang didapat di tahun 2009 lebih kecil dibandingkan tahun 2008 serta terjadi

Page 86: ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK SYARIAH DI INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28574/3/DINI... · ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK SYARIAH DI INDONESIA

71

peningkatan beban oprasional yang disebebkan oleh pembukaan jaringan baru

yang cukup luas serta perbaikan kondisi fisik (Phiysical condition) dari

beberapa outlet yang ada sebagai bagian dari program peningkatan kualitas

layanan. Tahun 2010, 2011 dan 2012 NOM mengalami peningkatan masing-

masing sebesar sebesar 8,11%, 3,48% dan 2,35% dengan nilai NOM masing-

masing sebesar 14,28%, 17,76% dan 20,11%. peningkatan ini dipengaruhi

oleh perekonomian dunia yang mengalami perbaikan pada awal 2010 dan

telah menimbulkan optimis. kian membaiknya kondisi peekonomian pasca

krisis financial global tahun 2008. Serta peningkatan yang terjadi di tahun

2010 dipengaruhi oleh peningkatan laba operasional yaitu sebesar Rp 238,28

miliar atau naik 202,74% dibandingkan tahun 2009 yang hanya 78,71 miliar.

Peningkatan ini disebabkan oleh pertumbuhan yang cukup tinggi pada

Portofolio pembiayaan yang berdampak terhadap kenaikan pendapatan

margin dan bagi hasil cukup besar dibandingkan tahun sebelumnya. Tahun

2011 dan 2012 juga mengalami peningkatan laba operasional yang sangat

signifikan masing-masing sebesar 60,07% dan 42,32% atau Rp 273,6 miliar

dan Rp 132,43 miliar. Sedangkan ditahun 2013 NOM BMI mengalami

penurunan di bandingkan tahun sebelunya yaitu sebesar 15,83%. penurunan

ini dipicu oleh kenaikan beban operasional ditahun 2013. Nilai rasio NOM

BMI berada pada interval 6% < NOM < 35%.. dan nilai NOM yang didapat

setiap tahunnya berada di peringkat 1 karena melampaui nilai yang sudah

ditetapkan oleh BI yaitu sebesar 3%.

Nilai rasio berikutnya yaitu nilai rasio NOM Bank Mega Syariah.

Dimulai dari tahun 2008 nilai NOM yang didapat oleh bank Mega Syariah

yaitu sebesar 10,14% , tahun 2009 sebesar 25,52%, tahun 2010 sebesar

24,47%, tahun 2011 sebesar 17,26%, tahun 2011 sebesar 39,26% dan tahun

2013 sebesar 26,04%. dilihat dari perolehan nilai NOM BMS dari tahun 2008

sampai dengan 2013 nilai yang di dapat mengalami fluktuasi dimasing

tahunnya. Apa bila kita bagi menjadi dua periode yaitu ketika krisis financial

global dan setelah krisis financial global dapat di jabarkan bahwa keadaan

Page 87: ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK SYARIAH DI INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28574/3/DINI... · ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK SYARIAH DI INDONESIA

72

NOM di dua periode tersebut hamper mengalami perubahan yang sama.

Sama-sama mendapatkan peringkat 1 atau SEHAT karena dapat melampaui

ketetapan dari BI yaitu 3%. fluktuasi yang terjadi setiap tahunya disebabkan

oleh naik turunya laba operasional dan naik turunya beban operasional yang

disebebkan oleh ekspansi bisnis. Nilai NOM BMS berada di interval 10 <

NOM > 39%. Dan semua tahun mendapatkan peringkat pertama dan itu

artinya bank mega syariah untuk faktor Earning berada di kondisi sangat

sehat setiap tahunnya.

Ditahun 2008 rasio NOM yang didapat sebesar -58,34%. penyebab

rendahnya nilai NOM di tahun 2008 disebebkan oleh baru beroperasinya BSB

sebagai Bank berprinsip syariah yang asal mulanya dari bank kovensional.

Kemudian di tahun 2009 ada sedikit peningkatan walaupun tidak memenuhi

kriteria dari BI. Penyebab terjadinya rendahnya nilai NOM yang didapat BSB

ditahun 2009 yaitu lebih kepada pemulihan perekonomian karena di tahun

2008 BSB baru beroperasi menjadi bank Syariah. Diliahat dari kinerjanya

BSB ditahun 2009 benyak mengalami peningkatan dari segi laba bersih,

aktiva dan lain sebagainya. Kemudian masa setelah krisis keuangan global

BSB mengalami peningkatan disetiap tahunnya untuk rasio NOM ini. tahun

2010 NOM yang di dapat BSB bisa memnuhi ketentuan dari BI dengan

perolehan NOM sebesar 8,74%. sedangkan di tahun 2011 NOM BSB turun

1,8% dibandingkan tahun 2010 nilai NOM sebesar 7,56%. Peneyebab dari

penurunan ini yaitu Memburuknya bagi hasil investor dan laba bersih BSB

yang disebebkan oleh besarnya pengeluaran bebean operasional yang

dikeluarkan oleh BSB. Walaupun ditahun 2011 BSB mengalami penurunan

namun di tahun 2012 dan 2013 BSB naik kembali untuk perolehan NOM nya

yaitu masing-masing sebesar 9,59% dan 9,29%. peningkatan ini lebih kepada

meningkatnya laba bersih dan bagi hasil investor yang meningkat ditahun

2012 dan tahun 2013. Walaupun demikian kondisi NOM di tahun 2010

sampai dengan 2013 dapat memenuhi ketetapan dari BI mengenai standar

kesehatan Bank Syariah dari faktor Earning yaitu sebesar 3%. Dan BSB

Page 88: ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK SYARIAH DI INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28574/3/DINI... · ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK SYARIAH DI INDONESIA

73

ditahun 2010 sampai dengan 2013 dalam keadaan SEHAT dengan interval

yang di dapat pada nilai -58 < NOM < 9%. Dari interval ini BSB

mendapatkan 3 katagori peringkat. Yaitu ditahun 2008 peringkat 5 dan dari

2010 sampai dengan 2013 mendapatkan peringkat 1 . dan 2009 mendapatkan

peringkat 3.

Kecenderungan yang terlihat dari rasio NOM didapat bank syariah

pada dua periode saat krisis keuangan global dan empat periode setelah krisis

keuangan global melebihi nilai rasio NOM yang ditetapkan oleh BI. Keempat

bank tersebut dapat memenuhi kebutuhan rasio NOM yang menunjukan

kemampuan bank dalam menghasilkan keuntungan. Nilai NOM dari keempat

bank tersebut kecendrungannya dapat melampaui ketetapan BI mengenai

ketentuan NOM yang harus lebih dari 3%. Hanya di bank Syariah Bukopin di

tahun 2008 dan 2009 yaitu 2 periode krisis global yang tidak memenuhi

ketetapan dari BI. Hal ini sebenarnya bukan disebabkan oleh keadaan

perekonomian Indonesia saat itu, namun lebih kepada baru beroprasinya BSB

di tahun 2008 dan 2009. Jadi BSB di dua periode tersebut belum bisa

menghasilkan keuntungan yang besar. Tapi terlihat dari empat periode setelah

krisis BSB mampu menunjukan perkembanganya dengan dapat melampaui

ketetapan dari BI.

Dari ketiga peringkat yang didapat ke empat bank tersebut

mengandung arti setiap peringkatnya. Untuk peringkat satu pada rasio NOM

yang dimiliki oleh BSM, BMI, BMS dan BSB (2011 dan 2012) menunjukan

kondisi bank syariah dalam keadaan aman dan sehat; dan didokumentasikan

dan diadiministrasi dengan sangat baik. Sedang peringkat 4 dan 5 yang

didapat BSB masing-masing menunjukan bahwa bank terdapat tindakan

korektif dan membahayakan kelangsungan bank. Sedangkan untuk peringkat

lima menunjukan signifikan dan kelangsungan usaha bank sulit untuk dapat

diselamatkan dan atau didokumentasikan dan administrasikan dengan baik.

Page 89: ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK SYARIAH DI INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28574/3/DINI... · ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK SYARIAH DI INDONESIA

74

4. Liquidity

Rasio Likuiditas digunakan untuk menganalisis kemampuan

bank dalam memenuhi kebijakan-kebijakan terutama kewajiban jangka

pendeknya. Suatu bank dikatakan likuid apabila bank tersebut memenuhi

kebijakan hutangnya, dapat membayar kembali semua simpanan nasabah,

serta dapat memnuhi permintaan kredit yang diajukan tanpa terjadi

penangguhan. Rasio yang digunakan untuk mengukur tingkat likuiditas Bank

Syariah yaitu dengan menggunakan Short Term Mismatch (STM). Dimana

STM adalah rasio likuiditas untuk mengukur kemapuan bank dalam

memenuhi kebutuhan likuiditas jangka pendeknya. Ketetapan BI mengenai

kecukupan likuiditas dari rasio STM yaitu sebesar 25%.

