analisis simulasi perbandingan virtual-link dan …

19
ANALISIS SIMULASI PERBANDINGAN VIRTUAL-LINK DAN GENERIC ROUTING ENCAPSULATION (GRE) PADA MULTI AREA OSPF MENGGUNAKAN GNS3 Artikel ilmiah Peneliti: Ramadlan Tri Susilo (672015154) Dian Widiyanto Chandra, S.Kom., M.Cs. Program Studi Teknik Informatika Fakultas Teknologi Informasi Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga 2019

Upload: others

Post on 28-Jun-2022

11 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: ANALISIS SIMULASI PERBANDINGAN VIRTUAL-LINK DAN …

ANALISIS SIMULASI PERBANDINGAN VIRTUAL-LINK DAN

GENERIC ROUTING ENCAPSULATION (GRE) PADA MULTI

AREA OSPF MENGGUNAKAN GNS3

Artikel ilmiah

Peneliti:

Ramadlan Tri Susilo (672015154)

Dian Widiyanto Chandra, S.Kom., M.Cs.

Program Studi Teknik Informatika

Fakultas Teknologi Informasi

Universitas Kristen Satya Wacana

Salatiga

2019

Page 2: ANALISIS SIMULASI PERBANDINGAN VIRTUAL-LINK DAN …
Page 3: ANALISIS SIMULASI PERBANDINGAN VIRTUAL-LINK DAN …
Page 4: ANALISIS SIMULASI PERBANDINGAN VIRTUAL-LINK DAN …
Page 5: ANALISIS SIMULASI PERBANDINGAN VIRTUAL-LINK DAN …
Page 6: ANALISIS SIMULASI PERBANDINGAN VIRTUAL-LINK DAN …

ANALISIS SIMULASI PERBANDINGAN VIRTUAL-LINK DAN

GENERIC ROUTING ENCAPSULATION (GRE) PADA MULTI

AREA OSPF MENGGUNAKAN GNS3

Artikel Ilmiah

Diajukan kepada

Fakultas Teknologi Informasi

untuk memperoleh Gelar Sarjana Komputer

Peneliti:

Ramadlan Tri Susilo (672015154)

Dian Widiyanto Chandra, S.Kom., M.Cs.

Program Studi Teknik Informatika

Fakultas Teknologi Informasi

Universitas Kristen Satya Wacana

Salatiga

2019

Page 7: ANALISIS SIMULASI PERBANDINGAN VIRTUAL-LINK DAN …

Pernyataan

Artikel Ilmiah berikut ini:

Judul : Analisi Simulasi Perbandingan Virtual-link dan Generic

Routing Encapsulation pada Multi Area OSPF

Menggunakan GNS3

Pembimbing : Dian W. Chandra, S.Kom., M.Cs.

adalah benar hasil karya saya:

Nama : Ramadlan Tri Susilo

NIM : 672015154

Saya menyatakan tidak mengambil sebagian atau seluruhnya dari hasil karya orang

lain kecuali sebagaimana yang tertulis pada daftar pustaka.

Pernyataan ini dibuat dengan sebenar-benarnya sesuai dengan ketentuan yang

berlaku dalam penulisan karya ilmiah.

Salatiga, 24 Agustus 2019

Ramadlan Tri Susilo

Page 8: ANALISIS SIMULASI PERBANDINGAN VIRTUAL-LINK DAN …

ANALISIS SIMULASI PERBANDINGAN VIRTUAL-LINK DAN

GENERIC ROUTING ENCAPSULATION (GRE) PADA MULTI

AREA OSPF MENGGUNAKAN GNS3 1)Ramadlan Tri Susilo 2)Dian Widiyanto Chandra

Fakultas Teknologi Informasi

Universitas Kristen Satya Wacana

Jl. Diponegoro 52-60, Salatiga 50711, Indonesia

Email: 1)[email protected] 2)[email protected]

Abstract

OSPF (Open Shortest Path First) is an automated routing protocol that can

maintain, manage and distribute routing information between networks following

any dynamic network changes. With the development of computer networks and the

increase of new computer networks that stand in areas far apart with the central

area does not allow for all networks can be connected directly with Area 0 (zero),

thus Area 2 is not Get the routing updates from Area 0 (zero). In this study will be

compared to the use of two different VPN technologies namely the GRE Tunnel and

virtual-link in OSPF. Where the QoS parameters used are Transmision rate, packet

loss, delay, and jitter. From the results of the study obtained the result of a virtual-

link protocol as good as the GRE tunnel when run on VoIP service because the

views from the calculation results of each virtual-link parameters have an average

index of 3.75 and GRE tunnel Has an average index of 3.75.

Keywords: VPN, Tunneling,OSPF, GRE tunnel, virtual-link, QoS, VoIP.

