analisis struktur populasi ikan terbang … · masing-masing merupakan sub populasi yang terpisah....

14
1 ANALISIS STRUKTUR POPULASI IKAN TERBANG (Hirundichthys oxycephalus, Bleeker 1852) LAUT FLORES DAN SELAT MAKASSAR POPULATION STRUCTURE ANALISYS OF THE FLYING FISH (Hirundichthys oxycephalus, Bleeker 1852) IN FLORES SEA AND MAKASSAR STRAIT. Oleh Syamsu Alam Ali , Natsir Nessa, Iqbal Djawad, Sharifuddin Bin A. Omar Jurusan Perikanan Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan Unhas Makassar. Jl. Perintis Kemerdekan Km 10 Tamalanrea, Makassar 90245, Tlp. (0411)585189 (e-mail: [email protected]) ABSTRAK Analisis struktur populasi ikan terbang Laut Flores dan Selat Makassar dilakukan untuk menentukan wilayah pengelolaan. Sebanyak 100 ekor sampel dari Laut Flores dan 200 ekor sampel dari Selat Makassar dianalisis dalam penelitian ini. Analisis struktur populasi dilakukan berdasarkan 20 karakter morfometrik. Metode analisis diskriminan, klaster bertingkat, dan jarak Euclidean digunakan untuk membedakan antar kelompok ikan terbang. Hasil analisis menunjukkan antara ikan terbang Laut Flores dengan ikan terbang Selat Makassar cenderung bersegregasi atau masing-masing merupakan sub populasi yang berbeda dan mempunyai hubungan kekerabatan yang jauh. Kata kunci: ikan terbang, sub populasi, konsersivasi. ABSTRACT Population structure analysis of the flying fish in Flores Sea and Makassar Strait was conducted to determine of management area. Counted 100 of samples taken from Flores Sea and 200 samples from Makassar Strait were analyzed. Population structure analysis conducted pursuant 20 character of morphometric. Discriminant, hierarchical cluster, and Euclidean distance analysis were used to discriminate and known neighbor distance between of the flying fish group. The result of research showed between of the flying fish Flores Sea with Makassar Strait have a tendency to separate or different sub population and neighbor relationship is far-off distance. Key words: flying fish, sub population, management, conservation.

Upload: trinhquynh

Post on 30-Mar-2019

225 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: ANALISIS STRUKTUR POPULASI IKAN TERBANG … · masing-masing merupakan sub populasi yang terpisah. Perbedaan ini dapat disebabkan oleh karena perbedaan letak geografis, pengaruh perbedaan

1

ANALISIS STRUKTUR POPULASI IKAN TERBANG (Hirundichthys oxycephalus, Bleeker 1852) LAUT FLORES DAN SELAT MAKASSAR

POPULATION STRUCTURE ANALISYS OF THE FLYING FISH

(Hirundichthys oxycephalus, Bleeker 1852) IN FLORES SEA AND MAKASSAR STRAIT.

Oleh

Syamsu Alam Ali , Natsir Nessa, Iqbal Djawad, Sharifuddin Bin A. Omar Jurusan Perikanan Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan Unhas Makassar.

Jl. Perintis Kemerdekan Km 10 Tamalanrea, Makassar 90245, Tlp. (0411)585189 (e-mail: [email protected])

ABSTRAK

Analisis struktur populasi ikan terbang Laut Flores dan Selat Makassar

dilakukan untuk menentukan wilayah pengelolaan. Sebanyak 100 ekor sampel dari Laut Flores dan 200 ekor sampel dari Selat Makassar dianalisis dalam penelitian ini. Analisis struktur populasi dilakukan berdasarkan 20 karakter morfometrik. Metode analisis diskriminan, klaster bertingkat, dan jarak Euclidean digunakan untuk membedakan antar kelompok ikan terbang. Hasil analisis menunjukkan antara ikan terbang Laut Flores dengan ikan terbang Selat Makassar cenderung bersegregasi atau masing-masing merupakan sub populasi yang berbeda dan mempunyai hubungan kekerabatan yang jauh. Kata kunci: ikan terbang, sub populasi, konsersivasi.