Tabel 4.10

Rasio STM (Short Term Mismatch) BSM, BMI, BMS dan BSB

tahun 2008-2013

Nama

Bank/

Tahun

Rasio STM

2008 2009 2010 2011 2012 2013

BSM 145,25% 138,39% 155,92% 131,27% 118,73% 160,39%

BMI 78,87% 69,11% 183% 190,69% 99,91% 119,15%

BMS 125,49% 301,79% 48,38% 37,93% 89,47% 37,23%

BSB 122,62% 71,35% 103,14% 388,47% 100,52% 76,08%

Berdasarkan perhitungan yang dilakukan peneliti. Rasio STM yang di

miliki BSM selama 6 tahun berturut-turut yaitu 145,25%,138,39%, 155,92%,

131,27%,118,73%, dan 160,39%. berdasarkan rasio yang didapat, rasio STM

BSM berada pada interval 118% > STM < 160%. Sehingga peringkat yang

didapat BSM pada faktor STM berada di peringkat 1 untuk 6 tahun

perhitungan. Dilihat dari peringkat yang didapat BSM selama 6 tahun

berturut-turut dapat disimpulkan bahwa BMS dapat memenuhi kewajiban -

kewajibanya terutama kewajiban jangka pendeknya.

Nilai rasio STM yang di miliki BMI sama halnya dengan rasio STM

yang dimiliki BSM. Semua peringkat disetiap tahunya mendapat peringkat 1.

Page 90: ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK SYARIAH DI INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28574/3/DINI... · ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK SYARIAH DI INDONESIA

75

Hal ini mencerminkan bahwa BMI dalam penuhan likuiditasnya dapat

memenuhi kewajiban-kewajiban jangka pendek dan hutang-hutang kepada

nasabah. Selama 6 tahun berturut-turut nilai likuiditas yang di dapat BMI

sebesar, yaitu 78,87%, 69,11%, 183%, 190,69%, 99,91%, dan 119,15%.

walaupun setiap tahun nya terjadi fluktuasi namun nilai STM yang didapat

memenuhi ketetapan dari BI tentang batas Minimum STM bank Syariah

sebesar 25%. Interval STM BMI berada pada 6911% > STM < 190,69%.

STM terendah di dapat BMI terjadi pada tahun 2009. Hal ini di picu karena

adanya pergantian Manajemen pada bulan juli.

Selanjutnya nilai STM yang di dapat BMS selama 6 tahun berturut-

turut berada pada interval 21,31% < STM > 360%. Dari interval ini dapat di

jabarkan bahwa BMS mendapatkan katagori peringkat 1 untuk setiap

tahunya. Perolehan nilai yang di dapat selama 6 tahu berturut-turut yaitu

125,49%, 301,79%, 43,83%, 37,93%, 89,47% dan 37,23%. nilai terendah di

dapat tahun 21,52%. dilihat nilai STM yang paling kecil yaitu nilai STM

pada tahun 2010. Walau nilai STM pada tahun 2010 adalah nilai terkecil

namun BMS masih mendapatkan peringkat 1 untuk Tingkat kesehatan dalam

faktor likuiditas. Hal ini menggambarkan bahwa BMS mampu melakukan

manajemen likuiditas lebih baik sehingga tidak terkena dampak dari risiko

likuiditas. Faktor pendukung dari keberhasilan likuiditas yang di terima BMS

yaitu posisi secondary reserve dalam bentuk SBIS dan surat berharga yang

dapat dijaga pada tingkat aman dan ketentuan BI yang memperbolehkan

dilakukannya repo terhadap SBSN yang diatur dalam Peraturan Bank

Indonesia Nomor 16/12/PBI/2014 tentang operasi Moneter Syariah.

Berdasarkan nilai Likuiditas yang didapat Bank Syariah Bukopin

selama 6 tahun berturut-turut adalah 122,62%, 71,35%, 103,14%, 388,47%,

100,52% dan 78,08%. dari perolehan nilai STM yang didapat Selma 6 tahun

nilai STM BSB berada pada interval 71,35% > STM < 388,47%. sehingga

peringkat yang didapat BSB dari 2008 sampai dengan 2013 mendapatkan

peringkat 1 disetiap tahunya. Hal ini menandakan nilai rasio likuiditas BSB

Page 91: ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK SYARIAH DI INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28574/3/DINI... · ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK SYARIAH DI INDONESIA

76

dalam keadaan SEHAT. Dengan demikian BSB mampu mengelola likuiditas

nya demi memenuhi kebutuhan dan kewajiban-kewajiban jangka pendeknya.

Juga menunjukan bahwa perusahan tersebut kuat dan memadai untuk

mengembangkan bisnis serta perluasan jaringan demi mencapai pertumbuhan

usaha sesuai dengan yang telah ditargetkan.

Dengan demikian nilai STM yang didapat ke empat bank Syariah

tersebut dapat memenuhi ketentuan limit internal GW rupiah di atas ambang

batas ketetapan BI. Dan ke empat Bank tersebut mendapat predikat 1 untuk

setiap tahun dalam 6 tahun perhitungan. Peringkat satu yang didapat masing-

masing bank menunjukan bahwa BSM, BMI, BMS dan BSB memiliki

kemampuan likuiditas bank untuk mengantisipasi kebutuhan likuiditas dan

penerapan manajemen risiko likuiditas sangat baik.

3. PENETAPAN PERINGKAT KESEHATAN BSM, BMI, BMS, DAN

BSB

Setelah melakukan penilaian terhadap faktor Permodalan, Aset,

Rentabilitas dan likuiditas. Tahap selanjutnya untuk menetapkan peringkat

kesehatan BSM, BMI, BMS, dan BSB dilakukan melalui penetapan peringkat

keuangan, dengan melakukan penghitungan gabungan melalui pembobotan

atas nilai peringkat faktor keuangan sebagai berikut4 :

a. Permodalan, dengan bobot 25% (dua puluh lima per seratus)

b. Kualitas Aset, dengan bobot 45% (empat puluh lima perseratus)

c. Rentabilitas, dengan bobot 15% (lima belas per seratus)

d. Likuiditas, dengan bobot 15% (limabelas per seratus)

Berdasarkan hasil perhitungan metode CAMELS Bank Syariah

Mandiri, Bank Muamalat Indonesia, Bank Mega Syariah, Bank Bukopin

Syariah selama Krisis Keuangan Global dan Setelah Krisis Keuangan Global

periode 2008-2013 adalah sebagai berikut :

4 Bank Indonesia. Kodifikasi Penilaian Kesehatan bank (BI, Jakarta 2012) hal 276

Page 92: ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK SYARIAH DI INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28574/3/DINI... · ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK SYARIAH DI INDONESIA

77

Tabel 4.11

Peringkat tingkat kesehatan bank Syariah Mandiri, Bank Muamalat

Indonesia, Bank Mega Syariah, Bank Syariah Bukopin periode 2008-

2013 dengan Metode CAMELS

Nama bank

Peringkat Komposit (predikat)

2008 2009 2010 2011 2012 2013

PT. Bank

Syariah

Mandiri, Tbk

2

Cukup

Sehat

1

Sehat

1

Sehat

1

Sehat

1

Sehat

1

Sehat

PT. Bank

Muamalat

Indonesia,

Tbk.

2

Cukup

Sehat

1

Sehat

1

Sehat

1

Sehat

1

Sehat

1

Sehat

PT. Bank

Mega

Syariah, Tbk

1

Sehat

2

Cukup

Sehat

2

Cukup

Sehat

1

Sehat

1

Sehat

1

Sehat

PT. Bank

Syariah

Bukopin, Tbk

2

Cukup

Sehat

2

Cukup

Sehat

2

Cukup

Sehat

1

Sehat

1

Sehat

2

Cukup

Sehat

Dari hasil penilaian diatas Bank Mandiri Syariah selama 6 tahun

mendapat 2 predikat. Predikat Cukup Sehat untuk tahun 2008 dan predikat

sehat untuk tahun 2009 sapai dengan 2013.untuk tahun 2008 predikat 2

yang di terima BSM Artinya bank tergolong baik dan mampu mengatasi

pengaruh negatif dari kondisi krisis keuangan Global maupun Krisis

Lainnya namun bank masih memiliki kelemahan-kelemahan kecil yang

dapat di kelola dan diperbaiki oleh manajemen bank. Sedangkan untuk

tahun 2009 – 2013 berada pada peringkat 1 yang artinya mencerminkan

bahwa bank tergolong sangat baik dan mampu mengatasi pengaruh negatif

kondisi perekonomian dan industry keuangan. Periode tahun 2011 -2013

adalah periode setelah krisis keuangan global. Dilihat dari sini bank dapat

berkembang lebih pesat ketika krisis keuangan global berlangsung.

Page 93: ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK SYARIAH DI INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28574/3/DINI... · ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK SYARIAH DI INDONESIA

78

Untuk kondisi kesehatan bank Muamalat Indonesia atau BMI

predikat 2 untuk tahun 2008, yaitu menandakan bahwa BMI ditahun 2008

dalam kondisi cukup sehat yang artinya bank tergolong baik dan mampu

mengatasi pengaruh negatif dari kondisi krisis keuangan Global maupun

Krisis Lainnya namun bank masih memiliki kelemahan-kelemahan kecil

yang dapat di kelola dan diperbaiki oleh manajemen bank. Kemudian di

tahun 2009 – 2013 BMI mendapatkan Peringkat 1 atau sehat. Hal ini

mencerminkan bank tergolong sangat baik dan mampu mengatasi

pengaruh negatif dari kondisi perekonomian dan industri keuangan.

Peringkat tingkat kesehatan bank yang diperoleh BMS atau

Bank Mega Syariah selama 2 periode saat krisis keuangan global dan 4

periode setelah krisis keuangan global menunjukan adanya perkembangan.

Walau di tahun 2009 BMS mendapatkan peringkat 2 menurun dari tahun

2008 yang mendapat peringkat 1. Setelahnya diempat periopde setelah

krisis keuangan di tahun 2010 BMS masih mendapat peringkat 2 tapi di

tiga periode tahun 2011, 2012 dan 2013 BMS mendapat peringkat 1. Jadi

apabila dilihat secara kecendrungan BMS mengalami peningkatan

diempat periode setelah krisis keuangan global.

