analisis struktur pasar dan pengaruhnya …digilib.unila.ac.id/55322/3/skripsi tanpa bab...
TRANSCRIPT
ANALISIS STRUKTUR PASAR DAN PENGARUHNYA TERHADAPKINERJA USAHA INDUSTRI FOTOGRAFI DI KOTA BANDAR
LAMPUNG
(Skripsi)
Oleh:
Shandi Farizki
JURUSAN EKONOMI PEMBANGUNANFAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS LAMPUNGBANDAR LAMPUNG
2019
ABSTRAK
ANALISIS STRUKTUR PASAR DAN PENGARUHNYA TERHADAP
KINERJA USAHA INDUSTRI FOTOGRAFI DI KOTA BANDAR
LAMPUNG
Oleh
Shandi Farizki
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis struktur pasar industri fotografi di
Kota Bandar Lampung dan seberapa erat korelasinya terhadap kinerja usaha.
Analisis metode elastisitas, indeks herfindal, perilaku pasar dan konsentrasi pasar
digunakan untuk melihat Struktur Pasar dan kaitannya dengan Kinerja Usaha
perusahaan. Hasil penelitian menunjukan bahwa struktur pasar industri fotografi
di Kota Bandar Lampung termasuk dalam pasar persaingan monopolistik, dimana
penetapan strategi harga sangat berpengaruh pada kinerja usaha suatu perusahaan.
Hal ini di buktikan dengan perolehan hasil korelasi sebesar 0,11216 yang
mencerminkan adanya hubungan positif antara struktur pasar dengan kinerja
usaha, namun korelasi yang terjadi tidaklah besar. Beberapa faktor perilaku usaha
lainnya diketahui mampu memengaruhi kinerja usaha industri fotografi di Kota
Bandar Lampung, seperti strategi produk, strategi harga, strategi harga pesaing,
dan strategi kualitas layanan.
Kata Kunci: Kinerja Usaha, Struktur Pasar.
ABSTRACT
Market Structure Analysis and Its Effect on Photography Industry Business
Performance in Bandar Lampung City
By
Shandi Farizki
This study aims to analyze the market structure of the photography industry in
Bandar Lampung City and how close it correlates with business performance.
Analysis of the elasticity method, herfindal index, market behavior and market
concentration is used to look at the Market Structure and its relation to business
performance of the company. The results showed that the market structure of the
photography industry in Bandar Lampung City was included in the market of
monopolistic competition, where the pricing strategy was very influential on the
business performance of a company. This wasproven by the acquisition of a
correlation of 0.11216 which reflects a positive relation between market structure
and business performance, but the correlation that occured is not large. Several
other business behavior factors are known to be able to influence the business
performance of the photography industry in Bandar Lampung City, such as
product strategies, pricing strategies, competitor pricing strategies, and service
quality strategies.
Keywords: Business Performance, Market Structure.
ANALISIS STRUKTUR PASAR DAN PENGARUHNYA TERHADAP
KINERJA USAHA INDUSTRI FOTOGRAFI DI KOTA BANDAR
LAMPUNG
Oleh:
Shandi Farizki
Skripsi
Sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar
SARJANA EKONOMI
Pada
Jurusan Ekonomi Pembangunan
Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Lampung
JURUSAN EKONOMI PEMBANGUNAN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2019
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Jakarta, pada tanggal 21 Juli 1995 dari pasangan Sirojudin dan
Suharti. Penulis merupakan putra pertama dari empat bersaudara.
Pendidikan Sekolah Dasar (SD) di sekolah Negeri satu Bratasena Adi Warna dan
lulus pada tahun 2007. Sekolah Menengah Pertama (SMP) diselesaikan pada tahun
2010 dari SMP Negeri Dente Teladas Kabupaten Tulang Bawang. Kemudian
penulis melanjutkan ke tingkat Sekolah Menengah Atas (SMA) di SMAN Negeri 4
Bandar Lampung dan lulus pada tahun 2013.
Pada tahun 2013 penulis diterima sebagai mahasiswa jurusan Ekonomi
Pembangunan, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung. Selama
mengikuti perkuliahan, penulis menjadi tim kreatif Surya Maxima Photography
pada tahun 2014. Pada tahun 2016 penulis menjadi Disainer di Surya Maxima
Photography.
MOTTO
“Wahai Amirul Mu'minin engkau dilahirkan di dunia ini sendirian
dan kau akan mati sendirian, kau juga akan di hisab oleh Allah sendirian, demi
Allah semua yang engkau lihat disekitar mu ini tidak ada manfaatnya maka
bertaqwalah kepada Allah.”
(Atha bin Abi Rabbah)
“Biarkan semua mengalir apa adanya karena segala sesuatu dapat menjadi sumber
ide yang baik.”
(Shandi Farizki)
PERSEMBAHAN
Sujud syukurku kusembahkan kepada ALLAH Subhanahuwata'ala telah kau
jadikan aku manusia yang senantiasa berpikir, berilmu, beriman dan bersabar dalam
menjalani kehidupan ini. Semoga keberhasilan ini menjadi satu langkah awal
bagiku untuk meraih cita-cita impianku. Dalam silahku merintih, menadahkan doa
dalam syukur yang tiada terkira, terima kasihku untukmu.
Shalawat serta salam kepada Nabi Muhammad Sholaullahualaihiwassalam semoga
kita semua mendapat syafaat di akhirat kelak. Kupersembahkan sebuah karya kecil
ini untuk kedua orang tuaku tercinta, Bapak Sirojudin dan Ibu Suharti, yang tiada
pernah hentinya selama ini memberiku semangat, doa, dorongan, nasehat dan kasih
sayang serta pengorbanan yang tak tergantikan hingga aku selalu kuat menjalani
setiap rintangan yang ada didepanku. Terimalah bukti kecil ini sebagai kado
keseriusanku untuk membalas semua pengorbananmu. Dalam hidupmu demi
hidupku kalian ikhlas mengorbankan segala perasaan tanpa kenal lelah, dalam lapar
berjuang separuh nyawa hingga segalanya.
Dan
Almamater tercinta Jurusan Ekonomi Pembangunan
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung.
SANWACANA
Puji syukur kepada Allah SWT, atas karunia serta kemudahan yang diberikan
sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini. Skripsi yang berjudul
“Analisis Struktur Pasar dan Pengaruhnya Terhadap Kinerja Usaha Industri
Fotografi di Kota Bandar Lampung” adalah salah satu syarat untuk memperoleh
gelar Sarjana Ekonomi di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung.
Penulis menyadari bahwa dalam penyelesaian penelitian ini tidak akan berjalan
lancar tanpa adanya dukungan dari pihak lain baik dari segi moral dan materi.
Untuk itu dengan segala kerendahan hati, penulis mengucapkan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Hi. Satria Bangsawan, S.E., M.Si. selaku Dekan Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung.
2. Bapak Dr. Nairobi, S.E., M.Si. sebagai Ketua Jurusan Ekonomi Pembangunan
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung.
3. Ibu Emi Maimunah, S.E., M.Si. selaku Sekretaris Jurusan Ekonomi
Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung.
4. Bapak Muhidin Sirat, S.E., M.Si. selaku dosen pembimbing skripsi yang telah
banyak memberikan bimbingan, pelajaran, perhatian, motivasi dan nasihat
yang sangat berharga bagi penulis.
5. Ibu Dr. Lies Maria Hamzah, S.E., M.E. selaku dosen pembahas yang telah
banyak memberikan pelajaran, bimbingan, masukan dan perhatian yang sangat
berharga bagi penulis.
6. Ibu Emi Maimunah, S.E., M.Si. selaku dosen pembahas yang telah banyak
memberikan bimbingan, pelajaran, perhatian, motivasi dan nasihat yang
sangat berharga bagi penulis.
7. Ibu Dr. Arivina Ratih, S.E., M.M. selaku pembimbing akademik yang
memberikan nasehat dan bimbingan untuk perkembangan studi penulis.
8. Para Dosen dan Staf di Jurusan Ekonomi Pembangunan yang telah mengajar
dengan penuh kedisiplinan namun penuh cinta.
9. Mamaku tercinta Suharti, ayahku tercinta Sirojudin, dan adik-adikku
Muhammad Fakhri Ibrahim, Sabil Rafli Ashari yang telah mendukung,
mendoakan dengan sabar dan penuh perhatian selama ini terimakasih, serta
semua keluarga yang telah mendukung selama ini.
10. Sahabat terbaik Ahmad Zikrillah Fathoni untuk doa, motivasi, materi, tempat
berbagi suka duka dan tempat bertukar pikiran, serta dukungan yang tak
pernah henti, dan waktunya selama ini. Coba sih lo Rampage sekali aja.
11. Sahabat terbaik Rillopan Budi untuk doa, tempat berbagi canda tawa suka
duka, motivasi, materi, teman bertukar pikiran, serta dukungan yang tak
pernah henti, dan waktunya selama ini. Nabung bud biar bisa segera halalin
mba nyaa
12. Sahabat terbaik Armandi Krismawan dan Alsion Aria Erlangga untuk teman
begadangan yang selalu siap sedia menemani, teman bertukar keluhkesah dan
canda tawa.
13. Sahabat terbaik Fadeli Yusuf Afif terimakasih telah membantu
menyelesaikan dan memberi masukan dalam skripsi ini banyak sekali
bantuan dan motivasi serta materi pembelajaran selama pengerjaan skripsi ini,
terimakasih fad kamu pembimbing kedua ku.
14. Sahabat-sahabatku ANTI UKM Sion, Monic, Fajar, Boby, Adit, Arif dan Jo
yang selalu menemani, tertawa bersama, berbagi segala hal dan menjaga
penulis selama menempuh pendidikan di kampus ini.
15. Sahabat-sahabatku Ade Yoga Saputra, Derry Jatra Rian, Rizky Maulana Eky,
terima kasih atas doa dan dukungannya selama ini dengan kegilaan dan
keceriaan yang diberikan.
16. Terimakasih buat Mba nya Indah Fitriyana yang selalu menyemangati ku
dalam suka maupun duka, berbagi cerita dan berbagi ilmu dunia selama ini,
kamu yang terbaik.
17. Teman-teman sebimbingan Adi Sasongko, Atid, Ilham Rusdi, Mas Ahmad
Syara Dwi Terima kasih telah membantu dan menyemangati penulis dalam
proses penulisan skripsi.
18. Teman-teman Ekonomi Pembangunan 2013 Boy, Ade, Ardi, Tio, Amar,
Andan, Surya, Pauji, Shelya, Elis, Dea, April, Muthia, Riana, Eka, Nia, Heru,
Mas Ahmad, Nanda, Sigit, Untung, Yahya dan semua teman-teman yang
namanya tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, terima kasih atas
dukungannya kepada penulis dalam proses perkuliahan ini.
19. Filo, Syara, Eka, Fadeli, Sion, dan semua yang membantu mengajarkan
dalam penulisan skripsi.
20. Teman-teman Budaya Baca Surya, Ardi, Andan, Pipit, Gusti, Tata, senang
bisa mengisi minggu pagi ku dan rabu siang ku dengan bertukar buku bacaan
dan diskusi yang menambah banyak wawasan.
21. Teman-teman TBM OASE Pipit, Om Ulung, Manda, Dinda, Aurel Tasya,
Sheryn, Tari, Linda, Elo Dkk terimakasih telalah berbagi keceriaan dan
pengalaman bersama adik-adik TBM OASE.
22. Teman-teman seperjuangan dalam menuntut ilmu kak Uwi, kak Rahmat, kak
Gerry, Jefri, Tio, bang Adam terima kasih kalian selalu menemani dan
mengoreksi kesalahan dalam beribadah, terus menuntut ilmu sampai liang
lahat.
23. Teman seperjuangan KKN di Desa Tunggal Warga, Banjar Agung Tulang
Bawang. Nuzul, Nando, Atun, Defa, Risa dan Nidya yang selalu memberi doa
dan dukungan agar skripsi ini selesai.
24. Kawan – kawan DOTA 2 Galmo Osama, Standbyme, ManzNoHot,
Monocrhome, Ilhamblackops, Hijack, Kai, CC, Idiotologi Dkk terimakasih
suguhan permainan konyol dan menyenangkan sebagai selingan atas
kejenuhan dalam pengerjaan skripsi ini, senang bisa berbagi tawa bersama
kalian, don't worry we have kamiki!
25. teman-teman Batleground BrotherRocker, jalak, DerryJRian, Roxy86,
SaputraYogayog, MrEky31, AnnisaEka, ManzNoHot Dkk gogogo winner
winner chiken dinner.
26. Teman-teman Analog Lampung mas may qu, bang Genta, Bang Gery, Zikri,
bang Zul, Jo dan semua teman teman ku yang menyisakan waktu buat
berburu gambar sebagai pelepas penatku.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini tentunya mempunyai
banyak kekurangan sehingga informasi tambahan, saran dan kritik untuk
pengembangan lebih lanjut sangatlah penulis harapkan. Akhir kata penulis
berharap skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca.
