analisis sifat kimia-fisik dan tegangandigilib.unila.ac.id/55751/5/skripsi tanpa bab...
TRANSCRIPT
ANALISIS SIFAT KIMIA-FISIK DAN TEGANGAN
BREAKDOWN MINYAK BIJI KARET MENTAH
(Skripsi)
Oleh:
DONA ROZA
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMPUNG
2018
ABSTRAK
ANALISIS SIFAT KIMIA-FISIK DAN TEGANGAN BREAKDOWN
MINYAK BIJI KARET MENTAH
Oleh
DONA ROZA
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan minyak nabati baru yaitu minyak
biji karet mentah sebagai pengganti minyak mineral untuk bahan isolasi minyak
pada peralatan tegangan tinggi. Minyak nabati banyak tersedia di Indonesia tetapi
masih belum dimanfaatkan. Minyak biji karet diperoleh dari proses pengepresan
biji karet dan proses penyaringan minyak biji karet. Hasil pengukuran sifat kimia-
fisik (viskositas, kadar air, keasaman dan asam lemak bebas) dan listrik (tegangan
tembus) dari minyak biji karet mentah akan dianalisis dalam penelitian ini.
Tegangan tembus minyak biji karet murni adalah 40,4 kV dan minyak mineral
murni adalah 32,82 kV. Penelitian ini menemukan bahwa tegangan tembus
minyak biji karet mentah lebih besar dari minyak mineral yang belum di
treatment.
Kata kunci: minyak biji karet mentah, sifat kimia-fisik, tegangan breakdown.
ABSTRACT
ANALYSIS OF CHEMICAL-PHYSICAL PROPERTIES AND BREAKDOWN
VOLTAGECRUDE RUBBER SEED OIL
By
DONA ROZA
This research is aimed to describe a new vegetable oil namely crude rubber seed
oil as a substitute for mineral oil in oil insulating material. The vegetable oil is
widely available in Indonesia but it is still untapped. Rubber seed oil is obtained
from the rubber seed pressing process and the seed oil filtration process.
Chemical-physical properties (viscosity, water content, acidity and free fatty acid)
and electricity (breakdown voltage) of the crude rubber seed oil will be explained
in the results and discussion of this research. Breakdown voltage of crude rubber
seed oil is 40,4 kV and mineral oil non-treatment is 32,82 kV. This study has
found that the breakdown voltage of crude rubber seed oil is bigger than the
mineral oil non-treatment.
Keywords: crude rubber seed oil, physical-chemical properties, breakdown
voltage.
ANALISIS SIFAT KIMIA-FISIK DAN TEGANGAN
BREAKDOWN MINYAK BIJI KARET MENTAH
Oleh
DONA ROZA
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar
SARJANA TEKNIK
Pada
Jurusan Teknik Elektro
Fakultas Teknik Universitas Lampung
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2018
RIWAYAT HIDUP
Penulis lahir pada tanggal 27 April 1995, bertempat di
Kabupaten Lampung Selatan, Provinsi Lampung.
Penulis lahir sebagai anak keenam dari enam
bersaudara dari pasangan Bapak M. Nuroni dan Ibu
Maisaroh
Penulis memiliki riwayat pendidikan yaitu, SD N 2
Palembapang, Kabupaten Lampung Selatan, Lampung pada tahun 2001hingga
tahun 2007. Kemudian melanjutkan pendidikan di SMP N 2 Kalianda, Kabupaten
Lampung Selatan, Lampung pada tahun 2007 hingga tahun 2010. Penulis
menempuh pendidikan terakhir di SMA N 1 Kalianda, Kabupaten Lampung
Selatan, Lampung pada tahun 2010 hingga tahun 2013.
Pada tahun 2014, penulis menjadi mahasiswa Jurusan Teknik Elektro, Universitas
Lampung setelah lulus ujian masuk perguruan tinggi negeri jalur PMPAP.
Selama menjadi mahasiswa, penulis memilih konsentrasi Teknik Tenaga Listrik.
Penulis melakukan kerja praktik (KP) di PT. Tambang Bukit Asam (Persero) Tbk
unit Pelabuhan Tarahan, Pada Bagian Satuan Kerja Perawatan Listrik, Bandar
Lampung pada tanggal 24 Juli 2017 sampai dengan tanggal 25 Agustus 2017
dengan membahas judul “Staring Dan Pengereman Motor AC Tiga Fasa Pada
Dumper RCD (Rotary Car Dumper) 3 Batubara di PT. Bukit Asam Unit
Pelabuhan Tarahan”.
ii
Karya ini Dipersembahkan untuk
Ayah dan Ibu Terkasih
M. Nuroni dan Maisaroh
Saudara Tercinta
Eliyana
A. Jailani
Al Azhar, Amd
Irliansah
Melisulastri, S.H.
Keluarga Besar, Dosen, Teman, dan Almamater
iii
Motto
“Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada
kemudahan. Sesungguhnya sesudah kesulitan itu
ada kemudahan.”(QS. Al-Insyirah; 6-8)
“The world will never appreciate the good
you do a million times, but the world will
criticize the one wrong thing you do.”
“Stay strong even though they have underestimated you
SANWACANA
Alhamdulillahirobbil’alamin, penulis memanjatkan puji serta syukur kehadirat
Allah SWT yang memberikan hidayah dan rahmat-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan Tugas Akhir ini.
Tugas akhir berjudul “Analisis Sifat Kimia-Fisik Dan Tegangan Breakdown
Minyak Biji Karet Mentah” ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh
gelar Sarjana Teknik pada Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas
Lampung.
Masa perkuliahan dan penelitian, penulis mendapatkan banyak hal-hal baik
berupa dukungan, semangatt, motivasi dan banyak hal lainnya. Maka penulis
mengucapkan terimakasih kepada :
1. Bapak Prof. Dr. Ir. Hasriadi Mat Akin, M.P. selaku Rektor Universitas
Lampung.
2. Bapak Prof. Suharno, M.Sc., Ph.D. selaku Dekan Fakultas Teknik Universitas
Lampung.
3. Bapak Dr. Ing Ardian Ulvan, S.T., M.Sc. selaku ketua Jurusan Teknik
Elektro, Universitas Lampung.
4. Bapak Dr. Henry B. H. Sitorus, S.T., M.T. selaku pembimbing utama skripsi
yang telah dengan sabar membimbing, memberikan ilmunya, motivasi dalam
hidup dan arahannya di sela-sela kesibukan beliau yang sangat padat.
5. Bapak Dr. Herman H. Sinaga, S.T., M.T. selaku pembimbing pendamping
yang telah membimbing, memberi ilmunya, semangat serta pemahaman
ketelitian dalam menyusun penelitian ini.
6. Ibu Dr. Eng. Diah Permata, S.T., M.T. selaku dosen penguji skripsi yang
telah memberikan saran serta kritikan yang sangat membangun dalam
pengusungan skripsi.
7. Bapak Agus Trisanto, S.T., M.T., Ph.D. selaku dosen Pembimbing Akademik
(PA) yang telah memberikan motivasi dan arahan agar supaya mahasiswa
menjadi lebih baik sejak dari awal semester sampai sekarang.
8. Segenap dosen dan pegawai di Jurusan Teknik Elektro yang telah memberi
ilmu dan wawasan yang selalu teringat oleh penulis.