Sedangkan untuk BSB atau Bank Bukopin syariah secara

keseluruhan didua periode saat krisis dan empat peroiode setelah krisis

keuangan global lebih cendring pada predikat ke 2 atau cukup sehat.

Namun ada peningkatan di dua periode setelah krisis keuangan global

yaitu tahun 2011 dan 2012 BSB mendapatkan peringkat 1 yaitu cukup

sehat. Walaupun kecendrungan kondisi kesehatan BSB di peringkat 2

selama 6 periode perhitungan. Namun BSB masih dalam keadaan cukup

sehat yang artinya bank tergolong baik dan mampu mengatasi pengaruh

negatif dari kondisi krisis keuangan Global maupun Krisis Lainnya namun

bank masih memiliki kelemahan-kelemahan kecil yang dapat dikelola dan

diperbaiki oleh manajemen bank.

Page 94: ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK SYARIAH DI INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28574/3/DINI... · ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK SYARIAH DI INDONESIA

79

Analisis secara keseluruhan dari keempat bank syariah tersebut

tentang tingkat kesehatan bank yang diperoleh keempat bank tersebut

berkisar pada peringkat 1 dan 2. Yang artinya bank menunjukan kondisi

yang baik di setiap tahunnya. Dengan demikian krisis keuangan global

yang terjadi di tahun 2008-2009 tidak terlalu berdapak kepada kesehatan

bank syariah di Indonesia. Sehingga nasabah dan calon investor dapat

mempercayakan uangnya pada Bank Syariah Mandiri, Bank Muamalat

Indonesia, Bank Mega Syariah, dan Bank Syariah Bukopin.

Page 95: ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK SYARIAH DI INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28574/3/DINI... · ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK SYARIAH DI INDONESIA

80

BAB V

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil pembahasan pada bab IV, penelitian kesehatan Bank

Syariah di Indonesia analisis faktor Bank Syariah Mandiri, Bank Muamalat

Indonesia, Bank Mega Syariah dan Bank Bukopin Syariah pada dua periode

saat krisis Keuangan Global dan empat periode Setelah Krisis Keuangan

Global tahun 2008 sampai dengan tahun 2013, berikut hasil penilaian tingkat

kesehatan BSM, BMI, BMS dan BSB yaitu tidak terdapat perbedaan yang

signifikan antara saat dan setelah krisis keuangan Global. Keempat bank yang

di teliti selama 6 tahun perhitungan berada pada peringkat 1 dan 2 yang artinya

bank syariah dalam keadan sehat dan cukup sehat. Hal ini menggambarkan

bahwa ke empat bank tersebut memiliki kondisi kesehatan bank yang baik.

Berikut rincian peringkat kesehatan BSM, BMI, BMS dan BSB.

a. Tingkat kesehatan pada Bank Syariah Mandiri, selama lima tahun berturut-

turut dilihat dari faktor financialnya yaitu Capital, Asset, Earning, dan

liquiditas yaitu PK2, PK1, PK1, PK1, PK1, PK1 dan PK1

b. Tingkat kesehatan Bank Muamalat Indonesia selama lima tahun berturut-

turut dilihat dari faktor financialnya yaitu Capital, Asset, Earning, dan

liquiditas yaitu PK2, PK, PK1, PK1,PK, dan PK1.

Page 96: ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK SYARIAH DI INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28574/3/DINI... · ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK SYARIAH DI INDONESIA

81

c. Tingkat kesehatan Bank Mega Syariah selama lima tahun berturut-turut

dilihat dari faktor financialnya yaitu Capital, Asset, Earning, dan liquiditas

yaitu PK1, PK2,PK2, PK1,PK1, dan PK2.

d. Tingkat kesehatan Bank Bukopin Syariah selama lima tahun berturut-turut

dilihat dari faktor financialnya yaitu Capital, Asset, Earning, dan liquiditas

yaitu PK2, PK2, PK2, PK1, PK1, dan PK2.

Berdasarkan kesimpulan di atas, maka para nasabah serta calon investor dapat

mempercayakan uang mereka pada Bank Syariah Mandiri, Bank Muamalat

Indonesia, Bank Mega Syariah, dan Bukopin Syariah dengan rasa aman.

B. SARAN

Setelah peneliti melakukan penelitian atas tingkat kesehatan BSM, BMI,

BMS dan BSB, maka peneliti memberikan saran yang semoga bermanfaat.

1. Kepada setiap bank hendaknya memperhatikan kualitas aktiva produktif,

baik aktiva bermasalah atau pun berkualitas rendah dengan cara

memperbaiki pengendalian kualitas aset (aktiva produktif). Dan

mengembangkan pembiayaan secara ekstra hati-hati atas dasar kecukupan

likuiditas.

2. Peneliti sebagai manusia biasa yang tidak luput dari kesalahan, masih

banyak kekurangan dalam penulisan sekrispi ini, sehingga peneliti meberi

saran kepada peneliti selanjutnya yang akan meneliti tingkat kesehatan

bank Syariah lebih teliti dan lebih valid.

Page 97: ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK SYARIAH DI INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28574/3/DINI... · ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK SYARIAH DI INDONESIA

82

Daftar Pustaka

Dwi Nur’aini Ihsan. 2003, Analisis Laporan Keuangan Perbankan Syariah. Jakarta :

UIN Jakarta Press.

Adiwarman A.Karim. 2007, Bank Islam : Analisis Fikih dan Keuangan. Raja Graindo

Persada.

Munaware. 1995, Analisis Laporan Keuangan., Yogyakarta : Liberty.

Muhamad Syafi’I Antonio. 2001, Bank Syariah : dari Teori Keperaktek, Jakarta :

Gema Insani.

Kasmir. 2012, Dasar-dasar Perbankan(edisi revisi). Jakarta : Rajagrafindo Perkasa.

Ade Arthesa. 2004, Edia Handiman. Bank dan Lembaga Keuangan Bukan Bank

Jakarta : Indeks.

Kasmir. 2011, Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya. Jakarta : Rajawali Pers

Bank Indonesia. 2012, Kodifikasi Penilaian Kesehatan bank, Jakarta : Bank

Indonesia

Soegengsarjadi,imam sugema, 2009, Ekonomi konstitusi “haluan baru kegiatan

ekonomi indonesia”.Jakarta : Perpustakaan Indonesia

Suharsi Arik. 2005, Manajemen Penelitian . Jakarta : Rineka Cipta.

Sofian Siregar, Statistik Parametik untuk Penelitian Kuantitatif, jakarta: Bumi

Aksara

Sugiono. 2010, statistik untuk penelitian, bandung : Alfabeta

Direktorat Perbankan Syariah Bank Indonesia.2004, Laporan Perkembangan

Perbankan Syariah Tahun 2004, (Jakarta, Bank Indonesia.

Surat Edaran, Kepada bank Umum yang melaksanakan kegiaan usaha

berdasarkan prinsip syariah di Indonesia, prihal system peningkatan tingkat kesehtan

bank umum berdasarkan prinsip syariah No.9/24/DPbs , Jakarta : Bank Indonesia

hal 3

Peraturan Bank Indonesia no 9/1/PBI/2007 jakarta : Bank Indonesia

Page 98: ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK SYARIAH DI INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28574/3/DINI... · ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK SYARIAH DI INDONESIA

83

Tatis. Joesron, “perkembangan perbankan syariah dan prospeknya d Indonesia” jurnal

bisnis dan manajemen vol 1

Muhamad syafii Antonio, 1991, Bank Syariah bagi Bankir dan praktisi

keuangan (Jakarta Bank of Indonesia and Tazkia Institute

Edy suandi hamid. Akar ekonomi global dan dampaknya terhadap Indonesia.

Jurnal ekonomi La_Riba Vol III, No 1, juli 2009

Heri Sudarsono. Dampak krisis keuangan global terhadap perbankan syariah di

inonesia:perbandingan antara bank konvensional dan bank syariah. La-riba-vol3-

nol-2009-02

Annual Riport BSM tahun 2008 s/d 2013

Annual Riport BMI tahun 2008 s/d 2013

Annual Riport BMS tahun 2008 s/d 2013

Annual Riport BSB tahun 2008 s/d 2013

Laporan Keuangan Konsolidasi Bank Indonesia tahun 2008 s/d 2013 Bank

Syariah Mandiri

Laporan Keuangan Konsolidasi Bank Indonesia tahun 2008 s/d 2013 Bank

Muamalat Syariah

Laporan Keuangan Konsolidasi Bank Indonesia tahun 2008 s/d 2013 Bank

Mega Syariah

Laporan Keuangan Konsolidasi Bank Indonesia tahun 2008 s/d 2013 Bank

Syariah Bukopin.

