analisis tingkat efisiensi bank umum syariah (bus)...

103
ANALISIS TINGKAT EFISIENSI BANK UMUM SYARIAH (BUS) DI INDONESIA PERIODE 2011-2015 DENGAN MENGGUNAKAN NON-PARAMETRIK DATA ENVELOPMENT ANALYSIS (DEA) SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi (S.E) Oleh: SITI WASILAH NIM : 1112046100023 PROGRAM STUDI PERBANKAN SYARIAH FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1439 H/ 2018

Upload: vanngoc

Post on 02-Mar-2019

224 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: ANALISIS TINGKAT EFISIENSI BANK UMUM SYARIAH (BUS) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39578/1/SITI... · (BUS) DI INDONESIA PERIODE 2011-2015 DENGAN MENGGUNAKAN

ANALISIS TINGKAT EFISIENSI BANK UMUM SYARIAH

(BUS) DI INDONESIA PERIODE 2011-2015 DENGAN

MENGGUNAKAN NON-PARAMETRIK

DATA ENVELOPMENT ANALYSIS (DEA)

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Ekonomi (S.E)

Oleh:

SITI WASILAH

NIM : 1112046100023

PROGRAM STUDI PERBANKAN SYARIAH

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

1439 H/ 2018

Page 2: ANALISIS TINGKAT EFISIENSI BANK UMUM SYARIAH (BUS) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39578/1/SITI... · (BUS) DI INDONESIA PERIODE 2011-2015 DENGAN MENGGUNAKAN

i

Page 3: ANALISIS TINGKAT EFISIENSI BANK UMUM SYARIAH (BUS) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39578/1/SITI... · (BUS) DI INDONESIA PERIODE 2011-2015 DENGAN MENGGUNAKAN

ii

Page 4: ANALISIS TINGKAT EFISIENSI BANK UMUM SYARIAH (BUS) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39578/1/SITI... · (BUS) DI INDONESIA PERIODE 2011-2015 DENGAN MENGGUNAKAN

iii

Page 5: ANALISIS TINGKAT EFISIENSI BANK UMUM SYARIAH (BUS) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39578/1/SITI... · (BUS) DI INDONESIA PERIODE 2011-2015 DENGAN MENGGUNAKAN

iv

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

(Curriculum Vitae)

Identitas Pribadi

Nama : Siti Wasilah

Tempat, Tanggal lahir : Tangerang, 25 Juni 1994

Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Alamat : Kampung Cibelut RT. 003 RW. 001 Desa Cibogo,

Kec. Cisauk, Tangerang

No. Telepon : 083891305932

E-mail : [email protected]

Pendidikan

2012-2017 : UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

2009-2012 : SMA An-Najah

2006-2009 : MTS An-Najah

2000-2006 : MI Nurul Iman

Latar Belakang Keluarga

Ayah : Alm. Mugni

Ibu : Mursiah

Alamat : Kampung Cibelut RT. 003 RW. 001 Desa Cibogo,

Kec. Cisauk, Tangerang

Page 6: ANALISIS TINGKAT EFISIENSI BANK UMUM SYARIAH (BUS) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39578/1/SITI... · (BUS) DI INDONESIA PERIODE 2011-2015 DENGAN MENGGUNAKAN

v

ABSTRAK

Efisiensi merupakan salah satu parameter kinerja yang secara teoritis

mendasari seluruh kinerja sebuah bank. Tujuan dari penelitian ini adalah

untuk mengukur tingkat efisiensi Bank Umum Syariah (BUS) di Indonesia

pada periode tahun 2011 sampai dengan tahun 2015 serta untuk menganalisis

faktor apa saja yang menyebabkan inefisiensi pada Bank Umum Syariah di

Indonesia.

Penelitian ini menggunakan metode Data Envelopment Analysis

(DEA) untuk mengukur tingkat efisiensi dengan asumsi Variable Return to

Scale (VRS) dan pendekatan intermediasi. Berdasarkan hasil penelitian,

tingkat efisiensi Bank Umum Syariah di Indonesia selama periode tahun 2011

sampai dengan tahun 2015 mengalami fluktuatif. Dari sebelas bank syariah

yang menjadi objek penelitian hanya Bank Syariah Mandiri dan Maybank

Syariah Indonesia yang tingkat efisiensinya stabil dan mencapai tingkat

efisiensi 100%. Sementara jika dilihat dari tingkat efisiensi gabungan Bank

Umum Syariah di Indonesia pada periode tahun 2011 sampai dengan 2015

masih mengalami inefisiensi dalam pengelolaan input dan outputnya.

Penyebab utama timbulnya inefisiensi pada Bank Umum Syariah disebabkan

oleh variabel output yaitu total pembiayaan dan pendapatan operasional.

Kata kunci: Efisiensi, Bank Umum Syariah, Data Envelopment Analysis

(DEA)

Page 7: ANALISIS TINGKAT EFISIENSI BANK UMUM SYARIAH (BUS) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39578/1/SITI... · (BUS) DI INDONESIA PERIODE 2011-2015 DENGAN MENGGUNAKAN

vi

ABSTRACT

Efficiency is one of the performance parameters that theoretically

underlies the entire performance of a bank. The purpose of this study is to

measure the level of efficiency of Sharia Bank in Indonesia in the period 2011

to 2015 and to analyze what factors cause inefficiency in Sharia Bank in

Indonesia.

This research uses Data Envelopment Analysis (DEA) method to

measure efficiency level with assumption of Variable Return to Scale (VRS)

and intermediation approach. Based on the result of research, the efficiency

level of sharia bank in Indonesia during the period of 2011 until the year 2015

has fluctuated. Of the eleven sharia banks that become the object of research

only Bank Syariah Mandiri and Maybank Syariah Indonesia with stable

efficiency level and reach 100% efficiency level. Meanwhile, if viewed from

the level of efficiency of the overall Sharia Bank in Indonesia in the period

2011 to 2015 still experienced inefficiency in the management of input and

output. The most dominant of inefficiency in sharia bank in Indonesia resulted

from the output variable is total financing and operating income.

Keywords: Efficiency, Sharia Bank, Data Envelopment Analysis (DEA)

Page 8: ANALISIS TINGKAT EFISIENSI BANK UMUM SYARIAH (BUS) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39578/1/SITI... · (BUS) DI INDONESIA PERIODE 2011-2015 DENGAN MENGGUNAKAN

vii

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah wa syukurillah. Segala puji kepada Allah SWT karena

atas rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini

yang bejudul “ANALISIS TINGKAT EFISIENSI BANK UMUM

SYARIAH DI INDONESIA PERIODE 2011-2015 DENGAN

MENGGUNAKAN NON-PARAMETRIK DATA ENVELOPMENT

ANALYSIS (DEA)”, shalawat serta salam selalu tercurahkan kepada Baginda

Nabi Muhammad SAW yang telah membawa kita dari zaman kegelapan

hingga zaman yang penuh dengan ilmu pengetahuan.

Penyusunan skripsi ini bertujuan dalam rangka memenuhi salah satu

syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi (S.E), Program Studi

Perbankan Syariah, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Islam Negeri

Syarif Hidayatullah Jakarta. Penulis menyadari bahwa dalam skripsi ini masih

terdapat kekurangan yang perlu untuk dilakukan penelitian lanjutan terkait

dengan tema yang sama.

Dalam proses penyusunan skripsi ini penulis medapatkan banyak

bantuan baik secara langsung maupun tidak langsung dari beberapa pihak.

Pada kesempatan ini penulis bermaksud untuk mengucapkan rasa terima kasih

kepada pihak-pihak yang telah berkenan memberikan bantuan dan motivasi

dalam menyelesaikan skripsi ini, antara lain kepada:

1. Bapak Dr. Asep Saepudin Jahar, M.A sebagai Dekan Fakultas Syariah

dan Hukum (FSH) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Bapak Dr. M. Arief Mufrani, Lc., M.Si sebagai Dekan Fakultas

Ekonomi dan Bisnis (FEB) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Bapak AM. Hasan Ali, M.A dan Dr. Abdurrauf, M.A sebagai ketua

Program Studi Hukum Ekonomi Islam dan Sekretaris Program Studi

Hukum Ekonomi Islam Fakultas Syariah dan Hukum Syarif

Hidayatullah Jakarta.

Page 9: ANALISIS TINGKAT EFISIENSI BANK UMUM SYARIAH (BUS) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39578/1/SITI... · (BUS) DI INDONESIA PERIODE 2011-2015 DENGAN MENGGUNAKAN

viii

4. Ibu Cut Erika Ananda Fatimah, SE, MBA dan Ibu Fitri Damayanti,

M.Si sebagai ketua Program Studi Perbankan Syariah dan Sekretaris

Program Studi Perbankan Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta.

5. Bapak Drs. Noryamin Aini, M.A sebagai Dosen Pembimbing yang

selalu memberikan arahan, saran, ilmu, serta meluangkan waktunya

hingga penulisan skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik.

6. Bapak H. M. Fudhail Rahman, Lc, M.A sebagai Dosen Pembimbing

Akademik yang senantiasa membeimbing penulis selama belajar di

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

7. Seluruh Dosen Fakultas Syariah dan Hukum, Dosen Fakultas Ekonomi

dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan

ilmu yang sangat bermanfaat kepada penulis saat kuliah.

8. Seluruh Staf Karyawan TU, Staf Perpustakaan FSH, Perpustakaan

FEB dan Perpusatakaan Utama, atas pelayanan serta bantuannya dalam

pembuatan surat dan juga bantuannya dalam peminjaman buku.

9. Kepada kedua orangtua tercinta, Bapak Mugni (Alm) dan Ibu Mursiah

yang tak henti-hentinya selalu mendoakan dengan tulus, memberikan

nasihat dan motivasi baik materil maupun nonmateril. Tiada kata yang

dapat menggambarkan segala budi yang telah mereka lakukan demi

keberhasian penulis.

10. Kepada Kakak-Kakaku tecinta Nurhikmah, Musrifah, Ahmad Kamal

Mihroji, dan lainnya yang selalu memberikan motivasi penulis dan

memberikan teladan yang baik sebagai kakak. Semoga sukses untuk

kalian semua.

11. Untuk sahabat-sahabat Agasshi teman satu perjuangan selama kuliah

Deti, Ayu, Eva, Nia, Ais, Rahmi, Selly, Nada, Ifa, Mentari, Ifat,

Friska, Mulki yang selalu mau direpotkan dan selalu memberikan

dukungan serta semangat ketika penulis mulai putus asa.

Page 10: ANALISIS TINGKAT EFISIENSI BANK UMUM SYARIAH (BUS) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39578/1/SITI... · (BUS) DI INDONESIA PERIODE 2011-2015 DENGAN MENGGUNAKAN

ix

12. Teman-teman Perbankan Syariah Angkatan 2012 khususnya kelas

Perbankan Syariah A yang telah mengisi hari-hari selama perkuliahan

di kampus.

13. Teman-teman KKN Aufklaurung serta Dosen pembimbing KKN

tercinta Bapak Ir. Mudatsir Najamuddin, M.M., yang telah membantu

dalam melkasanakan KKN di Desa Ciomas Kecamatan Tenjo

Kabupaten Bogor.

14. Teman-teman Aliansi Mata Panda, Uun dan Puspita telah membantu

penulis membuat laporan KKN kelompok yang selalu menemani

bergadang tiap malam..

15. Sahabat-sahabatku Silamelayu teman satu perjuangan selama di SMA

An-Najah hingga sekarang Ila, Syfa, Ayu, Meirani atas dukungan dan

doanya yang telah membantu penulis disaat-saat penulis sedang putus

asa.

16. Teman-teman seperjuangan mengajar Manda dan Nurul atas dukungan

dan semangatnya untuk penulis dan membantu bilang izin ketika

penulis tidak masuk sekolah.

17. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi yang

tidak dapat disebutkan namanya satu persatu.

Semoga Allah senantiasa memberikan keberkahan kepada mereka

semua. Skripsi masih jauh dari kesempurnaan dikarenakan terbatasnya

pengalamn dan pengetahuan yang dimiliki penulis. Oleh karena itu,

diharapkan segala bentuk saran serta kritik yang dapat membengun dari

berbagai pihak. Besar harapan semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat

bagi para pembaca dan semua pihak.

Jakarta, 20 Desember 2017

Penulis,

Siti Wasilah

Page 11: ANALISIS TINGKAT EFISIENSI BANK UMUM SYARIAH (BUS) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39578/1/SITI... · (BUS) DI INDONESIA PERIODE 2011-2015 DENGAN MENGGUNAKAN

x

DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ............................................. i

LEMBAR PENGESAHAN ......................................................................... ii

LEMBAR PERYATAAN ........................................................................ ...iii

DAFTAR RIWAYAT HIDUP ................................................................... iv

ABSTRAK .................................................................................................... v

ABSTRACT .................................................................................................. vi

KATA PENGANTAR ................................................................................ vii

DAFTAR ISI ................................................................................................. x

DAFTAR TABEL...................................................................................... xiii

DAFTAR GAMBAR DAN GRAFIK ...................................................... xiv

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................. 1

A. Latar Belakang Masalah ..................................................................... 1

B. Identifikasi Masalah ........................................................................... 6

C. Pembatasan dan Rumusan Masalah ................................................... 6

D. Tujuan dan Manfaat Penelitian .......................................................... 7

E. Sistematika Penulisan......................................................................... 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA .................................................................. 9

A. Kajian Teoritis .................................................................................... 9

1. Efisiensi ........................................................................................ 9

a. Konsep Efisiensi..................................................................... 9

b. Macam-macam Efisiensi ...................................................... 12

c. Pengukuran Efisiensi ............................................................ 14

d. Konsep Efisiensi Bank ......................................................... 19

e. Pengukuran Efisiensi Bank .................................................. 19

f. Hubungan Input dan Output dalam Pengukuran

Efisiensi Bank ...................................................................... 23

2. Data Envelopment Analysis (DEA) ........................................... 24

a. Constant Return to Scale (CRS) .......................................... 25

b. Variable Return to Scale (VRS) ........................................... 26

Page 12: ANALISIS TINGKAT EFISIENSI BANK UMUM SYARIAH (BUS) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39578/1/SITI... · (BUS) DI INDONESIA PERIODE 2011-2015 DENGAN MENGGUNAKAN

xi

3. Bank Syariah .............................................................................. 28

a. Pengertian Bank Syariah ...................................................... 28

b. Karakteristik Bank Syariah .................................................. 28

B. Review Studi Terdahulu ................................................................... 30

C. Kerangka Pemikiran Teoritis ........................................................... 34

BAB III METODE PENELITIAN ........................................................... 36

A. Objek Penelitian ............................................................................... 36

B. Jenis dan Sumber Data ..................................................................... 36

C. Populasi dan Sampel Penelitian ....................................................... 37

D. Teknik Pengumpulan Data ............................................................... 38

E. Identifikasi Variabel Input dan Output ............................................ 38

F. Metode Analisis Data ....................................................................... 41

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN ............................................. 44

A. Perkembangan Jumlah Input-Output Bank ...................................... 45

B. Analisis Data Efisiensi Bank Umum Syariah Tahun 2011-2015 ..... 49

C. Analisis Input dan Output yang menyebabkan Inefisiensi

pada Bank Umum Syariah tahun 2011-2015 ................................... 54

1. Analisis target input dan output Bank Muamalat Indonesia

yang belum efisien periode tahun 2011-2015 ............................ 55

2. Analisis target input dan output BNI Syariah yang belum

efisien periode tahun 2011-2015 ................................................ 57

3. Analisis target input dan output Bank Panin Syariah

yang belum efisien periode tahun 2011-2015 ............................ 59

4. Analisis target input dan output BRI Syariah yang belum

efisien periode tahun 2011-2015 ................................................ 61

5. Analisis target input dan output Bank Mega Syariah

yang belum efisien periode tahun 2011-2015 ............................ 63

6. Analisis target input dan output BJB Syariah

yang belum efisien periode tahun 2011-2015 ............................ 65

7. Analisis target input dan output Bank Syariah Bukopin

yang belum efisien periode tahun 2011-2015 ............................ 67

Page 13: ANALISIS TINGKAT EFISIENSI BANK UMUM SYARIAH (BUS) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39578/1/SITI... · (BUS) DI INDONESIA PERIODE 2011-2015 DENGAN MENGGUNAKAN

xii

8. Analisis target input dan output BCA Syariah yang belum

efisien periode tahun 2011-2015 ................................................ 69

9. Analisis target input dan output Bank Victoria Syariah

yang belum efisien periode tahun 2011-2015 ............................ 71

D. Analisis Interpretasi Hasil Data ....................................................... 73

BAB V PENUTUP ...................................................................................... 80

A. Kesimpulan ...................................................................................... 80

B. Saran ................................................................................................. 81

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................. 83

LAMPIRAN ................................................................................................ 87

Page 14: ANALISIS TINGKAT EFISIENSI BANK UMUM SYARIAH (BUS) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39578/1/SITI... · (BUS) DI INDONESIA PERIODE 2011-2015 DENGAN MENGGUNAKAN

xiii

DAFTAR TABEL

Tebel 1.1 Pertumbuhan Bank Syariah Tahun 2011-2015 ......................... 2

Tabel 3.1 Kode dan Nama Bank ............................................................. 37

Tabel 3.2 Spesifikasi variabel Input dan Output dengan pendekatan

Intermsediasi ........................................................................... 39

Tabel 4.1 Kriteria dan Nilai Efisiensi...................................................... 50

Tabel 4.2 Tingkat Efisiensi Bank Umum Syariah di Indonesia

Tahun 2011-2015 .................................................................... 50

Tabel 4.3 Analisis Inefisiensi Input dan Ouput Bank Muamalat

Indonesia Tahun 2011-2015 .................................................... 55

Tabel 4.4 Analisis Inefisiensi Input dan Output BNI Syariah

Tahun 2011-2015 .................................................................... 57

Tabel 4.5 Analisis Inefisiensi Input dan Output Bank Panin Syariah

Tahun 2011-2015 .................................................................... 59

Tabel 4.6 Analisis Inefisiensi Input dan Output BRI Syariah

Tahun 2011-2015 .................................................................... 61

Tabel 4.7 Analisis Inefisiensi Input dan Output Bank Mega Syariah

Tahun 2011-2015 .................................................................... 63

Tabel 4.8 Analisis Inefisiensi Input dan Output BJB Syariah

Tahun 2011-2015 .................................................................... 65

Tabel 4.9 Analisis Inefisiensi Input dan Output Bank Syariah

Bukopin Tahun 2011-2015 ..................................................... 67

Tabel 4.10 Analisis Inefiseinsi Input dan Output BCA Syariah

Tahun 2011-2015 .................................................................... 69

Tabel 4.11 Analisis Inefisiensi Bank Victoria Syariah

Tahun 2011-2015 .................................................................... 71

Page 15: ANALISIS TINGKAT EFISIENSI BANK UMUM SYARIAH (BUS) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39578/1/SITI... · (BUS) DI INDONESIA PERIODE 2011-2015 DENGAN MENGGUNAKAN

xiv

DAFTAR GAMBAR DAN GRAFIK

Grafik 1.1 Perkembangan Perbankan Syariah di Indonesia

Tahun 2011-2015 ...................................................................... 3

Grafik 1.2 Perkembangan Kinerja Perbankan Syariah di Indonesia

Tahun 2011-2015 ...................................................................... 3

Grafik 2.1 Pengukuran Efisiensi Berorientasi Input ................................. 16

Grafik 2.2 Pengukuran Efisiensi Berorientasi Output .............................. 18

Gambar 2.3 Kerangka Pemikiran ................................................................ 35

Grafik 4.1 Perkembangan Jumlah Variabel Input DPK

Tahun 2011-2015 .................................................................... 46

Grafik 4.2 Perkembangan Jumlah Variabel Input Beban Operasional

Tahun 2011-2015 .................................................................... 46

Grafik 4.3 Perkembangan Jumlah Variabel Input Aset Tetap

Tahun 2011-2015 .................................................................... 47

Grafik 4.4 Perkembangan Jumlah Variabel Output Total Pembiayaan

Tahun 2011-2015 .................................................................... 48

Grafik 4.5 Perkembangan Jumlah Variabel Output Pendapatan

Operasional Tahun 2011-2015 ................................................ 48

Grafik 4.6 Tingkat Efisiensi Gabungan Bank Umum Syariah

di Indonesia Tahun 2011-2015................................................ 52

Grafik 4.7 Rata-Rata Tingkat Efisiensi Bank Umum Syariah

di Indonesia Tahun 2011-2015................................................ 53

Grafik 4.8 Variabel Penyebab Inefisiensi Bank Umum Syariah

Tahun 2011 sampai Tahun 2015 ............................................. 75

Page 16: ANALISIS TINGKAT EFISIENSI BANK UMUM SYARIAH (BUS) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39578/1/SITI... · (BUS) DI INDONESIA PERIODE 2011-2015 DENGAN MENGGUNAKAN

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Perbankan Syariah merupakan bagian dari industri perbankan nasional

yang memiliki peranan yang tidak berbeda dengan bank konvensional lainnya,

hanya sistem operasional yang berbeda dengan bank konvensional. Bank

syariah dituntut untuk dapat menyalurkan dana dari nasabah yang memiliki

kelebihan dana kepada nasabah yang membutuhkan dana secara efisien.

Efisien dapat diartikan sebagai kesesuaian hasil antara input yang digunakan

dan output yang dihasilkan.

Perbankan Syariah sebagai salah satu lembaga keuangan memiliki

peranan penting untuk menghasilkan kinerja yang baik. Salah satu

indikatornya adalah efisiensi. Tingkat efisiensi yang dicapai merupakan

cerminan dari kualitas kinerja yang baik. Kemampuan menghasilkan output

yang maksimal dengan input yang ada merupakan ukuran kinerja yang

diharapkan.

Seiring dengan semakin membaiknya perekonomian dan semakin

kompetitifnya persaingan dalam industri perbankan, perbankan syariah

dituntut memiliki tingkat efisiensi dan daya saing yang tinggi. Efisiensi

merupakan faktor yang sangat penting bagi kelangsungan hidup suatu

organisasi, dalam hal ini industri perbankan baik secara makro ataupun mikro.

Dari sisi makro terkait dengan fungsi bank syariah sebagai lembaga

intermediasi, perbankan yang efisien sangat diperlukan untuk menunjang

tercapainya stabilitas harga dan akan memberikan dampak positif pada sektor-

sektor lain. Sedangkan dari sisi mikro tingkat efisiensi menggambarkan

kemampuan bank mengelola input dan outputnya. Oleh karena itu,

pengukuran efisiensi menjadi hal yang sangat penting untuk mengevaluasi

seberapa efisien operasional dari perbankan syariah, sehingga perbankan

syariah dapat meningkatkan efisiensinya.

Page 17: ANALISIS TINGKAT EFISIENSI BANK UMUM SYARIAH (BUS) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39578/1/SITI... · (BUS) DI INDONESIA PERIODE 2011-2015 DENGAN MENGGUNAKAN

2

Bank Muamalat Indonesia yang merupakan bank syariah pertama di

Indonesia yang berdiri tahun 1992 kini bukanlah pemain tunggal dalam

persaingan merebut potensi keuangan syariah yang ada di Indonesia. Dalam

beberapa tahun terkhir jumlah perbankan syariah mengalami peningkatan.

Tebel 1.1

Pertumbuhan Bank Syariah Tahun 2011-2015

2011 2012 2013 2014 2015

Bank Umum Syariah

(BUS) 11 11 11 12 12

Unit Usaha Syariah

(UUS) 24 24 23 22 22

Sumber: Statistik Perbankan Syariah Tahun 2015, data diolah

Berdasarkan data tersebut, dapat terlihat jumlah bank syariah di

Indonesia mengalami peningkatan. Pertumbuhan bank syariah terus meningkat

sampai dengan tahun 2015 sebanyak 12 Bank Umum Syariah.1

Dengan semakin bertambahnya bank syariah, maka tingkat persaingan

pun menjadi sangat tinggi. Terlebih lagi bank syariah harus bersaing dengan

bank konvensional yang dominan dan telah berkembang pesat di Indonesia.

Persaingan yang semakin tajam ini harus didukung dengan manajemen yang

baik untuk bisa bertahan di industri perbankan. Salah satu faktor yang harus

dipertahankan untuk bisa bertahan adalah dengan menjaga dan meningkatkan

kinerja bank.

Seiring berjalannya waktu, dengan berbagai regulasi dan kebijakan

pengembangan perbankan syariah, terjadi peningkatan di berbagai aspek pada

industri perbankan syariah di Indonesia. dari segi jumlah asset, Dana Pihak

Ketiga (DPK) dan pembiayaan mengalami peningkatan yang signifikan dari

tahun ke tahun yang menjadi indikator bahwa industri perbankan syariah terus

menggeliat dan masih mempunyai potensi yang sangat besar untuk terus

tumbuh dan memainkan peranan penting dalam industri perbankan di

Indonesia. Seperti terlihat pada grafik 1.1 :

1 http://www.ojk.go.id/2015/statistikperbankansyariah, diakses tanggal 5 Mei 2015

Page 18: ANALISIS TINGKAT EFISIENSI BANK UMUM SYARIAH (BUS) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39578/1/SITI... · (BUS) DI INDONESIA PERIODE 2011-2015 DENGAN MENGGUNAKAN

3

Grafik 1.1

Perkembangan Perbankan Syariah di Indonesia Tahun 2011-2015

Sumber: Statistik Perbankan Syariah Tahun 2015, data diolah

Berdasarkan data tersebut dapat dilihat Pertumbuhan Asset, DPK, dan

pembiayaan perbankan syariah di Indonesia terus mengalami peningkatan

secara konsisten dan signifikan. Pada tahun 2015 pertumbuhan asset

perbankan syariah mengalami pertumbuhan sebesar 9,9% dari tahun 2014.