Bandar Lampung, 03 Januari 2019
Penulis,
Shandi Farizki
DAFTAR ISI
HalamanDAFTAR ISI................................................................................................. iDAFTAR TEBEL ........................................................................................ ivDAFTAR GAMBAR ................................................................................... viDAFTAR LAMPIRAN ............................................................................... vii
I. PENDAHULUAN ................................................................................... 1A. Latar Belakang .............................................................................. 1B. Rumusan Masalah ......................................................................... 9C. Tujuan Penelitian........................................................................... 9D. Manfaat Penelitian......................................................................... 9
II. KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRANDAN HIPOTESIS ................................................................................. 11A. Kajian Pustaka.................................................................................... 11
1. Tinjauan Teori ................................................................................ 11a. Pengertian Industri ................................................................. 11b. Pengertian Jasa ....................................................................... 14c. Struktur Pasar ......................................................................... 17d. Elastisitas ............................................................................... 24e. Hubungan Struktur Pasar dan Kinerja Usaha......................... 28f. Fotografi ................................................................................. 28
2.Tinjauan Riset Sebelumnya............................................................. 29B. Kerangka Pemikiran........................................................................... 31C. Hipotesis............................................................................................. 33
III. METODE PENELITIAN .................................................................... 34A. Jenis Penelitian................................................................................... 34B. Populasi Penelitian ............................................................................. 34C. Lokasi Penelitian................................................................................ 35D. Batas Masalah .................................................................................... 35E. Teknik Pengumpulan Data................................................................. 36
1. Angket .......................................................................................... 362. Wawancara................................................................................... 363. Observasi...................................................................................... 364. Studi Pustaka................................................................................ 36
F. Uji Validitas Penelitian ...................................................................... 371. Uji Validitas ................................................................................. 37
2. Uji Reabilitas................................................................................ 37G. Definisi dan Operasionalisasi vaeiabel .............................................. 38H. Pengukuran Variabel .......................................................................... 40
1. Pengukuran Variabel Perilaku...................................................... 402. pengukuran variabel kinerja......................................................... 41
I. Metode Analisis ................................................................................. 431. Analisis Struktur Pasar................................................................. 43
a. Indeks Herfindal..................................................................... 43b. Pangsa Pasar Perusahaan (Market Share) .............................. 44c. Elastisitas ............................................................................... 45
2. Analisis Kinerja Usaha................................................................. 473. Analisis Asosiatif Antara Struktur Pasar dengan
Kinerja Usaha............................................................................... 48
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN............................................................. 49A. Statistik Deskriptif ............................................................................. 49
1. Gambaran umum daerah penelitian ............................................. 492. Karakteristik Responden .............................................................. 49
B. Uji Kualitas Instrumen Penelitian ...................................................... 52C. Struktur Pasar ..................................................................................... 55
1. Pangsa Pasar dan Indeks Herfindal .............................................. 552. elastisitas ...................................................................................... 57
D. Asosiatif antara Struktur Pasar dengan Kinerja Usaha ..................... 61E. Uji Signifikansi Korelasi.................................................................... 64F. Analisis Deskriptif tentang Pencapaian Kondisi Ideal Aspek
Perilaku Usaha .................................................................................. 661. Capaian Kondisi Ideal Dalam Penerapan Strategi Produk........... 672. Capaian Kondisi Ideal Dalam Penerapan Strategi Harga ............ 693. Capaian Kondisi Ideal Dalam Penerapan Strategi
Harga Pesaing............................................................................... 714. Capaian kondisi Ideal Dalam Penerapan Strategi
Kualitas Pelayanan ...................................................................... 725. Capaian Ideal Kinerja Usaha........................................................ 74
G. Analisis Deskriptif tentang Pencapaian Kondisi Ideal Aspekkinerja Usaha ..................................................................................... 75
H. Pembahasan......................................................................................... 76I. Implementasi Penelitian........................................................................ 83
V. KESIMPULAN DAN SARAN .............................................................. 86A. Simpulan ............................................................................................ 86B. Saran................................................................................................... 87
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman1. Jumlah Usaha Industri Di Kota Bandar Lampung
Tahun 2010-2014 ........................................................................ 22. Besarnya Kontribusi Jasa Perusahaan Terhadap PDRB Kota Bandar
Lampung Atas DasarHarga Berlaku Tahun 2010-2014.............. 33. Subsektor Industri Kreatif ........................................................... 44. Industri Fotografi di Kota Bandar Lampung............................... 65. Jenis Struktur Pasar ..................................................................... 176. Penelitian Sebelumnya ................................................................ 297. Operasionalisasi Variabel............................................................ 398. Tabel Analisis Deskriptif ( Kualitas Implementasi Perilaku
Perusahaan................................................................................... 419. Tabel Analisis Deskriptif ( Kualitas Implementasi
Kinerja Usaha) ............................................................................ 4310. Operasionalisasi Variabel Kinejra Usaha.................................... 4711. Tahun Mulai Usaha ..................................................................... 5012. Tingkat Pendidikan ..................................................................... 5013. Jenis Paket Yang di Minati ......................................................... 5114. Jumlah Tenaga Kerja................................................................... 5115. Hasil Uji Validitas Kuisioner Pada Responden .......................... 5316. Hasil Uji Reliabilitas Kuisioner .................................................. 5417. Analisis Struktur Pasar................................................................ 5518. Fungsi Permintaan....................................................................... 5719. Hasil Penghitungan Regresi Berganda........................................ 5920. Hasil Perhitungan Elastisitas....................................................... 6021. Hubungan antara market share dengan Kinerja Usaha ............... 6222. Persentase Pencapaian Kondisi Ideal Strategi Usaha.................. 6723. Persentase Pencapaian Kondisi Ideal Strategi Harga.................. 6924. Persentase Pencapaian Kondisi Ideal Strategi Harga Pesaing .... 7125. Persentase Pencapaian Kondisi Ideal Strategi Kualitas
Pelayanan ................................................................................... 7226. Capaian Ideal Perilaku Usaha ..................................................... 7427. Persentase Pencapaian Kondisi Ideal Kinerja Usaha .................. 75
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman1. Pendekatan Struktur Pasar........................................................... 182. Elastisitas .................................................................................... 273. Hubungan Struktur, Prilaku dan Kinerja..................................... 284. Skema Kerangka Pemikiran. ....................................................... 32
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman1. Data Stratrgi Produk ..................................................................... L-12. Strategi Harga ............................................................................... L-23. Strategi Harga Pesaing.................................................................. L-34. Strategi Kualitas Pelayanan .......................................................... L-45. Kinerja Usaha ............................................................................... L-56. Total.............................................................................................. L-67. Analisis Struktur Pasar ................................................................. L-78. Data Permintaan Paket, Harga Paket, Harga Pesaing................... L-89. Hasil Regresi................................................................................. L-910. Data Hasil Kuisioner Terhadap Responden.................................. L-1011. Data Hasil Kuisioner Terhadap Responden.................................. L-1112. Uji Korelasi Variabel.................................................................... L-1213. Hasil Uji Reabilitas....................................................................... L-18
1
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Industri kecil dan menengah saat ini memiliki peran untuk menciptakan peluang
usaha bahkan telah menjadi tumpuan dan harapan sebagian masyarakat demi
mengurangi pengangguran. Dilain pihak tantangan yang dihadapi industri kecil
dan menengah di Indonesia untuk memperkuat struktur perekonomian memang
sangatlah berat karena dalam pengembangan industri kecil sering menghadapi
berbagai kendala antara lain, kemampuan keahlian dan keterampilan, keberadaan
UMKM di Indonesia terjebak dalam keterbatasan modal, tekhnologi produksi dan
kapasitas produksi, manajemen serta pengetahuaan dan informasi (Prasetyo,
2007).
Industri jasa diharapkan memberikan kemudahan baik dalam permodalan, izin
usaha, maupun pemasaran. Mengingat pentingnya peranan industri di Indonesia
maka perlu menciptakan peluang lapangan usaha dan industri kecil untuk
mendapatkan peran dalam meningkatkan tabungan domestik. Hal ini
menunjukkan perlu adanya pembinaan dan pemberdayaaan usaha kecil dan
menengah yang harus lebih diarahkan untuk memacu peningkatan kemandirian
usaha kecil dan menengah serta mampu berdaya saing di pasar global ( Prasetyo,
2007).
2
Industri merupakan salah satu komponen penggerak perekonomian. Industri
adalah kesatuan unit usaha yang menjalankan kegiatan ekonomi dengan tujuan
untuk menghasilkan barang atau jasa yang berdomisili pada sebuah tempat dan
lokasi tertentu dan memiliki catatan administrasi tertentu (BPS, 2017).
Industri digolongkan kedalam beberapa macam kelompok. Industri didasarkan
pada banyaknya tenaga kerja dibedakan menjadi 4 golongan, yaitu : Industri
besar, memiliki jumlah tenaga kerja 100 orang atau lebih, industri kecil, memiliki
jumlah tenaga kerja antara 5–19 orang, industri rumah tangga, memiliki jumlah
tenaga kerja antara 1–4 orang (BPS, 2002).
Besarnya kontribusi dan pertumbuhan sektor industri kreatif diiringi dengan selalu
bertambahnya jumlah industri di Kota Bandar Lampung berikut adalah banyaknya
usaha dan besarnya pertumbuhan industri di Kota Bandar Lampung Tahun 2010-
2014.
Tabel 1 Jumlah Usaha Industri Di Kota Bandar Lampung Tahun 2010-2014
UraianTahun
2010 2011 Growth(%)
2012 Growth(%)
2013 Growth(%)
2014 Growth(%)
IndustriBesar
Sedang114 122 7,01 147 20,5 158 7,48 164 3,79
IndustriKecil 1714 2035 18,73 2175 6,88 2344 7,77 2511 6,65
IndustriRumahTangga
6628 6827 3 7010 2,68 7120 1,56 7323 2,85
Jumlah 8456 8984 28,74 9332 30,06 9622 16,81 9908 13,29Sumber : Dinas Koperasi, UKM Perindag Kota Bandar Lampung, 2015
Pada Tabel 1 di atas, memperlihatkan jumlah usaha industri di Kota Bandar
Lampung Tahun 2010-2014. Dilihat dari jumlah usaha industri di Kota Bandar
Lampung pertumbuhannya yang tertinggi yaitu pada tahun 2012 sebesar 30,06%
3
dan pertumbuhan yang terendah pada tahun 2014 sebesar 13,29%. Dari Jumlah
usaha industri di Kota Bandar Lampung dapat dilihat bahwa meski jumlah unit
usaha industri di Kota Bandar Lampung mengalami peningkatan akan tetapi
pertumbuhannya relatif menurun selama tahun 2010-2014 ini menunjukan
kurangnya perluasan usaha pada bidang industri di Kota Bandar Lampung.
Jasa perusahaan memiliki peran penting dalam mendukung pertumbuhan ekonomi
yang berkelanjutan dan meningkatkan taraf hidup masyarakat dengan perluasan
lapangan usaha dan memperluas kesempatan kerja, mendorong pembangunan
daerah, meningkatkan dan meratakan pendapatan masyarakat serta mengentaskan
masyarakat dari kemiskinan. Berikut ini adalah besarnya kontribusi jasa
perusahaan terhadap PDRB kota Bandar Lampung Tahun 2010-2014.
Tabel 2. Besarnya Kontribusi Jasa Perusahaan Terhadap PDRB Kota BandarLampung Atas Dasar Harga Berlaku Tahun 2010-2014
Tahun
PDRB KotaBandar
Lampung(juta rupiah)
Kontribusi JasaPerusahaan(juta rupiah)
KontribusiJasa
Perusahaan(%)
PertumbuhanJasa Perusahaan
(%)
2010 22.409.556,7 66.215,4 0.29 -2011 24.879.058,8 80.325,6 0.32 12.442012 27.753.870,2 94.172,7 0.33 12.972013 30.871.174 114.241,8 0.37 13.382014 35.325.852,7 135.783,4 0.38 12.44
Rata-rata 28.247.902.48 98.147,78 0.34 12.8075Sumber : Badan Pusat Statistik Kota Bandar Lampung, 2015
Pada Tabel 2 di atas, memperlihatkan bahwa tahun 2010-2014 sektor jasa ikut
berkontribusi terhadap PDRB Kota Bandar Lampung dengan rata-rata
berkontribusi sebesar 0.34% per tahun, kontribusi terbesar yaitu pada tahun 2014
sebesar 0.38% dan terkecil pada tahun 2010 sebesar 0.29%. Sedangkan rata-rata
pertumbuhan Jasa Perusahaan di Kota Bandar Lampung sebesar 12.44% pertahun.
4
Menurut Robert Lucas, mengatakan bahwa kekuatan yang menggerakkan
pertumbuhan ekonomi suatu daerah dapat dilihat dari tingkat orang kreatif atau
manusia yang mengandalkan kemampuan ilmu pengetahuan (Nenny, 2008).