ABSTRACT

Population structure analysis of the flying fish in Flores Sea and Makassar Strait was conducted to determine of management area. Counted 100 of samples taken from Flores Sea and 200 samples from Makassar Strait were analyzed. Population structure analysis conducted pursuant 20 character of morphometric. Discriminant, hierarchical cluster, and Euclidean distance analysis were used to discriminate and known neighbor distance between of the flying fish group. The result of research showed between of the flying fish Flores Sea with Makassar Strait have a tendency to separate or different sub population and neighbor relationship is far-off distance. Key words: flying fish, sub population, management, conservation.

Page 2: ANALISIS STRUKTUR POPULASI IKAN TERBANG … · masing-masing merupakan sub populasi yang terpisah. Perbedaan ini dapat disebabkan oleh karena perbedaan letak geografis, pengaruh perbedaan

2

PENDAHULUAN Ikan terbang, Hirundichthys oxycephalus (Bleeker) adalah salah satu

jenis sumberdaya laut ekonomis yang terdapat di Selat Makassar dan Laut

Flores Sulawesi Selatan. Sumberdaya ini belum dikelola dan akses terbuka

sehingga menyebabkan terjadinya overfishing yang ditandai oleh gejala

penurunan poduksi, penurunan hasil tangkapan per upaya, dan penurunan

potensi maksimum lestari (Nessa et al. 1977; Nessa, et al. 1991, Ali et al.

2004). Selain itu, telah menunjukkan gejala perubahan biologi reproduksi

seperti penurunan rata-rata panjang ikan, peningkatan fekunditas dengan

kompensasi penurunan diameter telur, pemijahan lebih cepat dengan periode

lebih panjang dibanding dengan lebih dari dua dekade yang lalu (Ali, 2005).

Untuk menjaga kelestarian dan pemanfaatan berkelanjutan maka sudah

diperlukan pengelolaan dan konservasi. Kebijakan pengelolaan dan

konservasi memerlukan informasi ilmiah sebagai dasar pertimbangan

pengelolaan. Salah satu informasi awal yang dibutuhkan dalam penentuan

unit pengelolaan atau wilayah pengelolaan adalah struktur populasi ikan

terbang.

Perbedaan struktur populasi dapat dilakukan melalui analisis marka

genetik seperti marka morfologi, marka protein darah, dan marka DNA (Liu

1998 dan Gomes et al. 2000). Perbedaan morfologi dapat menjadi penanda

perbedaan genetik atau hubungan kekerabatan antar populasi ikan. Analisis

perbedaan morfometrik adalah salah satu metode yang dapat digunakan

untuk mengetahui hubungan kekerabatan dengan cara membandingkan

ukuran bagian morfologi ikan (Moyle dan Ceah 1982). Penenlitian struktur

populasi atau hubungan kekerabatan ikan terbang sangat terbatas. Laporan

terakhir struktur populasi ikan terbang H. affinis di bagian Barat Atlantik

terdapat tiga unit stok yang terpisah dan merupakan ikan yang tidak beruaya

jauh (Gomes, et al. 1998). Ghofur (2003) melaporkan ikan terbang,

Cypselurus rondelletti di Majene dengan Cypselurus ophisthopus di Manado

Page 3: ANALISIS STRUKTUR POPULASI IKAN TERBANG … · masing-masing merupakan sub populasi yang terpisah. Perbedaan ini dapat disebabkan oleh karena perbedaan letak geografis, pengaruh perbedaan

3

mempunyai karakter morfometrik berbeda, dan Cypselurus ophisthopus

memiliki kekerabatan genetik lebih dekat antara Majene dan Manado, tetapi

Cypselurus ophisthopus Manado jarak genetiknya lebih jauh dengan

Cypselurus rondelletti di Majene. Informasi keragaman genetik ikan

terbang lainnya dilaporkan oleh Fahri (2001), keragaman genetik ikan

terbang Teluk Mandar lebih rendah dibanding Teluk Tomini dan Teluk

Manado.

Ikan terbang di Laut Flores dan Selat Makassar Sulawesi Selatan

belum diketahui apakah mempunyai hubungan kekerabatan yang jauh dan

masing-masing merupakan sub populasi yang terpisah secara genetik. Oleh

karena itu dilakukan penelitian struktur populasi atau hubungan kekerabatan

antara ikan terbang Laut Flores dan Selat Makassar untuk keperluan

penentuan wilayah pengelolaan dan konservasi ikan terbang.