Page 99: ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK SYARIAH DI INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28574/3/DINI... · ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK SYARIAH DI INDONESIA
Page 100: ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK SYARIAH DI INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28574/3/DINI... · ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK SYARIAH DI INDONESIA
Page 101: ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK SYARIAH DI INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28574/3/DINI... · ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK SYARIAH DI INDONESIA
Page 102: ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK SYARIAH DI INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28574/3/DINI... · ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK SYARIAH DI INDONESIA
Page 103: ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK SYARIAH DI INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28574/3/DINI... · ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK SYARIAH DI INDONESIA

84

BANK SYARIAH MANDIRI

A. CAR

2008

A. MODAL INTI

1. Modal disetor

2. Cadangan tabahan Modal

a. Agio saham

b. Disagio (-/-)

c. Modal sumbangan

d. Cadangan umum dan tujuan

e. Laba tahun lalu setelah pajak

f. Rugi tahun lalu (-/-)

g. Laba tahun berjalan setelah pajak

h. Rugi tahun berjalan

i. Selisih penjabaran laporan keuangan

j. Dana setoran modal

k. Penurunan nilai penyertaan pada

portofolio

3. Goodwil

1.097.945

558.244

539.701

-

-

-

206.993

234.500

-

98.208

-

-

-

-

-

-

B. MODAL PELENGKAP

(maks.100% dari odal inti)

1. Selisih penilaian kembali aktifa tetap

2. Cadangan umum penyisishan penghapusan

aktiva produktig/PPAP (maks.50% dari modal

inti)

3. Modal pinjaman

4. Investasi subodinasi (mak 50% dari modal

inti)

5. Peningkatan nilai penyertaan pada portofolio

tersedia untuk di jual (45%)

335.324

-

135.324

-

200.000

-

-

-

C. MODAL PELENGKAP

1. Modal inti yang dilokasikan untuk risisko

pasar

2. Modal pelengkap yang tidak di gunakan untuk

risisko penaluran dana

3. 3. Investasi subordinasi untuk risiko pasar

4. Jumlah modal pelengkap tembahan (1s/d3)

5. Jumlah odal pelengkap tabahan yang

memenuhi kriteria untuk risiko pasar

-

-

-

-

-

-

Total M₁ + M₂ + ₃ 1.433.269

Aset tertimbang menurut risiko (ATMR) 11.270.010

NILAI CAR/KPMM 12.71%

2009

A. MODAL INTI

1. Modal disetor

2. Cadangan tabahan Modal

a. Agio saham

b. Disagio (-/-)

1.419.541

658.244

761.297

-

-

Page 104: ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK SYARIAH DI INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28574/3/DINI... · ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK SYARIAH DI INDONESIA

85

c. Modal sumbangan

d. Cadangan umum dan tujuan

e. Laba tahun lalu setelah pajak

f. Rugi tahun lalu (-/-)

g. Laba tahun berjalan setelah pajak

h. Rugi tahun berjalan

i. Selisih penjabaran laporan keuangan

j. Dana setoran modal

k. Penurunan nilai penyertaan pada

portofolio

3. Goodwil

-

206.993

408.832

-

145.472

-

-

-

-

-

-

B. MODAL PELENGKAP

(maks.100% dari odal inti)

1. Selisih penilaian kembali aktifa tetap

2. Cadangan umum penyisishan penghapusan

aktiva produktig/PPAP (maks.50% dari modal

inti)

3. Modal pinjaman

4. Investasi subodinasi (mak 50% dari modal inti)

5. Peningkatan nilai penyertaan pada portofolio

tersedia untuk di jual (45%)

356.659

-

156.659

-

200.000

-

C. MODAL PELENGKAP

1. Modal inti yang dilokasikan untuk risisko pasar

2. Modal pelengkap yang tidak di gunakan untuk

risisko penaluran dana

3. Investasi subordinasi untuk risiko pasar

4. Jumlah modal pelengkap tembahan (1s/d3)

5. Jumlah odal pelengkap tabahan yang

memenuhi kriteria untuk risiko pasar

-

-

-

-

-

-

Total M₁ + M₂ + ₃ 1.776.200

Aset tertimbang menurut risiko (ATMR) 14.331.168

NILAI CAR/KPMM 12.39%

2010

A. MODAL INTI

1. Modal disetor

2. Cadangan tabahan Modal

a. Agio saham

b. Disagio (-/-)

c. Modal sumbangan

d. Cadangan umum dan tujuan

e. Laba tahun lalu setelah pajak

f. Rugi tahun lalu (-/-)

g. Laba tahun berjalan setelah pajak

h. Rugi tahun berjalan

i. Selisih penjabaran laporan keuangan

j. Dana setoran modal

k. Penurunan nilai penyertaan pada

portofolio

3. Goodwil

1.727.188

658.244

1.068.944

-

-

-

206.993

652.691

-

-

-

-

-

-

-

D. MODAL PELENGKAP

(maks.100% dari odal inti)

6. Selisih penilaian kembali aktifa tetap

7. Cadangan umum penyisishan penghapusan

451.689

-

251.689

Page 105: ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK SYARIAH DI INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28574/3/DINI... · ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK SYARIAH DI INDONESIA

86

aktiva produktig/PPAP (maks.50% dari modal

inti)

8. Modal pinjaman

9. Investasi subodinasi (mak 50% dari modal

inti)

10. Peningkatan nilai penyertaan pada portofolio

tersedia untuk di jual (45%)

-

200.000

-

-

E. MODAL PELENGKAP

6. Modal inti yang dilokasikan untuk risisko

pasar

7. Modal pelengkap yang tidak di gunakan untuk

risisko penaluran dana

8. 3. Investasi subordinasi untuk risiko pasar

9. Jumlah modal pelengkap tembahan (1s/d3)

10. Jumlah odal pelengkap tabahan yang

memenuhi kriteria untuk risiko pasar

-

-

-

-

-

-

Total M₁ + M₂ + ₃ 2.178.877

Aset tertimbang menurut risiko (ATMR) 20.495.916

NILAI CAR/KPMM 10.63%

2011

A. MODAL INTI

1. Modal disetor

2. Cadangan tabahan Modal

a. Agio saham

b. Disagio (-/-)

c. Modal sumbangan

d. Cadangan umum dan tujuan

e. Laba tahun lalu setelah pajak

f. Rugi tahun lalu (-/-)

g. Laba tahun berjalan setelah pajak

h. Rugi tahun berjalan

i. Selisih penjabaran laporan keuangan Dana

setoran modal

j. Penurunan nilai penyertaan pada portofolio

3. Goodwil

2.701.419

1.158244

1.543.176

-

-

-

206.993

1.060.647

-

275.515

-

-

-

B. MODAL PELENGKAP

(maks.100% dari odal inti)

1. Selisih penilaian kembali aktifa tetap

2. Cadangan umum penyisishan penghapusan

aktiva produktig/PPAP (maks.50% dari modal

inti)

3. Modal pinjaman

4. Investasi subodinasi (mak 50% dari modal inti)

5. Peningkatan nilai penyertaan pada portofolio

tersedia untuk di jual (45%)

1.019.255

-

319.235

-

700.000

\-

C. MODAL PELENGKAP

1. Modal inti yang dilokasikan untuk risisko pasar

2. Modal pelengkap yang tidak di gunakan untuk

risisko penaluran dana

3. Investasi subordinasi untuk risiko pasar

-

-

-

-

Page 106: ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK SYARIAH DI INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28574/3/DINI... · ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK SYARIAH DI INDONESIA

87

4. Jumlah modal pelengkap tembahan (1s/d3)

5. Jumlah odal pelengkap tabahan yang

memenuhi kriteria untuk risiko pasar

-

-

Total M₁ + M₂ + ₃ 3.720.674

Aset tertimbang menurut risiko (ATMR) 15.314.942

NILAI CAR/KPMM 14.69%

2012

A. MODAL INTI

1. Modal disetor

2. Cadangan tabahan Modal

a. Agio saham

b. Disagio (-/-)

c. Modal sumbangan

d. Cadangan umum dan tujuan

e. Laba tahun lalu setelah pajak

f. Rugi tahun lalu (-/-)

g. Laba tahun berjalan setelah pajak

h. Rugi tahun berjalan

i. Selisih penjabaran laporan keuangan

j. Dana setoran modal

k. Penurunan nilai penyertaan pada portofolio

3. Goodwil

3.655.579

1.458.244

2.197.335

-

-

-

231.649

1.562.841

-

402.845

-

-

-

-

-

B. MODAL PELENGKAP

(maks.100% dari odal inti)

1. Selisih penilaian kembali aktifa tetap

2. Cadangan umum penyisishan penghapusan

aktiva produktig/PPAP (maks.50% dari modal

inti)

3. Modal pinjaman

4. Investasi subodinasi (mak 50% dari modal inti)

5. Peningkatan nilai penyertaan pada portofolio

tersedia untuk di jual (45%)

911.731

-

411731

-

500.000

-

C. MODAL PELENGKAP

1. Modal inti yang dilokasikan untuk risisko pasar

2. Modal pelengkap yang tidak di gunakan untuk

risisko penaluran dana

3. Investasi subordinasi untuk risiko pasar

4. Jumlah modal pelengkap tembahan (1s/d3)

5. Jumlah odal pelengkap tabahan yang

memenuhi kriteria untuk risiko pasar

-

-

-

-

-

-

Total M₁ + M₂ + ₃ 4.567.310

Aset tertimbang menurut risiko (ATMR) 32.916.532

NILAI CAR/KPMM 13.87%

2013

A. MODAL INTI

1. Modal disetor

2. Cadangan tabahan Modal

a. Agio saham

b. Disagio (-/-)

4.391.216

1.489.022

2.902.194

-

-

Page 107: ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK SYARIAH DI INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28574/3/DINI... · ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK SYARIAH DI INDONESIA

88

c. Modal sumbangan

d. Cadangan umum dan tujuan

e. Laba tahun lalu setelah pajak

f. Rugi tahun lalu (-/-)

g. Laba tahun berjalan setelah pajak

h. Rugi tahun berjalan

i. Selisih penjabaran laporan keuangan

j. Dana setoran modal

k. Penurunan nilai penyertaan pada portofolio

3. Goodwil

-

291.649

1.284.925

-

325.620

-

-

-

-

-

F. MODAL PELENGKAP

(maks.100% dari odal inti)