Industri merupakan segmentasi dari ekonomi, sehingga industri kreatif merupakan
basis dari ekonomi kreatif. Definisi industri kreatif menurut Departemen
Perdagangan RI (2008) adalah industri yang berasal dari pemanfaatan kreativitas,
keterampilan serta bakat individu untuk menciptakan kesejahteraan serta lapangan
pekerjaan melalui penciptaan dan pemanfaatan daya kreasi dan daya cipta
individu tersebut. Industri kreatif dibagi menjadi 14 subsektor.
Tabel 3. Subsektor Industri KreatifNo Lapangan Usaha Industri Kreatif
1. Arsitektur2. Desain3. Fashion4. Film, Video, dan Fotografi5. Kerajinan6. Layanan Komputer dan Piranti Lunak7. Musik8. Pasar dan Barang Seni9. Penerbitan dan Percetakan10. Periklanan11. Permainan Interaktif12. Riset dan Pengembangan13. Seni Pertunjukan14. Televisi dan Radio
Sumber : Kementrian Perdagangan RI, 2008.
Pada Tabel 3 di atas, memperlihatkan bahwa salah satu lapangan usaha industri
kreatif adalah film, video dan fotografi. Seiring peralihan teknologi kearah
digital, perlahan kegiatan fotografi mulai dilirik menjadi lahan bisnis yang digeluti
saat ini. Tentunya, itu tidak lepas dari kepraktisan dan kemudahan yang
ditawarkan oleh teknologi digital saat ini. Kemajuan teknologi, khususnya dalam
5
industri fotografi yang terus berkembang, menyebabkan banyak perusahaan
penyedia jasa fotografi membuat pilihan konsumen menjadi semakin beragam.
Perkembangan industri fotografi di Bandar Lampung terbilang unik. Pada industri
ini persaingan menumpuk pada level basic dan advance, sangat banyak industri
fotografi yang berada di level produk yang masih rendah, hal ini disebabkan
karena keterbatasan para pemilik industri di level tersebut untuk meningkatkan
kualitas layanannya. Konsumen juga masih memiliki kemampuan yang terbatas
untuk menilai kualitas dari sebuah produk foto yang baik.
Perkembangan industri fotografi di Bandar Lampung kian meningkat. Permintaan
jasa fotografi ada apabila ada faktor-faktor yang mendorong nya, misalnya
keinginan untuk mengabadikan momen bersama keluarga, bersama teman,
prewedding maupun wedding dan sebagainya. Semakin maraknya penyedia jasa
fotografi di Bandar Lampung menjadi pilihan dan selera masyarakat untuk
memilih studio foto sebagai penyedia jasa fotografi.
Industri jasa fotografi di kota Bandar Lampung sendiri merupakan industri yang
berpotensi untuk dikembangkan, mengingat Kota Bandar Lampung sendiri
merupakan Ibukota Propinsi Lampung dan letaknya strategis sehingga banyak
konsumen akan mencari jasa fotografi ini untuk mengabadikan momen mereka.
Pengelolaan jasa fotografi di Bandar Lampung tersebar di berbagai wilayah di
kota Bandar Lampung, salah satunya ada di Jl. Purnawirawan. Peningkatan
jumlah perusahaan fotografi di kota Bandar Lampung mulai tahun 2011-2017
cukup berkembang.
6
Tabel 4. Industri Fotografi di Kota Bandar LampungNo. Nama Studio Tahun Berdiri1. Raja Studi Photo 20052. Fujifilm photo 20073. Tiara Photo 20074. Plaza photo 20105. Niagara 20106. New cemara 20107. 3D 20118. Low digital 20129. Surya maxima photography 201310. Glamour photography 201311. Hendra photography 201312. 4people 201413. Surya maxima express 201414. Skies photography 201515. Indoor 201516. Mix photography 201617. Kroma studio 201618. Surya maxima antasari 201619. Rasdam photography 201620. Wils project 2016
Sumber : Survey Peneliti, 2017.
Berdasarkan pra survey terdapat 20 unit industri fotografi yang berada di Kota
Bandar Lampung yang menyediakan berbagai pilihan konsep studio seperti indor
dan outdoor. Semakin maraknya penyedia jasa fotografi di kota Bandar lampung
antara tahun 2010-2016, akan tetapi terdapat kesenjangan antara jumlah
permintaan fotografi dengan jumlah perusahaan fotografi. Industri perusahaan
khususnya fotografi dikalangan masyarakat saat ini telah banyak bermunculan
dan menimbulkan suatu persaingan, terutama dalam persaingan harga, dan
kualitas pelayanan antar usaha sejenis. Keadaan ini lah yang membuat konsumen
lebih selektif dalam menentukan pilihannya. Persaingan yang terjadi antar bisnis
usaha fotografi ini mendorong masing-masing perusahaan untuk menciptakan
peluang untuk menarik minat konsumen. Semakin meningkatnya industri fotografi
7
di Kota Bandar Lampung akan menciptakan persaingan antar perusahaan dalam
menembus pangsa pasar, persaingan tersebut memaksa para pemilik untuk
meningkatkan strategi yang tepat agar mampu bersaing dengan usaha fotografi
yang lainnya.
Industri fotografi ini muncul karena faktor permintaan konsumen yang jenuh
dengan pengelolaan industri fotrografi yang begitu saja dan jumlah fotografer dan
klub foto yang meningkat. Dengan kondisi ini pihak perusahaan melakukan
peremajaan dengan membuat berbagai konsep yang baru guna menarik minat hati
dari konsumen, serta ini dapat membuka lapangan pekerjaan bagi para fotografer
yang berada di kota Bandar Lampung.
Industri fotografi di Kota Bandar Lampung merupakan sektor industri potensial
yang di kembangkan oleh berbagai pengelola jasa perusahaan. Industri fotografi
pada kenyataannya masih menghadapi beberapa kendala diantaranya adalah selera
konsumen yang beragam, modal yang cukup besar, persaingan yang semakin
kreatif, dan kualitas layanan yang perlu ditingkatkan. Namun kebutuhan akan
fotografi terus meningkat dengan ditandai dengan meningkatnya permintaan atas
kebutuhan jasa fotografi itu sendiri, seperti pass foto, foto keluarga, foto wisuda,
prewedding, wedding serta kebutuhan foto yang lainnya.
Struktur pasar mempengaruhi tingkah laku dan kinerja industri jasa fotografi
dalam pasar, antara lain jumlah perusahaan dalam pasar, skala produksi, dan jenis
produksi. Industri jasa fotografi memiliki struktur pasar yang kompetitif, karena
secara individu, masing-masing perusahaan fotografi tidak mampu mengubah
8
harga maupun kuantitias secara signifikan. Apakah perusahaan yang mendominasi
pasar, kinerja usahanya semakin baik.
Penelitian ini dilakukan di Kota Bandar Lampung kendati industri kecil telah
banyak diteliti, namun tetap saja relevan untuk diteliti. Alasannya pemilihan
industri kecil di daerah karena memiliki karakteristik yang tidak sama. Industri
yang memiliki produk sejenis akan menciptakan sebuah persaingan. Untuk dapat
melihat derajat persaingan tersebut, studi untuk menentukan struktur pasar perlu
dilakukan.
Struktur pasar merupakan suatu bahasan yang penting untuk mengetahui prilaku
dan kinerja industri. Dalam struktur pasar terdapat tiga elemen pokok yaitu pangsa
pasar, konsentrasi, hambatan masuk pasar. Pangsa pasar merupakan tujuan
perusahaan karena peranannya adalah sebagai sumber keuntungan bagi
perusahaan. Sedangkan konsentrasi merupakan kombinasi pangsa pasar dari
perusahaan - perusahaan oligopoli dimana terdapat adanya saling ketergantungan
diantara perusahan-perusahaan tersebut. Kombinasi pangsa pasar perusahaan-
perusahaan tersebut membentuk suatu tingkat konsentrasi dalam pasar
(Wulandari, 2007).
Struktur pasar erat kaitannya dengan kinerja usaha untuk dapat mengetahui derajat
persaingan pada industri fotografi di Kota Bandar Lampung maka penelitian
struktur pasar dan kaitannya dengan kinerja penting untuk dilakukan. Kirana Jaya,
(2001) menjelaskan bahwa kinerja dalam kaitan ekonomi memiliki banyak aspek
namun para ekonom memusatkan pada tiga aspek pokok yaitu efisiensi, kemajuan
teknologi dan keseimbangan dalam distribusi.
9
B. Rumusan Masalah
Dalam melihat permasalahan yang ada di dalam industri fotografi di Kota Bandar
Lampung berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan berapa
masalah, yaitu :
1. Bagaimana struktur pasar pada industri jasa fotografi di kota Bandar
Lampung?
2. Apakah ada hubungan yang erat antara pangsa pasar (struktur pasar) dan
kinerja usaha pada industri fotografi di kota Bandar Lampung?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah, dapat disimpulkan tujuan yang
ingin dicapai dalam penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui struktur pasar industri fotografi di Kota Bandar Lampung.
2. Untuk mengetahui seberapa erat hubungan (korelasi) antara struktur pasar dan
kinerja usaha pada industri fotografi di kota Bandar Lampung.
D. Manfaat Penelitian
Manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah:
1. Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana ekonomi di
Universitas Lampung.
2. Untuk menambah pengetahuan bagi penulis maupun pembaca, pada umumnya
dibidang analisis faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja industri fotografi.
10
3. Diharapkaan dapat memberikan masukan dalam mengembangkan ilmu
pengetahuan terutama yang berhubungan dengan analisis faktor-faktor yang
mempengaruhi kinerja industri fotografi.
4. Diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan bagi pihak-pihak terkait untuk
dapat mengembangkan usahanya.
11
II. KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS
A. Kajian Pustaka
1. Tinjauan Teori
a. Pengertian Industri
Industri dalam arti sempit adalah kumpulan perusahaaan yang menghasilkan
produk sejenis dimana terdapat kesamaan dalam bahan baku yang digunakan,
proses, bentuk produk akhir, dan konsumen akhir. Dalam arti yang lebih luas,
industri dapat didefinisikan sebagai kumpulan perusaahaan yang memproduksi
barang dan jasa dengan elastisitas silang yang positif dan tinggi (Kuncoro, 2007).
Menurut BPS pengertian industri adalah kesatuan unit usaha yang menjalankan
kegiatan ekonomi dengan tujuan untuk menghasilkan barang atau jasa yang
berdomisili pada sebuah tempat dan lokasi tertentu dan memiliki catatan
administrasi tertentu. Pengertian industri adalah sebagai semua kegiatan ekonomi
yang dilakukan oleh manusia untuk mengolah bahan mentah yang ada menjadi
bahan setengah jadi atau mengolah barang setengah jadi menjadi barang jadi
sehingga memiliki berbagai kegunaan bagi manusia (Bambang Utoyo, 2007).
Menurut Hasibuan (2000) industri merupakan kelompok perusahaan yang bisa
12
menghasilkan produk yang dapat menggantikan antara yang satu dengan yang
lain.
Industri di Indonesia dapat digolongkan kedalam beberapa macam kelompok.
Industri didasarkan pada banyaknya tenaga kerja dibedakan menjadi 4 golongan,
yaitu:
1) Industri besar, memiliki jumlah tenaga kerja 100 orang atau lebih,
2) Industri sedang, memiliki jumlah tenaga kerja antara 20–99 orang,
3) Industri kecil, memiliki jumlah tenaga kerja antara 5–19 orang,
4) Industri rumah tangga, memiliki jumlah tenaga kerja antara 1–4 orang (BPS,
2002).
a). Konsep dan Pemikiran Ekonomika Industri
Ekonomika industri merupakan suatu cabang khusus dalam ilmu ekonomi yang
menjelaskan mengapa dasar diorganisasi dan bagaimana pengorganisasiannya
mempengaruhi cara kerja industri, ekonomika industri menelaah struktur pasar.
(Kuncoro, 2007). Perusahaan yang secara relativ menekankan kepada faktor-
faktor yang mempengaruhi struktur, prilaku, dan kinerja pasar sebagai salah satu
cabang ilmu ekonomi, pokok bahasan ekonomika industri adalah tingkah laku
perusahaan-perusahaan. Kemudian dalam ekonomika industri akan dipelajari
mengenai langkah-langkah apa yang dilakukan oleh perusahaan terhadap para
pesaing dan para konsumennya, dimana didalamnya terdapat pesaing dan terhadap
para konsumennya, dimana didalamnya meliputi harga, promosi atau periklanan,
serta penelitian dan pengembangan. Dengan demikian ekonomika industri pada
dasarnya menganalisis keterkaitan antara struktur pasar dan prilaku perusahaan
dalam penentuan kinerja perusahaan.
