analisis rasio likuiditas, solvabilitas, dan .../analisis... · koperasi dalam keputusan menteri...
TRANSCRIPT
ANALISIS RASIO LIKUIDITAS, SOLVABILITAS, DAN
PROFITABILITAS UNTUK MENILAI KINERJA KEUANGAN
KPRI ”SUBUR” PERIODE 2006-2008
Oleh :
Suryo Sadewo
F.3306101
PROGRAM STUDI DIPLOMA III AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2010
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG MASALAH
Koperasi Pegawai Republik Indonesia (KPRI) SUBUR Kecamatan Pasar
Kliwon Kotamadya Surakarta adalah koperasi yang bergerak di bidang unit
simpan pinjam, dan unit pertokoan. KPRI SUBUR membutuhkan laporan
keuangan yang baik untuk memberikan gambaran tentang perkembangan dan
kinerja usaha koperasi tersebut, dari laporan keuangan tersebut koperasi dapat
mengadakan evaluasi kebijakan koperasi pada masa lalu dan mengadakan
perbaikan pada masa yang akan datang.
Salah satu cara paling efektif dalam mengevaluasi kondisi keuangan
tersebut adalah menggunakan analisis laporan keuangan koperasi
bersangkutan. Laporan keuangan memberikan ikstisar mengenai keadaan
keuangan suatu perusahaan, yang mana neraca (balance sheet) mencerminkan
nilai aktiva, utang, dan modal sendiri pada suatu saat tertentu, dan laporan laba
rugi (income statement) mencerminkan hasil-hasil yang dicapai selama satu
periode tertentu, biasanya meliputi periode satu tahun. Analisis laporan
keuangan KPRI SUBUR dilakukan dari tahun 2006-2008, karena dalam tahun
tersebut terdapat perubahan-perubahan yang cukup signifikan atas neraca dan
laporan perhitungan sisa hasil usaha yang dimilki koperasi, baik berupa
peningkatan atau penurunan, melalui perbandingan angka-angka rasio yang
dihasilkan dari analisis rasio likuiditas, rentabilitas, dan solvabilitas satu
periode dengan periode yang lain akan diperoleh informasi mengenai
perkembangan dan kinerja KPRI SUBUR.
Hasil analisis data keuangan KPRI SUBUR dari tahun yang lalu dapat
diketahui kelemahan-kelemahan dari koperasi serta hasil-hasil yang tidak
dianggap cukup baik, untuk mengadakan interprestasi atau analisis laporan
keuangan suatu perusahaan seorang analisis memerlukan adanya ukuran atau
”yard stik” tertentu. Ukuran yang sering digunakan dalam analisis financial
adalah ”rasio”, pengertian hanya alat yang dinyatakan dalam ”arithmatical
1
term” yang dapat digunakan untuk menjelaskan hubungan antara dua macam
data finansial (Riyanto, 1995:327).
Berdasarkan uraian latar belakang di atas maka penulis tertarik untuk melakukan
penelitian lebih mendalam dan menuangkannya dalam bentuk tugas akhir dengan
judul ” ANALISIS RASIO LIKUIDITAS, SOLVABILITAS, DAN
PROFITABILITAS UNTUK MENILAI KINERJA KEUANGAN KOPERASI
PEGAWAI REPUBLIK INDONESIA SUBUR PERIODE 2006-2008 ”.
B. PERUMUSAN MASALAH
Pihak yang mempunyai kepentingan terhadap perkembangan suatu
perusahaan atau badan usaha perlu mengetahui kondisi keuangan perusahaan
atau badan usaha tersebut. Kondisi keuangan suatu perusahaan atau badan
usaha dapat diketahui dari laporan keuangannya. Laporan keuangan ini
sebagai alat komunikasi untuk memperoleh informasi sehubungan dengan
posisi keuangan dan hasil-hasil yang telah dicapai oleh perusahaan atau badan
usaha yang bersangkutan. Data keuangan akan berarti bagi pihak-pihak yang
berkepentingan jika data tersebut dianalisis dan dibandingkan untuk beberapa
periode. Hasil analisis tersebut nantinya akan dapat digunakan oleh pihak-
pihak yang berkepentingan dalam pengambilan keputusan.
Berdasarkan uraian diatas, maka dalam penyusunan tugas akhir ini
penulis terdorong untuk membahas mengenai analisis laporan keuangan
khususnya neraca dan laporan rugi laba (SHU) koperasi dengan menggunakan
analisis rasio. Penulis menggunakan Kertas Kerja Penilaian Klasifikasi
Koperasi dalam Keputusan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan
Menengah No.129/kep/M/KUKM/XI/2002 tentang Pedoman Klasifikasi
Koperasi. Penulis merumuskan masalah tersebut :
1) Bagaimana kinerja keuangan KPRI SUBUR Kecamatan Pasar Kliwon
Kotamadya Surakarta untuk tahun 2006-2008?
2) Berapa tingkat likuiditas, solvabilitas, dan rentabilitas pada KPRI SUBUR
Pasar Kliwon 2006-2008?
3) Apakah hasil perhitungan Ratio keuangan selama 3 periode mengalami
kenaikan, penurunan, atau stabil?
C. TUJUAN PENELITIAN
Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah
1) Untuk mengevaluasi kinerja koperasi dilihat dari laporan keuangan untuk
beberapa periode laporan keuangan dari tahun 2006-2008.
2) Untuk mengevaluasi dan menganalisis kinerja keuangan KPRI dilihat dari
laporan keuangan KPRI.
3) Untuk mengetahui seberapa besar tingkat likuiditas, rentabilitas, dan
solvabilitas yang dicapai unit pertokoan KPRI.
D. MANFAAT PENELITIAN
Analisis terhadap laporan keuangan suatu perusahaan akan sangat bermanfaat:
1) Bagi penulis, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan
dalam pelaksanaan untuk menganalisis kondisi keuangan yang digunakan
untuk menilai kinerja keuangan Koperasi Pegawai Republik Indonesia
SUBUR Kecamatan Pasar Kliwon Kotamadya Surakarta. Dengan
penelitian ini akan menambah pengetahuan dan pengalaman serta melatih
kemampuan dalam menganalisis permasalahan berdasarkan teori yang
telah diperoleh selama kuliah.
2) Bagi manajer, dengan mengadakan analisis tersebut manajer akan dapat
mengetahui keadaan koperasi dan perkembangannya dari tahun
sebelumnya serta waktu yang sedang berjalan. Hasil dari ananlisis tersebut
juga digunakan manajer untuk menyusun rencana atau kebijakan yang
akan diambil oleh koperasi guna perbaikan dari kinerja koperasi tersebut.
3) Pihak lain, hasil penelitian ini dapat digunakan untuk mengetahui
perkembangan serta keadaan keuangan perusahaan pada tahun yang
dianalisis dan diharapkan sebagai bahan pertimbangan dan informasi
tentang analisis terhadap kinerja keuangan suatu koperasi di masa yang
akan datang.
E. METODE PENELITIAN
1) Jenis data
Data yang digunakan dalam penelitian ini bersumber dari :
a) Data primer, adalah data yang bersumber dari objek yang diteliti,
dalam hal ini adalah Koperasi Pegawai Republik Indonesia SUBUR
Kotamadya Surakarta. Data primer dalam penelitian ini berupa
gambaran umum perusahaan yang terdiri dari sejarah, struktur
organisasi, visi dan misi, serta kegiatan lainnya.
b) Data sekunder, adalah data yang diperoleh dari sumber-sumber lain
yang relevan, dalam penelitian ini memakai pendekatan studi kasus
dan studi pustaka. Data sekunder dalam penelitian ini berupa tinjauan
pustaka.
2) Sumber Informasi
Sumber informasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
a. Studi kasus, melakukan pengamatan secara langsung ke koperasi yang
dijadikan objek penelitian, sehingga penulis mendapatkan gambaran
secara langsung mengenai keadaan koperasi tersebut. Dari pengamatan
tersebut data yang diperlukan untuk tujuan penelitian ini, yaitu neraca,
sisa hasil usaha, laporan arus kas, sejarah berdirinya koperasi, struktur
organisasi dan data lain yang berhubungan dengan penelitian. Teknik
yang digunakan untuk mengumpulkan data yang dibutuhkan tersebut
diperoleh dengan cara berikut ini :
1) Wawancara, yaitu melakukan tanya jawab dengan pengurus
koperasi yang mempunyai wewenang untuk memberikan informasi
dan data tentang sejarah koperasi, struktur organisasi, dan hal-hal
lain yang berhubungan dengan penulisan ini.
2) Observasi, yaitu mengadakan pengamatan langsung ke objek
penelitian untuk melihat kegiatan yang dilakukan oleh staf
pengurus koperasi sesuai dengan tujuan penulisan ini.
3) Dokumentasi, yaitu melakukan pengumpulan data laporan
keuangan yang ada pada koperasi yang diperlukan dalam penelitian
ini.
b. Studi pustaka, yaitu dengan menerapakan teori-teori yang pernah
dipelajari mengenai analisis laporan keuangan, landasan teori yang
digunakan dalam konsep-konsep yang berhubungan dengan masalah
yang akan dibahas.
