analisis rekrutmen dan seleksi terbuka kepala sekolah sma
TRANSCRIPT
Analisis Rekrutmen Dan Seleksi Terbuka Kepala Sekolah SMA Negeri Pada
Provinsi DKI Jakarta
Nama Penulis: Rutnia Gultom
Dosen Pembimbing: Sri Susilih
Program Studi Ilmu Administrasi Negara, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Abstrak
Skripsi ini mengkaji tentang rekrutmen dan seleksi terbuka Kepala Sekolah SMA Negeri di
Provinsi DKI Jakarta. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis tentang pelaksanaan
rekrutmen dan seleksi terbuka Kepala Sekolah SMA Negeri di Provinsi DKI Jakarta. Pelaksanaan
rekrutmen dan seleksi terbuka ini sesuai dengan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 Tentang
Aparatur Sipil Negara, dimana pelaksanaannya identik dengan menggunakan sistem merit. Selain
itu, pelaksanaannya juga memiliki prinsip objektif, akuntabel, dan transparan. Pendekatan yang
digunakan dalam penelitian ini merupakan pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian
deskriptif. Hasil dari penelitian ini adalah rekrutmen dan seleksi terbuka berlangsung dengan baik
dan lancar. Permasalahan yang muncul dapat diatasi dengan baik dengan cara dilakukannya uji
ulang kompetensi bidang.
Kata Kunci: Manajemen Sumber Daya Manusia; Rekrutmen; Seleksi; Sistem Merit
Abstract
This thesis discusses implementation of open recruitmen and selection headmaster of senior high
school at DKI Jakarta. The purpose of this thesis is to describe about implementation of open
recruitment and selection headmaster of senior high school at DKI Jakarta. The focus of thesis is
same to “UU No. 5 Tahun 2014 Tentang Aparatur Sipil Negara”, while this law tends to
merytocracy system. Beside of that, this implementation based on princip of objectives,
acountable, and transparant. This study used a qualitative approach to the type of descriptive
research. This research conclude that open recruitment and selection of headmaster senior high
school held is well done and could be a role model of system recruitment and selection for
another institutions.
The Key: Human Resources Management; Recruitment; Selection; Merit System
Pendahuluan:
Rekrutmen dan seleksi merupakan dua hal yang penting dalam manajemen sumber daya
manusia pada organisasi karena tujuan dari rekrutmen dan seleksi adalah untuk mendapatkan
tenaga kerja yang terbaik. Hal ini sebagaimana yang dijelaskan oleh Rivai & Sagala bahwa tujuan
dilakukannya rekrutmen adalah untuk menerima pelamar sebanyak-banyaknya sesuai dengan
kualifikasi kebutuhan perusahaan dari berbagai sumber, sehingga memungkinkan akan terjaring
calon karyawan dengan kualitas tertinggi dari yang terbaik (Rivai & Sagala, 2011: 150).
Analisis rekrutmen..., Rutnia Gultom, FISIP UI, 2014
Selanjutnya, tujuan seleksi menurut Mulia Nasution, Ahli Manajemen Personalia, adalah untuk
mendapatkan seorang tenaga kerja yang tepat untuk memangku suatu jabatan tertentu (Nasution,
1994; 44).
Provinsi DKI Jakarta dalam kepemimpinan Gubernur DKI Jakarta, Joko Widodo, melakukan
rekrutmen dan seleksi terhadap Kepala Sekolah SMA Negeri Jakarta secara terbuka. Dasar
hokum pelaksanaannya tercantum dalam Peraturan Gubernur Nomor 133 Tahun 2013 Tentang
Seleksi Terbuka. Dalam peraturan ini, seleksi terbuka diartikan sebagai proses pemilihan yang
diumumkan secara luas melalui media bagi PNS yang memenuhi syarat untuk diangkat dalam
Kepala Sekolah (Peraturan Gubernur Nomor 133 Tahun 2013 Tentang Seleksi Terbuka).
Berdasarkan penjelasan tersebut, dapat diketahui bahwa metode rekrutmen dan seleksi yang
masih baru ini membuka kesempatan bagi seluruh PNS yang memenuhi persyaratan.
Perbedaan yang sangat kontras antara sistem rekrutmen dan seleksi terbuka dengan sistem
rekrutmen dan seleksi Kepala Sekolah sebelumnya adalah masalah usulan yang berasal dari
Kepala Sekolah yang akan pensiun dan juga dari Dinas Pendidikan. Pada Peraturan Menteri
Pendidikan Nomor 28 Tahun 2010 Tentang Pengangkatan Guru Sebagai Kepala
Sekolah/Madrasah, tepatnya pada Pasal 4 (empat) ayat 2 (dua) yang menuliskan bahwa calon
kepala sekolah/madrasah direkrut melalui pengusulan oleh kepala sekolah/madrasah dan/atau
pengawas yang bersangkutan kepada dinas propinsi/kabupaten/kota dan kantor wilayah
kementerian agama/kantor kementerian agama kabupaten/kota sesuai dengan kewenangannya
dan pada Pasal 3 ayat 2 (dua) disebutkan “Kepala dinas pendidikan propinsi/kabupaten/kota dan
kantor wilayah kementerian agama/kantor kementerian agama kabupaten/kota sesuai dengan
kewenangannya menyiapkan calon kepala sekolah/madrasah berdasarkan proyeksi kebutuhan 2
(dua) tahun yang akan datang” (Peraturan Menteri Pendidikan Nomor 28 Tahun 2010 Tentang
Pengangkatan Guru Sebagai Kepala Sekolah/Madrasah). Dengan adanya sistem yang
berdasarkan usulan tersebut, maka pada kenyataannya menimbulkan permasalahan dalam
rekrutmen dan seleksi Kepala Sekolah. Menurut Retno Listyarti, Koordinator Forum
Musyawarah Guru Jakarta, bahwa ketika calon kepala sekolah berhadapan denga sistem
rekrutmen dan seleksi ini, maka terjadi suap-menyuap. Retno mengatakan dalam wawancara, “...