13
Pada hakikatnya, analisis industri adalah upaya memanfatkan peluang bisnis dan
mengidentifikasikan cara mendapatkan keuntungan jangka panjang. Tujuannya
untuk meramalkan prilaku para pesaing baik lama maupun baru yang akan masuk
kepasar, dengan tingkat harga tertentu pada tingkat pendapatan tertentu dan dalam
periode tertentu. Pengembangan produk, metode dan teknologi baru serta
pengaruh dan perkembangan pada industri yang berhubungan. Pendeknya analisis
industri bertujuan menyajikan studi kasus yang dapat digunakan untuk
pengembangan masa depan industri.
Pengertian industri dalam arti sempit adalah kumpulan perusahaan yang
menghasilkan produk sejenis dimana terdapat kesamaan dalam bahan baku yang
digunakan, proses, bentuk produk akhir dan konsumen akhir. Dalam arti yang
lebih luas , industri dapat didefinisikan sebagai kumpulan perusahaan yang
memproduksi barang dan jasa dengan elastisitas silang yang positif dan tinggi
secara garis besar, industri dapat didefinisikan sebagai sekelompok perusahaan
yang memproduksi barang atau jasa yang sama atau bersifat subsitusi. (Kuncoro,
2007).
b) Struktur Industri
Pengertian struktur sering disamakan dengan bentuk atau susunan komponen pada
suatu bentuk. Struktur adalah susunan bagian-bagian dalam suatu bentuk
bangunan. Bila dikaitan dengan konteks ekonomi, struktur adalah sifat permintaan
dan penawaran barang dan jasa yang dipengaruhi oleh jenis barang yang
dihasilkan, jumlah dan ukuran distribusi penjual dalam industri jumlah ukuran
distribusi pembeli, diferensiasi produk, serta mudah tidaknya masuk kedalam
14
suatu industri. Semakin besar hambatan masuk semakin tinggi tingkat konsentrasi
struktur pasar (Kuncoro, 2007).
Dari keseluruhan hal diatas yang mempengaruhi struktur industri, peneliti dapat
melihat dan menyimpulkan bahwa struktur industri merupakan cerminan struktur
pasar suatu industri. Pasar dalam arti sempit adalah tempat bertemunya para
penjual dan pembeli. Dalam pengertian yang lebih umum, pasar merupakan suatu
wujud suatu abstrak mekanisme ketika pihak pembeli dan penjual bertemu untuk
mengadakan tukar-menukar. Karakteristik yang paling utama agar sesuatu bisa
disebut pasar adalah adanya pembeli dan penjual yang bertemu dan terciptanya
transaksi yang melibatkan harga dan kuantitas (Hasibuan, 1993).
b. Pengertian Jasa
Dalam aktivitas ekonomi jasa memiliki sejumlah elemen nilai atau manfaat yang
saling berkaitan, setiap elemen melibatkan sejumlah interaksi dengan
konsumen atau dengan barang-barang milik, tetapi tidak menghasilkan transfer
kepemilikan. Perubahan dalam kondisi bisa saja muncul dan produksi suatu jasa
bisa memiliki atau bisa juga tidak mempunyai kaitan dengan produk fisik. Jasa
industri adalah kegiatan industri yang melayani keperluan pihak lain. Pada
kegiatan ini bahan baku disediakan oleh pihak lain sedangkan pihak pengolah
hanya melakukan pengolahannya dengan mendapat imbalan sejumlah uang atau
barang sebagai balas jasa, misalnya perusahaan yang melakukan kegiatan tertentu
di balas dengan balas jasa tertentu (BPS, 2017).
Menurut Philip Kotler Jasa ialah setiap tindakan atau kegiatan yang dapat
ditawarkan oleh satu pihak kepada pihak lain yang pada dasarnya tidak berwujud
15
dan tidak mengakibatkan kepemilikan apapun. Produksinya dapat dikaitkan atau
tidak dikaitkan pada satu produk fisik (Kotler dalam Supranto 2001).
Dari definisi yang telah dijabarkan sebelumnya dapat disimpulkan bahwa jasa
merupakan suatu kegiatan yang tidak berwujud dan cepat hilang serta tidak dapat
dimiliki. Secara umum jasa adalah setiap tindakan atau perbuatan yang dapat
ditawarkan oleh suatu pihak kepada pihak lain dimana produk yang ditawarkan
bisa berupa produk fisik maupun tidak dimana jika produk itu berupa produk fisik
yang didalam tahapannya akan melalui beberapa perubahan sehingga nantinya
akan memuaskan keinginan konsumen/ pelanggan tersebut.
1) Karakteristik Jasa.
Menurut Kotler dan Amstrong (2001), perusahaan harus mempertimbangkan
empat karakteristik jasa tertentu ketika merancang program pemasaran antara lain:
a) Tidak berwujud jasa (Intangibility)
Jasa tidak bisa dilihat, dicicipi, dirasakan, didengar atau dibaui sebelum dibeli.
Untuk mengurangi ketidak pastian, pembeli mencari “tanda” dari kualitas jasa
pelayanan. Mereka mengambil kesimpulan mengenai kualitas dari tempat, orang,
harga, peralatan, dan konsumsi yang dapat mereka lihat. Tugas penyedia jasa
adalah membuat jasa dapat berwujuddalam satu atau beberapa cara.
b) Ketidakterpisahan jasa (Inseparability)
Jasa tidak dapat dipisahkan dari penyedianya, apakah penyedia tadi adalah orang
atau mesin. Jika karyawan jasa menyediakan jasa, maka karyawan itu merupakan
bagian dari jasa. Karena pelanggan turut hadir saat jasa itu diproduksi sebagai Co-
16
producer, interaksi penyedia jasa maupun pelanggan akan mempengaruhi hasil
jasa.
c) Keragaman Jasa (Service Variability)
Kualitas jasa bergantung pada siapa yang menyediakan jasa, waktu, tempat, dan
bagaimana cara mereka disediakan. Menurut Bovee, Housten, dan Thill (Thill,
1997), ada tiga faktor yang menyebabkan variabilitas kualitas jasa, yaitu
kerjasama atau partisipasi pelanggan selama penyampaian jasa, moral atau
motivasi karyawan dalam melayani pelanggan, dan beban kerja perusahaan.
d) Tidak Tahan Lamanya Jasa ( Perishability)
Jasa tidak dapat disimpan untuk penjualan atau pemakaian yang akan datang.
Tidak tahan lamanya jasa bukanlah masalah apabila permintaan selalu ada. Tapi
ketika permintaan berfluktuasi, perusahaan jasa sering kali mengalami masalah
sulit. Oleh karena itu perusahaan jasa sering kali merancang strategi agar lebih
baik lagi menyesuaikan permintaan dengan penawaran.
2) Jenis-jenis Jasa
Menurut Lovelock Jasa pada dasarnya dapat dibedakan menjadi 3 macam
sebagaimana dikemukakan (dalam Sudarminto, 2002) yang membedakannya
adalah sebagai berikut:
a) Rented Goods Service
Dalam jenis ini, konsumen menyewa dan menggunakan suatu produk berdasarkan
tarif yang telah ditetapkan selama jangka waktu tertentu konsumen hanya dapat
menggunakan produk tersebut, sedangkan kepemilikannya tetap berada pada
pihak perusahaan atau perorangan yang menyewakannya.
17
b) Owned Goods Service
Dalam jenis ini, produk-produk yang dimiliki konsumen dikembangkan atau
dirawat oleh perusahaan jasa. Jenis jasa ini juga mencakup perubahan bentuk 8
produk (barang) yang dimiliki konsumen.
c. Struktur Pasar
Struktur pasar menunjukan atribut yang mempengaruhi sifat persaingan. Unsur-
unsur struktur pasar meliputi : konsentrasi, diferensiasi produk hambatan masuk
ke pasar struktur biaya dan tingkat pengaturan pemerintah, para pakar ekonomi
mengklasifikasikan ada dalam industri. Struktur pasar penting, karena struktur
pasar menetukan prilaku perusahaan yang kemudian menentukan kinerja industri
(Jaya Kirana, 2001).
Joe S Bain dalam Nurimasjah Hasibuan (1994) mendefinisikan struktur pasar
sebagai karakteristik organisasi pasar yang mempengaruhi sifat kompentisi atau
persaingan dan harga di dalam pasar. Bentuk pasar dikatakan persaingan
sempurna apabila ada banyak penjual dan pembeli serta produknya homogen.
Apabila hanya ada satu penjual di dalam pasar, maka dinamakan monopoli,
namun, bila sedikit perusahaan besar memberi barang dipasar maka dikatakain
oligopoli. Oligopoli ada dua macam, jika produknya homogen dapat dikatakan
sebagai oligopoli murni, sedangkan jika produknya berbeda maka dikatakan
oligopoli berbeda.
Tabel 5. Jenis Struktur PasarJenis Pasar Kondisi Pasar
Monopoli murni Suatu perusahaan yang memiliki Suatuperusahaan yang memiliki
18
Perusahaan yang dominan( Persaingan murni)
50-100 persen dari pangsa pasar dan tanpapesaing yang kuat.
Oligopoli ketat Penggabungan empat perusahaan terkemukayang memiliki pangsa pasar 60-100 persen,kesepakatan diantara mereka untuk menetapkanharga relatif mudah.
Oligopoli longgar Penggabungan empat perusahaan terkemukayang memiliki 40 persen atau kurang dari pangsapasar, kesepakatan mereka untuk mendapatkanharga sebenarnya tidak mungkin.
Persaingan monopolistik Banyak pesaing yang efektif, tidak satu pun yangmemiliki lebih dari10 persen pangsa pasar.
Persaingan murni Lebih dari 50 pesaing yang mana tidak satu punyang memiliki pangsa pasar.
Sumber : Jaya, 2001.
Struktur pasar merupakan elemen strategis yang relatif permanen dari lingkungan
perusahaan yang memepengaruhi dan dipengaruhi oleh prilaku dan kinerja
didalam pasar. Struktur pasar adalah bahasan yang penting untuk mengetahui
prilaku dan kinerja industri. Struktur pasar menunjukan atribut pasar yang
mempengaruhi sifat persaingan. Struktur pasar biasanya dinyatakan dalam ukuran
distribusi pesaing. Elemen struktur pasar adalah pangsa pasar (market share),
konsentrasi (concentration), dan hambatan (barrier). (Kirana Jaya, 2001)
Gambar 1. Pendekatan Struktur Pasar
Gambar 1 menggambarkan pangsa pasar dari perusahaan-perusahaan dan untuk
memperluas pangsa pasar suatu perusahaaan menghadapi sejumlah rintangan.
Setiap struktur pasar berada diantara monopoli dan persaingan murni. Analisa
Struktur Pasar
KonsentrasiPangsa Pasar Hambatan Masuk
19
ekonomi membedakan struktur pasar dalam empat jenis pasar yaitu antara lain :
pasar monopoli, pasar oligopoli, pasar persaingan sempurna dan pasar
monopolistik (Kuncoro, 2007).
1) Pasar Monopoli
Pasar monopoli di definisikan sebagai struktur pasar dimana penjual tunggal
memproduksi suatu komoditas yang tidak memiliki barang subsitusi yang dekat.
Hal ini bukan berarti barang subsitusi tidak mungkin ada dalam struktur pasar
monopoli. Artinya adalah harga produk lain dapat turun secara signifikan tanpa
menyebabkan produk monopolis menjadi tidak laku karena penurunan harga
berarti permintaan produk monopolis tidak akan dipengaruhi oleh penurunan
harga barang lain.
Menurut Hasibuan (1994), beberapa penyebab yang mendorong hadirnya struktur
pasar monopoli, terutama dalam sektor industri pengolahan, adalah:
a) Terjadinya merjer.
b) Skala ekonomi yang besar dan ditunjang efesiensi.
c) Efisiensi dan inovasi.
d) Fasilitas pemerintah.
e) Terjadinya persaingan yang tidak sehat.
f) Perusahaan memperoleh hak istimewa dalam mengelola input yang sukar
diperoleh perusahaan lain.
2) Pasar Oligopoli
Oligopoli adalah struktur pasar dimana hanya ada beberapa perusahaan yang
menguasai pasar, oligopoli dikatakan penggabungan antara pasar persaingan
20
sempurna dengan pasar monopoli. Samuelson dan Nordhaus membagi pasar
oligopoli dalam dua tipe yaitu : pertama, seorang oligopolis merupakan salah
seorang dari beberapa penjual yang memproduksi barang yang identik, sehingga
bila terdapat perubahan harga sekecil apapun, maka akan dapat menyebabkan
konsumen beralih pada produsen lainnaya. Walaupun demikian, jika jumlah
penjual sedikit maka masing-masing penjual mempunyai pengaruh besar pada
harga pasar (Kuncoro, 2007).