Abstrak

OSPF (Open Shortest Path First) Merupakan sebuah protokol routing otomatis

(Dynamic Routing) yang mampu menjaga, mengatur dan mendistribusikan

informasi routing antar network mengikuti setiap perubahan jaringan secara

dinamis. Dengan semakin berkembangnya jaringan komputer dan bertambahnya

jaringan komputer baru yang berdiri di area yang berjauhan dengan area pusat tidak

memungkinkan untuk semua jaringan bisa terhubung langsung dengan Area 0

(zero), dengan demikian Area 2 tidak mendapatkan routing update dari Area 0

(zero). Pada penelitian ini akan dibandingkan penggunaan dua teknologi VPN yang

berbeda yaitu antara GRE tunnel dan virtual-link pada OSPF. Dimana parameter

QoS yang digunakan adalah Transmision rate, packet loss, delay, dan jitter. Dari

hasil penelitian didapatkan hasil berupa protocol virtual-link sama baiknya dengan

GRE tunnel saat di jalankan pada layanan VoIP karena dilihat dari hasil perhitungan

masing masing parameter virtual-link memiliki indeks rata rata 3,75 dan GRE

tunnel memiliki indek rata rata 3,75.

Kata Kunci: VPN, Tunneling,OSPF, GRE tunnel, virtual-link, QoS, VoIP.

1) Mahasiswa Fakultas Teknologi Informasi Jurusan Teknik Informatika, Universitas Kristen Satya Wacana

Salatiga

2) Staff Pengajar Fakultas Teknologi Informasi, Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga

Page 9: ANALISIS SIMULASI PERBANDINGAN VIRTUAL-LINK DAN …

1

1. Pendahuluan

OSPF (Open Shortest Path First) Merupakan sebuah protokol routing otomatis

(Dynamic Routing) yang mampu menjaga, mengatur dan mendistribusikan

informasi routing antar networks serta mengikuti setiap perubahan jaringan secara

dinamis. OSPF termasuk di dalam kategori IGP (Interior Gateway Protocol) yang

memiliki kemapuan Link-State dan Alogaritma Djikstra yang jauh lebih efisien

dibandingkan protokol IGP yang lain. Penggunaan konsep area OSPF sendiri

dimana area-area yang terbentuk harus terhubung ke area 0 (zero) sehingga

informasi-informasi area lainnya dapat disebar melalui area backbone tersebut.

Dengan semakin berkembangnya jaringan komputer dan bertambahnya jaringan

komputer baru yang berdiri di area yang berjauhan dengan area pusat tidak

memungkinkan untuk semua jaringan bisa terhubung langsung dengan Area 0

(zero), dengan demikian Area 2 tidak mendapatkan routing update dari Area 0

(zero) karena antara Area 0 dan Area 2 dipisahkan oleh Area 1 sehingga antara Area

0 dan Area 2 tidak dapat saling berkoneksi. Ini menjadi sebuah masalah ketika

antara Area 0 dan Area 2 akan saling bertukar informasi maupun data.

Pengguna membutuhkan suatu jaringan komputer dengan kinerja yang dapat

memenuhi kebutuhan untuk melakukan pertukaran informasi, sehingga perlu

membuat suatu jaringan yang bisa bekerja dengan baik untuk menjalankan proses

tersebut. Maka dari itu dibutuhkan sebuah jaringan yang memiliki Quality of

Service (QoS) yang mumpuni untuk melakukan pertukaran informasi dengan bisa

mempertahankan latency sekecil mungkin sehingga menjaga agar tidak terjadi

pembuangan paket yang menyebabkan packet loss dan mempertahankan nilai jitter

agar tidak berlebih supaya dapat membuat throughput tetap stabil.

Ada beberapa metode yang bisa digunakan untuk menjalankan Quality of

Service (QoS) diantara metode GRE tunnel dan virtual-link. Kedua metode

tersebut berjalan dengan proses yang berbeda metode GRE tunnel melakukan

pengiriman paket dengan single lookup memalui interface tunnel sedangkan

metode virtual-link melakukan pengiriman paket melalui interface fastEthernet.

Dari proses pengiriman tersebut perlu dilakukan pengujian metode manakah yang

memiliki Quality of Service (QoS) yang lebih baik dalam pengiriman paket VoIP.

Melihat permasalahan yang terjadi diharapkan analisis kinerja Quality of Service

(QoS) dengan menggunakan metode GRE tunnel dan virtual-link pada OSPF dapat

menghasilkan kualitas jaringan yang baik. Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian

ini adalah bagaimana melakukan analisis pengujian kinerja dari jaringan yang

menggunakan metode GRE tunnel dan virtual-link pada OSPF guna mendapatkan

data atau nilai Quality Of Service (QoS) dari kedua metode untuk dapat digunakan

dalam penentuan kualitas serta metode mana yang cocok untuk digunakan.