Dahulu, kalau mau jadi kepala sekolah ya minimal satu xenia lah..” (Wawancara mendalam,
Senin, 7 April 2014). Jadi, dalam sistem rekrutmen dan seleksi sebelum tahun 2013, terjadi suap-
Analisis rekrutmen..., Rutnia Gultom, FISIP UI, 2014
menyuap, meskipun hal tersebut tidak dapat dibuktikan secara jelas melalui kuitansi (Wawancara
mendalam, Senin, 7 April 2014).
Pelaksanaan rekrutmen dan seleksi terbuka ini menuai kontra dari beberapa pihak. Alasannya
adalah sistem tersebut tidak sesuai dengan Permendiknas No. 28 Tahun 2010 Tentang Penugasan
Guru Sebagai Kepala Sekolah/Madrasah. Akan tetapi, rekrutmen dan seleksi terbuka ini tetap
dilaksanakan dengan pertimbangan bahwa prinsip-prinsip yang terkandung dalam sistem
rekrutmen dan seleksi terbuka sebagaimana yang telah tercantum dalam Pergub No.133 Tahun
2013 Tentang Seleksi Terbuka sesuai dengan prinsip Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014
Tentang Aparatur Sipil Negara. Profesionalitas, Keterbukaan, Non-diskriminasi merupakan
prinsip-prinsip yang terdapat dalam kedua peraturan ini.
Pendaftaran seleksi terbuka kepala sekolah DKI Jakarta ini telah dimulai pada tanggal 26
November 2013 sampai dengan 2 Desember 2013 dan dilakukan secara online melalui situs
“http://jakgov.jakarta.go.id”. Kemudian, seleksi bidang akademik dilaksanakan pada tanggal 7-8
Desember 2013. Selanjutnya, test psikologi dilaksanakan pada tanggal 13-31 Desember 2013
(http://www.gatra.com;2013).
Pelaksanaan rekrutmen dan seleksi terbuka telah berlangsung. Akan tetapi, Forum
Musyawarah Guru Jakarta (FMGJ), dalam pelaksanan sistem ini mempertanyakan keabsahannya
karena telah ditemukan bahwa terjadi kebocoran soal pada tahap seleksi kompetensi bidang.
Kebocoran soal yang dimaksud adalah ditemukan kesamaan soal sekitar 90% antara soal yang
diujikan pada saat seleksi kompetensi bidang dengan soal yang dilatih oleh Dinas Pendidikan di
Lembaga Penjamin Mutu Pendidikan (LPMP) (http://m.rmol.co/news.php?id=136720; 2013).
Berdasarkan laporan tersebut di atas, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta melakukan beberapa
hal sebagai tindak lanjut dari kecurigaan yang terjadi. Tindak lanjut yang dilakukan adalah
menunda sementara hasil dari proses rekrutmen dan seleksi terbuka kepala sekolah yang sudah
dilaksanakan. Selain itu, dilakukan investigasi dengan menetapkan Tim Investigasi untuk
mengusut hal tersebut. Terakhir, bahwa Pemerintah Provinsi DKI Jakarta melakukan
pengulangan pelaksanaan rekrutmen dan seleksi terbuka kepala sekolah dengan melibatkan pihak
polisi.
Sebagaimana penjelasan di atas, dapat diketahui bahwa telah dilakukan perubahan sistem
pelaksanaan rekrutmen dan seleksi terhadap kepala sekolah di Provinsi DKI Jakarta. Sistem
rekrutmen dan seleksi telah dilakukan secara terbuka. Namun, dalam pelaksanaannya terdapat
Analisis rekrutmen..., Rutnia Gultom, FISIP UI, 2014
permasalahan pada tahap seleksi kompetensi bidang. Oleh karena itu, penulis tertarik untuk
mengetahui bagaimana pelaksanaan rekrutmen dan seleksi terbuka kepala sekolah di Provinsi
DKI Jakarta.
Pokok Permasalahan
Berdasarkan uraian di atas, yang menjadi perumusan masalah dalam tulisan ini adalah bagaimana
pelaksanaan rekrutmen dan seleksi terbuka kepala sekolah di Provinsi DKI Jakarta?
Tujuan Penelitian
Untuk mendeskripsikan pelaksanaan rekrutmen dan seleksi terbuka kepala sekolah pada
Pemerintahan Provinsi DKI Jakarta.
Tinjauan Teoritis
Definisi Manajemen Sumber Daya Manusia
Menurut Cushway, manajemen sumber daya manusia dapat didefinisikan sebagai rangkaian
strategi, proses, dan aktivitas yang didesain untuk menunjang tujuan perusahaan dengan cara
mengintegrasikan kebutuhan perusahaan dan individu (Cushway, 1999: 6).
Asnawi memahami manajemen sumber daya manusia meliputi perencanaan,
pengorganisasian, pengaktifan, dan pengendalian dalam organisasi berdasarkan atas prinsip “the
right man on the right place”. Dengan demikian, menurut Asnawi bahwa ruang lingkup
manajemen sumber daya manusia meliputi hal-hal:
(1) Perencanaan, pencarian, pengembangan, dan pemeliharaan sumber daya manusia melalui
kegiatan perencanaan sumber daya manusia, rekrutmen, seleksi, dan pengarahan karier,
pelatihan dan pengembangan, serta pemberian balas jasa atau kompensasi.
(2) Intervensi, analisis, pembakuan dan penyempurnaan jabatan atau pekerjaan serta struktur
organisasi melalui kegiatan analisis jabatan dan analisis beban kerja (Asnawi, 1999: 12).
