analisis preferensi wisatawan terhadap destinasi …thesis.binus.ac.id/doc/lain-lain/2012-1-00452-mn...
TRANSCRIPT
ANALISIS PREFERENSI WISATAWAN TERHADAP
DESTINASI EKOWISATA KEPULAUAN SERIBU DENGAN
PENDEKATAN ANALISIS KONJOIN
(STUDI KASUS PULAU PRAMUKA)
Silvy Fauziah
Binus University, Jakarta, DKI Jakarta, Indonesia
Abstrak
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui preferensi wisatawan pada ekowisata pulau
pramuka. Metode analisis yang digunakan adalah deskriptif. Data primer diperoleh dari
kuesioner dengan jumlah responden 96 orang. Sampel diambil berdasarkan non probability
sampling dengan metode purposive sampling dan convenience sampling. Penelitian ini
menggunakan metode statistik deskriftif, cochran Q Test dan conjoint analysis yang bertujuan
untuk mengetahui profil wisatawan , mengevaluasi karakteristik dari atribut produk wisata yang
menjadi pertimbangan wisatawan dalam membeli produk wisata dan menggambarkan
kombinasi produk wisata yang paling disukai oleh wisatawan secara umum maupun segmen.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan terdapat 11 atribut yang menjadi pertimbangan wisatawan
dalam membeli produk wisata , yaitu: jenis transportasi, volume transportasi, atraksi wisata,
aktivitas wisata, jenis akomodasi, lokasi akomodasi, fasilitas akomodasi, jenis makanan ,
pemandangan dari restoran, lokasi toko cinderamata dan jenis cinderamata. Dimana 5 atribut
yang dinilai paling penting keberadaannya oleh wisatawan pada suatu produk wisata yaitu
aktivitas wisata, atraksi wisata, jenis akomodasi, jenis makanan dan jenis cinderamata.
Kata Kunci: Preferensi, Wisatawan, Pulau Pramuka, Cochran Q Test, Conjoint Analysis
1. Latar Belakang
Industri pariwisata merupakan salah satu industri terbesar dan merupakan sektor jasa
dengan tingkat pertumbuhan paling pesat di dunia saat ini. Hal ini didukung oleh data yang
dikeluarkan Organisasi Kepariwisataan Dunia (UNWTO, United Nations World Tourism
Organization, 2011) , yang melaporkan bahwa pertumbuhan kepariwisataan global
menunjukkan pemulihannya dari keterpurukan akibat krisis ekonomi pada tahun 2008-2009.
Semakin dinamisnya perkembangan industri pariwisata dan terus diperkuat oleh
kemajuan tingkat kesejahteraan ekonomi didunia, menjadikan pariwisata memiliki peran
penting dalam pembangunan perekonomian bangsa-bangsa didunia saat ini. Bahkan , menurut
IUOTO (International Union of Official Travel Organization) yang dikutip oleh Spillane
(2002), pariwisata mestinya dikembangkan oleh setiap negara karena delapan alasan utama
seperti berikut ini: (1) Pariwisata sebagai faktor pemicu bagi perkembangan ekonomi nasional
maupun international. (2) Pemicu kemakmuran melalui perkembangan komunikasi,
transportasi, akomodasi, serta jasa-jasa pelayanan lainnya. (3) Perhatian khusus terhadap
pelestarian budaya, nilai-nilai sosial agar bernilai ekonomi. (4) Pemerataan kesejahtraan yang
diakibatkan oleh adanya konsumsi wisatawan pada sebuah destinasi. (5) Penghasil devisa. (6)
Pemicu perdagangan international. (7) Pemicu pertumbuhan dan perkembangan lembaga
pendidikan profesi pariwisata maupun lembaga yang khusus yang membentuk jiwa hospitality
yang handal dan santun, dan (8) Pangsa pasar bagi produk lokal sehingga aneka-ragam produk
terus berkembang, seiring dinamika sosial ekonomi pada daerah suatu destinasi.
Oleh karena daya tarik dari industri pariwisata yang sangat besar tersebut, banyak negara
khususnya negara berkembang berupaya memajukan sektor industri pariwisata dengan cara
memperbaiki infrastruktur pariwisata, penyediaan insentif berupa pembebasan visa
kunjungan wisata, promosi dan pemasaran ke luar negeri. Hal tersebut dilakukan dengan
harapan agar para wisatawan tertarik untuk datang berkunjung dan membelanjakan uangnya.
Tetapi industri pariwisata tidak selalu terus menerus membawa dampak positif seperti
: penghasil devisa, membuka lapangan kerja serta meningkatkan pertumbuhan ekonomi; akan
tetapi secara bersamaan juga menimbulkan berbagai dampak negatif seperti pergeseran nilai -
nilai sosial budaya maupun pencemaran lingkungan fisik dan biotis seperti yang terjadi di
Taman Nasional Gunung Gede Pangrango (Sawitri dkk, 2004), tercemarnya ekosistem air
sebagai akibat perilaku beberapa pengunjung wisata alam. Isu dampak negatif pariwisata
inilah yang mengakibatkan perubahan paradigma pola wisata dewasa ini, dari model
pariwisata massal ( mass tourism ) atau pariwisata konvensional ke model pariwisata alternatif
( alternative tourism).