Menurut Joe S Bain juga memiliki ukuran tersendiri yang lebih fleksibel untuk
mengukur pasar oligopoli, ukuran tersebut dikelompokan dalam beberapa tipe
antara lain:
a) Tipe I, merupakan oligopoli penuh, yaitu 3 perusahaan terbesar menguasai
sekitar 87% penawaran komoditi industri tertentu di pasaran atau 9 perusahaan
menguasai 99% pasar.
b) Tipe II, 4 perusahan terbesar menguasai 72% penawaran komoditi industri
tertentu di pasaran atau 8 perusahaan menguasai 75%.
c) Tipe III, 4 perusahaan terbesar menguasai 61% penawaran komoditi industri
tertentu di pasaran atau 8 perusahaan menguasai 45%.
d) Tipe IV, 4 perusahaan terbesar 38% penawaran komoditi industri tertentu
dipasaran atau 8 perusahaan menguasai 32% pasar.
e) Tipe V, 4 perusahaan terbesar menguasai 22% penawaran komoditi industri
tertentu di pasaran atau 8 perusahaan menguasai 32% pasar.
Apabila ada 4 perusahaan terbesar hanya menguasai sekitar 3% maka tidak
termasuk dalam struktur pasar oligopoli, tetapi cenderung pada pasar industri yang
tidak terkonsentrasi (Hasibuan, 1994). Pasar oligopoli terbagi menjadi dua , yaitu
21
oligopoli ketat dan oligopoli longgar. Dalam konteks oligopoli ketat kemiripan
antar perusahaan yang terdapat didalam pasar sangatlah kecil sehingga dalam
struktur tersebut perusahaan yang terlibat memiliki banyak pilihan dalam
mengimplementasikan strateginya.
Bentuk lain pasar oligopoli adalah oligopoli longgar dalam struktur pasar tersebut
ada dua strategi untuk mendapatkan keuntungan. Strategi pertama adalah strategi
diferensiasi produk dan membuat orientasi yang akan mengubah orientasi pasar.
Strategi lain dalam loose oligopoli adalah inovasi produk. Inovasi bertujuan
mengubah peta industri yanga akan menyebabkan semakin besarnya halangan
perusahaan lain untuk masuk ke industri tersebut (Kuncoro, 2007).
3) Persaingan sempurna
Pasar persaingan sempurna merupakan pasar dimana terdapat banyak produsen
dan banyak pembeli untuk barang yang bersifat sama, adapun karakteristiknya
sebagai berikut (Kuncoro, 2007) :
a) Produknya homogen, produk yang homogen umumnya disebabkan tidak
adanya prefensi oleh konsumen terhadap produk di pasar persaingan sempurna.
Konsumen tidak menjadikan merek (brand) sebagai pertimbangan dalam
keputusannya untuk membeli atau tidaknya suatu produk. Dengan kata lain
produk yang satu dengan produk yang lainnya dalam subsitusi sempurna.
Konsumen tidak merasakan perbedaan dalam mengkonsumsi barang tersebut.
b) Jumlah penjual dan pembeli yang banyak, kondisi seperti ini menyebabkan
konsumen bertindak sebagai penerima harga karena barang yang dibelinya
hanya merupakan bagian kecil dari seluruh komoditas yang diperjual belikan,
22
dari sisi penjual, sebagaimana pembeli penjual tidak dapat mempengaruhi
harga pula. Hal ini dilatar belakangi oleh barang yang dijual oleh penjual
merupakan bagian kecil dari keseluruhan komoditas yang diperjual belikan.
Banyaknya penjual dan pembeli menyebabkan kolusi dalam persaingan
sempurna menjadi sulit untuk dilakukan. Akibatnya struktur pasar pada
persaingan sempurna akan dapat terus dipertahankan.
c) Informasi sempurna Informasi yang sempurna menyebabkan pembeli tidak
akan membeli produk dengan harga diatas harga pasar. Akibatnya perusahaan
yang menjual barang diatas harga pasar tidak dapat menjual apapun. Informasi
yang sempurna menyebabkan pelaku ekonomi tidak membutuhkan
pengorbanan apapun untuk mengakses informasi. Informasi yang sempurna
menyebabkan harga tunggal dalam suatu pasar dapat terjadi.
d) Tidak adanya halangan yang signifikan untuk memasuki atau keluar pasar.
Artinya, semua sumber daya dapat dengan mudah bergerak keluar-masuk
pasar.
4) Pasar Monopolistik
Pasar persaingan monopolistik mempunyai banyak persamaan dengan pasar
persaingan sempurna, tetapi juga mempunyai cukup perbedaan yang
menyebabkan perusahaan di pasar mempunyai unsur kekuasaan monopoli. Hal
itulah yang menyebabkan pasaran seperti itu pasaran persaingan monopolistis.
Maka pasar persaingan monopolistis dapat didefinisikan sebagai suatu pasar
dimana terdapat banyak produsen yang menghasilkan barang yang berbeda corak
(differential product).
23
Sebuah industri dikatakan memiliki struktur pasar persaingan monopolistik jika
memiliki syarat sebagai berikut Baye, (2000):
1) Terdapat Banyak Penjual
Terdapat cukup banyak penjual dalam pasar persaingan monopolistis, Perusahaan
dalam pasar monopolistis mempunyai ukuran yang relatif sama besarnya.
Keadaan ini yang menyebabkan produksi suatu perusahaan rekatif sedikit
dibandingkan dengan keseluruhan produksi dalam keseluruhan pasar.
2) Barangnya Bersifat Berbeda Corak
Produksi dalam pasar persaingan monopolistis berbeda coraknya (differentiated
product) dan secara fisik mudah dibedakan antara produksi suatu perusahaan
dengan perusahaan lain.
3) Adanya kebebasan keluar masuk industri
Perusahaan yang akan masuk dan menjalankan usaha tidak banyak mendapat
kesukaran/hambatan seperti di oligopoli dan monopoli, tetapi juga tidak semudah
seperti pada persaingan sempurna.
Pada dasarnya struktur pasar monopolistik adalah sejumlah besar perusahaan yang
menghasilkan produk terdeferensiasi. Dalam struktur pasar ini mengandung
persaingan sempurna karena terdapat banyak penjual dan tidak ada satu pun yang
memiliki pangsa pasar yang cukup besar. Perbedaan antara pasar monopolistik
dan pasar persaingan sempurna, terletak pada diferensiasi produk (tidak identik),
sementara pada pasar persaingan sempurna produk yang diperjual belikan
merupakan barang yang identik dan homogen.
24
Perusahaaan pada industri yang memiliki struktur pasar persaingan monopolistik
berusaha meyakinkan konsumennya bahwa produk yang dihasilkan berbeda dan
lebih baik dari perusahaan lain. Untuk meyakinkan konsumen biasanya
perusahaan-perusahaan umumnya menjalankan dua strategi. Menurut pendapat
Baye, (2000) strategi pertama, perusahaan akan mengeluarkan dana untuk
mempromosikan produksinya. Strategi dijalankan dengan cara iklan komparatif,
yaitu iklan yang didesain untuk menonjolkan perbedaan produk atau merek
perusahaan terhadap produk perusahaan lainnya.
Strategi kedua, perusahaan-perusahaan memperkenalkan produk baru yang sesuai
dengan kebutuhan masyarakat. Strategi demikian disebut pemasaran ceruk yaitu
produk atau jasa yang ditunjukan pada sekelompok konsumen tertentu. Ketika
perusahaan fotografi membangun lini produk yang baru dan menikmati
keuntungan janka pendek, maka akan mengundang banyak perusahaan masuk
kedalam pasar tersebut dan meniru apa yang dilakukan oleh perusahaan yang
lebih dahulu masuk pasar. Akibatnya, dalam jangka panjang keuntungan yang
diperoleh perusahaan inovator akan menjadi nol (Kuncoro, 2007).
d. Elastisitas
Elastisitas (pemuluran) adalah pengaruh perubahan harga terhadap jumlah barang
yang diminta atau yang ditawarkan. Elatisitas adalah nilai perbandingan, untuk
menyatakan tingkat perubahan, baik terhadap jumlah barang maupun terhadap
harga barang (Supangat, 2009). Elastisitas adalah alat pengukuran derajat
kepekaan jumlah permintaan akan sesuatu terhadap perubahan salah satu faktor
yang mempengaruhinya (Sumarsono, 2003). Sebagaimana menurut (Mankiw,
25
2006) elastisitas adalah ukuran besarnya respon jumlah permintaan atau jumlah
penawaran terhadap perubahan salah satu penentunya.
Dengan kata lain elastisitas adalah tingkat kepekaan suatu gejala ekonomi
terhadap perubahan gejala ekonomi yang lain.Elastisitas terbagi dalam tiga
macam, yaitu sebagai berikut.
a. Elastisitas harga adalah persentase perubahan jumlah barang yang diminta atau
yang ditawarkan, yang disebabkan oleh persentase perubahan harga barang
b. Elastisitas silang (cross elasticity) adalah persentase perubahan jumlah barang
x yang diminta, yang disebabkan oleh persentase perubahan harga barang.
c. Elastisitas pendapatan (income elasticity) yaitu persentase perubahan
permintaan akan suatu barang yang diakibatkan oleh persentase perubahan
pendapatan (income) riil konsumen.
1) Elastisitas Permintaan
Elastisitas permintaan (demand of elasticity) yaitu pengaruh perubahan harga
terhadap besar atau kecilnya jumlah barang yang diminta atau tingkat kepekaan
perubahan jumlah barang yang diminta terhadap perubahan suatu harga barang.
Besar kecilnya perubahan tersebut dinyatakan ke dalam koefisien elastisitas
atau angka elastisitas dalam satuan E, yang dinyatakan dengan rumus sebagai
berikut ini :
Ed = atau Ed =
26
Keterangan:
ΔQ : Perubahan Jumlah Permintaan
ΔP : Perubahan Harga Barang
P : Harga Mula-Mula
Q : Jumlah Permintaan Mula-Mula
Ed : Elastisitas Permintaan
2) Jenis dan Pengukuran Elastisitas
Menurut elastisitas permintaan maupun penawaran dapat dilihat dari harga,
pendapatan, biaya, dan sebagainya (Noor, 2011)
a. Pengukuran Elastisitas Harga (Price Elasticity)
Elastisitas permintaan terhadap harga, diukur dengan rasio perubahan
permintaan dengan perubahan harga, seperti formula berikut :
Jenis-jenis pengukuran elastisitas harga terdiri dari:
1. Elastisitas titik, menunjukkan elastisitas pada titik tertentu, yaitu elastisitas
pada tingkat harga tertentu.
2. Elastisitas busur, menunjukkan elastisitas permintaan pada jarak (range)
antara dua harga tertentu, yaitu elastisitas pada jarak harga tertentu.
3. Elastisitas tetap, menunjukkan elastisitas pada fungsi permintaan tertentu
yang besarnya tetap (constant).
4. Elastisitas silang, menunjukkan elastisitas permintaan terhadap suatu
barang, dikarenakan harga barang lain berubah (barang substitusi atau
barang pelengkapan).
27
5. Elastisitas turunan, menunjukkan elastisitas permintaan terhadap suatu
barang pelengkapan, dikarenakan permintaan barang utamanya berubah.
b. Pengukuran Elastisitas Pendapatan (Income Elasticity)
Di muka pendapatan perusahaan, di pengaruhi oleh elastisitas, baik harga, income
konsumen, teknologi dan variabel elastisitas lainnya. Dengan demikian, maka
baik penawaran, maupun permintaan, akan memengaruhi pendapatan perusahaan.
Kedua fungsi diatas (penawaran dan permintaan), di pengaruhi oleh harga. Oleh
karena itu, maka elastisitas harga terhadap permintaaan dan penawaran, dapat
dijadikan bahan untuk menghitung elastisitas pendapatan perusahaan.
Di bawah ini merupakan Kurva Elastitas
Sumber : Sadono Sukirno, 2008.Gambar 2. Elastisitas
Berdasarkan gambar 2 dapat dilihat bahwa pada kondisi P1 akan menghasilkan
jumlah barang yang diminta Q1 maka total revenue berada pada TR1. Pada kondisi
pasar persaingan monopolistik ketika harga meningkat dari P1 menjadi P2 maka
28
jumlah barang yang diminta akan mengalami penurunan sehingga total revenue
akan bergeser pada TR2. Hal ini menunjukan bahwa ketika harga barang dinaikan
akan menurunkan total pendapatan dari suatu perusahaan.
e. Hubungan Struktur Prilaku dan Kinerja
Tujuan ekonomika industri adalah mengembangkan suatu alat guna menganalisis
proses pasar dan dampaknya terhadap kinerja ekonomi untuk mencapai, tujuan
mendapatkan hipotesis hubungan antara struktur pasar, prilaku dan kinerja pasar
ada asumsi dalam SCP, yakni hubungan yang stabil dan adanya arah kausalitas
dari struktur-prilaku-kinerja, dan pendekatan SCP berawal dari premis bahwa
pengukuran kekuatan pasar dapat dihitung dari data yang tersedia.
Hubungan tersebut digambarkan dalam gambar 2 berikut :
Sumber : Kuncoro, 2007.Gambar 3. Hubungan Struktur, Prilaku dan Kinerja
Gambar 3 menggambarkan konsep hubungan struktur-prilaku-kinerja menjelaskan
bagaimana perusahaan akan berprilaku dalam mengahadapi struktur pasar tertentu
dalam suatu industri dimana dari prilaku akan tercipta suatu kinerja. Perbedaan
struktur dan prilaku akan mempengaruhi kinerja yang tercermin dalam harga,
efisensi, dan tingkat inovasi.
f. Fotografi
Fotografi adalah proses melukis/menulis dengan menggunakan media cahaya.