Definisi lain yang sama dikemukakan oleh Sutrisno, bahwa manajemen sumber daya manusia
adalah suatu perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan atas pengadaan,
pengembangan, kompensasi, pengintegrasian, pemeliharaan, dan pemutusan hubungan kerja
dengan maksud untuk mencapai tujuan organisasi perusahaan secara terpadu (Sutrisno, 2011: 7).
Analisis rekrutmen..., Rutnia Gultom, FISIP UI, 2014
Pandangan Siagian tentang manajemen sumber daya manusia adalah bagaimana mengelola
sumber daya manusia karena sumber daya manusia adalah unsur terpenting dalam setiap dan
semua organisasi, dimana keberhasilan organisasi dalam mencapai tujuan dan berbagai
sasarannya serta kemampuannya dalam mengadapi berbagai tantangan, baik yang sifatnya
eksternal maupun internal, sangat ditentukan dengan manajemen sumber daya manusia (Siagian,
2008: 40).
Sementara itu, definisi manajemen sumber daya manusia menurut Rivai & Sagala adalah
pengelolaan sumber daya manusia karena sumber daya manusia merupakan salah satu faktor
produksi bagi organisasi sebagaimana adanya faktor-faktor produksi lainnya yang dikelola untuk
mencapai tujuan organisasi. Jadi, Rivai & Sagala memahami sumber daya manusia ini sebagai
masukan (input) yang diolah perusahaan dan menghasilkan keluaran (output). Misalnya,
karyawan baru yang belum mempunyai keterampilan dan keahlian dilatih sehingga menjadi
karyawan yang terampil dan ahli. Apabila karyawan dilatih lebih lanjut serta diberikan
pengalaman dan motivasi, karyawan tersebut akan menjadi karyawan yang matang (Rivai &
Sagala, 2011: 1).
Menurut Dessler, manajemen sumber daya manusia adalah kebijakan dan praktik menentukan
aspek “manusia” atau sumber daya manusia dalam posisi manajemen, termasuk merekrut,
menyaring, melatih, memberi penghargaan, dan penilaian (Dessler, 2003: 5).
Berdasarkan definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa manajemen sumber daya manusia
adalah suatu proses pengelolaan sumber daya manusia pada organisasi untuk mencapai tujuan
organisasi secara maksimal.
Manajemen Sumber Daya Manusia Dalam Sektor Publik
Sumber daya manusia dalam organisasi sektor publik adalah pegawai negeri sipil. Berman &
dkk, menjelaskan bahwa pegawai negeri sipil sering kali ditempatkan pada posisi tertentu dengan
dipengaruhi oleh pengaruh politik dan patronage (Berman & dkk, 2006: 6). Pegawai negeri sipil
yang dimaksud adalah mengacu pada cabang dari pelayanan publik, diluar dari lembaga
legislatif, judikatif, atau militer.
Menurut Bowman & Jonathan, sistem patronage menjadi tidak baik dan harus direformasi
karena sistem ini memiliki potensi buruk yang dipengaruhi oleh variable independen, seperti
Analisis rekrutmen..., Rutnia Gultom, FISIP UI, 2014
patronage demand variables, political environment variables, and bureaucratic capacity
variables (Bowman & Jonathan, 2007: 81). Sementara itu, PNS harus bekerja secara professional
yaitu berorientasi pada kesejahteraan masyarakat. Oleh karena itu, sistem ini seharusnya diubah
agar sumber daya manusia yang dipekerjakan dalam organisasi sektor publik dapat bekerja secara
profesional dan memiliki akuntabilitas terhadap masyarakat.
Hardiyansyah menjelaskan ruang lingkup manajemen sumber daya manusia sektor publik,
meliputi formasi, pengadaan, pengangkatan, pemindahan, pemberhentian penetapan pensiun,
gaji, tunjangan, kesejahteraan, hak dan kewajiban kedudukan hukum, pengembangan
kompetensi, dan pengendalian jumlah (Hardiyansyah, 2012: 21).
Rekrutmen
Rekrutmen merupakan salah satu bagian dalam manajemen sumber daya manusia
sebagaimana yang dipahami oleh Dessler bahwa manajemen sumber daya manusia adalah
kebijakan dan praktik menentukan aspek “manusia” atau sumber daya manusia dalam posisi
manajemen, termasuk merekrut, menyaring, melatih, memberi penghargaan, dan penilaian
(Dessler, 2003: 5). Berikut ini merupakan definisi rekrutmen dari beberapa ahli. Menurut Rivai &
Sagala, rekrutmen pada hakikatnya adalah proses menentukan dan menarik pelamar yang mampu
untuk bekerja dalam suatu perusahaan. Rivai & Sagala menjelaskan bahwa proses ini dimulai
ketika para pelamar dicari dan berakhir ketika lamaran-lamaran mereka diserahkan/dikumpulkan.
Hasilnya adalah merupakan sekumpulan pelamar calon karyawan baru untuk diseleksi dan
dipilih. Rivai & Sagala, bahkan menjelaskan bahwa rekrutmen dapat juga dipahami sebagai
proses untuk mendapatkan sejumlah sumber daya manusia yang berkualitas untuk menduduki
suatu jabatan atau pekerjaan dalam suatu perusahaan (Rivai & Sagala, 2011: 148).
Menurut Handoko, rekrutmen (penarikan) adalah proses pencarian dan „pemikatan‟ para
calon karyawan (pelamar) yang mampu untuk melamar sebagai karyawan (Handoko, 2000: 69).
Berdasarkan beberapa definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa rekrutmen adalah proses
mencari, menarik perhatian sumber daya manusia (pelamar) untuk bergabung dalam suatu
organisasi dan diakhiri dengan tertariknya sumber daya manusia untuk bergabung dan melibatkan
diri dalam bentuk pendaftaran kepada organisasi.