Dari sisi DPK juga mengalami peningkatan pada tahun 2015 sebesar 11,7%.

Penyaluran pembiayaan perbankan syariah mengalami peningkatan sebesar

7,6% pada tahun 2015.2 Selain itu, melalui data-data rasio untuk mengukur

kinerja dapat dilihat bahwa perbankan syariah di Indonesia memiliki kinerja

yang fluktuatif. Seperti terlihat pada grafik 1.2 :

Grafik 1.2

Perkembangan Kinerja Perbankan Syariah di Indonesia

Tahun 2011-2015

Sumber: Statistik Perbankan Syariah Tahun 2015, data diolah

2 http://www.ojk.go.id/2015/laporantriwulanIV, diakses tanggal 5 Mei 2015

0

50,000

100,000

150,000

200,000

250,000

300,000

2011 2012 2013 2014 2015

mili

ar r

up

iah

(meliputi BUS dan UUS)

Asset

DPK

Pembiayaan

0

20

40

60

80

100

120

2011 2012 2013 2014 2015

Dal

am P

erse

n

NPF

FDR

BOPO

Page 19: ANALISIS TINGKAT EFISIENSI BANK UMUM SYARIAH (BUS) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39578/1/SITI... · (BUS) DI INDONESIA PERIODE 2011-2015 DENGAN MENGGUNAKAN

4

Perkembangan kinerja perbankan syariah dapat dilihat melalui tiga

indikator rasio yaitu, tingkat NPF (Non Performing Financing), FDR

(Financing Deposit Ratio) dan BOPO (Biaya Operasional) Melalui rasio NPF

dapat dilihat bahwa perbankan syariah mempunyai kinerja yang cukup baik,

meskipun mengalami fluktuasi namun rasio NPF masih dibawah batas

ketentuan Bank Indonesia. Bank Indonesisa (2008) menjelaskan bahwa

perbankan yang memiliki tingkat NPF dibawah 5%, kinerjanya tergolong

relatif baik. Akan tetapi rasio NPF perbankan syariah mengalami kenaikan

yang cukup tinggi dari tahun-tahun sebelumnya. Sampai dengan tahun 2015

NPF perbankan syariah sebesar 4,73% meningkat dari tahun 2014 yang hanya

sebesar 4,40%.

Melalui rasio FDR dapat dilihat perbankan syariah cukup ekspansif

dalam penyaluran pembiayaan kepada masyarakat. Nilai FDR yang

diperkenankan oleh Bank Indonesia adalah pada kisaran 78% hingga 100%.

(Pramudhito, 2014). Hal tersebut dapat terlihat dengan rasio FDR yang sempat

mencapai 100,32% ditahun 2013.

Sedangkan melalui rasio BOPO mengalami fluktuatif. Pada tahun

2015 rasio BOPO yang tertinggi dicapai perbankan syariah sebesar 93,53%

meningkat dari tahun sebelumnya 2014 sebesar 81,69%. Berdasarkan

ketentuan Bank Indonesia, BOPO ideal untuk perbankan nasional adalah 60%

sampai 80%. Dapat dilihat tingkat efisiensi industri perbankan syariah di

Indonesia masih belum efisien karena rasio BOPO rata-rata masih diatas 80%.

Perbankan syariah masih beroperasi tidak efisien dalam penggunaan biaya-

biaya operasionalnya. Berdasarkan data dan penjelasan tersebut maka sangat

diperlukan analisis efisiensi industri perbankan syariah di Indonesia, dan perlu

diketahui komponen apa yang menyebabkan ketidakefisienan industri

perbankan syariah.

Pengukuran efisiensi perbankan yang dilandasi konsep yang tetap

merupakan aspek penting untuk diperhatikan dan sangat dibutuhkan dalam

Page 20: ANALISIS TINGKAT EFISIENSI BANK UMUM SYARIAH (BUS) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39578/1/SITI... · (BUS) DI INDONESIA PERIODE 2011-2015 DENGAN MENGGUNAKAN

5

meneliti kinerja sebuah bank yang kedepannya dibutuhkan untuk mewujudkan

suatu kinerja keuangan yang sehat dan berkelanjutan (sustainable)3.

Penelitian untuk mengukur efisiensi bank di Indonesia telah

berkembang pesat. Salah satunya yang dilakukan oleh Muliaman D. Hadad,

Wimboh Santoso, Dhaniel Ilyas, dan Eugenia Mardanugraha4 dengan

menggunakan pendekatan non-parametrik Data Envelopment Analysis (DEA)

untuk mengukur efisiensi perbankan. Hadad et.al, menyatakan bahwa

penelitian mengenai efisiensi perbankan dengan menggunakan pendekatan

DEA dapat memperoleh hasil yang akurat dibandingkan dengan menggunakan

rasio keuangan atau konsep CAMELS.

Salah satu alasan melakukan penelitian ini adalah untuk menilai

kinerja perbankan yang disebabkan meningkatnya persaingan industri

perbankan khususnya perbankan syariah di Indonesia. Selain itu melihat dari

studi kasus yang telah diteliti sebelumnya, ditemukan permasalahan bahwa

secara rata-rata tingkat efisiensi perbankan syariah tidak mencapai efisiensi

100% dan hanya sedikit periode yang mencapai tingkat efisiensi 100%.

Dengan demikkian, perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk mengukur

tingkat efisiensi perbankan syariah serta bagaimana tindakan yang harus

dilakukan agar perbankan syariah dapat mencapai tingkat efisiensi 100%.

Dengan demikian, berdasarkan latar belakang tersebut di atas, maka

penelitian ini akan mengambil judul “ Analisis Tingkat Efisiensi Bank Umum

Syariah di Indonesia Periode 2011-2015 dengan menggunakan Non-

Parametrik Data Envelopment Analysis (DEA)”.

3 Endri, “Efisiensi Teknis Syariah di Indonesia”, Finance and Banking Journal. Vol.

10, No. 2, 2008. 4 Muliaman D. Hadad, dkk, “Analisis Efisiensi Industri Perbankan Indonesia:

Penggunaan Metode Non-Prametrik Data Envelopment Analysis (DEA)”, Working Paper

Series Bank Indonesia, 2003, h. 3.

Page 21: ANALISIS TINGKAT EFISIENSI BANK UMUM SYARIAH (BUS) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39578/1/SITI... · (BUS) DI INDONESIA PERIODE 2011-2015 DENGAN MENGGUNAKAN

6

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka identifikasi masalah pada

penelitian ini yaitu:

1. Seiring dengan semakin bertambahnya jumlah bank syariah di

Indonesia akan membuat persaingan antar bank syariah meningkat,

karena itu perlu adanya evaluasi kinerja untuk tetap dapat bertahan

dalam kompetisi.

2. Meningkatnya total asset, DPK dan pembiayaan perbankan syariah

akan tetapi diikuti juga dengan meningkatnya rasio NPF dan BOPO,

yang dikhawatirkan nantinya akan mempengaruhi tingkat efisiensi

Bank Umum Syariah.

3. Perhitungan efisiensi dengan menggunakan rasio keuangan memiliki

kelemahan yaitu sulit untuk menyamaratakan apakah rasio itu baik

atau buruk karena tidak terlalu memperhatikan faktor efisiensi.

4. Perhitungan dengan menggunakan metode frontier dianggap lebih baik

salah satunya dengan metode DEA karena dapat mengetahui penyebab

dari inefisiensi.

C. Pembatasan dan Rumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah yang ditemukan, maka peneliti

membatasi permasalahan yang akan diteliti yaitu:

1. Menganalisis tingkat efisiensi dan penyebab inefisiensi Bank Umum

Syariah di Indoensia.

2. Metode analisis yang digunakan adalah pendekatan non-parametrik

Data Envelopment Analysis (DEA).

3. Jangka waktu penelitian dari tahun 2011 sampai tahun 2015.

Dengan membatasi pembahasan, peneliti merumuskan permasalah

sebagai berikut:

1. Bagaimana tingkat efisiensi Bank Umum Syariah di Indonesia tahun

2011 sampai 2015?

Page 22: ANALISIS TINGKAT EFISIENSI BANK UMUM SYARIAH (BUS) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39578/1/SITI... · (BUS) DI INDONESIA PERIODE 2011-2015 DENGAN MENGGUNAKAN

7

2. Apa saja faktor-faktor penyebab inefisiensi pada Bank Umum Syariah

di Indonesia?

D. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Berdasarkan rumusan di atas, tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Untuk mengukur tingkat efisiensi Bank Umum Syariah (BUS) di

Indoneisa tahun 2011 sampai 2015.

2. Untuk menganalisis faktor apa saja yang menyebabkan inefisiensi pada

Bank Umum Syariah di Indonesia.

Adapun manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah:

1. Manfaat Teroritis

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi tambahan pengetahuan

dan referensi bagi pihak akademisi dalam mengkaji tingkat efisiensi

Bank Umum Syariah dengan metode Data Envelopment Analysis

(DEA).

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Pihak Praktisi

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi bagi pihak

praktisi khususnya bagian manajemen bank untuk menjaga tingkat

efisiensi Bank Umum Syariah dan dapat memperbaiki faktor-faktor

yang menyebabkan inefisiensi pada Bank Umum Syariah di

Indonesia.

b. Bagi Masyarakat

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada

masyarakat sebagai sumber informasi mengenai efisiensi Bank

Umum Syariah di Indonesia dan sebagai referensi bagi

masyarakat/nasabah yang hendak atau telah menyimpan dananya

di bank syariah agar menyimpan dananya pada bank syariah yang

efisien.

Page 23: ANALISIS TINGKAT EFISIENSI BANK UMUM SYARIAH (BUS) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39578/1/SITI... · (BUS) DI INDONESIA PERIODE 2011-2015 DENGAN MENGGUNAKAN

8

E. Sistematika Penulisan

Untuk mempermudah penulisan skripsi ini, maka disusun sistematika

penulisan yang terdiri dari 5 (lima) bab yaitu sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

Pada bab ini membahas latar belakang masalah, pembatasan

penelitian, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian,

review studi terdahulu, kerangka pemikiran teoritis, dan sistematika

penulisan penelitian.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Bab ini berisi gambaran umum tentang perbankan syariah serta

menjelaskan tentang konsep efisiensi dengan pengukuran Data

Envelopment Analysis (DEA).

BAB III METODE PENELITIAN

Bab ini berisi sumber data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu

data input dan output pembahasan dan metode analisis yang

digunakan untuk menjawab pertanyaan dengan menggunkan rumus

pengukuran Data Envelopment Analysis (DEA).

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

Bab ini berisi tentang perhitungan data yang diperoleh dalam

penelitian sehingga akan diketahui hasilnya, dan penjelasan kenapa

hal itu bisa terjadi kemudian didapatkan kesimpulan.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini berisi tentang kesimpulan dari hasil-hasil perhitungan

analisis dan berisi saran yang sesuai dengan permasalahan yang

terjadi.

DAFTAR PUSTAKA

Page 24: ANALISIS TINGKAT EFISIENSI BANK UMUM SYARIAH (BUS) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39578/1/SITI... · (BUS) DI INDONESIA PERIODE 2011-2015 DENGAN MENGGUNAKAN

9

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Kajian Teoritis

1. Efisiensi

a. Konsep Efisiensi

Efisiensi merupakan konsep yang mendasar dan lahir dari konsep

ekonomi. Konsep mengenai efisiensi dapat didefinisikan dari berbagai

sudut pandang dan latar belakang yang berbeda. Pada umumnya,

efisiensi dapat diarahkan kepada sebuah konsep tentang pencapaian

suatu hasil dengan penggunaan sumber daya secara optimal.

Ditinjau dari teori ekonomi efisiensi ada dua pengertian, yaitu

efisiensi ekonomi dan efisiensi teknis.5 Efisiensi ekonomi adalah

efisiensi yang mempunyai sudut pandang makro yang memiliki

jangkauan lebih luas. Sedangkan efisiensi teknis adalah efisiensi yang

bersudut pandang mikro, pengukuran efisiensi teknis cenderung

terbatas pada hubungan teknis dan operasional proses konversi input

menjadi output. Oleh karena itu usaha untuk meningkatkan efisiensi

teknis hanya memerlukan kebijakan mikro yang bersifat internal, yaitu

dengan pengendalian dan alokasi sumber daya optimal.

Adapun konsep efisiensi menurut para pakar yaitu, menurut

Dearden seperti dikutip oleh Agus Maulana efisiensi diartikan sebagai

kemampuan suatu unit usaha untuk mencapai tujuan yang

diinginkannya.6 Kemudian Mochtar Effendy menjelaskan lebih rinci

lagi bahwa yang dimaksud efisiensi adalah semua upaya manusia

dalam menyusun dan menggunakan organisasi, tenaga, material, uang,

waktu, dan fasilitas yang terbatas jumlahnya itu agar digunakan

5 Muhammad Ghafur W, Potret Perbankan Syariah Indonesia Terkini (Yogyakarta:

Biruni Press, 2007), h.120. 6 Agus maulana, Sistem Pengendalian Manajemen Edisi 6 jilid 1, (Jakarta: Banurupa

Akasara, 1997) h.46.

Page 25: ANALISIS TINGKAT EFISIENSI BANK UMUM SYARIAH (BUS) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39578/1/SITI... · (BUS) DI INDONESIA PERIODE 2011-2015 DENGAN MENGGUNAKAN

10

sehemat mungkin dengan biaya seminimal mungkin untuk

memperoleh hasil yang maksimal.7 Menurut Irham Fahmi efisiensi

didefinisikan sebagai pengukuran kinerja yang melihat dari segi

pengerjaan sesuai dengan jumlah biaya (cost) yang dikeluarkan,

bahkan akan lebih baik jika bisa melakukan penghematan secara lebih

intensif.8 Sedangkan Rahmat Hidayat mendefinisikan efisiensi sebagai

perbandingan antara keluaran (output) dengan masukan (input).9

Mengacu beberapa konsep efisiensi dari beberapa pakar, dapat

disimpulkan bahwa efisiensi merupakan pengukuran kinerja yang

melihat kemampuan perusahaan dalam menjalankan aktivitasnya untuk

memperoleh hasil tertentu dengan menggunakan input atau biaya yang

minimal untuk menghasilkan suatu keluaran (output).

Efisiensi selalu dikaitkan dengan bagaimana cara perusahaan

dalam mencapai tujuannya. Oleh karena itu, konsep efisiensi sering

kali dilihat dari sisi biaya. Perusahaan selalu berusaha menekan tingkat

biaya sampai pada level minimal untuk menghasilkan tingkat output

yang diinginkan. Dalam Islam konsep efisiensi mendapatkan perhatian

yang sangat penting. Perhatian Islam terhadap perilaku efisiensi

disampaikan Allah SWT dalam Al-Qur’an surat Al-Isra ayat 27:10

هلزبهۦكفوراإ يط وكانٱلش طيه ي نٱلش ريهكاوواإخو ٱلمبذ )٧٢ (ن

Artinya: “Sesungguhnya pemboros-pemboros itu adalah saudara-

saudara syaitan, dan syaitan itu adalah sangat ingkar kepada

tuhannya.”

7 Mochtar Effendy, Manajemen Suatu Pendekatan Berdasarkan Ajaran Islam, Cet.

III, (Palembang:Unsri, 2009), h. 156. 8 Irham Fahmi, Manajemen (Teori, Kasus, dan solusi), (Bandung: Alfabeta, 2012), h.

121. 9 Rahmat Hidayat, Efisiensi Perbankan Syariah Teori dan Praktik, (Bekasi: Gramata

Publishing, 2014), h. 65. 10

Mochtar Effendy, Manajemen Suatu Pendekatan Berdasarkan Ajaran Islam,

Cet.III, h. 156

Page 26: ANALISIS TINGKAT EFISIENSI BANK UMUM SYARIAH (BUS) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39578/1/SITI... · (BUS) DI INDONESIA PERIODE 2011-2015 DENGAN MENGGUNAKAN

11

Ayat di atas menganjurkan kepada manusia untuk tidak

berperilaku boros, dalam hal ini kegiatan ekonomi. Aplikasi ayat

tersebut pada perusahaan atau lembaga keuangan dan perbankan

syariah, dapat diukur dengan melihat tingkat efisiensinya dalam

menggunakan input yang ada untuk menghasilkan tingkat output

maksimum tanpa adanya penghamburan sumber daya (input) yang

dimiliki. Namun efisiensi dalam hal ini bukan berarti dengan menekan

biaya serendah mungkin untuk menghasilkan output maksimal,

sehingga melegalkan segala cara dan tindakan dalam pencapaian

tersebut. Tetapi perusahaan dikatakan efisien apabila menggunakan

input yang lebih sedikit dari jumlah input pada umumnya namun dapat

menghasilkan output yang lebih banyak atau dapat menghasilkan

minimal sama besarnya atau bila perusahaan menggunakan input yang

sama besarnya namun menghasilkan output yang lebih besar dari

biasanya.

Dengan demikian suatu perusahaan dapat dikatakan efisien

apabila: 11

a. Input yang sama dapat menghasilkan output yang lebih besar

b. Input yang lebih kecil dapat menghasilkan output yang sama

c. Input yang lebih besar dapat menghasilkan output yang lebih

besar pula

Sedangkan perusahaan dikatakan kurang efisien apabila

disebabkan dua hal:

a. Kegagalan menggunakan sumber daya secara efisien atau

terjadi ketidakefisiensian dalam penggunaan

b. Kegagalan perusahaan dalam mengkombinasikan sumber

daya tersebut secara optimal

11

Muhammad Ghafur W, Potret Perbankan Syariah di Indonesia Terkini: Kajian

Kritis Perkembangan Perbankan Syariah, h.120.

Page 27: ANALISIS TINGKAT EFISIENSI BANK UMUM SYARIAH (BUS) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39578/1/SITI... · (BUS) DI INDONESIA PERIODE 2011-2015 DENGAN MENGGUNAKAN

12

Efisiensi merupakan salah satu parameter kinerja yang mendasari

seluruh kinerja suatu organisasi dalam menghasilkan output yang

maksimal dengan input yang ada sebagai ukuran kinerja yang

diharapkan. Tingkat efisiensi suatu perusahaan dapat berubah-ubah

disebabkan adanya faktor-faktor yang mempengaruhi. Faktor-faktor

yang mempengaruhi efisiensi suatu perusahaan, ada empat faktor

yaitu:

a. Efisiensi karena arbitrase ekonomi

b. Efisiensi karena ketetapan penilaian dasar aset-asetnya

c. Efisiensi karena lembaga keuangan bank mampu

mengantisipasi risiko yang akan muncul

d. Efisiensi karena berkaiatan erat dengan mekanisme

pembayaran yang dilakukan oleh sebuah lembaga keuangan

2. Macam-Macam Efisiensi

Menurut Farrell efisiensi dari perusahaan terdiri atas dua, yaitu

technical efficiency dan allocative efficiency.12

a. Technical efficiency (TE) yaitu mencerminkan kemampuan

dari perusahaan dalam menghasilkan sebuah output dari

sejumlah input yang tersedia. Technical efficiency mengukur

proses produksi dalam menghasilkan sejumlah output tertentu

dengan menggunakan input seminimal mungkin.

b. Allocative Efficiency (AE) yaitu mencerminkan kemampuan

perusahaan dalam mengoptimalkan penggunaan inputnya

dengan struktur harga dan teknologi produksinya.

Selain kedua jenis efisiensi tersebut menurut Prasetyo seperti

dikutip oleh Aam et.al, terdapat kombinasi antara technical erfficiency

dan allocative efficiency yang disebut economic efficiency (efisiensi

12

M. J.Farrell, The Measurment of Productive Efficiency, Royal Statistical society

(1957), h. 253

Page 28: ANALISIS TINGKAT EFISIENSI BANK UMUM SYARIAH (BUS) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39578/1/SITI... · (BUS) DI INDONESIA PERIODE 2011-2015 DENGAN MENGGUNAKAN

13

ekonomi).13

Pada efisiensi ekonomi, untuk tingkat output tertentu suatu

perusahaan dikatakan efisien secara ekonomi jika perusahaan tersebut

menggunakan biaya dimana biaya per unit output adalah yang paling

minimal. Dengan kata lain, untuk tingkat output tertentu suatu proses

produksi dikatakan efisien secara ekonomi jika tidak ada proses

lainnya yang dapat digunakan untuk memproduksi tingkat output

tersebut pada biaya per unit yang paling kecil.

Apabila dilihat dari sektor finansial termasuk industri perbankan

terdapat tiga pendekatan konsep dasar efisiensi yaitu Cost Efficiency,

Standard Profit Efficiency, dan Alternative Profit Efficiency.14

a. Cost Efficiency pada dasarnya mengukur tingkat biaya suatu

bank dibandingkan dengan bank yang memiliki biaya operasi

terbaik (best practice bank`s cost) yang menghasilkan output

yang sama dengan teknologi yang sama.

b. Standard Profit Efficiency pada dasarnya mengukur tingkat

efisiensi suatu bank didasarkan pada kemampuan bank untuk

menghasilkan profit maksimal pada tingkat harga output

tertentu dibandingkan dengan tingkat keuntungan bank yang

beroperasi terbaik (best practice bank) dalam sampel. Model

ini seringkali dikaitkan dengan suatu kondisi pasar

persaingan sempurna dimana harga input dan output

ditentukan oleh pasar. Dengan kata lain tidak satu pun bank

yang dapat menentukan harga input maupun harga output

sehingga bank bertindak sebagai price taking agent.

c. Alternative Profit Efficiency seringkali dikaitkan dengan

suatu kondisi pasar persaingan tidak sempurna (imperfect

market competition), dimana bank diasumsikan memiliki

market power dalam menentukan harga output namun tidak

13

Aam Slamet Rusdian dan Tim Smart Consulting, Mengukur Tingkat Efisiensi

dengan Menggunakan Data Envelopment Analysis, (Bogor: SMART Publishing, 2013), h. 15 14

Rahmat Hidayat, Efisiensi Perbankan Syariah Teori dan Praktik, h. 67.

Page 29: ANALISIS TINGKAT EFISIENSI BANK UMUM SYARIAH (BUS) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39578/1/SITI... · (BUS) DI INDONESIA PERIODE 2011-2015 DENGAN MENGGUNAKAN

14

pada harga input. Karena perbedaan jenis pasar tersebut maka

perbedaan yang paling menonjol antara kedua model ini

(standard profit efficiency dan alternative profit efficiency)

adalah pada penentuan variabel eksogen didalam pencapaian

keuntungan maksimum yaitu tingkat output.

3. Pengukuran Efisiensi

Konsep pengukuran efisiensi pertama kali diperkenalkan oleh

Farrell (1957) pada saat melakukan pengukuran efisiensi secara

empirik. Farell mengilustrasikan idenya dengan sebuah perusahaan

tertentu yang menggunakan dua buah input (x₁ dan x₂) untuk

memproduksi sebuah output tunggal (y) dengan sebuah asumsi

Constant Return to Scale (CRS).

Pengukuran efisiensi dapat dilihat dari dua pendekatan:

a. Pendekatan Teknis

Efisiensi dengan pendekatan teknis merupakan suatu

ukuran yang membandingkan antara keluaran (output) dan

masukan (input), atau jumlah yang dihasilkan dari sejumlah

input yang digunakan. Efisiensi merupakan perbandingan

antara output dan input yang berhubungan dengan

tercapainya output maksimum dengan sejumlah input

tertentu, yang berarti jika rasio output-input semakin besar

maka efisiensi dikatakan semakin tinggi.

b. Pendekatan Biaya

Efisiensi dengan penedekatan biaya adalah mengukur

sejauh mana biaya yang dikeluarkan oleh suatu unit ekonomi

atau perusahaan untuk mendapatkan hasil (keluaran) tertentu

yang diharapkan, sehingga dapat dibuat perbandingan antara

kedua variabel tersebut. Efisiensi akan tercapai ketika

pendapatan marjinal = biaya marjinal. Perusahaan akan

mengalami kondisi yang tidak efisien ketika biaya marjinal

Page 30: ANALISIS TINGKAT EFISIENSI BANK UMUM SYARIAH (BUS) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39578/1/SITI... · (BUS) DI INDONESIA PERIODE 2011-2015 DENGAN MENGGUNAKAN

15

untuk menambah hasil produksi sudah lebih besar dari

pendapatan marjinalnya. Sehingga ketika memproduksi

dengan tambahan biaya yang semakin besar akan

memperkecil keuntungan (laba perusahaan).