Dimana salah satu model wisata alternatif tersebut adalah ekowisata (eco-tourism), yaitu
kegiatan perjalanan wisata dengan tidak merusak atau mencemari alam dengan tujuan untuk
mengagumi dan menikmati keindahan alam, hewan atau tumbuhan liar di lingkungan
alaminya serta sebagai sarana pendidikan (Deptan, 2005). Ekowisata memiliki potensi yang
besar untuk berkembang baik dalam skala nasional maupun global. Hal ini didukung oleh
laporan World Travel Tourism Council (WTTC ) tahun 2000 (www.antaranews.com ),
pertumbuhan rata-rata ekowisata sampai 10 persen per tahun atau lebih tinggi dari pariwisata
umumnya yang sebesar 4,6 % per tahun..
Salah satu contoh destinasi ekowisata yang sedang mengalami perkembangan adalah
pulau pramuka, kepulauan seribu yang lokasinya relatif berada tidak jauh dari DKI Jakarta.
Di wilayah kabupaten ini terdapat pula sebuah zona konservasi berupa taman nasional laut
bernama Taman Nasional Laut Kepulauan Seribu (TNKPS). Sebagai daerah yang sebagian
besar wilayahnya merupakan perairan dan di dalamnya juga terdapat zona konservasi, maka
tidaklah mengherankan bilamana pengembangan wilayah kabupaten ini lebih ditekankan
pada pengembangan budidaya laut dan pariwisata.
Tetapi belakangan ini terjadi ketimpangan yang cukup besar dalam hal kunjungan
wisatawan antara pulau yang satu dan pulau yang lain. Bahkan dapat dikatakan pesona
pulau-pulau lain, khususnya pulau pramuka , kelurahan pulau panggang , seakan tenggelam
ditengah derasnya kunjungan wisatawan ke pulau “primadona” yang akhirnya membuat
potensi ekowisata pulau pramuka terabaikan dan relative tidak diketahui oleh wisatawan
banyak.
Hal inilah yang menjadi sebuah tantangan bagi balai TNKps bagaimana untuk
mengemas (packaging) dan membuat perencanaan (programming) atas produk wisata di
kepulauan seribu agar gaung dari ekowisata pulau pramuka tetap terdengar. Adapun langkah
pertama yang diperlukan untuk membuat suatu perencanaan program wisata adalah pihak
pengelola perlu mengetahui apa saja atribut-atribut yang menjadi kesukaan atau keinginan
wisatawan dari suatu produk wisata dimana keinginan wisatawan tersebut merupakan hal
yang masih mungkin disediakan oleh pemasar. Menurut Kadampully (2002:12)
mengemukakan bahwa dalam “Menyusun sebuah program wisata harus terdiri berbagai unsur
seperti akomodasi, food & beverage dan entertainment”.
Program wisata yang baik adalah dengan mengajak wisatawan dalam merancang
kegiatan yang mereka inginkan dan melibatkan lebih dari satu organisasi dalam kegiatan
program wisata tersebut untuk saling mendukung. Adalah analisis conjoint salah satu
pendekatan yang dapat digunakan untuk mengetahui kombinasi atribut dari produk yang
sesuai dengan keinginan oleh konsumen dan yang masih dapat ditawarkan oleh produsen.
Analisis Conjoint juga dapat dipergunakan untuk menentukan konsep produk yang optimal
atau mengidentifikasi segmen pasar tertentu sesuai dengan konsep produk. Pengunaan
Analisis Conjoint pada penelitian ini diharapkan dapat menggambarkan karakteristik produk
wisata yang disukai oleh wisatawan serta dapat dikembangankan pada ekowisata pulau
pramuka. Oleh karena itu, penulis merasa tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul
“ Analisis Preferensi Wisatawan Terhadap Destinasi Ekowisata Kepulauan Seribu
Dengan Pendekatan Analisis Conjoint (Studi Kasus Pulau Pramuka)”. Dengan ruang
lingkup dari penelitian ini adalah wisatawan yang berkunjung ke pulau pramuka dan
dikelompokan berdasarkan motivasi berkunjung.
2. Metodologi Penelitian
2.1 Desain penelitian
Desain penelitian yang digunakan adalah riset deskriptif . Penelitian deskriptif
dimaksudkan untuk membuat penjelasan secara sistematis, faktual, dan akurat mengenai
fakta-fakta dan sifat-sifat populasi atau daerah tertentu. Metode penelitian menggunakan
pendekatan survei yaitu penelitian yang mengambil sampel dari satu populasi. Unit
analisis pada penelitian ini adalah individu, yaitu para wisatawan pengunjung destinasi
ekowisata pulau pramuka. Horizon waktu untuk penelitian ini adalah cross-sectional, di
mana data yang dikumpulkan hanya satu kali, dalam kurun waktu tertentu.