Analisis rekrutmen..., Rutnia Gultom, FISIP UI, 2014
Metode Rekrutmen (Penarikan)
Secara umum rekrutmen karyawan dapat dilihat dari dua sumber, yaitu;
1. Internal organisasi
Menurut Rivai & Sagala, perekrutan ini dapat dilakukan melalui:
1) Penawaran terbuka untuk suatu jabatan (Job Posting Programs).
Rekrutmen terbuka ini menurut Rivai & Sagala merupakan sistem mencari pekerjaan
yang berkemampuan tinggi untuk mengisi jabatan yang kosong dengan memberikan
kesempatan pada semua karyawan yang berminat. Semua karyawan yang berminat itu
menyampaikan permohonan untuk mengikuti seleksi intern.
Menurut Marwansyah, job posting biasanya diikuti Job bidding. Marwansyah
menjelaskan bahwa job bidding adalah sebuah teknik atau mekanisme yang memberikan
kesempatan kepada para karyawan pada sebuah organisasi–yang percaya bahwa mereka
memiliki kualifikasi yang dibutuhkan-untuk melamar posisi yang lowong (Marwansyah,
2010: 111).
Pemahaman yang sama juga dijelaskan oleh Mondy, Noe dan Permaux. Menurut
Mondy, Noe dan Premaux, metode rekrutmen internal ada juga yang disebut sebagai Job
Bidding (Mondy, Noe, Premaux, 2002: 127). Sebelum dilakukan Job Bidding, maka
terlebih dahulu dilakukan Job Posting. Job Posting menurut Mondy, Noe dan Premaux
adalah:
“Job posting is a procedure for informing employees that job opening exist.”(Mondy,
Noe, dan Permaux, 2002:127)
Berdasarkan penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa Job Posting adalah suatu
prosedur untuk menginformasikan kepada karyawan bahwa terdapat atau sedang ada
pembukaan lowongan terhadap suatu pekerjaan.
Adapun Job Bidding menurut Mondy, Noe, dan Permaux adalah:
“Job Bidding is a technique that permits employees who believe that they possess the
required qualifications to apply for a posted job.”(Mondy, Noe, dan Premaux, 2002:
127).
Adanya prosedur job posting dan job bidding menolong untuk meminimalisir adanya
komplein/protes bahwa orang dalam (karyawan) tidak pernah mendengar adanya
Analisis rekrutmen..., Rutnia Gultom, FISIP UI, 2014
pembukaan lowongan suatu pekerjaan sampai terpilihnya seseorang untuk menduduki
pekerjaan tersebut (Mondy, Noe, Premaux, 2002: 128).
2) Perbantuan pekerjaan (departing employees).
Menurut Rivai & Sagala, rekrutmen ini dapat dilakukan melalui perbantuan pekerja
untuk suatu jabatan dari unit kerja lain (pekerjaan yang sudah ada). Kemudian setelah
selang beberapa waktu lamanya, apabila pekerjaan yang diperbantukan tersebut
merupakan calon yang tepat, maka dapat diangkat untuk mengisi jabatan kosong tersebut
(Rivai & Sagala, 2011: 153).
2. Eksternal organisasi
a. Walk-ins, dan Write-ins
b. Rekomendasi dari karyawan
c. Pengiklanan
d. Agen-agen keamanan tenaga kerja negara.
e. Agen-agen penempatan tenaga kerja.
f. Lembaga-lembaga pendidikan dan pelatihan
g. Departemen tenaga kerja
h. Tenaga-tenaga professional mencari perusahaan.
i. Organisasi-organisasi profesi/keahlian.
j. Asosiasi-asosiasi pekerja.
k. Operasi-operasi militer.
l. Program pelatihan tenaga kerja
m. Pekerja-pekerja sewaan/Leasing.
n. Open House.
Tujuan Rekrutmen
Menurut Rivai & Sagala, tujuan rekrutmen adalah menerima pelamar sebanyak-banyaknya
sesuai dengan kualifikasi kebutuhan perusahaan dari berbagai sumber, sehingga memungkinkan
akan terjaring calon karyawan dengan kualitas tertinggi dari yang terbaik (Rivai & Sagala, 2011:
150).
Seleksi
Menurut Handoko proses seleksi adalah serangkaian langkah kegiatan yang digunakan untuk
memutuskan apakah pelamar diterima atau tidak (Handoko, 2000: 85). Pemahaman ini sejalan
Analisis rekrutmen..., Rutnia Gultom, FISIP UI, 2014
dengan pemahaman Rivai & Sagala. Menurut Rivai & Sagala, proses seleksi merupakan
rangkaian tahap-tahap khusus yang digunakan untuk memutuskan pelamar mana yang akan
diterima (Rivai & Sagala, 2011: 158). Rivai & Sagala menambahkan bahwa seleksi adalah
kegiatan dalam manajemen SDM yang dilakukan setelah proses rekrutmen selesai dilaksanakan
(Rivai & Sagala, 2011: 159). Tujuan dari tahap seleksi menurut Sutrisno adalah mencari calon
yang dianggap paling tepat untuk mengisi sebuah jabatan (Sutrisno, 2009: 53).
Menurut Manullang & Manullang, seleksi tenaga kerja merupakan langkah ketiga dalam
proses pemilihan pegawai setelah diadakan job analysis dan rekrutmen. Jadi, seleksi menurut
Manulang & Manulang adalah proses mengadakan pemilihan dari tenaga kerja yang sudah
tersedia. Hal ini dilakukan dengan tujuan untuk mendapatkan tenaga kerja yang memenuhi syarat
dan mempunyai kualifikasi sebagaimana tercantum dalam job description. Job description ini
merupakan bagian dari job analysis (Manulang & Manulang, 2001: 98).
Berdasarkan definisi tersebut, maka peneliti memahami seleksi sebagai proses yang dilakukan
setelah dilakukannya rekrutmen, dimana dalam proses ini terdapat beberapa tahap lagi yang
diikuti oleh pelamar sebelum diputuskan apakah diterima atau tidak diterima sesuai dengan hasil
dari proses tahapan tersebut.