2. Tinjauan Pustaka

Berikut beberapa penelitian pendahulu yang menjadi pendukung penelitian ini.

Berdasarkan penelitian yang pernah dilakukan antara lain Penelitian yang dilakukan

oleh Anggraeni P.W . Dengan judul “Implementasi Virtual Private Network Over

GRE tunnel”. Penelitian ini membahas tentang bagaimnana melakukan

implementasi jaringan vpn menggunakan teknologi GRE Tunnel untuk

Page 10: ANALISIS SIMULASI PERBANDINGAN VIRTUAL-LINK DAN …

2

menghubungkan lebih dari satu router dengan router lainnya. Dengan

menggunakan protokol GRE mampu mengantarkan paket, protokol dan lainnya

sehingga kebutuhan user seperti menghubungkan layer 2 antar site dapat dipenuhi

melalui VPN GRE Tunnel. Konfigurasi pada loopback adapter, MikroTik-Head

Office, MikroTik-Branch dan Pc-Branch .[1]

Pada penelitian lainnya yang berjudul “Analisis Unjuk Kerja Perbandingan

Routing Protokol Routing Information Protocol (RIP) dan Open Shortes Path First

(OSPF) Ditinjau Dari Kemampuan Load Balancing”. Penelitian ini membahas

tentang perbandingan Routing OSPF dan RIP yang merupakan protokol dynamic

routing yang menggunakan algoritma link state dan distance vektor untuk

menentukan jarak tercepat secara cepat dan akurat dimana traffic pengirimanya

menggunakan UDP dan parameter pengukuran yang digunakan Overhead Routing,

Throughput, Delay Queing, Packet Drop, End to End Delay [2].

Pada Penelitian lainya yang berjudul “Implementasi Routing Open Shortest Path

First (OSPF) melalui tunnel open VPN”. Penelitian ini menganalisa tentang

kecepatan update routing dalam jaringan untuk menghubungkan antar kantor yang

berbeda dengan menggunakan OSPF routing pada jaringan open VPN.

Implementasi routing OSPF pada jaringan Open VPN menggunkan tiga buah

routerboard dengan satu IP public. Pengujian dilakukan dengan analisa proses

pemilihan jalur routing, analisa kecepatan waktu convergence, analisa kecepatan

update routing dan pengujian pengiriman paket pada masing-masing router. Hasil

tes waktu convergence menggunakan ISP yang sama adalah 55,28 detik dan

menggunakan ISP yang berbeda adalah 55,13 detik. Hasil pengujian pada proses

routing update dengan ISP yang sama adalah 7,23 detik dan 9,63 detik

menggunakan ISP yang berbeda. Secara keseluruhan routing OSPF pada jaringan

Open VPN mampu bekerja dengan baik dengan waktu convergence dan waktu

update routing yang cepat dan up to date.[3]

Penelitian yang berjudul “Implementasi Interkoneksi jaringan IPV4 dengan

IPV6 Dengan Menggunakan Tunneling Mode GRE”. Penelitian ini membahas

tentang mengimplementasikan interkoneksi jaringan IPv6 over IPv4 dengan

metode tunneling mode GRE. Lalu dilakukan penelitian mengenai performansi

jaringan tersebut saat dijalankan aplikasi VoIP dan FTP dan dibandingkan dengan

mode tunneling yang lain, yaitu 6to4 dan ISATAP. Dari hasil penelitian, didapat

bahwa tunneling GRE memberikan performansi yang lebih baik daripada 6to4 dan

ISATAP. Pada tunneling GRE, nilai throughput pada aplikasi VoIP dan FTP lebih

tinggi daripada tunneling 6to4 dan ISATAP. GRE juga memberikan nilai delay,

jitter, dan packet loss (pada aplikasi VoIP) juga nilai retransmisi dan RTT (pada

aplikasi FTP) yang lebih rendah daripada tunneling 6to4 dan ISATAP. Hal ini

dikarenakan pada GRE tidak dibutuhkan proses translasi alamat untuk menentukan

ujung tunnel karena telah dikonfigurasi secara manual pada router. Sehingga

pemrosesan paket terjadi pada router relatif lebih singkat.[4]

Penelitian yang berjudul “Analisis QoS dengan Metode Differentiated Services

(diffserv) dalam Sistem IPV 6-over-IPV 4 gre tunnel”. Pada penelitian ini

membahas tentang transisi dari IPV 4 ke IPV 6. Namun, proses transisi ini tidak

bisa dilakukan dalam waktu yang singkat dan bersamaan secara global karena akan

menimbulkan masalah konektivitas pada jaringan yang masih menggunakan IPv4.