Pengukuran efisiensi dapat dilihat melalui dua fokus, yaitu fokus

pada sisi input dan sisi output: 15

a. Pengukuran efisiensi berorientasi input (Input-Oriented

Measures)

Efisiensi dari segi input yaitu dengan input yang ada

atau yang ditetapkan, kemudian ditetapkan hasil minimum

yang harus dapat dicapai. Jika hasil yang dicapai di bawah

hasil minimum, cara kerjanya termasuk tidak efisien. Apabila

hasil yang dicapai persis sama dengan hasil minimum yang

ditetapkan, cara kerjanya termasuk normal. Tetapi jika hasil

yang dicapai lebih dari hasil minimum yang ditetapkan, cara

kerjanya termasuk efisien.

Pendekatan sisi input digunakan untuk menjawab

berapa banyak kuantitas input dapat dikurangi dengan

proposional untuk memproduksi kuantitas output yang sama.

Pendekatan input ini dipakai jika pasar sudah mengalami

tingkat “jenuh” sehingga perusahaan perlu mengetahui

tingkat efisensi dari sumber daya yang ada saat ini.

Diasumsikan, jika sebuah perusahaan menggunakan dua jenis

input (X1 dan X2) untuk memperoduksi satu jenis output (Y1)

dengan asumsi Constant Return to Scale (CRS).

Konsep efisiensi dari pedekatan sisi input dapat dilihat

pada grafik di bawah ini:

15

Hendri Tanjung dan Abrista Devi, Metodelogi Penelitian Ekonomi Islam, (Jakarta:

Gramata Publishing. 2013), h. 320.

Page 31: ANALISIS TINGKAT EFISIENSI BANK UMUM SYARIAH (BUS) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39578/1/SITI... · (BUS) DI INDONESIA PERIODE 2011-2015 DENGAN MENGGUNAKAN

16

Grafik 2.1.

Pengukuran Efisiensi Berorientasi Input

x₂/q S

P

C Q

R

Q’ C’ S’ x₁/q 0 A’

Sumber: Coelli, et,al., (2005)

Unit Bisnis yang berada pada titik Q adalah perusahaan

yang paling efisien dalam kumpulan unit bisnis atau unit

bisnis yang paling efisien secara teknis. Sedangkan unit

bisnis yang berada pada titik P adalah unit bisnis yang

tergolong kurang efisien. Unit bisnis ini dapat menjadi unit

bisnis yang lebih efisien jika mengurangi kedua jenis

inputnya X1 danX2 untuk memproduksi 1 unit output

sehingga unit bisnis tersebut berada di titik Q. Jarak PQ

disebut sebagai potential improvment, yaitu berapa banyak

kuantitas input yang dapat dikurangi secara proporsional

untuk memproduksi kuantitas output yang sama. Ukuran

efisiensi teknis sebuah unit bisnis dalam kelompok unit bisnis

(TEi) secara umum diukur dengan rasio:

TEi = 0Q/0P =1-QP/0P

Sehingga 0 ≤ TEi ≤ = 1 menunjukkan bahwa unit bisnis

i adalah yang paling efisien secara teknis di antara kelompok

unit bisnisnya. Garis AA’ adalah garis isocost yang

menunjukkan rasio harga (price ratio) antara input 2 terhadap

Page 32: ANALISIS TINGKAT EFISIENSI BANK UMUM SYARIAH (BUS) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39578/1/SITI... · (BUS) DI INDONESIA PERIODE 2011-2015 DENGAN MENGGUNAKAN

17

input 1. Efisiensi alokatif (AE) unti bisnis i yang berada pada

titik P, ditunjukkan oleh rasio:

AEi = 0R/0P = 1-RQ/0Q

RQ menunjukkan pengurangan biaya produksi yang

akan terjadi jika produksi dilakukan pada itik yang efisien

baik secara teknis maupun alokatif Q’.

Efisiensi Ekonomis (EEi) unit bisnis i adalah

merupakan produk atau hasil perkalian antara efisiensi teknis

(TEi) dengan efisiensi alokatif (AEi). Secara matematis dapat

dilihat pada persamaan berikut ini:

EEi = TEi x AEi = 0R/0P = 1- (QP/0P) x (RQ/0Q)

Dimana 0 ≤ TEi, AEi, EEi ≤ = 1

b. Pengukuran efisiensi berorientasi output (Output-Oriented

Measures)

Efisiensi ditinjau dari segi output yaitu hasil minimum

yang dikehendaki ditetapkan terlebih dahulu, kemudian input

maksimalnya juga ditetapkan. Ini merupakan batas normal

input. Jika input lebih sedikit dari pada yang ditetapkan, itu

termasuk efisien. Tetapi jika input lebih banyak, itu termasuk

tidak efisien. Pendekatan sisi output menjawab seberapa

banyak kuantitas output dapat ditingkatkan secara

proporsional dengan kuantitas input yang sama. Diasumsikan

misalnya perusahaan dengan 2 output (Y1 dan Y2) dan 1 jenis

input (X1) dengan asumsi CRS.

Konsep ukuran efisiensi dengan pendekatan sisi output

dapat dilihat pada grafik di bawah ini:

Page 33: ANALISIS TINGKAT EFISIENSI BANK UMUM SYARIAH (BUS) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39578/1/SITI... · (BUS) DI INDONESIA PERIODE 2011-2015 DENGAN MENGGUNAKAN

18

Tabel 2.2.

Pengukuran Efisiensi Berorientasi Output

Y2/x

D E

C

Z B

B’

A C’

0 Z’ Y1/x

Sumber: Coelli, et,al., (2005)

TEi = 0A/0B = 1-AB/0B

Jika kita memiliki informasi tentang harga output, maka

efisiensi alokatif (AE1) dapat dihitung dengan:

AEi = 0B/0C = 1-BC/0C

Potential improvment pada titik C memiliki arti bahwa

perusahaan di titik B masih dapat meningkatkan

pendapatannya dengan berproduksi di titik B masih dapat

meningkatkan pendapatannya dengan berproduksi di titik

yang efisien secara teknis dan alokatif, yaitu di titik B’.

Secara umum efisiensi ekonomis adalah:

EEi = TEi x AEi = 0A/0C = 1- 0A/0B x 0B/0C

Ukuran efisiensi relatif, baik melalui pendekatan input

dan output sama-sama membutuhkan pendefinisian garis

pembatas (frontier) yang menunjukkan unit-unit bisnis yang

secara relatif paling efisien dari kelompok unit bisnisnya.

Page 34: ANALISIS TINGKAT EFISIENSI BANK UMUM SYARIAH (BUS) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39578/1/SITI... · (BUS) DI INDONESIA PERIODE 2011-2015 DENGAN MENGGUNAKAN

19

4. Konsep Efisiensi Bank

Perbankan sebagai salah satu lembaga keuangan yang memiliki

peranan penting dituntut untuk memiliki kinerja yang baik. Salah satu

indikatornya adalah efisiensi. Tingkat efisiensi yang dicapai

merupakan cerminan dari kualitas kinerja yang baik. Kemampuan

menghasilkan output yang maksimal dengan input yang ada

merupakan ukuran kinerja yang diharapkan. Pada saat pengukuran

efisiensi dilakukan, bank dihadapkan pada kondisi bagaimana

mendapatkan tingkat output yang optimal dengan tingkat input yang

ada, atau mendapatkan tingkat input yang minimum dengan tingkat

output tertentu.

Barger dan Mester (2006) memandang efisiensi perbankan dapat

dilihat dari dua sisi, yaitu dari sisi biaya (cost efficiency) dan dari sisi

keuntungan (profit efficiency). Dilihat dari sisi biaya, sebuah bank

dinilai dengan membandingkan antara bank yang memiliki biaya

beroperasi terbaik (best practice bank’s cost) yang menghasilkan

output yang sama dan teknologi yang sama. Sementara dari sisi

keuntungan (profit efficiency) mengukur tingkat efisiensi dari

kemampuan bank dalam menghasilkan laba/keuntungan pada unit

input yang digunakan.

Oleh karena itu efisiensi dalam dunia perbankan mencakup

penilaian efisiensi usaha dan efisiensi biaya. Efisiensi usaha yaitu

menilai bagaimana aktivitas yang dilaksanakan oleh sebuah bank

mampu menghasilkan target yang ingin dicapai. Sedangkan efisiensi

biaya menilai seberapa besar pengeluaran biaya yang digunakan oleh

sebuah bank untuk melaksanakan aktivitas usahanya.

5. Pengukuran Efisiensi Bank

Ada tiga jenis pendekatan untuk mengukur tingkat efisiensi

khususnya perbankan, yaitu:

Page 35: ANALISIS TINGKAT EFISIENSI BANK UMUM SYARIAH (BUS) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39578/1/SITI... · (BUS) DI INDONESIA PERIODE 2011-2015 DENGAN MENGGUNAKAN

20

a. Pendekatan rasio

Pendekatan rasio dalam mengukur efisiensi dilakukan

dengan cara menghitung perbandingan output dengan input

yang digunakan. Pendekatan rasio akan dinilai memiliki

efisiensi yang tinggi apabila dapat memproduksi jumlah

output maksimal dengan jumlah input yang seminimal

mungkin.

Efisiensi=

Akan tetapi, formula di atas tidaklah memadai

mengingat fakta yang ada banyak sekali input dan output

yang berhubungan dengan sumber daya, aktivitas dan faktor

lingkungan yang berbeda.16

Sehingga pendekatan ini

memiliki kelemahan apabila terdapat banyak input dan

banyak output yang dihitung, akan menimbulkan banyak

hasil perhitungan sehingga menghasilkan asumsi yang tidak

tegas.

b. Pendekatan regresi

Pendekatan ini dalam mengukur efisiensi menggunakan

sebuah model dari tingkat output tertentu sebagai fungsi dari

berbagai tingkat input tertentu. Fungsinya dapat disajikan

sebagai berikut:

Y= f (X1, X2, X3, X4, ...........Xn)

Dimana: Y = output

X = input

Pendekatan regresi akan menghasilkan estimasi

hubungan yang dapat digunakan untuk memproduksi tingkat

output yang dihasilkan sebuah Unit Kegiatan Ekonomi

(UKE) pada input tertentu. UKE tersebut akan dinilai efisien

16

Hendri Tanjung & Abrista Devi, Metodologi Penelitian Ekonomi Islam, h. 321.

Page 36: ANALISIS TINGKAT EFISIENSI BANK UMUM SYARIAH (BUS) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39578/1/SITI... · (BUS) DI INDONESIA PERIODE 2011-2015 DENGAN MENGGUNAKAN

21

bila mampu menghasilkan jumlah output lebih banyak

dibandingkan jumlah output hasil estimasi. Pendekatan ini

juga tidak dapat mengatasi kondisi banyak output, karena

hanya satu indikator output yang dapat ditampung dalam

sebuah persamaan regresi.

c. Pendekatan frontier

Pendekatan frontier dalam mengukur efisiensi

dibedakan menjadi dua jenis yaitu pendekatan frontier

parametrik dan non parametrik.17

1) Pendekatan parametrik

Pendekatan parametrik adalah suatu tes yang

modelnya menetapkan adanya syarat-syarat tertentu

tentang perameter populasi yang merupakan sumber

penelitiannya. Pendekatan frontier parametrik dapat

diukur dengan menggunkaan metode Stochastic

Frontier Approach (SFA) dan Distribution Free

Approach (DFA). Pendekatan parametrik memiliki

beberapa kelebihan:

a) Uji hipotesis secara statistik bisa dilakukan

b) Dilibatkannya disturbance term yang bisa

mewakili kesalahan yang terjadi dalam

pengukuran

Namun pendekatan parametrik juga memiliki

kelemahan-kelemahan diantaranya:

a) Sampel yang digunakan harus banyak

b) Tidak bisa diketahui faktor penyebab dari

ketidakefisienan dari suatu unit

c) Antara variabel input dan output harus

terdapat hubungan fungsional

17

Rahmat Hidayat, Efisiensi Perbankan Syariah Teori dan Praktik, h. 69.

Page 37: ANALISIS TINGKAT EFISIENSI BANK UMUM SYARIAH (BUS) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39578/1/SITI... · (BUS) DI INDONESIA PERIODE 2011-2015 DENGAN MENGGUNAKAN

22

2) Pendekatan non parametrik

Pendekatan non parametrik adalah tes yang

modelnya tidak menetapkan syarat-syarat mengenai

parameter populasi yang merupakan induk sampel

penelitiannya. Pendekatan frontier non parametrik

diukur dengan menggunakan metode Data

Envelopment Analysis (DEA).

DEA merupakan suatu metode yang

bertujuan untuk mengevaluasi efisiensi dari suatu

UPK dengan menggunakan sejumlah input untuk

memperoleh output yang ditargetkan. Selain itu,

DEA juga dapat digunakan untuk menilai kinerja

relatif UKE dengan mengidentifikasi unit kerja

terbaik dari UKE di pasar kompetitif, serta

mengidentifikasi cara-cara untuk meningkatkan

kinerja apabila UKE tersebut bukan termasuk

golongan UKE dengan kinerja terbaik. DEA

memiliki beberapa kelebihan seperti:

a) Setiap UKE dibandingkan secara langsung

satu sama lainnya

b) Input dan output yang digunakan bisa

memiliki satuan unit yang berbeda

c) Bisa mengukur efisiensi dengan

menggunakan banyak input dan banyak

output

d) Tidak membutuhkan asumsi hubungan

fungsional antara variabel input dan output

Namun, DEA juga memiliki keterbatasan-

keterbatasan dalam pengaplikasiannya seperti:

Page 38: ANALISIS TINGKAT EFISIENSI BANK UMUM SYARIAH (BUS) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39578/1/SITI... · (BUS) DI INDONESIA PERIODE 2011-2015 DENGAN MENGGUNAKAN

23

a) Satu outlier bisa secara signifikan

mempengaruhi perhitungan efisiensi dari

setiap perusahaan

b) Uji hipotesis secara statistik tidak bisa

dilakukan

c) Merupakan extreme point thecnique,

kesalahan pengukuran bisa bersifat fatal

6. Hubungan Input dan Output dalam Pengukuran Efisiensi Bank

Dalam penentuan input dan output untuk mengukur efsiensi,

menurut Hadad seperti dikutip oleh Ascarya dkk,18

terdapat tiga

pendekatan untuk mengetahui hubungan antara variabel input-

outpunya, diantaranya yaitu:

a. Pendekatan produksi,

Pendekatan produksi melihat aktivitas bank sebagai

sebuah produksi jasa bagi para depositor dan peminjam kredit

untuk mencapai tujuannya yaitu memproduksi output-output

yang diinginkan. Pada pendekatan produksi ini bank

ditempatkan sebagai unit kegiatan ekonomi yang

menghasilkan output berupa simpanan beserta kredit

pinjaman, sedangkan inputnya berupa jumlah tenaga kerja,

pengeluaran modal pada aktiva tetap, dan material lainnya.

Pendektan produksi sesuai dengan fungsi bank sebagai agent

of services. Pendekatan ini lebih efektif untuk mengevaluasi

kinerja suatu cabang dalam suatu bank.

b. Pendekatan intermediasi

Pendekatan intermediasi ini menempatkan bank sebagai

unit kegiatan ekonomi yang bertindak sebagai perantara yaitu

18

Ascarya, Diana Yumanita, Guruh S. R. Analisis Efisiensi Perbankan Konvensional

dan Perbankan Syariah di Indonesia Data Envelopment Analysis, (Jakarta: Kencana Prenada

Medua Grup, 2008), h. 113.

Page 39: ANALISIS TINGKAT EFISIENSI BANK UMUM SYARIAH (BUS) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39578/1/SITI... · (BUS) DI INDONESIA PERIODE 2011-2015 DENGAN MENGGUNAKAN

24

mentransfer aset-aset keuangan dari unit-unit yang kelebihan

dana kepada unit-unit yang kekurangan dana. Pendekatan ini

menjadikan total pinjaman kredit, sekuritas, dan investasi

finansial sebagai output, sedangkan inputnya adalah biaya

bunga pada deposito, tenaga kerja, dan modal.

c. Pendekatan aset

Pendekatan aset merupakan pengembangan dari

pendekatan intermediasi dimana bank mencerminkan fungsi

utama sebuah lembaga keuangan sebagai pencipta kredit

pinjaman, sehingga output dari pendekatan ini adalah

kemampuan bank dalam menghimpun dana dalam bentuk

kredit, surat-surat berharga, aktiva lancar, dan alternatif aset

lainnya. Input dalam pendekatan ini berupa bentuk aset yang

dimiliki bank.

2. Data Envelopment Analysis (DEA)

DEA adalah teknik pemrograman linier yang digunakan untuk

mengukur tingkat efisiensi suatu organisasi dengan menggunakan

sejumlah input dan output sebagai evaluasi dan sebagai tolak ukur dalam

membuat keputusan. DEA dikembangkan pertama kali oleh Farell pada

tahun 1957 yang mengukur efisiensi teknik satu input dan satu output

menjadi multi input dan multi output, menggunakan angka nilai efisiensi

relatif sebagai rasio input (single virtual input) dengan output (single

virtual output).

Keuntungan menggunakan DEA adalah mampu mengidentifikasi

unit yang digunakan sebagai referensi yang dapat membantu menentukan

penyebab dan jalan keluar dari ketidakefisienan yang merupakan

keutungan utama dalam aplikasi manajerial. DEA dapat menggunakan

banyak input dan output serta tidak membutuhkan asumsi bentuk fungsi

variabel input dan output tersebut. DEA juga tidak memerlukan spesifikasi

yang lengkap dari bentuk fungsi yang menunjukkan hubungan produksi

Page 40: ANALISIS TINGKAT EFISIENSI BANK UMUM SYARIAH (BUS) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39578/1/SITI... · (BUS) DI INDONESIA PERIODE 2011-2015 DENGAN MENGGUNAKAN

25

dan distibusi dari observasi. Karena itu keuntungan utama dari DEA

adalah tidak membutuhkan asumsi awal mengenai bentuk fungsi produksi.

Sebaliknya DEA membentuk fungsi produksi yang paling baik semata-

mata berdasarkan data observasi.19

Sedangkan kekurangan dari DEA adalah frontier sangat sensitif

terhadap observasi-observasi ekstrim dan perhitungan-perhitungan error,

sehingga deviasi-deviasi dari frontier diindikasikan sebagai inefisiensi.

Karena DEA merupakan pengukuran dengan metode non-parametrik,

maka uji hipotesis secara statistik hasil DEA sulit dilakukan sehingga idak

dapat diambil kesimpulan secara statistik. DEA hanya mengukur efisiensi

relatif antar UKE dalam suatu penelitian bukan efisiensi absolut.

Ada dua model dalam pengukuran efisiensi suatu perusahaan yang

dalam literatur DEA disebut Unit Pembuat Keputusan. Model pengukuran

efisiensi tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Constant Return to Scale (CRS)

Model ini pertama kali diperkenalkan oleh Charnes, Cooper

dan Rhodes (model CCR) pada tahun 1978.20

Model DEA

dengan rancangan CRS mengansumsikan bahwa rasio

penambahan input dan output adalah sama (Constant Return To

Scale) artinya jika ada tambahan input sebesar x maka output

akan meningkat sebesar x kali juga. Asumsi lain yang digunakan

dalam model ini adalah setiap Unit Kegiatan Ekonomi (UKE)

beroperasi pada skala yang optimal. Namum dalam kenyataannya

meskipun UKE tersebut beroperasi dengan sumber daya (input)

yang sama dan menghasilkan output yang sama pula tetapi

dengan kondisi internal dan eksternalnya mungkin berbeda

sehingga dapat menyebabkan sebuah UKE tidak berada dalam

19

I. Jemric dan Vujcic B, Efficiency of Banks in Croatia: A DEA Approach,

Comparative Economic Studies, 2002, h. 169. 20

Timothy J. Coelli et al, An Introduduction to Efficiency and Productivity Analysis,

h. .58.

Page 41: ANALISIS TINGKAT EFISIENSI BANK UMUM SYARIAH (BUS) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39578/1/SITI... · (BUS) DI INDONESIA PERIODE 2011-2015 DENGAN MENGGUNAKAN

26

skala optimal. Asumsi dalam model CRS hanya sesuai digunakan

ketika semua UKE beroperasi dalam skala optimal.21

Apabila

faktor-faktor seperti persaingan yang tidak sempurna dan

hambatan-hambatan keuangan yang menyebabkan UKE tidak

dapat beroperasi dalam skala yang optimal, maka model CRS

akan menghasilkan technical efficiency yang tidak sesuai karena

scale efficiency yang tidak sesuai. Rumus dari Constant Return to

Scale (CRS), yaitu

∑ - ∑

j=1,...,n

μk ≥ Ɛ, ʋi ≥ Ɛ k=1,...,p

i=1,...,m

Dimana maksimasi di atas merupakan efisiensi teknis

(CCR), xij adalah banyaknya input tipe ke-i dari UPK ke –j dan

ykj adalah jumlah output tipe ke-k dari UPK ke-j. Nilai efisiensi

selalu kurang dari 1 atau sama dengan 1. UPK yang efisiensinya

yang kurang dari 1 berarti inefisiensi sedangkan UPK yang nilai

efisiensinya sama dengan 1 berarti UPK tersebut efisien.

2. Variabel Return to Scale (VRS)

Variabel ini dikembangkan oleh Banker, Charnes, dan

Cooper (BCC) pada tahun 1984 dan merupakan pengembangan

dari model CCR. Model ini beranggapan bahwa perusahaan tidak

atau belum beroperasi pada skala yang optimal. Asumsi model

ini adalah bahwa rasio antara penambahan input dan output tidak

sama. Artinya penambahan input sebesar x kali tidak akan

21

B. Casu dan Molyneux P, A Comparative Study of Efficinecy in European

Banking, Applied Economics, (2003), h. 1865.

Page 42: ANALISIS TINGKAT EFISIENSI BANK UMUM SYARIAH (BUS) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39578/1/SITI... · (BUS) DI INDONESIA PERIODE 2011-2015 DENGAN MENGGUNAKAN

27

meyebabkan output meningkat sebesar x kali, bisa lebih kecil

atau lebih besar dari x kali. Pendekatan ini relatif tepat digunakan

dalam menganalisis efisiensi kinerja pada perusahaan jasa

termasuk bank. Variable return to scale merupakan asumsi yang

lebih tepat digunakan untuk sampel yang besar.22

Model VRS ini

menggambarkan secara technical efficiency secara keseluruhan

yang terdiri dari dua komponen: pure technical efficiency dan

scale efficiency. pure technical efficiency menggambarkan

kemampuan manajer perusahaan atau UKE untuk memanfaatkan

sumber daya yang dimilikinya. Sedangkan scale efficiency

menggambarkan suatu perusahaan atau UKE dapat beroperasi

pada skala produksi yang tepat.

Rumus VRS dapat dituliskan dengan persamaan

matematika sebagai berikut:

∑ - ∑

j=1,...,n

μk ≥ Ɛ, ʋi ≥ Ɛ k=1,...,p

i=1,...,m

Maksimalisasi di atas merupakan efisiensi teknis (BCC), xij

adalah banyakanya input tipe ke-i dari UKE ke-j dan ykj adalah

jumlah output tipe ke-r dari UKE ke-j. Nilai efisiensi selalu

kurang dari atau sama dengan 1. UKE yang nilai efisiensinya

kurang dari 1 berarti inefisiensi sedangkan UKE yang nilai

efisiensinya sama dengan 1 berarti UKE tersebut efisien.

22

N. Avkiran K, the Evidence on Efficiency Gains: The Role of Margers and The

Benefits to Public, Journal of Banking & Finance, (1999),h. 991.

Page 43: ANALISIS TINGKAT EFISIENSI BANK UMUM SYARIAH (BUS) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39578/1/SITI... · (BUS) DI INDONESIA PERIODE 2011-2015 DENGAN MENGGUNAKAN

28

3. Bank Syariah

1. Pengertian Bank Syariah

Secara umum, pengertian bank syariah adalah bank yang

pengoperasiannya sesuai dengan prinsip syariat Islam. Menurut

Undang-Undang No. 21 tahun 2008 tentang perbankan syariah, yang

dimaksud dengan bank syariah adalah bank yang menjalankan

kegiatan usahanya berdasarkan prinsip syariah dan menurut jenisnya

terdiri atas Bank Umum Syariah dan Bank Pembiayaan Rakyat

Syariah. Sedangkan Menurut Syafi’i Antonio bank Islam atau disebut

juga dengan bank syariah adalah bank yang beroperasi dengan tidak

mengandalkan pada bunga.23

Menurut Muhammad, memberikan dua

definisi terhadap bank syariah, yaitu bank yang beroperasi sesuai

dengan prinsip-prinsip syariat Islam dan bank yang tata cara

beroperasinya mengacu pada ketentuan-ketentuan Al-Qur’an dan

Hadits. 24

Berdasarkan pengertian-pengertian di atas dapat disimpulkan

bahwa bank syariah adalah badan usaha yang fungsinya sebagai

penghimpun dana dari masyarakat dan penyalur dana kepada

masyarakat, yang sistem dan mekanisme kegiatan usahanya

berdasarkan kepada hukum Islam atau prinsip syariah sebagaimana

yang diatur dalam al-Quran dan Hadits.