METODE PENELITIAN

Daerah Penelitian:

Daerah penelitian meliputi wilayah penyebaran ikan terbang Laut

Flores dan Selat Makassar (Gambar 1).

Gambar 1. Daerah Penelitian

SELAT MAKASSAR

LAUT FLORES

PAREPARE

TTAAKKAALLAARR

MAJENE

UTARA

117 122

02

06

122 117

02

06

Page 4: ANALISIS STRUKTUR POPULASI IKAN TERBANG … · masing-masing merupakan sub populasi yang terpisah. Perbedaan ini dapat disebabkan oleh karena perbedaan letak geografis, pengaruh perbedaan

4

Sampel ikan terbang (H. oxycephalus) di tangkap di Laut Flores

(Takalar) dan Selat Makassar (Pare-Pare dan Majene). Analisis sampel

dilakukan di Laboratorium Biologi dan Manajemen Perikanan Fakultas Ilmu

Kelautan dan Perikanan Unhas. Penelitian dilakukan pada bulan Maret-Juli

2005.

Pengumpulan Data.

Sampel ikan terbang di tangkap dengan jaring insang hanyut (drift

gillnet) dengan ukuran mata jaring antara 1,00-1,50 inch. Pengambilan

sampel ikan terbang dilakukan secara acak gerombol. Data primer yang

diukur adalah variabel morfometrik pada bagian kepala, bagian mata,

panjang badan, panjang sirip, lingkar badan dan lebar bukaan mulut

sebanyak 20 variabel.

Gambar 2. Variabel morfometrik yang diuji.

Variabel-variabel yang dikur adalah panjang total (X1), panjang

cagak (X2), panjang baku (X3), panjang sirip punggung (X4), panjang sirip

dada (X5), tinggi sirip ekor (X6), panjang sirip perut (X7), panjang sirip dubur

(X8), panjang sirip ekor (X9), jarak antara bagian depan sirip punggung

dengan ujung kepala (X10), panjang dasar sirip punggung (X11), panjang

dasar sirip dada (X12), tinggi badan maximum (X13), tinggi batang ekor

x15

x19

x17

x1

X8

x3

x9

X6 X5

x7

x4

x10 x11

x12 x13

x14

x16

x18 x20

X2

Page 5: ANALISIS STRUKTUR POPULASI IKAN TERBANG … · masing-masing merupakan sub populasi yang terpisah. Perbedaan ini dapat disebabkan oleh karena perbedaan letak geografis, pengaruh perbedaan

5

(X14), panjang kepala (X15), diameter mata (X16), panjang kepala belakang

mata (X17), panjang kepala depan mata (X18), lebar bukaan mulut (X19),

dan lingkar badan (X20) (Gambar 2).

Metode Analisis Metode analisis data yang digunakan adalah analisis diskriminan

(discriminant analysis) untuk membedakan antar kelompok ikan terbang,

analisis klaster bertingkat (hierarchi cluster analysis) untuk mengelompokkan

ikan terbang berdasarkan kemiripan, dan analisis jarak Euclidean (euclidean

distance analysis) dan dendrogram untuk mengetahui hubungan kekerabatan

atau jarak genetik antar kelompok ikan terbang (Wilks, 1995 dan Bengen,

2000).

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil analisis diskriminan antara ikan terbang Laut Flores dan Selat

Makassar berdasarkan 20 variabel morfometrik, terdapat 8 variabel yang

berbeda sangat signifikan (P<0.01) yaitu panjang cagak (X2), panjang baku

(X3), panjang sirip perut (X7), panjang sirip dubur (X8), panjang dasar sirip

dada (X12, diameter mata (X16), panjang kepala belakang mata (X17),

panjang kepala depan mata (X18), dan satu variabel yang berbeda

signifikan (P<0,05) yaitu tinggi batang ekor (X14).