9. Ayah dan ibu tercinta, M Nuroni dan Maisaroh yang tak terhingga jasa yang
telah diberikan. Hanya doa dan sedikit usaha meraih prestasi sekarang dan
kedepannya serta menyelesaikan kewajiban agar terpancar senyum bangga di
wajah kalian yang sangat saya impikan.
10. Kakak-kakak, Eliyana, A. Jailani, Al Azhar Amd., Irliansah dan Meli Sulastri
S.H. yang selama ini telah memberikan kasih sayang, motivasi, semangat,
dukungan, nasehat dan do’a dalam segala aspek agar istiqomah dalam
menuntut ilmu.
11. Teman satu tim dan pembimbing tugas akhir, Bunga Nurmala terimakasih
atas pengalaman dan pembelajaran dalam menyukseskan keberlangsungan
penelitian ini.
12. Amirudin, Bagus Prasojo, Dewi Rani, Jeni Legita, Komala Sari, M. Masruri,
Awansyah dan teman-teman lainnya yang telah memberikan semangat,
13. dukungan serta motivasi kepada saya sehingga mampu menyelesaikan tugas
akhir ini.
14. Keluarga besar Teknik Elektro Angkatan (ELITE) 2014 terimakasih atas
segala yang telah diberikan.
Penulis menyadari bahwa masih terdapat banyak kekurangan dalam penulisan
skripsi ini. Penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua
pihak demi kemajuan bersama. Penulis berharap sekripsi ini dapat bermanfaat
bagi kita semua.
Bandar Lampung, 20 Desember 2018
Penulis,
Dona Roza
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ................................................................................. i
ABSTRAK ................................................................................................. ii
LEMBAR PENGESAHAN ...................................................................... v
SURAT PERNYATAAN .......................................................................... vii
RIWAYAT HIDUP ................................................................................... viii
SANWACANA .......................................................................................... xi
DAFTAR ISI .............................................................................................. xiv
DAFTAR GAMBAR ................................................................................. xvi
DAFTAR TABEL ..................................................................................... xvii
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................. xviii
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah ............................................................. 1
1.2 Tujuan Penelitian ........................................................................ 3
1.3 Manfaat Penelitian ...................................................................... 4
1.4 Rumusan Masalah ...................................................................... 4
1.5 Batasan Masalah ......................................................................... 4
1.6 Sistematika Penulisan ................................................................. 5
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Kajian Pustaka ............................................................................ 6
2.2 Transformator................................... .......................................... 6
2.3 Minyak Isolasi Transformator................................... ................. 9
2.3.1 Jenis – Jenis Minyak Isolasi Transfomator........................ 10
2.3.1.1 Minyak Isolasi Mineral ......................................... 10
2.3.1.2 Minyak Isolasi Sintesis ......................................... 11
2.3.1.3 Minyak Isolasi Nabati ........................................... 11
2.4 Pengujian Kekuatan Dielektrik ................................................... 16
2.4.1 Pengujian Tidak Merusak .................................................. 17
2.4.2 Pengujian Merusak ............................................................ 17
BAB 3 METODE PENELITIAN
3.1 Waktu dan Tempat Penelitian .................................................... 21
3.2 Alat dan Bahan ........................................................................... 21
3.3 Metode Penelitian.................................... ................................... 23
3.4 Diagram Alir Penelitian................................... ........................... 31
BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Sifat Kimia-Fisik Bahan ................................... .......................... 32
4.2 Pengamatan Perubahan Warna Minyak Isolasi ........................... 36
4.3 Tegangan Breakdown ................................... ............................. 37
BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan ................................................................................. 42
5.2 Saran ........................................................................................... 43
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
2.1. Bentuk Transformator Tegangan Tinggi............................................................... 7
2.2. Penempatan Minyak Isolasi Transformator .......................................................... 9
3.1. Alat Pengujian Tegangan Breakdown ................................................................... 24
3.2 Rangkaian Pengujian Tegangan Breakdown .................................................... 24
3.3. Diagram Alir Penelitian ......................................................................................... 31
4.1. (a) Sempel Minyak Biji Karet. (b) Sempel Minyak Mineral ............................. 36
4.2. Kurva Pengujian Tegangan Breakdown Pada Minyak Biji Karet Murni Dan
Minyak Mineral Murni ........................................................................................... 38
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
2.1. Komposisi Asam – Asam Lemak Pada Minyak Biji Karet .............................. 14
2.2. Sifat Fisiko – Kimia Minyak Biji Karet ........................................................... 14
2.3. Parameter Sistem Pada Standar IEC 60156 ...................................................... 19
2.4. Kondisi Operasional Pada Standar IEC 60156 ................................................. 19
4.1. Sifat Kimia – Fisik Minyak Biji Karet Murni Dan Minyak Mineral Murni ... . 35
4.2. Data Hasil Pengujian Tegangan Breakdown Minyak Biji Karet Murni Dan
Minyak Mineral Murni Murni ... ...................................................................... 49
DAFTAR LAMPIRAN
Gambar 1. Sketsa Wajan Uji Pada Alat Pengujian Tegangan Breakdown
Gambar 2. Alat-Alat Pengujian Sifat Kimia-Fisik Bahan Isolasi Minyak
Gambar 3. Alat-Alat Yang Digunakan Dalam Pembuatan Minyak Biji Karet
Gambar 4. Proses Pengeringan Biji Karet Sebelum Diolah Menjadi Minyak
Gambar 5. Proses Pengujian Minyak Biji Karet Mentah Dan Minyak Mineral
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Pada jaman modern ini, listrik menjadi salah satu hal yang penting pada
kehidupan manusia. Bahkan saat ini aktivitas manusia tidak lepas dari penggunaan
listrik baik di kehidupan sehari-hari maupun di dunia industri. Kebutuhan ini akan
memerlukan peralatan tegangan tinggi yang memadai dalam proses pembangkitan
sampai pendistribusian listrik ke konsumen. Pemakaian listrik tegangan tinggi
selalu mempertimbangkan beberapa hal seperti faktor kebutuhan, kondisi ekonomi
dan faktor ekonomis salah satunya seperti pengaruh gangguan yang terjadi. Dalam
penyaluran energi listrik, tegangan yang digunakan biasanya adalah tegangan
tinggi AC. Peralatan listrik yang menggunakan tegangan tinggi memegang
peranan yang sangat penting supaya semua peralatan listrik yang mendukung
dalam proses pembangkitan, pengiriman dan penggunaan listrik. Sehingga
dibutuhkan bahan isolasi yang dapat memisahkan dua atau lebih penghantar listrik
supaya tidak terjadi loncatan listrik atau percikan api. Syarat bahan isolasi listrik
adalah memiliki kekuatan dalam menahan medan listrik.
Apabila bahan isolasi cair memikul medan listrik melebihi kemampuannya, maka
bahan tersebut akan mengalami peristiwa breakdown (kegagalan pada isolasi
cair). Apabila kegagalan terjadi pada saat peralatan sedang beroperasi maka akan
menyebabkan kerusakan pada peralatan tersebut, sehingga kontinyuitas sistem
2
terganggu. Hal ini disebabkan dua faktor yaitu terjadinya tegangan berlebih (over
voltage) dan pemanasan termal (thermal stress) karena terjadinya disispasi daya di
dalam peralatan tegangan tinggi terutama transformator. sehingga pada bahan
isolasi cair akan timbul kontaminan yang dapat berupa partikel padat, cair ataupun
gas yang sangat merugikan, karena dapat menurunkan kualitas isolasi cair pada
peralatan tegangan tinggi. Mengatasi hal tersebut maka dibutuhkan bahan isolasi
listrik yang baik serta kegagalan pada peralatan tegangan tinggi dapat dicegah.