Proses dan Tahapan Seleksi
Proses seleksi menurut Rivai & Sagala adalah langkah-langkah yang harus dilalui oleh para
pelamar sampai akhirnya memperoleh keputusan ia diterima atau ditolak sebagai karyawan baru
(Rivai & Sagala, 2011: 161).
Menurut Hasibuan, langkah-langkah seleksi pada dasarnya adalah:
1. Seleksi surat lamaran yaitu untuk memilih pelamar yang memenuhi syarat dan yang tidak
memenuhi syarat.
2. Pengisian blanko lamaran yaitu pengisian blanko lamaran yang disediakan memuat data
pelamar secara komplit.
3. Pemerikasaan refrensi yaitu meneliti apakah refrensi pelamar dipercaya atau tidak untuk
memberikan informasi pelamar.
4. Wawancara pendahuluan, untuk memperoleh informasi langsung tentang kemampuan
yang dimiliki pelamar sesuai atau tidak dengan yang dibutuhkan.
5. Test lainnya seperti test penerimaan, psikologi, kesehatan dll.
Analisis rekrutmen..., Rutnia Gultom, FISIP UI, 2014
6. Wawancara akhir, untuk mendapatkan gambaran kemampuan praktis dan kemampuan
bekerja sama dari pelamar
7. Keputusan diterima/ditolak, ditentukan oleh Top Manajer berdasarkan hasil dari seleksi
terdahulu (Hasibuan, 1990; 63).
Metode Seleksi
Beberapa metode seleksi menurut Nitisemito (Nitisemito, 1992: 69-77):
1. Surat Lamaran, Surat Keterangan dan Formulir
Dari surat lamaran yang diajukan, dapat diketahui data-data calon karyawan yang
melamar sebagai landasan untuk seleksi meskipun belum sempurna.
2. Penelitian
Meskipun perusahaan telah mendapatkan data dari surat lamaran, surat keterangan, dan
formulir, tetapi ada juga perusahaan yang kurang yakin akan data tersebut. Dengan
adanya hasil penelitian, maka perusahaan akan lebih yakin tentang data yang
diperolehnya, sehingga dengan demikian landasan untuk melaksakan seleksi akan lebih
mantap.
3. Test Keterampilan dan Pengetahuan
Untuk seleksi hal-hal tertentu, sering tidak dapat dilakukan hanya dengan data semata,
sehingga untuk itu harus diadakan test secara khusus yang disebut test keterampilan dan
pengetahuan.
4. Test Kesehatan
Untuk menyeleksi kesehatan, maka perlu suatu perusahaan melaksanakan test kesehatan,
karena dapat memutuskan apakah kesehatan pelamar tersebut memenuhi syarat untuk
diterima atau tidak. Pada dasarnya, test kesehatan ini dapat dilakukan oleh setiap dokter,
dokter yang ditunjuk oleh perusahaan atau oleh dokter perusahaan.
5. Test Psikologi
Untuk mengetahui bakat, interest dan sebagainya tidak dapat dilakukan dengan tahap
sebagaimana yang dijelaskan. Untuk itu, test yang dilakukan adalah test psikologi.
6. Wawancara
Wawancara ini dilakukan untuk mendapatkan penjelasan lebih lanjut tentang data yang
telah ada baik dalam surat lamaran, surat keterangan maupun formulir. Dengan
Analisis rekrutmen..., Rutnia Gultom, FISIP UI, 2014
wawancara ini selain didapatkan tambahan tentang penjelasan data tersebut, akan
didapatkan juga sedikit banyak mengetahui kebenaran data yang telah dikemukakan.
Metode Penelitian
Pendekatan Penelitian
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif. Menurut
Verstehen dalam Irawan, disebut penelitian kualitatif karena mempertanyakan makna suatu objek
secara mendalam atau tuntas (Irawan, 2006: 4). Demikian pula halnya, bahwa penelitian ini
dilakukan karena ingin mengetahui kebenaran tentang pelaksanaan rekrutmen dan seleksi terbuka
secara utuh. Penelitian ini akan menggambarkan bagaimana pelaksanaan rekrutmen kepala
sekolah secara terbuka pada Pemerintahan Provinsi DKI Jakarta melalui pendekatan kualitatif.
Teknik Pengumpulan Data
Penelitian kualitatif membutuhkan data dalam melakukan penelitian. Penelitian ini
mengumpulkan sumber data dengan cara melakukan studi literatur dan studi lapangan
(wawancara mendalam).
Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis data secara kualitatif.
Penelitian yang menggunakan teknik analisis data kualitatif lebih menekankan kepada makna dan
deskripsi sehingga proporsi analisis terhadap data banyak menggunakan kata-kata. Peneliti
melakukan teknik pengumpulan data melalui wawancara dan menggunakan angka untuk
melengkapai analisis kualitatif.
Hasil Penelitian
1. Latar Belakang Munculnya Pelaksanaan Rekrutmen dan Seleksi Terbuka Kepala
Sekolah
Forum Musyawarah Guru Jakarta (FMGJ) adalah suatu organisasi yang menjadi bagian dari
anggota Forum Serikat Guru Indonesia (FSGI). FSGI sendiri merupakan organisasi profesi guru
tingkat nasional yang telah berbadan hukum dan berdiri pada tanggal 23 Januari 2011 oleh para
guru dengan Retno Listyarti terpilih sebagai koordinatornya. Forum ini didirikan bertujuan untuk
mendorong perubahan dalam mewujudkan pendidikan yang berkualitas dan berkeadilan. Selain
Analisis rekrutmen..., Rutnia Gultom, FISIP UI, 2014
itu, termasuk juga untuk menciptakan guru-guru yang berani dalam menghadapi tekanan dari
para birokrat yang menindas.