2. Karakteristik Bank Syariah

Kegiatan bank syariah merupakan implementasi dari prinsip

ekonomi Islam dengan karakteristik, yakni:

a) Pelarangan riba dalam berbagai bentuknya

b) Tidak mengenal konsep nilai waktu dari uang (time value of

money)

23

Muhammad Syafii Antonio, Bank Syariah dari Teori ke Praktik, (Jakarta: Gema

Insani, 2011), h. 35. 24

Muhammad, Manajemen Pembiayaan Bank Syariah, (Yogyakarta: UUP AMP

YKPN, 2005), h. 13.

Page 44: ANALISIS TINGKAT EFISIENSI BANK UMUM SYARIAH (BUS) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39578/1/SITI... · (BUS) DI INDONESIA PERIODE 2011-2015 DENGAN MENGGUNAKAN

29

c) Konsep uang sebagai alat tukar bukan sebagai komoditas

d) Tidak diperkenalkan melakukan kegaitan yang bersifat

spekulatif

e) Tidak diperkenankan menggunakan dua harga untuk satu

barang

f) Tidak diperkenankan dua transaksi dalam satu akad

Oleh karena itu, dalam operasinya perbankan syariah tidak

menerapkakan sistem bunga seperti bank konvesional tetapi

menerapkan sistem bagi hasil. Hal ini sesuai dengan fatwa MUI

tanggal 16 Desember 2003 yang menggolongkan bunga bank termasuk

riba menurut Al-Qur’an riba adalah haram.

Bank syariah dalam menjalankan kegiatannya mempunyai dua

peran utama yaitu sebagai badan usaha (tamwil) dan badan sosial

(maal). Sebagai badan usaha, bank syariah mempunyai beberapa

fungsi yaitu sebagai manajer investasi, investor dan jasa pelayanan.

Bank syariah sebagai manajer investasi melakukan

penghimpunan dana dari para investor/nasabah dengan prinsip wadiah

yad dhamanah (titipan), mudharabah (bagi hasil) atau ijarah (sewa).

Sedangkan bank syariah sebagai investor yaitu melakukan penyaluran

dana melalui kegiatan investasi dengan prinsip bagi hasil, jual beli dan

sewa.

Sebagai penyedia jasa, bank syariah menyediakan jasa keuangan,

jasa nonkeuangan dan jasa keagenan. Pelayanan jasa keuangan antar

lain dilakukan dengan prinsip wakalah (pemberian mandat), kafalah

(bank garansi), hiwalah (pengalihan hutang), rahn (jaminan

utang/gadai), qardh (pinjaman kebajikan untuk dana talangan), sharf

(jual beli valuta asing) dan lain-lain.

Sedangkan pelayanan jasa non keuangan dalam bentuk wadiah

yad amanah (safe deposit box) dan pelayanan jasa keagenan dengan

Page 45: ANALISIS TINGKAT EFISIENSI BANK UMUM SYARIAH (BUS) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39578/1/SITI... · (BUS) DI INDONESIA PERIODE 2011-2015 DENGAN MENGGUNAKAN

30

prinsip mudharabah muqayyadah. Sementara itu sebagai badan sosial,

bank yariah mempunyai fungsi sebagai peneglola dana sosial untuk

penghimpunan dan penyaluran zakat, infak, dan Shadaqah (ZIS), serta

penyaluran qardhul hasan (pinjaman kebajikan).

B. Review Studi Terdahulu

Penelitian tentang efisiensi dengan menggunakan metode frontier telah

banyak dilakukan salah satunya dengan menggunakan statistik non-parametrik

yaitu DEA (Data Envelopment Analysis). Seperti penelitian yang dilakukan

oleh M. Mahbubi Ali dan Ascarya (2010) dalam jurnal yang berjudul Finance

& Business Review. Penelitian ini bertujuan untuk mengukur tingkat efisiensi

Baitul Maal Wat Tamwil (BMT) dengan mengambil Studi kasus BMT MMU

dan BMT UGT sidogiri pasuruan tingkat cabang dengan total sampel 50

cabang. Metode analisis yang digunakan adalah Two Satge DEA. Variabel

penelitian yang digunakan yaitu, input: beban bagi hasil (I1), biaya personalia

(I2), beban umum dan administrasi (I3) output: DPK (O1), jumlah pembiayaan

yang disalurkan (O2), pendapatan laba usaha (O3), dan pendapatan operasional

(Y4). Hasil perhitungan DEA menunjukkan efisiensi overall technical BMT

MMU (0,84) dan BMT UGT (0,88) pada tahun 2008 masih kurang optimal.

Penyebab utama inefisiensi BMT MMU adalah penyaluran pembiayaan,

sementara sumber utama inefisiensi BMT UGT adalah penghimpunan dana

pihak ketiga yang kurang maksimal. Hasil pengolahan Tobit menunjukkan

bahwa kekuatan modal dan ukuran BMT memiliki pengaruh positif secara

signifikan terhadap efisiensi overall technical pada dua BMT. Sementara dari

sisi eksternal, PDRB perkapita memiliki pengaruh negatif secara signifikan.

Adapun pertumbuhan pengangguran, tingkat pendidikan, dan komitmen

keberagamaan tidak berpengaruh secara signifikan. Perbedaan penelitian ini

dengan penulis yaitu variabel input dan outputnya, metode alanisis yang

digunakan penulis hanya menggunakan metode DEA, dan objek yang diteliti

penulis BUS.

Page 46: ANALISIS TINGKAT EFISIENSI BANK UMUM SYARIAH (BUS) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39578/1/SITI... · (BUS) DI INDONESIA PERIODE 2011-2015 DENGAN MENGGUNAKAN

31

Selanjutnya, penelitian dengan metode DEA tetapi pada objek yang

berbeda dilakukan oleh Hendi Srptianto dan Tatik Widiharih (2010) dalam

jurnal yang berjudul Analisis Efisiensi Bank Perkreditan Rakyat di Kota

Semarang dengan Pendekatan Data Envelopment Analysis. Penelitian ini

bertujuan untuk mengukur tingkat efisiensi Bank Perkreditan Rakyat (BPR) di

kota Semarang. Metode analisis yang digunakan adalah DEA. Variabel input

yang digunakan: modal (I1), Biaya Bunga (I2), Biaya Operasional Bank

lainnya (I3) Output: Pendapatan Kredit pinajaman (O1), pendapatan

Operasional lainnya (O2). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada 6 BPR

yang berada pada tingkat efisiensi sedangkan 10 BPR yang lain mengalami

Inefisiensi. Perbedaan penelitian ini dengan penulis yaitu objek penelitian dan

variabel input dan output yang digunakan.

Penelitian selanjutnya dilakukan oleh Ismail, Rissazana, dan M. Shabri

(2012) dalam jurnal yang bejudul Determinant Of Efficiency in Malaysian

Banking Sector. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis efisiensi biaya

pada Bank umum syariah dan Bank umum Konvensional selama periode

2006-2009 di Malaysia. Metode analisis yang digunakan yaitu DEA dan

model Tobit. Variabel input: tenaga kerja (I1), modal (I2), dan total simpanan

(I3) variabel output: total kredit (O1), asset lain (O2), dan item off balance

sheet (O3). Hasil penelitian analisis DEA menunjukkan bahwa efisiensi teknis

sebagai sumber utama efisiensi biaya bagi bank umum konvensional dan

efisiensi alokatif sebagai sumber utama dari efisiensi biaya bagi bank umum

syariah. Sedangkan efisiensi skala menjadi sumber utama untuk bank umum

syariah dan bank umum konvensional. Hasil analisis tobit menunjukan bahwa

kekuatan modal dan ukuran perusahaan mempunyai hubungan yang positif

dan signifikan terhadap efisiensi. Sedangkan kualitas kredit berpengaruh

negatif dan signifikan terhadap efisiensi. Perbedaan penelitian ini dengan

penulis yaitu variabel input dan output yang digunakan.

Muhammad Faza dan Muhamad Nadratuzzaman Hosen (2013) juga

melakukan penelitian efisiensi dengan metode DEA dengan penelitian yang

Page 47: ANALISIS TINGKAT EFISIENSI BANK UMUM SYARIAH (BUS) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39578/1/SITI... · (BUS) DI INDONESIA PERIODE 2011-2015 DENGAN MENGGUNAKAN

32

berjudul Efisiensi Bank Umum Syariah menggunakan Pendekatan Two-Stage

Data Envelopment Analysis. Penelitian ini bertujuan untuk mengukur efisiensi

bank syariah di Indonesia, dan untuk menganalisis faktor apa saja yang

mempengaruhi tingkat efisiensi. Metode penelitian yang digunakan yaitu DEA

dan model tobit. Variabel input yang digunakan yaitu, Dana Pihak Ketiga

(DPK) (I1), total asset (I2), dan biaya tenaga kerja (i3) dan untuk variabel

output yaitu pembiayaan (O1) dan pendapatan operasional (O2). Hasil dari

penelitian ini menunjukkan bahwa tingkat efisiensi bank syariah di Indonesia

selama periode 2010-2012 belum mencapai tingkat optimal efisiensi. Selain

itu modifikasi CAELS untuk tingkat kinerja bank dengan mengintegrasikan

hasil DEA menunjukkan bahwa modifikasi CAELS bisa lebih akurat dalam

menggambarkan tingkat kinerja bank, khususnya untuk Bank Syariah di

Indonesia. Perbedaan penelitian ini dengan penulis yaitu metode penelitian,

penulis hanya menggunakan model DEA, dan variabel salah satu variabel

inputnya berbeda.

Penelitian efisiensi dengan menggunkan DEA juga dilakukan oleh

Arief Setiawan (2013) dalam jurnal yang berjudul Analisis Perbandingan

Efisisensi Bank Konvensional dan Bank Syariah dengan menggunakan Data

Envelopment Analysis (DEA) periode 2008-2012. Penelitian ini bertujuan

untuk mengukur efisiensi dan menganalisis perbandingan efisiensi antar bank

konvensional dengan bank syariah selama periode 2008-2012. Metode yang

digunakan yaitu DEA dengan pendekatan intermediasi. Variabel input:

simpanan (I1), asset (I2), dan biaya tenaga kerja (I3). variabel output:

pembiayaan (O1) dan pendapatan (O2). Hasil dari penelitian ini menunjukan

bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara efisiensi bank

konvensional dan bank syariah selama periode 2008-2012 dengan melihat

nilai t hitung (-1,548) < t tabel (1,99) dan nilai p = 0,125. Perbedaan

penelitian ini dengan penulis yaitu variabel input dan output yang digunakan.

Penelitian tentang efisiensi dengan metode DEA juga dilakukan oleh

Ika Yulita (2015) dengan penelitian yang berjudul Perbandingan Tingkat

Page 48: ANALISIS TINGKAT EFISIENSI BANK UMUM SYARIAH (BUS) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39578/1/SITI... · (BUS) DI INDONESIA PERIODE 2011-2015 DENGAN MENGGUNAKAN

33

Efisiensi Perbankan Syariah Antara Malaysia Dan Indonesia. Penelitian ini

bertujuan untuk menganalisis tingkat efisiensi perbankan syariah di Malaysia

dan Indonesia. Penelitian ini menggunakan metode DEA. Variabel input yang

digunakan dalam penelitian ini yaitu, DPK (I1), beban personalia (I2), aset

tetap (I3), dan variabel output yaitu, total pembiayaan (O1) dan pendapatan

operasional (O2). Hasil dari penelitian ini bahwa perbankan syariah di

Indonesia lebih efisien dibandingkan perbankan syariah di Malaysia, namun

tidak ada perbedaan yang signifikan diantara keduanya. Penyebab inefisiensi

tersebut adalah DPK, total pembiayaan, aset tetap, dan biaya personalia.

Namun pendapatan operasioanl merupakan variabel yang paling efisien bagi

kedua negara tersebut. Perbedaan penelitian ini dengan penulis yaitu objek

yang diteliti penulis hanya meneliti Bank Umum Syariah yang ada di

Indonesia.

Ardias Rifki Khaerun Cahya (2015) juga melakukan penelitian tentang

efisiensi dengan judul Efisiensi Kinerja Bank Umum Syariah di Indonesia

Menggunakan Data Envelopment Analysis. Penelitian ini bertujuan untuk

menganalisis efisiensi Bank Umum Syariah di Indonesia selama periode

tahun 2011 sampai dengan tahun 2012. Penelitian ini menggunakan metode

DEA untuk menghitung efisiensi. Variabel input yang digunakan meliputi

simpanan (I1), aset (I2), biaya tenaga kerja (I3), serta variabel output meliputi

pembiayaan (O1) dan pendapatan operasional (O2). Hasil penelitian ini

menunjukan bahwa dari 11 Bank Umum Syariah (BUS) di Indoensia pada

tahun 2011-2012 terdapat 4 BUS yang belum efisien yaitu BRI Syariah, BCA

Syariah, Bank Panin Syariah , dan Bank Victoria Syariah. Sementara 7 BUS

lainnya telah mencapai tingkat efisiensi. Dapat dikatakan mayoritas Bank

Umum Syariah di Indonesia mengalami efisiensi dari tahun 2010-2012.

Perbedaan penelitian ini dengan penulis yaitu periode penelitian.

Penelitian efisiensi dengan menggunakan DEA juga dilakukan oleh

Meruni Sani Putri dan Ade Sofyan Mulazid (2016) dengan judul penelitian

Analisis Efisiensi Bank Umum Syariah (BUS) di Indonesia dengan

Page 49: ANALISIS TINGKAT EFISIENSI BANK UMUM SYARIAH (BUS) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39578/1/SITI... · (BUS) DI INDONESIA PERIODE 2011-2015 DENGAN MENGGUNAKAN

34

Menggunakan Metode Data Envelopment Analysis (DEA) Periode 2013-2105.

Tujuan dari peneitian ini adalah untuk mengukur efisiensi Bank Umum

Syariah di Indonesia selama periode 2013-2015. Metode pengukuran efisiensi

menggunakan Data Envelopment Analysis (DEA). Variabel input yang

digunkan meliputi aset (I1), total simpanan (I2), biaya operasional (I3), serta

variabel output meliputi pendapatan operasional (O1) dan pembiayaan (O2).

Hasil penelitian ini menunjukan bahwa 11 Bank UmumSyariah di Indonesia

selama periode 2013-2015 secara keseluruhan menunjukan tingkat efisiensi

yang relatif stabil namun belum mencapai tingkat efisiensi 100%. Sedangkan

secara individu Bank Mega Syariah, Bank Panin Syariah, Bank Syariah

Bukopin, dan Maybank Syariah telah mencapai tingkat efisien 100% selama

tiga tahun berturut-turut selama periode penelitian. Perbedaan penelitian ini

dengan penulis yaitu periode penelitian yang dilakukan.

C. Kerangka Pemikiran Teoritis

Dalam Penelitian ini akan dianalisis tingkat efisiensi dari bank Umum

Syariah (BUS) di Indonesia pada tahun 2011 sampai tahun 2015 dan

menganalisis komponen penyebab ketidakefisiensian yang terjadi pada BUS

di Indoneisa. Berdasarkan kelemahan metode rasio dan regresi yang tidak

dapat menggunakan banyak input dan output penelitian, dalam penelitian ini

penulis menggunakan pendekatan frontier non-parametrik dengan metode

Data Envelopment Analysis (DEA) untuk mengukur efisiensi. Dengan

pertimbangan bahwa dalam penelitian ini metode DEA lebih sesuai, karena

penelitian ini tidak memerlukan syarat-syarat tertentu mengenai parameter

populasi. Selain itu, metode DEA dapat menangani pengukuran efisiensi

secara relatif beberapa Unit Kegiatan Ekonomi (UKE) sejenis dengan

menggunakan banyak input dan output.

Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan intermediasi.

Pendekatan ini digunakan karena mempertimbangkan fungsi vital bank

sebagai lembaga intermediasi yang menghimpun dana dari surplus unit dan

Page 50: ANALISIS TINGKAT EFISIENSI BANK UMUM SYARIAH (BUS) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39578/1/SITI... · (BUS) DI INDONESIA PERIODE 2011-2015 DENGAN MENGGUNAKAN

35

menyalurkannya kepada deficit unit. Pertimbangan lainnya adalah

karakteristik bank dan sifat dasar bank yang melakukan transformasi aset yang

berkualitas dari simpanan yang dihimpun menjadi kredit atau pembiayaan

yang disalurkan ke masyarakat.

Analisis ini kemudian akan menghasilkan perumusan frontier

interaksi antar input dalam mempengaruhi jumlah output yang dihasilkan.

Hubungan input dan output tersebutlah yang kemudian akan menentukan nilai

efisiensi, sehingga dapat dilihat tingkat efisiensi pada Bank Umum Syariah.

Alur berpikir dalam penelitian ini dapat dilihat pada gambar analisis berikut:

Gambar 2.3. Kerangka Pemikiran

Pendekatan frontier non

parametrik dengan menggunakan

Data Envelopment Analysis (DEA)

Pendekatan

Intermediasi

Variabel Input

DPK

(I₁)

Biaya

Operasional

(I₂)

Aset

Tetap

(I3)

Variabel Output

Total

Pembiayaan

(O1)

Pendapatan

Operasional

(O2)

Score Efisiensi DEA

Page 51: ANALISIS TINGKAT EFISIENSI BANK UMUM SYARIAH (BUS) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39578/1/SITI... · (BUS) DI INDONESIA PERIODE 2011-2015 DENGAN MENGGUNAKAN

36

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Objek Penelitian

Penelitian ini memfokuskan pada analisis tingkat efisiensi perbankan

syariah yang dilihat dari laporan keuangan bank yang diteliti. Dalam

penelitian ini meliputi sebelas Bank Umum Syariah di Indonesia periode

2011-2015 dengan menggunakan data laporan keuangan tahun 2011 sampai

dengan tahun 2015.

B. Jenis dan Sumber Data

Dalam penelitian ini penulis menggunkaan pendekatan kuantitatif.

Penelitian kuantitatif merupakan salah satu jenis penelitian yang

spesifikasinya adalah sistematis, terencana, dan terstruktur dengan jelas sejak

awal hingga pembuatan desain penelitian, baik tentang tujuan penelitian,

subjek penelitian, objek penelitian, sampel data, sumber data, maupun

metodologinya (mulai pengumpulan data hingga analisis data).25

Fokus

penelitian kantitatif didefinisikan sebagai proses kerja yang berlangsung

secara ringkas, terbatas, dan memilah-milah permasalahan menjadi bagian

yang dapat diukur atau dinyatakan dalam angka-angka. Jenis data yang

digunakan dalam penelitian ini adalah data panel atau runtun waktu. Data

panel adalah jenis data yang merupakan gabungan antara runtut waktu silang

dengan data seksi silang (time series-cross section). Oleh karena itu data panel

memiliki gabungan karakteristik kedua jenis data tadi, yaitu terdiri atas

beberapa objek dan meliputi beberapa periode waktu.26

Sumber data yang digunakan berasal dari data sekunder yang diperoleh

dari laporan keuangan yang dipublikasikan di website Otoritas Jasa Keuangan

25

Puguh Suharso, Metode Penelitian Kuantitatif Untuk Bisnis: Pendekatan Filosofis

dan Praktis, (Jakarta: PT. Indeks cet. I, 2099), h. 3. 26

Wing Wahyu Winarso, Analisis Ekonometrika dan statistika dengan Eviews,

(Jogyakarta: Unit penerbit dan Percetakan Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen YKPN, 2009), h.

2-5.

Page 52: ANALISIS TINGKAT EFISIENSI BANK UMUM SYARIAH (BUS) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39578/1/SITI... · (BUS) DI INDONESIA PERIODE 2011-2015 DENGAN MENGGUNAKAN

37

(OJK) dan website masing-masing bank syariah yang menjadi sampel dalam

penelitian ini pada periode 2011 sampai dengan periode 2015.

C. Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi dalam penelitian ini adalah Bank Umum Syariah yang

terdaftar di BI dan OJK. Sampai dengan 2015 terdapat 12 Bank Umum

Syariah di Indonesia. Namun hanya 11 Bank Umum Syariah yang digunakan

dalam penelitian ini. Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam

penelitian ini adalah purposive sampling,27

yaitu teknik penentuan sampel

dengan pertimbangan tertentu (umumnya disesuaikan dengan tujuan dan

masalah penelitian). Pertimbangan dalam penentuan sampel dalam penelitian

ini, yiatu:

1. Hanya golongan Bank Umum Syariah yang sudah atau masih

beroperasi di Indonesia periode 2011-2015

2. Memiliki data keuangan publikasi selama periode tahun 2011

sampai tahun 2015

3. Tidak memiliki nilai atau bobot negatiif pada variabel input

maupun outputnya di dalam laporan keuangan (syarat analisis

efisiensi dengan metode DEA)

Adapun sampel bank-bank yang dimaksud dalam penelitian ini sebagai

berikut:

Tabel 3.1

Kode dan Nama Bank

No Kode Nama Bank

1. BSM Bank Syariah Mandiri

2. BRIS Bank Rakyat Indonesia Syariah

3. BNIS Bank Negara Indonesia Syariah

4. BMI Bank Muamalat Indonesia

27

Ety Rochaety, dkk, Metode Penelitian Bisnis dengan Aplikasi SPSS, (Jakarta:

Mitra Wancana Media, 2007), h. 66.

Page 53: ANALISIS TINGKAT EFISIENSI BANK UMUM SYARIAH (BUS) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39578/1/SITI... · (BUS) DI INDONESIA PERIODE 2011-2015 DENGAN MENGGUNAKAN

38

5. BMS Bank Mega Syariah

6. BJBS Bank Jabar Banten Syariah

7. BPS Bank Panin Syariah

8. MSI Maybank Syariah Indonesia

9. BCAS Bank Central Asia Syariah

10. BVS Bank Victoria Syariah

11. BSB Bank Syariah Bukopin

Sumber: BI dan OJK, 2015

D. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

dengan studi pustaka, yaitu pengumpulan data melalui pengkajian buku-buku

literatur, jurnal-jurnal ilmiah serta bahan tertulis lainnya yang berhubungan

dengan penelitian mengenai efisiensi Bank Umum Syariah. Data yang

digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder dari neraca berupa DPK,

pembiayaan, aset tetap dan laporan laba/rugi berupa beban operasional dan

pendapatan operasional. Data-data tersebut diperoleh dari laporan keuangan

yang dipublikasikan pada website sebelas Bank Umum Syariah dan Otoritas

Jasa Keuangan (OJK).

E. Identifikasi Varibel Input dan Output

Sesuai dengan tujuan penelitian yaitu untuk mengukur efisiensi bank

dengan menggunkan Data Envelopment Analysis (DEA), maka penelitian ini

menggunakan variebel input dan output dalam perhitungan DEA untuk

mengetahui pengaruh efisiensi bank.

Konsep-konsep yang digunakan dalam mendefinisikan hubungan input

dan output dalam tingkah laku dan institusi keuangan pada metode parametrik

dan non-parametrik adalah:28

28

Ascarya, Diana Yumanita, Guruh S. R. Analisis Efisiensi Perbankan Konvensional

dan Perbankan Syariah di Indonesia Data Envelopment Analysis, (Jakarta: Kencana Prenada

Medua Grup, 2008), h. 113.

Page 54: ANALISIS TINGKAT EFISIENSI BANK UMUM SYARIAH (BUS) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39578/1/SITI... · (BUS) DI INDONESIA PERIODE 2011-2015 DENGAN MENGGUNAKAN

39

1. Pendekatan produksi (The Production Approach)

2. Pendekatan intermediasi (The Intermediation Approach)

3. Pendekatan asset (The Asset Approach)

Penelitian ini menggunakan pendekatan intermediasi, karena melihat

bank merupakan lembaga keuangan yang berfungsi sebagai Intermediatory

yaitu merubah dan mentransfer aset-aset finansial dari unit-unit surplus

menjadi unit-unit difisit.

Penggunaan pendekatan intermediasi dalam penelitian ini sejalan

dengan pendapat Ascarya dan Guruh (2008) yang menyatakan bahwa untuk

menggambarkan fungsi perbankan syariah yang sesungguhnya, pendekatan

intermediasi dipandang lebih tepat.