Kemudian analisis variabel secara bertahap (stepwise), maka

diperoleh 10 variabel yang menyusun fungsi diskriminan yang mempunyai

nilai F hitung terbesar dan masing-masing mempunyai nilai signifikansi lebih

kecil dari 0,05. Kesepuluh variabel yang mendiskriminasi ikan terbang Laut

Flores dan Selat Makassar yaitu: diameter mata (X16), panjang kepala

belakang mata (X17), panjang kepala depan mata (X18), panjang dasar sirip

punggung (X11), panjang baku (X3), tinggi badan maksimum (X13), panjang

sirip perut (X7), panjang sirip dubur (X8), panjang kepala (X15), dan panjang

total (X1) masing-masing dengan tingkat signifikansi (P<0,01).

Page 6: ANALISIS STRUKTUR POPULASI IKAN TERBANG … · masing-masing merupakan sub populasi yang terpisah. Perbedaan ini dapat disebabkan oleh karena perbedaan letak geografis, pengaruh perbedaan

6

Berdasarkan angka koefisien pada struktur matriks menunjukkan

variabel diameter mata (X16) paling erat hubungannya dengan fungsi

diskriminan, kemudian diikuti oleh panjang kepala depan mata (X18), panjang

sirip perut (X7), panjang sirip dubur (X8), panjang baku (X3), panjang kepala

belakang mata (X18) dan seterusnya. Fungsi diskriminan yang terbentuk

dapat ditulis dalam persamaan sebagai berikut:

0,526X180,551X170,431X160,388X150,395X130,530X110,292X80,387X70,513X30,326X10,00ScoreZ

Fungsi diskriminan memiliki nilai korelasi kanonik cukup tinggi (r=0,577) yang

menandai kekuatan hubungan antara nilai diskriminan dengan kelompok ikan

terbang. Selanjutnya hasil analisis perbandingan setiap variabel diskriminan

antara kelompok (pairwise group comparison) pada setiap langkah

pemasukan variabel menunjukkan perbedaan yang sangat nyata, dimana

pada langkah terakhir menunjukkan antara kelompok ikan terbang Laut

Flores dengan kelompok ikan terbang Selat Makassar berbeda sangat nyata

(F=14,451; P<0,01). Hasil analisis ini menjelaskan bahwa kelompok ikan

terbang Laut Flores dan Selat Makassar memang mempunyai perbedaan

morfometrik yang cukup besar.

Oleh karena dalam analisis hanya terdiri dua kelompok ikan terbang

maka hanya satu fungsi diskriminan yang terbentuk. Kelompok ikan terbang

Laut Flores mempunyai rata-rata centorid positif (0,997) dan kelompok ikan

terbang Selat Makassar dengan rata-rata centroid negatif (-0,498). Hasil

perhitungan nilai kritis (Zcv) antara kelompok ikan terbang Laut Flores dan

Selat Makassar diperoleh Zcv=0,49. Individu yang mempunyai nilai

diskriminat lebih besar dari angka kritis (Zscore >0,49) masuk ke dalam

kelompok ikan terbang Laut Flores dan yang mempunyai nilai diskriminan

lebih kecil dari nilai kritis (Zscore<0,49) masuk ke dalam kelompok ikan

Page 7: ANALISIS STRUKTUR POPULASI IKAN TERBANG … · masing-masing merupakan sub populasi yang terpisah. Perbedaan ini dapat disebabkan oleh karena perbedaan letak geografis, pengaruh perbedaan

7

terbang Selat Makassar. Histogram distribusi anggota kelompok ikan

terbang Laut Flores berdasarkan nilai diskriminan di sajikan pada Gambar 3

dan ikan terbang Selat Makassar pada Gambar 4. Kelompok ikan terbang

Laut Flores dan Selat Makassar mempunyai rata-rata centroid yang sangat

berbeda masing-masing 1,00 pada Laut Flores dan 0,5 pada Selat Makassar

(Gambar 3 dan Gambar 4). Kedua gambar tersebut menjelaskan bahwa

kelompok ikan terbang Laut Flores dan Selat Makassar berbeda. Perbedaan

antara kelompok ikan terbang Laut Flores dan Selat Makassar juga

diperlihatkan oleh perbedaan centroid secara sinifikan berdasarkan nilai

Chi-Square pada Tabel Wilk’s Lambda (2=118,811; P<0,01). Kelompok

ikan terbang Laut Flores memiliki rentang nilai diskriminan lebih kecil (-1,25

sampai 3,25), sedangkan Selat Makassar mempunyai rentang nilai

diskriminan lebih besar (–4,60 sampai 2,0). Hal ini dapat memberi petunjuk

bahwa kelompok ikan terbang Laut Flores memiliki keragaman lebih rendah

dibanding Selat Makassar.