2.2 Teknik pengumpulan data
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
1. Studi Pustaka
Studi pustaka dilakukan oleh peneliti guna memperoleh informasi berkaitan
dengan variabel-variabel yang dibahas di dalam penelitian ini, di mana studi pustaka
diperoleh melalui beragam sumber, yaitu buku, artikel, dan jurnal.
2. Wawancara
Dalam penelitian ini, wawancara dilakukan secara tidak terstruktur dan melalui
tatap muka dengan pihak balai Taman Nasional Kepulauan Seribu (TNKps)
berkaitan dengan pelaksanaan pengelolaan dan pemasaran destinasi ekowisata
pulau pramuka.
3. Kuesioner
Dalam penelitian ini, kuesioner dibagi menjadi dua tahap. Pada tahap 1
kuesioner disebarkan secara acak kepada member komunitas wisata atau tour
travel yang melayani wisata ke kepulauan seribu pada jejaring sosial facebook
yang diketahui telah pernah berkunjung ke pulau pramuka.Sedangkan kuesioner
pada tahap 2 disebarkan langsung kepada pengunjung /wisatawan pulau pramuka.
2.3 Teknik pengambilan sampel
Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah Non
probability sampling yaitu purposive sampling dan convenience sampling. Menurut
Sugiyono (2006: 77) “Non probability sampling dalah teknik sampel yang tidak memberi
peluang/kesempatan sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi
sampel”. Dimana purposive sampling adalah teknik penentuan sampel dengan
pertimbangan tertentu” (Sugiyono, 2006: 78). Berdasarkan data BPS kepulauan seribu
diketahui jumlah populasi wisatawan yang berkunjung ke kawasan kepulauan seribu rata-
rata sebanyak 102.069 per tahun atau 2126,44 orang per minggu. Dari jumlah populasi
tersebut dapat ditentukan ukuran sample menggunakan rumus Slovin (dalam Umar,
2004: 108) dengan tingkat kelonggaran ketidaktelitian sebesar 10%, maka diperoleh
sampel sebesar:
n = N = 2126,44 = 95,5
1 + Ne2 1+ 2126,44 (0,1)2
n = 95,5 ≈ 96 (digenapkan menjadi 96)
Dimana:
n = Ukuran sampel
N = Ukuran Populasi
e = Persen kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan sampel yang
masih dapat ditolerir.
2.4 Metode Analisis Data
Dalam penelitian ini metode analisis yang digunakan adalah statistik deskriptif,
analisis Cochran Q test, dan analisis konjoin (Conjoint analysis). Analisis diawali dengan
analisis statistic deskriptif untuk memperoleh gambaran mengenai profil responden.
Kemudian data diolah dengan analisis Cochran Q test untuk pengujian validitas, yang
bertujuan untuk mengetahui atribut – atribut apa saja yang menjadi pertimbangan
konsumen dalam membeli produk wisata. Sedangkan analisis konjoin digunakan untuk
mengetahui preferensi konsumen terhadap produk wisata.
2.5 Dasar Teori
Menurut Burkat dan Medlik dalam Oka A. Yoeti (2009:16) ”Produk industri
pariwisata adalah suatu susunan produk yang terdiri dari campuran: atraksi wisata,
transportasi, akomodasi dan hiburan”
Menurut Swarbrooke dan Horner (2007:6) mengemukakan bahwa “Perilaku
wisatawan adalah kunci penopang semua aktivitas marketing yang dilaksanakan untuk
pengembangan, promosi dan menjual produk wisata dan proses mempelajari mengapa
orang membeli produk yang mereka beli dan bagaimana membuat keputusan tersebut.”
Menurut Marpaung (2002:118) mengemukakan bahwa: “ Pemasaran pariwisata
mencakup: menemukan apa yang menjadi keinginan konsumen (market reseach),
mengembangkan pemberian pelayanan yang sesuai kepada wisatawan (product planning)
pemberitahuan tentang produk yang dibuat (advertising and promotion) dan memberikan
intruksi dimana wisatawan dapat memperoleh produk-produk tersebut (channels of
distribution-tour operator and travel agent)”
Menurut Chaplin (2002), “Preferensi adalah suatu sikap yang lebih menyukai
sesuatu benda daripada benda lainnya. Sedangkan menurut Kotler (2002), preferensi
konsumen menunjukkan kesukaan konsumen dari berbagai pilihan produk yang ada.
Menurut Green & Krieger dalam Budipriyanto (2007) , analisis Conjoint
(Conjoint Analysis, Considered Jointly) merupakan suatu metode yang sangat powerful
untuk membantu mendapatkan kombinasi atau komposisi atribut-atribut suatu produk
atau jasa baik baru maupun lama yang paling disukai konsumen.