Sebagai istilah umum, fotografi berarti proses atau metode untuk menghasil kan
Struktur KinerjaPrilaku
29
gambar atau foto dari suatu objek dengan merekam pantulan cahaya yang
mengenai objek tersebut pada media yang peka cahaya. Alat paling populer untuk
menangkap cahaya ini adalah kamera, tanpa cahaya, tidak ada foto yang bisa
dibuat (Darwis Triadi, 2008).
Prinsip fotografi adalah memfokuskan cahaya dengan bantuan pembiasan
sehingga mampu membakar medium penangkap cahaya. Medium yang telah
dibakar dengan ukuran luminitas cahaya yang tepat akan menghasil kan bayangan
identik dengan cahaya yang memasuki medium pembiasan (selanjut nya disebut
lensa).
Intensitas cahaya yang tepat untuk menghasilkan gambar, digunakan bantuan alat
ukur berupa lightmeter. Setelah mendapat ukuran pencahayaan yang tepat,
seorang fotografer bisa mengatur intensitas cahaya tersebut dengan mengubah
kombinasi ISO/ASA (ISO Speed), diafragma (Aperture), dan kecepatan rana
(speed). Kombinasi antara ISO, Diafragma & Speed disebut sebagai pajanan
(Darwis Triadi, 2008). Fotografi saat ini telah berkembang menjadi sebuah gaya
hidup, hal ini dimulai semenjak munculnya era digital dan berkembangnya sosial
media.
2. Tinjauan Riset Sebelumnya
Tabel. 6 Penelitian SebelumnyaJudul Nama
Peneliti/tahun
LokasiPenelitian
MetodePenelitian
Variabel Hasil Penelitian
AnalisisPermintaanDanPendugaanStruktur PasarIndustri Air
LaditaImansyahPutra S
BandarLampung
Ordinaryleastsquare,IndeksHerfindal,Indeks
harga, hargabarangsubtitusinya,pendapatanmasyarakat,distribusi
Perubahan harga(P1), Harga rata-rataair mineral pesaingdi wilayah sampelterdekat dan kualitaspelayanan dari segi
30
Minum IsiUlang DiBandarLampung(Studi Kasus:Industri AirMinum IsiUlangKecamatanKedaton)
Konsentrasi,elastisitas.
pendapatan,selera,jumlahpenduduk,
sertaramalankeadaanyang akandatang
tangible danresponsivessberpengaruh nyataterhadap permintaanair minum isi ulangpada industri airminum isi ulang diKecamatan KedatonKota BandarLampung.Berdasarkan nilaielastisitas harga danindeks konsentrasi 4perusahaan terbesardiketahui bahwastruktur pasarindustri air minumisi ulang diKecamatan KedatonKota BandarLampung adalaholigopoli persainganketat.
AnalisisPeluang BisnisJasa FotografiDi Yogyakarta
BektiSetiawati/2013
Yogyakarta Ordinaryleastsquare,dilanjutkan denganpengujianhipotesissecaraparsial danserempakmelalui ujit dan uji F.
Modal,pendapatan,Tenaga kerja
Peluang bisnis yanglayak untuk dikembangkan dibidang jasa industrifotografi. Denganadanya tren positifpekembanganindustri kreatif yangterus tumbuh padabidang industrifotografi. Industrifotografi di KotaYogyakarta menjadipeluang bisnis yanglayak di jalankan.
AnalisisPermintaanDanPendugaanStruktur PasarIndustriLaundry(Skala KecilDan Mikro )Di KelurahanGedungMeneng danKampungBaru BandarLampung
Tri PujiNurulImama
BandarLampung
Ordinaryleastsquare,IndeksHerfindal,IndeksKonsentrasi
harga, hargabarangsubtitusinya,pendapatanmasyarakat,distribusipendapatan,selera,jumlahpenduduk,
Indeks Konsentrasidan IndeksHerfindahl,disimpulkanstruktur pasar padaindustri laundry diKelurahan GedungMeneng danKampung Baru kotaBandar Lampungadalah oligopolilonggar, konsentrasisebesar 33,22%.Indeks Herfindahlrasio sebesar0,052700829 IH ≈ 0maka struktur pasaryang terjadi adalah
31
oligopoli.
Sumber : Olahan PenelitiB. Kerangka Pemikiran
Kerangka pemikiran merupakan model konseptual tentang bagaimana teori
berhubungan dengan berbagai faktor yang telah diidentifikasi sebagai hal yang
penting jadi dengan demikian maka kerangka berpikir adalah sebuah pemahaman
yang melandasi pemahaman yang lainnya, sebuah pemahaman yang paling
mendasar dan menjadi pondasi bagi setiap pemikiran atau suatu bentuk proses dari
keseluruhan dari penelitian yang akan dilakukan (Sugiyono, 2011).
Industri fotografi di kota Bandar Lampung merupakan target pasar bagi para
penyedia jasa fotografi. Permintaan jasa fotografi baru akan ada apabila ada
faktor-faktor yang mendorong nya, Permintaan dan keinginan konsumen membeli
suatu barang pada berbagai tingkat harga selama periode waktu tertentu.
Banyaknya jumlah barang yang diminta pada suatu pasar tertentu dengan tingkat
harga tertentu pada tingkat pendapatan tertentu dan dalam periode tertentu.
Elastisitas permintaan berpengaruh terhadap rasio yang mengukur derajat
kepekaan jumlah barang yang diminta sebagai akibat perubahan harga. Hal ini
berhubungan dengan struktur pasar yang dapat memengaruhi kinerja perusahaan
dalam pasar, seperti karakteristik dan jumlah perusahaan, skala produksi dan
tingkat kesamaan atau perbedaan dari produk yang dihasilkan perusahaan industri
fotografi. Struktur pasar mempengaruhi tingkah laku dan kinerja industri jasa
fotografi dalam pasar, antara lain jumlah perusahaan dalam pasar, skala produksi,
dan jenis produksi. Industri jasa fotografi memiliki struktur pasar yang kompetitif,
32
karena secara individu, masing-masing perusahaan fotografi tidak mampu
mengubah harga maupun kuantitias secara signifikan.
Langkah awal yang dilakukan dalam penelitian ini adalah melihat kuantitas
permintaan jasa fotografi di kota Bandar Lampung dan menghitung elastisitas
permintaan, indeks konsentrasi, indeks herfindal, dan market share. Dari hasil
pengujian ini maka akan diperoleh posisistruktur pasar industri fotografi. Apakah
industri fotografi berada pada pasar monopoli, monopoli kolisif, oligopoli,
longgar, atau oligopoli ketat. Informasi hubungan struktur pasar dengan kinerja
usaha, apakah perusahaan yang mendominasi kinerja usahanya semakin baik atau
tidak.
Gambar 4. Skema Kerangka Pemikiran
Persaingan padaIndustri Jasa
Fotografi
Structure
Pangsa pasar(Market Share)
Indeks Herfindal
Elastisitas
Conduct
Strategi Harga
Strategi Produk
Strategi Harga Pesaing
Strategi Kualitas
Pelayanann
Performance
Kinerja Usaha
Pegaruh strukturpasar terhadapperilaku
Pengaruh Strategiterhadap kinerjausaha
33
C. Hipotesis
Berdasarkan latar belakang, rumusan masalah dan kerangka pemikiran maka
hipotesis yang dapat dirumuskan yaitu:
1. Diduga Struktur pasar industri jasa fotografi Kota Bandar Lampung yang
diukur menggunakan elastisitas, indeks herfindal, pangsa pasar dan
konsentrasi pasar berada pada pasar monopolistik.
2. Diduga pangsa pasar mempunyai hubungan yang sangat erat dan positif
terhadap kinerja usaha.
34
III. METODE PENELITIAN
A. Jenis dan Sumber Data
Penelitian ini bersifat deskriptif kuantititatif yaitu dengan menggunakan
perhitungan pangsa pasar dan konsentrasi pasar dan metode analisis deskriptif
kualitatif dengan memberikan gambaran dari hasil penelitian.Tujuan utama dari
riset ini adalah untuk mendapatkan bukti hubungan yang bersifat sebab akibat,
sehingga dapat diketahui mana yang menjadi variabel yang memengaruhi dan
mana variabel yang dipengaruhi. Maka desain penelitian ini bertujuan untuk
mengenalisis struktur pasar terhadap kinerja usaha. Data yang digunakan data
primer dan sekunder, dengan sumber yang diperoleh dari lapangan dan sumber
yang terkait. Data primer didapat dengan menggunakan kuesioner sebagai alat
pengumpul data yang didapatkan dari industri jasa kategori fotografi di Bandar
Lampung. Data sekunder didapat dari Dinas koperasi, UKM Perindag Kota
Bandar Lampung, situs internet dan sumber lainnya yang terkait dalam penelitian
ini.
B. Populasi Penelitian
Penelitian ini menggunakan populasi industri jasa fotografi di Kota Bandar
Lampung dan tidak menarik sampel. Populasi adalah wilayah generalisasi yang
terdiri atas obyek atau subyek yang mempunyai karakteristik tertentu yang
35
ditetapkan peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya
(Sugiyono, 2008). Berdasarkan pra survey jumlah populasi dalam penelitian ini
sebanyak 20 unit usaha fotografi yang berada di Kota Bandar Lampung.
C. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian adalah tempat dimana peneliti melakukan penelitian, terutama
sekali dalam menangkap fenomena atau penelitian yang sebenarnya terjadi dari
objek yang diteliti dalam rangka mendapatkan data-data penelitian yang akurat.
Penentuan lokasi penelitian dilakukan dengan sengaja. Dalam penentuan lokasi
penelitian (Moloeng dalam Perdamen, 2012) menyatakan cara yang terbaik
ditempuh dengan jalan mempertimbangkan langkah teori subtantif dan menjejaki
lapangan untuk mencari kesesuaian dengan kenyataan yang ada di lapangan,
semacam keterlibatan geografis dan praktis seperti waktu, biaya dan tenaga perlu
juga dijadikan bahan pertimbangan dalam penentuan lokasi penelitian. Populasi
yang menjadi fokus pada penelitian ini penelitian ini dilakukan di 20 studio
fotografi di kota Bandar Lampung, Provinsi Lampung.
D. Batasan Masalah
Peneliti membatasi penelitian ini hanya meneliti industri jasa fotografi di Kota
Bandar Lampung. Mengetahui struktur dan prilaku pasar industri jasa fotografi di
Kota Bandar Lampung dengan menggunakan metode elastisitas, Indeks Herfindal,
prilaku pasar dan konsentrasi pasar untuk melihat struktur pasar dan kaitannya
dengan kinerja usaha.
36
E. Teknik Pengumpulan Data
Adapun pengumpulan data dalam penelitian menggunakan metode survei, yaitu:
1. Angket
Angket / kuesioner adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan
cara memberikan seperangkat pertanyaan atau pernyataan kepada orang lain
yang dijadikan responden untuk dijawabnya.
2. Wawancara
Wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan melalui tatap
muka dan tanya jawab langsung antara pengumpul data maupun peneliti
terhadap narasumber atau sumber data. Dalam penelitian ini responden adalah
pemilik perusahaan industri fotografi.
3. Observasi
Obrservasi merupakan salah satu teknik pengumpulan data yang tidak hanya
mengukur sikap dari responden (wawancara dan angket) namun juga dapat
digunakan untuk merekam berbagai fenomena yang terjadi (situasi, kondisi).
Teknik ini digunakan bila penelitian ditujukan untuk mempelajari perilaku
manusia, proses kerja, gejala-gejala alam dan dilakukan pada responden yang
tidak terlalu besar.
4. Studi Pustaka
Pengumpulan data dengan cara mempelajari literatur-literatur, buku-buku,
koran, peraturan perundangan dan lain-lain yang menyangkut kajian penelitian.
37
F. Uji Validitas Penelitian
1. Uji Validitas
Uji validitas adalah suatu langkah pengujian yang dilakukan terhadap isi (content)
dari suatu instrumen, dengan tujuan untuk mengukur ketepatan instrumen yang
digunakan dalam suatu penelitian (sugiyono, 2006) Uji validitas dilakukan untuk
memastikan seberapa baik suatu instrumen digunakan untuk mengukur konsep
yang seharusnya diukur. Menurut Sugiyono, (2010) untuk menguji validitas
konstruk dilakukan dengan cara mengkorelasikan antara skor butir pertanyaan
dengan skor totalnya.
Tujuan uji validitas:
1) Mengetahui sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu instrumen
pengukuran dalam melakukan fungsi ukurnya.
2) Agar data yang diperoleh bisa relevan/sesuai dengan tujuan diadakannya
pengukuran tersebut.
