analisis rangkaian listrik di kawasan fasor
DESCRIPTION
Analisis Daya , Penyediaan Daya , Perbaikan Faktor Daya , Sistem Tiga Fasa Seimbang. Analisis Rangkaian Listrik di Kawasan Fasor. Analisis Daya. p b. t. Nilai rata-rata = 0. N ilai rata-rata = V rms I rms cos . Tinjauan di Kawasan Waktu. - PowerPoint PPT PresentationTRANSCRIPT
Analisis Rangkaian Listrik di Kawasan Fasor Analisis Daya,
Penyediaan Daya, Perbaikan Faktor Daya,Sistem Tiga Fasa Seimbang
Analisis Daya
viptIitVv mm ; cos ; )cos(
tIV
tIV
tIV
tIVIV
tttIVttIVvip
mmmm
mmmmmm
mmmm
2sinsin2
2cos1cos2
2sinsin2
2coscos2
cos2
cossinsincoscos cos)cos(
Nilai rata-rata= VrmsIrmscos
Nilai rata-rata= 0
-1
1
0 15t
pb
Komponen ini memberikan alih energi netto; disebut daya nyata: P
Komponen ini tidak memberikan alih energi netto; disebut daya reaktif: Q
Tinjauan di Kawasan Waktu
Tegangan, arus, di kawasan fasor:
irmsirmsvrms IIV IIV ; ; besaran kompleks
Daya Kompleks :
)(*ivrmsrms IVS IV
sinsin
cos cos
rmsrms
rmsrms
IVSQ
IVSP
jQPS
Re
Im
P
jQ
Segitiga daya
*IVS
*I
IV
Tinjauan Daya di Kawasan Fasor
S
Pcos f.d.
S =VI*
jQ
PRe
Im
V
I (lagging)
I*
Re
Im
jQ
PRe
Im
S =VI*
V
I (leading)
I*
Re
Im
Faktor daya lagging
Faktor daya leading
Faktor Daya dan Segitiga Daya
IVI
VBB ZZ atau
22
2
2*
*
rmsBrmsB
rmsBB
BB
IjXIR
IjXR
ZZ
S
III
VI22 rmsBrmsB IjXIR
jQPS
2
2 dan
rmsB
rmsB
IXQ
IRP
Daya Kompleks dan Impedansi Beban
seksisumber
seksibeban
A
B
I
A(rms) 10575,8 dan V(rms) 75480 ooAB IV
VAR 2100dan W 3640 QP
866,0)30cos( dayafaktor
VA 2100364030sin420030cos4200
30420010575,875480oo
ooo*
jj
S
VI
5,47)75,8(
364022
rmsB
I
PR
4,27)75,8(
210022
rmsB
I
QX
Contoh
Dalam rangkaian linier dengan arus bolak-balik keadaan mantap, jumlah daya
kompleks yang diberikan oleh sumber bebas, sama dengan jumlah daya
kompleks yang diserap oleh elemen-elemen dalam rangkaian
Alih Daya
50
I1 =0,10o A
V=1090oV
j50 j100 I3
BA
C
I2 I4 I5
oAC
oAC
010212
atau
001,050
1
50
1
100
1
50
1
jj
jjj
VV
VV
V 612
12
30
010)9090(10212
C
oooC
jj
j
V
V
VA 4,02,1
01,010612)( o*1
j
jjS ACi
IVV
A 24,018,0
01.024,008,0
A 24,008,0
50
)612(9010
50
o123
o
2
123
j
j
j
j
j
jCA
III
VVI
III
VA 8,14,2
)24,018,0(9010 o*3
j
jSv
VI
VA 4,16,3
8,14,24,02,1
j
jj
SSS vitot
V 90109010 ooA VV
Berapa daya yang diberikan oleh masing-masing sumber dan berapa diserap R = 50 ?