3 Hasil dan pembahasan
3.1. Hasil Analisis Cochran Q Test
Setelah data pada kuesioner tahap pertama terkumpul, maka dilakukan uji cochran
yang berfungsi untuk mengevaluasi atribut mana saja yang berhak terpilih dalam
analisis selanjutnya. Pengujian validitas atribut dengan menggunakan metode Cochran
Q Test ini dilakukan dengan menyebarkan kuesioner online kepada 20 responden.
Adapun hasil akhir analisis cochran dengan bantuan software SPSS versi 16.0 adalah
sebagai berikut:
Tabel 1 - Hasil Akhir Atribut Produk Wisata
No Atribut
1 Atraksi Alami
2 Aktivitas Wisata Bahari
3 Jenis Akomodasi
4 Lokasi Akomodasi
5 Fasilitas Akomodasi
6 Jenis Transportasi
7 Volume Transportasi
8 Variasi Makanan
9 Tampilan Restoran
10 Jenis Cinderamata
11 Lokasi Toko Cinderamata
3.2. Hasil Analisis Conjoint Secara Keseluruhan (Aggregate)
Tabel 2 - Hasil analisis conjoint secara aggregate pada kartu A
Atribut Level Utility Estimate Importance Values
(%)
Jenis Transportasi Perahu
Speedboat
-0,043
0,043
13,32
Volume Transportasi Kecil
Sedang
Besar
0,109
-0,203
0,094
25,56
Atraksi Pemandangan Alam
Flora Fauna
Konservasi
0,063
-0,130
0,067
26,75
Aktivitas Wisata Snorkling
Fishing
Kano
Wisata Perikanan
0,088
-0,033
0,183
-0,238
34,38
Berdasarkan hasil analisis secara aggregate terhadap atribut aksesibilitas & atraksi wisata
pada table diatas, diketahui tingkat kepentingan atribut dan level atribut dari aksesibilitas &
atraksi wisata yang disukai oleh wisatawan, maka didapat hasil sebagai berikut :
1. Aktivitas Wisata (34,38% )
Untuk atribut aktivitas wisata secara umum wisatawan lebih menyukai aktivitas wisata
berperahu (dengan nilai 0,183) dibanding pilihan aktivitas wisata lain.
2. Atraksi (26,75% )
Untuk atribut atraksi wisata secara umum wisatawan lebih menyukai atraksi wisata
konservasi (dengan nilai 0,067), diikuti oleh pemandangan alam (dengan nilai 0,063), dan
terakhir flora fauna (dengan nilai -0,130).
3. Volume Transportasi (25,56% )
Untuk atribut volume transportasi secara umum wisatawan lebih menyukai transportasi
berukuran kecil (dengan nilai 0,109) bila dibandingkan dengan yang berukuran besar
maupun sedang.
4. Jenis Transportasi (13,32% )
Untuk atribut jenis transportasi secara umum wisatawan lebih menyukai transportasi jenis speedboat (dengan nilai 0,043) dibanding jenis perahu.
Tabel 3 - Hasil analisis conjoint secara aggregate pada kartu B
Atribut Level Utility Estimate Importance Values (%)
Jenis Akomodasi Motel
Home Stay
Cottage
-0,030
0,074
-0,043
18,65
Lokasi Akomodasi Dekat laut
Jauh dari laut
-0,146
0,146
13,44
Fasilitas Akomodasi Mewah
Standar
-0,044
0,044
11,45
Jenis Makanan Beragam
Serba laut
-0,270
0,270
19,21
View Restoran Menarik
Standar
-0,119
0,119
11,75
Jenis Cinderamata Kerajinan Tangan
Makanan khas
-0,167
0,167
14,79
Lokasi Toko Disekitar dermaga
Didekat penginapan
0,059
-0,059
10,70
Berdasarkan hasil analisis secara aggregate terhadap atribut fasilitas wisata pada table diatas,
diketahui tingkat kepentingan atribut dan level atribut dari fasilitas wisata yang disukai oleh
wisatawan, maka didapat hasil sebagai berikut :
1. Jenis Makanan (19,21% )
Untuk atribut jenis makanan secara umum wisatawan lebih menyukai makanan serba laut (dengan nilai 0,270) dibanding pilihan makanan yang beragam.
2. Jenis Akomodasi (18,65% )
Untuk atribut jenis akomodai secara umum wisatawan lebih menyukai akomodasi jenis
home stay dengan skor utilitas (dengan nilai 0,074) bila dibandingkan dengan akomodasi
jenis motel maupun cottage.
3. Jenis Cinderamata (14,79% )
Untuk atribut jenis cinderamata secara umum wisatawan lebih menyukai oleh-pleh
berupa makanan khas (dengan nilai 0,167) dari destinasi wisata yang dikunjungi
dibandingkan dengan oleh-oleh kerajinan tangan.
