analisis sistem kerja
DESCRIPTION
Contoh Analisis Sistem Kerja pada bengkel sepeda motorTRANSCRIPT
IIE-210 Perancangan Sistem Kerja dan Ergonomi
Kelompok :David Stanley 2011610007
Novianie 2011610010Febby Tiffany 2011610055
Yoshua BW 2011610059
Analisis Sistem Kerja
Nama Perusahaan : PT SETIA INTI PRIMA pekerjaan yang diamati : teknisi bengkel Kegiatan yang dilakukan teknisi
bengkel : Mengganti oli Melakukan service lainnya serperti penggantian
spare-part kendaraan bermotor
Deskripsi Sistem Kerja
Data dariTeknisi yang Diamati
Analisis Antropometri
Analisis Antropometri
Beberapa alat yang digunakan oleh teknisi bengkel:
Pressure Gun Toolbox Bike-lift
Pressure Gun Ketinggian dari lantai : 165 cm. Dapat ditarik mendekati teknisi pada
saat digunakan. Teknisi tidak perlu membebani tulang
leher untuk menghadap ke atas pada saat menggunakan alat
Sudah memenuhi standar perancangan sistem kerja sesuai anthropometry dengan persentil 50.
Toolbox Ketinggian dari lantai : 76 cm. Didesain dengan permukaan miring
untuk mempermudah penyimpanan dan pengambilan alat.
Tidak digunakan dengan optimal. Sudah memenuhi standar perancangan
sistem kerja sesuai anthropometry dengan persentil 50.
Bike-lift Tinggi maksimum dari lantai : 50 cm. Ketinggian dapat disesuaikan dengan
penggunaan. Mempermudah teknisi untuk melakukan
perbaikan pada bagian bawah kendaraan.
Sudah memenuhi standar perancangan sistem kerja sesuai anthropometry dengan persentil 50.
Analisis Biomekanika
Analisis Biomekanika
Kegiatan yang diamati : penggantian oli
Teknisi mengambil botol oli seberat 1 kg yang berada di atas meja yang tingginya 76 cm dari lantai kemudian teknisi memindahkan botol tersebut ke atas bike-lift yang tingginya 47 cm dari lantai. Jarak beban terhadap titik pusat tubuh dari teknisi 180 cm. sudut simetri putaran yang dibentuk oleh tubuh teknisi 90o . pekerjaan ini digolongkan dalam jenis pekerjaan yang membutuhkan ‘handle coupling’ mudah. Teknisi melakukan pengambilan oli sebanyak 6 kali dalam 1 jam. Teknisi bekerja selama 4 jam.
Diketahui : H = 180 cm V = 76 cm D = 29 cm A = 90ºCoupling (good) = 1 Frequency = 0.1 lifts/min Work hours = 4
jam
LC = 23 kg HM = 25 /H = 25 / 180 = 0.14 VM = 1 – 0.003 |V-75| = 1 -0.003 * 1 = 0,997 DM = 0.82 + 4.5 / D = 0.82 + 4.5/29 =0,98 AM = 1 – 0.0032 *A = 1-0.0032*90 = 0,71 FM = 0.85 CM = 1 RWL = 23*0.14*0.997*0.98*0.71*0.85*1 = 1.90 LI = 1 / 1.90 = 0.53 Dari perhitungan biomekanika di atas dapat disimpulkan bahwa
pekerjaan yang dilakukan teknisi bengkel sudah sesuai dan aman (tidak beresiko mengakibatkan cedera tulang belakang).
Evaluasi Sistem Kerja
Work Physiology
Demand dari pekerjaan masing – masing teknisi lebih kecil dibandingkan kapasitasnya.
Pekerjaan masi layak dilakukan (tidak terlalu berat).
Aspek Beban Kerja Mental
Tuntutan fisik memiliki poin paling tinggi karena pekerjaan yang dilakukan membutuhkan kondisi fisik yang prima.
Tingkat frustasi cukup rendah. Beban kerja mental rata – rata 63,67
Aspek Lingkungan Bunyi Cahaya Temperatur
Bunyi
Data di atas diambil dari intensitas bunyi rata-rata yang diambil dari peta bunyi yang terdapat 10 titik di sekitar 3 teknisi bekerja.
Nilai D tidak melebihi nilai maksimal beban bunyi yang diperbolehkan.
Penyebab : Luas ruangan yang memadai (tidak terlalu
kecil/sempit) Jarak antar pekerja tidak terlalu dekat Tidak terlalu dekat dengan kebisingan dari
jalan raya
Cahaya Tingkat pencahayaan rata – rata di :
tempat yang terkena sinar matahari : 520 lux. tempat teknisi bekerja : 365 lux. tempat teknisi bekerja saat hujan : 327 lux.
Tingkat pencahayaan cukup baik (tidak terlalu terang ataupun gelap).
Pada saat hujan penerangan dibantu oleh lampu pada bengkel.
Pada kondisi normal ruangan tidak terlalu gelap (masi terpapar sinar matahari).
Temperatur Temperatur pada saat cuaca cerah :
Tidak terlalu banyak konsumen : ±25,5 ºC Banyak konsumen (ramai) : ±27,6 ºC
Temperatur pada saat hujan : Tidak terlalu banyak konsumen : ±24,5 ºC Banyak konsumen (ramai) : ±26,4 ºC
Suhu ruangan dapat dikatakan cukup baik karena adanya sirkulasi udara yang baik pada bengkel.