analisis proses kerja dalam efisiensi produksi di … · 3. apa yang dapat dilakukan untuk...

42
ANALISIS PROSES KERJA DALAM EFISIENSI PRODUKSI DI PTPN VII UNIT USAHA BUNGAMAYANG ERLINDA OKTAVIA DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2014

Upload: nguyennga

Post on 17-Mar-2019

222 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: ANALISIS PROSES KERJA DALAM EFISIENSI PRODUKSI DI … · 3. Apa yang dapat dilakukan untuk meningkatkan atau mencapai efisiensi ? Tujuan. Penelitian. 1. Menganalisis proses kerja

ANALISIS PROSES KERJA DALAM EFISIENSI PRODUKSI

DI PTPN VII UNIT USAHA BUNGAMAYANG

ERLINDA OKTAVIA

DEPARTEMEN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

2014

Page 2: ANALISIS PROSES KERJA DALAM EFISIENSI PRODUKSI DI … · 3. Apa yang dapat dilakukan untuk meningkatkan atau mencapai efisiensi ? Tujuan. Penelitian. 1. Menganalisis proses kerja

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER

INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA

Dengan ini saya menyatakan bahwa Skripsi berjudul “Analisis Proses Kerja

dalam Efisiensi Produksi di PTPN VII Unit Usaha Bungamayang” adalah benar karya

saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk

apapun kepada perguruan tinggi manapun. Sumber informasi yang berasal atau

dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain

telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian

akhir Skripsi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut

Pertanian Bogor.

Bogor, April 2014

Erlinda Oktavia

NIM H24100158

Page 3: ANALISIS PROSES KERJA DALAM EFISIENSI PRODUKSI DI … · 3. Apa yang dapat dilakukan untuk meningkatkan atau mencapai efisiensi ? Tujuan. Penelitian. 1. Menganalisis proses kerja

ABSTRAK

ERLINDA OKTAVIA. Analisis Proses Kerja dalam Efisiensi Produksi di PTPN

VII Unit Usaha Bungamayang. Dibimbing oleh MUSA HUBEIS.

Proses produksi PG Bungamayang berdasarkan kapasitas giling inclusive

menunjukkan bahwa pada tahun 2010-2011 belum mencapai peningkatan

kapasitas produksi. Produktivitas PG Bungamayang juga cenderung mengalami

penurunan selama tiga tahun terakhir, hal ini mengindikasikan adanya inefisiensi

pada proses produksi. Hasil penelitian dengan membandingkan angka normal

indikator efisiensi teknis menunjukkan bahwa nilai indikator hasil proses produksi

PG Bungamayang, yaitu Mill Extraction (ME), Boiling House Recovery (BHR),

Overall recovery (OR), pol (kualitas) tebu dan rendemen, pada periode giling

September A, September B dan Oktober A tahun 2013 berada dibawah nilai

efisiensi normal. Kapasitas inclusive pada periode September A sebesar 6.142,1

TDC, September B 6.802,2 TDC dan Oktober A 5.681,7 TDC belum dapat

memenuhi peningkatan kapasitas giling 7.000-10.000 TDC. Pada proses

pengemasan dengan menggunakan metode studi waktu dan line balancing,

diperoleh efisiensi 90,625%. Artinya, masih terdapat ketidakseimbangan sebesar

9,375% dikarenakan adanya waktu menganggur (perbaikan alat) selama 25,47

menit atau 1.528,2 detik.

Kata kunci : efisiensi, proses kerja, proses produksi

ABSTRACT

ERLINDA OKTAVIA. Work in Process Analysis of Production Efficiency in

PTPN VII Bungamayang Business Unit. Supervised by MUSA HUBEIS.

PG Bungamayang production process based on inclusive milling capacity in

2010-2011 showed that the increase in production capacity has not been reached.

Productivity PG Bungamayang also tended to decrease over the last three years,

indicating the presence of inefficiencies in the production process. The results of

the study by comparing the normal number of technical efficiency indicators show

that the value of the indicator of PG Bungamayang production process, namely

Mill Extraction (ME), Boiling House Recovery (BHR), Overall recovery (OR), pol

(quality) and cane yield, in the period September milled A , September B and

October A 2013 was below the normal value of efficiency. Capacity inclusive on

September A period amounted to 6142.1 TDC, September B 6802.2 TDC and

October A 5681.7 TDC, has not been able to meet the increase in milling

capacity. In the packaging process using time studies and line balancing,

acquired 90.625 % efficiency. There is still an imbalance of 9.375 % due to idle

time (repair tool) for 25.47 minutes or 1528.2 seconds.

Keywords : efficiency, production process, work processes

Page 4: ANALISIS PROSES KERJA DALAM EFISIENSI PRODUKSI DI … · 3. Apa yang dapat dilakukan untuk meningkatkan atau mencapai efisiensi ? Tujuan. Penelitian. 1. Menganalisis proses kerja

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL iv

DAFTAR GAMBAR iv

DAFTAR LAMPIRAN iv

PENDAHULUAN 1

Latar Belakang 1

Perumusan Masalah 2

Tujuan Penelitian 2

Manfaat Penelitian 2

Ruang Lingkup Penelitian 2

TINJAUAN PUSTAKA 3

Proses Kerja 3

Efisiensi Kerja 3

Sumber Efisiensi Kerja 4

Faktor yang Memengaruhi Efisiensi Kerja 4

Analisis Keterkaitan antar Kerja 4

Tata Letak 5

Pengukuran Kerja 5

Studi Waktu 6

Metode Keseimbangan Lini 6

Penelitian Terdahulu yang Relevan 7

METODE 7

Kerangka Pemikiran Penelitian 7

Lokasi dan Waktu Penelitian 8

Pengumpulan Data 8

Pengolahan dan Analisis Data 9

GAMBARAN UMUM 10

Profil Unit Usaha Bungamayang 10

Pabrik Gula Bungamayang 11

Kantor 12

Penelitian dan Pengembangan 12

Page 5: ANALISIS PROSES KERJA DALAM EFISIENSI PRODUKSI DI … · 3. Apa yang dapat dilakukan untuk meningkatkan atau mencapai efisiensi ? Tujuan. Penelitian. 1. Menganalisis proses kerja

DAFTAR ISI (lanjutan)

Pengolahan 13

Tanaman 13

Teknik dan Pelayanan Teknik 13

HASIL DAN PEMBAHASAN 13

Proses Produksi 13

Analisis Proses Produksi 15

Analisis Efisiensi 17

Proses Pengemasan 19

Analisis Keterkaitan antar Aktivitas 20

Aktivitas pendukung 20

Keterkaitan antar Aktivitas 20

SIMPULAN DAN SARAN 22

DAFTAR PUSTAKA 23

LAMPIRAN 25

RIWAYAT HIDUP 33

Page 6: ANALISIS PROSES KERJA DALAM EFISIENSI PRODUKSI DI … · 3. Apa yang dapat dilakukan untuk meningkatkan atau mencapai efisiensi ? Tujuan. Penelitian. 1. Menganalisis proses kerja

iv

DAFTAR TABEL

1 Karakteristik tanah dan iklim 10

2 Luas lahan dan produksi tebu 11

3 Jam kerja bagian kantor 12

4 Shift kerja bagian pengolahan 13

5 Waktu unsur kerja stasiun proses produksi 15

6 Hasil penggilingan per periode 16

7 Pembetulan alat per periode (dalam jam) 16

8 Indikator efisiensi teknis pabrik gula 17

9 Data hasil produksi per periode 17

10 Hasil pengukuran studi waktu 19

DAFTAR GAMBAR

1 Kerangka pemikiran penelitian 8

2 Pabrik Gula Bungamayang 12

3 Bagan derajat keterkaitan antar akivitas 21

DAFTAR LAMPIRAN

1 Struktur organisasi UU Bungamayang 25

2 Diagram alur pengolahan gula PG Bungamayang 26

3 Bagan keterkaitan antar aktivitas 27

4 Gambar tata letak proses produksi UU Bungamayang 28

5 Hasil pengukuran time study pada proses pengemasan 29

6 Hasil pengukuran line balancing pada proses produksi 31

7 Daftar Istilah 32

Page 7: ANALISIS PROSES KERJA DALAM EFISIENSI PRODUKSI DI … · 3. Apa yang dapat dilakukan untuk meningkatkan atau mencapai efisiensi ? Tujuan. Penelitian. 1. Menganalisis proses kerja

ANALISIS PROSES KERJA DALAM EFISIENSI PRODUKSI

DI PTPN VII UNIT USAHA BUNGAMAYANG

ERLINDA OKTAVIA

Skripsi

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Sarjana Ekonomi

pada

Departemen Manajemen

DEPARTEMEN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

2014

Page 8: ANALISIS PROSES KERJA DALAM EFISIENSI PRODUKSI DI … · 3. Apa yang dapat dilakukan untuk meningkatkan atau mencapai efisiensi ? Tujuan. Penelitian. 1. Menganalisis proses kerja

Judul Skripsi : Analisis Proses Kerja dalam Efisiensi Produksi di PTPN VII Unit

Usaha Bungamayang

Nama : Erlinda Oktavia

NIM : H24100158

Disetujui oleh

Prof Dr Ir H Musa Hubeis, MS, Dipl Ing, DEA

Pembimbing

Diketahui oleh

Dr Mukhamad Najib, STP, MM

Ketua Departemen

Tanggal Lulus :

Page 9: ANALISIS PROSES KERJA DALAM EFISIENSI PRODUKSI DI … · 3. Apa yang dapat dilakukan untuk meningkatkan atau mencapai efisiensi ? Tujuan. Penelitian. 1. Menganalisis proses kerja

PRAKATA

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan

hidayah-Nya. Shalawat dan salam semoga tercurahkan pada Nabi Muhammad SAW,

sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan Skripsi berjudul “Analisis Proses

Kerja dalam Efisiensi Produksi di PTPN VII Unit Usaha Bungamayang”. Skripsi ini

merupakan tugas akhir dalam penyelesaian program studi S1 pada Departemen

Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor.

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Prof Dr Ir H Musa Hubeis, MS, Dipl Ing, DEA, sebagai dosen pembimbing

akademik dan Srkipsi atas bimbingan, kesabaran dan pengarahannya dalam

penyusunan Skripsi ini.

2. Dr Ir Jono M. Munandar, MSc dan Nurhadi Wijaya, STP, MM sebagai dosen

penguji yang telah meluangkan waktunya menjadi penguji dan telah memberikan

masukan dan bimbingan selama penulisan Skripsi ini.

3. Bapak Ir H Sukarnoto, MM (Manajer BUMA), Pak Hon (Pengolahan), Pak Aga

(Bagian Umum), Pak Paiman (Krani Kepala Umum), Pak Oki Dimas (Trainee

Bagian Umum), Pak Ilius (Krani Kepala SDM), Pak Pardimin (Sinder Teknik),

Pak Heri, Bu Leni (Laboratorium) dan seluruh pekerja di Pabrik Gula

Bungamayang atas bantuannya selama penulis penelitian.

4. Orang tua (Ayah dan Mama) dan keluarga yang telah memberikan doa, dukungan

moral dan materil.

5. Saudara dari KAREMATA FEM IPB, Ardhi HS, Nia Verba Sembiring, Noer

Wasiti Deswantari, Nurul DI, Ridho F, Tazkiya A, Tiara S, Trisa M, Widi PP,

Ahmad Fadhli Firsya, Ryan S, Achmad MM, Ari I, Lia Y, Triana dan Garin R.

6. Teman-teman Manajemen 47 yang telah memberikan doa, dukungan dan

semangat, terutama Karina PP, Emha I, Frianka, Bani R, Theresia, Guntur, Arbin

S, Yenny dan I Putu Angga.

7. Teman TPB angkatan 47 Ami P, Harini Pristiwa, Ayu SR dan Hilda AS.

8. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu, terima kasih atas

bantuannya, sehingga terselesaikannya penelitian dan penulisan Skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa penulisan Skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan

mengingat terbatasnya pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki. Oleh karena itu,

penulis menyampaikan permohonan maaf dan mengharapkan saran, serta kritik

membangun demi kesempurnaan Skripsi ini. Semoga Skripsi ini bermanfaat bagi

penulis dan pembaca.

Bogor, April 2014

Erlinda Oktavia

Page 10: ANALISIS PROSES KERJA DALAM EFISIENSI PRODUKSI DI … · 3. Apa yang dapat dilakukan untuk meningkatkan atau mencapai efisiensi ? Tujuan. Penelitian. 1. Menganalisis proses kerja

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Kondisi sepuluh tahun (dekade) terakhir menunjukan bahwa industri gula

Indonesia mulai menghadapi berbagai masalah serius baik karena faktor internal

maupun eksternal. Permasalahan industri gula berpangkal pada empat hal utama,

yaitu (1) Inefisiensi di tingkat usaha tani, (2) Inefisiensi di tingkat PG, (3) Belum

efektifnya kebijakan pemerintah guna mendorong perkembangan industri gula

Indonesia, serta (4) Industri dan perdagangan gula di pasar internasional yang

sangat distortif (LRPI 2005). Kajian menurut Stakeholder Pergulaan Nasional

(2006) dan P3GI (2008) (Dewayana et al 2011) menunjukkan rendahnya

produktivitas dan efisiensi pabrik gula sebagai penyebabnya.