4. Lokasi Akomodasi (13,44% )
Untuk atribut lokasi akomodasi secara umum wisatawan lebih menyukai akomodasi
yang jauh dari laut (dengan nilai 0,146).
5. View Restoran (11,75% )
Untuk atribut view restoran secara umum wisatawan lebih menyukai yang bertema standar (dengan nilai 0,119).
6. Fasilitas Akomodasi (11,45% )
Untuk atribut fasilitas akomodasi secara umum wisatawan lebih menyukai akomodasi
yang standar (dengan nilai 0,044).
7. Lokasi toko cinderamata (10,70% )
Untuk atribut lokasi toko cinderamata secara umum wisatawan lebih menyukai yang
berlokasi disekitar dermaga (dengan nilai 0,059) dibandingkan yang berlokasi didekat
penginapan tempat wisatawan menginap.
3.3 Hasil Analisis Conjoint Berdasarkan Segmen Motivasi
Tabel 4 - Profil Aksesibilitas & Atraksi berdasarkan Motivasi Berkunjung
Motivasi Kunjungan Karakteristik Jenis Transportasi & Atraksi Wisata
Fisik
Speedboat Besar
Pemandangan alam Kano
Budaya
Speedboat Kecil
Konservasi Kano
Personal
Speedboat Kecil
Pemandangan alam Kano
Emotional
Speedboat Kecil
Konservasi Snorkling
d
b
p
D
d
b
d
ak
Setela
ianalisis jug
ertujuan unt
asar pada p
Dalam pola i
isebut segm
erdasarkan k
Targe
Karen
ari produk
ksesibilitas &
Gamb
SeSe
ah menganal
ga preferen
tuk penetapa
penelitian in
ini menunju
en pasar ala
kelompok-ke
eting untuk
na terdapat k
wisata ma
& atraksi den
bar 1 - Pene
emua egmen
lisis preferen
si wisatawa
an target pas
ni mengac p
ukkan kelom
ami. Pemasar
elompok wis
Aksesibilita
kemiripan pr
aka untuk
ngan 2 karak
etapan Targ
Aksesibilita
nsi responde
an berdasark
sar (targeting
pada pola pr
mpok-kelomp
r (pihak bala
satawan sesu
as & Atraks
referensi wi
semua seg
kteristik yait
get (Targetin
as & atraks
en secara kes
kan segmen
g) pada pro
referensi su
pok preferen
ai) dapat me
uai dengan k
si
satawan terh
gmen wisat
tu:
ng) wisataw
i wisata
SpeeK
KonsSnor
SpeeBe
PemandaK
seluruhan, pa
n motivasi
oduk wisata.
uatu kelompo
nsi yang terp
engembangk
kesukaan kel
hadap akses
awan dapat
wan terhada
edboatKecil
servasirekling
edboat esar
angan AlamKano
ada penelitia
wisatawan
Penetapan t
ok atau seg
pisah-pisah
an produk w
lompok terse
ibilitas & at
t dikemban
ap
m
an ini
yang
target
gmen.
yang
wisata
ebut.
traksi
ngkan
at
se
y
G
Tabel 5
Targe
Sama
traksi pada
egmen wisa
aitu:
Gambar 2- P
S
Motivasi Ku
Fisik, BuEmotio
Person
5 - Profil Fa
eting untuk
halnya den
fasilitas wi
atawan seba
Penetapan T
Semua Segmen
unjungan
udaya, onal
nal
ailitas Wisat
fasilitas wis
ngan kesam
isata terdapa
aiknya dikem
Target (Targ
JenisLokasi
FasilitasJenVi
Jenis CL
JenisLokasi
FasilitasJenVi
Jenis CL
ta berdasar
sata
aan preferen
at pula kem
mbangkan fa
geting) wisa
Karakteristi
s Akomodasi i Akomodasi s Akomodasi nis Makanan iew Restoran Cinderamata Lokasi Toko s Akomodasi i Akomodasi s Akomodasi nis Makanan iew Restoran Cinderamata Lokasi Toko
rkan Motiva
nsi wisataw
miripan pref
fasilitas wisa
tawan terha
Ja
Ker
Dise
H
Jau
S
Ma
Disek
ik Fasilitas W
J M Dis J Ke Dis
asi Berkunju
wan terhadap
ferensi , ma
ata dengan
adap Fasilit
Homestay
auh dari laut
Mewah
Serba laut
Standar
rajinan tangan
ekitar dermaga
Homestay
uh dari laut
Standar
Serba laut
Standar
akanan khas
kitar dermaga
Wisata
Home Stay Jauh dari laut
Standar Serba laut Standar
Makanan Khas sekitar dermagHome Stay
Jauh dari laut Mewah
Serba laut Standar
erajinan Tangansekitar dermag
ung
p aksesibilit
aka untuk se
2 karakteris
tas wisata
ga
n ga
tas &
emua
stik ,
4 Kesimpulan
Dari hasil analisa dan pembahasan yang telah dilakukan, maka dapat diambil
kesimpulan sebagai berikut :
1. Atribut aksesibilitas & atraksi yang mempengaruhi preferensi wisatawan yang
mendukung keputusan dalam melakukan sebuah kunjungan wisata secara berurutan,
yaitu: (1) Aktivitas wisata (2) Atraksi wisata (3) Volume transportasi serta (4) Jenis
transportasi.