Sejalan juga dengan pendapat Karunia (2004) yang mengungkapkan

bahwa pendekatan intermediasi digunakan karena mempertimbangkan fungsi

vital bank sebagai financial intermediation yang menghimpun dana dari

surplus unit dan menyalurkannya kepada defisit unit. Pertimbangan lainnya

adalah karakteristik dan sifat dasar bank yang melakukan transformasi aset

yang berkualitas dari simpanan yang dihimpun, meskipun tidak ada

kesepakatan umum dalam pendekatan yang digunakan serta dalam

menentukan input dan output. Dan berikut adalah tabel 3.2 yang

menunjukkan variabel input-output dalam penelitian ini:

Tabel 3.2

Spesifikasi variabel Input dan Output dengan pendekatan Intermsediasi

INPUT SUMBER

DPK Neraca

Beban Operasional Lap.Laba/Rugi

Aset Tetap Neraca

OUTPUT

Total Pembiayaan Neraca

Pendapatan Operasional Lap.Laba/Rugi

Page 55: ANALISIS TINGKAT EFISIENSI BANK UMUM SYARIAH (BUS) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39578/1/SITI... · (BUS) DI INDONESIA PERIODE 2011-2015 DENGAN MENGGUNAKAN

40

Adapun definisi operasional variabel-variabel penelitian ini sebagai

berikut:

1. Variabel Input

Variabel input merupakan salah satu variabel yang digunakan

untuk mengetahui efisiensi suatu entitas dimana variabel input

akan mempengaruhi variabel output. Variabel input dalam

penelitian ini berjumlah tiga, yaitu:

a) Dana Pihak Ketiga (DPK)

Berdarsarkan UU No. 10 tahun 1998 tentang perbankan,

mendefinisikan dana pihak ketiga atau simpanan adalah dana

yang dipercayakan oleh masyarakat kepada bank berdasarkan

perjanjian penyimpanan dana dalam bentuk giro, deposito,

sertifikat deposito, tabungan atau bentuk lainnya yang

dipersamakan dengan itu.

b) Beban Operasional

Beban operasional adalah beban yang timbul untuk

kegiatan operasional bank. Semakin besar beban operasional

bank semakin tidak efisien.

c) Aset Tetap

Aset tetap adalah aset yang memiliki periode manfaat yang

diharapkan yang meliputi lebih dari satu periode. 29

Aset ini

diperoleh untuk digunakan dalam aktivitas operasi dan bukan

untuk dijual pada aktivitas usaha biasa. Aset tetap ini antara

lain berupa tanah, gedung, mesin, dan peralatan yang dimiliki

atau disewa.

29

K.R. subramanyam dan John J. Wild, Analisi Laporan Keuangan Ed. 10, (Jakarta:

Salemba Empat, 2010), h. 294.

Page 56: ANALISIS TINGKAT EFISIENSI BANK UMUM SYARIAH (BUS) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39578/1/SITI... · (BUS) DI INDONESIA PERIODE 2011-2015 DENGAN MENGGUNAKAN

41

2. Variabel Output

a) Total Pembiayaan

Pembiayaan adalah penyediaan uang atau tagihan yang

dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau

kesepakatan antara bank yang dibiayai untuk mengembalikan

uang atau taghan tersebut setelah jangka waktu tertntu dengan

imbalan atau bagi hasil.30

b) Pendapatan Operasional

Pendapatan operasional adalah arus masuk sumber daya ke

dalam suatu perusahaan dalam suatu periode penjualan barang

atau jasa, dimana sumber daya pada umumnya dalam bentuk

kas, wesel tagih, atau piutang pendapatan yang tidak mencakup

sumber daya yang diterima dari sumber-sumber selain operasi,

seperti penjualan aktiva tetap, penerbitan saham, atau

peminjaman.31

F. Metode Analisis Data

Teknik analisis data yang dilakukan dalam penelitian ini menggunakan

metode analisis kuantitatif, yaitu dalam pengolahan data berupa input dan

output yang diambil dari neraca keuangan, laporan laba rugi yang dimiliki

oleh masing-masing bank. Data variabel input dan output tersebut selanjutnya

dimasukkan ke dalam formulasi DEA untuk memperoleh nilai efisiensi teknis.

Dalam analisis ini menggunakan Data Envelopment Analysis (DEA) yang

merupakan metode yang telah terstandarisasi sebagai alat untuk pengukuran

kinerja suatu aktifitas unit, dimana proses pengolahannya menggunakan

software WDEA. Selain itu juga menggunakan perangkat lunak Ms. Exel

sebagai perangkat pendukung. DEA merupakan teknik analisis efisiensi

30

Ismail, Perbankan Syariah, (Jakarta: Kencana, 2011), h. 106. 31

M. Faza Firdaus, Efisiensi Bank Umum Syariah menggunakan Two-Stage Data

Envelopment Analysis, (Perpustakaan FSH UIN Syarif Hidayatullah jakarta, 2013) , h. 84.

Page 57: ANALISIS TINGKAT EFISIENSI BANK UMUM SYARIAH (BUS) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39578/1/SITI... · (BUS) DI INDONESIA PERIODE 2011-2015 DENGAN MENGGUNAKAN

42

berbasis pemrograman linier yang digunakan pada banyak input dan output

yang sulit untuk dihitung dengan metode perbandingan atau rasio.

Apabila menggunakan model matematis efisiensi bank dapat dihitung

dengan rumus sebagai berikut:

hs ∑

untuk i=1, ......,m dan j = 1, ....., n (1)

dimana:

hs: Efisiensi teknis pada Bank Muamalat Indonesia, Bank Syariah

Mandiri, BRI Syariah, BNI Syariah, Bank Mega Syariah, Bank

Syariah Bukopin, Bank Panin Syariah, BCA Syariah, MayBank

Syariah Indonesia, Bank Victoria Syariah, BJB Syariah

yis: Jumlah output berupa total pembiayaan dan pendapatan

opeasional yang dihasilkan oleh Bank Muamalat Indonesia, Bank

Syariah Mandiri, BRI Syariah, BNI Syariah, Bank Mega Syariah,

Bank Syariah Bukopin, Bank Panin Syariah, BCA Syariah,

MayBank Syariah Indonesia, Bank Victoria Syariah, BJB

Syariah

xjs: Jumlah input brupa dana pihak ketiga dan biaya operasional yang

digunakan oleh Bank Muamalat Indonesia, Bank Syariah

Mandiri, BRI Syariah, Bank BNI Syariah, Bank Mega Syariah,

Bank Syariah Bukopin, Bank Panin Syariah, BCA Syariah,

MayBank Syariah Indonesia, Bank Victoria Syariah, BJB

Syariah

ui: Bobot output yang dihasilkan oleh Bank Muamalat Indonesia,

Bank Syariah Mandiri, BRI Syariah, BNI Syariah, Bank Mega

Syariah, Bank Syariah Bukopin, Bank Panin Syariah, BCA

Syariah, MayBank Syariah Indonesia, Bank Victoria Syariah,

BJB Syariah

vj: Bobot input yang digunakan oleh Bank Muamalat Indonesia,

Bank Syariah Mandiri, BRI Syariah, BNI Syariah, Bank Mega

Page 58: ANALISIS TINGKAT EFISIENSI BANK UMUM SYARIAH (BUS) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39578/1/SITI... · (BUS) DI INDONESIA PERIODE 2011-2015 DENGAN MENGGUNAKAN

43

Syariah, Bank Syariah Bukopin, Bank Panin Syariah, BCA

Syariah, MayBank Syariah Indonesia, Bank Victoria Syariah,

BJB Syariah

Rasio perhitungan efisiensi ini kemudian dimaksimalkan dengan

kendala sebagai berikut:

≤ 1 untuk r = 1,.....,N ui dan vj ≥ 0 (2)

Hasil dari perhitungan matematika ini adalah angka rasio bervariasi

antara 0 hingga 1. Bank dapat dikatakan efisien ketika angka rasio 1, dan

sebaliknya apabila angka rasio mendekati 0 maka bank dikatakan relatif tidak

efisien.

Penelitian dengan model DEA ini berorientasi output. Pendekatan

yang digunakan pada penelitian ini juga menggunakan model VRS (Variable

Return to Scale) yang dikembangkan oleh Banker (1984). VRS adalah semua

unit yang diukur akan menghasilkan perubahan pada berbagai tingkat output

dan adanya anggapan bahwa skala produksi dapat mempengaruhi efisiensi.32

Model VRS akan memperlihatkan bahwa setiap penambahan sejumlah input

akan memberikan peningkatan atau penurunan output.

Dalam DEA, efisiensi dinyatakan rasio antara total input dengan total

output tertimbang. Dimana setiap unit kegiatan ekonomi diasumsikan bebas

menentukan bobot untuk setiap variabel input maupun output yang ada,

asalkan mampu memenuhi dua kondisi yang disyaratkan yaitu:

1. Bobot tidak boleh negatif

2. Bobot bersifat universal atau tidak menghasilkan indikator efisiensi

yang diatas normal atau lebih dari 1, bilamana dipakai unit

kegiatan ekonomi yang lainnya.

32

Muharam dan Pusvitasari, Analisis Perbandingan Efisiensi Bank Syariah di

Indonesia Dengan Metode Data Envelopment Analysis, Fakultas Ekonomi Universitas

Diponegoro Semarang, Vol. II, No. 3, Desember 2007, h. 93.

Page 59: ANALISIS TINGKAT EFISIENSI BANK UMUM SYARIAH (BUS) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39578/1/SITI... · (BUS) DI INDONESIA PERIODE 2011-2015 DENGAN MENGGUNAKAN

44

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini menyajikan analisis dan interpretasi hasil penelitian. Agar

penyajian ini sistematis dan dapat membantu pembaca memahami keseluruhan

isi, maka penulis membuat struktur penyajian data sebagai berikut. Pada sub

bab awal untuk memudahkan pembaca memahami data yang menjadi bahan

perhitungan efisiensi, maka penulis pertama kali akan menampilkan data

umum mengenai variabel input dan output yang akan digunakan pada

penelitian ini yaitu Dana Pihak Ketiga (DPK) (I1), beban operasional (I2), dan

aset tetap (I3) sebagai variabel input, total pembiayaan (O1) dan pendapatan

operasional (O2) sebagai variabel output. Data ini ditampilkan pada bagian

awal agar pembaca dapat mengetahui bagaimana perkembangan variabel input

dan output yang menjadi bahan penelitian serta memahami angka-angka hasil

perhitungan efisiensi yang diperoleh dari pengolahan data variabel input dan

output tersebut.

Sub bab kedua akan menampilkan data hasil penelitian yang berkaitan

dengan hasil efisiensi. Pada sub bab ini akan ditampilkan hasil dari

pengolahan data mengenai tingkat efisiensi Bank Umum Syariah selama

periode tahun 2011 sampai dengan tahun 2015. Agar lebih mudah dipahami,

maka penyajian data ditampilkan berdasarkan hasil analisis efisiensi masing-

masing Bank Umum Syariah dan hasil analisis efisiensi seluruh Bank Umum

Syariah selama tahun 2011 sampai dengan tahun 2015.

Setelah menampilkan data hasil efisiensi, akan terlihat bank syariah

yang sudah efisien dan yang belum efisien. Untuk bank syariah yang belum

efisien akan dianalisis lebih lanjut mengenai faktor-faktor yang menyebabkan

ketidakefisienan. Sehingga pada sub bab ketiga akan ditampilkan faktor-faktor

penyebab Bank Umum Syariah yang belum efisien dan tidak dapat mencapai

score efisiensi sempurna 100% berdasarkan variabel input dan output yang

membentuk score efisiensi.

Page 60: ANALISIS TINGKAT EFISIENSI BANK UMUM SYARIAH (BUS) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39578/1/SITI... · (BUS) DI INDONESIA PERIODE 2011-2015 DENGAN MENGGUNAKAN

45

Setelah menampilkan data hasil penelitian yang diperoleh, maka

bagian sub bab akhir akan menampilkan interpretasi data hasil penelitian.

Pada interpretasi ini penulis akan mencoba memaparkan jawaban dari masalah

yang muncul pada saat menampilkan data hasil penelitian dan

menghubungkannya dengan teori-teori yang sudah ada sebelumnya. Sehingga

dapat memberikan masukan dan dapat menjadikan perbaikan bagi bank

syariah yang belum efisien.

A. Perkembangan Jumlah Input-Output Bank

Perhitungan efisiensi perbankan syariah dengan analisis DEA ini

menggunakan tiga variabel input, yaitu: DPK, beban operasional, dan aset

tetap. Variabel outputnya meliputi total pembiayaan dan pendapatan

operasional.

Variabel input pertama yaitu Dana Pihak Ketiga (DPK).

Perkembangan DPK perbankan syariah pada kurun waktu tahun 2011 hingga

tahun 2015 sebagaimana terlihat pada grafik 4.1. Jumlah DPK perbankan

syariah dari waktu ke waktu menunjukkan kecenderungan yang semakin

meningkat hingga tahun 2015.

Kenaikan jumlah DPK Menandai kinerja bank syariah tersebut

semakin membaik. Hal ini merupakan indikasi yang cukup positif bagi

perbankan syariah untuk melakukan pendekatan kepada masyarakat akan

manfaat yang diperoleh dari jasa perbankan.

Tingkat pertumbuhan DPK tertinggi selama periode tersebut adalah

pada tahun 2011 sebesar 24,42%. Sedangkan tingkat pertumbuhan terendah

terjadi pada tahun 2014 sebesar 5,6%.

Page 61: ANALISIS TINGKAT EFISIENSI BANK UMUM SYARIAH (BUS) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39578/1/SITI... · (BUS) DI INDONESIA PERIODE 2011-2015 DENGAN MENGGUNAKAN

46

Grafik 4.1.

Perkembangan Jumlah Variabel Input DPK

Tahun 2011-2015 (miliar rupiah)

Sumber: Statistik Perbankan Syariah Indonesia Tahun 2015, Data diolah

Kedua, beban operasional yang berarti semua biaya yang berhubungan

langsung dengan kegiatan usaha bank. Berdasarkan grafik 4.2. jumlah beban

operasional perbankan syariah mengalami fluktuasi dari tahun 2011 sampai

tahun 2015. Beban operasional perbankan syariah tertinggi terjadi pada tahun

2013 sebesar Rp.15.987 miliar rupiah.

Grafik 4.2.

Perkembangan Jumlah Variabel Input Beban Operasional

Tahun 2011-2015 (miliar rupiah)

Sumber: Statistik Perbankan Syariah Indonesia Tahun 2015, Data diolah

115,415

147,512

183,534 193,901

216,672

100,000

120,000

140,000

160,000

180,000

200,000

220,000

240,000

2011 2012 2013 2014 2015

1,073

10,406

15,987

8,586

11,846

01,5003,0004,5006,0007,5009,000

10,50012,00013,50015,00016,500

2011 2012 2013 2014 2015

Page 62: ANALISIS TINGKAT EFISIENSI BANK UMUM SYARIAH (BUS) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39578/1/SITI... · (BUS) DI INDONESIA PERIODE 2011-2015 DENGAN MENGGUNAKAN

47

Ketiga, aset tetap berupa aset yang diperoleh dengan tujuan untuk

penggunaan jangka panjang. Perkembangan asset tetap perbankan syariah

pada kurun waktu tahun 2011 sampai tahun 2015 sebagaimana terlihat pada

grafik 4.3. Perkembangan jumlah aset tetap perbankan syariah mempunyai

kecenderungan yang terus meningkat. Tingkat pertumbuhan asset tetap

tertinggi selama periode tersebut adalah pada tahun 2015 sebesar 45,33%.

Sedangkan tingkat pertumbuhan terendah pada tahun 2013 sebesar 21,91%.

Grafik 4.3.

Perkembangan Jumlah Variabel Input Aset Tetap

Tahun 2011-2015 (miliar rupiah)

Sumber: Statistik Perbankan Syariah Indonesia Tahun 2015, Data diolah

Adapun variabel output yang pertama adalah total pembiayaan.

Pembiayaan merupakan penyaluran dana bank syariah kepada masyarakat.

Berikut tabel total pembiayaan bank syariah dari tahun 2011 hingga tahun

2015.

1.194

1.803 2.198

2.740

3.982

0

500

1000

1500

2000

2500

3000

3500

4000

2011 2012 2013 2014 2015

Page 63: ANALISIS TINGKAT EFISIENSI BANK UMUM SYARIAH (BUS) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39578/1/SITI... · (BUS) DI INDONESIA PERIODE 2011-2015 DENGAN MENGGUNAKAN

48

Grafik 4.4.

Perkembangan Jumlah Variabel Output Total Pembiayaan

Tahun 2011-2015 (miliar rupiah)

Sumber: Statistik Perbankan Syariah Indonesia Tahun 2015, Data diolah

Perkembangan pembiayaan perbankan syariah selama periode

penelitian tahun 2011-2015 pada grafik 4.4. semakin baik dari tahun ke tahun.

Dapat terihat dari jumlah pembiayaan perbankan syariah mengalami

peningkatan dari tahun 2011 sampai tahun 2015. Pertumbuhan pembiayaan

tertinggi selama periode penelitian adalah pada tahun 2012 sebesar 43,69%.

Sedangkan pertumbuhan terendah pada tahun 2014 sebesar 3,99%. Dari data

tersebut dapat dikatan perbankan syariah melakukan fungsinya sebagai

lembaga intermediasi dengan baik.

Grafik 4.5

Perkembangan Jumlah Variabel Output Pendapatan Operasional

Tahun 2011-2015 (miliar rupiah)

Sumber: Statistik Perbankan Syariah Indonesia Tahun 2015, Data diolah

102,655

147,505

184,122 191,472

206,090

85,000

100,000115,000130,000145,000160,000175,000190,000205,000220,000

2011 2012 2013 2014 2015

2.052

25.010

29,037

17.768

14.827

0

5000

10000

15000

20000

25000

30000

2011 2012 2013 2014 2015

Page 64: ANALISIS TINGKAT EFISIENSI BANK UMUM SYARIAH (BUS) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39578/1/SITI... · (BUS) DI INDONESIA PERIODE 2011-2015 DENGAN MENGGUNAKAN

49

Output selanjutnya adalah pendapatan operasional yang merupakan

pendapatan hasil dari kegiatan operasional bank syariah. Jumlah pendapatan

operasional perbankan syariah mengalami fluktuatif dari tahun 2011 hingga

tahun 2015. Pendapatan operasional tertinggi dicapai pada periode tahun 2013

sebesar Rp.29.037 miliar rupiah.

B. Analisis Data Efisiensi Bank Umum Syariah Tahun 2011-2015

Berdasarkan pertanyaan pada rumusan permasalahan bagaimana

tingkat efisiensi Bank Umum Syariah pada tahun 2011 sampai dengan 2015,

maka pada sub bab ini akan ditampilkan data hasil penelitian mengenai tingkat

efisiensi Bank Umum Syariah di Indonesia selama periode tahun 2011 sampai

dengan tahun 2015.

Efisiensi merupakan salah satu pencerminan kinerja perbankan,

dimana suatu bank dikatakan memiliki kinerja yang tinggi apabila dapat

meningkatkan efisiensinya dengan penggunaan variabel yang sesuai untuk

memberikan hasil yang maksimal.

Tingkat efisiensi perbankan syariah pada penelitian ini dihitung

dengan menggunakan metode DEA untuk setiap tahun selama lima tahun

mulai dari tahun 2011 sampai dengan tahun 2015. Perhitungan efisiensi

perbankan syariah dengan analisis DEA ini menggunakan tiga variabel input,

yaitu DPK, beban operasional, dan aset tetap. Variabel outputnya meliputi

pembiayaan dan pendapatan operasional.

Sistem perhitungan dengan DEA ini, apabila suatu periode perbankan

syariah yang menjadi objek penelitian sudah efisien bernilai efisiensi 100%,

artinya bank syariah tersebut sudah mampu mengoptimalkan penggunaan

input dan outputnya dan sudah mampu mencapai tingkat efisiensi yang

sempurna. Sedangkan jika bernilai 0 sampai dengan 99% belum efisien, akan

tetapi berada pada kategori yang berbeda-beda.

Page 65: ANALISIS TINGKAT EFISIENSI BANK UMUM SYARIAH (BUS) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39578/1/SITI... · (BUS) DI INDONESIA PERIODE 2011-2015 DENGAN MENGGUNAKAN

50

Tabel 4.1 Kriteria dan Nilai Efisiensi33

Kriteria Efisiensi Nilai

Efisiensi Sempurna 100

Tinggi 81 – 99

Sedang 60 – 80

Rendah 40 – 59

Tidak Efisien 0 – 39

Berdasarkan hasil perhitungan DEA yang berasumsikan Variable

Return to Scale (VRS) dengan menggunakan software Warwick Data

Envelopment Analysis (WDEA), dapat dilihat tingkat efisiensi dari masing-

masing Bank Umum Syariah selama periode tahun 2011 sampai dengan tahun

2015.

Tabel 4.2.

Tingkat Efisiensi Bank Umum Syariah di Indonesia

Tahun 2011-2015

No. Nama

Bank

Tahun Mean

2011 2012 2013 2014 2015

1. BSM 100 100 100 100 100 100

2. BRIS 92,28 96,44 100 94,97 90,33 94,75

3. BNIS 100 87,77 100 100 100 97,42

4. BMI 96,32 100 100 100 96,6 98,57

5. BMS 81,02 91,37 100 100 100 94,16

6. BJBS 100 79,46 86,6 87,43 100 90,34

7. BPS 100 100 86,3 100 100 97,10

8. MSI 100 100 100 100 100 100

9. BCAS 79,41 77,44 80,18 86,32 91,5 82,81

10. BVS 100 66,95 68,83 77,85 60,79 73,74

11. BSB 73,88 83,84 92,85 93,71 91,77 86,87

Mean 92,47 88,69 91,64 94,28 92,91 Sumber: Olah Data WDEA

33 Rahmat Hidayat, Efisiensi Perbankan Syariah: Teori dan Praktek, (Bekasi: Gramata

Publishing,2014), h. 124.

Page 66: ANALISIS TINGKAT EFISIENSI BANK UMUM SYARIAH (BUS) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39578/1/SITI... · (BUS) DI INDONESIA PERIODE 2011-2015 DENGAN MENGGUNAKAN

51

Berdasarkan tabel 4.2. tingkat efisiensi Bank Umum Syariah di

Indonesia selama tahun 2011 sampai tahun 2015 dari sebelas Bank Umum

Syariah yang menjadi objek penelitian, hanya dua Bank Umum Syariah yang

tingkat efisiensinya stabil dan mencapai tingkat efisiensi sempurna dengan

score 100 yaitu Bank Syariah Mandiri dan Maybank Syariah Indonesia.

Sementara Bank Umum Syariah yang tingkat efisiensinya cenderung tidak

stabil dan mengalami fluktuasi yaitu BRI Syariah, BNI Syariah, Bank

Muamalat Indonesia, Bank Mega Syariah, BJB Syariah, Bank Panin Syariah,

BCA Syariah, Bank Victoria Syariah, dan Bank Syariah Bukopin.

Berdasarkan hasil perhitungan, tingkat efisiensi Bank Umum Syariah

di Indonesia sebagian besar mengalami fluktuasi dan cenderung tidak stabil.

Dari tabel 4.2. masih ada beberapa Bank Umum Syariah yang belum dapat

mencapai tingkat efisiensi sempurna.

Pada tahun 2011, bank syariah yang belum mencapai efisiensi yaitu

BRI Syariah, Bank Muamalat Indonesia, Bank Mega Syariah, BCA Syariah,

dan Bank Syariah Bukopin. Selanjutnya tahun 2012, bank syariah yang belum

mencapai efisiensi yaitu, BRI Syariah, BNI Syariah, Bank Mega Syariah, BJB

Syariah, Bank Panin Syariah, BCA Syariah, Bank Victoria Syariah, dan Bank

Syariah Bukopin.

Tahun 2013 bank syariah yang belum mencapai efisiensi yaitu, BJB

Syariah, Bank Panin Syariah, BCA Syariah, Bank Victoria Syariah, dan Bank

Syariah Bukopin. Sedangkan pada tahun 2014 yaitu, BRI Syariah, BJB

Syariah, BCA Syariah, Bank Victoria Syariah, dan Bank Syariah Bukopin

belum dapat mencapai tingkat efisiensi sempurna. Selanjutnya bank syariah

yang belum mencapai efisiensi pada tahun 2015 yaitu, BRI Syariah, Bank

Muamalat Indonesia, BCA Syariah, Bank Victoria Syariah dan Bank Syariah

Bukopin. Meskipun bank-bank syariah tersebut belum dapat mencapai tingkat

efisiensi sempurna tetapi tingkat efisiensinya masih dikategorikan sedang

sampai dengan tinggi.

Page 67: ANALISIS TINGKAT EFISIENSI BANK UMUM SYARIAH (BUS) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39578/1/SITI... · (BUS) DI INDONESIA PERIODE 2011-2015 DENGAN MENGGUNAKAN

52

Setelah menampilkan tingkat efisiensi dari maisng-masing bank

syariah, selanjutnya akan ditampilkan tingkat efisiensi gabungan Bank Umum

Syariah di Indonesia selama periode penelitian tahun 2011 sampai dengan

tahun 2015 serta tingkat efisiensi rata-rata selama periode tersebut.

Grafik 4.6.

Tingkat Efisiensi Gabungan Bank Umum Syariah di Indonesia

Tahun 2011-2015

Sumber: Olah Data WDEA

Berdasarkan hasil pengukuran grafik 4.6. tingkat efisiensi gabungan

Bank Umum Syariah di Indonesia dari tahun 2011 sampai tahun 2015

mengalami fluktuatif. Pada tahun 2011 tingkat efisiensi Bank Umum Syariah

sebesar 92,47% dan mengalami penurunan tingkat efisiensi pada tahun 2012

menjadi sebesar 88,69% dan termasuk tingkat efisiensi terendah yang dicapai

oleh Bank Umum Syariah. Kemudian tingkat efisiensi Bank Umum Syariah

mulai membaik pada tahun 2013 dan 2014 terlihat dari score efisiensi yang

diperoleh meningkat sebesar 91,64% dan 94,28%. Pada tahun 2015 kembali

mengalami penurunan tingkat efisiensi namun tidak terlalu signifikan menjadi

sebesar 92,91%.