11. Selisih penilaian kembali aktifa tetap

12. Cadangan umum penyisishan penghapusan

aktiva produktig/PPAP (maks.50% dari modal

inti)

13. Modal pinjaman

14. Investasi subodinasi (mak 50% dari modal

inti)

15. Peningkatan nilai penyertaan pada portofolio

tersedia untuk di jual (45%)

953.685

-

453.685

-

500.000

-

G. MODAL PELENGKAP

11. Modal inti yang dilokasikan untuk risisko

pasar

12. Modal pelengkap yang tidak di gunakan untuk

risisko penaluran dana

13. 3. Investasi subordinasi untuk risiko pasar

14. Jumlah modal pelengkap tembahan (1s/d3)

15. Jumlah odal pelengkap tabahan yang

memenuhi kriteria untuk risiko pasar

-

-

-

-

-

-

Total M₁ + M₂ + ₃ 5.344.901

Aset tertimbang menurut risiko (ATMR) 37.904.941

NILAI CAR/KPMM 14.10%

NO Urutan Tahun

2008 2009 2010 2011 2012 2013

1 CAR 12,71% 12.39% 10,96% 14,69% 13,87% 14,12%

2 Growth 4,73% (3,8%) (3,73%) 0,82% (0,25%)

3 ATMR 14276446 11270010 20485916 25314942 32916532 37841216

5 Peringkat

B. AKTIVA PRODUKTIF

1. kualitas aktifa produktif tahun 2008

JUMLAH KAP : 16.402.271

Aktiva Produktif yang di kualifikasikan

Kriteria Tahun 2008

Lancar (0% X 15.191.224) 0

Page 108: ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK SYARIAH DI INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28574/3/DINI... · ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK SYARIAH DI INDONESIA

89

DPK (25% X 459.253) 114813,25

Kurang Lancar (50% X 126.423) 63211,5

Diragukan (75% X 88.159) 661129,25

Macet (100%X 539.212) 539212

Jumlah 1378366

2. Aktiva Produktif tahun 2009

JUMLAH KAP : 21.310.071

Aktiva Produktif yang di kualifikasikan

Kriteria Tahun 2008

Lancar (0% x Rp.19.451.981) 0

DPK (25% x Rp. 1.044.013) 261003,25

Kurang Lancar (50% x Rp. 290.903) 145451,5

Diragukan (75% x Rp. 11.167) 8375,25

Macet (100% x Rp 531.007) 531007

Jumlah 945837

3. Aktiva Produktif 2010

JUMLAH KAP : Rp. 30.743.722

Aktiva Produktif yang di kualifikasikan

Kriteria Tahun 2010

Lancar (0% x Rp. 28.961.532) 0

DPK (25% x Rp. 892.475) 223118,75

Kurang Lancar (50% x Rp. 386.272) 193163

Diragukan (75% x Rp. 149.066) 111799,5

Macet (100% x Rp.372.427) 372427

Jumlah 677362,5

Page 109: ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK SYARIAH DI INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28574/3/DINI... · ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK SYARIAH DI INDONESIA

90

4. Aktiva Produktif Tahun 2011

JUMLAH KAP : Rp. 44.947.008

Aktiva Produktif yang di kualifikasikan

Kriteria Tahun 2011

Lancar (0% x Rp. 42.698.132) 0

DPK (25% x Rp. 1225.733) 306433,25

Kurang Lancar (50% x Rp. 420.174) 120087

Diragukan (75% x Rp. 92.949) 69711,75

Macet (100% x Rp. 510.020) 510020

Jumlah 699818,8

5. Aktiva Produktif tahun 2012

JUMLAH KAP : Rp. 50.640.092

Aktiva Produktif yang di kualifikasikan

Kriteria Tahun 2012

Lancar (0% x Rp. 47..601.717) 0

DPK (25% x Rp. 1.641.731) 410432,75

Kurang Lancar (50% x Rp. 485.268) 242634

Diragukan (75% x Rp, 188.683) 141512,5

Macet (100% x Rp. 722.692) 722692

Jumlah 1517271

6. Kualitas Aktiva Produktif 2013 58.946.625

JUMLAH KAP ; Rp. 58.946.652

Aktiva Produktif yang di kualifikasikan

Kriteria Tahun 2013

Lancar (0% x Rp. 54.563.418) 0

DPK (25% x Rp. 2.074.116) 518529

Kurang Lancar (50% x Rp 621. 429) 31071,5

Diragukan (75% x Rp. 305.485) 229113,75

Macet (100% x Rp. 1.382.204) 1282204

Jumlah 2440561

Page 110: ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK SYARIAH DI INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28574/3/DINI... · ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK SYARIAH DI INDONESIA

91

C. EARNING

2008

2009

keterangan jumlah NOM

keterangan jumlah NOM

Pendapatan Oprasional 2108026

Pendapatan Oprasional 2490814 Distribusi bagi hasil 793049 20,48%

Distribusi bagi hasil 927054 23.10%

beban oprasional 1035037

beban oprasional 1153376 rata-rata aktiva produktif 1366611

rata-rata aktiva produktif 21310071

2010

2011

keterangan jumlah NOM

keterangan jumlah NOM

Pendapatan Oprasional 3446382

Pendapatan Oprasional 5056218 Distribusi bagi hasil 1188913 22.06%

Distribusi bagi hasil 1808702 19..80%

beban oprasional 1692371

beban oprasional 2505671 rata-rata aktiva produktif 2561977

rata-rata aktiva produktif 3745591

2012

2013

keterangan jumlah NOM

keterangan jumlah NOM

Pendapatan Oprasional 6055278

Pendapatan Oprasional 6776206 Distribusi bagi hasil 1967852 25.84%

Distribusi bagi hasil 2128642 17.81%

beban oprasional 2997018

beban oprasional 3772661 rata-rata aktiva produktif 4220008

rata-rata aktiva produktif 4912221

D. LIQUIDITY

KETERANGAN 2008 2009 2010 2011 2012 2013

GIRO WADIAH 815006 959887 1401140 2048515 2242456 3238728

PENEMPATAN PADA BANK LAIN 193146 283264 301584 229980 221720 226696

JUMLAH AKTIVA JANGKA PENDEK 1008152 1243151 1702724 2278495 2464176 3465424

KEWAJIBAN SEGERA LAINNYA 215622 336751 450916 621068 718813 718813

KEWAJIBAN PADA BANK LAIN 278429 316543 441100 369239 256471 341795

SURAT BERHARGA YANG DI TERBITKAN 200000 245000 200000 745338 500000 500000

PEMBIAYAAN/PINJAMANAN YANG DITERIMA  750000 600000 600000

JUMLAH KEWAJIBAN JANGKA PENDEK 694051 898294 1092016 1735645 2075284 2160608

145.25618 138.39022 155.924822 131.2765571 118.73922 160.39115

Page 111: ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK SYARIAH DI INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28574/3/DINI... · ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK SYARIAH DI INDONESIA

92

BANK MUAMALAT INDONESIA

A. CAR

1. PERHITUNGAN PERMODALAN 2008

A. MODAL INTI

Modal Disetor

Cadangan tambahan Modal

Agio Saham

Cadangan umum dan tujuan

Laba tahun lalu setelah pajak

Laba Tahun berjalan setelah pajak

492790792

132498258

126444653

7325004

102270204

Jumlah modal inti 861238951

B. MODAL PELENGKAP

Cadangan umum penyisihan penghapusan aktiva produktif

Pnjaman subordinasi

103092515

312436175

Jumlah Modal Pelengkap 415528690

Total modal inti dan modal pelengkap

Penyertaan (-/-)

127767641

(41559263)

TOTAL 1235208378

Aset Tertimbang Menurut Risiko (ATMR) 11402270390

ANALISIS DATA

2. PERHITUNGAN MODAL TAHUN 2009

C. MODAL INTI

Modal Disetor

Cadangan tambahan Modal

Agio Saham

Cadangan umum dan tujuan

Laba tahun lalu setelah pajak

Laba Tahun berjalan setelah pajak

492790792

132498258

240410642

7235044

25096156

Jumlah modal inti 898038892

Page 112: ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK SYARIAH DI INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28574/3/DINI... · ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK SYARIAH DI INDONESIA

93

D. MODAL PELENGKAP

Cadangan umum penyisihan penghapusan aktiva produktif

Pnjaman subordinasi

107710360

312775600

Jumlah Modal Pelengkap 420485960

Total Modal initi dan Modal tambahan

Pernyatan (-/-)

1318518852

(45365989)

TOTAL MODAL 1273150863

Aset Tertimbang menurut Risiko (ATMR) 11467222068

Analisi data

3. Perhitungan Permodalan 2010

E. MODAL INTI

Modal Disetor

Cadangan tambahan Modal

Agio Saham

Cadangan umum dan tujuan

Laba tahun lalu setelah pajak

Laba Tahun berjalan setelah pajak

782667194

513731161

348512902

27445302

85469969

Jumlah modal inti 1654613519

F. MODAL PELENGKAP

Cadangan umum penyisihan penghapusan aktiva produktif

Pnjaman subordinasi

Keuntungan belum direalisasikan dari perubahan nilai efek

tersedia

150474698

313115022

9074337

Jumlah Modal Pelengkap 472664055

Jumlah modal inti danModal Pelengkap

Penyertaan (-/-)