Secara umum material isolasi terdiri dari material padat, cair dan gas. Pada
material dielektrik cair sering digunakan pada peralatan tegangan tinggi seperti
transformator, karena memiliki kelebihan diantaranya seperti kerapatan 1000 kali
atau lebih dibandingkan isolasi gas dan mengisi celah atau ruangan yang akan
diisolasi secara serentak melalui proses konversi panas yang timbul akibat rugi
energi serta isolasi cair mampu memperbaiki diri sendiri (self healing) jika terjadi
pelepasan muatan (discharge).
Minyak mineral selama ini masih digunakan sebagai bahan isolasi cair. Meskipun
minyak mineral ini memiliki kekuatan dielektrik yang tinggi, namun bahan ini
berbasis pada minyak petroleum yang bersifat mudah terbakar (flammable). Selain
itu ketersedian minyak mineral semakin terbatas jumlahnya dan akan
menyebabkan harganya semakin mahal pula. Setelah diteliti bahan dielektrik
seperti minyak nabati menjadi bahan isolasi cair yang lebih aman dan efisien
dibandingkan minyak mineral. Proses penguraian minyak nabati di alam lebih
cepat dibandingkan dengan minyak mineral.
3
Pada penelitian ini penulis fokus pada pengembangan bahan isolasi minyak
tranformator tegangan tinggi berbahan dasar minyak biji karet. Tranformator
merupakan peralatan tenaga listrik yang berfungsi untuk menyalurkan tenaga atau
daya listrik dari tegangan tinggi ke tegangan rendah atau sebaliknya. Bahan isolasi
cair transformator tegangan tinggi ini berasal dari minyak biji karet. Minyak
mineral yang biasanya digunakan pada bahan isolasi transformator relatif mahal
dan jumlah ketersediaanya yang terbatas serta memiliki sifat yang mudah terbakar
maka sebagai pengganti dari isolasi tersebut digunakan minyak biji karet.
Sehingga dilakukan percobaan untuk bahan isolasi cair transformator tegangan
tinggi menggunakan minyak biji karet yang lebih banyak ketersediannya serta
lebih aman dan efisien.
Penelitian ini dengan melakukan pengujian kekuatan bahan dielektrik dari minyak
biji karet menggunakan tegangan breakdown. Selain itu, sifat kimia-fisik juga
diukur, antara lain; kandungan air, viskositas dan bilangan asam.
1.2 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian yang dilakukan adalah sebagai berikut.
1. Mendapatkan nilai viskositas, kadar air dan bilangan asam minyak biji
karet mentah.
2. Mendapatkan hasil pengujian tegangan tembus bahan isolasi cair berbahan
dasar minyak biji karet berdasarkan standar IEC 60156.
4
1.3 Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang di harapkan dari penelitian ini di antaranya sebagai berikut.
1. Mengetahui kandungan minyak biji karet murni yang di antaranya seperti
viskositas, kadar air dan bilangan asam.
2. Mengetahui tingkat ketahanan bahan isolasi cair berbahan dasar minyak
biji karet terhadap tegangan tinggi dengan menggunakan metode
pengujian tegangan tembus (breakdown).
1.4 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah pada penelitian ini ialah sebagai berikut.
1. Bagaimana ketahanan bahan isolasi cair berbahan dasar minyak biji karet
terhadap tegangan tinggi?
2. Bagaimana kandungan minyak biji karet yang digunakan sebagai bahan
isolasi cair?
1.5 Batasan Masalah
Adapun batasan masalah pada penelitian ini di antaranya sebagai berikut.
1. Penelitian ini dilakukan dengan pengujian tegangan tembus bahan isolasi
cair dari minyak biji karet mentah.
2. Penelitian ini dilakukan dengan pengukuran sifat kimia-fisik, antara lain;
kadar air, viskositas dan bilangan asam dari minyak biji karet mentah.
5
1.6 Sistematika Penulisan
Adapun sistematika penulisan ini terdiri dari lima bab yaitu sebagai berikut.
BAB I PENDAHULUAN
Memuat latar belakang, tujuan, perumusan masalah, batasan masalah, manfaat
penelitian dan sistematika penulisan.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Memuat kajian dan tinjauan dari beberapa hasil penelitian terdahuluan yang
berhubungan dengan topik skripsi ini.
BAB III METODE PENELITIAN
Memuat langkah-langkah penelitian yang akan dilakukan seperti alat, bahan dan
tempat serta metode penelitian yang digunakan.
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
Membahas tentang hasil penelitian yang telah dilakukan dan menganalisa hasil
pengujian yang diperoleh saat pengujian tegangan tembus selesai dilakukan.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
Memuat tentang kesimpulan dan saran tentang penelitian yang telah dilakukan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Kajian Pustaka
Penelitian ini membahas tentang bahan isolasi cair tegangan tinggi (high voltage)
dari minyak biji karet dengan menggunakan elektroda bola-bola. Penelitian ini
fokus pada pengujian tegangan breakdown minyak biji karet mentah.
Pengujian tegangan breakdown dilakukan dengan menaikan tegangan secara
bertahap sampai mencapai tegangan tembus pada bahan isolasi cair dari minyak
biji karet mentah tersebut. Tegangan tembus dapat diketahui dengan timbulnya
suara mendesis dan disertai ledakan serta bunga api pada bahan isolasi tersebut.
Pengujian tegangan tembus (breakdown) pada bahan isolasi cair yang berbahan
dasar minyak biji karet mentah menggunakan elektroda bola-bola.
2.2 Transformator
Transformator adalah peralatan sistem tenaga listrik yang berfungsi sebagai
pengubah tegangan AC yang bertegangan tinggi ke tegangan yang lebih rendah
(step down) atau dari tegangan rendah ke tegangan yang lebih tinggi (step up).
Transformator bekerja berdasarkan prinsip induksi elektromganetik yang dapat
berkerja pada tegangan yang berarus bolak - balik (AC).
7
Transformator sangat berperan penting dalam sistem ketenagalistrikan baik pada
pentransmisian maupun pendistribusian. Bentuk transformator tegangan tinggi
dapat diperhatikan pada Gambar 2.1 di bawah ini.
Gambar 2.1 Bentuk Transformator Tegangan Tinggi.
Transformator pada dasarnya terdiri dari 2 lilitan atau kumparan kawat yang
terisolasi yaitu kumpuran primer dan kumparan sekunder. Kumparan kawat
tersebut dililitkan pada inti besi (core). Ketika kumparan primer dialiri arus AC
maka akan timbul medan elektromagnetik atau fluks magnet di sekitar kumparan
tersebut. Besar arus listrik AC yang dialirkan pada kumparan primer akan
mempengaruhi besarnya medan elektromagnetik yang dihasilkan.
Fluks magnet atau medan magnet yang terjadi pada kumparan primer akan
menginduksi GGL (gaya gerak listrik) pada kumparan sekunder, sehingga terjadi
perpindahan daya listrik dari kumparan primer ke kumparan sekunder.