Contoh
Dengan Cara Penyesuaian Impedansi
+ VT
ZT = RT + jXT
ZB = RB + jXB
A
B
22
22
)()( BTBT
BTBB
XXRR
RRP
VI
(maksimum) 4
Jika 2
B
TBBT R
PRRV
dan
:adalah maksimum dayaalih adinyauntuk terjsyarat Jadi
TBBT XXRR
22 )()( BTBT
T
XXRR
VI
2
2
)( BT
BTB
RR
RP
VBT -XX Jika
Alih Daya Maksimum
V 551011
1010
5010050
50 o jj
j
jj
jT
V
75251005050
)10050(50j
jj
jjZT
7525 jZ B W5,0
254
55
4
22
j
RP
B
TMAX
V
A 13502,050
55 o
j
ZZ BT
TB
VI
B
+
50 j100
j50
A
100o V25 + j 75
A 01,0
752550
)7525)(50(10050
010 oo
jj
jjj
sI
W1)02,0(25)1,0(50
2550
22
22
BssP II
Contoh
Dengan Cara Sisipan Transformator
BB ZN
NZ
2
2
1
impedansi yang terlihat di sisi primer
sincos BBB ZjZZ
TTTB ZXRZ 22
B
T
Z
Z
N
N
2
1
ZB
+
ZT
VT
N1 N2
22
2
sincos
cos
BTBT
BTB
ZXZR
ZP
V
0BB
Zd
dP
Alih Daya Maksimum
+
50 j100
j50
A
B100o V
25 + j 60
1028,16025
752522
22
2
1
B
T
Z
Z
N
Na
W49,0
60216,17525216,125
25216,150
22
2222
22
BTBT
BTB
XaXRaR
RaP
V
Seandainya diusahakan
)6025( jZ B
W06,0
60216,17525216,125
25216,15022
BP
Tidak ada peningkatan alih daya ke beban.
V 55 jT V 7525 jZT
Dari contoh sebelumnya:
Contoh
Fasor adalah pernyataan sinyal sinus yang fungsi waktu ke dalam besaran kompleks, melalui relasi Euler.
Dengan menyatakan sinyal sinus tidak lagi sebagai fungsi waktu, maka pernyataan elemen elemen rangkaian harus disesuaikan.
Dengan sinyal sinus sebagai fungsi t elemen-elemen rangkaian adalah R, L, C.
Dengan sinyal sinus sebagai fasor elemen-elemen rangkaian menjadi impedansi elemen R, jL, 1/jC.
Impedansi bukanlah besaran fisis melainkan suatu konsep dalam analisis. Besaran fisisnya tetaplah R = l/A, dan C = A/d
Dengan menyatakan sinyal sinus dalam fasor dan elemen-elemen dalam inpedansinya, maka hubungan arus-tegangan pada elemen menjadi hubungan fasor arus - fasor tegangan pada impedansi elemen.
Hubungan fasor arus dan fasor tegangan pada impedansi elemen merupakan hubungan linier.
Rangkuman Mengenai Fasor
Dengan menyatakan arus dan tegangan menjadi fasor arus dan fasor tegangan yang merupakan besaran kompleks maka daya juga menjadi daya kompleks yang didefinisikan sebagai S = V I*.
Besaran-besaran kompleks dapat digambarkan di bidang kompleks sehingga kita mempunyai digram fasor untuk arus dan tegangan serta segitiga daya untuk daya.
Hukum-hukum rangkaian, kaidah-kaidah rangkaian, serta metoda analisis yang berlaku di kawasan waktu, dapat diterapkan pada rangkaian impedansi yang tidak lain adalah transformasi rangkaian ke kawasan fasor.
Sesuai dengan asal-muasal konsep fasor, maka analisis fasor dapat diterapkan hanya untuk sinyal sinus keadaan mantap.
Rangkuman (lanjutan)
Penyediaan Daya
Dalam penyaluran daya listrik banyak digunakan transformator berkapasitas besar dan juga bertegangan tinggi.
Dengan transformator tegangan tinggi, penyaluran daya listrik dapat dilakukan dalam jarak jauh dan susut daya pada jaringan dapat ditekan.
Di jaringan distribusi listrik banyak digunakan transformator penurun tegangan, dari tegangan menengah 20 kV menjadi 380 V untuk distribusi ke rumah-rumah dan kantor-kantor pada tegangan 220 V.