Page 11: ANALISIS SIMULASI PERBANDINGAN VIRTUAL-LINK DAN …

3

Salah satu teknik transisi menuju IPv6 sedikit demi sedikit tanpa menggangu

infrastruktur IPv4 yang sudah ada adalah teknik transisi tunneling IPv6-over-IPv4

dengan menggunakan mode Generic Routing Encapsulation (GRE) yang

dikembangkan oleh Cisco Systems. Untuk menjamin kualitas layanan dari sistem

tersebut, terlebih maraknya permintaan layanan multimedia yang real-time

menuntut Quality of Service (QoS) yang baik untuk menjamin layanan yang dibawa

oleh suatu infrastruktur jaringan. Oleh karena itu, dibutuhkan fitur QoS pada

infrastruktur transisi IPv6-over-IPv4 tersebut. Untuk memenuhi kebutuhan

tersebut, IPv4 dan IPv6 mendukung penerapan fitur QoS Differentiated Services

(DiffServ) untuk setiap paket. Hasil yang didapatkan setelah membangun

infrastruktur tersebut adalah bahwa QoS DiffServ dapat diterapkan pada

infrastruktur tersebut dan mampu menyediakan kualitas layanan real-time yang

lebih baik berdasarkan beberapa parameter QoS yang diuji, yaitu interarrival delay

(delta), interarrival jitter, dan packet loss.[5]

Pada penelitian sebelumnya banyak yang sudah membahas dan menggunakan

jaringan VPN sebagai metode penelitian dengan menggunakan GRE tunnel maupun

Virtual-link. Pada kasus sebelumnya juga sudah banyak yang menggunakan metode

tersebut tetapi dengan layanan yang berbeda-beda, beberapa diantaranya

pengujiannya ada yang menggunakan layanan FTP, dan video streaming, tapi

intinya sama-sama menggunakan jaringan VPN dan pada kasus kali ini akan

dilakukan pengujian perbandingan virtual-link dan GRE tunnel pada multi area

OSPF dengan menggunakan layanan VoIP.

Open Shortest Path First (OSPF) adalah sebuah routing protocol yang

digunakan untuk menghubungkan antar Network dalam jaringan internal suatu

organisasi. OSPF ini mendukung jaringan point to point, point to multi point, dan

jaringan multi akses.protokol OSPF ini termasuk dalam kategori routing linkstate

oleh sebab itu OSPF dapat menghitung jalur routing yang terbatas dari loop.

Beberapa kelebihan lain dari routing ini dapat dengan cepat mendeteksi perubahan

yang terjadi pada sebuah jaringan. Routing OSPF membentuk hubungan dengan

router tetangganya dengan mengandalkan hello protokol. Penggunaan konsep area

OSPF sendiri dimana area-area yang terbentuk harus terhubung ke area 0 (zero)

atau Area backbone sehingga informasi-informasi area lainnya dapat disebar

melalui area backbone tersebut. ini menjadi sebuah kendala ketika dalam sebuah

jaringan terdapat area yang tidak dapat secara langsung berhubungan dengan area

backbone sehingga antar area tersebut tidak dapat saling ber interaksi. OSPF di

dukung oleh protokol VPN tunnel untuk membuat sebuah jalur untuk

menghubungkan jaringan yang tidak berhubungan secara langsung dengan Area

backbone.

VPN merupakan jaringan pribadi virtual yang di gunakan untuk sambungan

terenkripsi melalui Internet dari perangkat ke jaringan. Sambungan terenkripsi

membantu memastikan bahwa data sensitif dikirimkan dengan aman. Ini mencegah

orang yang tidak berwenang dari menguping lalu lintas dan memungkinkan

pengguna untuk melakukan pekerjaan dari jarak jauh. Teknologi VPN banyak

digunakan di lingkungan jaringan yang luas. VPN memperluas jaringan untuk

melakukan koneksi terenkripsi yang dibuat melalui Internet. Karena lalu lintas

dienkripsi antara perangkat dan jaringan, lalu lintas tetap privat saat berjalan.

Page 12: ANALISIS SIMULASI PERBANDINGAN VIRTUAL-LINK DAN …

4

Sehingga Sebuah jaringan yang sangat berjauhan masih dapat terhubung dengan

aman ke jaringan pusat.

Tunneling merupakan sebuah teknologi membuat sebuah jalur terowongan

terselubung atau jalur kusus. Teknologi tunneling merupakan sebuah metode yang

digunakan untuk mentransfer data dari satu jaringan ke jaringan lain dengan

memanfaatkan jaringan internet secara terselubung. Protocol tunneling tidak

mengirimkan frame sebagaimana yang dihasilkan oleh node asalnya begitu saja,

melainkan membungkusnya men-enkapsulasi dalam header tambahan. Header

tambahan tersebut berisi informasi routing sehingga data frame yang dikirim dapat

melewati.