2. Uji Reliabilitas
Suharsimi Arikunto (2006) menyatakan bahwa reliabilitas menunjuk pada suatu
pengertian bahwa sesuatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan
sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik.
Reliabilitas berkenaan dengan tingkat ketetapan hasil pengukuran (Nana Syaodih
Sukmadinata, 2009). Kuesioner dikatakan reliabel jika dapat memberikan hasil
relatif sama pada saat dilakukan pengukuran kembali pada obyek yang berlainan
pada waktu yang berbeda atau memberikan hasil yang tetap.
38
Uji reliabilitas dilakukan dengan rumus cronbachalpha sebagai berikut:
R11 =
Apabila koefisien Cronbach Alpha (r11) ≥ 0,7 maka dapatdikatakan instrumen
tersebut reliabel (Johnson & Christensen, 2012).
G. Definisi dan Operasionalisasi Variabel
Definisi operasional digunakan untuk menghindari kekeliruan persepsi dalam
menginterpretasikan masing-masing variabel yang digunakan dalam penelitian ini.
Yang menjadi variabel terikat dalam penelitain ini ialah kinerja perusahaan yang
diukur dengan skala ordinal dengan melihat profitabilitas perusahaan. Sedangkan
yang menjadi variabel bebas dalam penelitian ini ialah sebagai berikut :
1. Strategi produk/jasa yaitu produk/jasa yang diberikan oleh pelaku usaha terkait
dengan jumlah paket, keragaman jenis paket, mutu dan kualitas produk, konsep
studio dan kemasan yang menarik dari produk yang ditawarkan.
2. Strategi harga yaitu penetapan harga yang dilakukan oleh pelaku usaha terkait
dengan penetapan harga yang berfluktuasi, diskriminasi harga, ongkos yang
dikeluarkan, menetapkan harga dengan cara mengikuti harga yang ditetapkan
oleh perusahaan besar, kepada konsumen, harga batas penjualan, harga yang
berubah-ubah, memperhatikan harga yang ditetapkan oleh pesaing dengan
tujuan untuk mendapatkan keuntungan.
3. Strategi harga pesaing yaitu penetapan strategi yang dilakukan perusahaan
dengan mempertimbangkan penyedia jasa sewa kamera, jasa sewa kamera ini
merupakan perusahaan lain dari pada industri fotografi. Jasa sewa kamera
adalah industri pesaing dari industri fotografi di Kota Bandar Lampung.
39
Penetapan trategi harga yang diberikan harga penyedia sewa kamera,
pengadaan promosi serta keberagaman promosi yang di lakukan untuk
menggunakan produk atau jasa tersebut
4. Strategi kualitas pelayanan adalah suatu strategi dimana perusahaan-
perusahaan memberikan fasilitas dan pelayanan terbaik guna memberikan
kenyamanan bagi konsumen untuk meningkatkan kinerja usaha industri jasa
fotografi di Kota Bandar Lampung. Penetapan strategi terkait yaitu fasilitas
yang di berikan kepada konsumen, perhatian terhadap keluhgan konsumen,
intensitas keluhan konsumen, dan cara khusus dalam menerima keluhan
konsumen.
Tabel 7. Operasionalisasi VariabelNo. Variabel Sub Variabel Indikator Skala1 Perilaku 1.1 Strategi Produk a. jumlah jenis paket (jasa
fotografi) yang ditawarkanb. Keragaman jenis paket
(jasa fotografi) yangdiminati konsumen
c. Mutu dan kualitas bahanbaku
d. Penetapan konsep studioe. Pengemasan hasil (output)
produk
Ordinal
Ordinal
Ordinal
OrdinalOrdinal
1.2 Strategi Harga a. Penetapan harga yangberfluktuasi
Ordinal
b. Diskriminasi harga Ordinalc. Harga Pesaing Ordinald. Metode penentuan harga Ordinal
1.3 Strategi HargaJasa Pesaing danPromosi
a. Perhatian terhadappenyedia jasa sewa kamera
Ordinal
b. Harga pesaing Ordinalc. Pengadaan promosi Ordinald. Keberagaman promosi Ordinal
1.4 Strategi kualitasPelayanan
a. Fasilitas yang diberikankepada konsumen
Ordinal
b. Keluhan konsumen Ordinalc. Intensitas keluhan Ordinal
40
konsumend. Cara khusus dalam
menerima keluhankonsumen.
Ordinal
2 Kinerja 2.1 jumlah paket a. Jumlah paket yangdiperoleh
Rasio
2.2 Nilai Penjualan b. Omset / nilai penjualan Rasio2.3 persentase nilai
penjualanc. Persentase pertumbuhan
nilai penjualanRasio
2.4 PencapaianTarget Penjualan
a. Pencapaian TargetPenjualan
Rasio
Sumber : Kuisioner Penelitian
H. Pengukuran Variabel
1. Pengukuran Variabel Perilaku
Cara pengukuran perilaku perusahaan menggunakan skala ordinal yang terdiri dari
variabel strategi produk, variabel strategi harga, variabel strategi harga pesaing
serta strategi kualitas pelayanan. Pengukuran variabel perilaku ini menggunakan
Skala Linkert. Skala Likert menurut Djaali (2008) adalah skala yang digunakan
untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang
tentang suatu gejala atau fenomena pendidikan. Skala Likert adalah suatu skala
psikometrik yang umum digunakan dalam kuesioner, dan merupakan skala yang
paling banyak digunakan dalam riset berupa survei. Cara perhitungan
menggunakan skala Likert dengan menggunakan lima jenjang pengukuran antara
lain:
a. Sangat setuju/jawaban yang sangat di harapkan / positif dengan skor 5
b. Setuju/ jawaban yang diharapkan / positif dengan skor 4
c. Ragu-ragu/ cukup diharapkan / netral dengan skor 3
d. Kurang setuju/jawaban kurang diharapkan dengan skor 2
e. Tidak setuju/ jawaban yang tidak diharapkan /negatif diberi skor 1
41
Pengukuran kualitas implementasi kebijakan / strategi menggunakan anlisis
deskriptif kuantitatif sebagai berikut :
Tabel 8. Tabel Analisis Deskriptif (Kualitas Implementasi Perilaku Perusahaan)No Variabel/Sub
VariabelItem
PertanyaanSkor Rill Skor
Harapan% Capaian
I Strategi Produk 5 ………… 500 …………
II Strategi Harga 4 ………… 400 …………
III Strategi HargaPesaing
4 ………… 400 …………
IV Strategi KualitasPelayanan
4 ………… 400 …………
Jumlah 19 ………… 1900 …………
Rata-rata ………… 474 …………
2. Pengukuran Variabel Kinerja
Pengukuran variabel kinerja dalam penelitian ini dilakukan dengan melihat nilai
persentase capaian skor riil dan membandingkannya dengan skor harapan. Skor
rill didapatkan dari mengalikan jumlah pertanyaan dengan skor yang diperoleh
dari setiap jawaban responden.
Sedangkan skor harapan merupakan skor yang diharapkan dari setiap item
pertanyaan atau variabel. Skor harapan diperoleh dengan cara mengalikan jumlah
item pertanyaan dengan skor tertinggi yaitu 5 yang kemudian dikalikan lagi
dengan jumlah responden sampel.
Sedangkan skoring dalam pengukuran variabel kinerja pada penelitian ini
dilakukan dengan cara mengelompokkan nilai jawaban responden sesuai dengan
urutan nilai mulai dari terbesar hingga yang terkecil, dan sebaliknya. Pada aspek
perkembangan jumlah paket skoring dilakukan dengan mengelompokan angka-
42
angka persentase, dan nilai persentase capaian target yang diberikan skor lima dan
persentase terendah dengan skor satu. Pengelompokan nilai-nilai persentase ini
dibagi dalam lima jenjang yaitu :
a. Persentase capaian target antara 81%-100% untuk pemberian skor 5
b. Persentase capaian target antara 61%-80% untuk pemberian skor 4
c. Persentase capaian target antara 41%-60% untuk pemberian skor 3
d. Persentase capaian target sebesar 21%-40% untuk pemberian skor 2
e. Persentase capaian target antara 0%-20% untuk pemberian skor 1
Pada aspek jumlah paket skoring juga dilakukan dengan mengelompokan
berdasarkan besaran jumlah paket yang di peroleh untuk menjalankan sebuah
industri fotografi ke dalam lima jenjang yaitu :
a. Responden yang memperoleh 201-250 paket, untuk pemberian skor 5
b. Responden yang memperoleh 151-200 paket, untuk pemberian skor 4
c. Responden yang memperoleh 101-150 paket, untuk pemberian skor 3
d. Responden yang memperoleh 51-100 paket, untuk pemberian skor 2
e. Responden yang memperoleh 1-50 paket, untuk pemberian skor 1
Dengan asumsi bahwa semakin besar jumlah paket yang di peroleh maka semakin
besar pendapatan yan g di peroleh perusahaan.
Skoring yang dilakukan dalam perhitungan aspek nilai penjualan juga sama
dengan skoring yang dilakukan untuk mengukur aspek nilai penjualan perbulan
yaitu dengan mengelompokan jawaban responden ke dalam lima jenjang yaitu :
a. Nilai penjualan usaha >Rp.80.000.000, skor 5
b. Nilai penjualan usaha antara Rp. 60.000.000 – Rp. 79.999.999, skor 4
43
c. Nilai penjualan usaha antara Rp. 40.000.000 – Rp. 59.999.999, skor 3
d. Nilai penjualan usaha antara Rp. 20.000.000 – Rp. 39.999.999 skor 2
e. Nilai penjualan usaha antara Rp. 10.000.000 – Rp. 19.999.999, skor 1
Tabel 9.Tabel Analisis Deskriptif ( Kualitas Implementasi Kinerja Usaha )No Variabel Item
PertanyaanSkor Rill Skor
Harapan% Capaian
I Kinerja Usaha 4 ………… 400 …………
Jumlah 4 ………… 1600 …………
Pertumbuhan nilai penjualan merupakan perbandingan antara dua nilai dalam
waktu tertentu yang ditunjukkan dalam dalam bentuk persentase.
Rumus:
I. Metode Analisis
Untuk menganalisis permasalahan maka alat analisis yang digunakan adalah
sebagaiberikut :
1. Analisis Struktur Pasar
Analisis yang digunakan untuk mengetahui struktur pasar pada industri jasa
fotografi di Kota Bandar Lampung diukur dengan menggunakan elastisitas,
pangsa pasar dan konsentrasi pasar.
a. Indeks Herfindhal
Indeks Herfindahl adalah ukuran konsentrasi dalam industri yang dihitung sebagai
jumlah kuadrat dari pangsa pasar masing-masing perusahaan. Alat analisis ini
44
bertujuan untuk mengetahui derajat konsentrasi pembeli dari suatu wilayah pasar,
sehingga bisa mengetahui gambaran imbang posisi tawar menawar pembeli
Perumusan indeks herfindhal menurut orris C.Herfindhal sebagai berikut :
Sumber : Hasibuan, (1994)
Keterangan:
n = jumlah perusahaan yang terdapat dalam suatu industri
x = nilai penjualan rata-rata (RP)
T = total nilai penjualan rata-rata perbulan dalam industri (RP)
IH = Indeks Herfindahl (%)
Indeks ini sangat sensitive terhadap andil perusahaan terbesar, karena semakin
kecil andil yang diberikan oleh perusahaan, maka indeks menjadi kurang berarti
untuk pengukuran konsentrasi industri.
b. Pangsa Pasar Perusahaan (Market Share)
Setiap perusahaan memiliki pangsa pasarnya sendiri, berkisar antara 0 hingga 100
persen dari total penjualan seluruh pasar. Menurut literatur neo-klasik, landasan
posisi pasar perusahaan adalah pangsa pasar yang diraihnya.
Dimana:
msi : pangsa pasar perusahaan i (persen),
si : penjualan perusahaan i (juta rupiah),
45
stot : Penjualan total seluruh perusahaan (juta rupiah).
Kriteria Pangsa Pasar:
1. Monopoli murni, bila suatu perusahaan memiliki 100% dari pangsa pasar.
2. Perusahaan dominan, bila memiliki 80% - 100% dari pangsa pasar dan tanpa
pesaing kuat.
3. Oligopoli ketat, jika 4 perusahaan terkemuka memiliki 60% - 100% daripangsa
pasar.
4. Oligopoli longgar, jika 4 perusahaan terkemuka memiliki 40%<60%pangsa
pasar.
5. Monopolistik, jika banyak pesaing yang efektif, tidak satu pun yang memiliki
lebih dari10 persen pangsa pasar.
6. Persaingan murni, jika lebih dari 50 pesaing yang mana tidak satu pun yang
memiliki pangsa pasar.
c. Elastisitas
Elastisitas adalah pengaruh perubahan harga terhadap jumlah barang yang diminta
atau yang ditawarkan. Dengan kata lain elastisitas adalah tingkat kepekaan
(perubahan) suatu gejala ekonomi terhadap perubahan gejala ekonomi yang lain.