F. GAMBARAN UMUM
Koperasi merupakan suatu lembaga perekonomian yang berdasarkan
kekeluargaan dan mengutamakan kepentingan anggota. Koperasi sebagai
bagian yang tidak terpisahkan dalam perekonomian nasional, diharapkan
mampu menjadi soko guru perekonomian nasional. Koperasi memiliki
peranan penting dalam menumbuhkembangkan potensi ekonomi rakyat serta
mewujudkan kehidupan demokrasi ekonomi yang memiliki ciri-ciri ekonomi
demokrasi, kebersamaan kekeluaragaan, dan keterbukaan. Pasal 1 UU RI
Nomor 25 tahun 1992 tentang perkoperasian menyebutkan bahwa koperasi
adalah badan usaha yang beranggotakan orang-orang/ badan hukum koperasi
dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan koperasi sekaligus sebagai
gerakan ekonomi rakyat yang berdasarkan atas asas kekeluargaan.
Koperasi Pegawai Republik Indonesia SUBUR Kecamatan Pasar Kliwon
Kotamadya Surakarta didirikan dengan Badan Hukum No.7524/BH/VI/70
tanggal 11 februari 1970.
1. Visi dan misi
Adapun visi dan misi yang dianut KPRI SUBUR Kecamatan Pasar
Kliwon Kotamadya Surakarta sampai saat ini berdasarkan keputusan ICA
(international Cooperation Alien) yang berbunyi sebagai berikut ini :
” Koperasi beranggotakan orang-orang yang bergabung secara sukarela,
untuk memenuhi kebutuhan aspek ekonomi, sosial dan budaya mereka
yang sama dengan mendirikan usaha yang dikelola secara demokratis ”.
a. Visi Koperasi Pegawai Republik Indonesia SUBUR Kecamatan
Pasar Kliwon Kotamadya Surakarta, yaitu menjadi koperasi yang
usahanya demokratis dan sifat keanggotaannya sukarela.
b. Misi Koperasi Pegawai Republik Indonesia SUBUR Kecamatan
Pasar Kliwon Kotamadya Surakarta, yaitu memenuhi kebutuhan
anggota pada aspek ekonomi (simpan pinjam), sosial (bingkisan
lebaran, beasiswa, dana sosial) dan budaya yang sama (karyawiasata)
2. Susunan Pengurus
Sesuai dengan hasil rapat anggota tahunan maka susunan pengurus
Koperasi Pegawai Republik Indonesia SUBUR Kecamatan Pasar Kliwon
Kotamadya Surakarta adalah sebagai berikut :
a. Ketua : Yuni Wartono, S,Ag.
b. Sekretaris : Sudasmi, BA.
c. Bendahara I : RM. Duljiman
d. Bendahara II : Sudasmi. S.Pd.
e. Penulis : Tri Joko Haryanto, S.Pd.
f. Pengawas
Pengawas Koperasi Pegawai Republik Indonesia SUBUR
Kecamatan Pasar Kliwon Kotamadya Surakarta, yaitu :
1) Ketua : Panut.H,S.Pd.
2) Sekretaris : Drs. Satiman
3) Anggota : Marimin, S.Pd,M.Pd.
g. Karyawan
Dalam menjalankan usahanya sehari-hari Koperasi Pegawai
Republik Indonesia SUBUR Kecamatan Pasar Kliwon Kotamadya
Surakarta mempunyai 11 karyawan.
3. Struktur Organisasi
Struktur Organisasi merupakan kerangka hubungan kerja yang
tercipta antara pimpinan dan pegawai yang lain. Struktur organisasi
menjelaskan kedudukan, wewenang dan tanggung jawab masing-masing
bagian dalam satu kebulatan yang teratur, efektif, dan efisien. Struktur
organisasi koperasi diperlukan dalam upaya pencapaian tujuan anggotanya
secara maksimal. Sruktur organisasi ini juga menjelaskan job description,
yang berisi pekerjaan, tugas, dan fungsi masing-masing unsur atau bagian
yang ada sehingga dapat tercipta tata kerja yang harmonis dan tidak ada
konflik antar bagian.
Bagan struktur organisasi Koperasi Pegawai Republik Indonesia
SUBUR Kecamatan Pasar Kliwon Kotamadya Surakarta dapat dilihat pada
gambar 1.1 sebagai berikut ini,
Gambar 1.1 Struktur organisasi
KPRI SUBUR Kecamtan Pasar Kliwon Kotamadya Suarakarta
Rapat Anggota Tahunan
Kepala Kantor
Pengawas Ketua
Bag Urusan Toko
Bagian Pembukuan
Sekretaris Bendahara
Anggota
Bag Penjualan Toko
Penjelasan bagan struktur organisasi KPRI SUBUR Kecamatan
Pasar Kliwon Kotamadya Surakarta, adalah sebagai berikut :
a. Rapat anggota
Rapat anggota merupakan kekuasaan tertinggi di dalam
koperasi, melalui rapat anggota inilah peranan anggota dalam
kehidupan koperasi dapat terwujud. Rapat anggota diadakan satu tahun
sekali. Tujuan dari rapat anggota adalah :
1) Pembacaan dan pengesahan berita acara atau notulen rapat anggota
yang lampau.
2) Laporan pertanggungjawaban pengurus tentang kegiatan selama
tahun kerja yang lalu, neraca perhitungan rugi-laba tahunan selama
tahun buku yang bersangkutan.
3) Laporan badan pemeriksa.
4) Tanggapan anggota terhadap laporan pengurus dan badan
pemeriksa.
5) Pengesahan laporan pengurus.
6) Pengesahan rencana kerja dan rencana pendapatan dan belanja
koperasi untuk tahun buku yang akan datang.
7) Pengaturan tentang pembagian sisa hasil usaha (SHU).
8) Pemilihan anggota pengurus atau badan pemeriksa.
9) Seluruh keputusan RAT bersifat mengikat semua pihak, agar dapat
dilaksanakan dengan penuh tanggung jawab.
10) Pengambilan keputusan secara musyawarah untuk mufakat, jika
tidak dapat dicapai, pengambilan keputusan dengan pemungutan
suara.
b. Pengurus
Pengurus koperasi dipilih dari dan oleh para anggota koperasi
dalam rapat anggota baik secara langsung, bebas dan rahasia. Masa
kerja seorang pengurus adalah 3 tahun. Pengurus terdiri atas ketua,
sekretaris, bendahara yang masing-masing mempunyai tugas sebagai
berikut :
1) Tugas ketua
a) Sebagai manajer unit simpan pinjam.
b) Memimpin berbagai rapat.
c) Bertanggung jawab keluar dan ke dalam koperasi.
d) Mengambil keputusan berdasarkan berbagai macam saran,
usul, serta masukan dari anggota koperasi, pengurus,
pengawas, dan karyawan.
e) Mendelegasikan undangan rapat kepada wakil ketua, serta
dapat mendelegasikan tugas-tugas lain kepada anggota
pengurus lainnya.
f) Memutuskan dan mengesahkan anggota koperasi baru.
g) Membina karyawan.
h) Membuat berbagai macam konsep.
2) Tugas Sekretaris
a. Mengerjakan administrasi organisasi dan administrasi
keuangan.
b.Bersama ketua menyusun rencana kerja.
c. Bersama ketua menyusun laporan tahunan.
d.Menerbitkan buku-buku administrasi dan organisasi.
3) Tugas Bendahara
a. Sebagai kasir unit simpan pinjam.
b. Menerima uang angsuran anggota.
c. Membayar giliran kredit, gaji karyawan, honor pengurus,
dan pengawas.
d. Menyimpan kas.
e. Bersama wakil ketua menyimpan dan mengambil uang di
Bank atau Persatuan Koperasi Pegawai Republik Indonesia
(PKPRI).
c. Badan Pengawas
Badan pengawas dipilih oleh anggota dalam rapat anggota,
masa kerja badan pengawas adalah dua tahun dan pemilihan badan
pengawas secara langsung, bebas dan rahasia. Tugas badan pengawas
adalah :
1) Mengawasi unit simpan pinjam.
2) Mengawasi unit usaha toko KPRI SUBUR Kecamatan Pasar
Kliwon Kotamadya Surakarta.
3) Mengawasi unit organisasi KPRI SUBUR Kecamatan Pasar
Kliwon Kotamadya Surakarta.
d. Karyawan
Adapun pembagian tugas karyawan KPRI SUBUR Kecamatan
Pasar Kliwon Kotamadya Surakarta, yaitu :
1) Tugas Kepala Kantor
a Mewakili koperasi menerima tamu koperasi.
b. Memimpin dan mengawasi karyawan lain.
c. Mengelola komputer.
d. Membuat neraca toko, neraca USP (Unit Simpan Pinjam), dan
neraca gabungan.
e. Mencatat simpanan anggota.
f. Membantu penulis menerima surat.
g. Membayar simpanan.
h. Membayar tagihan rekening telepon, listrik dan air.
i. Bersama wakil ketua menyimpan sisa kas kantor unit dan sisa
kas sementara USP pada Brangkas.
2) Tugas Pembukuan
a. Membantu bendahara membuat kas keluar dan kas masuk.
b. Membuat rekapitulasi uang masuk dan keluar setiap bulan.
c. Mencatat bunga dan jasa tiap anggota.
d. Mencatat sisa kredit setiap anggota.
e. Membuat lembar buku besar.
f. Membantu kepala kantor membuat neraca dan lampiran
tugas.mencatat tunggakan kredit anggota.