Perbedaan kelompok ikan terbang Laut Flores dan Selat Makassar

menunjukkan bahwa populasi ikan terbang Laut Flores dan Selat Makassar

masing-masing merupakan sub populasi yang terpisah. Perbedaan ini dapat

disebabkan oleh karena perbedaan letak geografis, pengaruh perbedaan

lingkungan, dan pengaruh perbedaan genetik, atau interaksi antara faktor

lingkungan dan genetik. Perbedaan letak geografis dapat menyebabkan

antar kelompok ikan terbang saling terisolasi. Perbedaan lingkungan selain

dapat menyebabkan terbatasnya emigrasi dan imigrasi ikan juga dapat

menyebabkan terbatasnya aliran genetik atau out breeding sehingga kedua

kelompok ikan terbang memiliki karakter morfometrik berbeda. Terbatasnya

emigrasi dan imigrasi akibat hambatan lingkungan dapat menyebabkan

rendahnya persilangan genetik antar kelompok ikan terbang sehingga terjadi

perbedaan heterozigotias yang dapat ditunjukkan oleh perbedaan fenotipe

(Bellington dan Herbert 1991). Faktor lingkungan secara fisik dapat pula

Page 8: ANALISIS STRUKTUR POPULASI IKAN TERBANG … · masing-masing merupakan sub populasi yang terpisah. Perbedaan ini dapat disebabkan oleh karena perbedaan letak geografis, pengaruh perbedaan

8

menjadi penekan terjadinya perubahan perubahan morfologi, namun masih

sulit dijelaskan faktor lingkungan yang mempengaruhi perubahan-perubahan

morfologi ikan terbang. Menurut Solue dan Gilpin (1986), faktor lingkungan

dapat mempengaruhi fenotipe dan genotipe sebagai proses adaptasi atau

pertahanan akibat perubahan lingkungan. Perbedaan lingkungan secara

signifikan kemungkinan akan menyebabkan perbedaan fenotipe sehingga

terjadi perbedaan morfologi antara kelompok ikan terbang. Menurut Gomes

et al. (1998) variasi genetik ikan terbang antar wilayah terutama disebabkan

hambatan lingkungan akibat jarak geografis, sehingga ditemukan tiga unit

stok ikan terbang H. affinis yang berbeda di perairan sebelah Barat Atlantik.

Selanjutnya penulis tersebut mengatakan, selain jarak geografis

kemungkinan pula disebabkan perbedaan lingkungan fisik seperti arus,

gelombang, suhu permukaan laut, dan salinitas serta faktor lingkungan

biologis seperti predator dapat menjadi hambatan percampuran antar

kelompok ikan terbang. Menurut Oxendford (1994) dalam laporan hasil

penelitian perpindahan ikan terbang dengan metode penandaan (tagging),

ikan terbang dengan ukuran 24 cm tidak tergolong peruaya jarak jauh.

Selanjutnya perbedaan keragaman populasi antara kelompok ikan

terbang Laut Flores dan Selat Makassar kemungkinan juga disebabkan oleh

penangkapan berlebihan (overfishing). Gejala penangkapan berlebihan

ikan terbang di Laut Flores maupun di Selat Makassar telah dilaporkan oleh

Nessa et al. (1991), Nessa et al. (1993) dan Ali et al. (2004). Penangkapan

berlebihan selain menyebabkan penurunan ukuran populasi, juga dapat

mengurangi frekwensi ciri genetik atau tingkat heterozigositas populasi

yang dapat terefleksi pada keragaman fenotipe dan genotipe. Menurut

Leary dan Allendorf ( 1986), Primack (1993), dan FAO (1995), ikan yang

mengalami penangkapan berlebihan dalam waktu yang panjang dapat

menyebabkan penurunan ukuran populasi dan heterozigositas populasi lebih

rendah. Ikan yang telah mempunyai ukuran populasi yang rendah dengan

Page 9: ANALISIS STRUKTUR POPULASI IKAN TERBANG … · masing-masing merupakan sub populasi yang terpisah. Perbedaan ini dapat disebabkan oleh karena perbedaan letak geografis, pengaruh perbedaan