Persamaan regresi linear berganda dalam penelitian ini sebagai berikut:
Qd = β0 + β1 X1 + β2 X2 + εt
Keterangan:
Qd = Kuantitas permintaan (skala rasio)
β0 = Nilai konstanta
β = Nilai koefisien regresi
46
X1 = Harga paket (skala ordinal)
X2 = Harga Pesaing (skala ordinal)
εt = Error term
Elastisitas permintaan (elasticity of demand) adalah pengaruh perubahan harga
terhadap besar kecilnya jumlah barang yang diminta atau tingkat kepekaan
perubahan jumlah barang yang diminta terhadap perubahan harga barang.
Sedangkan besar kecilnya perubahan tersebut dinyatakan dalam koefisien
elastisitas atau angka elastisitas yang disingkat E, yang dinyatakan dengan rumus
berikut ini.
Keterangan:
Δ Qd : perubahan jumlah permintaan
Δ x1 : perubahan harga barang
x1 : harga
Qd : jumlah permintaan
Ed : elastisitas permintaan
Kriteria Pangsa Pasar :
1. Jika Ed = 0-1 adalah in elastis terjadi jika perubahan harga kurang
berpengaruh pada perubahan permintaan. E < 1, artinya perubahan harga
hanya diikuti perubahan jumlah yang diminta dalam jumlah yang relatif lebih
kecil. Kondisi ini berada pada pasar Monopoli
47
2. Jika Ed = 1 adalah uniter terjadi jika perubahan permintaan sebanding dengan
perubahan harga. E = 1, artinya perubahan harga diikuti oleh perubahan
jumlah permintaan yang sama. Kondisi ini berada pada pasar oligopoli.
3. Jika Ed > 0-1 adalah elastis terjadi jika perubahan permintaan lebih besar dari
perubahan harga. E > 1, artinya perubahan harga diikuti jumlah permintaan
dalam jumlah yang lebih besar. Kondisi ini berada pada pasar Monopolistik.
2. Analisis Kinerja Usaha
Kinerja usaha merupakan hasi dari perilaku pasar. Kinerja ini menggambarkan
bagaimana kondisi pasar. Dalam organisasi industri, kinerja usaha membahas
tentang efisiensi, keadilan, dan kemajuan. Efisiensi menggambarkan seberapa
baik pasar dalam menggunakan sumberdaya yang terbatas.Kinerja pasar
merupakan hasil-hasil atau prestasi yang muncul di dalam pasar sebagai reaksi
akibat terjadinya tindakan-tindakan para pesaing pasar yang menjalankan berbagai
strategi perusahaannya guna bersaing dan menguasai keadaan pasar. Kinerja
usaha dapat muncul dalam berbagai bentuk, beberapa diantaranya adalah harga,
keuntungan dan efisiensi (Teguh, 2010).
Untuk mengukur kinerja usaha dapat di tinjau dari berbagai aspek (sub variable)
sebagai berikut :
Tabel 10. Operasionalisasi Variabel Kinerja UsahaNo Sub Variabel Indikasi Skala
1.Nilai Penjualan JasaFotografi
Nilai penjualan diukurdengan skala ordinal.
Ordinal
2. Jumlah paket jasa fotografiJumlah paket yang diukurdengan skala ordinal.
Ordinal
3.Perkembangan jumlah paketjasa fotografi
Pertumbuhan pesananpaket jasa fotografidengan skala ordinal.
Ordinal
4. Capaian target nilai penjualan Target penjualan Ordinal
48
3. Analisisis Asosiatif Antara Struktur Pasar Dengan Kinerja Usaha
Analisis ini digunakan untuk mengetahui hubungan yang erat antara struktur pasar
dengan kinerja usaha pada industri fotografi di Kota Bandar Lampung.Analisis
menggunakan regresi sederhana, sebagai berikut :
Rumus yang digunakan untuk melihat hubungan instrumen ini adalah Product
Moment dari Karl Pearson, sebagai berikut:
r =
Keterangan:
rxy= Hubungan Variabel X dengan Variabel Y
X = Market Share
Y = Kinerja Usaha
N = Total Populasi
Kemudian hasil dari rxy dikonsultasikan dengan harga kritis product moment
(rtabel), apabila hasil yang diperoleh rhitung>rtabel, maka instrumen tersebut valid.
86
V. SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Dari hasil dan pembahasan pada penelitian ini, maka diperoleh kesimpulan
sebagai berikut :
1. Berdasarkan hasil penelitian yang telah di lakukan struktur pasar industri jasa
fotografi di Kota Bandar Lampung yang di ukur menggunakan market share
dan indeks herfindal adalah tergolong pasar persaingan monopolistik
termasuk kedalam industri yang tidak terkonsentrasi. Berdasarkan hasil
penelitian yang telah di lakukan menunjukan bahwa struktur pasar industri
fotografi di Kota Bandar Lampung termasuk dalam pasar persaingan
monopolistik, yang di hitung menggunakan elastisitas yang dibangun dengan
menggunakan fungsi permintaan. Pada variabel harga paket menunjukan
sifat barang termasuk elastis yang berarti peubahan harga berpengaruh
terhadap permintaan, sedangkan harga pesaing menunjukan elastis yang
berarti jasa sewa kamera berpengaruh terhadap permintaan paket studio foto.
Dalam hal ini sewa kamera termasuk kedalam barang subtitusi atau barang
pengganti dari jasa fotografi.
2. Perilaku usaha yang di ukur berdasarkan aspek strategi produk, strategi harga,
strategi harga pesaing, dan strategi kualitas pelayanan telah berjalan efektif.
Hal ini dibuktikan dengan kondisi pencapaian efektivitas strategi produk
87
sebesar 67,6 persen, strategi harga sebesar 66 persen, strategi harga pesaing
sebesar 73 persen, dan strategi kualitas pelayanan sebesar 64 persen.
3. Persentase capaian kondisi ideal kinerja usaha industri fotografi di Kota
Bandar Lampung yang dinilaii berdasarkan jumlah paket yang diperoleh, nilai
penjualan, persentase pertumbuhan nilai penjualan, persentase capaian target
nilai penjualan yaitu sebesar 67,25 persen. Berdasarkan penelitian tersebut
dapat disimpulkan bahwa target kinerja usaha industri jasa fotografi di Kota
Bandar Lampung telah tercapai. Berdasarkan analisis asosiatif antara market
share terhadap kinerja usaha dapat disimpulkan bahwa market share
berpengaruh terhadap kinerja usaha, yang berarti bahwa semakin bersaing
perusahaan semakin baik kinerja usaha nya. Struktur pasar industri fotografi
di Kota Bandar Lampung berada pada pasar persaingan monopolistik dimana
penetapan strategi harga sangat berpengaruh kepada Kinerja usaha suatu
perusahaan. Hal ini di buktikan dengan diperoleh hasil korelasi sebesar
0,11216, hal ini mencerminkan bahwa hubungan antara struktur pasar dengan
kinerja usaha berpengaruh kecil.
B. Saran
Berdasarkan pada hasil analisis dan kesimpulan yang berkaitan dengan penelitian
ini ,maka saran-saran yang dapat diajukan adalah:
1. Pelaku usaha industri fotografi di Kota Bandar Lampung pada pasar
persaingan monopolistik perusahaan tidak dapat menetapkan strategi harga
secara efektif karena permintaan sensitif terhadap harga. Jika perusahaan
menerapkan kebijakan menaikan harga maka pendapatan akan menurun.
88
2. Pelaku usaha industri fotografi di Kota Bandar lampung perlu untuk
menambah tim kreatif guna dapat memberikan kontribusi dalam perusahaan
untuk mengemas produk dengan lebih menarik. Perusahaan Industri jasa
fotografi di Kota Bandar Lampung juga perlu memperhatikan saran dan
masukan dari konsumen dalam menentukan konsep studio untuk
menyesuaikan minat dan kebutuhan konsumen.
3. Pelaku usaha industri jasa fotografi di Kota Bandar Lampung harus lebih
mempertimbangkan banyak hal selain ongkos produksi seperti kondisi
permintaan konsumen, harga pesaing dan faktor lainnya. Karena dalam
penetapan strategi harga perusahaan tidak boleh terlalu efektif dalam
menetapkan harga.
4. Pelaku usaha industri jasa fotografi di Kota Bandar Lampung perlu lebih
memperhatikan harga yang di tetapkan oleh penyedia jasa sewa kamera.
Karena harga pesaing (sewa kamera) merupakan barang subtitusi dari paket
fotografi. Jika perusahaan menaikan harga maka konsumen akan berpindah
untuk memilih sewa kamera.
5. Pelaku usaha industri jasa fotografi di Kota Bandar Lampung perlu memiliki
cara dan kontak khusus dalam menerima keluhan konsumen. Oleh sebab itu
pelaku usaha fotografi perlu menyediakan layanan khusus dalam menerima
keluhan dan saran dari konsumen seperti penyediaan layanan feedback via
web untuk menerima masukan dan keluhan dari konsumen.
DAFTAR PUSTAKA
Badan Pusat Statistik, 2017. Tentang : “Jasa”. Jakarta. Indonesia.
Badan Pusat Statistik, 2017. Kota Bandar Lampung Dalam Angka. BandarLampung. Lampung.
Baye, Michael R. 2006. “Managerial Economics and Business Strategy”. ED.McGraw-Hill Companies, Inc. New York.
Case, Karl E. danC,Fair, Edisi Bahasa Indonesia, 2007. “Prinsip-Prinsip EkonomiMikro”.Erlangga. Jakarta.
Depperindag (Departemen Perindustrian dan Perdagangan) Tentang: “IndustriKecil”.
Hasibuan, Nurimansjah. 1994.“Ekonomi Industri”, LP3ES. Jakarta.
Imansyah, Ladita P. 2007. Analisis Permintaan Dan Pendugaan Struktur PasarIndustri Air Minum Isi Ulang Di Bandar Lampung (Studi Kasus: IndustriAir Minum Isi Ulang Kecamatan Kedaton). Jurnal Ilmiah. ProgramSarjana Ekonomi Universitas Lampung (dipublikasikan).
Indrawan, Fany. 2008. Pendugaan Struktur Pasar dan Kinerja Usaha Studi Kasuspada Industri Jasa Kebugaran di Provinsi Lampung. Skripsi. ProgramSarjana Ekonomi Universitas Lampung (dipublikasikan).
Kirana Jaya, Wihana. 2001. “Pengantar Ekonomi Industri : Pendekatan StrukturPrilaku dan Kinerja”. BPFE. Yogyakarta.
Kuncoro, Mudrajad. 2007. “Ekonomika Industri Indonesia”.ANDI. Yogyakarta.
Nirwana. 2004. Prinsip-prinsip Pemasaran Jasa. Dioma. Malang
Prasetyo, Eko. 2007. Hubungan Struktur Pasar dan Perilaku serta Hubungannya
Terhadap Kinerja Pasar. Jurnal. Universitas Negeri Semarang. Semarang.
Puji, Tri N. 2007. Analisis Permintaan Dan Pendugaan Struktur Pasar IndustriLaundry (Skala Kecil Dan Mikro) Di Kelurahan Gedung Meneng DanKampung Baru Bandar Lampung. Jurnal Ilmiah. Program SarjanaEkonomi Universitas Lampung (dipublikasikan).
Ramadhona, Firsty A. 2013. Analisis Struktur Pasar Dan Hubungannya DenganKinerja Usaha Pada Industri Anyaman Sangkar Burung Di DesaHaduyang Kecamatan Natar Lampung Selatan. Jurnal Ilmiah. ProgramSarjana Ekonomi Universitas Lampung (dipublikasikan).
Setiawati, Bekti. 2013. Analisis Peluang Bisnis Jasa Fotografi Di Yogyakarta.Jurnal Imiah. Program Sarjana Ekonomi Universitas Gajah Mada(dipublikasikan).
Sukirno, Sadono.2008. “Pengantar Teori Ekonomi Mikro”. Edisi Ketiga. RajaGrafindo Persada. Jakarta.
Triadi, Darwis. 2008. “Mata Hati Hidup, Anugrah dan Fotografi”.GM. Jakarta.
Wulandari. Fitri, 2007. Struktur Dan Kinerja Industri Kertas Dan Pulp DiIndonesia : Sebelum dan Pasca Krisis. Jurnal. STAIN. Surakarta.
Disperindag dan UMKM Provinsi Lampung 2013.
Dixon,W.J. dan F.J. Massey,Jr. 1997. “Pengantar Analisis Statistik”.Cetakan ke-2. Diterjemahkan oleh: Sri Kustamtini. dan Zanzawi S. GajahMada University Press.Yogyakarta
Supranto. J. 2009. “Statistik Teori dan Aplikasi”. Edisi Ketujuh. PT GeloraAksara Pratama. Jakarta.
Lind A. Douglas. 2014.“Teknik-Teknik Statistika dalam Bisnis dan Ekonomi”.Salemba Empat. Jakarta.