Sebagaimana penjelasan di atas, FMGJ adalah organisasi yang mengusulkan agar dilakukan
sistem rekrutmen dan seleksi terbuka terhadap Kepala Sekolah. Retno dalam wawancara
menyatakan, “Nah, akhirnya kami usulkan ke Pemerintah DKI Jakarta. Saya datang ke Ahok
(Wakil Gubernur DKI Jakarta). Saya terangkan hasil kajian kami. Eh, nggak lama kemudian,
Ahok bilang akan segera dilaksanakan lelang jabatan kepala sekolah. Kaget saya. Waktu itu
saya kaget, karena usulan kami sebenarnya pelaksanaannya dilakukan pada tahun 2014, tapi
Ahok bilang sesegera mungkin, kalau rencananya bulan Desember tahun 2013” (Wawancara
mendalam, Senin, 7 April 2013).
Berdasarkan pernyataan Koordinator FMGJ di atas, dapat diketahui beberapa hal. Pertama,
Organisasi FMGJ mengusulkan sistem rekrutmen dan seleksi terbuka. Kedua, Pemprov DKI
Jakarta menanggapi usulan dan menyetujuinya. Terakhir, adanya percepatan terhadap jadwal
pelaksanaan rekrutmen dan seleksi terbuka yang diusulkan Organisasi FMGJ. Oleh karena itu,
dapat disimpulkan bahwa kesediaan memberi masukan dan menerima masukan dapat
menimbulkan suatu hal yang baru, dalam hal ini kebijakan yang baru terhadap sistem rekrutmen
dan seleksi Kepala Sekolah.
2. Pro-Kontra Terhadap Perencanaan Pelaksanaan Sistem Rekrutmen dan Seleksi
Terbuka Kepala Sekolah DKI Jakarta
Tanggapan positif dari Pemerintah Provinsi DKI Jakarta yang akan melaksanakan seleksi terbuka
kepala sekolah ini menimbulkan pro-kontra pada beberapa pihak. Bagi pihak yang setuju
terhadap kebijakan tersebut tidak menjadi penghalang bagi pelaksanaannya. Tetapi, bagi pihak
yang kontra dapat menciptakan hambatan dalam pelaksanaan rekrutmen dan seleksi terbuka
Kepala Sekolah. Alasan yang diberikan oleh pihak yang kontra adalah kebijakan rekrutmen dan
seleksi terbuka bertentangan dengan Permendiknas No.28 Tahun 2010 Tentang Pengangkatan
Guru Sebagai Kepala Sekolah/Madrasah. Namun demikian, Pemprov DKI Jakarta tetap
melaksanakan kebijakan yang baru ini dengan memberi penjelasan bahwa kebijakan ini sesuai
dengan prinsip-prinsip Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 Tentang Aparatur Sipil Negara.
Analisis rekrutmen..., Rutnia Gultom, FISIP UI, 2014
Selain itu, kebijakan ini telah menjadi pilihan Gubernur DKI Jakarta yang telah dituangkan dalam
Pergub No.133 Tahun 2013 Tentang Seleksi Terbuka. Sejalan dengan itu, bahwa Gubernur
memiliki kewenangan mutlak dalam menentukan arah kebijakan.
3. Tahapan Dalam Proses Seleksi Terbuka Kepala Sekolah DKI Jakarta
Ada beberapa tahapan dalam pelaksanaan seleksi terbuka ini. Berdasarkan Peraturan Gubernu
DKI Jakarta Nomor 133 Tahun 2013 Tentang Seleksi Calon Kepala Sekolah, terdapat 3 (tiga)
tahapan yang tetap dan 1 (satu) tahapan yang tidak tetap (menyesuaikan). Terdapat 2 (dua)
tahapan lagi yang ditambahkan dalam proses pelaksanaan seleksi terbuka kepala sekolah, yaitu
sidang BAPERJAB dan public hearing. Berdasarkan itu, dapat digambarkan tahapan proses
seleksi terbuka kepala sekolah di DKI Jakarta sebagai berikut:
Gambar 4.1 Bagan tahap-tahap rekrutmen dan seleksi terbuka
kepala sekolah DKI Jakarta
Sumber: Diolah Oleh Peneliti
1. Seleksi Administrasi
Seleksi administrasi mulai dibuka pada tanggal 26 November 2013 sampai dengan 2
Desember 2013. Menurut Musanef, Ahli Manajemen Kepegawaian, seleksi administrasi
adalah seleksi terhadap surat lamaran yang kemudian diteliti kelengkapan persyaratan
penerimaan yang telah diumumkan apakah sudah lengkap. Setelah itu, calon yang mendaftar
yang lulus seleksi administrasi kemudian dipanggil untuk mengikuti test selanjutnya. Akan
tetapi, seleksi administrasi pada pelaksanaan rekrutmen dan seleksi terbuka ini tidak lagi
menggunakan surat lamaran. Pendaftaran dilakukan secara online, artinya tidak lagi
mengantarkan berkas-berkas kepada panitia penyelenggara, cukup mengisi data yang tertera
dalam situs jakgov.go.id saja. Hal ini menurut Bahari Lubis, Wakil Kepala Sekolah SMA
Seleksi Administrasi
Seleksi Kompetensi
Bidang
Seleksi Manajerial
Sidang BAPERJAB
Pelantikan Kepala Sekolah
Analisis rekrutmen..., Rutnia Gultom, FISIP UI, 2014
Negeri 28 Jakarta yang merupakan salah satu peserta rekrutmen dan seleksi terbuka, adalah
sangat memudahkan karena tidak lagi harus mengantarkan berkas-berkas dan mengantri
berjam-jam (Wawancara mendalam, Selasa, 20 Mei 2014).