Dari hasil tingkat efisiensi per tahun selama tahun 2011 sampai tahun

2015, diperoleh rata-rata tingkat efisiensi Bank Umum Syariah di Indonesia

selama periode penelitian sebesar 91,98%. Hasil tersebut menunjukan bahwa

92.47

88.69 91.64

94.28

92.91

84.00

86.00

88.00

90.00

92.00

94.00

96.00

98.00

100.00

2011 2012 2013 2014 2015

Efis

ien

si

Page 68: ANALISIS TINGKAT EFISIENSI BANK UMUM SYARIAH (BUS) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39578/1/SITI... · (BUS) DI INDONESIA PERIODE 2011-2015 DENGAN MENGGUNAKAN

53

tingkat efisiensi Bank Umum Syariah di Indonesia masih dikategorikan tinggi

karena berada pada kisaran nilai efisiensi 81-99% (Hidayat:2014). Walaupun

tingkat efisiensinya tidak dapat mencapai tingkat efisiensi sempurna 100%,

namun tingkat efisiensi Bank Umum Syariah di Indonesia masih dikategorikan

aman karena rata-rata tingkat efisiensinya masih berada dikategori tinggi.

Meskipun rata-rata tingkat efisiensi Bank Umum Syariah

dikategorikan aman, akan tetapi masih ada beberapa bank syariah yang tingkat

efisiensinya berada dibawah rata-rata tingkat efisiensi Bank Umum Syariah

selama periode tahun 2011 sampai tahun 2015.

Grafik 4.7.

Rata-Rata Tingkat Efisiensi Bank Umum Syariah di Indonesia

Tahun 2011-2015

Sumber: Olah Data WDEA

Berdasarkan grafik 4.7. dapat dilihat bahwa ada beberapa bank syariah

yang tingkat efisiensinya masih dibawah rata-rata tingkat efisiensi Bank

Umum Syariah sebesar 91,98% selama periode tahun 2011 sampai tahun

2015. Adapun bank syariah yang tingkat efisiensinya masih dibawah rata-rata

tingkat efisiensi Bank Umum Syariah selama periode tahun 2011 sampai

91,98

0.00

20.00

40.00

60.00

80.00

100.00

120.00

Efisiensi BUS Rata-rata Efisiensi

Page 69: ANALISIS TINGKAT EFISIENSI BANK UMUM SYARIAH (BUS) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39578/1/SITI... · (BUS) DI INDONESIA PERIODE 2011-2015 DENGAN MENGGUNAKAN

54

tahun 2015 yaitu BJB Syariah, BCA Syariah, Bank Victoria Syariah, dan

Bank Syariah Bukopin. Sementara bank syariah lainnya yaitu BRI Syariah,

BNI Syariah, Bank Muamalat Indonesia, Bank Mega Syariah, dan Bank Panin

Syariah tingkat efisiensinya berada diatas rata-rata tingkat efisiensi Bank

Umum Syariah selama periode tahun 2011-2015 namun tingkat efisiensinya

masih belum mencapai tingkat efisiensi sempurna 100%. Sedangkan Bank

Syariah Mandiri dan Maybank Syariah Indonesia tingkat efisiensinya sudah

mencapai tingkat efisiensi sempurna 100%.

C. Analisis Input dan Output yang menyebabkan Inefisiensi pada Bank

Umum Syariah tahun 2011-2015

Setelah menampilkan data hasil tingkat efisiensi Bank Umum Syariah

selama tahun 2011 sampai dengan tahun 2015, terdapat bank syariah yang

masih belum efisien. Sesuai dengan pertanyaan pada permaslahan faktor apa

saja yang mempengaruhi inefisiensi Bank Umum Syariah selama tahun 2011

sampai dengan tahun 2015, maka pada sub bab ini akan dianalisis input dan

output apa saja yang menyebabkan bank syariah belum dapat efisien 100%.

Pada perhitungan DEA tidak hanya mengukur nilai efisiensi Bank

Umum Syariah yang menjadi objek penelitian, tetapi juga memberikan

referensi atau acuan bagi bank yang berada dalam kondisi belum efisien

menjadi efisien. Bank yang tidak efisien terjadi karena adanya inefisiensi pada

pengelolaan input dan outputnya. Analisis inefisiensi input dan output ini

dapat dilihat dari angka aktual dan angka target yang dihasilkan oleh

perhitungan DEA.

Berdasarkan pemaparan yang sudah dijelaskan sebelumnya, ada

beberapa bank syariah di Indonesia yang tingkat efisiensinya masih belum

mencapai efisiensi sempurna bahkan ada juga beberapa yang tingkat

efisiensinya masih dibawah rata-rata tingkat efisiensi Bank Umum Syariah

selama periode tahun 2011 sampai tahun 2015.

Page 70: ANALISIS TINGKAT EFISIENSI BANK UMUM SYARIAH (BUS) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39578/1/SITI... · (BUS) DI INDONESIA PERIODE 2011-2015 DENGAN MENGGUNAKAN

55

Bank-bank syariah yang belum efisien tersebut masih belum dapat

memaksimalkan pengelolaan input dan output yang dimiliki. Hal ini

dikarenakan nilai input dan output yang dicapai belum dapat meraih target

yang seharusnya. Oleh karena itu perlu analisis lanjutan terhadap input dan

output apa saja yang menjadi faktor penyebab bank-bank syariah tersebut

masih belum dapat mencapai tingkat efisiensi. Sehingga dari analisis input dan

output yang belum efisisen ini dapat memberikan pertimbangan bagi

manajemen bank syariah dalam mengambil sebuah keputusan.

1. Analisis target input dan output Bank Muamalat Indonesia yang belum

efisien periode tahun 2011-2015

Tabel 4.3.

Analisis Inefisiensi Input dan Ouput Bank Muamalat Indonesia

Tahun 2011-2015

Input dan

Output

Tingkat

Efisiensi

(persen)

Actual Target To

Gain Achieved

(juta rupaih) (juta rupiah) (persen) (persen)

2011

DPK

96,32

29.126.650 26.834.463 7,9 92,1

Beban

Operasional 1.003.051 1.003.051 0 100

Aset Tetap 529.642 529.642 0 100

Total Pembiayaan 22.479.924 23.339.418 3,8 96,3

Pendapatan

Operasional 2.674.527 2.776.785 3,8 96,3

2012

DPK

100

39.422.307 39.422.307 0 100

Beban

Operasional 1.248.270 1.248.270 0 100

Aset Tetap 710.846 710.846 0 100

Total Pembiayaan 32.869.007 32.869.007 0 100

Pendapatan

Operasional 3.382.835 3.382.835 0 100

Page 71: ANALISIS TINGKAT EFISIENSI BANK UMUM SYARIAH (BUS) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39578/1/SITI... · (BUS) DI INDONESIA PERIODE 2011-2015 DENGAN MENGGUNAKAN

56

2013

DPK

100

45.022.858 45.022.858 0 100

Beban

Operasional 1.655.769 1.655.769 0 100

Aset Tetap 1.244.190 1.244.190 0 100

Total Pembiayaan 41.793.420 41.793.420 0 100

Pendapatan

Operasional 4.794.213 4.794.213 0 100

2014

DPK

100

53.496.985 53.496.985 0 100

Beban

Operasional 1.855.158 1.855.158 0 100

Aset Tetap 2.798.346 2.798.346 0 100

Total Pembiayaan 42.958.756 42.958.756 0 100

Pendapatan

Operasional 5.528.377 5.528.377 0 100

2015

DPK

96,60

45.077.653 45.077.653 0 100

Beban

Operasional 2.648.346 2.341.598 11,6 88,4

Aset Tetap 2.933.155 1.178.797 59,8 40,2

Total Pembiayaan 40.606.608 42.949.959 5,8 94,5

Pendapatan

Operasional 5.693.461 5.894.124 3,5 96,6

Sumber: Olah Data WDEA

Berdasarkan tabel 4.3. Tingkat efisiensi Bank Muamalat Indonesia

pada periode penelitian tahun 2011 sampai dengan tahun 2015 cenderung

tidak stabil. Bank Muamalat Indonesia mencapai tingkat efisiensi sempurna

pada tahun 2012, 2013, dan 2014. Sedangkan tahun 2011 dan 2015 belum

mencapai tingkat efisiensi sempurna.

Penyebab Bank Muamalat Indonesia belum efisien pada tahun 2011

terjadi karena inefisiensi pada variabel input dan output. Inefisiensi pada

variabel input DPK, terjadi karena dana pihak ketiga yang dihimpun oleh

Bank Muamalat Indonesia yang melebihi target tidak disertai dengan

peningkatan total pembiayaan. Inefisiensi juga terjadi pada variabel output

total pembiayaan dan pendapatan operasional. Total pembiayaan yang

Page 72: ANALISIS TINGKAT EFISIENSI BANK UMUM SYARIAH (BUS) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39578/1/SITI... · (BUS) DI INDONESIA PERIODE 2011-2015 DENGAN MENGGUNAKAN

57

disalurkan dan pendapatan operasional yang dihasilkan masih kurang dari

target yang seharusnya dicapai Bank Muamalat Indonesia. Selain pada tahun

2011. Inefisiensi pada Bank Muamalat Indonesia juga terjadi pada tahun 2015.

Inefisiensi terjadi pada variabel input beban operasional dan aset tetap.

Dimana terjadi kelebihan penggunan dana untuk biaya operasional dan pada

aset tetap pun terjadi pemborosan. Selain itu Inefisiensi juga terjadi pada

variabel output yaitu total pembiayaan dan pendapatan operasional. Dimana

pada output total pembiayaan dan pendapatan operasional yang dihasilkan

masih belum dapat mencapai target yang ditetapkan.

Berdasarkan analisis inefisiensi di atas, Bank Muamalat Indonesia agar

dapat mencapai tingkat efisiensi sempurna harus memperbaiki variabel input

dan output yang mengalami inefisiensi. Pada tahun 2011, agar dapat efisien

Bank Muamalat Indonesia harus mengurangi penghimpunan dana DPK serta

meningkatkan penyaluran total pembiayaan dan pendapatan operasional.

Sementara pada tahun 2015, Bank Muamalat Indonesia harus mengurangi

biaya untuk kegiatan operasional dan aset tetap serta meningkatkan total

pembiayaan dan pendapatan operasional.

2. Analisis target input dan output BNI Syariah yang belum efisien periode

tahun 2011-2015

Tabel 4.4.

Analisis Inefisiensi Input dan Output BNI Syariah

Tahun 2011-2015

Input dan

Output

Tingkat

Efisiensi

(persen)

Actual Target To Gain Achieved

(juta rupiah) (juta rupiah) (persen) (persen)

2011

DPK

100

6.756.261 6.756.261 0 100

Beban

Operasional 393.655 393.655 0 100

Aset Tetap 88.098 88.098 0 100

Total Pembiayaan 5.310.291 5.310.291 0 100

Pendapatan

Operasional 1.009.550 1.009.550 0 100

Page 73: ANALISIS TINGKAT EFISIENSI BANK UMUM SYARIAH (BUS) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39578/1/SITI... · (BUS) DI INDONESIA PERIODE 2011-2015 DENGAN MENGGUNAKAN

58

2012

DPK

87,77

8.980.035 8.980.035 0 100

Beban

Operasional 673.953 673.953 0 100

Aset Tetap 153.169 153.169 0 100

Total Pembiayaan 7.631.994 8.695.080 13,9 87,8

Pendapatan

Operasional 1.259.539 1.434.984 13,9 87,8

2013

DPK

100

11.488.209 11.488.209 0 100

Beban

Operasional 884.109 884.109 0 100

Aset Tetap 183.764 183.764 0 100

Total Pembiayaan 11.242.241 11.242.241 0 100

Pendapatan

Operasional 1.612.222 1.612.222 0 100

2014

DPK

100

16.246.405 16.246.405 0 100

Beban

Operasional 1.127.685 1.127.685 0 100

Aset Tetap 219.644 219.644 0 100

Total Pembiayaan 15.040.920 15.040.920 0 100

Pendapatan

Operasional 2.176.438 2.176.438 0 100

2015

DPK

100

19.322.756 19.322.756 0 100

Beban

Operasional 1.460.278 1.460.278 0 100

Aset Tetap 274.946 274.946 0 100

Total Pembiayaan 17.765.096 17.765.096 0 100

Pendapatan

Operasional 2.573.188 2.573.188 0 100

Sumber: Olah Data WDEA

Berdasarkan tabel 4.4. BNI Syariah mencapai tingkat efisiensi

sempurna pada tahun 2011, 2013, 2014, dan 2015. Sedangkan pada tahun

2012 tingkat efisiensi BNI Syariah belum dapat mencapai tingkat efisiensi

sempurna.

Adapun penyebab BNI Syariah belum dapat efisien pada tahun 2012

dikarenakan adanya inefisiensi pada output yang disebabkan oleh pengelolaan

Page 74: ANALISIS TINGKAT EFISIENSI BANK UMUM SYARIAH (BUS) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39578/1/SITI... · (BUS) DI INDONESIA PERIODE 2011-2015 DENGAN MENGGUNAKAN

59

yang belum dapat maksimal. Inefisiensi terjadi pada variabel ouput yaitu total

pembiayaan dan pendapatan operasional. Total pembiayaan yang disalurkan

dan pendapatan operasional yang dihasilkan masih kurang dari target

seharusnya dicapai oleh BNI Syariah.

Dari Analisis inefisiensi di atas, variabel yang harus diperbaiki oleh

BNI Syariah pada tahun 2012 agar dapat mencapai tingkat efisiensi sempurna

yaitu dengan menambah jumlah total pembiayaan yang disalurkan dan

meningkatkan pendapatan operasional.

3. Analisis target input dan output Bank Panin Syariah yang belum efisien

periode tahun 2011-2015

Tabel 4.5.

Analisis Inefisiensi Input dan Output Bank Panin Syariah

Tahun 2011-2015

Input dan

Output

Tingkat

Efisiensi

(persen)

Actual Target To

Gain Achieved

(juta rupaih) (juta rupiah) (persen) (persen)

2011

DPK

100

419.772 419.772 0 100

Beban

Operasional 30.638 30.638 0 100

Aset Tetap 36.680 36.680 0 100

Total Pembiayaan 684.242 684.242 0 100

Pendapatan

Operasional 74.894 74.894 0 100

2012

DPK

100

1.223.290 1.223.290 0 100

Beban

Operasional 40.382 40.382 0 100

Aset Tetap 39.463 39.463 0 100

Total Pembiayaan 1.515.420 1.515.420 0 100

Pendapatan

Operasional 152.468 152.468 0 100

Page 75: ANALISIS TINGKAT EFISIENSI BANK UMUM SYARIAH (BUS) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39578/1/SITI... · (BUS) DI INDONESIA PERIODE 2011-2015 DENGAN MENGGUNAKAN

60

2013

DPK

86,30

2.870.310 2.870.310 0 100

Beban

Operasional 83.441 83.441 0 100

Aset Tetap 46.237 39.653 14,2 85,8

Total Pembiayaan 2.594.825 3.006.905 15,9 86,3

Pendapatan

Operasional 283.759 337.239 18,8 84,1

2014

DPK

100

5.076.082 5.076.082 0 100

Beban

Operasional 128.060 128.060 0 100

Aset Tetap 50.765 50.765 0 100

Total Pembiayaan 4.785.524 4.785.524 0 100

Pendapatan

Operasional 559.789 559.789 0 100

2015

DPK

100

5.928.345 5.928.345 0 100

Beban

Operasional 235.063 235.063 0 100

Aset Tetap 73.100 73.100 0 100

Total Pembiayaan 5.713.720 5.713.720 0 100

Pendapatan

Operasional 734.238 734.238 0 100

Sumber: Olah Data WDEA

Berdasarkan tabel 4.5. selama periode penelitian tahun 2011 sampai

dengan tahun 2015 Bank Panin Syariah mencapai tingkat efisiensi sempurna

pada tahun 2011, 2012, 2014, dan 2015. Sedangkan pada tahun 2013 Bank

Panin Syariah belum dapat mencapai tingkat efisiensi sempurna.

Adapun penyebab Bank Panin Syariah pada tahun 2013 belum dapat

efisien dikarenakan masih adanya inefisiensi pada pengelolaan input dan

output yang dimiliki. Inefisiensi pada variabel input terjadi karena

pemborosan pada penggunaan aset tetap. Sementara inefisiensi pada variabel

output terjadi karena output total pembiayaan dan pendapatan yang dihasilkan

Bank Panin Syariah masih belum dapat mencapai target yang seharusnya.

Page 76: ANALISIS TINGKAT EFISIENSI BANK UMUM SYARIAH (BUS) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39578/1/SITI... · (BUS) DI INDONESIA PERIODE 2011-2015 DENGAN MENGGUNAKAN

61

Berdasarkan analisis di atas, perlu adanya perbaikan pada variabel

yang terjadi inefisiensi. Agar dapat mencapai tingkat efisiensi sempurna pada

tahun 2013 Bank Panin Syariah harus mengurangi penggunaan dana untuk

aset tetap serta meningkatakan jumlah total pembiayaan yang disalurkan dan

meningkatkan pendapatan operasional.

4. Analisis target input dan output BRI Syariah yang belum efisien periode

tahun 2011-2015

Tabel 4.6.

Analisis Inefisiensi Input dan Output BRI Syariah

Tahun 2011-2015

Input dan

Output

Tingkat

Efisiensi

(persen)

Actual Target To

Gain Achieved

(juta rupaih) (juta rupiah) (persen) (persen)

2011

DPK

92,28

9.906.412 9.906.412 0 100

Beban

Operasional 657.098 657.098 0 100

Aset Tetap 224.785 224.785 0 100

Total Pembiayaan 9.188.350 9.956.921 8,4 92,3

Pendapatan

Operasional 1.141.770 1.334.713 16,9 85,5

2012

DPK

96,44

11.948.889 11.948.889 0 100

Beban

Operasional 742.068 742.068 0 100

Aset Tetap 267.368 267.368 0 100

Total Pembiayaan 11.417.500 11.838.401 3,7 96,4

Pendapatan

Operasional 1.507.472 1.614.117 7,1 93,4

2013

DPK

100

14.349.712 14.349.712 0 100

Beban

Operasional 926.210 926.210 0 100

Aset Tetap 357.527 357.527 0 100

Total Pembiayaan 14.178.143 14.178.143 0 100

Pendapatan

Operasional 1.875.620 1.875.620 0 100

Page 77: ANALISIS TINGKAT EFISIENSI BANK UMUM SYARIAH (BUS) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39578/1/SITI... · (BUS) DI INDONESIA PERIODE 2011-2015 DENGAN MENGGUNAKAN

62

2014

DPK

94,97

16.947.388 16.947.388 0 100

Beban

Operasional 1.069.775 1.069.775 0 100

Aset Tetap 395.977 395.977 0 100

Total Pembiayaan 15.699.670 16.531.555 5,3 95,0

Pendapatan

Operasional 2.140.056 2.253.452 5,3 95,0

2015

DPK

90,33

20.123.658 20.123.658 0 100

Beban

Operasional 1.381.449 1.336.936 3,2 96,8

Aset Tetap 379.245 379.245 0 100

Total Pembiayaan 16.660.266 18.442.905 10,7 90,3

Pendapatan

Operasional 2.567.870 2.842.631 10,7 90,3

Sumber: Olah Data WDEA

Selama periode penelitian tahun 2011 sampai dengan tahun 2015. BRI

Syariah hanya mampu mencapai tingkat efisiensi sempurna pada tahun 2013.

Sedangkan pada tahun 2011, 2012, 2014, dan 2015 belum dapat mencapai

tingkat efisiensi sempurna. Hal ini terjadi karena adanya inefisiensi pada

variabel input dan output yang dimiliki BRI Syariah.

Pada tahun 2011, 2012, dan 2014 faktor penyebab inefisiensi terjadi

hanya pada variabel output yaitu total pembiayaan dan pendapatan operasional

yang masih belum dapat mencapai target seharusnya.

Selama tahun 2011 sampai dengan tahun 2014 total pembiayaan yang

disalurkan oleh BRI Syariah mengalami peningkatan tiap tahun. Akan tetapi

total pembiayaan yang disalurkan tersebut masih belum mencapai target yang

seharusnya.

Pada tahun 2015, BRI Syariah juga belum dapat mencapai tingkat

efisiensi sempurna atau terjadi inefisiensi. Adapun faktor terjadinya inefisiensi

disebabkan oleh variabel input yaitu beban operasional, serta pada variabel

output yaitu total pembiayaan dan pendapatan operasional. Inefisiensi pada

beban operasional disebabkan adanya kelebihan anggaran untuk biaya

Page 78: ANALISIS TINGKAT EFISIENSI BANK UMUM SYARIAH (BUS) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39578/1/SITI... · (BUS) DI INDONESIA PERIODE 2011-2015 DENGAN MENGGUNAKAN

63

kegiatan operasional. Sementara inefisiensi pada variabel total pembiayaan

dan pendapatan operasional terjadi karena output yang dihasilkan masih

kurang maksimal atau belum dapat mencapai target yang seharusnya dicapai.

Dari analisis inefisiensi di atas, agar dapat mencapai tingkat efisiensi

sempurna BRI Syariah harus memperbaiki variabel input dan output yang

mengalami inefisiensi. Pada tahun 2011, 2012, dan 2014 yang harus dilakukan

oleh BRI Syariah agar dapat efisien dengan meningkatkan jumlah total

pembiayaan dan pendapatan operasional. Sementara pada tahun 2015 agar

dapat efisien BRI Syariah harus mengurangi beban operasional serta

meningkatkan total pembiayaan dan pendapatan oeprasional.

5. Analisis target input dan output Bank Mega Syariah yang belum efisien

periode tahun 2011-2015

Tabel 4.7.

Analisis Inefisiensi Input dan Output Bank Mega Syariah

Tahun 2011-2015

Input dan

Output

Tingkat

Efisiensi

(persen)

Actual Target To

Gain Achieved

(juta rupaih) (juta rupiah) (persen) (persen)

2011

DPK

81,02

4.928.442 4.928.442 0 100

Beban

Operasional 571.657 571.657 0 100

Aset Tetap 132.284 132.284 0 100

Total Pembiayaan 4.094.797 5.054.251 23,4 81,0

Pendapatan

Operasional 982.607 1.212.842 23,4 81,0

2012

DPK

91,37

7.090.422 7.090.422 0 100

Beban

Operasional 626.939 626.939 0 100

Aset Tetap 136.315 136.315 0 100

Total Pembiayaan 6.213.570 6.800.428 9,4 91,4

Pendapatan

Operasional 1.302.340 1.425.343 9,4 91,4

Page 79: ANALISIS TINGKAT EFISIENSI BANK UMUM SYARIAH (BUS) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39578/1/SITI... · (BUS) DI INDONESIA PERIODE 2011-2015 DENGAN MENGGUNAKAN

64

2013

DPK

100

7.730.738 7.730.738 0 100

Beban

Operasional 740.155 740.155 0 100

Aset Tetap 148.900 148.900 0 100

Total Pembiayaan 7.185.389 7.185.389 0 100

Pendapatan

Operasional 1.673.842 1.673.842 0 100

2014

DPK

100

5.821.319 5.821.319 0 100

Beban

Operasional 731.609 731.609 0 100

Aset Tetap 395.232 395.232 0 100

Total Pembiayaan 5.455.674 5.455.674 0 100

Pendapatan

Operasional 1.673.842 1.673.842 0 100

2015

DPK

100

4.268.834 4.268.834 0 100

Beban

Operasional 1.150.149 1.150.149 0 100

Aset Tetap 441.703 441.703 0 100

Total Pembiayaan 4.211.474 4.211.474 0 100

Pendapatan

Operasional 1.810.150 1.810.150 0 100

Sumber: Olah Data WDEA

Berdasarkan tabel 4.7. Tingkat efisiensi Bank Mega Syariah

mengalami peningkatan selama periode tahun 2011 sampai dengan tahun

2015. Pada tahun 2011 dan 2012 Bank Mega Syariah belum dapat mencapai

tingkat efisiensi sempurna. Kemudian pada tahun 2013 sampai dengan tahun

2015, tingkat efisiensi Bank Mega Syariah mengalami kenaikan dan mencapai

tingkat efisiensi sempurna.

Adapun faktor penyebab Bank Mega Syariah pada tahun 2011 dan

2012 belum dapat mencapai tingkat efisiensi sempurna dikarenakan adanya

inefisiensi pada variabel output yaitu total pembiayaan dan pendapatan

operasional. Total pembiayaan yang disalurkan dan pendapatan operasional

yang dihasilkan belum dapat mencapai target yang seharusnya dicapai Bank

Mega Syariah.