9

penyebaran tertutup atau terisolasi dapat mengalami tekanan inbreeding

lebih tinggi sehingga mempunyai variasi genetik (heterozigositas) lebih

rendah. Menurut Falconer (1981) dalam Leary dan Allendorf (1986),

variasi genetik atau heterozigositas yang rendah dapat berpengaruh

terhadap stabilitas morfologi, daya tahan tubuh, resistensi penyakit,

pertumbuhan dan sintasan. Selanjutnya penulis tersebut telah melaporkan

adanya hubungan antara

D is c rim in a n S c o r e ( Ik a n T e r b a n g L a u t F lo r e s )

3 . 2 53 . 0 0

2 .7 52 .5 0

2 .2 52 .0 0

1 .7 51 .5 0

1 .2 51 .0 0

.7 5.5 0

.2 50 .0 0

- .2 5- .5 0

-.7 5-1 .0 0

-1 .2 5

D IS K R IM IN A N K A N O N IK F U N G S I- 1

Frek

wen

si

2 0

1 0

0

N = 1 0 0R a ta 2 = 1 ,0C n tr o id = 0 ,9 9 7Z c v (N ila i K r i ti s ) = 0 ,4 9Z z c o r e > Zc v = L a u t F lo r e sZ s c o r e < Zc v = S e la t M a k a ss a r

Gambar 3. Diskriminan kanonik fungsi-1 ikan terbang, H. oxycephalus (Laut

Flores).

Page 10: ANALISIS STRUKTUR POPULASI IKAN TERBANG … · masing-masing merupakan sub populasi yang terpisah. Perbedaan ini dapat disebabkan oleh karena perbedaan letak geografis, pengaruh perbedaan

10

D isc rim in a n t S co re ( Ikan T e rb a ng S e la t M ak as sa r)

2 .0 01 .7 5

1 .5 01 .2 5

1 .0 0.7 5

.5 0.2 5

0 .0 0- .2 5

- .5 0- .7 5

-1 .0 0-1 .2 5

-1 .5 0-1 .7 5

-2 .0 0-2 .2 5

-2 .5 0-2 .7 5

-3 .0 0-3 .2 5

-3 .5 0-3 .7 5

-4 .0 0-4 .2 5

-4 .5 0

D IS K R IM IN A N K A N O N IK F U N G S I-2Fr

ekw

ensi

30

20

10

0

N = 2 0 0R a ta 2 = -0 ,5 0C e n tr o id = -0 ,4 9 8Z c v (N ila i K r i t is ) = 0 ,4 9Z z c or e > Z c v = L a u t F lo resZ s co re < Z c v = S e la t M a k ass a r

Gambar 4. Diskriminan fungsi-2 ikan terbang, H. oxycephalus ( Selat

Makassar).

variasi genetik (heterozigositas) dengan variasi morfologi pada ikan salmon

dimana variasi genetik yang rendah dapat mengurangi variasi morfologi

secara mencolok. Kejadian ini kemungkinan terjadi pada ikan terbang Laut

Flores, dimana rendahnya variasi individu disebabkan oleh rendahnya variasi

genetik akibat penangkapan berlebihan dibanding di Selat Makassar.

Fungsi diskriminan yang membedakan kelompok ikan terbang Laut

Flores dan Selat Makassar dinilai layak untuk mengkalsifikasi keanggotaan

kelompok ikan terbang, karena hasil klasifikasi keanggotaan ke dalam

kelompok menunjukkan 79,3 % dari 300 individu sudah terkelompokkan

dengan benar sesuai dengan data aslinya, dan 76,3 % terkelompokkan

dengan benar berdasarkan validasi silang antara kelompok (Tabel 1). Nilai

validasi masing-masing berada di atas 50%, sehingga fungsi diskriminan

yang terbentuk layak untuk membedakan kelompok ikan terbang Laut Flores

dan Selat Makassar.