2. Atribut fasilitas wisata yang mempengaruhi preferensi wisatawan yang mendukung
keputusan dalam melakukan sebuah kunjungan wisata secara berurutan, yaitu : (1) Jenis
makanan, (2) Jenis akomodasi, (3) Jenis cinderamata , (4) Lokasi akomodasi , (5) View
restoran (6) Fasilitas akomodasi (7) Lokasi toko cinderamata.
3. Dapat ditentukan perbedaan preferensi wisatawan terhadap karakteristik aksesibilitas &
atraksi berdasarkan perbedaan motivasi kunjungan.
4. Dapat ditentukan perbedaan preferensi wisatawan terhadap karakteristik fasilitas wisata
berdasarkan perbedaan motivasi kunjungan, tetapi pada profil fasilitas wisata didapati
kemiripan preferensi dari 3 segmen wisatawan.
DAFTAR PUSTAKA
[1] Arifin, Johar. (2008). Statistik Bisnis Terapan dengan Microsoft Excel 2007. Jakarta : Elex Media
Komputindo.
[2] Arikunto, Suharsimi. (2005). Manajemen Penelitian (Cetakan Ketujuh) . Jakarta: Penerbit Rineka
Cipta.
[3] Burton, R. (1995). Travel geography. London: Pitman Publishing.
[4] Budipriyanto, Adi (2007). Analisis Konseptual Pengembangan Produk Dengan Pendekatan
Analisa Conjoint (Studi Kasus PT. Sinar Sosro). Tesis S2 Tidak Dipublikasikan, Universitas Indonesia,
Jakarta.
[5] Cakravastia A, Sutoko M.S, Yudhistira,T, dan Yeannie, D.(1999). Analisa Data Multivariabel
Majemuk : Teknik-Teknik Analisis Data Multivariat. Bandung : InstitutTeknologi
Bandung.
[6] Chandra G. (2002). Strategi dan Program Pemasaran. Yogyakarta : Penerbit ANDI.
[7] Chaplin JP. Alih bahasa oleh dr. Kartini Kartono. (2002). Kamus Lengkap Psikologi. Edisi kelima.
Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
[8] Correia, Antonia & Geoffrey I. Crouch. (2004) . A Study of Decision Processes: Algarve, Portugal
; Faculty of Economic. University of Algarve & School of Business. La Trobe University.
[9] Damanik, J. & Weber, H. F. (2006). Perencanaan Ekowisata Dari Teori ke Aplikasi. Yogyakarta:
Puspar UGM & Penerbit ANDI.
[10] Damardjati, RS. (2001). Istilah-istilah Dunia Pariwisata. Jakarta: Pradnya Paramita.
[11] Deptan, 2005. “Agrowisata Meningkatkan Pendapatan Petani” pada
http://database.deptan.go.id . Diakses 5 Maret 2011.
[12] Drumm, A & Moore, A. (2002). Ecotorurism Development: An Introduction to Ecotourism
Planing. The Nature Conservancy, Arlington, Virginia, USA.
[13] Edwin Fiatiano. 2000. Tata Cara Mengemas Produk Pariwisata pada Daerah Tujuan Wisata.
Program Studi D3 Pariwisata FISIP Universitas Airlangga:Surabaya. Jurnal.
[14] Fennel DA. 1999. Ecotourism An Introduction. New York : Routledge.
[15] Firman (2006). Analisis Strategi Pemasaran Pariwisata Bahari Taman Nasional Laut Kepulauan
Seribu. Tesis S1 Tidak Dipublikasikan, Insttitut Pertanian Bogor, Bogor.
[16] Goeldner, Charles R, J.R Brent Ritchie, Robert W. Mcintosh. (2000). Tourism Principles,
Practices, Philosophies 8th Editions. Canada: John Wiley & Sons
[17] Hair Jr., Joseph F., et al., (2006) . Multivariate Data Analysis (sixth edition). Prentice-Hall.
[18] Handayani, Sri. (2008). Analisis Conjoint Dalam Penentuan Preferensi Pemirsa
Berita Televisi untuk Pengembangan Program Berita “LIPUTAN 6” SCTV”. Vol 13 no. 1. 2008.