Unit Usaha (UU) Bungamayang merupakan salah satu perusahaan yang

bergerak dalam mengelola komoditas produk gula, mulai dari pengusahaan

penanaman tanaman tebu, pengolahan bahan baku tebu di Pabrik Gula (PG)

Bungamayang, sampai pengepakan (packaging) hasil jadi gula dan penjualan.

Dalam memenuhi tuntutan peningkatan produktivitasnya, UU Bungamayang telah

menerapkan GCG (Good Corporate Governance) yang salah satu tujuannya

mendorong pengelolaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) secara profesional,

efisien dan efektif. Hal ini sejalan dengan program pemerintah, yaitu program

revitalisasi yang bertujuan meningkatkan kapasitas produksi dan efisiensi dengan

menekan tingkat kehilangan material mengandung gula selama pengolahan

(giling), optimasi manajemen pabrik, meningkatkan jumlah rendemen tebu,

pengelolaan tenaga kerja yang optimal dan peningkatan teknologi (Santoso dan

Pratiwi 2008), sehingga diharapkan kebutuhan masyarakat akan komoditi gula

yang semakin meningkat dapat terpenuhi.

PG Bungamayang dalam proses produksi dan operasinya menerapkan

program peningkatan kapasitas giling pada tahun 2010-2011, yaitu kapasitas

giling 5.500 Ton per Day Capacity (TDC) menuju 7.000 TDC dan pada tahun

2012-2013,yaitu kapasitas giling 7.000 TDC menuju 10.000 TDC. Sehingga untuk

mencapai peningkatan kapasitas giling dan efisiensi dalam bekerja memerlukan

penggunaan tenaga mesin sebagai sarana produksi. Penambahan suatu sarana

produksi pada ruang produksi yang telah ada, dalam rangka peningkatan kapasitas

atau diversifikasi produk memerlukan analisa yang cermat agar kondisi kerja dan

kelancaran proses produksi tetap terjaga (Machfud dan Agung 1990). Hal tersebut

berhubungan dengan proses kerja dimana kelancaran proses produksi yang

terhambat berpengaruh terhadap efisiensi dan berdampak bagi kuantitas hasil

akhir produk. PG Bungamayang menggunakan sistem produksi berorientasi

produk dan bersifat berkelanjutan, dimana susunan mesin dan fasilitas disesuaikan

dengan urutan proses pengolahan produk, sehingga untuk kelancaran dan efisiensi

proses produksi perlu diterapkan proses kerja yang baik.

Operasi suatu perusahaan disebut efisien atau tidak biasanya didasarkan atas

lama waktu untuk membuat suatu produk atau melaksanakan suatu pelayanan.

Pengukuran kerja adalah salah satu cara untuk mengetahui efisiensi atau kinerja

dari suatu kegiatan (Mulyati 2010). Pada proses produksi PG Bungamayang

berdasarkan kapasitas giling inclusive (kapasitas giling termasuk jam berhenti),

Page 11: ANALISIS PROSES KERJA DALAM EFISIENSI PRODUKSI DI … · 3. Apa yang dapat dilakukan untuk meningkatkan atau mencapai efisiensi ? Tujuan. Penelitian. 1. Menganalisis proses kerja

2

menunjukkan bahwa pada tahun 2010 diperoleh 5.068 TDC dan pada tahun 2011

diperoleh 5.391,6 TDC. Hal tersebut menunjukkan belum tercapainya peningkatan

kapasitas produksi atau giling, yaitu 5.500-7.000 TDC. Produktivitas PG

Bungamayang juga cenderung mengalami penurunan selama tiga tahun terakhir,

yaitu tahun 2010 75,6 ton/ha, tahun 2011 68,3 ton/ha, tahun 2012 69 ton/ha.

Angka penurunan tersebut dibawah rata-rata produktivitas tebu dunia yang

mencapai ± 70,5 ton/ha (FAOSTAT 2011), hal ini mengindikasikan adanya

inefisiensi pada proses produksi. Efisiensi proses produksi pada PG Bungamayang

dapat dianalisis dengan menggunakan indikator efisiensi teknis pabrik gula, yaitu

Mill Extraction (ME), Boiling House Recovery (BHR), Overall Recovery (OR),

pol tebu dan rendemen (LRPI 2005).

Perumusan Masalah

1. Bagaimana proses kerja pada proses produksi yang sudah ada dan berapa

lama waktu yang diperlukan dalam proses produksi tersebut ?

2. Bagaimana efisiensi pada proses produksi ?

3. Apa yang dapat dilakukan untuk meningkatkan atau mencapai efisiensi ?

Tujuan Penelitian

1. Menganalisis proses kerja yang sudah ada dan mengukur waktu yang

diperlukan dalam melaksanakan suatu atau serangkaian kegiatan proses

produksi.

2. Menganalisis efisiensi sesuai indikator efisiensi teknis pabrik gula.

3. Menyusun alternatif pemecahan masalah yang berkaitan dengan proses

kerja dan efisiensi.

Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan alternatif pemecahan masalah

bagi pihak perusahaan dalam melakukan perbaikan proses kerja, sehingga dapat

tercapainya efisiensi kerja.

Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini difokuskan pada proses produksi PG UU Bungamayang.

Page 12: ANALISIS PROSES KERJA DALAM EFISIENSI PRODUKSI DI … · 3. Apa yang dapat dilakukan untuk meningkatkan atau mencapai efisiensi ? Tujuan. Penelitian. 1. Menganalisis proses kerja

3

TINJAUAN PUSTAKA

Proses Kerja

Menurut Pamoedji (1996) proses kerja atau prosedur kerja adalah rangkaian

dari tata kerja yang berurut, tahap demi tahap, serta jelas menunjukkan arus (flow)

atau perincian langkah-langkah dari serangkaian fungsi yang diarahkan untuk

mencapai hasil yang dikehendaki. Sedangkan menurut Sedarmayanti (2009)

proses kerja adalah rangkaian tata kerja dan prosedur kerja yang berkaitan satu

sama lain sehingga menunjukan adanya suatu urutan tahap demi tahap tentang

pelaksanaan kerja yang harus ditempuh dalam rangka menyelesaikan suatu bidang

tugas.

Efisiensi Kerja

Menurut Sedarmayanti (2009), pengertian efisiensi kerja adalah

perbandingan terbaik antara suatu pekerjaan yang dilakukan dengan hasil yang

dicapai oleh pekerjaan tersebut sesuai dengan yang ditargetkan baik dalam hal

mutu, maupun hasilnya yang meliputi pemakaian waktu optimal dan mutu cara

kerja yang maksimal. Sedarmayanti (2009) mengungkapkan bahwa bekerja

dengan efisien adalah bekerja dengan gerakan, usaha, waktu dan kelelahan

sesedikit mungkin. Cara bekerja efisien dapat diterapkan oleh tiap pegawai untuk

semua pekerjaan yang kecil maupun yang besar, sehingga dapat membantu

mempercepat penyelesaian tugas dengan menghemat tenaga, waktu, biaya, bahan

dan lainnya.

Syarat untuk mencapai efisiensi kerja (Sedarmayanti 2009) adalah:

1. Berhasil guna atau efektif

Menyatakan bahwa kegiatan telah dilaksanakan dengan tepat, dalam arti target

tercapai sesuai waktu yang diterapkan.

2. Ekonomis

Menyatakan bahwa dalam usaha mencapai sesuatu yang efektif, maka biaya,

tenaga kerja, material, peralatan, waktu, ruangan dan lain-lain telah

dimanfaatkan dengan tepat.

3. Pelaksanaan kerja yang dapat dipertanggungjawabkan

Artinya untuk membuktikan bahwa dalam pelaksanaan kerja sumber-sumber

telah dimanfaatkan dengan tepat dan dilaksanakan penuh tanggungjawab sesuai

dengan apa yang telah ditetapkan.

4. Pembagian kerja yang nyata

Pemikiran bahwa tidak mungkin manusia seorang diri mengerjakan segala

macam pekerjaan dengan baik, sebab tiap manusia mempunyai kemampuan

terbatas.

5. Rasionalitas wewenang dan tanggungjawab (rationality of authority and

responsibility)

Jangan sampai terjadi seseorang mempunyai wewenang yang lebih besar dari

tanggungjawabnya, sebaliknya jangan sampai terjadi wewenang lebih kecil

Page 13: ANALISIS PROSES KERJA DALAM EFISIENSI PRODUKSI DI … · 3. Apa yang dapat dilakukan untuk meningkatkan atau mencapai efisiensi ? Tujuan. Penelitian. 1. Menganalisis proses kerja

4

dari tanggungjawabnya. Wewenang harus seimbang dengan tanggungjawab

seseorang.

6. Prosedur kerja yang praktis, dapat dikerjakan dan dapat dilaksanakan.

Pelaksanaan kerja dapat dipertanggungjawabkan dan pelayanan kerja yang

memuaskan harus merupakan kegiatan operasional yang dapat dilaksanakan

dengan lancar.

Sumber Efisiensi Kerja

Sumber utama efisiensi kerja menurut Sedarmayanti (2009) adalah manusia,

karena dengan alat pikiran dan pengetahuan yang ada, manusia mampu

menciptakan cara kerja efisien. Sumber efisien pada manusia adalah kesadaran,

keahlian, dan disiplin. Apabila salah satu dari sumber tersebut tidak ada, maka

sulit mencapai efisiensi kerja. Karena itu ketiga sumber tersebut harus menyertai

manusia dalam kegiatan usahanya.

Faktor yang Memengaruhi Efisiensi Kerja

Sedarmayanti (2009) mengutarakan seseorang yang bekerja dengan cara

efisien dapat mencapai kesuksesan dalam bidang pekerjaan, karena dapat bekerja

lebih baik daripada pegawai lain yang tidak mempunyai jiwa efisien. Menurut

Barnes (1983) terdapat tiga faktor yang memengaruhi efisiensi kerja, yaitu

gerakan tubuh, pengaturan tempat kerja dan penggunaan alat kerja. Sedangkan

menurut Yutta dalam Sedarmayanti (2009) terdapat lima (5) faktor yang

memengaruhi efisiensi kerja, yaitu physycal enviroment, non physycal enviroment,

struktur organisasi, prosedur dan proses kerja, serta desain produk. Berbeda

dengan pendapat The Liang Gie (2000) yang menuturkan bahwa faktor yang

memengaruhi efisiensi kerja adalah kemauan, kemampuan dan kemahiran.

Berdasarkan pendapat-pendapat tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa apabila

ingin mencapai efisiensi kerja yang maksimal, perlu mengupayakan adanya

perhatian terhadap penerapan faktor yang memengaruhi efisiensi kerja, agar

efisiensi kerja dapat diwujudkan.

Analisis Keterkaitan Antar Aktivitas

Dalam suatu industri terdapat berbagai kegiatan yang dapat dikategorikan

sebagai kegiatan pelayanan administrasi, kegiatan produksi, kegiatan yang

berkenaan dengan personil, serta kegiatan yang berkenaan dengan fasilitas fisik

pabrik (Machfud dan Agung 1990).

Derajat keterkaitan/keeratan hubungan dinyatakan dengan (Machfud dan

Agung 1990) :

1. A (Absolut) menunjukan bahwa letak antar kegiatan yang satu harus saling

berdekatan dengan kegiatan yang lain dan bersebelahan.

2. E (Especially important) menunjukan bahwa letak antar kegiatan harus

berdekatan.

3. I (Important) menunjukan bahwa letak antar kegiatan cukup berdekatan.

4. O (Ordinary) menunjukan letak antar kegiatan tidak harus saling berdekatan.

Page 14: ANALISIS PROSES KERJA DALAM EFISIENSI PRODUKSI DI … · 3. Apa yang dapat dilakukan untuk meningkatkan atau mencapai efisiensi ? Tujuan. Penelitian. 1. Menganalisis proses kerja

5

5. U (Unimportant) menunjukan bahwa letak antar kegiatan bebas dan tidak

saling terikat.

6. X (Undesirable) menunjukan bahwa letak antar kegiatan tidak boleh saling

berdekatan, atau harus saling dijauhkan.

Derajat keterkaitan satu kegiatan dengan kegiatan lain tersebut ditentukan

atas dasar faktor atau sub faktor (Machfud dan Agung 1990) berikut :

1. Urutan aliran kerja, aliran bahan, penggunaan peralatan, ruang dan pencatatan

(record) yang sama.

2. Aspek personalia (menggunakan personil yang sama, tingkat kontak antar

personil, kemudahan pengawas, pergerakan, dan sebagainya).

3. Aspek aliran informasi dan persyaratan khusus, seperti masalah keamanan dan

kesehatan, bebas getaran dan gangguan.