3) Tugas Bagian Urusan Toko
a. Membeli barang dagangan.
b. Mencatat faktur beli.
c. Mencatat stok barang.
d. Mengerjakan kas harian toko.
e. Menyimpan arsip.
4) Tugas Bagian Penjualan Toko ke Konsumen.
a. Membuat tagihan kepada anggota.
b. Mancatat sisa kas harian toko.
c. Uang sisa kas disimpan dalam brangkas diketahui oleh kepala
toko.
4. Permodalan Koperasi
Permodalan pada KPRI SUBUR Kecamatan Pasar Kliwon
Kotamadya Surakarta adalah sebagai berikut :
a. Modal dari dalam
1) Simpanan pokok.
2) Simpanan wajib.
3) Tambahan simpanan wajib.
4) Cadangan modal.
5) Tambahan cadangan modal.
6) Dana kantor.
7) Tambahan dana kantor.
8) Resiko kredit.
9) Tambahan resiko kredit.
10) Dana balas jasa.
11) Tambahan dana balas jasa.
b. Modal dari Luar
1) Simpanan sukarela.
2) Simpanan pendidikan.
3) Simpanan hari raya.
4) Hutang PKP RI.
5) Tambahan simapan lain.
Pembagian sisa hasil usaha KPRI SUBUR Kecamatan Pasar Kliwon
Kotamadya Surakarta antara lain :
a. 25% untuk cadangan
b. 55% untuk anggota
c. 10% untuk dana anggota dan pengawas
d. 5% untuk dana karyawan
e. 2,5 % untuk dana pendidikan
f. 2,5 % untuk dana sosoial
5. Unit Kegiatan
Unit kegiatan KPRI SUBUR Kecamatan Pasar Kliwon
Kotamadya Surakarta, yakni :
a. Unit simpan pinjam
1) Unit simpanan
Berikut ini macam-macam simpanan yang ada di KPRI
SUBUR Kecamatan Pasar Kliwon Kotamadya Surakarta,yaitu :
a) Simpanan pokok, dibayar satu kali sebanyak Rp 100.000,00
setiap anggota yang akan masuk menjadi anggota KPRI
SUBUR Kecamatan Pasar Kliwon Kotamadya Surakarta.
b) Simpanan wajib, dibayar oleh anggota perbulan sebanyak
minimal Rp 60.000,00. Anggota yang membayar simpanan
wajib akan mendapatkan jasa simpanan wajib atau bunga
dari simpanan wajib tersebut.
c) Simpanan sukarela, dibayarkan oleh anggota perbulan
sebanyak Rp 1000,00 dan dapat diambil pada waktu
mengadakan rapat anggota tahunan.
d) Simpanan hari raya, simpanan ini sifatnya sukarela dan
diberikan pada saat akan merayakan Hari Raya, baik natal
maupun idul fitri.
e) Simpanan idul adha simpanan ini sifatnya sukarela,
dikembalikan ke pada anggota menjelang hari raya idul
adha.
f) Simpanan pendidikan, sifat simpanan ini sukarela dan
dikembalikan ke anggota pada saat kenaikan kelas atau
ajaran baru.
g) Simpanan karya wisata, simpanan ini bersifat sukarela,
dikembalikan ke anggota menjelang diadakannya karya
wisata, koperasi menganggarkan sesuai rencana kerja dan
sifatnya pembiayaan yang disisihkan untuk karya wisata
dan masuk pembiayaan rugi laba, jadi jika belum terpakai
masuk ke cadangan dan jika sudah terpakai maka harus
diakui sebagai biaya. Karya wisata dilaksanakan setiap 3
tahun sekali.
h) Tabberi, simpanan ini jangka panjang dengan bunga 1,5 %
per bulan, dan setiap tahun (dalam RAT) diadakan undian
khusus untuk simpanan ini. Bunga dibayarkan pada sisa
hasil usaha (SHU). Simpanan ini seperti saham dengan nilai
nominal Rp 100.000,00 dan besar simpanan tidak dibatasi
(disesuaikan rencana kerja).
i) SKP (Simpanan Khusus Perkoperasian), simpanan ini
dipotongkan dari SHU dan dibagikan ke anggota berwujud
sertifikat dengan jasa 15% setahun dan besarnya
disesuaikan dengan rencana kegiatan.
j) SWK ( Simpanan Wajib Koperasi), simpanan ini adalah
simpanan yang berasal dari simpanan wajib anggota dan
bukan kekayaan dari koperasi itu sendiri, kemudian
sebagian simpanan wajib tersebut disimpan di kantor induk
pusat atau PKPRI yang dicatat di neraca di posisi hutang
jangka panjang. Dalam neraca, SWK PKPRI masuk
investasi dalam harta lancar dan diakui sebagai investasi.
k) Cadangan RAT, sifatnya sama dengan karya wisata tetapi
berbeda objeknya saja. Pelaksanaan RAT pada Januari
berikutnya.
l) SKPB (Sertifikat Khusus Pendirian Bank), dikeluarkan oleh
koperasi untuk mendrikan Bank Kesejahteraan melalui
pembelian saham pda PKPRI pusat.
Simpanan yang dimiliki anggota secara tidak langsung dapat
dihapuskan, dengan sebab-sebab sebagai berikut :
a. Sudah jatuh tempo dan tidak diperpanjang (diteruskan).
b.Atas permintaan sendiri.
c. Yang bersangkutan meninggal dunia.
d.Dihentikan oleh pengurus yang dikarenakan suatu hal (anggota
bermasalah).
e. Khusus untuk simpanan berjangka, rapat pengurus dapat
menentukan berakhirnya simpanan karena koperasi telah
”kelebihan modal”.
2) Unit Pinjaman
Maksud dari unit ini adalah segala sesuatu yang baik
berupa uang atau barang yang diberikan kepada seseorang
dengan yang bersangkutan, kemudian yang bersangkutan akan
mengangsur atau mengembalikan dengan cara tertentu. Waktu
tertentu maupun aturan pula.
Pinjaman yang ada di KPRI SUBUR Kecamatan Pasar
Kliwon Kotamadya Surakarta, adalah :
a) Pinjaman rutin pinjaman ini mempunyai jangka waktu 6
(enam) bulan dengan suku bunga 2% per bulan, dan
pinjaman ini batas maksimal pinjaman ini sebesar Rp
1050.000,00 (disesuaikan dengan rencana kerja). Pinjaman
ini mempunyai keistimewaan, yaitu bila sudah jatuh tempo
6 (bulan) tanpa anggota minta permohonan, secara otomatis
akan mendapatkan lagi, kecauali anggota itu sendiri yang
menghentikan atau menghendaki perubahan.
b) Pinjaman usaha, dalam pinjaman usaha mempunyai jangka
waktu 10-15 bulan dengan suku bunga 2% per bulan. Batas
maksimal pinjaman disesuaikan dengan rencana kerja.
c) Pinjaman Plafon, jangka waktu pinjaman ini adalah 20-30
bulan dengan suku bunga 1,75% per bulan dan batas
maksimal pinjaman disesuaikan dengan rencana kerja.
d) Pinjaman sebrakan, pinjaman ini mempunyai maksimal
pengambilan yang disesuaikan dengan rencana kerja,
dengan suku bunga 3% per bulan tapi dalam pinjaman ini
tiap bulannya anggota tidak perlu mengangsur pokoknya
tapi hanya membayar bunganya saja. Batas waktu pinjaman
6 bulan dan setelah 6 bulan harus dilunasi atau dialihkan ke
peminjam lain.
Adapun syarat pinjaman di KPRI SUBUR Kecamatan
Pasar Kliwon Kotamadya Surakarta yaitu :
a) Mengisi blangko pinjaman.
b) Besarnya pinjaman maksimal Rp 15.000.000,00/5 kali
simpanan anggota.
Besarnya bunga pinjaman yang ada di KPRI SUBUR
Kecamatan Pasar Kliwon Kotamadya Surakarta adalah
15% dari angsuran pokok per bulan. Adapun denda
yang harus dibayarkan anggota, yaitu :
>10-20 denda sebesar Rp 5.000,00
>21-31 denda sebesar Rp 10.000,00
>1 bulan denda sebesar Rp 15.000,00
c) Unit pertokoan
1) Melayani semua kebutuhan anggota (sembako)
2) Menyediakan alat tulis, kosmetik dan pakaian.
6. Rencana Kerja Koperasi
Program kerja pada KPRI SUBUR Kecamatan Pasar Kliwon
Kotamadya Surakarta tahun 2009 adalah :
a. Landasan
1) Landasan idiil : Pancasila
2) Landasan struktural : UUD’45 yang telah diamandemen
3) Landasan operasional : UUD’45 ps 33 ayat 1, UU No. 25 tahun
1992 tentang perkoperasian, dan perubahan yang telah
ditetapkan dalam RAT KPRI SUBUR Kecamatan Pasar
Kliwon Kotamadya Surakarta.
b. Pelaksanaan
1) Program kerja pada bidang organisasi
a) Menyelenggarakan RAT tepat waktu.
b) Mengikuti berbagai macam rapat dan penataran tentang
koperasi.
c) Melanjutkan kegiatan menabung.
d) Mengikuti kegiatan PKP RI.
e) Melakukan penataran anggota.
f) Melengkapi perpustakaan koperasi.