2. Seleksi Kompetensi Bidang
Menurut Handoko, test kompetensi merupakan mutlak dilakukan karena berkaitan dengan
kemampuan peserta, tidak cukup hanya melihat tingkat pendidikan dan golongan dari peserta
saja untuk mengukur kompetensi seseorang (Nitisemito, 1992: 69-77). Oleh karena itu, sangat
perlu untuk dilakukan. Demikian juga, pada seleksi ini, seleksi kompetensi bidang telah
dilakukan, yaitu pada tanggal 14-15 Desember 2013. Seleksi kompetensi bidang mencakup
seleksi yang berkaitan dengan kemampuan akademis. Jadi, para calon kepala sekolah diuji
berdasarkan kemampuan menjawab soal-soal yang diujikan. Terdapat 75 soal yang harus
dikerjakan dengan waktu 90 menit.
Seleksi ini berlangsung dengan menggunakan metode CAT (Computer Assisted Test).
Denagn menggunakan metode ini, kemampuan peserta dapat diketahui secara cepat dan tepat,
terutama masalah keobjektifan terhadap hasil yang ditunjukkan. Tetapi, dalam
pelaksanaannya, seleksi kompetensi bidang dipertanyakan keobjekifannya. Hal ini bukan
berarti metode CAT ini tidak berhasil menilai secara objektif. Tetapi, diluar metode CAT
ternyata ditemukan pelatihan terhadap soal-soal yang diujikan dengan soal yang dilatih di
Lembaga Penjamin Mutu Pendidikan oleh Organisasi FMGJ dan hal ini jelas dinyatakan oleh
Koordinatornya, Retno Listyarti dalam wawancara (Wawancara, Senin, 7 April 2014).
Oleh karena itu, Pemprov DKI Jakarta melakukan pengulangan pada tahap seleksi
kompetensi bidang dengan melakukan perubahan terhadap tim penyusun soal. Semula, Dinas
Pendidikan terlibat dalam penyusunan soal, tetapi, untuk tahap pengulangan ini, Dinas
Pendidikan tidak lagi dilibatkan dalam penyusunan soal.
Sebagaimana penjelasan Retno dalam wawancara bahwa Dinas Pendidikan memfasilitasi
peserta incumbent sebelum dilakukan ujian sehingga ada kecurigaan bahwa secara sengaja
Dinas Pendidikan memberi pelatihan soal-soal dengan bentuk soal yang memiliki kesesuaian
90% dengan soal yang diujikan. Oleh karena itu, dengan tidak dilibatkannya Dinas
Pendidikan, maka soal yang diujikan pada tahap seleksi kompetensi bidang lebih diakui
keabsahannya.
Analisis rekrutmen..., Rutnia Gultom, FISIP UI, 2014
3. Seleksi Manajerial
Selaksi manajerial dilakukan untuk tujuan agar mengetahui tingkat softskill para peserta.
Hal ini dikarenakan kepala sekolah merupakan pemimpin dalam suatu sekolah sehingga
dibutuhkan kemampuan softskill yang dapat membantu keefektifan dan keefisienan suatu
sekolah baik dalam mengelola sekolah maupun mendidik para murid dan mendorong para
guru.
Dalam seleksi manajerial terdapat beberapa bentuk test yang dilakukan. Pertama, test
psikotest yang dilakukan dengan menggunakan metode CAT. Kedua, Focus Group
Discussion yang merupakan diskusi dalam kelompok. Ketiga, wawancara para peserta oleh
para psikolog yang telah disediakan panitia. Bentuk-bentuk seleksi manajerial ini dapat
membantu panitia melihat kemampuan softskill dari para peserta.
4. Sidang BAPERJAKAT
Sidang BAPERJAKAT merupakan sidang yang menentukan para peserta apakah pada
akhirnya diputuskan menjadi Kepala Sekolah di SMA terentu atau tidak. Dalam hal ini, nilai
para peserta diurutkan dari urutan yang tertinggi sampai urutan yang terendah. Kemudian
ditetapkan sampai 117 karena kebutuhan formasi ada 117 Kepala Sekolah SMA yang
dibutuhkan. Namun, nilai perolehan tidak menjadi satu-satunya tolok ukur bagi panitia untuk
menetapkan peserta sebagai kepala sekolah. Pada sidang BAPERJAKAT ini lah ditentukan
dengan mempertimbangkan rekam jejak peserta.
5. Pelantikan Kepala Sekolah
Tahap terakhir dari sistem seleksi terbuka adalah pelantikan yang dilakukan oleh
Gubernur DKI Jakarta pada hari Jumat, 21 Maret 2014, terhadap 117 kepala sekolah hasil
seleksi terbuka kepala sekolah DKI Jakarta. Pelantikan dilakukan oleh Gubernur DKI Jakarta,
Joko Widodo di halaman Balaikota DKI Jakarta, pukul 09:00 WIB.
Pelantikan kepala sekolah ini baru pertama kali dilakukan oleh Gubernur DKI Jakarta.
Sebelumnya, pelantikan kepala sekolah dilakukan oleh Suku Dinas Pendidikan di masing-
masing wilayah. Pada kesempatan yang sama, Gubernur memberikan arahan kepada 117
kepala sekolah tersebut dan juga melakukan sumpah jabatan. Kepala sekolah yang baru akan
mulai aktif bekerja sebelum Ujian Nasional dimulai, yaitu 14 April 2014.
Analisis rekrutmen..., Rutnia Gultom, FISIP UI, 2014
Berdasarkan penjelasan di atas, dapat diketahui bahwa suatu organisasi yang mengkaji
kebijakan tertentu dalam hal ini Forum Guru Musyawarah Jakarta, dapat menjadi awal dari
suatu pelaksanaan kebijakan. Selain itu, dapat juga dipahami tentang bagaimana tahapan
proses pelaksanaan kebijakan tertentu dalam hal ini rekrutmen dan seleksi terbuka kepala
sekolah yang terdiri dari 5 (lima) tahap. Tahap-tahap tersebut mencakup seleksi administrasi,
seleksi kompetensi bidang, seleksi manajerial, sidang BAPERJAKAT, dan pelantikan kepala
sekolah.