Beberapa bagian-bagian dari transformator yang dapat diketahui yaitu sebagai
berikut.
8
a. Kumparan
Kumparan terdiri dari beberapa lilitan kawat yang dilapisi oleh bahan isolasi
seperti karton atau pertinax. Bahan isolasi ini berfungsi untuk mengisolasi baik
terhadap inti besi maupun terhadap kumparan lainnya. Transformator yang
berdaya besar memiliki kumparan yang diisolasi dengan cara dimasukan dalam
isolasi minyak sebagai pendingin dan isolasi. Banyaknya lilitan kumparan dapat
menentukan besarnya tegangan dan arus pada kumparan sekunder.
b. Inti Besi
Inti besi terbuat dari lempeng-lempeng feromagnetik yang berfungsi untuk
mempermudah jalannya fluksi yang ditimbulkan oleh arus listrik dari kumparan.
Inti besi juga diberi isolasi sebagai pengurangan panas yang terjadi di inti besi.
Hal ini ditimbulkan dari adanya arus eddy “Eddy Current”.
c. Minyak Trafo
Minyak transformator adalah bahan isolasi yang berfungsi sebagai pendingin dan
isolasi. Minyak transformator sebagai media pemindah panas dan mempunyai
daya tegangan tembus yang tinggi. Rendahnya nilai viskositas akan menjadikan
minyak tranformator lebih mudah bersirkulasi dan kemampuan pendinginannya
menjadi lebih baik.
d. Bushing
Bushing adalah sebuah konduktor penghubung antara kumparan dan jaringan
listrik luar. Bushing juga berfungsi sebagai pengaman dari terjadinya hubung
singkat antara kawat dan tangki transformator.
9
e. Dehydrating Breather
Alat ini adalah peralatan yang berfungsi sebagai pernapasan transformator,
dimana ketika terdapat udara lembab di dalam ruang transformator maka alat ini
akan menyerap udara tersebut sehingga tidak timbul kerusakan pada minyak
transformator tegangan [1].
2.3. Minyak Isolasi Transformator
Minyak isolasi transformator selain berguna sebagai isolasi juga memiliki peran
yang lain yaitu sebagai pendingin antara kumparan kawat atau inti besi. Suatu
peralatan listrik harus memiliki isolasi elektrik yang berfungsi sebagai pemisah
antara bagian–bagian peralatan yang memiliki beda potensial. Isolasi lainnya yaitu
isolasi thermal yang berfungsi sebagai penyerap panas yang terjadi akibat
penggunaan beban yang terlalu besar dan terus–menerus [2].
Letak minyak isolasi pada transformator dapat dilihat pada Gambar 2.2 berikut
ini.
Gambar 2.2 Penempatan Minyak Isolasi Transformator.
10
2.3.1 Jenis-Jenis Minyak Isolasi Transformator
Minyak isolasi transformator yang banyak digunakan ada 3 jenis yaitu
sebagai berikut.
2.3.1.1 Minyak Isolasi Mineral
Minyak isolasi mineral adalah minyak isolasi yang berasal dari minyak
bumi yang dihasilkan dari proses destilasi. Minyak isolasi hasil dari proses
destilasi ini masih terdapat tahap selajutnya agar diperoleh ketahanan
isolasi yang tinggi, stabilitas panas yang baik, dan rendah viskositas. Sifat–
sifat tersebut harus dimiliki oleh setiap bahan isolasi minyak yang akan
digunakan sebagai isolasi dan pendingin pada peralatan tegangan tinggi
dan terutama minyak yang akan diisikan pada transformator. Minyak
isolasi mineral sering digunakan pada peralatan seperti transformator daya,
kabel, circuit breaker (CB) dan kapasitor.
Faktanya, minyak mineral adalah bahan yang tidak dapat diperbaharui
sampai masa yang akan datang. Bahan ini juga akan berakibat buruk
terhadap lingkungan karena membutuhkan waktu yang lama dalam
penguraian minyak mineral oleh tanah. Tingkat daya hancur secara
biologis pada minyak mineral kurang dari 30%.
Minyak transformator pada umumnya tersusun dari senyawa hidrokarbon
dan non hidrokarbon.
A. Senyawa Hidrokarbon
Senyawa hidrokarbon adalah senyawa kimia yang terdiri dari unsur–unsur
hidro dan karbon. Senyawa hidrokarbon merupakan bagian terbesar dari
11
minyak yang dapat dibagi menjadi tiga kelompok besar yaitu senyawa
parafin, senyawa naphtena dan senyawa aromatik.
B. Senyawa Non Hidrokarbon
Senyawa non hidrokarbon yang terdapat pada minyak transformator adalah
senyawa oraganik (belerang dan nitrogen), substansi asphalt/ter, ester,
asam napthen, alkohol dan senyawa organometalik.
2.3.1.2 Minyak Isolasi Sintesis
Minyak isolasi sintesis adalah minyak isolasi yang didapatkan dari hasil
proses kimia untuk memperoleh karakteristik yang lebih baik. Bila
dibandingkan dengan minyak mineral, minyak isolasi sintesis memiliki
kekuatan dielektrik di atas 40 kV. Berat jenisnya sebesar 1,56, sehingga
ketika dicampur dengan air maka minyak isolasi berada di bawah
permukaan air. Hal ini mempermudah dalam proses pemurnian dan
pemisahan kadar airnya. Pada kondisi yang sama dengan minyak mineral,
uap lembab akan menyebabkan oksidasi yang berlebih dan penurunan
kekuatan dielektrik lebih cepat pada minyak sintesis dibandingkan minyak
mineral.
2.3.1.3 Minyak Isolasi Nabati
Minyak isolasi nabati adalah minyak yang didapatkan dari tumbuh–
tumbuhan. Berdasarkan kegunaannya, minyak nabati terbagi menjadi dua
jenis yaitu minyak nabati yang digunakan dalam industri makanan (edible
oils) seperti minyak kelapa dan lain–lain. Dan minyak nabati yang
12
digunakan non-industri makanan (non edible oils) seperti minyak kayu
putih, minyak jarak, minyak biji karet dan sebagainya [4].
Beberapa contoh minyak nabati dapat diketahui di antaranya sebagai
berikut.
a. Minyak Jarak
Minyak jarak adalah minyak yang didapatkan dari proses ekstraksi biji
tanaman jarak (jatropha curcas). Minyak ini berwarna kuning pucat dan
berbau yang menyengat.
Pembuatan minyak jarak menggunkan metode pengepresan. Langkah
sebelum melakukan pengepresan, biji jarak harus dijemur terlebih dahulu
selama 3 hari sehingga kulitnya pecah dengan sendirinya. Kemudian
memisakan kulit dan daging biji jarak. Selanjutnya biji jarak tersebut
dipanaskan dengan uap pada suhu 170oC selama 30 menit. Pengepresan
dilakukan menggunakan alat pengepresan hidraulik.
b. Minyak Kelapa Murni
Minyak kelapa murni atau virgin coconut oil (VCO) adalah minyak yang
didapatkan dari daging kelapa segar. VOC memiliki warna yang bening
dan tidak berbau menyengat.