2) Program kerja pada bidang perkantoran
a) Merawat sarana yang dimiliki koperasi.
b) Melengkapi sarana yang dibutuhkan guna mendukung
kegiatan koperasi.
3) Program kerja pada bidang perusahaan
c) Menerima titipan berjangka dari anggota atau bukan anggota.
d) Memupuk dana kantor Rp1000,00 per anggota tiap bulan.
e) Pemupukan modal sendiri dengan meningkatkan simpanan
wajib, dengan cara memberi penjelasan kepada anggota,
sehingga anggota sadar akan manfaat modal sendiri.
f) Menyesuaikan gaji karyawan dengan situasi negara dan
koperasi saat ini.
g) Mengelola unit simpan pinjam.
h) Memperkenalkan undian setia kawan.
i) Pengaturan kebijakan uang ketat.
4) Program kerja pada bidang promosi
Tujuan program ini adalah supaya anggota lebih mantap,
lebih bergairah dan lebih efektif dalam peningkatan
mutu/kualitas KPRI SUBUR Kecamatan Pasar Kliwon
Kotamadya Surakarta.
Adapun rencana kerja bidang promosi, yaitu :
a) Memperingati hari koperasi (HARKOP) ke-57
b) Memberikan bingkisan khusus.
c) Memberikan bingkisan lebaran pada pengurus, pengawas,
karyawan dan segenap anggota.
d) Memberikan bingkisan koordinator.
BAB II
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A. TINJAUAN PUSTAKA
1. Analisis Laporan Keuangan
Laporan keuangan dapat dianalisis dengan cara menghubungkan pos-
pos yang ada dalam laporan keuangan untuk menemukan kelemahan-
kelemahan dalam kinerja keuangan yang dapat menimbulkan kesalahan
pada masa depan serta menentukan kekuatan ekonomi yang dapat
diandalkan.
Menurut PSAK No.1, tujuan Laporan keuangan adalah menyediakan
informasi yang menyangkut posisi keuangan,kinerja serta perubahan
posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar
pamakai dalam pengambilan keputusan
Adapun unsur-unsur dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan
No. 27 tentang Akuntansi Koperasi meliputi pengakuan dan pengukuran
Konsep Laporan Keuangan PSAK No. 27 paragraf 74 laporan keuangan
koperasi terdiri dari neraca, laporan perhitungan hasil usaha, laporan arus
kas, laporan promosi ekonomi anggota dan catatan atas laporan
keuangan. Laporan keuangan disajikan secara komparatif berurutan untuk
dua periode akuntansi terakhir.
Neraca disusun untuk menggambarkan posisi keuangan koperasi
pada waktu tertentu yang terdiri dari unsur aktiva, kewajiban dan
19
ekuitas (PSAK No. 27 paragraf 75). Laporan perhitungan sisa hasil
usaha harus memuat hasil usaha dengan anggota dan laba atau rugi
kotor dengan non- anggota (PSAK No. 27 paragraf 76). Menurut
PSAK No. 27 paragraf 63 Penyajian aktiva dalam neraca dapat
dikelompokkan manjadi aktiva lancar, investasi jangka panjang, aktiva
lain-lain. Aktiva dalam koperasi diperoleh dari sumbangan yang
terikat penggunaannya dan tidak dapat dijual untuk menutup kerugian
koperasi diakui sebagai aktiva lain-lain. Menurut PSAK No. 27
paragraf 61 Kewajiban dalam koperasi yang berupa simpanan anggota
yang tidak berkarakteristik sebagai ekuitas diakui sebagai kewajiban
jangka pendek atau jangka panjang sesuai dengan tanggal jatuh
temponya dan dicatat sebesar nilai nominalnya.
Dalam PSAK No. 23 paragraf 06 tentang pendapatan
menjelaskan yang dimaksud pendapatan adalah arus masuk bruto dari
manfaat ekonomi yang timbul dari ativitas normal perusahaan selama
suatu periode bila arus masuk itu mengakibatkan kenaikan ekuitas,
yang tidak berasal dari kontribusi penanaman modal. PSAK No. 27
paragraf 12 yaitu pernyataan ini tidak mengatur akuntansi transaksi
yang timbul dari hubungan koperasi dengan non-anggota. Transaksi
tersebut diperlukan sama dengan transaksi yang terjadi pada badan usaha
yang lainnya.
Aktiva-aktiva yang dikelola oleh koperasi, tetapi bukan milik
koperasi, tidak diakui sebagai aktiva, dan harus dijelaskan dalam
catatan atas laporan keuangan (PSAK No. 27 paragraf 65). Analisis
laporan keuangan dilakukan dengan mengukur hubungan antara unsur-
unsur laporan keuangan dan bagaimana perubahan unsur-unsur itu dari
tahun ke tahun untuk mengetahui perkembangannya (Djarwanto,
1999:53)
Menurut Harnanto (1984) laporan perhitungan rugi laba adalah
laporan yang menyajikan atas dasar mana sukses dan kegagalan yang di
derita suatu perusahaan di dalam menjalankan usahanya dalam jangka
waktu tertentu. Tujuan penyajian laporan laba rugi adalah menentukan
laba (Rugi) yang dihasilkan oleh perusahaan dalam jangka waktu yang
tercakup dalam laporan tersebut.
2. Tujuan Analisis
Analisis mempunyai tujuan untuk memperoleh semua jawaban
yang berhubungan dengan posisi keuangan dan hasil-hasil yang ingin
dicapai oleh perusahaan yang bersangkutan, serta menyederhanakan data
sehingga data lebih dimengerti (Munawir, 2002:36).
3. Metode dan Teknik Analisis
Ada dua metode analisis yang digunakan oleh setiap penganalisis
laporan keuangan, yaitu analisis horizontal dan analisis vertical. Analisis
horizontal atau disebut juga analisis dinamis, adalah analisis
perkembangan data keuangan dan data operasi perusahaan dari tahun ke
tahun guna mengetahui kekuatan dan kelemahan keuangan perusahaan
yang bersangkutan. Analisis vertikal atau disebut juga analisis stagis,
adalah analisis laporan keuangan yang terbatas pada satu periode akuntansi
saja (Djarwanto, 1999:54).
4. Analisis Rasio
Analisis rasio dilakukan dengan melakukan perhitungan rasio-rasio
keuangan yang mencerminkan aspek-aspek tertentu. Rasio-rasio keuangan
mungkin dihitung berdasarkan atas angka-angka yang ada dalam neraca,
atau pada neraca dan laporan rugi laba secara keseluruhan, aspek-aspek
yang dimiliki biasanya diklasifikasikan menjadi aspek likuiditas,
solvabilitas, dan rentabilitas (Husnan, 1994:70). Menurut Djarwanto
(1984:143) yang dimaksud dengan rasio dalam analisis laporan keuangan
adalah suatu angka yang menunjukkan hubungan antara unsur dengan
unsur lainnya dalam laporan keuangan. Teknik yang digunakan penulis
dalam menganalisis laporan keuangan Koperasi Pegawai Republik
Indonesia SUBUR Kecamatan Pasar Kliwon Kotamadya Surakarta adalah
metode analisis rasio, yakni analisis rasio solvabilitas, likuiditas, dan
rentabilitas. Berikut disajikan standar yang ditetapkan dalam Surat
Keputusan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah
No.129/Kep/M/UKM/XI/2002
Table 2.1 Daftar Standar Rasio
Menurut SK Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah No.129/Kep/M/UKM/XI/2002
RASIO ANGKA RASIO
KLASIFIKASI
KOPERASI
a) 175%-200% SANGAT BAIK/100
b)150%-174%atau 225%-
249% BAIK/75
c)90%-100% atau 250%-
275% CUKUP/50
LIKUIDITAS
d)<125 atau >275 KURANG/0
a)110% SANGAT BAIK/100
b)101%-109% atau 111%-
119% BAIK/75
c)90%-100% atau 120%-
130% CUKUP/50
SOLVABILITAS
d)<90% atau> 130% KURANG/0
a)15% SANGAT BAIK/100
b)12,6%-14% BAIK/75
c)10%-12,5% CUKUP/50
d)<10% KURANG/0
a)>3,5X SANGAT BAIK/100
ASSET TO RATIO b)2,6-3,4X BAIK/75
c)1-2,5X CUKUP/50
d)<1X KURANG/0
a)10% SANGAT BAIK/100
b)6%-9% BAIK/75
c)0%-5% CUKUP/50
RATIO RENTABILITAS
RATE of ROI d)0<% KURANG/0
a)>21% SANGAT BAIK/100
b)10%-20% BAIK/75
c)1%-9% CUKUP/50
RENTABILITAS
MODAL
SENDIRI / RATE of ROE d)<1% KURANG/0
a)15% SANGAT BAIK/100
b)10%-14% BAIK/75
c)1%-9% CUKUP/50
RASIO
PROFITABILITAS d)<1% KURANG/0
1. Rasio Likuiditas
Rasio likuiditas merupakan rasio yang digunakan untuk
mengukur kemampuan perusahaan dalam menyediakan alat-alat likuid
sedemikian rupa sehingga dapat memenuhi kewajiban jangka pendek
(Djarwanto, 1999:128). Likuiditas adalah rasio yang menunjukkan
kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya
tepat waktu (Hananto, 1991:173). Rasio likuiditas yang digunakan
adalah sebagai berikut :
a. Current Ratio
Current Ratio adalah menunjukkan sejauh mana kewajiban jangka
pendek dari kreditur dapat dipenuhi dengan aktiva yang diharapkan
dapat dikonversikan ke dalam uang tunai dalam jangka waktu
bersamaan. Current ratio menunjukkan tingkat keamanan (margin
of safety) kredit jangka pendek, atau kemampuan perusahaan
membayar utang-utangnya (Munawir, 1999:72). Berdasarkan