Kesmipulan
Pelaksanaan rekrutmen dan seleksi terbuka Kepala Sekolah SMA Negeri Pada Provinsi DKI
Jakarta secara umum telah berlangsung dengan baik dan lancar karena telah mengandung prinsip-
prinsip objektif, akuntabel dan transparan. Adapun beberapa permasalahan yang dihadapi selama
pelaksanaan rekrutmen dan seleksi terbuka ini telah diselesaikan dengan baik, yaitu:
1. Peraturan Gubernur Nomor 133 Tahun 2013 Tentang Seleksi Terbuka yang semula dinilai
bertentangan dengan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 28 Tahun 2010
Tentang Penugasan Guru Sebagai Kepala Sekolah telah mendapat konfirmasi dari
Menteri Pendidikan Nasional, M. Nuh, yang telah menyetujui sistem seleksi terbuka
tersebut. Selain itu, Peraturan Gubernur Nomor 133 Tahun 2013 ini juga telah sesuai
dengan UU Nomor 5 Tentang Aparatur Sipil Negara.
2. Adanya Isu tentang kebocoran soal pada saat dilakukan seleksi uji kompetensi bidang
telah diatasi dengan melakukan pengulangan terhadap seleksi uji kompetensi tersebut.
Dalam hal ini, penyusunan soal untuk uji kompetensi bidang yang diulang dilakukan
perubahan tim penyusun soal. Dinas pendidikan yang semula terlibat dalam penyusunan
soal, tetapi pada saat penyusunan soal yang diulang tersebut tidak lagi dilibatkan.
Oleh karena itu, pelaksanaan rekrutmen dan seleksi terbuka kepala sekolah ini dapat
disimpulkan telah berjalan dengan baik dan lancar.
Analisis rekrutmen..., Rutnia Gultom, FISIP UI, 2014
Saran
Pelaksanaan rekrutmen dan seleksi terbuka terhadap pegawai adakalanya tidak selalu berjalan
dengan baik dan lancar. Untuk mengantisipasi terjadinya permasalahan sebagaimana yang terjadi
pada pelaksanaan rekrutmen dan seleksi terbuka Kepala Sekolah SMA Negeri Pada Provinsi DKI
Jakarta, khususnya pada tahap seleksi uji kompetensi bidang, dapat diatasi dengan menyerahkan
penyusunan soal kepada pihak independen. Misalnya, Perguruan Tinggi yang sudah dipercaya.
Daftar Referensi
Buku
Asnawai, Sahlan (1999), Aplikasi Psikologi Dalam Manjemen Sumber Daya Manusia
Perusahaan, Pusgrafin; Jakarta
Berman, Evan M & dkk (2006). Human Resource Management In Public Services, Sage; United
State of America
Bowman, James S & West, Jonathan P (2007). America Public Services: Radical Reform And
Merit System, CRC Press; United State Of America
Cushway, Barry (1994). Human Resource Management, alih bahasa Paloepi Tyas Rahadjeng, PT
Elex Media Komputindo; Jakarta
Dessler, Gary (2003), Manajemen Sumber Daya Manusia, Prentice-Hall; Inc
Handoko, T. Hani (1989), Manajemen Personalia Dan Sumber Daya Mansusia, BPFE-
Yogyakarta; Yogyakarta
, (2000), Manajemen Personalia Dan Sumber Daya Manusia, BPFE-
Yogyakarta; Yogyakarta
Hardiyansyah, (2012), Sistem Administrasi dan Manajemen Sumber Daya Manusia Sektor Publik
dalam perspektif otonomi daerah, Gava Media; Yogyakarta
Irawan, Prasetya (2006), Penelitian Kualitatif Dan Kuantitatif Untuk Ilmu-ilmu Sosial,
Departemen Ilmu Administrasi; Depok
Ivanovic A & Collin, Peter H (2006), Dictionary Of Human Resources And Personel
Management,Legoprint; Italy
Manullang, M & Manullang, Marihot AMH (2001). Manajemen Personalia, Gadjah Mada
University Press; Yogyakarta
Analisis rekrutmen..., Rutnia Gultom, FISIP UI, 2014
Marwansyah (2010). Manajemen Sumber Daya Manusia, Alfabeta; Bandung
Mondy R. Wayne, Noe Robert M, Premaux Shane R (2002). Human Resource
Management,Prentice Hall; USA
Nasution, Mulia (1994). Manajemen Personalia Djambatan; Jakarta
Neuman, W. Laurence (2006). Social Research Methods: Qualitative and Quantitative Aproaches
Sixth Edition. Pearson Education Inc; USA
Nitisemito, Alex S (1992). Manajemen Personalia, Ghalia Indonesia; Jakarta
Prasetyo, Bambang dan lina Miftahul Jannah. (2006). Metode PenelitianKuantitatif: Teori dan
Aplikasi. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada
Rivai,H.Veithzal & Sagala, E. Jauvani (2011), Manajemen Sumber Daya Manusia Untuk
Perusahaan, Rajawali Pers; Jakarta.
Siagian, Sondang P (2008), Manajemen Sumber Daya Manusia, Bumi Aksara; Jakarta.
Sutrisno, Edi (2009), Manajemen Sumber Daya Manusia, Kencana Prenada Media Group; Jakarta
, (2011), Manajemen Sumber Daya Manusia, Kencana Prenada Media Group;
Jakarta
Tan C.H & Torrington D (2004), Human Resource Management in Asia, Prentice Hall; Singapore
Analisis rekrutmen..., Rutnia Gultom, FISIP UI, 2014
Analisis rekrutmen..., Rutnia Gultom, FISIP UI, 2014