Pembuatan minyak kelapa murni dilakukan dengan memarut kelapa segar
kemudian diberi air dan diperas sehingga menghasilkan santan. Santan
tersebut disaring. Proses selanjutnya menggunakan metode sentifugasi
yaitu santan yang telah disaring dimasukkan pada alat sentifugasi sehingga
menghasilkan tiga lapisan di antaranya lapisan protein, air dan minyak.
13
Terbentuknya lapisan ini karena adanya perbedaan berat jenis dari
masing–masing komponen santan.
c. Minyak Kelapa Sawit
Minyak kelapa sawit atau crude palm oil (CPO) adalah minyak yang
dihasilkan dari daging buah kelapa sawit yang prosesnya dimulai dari
perebusan tandan buah segar (TBS), perontokan dan pengepresan.
Pembuatan CPO diawali dengan menyeterilkan tandan kelapa sawit
dengan memberikan uap air kedalam mesin sterlizier, kemudian buah
dipisahkan dari tandannya menggunakan alat pemipil (striper), selanjutnya
kelapa sawit tersebut dihancurkan dan diekstraksi dengan alat pengepresan
sehingga dihasilkan minyak kelapa sawit. Minyak kelapa sawit yang
dihasilkan masih mengandung kotoran maka dilakukan penyaringan.
Selanjutnya minyak hasil penyaringan dipanaskan hingga suhu 100oC dan
setelah itu diendapkan sehingga menghasilkan minyak kelapa sawit murni.
d. Minyak Biji Karet
Minyak biji karet adalah salah satu jenis minyak nabati yang dapat
diperbaharui. Minyak biji karet didapat dari biji karet (Hevea brasiliensis)
tergolong minyak yang berwujud cair dan mudah teroksidasi, tidak
tersaturasi dan bersifat drying. Minyak biji karet yang terdapat pada biji
karet kering sebanyak 35 – 45% dan terdapat beberapa kandungan lainnya
seperti asam lemak tak jenuh sebanyak 17 – 82% yang terdiri dari asam
linoleat, oleat, linolenat dan asam lemak jenuh sebesar 17 – 22% yang
terdiri dari asam palmitat, stearat, serta arakhnidat [5].
14
Komposisi asam-asam lemak pada minyak biji karet dapat dilihat pada
Tabel 2.1 berikut.
Tabel 2.1 Komposisi Asam–Asam Lemak Pada Minyak Biji Karet [5].
Komponen Persentase (%)
Asam palmitat 11
Asam stearat 12
Asam oleat 24
Asam linoleat 35
Asam linolenat 17
Minyak biji karet memiliki sifat kimia-fisik yang merupakan parameter
dalam menentukan kualitas minyak. Beberapa sifat kimia-fisik minyak
tersebut di antaranya bobot jenis, viskositas, warna (unit PtCo), bilangan
asam, persen FFA bilangan iod, bilangan penyabun dan bilangan
peroksida. Data sifat kimia-fisik minyak biji karet dapat dilihat pada Tabel
2.2 berikut ini [5].
Tabel 2.2 Sifat Kimia-Fisik Minyak Biji Karet [5].
NO Parameter Nilai
1 Berat jenis (g/cm3) 0,93
2 Viskositas (centistokes) 67,34
3 Warna (unit PtCo) 2713
4 Bilangan asam (mg KOH/g minyak) 11,70
5 Persen FFA (%) 5,82
6 Bilangan iod (g iod100 g minyak) 115
7 Bilangan penyabunan (mg KOH/g minyak) 357,16
8 Bilangan peroksida (meq/1000 g minyak) 22,93
9 Titik tuang (oC) (-15) - 13
10 Titik nyala (oC) 100
15
Minyak biji karet didominasi oleh kandungan asam–asam lemak jenuh
yang berjenis asam streat, asam oleat dan asam linoleat. Sehingga struktur
kimia penyusun dari minyak biji karet tersebut dapat diperhatikan dalam
bentuk rumus struktur kimia asam–asam lemak minyak biji karet seperti
pada Gambar 2.3 berikut ini.
Gambar 2.3 Struktur Kimia Asam–Asam Lemak Minyak Biji Karet [10].
Minyak biji karet didapatkan dari beberapa metode yaitu salah satunya
adalah dengan menggunakan metode pengepresan mekanis (mechanical
expression), penyaringan (filtering) dan pemisahan getah (degumming).
• Pengepresan Mekanis (Mechanical Expression)
Pengepresan mekanis adalah suatu cara dalam proses pengambilan minyak
atau lemak terutama pada bahan yang berasal dari biji–bijian seperti biji
karet. Proses ini untuk memisahkan minyak dari bahan yang berkadar
minyak tinggi berkisar 30 – 50 %. Proses ini harus dilakukan pendahuluan
terlebih dahulu sebelum melakukan pemisahan minyak dari bijinya yang
mencangkup pemecahan cangkang biji, memotong biji berukuran kecil–
kecil, pengeringan biji dan pemanasan biji. Setelah dilakukan pendahuluan
16
tersebut maka langkah selanjutnya yaitu pengepresan mekanis. Hasil dari
proses pengepresan ini akan didapatkan minyak biji karet kasar yang
masih terdapat getah dan ampas biji karet.
• Degumming
Degumming atau pemisah getah adalah proses pemisahan getah atau lender
yang terdapat dalam minyak. Kotoran–kotoran lain sukar untuk dipisahkan
bila berada dalam kondisi tanpa air, sehingga dapat diendapkan dengan
cara hidrasi. Hidrasi dapat dilakukan dengan menggunakan uap atau
penambahan air ataupun dengan penambah suatu larutan asam lemah. Zat
yang digunakan sebagai penarik gum (getah) yang disebut degumming
agent.
• Filtering
Minyak biji karet yang biasanya masih bercampur dengan kotoran atau
ampas berupa padatan halus dari hasil proses pengepresan. Menghilangkan
kotoran tersebut dilakukan penyaringan dengan menggunakan kertas
saring sehingga diperoleh minyak biji karet yang lebih bersih [6].
2.4 Pengujian Kekuatan Dielektrik
Kekuatan dielektrik pada suatu bahan isolasi merupakan sifat yang sangat
penting dalam suatu sistem isolasi. Hal lain yang menentukan kekuatan dan
kelemahan bahan isolasi adalah parameter – parameter seperti frekuensi,
kelembaban, temperatur, ketebalan elekroda, radius kelengkungan dan
sebagainya.
17
Pengujian kekuatan dielektrik terdapat beberapa metode yaitu di antaranya
pengujian kekuatan dielektrik padat, gas dan cair. Pengujian kekuatan dielektrik
cair dimulai dengan mengatur jarak sela elektroda pada kotak uji. Kemudian
minyak dimasukkan ke dalam kotak uji dan kotak uji dipasangkan pada
rangkaian pengujian. Mencatat temperatur dan tekanan pada ruang uji untuk
mengetahui kondisi ruang pengujian. Selanjutnya tegangan dinaikkan secara
bertahap hingga mencapai terjadi tembus listrik pada minyak dengan ditandai
timbulnya bunga api antara elektroda pada wadah uji [7].
Beberapa pengujian yang diperhatikan dari keadaan bahan uji selama pengujian
berlangsung atau dampak dari pengujian di antaranya sebagai berikut.