Tata Letak

Tata letak merupakan satu keputusan penting yang menentukan efisiensi

sebuah operasi dalam jangka panjang. Tata letak memiliki banyak dampak

strategik, karena tata letak menentukan daya saing perusahaan dalam kapasitas,

proses, fleksibilitas dan biaya, serta mutu lingkungan kerja, kontak pelanggan, dan

citra perusahaan. Tata letak yang efektif dapat membantu organisasi mencapai

sebuah strategi yang menunjang diferensiasi, biaya rendah, atau respon cepat.

Tujuan strategi tata letak adalah untuk membangun tata letak ekonomis yang

memenuhi kebutuhan persaingan perusahaan (Mulyati 2010).

Faktor-faktor yang memengaruhi penyusunan tata letak pabrik (Machfud

dan Agung 1990) :

a. Bahan mentah yang menyangkut hal desain, spesifikasi produk, sifat-sifat fisik,

kisima, mutu bahan dan variasi/jenis bahannya.

b. Faktor mesin/peralatan, seperti mesin produksi, perlengkapan dari mesin

tersebut, alat-alat pengujian dan peralatan perawatan mesin.

c. Faktor tenaga kerja, seperti pekerja langsung, tak langsung, pembantu dan staf

administrasinya.

d. Faktor gerak, yaitu gerakan atau perpindahan barang maupun bahan pada

waktu produksi adalah hal yang mungkin dihindari.

e. Faktor menunggu.

f. Faktor pelayanan.

g. Faktor bangunan, terkait perubahan perluasan pabrik dan penambahan mesin-

mesin produksi.

Pengukuran Kerja

Pengukuran kerja adalah penerapan teknik yang direncanakan untuk

menetapkan waktu yang diperlukan oleh seorang pegawai guna menyelesaikan

suatu pekerjaan pada tingkat prestasi yang telah ditentukan. Pengukuran kerja

adalah salah satu cara untuk mengetahui efisiensi atau kinerja dari suatu kegiatan

(Sedarmayanti 2009). Pengukuran kerja (Work Measurement) adalah tindakan

Page 15: ANALISIS PROSES KERJA DALAM EFISIENSI PRODUKSI DI … · 3. Apa yang dapat dilakukan untuk meningkatkan atau mencapai efisiensi ? Tujuan. Penelitian. 1. Menganalisis proses kerja

6

pengukuran yang dilakukan terhadap berbagai aktivitas dalam rantai nilai yang

ada pada suatu perusahaan.

Studi Waktu

Penetapan standar pekerja dapat menggunakan metode time study dan work

sampling (Aziza 2012). Studi terhadap waktu (time study) dapat menunjukkan

ukuran kerja, yang melibatkan teknik dalam penetapan waktu baku yang diijinkan

untuk melakukan tugas yang telah diberikan berdasarkan ukuran suatu metode

kerja dengan memperhatikan faktor kelelahan, pekerja dan kelambatan yang tidak

dapat dihindarkan. Analisa studi waktu dapat menggunakan beberapa teknik untuk

menetapkan sebuah standar, yaitu dengan menggunakan stopwatch, pengolahan

data dengan menggunakan komputerisasi, data standar, dasar mengenai data

gerakan, pengambilan contoh kerja, dan perhitungan berdasarkan masa lalu (Aziza

2012). Delapan langkah dalam studi waktu (Mulyati 2010) adalah :

1. Definisikan pekerjaan yang akan diamati

2. Bagi pekerjaan menjadi unsur yang tepat

3. Tentukan berapa kali akan dilakukan pengamatan

4. Hitung waktu dan catat waktu unsur, serta tingkat kinerja

5. Hitung waktu siklus pengamatan rataan

( )

( )

6. Tentukan tingkat kinerja dan kemudian hitung waktu normal setiap unsur

( )

7. Tambahkan waktu normal untuk setiap unsur

( )

8. Hitung waktu standar

( )

Metode Keseimbangan Lini (Line Balancing)

Menurut Agung dalam Linda (2006), metode ini dipergunakan untuk

merencanakan sistem produksi yang berorientasi produk (proses berkelanjutan),

yaitu suatu tipe tata letak produksi dimana masin dan fasilitas disusun menurut

urutan proses pengolahan produk, mulai dari bahan mentah menjadi produk jadi.

Pengukuran menggunakan konsep line balancing bertujuan untuk meminimalkan

total idle dalam proses produksi dengan menggabungkan unsur-unsur operasi.

Apabila manajemen ingin menggunakan line balancing maka terlebih dahulu

dihitung waktu siklusnya (cycle time) dengan menentukan waktu produksi per hari

dan tingkat produksi per hari M ’ f T 2003 .

Page 16: ANALISIS PROSES KERJA DALAM EFISIENSI PRODUKSI DI … · 3. Apa yang dapat dilakukan untuk meningkatkan atau mencapai efisiensi ? Tujuan. Penelitian. 1. Menganalisis proses kerja

7

Penelitian Terdahulu yang Relevan

Susanto 20 2 b “A Ef P b

G K b S b ” y b

efisiensi teknis, kualitas tebu yang digiling dan biaya pokok produksi gula PG

Wringinanom. Metode yang digunakan adalah purposive method dan

menggunakan data sekunder PG Wringinanom. Analisis efisiensi teknis dilakukan

dengan benchmark efisiensi teknis pabrik gula, yaitu membandingkan nilai

indikator dengan angka normal dari Lembaga Riset Perkebunan Indonesia. Hasil

penelitian menunjukkan bahwa terjadi inefisiensi teknis pabrik gula selama tahun

2001-2010, mutu bahan baku tebu yang digiling secara umum termasuk rendah

atau tidak efisien, serta biaya pokok produksi tinggi (BPP) pada tahun 2008-2010,

yaitu diatas nilai BPP nasional dan harga jual, sehingga gula yang dihasilkan tidak

kompetitif.

P y L 2006 “A T

L P b K b L P P J B ” b

mengevaluasi tata letak ruang produksi yang sudah ada, menyusun tata letak yang

lebih efisien berdasarkan waktu dan biaya penanganan bahan, serta menganalisis

keseimbangan lini pada area pengemasan. Perhitungan waktu baku dari tiap

produksi dengan menggunakan metode time study dan perancangan tata letak

dengan menggunakan metode CRAFT (Computerized Relative Allocation of

Facilities Technique). Hasil analisis menunjukan bahwa tata letak produksi yang

ada saat ini cukup baik dan hasil perancangan tata letak menggunakan metode

CRAFT menunjukan adanya pertukaran antar departemen yang dilihat dari biaya

penanganan bahan.

METODE

Kerangka Pemikiran Penelitian

Perusahaan dalam melakukan kegiatan produksi perlu memperhatikan

proses kerja agar tercapainya efisiensi. Efisiensi proses produksi dapat diketahui

dengan membandingkan nilai indikator PG Bungamayang dengan angka normal

Lembaga Riset Perkebunan Indonesia (LRPI). Sedangkan efisiensi pada proses

pengemasan dapat diketahui dengan mengukur waktu standar dan pencapaian

tingkat produksi per hari menggunakan line balancing.

Penelitian ini berupaya menganalisis proses kerja yang sudah ada, yaitu

analisis proses kerja produksi dan hasil penggilingan per periode terhadap

efisiensi. Kemudian menganalisis aktivitas-aktivitas pendukung proses produksi

dengan analisis keterkaitan antar aktivitas. Selanjutnya dilakukan pengukuran

kerja untuk mengetahui tingkat produksi yang seharusnya dapat dicapai

perusahaan pada proses pengemasan yang nantinya memengaruhi hasil kerja

akhir. Setelah hasil pengukuran kerja diketahui, dilakukan analisis terhadap hasil-

hasil tersebut. Hasil analisis dijadikan sebagai bahan acuan memperoleh alternatif

pemecahan masalah dalam perbaikan proses kerja.

Page 17: ANALISIS PROSES KERJA DALAM EFISIENSI PRODUKSI DI … · 3. Apa yang dapat dilakukan untuk meningkatkan atau mencapai efisiensi ? Tujuan. Penelitian. 1. Menganalisis proses kerja

8

Gambar 1 Kerangka pemikiran penelitian

Lokasi dan Waktu Penelitian

Lokasi

Lokasi penelitian bertempat di PG PTPN VII UU Bungamayang, Lampung,

dengan fokus pada proses produksi.

Waktu

Kegiatan penelitian dilaksanakan selama bulan September sampai dengan

November 2013.

Pengumpulan Data

Data yang digunakan pada penelitian ini adalah :

1. Data primer adalah data yang diperoleh dari pengamatan langsung.

2. Data sekunder meliputi dokumen-dokumen perusahaan tentang peraturan-

peraturan seperti ketentuan dan kebijakan yang diterapkan oleh perusahaan,

visi dan misi, struktur organisasi dan proses kerja. Hal lainnya didapatkan dari

laporan hasil penggilingan dalam jangka waktu tertentu dan berbagai sumber

relevan lainnya.

Analisis keterkaitan

antar aktivitas

Analisis proses produksi

Pengukuran kerja

Dampak yang diharapkan :

1. Peningkatan efisiensi

2. Peningkatan produktivitas

Pengolahan dan

perhitungan data

Analisis rekapitulasi data

dan perhitungan hasil

Analisis efisiensi kerja

Page 18: ANALISIS PROSES KERJA DALAM EFISIENSI PRODUKSI DI … · 3. Apa yang dapat dilakukan untuk meningkatkan atau mencapai efisiensi ? Tujuan. Penelitian. 1. Menganalisis proses kerja

9

Metode pengumpulan data dilakukan melalui :

1. Wawancara

Untuk mengumpulkan informasi dilakukan tanya jawab dengan informan,

pihak-pihak yang terkait dengan kegiatan proses kerja perusahaan seperti,

Sinder Kepala Bagian Pengolahan, Sinder Bagian Penelitian dan

Pengembangan, serta staf perusahaan. Data yang diperoleh melalui wawancara

adalah mengenai gambaran umum perusahaan, kelengkapan dokumen

perusahaan dalam meraih kinerja optimal dan informasi terkait proses

produksi. Wawancara dilakukan secara terstruktur sesuai dengan daftar

pertanyaan yang telah disiapkan.

2. Studi Pustaka

Studi pustaka didasarkan pada berbagai dokumen-dokumen perusahaan

mengenai peraturan internal, laporan kinerja perusahaan sebelumnya dan

membaca, serta mempelajari literatur dari berbagai sumber terkait.

3. Pengukuran Kerja

Pengukuran secara langsung terhadap proses kerja, proses produksi dan

pengukuran waktu siklus untuk mendapatkan efisiensi kerja.

Untuk mendukung semua tahap pengumpulan data, diperlukan alat dan

bahan berikut :

1. Stopwatch untuk mengukur waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan suatu

tugas.

2. Bagan keterkaitan antar aktivitas untuk mengumpulkan data mengenai alur

aktivitas.

3. Alat tulis dan komputer untuk pencatatan, penanda dan pengolahan pengukuran

kerja di lapangan, serta rekapitulasi data.

Pengolahan dan Analisis Data

Pengolahan dan analisis data menggunakan metode kualitatif berpedoman

pada metode activity relationship chart, line balancing dan studi waktu. Langkah

pengolahan data penelitian adalah :

1. Setiap fakta perusahaan dikumpulkan dan diidentifikasi sesuai setiappeubah

yang diteliti. Fakta yang diidentifikasi pada setiap peubah dievaluasi mengacu

pada proses kerja dan hasil penggilingan. Efisiensi proses produksi dapat

diketahui dengan membandingkan nilai indikator PG Bungamayang dengan

angka normal LRPI.

2. Pengukuran kerja. Efisiensi pada proses pengemasan dapat diketahui dengan

mengukur waktu standar dan pencapaian tingkat produksi per hari

menggunakan line balancing. Hasil perhitungan dari pengukuran kerja yang

diperoleh diinterpretasikan secara deskriptif.

3. Setelah diketahui efisiensi, dilakukan analisis bagan keterkaitan antar aktivitas

dan efisiensi proses produksi. Hasil analisis selanjutnya digunakan sebagai

bahan acuan alternatif pemecahan masalah.

Page 19: ANALISIS PROSES KERJA DALAM EFISIENSI PRODUKSI DI … · 3. Apa yang dapat dilakukan untuk meningkatkan atau mencapai efisiensi ? Tujuan. Penelitian. 1. Menganalisis proses kerja

10

GAMBARAN UMUM

Profil UU Bungamayang

UU Bungamayang terletak di Desa Negara Tulang Bawang, Kecamatan

Bungamayang, Kabupaten Lampung Utara. Berada ± 157 km Utara Bandar

Lampung (Ibukota Provinsi Lampung) dan ± 45 km dari Kotabumi (Ibukota

Kabupaten Lampung Utara). Dengan karakteristik tanah dan iklim dapat dilihat

pada Tabel 1.