2127277574

(46707875)

Total Modal 2080569699

Aktiva Tertimbang Menurut risiko (ATMR) 20109146671

Analisis CAR

Page 113: ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK SYARIAH DI INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28574/3/DINI... · ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK SYARIAH DI INDONESIA

94

4. Perhitungaan Modal tahun 2011

G. MODAL INTI

Modal Disetor

Cadangan tambahan Modal

Agio Saham

Cadangan umum dan tujuan

Laba tahun lalu setelah pajak

Laba Tahun berjalan setelah pajak

821843362

513737161

348512902

48504507

138810801

Jumlah modal inti 1869402733

H. MODAL PELENGKAP

Cadangan umum penyisihan penghapusan aktiva produktif

Pnjaman subordinasi

Keuntungan belum diralisasikan dari perubahan nilai efek

tersedia untuk dijual

218399500

313454497

61187365

Jumlah Modal Pelengkap 593041312

Jumlah Modal inti dan Modal Pelengkap

Penyertaan (-/-)

2415629113

Total Moal 2415629113

Aktiva Tertimbang Menurut risiko (ATMR) 20109146671

Analisis CAR

5. Perhitungan Modal Tahun 2012

I. MODAL INTI

Modal Disetor

Cadangan tambahan Modal

Agio Saham

Cadangan umum dan tujuan

Laba tahun lalu setelah pajak

Laba Tahun berjalan setelah pajak

812843363

513731161

622134505

109345167

172104778

Page 114: ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK SYARIAH DI INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28574/3/DINI... · ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK SYARIAH DI INDONESIA

95

Jumlah modal inti 2239158974

J. MODAL PELENGKAP

Cadangan umum penyisihan penghapusan aktiva produktif

Pnjaman subordinasi

Inventaris tersedia dijual

327535010

1114000000

1520814

Jumlah Modal Pelengkap 1443055824

Total modal inti dan modal Pelengkap

Penyertaan (-/-)

3662214798

(46928176)

Total Modal 3635286622

Aktiva Tertimbang Menurut risiko 31422597851

ANalisis CAR

K. MODAL INTI

Modal Disetor

Cadangan tambahan Modal

Agio Saham

Cadangan umum dan tujuan

Laba tahun lalu setelah pajak

Laba Tahun berjalan setelah pajak

1.103.435

2.937.742

-

-

-

Jumlah modal inti

L. MODAL PELENGKAP

Cadangan umum penyisihan penghapusan aktiva produktif

Pnjaman subordinasi

Eksposur sekuritas

441.525

1.500.000

(39.459)

Jumlah Modal Pelengkap

Total modal inti dan modal pelengkap

Penyertaan (-/-)

5.943.244

TOTAL

Aset Tertimbang Menurut Risiko (ATMR) 33.864.606

Car 17.27%

No Urutan Tahun

2008 2009 2010 2011 2012 2013

Page 115: ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK SYARIAH DI INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28574/3/DINI... · ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK SYARIAH DI INDONESIA

96

1 CAR 10,83% 11,10% 13,26% 12,01% 11,57%

2 Growth 0,27% 2,16% (1,25%) (0,44%)

B. AKTIVA PRODUKTIF

1. Aktiva Produktif Tahun 2008

JUMLAH KAP : Rp. 11.642.598

Kualitas Aktiva Prioduktif yang di kualifikasikan

Kriteria Tahun 2008

Lancar (0% x Rp.10.813.266) 0

DPK (25% x Rp. 366.777) 91694,25

Kurang Lancar (50% x Rp. 290.172) 145086

DIragukan (75% x Rp. 28.871) 21653,25

Macet (100% x Rp. 143.512) 143512

Jumlah 401945,5

2. AKtiva Produktif tahun 2009

JUMLAH KAP : Rp. 15.083.200

Kualitas Aktiva Prioduktif yang di kualifikasikan

Kriteria Tahun

Lancar (0% x Rp.13.644.353) 0

DPK (25% x Rp.893.061) 223265,25

Kurang Lancar (50% x Rp. 41.816) 20908

DIragukan (75% x Rp. 401.865) 301298,75

Macet (100% x Rp.102.105) 102105

Jumlah 647677

3. Kualitas Aktiva Produktif Tahun 2010

JUMLAH KAP : Rp. 19.881.169

Kualitas Aktiva Prioduktif yang di kualifikasikan

Kriteria Tahun 2010

Lancar (0% x Rp. 18.417.671) 0

DPK (25% x Rp. 773.971) 967463,75

Page 116: ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK SYARIAH DI INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28574/3/DINI... · ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK SYARIAH DI INDONESIA

97

Kurang Lancar (50% x Rp. 330. 874) 165437

DIragukan (75% x Rp. 42.616) 31962

Macet (100% x Rp. 316.073) 316073

Jumlah 1480935,75

4. Kualitas Aktiva Produktif Tahun 2011

JUMLAH KAP : Rp 31.095.375

Kualitas Aktiva Prioduktif yang di kualifikasikan

Kriteria Tahun

Lancar (0% x Rp.29.178.204) 0

DPK (25% x Rp.1.352.512) 338128

Kurang Lancar (50% x Rp. 326.210) 163110

DIragukan (75% x Rp. 34.210) 25657,5

Macet (100% x Rp.204.228) 204228

Jumlah 731123,5

5. Kualitas Aktiva Produktif Tahun 2012

JUMLAH KAP : Rp 43.006.061

Kualitas Aktiva Prioduktif yang di kualifikasikan

Kriteria Tahun

Lancar (0% x Rp.29.107.637) 0

DPK (25% x Rp.1.265.285) 316321,5

Kurang Lancar (50% x Rp. 76.815) 38407,5

DIragukan (75% x Rp. 45.787) 34340,25

Macet (100% x Rp.570.537) 570537

Jumlah 959606,25

6. Kualitas Aktiva Produktif Tahun 2013

JUMLAH KAP : Rp. 53.713.374

Kualitas Aktiva Prioduktif yang di kualifikasikan

Page 117: ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK SYARIAH DI INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28574/3/DINI... · ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK SYARIAH DI INDONESIA

98

Kriteria Tahun

Lancar (0% x Rp.51.525.017) 0

DPK (25% x Rp.1613.539) 403384,75

Kurang Lancar (50% x Rp.73.360) 36680

DIragukan (75% x Rp. 56.457) 42342,75

Macet (100% x Rp.445.001) 445001

Jumlah 927408,5

C. NOM / EARNING

2008

2009

keterangan jumlah NOM

keterangan jumlah NOM

Pendapatan Oprasional 1468034

Pendapatan Oprasional 1746522 Distribusi bagi hasil 515423 31.86%

Distribusi bagi hasil 822350 6.17%

beban oprasional 643513

beban oprasional 846607 rata-rata aktiva produktif 970217

rata-rata aktiva produktif 1256933

2010

2011

keterangan jumlah NOM

keterangan jumlah NOM

Pendapatan Oprasional 1885707

Pendapatan Oprasional 2674527 Distribusi bagi hasil 764601 14.28%

Distribusi bagi hasil 1080051

beban oprasional 884489

beban oprasional 1134174 17.76%

rata-rata aktiva produktif 1656764

rata-rata aktiva produktif 2591281

2012

2013

keterangan jumlah NOM

keterangan jumlah NOM

Pendapatan Oprasional 3382835

Pendapatan Oprasional 4794213 Distribusi bagi hasil 1278218 20.11%

Distribusi bagi hasil 2184274 15.83%

beban oprasional 1400369

beban oprasional 1901262 rata-rata aktiva produktif 3500505

rata-rata aktiva produktif 4476114

Page 118: ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK SYARIAH DI INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28574/3/DINI... · ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK SYARIAH DI INDONESIA

99

D. LIQUIDITY

KETERANGAN 2008 2009 2010 2011 2012 2013

SURAT BERHARGA YANG DIMILIKI 789383 656433 1071774 1344424 1647148 2049470

PENEMPATAN PADA BANK LAIN 221158 432450 223523 378158 677358 2200508

JUMLAH AKTIVA JANGKA PENDEK 1010541 1088883 1295297 1722582 2324506 4249978

KEWAJIBAN SEGERA LAINNYA 141987 143810 155270 98407 116987 130715

KEWAJIBAN PADA BANK LAIN 726599 1048761 159344 119973 183942 129962

SURAT BERHARGA YANG DI TERBITKAN 312436 312776 363114 358792 1114000 1800000

PEMBIAYAAN/PINJAMANAN YANG DITERIMA 100244 70197 30079 326146 911531 1506000

JUMLAH KEWAJIBAN JANGKA PENDEK 1281266 1575544 707807 903318 2326460 3566677

78.870508 69.111558 183.00144 190.6949712 99.91601 119.15792

Page 119: ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK SYARIAH DI INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28574/3/DINI... · ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK SYARIAH DI INDONESIA

100

BANK MEGA SYARIAH

A. CAR

1. Perhitungan Permodalan tahun 2008

A. Modal Inti

Modal Disetor

Saldo Laba rugi tahun sebelumnya

Laba rugi tahun berjalan

150059655

92062616

7742255

Total Modal Inti 249862526

B. Modal Pelengkap

Modal pelengkap (maksimum

150% dari modal inti) cadangan

penyisishan kerugian aktiva

produktif (maskimum 1,25% dari

ATMR)

23571500

Jumlah Modal Pelengkap 23571500

Total Modal 273433526

Aktiva Tertimbang Menurut Risiko

(ATMR)