2.4.1 Pengujian Tidak Merusak (Non Destructive Test)
a. Pengukuran Resistansi Isolasi
b. Pengukuran Faktor Rugi – Rugi Dielektrik
c. Pengukuran Korona
d. Pengukuran Konduktifitas
e. Pemetaan Medan Elektrik
2.4.2 Pengujian Merusak (Destructive Test)
a. Pengujian Ketahanan (Withstand Test)
Pengujian ketahanan adalah pengujian dengan memberikan tegangan pada
sistem isolasi peralatan secara bertahap hingga mencapai di atas tegangan
normalnya. Tegangan tersebut dipertahankan tetap dalam waktu tertentu.
setelah dalam interval waktu tersebut tercapai hubungan alat penguji
dengan sumber tegangan segera dibuka sehingga tegangan pada sistem
18
isolasi peralatan sama dengan nol. Jika sistem isolasi tersebut tidak tahan
terhadap tegangan berlebih maka akan menimbulkan arus bocor yang
besar.
b. Pengujian Peluahan (Discharge Test)
Pengujian peluahan adalah pengujian yang bertujuan untuk mengukur
tegangan pada sistem isolasi peralatan sampai mengakibatkan terjadinya
peluahan. Pengujian ini dilakukan dengan memberikan tegangan pada
sistem isolasi peralatan yang lebih tinggi dari tegangan pengujian
ketahanan dan dinaikan sampai terjadi peluahan. Sistem isolasi dikatakan
lulus uji dalam pengujian yaitu apabila hasil pengukuran lebih tinggi dari
spesifikasi. Dan apabila sebaliknya maka sistem isolasi peralatan
dikatakan gagal uji.
c. Pengujian Tembus Listrik (Breakdown Test)
Pengujian tembus listrik adalah pengujian yang bertujuan untuk mengukur
tegangan tembus listrik pada sistem isolasi peralatan. Pengujian ini
dilakukan dengan memberikan tegangan di atas dari tegangan pengujian
peluahan dan dinaikan bertahap sampai terjadi tembus listrik pada sistem
isolasi peralatan. Sistem isolasi dinyatakan lulus apabila hasil pengukuran
lebih tinggi dari spesifikasinya. Dan apabila sebaliknya maka sistem
isolasi peralatan dinyatakan gagal uji [7].
Pengujian kekuatan isolasi minyak tehadap tegangan tembus listrik menggunakan
peralatan dengan standar IEC 60156. Hal – hal yang berkaitan dengan standar
tersebut dapat diperhatikan berikut ini.
19
Tabel 2.3 Parameter Sistem Pada Standar IEC 60156 [15].
Tegangan nominal 230/400 V
Tegangan maksimal 240/440 V
Frekuensi sistem 50 Hz
Tingkat kegagalan sistem 25 kA
Lama kegagalan 1 s
Tabel 2.4 Kondisi Operasional Pada Standar IEC 60156 [15].
Suhu ambien rata – rata tahunan 30oC
Suhu ambien maksimal 40oC
Kelembaban relatif maksimal 90%
Ketinggian operasional 1000 m M.S.L.
Suplai listrik yang memungkinkan untuk pengoperasian pengujian isolasi minyak
yaitu 230V (±10%), 50Hz dan power supply satu fasa. Power supply harus
memiliki proteksi arus berlebih.
Pengujian isolasi minyak menggunakan alat pengujian yang dilengkapi dengan
elektroda bola-bola yang berdiameter 12,5 – 13 mm. Elektroda tesebut terbuat dari
kuningan atau besi tahan terhadap karat. Elektroda bola–bola memiliki celah di
antara kedua elektroda. Celah antara kedua elektroda tersebut 2,5 mm ± 0,05 mm.
Pengujian isolasi minyak tersebut dilakukan pada suatu tempat uji yang memiliki
tinggi 12 mm dan lebar 40 mm. Tempat uji tersebut dapat memuat sampel
bervolume antara 350 ml – 600 ml. Alat penguji tersebut juga dilengkapi dengan
alat pengaduk yang berdiameter 20 mm - 25 mm. Isolasi minyak yang digunakan
memiliki nilai viskositas nominal 350 mm2s-1 pada suhu 40oC.
20
Pengujian isolasi minyak dimulai selama 5 menit setelah pengisian dan
pengecekan gelembung udara secara visual di antara elektroda. Pemberian
tegangan ke elektroda dinaikan secara bertahap dari 0 Volt dengan laju kenaikan
tegangan sebesar 2,0 kV s-1± 0,2 kV s-1 sampai terjadi tembus tegangan pada
sampel.
Instrumen pengujian harus memiliki beberapa bahan pelengkap sebagai berikut.
1. Power supply
2. Pengujian menggunakan elektroda bola
3. Jarak kedua elektroda diatur 2,5 mm.
4. Tutup pelindung [15].
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Waktu Dan Tempat
Pengerjaan skripsi dilaksanakan pada waktu dan tempat sebagai berikut.
Waktu : Maret – Oktober 2018
Tempat : Laboratorium Teknik Tegangan Tinggi Jurusan Teknik Elektro
Fakultas Teknik Universitas Lampung, Laboratorium Biomassa
Jurusan Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pegetahuan Alam
Universitas Lampung dan PT. PLN (Persero) P3B Sumatera Unit
Pelayanan Transmisi Tanjung Karang Teluk Betung Bandar
Lampung.
3.2 Alat Dan Bahan
Adapun peralatan dan bahan-bahan yang digunakan saat penelitian skripsi di
antaranya sebagai berikut.
3.2.1 Pembuatan Minyak Biji Karet Murni
1. Pisau
2. Martil / palu
3. Talenan
4. Nampan
5. Pasir
6. Wajan
7. Sutil
22
8. Kompor gas
9. Saringan
10. Alat pengepres biji
11. Wadah mangkuk
12. Botol kaca
13. Corong minyak
14. Kertas saring
15. Minyak biji karet
3.2.2 Analisa Kadar Asam Lemak Bebas (ALB)
1. Botol sempel
2. Buret 10 ml
3. Erlenmeyer 250 ml
4. Gelas ukur 25 ml
5. Neraca analitik digital
6. Sempel minyak biji karet
7. Indikator thymol blue
8. Iso heksan
9. Larutan KOH 0,1 N
10. Alkohol 96 %
3.2.3 Analisa Kadar Air
1. Neraca Analitik Digital
2. Oven
3. Desikator
4. Beaker Glass
3.2.4 Analisa Viskositas (Kekentalan)
1. Viscometer redwood
2. Gelas ukur 50 ml
23
3. Thermometer 100oC
4. Neraca digital
3.2.5 Pengujian Tegangan Breakdown (Gagal)
1. Regulator tegangan
2. Trafo 100 kV
3. Resistor
4. Kapasitor
5. Operating terminal (OT 276)
6. Panel kontrol
7. DMI 551
8. Regulator voltage
9. Trafo step up
10. Grounding stick
3.3 Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan pada saat penyelesaian skripsi ini adalah
pengujian dan analisis dengan tahap yang dilakukan sebagai berikut.
A. Studi Literatur
Pada studi literatur dilakukan pencarian informasi mengenai topik skripsi, baik
dari buku, jurnal, bahan dari internet maupun sumber-sumber lain yang
berkaitan dengan skripsi. Meliputi:
1) Transformator
2) Bahan Isolasi minyak
3) Minyak biji karet
24
B. Pemodelan Pengujian
Adapun rangkaian pengujian yang digunakan dalam penelitian adalah sebagai
berikut.