Kertas Kerja Penilaian Klasifikasi dalam Keputusan Menteri
Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah
No.129/Kep/M/UKM/XI/2002 tentang pedoman klasifikasi
koperasi, tingkat likuiditas dari sebuah koperasi dikatakan sangat
baik apabila rasionya lebih dari 175%, baik apabila rasionya
berkisar 150% sampai dengan 174%, cukup apabila rasionya
berkisar antara 125% sampai dengan 149%, dan kurang baik
apabila rasionya kurang dari 125%. Rumus untuk menghitung
current ratio ;
b. Quick Ratio
Quick Ratio adalah rasio perbandingan antara aktiva lancar
dikurangi persediaan dan biaya dibayar dimuka dengan hutang
lancar. Quick Ratio merupakan ukuran kemampuan perusahaan/
badan usaha dalam memenuhi kewajibannya dengan aktiva lancar
yang lebih likuid, yaitu aktiva lancar setelah dikurangi
persediaan dan biaya dibayar dimuka. Berdasarkan Keputusan
Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah
No.129/Kep/M/UKM/XI/2002 antara 125% sampai dengan 149%
dan kurang baik apabila rasionya kurang dari 125%, rumus untuk
menghitung Quick Ratio dalam koperasi adalah sebagai berikut :
c. Cash Ratio
Aktiva Lancar Rumus = x100% Utang Lancar
Aktiva Lancar-Persediaan Rumus = x100% Utang Lancar
Cash ratio berdasarkan Kertas Kerja Penilaian Klasifikasi
dalam Keputusan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan
Menengah No.129/Kep/M/UKM/XI/2002 tentang pedoman
klasifikasi koperasi, tingkat likuiditas dari sebuah koperasi
dikatakan sangat baik apabila rasionya lebih dari 175%, baik
apabila rasionya berkisar 150% sampai dengan 174%, cukup
apabila rasionya berkisar antara 125% sampai dengan 149%, dan
kurang baik apabila rasionya kurang dari 125%. Rumus untuk
menghitung cash ratio adalah sebagai berikut :
2. Rasio Solvabilitas
Solvabilitas suatu perusahaan merupakan kemampuan
perusahaan untuk memenuhi segala kewajiban finasialnya apabila
perusahaan tersebut dilikuidasi (Munawir, 2002:32). Solvabilitas
dimaksudkan sebagai kemapuan untuk membayar utang-utangnya,
baik jangka pendek maupun jangka panjang (Riyanto, 1997:332).
Rasio-rasio solvabilitas yang digunakan adalah sebagai berikut :
Kas Rumus = x100% Utang Lancar
a. Equity To Total Debt, adalah rasio perbandingan antara modal
sendiri dengan total utang. Rasio ini menunjukkan kemampuan
perusahaan atau badan usaha dalam membayar seluruh utang yang
dimiliki dengan modal sendiri. Semakin besar rasio ini maka
semakin besar jumlah utang yang dapat dilunasi/ditutup dengan
modal sendiri. Berdasarkan kertas kerja penilaian klasifikasi
koperasi berdasarkan kertas kerja penilaian Klasifikasi koperasi
dalam Keputusan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan
Menengah No.129/Kep/M/UKM/XI/2002, tingkat solvabilitas
dikatakan sangat baik apabila rasionya lebih dari 15%, baik apabila
rasionya berkisar antara 12,6% sampai dengan 15%, cukup apabila
rasionya 10% sampai dengan 12,5%, dan kurang baik apabila
rasionya kurang dari 10%. Rumus untuk menghitung Equity To
Total Debt adalah :
b. Total Capital Asset To Total Debt, adalah rasio perbandingan
antara total asset dengan total utang. Rasio ini menunjukkan
kemampuan perusahaan/badan usaha dalam melunasi seluruh
utangnya dijamin dengan jumlah aktiva. Apabila solvabilitas
perusahaan/badan usaha sebesar 100%, maka jumlah kekayaan
Modal Sendiri+SHU Rumus = x100%
Total Utang
sama dengan jumlah utang. Ini berarti bahwa perusahaan/badan
usaha tersebut mempunyai kelebihan aktiva diatas utangnya.
Berdasarkan kertas kerja penilaian Klasifikasi koperasi dalam
Keputusan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan
Menengah No.129/Kep/M/UKM/XI/2002, dikatakan sangat baik
apabila rasionya lebih dari 110%, baik apabila rasionya berkisar
antara 101% sampai dengan 109%, cukup apabila rasionya 90%
sampai dengan 100%, dan kurang apabila rasionya kurang dari
90%. Rumus untuk menghitung Total Capital Asset To Total Debt
3. Rasio Rentabilitas
Rentabilitas koperasi menunjukkan perbandingan antara sisa hasil
usaha (SHU) dengan modal yang menghasilkan sisa hasil usaha atau
kata lain, kemampuan koperasi untuk menghasilkan sisa hasil usaha
selama periode tertentu. Rentabilitas juga diartikan sebagai
kemampuan perusahaan untuk menghasilkan keuntungan dengan
menggunakan modal yang tertanam di dalamnya. Rasio ini
menunjukkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba
dengan menggunakan modal sendiri (Raharjo, 2001:103). Rasio-rasio
rentabilitas yang akan digunakan yaitu :
Total Asset Rumus = x100%
Total Utang
a. Net Profit Margin
Net Profit Margin, merupakan rasio perbandingan antara laba
bersih dengan penjualan Net profit margin mencerminkan bagian
dari setiap rupiah penjualan yang menunjukkan laba bersih.
Semakin tinggi net profit margin maka semakin besar laba yang
diperoleh perusahaan atau badan usaha dari aktivitas penjualan.
Rumus untuk menghitung Net Profit Margin, dalam koperasi
adalah sebagai berikut :
b. Return On Assets
Return On Assets merupakan rasio perbandingan antara
laba bersih dengan total aktiva. Return On Assets menunjukkan
kemampuan perusahaan/badan usaha menghasilkan laba dari aktiva
yang digunakan. Berdasarkan Kertas Kerja Penilaian Klasifikasi
Koperasi dalam Keputusan Menteri Negara Koperasi dan Usaha
Kecil dan Menengah No.129/Kep/M/UKM/XI/2002, tingkat
profitabilitas koperasi yang dihitung dengan return on assets,
dikatakan sangat baik apabila rasionya lebih dari 10%, baik apabila
rasionya berkisar antara 6% sampai dengan 9%, cukup apabila
rasionya berkisar antara 0% sampai dengan 5%, dan kurang baik
Laba Bersih Rumus = x100%
Penjualan
apabila rasionya kurang dari 0%. Rumus untuk menghitung Return
On Asset dalam koperasi adalah sebagai berikut :
c. Return On Equity
Return On Equity merupakan rasio perbandingan antara
laba bersih dengan modal sendiri. Return On Equity menunjukkan
kemampuan suatu perusahaan/badan usaha untuk menghasilkan
keuntungan dengan modal sendiri.
Berdasarkan Kertas Kerja Penilaian Klasifikasi Koperasi
dalam Keputusan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan
Menengah No.129/Kep/M/UKM/XI/2002, tingkat profitabilitas
koperasi yang dihitung dengan return on equity, dikatakan sangat
baik apabila rasionya lebih dari 21%, baik apabila rasionya
berkisar antara 10% sampai dengan 20%, cukup apabila rasionya
berkisar antara 1% sampai dengan 9% dan kurang baik apabila
rasionya kurang dari 1%. Rumus untuk menghitung Return On
Equity dalam koperasi adalah sebagai berikut :
Laba Bersih (SHU) Rumus = x100%
Total Aktiva
Laba Bersih (SHU) Rumus = x100%
Modal Sendiri
B. ANALISIS DATA
Perhitungan untuk masing-masing rasio adalah sebagai berikut:
1. Rasio Likuiditas
a. Current Ratio
Tabel II.2 Perhitungan Current Ratio KPRI “Subur” Kecamatan Pasar Kliwon
Kotamadya Surakarta Tahun 2006 – 2008
Keterangan Tahun 2006 Tahun 2007 Tahun 2008
Aktiva Lancar 2061.869.642,00 2.293.055.386,00 2.530.836.950
Utang Lancar 636.949.046,6 724.326.285,60 661.416.225,60
Current Ratio 323,71 % 316,58 % 382,64%
Sumber : Data primer yang diolah
Perhitungan di atas dapat ditulis sebagai berikut :
Tahun 2006 = 2.061.869.642 x 100% = 323,71%
639.949.046,6
Tahun 2007= 2.293.055.386 x 100% =316,58%
724.326.285,6
Tahun 2008= 2.530.836.950 x 100% =382,64%
661.416.225,6
Tabel II.2 Perhitungan Current Ratio KPRI “Subur” Kecamatan Pasar Kliwon
Kotamadya Surakarta Tahun 2006 – 2008
Current Ratio Kenaikan (Penurunan)
2006 2007 2008 2006/2007 2007/2008
323,71 % 316,58 % 382,64% (7,13%) (66,06%)
Berdasarkan hasil analisis di atas, current ratio KPRI “
SUBUR” tahun 2006 sebesar 323,71 %, berarti bahwa setiap utang
lancar Rp 1,00 dijamin dengan aktiva lancar sebesar Rp 3,44. Tahun
2007 sebesar 316,58 % berarti bahwa setiap utang lancar Rp 1,00
dijamin dengan aktiva lancar sebesar Rp 3,17. Tahun 2008 sebesar
382,64%, berarti bahwa setiap utang lancar Rp 1,00 dijamin dengan
Rp 3,83 aktiva lancar.
