analisis sektor informal di bubulak
DESCRIPTION
Ini adalah hasil penelitian singkat kami mengenai sektor informal di sekitar kampus IPB-Dramaga. Hasil ini dipresentasikan dalam praktikum Pengantar Ilmu Kependudukan pada tahun 2012. Semoga bermanfaat.TRANSCRIPT
WARTEG DOA IBU
Analisis Kegiatan Sektor Informal di Daerah Bogor
Latar Belakang
Latar Belakang
Latar Belakang
Latar Belakang
Latar Belakang
bertahan hidup melaluiSEKTOR INFORMAL
Warteg Doa Ibu
Terletak di depan gerbang terminal Bubulak.
Satu-satunya warteg yang ada di daerah ini.
Telah berdiri sejak tahun 2001.
Warteg Doa Ibu
Menggunakan sistem aplusan.
Pemilik saat ini, Pak Taswandi.
29 tahunMenikahAsli Tegal
Memiliki dua tenaga kerja.
Warteg Doa Ibu
Pekerja 1Afif
31 tahun
Laki-laki
Duda
Tegal
Saudara
dimulai dari jam 05.00 – 10.00, buka setiap hari
Dalam bentuk uang dan mendapat tempat untuk tinggal bersama pemililk
Diajak oleh teman ke Bogor, kemudian bertemu dengan saudaranya sebagai pemilik warteg.
Warteg Doa IbuPekerja 2
Ayu
17 tahun
Perempuan
Belum Menikah
Tegal
Saudara/ dengan pemilik utama - anak
dimulai dari jam 05.00 – 10.00, buka setiap hari
Tidak diberi bagian pada saat Taswadi yang menjalankan warteg.
Mengisi waktu luang, “bantu-bantu saja”.
Warteg Doa Ibu
Makanan disimpan di lemari kaca.Menu : No Jenis Makanan Harga (Rp)
1 Nasi 30002 Sayur-sayuran 5003 Telur 20004 Perkedel 10005 Tongkol 20006 Teri 20007 Usus 20008 Ikan-kanan 30009 Ayam 450010 Ati 300011 Tahu/ tempe 1000
Warteg Doa Ibu
Keuntungan :Tergantung jenis makanan yang dibeli.Berkisar antara Rp 200-1000/ makananMenentukan upah karyawanKeuntungan per hari Rp 100.000-200.000
Lama Jam Kerja :Aktivitas mulai dari pukul 05.00 WIB
Membuka warteg dari pukul 06.30-22.00 WIB (atau sampai habis)
ANALISIS
Konsep Keith Heart
“Kesempatan memperoleh penghasilan atas gaji yang tidak tetap dan tidak teratur”
Narasumber mengatakan :
“Ya, untungnya paling sekitar 100 sampai 200 lah seharinya, tergantung habis-engganya makanannya neng,”
ANALISIS
Konsep Sutjipto Wirosardjono
Sektor kegiatan ekonomi marginal (kecil-kecilan) yang mempunyai ciri-ciri:
1 Pola Kegiatan Tidak Teratur
Penggunaan Sistem AplusanPola tidak mempunyai tata aturan yang jelas baik dalam hal hasil bagi keuntungan, jam kerja, pengadaan peralatan, pemeliharaan dan penganggung jawab peralatan, perhitungan, dll.
Pola kegiatannya sangat fleksibel dan berubah-ubah tergantung pada situasi-situasiHubungan keluarga (Pola bekerja)
Jam kerja
ANALISIS
Konsep Sutjipto Wirosardjono
Sektor kegiatan ekonomi marginal (kecil-kecilan) yang mempunyai ciri-ciri:
2 Tidak Tersentuh oleh Aturan Pemerintah
Usaha dibangun tanpa seizin pemerintah yang mana pemilik tidak mendaftarkannya ke dinas terkait secara formal.
Pemilik mendirikan bangunan di atas tanah sewaan atas dasar kepercayaan tanpa dicatat oleh pihak notaris.
Tidak ada bayaran wajib . Hanya pembayaran rutin untuk sewa tanah.
ANALISIS
Modal, peralatan dan perlengkapan maupun omzetnya biasanya kecil dan diusahakan atas hitungan harian.
Konsep Sutjipto Wirosardjono
Sektor kegiatan ekonomi marginal (kecil-kecilan) yang mempunyai ciri-ciri:
3
Pengelola tidak dapat secara maksimal menginvestasi modal yang ada ke dalam peralatan dan perlengkapan.
Omzet yang mereka dapat sekitar 600-700 ribu per hari.
Peralatan dan perlengkapan yang mereka gunakan sangat sederhana
ANALISIS
Umumnya Tidak Mempunyai Tempat Usaha Permanen dan Terpisah dari Tempat Tinggalnya
Konsep Sutjipto Wirosardjono
Sektor kegiatan ekonomi marginal (kecil-kecilan) yang mempunyai ciri-ciri:
4
Warteg Doa Ibu telah mempunyai bangunan sendiri tetapi dibangun di tanah sewaan.
Pekerja menempati bangunan tersebut hanya 4 bulan.
ANALISIS
Umumnya Tidak Mempunyai Tempat Usaha Permanen dan Terpisah dari Tempat Tinggalnya
Konsep Sutjipto Wirosardjono
Sektor kegiatan ekonomi marginal (kecil-kecilan) yang mempunyai ciri-ciri:
5