Transformator daya tersebut pada umumnya merupakan transformator tiga fasa; namun kita akan melihat transformator satu fasa lebih dulu
Transformator
+E2
N2N1
If
V1
+E1
+
Transformator Dua Belitan Tak Berbeban
o11 0EE
efektif nilaiadalah
44.42
21
11 maksmaks Nf
NfE
Belitan primer:
maksNfE 22 44.4
Belitan sekunder:
I2 = 0tmaks sinJika
Fasor E1 sefasa dengan E2 karena diinduksikan oleh fluksi yang sama.
o22 0EE
tNdt
dNe maks
cos111
masi transforrasio 2
1
2
1 aN
N
E
E
+E2
N2N1
If
V1
+E1
+
111 EIV Rf
Arus magnetisasi yang membangkitkan
Resistansi belitan primer
E1=E2
I
Ic
If
If R1
V1
Diagram fasor dengan mengambil rasio
transformasi a=1, sedangkan E1 sefasa E2
Arus magnetisasi If dapat dipandang sebagai terdiri dari I (90o dibelakang E1)
yang menimbulkan dan IC (sefasa dengan E1) yang mengatasi rugi-rugi
inti.
E2 V1 l1
If
E1=E2I
Ic
If
IfR1
V1
l jIfXl
Representasi fluksi bocor di belitan primer
1111111 XjRR fflf IIEEIEV
ada fluksi bocor di belitan primer
Fluksi Bocor di Belitan Primer
V2I2I’
2
IfI1
I2R2
jI2X2E2
E1I1R1
jI1X1
V1
beban resistif , a > 1
22222
22222
XjR
R l
IIV
EIVE
11111
11111
XjR
R l
IIE
EIEV
V1 l1
I1
V2l2
I2
RB
Transformator Berbeban
ZR2
If B
jX2R1jX1
I1I2
V1E1
V2=aV2
21
222221
111111
III
IIVE
IIEV
f
XjRa
XjR I2 , R2 , dan X2 adalah arus, resistansi, dan reaktansi sekunder yang dilihat dari sisi primer
R2
If
B
jX2R1jX1
I1I2
V1 E1
V2=aV2
jXcRc
IcI
Rangkaian Ekivalen Transformator
B
jXe =j(X1+ X2)Re = R1+R2
I1=I2
V1
V2
I2I2Re
jI2XeV2
V1
Arus magnetisasi hanya sekitar 2 sampai 5 persen dari arus beban penuh
Jika If diabaikan terhadap I1 kesalahan yang terjadi
dapat dianggap cukup kecil
Rangkaian Ekivalen yang Disederhanakan
10 kW f.d. 0,8 lagging
8 kW f.d. 0,75 lagging
380 V rmsPenyediaan
Daya
kVA 5,710sincos
sin 11
11111111 j
PjPSjPjQPS
kVA 78sincos
sin|| 22
222222 j
PjPSjPS
kVA 5,1418785,7102112 jjjSSS
Impedansi saluran diabaikan
lagging 78.05,1418
18cos
2212
Faktor daya total
tidak cukup baik
Contoh
Im
Re
jQ beban (induktif)
jQ kapasitor
P beban
kVA beban tanpa kapasitor
kVA beban dengan kapasitor
Perbaikan faktor daya dilakukan pada beban induktif dengan menambahkan kapasitor yang diparalel dengan beban, sehingga daya reaktif yang harus diberikan oleh sumber menurun tetapi daya rata-rata yang diperlukan beban tetap dipenuhi
Daya yang harus diberikan oleh sumber kepada beban turun dari |S| menjadi |S1|.