Page 80: ANALISIS TINGKAT EFISIENSI BANK UMUM SYARIAH (BUS) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39578/1/SITI... · (BUS) DI INDONESIA PERIODE 2011-2015 DENGAN MENGGUNAKAN

65

Dari analisis variabel inefisiensi di atas, yang harus dilakukan oleh

Bank Mega Syariah agar dapat mencapai tingkat efisiensi sempurna pada

tahun 2011 dan 2012 dengan meningkatkan jumlah total pembiayaan yang

disalurkan serta menambah pendapatn operasional.

6. Analisis target input dan output BJB Syariah yang belum efisien periode

tahun 2011-2015

Tabel 4.8.

Analisis Inefisiensi Input dan Output BJB Syariah

Tahun 2011-2015

Input dan

Output

Tingkat

Efisiensi

(persen)

Actual Target To

Gain Achieved

(juta rupaih) (juta rupiah) (persen) (persen)

2011

DPK

100

2.218.533 2.218.533 0 100

Beban

Operasional 120.453 120.453 0 100

Aset Tetap 9.518 9.518 0 100

Total Pembiayaan 1.769.445 1.769.445 0 100

Pendapatan

Operasional 265.039 265.039 0 100

2012

DPK

79,46

3.362.037 3.362.073 0 100

Beban

Operasional 144.581 144.581 0 100

Aset Tetap 143.705 75.859 47,2 52,8

Total Pembiayaan 2.960.606 3.725.936 25,9 79,5

Pendapatan

Operasional 370.923 466.808 25,9 79,5

2013

DPK

86,6

3.702.683 3.702.683 0 100

Beban

Operasional 208.313 208.313 0 100

Aset Tetap 168.658 93.606 44,5 55,5

Total Pembiayaan 3.597.059 4.153.480 13,4 86,6

Pendapatan

Operasional 528.197 609.903 13,4 86,6

Page 81: ANALISIS TINGKAT EFISIENSI BANK UMUM SYARIAH (BUS) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39578/1/SITI... · (BUS) DI INDONESIA PERIODE 2011-2015 DENGAN MENGGUNAKAN

66

2014

DPK

87,43

5.237.296 5.237.296 0 100

Beban

Operasional 252.038 252.038 0 100

Aset Tetap 175.747 108.631 38,2 61,8

Total Pembiayaan 4.402.699 5.082.060 15,4 86,6

Pendapatan

Operasional 742.209 848.906 14,4 87,4

2015

DPK

100

4.702.474 4.702.474 0 100

Beban

Operasional 459.345 459.345 0 100

Aset Tetap 171.569 171.569 0 100

Total Pembiayaan 4.984.873 4.984.873 0 100

Pendapatan

Operasional 1.315.954 1.315.954 0 100

Sumber: Olah Data WDEA

Berdasarkan tabel 4.8. BJB Syariah mencapai tingkat efisiensi

sempurna hanya pada tahun 2011 dan tahun 2015. Sedangkan pada tahun 2012

sampai dengan tahun 2014 belum dapat mencapai tingkat efisiensi sempurna.

BJB Syariah pada tahun 2012, 2013, dan 2014 belum dapat efisien

disebabkan adanya inefisiensi pada variabel input aset tetap, serta variabel

output total pembiayaan dan pendapatan operasional. Inefisiensi pada aset

tetap disebabkan adanya pemborosan dana untuk aset tetap sehingga melebihi

target yang ditetapkan. Sementara inefisiensi pada variabel output disebabkan

karena total pembiayaan dan pendapatan yang dihasilkan masih belum

maksimal atau belum dapat mencapai target yang seharusnya.

Berdasarkan hasil analisis inefisiensi di atas, BJB Syariah agar dapat

mencapai tingkat efisiensi sempurna perlu mengurangi dana untuk aset tetap

serta perlu meningkatkan jumlah total pembiayaan yang disalurkan dan

menambah pendapatan operasional.

Page 82: ANALISIS TINGKAT EFISIENSI BANK UMUM SYARIAH (BUS) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39578/1/SITI... · (BUS) DI INDONESIA PERIODE 2011-2015 DENGAN MENGGUNAKAN

67

7. Analisis target input dan output Bank Syariah Bukopin yang belum efisien

periode tahun 2011-2015

Tabel 4.9.

Analisis Inefisiensi Input dan Output Bank Syariah Bukopin

Tahun 2011-2015

Input dan

Output

Tingkat

Efisiensi

(persen)

Actual Target To

Gain Achieved

(juta rupaih) (juta rupiah) (persen) (persen)

2011

DPK

73,88

2.291.738 2.291.738 0 100

Beban

Operasional 86.442 86.442 0 100

Aset Tetap 80.837 33.144 59 41

Total Pembiayaan 1.916.219 2.593.861 35,4 73,9

Pendapatan

Operasional 245.306 332.055 35,4 73,9

2012

DPK

83,84

2.850.784 2.850.784 0 100

Beban

Operasional 101.814 101.814 0 100

Aset Tetap 86.224 44.950 47,9 52,1

Total Pembiayaan 2.627.337 3.133.865 19,3 83,8

Pendapatan

Operasional 311.220 371.221 19,3 83,8

2013

DPK

92,85

3.272.262 3.272.262 0 100

Beban

Operasional 123.490 123.490 0 100

Aset Tetap 118.972 58.880 50,5 49,5

Total Pembiayaan 3.287.185 3.540.128 7,7 92,6

Pendapatan

Operasional 401.503 432.398 7,7 92,6

2014

DPK

93,71

3.994.957 3.994.957 0 100

Beban

Operasional 138.296 138.296 0 100

Aset Tetap 122.477 51.029 58,3 41,7

Total Pembiayaan 3.715.560 3.988.879 7,4 93,1

Pendapatan

Operasional 502.833 536.590 6,7 93,7

Page 83: ANALISIS TINGKAT EFISIENSI BANK UMUM SYARIAH (BUS) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39578/1/SITI... · (BUS) DI INDONESIA PERIODE 2011-2015 DENGAN MENGGUNAKAN

68

2015

DPK

91,77

4.756.303 4.756.303 0 100

Beban

Operasional 166.473 166.473 0 100

Aset Tetap 160.648 76.774 52,2 41,8

Total Pembiayaan 4.336.201 4.724.977 9,0 91,8

Pendapatan

Operasional 557.957 607.983 9,0 91,8

Sumber: Olah Data WDEA

Berdasarkan tabel 4.9. selama periode tahun 2011 sampai dengan

tahun 2015 Bank Syariah Bukopin belum dapat mencapai tingkat efisiensi

sempurna atau masih terjadi inefisiensi. Hal ini disebabkan oleh pengelolaan

input dan output yang masih belum optimal.

Inefisiensi pada variabel input terjadi pada aset tetap. Sedangkan

inefisiensi pada variabel output terjadi pada total pembiayaan dan pendapatan

operasional. Penggunaan input aset tetap mengalami pemborosan, dimana

input aset tetap yang digunakan masih lebih besar dibandingkan targetnya.

Sementara pada output total pembiayaan dan pendapatan operasional

inefisiensi terjadi disebabkan karena total pembiayaan yang disalurkan dan

pendapatan operasional yang dihasilkan masih belum dapat maksimal atau

belum dapat mencapai target yang seharusnya dicapai oleh Bank Syariah

Bukopin.

Berdasrkan analisis inefisiensi di atas agar Bank Syariah Bukopin

dapat mencapai tingkat efisiensi sempurna maka variabel input dan output

yang perlu diperbaiki yaitu dengan mengurangi penggunaan untuk aset tetap

dan meningkatkan total pembiayaan dan pendapatan operasional.

Page 84: ANALISIS TINGKAT EFISIENSI BANK UMUM SYARIAH (BUS) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39578/1/SITI... · (BUS) DI INDONESIA PERIODE 2011-2015 DENGAN MENGGUNAKAN

69

8. Analisis target input dan output BCA Syariah yang belum efisien periode

tahun 2011-2015

Tabel 4.10.

Analisis Inefiseinsi Input dan Output BCA Syariah

Tahun 2011-2015

Input dan

Output

Tingkat

Efisiensi

(persen)

Actual Target To

Gain Achieved

(juta rupaih) (juta rupiah) (persen) (persen)

2011

DPK

79,41

864.135 864.135 0 100

Beban

Operasional 50.192 50.192 0 100

Aset Tetap 21.373 19.403 9,2 90,8

Total Pembiayaan 680.864 1.033.228 51,8 65,9

Pendapatan

Operasional 144.381 181.827 25,9 79,4

2012

DPK

77,44

1.261.824 1.071.438 15,1 84,9

Beban

Operasional 61.544 61.544 0 100

Aset tetap 20.894 20.894 0 100

Total Pembiayaan 1.008.325 1.351.715 34,1 74,6

Pendapatan

Operasional 171.381 221.314 29,1 77,4

2013

DPK

80,18

1.703.049 1.703.049 0 100

Beban

Operasional 63.713 63.713 0 100

Aset tetap 29.438 26.716 9,2 90,8

Total Pembiayaan 1.421.624 1.772.932 24,7 80,2

Pendapatan

Operasional 200.956 250.616 24,7 80,2

2014

DPK

86,32

2.338.709 2.338.709 0 100

Beban

Operasional 82.067 82.067 0 100

Aset tetap 33.140 31.915 3,7 96,3

Total Pembiayaan 2.132.223 2.470.213 15,9 86,3

Pendapatan

Operasional 280.983 325.523 15,9 86,3

Page 85: ANALISIS TINGKAT EFISIENSI BANK UMUM SYARIAH (BUS) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39578/1/SITI... · (BUS) DI INDONESIA PERIODE 2011-2015 DENGAN MENGGUNAKAN

70

2015

DPK

91,50

3.255.154 3.255.154 0 100

Beban

Operasional 202.439 202.439 0 100

Aset tetap 55.858 55.858 0 100

Total Pembiayaan 2.975.474 3.468.696 16,6 85,8

Pendapatan

Operasional 551.045 602.227 9,3 91,5

Sumber: Olah Data WDEA

Berdasarkan tabel 4.10. Selama periode penelitian tahun 2011 sampai

dengan tahun 2015, BCA Syariah belum dapat mencapai tingkat efisiensi

sempurna. Adapun faktor penyebabnya dikarenakan masih adanya inefisiensi

pada pengelolaan variabel input dan output yang dimiliki.

Inefisiensi pada tahun 2011, 2013, dan 2014 disebabkan pengelolaan

input aset tetap serta output total pembiayaan dan pendapatan operasional

yang belum dapat maksimal. Inefisiensi pada input aset tetap disebabkan

terjadinya pemborosan pada penggunaan aset tetap. Sementara inefisiensi pada

output terjadi karena output total pembiayaan dan pendapatan operasional

yang dihasilkan masih belum dapat mencapai target yang seharusnya.

Pada tahun 2012, inefesiensi terjadi pada varibel input DPK serta

output total pembiayaan dan pendapatan operasional. Input DPK yang

dihimpun oleh BCA Syariah melebihi target yang seharusnya dicapai dan

tidak diikuti dengan meningkatnya jumlah total pembiayaan yang disalurkan.

Sementara inefisiensi yang terjadi pada variabel output disebabkan karena

output total pembiayaan yang disalurkan dan pendapatan operasional yang

dihasilkan masih belum maksimal.

Sedangkan pada tahun 2015 inefisiensi hanya terjadi pada variabel

output total pembiayaan dan pendapatan operasional yang masih belum

maksimal atau belum dapat mencapai target yang seharusnya dicapai oleh

BCA Syariah.

Page 86: ANALISIS TINGKAT EFISIENSI BANK UMUM SYARIAH (BUS) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39578/1/SITI... · (BUS) DI INDONESIA PERIODE 2011-2015 DENGAN MENGGUNAKAN

71

Berdasarkan analisis di atas, variabel input dan output yang mengalami

inefisiensi harus diperbaiki oleh BCA Syariah agar dapat mencapai tingkat

efisiensi sempurna. Adapun yang harus dilakukan oleh BCA Syariah agar

dapat mencapai efisien, pada tahun 2011, 2013, dan 2014 harus mengurangi

penggunaan aset tetap, dan meningkatkan total pembiayaan serta pendapatan

operasional. Sementara tahun 2012, yang harus dilakukan mengurangi DPK

yang dihimpun dan meningkatkan pembiayaan dan pendapatan operasional.

Sedangkan pada tahun 2015, BCA Syariah hanya harus meningkatkan total

pembiayaan dan pendapatan operasional.

9. Analisis target input dan output Bank Victoria Syariah yang belum efisien

periode tahun 2011-2015

Tabel 4.11.

Analisis Inefisiensi Bank Victoria Syariah

Tahun 2011-2015

Input dan

Output

Tingkat

Efisiensi

(persen)

Actual Target To

Gain Achieved

(juta rupaih) (juta rupiah) (persen) (persen)

2011

DPK

100

465.036 465.036 0 100

Beban

Operasional 16.772 16.772 0 100

Aset tetap 16.614 16.614 0 100

Total Pembiayaan 214.281 214.281 0 100

Pendapatan

Operasional 73.682 73.682 0 100

2012

DPK

66,95

646.324 646.342 0 100

Beban

Operasional 34.308 34.308 0 100

Aset tetap 19.695 19.695 0 100

Total Pembiayaan 476.814 712.157 49,4 67,0

Pendapatan

Operasional 83.490 124.698 49,4 67,0

Page 87: ANALISIS TINGKAT EFISIENSI BANK UMUM SYARIAH (BUS) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39578/1/SITI... · (BUS) DI INDONESIA PERIODE 2011-2015 DENGAN MENGGUNAKAN

72

2013

DPK

68,83

1.015.792 1.015.792 0 100

Beban

Operasional 46.043 46.043 0 100

Aset tetap 22.637 22.637 0 100

Total Pembiayaan 859.944 1.249.369 45,3 68,8

Pendapatan

Operasional 111.776 162.394 45,3 68,8

2014

DPK

77,85

1.185.686 1.185.686 0 100

Beban

Operasional 52.631 52.631 0 100

Aset tetap 26.801 26.603 0,7 99,3

Total Pembiayaan 1.076.881 1.383.241 28,4 77,9

Pendapatan

Operasional 153.013 196.544 28,4 77,9

2015

DPK

60,79

1.128.908 1.128.908 0 100

Beban

Operasional 81.237 81.237 0 100

Aset tetap 23.684 23.684 0 100

Total Pembiayaan 1.075.481 1.769.424 64,5 60,8

Pendapatan

Operasional 152.861 264.655 73,1 57,8

Sumber: Olah Data WDEA

Berdasarkan tabel 4.11. Bank Victoria Syariah hanya mampu mencapa

tingkat efisiensi sempurna pada tahun 2011. Sedangkan pada tahun 2012

sampai dengan tahun 2015 belum dapat mencapai tingkat efisiensi sempurna.

Inefisiensi pada tahun 2012, 2013, dan 2015 hanya terjadi pada output

total pembiayaan dan pendapatan operasional yang belum dapat mencapai

target yang seharusnya.

Sementara pada tahun 2014, inefisiensi terjadi pada input aset tetap

serta output total pembiayan dan pendapatan operasional. Alokasi penggunaan

aset tetap terjadi pemborosan sehingga melebihi target yang ditetapkan.

Sedangkan inefisiensi pada output disebabkan karena total pembiayaan yang

disalurkan masih kurang dari target yang seharusnya disalurkan dan

Page 88: ANALISIS TINGKAT EFISIENSI BANK UMUM SYARIAH (BUS) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39578/1/SITI... · (BUS) DI INDONESIA PERIODE 2011-2015 DENGAN MENGGUNAKAN

73

pendapatan operasional yang dihasilkan masih kurang dari target yang

seharusnya dicapai.

Berdasarkan analisis inefisiensi di atas, variabel yang perlu diperbaikai

oleh Bank Victoria Syariah agar dapat mencapai tingkat efisiensi sempurna,

pada tahun 2012, 2013, dan 2015, Bank Victoria Syariah harus meningkatkan

jumlah total pembiayaan dan pendapatn operasional. Sedangkan untuk tahun

2014, yang harus dilakukan oleh Bank Victoria Syariah mengurangi

penggunaan dana aset tetap, serta meningkatkan jumlah total pembiayaan dan

pendapatan operasional.

D. Analisis Interpretasi Hasil Data

Berdasarkan hasil pengukuran tingkat efisiensi Bank Umum Syariah,

secara individu selama periode penelitian tahun 2011 sampai tahun 2015

hanya ada dua Bank Umum Syariah yang mencapai tingkat efisiensi sempurna

dan stabil yaitu Bank Syariah Mandiri dan Maybank Syariah Indonesia. Pada

tahun 2011 hingga 2015 score rata-rata efisiensinya mencapai 100%.

Hasil penelitian tentang kinerja Bank Syariah Mandiri sudah efisien

sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Cahya (2015) dimana hasilnya

menunjukan bahwa kinerja Bank Syariah Mandiri selama tahun 2010 sampai

dengan tahun 2012 telah mencapai tingkat efisiensi sempurna 100%. Bank

Syariah Mandiri menunjukan kinerja yang sangat positif. Aset Bank Syariah

Mandiri mengalami pertumbuhan pada tahun 2015 sebesar 5,10%,

pertumbuhan juga terjadi pada DPK sebesar 3,83% dan total pembiayaan

sebesar 3,98%.

Pada penelitian ini juga diperoleh hasil yang menunjukan bahwa

kinerja Maybank Syariah Indonesia sudah efisien dan mampu mencapai

tingkat efisiensi sempurna selama periode tahun 2011 sampai tahun 2015

dengan score rata-rata efisiensinya mencapai 100%. Hasil penelitan ini sejalan

dengan penelitian yang dilakukan oleh Putri dan Mulazid (2016) dimana

hasilnya menunujukan bahwa Maybank Syariah Indonesia telah mencapai

Page 89: ANALISIS TINGKAT EFISIENSI BANK UMUM SYARIAH (BUS) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39578/1/SITI... · (BUS) DI INDONESIA PERIODE 2011-2015 DENGAN MENGGUNAKAN

74

tingkat efisien 100% selama tahun 2013 sampai dengan tahun 2015. Kinerja

Maybank Syariah Indonesia sangat baik meskipun pada tahun 2015 terjadi

penurunan total aset sebesar 22,9%, DPK sebesar 23,9% dan pembiayaan

sebesar 38%, Maybank Syariah Indonesia masih mampu mempertahankan

tingkat efisiensi sempurnanya.

Selain dua Bank Umum Syariah yang sudah efisien, selama periode

penelitian masih ada sembilan Bank Umum Syariah lainyang masih

mengalami inefisiensi yaitu Bank Muamalat Indonesia, BNI Syariah, BRI

Syariah, Bank Mega Syariah, Bank Syariah Bukopin, BCA Syariah, BJB

Syariah, Bank Panin Syariah, dan Bank Victoria Syariah tingkat efisiensinya

tidak stabil dan belum dapat mencapai tingkat efisiensi sempurna.

Sedangkan jika dilihat dari tingkat efisiensi gabungan Bank Umum

Syariah yang ada di Indonesia selama tahun 2011 sampai tahun 2015 secara

keseluruhan tingkat efisiensinya cenderung tidak stabil, Tingkat efisiensi Bank

Umum Syariah terendah terjadi pada tahun 2012. Hal ini diakibatkan krisis

global yang terjadi pada tahun 2012 memberikan dampak yang signifikan

terhadap kinerja perbankan syariah di Indonesia. Sehingga pada tahun 2012

terdapat tujuh Bank Umum Syariah yang belum efisien.

Selama periode penelitian tahun 2011 sampai dengan tahun 2015

tingkat efisiensi Bank Umum Syariah mengalami fluktuasi dan belum dapat

mencapai tingkat efisiensi sempurna. Hasil ini sama seperti penelitian

sebelumnya yang dilakukan oleh Ika Yulita (2014) yang meneliti Tingkat

efisiensi Bank Umum Syariah di Indonesia dan Malaysia dengan metode DEA

periode 2011-2014, dimana Bank Umum Syariah di Indonesia masih belum

dapat mencapai tingkat efisiensi sempurna 100%.

Bank Umum Syariah yang masih belum dapat mencapai efisiensi

sempurna menunujukan bank syariah tersebut belum dapat memaksimalkan

nilai input dan output yang dimiliki. Hal ini menunjukan nilai input dan output

yang dicapai belum dapat meraih target yang sebenarnya. Berdasarkan analisis

Page 90: ANALISIS TINGKAT EFISIENSI BANK UMUM SYARIAH (BUS) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39578/1/SITI... · (BUS) DI INDONESIA PERIODE 2011-2015 DENGAN MENGGUNAKAN

75

inefisiensi diketahui faktor penyebab Bank Umum Syariah belum dapat

efisien. Ternyata variabel input berupa DPK, beban operasional, dan aset tetap

serta output berupa total pembiayaan dan pendapatan operasional pada Bank

Umum Syariah harus segera diperbaiki. Terutama pada variabel output yaitu

total pembiayaan dan pendapatan operasional yang merupakan penyebab

utama terjadinya ketidakefisienan pada Bank Umum Syariah.

Grafik 4.8.

Variabel Penyebab Inefisiensi Bank Umum Syariah

Tahun 2011 sampai Tahun 2015

Sumber: Data diolah dari Total Improve Output Oriented WDEA

Dari grafik 4.8. di atas variabel yang perlu mendapatkan perbaikan

terdapat pada variabel input dan output. Variabel input meliputi DPK, aset

tetap, dan beban operasional, serta variabel output meliputi total pembiayaan

dan pendapatan operasional. Total pembiayaan dan pendapatan operasional

menjadi penyumbang terbesar yang menyebabkan terjadinya inefisiensi pada

Bank Umum Syariah yaitu masing-masing sebesar 38% dan 37%. Sementara

pada aset tetap kontribusi inefisiensi sebesar 19%, inefisiensi DPK dan beban

operasional masing-masing sebesar 3%. Dari hasil kontribusi masing-masing

variabel yang menyebabkan inefisiensi menunjukan bahwa Bank Umum

Syariah (BUS) di Indonesia belum dapat memaksimalkan output yang

dihasilkan dengan penggunaan input tertentu yang ditetapkan. Hasil ini sejalan

dengan penelitian yang telah dilakukan oleh Firdaus dan Hosen (2013) dimana

3% 3%

19%

38%

37%

Variabel Inefisiensi

DPK

Beban operasional

Aset tetap

Total pembiayaan

Page 91: ANALISIS TINGKAT EFISIENSI BANK UMUM SYARIAH (BUS) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39578/1/SITI... · (BUS) DI INDONESIA PERIODE 2011-2015 DENGAN MENGGUNAKAN

76

hasilnya menunjukan bahwa Bank Umum Syariah di Indonesia masih

dikategorikan inefisien atau belum dapat mengoptimalkan sumber daya yang

dimiliki.

Inefisiensi pada input DPK disebabkan jumlah input DPK yang masih

lebih besar dibandingkan targetnya. Hal ini menunjukan peranannya sebagai

input DPK yang tidak maksimal untuk menghasilkan output. Upaya yang

dapat dilakukan adalah dengan mengalokasikan kelebihan input DPK ke

bagian aset yang bersifat produktif. Cara ini dapat dilakukan oleh bank-bank

syariah dengan peningkatan jumlah penyaluran pembiayaan seperti

pembiayaan jual beli, sewa, bagi hasil, dan lainnya kepada masyarakat. Hal ini

berarti dana yang terkumpul dari masyarakat seperti simpanan dapat

disalurkan kembali ke masyarakat melalui pembiayaan. Adapun cara lainnya

dengan menaikkan biaya administrasi pada dana simpanan, sehingga

pendapatan operasional bank syariah dapat diperbaiki.

Variabel input selanjutnya yang perlu diperbaiki yaitu variabel beban

operasional. Membengkaknya beban operasional diakibatkan biaya yang

dikeluarkan Bank Umum Syariah untuk kegiatan operasional masih cukup

besar. Terlihat dari rasio BOPO Bank Umum Syariah pada tahun 2015

mengalami kenaikan sebesar 93,53%. Hal ini membuktikan bahwa Bank

Umum Syariah kurang efisien dalam peneglolaan operasionalnya. Bank

Umum Syariah jika ingin mencapai tingkat efisiensi sempurna harus menekan

biaya untuk kegiatan operasionalnya seperti mengurangi biaya untuk promosi.

Pada variabel aset tetap juga mengalami pemborosan. Hal ini terjadi

karena jumlah cabang baru Bank Umum Syariah meningkat tiap tahun,

akibatnya kendaraan operasional, mesin ATM, dan sebagainya menambah

daftar panjang ketidakefisienan dari segi fixed asset. Membengkaknya aset

tetap yang dialami oleh Bank Umum Syariah perlu dicarikan solusi agar bank

syariah dapat efisien. Salah satunya manajemen perbankan syariah harus lebih

Page 92: ANALISIS TINGKAT EFISIENSI BANK UMUM SYARIAH (BUS) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39578/1/SITI... · (BUS) DI INDONESIA PERIODE 2011-2015 DENGAN MENGGUNAKAN

77

memperhatikan tentang manajemen aset agar dapat mencapai efisien dalam

penggunaan aset tetap yang ada.