Generic Routing Encapsulation (GRE) merupakan sebuah protokol tunneling

yang memiliki kemampuan menenkapsulasikan semua paket data yang akan

dikirim ke client begitu juga sebaliknya. GRE ini termasuk dengan point-to-point

yang berjalan pada OSI layer 3 yaitu network dengan port 47 dan protokol TCP.

Sumber IP GRE Tunnel dan tujuan memungkinkan untuk mengkonfigurasi source

dan destination terowongan milik jaringan pribadi virtual (VPN)

routing/forwarding (VRFs) tabel. Sehingga tabel VRF menyimpan data perutean

untuk setiap VPN. Tabel VRF mendefinisikan keanggotaan VPN situs Pelanggan

yang dilampirkan ke server akses jaringan (NAS). Setiap tabel VRF terdiri dari

tabel perutean IP, tabel Cisco Express forwarding (CEF) yang diturunkan, serta

parameter protokol dan perutean pedoman yang mengontrol informasi yang

disertakan dalam tabel routing. Dengan mengunakan tunneling GRE, roouter yang

berada pada Area yang tidak terhubung langsung dengan Area 0 dapat melakukan

enkapsulasi paket paket protokol sehingga antar area tersebut dapat saling

berhubungan. [9].

Virtual-Link pada OSPF merupakan sebuah cara yang digunakan untuk

menghubungkan router ospf yang secara fisik terpisah dari area backbone. Biasanya

pada kasus tersebut akan menimbulkan pertukaran table routing antar router ospf

menjadi tidak sempurna. Sehingga virtual-link berperan untuk membuat jalur

penghubung dengan Area backbone tersebut.

Quality of Service (QoS) mengacu pada kemampuan jaringan untuk memberikan

layanan traffic jaringan yang lebih baik untuk dipilih melalui berbagai teknologi,

termasuk Frame Relay, Asynchronous Transfer Mode (ATM), jaringan Ethernet

dan 802.1, SONET, dan jaringan IP-routed yang mungkin menggunakan beberapa

atau semua teknologi yang mendasari tersebut. Tujuan utama QoS adalah

memberikan prioritas termasuk bandwidth khusus, jitter conntrol dan latency

(dibutuhkan oleh beberapa traffic yang real-time dan interaktif ), dan peningkatan

karakteristik loss. Yang terpenting juga adalah memastikan memberikan prioritas

untuk satu atau lebih aliran agar tidak membuat aliran yang lain gagal. Teknologi

QoS menyediakan elemen blok bangunan yang akan digunakan untuk aplikasi

bisnis masa depan dikampus, WAN, dan jaringan penyedia layanan. Parameter-

parameter Quality of Service (QoS) yang biasanya digunakan untuk pengukuran

antara lain Delay, Packet Loss, Transmision rate dan jitter

Delay merupakan waktu tunda yang diperlukan untuk data menempuh dari titik

awal menuju titik tujuan. Delay dikelompokkan menjadi 4 kategori yang dapat

dilihat di Tabel 1.

Page 13: ANALISIS SIMULASI PERBANDINGAN VIRTUAL-LINK DAN …

5

Tabel 1 Katergori Delay. [8]

Kategori Delay Indeks

Sangat Bagus < 150 ms 4

Bagus 150 s/d 300 ms 3

Sedang 300 s/d 450 ms 2

Buruk > 450 ms 1

Untuk mencari nilai delay, dapat dilakukan dengan cara seperti di bawah 𝑫𝐞𝐥𝐚𝐲 = 𝐖𝐚𝐤𝐭𝐮 𝐏𝐚𝐜𝐤𝐞𝐭 𝐃𝐢𝐭𝐞𝐫𝐢𝐦𝐚 − 𝐖𝐚𝐤𝐭𝐮 𝐏𝐚𝐜𝐤𝐞𝐭 𝐝𝐢𝐤𝐢𝐫𝐢𝐦𝐤𝐚𝐧

Packet Loss merupakan kondisi yang menunjukkan total paket yang hilang

dalam suatu pengiriman paket data pada suatu jaringan. Beberapa penyebab

terjadinya Packet Loss karena adanya noise, collision dan congestion pada jaringan

yang disebabkan oleh terjadinya antrian yang berlebihan dalam jaringan. Dapat

diartikan gagalnya transmisi IP mencapai tujuannya. Berikut kategori Packet Loss

dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2 Kategori Packet Loss. [8]