[19] Hesti W ,T (2009). Keterlibatan Warga Pulau Pramuka Dalam Usaha Ekowisata Di Kepulauan
Seribu. Tesis S1 Tidak Dipublikasikan, Insttitut Pertanian Bogor, Bogor
[20] Hendarto, Kresno A. Ekowisata: Sebuah Diferensiasi Produk Pariwisata di Indonesia Pasca Tragedi Bali. http://wisatadanbudaya.blogspot.com/2010/01/ekowisata-sebuah-diferensiasi-produk.html.
[21] Husein, Umar.(2004). Metode Penelitian Untuk Skripsi Dan Tesis Bisnis, (Cet ke 6).
Jakarta : PT Raja Grafindo Persada.
[22] Inskeep, E. (1991). Tourism Planning : An integrated and sustainable development
approach van nosttrand reinhold. New York.USA..
[23] Irawan. (1996). Pemasaran Prinsip dan Kasus. Yogyakarta: PT.BPFE
[24] Kadampully, Jay. (2002). Service Management (the new paradigm in hospitality).Australia
:Pearson Education.
[25] Kementrian Pariwisata dan Kebudayaan. 2003. Leaflet "Indonesia The Most varied Destination
Anywhere. The Jewel of Ecotourism Destination”. The Ministry of Culture and Tourism, Jakarta.
[26] Khotijah, Siti. (2004). Smart Strategy of Marketing: Persaingan Pasar Global.
Bandung: Penerbit Alfabeta.
[27] Kotler, P & Gary Amstrong. (2006). Principle of Marketing (11th edition). New York:.Prentice
Hall.
[28] ____________________. (2008). Principal of Marketing (12 th edition). New Jersey:
Pearson Prentice Hall .
[29] Kotler, Philip. (2002). Manajemen Pemasaran. (Jilid 1) Edisi Milenium. Jakarta: Prenhallindo
[30] _________. (2003). Marketing management (11th edition). International Edition:
Prentice Hall.
[31] _________. (2005). Manajemen Pemasaran, jilid 1. Jakarta: PT Indeks Kelompok GRAMEDIA.
[32] Kuhfeld, W. F.(2000).”Conjoint Analysis Examples”,SAS Institut,Inc.
http://www.sawtooth software.com.
[33] Marpaung, H. (2000). Pengetahuan Kepariwisataan. Bandung : Alfabeta.
[34]. __________. (2002) . Pengetahuan Kepariwisataan (edisi Revisi). Bandung: Penerbit Alfabeta. [35] Middelton V.T.C. and Clarke J. (2001). Marketing in Travel and Tourism. Butterworth-Heineman :
Oxford.
[36] Mill, Robert Christie. Alih bahasa oleh Tri Budi Satrio. (2000).Tourism. The International
Business. Jakarta: Penerbit Raja Grafindo.
[37] Morrison M, Allastair. (2002), Hospitality and Travel Marketing (3rd edition), New York
:DELMAR
[38] Nursusanti, B. (2005). Identifikasi Persepsi dan Preferensi Wisatawan Terhadap Obyek dan Daya
Tarik Wisata di Kabupaten Cianjur. Tesis S2 Tidak Dipublikasikan, Institut Teknologi Bandung
(ITB), Bandung.
[39] Page, s. J. & dowling, r.K. (2002) . Ecotourism. Prentice Hall, Harlow.
[40] Pitana, I G., dan Gayatri, P G. (2005). Sosiologi dan Atropologi Pariwisata. Yogyakarta:
Penerbit Andi.
[41] Poerwanto. (2004). Analisis Kesan Wisatawan Terhadap Dimensi Kualitas Produk Wisata.
Jakarta: Jurnal Ilmiah Pariwisata STP Trisakti, Maret 2004, Vol.9, No.1, hal 76-87.
[42] Republik Indonesia. Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2000 Tentang Kepariwisataan.
[43] Republik Indonesia. Undang – Undang no. 10 tahun 2009 tentang Kepariwisataan.
[44] Santoso, Singgih. (2010). Statistik Multivariat: Konsep dan aplikasi dengan SPSS.
Jakarta : PT. Elex Media Komputindo.
[45] Sawitri, R., Heryanto, N.M.,Santosa, H. 2004. Pengaruh Kegiatan Wisata AlamTerhadap
Kelestarian Lingkungan di Taman Nasional Gunung Gede Pangrango. Jurnal Penelitian Hutan dan
Konservasi Alam, Vol. 1 (3) 2004: 326 -336, Bogor Indonesia.
[46] Sekaran, Uma. (2006). Research methods for business. Jakarta: Salemba Empat.
[47] Sérgio D. F L, Antonio R. B, Jesús V. M. (2009). Post Hoc Tourist Segmentation
with Conjoint and Cluster Analysis. PASOS. Revista de Turismo y Patrimonio Cultural.Vol. 7
N03 págs. 491-501. 2009.
[48] Simamora, Bilson. (2002). Panduan Riset Perilaku Konsumen. Jakarta :PT. Gramedia
Pustaka Utama.