Page 11: ANALISIS STRUKTUR POPULASI IKAN TERBANG … · masing-masing merupakan sub populasi yang terpisah. Perbedaan ini dapat disebabkan oleh karena perbedaan letak geografis, pengaruh perbedaan

11

Tabel 1. Prediksi anggota dan sharing kesamaan individu antar kelompok ikan terbang Laut Flores dan Selat Makassar.

Lokasi Prediksi Anggota Kelompok Total

Laut Flores Selat Makassar

Data Asli Jumlah Laut Flores 83 17 100

Selat Makassar 45 155 200

% Laut Flores 83 17 100 Selat Makassar 22.5 77.5 100

Validasi silang Jumlah Laut Flores 81 19 100

Selat Makassar 52 148 200

% Laut Flores 81 19 100 Selat Makassar 26 74 100

Berdasarkan nilai validasi-silang maka ikan terbang Laut Flores

mempunyai nilai tertinggi yaitu 81 %, sedangkan Selat Makassar lebih

rendah yaitu 74%. Hal ini dapat memberi petunjuk bahwa ikan terbang Laut

Flores mempunyai kesamaan morfometrik dalam kelompoknya lebih tinggi

(lebih homogen) karena hanya 19 % anggotanya berciri kelompok ikan

terbang Selat Makassar dibanding ikan terbang Selat Makassar anggotanya

26% berciri kelompok ikan terbang Laut Flores atau ikan terbang Selat

Makassar lebih heterogen.

Kejadian ini dapat menunjukkan bahwa kelompok ikan terbang Laut

Flores memilki keragaman relatif lebih rendah dibanding ikan terbang Selat

Makassar. Rendahnya keragaman ikan terbang Laut Flores dapat

disebabkan oleh faktor lingkungan, faktor genetik, dan penurunan keragaman

genetik (heterozigositas) yang bisa disebabkan oleh karena penangkapan

berlebihan. Selanjutnya untuk mengetahui ciri khas morfometrik antara

kelompok ikan terbang Laut Flores dan Selat Makassar dapat dilihat dari

variabel morfometrik yang berbeda sangat signifikan (P<0,01). Ikan terbang

Laut Flores mempunyai karakter yang menonjol yaitu panjang baku (X3),

panjang kepala belakang mata (X17), panjang kepala depan mata (X18),

panjang sirip anal (X8), dan panjang dasar sirip dada (X12), sedangkan ikan

terbang Selat Makassar ciri morfometrik yang menonjol adalah panjang

Page 12: ANALISIS STRUKTUR POPULASI IKAN TERBANG … · masing-masing merupakan sub populasi yang terpisah. Perbedaan ini dapat disebabkan oleh karena perbedaan letak geografis, pengaruh perbedaan

12

cagak (X2), diameter mata (X16), panjang sirip ventral (X7), dan tinggi

batang ekor (X14) (Gambar 5).

Gambar 5. Ciri morfometrik ikan terbangLaut Flores dan Selat Makassar

KESIMPULAN

Kelompok ikan terbang Laut Flores dengan ikan terbang Selat

Makassar masing-masing merupakan sub populasi yang berbeda dan

mempunyai hubungan kekerabatan atau jarak genetik jauh. Berdasarkan

sifat segregasi antara sub populasi ikan terbang Laut Flores dan Selat

Makassar maka pengelolaan dan konservasi perlu dilakukan secara terpisah

antara ikan terbang di wilayah Laut Flores dengan ikan terbang di wilayah

Selat Makassar.

DAFTAR PUSTAKA

Ali, S.A. 2005. Kondisi sediaan dan keragaman populasi ikan terbang

(Hirundichthys oxycephalus Bleeker, 1852) di Laut Flores dan Selat Makassar. Disertasi. Program Pascasarjana Unhas. 282 p.

X18

X16 X7 SELAT MAKASSAR

X14 X12

X3

X17 X8

X12

Page 13: ANALISIS STRUKTUR POPULASI IKAN TERBANG … · masing-masing merupakan sub populasi yang terpisah. Perbedaan ini dapat disebabkan oleh karena perbedaan letak geografis, pengaruh perbedaan

13

Ali, S.A., M.N. Nessa; M.I. Djawad; S.B.A. Omar, 2004. Analisis fluktuasi hasil tangkapan dan hasil maksimum lestari ikan terbang (Exocoitidae) di Sulawesi Selatan. Jurnal Ilmu Kelautan dan Perikanan, Torani. 2(14):104-112.