Kategori Packet Loss Indeks

Sangat Bagus 0% 4

Bagus 3% 3

Sedang 15% 2

Buruk 25% 1

𝐏𝐚𝐜𝐤𝐞𝐭 𝐋𝐨𝐬𝐬 = (𝐃𝐚𝐭𝐚 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐃𝐢𝐤𝐢𝐫𝐢𝐦 − 𝐏𝐚𝐜𝐤𝐞𝐭 𝐃𝐚𝐭𝐚 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐃𝐢𝐭𝐞𝐫𝐢𝐦𝐚

𝐏𝐚𝐜𝐤𝐞𝐭 𝐃𝐚𝐭𝐚 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐃𝐢𝐤𝐢𝐫𝐢𝐦) 𝟏𝟎𝟎%

Transmision rate merupakan total kedatangan IP yang sukses yang diamati

destination selama interval waktu tertentu dibagi oleh durasi intervalI waktu

tersebut. Transmision rate merupakan kemampuan sebenarnya suatu jaringan

dalam melakukan pengiriman data. Berikut kategori Transmision rate dapat dilihat

pada Tabel 3.

Tabel 3 Kategori Transmision rate. [8]

Kategori Transmision rate Indeks

Sangat Bagus >90 % 4

Bagus 80 – 89 % 3

Sedang 70 – 79 % 2

Buruk 60 – 69 % 1

Untuk mencari nilai Transmision rate, dapat dilakukan dengan cara dibawah.

𝐓𝐫𝐚𝐧𝐬𝐦𝐢𝐬𝐢𝐨𝐧 𝐫𝐚𝐭𝐞 = (𝐣𝐮𝐦𝐥𝐚𝐡 𝐢𝐧𝐭𝐞𝐫𝐯𝐚𝐥 𝐭𝐢𝐝𝐚𝐤 𝐭𝐞𝐫𝐣𝐚𝐝𝐢 𝐥𝐨𝐬𝐬

𝐭𝐨𝐭𝐚𝐥 𝐢𝐧𝐭𝐞𝐫𝐯𝐚𝐥) 𝟏𝟎𝟎%

Jitter adalah perbedaan selang waktu kedatangan antar paket di terminal tujuan,

dengan kata lain jitter merupakan variasi dari delay. Besarnya nilai jitter

Page 14: ANALISIS SIMULASI PERBANDINGAN VIRTUAL-LINK DAN …

6

mengakibatkan rusaknya data yang diterima, baik itu berupa penerimaan yang

putus-putus atau hilangnya data akibat overlap dengan paket data yang lain. Banyak

hal yang dapat menyebabkan jitter diantaranya adalah peningkatan traffic secara

tiba-tiba sehingga menyebabkan penyempitan bandwidth dan menimbulkan

antrian.

Tabel 4 Kategori Jitter. [8]

Kategori Jitter Indeks

Sangat Bagus 0 ms 4

Bagus 1 – 75 ms 3

Sedang 76 – 125 ms 2

Buruk 125 – 225 ms 1

3. Metodologi Penelitian

Pada penelitian ini dilakukan sebuah perancangan untuk pengujian performa

menggunakan parameter QoS. Parameter yang digunakan yaitu delay, jitter,

transmision rate, dan packet loss. Pengujian jaringan VPN dilakukan menggunakan

dua protokol, yaitu virtual-link dan GRE tunnel. Berikut ini flowchart tahapan

penelitian pada Gambar 1.

Gambar 1 Flowchart Tahapan Penelitian

Tahapan penelitian pada Gambar 1 dapat dijelaskan sebagai berikut :

Pada tahap ini dilakukan identifikasi terhadap permasalahan yang ada terkait

Analisis Perbandingan Virtual-Link dan GRE tunnel Pada Multi Area OSPF.

Penelitian ini menggunakan software simolator VMware Workstation, GNS3 dan

software Wireshark.

Tahap desain merupakan perancangan arsitektur jaringan yang telah

digambarkan seperti Gambar 2. Topologi pada Gambar 2 menunjukkan skema

topoogi jaringan yang akan diterapkan.

Desain

Analisa

Identifikasi masalah

Penulisan laporan

Page 15: ANALISIS SIMULASI PERBANDINGAN VIRTUAL-LINK DAN …

7

Gambar 2 Topologi Jaringan

Pada Gambar 2 terdapat tiga jaringan privat, jaringan privat pertama terdapat

pada R1 dengan diberikan satu alamat IP privat yang didalamnya terdapat sebuah

PC dimana telah terdapat software 3CX Client yang berfungsi sebagai client dari

server VoIP. Kemudian jaringan privat kedua terdapat pada R2, R2 juga diberikan

satu alamat IP privat dan kemudian pada jaringan privat yang ketiga terdapat pada

R3 dimana didalamnya telah diberikan satu alamat IP privat dengan sebuah PC

yang didalamnya juga sudah terdapat server 3CX software 3CX Client. Pada tiga

jaringan tersebut telah diberikan konfigurasi NAT pada R2 dan R3, dan juga

diberikan konfigurasi GRE tunnel maupun Virtual-link agar terjadinya terowongan

virtual dari jaringan satu ke jaringan lain yang terenkripsi. Komunikasi seperti

Gambar 2 dapat terjadi saat salah satu client melakukan panggilan ke client lainnya

melalui nomer ekstensi yang telah didaftarkan ke server.