|S|
|S 1|
kapasitor paralel dengan beban
Perbaikan Faktor Daya
S12jQ12
P12
-jQ12CS12C
10 kW f.d. 0,8 lagging
8 kW f.d. 0,75 lagging
380 V rms 50 Hz
C
kVA 5,141812 jS lagging 78.0cos 12
kVA 9,518)95.0tan(arccos181812 jjS C
laggingC 95.0cos 12
kVAR 58,8 5,149,512 jjjjQ C
F 190380100
8580
2
C
CX
Q CC
CC 2
2
VV
diinginkan
kVA 5,710)8,0tan(arccos10101 jjS
kVA 78)75,0tan(arccos882 jjS
2
C
CQC
V
Contoh
Diagram Satu Garis
beban 110 kWcos = 1
beban 28 kWcos = 1
0,2 + j2 0,2 + j2 Vs
| V | = 380 V rms
kVA 0101 jS
A 021 A 0210380
08000 o2
oo
*2
II
j
kVA 9,009,0
)22,0()22,0(22
2
j
jjSsal
22 II
kVA 9,009,8222 jSSS saltot
V 4,66,387
V 9,422,385021
9008090
o
o*2
21
jjStot
IV
A 4,68,254,66,387
010000 oo*
1
11
jS
VI
A 5,373,46 88,264,46
0214,68,25o
oo21
j
s III
kVA 37,444,0
73,46)22,0()22,0( 221
j
jjS ssal
I
kVA 27,553,18
9,009,81037,444,0
2211
j
jj
SSSSS salsals
V 4,19412 3,546,73
9,1519265
3,546,73
527018530 oo
o
o*
jS
s
ss
IV
kVA 082 jS
Contoh
Sistem Tiga Fasa Seimbang
u
s
vs(t) 1/jC R
jLVs
u
s
vs(t)
vs(t)vs(t)
Sebuah kumparan dipengaruhi oleh medan magnet yang berputar dengan kecepatan perputaran konstan
B
A
C
N
VANVBN
VCN
Tegangan imbas yang muncul di kumparan memberikan sumber tegangan bolak-balik, sebesar Vs
Tiga kumparan dengan posisi yang berbeda 120o satu sama lain berada dalam medan magnet yang berputar dengan kecepatan perputaran konstan
Tegangan imbas di masing-masing kumparan memberikan sumber tegangan bolak-balik. Dengan hubungan tertentu dari tiga kumparan tersebut diperoleh sumber tegangan tiga fasa
Sumber Satu Fasa dan Tiga Fasa
B
A
C
N
VANVBN
VCN
+
+
+
Dalam pekerjaan analisis rangkaian kita memerlukan referensi sinyal. Oleh karena itu tegangan bolak balik kita
gambarkan dengan tetap menyertakan referensi sinyal
Untuk sumber tiga fasa, referensi sinyal tegangan adalah sebagai berikut
A, B, C : titik fasa
N : titik netral
VAN , VBN ,VCN
besar tegangan fasa ke netral
dituliskan pula sebagai Vfn atau Vf
besar tegangan antar fasa adalah
VAB , VBC ,VCA
dituliskan pula sebagai Vff
Simbol sumber tiga fasa:
Referensi Sinyal
Sumber terhubung YVAN = |VAN| 0o
VBN = |VAN| -120o VCN = |VAN| -240o
Keadaan Seimbang |VAN| = |VBN| = |VCN|
B
A
C
N
VANVBN
VCN
+
+
+ VAN
VBN
VCN
Im
Re
Diagram fasor tegangan
120o
120o
Diagram Fasor Sumber Tiga Fasa
C
B
AN
VANVBN
VCN
+
+
+ VAB
VBCVCA
IA
IB
IC
Tegangan fasa-netral
Tegangan fasa-fasa
Arus saluran
Sumber Tiga Fasa Terhubung Y
Saluran ke beban
Sumber Tiga Fasa dan Saluran ke Beban
BNANNBANAB VVVVV
o
o
o
2103
903
303
fnCA
fnBC
fnAB
V
V
V
V
V
V
Tegangan fasa-fasa:
fasa-fasa tegangan nilai : 3
netral-fasa tegangan nilai:
fnffCABCAB
fnCNBNAN
VVVVV
VVVV
CNBNNCBNBC VVVVV
ANCNNACNCA VVVVV
Dalam keadaan seimbang:
VAN
VBN
VCN VAB
VBC
VCA
Re
Im
30o
30o
30o