2029524249

Analisis CAR

2. Perhitungan Permodalan tahun 2009

A. Modal Inti

Modal Disetor

Saldo Laba rugi tahun sebelumnya

Laba rugi tahun berjalan

150059655

108280605

29621957

Total Modal Inti 288062217

B. Modal Pelengkap

Modal pelengkap (maksimum

150% dari modal inti) cadangan

penyisishan kerugian aktiva

produktif (maskimum 1,25% dari

ATMR)

29976759

Jumlah Modal Pelengkap 29976759

Total Modal 318038976

Aktiva Tertimbang Menurut Risiko

(ATMR)

2901522837

Analisis CAR

Page 120: ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK SYARIAH DI INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28574/3/DINI... · ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK SYARIAH DI INDONESIA

101

3. Perhitungan Permodalan tahun 2010

A. Modal Inti

Modal Disetor

Saldo Laba rugi tahun sebelumnya

Laba rugi tahun berjalan

31884500

56645

30510646

Total Modal Inti 349431391

B. Modal Pelengkap

Modal pelengkap (maksimum

150% dari modal inti) cadangan

penyisishan kerugian aktiva

produktif (maskimum 1,25% dari

ATMR)

29019813

Jumlah Modal Pelengkap 29019813

Total Modal 37845103

Aktiva Tertimbang Menurut Risiko

(ATMR)

2879916727

Anaisis CAR

4. Perhitungan Permodalan tahun 2011

A. Modal Inti

Modal Disetor

Saldo Laba rugi tahun sebelumnya

Laba rugi tahun berjalan

318864500

61007936

26218591

Total Modal Inti 406160527

B. Modal Pelengkap

Modal pelengkap (maksimum

150% dari modal inti) cadangan

penyisishan kerugian aktiva

produktif (maskimum 1,25% dari

ATMR)

35408492

Jumlah Modal Pelengkap 35408492

Total Modal 441469019

Aktiva Tertimbang Menurut Risiko

(ATMR)

3670436609

Page 121: ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK SYARIAH DI INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28574/3/DINI... · ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK SYARIAH DI INDONESIA

102

Analisis CAR

5. Perhitungan Modal Tahun 2012

A. Modal Inti

Modal Disetor

Saldo Laba rugi tahun sebelumnya

Laba rugi tahun berjalan

316864000

111460980

91508387

Total Modal Inti 521833367

B. Modal Pelengkap

Modal pelengkap (maksimum

150% dari modal inti) cadangan

penyisishan kerugian aktiva

produktif (maskimum 1,25% dari

ATMR)

57048218

Jumlah Modal Pelengkap 57048128

Total Modal 578881585

Aktiva Tertimbang Menurut Risiko

(ATMR)

4285661562

Analisis CAR

6. Perhitungan CAR tahun 2013

A. Modal Inti

Modal Disetor

Saldo Laba rugi tahun sebelumnya

Laba rugi tahun berjalan

620314000

(10727113)

74769976

Total Modal Inti 684356863

B. Modal Pelengkap

Modal pelengkap (maksimum

150% dari modal inti) cadangan

penyisishan kerugian aktiva

produktif (maskimum 1,25% dari

ATMR)

62612027

Jumlah Modal Pelengkap 62612027

Total Modal 746968890

Page 122: ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK SYARIAH DI INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28574/3/DINI... · ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK SYARIAH DI INDONESIA

103

Aktiva Tertimbang Menurut Risiko

(ATMR)

5749199601

Analisis CAR

NILAI CAR BANK MEGA SYARIAH TAHUN 2008-2013

N

O

Urutan Tahun

2008 2009 2010 2011 2012 2013

1 CAR 13,47% 10,96% 13,14% 12,03% 13,51% 12,99%

2 Growth (2,51%) 2,18% (1,11%) 1,48% (0,52%)

C. KUALITAS AKTIVA PRODUKTIF

1. Kualitas Aktiva Produktif tahun 2008

JUMLAH KAP : Rp.2.790.323

Kualitas aktiva produktif yang di kualifikasikan

Kriteria Tahun

Lancar (0% x Rp. 2.685.253) 0

DPK (25% x Rp. 73.742) 18435,5

Kurang Lancar (50% x Rp.13.949) 6974,5

Diragukan (75% x Rp. 13.475) 10106,5

Macet (100%x Rp. 3.904) 3904

Jumlah 39420,25

2. Kualitas Aktiva Produktif tahu 2009

JUMLAH KAP : Rp. 3.920.322

Kualitas aktiva produktif yang di kualifikasikan

Kriteria Tahun

Lancar (0% x Rp. 3.379.502) 0

DPK (25% x Rp. 114.325) 28581,25

Kurang Lancar (50% x Rp.23.303) 116515

Diragukan (75% x Rp. 17.334) 13000,5

Macet (100%x Rp. 25.858) 25858

Jumlah 160954,75

Page 123: ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK SYARIAH DI INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28574/3/DINI... · ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK SYARIAH DI INDONESIA

104

3. Kualitas Aktiva Produktif tahu 2010

JUMLAH KAP : Rp. 4.187.256

Kualitas aktiva produktif yang di kualifikasikan

Kriteria Tahun

Lancar (0% x Rp. 3.841.020) 0

DPK (25% x Rp. 235.332) 58833

Kurang Lancar (50% x Rp. 52.890) 26445

Diragukan (75% x Rp. 30.375) 22781,25

Macet (100%x Rp. 27.637) 27639

Jumlah 135698,25

4. Kualitas Aktiva Produktif tahun 2011

JUMLAH KAP : Rp. 5.134.358

Kualitas aktiva produktif yang di kualifikasikan

Kriteria Tahun

Lancar (0% x Rp. 4.721.431) 0

DPK (25% x Rp. 288.754) 72188,5

Kurang Lancar (50% x Rp. 74.154) 37078,5

Diragukan (75% x Rp. 36.772) 27579

Macet (100%x Rp. 13.244) 13244

Jumlah 150090

5. Kualitas Aktiva Produktif 2012

JUMLAH KAP : Rp. 7.547.221

Kualitas aktiva produktif yang di kualifikasikan

Kriteria Tahun

Lancar (0% x Rp. 6.905.629) 0

DPK (25% x Rp. 470.351) 117587,75

Kurang Lancar (50% x Rp.92.920) 46460

Diragukan (75% x Rp. 59.045) 44283,75

Macet (100%x Rp. 19246) 19246

Jumlah 227577,5

Page 124: ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK SYARIAH DI INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28574/3/DINI... · ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK SYARIAH DI INDONESIA

105

6. Kualitas Aktiva Produktif tahun 2013

JUMLAH KAP : Rp. 8.362.630

Kualitas aktiva produktif yang di kualifikasikan

Kriteria Tahun

Lancar (0% x Rp. 7.419.126) 0

DPK (25% x Rp. 724.140) 181035

Kurang Lancar (50% x Rp. 89.863) 44931,5

Diragukan (75% x Rp. 89.365) 66948,75

Macet (100%x Rp. 40.236) 40236

Jumlah 334151,25

D. EARNING

2008

2008

keterangan jumlah NOM

keterangan jumlah NOM

Pendapatan Oprasional 367313

Pendapatan Oprasional 764195 Distribusi bagi hasil 116738 10.14%

Distribusi bagi hasil 215858 2552%

beban oprasional 226994

beban oprasional 464943 rata-rata aktiva

produktif 232527

rata-rata aktiva produktif 326693

2010

2011

keterangan jumlah NOM

keterangan jumlah NOM

Pendapatan Oprasional 971497 24.47%

Pendapatan Oprasional 982607 17.26%

Distribusi bagi hasil 185710

Distribusi bagi hasil 159476 beban oprasional 700376

beban oprasional 749285

rata-rata aktiva produktif 348938

rata-rata aktiva produktif 427863

2012

2013

keterangan jumlah NOM

keterangan jumlah NOM

Pendapatan Oprasional 1302340

Pendapatan Oprasional 1673842 Distribusi bagi hasil 187536 39.26%

Distribusi bagi hasil 332824 26.04%

beban oprasional 867870

beban oprasional 1159567 rata-rata aktiva

produktif 628935

rata-rata aktiva produktif 696886 E. LIQUIDITY

Page 125: ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK SYARIAH DI INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28574/3/DINI... · ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK SYARIAH DI INDONESIA

106

KETERANGAN 2008 2009 2010 2011 2012 2013

SURAT BERHARGA YANG DIMILIKI 132273 213933 195313 243437 331437 385383

PENEMPATAN PADA BANK LAIN 13325 18069 301584 17784 44319 46609

JUMLAH AKTIVA JANGKA PENDEK 145598 232002 496897 261221 582088 516141

KEWAJIBAN SEGERA LAINNYA 6034 19180 870581 583472 347197 916721

KEWAJIBAN PADA BANK LAIN 19982 3694 6441 5114 18332 5511

SURAT BERHARGA YANG DI TERBITKAN 90000 54000 150000 100000 285000 464000

PEMBIAYAAN/PINJAMANAN YANG DITERIMA

JUMLAH KEWAJIBAN JANGKA PENDEK 116016 76874 1027022 688586 650529 1386232

125.49821 301.79515 48.3823131 37.93585696 89.479178 37.233378

Page 126: ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK SYARIAH DI INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28574/3/DINI... · ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK SYARIAH DI INDONESIA