4 Hasil dan Pembahasan

Dari hasil simulasi dapat dilihat pada Gambar 3 untuk GRE tunnel dan Gambar

4 untuk virtual-link, dilihat masing-masing parameter sesuai dengan kondisi saat

pengambilan data dari panggilan VoIP dengan durasi 60 sec

.

Gambar 3 Hasil simulasi jaringan GRE tunnel

Pada Gambar 3 dapat dilihat hasil capture GRE tunnel dengan Wireshark untuk

masing masing parameter dengan pengujian mengunakan layanan VoIP dengan

hasil sebagai berikut.

Page 16: ANALISIS SIMULASI PERBANDINGAN VIRTUAL-LINK DAN …

8

Delay = 43,61 ms

Packet Loss =2120−2120

2120 X100%

= (0,00%)

Interval Jitter= 2,32 ms

Transmision Rate = 60 𝑠𝑒𝑐

60 se c X100%

= 100 %

Gambar 4 Hasil simulasi Jaringan Virtual-link

Pada Gambar 4 dapat dilihat hasil capture Virtual-link dengan Wireshark untuk

masing masing parameter dengan pengujian mengunakan layanan VoIP dengan

hasil sebagai berikut.

Delay = 45,08 ms

Packet Loss = 2086−2086

2086 X100%

=0,00%

Interval Jitter= 1,80 ms

Transmision Rate = 60 𝑠𝑒𝑐

60 se c X100%

= 100 %

Dari hasil perhitungan yang didapatkan dapat dilihat masing-masing parameter

sesuai dengan kondisi saat pengambilan data dari panggilan VoIP dengan durasi 60

sec. Berikut hasil rata-rata pengukuran masing-masing parameter dari 30 kali

percobaan dapat dilihat pada Tabel 5.

Tabel 5 Hasil Perhitungan.

Parameter Protokol Hasil Kualitas Indeks

Delay GRE tunel 49,518 ms Sangat bagus 4

Virtual-link 51,099 ms Sangat bagus 4

Transmision Rate GRE tunel 99,6 % Sangat bagus 4

Virtual-link 99,8 % Sangat bagus 4

Packet Loss GRE tunel 0,006 % Sangat bagus 4

Virtual-link 0,004 % Sangat bagus 4

Jitter GRE tunel 2,32 ms Bagus 3

Virtual-link 3,43 ms Bagus 3

Page 17: ANALISIS SIMULASI PERBANDINGAN VIRTUAL-LINK DAN …

9

Pada Tabel 5 dapat dilihat hasil capture dengan Wireshark dari rata-rata 30 kali

pengujian untuk masing masing parameter pada GRE tunnel dan virtual-link

dengan pengujian mengunakan layanan VoIP.

Gambar 5 Hasil simulasi Jaringan Virtual-link

Dari hasil pengukuran packet loss dapat dilihat pada gambar 5. Hasil yang

didapatkan dari pengujian sebanyak 30 kali percobaan, 3 kali percobaan

diantaranya muncul 1 packet wrong sequence number yaitu terjadinya lompatan

urutan packet yang dianggap tidak berdampingan sehingga menyebabkan gagalnya

transmisi IP mencapai tempat tujuan hal itu terjadi karena nomor urut bertambah

satu untuk setiap paket data RTP yang dikirim dan akan digunakan oleh penerima

untuk mendeteksi kehilangan paket dan mengembalikan urutan paket.

Berdasarkan hasil pengujian Quality of Service terhadap nilai dari parameter

delay antara GRE tunnel dan virtual-link pada routing OSPF dapat dilihat pada

Tabel 5. Dari 30 kali percobaan pengukuran yang didapatkan rata rata delay pada

GRE tunnel lebih kecil 1,581ms dari virtual-link yang memiliki delay sebesar

51,099.

Gambar 6 Tabel routing GRE tunnel

Pada Gambar 6 dapat dilihat bahwa tabel routing pada jaringan GRE tunnel

menggambarkan proses pengiriman paket melewati sebuah terowongan yang telah

di buat yaitu IP source dan destination yang masuk dalam Tunnel 1 atau point-to-

point yang berjalan pada OSI layer 3 yaitu network dengan port 47 dan protokol

Page 18: ANALISIS SIMULASI PERBANDINGAN VIRTUAL-LINK DAN …

10

TCP sehingga paket yang dikirim langsung menuju ke interface tunnel. sedangkan

untuk tabel routing virtual-link dapat dilihat pada Gambar 7.