Sesuai dengan Kertas Kerja Penilaian Koperasi dan Menengah
No.129/Kep/M/KUMK/XI/2002 rasio untuk tiga periode menunjukkan
angka di atas 175%, ini berarti bahwa sangat tingkat likuiditas yang
dihitung dengan current rasio adalah sangat baik. Untuk Tahun 2007
current rasio KPRI “Subur” mengalami penurunan kenaikan hutang
lancar sebesar Rp 87.377.210,00 (13,71%). Aktiva lancar sebesar Rp
231.185.744 (11,21%).
Tahun 2008 current rasio mengalami kenaikan sebesar
66,06%. Hal ini menunjukkan semakin kuatnya posisi keuangan oleh
penurunan utang lancar sebesar Rp 62.910.060,00 (8,69%) dan
bertambahnya aktiva lancar sebesar Rp 237.781.564 (10,37%).
b. Quick Ratio Tabel II.4
Perhitungan Quick Ratio KPRI “Subur” Kecamatan Pasar Kliwon Kotamadya Surakarta
Tahun 2006 – 2008
Keterangan Tahun 2006 Tahun 2007 Tahun 2008
Aktiva Lancar 2061.869.642 2.293.055.386 2.530.836.950
Persediaan
Utang Lancar
26.346.052,00
636.949.046,6
25.521.739
724.326.285,6
29.658.314,00
661.416.225,6
Quick ratio 319,57 % 313,05 % 378,15%
Sumber : Data primer yang diolah
Perhitungan di atas dapat ditulis sebagai berikut :
Tahun 2006 = 2.061.869.642 – 26.346.052 x 100% = 319,57%
636.949.046,6
Tahun 2007= 2.293.055.386 – 25.521.739 x 100% = 313,05%
. 724.326.285,6
Tahun 2008= 2.530.836.950 – 29.658.314 x 100%
661.416.225,6
Tabel II.5 Kotamadya Surakarta Tahun 2006 – 2008
Quick Ratio Kenaikan (Penurunan)
2006 2007 2008 2006/2007 2007/2008
319,57 % 313,05 % 378,15% (6,54%) 65,1%
Berdasarkan hasil analisis di atas, quick ratio KPRI “Subur”
tahun 2006 sebesar 319,57%, ini berarti bahwa setiap utang lancar Rp
1,00 dijamin dengan aktiva lancar selain persediaan yang lebih likuid
sebesar Rp 3,1957. Tahun 2007, quick ratio sebesar 313,05%, ini
berarti bahwa setiap utang lancar Rp 1,00 dijamin dengan aktiva lancar
selain persediaan sebesar Rp 3,7815.
Sesuai dengan Kertas Kerja Penilaian Klasifikasi Koperasi
dalam Keputusan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan
Menengah. No.129/Kep/M/KUMK/XI/2002, Rasio untuk tiga periode
menunjukkan angka di atas 175%, ini berarti bahwa tingkat likuiditas
yang dihitung dengan quick ratio adalah sangat baik. Tahun 2007
quick ratio KPRI “SUBUR” mengalami penurunan 6,52%. Penurunan
in disebabkan adanya kenaikan utang lancar sebesar Rp 87.377.201,00
(13,71%) dan aktiva lancar setelah dikurangi persediaan sebesar Rp
205.644.005 (9,98%).
Meskipun quick ratio mengalami penurunan, kondisi keuangan
KPRI “SUBUR” masih likuid, yaitu di atas 175%. Pada tahun 2007
KPRI “SUBUR” mengalami kenaikan quick ratio sebesar 65,1%.
Kenaikan ini disebabkan adanya penurunan utang lancar. 62.910.060
(7,29%) dan kenaikan aktiva lancar sebesar 231.185.744 (10,085).
c. Cash Ratio
Tabel II.6 Perhitungan Cash Ratio
KPRI “Subur” Kecamatan Pasar Kliwon Kotamadya Surakarta Tahun 2006 – 2008
Keterangan Tahun 2006 Tahun 2007 Tahun 2008
Kas dan Bank 33.619.079 32.417.460 24.599.474
Utang Lancar 636.944.084,6 724.326.285,16 661.416.225,6
Cash Ratio 5,28% 4,48% 3,72%
Sumber : Data primer yang diolah
Perhitungan di atas dapat ditulis sebagai berikut :
Tahun 2006 = 33.619.079 x 100% = 5,28%
636.944.084,6
Tahun 2007 = 32.417.460 x 100% = 4,48%
724.326.285,16
Tahun 2008 = 24.599.474 x 100% = 3,72%
661.416.225,6
Tabel II.7 Perbandingan Cash Ratio
KPRI “Subur” Kecamatan Pasar Kliwon Kotamadya Surakarta Tahun2006 – 2008
Cash Ratio Kenaikan (Penurunan)
2006 2007 2008 2006/2007 2007/2008
5,28% 4,48% 3,72% (0,8%) (0,76%)
Berdasarkan hasil analisis di atas, cash ratio KPRI “SUBUR”
tahun 2006 sebesar 5,28 % ini berarti bahwa setiap utang lancar Rp
1,00 dijamin dengan kas sebesar Rp 0,0528. Tahun 2007 cash ratio
sebesar 4,48% ini berarti bahwa setiap utang lancar Rp 1,00 dijamin
dengan kas sebesar 0,048%. Cash ratio tahun 2008 sebesar 3,72% ini
berarti bahwa setiap utang lancar Rp 1,00 dijamin dengan kas sebesar
Rp 0,0372 sesuai dengan Kertas Kerja Penilaian Klasifikasi Koperasi
dalam Keputusan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan
Menengah. No.129/Kep/M/KUMK/XI/2002, rasio untuk tiga periode
menunjukkan angka di bawah 125%. Ini berarti bahwa tingkat
likuiditas yang dihitung dengan cash ratio adalah kurang baik. Tahun
2007 cash ratio KPRI “SUBUR”mengalami penuruan yang
disebabkan kenaikan hutang lancar sebesar Rp 87.382.201 (13,72%).
2. Rasio Salvobilitas
a. Equity to total debt
Tabel II.” Kecamatan Pasar Kliwon Kotamadya Suraka8
Perhitungan Equity to Total Debt KPRI “SUBUR rta Tahun 2006 – 2008
Keterangan Tahun 2006 Tahun 2007 Tahun 2008
Modal (Kekayaan) 1.188.513.032,40 1.370.670.482,40 1.580.812.332,40
SHU 73.935.423 71.453.167 70.302.732
Utang Lancar 636.949.084,6 724.326.285,6 661.416.225,60
Utang jangka
panjang
217.594.229 211.935.758 293.676.378,00
Equity to total debt 147,75% 154,03% 172,89%
Sumber : Data primer yang diolah
Perhitungan di atas dapat ditulis sebagai berikut :
Tahun 2006 = 1.188.513.032,40 + 73.935.423 x 100% = 147,75%
636.949.084,6 + 217.594.229
Tahun 2007 = 1.370.670.482,4 + 71.453.167 x 100% = 154,03%
724.326.285,6 + 211.935.758
Tahun 2008 = 1.580.812.332,4 + 70.302.732 x 100% = 172,89%
661.416.225,6 + 293.676.378
Tabel II.9 Perbandingan Equity to Total Debt KPRI “SUBUR”
Kecamatan Pasar Kliwon Kotamadya Surakarta Tahun 2006 – 2008
Equity to Total Debt Kenaikan (Penurunan)
2006 2007 2008 2006/2007 2007/2008
147,75% 154,03% 172,89% 6,28% 18,86%
Berdasarkan hasil analisis di atas, equity to total debt KPRI
“SUBUR” tahun 2006 sebesar 147,75%, ini berarti bahwa setiap utang
Rp 1,00 dijamin dengan modal sebesar Rp 1,4775. Tahun 2007 Equity
to total debt KPRI “SUBUR” sebesar 154,03%, ini berarti bahwa
setiap utang Rp 1,00 dijamin dengan modal sebesar Rp 1,5403. Tahun
2008 equity to total debt KPRI “SUBUR” sebesar 172,89%, ini berarti
bahwa setiap utang Rp 1,00 dijamin dengan modal sebesar Rp 1,7289.
sesuai dengan Kertas Kerja Penilaian Klasifikasi Koperasi dalam
Keputusan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah.