107

PERHITUNGAN TINNGKAT KESEHATAN BANK SYARIAH BUKOPIN

A. CAPITAL (CAR)

1. CAR Tahun 2008

Analisis CAR

2. CAR tahun 2009

C. Modal Inti

Modal disetor

Cadangan umum dan khusus

Laba rugi tahun sebelumnya

Laba rugi tahun berjalan

350370

1213

(248835)

416

Jumlah modal inti 103164

D. Modal Pelengkap

A. Modal Inti

Modal disetor

Cadangan umum dan khusus

Laba rugi tahun sebelumnya

Laba rugi tahun berjalan

350370

1213

(244978)

(7715)

Jumlah modal inti 98890

B. Modal Pelengkap

Penyisishan atas kemungkinan kerugian

pada aktiva produktif

Hutang subordinasi

3439

Jumlah Modal Pelengkap 3439

Total Modal 102329

ATMR 275151

Page 127: ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK SYARIAH DI INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28574/3/DINI... · ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK SYARIAH DI INDONESIA

108

Penyisishan atas kemungkinan kerugian

pada aktiva produktif

Hutang subordinasi

14791

50000

Jumlah Modal Pelengkap 64791

Total Modal 167955

ATMR 1285887

ANalisis CAR

3. CAR tahun 2010

E. Modal Inti

Modal disetor

Cadangan umum dan khusus

Laba rugi tahun sebelumnya

Laba rugi tahun berjalan

350370

1213

(243319)

10234

Jumlah modal inti 118498

F. Modal Pelengkap

Penyisishan atas kemungkinan kerugian

pada aktiva produktif

Hutang subordinasi

16913

50000

Jumlah Modal Pelengkap 66913

Total Modal 185411

ATMR 1611473

Analisis CAR

Page 128: ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK SYARIAH DI INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28574/3/DINI... · ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK SYARIAH DI INDONESIA

109

4. CAR tahun 2011

G. Modal Inti

Modal disetor

Cadangan umum dan khusus

Laba rugi tahun sebelumnya

Laba rugi tahun berjalan

450370

1213

(232157)

12209

Jumlah modal inti 231635

H. Modal Pelengkap

Penyisishan atas kemungkinan kerugian

pada aktiva produktif

Hutang subordinasi

20224

50000

Jumlah Modal Pelengkap 70224

Total Modal 301859

ATMR 1973954

Analisis CAR

5. CAR tahun 2012

I. Modal Inti

Modal disetor

Cadangan umum dan khusus

Laba rugi tahun sebelumnya

Laba rugi tahun berjalan

450370

1213

(219482)

17298

Jumlah modal inti 249399

J. Modal Pelengkap

Penyisishan atas kemungkinan kerugian

pada aktiva produktif

Hutang subordinasi

31800

50000

Page 129: ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK SYARIAH DI INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28574/3/DINI... · ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK SYARIAH DI INDONESIA

110

Jumlah Modal Pelengkap 81800

Total Modal 331199

ATMR 2591579

Analisis CAR

6. CAR tahu 2013

K. Modal Inti

Modal disetor

Cadangan umum dan khusus

Laba rugi tahun sebelumnya

Laba rugi tahun berjalan

450370

1213

(201820)

19548

Jumlah modal inti 269311

L. Modal Pelengkap

Penyisishan atas kemungkinan kerugian

pada aktiva produktif

Hutang subordinasi

39608

50000

Jumlah Modal Pelengkap 89608

Total Modal 358919

ATMR 3232827

Analisis CAR

Page 130: ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK SYARIAH DI INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28574/3/DINI... · ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK SYARIAH DI INDONESIA

111

NILAI CAR BSB TAHUN 2008 S/D 2013

No Urutan Tahun

2008 2009 2010 2011 2012 2013

1 CAR 37,19% 13,06% 11,51% 11,29% 12,78% 11,10%

2 Growth (24,13%) (1,55%) (0,22%) 1,49% 1,68%

3 ATMR 275151 1285887 1611473 1973954 2591579 3232817

4 KPMM 22012,08 102870,96 128917,84 157916,32 207326,32 258626,16

5 Kriteria

B. KUALITAS AKTIVA PRODUKTIF

1. Kualitas Aktiva Produktif Tahun 2008

JUMLAH KAP: Rp. 520.560

Kualitas aktiva produktif yang di kualifikasikan

Kriteria Tahun

Lancar (0% x Rp. 501.896) 0

DPK (25% x Rp. 14.918) 3729,5

Kurang Lancar (50% x Rp. 1.009) 504,5

Diragukan (75% x Rp. 985) 738,75

Macet (100%x Rp. 1.752) 1752

Jumlah 6724,75

2. Kualitas Aktiva Produktif Tahun 2009

JUMLAH KAP : Rp. 1.778.198

Kualitas aktiva produktif yang di kualifikasikan

Kriteria Tahun

Lancar (0% x Rp. 1.704.257) 0

Page 131: ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK SYARIAH DI INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28574/3/DINI... · ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK SYARIAH DI INDONESIA

112

DPK (25% x Rp. 14.918) 8090,75

Kurang Lancar (50% x Rp.1.009) 4334,5

Diragukan (75% x Rp. 985) 7788,75

Macet (100%x Rp. 1.752) 22,524

Jumlah 42738

3. Kualitas Aktiva Produktif Tahun 2010

JUMLAH KAP : Rp. 1.971.707

Kualitas aktiva produktif yang di kualifikasikan

Kriteria Tahun

Lancar (0% x Rp. 1.734.883) 0

DPK (25% x Rp. 175.531) 43882,75

Kurang Lancar (50% x Rp. 8.935) 4467,5

Diragukan (75% x Rp. 13.820) 10365

Macet (100%x Rp. 38.538 38538

Jumlah 97253,25

4. Kualitas Aktiva Produktif Tahun 2011

JUMLAH KAP : Rp. 2.385.492

Kualitas aktiva produktif yang di kualifikasikan

Kriteria Tahun

Lancar (0% x Rp. 2.138.108) 0

DPK (25% x Rp. 214.119) 34527

Page 132: ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK SYARIAH DI INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28574/3/DINI... · ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK SYARIAH DI INDONESIA

113

Kurang Lancar (50% x Rp. 9.361) 4680,5

Diragukan (75% x Rp. 7.898) 5923,5

Macet (100%x Rp. 16.006) 16006

Jumlah 61137

5. Kualitas Aktiva Produktif Tahun 2012

JUMLAH KAP : Rp. 3.271.480

Kualitas aktiva produktif yang di kualifikasikan

Kriteria Tahun

Lancar (0% x Rp. 2.951.721) 0

DPK (25% x Rp. 196.886) 49221,5

Kurang Lancar (50% x Rp. 91.238) 45619

Diragukan (75% x Rp. 7.687) 5765,25

Macet (100%x Rp. 23.948) 23.948

Jumlah 124553,75

6. Kualitas Aktiva Produktif Tahun 2013

JUMLAH KAP: Rp.3.955.011

Kualitas aktiva produktif yang di kualifikasikan

Kriteria Tahun

Lancar (0% x Rp. 3.599.315) 0

DPK (25% x Rp. 213.029) 53257,25

Kurang Lancar (50% x Rp. 10.657) 53288,5

Page 133: ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK SYARIAH DI INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28574/3/DINI... · ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK SYARIAH DI INDONESIA

114

Diragukan (75% x Rp. 4.489) 3366,75

Macet (100%x Rp. 127.521) 127521

Jumlah 189473,5

C. EARNING

2008

2009

keterangan jumlah NOM

keterangan jumlah NOM

Pendapatan Oprasional 28512

Pendapatan Oprasional 131451

Distribusi bagi hasil 31038

Distribusi bagi hasil 66731 1.94%

beban oprasional 22781 -58.34%

beban oprasional 61834

rata-rata aktiva

produktif 43380

rata-rata aktiva

produktif 148183

2010

2011

keterangan jumlah NOM

keterangan Jumlah NOM

Pendapatan Oprasional 223156

Pendapatan Oprasional 245306

Distribusi bagi hasil 122255 8.74%

Distribusi bagi hasil 137513 7.59%

beban oprasional 86528

beban oprasional 92700

rata-rata aktiva

produktif 164309

rata-rata aktiva

produktif 198791

2012

2013

keterangan jumlah NOM

keterangan jumlah NOM

Pendapatan Oprasional 311220

Pendapatan Oprasional 401503

Distribusi bagi hasil 165274

Distribusi bagi hasil 220413 9.29%

beban oprasional 119785 9.59%

beban oprasional 150468

rata-rata aktiva

produktif 272623

rata-rata aktiva

produktif 329584

Page 134: ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK SYARIAH DI INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28574/3/DINI... · ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK SYARIAH DI INDONESIA

115

D. LIQUIDITY

KETERANGAN 2008 2009 2010 2011 2012 2013

SURAT BERHARGA YANG DIMILIKI 11838 74098 73819 114168 139827 162989

PENEMPATAN PADA BANK LAIN 309175 276134 277335 257757 274266 371451

JUMLAH AKTIVA JANGKA PENDEK 309175 350232 351154 371925 414093 534440

KEWAJIBAN SEGERA LAINNYA 24251 19767 17796 10478 19094 112793

KEWAJIBAN PADA BANK LAIN 178100 421273 272878 35482 343048 539839

SURAT BERHARGA YANG DI TERBITKAN

PEMBIAYAAN/PINJAMANAN YANG DITERIMA 49780 49780 49780 49780 49780 49780

JUMLAH KEWAJIBAN JANGKA PENDEK 252131 490820 340454 95740 411922 702412

122.62475 71.356505 103.142862 388.4739921 100.52704 76.086399