Gambar 7 Tabel routing virtual-link

Pada Gambar 7 dapat dilihat bahwa tabel routing pada jaringan virtual-link,

router akan melakukan proses pengiriman paket ke network melaui interface1/0

meskipun keduanya sama sama melukukan proses lookup 1 kali. Berdasarkan hasil

pengujian delay pada GRE tunnel lebih baik dari virtual-link hal itu terjadi karena

GRE tunnel menggunakan Cisco Express forwading (CEF) switching multipoint

sedangkan Virtual-link menggunakan forwading plane.

Sesuai dengan hasil pengukuran yang ada pada Tabel 5 rata-rata dari 30 kali

percobaan didapati bahwa jitter yang dihasilkan GRE tunnel pada routing OSPF

lebih kecil 1,11 ms dari virtual-link yang memiliki nilai 3,43 ms. Hal itu disebabkan

karena jitter merupakan selang waktu kedatangan antar paket di terminal tujuan,

dengan kata lain jitter merupakan variasi dari delay sehingga besarnya delay

mempengaruhi besarnya nilai jitter.

5. Kesimpulan

Berdasarkan hasil pengukuran dan pembahasan yang dilakukan dengan

membandingkan parameter Quality of service (QoS) dari virtual-link dan GRE

tunnel pada multi area OSPF menggunakan VoIP didapatkan hasil bahwa GRE

tunnel memiliki rata-rata delay dan jitter lebih baik dari virtual-link. Nilai rata-rata

dari parameter delay dan parameter jitter dari GRE tunnel sedikit lebih baik dari

virtual-link karena GRE tunnel menggunakan Cisco Express forwading (CEF)

sehingga proses pengiriman paket dapat berjalan dengan baik sedangkan virtual-

link menggunakan forwading plane sehingga membuat pengiriman packet menjadi

kurang maksimal.

Dari hasil pengkuran untuk parameter Quality of service (QOS) Virtual-link

memiliki kualitas yang lebih baik dari pada GRE tunnel pada parameter packet loss

dan transmision rate. Hal tersebut dibuktikan dengan selisih nilai packet loss dari

metode virtual-link dan GRE Tunnel adalah 0,002 % dan selisih nilai transmision

rate dari metode virtual-link dan GRE Tunnel adalah 0,2 %. Dalam pengembangan

maupun penelitian selanjutnya dapat dilakukan dalam studi kasus dengan

memberikan pembebanan pada traffic jaringan yang diuji dan penerapan security

yang lebih baik.

Page 19: ANALISIS SIMULASI PERBANDINGAN VIRTUAL-LINK DAN …

11

6. Daftar Pustaka

[1] P. W. Anggraini, “Implementasi Interkoneksi jaringan IPV 4 dengan IPV 6

Dengan Menggunakan Tunneling Mode GRE,” Universitas Telkom, 2011.

[2] T. Rahman, “Implementasi Virtual Private Network Over GRE tunnel,”

Manajemen Informatika AMIK BSI Jakarta , 2017.

[3] V. B. Sanjaya, “Analisis Unjuk Kerja Perbandingan Routing Protokol Routing

Information Protocol (RIP) dan Open Shortes Path First (OSPF) Ditinjau Dari

Kemampuan Load Balancing,” Fakultas Sains dan Teknologi Uiversitas

Sanata Dharma, 2016.

[4] W. A. Prawitasari, “Implementasi Interkoneksi jaringan IPV 4 dengan IPV 6

Dengan Menggunakan Tunneling Mode GRE,” Fakultas Elektro DAN

Komunikasi Institut Teknologi Telkom Bandung, 2011.

[5] O. D. Wibowo, “Analisis QoS dengan Metode Differentiated Services

(diffserv) dalam Sistem IPV 6-over-IPV 4 gre tunnel,” Fakultas Teknik

Informatika Universitas Telkom Bandung, 2014.

[6] Mulyadin, Tri, Muhammad Sholeh dan Catur Iswahyudi,”implementasi routing

open shortest path first (ospf) melalui tunnel open vpn”, Institut Sains &

Teknologi AKPRIND. Yogyakarta, 2016.

[7] Perdana, Herda Theo, et all, 2016, Analisis Performansi VoIP Pada Vanet

Dengan Menggunakan Codec Suara G.711, G.729, Dan GSM, Vol. 3. No. 3.

[8] TIPHON. (1999). Telecommunications and Internet Protocol Harmonization

Over Networks (TIPHON) General aspects of Quality of Service (QoS).

California: TIPHON.

[9]

https://www.cisco.com/c/en/us/td/docs/ios/12_4/interface/configuration/guide/inb

tun.html#wp1070770