No.129/Kep/M/KUMK/XI/2002, rasio untuk tiga periode
menunjukkan angka diatas 15%, ini berarti bahwa tingkat solvabilitas
KPRI “SUBUR” yang dihitung dengan equity total to debt adalah
sangat baik. Tahun 2004 Equity to total debt KPRI “SUBUR”
mengalami kenaikan sebesar 6,28%. Kenaikan ini disebabkan oleh
kenaikan jumlah modal sebesar 182.157.450 (15,33%).
b. Total Capital Asset to Total Debt
Tabel II.10 Perhitungan Total Capital Asset to Total Debt KPRI “SUBUR”
Kecamatan Pasar Kliwon Kotamadya Surakarta Tahun 2006 – 2008
Keterangan Tahun 2006 Tahun 2007 Tahun 2008
Total Asset (Aktiva) 2.116.282.722 2.359.856.466,00 2.602.969.030
Utang Lancar 636.949.084,6 724.326.285,6 661.416.225,60
Utang Jangka Panjang 217.594.229 211.935.758,00 293.676.378,00
Equity to total debt 247,68% 252,05% 272,54%
Sumber : Data primer yang diolah
Perhitungan di atas dapat ditulis sebagai berikut :
Tahun 2006 = 2.116.282.722 x 100% = 247,68%
636.949.084,6 + 217.594.229
Tahun 2007 = 2.359.856.466 x 100% = 252,05%
724.326.285,6 + 211.935.758
Tahun 2008 = 2.602.969.030 x 100% = 272,54 %
661.416.225,6 + 293.676.378
Tabel II.11 Perbandingan Total Capital Asset to Total Debt KPRI “SUBUR”
Kecamatan Pasar Kliwon Kotamadya Surakarta Tahun 2006 – 2008
Total Capital Asset To Total Debt Kenaikan (Penurunan)
2006 2007 2008 2006/2007 2007/2008
247,68% 252,05% 272,54% 4,37% 20,49%
Berdasarkan hasil analisis diatas, Total Capital Asset To Total
Debt KPRI “SUBUR” tahun 2006 sebesar 247,68%, ini berarti bahwa
setiap utang Rp 1,00 dijamin dengan Aktiva sebesar Rp 2,4768. Tahun
2007 Total Capital Asset To Total Debt sebesar 252,05%, ini berarti
bahwa setiap utang Rp 1,00 dijamin dengan aktiva sebesar Rp 2,5205.
Tahun 2008 Total Capital Asset To Total Debt sebesar 272,54%, ini
berarti bahwa setiap utang Rp 1,00 dijamin dengan modal sebesar Rp
2,7254. sesuai dengan Kertas Kerja Penilaian Klasifikasi Koperasi
dalam Keputusan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan
Menengah. No.129/Kep/M/KUMK/XI/2002, rasio ini untuk tiga
periode menunjukkan angka diatas 110%, ini berarti bahwa tingkat
solvabilitas KPRI “SUBUR” yang dihitung dengan Total Capital Asset
To Debt adalah sangat baik. Tahun 2004 Total Capital Asset To Debt
KPRI “SUBUR” mengalami kenaikan sebesar 4,37%. Hal ini
disebabkan oleh kenaikan total aktiva sebesar 243.573.744 (11,51%).
Tahun 2005 Total Capital Asset To Debt KPRI “SUBUR” mengalami
kenaikan sebsar 20,49%. Hal ini disebabkan oleh kenaikan total aktiva
sebsar 243.112.564 (10,30%).
3. Rasio Profitabilitas atau Rentabilitas
a. Rasio Return on Equity
Tabel II.12 Perhitungan Rasio Return On Equity KPRI “SUBUR”
Kecamatan Pasar Kliwon Kotamadya Surakarta Tahun 2006 – 2008
Keterangan Tahun 2006 Tahun 2007 Tahun 2008
SHU 73.076.376 52.923.940 67.064.094
Modal 1188.513.032,4 1.370.670.482,4 1.580.812.332,4
Rasio Modal
Sendiri
6,15% 3,86% 4,24%
Sumber : Data primer yang diolah
Perhitungan di atas dapat ditulis sebagai berikut :
Tahun 2006 = 73.076.376 x 100% = 6,15%
1.188.513.032,4
Tahun 2007 = 52.923.940 x 100% = 3,86%
1.370.670.482,4
Tahun 2008 = 67.064.094 x 100% = 4,24%
1.580.812.332,4
Tabel II.13 Perbandingan Rasio Return On Equity KPRI “SUBUR”
Kecamatan Pasar Kliwon Kotamadya Surakarta Tahun 2006 – 2008
Return On Equity Kenaikan (Penurunan)
2006 2007 2008 2006/2007 2007/2008
6,15% 3,86% 4,24% (2,29%) 0,4%
Berdasarkan hasil analisis diatas, Rasio modal sendiri KPRI
“SUBUR” tahun 2006 sebesar 6,15%, ini berarti bahwa setiap utang
Rp 1,00 dijamin dengan Aktiva sebesar Rp 0,0615. Tahun 2007 Rasio
modal sendiri sebesar 3,86%, ini berarti bahwa setiap utang Rp 1,00
dijamin dengan aktiva sebesar Rp 0,0386. Tahun 2008 rasio modal
sendiri sebesar 4,24%, ini berarti bahwa setiap utang Rp 1,00 dijamin
dengan modal sebesar Rp 0,0424. sesuai dengan Kertas Kerja
Penilaian Klasifikasi Koperasi dalam Keputusan Menteri Negara
Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah.
No.129/Kep/M/KUMK/XI/2002, rasio selama tiga periode
menunjukkan angka diatas 1% sampai dengan 9%, ini berarti bahwa
tingkat profitabilitas KPRI “SUBUR” yang dihitung dengan Rasio
modal sendiri adalah sangat baik. Tahun 2004 Return On Equity KPRI
“SUBUR” selama tiga periode mengalami penurunan dan kenaikan.
Dilihat dari perhitungan return on equity, modal yang dimiliki dan
SHU yang dihasilkan pada tahun 2006 paling rendah bila
dibandingkan dengan tahun 2007 dan 2008.
b. Rasio Rentabilitas Ekonomi
Tabel II.14 Perhitungan Rasio Rentabilitas Ekonomi KPRI “SUBUR”
Kecamatan Pasar Kliwon Kotamadya Surakarta Tahun 2006 – 2008
Keterangan Tahun 2006 Tahun 2007 Tahun 2008
SHU + Biaya Jasa 201.638.026 204.782.265 215.077.889
Total Modal 1.875.490.042 2.090.007.268 2.355.150.227,40
Rasio Rentabilitas ekonomi 10,75 % 9,80 % 9,13%
Sumber : data primer yang diolah
Perhitungan di atas dapat ditulis sebagai berikut :
Tahun 2006 = 201.638.026 x 100% = 10,75%
1.875.490.042
Tahun 2007 = 204.782.265 x 100% = 9,80%
2.090.007.268
Tahun 2008 = 215.077.889 x 100% = 9,13%
2.355.150.227,4
Tabel II.15 Perbandingan Rasio Rentabilitas Ekonomi KPRI “SUBUR”
Kecamatan Pasar Kliwon Kotamadya Surakarta Tahun 2006 – 2008
Rasio Rentabilitas Ekonomi Kenaikan (Penurunan)
2006 2007 2008 2006/2007 2007/2008
10,75 % 9,80 % 9,13% (2,29%) 0,38%
Tabel diatas menjelaskan bahwa pada tahun 2006 setiap
Rp1,00 total modal dapat menghasilkan sisa hasil usaha sebesar
0,0615. Tahun 2007 setiap 1,00 total modal dapat menghasilkan sisa
hasil usaha sebesar 0,0386. Tahun 2008 Rp 1,00 total modal dapat
menghasilkan sisa hasil usaha sebsar Rp 0,0424. Sesuai dengan Kertas
Kerja Penilaian Klasifikasi Koperasi dalam Keputusan Menteri Negara
Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah.
No.129/Kep/M/KUMK/XI/2002, rasio selama tiga periode
menunjukkan penurunan dan kenaikan. Dilihat dari perhitungan
rentabilitas ekonomi, modal yang dimiliki oleh SHU yang dihasilkan
pada tahun 2006,2007,2008 menunjukkan angka antara 1 % sampai
dengan 9%, ini berarti bahwa tingkat profitabilitas KPRI “SUBUR”
yang dihitung dengan rentabilitas ekonomi adalah cukup baik.
BAB III
TEMUAN
Setelah penulis menganalisis data keuangan KPRI “SUBUR” Kecamatan
Pasar Kliwon dengan menggunakan analisis rasio yang terdiri dari rasio
Likuiditas, Solvobilitas, dan profitabilitas penulis menemukan adanya kelebihan
dan kelemahan pada analisis tersebut. Kelebihan adalah sebagai berikut :
A. Kelebihan
1. Rasio Likuiditas
a. Current Rasio
Current ratio KPRI “SUBUR” tahun 2006, 2007, dan 2008
dalam kondisi yang sangat baik sesuai dengan kertas kerja penilaian
klasifikasi koperasi dalam keputusan Menteri Negara Koperasi dan
Usaha Kecil dan Menengah No. 129/Kep/M/KUKM/XI/2002. Current
ratio selama tiga periode menunjukkan angka di atas 175%. Tahun
2006 current ratio sebesar 323, 71%, tahun 2007 sebesar 316,58%,
tahun sebesar 382,64%.
b. Quick ratio
Quick ratio KPRI “SUBUR” tahun 2006, 2007, dan 2008 dalam
kondisi yang sangat baik sesuai dengan Kertas Kerja Penilaian
Klasifikasi Koperasi dalam keputusan Menteri Negara Koperasi dan
Usaha Kecil Menengah No. 129/Kep/M/KUKM/XI/2002. Quick ratio
selama tiga periode menunjukkan angka di atas 175%. Tahun 2006
46
sebesar 319,57 %, tahun 2007 sebesar 313,05%, tahun 2008 sebesar
378,15%.