Selain pada variabel input, inefisiensi juga terjadi pada variabel output

yaitu total pembiayaan dan pendapatan operasional. Jumlah pembiayaan masih

lebih kecil dibandingkan target yang ditentukan pada Bank Umum Syariah

yang belum mencapai tingkat efisiensi sempurna. Hal ini disebabkan adanya

prinsip kehati-hatian yang diberlakukan oleh Bank Umum Syariah tersebut,

namun kelebihan proporsi penerapan prinsipnya akan menghambat target

jumlah pembiayaan yang seharunya disalurkan. Seharusnya penerapan prinsip

kehati-hatian yang ada tidak menjadikan jumlah pembiayaan terhambat,

namun dapat dilakukan dengan pengawasan yang lebih ketat dalam

mengantisipasi terjadinya pembiayaan bermasalah.

Selain itu terdapat faktor eksternal seperti melemahnya perekonomian

Indonesia yang menyebabkan penyaluran pembiayaan belum maksimal.

Semua bank di Indonesia baik bank konvensional maupun bank syariah

dilanda perlambatan penyaluran kredit atau pembiayaan dan diiringi pula

dengan peningkatan rasio kredit bermasalah (NPF). Perbankan syariah dalam

fungsinya sebagai fiancial intermediary selalu menghadapi permasalahan

klasik yaitu pembiayaan bermasalah. Ketidakmampuan nasabah (debitur)

memenuhi kewajibannya membuat kualitas aset (pembiayaan) bank

memburuk dan mengurangi pendapatan bank syariah sehingga Bank Umum

Syariah tidak dapat mencapai kinerja efisiensi yang sempurna.

Inefisiensi juga terjadi pada pendapatan operasional. Jumlah

pendapatan operasional kurang dari target yang seharusnya dicapai.

Penambahan pendapatan operasional dapat diperoleh dari pendapatan

penyaluran dana dan operasional lainnya. Untuk menaikkan pendapatan

operasional dapat dilakukan dengan meningkatkan jumlah pembiayaan seperti

melakukan inovasi produk dan biaya pelayanan jasa yang terkait dengan input

simpanan. Selain itu bisa juga dengan memperbesar porsi jumlah aset

Page 93: ANALISIS TINGKAT EFISIENSI BANK UMUM SYARIAH (BUS) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39578/1/SITI... · (BUS) DI INDONESIA PERIODE 2011-2015 DENGAN MENGGUNAKAN

78

produktif dari total aset yang dimiliki untuk penambahan jumlah pembiayaan,

optimalisasi peran pembiayaan dengan mengurangi Non Performing

Financing (NPF) dan aktiva tetap, perbaikan kuantitas dan kualitas pelayanan

jasa, dan juga perbaikan kualitas SDM untuk peningkatan pendapatan

operasional, karena ini berkaitan dengan produktivitas tenaga kerja dalam

mengelola input yang ada untuk menghasilkan output yang maksimal.

Berdasarkan pemaparan di atas, Inefisiensi yang terjadi pada Bank

Umum Syariah di Indonesia dipengaruhi banyak faktor yang selama ini

menjadi hambatan. Diantaranya adalah faktor eksternal dari segi makro

ekonomi dimana melemahnya perekonomian global juga berdampak pada

Bank Umum Syariah yang selama ini memberikan pembiayaan usaha

berbasis ekspor. Dampak dari itu semua banyak usaha-usaha berbasis ekspor

mengalami kebangkrutan bahkan mengurangi produksi. Akibatnya hal

tersebut menjadikan ketidaklancaran pelaku usaha dalam melakukan

pembayaran yang menjadikan NPF Bank Umum Syariah juga meningkat.

Selain itu juga terdapat faktor internal khususnya kebijakan dalam

peningkatan market share perbankan syariah yang selama ini didengungkan

oleh OJK dan Bank Indonesia membuat bank syariah tidak bisa berlari

kencang. Kurangnya dukungan modal membuat bank syariah lamban

melakukan perkembangan. Karena untuk mencapai market share dibutuhkan

sarana infrastruktur dan sumber daya insani yang kuat. Sehingga banyak bank

syariah mengalami kedodoran yang mengakibatkan aktifitas sosialisai dan

promosi tidak seimbang dengan besarnya modal yang dimiliki. Dampaknya

selama tahun 2015 beban operasional Bank Umum Syariah sangat besar

sementara margin keuntungan dan labanya sangat kecil.

Oleh karena itu, untuk merefleksi perkembangan perbankan syariah di

Indonesia, tidak bisa semua beban tersebut diserahakan kepada pihak industri

perbankan syariah. Akan tetapi semua pihak harus terlibat dalam

menyelesaikan permasalahan tersebut. Apabila kondisi bank syariah terus

Page 94: ANALISIS TINGKAT EFISIENSI BANK UMUM SYARIAH (BUS) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39578/1/SITI... · (BUS) DI INDONESIA PERIODE 2011-2015 DENGAN MENGGUNAKAN

79

mengalami inefisiensi seperti terjadi selama ini, dikhawatirkan banyak orang

tidak tertarik untuk menginvestasikan dananya ke bank syariah.

Untuk itu perlu adanya langkah-langkah agar bank dapat efisien dan

mampu memberikan keuntungan. Salah satunya, pemerintah harus bersikap

adil dalam memperlakukan bank syariah seperti halnya memperlakukan bank

konvensional. Bank Syariah harus mendapatkan hak yang sama sebagai

perbankan nasional dalam menyalurkan dana APBN ke kementrian-

kementrian dan pembayaran pajak seperti yang dilakukan oleh bank

konvensional. Selama ini bank syariah hanya memperoleh dana dari

pengelolaan haji saja. Sehingga minimnya dana murah yang dimiliki bank

syariah menjadikan mahalnya produk-produk pembiayaan bank syariah. Jika

pemerintah bisa menerapkan kebijakan tersebut sangat mungkin bagi bank

syariah di Indonesia seperti di Malaysia karena pemerintahnya memberikan

hak yang sama.

Selain itu diperlukan juga peran dari induk bank syariah (bank

konevensional) untuk membangun sinergi dan memberikan perhatian yang

lebih kepada anak perusahaannya. Seperti bagaimana produk-produk bank

syariah dapat dijual di bank konvensional atau dimana ada bank konvensional

ada bank syariah juga. Dengan demikian bank syariah akan lebih efisien

dalam mengembangkan bisnisnya. Tidak seperti yang terjadi saat ini, bank

syariah harus berinvestasi teknologi IT, gedung, dan lain-lain, sehingga tidak

efisien dan membebani biaya operasionalnya. Oleh karena itu bagi bank

syariah yang belum efisien dan bebannya sangat besar, sangat diperlukan

strategi konsolidasi. Hal ini agar kedepannya bank syariah di Indonesia lebih

efisien dalam mengembangkan bisnisnya.

Page 95: ANALISIS TINGKAT EFISIENSI BANK UMUM SYARIAH (BUS) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39578/1/SITI... · (BUS) DI INDONESIA PERIODE 2011-2015 DENGAN MENGGUNAKAN

80

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis tingkat efisiensi Bank

Umum Syariah dan menganalisis faktor-faktor yang menyebabkan inefisiensi

pada Bank Umum Syariah dengan menggunakan metode Data Envelopment

Analysis (DEA). Penelitian ini menggunakan 11 (Sebelas) Bank Umum

Syariah di Indonesia sebagai objek penelitian dengan waktu penelitian pada

periode tahun 2011 sampai dengan tahun 2015. Hasil yang didapat pada

penelitian ini adalah:

1. Tingkat efisiensi Bank Umum Syariah di Indonesia selama tahun 2011

sampai tahun 2015 cenderung fluktuatif. Hanya dua Bank Umum

Syariah yang tingkat efisiensinya stabil dan mencapai tingkat efisiensi

sempurna dengan score 100% yaitu Bank Syariah Mandiri dan

Maybank Syariah Indonesia. Sementara Bank Umum Syariah yang

paling tidak efisien adalah Bank Victoria Syariah dengan rata-rata

efisiensinya hanya sebesar 74,88% lebih kecil dibandingkan dengan

bank syariah yang lain.

2. Tingkat efisiensi Bank Umum Syariah Secara keseluruhan selama

periode tahun 2011 sampai dengan tahun 2015 juga memiliki trend

yang fluktuatif dengan tingkat efisiensi tertinggi dicapai pada tahun

2014 dengan score 94,28% dan score efisiensi terendah terjadi pada

tahun 2012 dengan score 88,69%. Dengan hasil pengukuran ini dapat

disimpulkan bahwa Bank Umum Syariah (BUS) di Indonesia masih

belum dapat mencapai tingkat efisiensi yang sempurna dan masih

tergolong inefisien atau belum optimal dalam mengelola sumber daya

yang dimiliki. Akan tetapi score yang diperoleh tersebut masih

dikategorikan tinggi karena score efisiensinya masih diatas 80%.

Page 96: ANALISIS TINGKAT EFISIENSI BANK UMUM SYARIAH (BUS) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39578/1/SITI... · (BUS) DI INDONESIA PERIODE 2011-2015 DENGAN MENGGUNAKAN

81

3. Dari hasil tingkat efisiensi selama tahun 2011 sampai tahun 2015,

diperoleh rata-rata tingkat efisiensi Bank Umum Syariah di Indonesia

selama periode penelitian sebesar 91,98%. Adapun bank syariah yang

tingkat efisiensinya masih dibawah rata-rata yaitu BJB Syariah, BCA

Syariah, Bank Victoria Syariah, dan Bank Syariah Bukopin.

4. Selanjutnya pada analisis inefisiensi, diperoleh kesimpulan bahwa

penyebab inefisiensi pada Bank Umum Syariah di Indonesia terjadi

pada variabel input dan outputnya. Variabel input meliputi DPK, aset

tetap, dan beban operasional, serta variabel output meliputi total

pembiayaan dan pendapatan operasional. Output total pembiayaan dan

pendapatan operasional menjadi penyumbang terbesar yang

menyebabkan terjadinya inefisiensi pada Bank Umum Syariah yaitu

masing-masing sebesar 38% dan 37%. Sementara pada aset tetap

kontribusi inefisiensi sebesar 19%, inefisiensi DPK dan beban

operasional masing-masing sebesar 3%. Dari analsis inefisensi

menunjukan bahwa Bank Umum Syariah (BUS) di Indonesia belum

dapat memaksimalkan output yang dihasilkan dengan penggunaan

input tertentu yang ditetapkan.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, ada beberapa saran

yang dapat penulis berikan terhadap beberapa pihak terkait, diantaranya:

1. Bagi Manajemen Bank

Dengan melakukan pengukuran efisiensi pada 11 (Sebelas) Bank

Umum Syariah, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan

informasi yang menjadi bahan evaluasi kepada pihak manajemen

masing-masing Bank Umum Syariaah mengenai kinerja yang telah

dicapai, khususnya dalam mencapai tingkat efisiensi yang optimal

selama waktu penelitian ini. Hal yang perlu diperhatikan oleh pihak

manajemen masing-masing Bank Umum Syariah adalah faktor-faktor

Page 97: ANALISIS TINGKAT EFISIENSI BANK UMUM SYARIAH (BUS) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39578/1/SITI... · (BUS) DI INDONESIA PERIODE 2011-2015 DENGAN MENGGUNAKAN

82

yang menyebabkan inefisiensi seperti yang telah dikemukakan pada

penelitian ini.

2. Bagi peneliti-peneliti selanjutnya

Pada penelitian selanjutnya diharapkan dapat mengembangkan

metode pengukuran efisiensi dengan metode Frontier yang lain. Hal

tersebut dikarenakan metode pengukuran efisiensi ini akan terus

berkembang. Maka berbagai pengembangan mengenai pengukuran

tingkat efisiensi menjadi hal yang sangat mungkin dilakukan untuk

lebih menggali lagi mengenai efisiensi suatu bank. Karena metode

DEA memiliki kelamahan yaitu uji hipotesis secara statistik tidak

dapat dilakukan. Oleh karena itu untuk melengkapi kekurangan pada

metode DEA ini bisa ditambahkan dengan menggunakan metode

Stochastic Frontier Approach (SFA). Namun penelitian ini tidak

menggunakan metode SFA karena metode tersebut memiliki

kelemahan tidak bisa diketahui faktor penyebab dari ketidakefisiensian

dari suatu unit. Sedangkan pada penelitian ini akan melihat faktor

penyebab ketidakefisiensian. Oleh karena itu penelitian ini lebih sesuai

menggunakan metode DEA.

Page 98: ANALISIS TINGKAT EFISIENSI BANK UMUM SYARIAH (BUS) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39578/1/SITI... · (BUS) DI INDONESIA PERIODE 2011-2015 DENGAN MENGGUNAKAN

83

DAFTAR PUSTAKA

Buku

Antonio, Muhammad Syafii’. Bank Syariah dari Teori ke Praktik. Jakarta:

Gema Insani. 2011.

Ascarya, Diana Yumanita, Guruh S. R. Analisis Efisiensi Perbankan Syariah

Konvensional dan Perbankan Syariah di Indonesia Data Envelopment

Analysis. Jakarta: Kencana Prenada Media Grup. 2008.

Effendy, Mochtar. Manajemen Suatu Pendekatan Berdasarkan Ajaran Islam,

Cet III. Palembang: Unsri. 2009.

Fahmi, Irham. Manajemen (Teori, Kasus, dan Solusi). Bandung: Alfabeta.

2012.

Hidayat, Rahmat. Efisiensi Perbankan Syariah Teori dan Praktik. Bekasi:

Gramata Publishing. 2014

Ismail. Perbankan Syariah. Jakarta: Kencana. 2011.

Maulana, Agus. Sistem Pengendalian Manajemen Edisi 6 Jilid 1. (Jakarta:

Banurupa Aksara. 1997.

Muhammad. Manajemen Pembiayaan Bank Syariah. Yogyakarta: UUP AMP

YKPN. 2005.

Rochaety, Ety, dkk. Metode Penelitian Bisnis dengan Aplikasi SPSS. Jakarta:

Mitra Wancana Media. 2007.

Rusdian, Aam Slamet dan Tim Smart Consulting. Mengukur Tingkat Efisiensi

dengan Menggunakan Data Envelopment Analysis. Bogor: SMART

Publishing. 2013

Subramanyam, K.R., dan John J. Wild. Analisis Laporan Keuangan Ed. 10.

Jakarta: Salemba Empat. 2010.

Page 99: ANALISIS TINGKAT EFISIENSI BANK UMUM SYARIAH (BUS) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39578/1/SITI... · (BUS) DI INDONESIA PERIODE 2011-2015 DENGAN MENGGUNAKAN

84

Suharso, Puguh. Metode Penelitian Kuantitatif Untuk Bisnis: Pendekatan

Filosofis dan Praktis. Jakarta: PT. Indeks. 2009.

Tanjung, Hendri dan Abrista Devi. Metode Penelitian Ekonomi Islam. Jakarta:

Gramata Publishing. 2013.

W. Ghafur, Muhammad. Potret Perbankan Syariah Indonesia Terkini.

Yogyakarta: Biruni Press. 2007.

Winarso, Wing Wahyu. Analisis Ekonometrika dan statistika dengan Eviews

Ed. 2. Yogyakarta: Unit Penerbit dan Percetakan Sekolah Tinggi Ilmu

Manajemen YKPN. 2009.

Wirdiyaningsih, et. al. Bank dan Asuransi Islam di Indonesia. Jakarta:

Kencana Prenada dan Badan penerbit Fakultas Hukum Universitas

Indonesia. 2005.

Jurnal dan Skripsi

Ali, M. Mahbubi dan Ascarya. “Analisis Efisiensi Baitul Maal Wat Tamwil

dengan Pendekatan Two Stage Envelopment Analysis (Studi Kasus

Kantor Cabang BMT MMU dan BMT UGT Sidogiri)”. Jurnal Islamic

Finance & Business Review Vol 5 No. 2. (2010).

Baur, P. Berger, A. N. and Ferrier, G. D. “Consistency Condition for

Regulatory Analysis of Financial Institusion: A Comparasion of

Fronter Approach Methode”. Journal of Economic and Bussines.

(1998).

Cahya, Ardias Rifki Khaerun. “Efisiensi Kinerja Bank Umum Syariah di

Indonesia Menggunakan Data Envelopment Analysis”. Economics

Development Analysis Journal. (2015)

Casu, B. Dan Molyneux P. “A Comparative Study of Efficiency in European

Banking”. Applied Economics. (2013).

Page 100: ANALISIS TINGKAT EFISIENSI BANK UMUM SYARIAH (BUS) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39578/1/SITI... · (BUS) DI INDONESIA PERIODE 2011-2015 DENGAN MENGGUNAKAN

85

Coelli, Timothy J et.al. “An Introdution to Efficiency and Productivity

Analysis”. 2005.

Coelli. “A Guide to DEAP Version 2.1: A Data Envelopment Analysis

(Computer) Program”. Australia: Centre For Efficiency and

Productivity Analysis Departement of Econometric University of New

England Armidale. 1996.

Farrell, M. J. “The Measurement of Produvtive Efficiency”. Journal of The

Royal Statistical Society. (1957).

Firdaus, M. Faza. “Efisiensi Bank Umum Syariah Menggunakan Two-Stage

Data Envelopment Analysis”. Skripsi FSH UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta. 2013.

, dan Muhamad Nadratuzzaman Hosen. “Efisiensi Bank Umum

Syariah Menggunakan pendekatan Two-Stage Data Envelopment

Analysis”. Buletin Ekonomi Moneter dan Perbankan. (2013).

Hadad, D. Muliaman, dkk. “Analisis Efisiensi Industri Perbankan Indonesia:

Penggunaan Metode Non-Parametrik Data Envelopment Analysis

(DEA)”. Working Paper Series Bank Indonesia. (2003).

Ismail, Farhana, Rossazana, M. Shabri. “Determinant of Efficiency in

malaysian Banking Sector”. Skirpsi S1 Universiti Malaysia Serawak.

2012.

Jemric, I., dan Vujcic B. “Efficiency of banks in Croatia: A DEA Approach”.

Comparative Economic Studies. (2012).

K., Avkiran N. “The Evidence on Efficiency Gains: The Role of Mergers and

The Benefits to Public”. Journal of Banking and Finance.(1999).

Muharam dan Pusvitasari. “Analisis Perbandingan Efisiensi Bank Syariah di

Indonesia dengan Metode Data Envelopment Analysis”. Fakultas

Ekonomi Universitas Semarang, Vol II No.3. (2007).

Page 101: ANALISIS TINGKAT EFISIENSI BANK UMUM SYARIAH (BUS) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39578/1/SITI... · (BUS) DI INDONESIA PERIODE 2011-2015 DENGAN MENGGUNAKAN

86

Putri, Meruni Sani, dan Ade Sofyan Mulazid. “Analisis Efisiensi Bank Umum

Syariah (BUS) di Indonesia dengan Menggunakan Metode Data

Envelopment Analysis (DEA) Periode 2013-2015”. Jurnal Fakultas

Ekonomi dan Bisnis UIN Syariaf Hidayatullah Jakarta. 2016.

Septianto, Hendi. “Analisis Efisiensi Bank Perkreditan Rakyat Syariah di Kota

Semarang Dengan Pendekatan Data Envelopment Analysis.” Jurnal

Media Statistika Vol 3 No. 1. (2010).

Setiawan, Arief. “Analisis Perbandingan Efisiensi Bank Konvensional dan

Bank Syariah dengan menggunakan Data Envelopment Analysis

(DEA) Periode 2008-2012”. Skripsi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2013.

Yulita, Ika. “Perbandingan Tingkat Efisiensi Perbankan Syariah Antara

Malaysia dan Indonesia”. Skripsi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2015.

Lain-lain:

http://www.ojk.go.id/2015/sttistikperbankansyariah, diakses 5 Mei 2015.

http://www.ojk.go.id/2015/laporantriwulanIV, diakses tanggal 5 Mei 2015.

Page 102: ANALISIS TINGKAT EFISIENSI BANK UMUM SYARIAH (BUS) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39578/1/SITI... · (BUS) DI INDONESIA PERIODE 2011-2015 DENGAN MENGGUNAKAN

87

LAMPIRAN

Data Rekap Score Efisiensi Olah Data Wdea Dan Variabel Input dan Output dari

Laporan Keuangan Publikasi Bank Periode Tahun 2011- 2015

Periode Score

efisiensi DPK

Beban

Operasional

Aset

Tetap

Total

Pembiayaan

Pendapatan

Operasional

BSM

2011 100 42.133.653 1.956.976 844.072 36.534.683 5.056.218

2012 100 46.687.969 2.388.613 1.207.883 44.478.580 6.055.278

2013 100 55.767.955 2.756.642 1.334.751 50.261.583 6.776.206

2014 100 59.283.492 2.945.548 1.569.851 48.921.633 6.851.461

2015 100 62.112.879 4.045.087 1.993.417 50.893.511 6.897.772

BRIS

2011 92,28 9.906.412 657.098 224.785 9.188.350 1.141.770

2012 96,44 11.948.889 742.068 267.368 11.417.500 1.507.472

2013 100 14.349.712 926.210 357.527 14.178.143 1.875.620

2014 94,97 16.947.388 1.069.775 395.977 15.699.670 2.140.056

2015 90,33 20.123.658 1.381.449 379.245 16.660.266 2.567.870

BNIS

2011 100 6.756.261 393.655 88.098 5.310.291 1.009.550

2012 87,77 8.980.035 673.953 153.169 7.631.994 1.259.539

2013 100 11.488.209 884.109 183.764 11.242.241 1.612.222

2014 100 16.246.405 1.127.685 219.644 15.040.920 2.176.438

2015 100 19.322.756 1.460.278 274.946 17.765.096 2.573.188

BMS

2011 81,02 4.928.442 571.657 132.284 4.094.797 982.607

2012 91,37 7.090.422 626.939 136.315 6.213.570 1.302.340

2013 100 7.730.738 740.155 148.900 7.185.389 1.673.842

2014 100 5.821.319 731.609 395.232 5.455.674 1.673.842

2015 100 4.268.834 1.150.149 441.703 4.211.474 1.810.150

BMI

2011 96,32 29.126.650 1.003.051 529.642 22.479.924 2.674.527

2012 100 39.422.307 1.248.270 710.846 32.869.007 3.382.835

2013 100 45.022.858 1.655.769 1.244.190 41.793.420 4.794.213

2014 100 53.496.985 1.855.158 2.798.346 42.958.756 5.528.377

2015 96,6 45.077.653 2.648.346 2.933.155 40.606.608 5.693.461

Page 103: ANALISIS TINGKAT EFISIENSI BANK UMUM SYARIAH (BUS) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39578/1/SITI... · (BUS) DI INDONESIA PERIODE 2011-2015 DENGAN MENGGUNAKAN

88

BSB

2011 73,88 2.291.738 86.442 80.837 1.916.219 245.306

2012 83,84 2.850.784 101.814 86.224 2.627.337 311.220

2013 92,85 3.272.262 123.490 118.972 3.287.185 401.503

2014 93,71 3.994.957 138.296 122.477 3.715.560 502.833

2015 91,77 4.756.303 166.473 160.648 4.336.201 557.957

BJBS

2011 100 2.218.533 120.453 9.518 1.769.445 265.039

2012 79,46 3.362.073 144.581 143.705 2.960.606 370.923

2013 86,6 3.702.683 208.313 168.658 3.597.059 528.197

2014 87,43 5.237.296 252.038 175.747 4.402.699 742.209

2015 100 4.702.474 459.345 171.569 4.984.873 1.315.954

BCAS

2011 79,41 864.135 50.192 21.373 680.864 144.381

2012 77,44 1.261.824 61.544 20.894 1.008.325 171.381

2013 80,18 1.703.049 63.713 29.438 1.421.624 200.956

2014 86,32 2.338.709 82.067 33.140 2.132.223 280.983

2015 91,5 3.255.154 202.439 55.858 2.975.474 551.045

MSI

2011 100 349.848 43.710 22.032 1.016.011 117.474

2012 100 710.726 48.273 21.688 1.408.382 135.607

2013 100 7.730.738 75.262 19.323 1.522.262 207.478

2014 100 7.730.738 82.067 33.140 2.132.223 280.983

2015 100 938.982 814.559 20.509 1.552.520 461.251

BVS

2011 100 465.036 16.772 16.614 214.281 73.682

2012 66,95 646.324 34.308 19.695 476.814 83.490

2013 68,83 45.022.858 46.043 22.637 859.944 111.776

2014 77,85 3.272.262 52.631 26.801 1.076.881 153.013

2015 60,79 1.128.908 81.237 23.684 1.075.681 152.861

BPS

2011 100 419.772 30.638 36.680 684.242 74.894

2012 100 1.223.290 40.382 39.463 1.515.420 152.468

2013 86,3 3.272.262 83.441 46.237 2.594.825 283.759

2014 100 3.702.683 128.060 50.765 4.785.524 559.789

2015 100 5.928.345 235.063 73.100 5.713.720 734.238