Tegangan Fasa-netral 120o
VBN
Hubungan Fasor-Fasor Tegangan
Arus di penghantar netral
dalam keadaan seimbang bernilai nol
B
A
C
N
VANVBN
VCN
+
+
+
NA
B
C
Beban terhubung Y
Beban terhubung Δ
Sumber terhubung Y
A
B
C
Arus saluran
IA
IC
IB
Arus fasa
Arus fasa
Arus Saluran dan Arus Fasa
Beban Tiga Fasa
NA
B
C
ZIA
IC
IB
INZ
Z
fANANAN
A ZZZI
VVVI
o0
3
3
***3
fff
AAN
CCNBBNAANfS
IV
IV
IVIVIV
0 CBA IIIKeadaan seimbang
)120()120(120 oo
o
fBNBNBN
B ZZZI
VVVI
)240()240(240 oo
o
fCNCNCN
C ZZZI
VVVI
IA
VBN
VCN
VAN
Re
Im
IB
IC
referensi
Beban Terhubung Y
V 2203
380
3
ff
fn
VV
V 240220
V 120220
referensi) sebagai ( V 0220
o
o
o
CN
BN
AN
V
V
V
A 44
A 8,27644
A 8,15644)1208,36(44
A 8,63448,365
0220
43
0220
o
ooo
oo
oo
I
I
I
VI
C
B
ANA jZ
kVA 8,3629
8,364402203 3o
oo*3
AANfS IV
kW 2,238.36cos29 o3 fP
kVAR 4,178.36sin29 o3 fQ
Z = 4 + j 3
Vff = 380 V (rms)
VAN referensiN
A
B
C
ZIA
IC
IB
INZ
Z
VBN
VCN
VAN
Re
Im
IA
IB
IC
Contoh
ZAB
AB
VI
CAABA III
Z
V
Z
V
ZffffAB
AB
o0VI
)270(3 )270(3
)150(3 )150(3
)30(3 )30(3
oo
oo
oo
fCAC
fBCB
fABA
II
II
II
I
I
I
3 03 3 o*3 AfffffABABf IVIVS IV
sinsin3
coscos3
33
33
fAfff
fAfff
SIVQ
SIVP
IB
IA
IC
B
C
A
IBC
ICA
IAB
Z
Z
Z
VBC
VCA
VAB
Re
Im
IAB
IBC
ICA
ICA IA
ZZCA
CABC
BC
VI
VI ;
oo 240 ;120 ABCAABBC IIII
BCCACABBCB IIIIII ;
Beban Terhubung
A
B
C
IA
IB
IC
IAB
IBC
ICA
Z = 4 + j 3
Vff = 380 V (rms)
VAN referensi
oooo 240220 ;120220 ;022003
380 CNBNAN VVV
oo 30380)30(3 ANANAB V V
A 8,6768,365
30380
34
30380 oo
oo
jZ
ABAB
VI
A 8,366.1318,36376)308,6(3 oooo ABA II
kVA 523,69 8.3664.86
8.676303803 3o
oo*3
j
S ABABf
IV
kVAR 52)76(333
kW 3,69)76(433
22
3
22
3
ABf
ABf
XQ
RP
I
I
IAB
VBN
VCN
VANIBC
ICA
Re
Im VAB
oo 210380 ; 90380 CABC VV
A 8,246762408,676
A 8,126761208,676ooo
ooo
CA
BC
I
I
A 8.2766,131)2408,36(6.131
A 8,1566,131)1208,36(6.131ooo
ooo
C
B
I
I
Contoh
Pada dasarnya analisis daya pada sistem tiga fasa tidak berbeda
dengan sistem satu fasa
Analisis Daya Pada Sistem 3 Fasa
Y50 kVA f.d. 0,9 lagging
VLL = 480 V
Is = ? RB = ? XB = ?
A 603480
50000
3
3
ff
f
fs
S
VII
03,216,4)60(
1000)3,715(22
jjS
Zf
fasaper
I
;kW 459,050cos3 fSP
kVA 8,2145 3 jS f
33 3 fffffnfS IVIV
3 *3 ffnfS IV ifvfn IV3 )(3 ivffn IV
kVAR 8,21436,050sin3 fSQ
kVA 3,7153
3 j
SS f
fasaper
. 03,2 ; 16,4 XR
Contoh
coskW 100 BB SP
A 1538,04800
100
3cos
B
BBB
I
IVP
kVA 5,1335,115)202(3 2 jjS sal
kVA 5,1345,8835,101
kVA 5,8835,101
22
Sumber
salBSumber
S
jSSS
rms V 5180315
10005,134
3
33
B
SS
BSSSSumber
S
S
IV
IVIV
kVA 75100 jSB
beban
VSVB
Z = 2 + j20
ISIB
100 kW4800 V rmscos = 0,8 lag
|Ssumber| = ?
Vsumber= ?
kVAR 756,0125sin BB SQkVA 1258,0
100 BS
Contoh
Course Ware
Analisis Rangkaian Listrik Di Kawasan Fasor
Analisis Daya, Penyediaan Daya, Perbaikan Faktor Daya,
Sistem Tiga Fasa Seimbang
Sudaryatno Sudirham