Tabel 1 Karakteristik tanah dan iklim

Data Spesifikasi

Ketinggian 10 – 50 meter di atas permukaan laut (dpl)

Topografi 0 – 8 % (tingkat bergelombang & kemiringan)

Letak geografis 104° 57° BT dan 4° 22° LS

Jenis Tanah Podsolik merah kuning (ultisol dan oksisol)

pH 4,5 – 5,0

Ketebalan Top Soil 5 – 15 cm

Kedalaman Air Tanah 40 – 50 cm

Curah Hujan + 2500 mm per tahun

Hari Hujan + 200 hari per tahun

Kelembaban Udara 81 %

Luas Areal Total (2012) 22.823 Ha

Sumber : UU Bungamayang (2012)

Sejak bergabung di bawah Perseroan Terbatas Perkebunan Nusantara

(PTPN) VII (Persero), UU Bungamayang menjadi salah satu unit penggerak

. V PTPN VII P “M

b y b b ”,

sedangkan misi dari PTPN VII (Persero) adalah :

1. Menjalankan usaha agribisnis perkebunan dengan komoditas karet, kelapa

sawit, teh dan tebu.

2. Mengembangkan usaha berbasis bisnis inti yang mengarah ke integrasi

vertikal.

3. Menggunakan teknologi budidaya dan proses yang efisien dan akrab

lingkungan untuk menghasilkan produk berstandar, baik untuk pasar domestik

maupun internasional.

4. Memperhatikan kepentingan shareholders & stakeholders, khususnya, pekerja,

mitra petani, pemasok dan mitra usaha untuk bersama-sama mewujudkan daya

saing guna menumbuh kembangkan perusahaan.

PTPN VII (Persero) UU Bungamayang mengelola komoditas produk gula,

mulai dari pengusahaan penanaman tanaman tebu, pengolahan batang tebu di

Pabrik Gula Bungamayang hingga pengepakan (packaging) hasil jadi gula, dan

terakhir pada penjualan. Luas lahan dan jumlah produksi tebu berdasarkan jenis

kebun tebu dapat dilihat pada Tabel 2. Selain produk utama gula, hasil sampingan

dari olahan tebu adalah tetes tebu yang biasa dipakai untuk bahan campuran

penyedap rasa dan kedepan tetes tebu bisa dipakai sebagai bahan bakar alternatif

Page 20: ANALISIS PROSES KERJA DALAM EFISIENSI PRODUKSI DI … · 3. Apa yang dapat dilakukan untuk meningkatkan atau mencapai efisiensi ? Tujuan. Penelitian. 1. Menganalisis proses kerja

11

(bio ethanol). Hasil sampingan lainnya juga, yaitu berupa blotong yang dipakai

untuk pupuk organik, dimana merupakan hasil olah limbah padat pabrik gula.

Selain komoditas olahan, UU Bungamayang juga mengusahakan bahan

baku sisa dari tanaman tebu, berupa daun pucuk tanaman tebu, yang bisa

dimanfaatkan untuk pakan ternak, dalam hal ini adalah pakan sapi. Semua

dikelola dengan manajemen perkebunan secara profesional.

Pengelolaan kebun di Unit Usaha Bungamayang dipimpin langsung oleh

kepala tanaman. Pengelolaan ini dibagi menjadi tiga bagian yakni Bagian Rayon,

Bagian Tebu Rakyat (TR) dan Bagian Tebang, Muat, Angkut (TMA). Setiap

bagian dipimpin oleh seorang sinder kepala (sinka).

Luas lahan tebu sendiri (TS) mencapai 7.500 ha, tebu seinduk mencapai 355

ha. Tebu seinduk merupakan tebu yang terdapat pada Unit Usaha lain (diluar UU

Bungamayang) yang masih tergabung di PTPN VII. Sedangkan luas lahan tebu

rakyat (TR) seluas 4.074 ha dan tebu rakyat bebas (TRB) seluas 2.381 ha. Tebu

Rakyat (TR) merupakan jenis kemitraan dengan petani tebu yang menerapkan

sistem paket kredit pada proses budidaya tebu mulai dari penanaman hingga

panen melalui bentuk bantuan pemenuhan fasilitas sarana dan prasarana produksi

seperti kebutuhan bibit, pupuk, alat panen, dan lain-lain. Tebu Rakyat Bebas

(TRB) merupakan jenis kemitraan dengan petani tebu yang keseluruhan sistem

budidaya dilakukan secara mandiri atau tanpa bantuan perusahaan kecuali proses

pengolahan tebu menjadi gula di pabrik.

Tabel 2 Luas lahan dan produksi tebu

Jenis Kebun Tebu Luas Total (Ha) Jumlah Produksi (ton)

Tebu Sendiri 7.500 513.456

Tebu Seinduk 355 21.342

Tebu Rakyat 4.074 273.638

Tebu Rakyat B 2.381 160.536

Jumlah 14.312 968.972

Sumber : UU Bungamayang (2012)

PG Bungamayang

Giling perdana PG Bungamayang dijalankan pada tahun 1984 dengan

kapasitas 4000 TDC (Ton Cane per Day or Ton per Day Capacity). Dengan

perimbangan stok bahan baku tebu, kapasitas produksi pabrik dipersiapkan untuk

meningkat menjadi 10.000 TDC, dengan tahapan :

1. Tahun 2005 : 5.500 TDC (kapasitas inclusive direncanakan 6.000 TDC).

2. Tahun 2010-2011 : Program peningkatan kapasitas giling 5.500 TDC menuju

7.000 TDC.

3. Tahun 2012-2013 : Program peningkatan kapasitas giling 7.000 TDC menuju

10.000 TDC (dengan cara menyerap hasil tebu dari lahan

kemitraan-TR).

Page 21: ANALISIS PROSES KERJA DALAM EFISIENSI PRODUKSI DI … · 3. Apa yang dapat dilakukan untuk meningkatkan atau mencapai efisiensi ? Tujuan. Penelitian. 1. Menganalisis proses kerja

12

Pabrik Gula Bungamayang menerapkan SMK3 (Sistem Manajemen

Kesehatan dan Keselamatan Kerja) yang meliputi keselamatan kerja, yaitu

pakaian kerja (sesuai bidang kerja) serta adanya sertifikat sesuai bidang pekerjaan

pekerja (lisensi operator) dan kesehatan kerja, yaitu pemeriksaan kesehatan

berkala berdasarkan catatan kesehatan pekerja (biaya perusahaan) dan pemberian

extrafooding (pertimbangan resiko kerja/beban kerja yang berat). Hal tersebut

diterapkan berdasarkan UU No.1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja,

Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. 5 Tahun 1996 tentang K3, dan PKB 2012-

2013, Bab XVI tentang K3.

Gambar 2 PG Bungamayang

UU Bungamayang menurut bidang kerjanya dikelompokan menjadi lima

bagian, yaitu kantor (TUK), penelitian dan pengembangan, pengolahan, tanaman,

teknik dan pelayanan teknik dengan struktur organisasi terlampir (Lampiran 1).

Kantor

UU Bungamayang memiliki kantor sebagai pusat operasi, seperti tata usaha

dan keuangan dengan bidang-bidang, seperti bagian umum, tata usaha dan

keuangan, tata usaha hasil, pertanahan dan pembukuan. Jam kerja kantor distrik

UU Bungamayang ditetapkan berdasarkan surat edaran nomor 7.6/SE/010/2009

dapat dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3 Jam kerja bagian kantor

Hari Jam kerja Jam istirahat

Senin - Kamis 07.00 – 12.00

14.00 – 16.00

12.00 – 14.00

Jumat 07.00 – 14.00 14.00 – 16.00

Sabtu 07.00 – 13.00 -

Penelitian dan Pengembangan

Unit Usaha Bungamayang memiliki unit laboratorium yang berperan dalam

hal penelitian tentang varietas tebu yang unggul, merancang pembibitan dan

bertugas untuk mengawal kemasakan tebu. Memberikan rekomendasi kepada

Page 22: ANALISIS PROSES KERJA DALAM EFISIENSI PRODUKSI DI … · 3. Apa yang dapat dilakukan untuk meningkatkan atau mencapai efisiensi ? Tujuan. Penelitian. 1. Menganalisis proses kerja

13

bagian tanaman terhadap hal yang berkaitan dengan penanaman, pemeliharaan

dan pemanenan tanaman tebu.

Pengolahan

Pengolahan adalah bagian yang melakukan proses produksi pada PG

Bungamayang pada saat musim giling. Pekerja pada bagian pengolahan dibagi

menjadi tiga shift per hari nya, yaitu shift pagi, sore dan malam dengan pembagian

waktu seperti pada Tabel 4. Jam kerja bagi pekerja bagian pengolahan pada saat

musim giling adalah dua puluh empat jam (24 jam), karena produksi dilakukan

secara berkelanjutan.

Tabel 4 Shift kerja bagian pengolahan

Shift Jam kerja Keterangan

Pagi 06.00 – 14.00 Pergantian shift kerja (shift

rotation) dilakukan tiap minggu Sore 14.00 – 22.00

Malam 22.00 – 06.00

Tanaman

Bagian tanaman pada PG Bungamayang adalah bagian yang melakukan

penanaman dan pemanenan terhadap bahan baku gula, yaitu tebu, serta

menentukan masa buka giling dan tutup giling pabrik. Pekerja pada bagian

tanaman meliputi pekerja tetap, pekerja kontrak, dan pekerja harian. Jam kerja

bagian pengolahan mengikuti jam kerja bagian kantor.

Teknik dan Pelayanan Teknik

Bagian teknik, yaitu mengoperasikan alat-alat berat ataupun mesin sesuai

dengan kapasitas teknisi. Sedangkan pelayanan teknik berperan dalam perawatan

alat-alat berat baik pada bagian pengolahan maupun tanaman. Alat-alat nya antara

lain alat pertanian, alat infrastruktur, sarana tebang muat angkut (TMA) dan

bengkel (workshop).

Selain itu, PTPN VII UU Bungamayang menyediakan fasilitas-fasilitas,

yaitu fasilitas perumahan, fasilitas sarana sosial, fasilitas olahraga dan fasilitas

kesehatan. Fasilitas sarana sosial yang disediakan, seperti tempat ibadah (mushola

dan masjid) dan sekolah untuk menunjang pendidikan anak-anak karyawan dan

warga sekitar dengan tingkat pendidikan Taman Kanak-kanak (TK), Sekolah

Dasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP), sedangkan fasilitas olahraga,

seperti lapangan sepak bola, lapangan tenis, lapangan voli dan tenis meja, serta

balai pertemuan.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Proses Produksi

Proses produksi merupakan proses pengolahan tebu menjadi gula atau

proses pabrikasi gula merupakan proses pengambilan gula yang ada dalam bentuk

Page 23: ANALISIS PROSES KERJA DALAM EFISIENSI PRODUKSI DI … · 3. Apa yang dapat dilakukan untuk meningkatkan atau mencapai efisiensi ? Tujuan. Penelitian. 1. Menganalisis proses kerja

14

terlarut di batang tebu sebanyak-banyaknya dengan mengupayakan agar

kehilangan gula akibat proses tersebut sesedikit mungkin. Proses pengolahan tebu

menjadi gula di PTPN VII Unit Usaha Bungamayang menggunakan sistem

sulfitasi. Flow sheet mengenai proses produksi Pabrik Gula UU Bungamayang

dapat dilihat pada Lampiran 2.

Proses ini dilaksanakan melalui tiga tahap, yaitu input, proses dan output.

1. Input

Angkutan tebu yang telah ditimbang selanjutnya memasuki area cane yard.

Selanjutnya tebu dimasukkan ke dalam meja tebu (cane table) kemudian melewati

cane carrier menuju pisau pencacah (cane cutter I dan II) sehingga tebu akan

menjadi bagian cacahan lebih kecil. Selanjutnya ke mesin penghancur (cane

hammer shredder) agar menjadi serpihan-serpihan halus yang siap untuk

dilakukan pemerahan.

2. Proses

Tebu yang telah menjadi serpihan halus dari proses sebelumnya

digiling/diperah menggunakan cane diffuser melalui proses fisika dan kimia

sehingga akan diperoleh nira tebu (mixed juice). Ampas dari penggilingan

(bagasse) yang sudah tidak mengandung gula digunakan untuk bahan bakar boiler

sebagai penghasil uap (steam). Steam tersebut berfungsi untuk menggerakkan

turbin dan menghasilkan listrik dari tenaga uap, sedangkan ampas dari

penggilingan yang masih mengandung gula akan diolah di dalam dewatering and

drying mill dan dikirim kembali ke dalam cane diffuser untuk diperah kembali

sehingga ampas benar-benar tidak mengandung gula.

Nira tebu hasil pemerahan yang masih mentah (mixed juice) masuk ke

dalam screened juice tank melewati flow meter untuk mengetahui jumlah juice

yang diperoleh. Selanjutnya nira menuju alat pemanas pertama (primary heater)

dan dipanaskan pada suhu 75°C untuk mematikan organisme. Kemudian nira

dipompa menuju tangki pengapuran pertama (primary liming tank) dan diberi

susu kapur hingga nira mencapai pH 7-7.2, selanjutnya menuju tangki pengapuran

kedua (secondary liming tank) dan diberi susu kapur hingga nira mencapai pH

8.5-10 (limed juice).