Billington, B and Hebert, P.D.N. 1991. Mitochondrial DNA diversity in fishes and its implications for introductions. Canadian Journal of Fisheries and Aquatic Sciences, 48:80-94.

Bengen, D.G. 2000. Teknik Pengambilan Contoh dan Analisis Data Biofisik Sumberdaya Pesisir. PKSPL. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan IPB. Bogor.

FAO, 1995. Pengelolaan perikanan (Fisheries management). Food and Agriculture Organization of the United Nations. Departemen Pertanian Republik Indonesia, dan JICA.

Fahri, S. 2001. Keragaman genetik ikan terbang, Cypselurus opisthopus di perairan Teluk Mandar, Teluk Manado, dan Teluk Tomini Sulawesi Selatan. Program Pasca Sarjana IPB, Bogor. p. 53.

Ghofur, M. 2003. Karakter fenotip ikan terbang (Cypselurus opisthopus dan Cypselurus rondeletti) dari Majene (Selat Makassar) dan Perairan Manado. Tesis. Program Pasca Sarjana IPB. p 66.

Gomes, C., R.B. Dales., H.A Oxendford. 1998. The aplication of RAPD marked in stock discrimination of the four wing flying fish, Hirundichthys affinis in the central western Atlantic. Molecular ecology:7 : 1029-1039.

Gomes. C. H.A. Oxendford. dan R.B. Dales. 2000. Restriction site mapping of the mitochondrial DNA of the four Wing Flying fish, Hirundichthys affinis. DNA. Sequence. 11 (3-4):277-280.

Leary, R.F. and Allendorf, F.W. 1986. Heterozygosity and fitness in natural populations of animals, pp.57-76. In M.E. Soule (Ed), Conservation Biology The Science of Scarcity and Diversity. Sinauer Assosciates- Publishers, Sunderland.

Liu, B.H. 1998. Statistical genomics, Linkage, Mapping and QTL Analysis. CRC Press LLC. USA, 611p.

Moyle P.B and J.J. Ceach. 1982. Fishes, an introduction to ichthyology. Prientice Hall. Englewood Clifts, New Jersey.

Nessa, M.N., S.A. Ali dan A. Rachman. 1991. Studi pendahuluan penetasan telur ikan terbang dalam rangka usaha pelestarian melalui restoking. Laporan Penelitian. Lembaga Penelitian Unhas. Ujung Pandang, p. 70.

Nessa, M.N., A. Mallawa, Najamuddin, A. Sadarang, S.A. Ali, M.F. Arifin; P.M. Alamsyah; Mardiana; dan S.S. Latif. 1993. Penelitian pengembangan potensi sumberdaya laut Selat Makassar, Laut Flores dan Selat Makassar Sulawesi Selatan. Lembaga Pengabdian Pada Masyarakat Unhas. Ujung Pandang. p. 235.

Page 14: ANALISIS STRUKTUR POPULASI IKAN TERBANG … · masing-masing merupakan sub populasi yang terpisah. Perbedaan ini dapat disebabkan oleh karena perbedaan letak geografis, pengaruh perbedaan

14

Nessa, M.N., H. Sugondo, I. Andarias, dan A. Rantetondok. 1977. Studi pendahuluan terhadap perikanan ikan terbang di Selat Makassar. Lontara. 13: 643-669.

Oxenford, H.A. 1994. Movements of flyingfish (Hirundichthys affinis) in the eastern Caribbean. Bull. mar. Sci. 54: 49-62.

Primack, R.B. 1993. Essentials of Concervations Biology. Sinaur Assciates Inc. Sunderland, USA. 563 pp.

Soulé, M.E dan Gilpin M,E. 1986. Minimum viable populations, processes of species extinction, pp.19-34. In M.E. Soule (Ed), Conservation Biology The Science of Scarcity and Diversity. Sinauer Assosciates- Publishers, Sunderland.

Wilks, D.S. 1995. Statistical Methods in the Atmospheric Sciences an Introduction. Academic Press. Newyork. 465 Hal.