Gambar 3.1 Alat Pengujian Tegangan Breakdown Isolasi Cair
Gambar 3.2 Rangkaian Pengujian Tegangan Breakdown
Alat terbuka Alat tertutup
Wajan uji (depan) Wajan uji (atas)
25
Rangkaian pembangkitan tegangan tinggi AC seperti pada Gambar 3.1
merupakan rangkaian yang digunakan untuk mengukur besarnya tegangan
tembus pada bahan dielektrik cair. Susunan rangkaian penguji ini terdiri dari
trafo 100 kV yang fungsinya untuk menaikkan tegangan listrik dan dipasang seri
dengan resistor. Resistor memiliki hambatan yang besar yaitu 20 MΩ agar dapat
membatasi besarnya arus saat terjadinya percikan api di antara sela elektroda.
Terminal positif kapasitor dihubungkan dengan resistor dan anoda sampel uji,
sedangkan terminal negativenya dihubungkan dengan alat pengukur digital DMI
551 sekaligus ditanahkan. Pada sampel uji, anoda dihubungkan dengan terminal
positif kapasitor dan anoda katoda ditanahkan. Hal ini dilakukan karena bumi
merupakan kutub negative yang tak terhingga besarnya. menaikkan serta
menurunkan tegangan digunakan panel control OT 276. Dan besarnya tegangan
tembus dapat dibaca pada alat pengukur digital DMI 551.
C. Pengujian Bahan
Pada tahap ini dilakukan dengan beberapa pengujian pada minyak biji karet
yaitu di antaranya sebagai berikut.
1. Pengujian Kadar Asam Lemak Bebas (Metode Titrasi Asam Basa)
a. Menimbang sampel 10 gram menggunakan neraca analitik digital
b. Memasukkan ke dalam Erlenmeyer 250 ml
c. Memasukkan 20 ml Iso Heksan
d. Menambahkan 30 ml alkohol dan 2-3 tetes thymol blue
e. Mentitrasi menggunakan larutan KOH 0,1 n sampai larutan berwarna
kuning kebiru-biruan.
26
f. Mencatat volume larutan KOH yang terpakai
g. Menghitung kadar asam lemak bebas.
Rumus:
%ALB = (V x N)KOH x (BM Asam Palmitat)
g contoh x 1000𝑥 100%....................................(1)
Keterangan:
V KOH = volume larutan KOH
BM Asam Palmitat = berat molekul Asam Palmitat
g contoh = berat sampel
2. Pengujian Kadar Air
a. Mengeringkan beaker glass dalam oven selama 15 menit pada suhu
105oC
b. Mendinginkan dalam desikator selama 15 menit. Menimbang gelas
kosong.
c. Memasukkan sampel 10 gram (W2) ke dalam beaker glass dan
menimbangnya (W1).
d. Memamanaskannya ke dalam oven selama ± 3 jam pada suhu 105oC.
e. Mendinginkan sampel ke dalam desikator selama 15 menit.
f. Menimbang (beaker + sampel) menggunakan neraca analitik setelah
diovenkan (W3).
g. Menghitung kadar airnya.
Rumus:
% Kadar Air = W1− W3
W2 x 100%.............................................................(2)
27
Keterangan:
W1 = berat sampel + berat beaker glass sebelum diovenkan
W2 = berat sampel
W3 = berat sampel + berat beaker glass sesudah diovenkan
3. Pengujian Viskositas (Kekentalan)
Tahap–tahap prosedur pengujian viskositas minyak biji karet sebagai berikut.
a. Menyiapkan viscometer dan wadah yang mampu terukur dengan kisaran
suhu tertentu
b. Mengisi pipa kapiler dengan minyak biji karet sampai di atas tanda batas
laju alir dimulai.
c. Mengukur laju alir minyak biji karet yang mengalir dengan baik, dalam
satuan detik dengan skala 0,1 detik dimulai dari tanda batas pertama dan
dihentikan pada tanda batas kedua.
d. Mengulangi prosedur c untuk mendapat pengukuran kedua laju alir.
e. Mencatat kedua laju alir yang terukur.
f. Menghasilkan pengukuran yang jika kedua hasil pengukuran sesuai
dengan determinabilitas sebesar 0,001 3(y+1) dan merata–ratakan hasil
pengukuran untuk menghitung viskosistasnya.
Dengan menggunakan persamaan viskositas minyak biji karet tersebut.
Rumus:
v = C x t …………………………………………………………………...(3)
28
Keterangan:
v = Viskositas (mm2/detik)
C = konstanta viscometer (mm2/detik2)
t = waktu alir (detik)
4. Pengujian Bilangan Asam (acidity)
1. Menambahkan larutan indikator ke dalam larutan dengan jumlah yang
diperlukan dengan rasio 2 ml untuk 125 ml dan netralisir dangan alkali
hingga terbentuk warna pink yang tipis tetapi permanen
2. Menentukan ukuran percontoh sesuai ketentuannya.
3. Menimbang dalam jumlah tertentu percontohan cairan yang dikocok
dengan baik kedalam labu Erlenmeyer.
4. Menambah 125 ml campuran pelarut yang dinetralisir. Mengecek
kembali untuk meyakinkan bahwa percontohan larutan sempurna
sebelum dititrasi.
5. Menggoyang percontohan dengan kuat pada saat titrasi dengan standar
alkali hingga terbentuk warna pink pertama kali dengan intensitas yang
sama seperti pelarut yang dinetralisir sebelum ditambahkan ke percontoh
warna harus bertahan selama 30 detik.
Perhitungan yang dapat digunakan dalam pengujian angka keasaman ialah
sebagai berikut.
Bilangan Asam (mg KOH/g percontoh) = (𝐴 – 𝐵) – 𝐵𝑁/𝑔
𝑊 ……………(4)
Keterangan:
A = ml alkali standar yang digunakan dalam titrasi
29
B = ml alkali standar yang digunakan dalam titrasi blanko.
N = Normalitasalkasi standar
W = ml KOH setiap percobaan
5. Pengujian Tegangan Breakdown (Tembus)
1. Menyiapkan alat uji tegangan tembus yaitu Magger OTS80AF dan bahan
berupa minyak biji karet serta minyak mineral.
2. Membersihkan wajan uji menggunakan alkohol dan minyak bahan uji
merata secara bergantian.
3. Mengisi wajan uji dengan bahan uji sebanyak 400 ml tanpa
menimbulkan gelembung udara yang berlebihan pada bahan uji dan
menutup wajan uji menggunakan penutup wajan uji dengan rapat.
4. Menutup wajan uji yang sudah terisi bahan uji dan didiamkan selama 30
menit untuk memastikan gelembung udara telah hilang.
5. Memasangkan wajan uji pada alat pengujian dan menutupnya yang telah
didiamkan selama 30 menit.
6. Menghubungkan alat uji pada power supply dan grouding.
7. Menekan tombol power untuk menghidupkan alat uji.
8. Menyeting keterangan data yang akan diprint out oleh alat uji.
9. Memulai pengujian dengan mensirkulasikan bahan uji selama 5 menit
menggunakan baling–baling pengaduk.