Nira yang telah diberi kapur (limed juice) kemudian dipompa ke dalam

tangki sulfitasi (mixed juice sulphitator) untuk ditambahkan gas SO2 sehingga pH

menjadi 7-7.2. Selanjutnya nira dipanaskan kembali pada alat pemanas kedua

(secondary heater) pada suhu 105°C dan diteruskan ke alat pengembang (flash

tank) untuk membuang gas-gas yang ada dalam juice. Selanjutnya nira ditambah

bahan pembantu penggumpal, yaitu flocculant dan diendapkan di dalam tangki

pengendapan (juice clarifier) untuk memisahkan nira jernih (clear juice) dan

kotoran/lumpur juice (mud). Lumpur juice (mud) kemudian dipompa menuju alat

penapis (rotary vacuum filter) sehingga diperoleh blotong (filter cake) dan nira

tapis (filtrate juice) yang akan dikembalikan ke tangki pengapuran untuk diolah

kembali. Sedangkan nira jernih (clear juice) dipompa ke badan penguapan

(evaporator) untuk diuapkan sehingga akan diperoleh nira kental (raw syrup).

Proses pengambilan kristal tidak dapat dilaksanakan satu tingkat, namun

dilaksanakan dengan beberapa tingkat. PTPN VII UU Bungamayang menerapkan

sistem tiga tingkat. Tujuan adanya sistem tingkat ini untuk menekan kehilangan

gula yang terikut pada tetes tebu (final molassses). Pelaksanaan dengan sistem ini

Page 24: ANALISIS PROSES KERJA DALAM EFISIENSI PRODUKSI DI … · 3. Apa yang dapat dilakukan untuk meningkatkan atau mencapai efisiensi ? Tujuan. Penelitian. 1. Menganalisis proses kerja

15

juga dipengaruhi oleh proses pemurnian, dimana jika kemurnian lebih tinggi bisa

saja dilakukan proses kristalisasi dengan empat tingkat. Namun kebanyakan

pabrik gula di Indonesia menerapkan sistem tiga tingkat dimana hal ini juga

tergantung dengan peralatan yang tersedia di pabrik. Nira kental (raw syrup) hasil

pemurnian dan penguapan selanjutnya diteruskan ke dalam vacuum pan untuk

dimasak dan dikristalkan hingga tidak ada lagi gula yang tertinggal dan terikut

dalam tetes tebu. Hasil akhir dari proses pengkristalan dan pemisahan ini adalah

gula kristal putih (Starch High Sugar) dan tetes (final mollases).

Gula SHS yang diperoleh dari proses pengkristalan dan pemisahan masih

basah dan lengket sehingga proses dilanjutkan ke tahap pengeringan dan

pendinginan agar gula sesuai dengan kualitas pasar. Pengeringan dan pendinginan

dilakukan di dalam alat pengering dan pendingin (sugar dryer and cooler).

3. Output

Tahap penimbangan dan pengarungan (weighing and packing). Gula SHS yang

telah dikeringkan dan didinginkan dimasukkan ke dalam alat penimbang (sugar

weigher) otomatis dengan kapasitas kerja alat 50 kg/karung, gula SHS masuk ke

dalam karung dan selanjutnya dikemas.

Analisis Proses Produksi

Tahap proses produksi berdasarkan formasi karyawan bagian pengolahan

dalam masa giling tahun 2013 terdiri dari empat stasiun, yaitu stasiun pemurnian,

stasiun penguapan, stasiun masakan dan stasiun putaran. Kegiatan tersebut

dilakukan secara berkelanjutan dengan menggunakan mesin dan tenaga operator

mesin. Tenaga operator atau tenaga kerja dibagi menjadi tiga shift, yaitu pagi, sore

dan malam. Perhitungan waktu proses produksi pengolahan gula dibagi menjadi

empat unsur kerja disesuaikan dengan jumlah stasiun kerja dimuat pada Tabel 5.

Tabel 5 Waktu unsur kerja stasiun proses produksi

Stasiun Waktu (menit) Kapasitas (ton/jam)

Pemurnian 60 300

Penguapan 60 300

Masakan 30 180

Putaran 10 180

Total 160

Sumber : Data diolah (2014)

Proses tebu menjadi nira jernih dilakukan pada stasiun pemurnian dengan

waktu yang dibutuhkan 60 menit. Nira jernih (clear juice) dipompa ke badan

penguapan (evaporator) untuk diuapkan sehingga akan diperoleh nira kental (raw

syrup) selama 60 menit. Nira kental (raw syrup) hasil pemurnian dan penguapan

selanjutnya diteruskan ke dalam vacuum pan untuk dimasak dan dikristalkan

selama 30 menit hingga tidak ada lagi gula yang tertinggal dan terikut dalam tetes

tebu. Pemisahan gula kristal dengan larutannya dilakukan di stasiun putaran

selama 10 menit. Hasil akhir dari proses pengkristalan dan pemisahan ini adalah

gula kristal putih (SHS) dan tetes (final mollases).

Kapasitas stasiun pemurnian dan penguapan, yaitu 300 ton/jam dengan

menggunakan vacuum filter dan evaporator, sedangkan pada stasiun masakan dan

putaran tebu dalam bentuk nira kental hanya 60% dari 300 ton/jam yang dapat

Page 25: ANALISIS PROSES KERJA DALAM EFISIENSI PRODUKSI DI … · 3. Apa yang dapat dilakukan untuk meningkatkan atau mencapai efisiensi ? Tujuan. Penelitian. 1. Menganalisis proses kerja

16

dihasilkan menjadi gula kristal, yaitu 180 ton/jam dengan mesin vacuum pan dan

continous vacuum pan. Total dari keseluruhan proses produksi gula dari

pemurnian hingga putaran, yaitu 160 menit. Gula kristal putih yang telah terpisah

dari larutannya kemudian dialirkan ke bagian pengemasan.

PG UU Bungamayang melakukan masa penggilingan berdasarkan periode

waktu tertentu menyesuaikan dengan musim tanam dan musim panen.

Perhitungan giling tebu dibagi dalam dua periode dalam satu bulan masa giling.

Pada penelitian ini diambil data tiga periode, yaitu periode September A (1-15

September 2013), September B (16-29 September 2013) dan Oktober A (30

September-13 Oktober 2013) dengan perolehan data seperti dimuat pada Tabel 6.

Tabel 6 Hasil penggilingan per periode

Keterangan September A September B Oktober A

Lama periode 15 hari

(360 jam)

14 hari

(336 jam)

14 hari

(336 jam)

Lama giling (jam) 301,25 318,25 268

Berhenti giling (jam) 58,75 17,75 68

Kekurangan tebu (jam) 41,75 1,25 42

Pembetulan alat (jam) 17 16,5 26

Hari libur (hari) - 1 1

Produksi gula (ton) 6.310,35 6.644,8 5.552,75

Sumber : UU PG Bungamayang (2013)

Berdasarkan data di atas dapat diketahui bahwa dari masing-masing periode

masa penggilingan terdapat jam berhenti giling yang memengaruhi waktu lama

giling dan hasil produksi gula. Berhenti giling pada tabel diatas disebabkan

adanya kekurangan tebu baik karena hujan, kekurangan tenaga tebang, tebu habis,

tunggu tebu maupun tebu telat dan pembetulan alat.

Pembetulan alat sering terjadi dikarenakan proses produksi yang bersifat

berkelanjutan/kontinyu sehingga pemakaian mesin harus menyesuaikan proses

produksi. Pembetulan alat atas kerusakan alat atau permasalahan alat terjadi pada

masing-masing unsur kerja proses produksi yang berkaitan (Tabel 7). Kurang

optimalnya rehabilitasi pada alat-alat menyebabkan gangguan pada kinerja alat-

alat sehingga jam berhenti gilingnya tinggi (Santoso dan Pratiwi 2008).

Tabel 7 Pembetulan alat per periode (dalam jam)

Pembetulan Alat September A September B Oktober A

Gilingan/diffuser 14 8,25 11,5

Pembangkit uap 0,5 1,25 2

Penguapan - - 3

Pengemasan/instrument - 2,5 -

Pengaturan lain-lain 2,5 4,5 9,5

Total 17 16,5 26

Sumber : UU PG Bungamayang (2013)

Sistem perawatan yang diterapkan adalah corrective maintenance, dimana

kegiatan maintenance sifatnya hanya menunggu sampai kerusakan terjadi terlebih

dahulu, baru kemudian diperbaiki. Pada mesin atau alat gilingan sering terjadi

pembetulan alat pada masing-masing periode giling dengan waktu berhenti

Page 26: ANALISIS PROSES KERJA DALAM EFISIENSI PRODUKSI DI … · 3. Apa yang dapat dilakukan untuk meningkatkan atau mencapai efisiensi ? Tujuan. Penelitian. 1. Menganalisis proses kerja

17

tertinggi. Alat pembangkit uap juga terjadi pembetulan alat pada masing-masing

periode, tetapi memerlukan waktu berhenti lebih rendah dibandingkan gilingan

dan pengaturan lain-lain. Pengaturan lain-lain merupakan waktu berhenti tertinggi

kedua setelah alat gilingan, terjadi pada masing-masing periode. Sedangkan alat

penguapan hanya terjadi pembetulan alat pada periode Oktober A dan pembetulan

alat pada pengemasan terjadi hanya pada periode September B.

.

Analisis Efisiensi

Analisis efisiensi proses produksi dilakukan dengan membandingkan angka

normal indikator efisiensi teknis pabrik gula, yaitu Mill Extraction (ME), Boiling

House Recovery (BHR), Overall recovery (OR), pol (kualitas) tebu dan rendemen

(LRPI 2005) dimuat pada Tabel 8. Pol diukur menggunakan polimeter atau alat

yang menentukan jumlah pol. ME diukur dari ton Pol nira mentah, sedangkan

BHR diukur dari ton pol gula kristal putih. OR didapatkan dengan perkalian

antara ME dan BHR. Rendemen dihitung dengan melakukan perkalian antara pol

tebu, ME dan BHR.

Tabel 8 Indikator efisiensi teknis pabrik gula

Indikator Angka normal (%)

ME 95

BHR 90

OR 85

Pol tebu 14

Rendemen 12

Sumber : LRPI (2005)

Data kapasitas inclusive pada proses produksi PG Bungamayang dianalisis

berdasarkan data giling selama tiga periode, yaitu September A, September B dan

Oktober A dimuat pada Tabel 9.

Tabel 9 Data hasil produksi per periode

Indikator September A September B Oktober A

Tebu digiling (ton) 92.130,80 95.230,50 79.543,90

ME (%) 94,44 94,34 93,92

BHR (%) 83,61 85,53 85,23

OR (%) 78,96 80,69 80,05

pol tebu (%) 8,46 8,65 8,22

Rendemen (%) 6,68 6,98 6,58

Kapasitas inclusive 6.142,1 ton 6.802,2 ton 5.681,7 ton

Kapasitas exclusive 7.339,9 ton 7.181,6 ton 6.493,75 ton

Sumber : UU PG Bungamayang (2013)

Mill Extraction (ME)

ME adalah hasil pemerahan gula, suatu pabrik gula dinyatakan efisien

apabila nilainya berada pada angka normal, yaitu 95%, sehingga semakin besar

ME maka kinerja stasiun gilingan pada pabrik gula semakin optimal. Pada PG

Bungamayang nilai ME selama tiga periode tersebut masih berada dibawah 95%

dan cenderung menurun, yaitu September A 94,44 %, September B 94,34% dan

Oktober A 93,92 %. Artinya kemampuan ekstraksi pada stasiun penggilingan

Page 27: ANALISIS PROSES KERJA DALAM EFISIENSI PRODUKSI DI … · 3. Apa yang dapat dilakukan untuk meningkatkan atau mencapai efisiensi ? Tujuan. Penelitian. 1. Menganalisis proses kerja

18

masih belum efisien dalam mengambil pol nira mentah. Nilai ME yang masih

dibawah efisiensi normal disebabkan oleh kondisi mesin pabrik pada stasiun

penggilingan kurang baik, sehingga potensi berhenti giling atas perbaikan mesin

atau alat tinggi, dibuktikan dengan jumlah jam henti pada pembetulan alat

gilingan (Tabel 8).

Boiling House Recovery

BHR PG Bungamayang dalam tiga periode belum mencapai efisiensi

normal sebesar 90%, yaitu September A 83, 61%, September B 85,53% dan

Oktober A 85,23%. Nilai BHR masih berada di bawah efisiensi normal,

disebabkan adanya penurunan kemampuan alat pada pabrik gula dalam mengolah

nira mentah menjadi gula kristal putih.

Overall Recovery

OR sebagai indikator efisiensi pabrik mempunyai nilai standar normal 85%.