[49] Soekadijo, R.G. (2000). Anatomi Pariwisata: Memahami Pariwisata sebagai
“Systemic Lingkage”. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
[50] Soeratno & Arsyad, L. (2003). Metode penelitian : Untuk ekonomi dan bisnis.
Yogyakarta: Unit Penerbit dan Percetakan Akademi Manajemen Perusahaan YKPN.
[51] Soeroso, Amiluhur. (2008). Pengembangan Pariwisata Hijau Di wilayah Kaliurang
Kaliadem, Sleman, DIY Sebuah Penerapan Analisis Conjoint. dalam Jurnal Optimal, Vol 5 no. 3. 2008.
[52] Spillane, JJ. (2002).Ekonomi Pariwisata Sejarah dan Prospeknya.Yogyakarta:
Kanisius.
[53] _________. (2003). Ekonomi Pariwisata. Yogyakarta: Penerbit Kanisius.
[54] _________. (2004). Pariwisata Indonesia, Siasat Ekonomi dan Rekayasa..
Yogyakarta.:Penerbit Kanisius.
[55] Surjandari, Isti, Conjoint Analysis: Konsep dan Aplikasi, Penerbit Universitas Trisakti
Undang-undang RI No. 7 Tahun 1996 tentang “Pangan”.
[56] Suyono J. (2005). Konsep dan Dimensi strategi Pemasaran Pariwisata (Studi Kasus
Posisi Indonesia di Asia Tenggara). Bandung: Jurnal Pariwisata STPB, Desember 2005, hal. 2-13.
[57] Swarbrooke, J., & Horner, Susan. (2007). Consumer behaviour in tourism. UK:
Buuterworth- Heinemann.
[58] Suryanto .2009. Ekowisata Hasilkan Devisa Rp80 Triliun.
http://www.antaranews.com/berita/1257939487/ekowisata-hasilkan-devisa-rp80-triliun.
Diakses tangal 1 Oktober 2010.
[59] Sudibyo. (2002). Perilaku konsumen dan kesimbangan kebutuhan. Jakarta: Gramedia
Pustaka Utama.
[60] Sugiyono. (2006). Metode Penelitian Bisnis. Bandung: CV. Alfabeta.
[61] Suryadi, I Gede Iwan. 2007. Artikel Pemasaran Pariwisata . Bali: Stikom Bali.
[62] Suryahadi, Yuri. (2009). Analisis Persepsi dan Preferensi Konsumen Terhadap
Kawasan Taman Nasional Kepulauan Seribu. Tesis S2 Tidak Dipublikasikan,Universitas Institut
Pertanian Bogor, Bogor.
[63] Umar, Husein .(2001). Metodologi Penelitian Aplikasi Dalam Pemasaran (Cetakan
Pertama).Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.
[64] United Nation-World Tourism Organization.. (2011). Tourism Highlights (2011
Edition) . Madrid :UN-WTO.
[65] Wahab, S.Alih bahasa oleh Gromang ,F .(2003). Manajemen Kepariwisataan .
(Cetakan IV). Jakarta: PT. Pradnya Paramitha.
[66] World Economic Forum (WEF). 2011. The Travel and Tourism Competitiveness
Report. Geneva, Switzerland.
[67] Wood, M. E. (2002). Ecotourism: Principles, Practices and Policies for Sustainibility. New
York:United Nation Publication.
[68] Yulianda, F. (2007). Ekowisata Bahari Sebagai Alternatif Pemanfaatan Sumberdaya
Pesisir Berbasis Konservasi, Makalah. Dep. Manajemen Sumberdaya, Perairan Fakultas Perikanan dan
Ilmu Kelautan, IPB.
[69] Yoeti, O. A. (1997). Perencanaan dan Pengembangan Pariwisata. Penerbit: PT.
Pradnya Paramita (cetakan pertama). Jakarta.
[70] _________. (2009). Pengantar Ilmu Pariwisata. Bandung : Angkasa offset.
[71] Zalukhu, Sukawati. (2009). Panduan Dasar Pelaksanaan Ekowisata. Dinas Pariwisata
& Kebudayaan Kabupaten Nias Selatan. UHJAK/2009/PI/H/9.
[72] www.world-tourism.org.omt/ecotourism2002.html. Diakses tanggal 23 November
2011.
[73] http://www.pulauseribujakarta.net. Diakses tanggal 2 Oktober 2011.
[74] http://www.conservation.org. Diakses tangal 6 september 2010.
[75] Kepariwisataan Global 2010 Tumbuh Menggembirakan.
http://caretourism.wordpress.com/2011/03/20/kepariwisataan-global-2010-tumbuh-menggembirakan/ . Diakses tangal 8 september 2011.
[76] http://tnlkepulauanseribu.net . Diakses tangal 10 Oktober 2011.
[77] www.bps.co.id Diakses tangal 20 Oktober 2011.
[78] www.wikipedia.com Diakses tangal 28 Oktober 2011