2. Rasio Solvobilitas
a. Equaity To Total Debt
Equity to total Debt KPRI “SUBUR” pada tahun 2006, 2007,
dan 2008 sebesar 147,75% ; 154,03%; 172,89%. Sesuai dengan Kertas
Kerja Penilaian Klasifikasi Koperasi dalam Keputusan Menteri
Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah No.
129/Kep/M/KUKM/XI/2002, equity to total debt KPRI “ SUBUR” ini
dalam kondisi yang sangat baik, rasionya menunjukkan angka di atas
15%. Meskipun equity to total debt selama tiga periode mengalami
fluktuasi, KPRI “SUBUR” masih mempunyai kemampuan untuk
membayar semua utang dengan modal sendiri yang dimiliki apabila
koperasi dilikuidasi atau dibubarkan, fluktuasi ini disebabkan karena
adanya kenaikan modal sendiri yang tidak sebanding dengan kenaikan
jumlah utangnya.
b. Total Capital Assets To Total Debt.
To capital assets to total debt KPRI “SUBUR” tahun 2006, 2007,
dan 2008 sebesar 247,68%, 252,05% dan 272,54%. %. Sesuai dengan
Kertas Kerja Penilaian Klasifikasi Koperasi dalam Keputusan
Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah No.
129/Kep/M/KUKM/XI/2002, total capital assets to total debt KPRI
“SUBUR” ini dalam kondisi yang sangat baik, rasionya menunjukkan
angka di atas 110%. Meskipun total capital asset to total debt selama
tiga periode mengalami fluktuasi, KPRI “SUBUR” masih mempunyai
kemampuan untuk membayar semua utangnya dengan aktiva yang
dimiliki apabila koperasi dilikuidasi atau dibubarkan. Fluktuasi ini
disebabkan karena adanya kenaikan total aktiva yang tidak sebanding
dengan kenaikan jumlah utangnya.
3. Rasio Rentabilitas
a. Return On Equity
Return on equity KPRI “SUBUR” Selama tiga periode dalam
kondisi yang cukup baik, yaitu berkisar antara 1 % s.d. 9% Sesuai
dengan Kertas Kerja Penilaian Klasifikasi Koperasi dalam Keputusan
Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah No.
129/Kep/M/KUKM/XI/2002. Tahun 2006 return on Equity sebesar
6,15%, tahun 2007 sebesar 3,86% dan tahun 2008 sebesar 4,24%.
Meskipun selama tiga periode return on equity mengalami fluktuasi,
KPRI “SUBUR” masih mempunyai kemampuan yang baik dalam
menghasilkan laba (keuntungan).
b. Rasio Rentabilitas Ekonomi
Rasio rentabilitas ekonomi KPRI “SUBUR” selama tiga periode
dalam kondisi yang baik dan baik, yaitu berkisar antara 1 % - 9% dan
10% - 20% %. Sesuai dengan Kertas Kerja Penilaian Klasifikasi
Koperasi dalam Keputusan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil
dan Menengah No. 129/Kep/M/KUKM/XI/2002. Tahun 2006 rasio
rentabilitas ekonomi sebesar 10,75% tahun 2008 sebesar 9,80%.
Meskipun selama tiga periode rasio rentabilitas ekonomi mengalami
penurunan, KPRI “SUBUR” masih mempunyai kemampuan yang baik
dalam menghasilkan laba (keuntungan) dengan total modal yang selalu
naik dalam tiga periode.
B. Kelemahan
1. Cash rasio
Cash ratio KPRI “SUBUR” tahun 2006, 2007, dan 2008 dalam
kondisi yang buruk baik Sesuai dengan Kertas Kerja Penilaian Klasifikasi
Koperasi dalam Keputusan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan
Menengah No. 129/Kep/M/KUKM/XI/2002. Cash ratio selama tiga
periode menunjukkan angka di bawah 125%. Tahun 2006 sebesar 5,28%,
tahun 2007 sebesar 4,48%, dan tahun 2008 sebesar 3,72%. Hal ini
disebabkan karena proporsi kas dan bank yang tidak sebanding dengan
proporsi utang lancarnya. Secara cash ratio dapat diketahui bahwa KPRI
“SUBUR” tidak mampu membayar utang jangka pendeknya dengan kas
dan Bank yang dimiliki.
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis data perhitungan rasio likuiditas,
salvobilitas, dan profitabilitas pada KPRI “SUBUR” Kecamatan Pasar
Kliwon Kotamadya Surakarta selama tiga periode serta temuan yang telah
diuraikan, ada beberapa yang menunjukkan hasil yang kurang baik dan
menjadi kelemahan bagi KPRI “SUBUR”. Atas kelemahan yang ditemukan
dalam hasil analisis rasio pada KPRI “SUBUR” maka penulis memberikan
kesimpulan sebagai berikut :
1. KPRI “SUBUR” dalam hubungannya dengan likuiditas dilihat dari current
ratio selama tiga periode menunjukkan angka di atas 175%, ini berarti
bahwa tingkat likuiditas KPRI “SUBUR” dalam kondisi yang sangat baik.
Sesuai dengan Kertas Kerja Penilaian Klasifikasi Koperasi dalam
Keputusan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah No.
129/Kep/M/KUKM/XI/2002.begitu juga dengan quick ratio selama tiga
periode dalam yang sangat baik karena menunjukkan angka di atas 175%.
Tetapi sebaliknya pada cash ratio selama tiga periode menunjukkan angka
di bawah 125%,.
2. KPRI ‘ SUBUR” dalam hubungannya dengan likuiditas dalam kondisi
yang likuid karena masih dalam kondisi yang sehat dan seimbang karena
harta lancar lebih banyak dan di atas standar dari pada aktiva lancar.
50
3. Meskipun tingkat solvabilitas KPRI “SUBUR” dalam kondisi yang
solvable, KPRI “SUBUR” tetap menjaga proporsi antara jumlah aktiva
dengan jumlah utangnya supaya rasio yang dihasilkan tidak terlalu besar
dan sesuai dengan rasio yang menjadi standarnya.
4. Tingkat profitabilitas KPRI “SUBUR” dalam kondisi yang baik. KPRI
“SUBUR” tetap menjaga dan mempertahankan atau lebih meningkatkan
profitabilitas untuk tahun yang akan datang, misalnya dengan
meningkatkan volume penjualan, baik penjualan kredit maupun tunai yang
diharapkan dapat memperbesar laba usaha (SHU) koperasi. Selain itu
untuk meningkatkan volume penjualan, baik penjualan kredit maupun
tunai yang diharapkan dapat meningkatan SHU dapat pula dengan cara
memperkecil peningkatan penjualan dan penerimaan jasa akan
menghasilkan SHU yang besar.
B. Saran
Berdasarkan analisis dan kesimpulan yang telah dikemukakan, maka
peneliti akan memberikan saran-saran yang mungkin berguna bagi
perkembangan KPRI “SUBUR”, yaitu :
1. Sebaiknya koperasi lebih meningkatkan likuiditas koperasi terutama untuk
cash ratio, dengan mengalokasikan aktiva lancar ke pos-pos yang lebih
produktif. Pengalokasian ini penting karena jumlah aktiva lancar yang
terlalu tinggi berdampak terhadap earning power kurang baik karena
aktiva lancar kurang bisa didayagunakan untuk menambah keuntungan,
dan koperasi harus bisa menjalankan kas agar kas tidak berhenti berputar
dengan cara meminjamkan kepada anggota yang membutuhkan, karena
apabila kas berhenti malah akan terjadi kerugian disebabkan koperasi
menanggung biaya pada Bank.
2. KPRI “SUBUR” sebaiknya tetap menjaga proporsi antara aktiva lancar
dan utang lancar agar rasio yang dihasilkan melebihi standar minimum
yang ditetapkan. Meskipun likuiditas dalam kondisi yang likuid, sebaiknya
KPRI “SUBUR” juga memperhatikan tingkat perputaran aktivanya yaitu
dengan menjaga jumlah kas atau aktiva lancar lainnya (piutang) agar tidak
terlalu besar, misalnya dengan menggunakan kas untuk meningkatkan
kualitas persediaan barang dagangan atau meningkatkan kebijakan dalam
hal penagihan piutang yang mungkin sulit ditagih.
3. Koperasi sebaiknya mengurangi jumlah utang dengan mengalokasikan
hanya sebagian aktiva lancar ke pos-pos hutang sehingga beban bunga
utang akan berkurang.
DAFTAR PUSTAKA
Djarwanto. 2001. Pokok-pokok Analisis Keuangan. Yogyakarta: Liberty.
Harnanto. 1987. Analisis Laporan Keuangan. Yogyakarta: BPPE.
Munawir. 2004. Analisa Laporan Keuangan. Yogyakarta: Liberty.