Nilai OR sangat bergantung pada nilai ME dan BHR, Semakin tinggi nilai OR

menunjukkan semakin baik kinerja pabrik gula. PG Bungamayang dalam tiga

periode tersebut belum mencapai efisiensi normal, yaitu September A 78,96%,

September B 80,69% dan Oktober A 80,05%. Artinya kinerja pabrik gula dalam

menghasilkan gula kristal putih dari tebu secara umum tidak efisien karena

kehilangan terhadap pol di atas 15%. Nilai OR tersebut dapat dikatakan cukup

baik karena rataan OR pada pabrik gula nasional masih di bawah 80% (LRPI

2005).

Pol tebu

Pol tebu pada periode September A 8,46%, September B 8,65% dan

Oktober A 8,22%, angka tersebut masih berada jauh di bawah nilai efisiensi

normalnya 14%, artinya mutu bahan baku tebu yang digiling belum optimal dalam

pencapaian kadar sukrosanya. Hal ini disebabkan oleh faktor kemasakan tebu dan

manajemen tebu yang sudah ditebang, misalkan tebu tebang terlalu lama

menunggu untuk digiling (waktu tunggu tebu giling maksimal 36 jam) dapat

mengakibatkan penurunan kadar sukrosa.

Rendemen

Pencapaian rendemen tebu pada tiga periode tersebut menunjukkan angka

jauh di bawah efisiensi normal 12%, yaitu September A 6,68%, September B

6,98% dan Oktober A 6,58%. Faktor yang menyebabkan kondisi rendemen PG

Bungamayang rendah selain mutu tebu yang dihasilkan, juga dikarenakan

efisiensi pabrik gula rendah.

Kapasitas inclusive dan kapasitas exclusive

Kapasitas giling inclusive adalah kapasitas giling TDC pada pabrik gula

termasuk jam berhenti, sedangkan kapasitas exclusive adalah kapasitas giling

TDC tidak termasuk jam berhenti giling. Kapasitas inclusive pada periode

September A 6.142,1 TDC, September B 6.802,2 TDC dan Oktober A 5.681,7

TDC. Hal tersebut menunjukkan kapasitas giling PG Bungamayang belum dapat

memenuhi peningkatan kapasitas giling 7.000-10.000 TDC sesuai program

peningkatan kapasitas giling. Hal tersebut dikarenakan adanya waktu berhenti

Page 28: ANALISIS PROSES KERJA DALAM EFISIENSI PRODUKSI DI … · 3. Apa yang dapat dilakukan untuk meningkatkan atau mencapai efisiensi ? Tujuan. Penelitian. 1. Menganalisis proses kerja

19

atau waktu menganggur di setiap periode proses produksi dan proses pengemasan.

Menurut P3GI dalam Siagian (2003), salah satu faktor yang menyebabkan

rendahnya efisiensi gula adalah jam berhenti giling yang tinggi. Waktu berhenti

giling yang terjadi disebabkan oleh beberapa faktor, diantaranya kekurangan

bahan baku tebu dan perbaikan alat. Dibandingkan dengan kapasitas exclusive,

yaitu tanpa terhitung (termasuk) jam berhenti giling maka pada periode September

A 7.339,9 TDC dan September B 7.181,6 TDC seharusnya sudah dapat mencapai

target kapasitas giling 7.000-10.000 TDC.

Proses Pengemasan

Pengemasan merupakan proses lanjutan setelah proses produksi selesai,

yaitu setelah tebu menjadi gula kristal. Proses pengemasan berlangsung di gudang

dengan menggunakan sugar bin dan sugar weigher dengan ketentuan timbangan

50 kg dalam 1 karung gula. Proses pengemasan dilakukan oleh tenaga kerja yang

juga mengoperasikan mesin. Efisiensi pada proses pengemasan dapat diketahui

dengan waktu standar dalam proses pengemasan. Perhitungan waktu standar

dilakukan melalui pengamatan secara langsung dengan studi waktu, yaitu dengan

membagi pekerjaan menjadi empat unsur, yaitu mengambil karung, mengisi

(mesin), melipat karung, dan menjahit karung (mesin) sebanyak 50 kali

pengamatan. Data yang diperolah dimuat pada Tabel 10.

Tabel 10 Hasil pengukuran studi waktu

Unsur Kerja Total Waktu

rataan

Waktu

normal

Waktu

normal total

Waktu

standar

Mengambil

karung

140,09 2,8018 2,38153 13,1971 13,89

Mengisi (mesin) 199,52 3,9904 3,39184

Melipat karung 192,85 3,857 3,27845

Menjahit karung 243,84 4,8768 4,14528

Sumber : Data diolah (2014)

Berdasarkan hasil pengukuran menggunakan studi waktu, didapatkan hasil

waktu standar dalam melakukan proses pengemasan dengan kelonggaran yang

dapat diterima 5% adalah 13,89 detik per karung. Pada saat pengerjaan proses

pengemasan terdapat waktu berhenti atau waktu menganggur selama 25,47 menit

atau 1.528,2 detik untuk memperbaiki mesin jahit yang mengalami permasalahan.

Sehingga total waktu keseluruhan dari 50 pengamatan terhitung waktu

menganggur adalah 2.304,5 detik atau 38,4 menit (Lampiran 5).

Setelah diketahui waktu standar pengerjaan proses pengemasan, selanjutnya

untuk menentukan efisiensi kerja pada proses pengemasan dilakukan pengukuran

dengan menggunakan line balancing (Lampiran 6). Hasil pengukuran menunjukan

bahwa dari perbandingan waktu kerja per hari 480 menit dan tingkat produksi per

hari 1.872 karung didapatkan waktu siklus terhitung waktu berhenti, yaitu 0,256

menit per karung. Sedangkan perhitungan dengan menggunakan studi waktu

didapatkan waktu siklus tanpa terhitung waktu berhenti adalah 0,232 menit per

karung dan tingkat produksi per hari sebanyak 2.069 karung. Selisih antara waktu

Page 29: ANALISIS PROSES KERJA DALAM EFISIENSI PRODUKSI DI … · 3. Apa yang dapat dilakukan untuk meningkatkan atau mencapai efisiensi ? Tujuan. Penelitian. 1. Menganalisis proses kerja

20

siklus terhitung waktu berhenti dan waktu siklus tanpa terhitung waktu berhenti

adalah 0,024 menit, maka didapatkan efisiensi 90,625%. Hal ini menunjukkan

masih terdapat ketidakseimbangan 9,375% akibat waktu berhenti atau

menganggur. Keseimbangan sempurna dengan pencapaian efisiensi 100%, berarti

tidak terdapat waktu menganggur, atau hanya sedikit kasus yang benar-benar

M ’ f T 2003 , tingkat efisiensi di atas tergolong

dalam tingkat efisiensi tinggi.

Analisis Keterkaitan Antar Aktivitas

Aktivitas pendukung

Aktivitas pendukung adalah aktivitas yang bersangkutan pada suatu pabrik

dalam melakukan proses produksi dan operasi. Aktivitas-aktivitas pendukung

pada UU Bungamayang, adalah :

1. Penerimaan bahan baku, aktivitasnya meliputi pemasukan atau penerimaan

bahan baku berupa tebu dengan terlebih dahulu ditimbang kemudian bahan

baku disusun berdasarkan urutan kedatangan.

2. Tempat bahan baku, aktivitas penyusunan dan penyimpanan bahan baku dalam

skala besar untuk selanjutnya dimasukkan dalam proses produksi.

3. Kantor, aktivitas pelayanan yang berhubungan dengan administrasi, seperti

pemasaran, pembukuan, personalia, ruang arsip, dan sebagainya.

4. Pengolahan, aktivitas proses produksi mulai dari pemasukan, pemurnian,

hingga menghasilkan gula kristal yang selanjutnya dialirkan ke bagian

pengemasan.

5. Penelitian dan pengembangan, aktivitas penelitian terhadap varietas tebu yang

unggul dan bertugas melakukan pengawasan terhadap proses produksi selama

masa giling.

6. Pelayanan teknik, aktivitas pengoperasian alat-alat dan mesin yang

berhubungan dengan pengolahan, pengemasan dan TMA, serta berperan dalam

pemeliharaan alat-alat tersebut.

7. Gudang, aktivitas yang dilalukan adalah pengemasan gula kristal hasil proses

produksi dan kemudian disusun di gudang untuk disimpan.

Keterkaitan antar Aktivitas

Bagan keterkaitan antar aktivitas digambarkan dengan luasan yang sama

pada Lampiran 3. Hal ini dikarenakan bagan keterkaitan antar aktivitas belum

mempertimbangkan luasan lantai untuk setiap aktivitas, luas yang tersedia,

pertimbangan modifikasi, dan pembatas yang lain (Machfud dan Agung, 1990).

Derajat kedekatan memiliki keterangan A : Mutlak perlu, E : Sangat

penting, I : Penting, O : Biasa, U : Tidak perlu dan X : Tidak diharapkan. Derajat

keterkaitan antar aktivitas didapatkan melalui bagan keterkaitan antar aktivitas-

aktivitas pendukung berdasarkan faktor alasan (1) Urutan aliran kerja/bahan, (2)

Kontak antar pekerja, (3) Penggunaan pekerja yang sama, (4) Adanya komunikasi

lisan/tertulis, (5) Menimbulkan kebisingan, bau, dll, (6) Penggunaan peralatan

yang sama dan (7) Pelaksanaan pekerjaan yang sejenis.

Page 30: ANALISIS PROSES KERJA DALAM EFISIENSI PRODUKSI DI … · 3. Apa yang dapat dilakukan untuk meningkatkan atau mencapai efisiensi ? Tujuan. Penelitian. 1. Menganalisis proses kerja

21

A

X

X X

UU

U

O

O

O

I

O

U

O

U

O

U

O

E

I

A

Tempat bahan baku

Pengolahan

Penelitian dan pengembangan

Pelayanan teknik

Gudang

Penerimaan bahan baku

Kantor

Gambar 3 Bagan derajat keterkaitan antar aktivitas

Bagan derajat keterkaitan pada Gambar 3 menunjukkan bahwa aktivitas

penerimaan bahan baku harus saling berdekatan (A) dengan aktivitas tempat

bahan baku, dikarenakan faktor alasan urutan aliran kerja/bahan, kontak antar

pekerja dan adanya komunikasi lisan/tertulis. Sedangkan aktivitas kantor tidak

boleh berdekatan (X) dengan aktivitas tempat bahan baku dan aktivitas

pengolahan dengan alasan dapat menimbulkan kebisingan, bau dan lain-lain,

sehingga dapat mengganggu aktivitas kantor.

Aktivitas pengolahan dengan aktivitas teknik harus saling berdekatan (A),

dengan alasan penggunaan peralatan yang sama, yaitu perbaikan alat yang

mengalami kerusakan dan akan menghambat aktivitas pengolahan, sehingga

diharapkan mendapat penanganan yang cepat. Aktivitas pengolahan dengan

aktivitas penelitian dan pengembangan harus berdekatan (E) dikarenakan adanya

komunikasi lisan/tertulis yang berkaitan dengan jenis varietas bahan baku dan

mutu hasil gula kristal pada aktivitas pengolahan, yaitu proses produksi. Aktivitas

gudang dan aktivitas kantor cukup berdekatan (I) dengan alasan kontak antar

pekerja, penggunaan pekerja yang sama, adanya komunikasi lisan/tertulis, serta

pelaksanaan pekerjaan yang sejenis terkait dengan pembukuan penjualan dan

pengeluaran gula dari gudang.

Hasil pemetaan hubungan aktivitas-aktivitas pendukung sudah sesuai

dengan tata letak yang ada, tetapi pada tata letak gudang dengan kantor tidak

berdekatan (Lampiran 4), sedangkan dari hasil pemetaan seharusnya kedua

aktivitas tersebut cukup berdekatan (I). Hal tersebut menunjukan keefisienan tata

letak tersebut belum tercapai, sehingga diperlukan perancangan ulang tata letak.

Page 31: ANALISIS PROSES KERJA DALAM EFISIENSI PRODUKSI DI … · 3. Apa yang dapat dilakukan untuk meningkatkan atau mencapai efisiensi ? Tujuan. Penelitian. 1. Menganalisis proses kerja

22

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

PG Bungamayang menggunakan sistem produksi berorientasi produk dan

bersifat berkelanjutan, dimana susunan mesin dan fasilitas disesuaikan dengan

urutan proses pengolahan produk. Proses pengolahan tebu menjadi gula di PTPN

VII Unit Usaha Bungamayang menggunakan sistem sulfitasi. Tahap proses

produksi berdasarkan formasi karyawan bagian pengolahan dalam masa giling

tahun 2013 terdiri dari empat stasiun, yaitu stasiun pemurnian, stasiun penguapan,

stasiun masakan dan stasiun putaran. Proses tebu menjadi gula kristal putih

memerlukan waktu total 160 menit.