10. Pengadukan ketika telah selesai maka secara automatis tegangan akan
menaik secara perlahan yang dialirkan ke elektroda uji sampai terjadi
tegangan tembus pada bahan uji.
30
11. Setelah pengujian ke-1 selesai maka alat uji akan break secara automatis
selama 2 menit. Dan setelah itu dilanjutkan pada pengujian yang ke-2.
12. Melakukan setiap percobaan ini akan terjadi 6 kali pengujian tegangan
tembusnya.
13. Melakukan pengujian seperti nomor 9 sebanyak 5 kali sehingga data
yang didapat sejumlah 30 kali uji tegangan tembusnya.
D. Parameter Pengujian
Parameter yang digunakan pada pengujian tegangan breakdown (gagal) adalah
DMI 551 yang berfungsi membaca besar tegangan gagal yang digunakan,
apabila tegangan gagal menembus isolasi cair yang diuji maka dapat diketahui
besar tegangannya dari alat tersebut. Parameter lainnya yang digunakan adalah
chamber uji tegangan gagal berfungsi sebagai pengujian secara langsung bahan
isolasi cair dengan tegangan tinggi, apabila kedua elektroda bola pada chamber
uji terjadi hubung singkat berarti bahan isolasi cair tersebut telah terjadi
kegagalan isolasi.
E. Analisa dan Pembahasan
Pada tahap ini akan dilakukan analisa dan pembahasan dari data hasil pengujian
yang telah dilakukan. Hasil yang diperoleh akan dianalisa apakah bahan isolasi
cair tersebut baik digunakan dan memiliki kualitas yang baik atau tidak. Bahan
isolasi cair dikatakan baik jika bahan isolasi dapat mengisolasi tegangan gagal
semakin besar yang digunakan saat pengujian.
31
3.4 Diagram Alir Penelitian
Diagram alir penelitian yang dilakukan oleh penulis dapat dilihat pada Gambar
3.2 sebagai berikut.
TIDAK
TIDAK
IYA
IYA
Gambar 3.2 Diagram Alir Penelitian
MULAI
STUDI PUSTAKA
DAN LITERATUR
MENGANALISA
HASIL
PENGUJIAN TEGANGAN
TEMBUS, VISKOSITAS,
KADAR AIR, ANGKA
KEASAMAN, FFA
PENCARIAN ALAT DAN
BAHAN
ALAT DAN
BAHAN
TERSEDIA
1
1
PENGUJIAN
BERJALAN
SELESAI
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang didapatkan dari penelitian ini ialah sebagai berikut.
1. Sifat kimia-fisik untuk minyak biji karet mentah seperti viskositas sebesar
31,05 mm2/s, angka keasaman sebesar 16,24 mg-KOH/gr, kadar air sebesar
6.100 ppm dan asam lemak jenuh sebesar 8,16% jenis senyawa oleat.
Sedangkan minyak mineral yang belum ditreatment nilai viskositas sebesar
10,16 mm2/s, angka keasaman sebesar 8,02 mg-KOH/gr, kadar air sebesar
71.700 ppm dan asam lemak jenuh sebesar 7,29% jenis senyawa naphtenic.
2. Tegangan tembus minyak biji karet mentah dan minyak mineral yang belum
ditreatment yaitu sebesar 40,4 kV dan 32,8 kV.
5.2 Saran
Adapun saran yang diberikan dari penelitian ini ialah sebagai berikut.
1. Pembuatan, pengolahan dan pengujian sifat kimia-fisik minyak biji karet
menggunakan alat yang sesuai standar, sehingga minyak yang dihasilkan
jumlahnya lebih maksimal dan kualitasnya lebih baik serta hasil pengujian
lebih presisi.
43
2. Menggunakan minyak mineral yang masih baru, bukan bahan yang sudah
tersimpan lama dan tempat penyimpanan yang memadai.
DAFTAR PUSTAKA
[1] Romi Al Mubarok, Fajar & Warsito, Agung. 2011. Transformator
Tegangan Dan Pemeliharaannya Pada PT. PLN (Persero) Penyaluran
Dan Pusat Pengetur Beban Region Jawa Tengah erser & DIY. Jurusan
Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro. Semarang.
[2] Suprianto & Firdaus. 2017. Analisis Pengaruh Pembebanan Terhadap
Kekuatan Dielektrik Minyak Isolasi Transformator 6,6 kV/380 V di PT.
INTIBENUA PERKASATAMA Dumai. Jurusan Teknik Elektro, Fakultas
Teknik, Universitas Riau.
[3] Wulan, dkk. 2015. Isolasi Dan Diagnosis Isolasi Transformator. Institute
Teknologi Bandung. Bandung.
[4] Anggraini, Ika Novia, Dkk. 2015. Analisa Tegangan Tembus Minyak
Nabati Dengan Perlakuan Pemanasan Berulang. Program Studi Teknik
Elektro, Universitas Bengkulu.
[5] Setiawan, Fherdes. 2009. Pengaruh Konsentrasi Minyak Biji Karet Dan
Waktu Oksidasi Dalam Penyamakan Minyak Terhadap Mutu Kulit
Samoa. Fakultas Teknologi Pertanian, Institute Pertanian Bogor.
[6] Ningsih, Cendana & Dkk. 2006. Ekstraksi Minyak Biji Karet. Program
Studi Teknik Kimia, Universitas Sebelas Maret.
[7] Tobing, Bonggas L. 2012. Dasar – Dasar Teknik Pengujian Tegangan
Tinggi Edisi Dua. Medan, Sematera Utara.
[8] ASTM D 1500. Standard Test Method For ASTM Color Of Petroleum
Product (ASTM Color Scale)
[9] Asy’ari, Hasyi. 2004. Pengaruh Perubahan Suhu Terhadap Tegangan
Tembus Pada Bahan Isolasi Cair. Teknik Elektro Universitas
Muhammadiyah Surakarta.
[10] Amelson, Rian. 2008. Pengujian Karakteristik Minyak Mentah Jarak
Pagar Sebagai Alternative Minyak Isolasi Transformator Daya. Skripsi
Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Lampung.
[11] IEC 296. 2003. Fuids For Electrotechnical Applications Unesed Mineral
Insulating Oils For Transformers And Switchgear.
[12] Rahmaniar & Tornadez Bondan, Aprillena. 2017. Pemanfaatan Minyak
Biji Karet Epoksi Dan Pasir Kuarsa Dalam Pembuatan Karet Grip
Handle Kendaraan Bermotor Roda Dua. Balai Riset Dan Standarisasi
Industry Palembang
[13] K, kittigowittana, dkk. 2013. Fatty Acid Composition And Biological
Activities Of Seed Oil From Rubber (Hevea Brasiliensis) Cultivar RRIM
600. School Of Agri-Industry, Mae Fah Luang University, Chiang Rai
57100, Thailand.
[14] Onoji, Samuel E, dkk. 2017. Hevea Bresiliensis (Rubber Seed) Oil:
Modeling And Optimization Of Extraction Process Parameters Using
Response Surface Methodology And Artificial Naural Network
Techniques. School Of Chemical & Metallurgikel Engineering,
University Of The Witwatersrand, South Africa.
[15] Chairperson Dist. Coordination Committee. 2016. Transformer Oil
Breakdown Voltage Test Set. CEB Approved Specification. Sri Lanka