Analisis efisiensi proses produksi dilakukan dengan membandingkan angka

normal indikator efisiensi teknis pabrik gula, yaitu ME, BHR, OR, pol tebu dan

rendemen. Perbandingan masing-masing indikator menunjukkan bahwa nilai

indikator hasil proses produksi pada tiga periode giling, yaitu September A,

September B dan Oktober A berada di bawah nilai efisiensi normal. Kapasitas

inclusive pada periode September A 6.142,1 TDC, September B 6.802,2 TDC dan

Oktober A 5.681,7 TDC belum memenuhi peningkatan kapasitas giling 7.000-

10.000 TDC berdasarkan program peningkatan kapasitas giling. Sedangkan

kapasitas exclusive, yaitu tanpa terhitung (termasuk) jam berhenti giling pada

periode September A 7.339,9 TDC dan September B 7.181,6 TDC sudah dapat

mencapai target kapasitas giling.

Pengemasan merupakan proses lanjutan setelah proses produksi selesai,

yaitu setelah tebu menjadi gula kristal. Efisiensi pada proses pengemasan dapat

diketahui dengan waktu standar dalam proses pengemasan, yaitu menggunakan

studi waktu dengan kelonggaran yang dapat diterima 5% sebanyak 50 kali

pengamatan adalah 13,89 detik per karung. Hasil perhitungan menggunakan line

balancing diperoleh efisiensi 90,625%. Artinya, masih terdapat

ketidakseimbangan sebesar 9,375% dikarenakan adanya waktu berhenti atau

menganggur.

Permasalahan tingkat efisiensi pada PG UU Bungamayang dikarenakan

adanya waktu berhenti atau waktu menganggur yang disebabkan oleh beberapa

faktor, diantaranya kekurangan bahan baku tebu dan perbaikan alat. Kekurangan

bahan baku tebu terjadi karena faktor eksternal, seperti keadaan cuaca hujan,

kekurangan tenaga tebang, tebu habis, tunggu tebu dan tebu telat. Sedangkan

perbaikan alat terjadi disebabkan adanya penurunan kemampuan alat pada pabrik

gula sehingga alat atau mesin sering mengalami kerusakan atau ada permasalahan

dan menghambat proses produksi. Perbaikan alat memiliki keterkaitan dengan

aktivitas teknik dan pelayanan teknik, yaitu pemeliharaan, perawatan dan

perbaikan alat-alat pada aktivitas-aktivitas pabrik, seperti aktivitas pengolahan,

aktivitas gudang (pengemasan) dan aktivitas tempat bahan baku. Maka aktivitas

pelayanan teknik sebaiknya saling berdekatan dengan aktivitas-aktivitas

pendukung tersebut diatas. Selain itu, sistem perawatan pada aktivitas teknik dan

pelayanan teknik perlu dilakukan perbaikan, sebaiknya sistem perawatan yang

dilakukan tidak hanya sistem perawatan corrective maintenance tetapi juga

dilakukan sistem perawatan pencegahan atau preventive maintenance, yaitu

Page 32: ANALISIS PROSES KERJA DALAM EFISIENSI PRODUKSI DI … · 3. Apa yang dapat dilakukan untuk meningkatkan atau mencapai efisiensi ? Tujuan. Penelitian. 1. Menganalisis proses kerja

23

perawatan yang dilakukan secara rutin, seperti melakukan perawatan setiap satu

bulan atau satu tahun dengan pembersihan fasilitas/peralatan, pelumasan atau

pengecekan oli, serta pengecekan isi bahan bakar.

Saran

Berdasarkan pengamatan dan hasil analisis, disarankan kepada pihak

perusahaan untuk melakukan beberapa hal berikut :

1. Melakukan penyesuaian kecepatan produksi dengan tenaga kerja, mengatur

kedekatan aktivitas-aktivitas yang memerlukan tanggapan cepat, serta

menyeimbangkan tingkat produksi dengan kemampuan tenaga kerja dan

kemampuan tenaga mesin.

2. Memberikan pemahaman dan pembelajaran yang cukup bagi pekerja dalam

mengoperasikan mesin/alat sehingga dapat melakukan penanganan lebih cepat

pada kerusakan alat dan melakukan pemeliharaan atau perawatan mesin.

3. Memperbaiki sistem pembetulan alat dan perencanaan preventive maintenance,

agar dapat meningatkan efisiensi dengan mengurangi waktu menganggur yang

disebabkan kerusakan alat pada proses produksi dan proses pengemasan.

DAFTAR PUSTAKA

Aziza N. 2012. Pengukuran Kerja [Internet]. [diunduh 2013 Okt 03]. Tersedia

pada : http://www.scribd.com/doc/101292515/Pengukuran-Kerja

Barnes RM. 1983. Motion and Time Study, Design and Measurement Work. USA:

Mc. Graw Hill Book Inc.

D y TS, M ’ f MS, S , R S. 20 . M K A

Perbaikan Kinerja Industri Gula. Jurnal Keilmuan Teknik Industri [Internet].

[diunduh 2014 Jan 04]. 1(1):133-145. Tersedia pada :

http://agrise.ub.ac.id/index.php/agrise/article/view/8

[FAOSTAT] Food and Agriculture Organization Statistic. 2011. Produksi Tebu

Dunia [Internet]. [diunduh 2014 Jan 04]. Tersedia pada: http://www.fao.org.

[LRPI] Lembaga Riset Perkebunan Indonesia. 2005. Audit Teknologi, Langkah

Awal Meningkatkan Efisiensi Pabrik Gula. Bogor (ID): LRPI.

Linda JES. 2006. Analisis Tata Letak Pabrik dan Keseimbangan Lini dalam

Proses Produksi Jus Buah [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.

M ’ f MS, Tanjung H. 2003. Manajemen Operasi. Jakarta (ID): PT Grasindo.

Machfud, Agung. 1990. Perancangan Tata Letak pada Industri Pangan. Bogor

(ID): Pusat antar Universitas Pangan dan Gizi, Institut Pertanian Bogor.

Mulyati H. 2010. Manajemen Produksi dan Operasi. Bogor (ID): Institut Pertanian

Bogor.

Pamoedji S. 1996. Tata Kerja Organisasi. Jakarta (ID): Bina Aksara.

Santoso H, Pratiwi AR. 2008. Analisis Faktor Produksi Pabrik Gula Kebon Agung

Malang [skripsi]. Malang (ID): Universitas Brawijaya.

Page 33: ANALISIS PROSES KERJA DALAM EFISIENSI PRODUKSI DI … · 3. Apa yang dapat dilakukan untuk meningkatkan atau mencapai efisiensi ? Tujuan. Penelitian. 1. Menganalisis proses kerja

24

Siagian V. 2003. Efisiensi Unit-unit Kegiatan Ekonomi Industri Gula yang

Menggunakan Proses Karbonatasi di Indonesia [skripsi]. Jakarta (ID):

Universitas Trisakti.

Sedarmayanti. 2009. Tata Kerja dan Produktivitas Kerja. Bandung (ID): Mandar

Maju.

Susanto MD. 2012. Analisis Efisiensi Pabrik Gula Wringinanom Kabupaten

Situbondo [skripsi]. Jember (ID): Universitas Jember.

The Liang Gie. 2000. Administrasi Perkantoran Modern. Yoyakarta (ID): Liberty.

[UU Bungamayang] Unit Usaha Bungamayang. 2012. Data Pemuktahiran.

Lampung (ID): Unit Usaha Bungamayang.

[UU PG Bungamayang] Unit Usaha Pabrik Gula Bungamayang. 2013. Laporan

Hasil Produksi Pabrik Gula. Lampung (ID): Unit Usaha Bungamayang.

Page 34: ANALISIS PROSES KERJA DALAM EFISIENSI PRODUKSI DI … · 3. Apa yang dapat dilakukan untuk meningkatkan atau mencapai efisiensi ? Tujuan. Penelitian. 1. Menganalisis proses kerja

25

Man

ajer

Kep

ala

Bag

ian

Tan

aman

Sin

der

Kep

ala

Tan

aman

Ray

on i

i-iv

Sin

der

Kep

ala

Tan

aman

TR

i-ii

Sin

der

Kep

ala

Tan

aman

TM

A

Sin

der

Kep

ala

TU

K

Sin

der

Kep

ala

Tek

nik

Sin

der

Kep

ala

Pen

gola

han

S

inder

Afd

elin

g

Sin

der

Afd

elin

g

Sin

der

Bag

ian

Sin

der

Bag

ian

Sin

der

Bag

ian

Sin

der

Bag

ian

Sin

der

Bag

ian

Sin

der

Kep

ala

Pen

elit

ian d

an

Pen

gem

ban

gan

Lam

pir

an 1

Str

uktu

r org

anis

asi

UU

Bun

gam

ayan

g

Page 35: ANALISIS PROSES KERJA DALAM EFISIENSI PRODUKSI DI … · 3. Apa yang dapat dilakukan untuk meningkatkan atau mencapai efisiensi ? Tujuan. Penelitian. 1. Menganalisis proses kerja

26

Lam

pir

an 2

Dia

gra

m a

lur

pen

gola

han

gula

PG

Bu

ngam

ayan

g

Fin

al M

ola

sse

s

Ta

nk

Su

ga

r W

eig

he

r

(50

kg

)

Lim

e M

ilk

To

Pro

cess

Flo

ccu

lan

t

Ta

nk

Ba

rom

etr

ic

co

nd

en

so

r

Ju

ice

Str

ain

er

Ca

ne

Lifte

r

(Hilo)

Ca

ne

Cu

tte

r I

Ca

ne

Cu

tte

r II

Fib

rize

r

Se

mi H

am

me

r

Sh

red

de

rH

ea

vy D

uty

Ha

mm

er

Sh

red

de

r

Ca

ne

Le

ve

lle

rC

ard

ing

dru

m

Can

e R

ake

Ele

vato

r

Ca

ne

Sta

cke

r

Tru

ck T

ipp

ler

Ca

ne

ta

bleC

an

e ta

ble

LP

DD

12

34

56

78

91

01

11

2

H3P

O4

(l)

Imb

ibitio

n, 7

0 –

80

oC

US

JS

JS

J

DS

M

Scre

en

Ju

ice

He

ate

r

Liftin

g S

cre

wL

iftin

g S

cre

w

Ba

gg

ase

He

ate

r

Ba

ga

sse

Dis

ch

arg

e

Scre

en

ed

Ju

ice

Ta

nk

Bio

cid

e

Ra

w J

uic

e

Ta

nk

Ro

tary

Cu

sh-C

ush

Ju

ice

Cla

rifie

r

DS

M

Scre

en

Mix

ed

Ju

ice

d

Su

lph

ita

tor

Su

lph

ite

d

Ju

ice

Ta

nk

Mu

d T

an

k

Cyclo

ne

ba

gg

acylo

Mu

d M

ixe

r

Ro

tary

Va

cu

um

Filte

r

Filtr

ate

Ta

nk

Filte

r C

ake

Co

nve

yo

r

Ca

ke

Bu

nke

r

Cle

ar

Ju

ice

Ta

nk

Va

cu

um

Pu

mp

Exh

. S

tea

m1st E

ffe

ct

Eva

po

rato

r

Ble

ed

ing

To

Diffu

se

r, C

VP

, JH

Diffu

se

r, J

H II

Ble

ed

ing

to

JH

I

Syru

p S

ulp

hu

r

To

we

r

Bu

cke

t E

leva

tor

1

Bu

cke

t E

leva

tor

2

Bu

cke

t E

leva

tor

3

Su

ga

r S

tora

ge

Su

ga

r B

inS

ug

ar

Scre

en

Su

ga

r D

rye

r &

Co

ole

r

Su

ga

r G

rassh

op

pe

rS

ugar

Conveyor

Ve

rtic

al C

hry

sta

lize

r

Ho

rizo

nta

l C

ysta

lize

r

Mo

lasse

s

Ta

nk

D1

Fe

ed

Mix

er

D2

Fe

ed

Mix

er

LG

F

D1

LG

F

D2

D1

Min

gle

rD

2 M

ing

ler

Ma

gm

a

Ta

nk D

A

Mo

lasse

s

A

Ru

n O

ff

Ba

ga

sse

Dis

trib

uto

r

Wa

ter

Tu

be

Bo

ile

r

Un

scre

en

Ra

w

Ju

ice

Ta

nk

Ca

ne

Ca

rrie

r

Con

veyo

r 1

Inte

rme

dia

te J

uic

e

Bio

cid

e

Exce

ss L

ime

Milk

Lim

e M

ilk, 3

oB

e

DE

WA

TE

RIN

G &

DR

YIN

G M

ILL

Ba

gg

acylo

Scre

en

Ba

gg

acylo

Exh

au

ste

r

Co

nd

en

sa

te R

ece

ive

r

1st

2n

d

Pre

lim

ing

Ta

nk

Se

c. L

imin

g

Ta

nk

Lim

e M

ilk

To

Dif

fuse

r

Lim

e M

ilk

Pre

para

tio

n

Co

ag

ula

nt

Fla

sh

Ta

nk

Flo

w M

ixe

r

Inje

ctio

n W

ate

r

Wa

sh

Wa

ter

Su

lph

ure

Fu

rna

ce

1st

2n

d3

rd

Ju

ice

He

ate

r II

10

5 –

11

0 o

C

2n

d E

ffe

ct

Eva

po

rato

r

3rd

Effe

ct

Eva

po

rato

r

4th E

ffe

ct

Eva

po

rato

r

5th E

ffe

ct

Eva

po

rato

r

Wa

ter

Inje

ctio

n

Su

lph

ur

Fu

rna

ce

Ae

ratio

n

De

co

loriza

tio

n R

em

elt

Su

ga

r

De

co

lorin

g

Ag

en

t

Flo

cu

lan

t

FL

OW

SH

EE

T O

F C

AN

E S

UG

AR

PR

OC

ES

SIN

G

BU

NG

AM

AY

AN

G S

UG

AR

FA

CT

OR

Y

Su

ga

r G

rassh

op

pe

r

A

Vacu

um

Pan

C

Vacu

um

Pan

D

Seed

ing

Pan

Ste

am

D-

CV

P

Fe

ed

Mix

er

Fe

ed

Mix

er

Fe

ed

Mix

er

HG

F F

WH

GF

AW

LG

F C

C M

ing

ler

A M

ing

ler

Ma

gm

a

Ta

nk C

C

Mo

lasse

s

A

Re

ce

ive

r

C

Re

ce

ive

r

Se

ed

Re

ce

ive

r

Ju

ice

Flo

wm

ete

r

Mo

lasse

s F

low

me

ter

CA

NE

PR

EP

AR

AT

ION

D

IFF

US

ER

BO

ILE

R

PU

RIF

ICA

TIO

N

EV

AP

OR

AT

ION

Syru

p C

larifie

r

Syru

p T

an

k

D-

Ru

n O

ff

Su

ga

r R

em

elte

r

Lim

e h

yd

rat

sto

rag

e

VA

CC

UM

PA

N &

CH

RY

ST

AL

IZE

R

CE

NT

RIF

UG

AL

SU

GA

R H

AN

DL

ING

& P

AC

KIN

G

PE

RU

SA

HA

AN

PE

RS

ER

OA

N (

PE

RS

ER

O)

PT

. P

ER

KE

BU

NA

N N

US

AN

TA

RA

VII

Page 36: ANALISIS PROSES KERJA DALAM EFISIENSI PRODUKSI DI … · 3. Apa yang dapat dilakukan untuk meningkatkan atau mencapai efisiensi ? Tujuan. Penelitian. 1. Menganalisis proses kerja

27

Lampiran 3 Bagan keterkaitan antar aktivitas

12

5

23 5

42

45

247

4

4

234

14

4

-

4

4

-

4

4

24

1

Tempat bahan baku

Pengolahan

Penelitian dan pengembangan

Pelayanan teknik

Gudang

Penerimaan bahan baku

Kantor

Keterangan :

Untuk 12, 23, dan seterusnya, berarti kombinasi kode 1 dan 2, kode 2 dan 3 dan

seterusnya.

Kode Alasan

1 Urutan aliran kerja/bahan

2 Kontak antar pekerja

3 Penggunaan pekerja yang sama

4 Adanya komunikasi lisan/tertulis

5 Menimbulkan kebisingan, bau, dll

6 Penggunaan peralatan yang sama

7 Pelaksanaan pekerjaan yang sejenis

Page 37: ANALISIS PROSES KERJA DALAM EFISIENSI PRODUKSI DI … · 3. Apa yang dapat dilakukan untuk meningkatkan atau mencapai efisiensi ? Tujuan. Penelitian. 1. Menganalisis proses kerja

28

Lampiran 4 Gambar tata letak proses produksi UU Bungamayang

Keterangan :

1 Aktivitas penerimaan bahan baku

2 Aktivitas tempat bahan baku

3 Aktivitas kantor

4 Aktivitas pengolahan

5 Aktivitas penelitian dan pengembangan

6 Aktivitas teknik

7 Aktivitas gudang

3

1

5

7

4

6

2

Page 38: ANALISIS PROSES KERJA DALAM EFISIENSI PRODUKSI DI … · 3. Apa yang dapat dilakukan untuk meningkatkan atau mencapai efisiensi ? Tujuan. Penelitian. 1. Menganalisis proses kerja

29

Lampiran 5 Hasil pengukuran time study pada proses pengemasan

Pengemasan Karung Gula

Pengamatan

Waktu Unsur Kerja (detik)

Total mengambil

karung

mengisi

(mesin)

melipat

karung

menjahit

karung

1 3,38 5,47 2,95 4,69 16,49

2 1,87 7,5 2,5 3,45 15,32

3 2,4 3,55 3,21 3,21 12,37

4 2,95 2,38 3,01 3,01 11,35

5 3,07 4,56 3,26 3,08 13,97

6 2,77 5,7 3,68 4,05 16,2

7 2,97 4,78 3,58 2,59 13,92

8 1,29 2,47 3,77 4,43 11,96

9 2,49 3 3,09 4,53 13,11

10 1,69 5,59 2,24 5,13 14,65

11 2,58 4,88 2,85 4,88 15,19

12 1,8 5,36 3,26 5,36 15,78

13 3,26 4,14 6,57 4,14 18,11

14 3,93 4,63 3,13 4,63 16,32

15 2,9 6,53 3,49 5,21 18,13

16 2,85 6,87 3,11 4,94 17,77

17 2,9 4,1 2,03 4,1 13,13

18 3,11 4,73 3,04 4,73 15,61

19 3,53 4,97 3,59 4,97 17,06

20 5,14 4,94 4,74 4,87 19,69

21 4,08 5,19 3,35 5 17,62

22 4,67 4,44 2,37 6,34 17,82

23 3,67 3,84 3,71 3,43 14,65

24 3,38 2,87 2,59 3,63 12,47

25 4,72 2,97 2,31 3,55 13,55

26 2,38 3,59 2,57 3,71 12,25

27 2,21 3,46 3,83 7 16,5

28 1,61 2,66 3,06 7,77 15,1

29 2,08 5,16 5,62 3,56 16,42

30 2,16 1,89 4,85 6,29 15,19

31 2,95 3,35 6,46 4,92 17,68

32 2,84 2,86 4,66 6,47 16,83

33 1,42 3,24 3,83 5,95 14,44

34 4,12 6,51 2,13 6,28 19,04

35 2,75 2,24 3,71 3,25 11,95

Page 39: ANALISIS PROSES KERJA DALAM EFISIENSI PRODUKSI DI … · 3. Apa yang dapat dilakukan untuk meningkatkan atau mencapai efisiensi ? Tujuan. Penelitian. 1. Menganalisis proses kerja

30

Lanjutan Lampiran 5

Pengemasan Karung Gula

Pengamatan

Waktu Unsur Kerja (detik)

Total mengambil

karung

mengambil

karung

mengambil

karung

mengambil

karung

36 2,38 4,52 2,89 3,51 13,3

37 3,36 5,73 3,07 3,07 15,23

38 1,76 2,76 4,48 5,56 14,56

39 4,27 3,15 4,77 5,33 17,52

40 2,92 2,32 5,37 6,13 16,74

41 2,12 2,82 4,08 6,06 15,08

42 3,06 3,22 6,36 4,71 17,35

43 1,4 2,5 5,38 5,81 15,09

44 1,37 2,57 4,23 7,14 15,31

45 2,34 2,88 5,93 5,16 16,31

46 2,55 2,49 5,84 5,62 16,5

47 2,35 3,05 5,61 5,16 16,17

48 2,24 3,57 3,92 6,75 16,48

49 2,12 2,73 5,37 6,12 16,34

50 3,93 4,79 3,4 4,56 16,68

Total 140,09 199,52 192,85 243,84 776,3

Waktu

rataan 2,8018 3,9904 3,857 4,8768

Waktu

normal 2,38153 3,39184 3,27845 4,14528

Waktu

normal total 13,1971

Waktu

standar 13,89

Keterangan :

Terdapat waktu berhenti selama 25,47 menit atau 1.528,2 detik untuk

memperbaiki mesin atau alat jahit, sehingga total keseluruhan waktu 2.304,5 detik

atau 38,4 menit selama pengamatan.

Page 40: ANALISIS PROSES KERJA DALAM EFISIENSI PRODUKSI DI … · 3. Apa yang dapat dilakukan untuk meningkatkan atau mencapai efisiensi ? Tujuan. Penelitian. 1. Menganalisis proses kerja

31

Lampiran 6 Hasil pengukuran line balancing pada proses pengemasan

1. Waktu siklus termasuk jam berhenti

Waktu produksi per hari = 8 jam (1 jam istirahat) = 480 menit

Tingkat produksi per hari = 50 karung/0,64 jam = 78 karung/jam

= 1.872 karung/hari

2. Waktu siklus tidak termasuk jam berhenti

Jumlah waktu seluruh unsur kerja rataan = 13,89 detik/karung

= 0,232 menit per karung

T

3. Efisiensi

Page 41: ANALISIS PROSES KERJA DALAM EFISIENSI PRODUKSI DI … · 3. Apa yang dapat dilakukan untuk meningkatkan atau mencapai efisiensi ? Tujuan. Penelitian. 1. Menganalisis proses kerja

32

Lampiran 7 Daftar istilah

Daftar Istilah

Distortif : terjadinya suatu penyimpangan atau sering

mengalami perubahan

Efisiensi : perbandingan terbaik antara suatu pekerjaan yang

dilakukan dengan hasil yang dicapai oleh pekerjaan

tersebut

Line balancing : pengukuran yang bertujuan untuk meminimalkan

total idle dalam proses produksi dengan

menggabungkan unsur-unsur operasi

Sinder : sebutan untuk asisten pada struktur organisasi

bidang perkebunan

Tebu seinduk : tebu yang terdapat pada Unit Usaha lain (diluar UU

Bungamayang) yang masih tergabung di PTPN VII

Tebu Rakyat (TR) : jenis kemitraan dengan petani tebu yang

menerapkan sistem paket kredit pada proses

budidaya tebu mulai dari penanaman hingga panen

melalui bentuk bantuan pemenuhan fasilitas sarana

dan prasarana produksi seperti kebutuhan bibit,

pupuk, alat panen, dan lain-lain

Tebu Rakyat Bebas : merupakan jenis kemitraan dengan petani tebu yang

keseluruhan sistem budidaya dilakukan secara

mandiri atau tanpa bantuan perusahaan kecuali

proses pengolahan tebu menjadi gula di pabrik

TDC : Ton Cane per Day or Ton per Day Capacity, yaitu

satuan kapasitas produksi ton per hari

ME : Mill Extraction adalah hasil pemerahan gula

BHR : Boiling House Recovery adalah hasil pengolahan

nira mentah menjadi gula kristal putih

OR : Overall Recovery adalah hasil gabungan antara ME

dan BHR

Pol tebu : kualitas tebu yang dapat diukur dengan polimeter

Rendemen : kadar kandungan gula didalam batang tebu

Kapasitas inclusive : kapasitas giling TDC (ton per day capacity) pada

pabrik gula termasuk jam berhenti

Kapasitas exclusive : kapasitas giling TDC tidak termasuk jam berhenti

giling

Page 42: ANALISIS PROSES KERJA DALAM EFISIENSI PRODUKSI DI … · 3. Apa yang dapat dilakukan untuk meningkatkan atau mencapai efisiensi ? Tujuan. Penelitian. 1. Menganalisis proses kerja

33

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Lampung Utara, tanggal 17 Oktober 1992 dari Ayah

yang bernama H. Syafwan Effendi, BBA dan Ibu yang bernama Hj. Umi Zahara.

Penulis merupakan putri kedua dari empat bersaudara. Tahun 2010 penulis lulus

dari Sekolah Menengah Atas (SMA) Al-Kautsar Bandar Lampung dan pada tahun

yang sama penulis lulus Seleksi Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SMPTN)

sebagai mahasiswa Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen

(FEM), Institut Pertanian Bogor (IPB).

Selama masa kemahasiswaan penulis aktif sebagai Bendahara organisasi

Keluarga Ekonomi dan Manajemen Pecinta Alam (KAREMATA) FEM IPB pada

tahun 2012/2013 dan kemudian aktif sebagai Ketua Divisi Rafting tahun

2013/2014. Pada tahun 2012/2013 penulis juga tergabung dalam FEM Mengajar

dan Bina Desa, BEM FEM IPB. Penulis mengikutsertakan diri dalam beberapa

kepanitiaan, seperti Olahraga Mahasiswa IPB (OMI), Peringatan Hari Bumi, Masa

Perkenalan Departemen dan Fakultas, dan lain-lain.

Pada bulan September-November 2013, penulis melaksanakan penelitian di

PTPN VII Unit Usaha Bungamayang dengan judul Analisis Proses Kerja dalam

Efisiensi Produksi. Penulis juga aktif mengikuti perlombaan, yaitu TPB Cup

kategori sprint estafet tahun 2010 dan Perlombaan Olahraga Pemerintahan Daerah

Bogor kategori panjat tebing tahun 2013.