analisis perbandingan nilai profit penggunaan …lib.unnes.ac.id/27414/1/3211411032.pdf · semua...

41
ANALISIS PERBANDINGAN NILAI PROFIT PENGGUNAAN LAHAN PERTANIAN DAN PERTAMBANGAN PASIR DI DESA PEGIRINGAN KECAMATAN BANTARBOLANG KABUPATEN PEMALANG SKRIPSI Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Geografi Oleh Is One Nugroho 3211411032 JURUSAN GEOGRAFI FAKULTAS ILMU SOSIAL UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2016

Upload: vanminh

Post on 07-Mar-2019

226 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: ANALISIS PERBANDINGAN NILAI PROFIT PENGGUNAAN …lib.unnes.ac.id/27414/1/3211411032.pdf · semua benda penyusun biosfer yang dapat dianggap bersifat menetap atau ... dapat diremajakan

ANALISIS PERBANDINGAN NILAI PROFIT PENGGUNAAN

LAHAN PERTANIAN DAN PERTAMBANGAN PASIR DI

DESA PEGIRINGAN KECAMATAN BANTARBOLANG

KABUPATEN PEMALANG

SKRIPSI

Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Geografi

Oleh

Is One Nugroho

3211411032

JURUSAN GEOGRAFI

FAKULTAS ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

2016

Page 2: ANALISIS PERBANDINGAN NILAI PROFIT PENGGUNAAN …lib.unnes.ac.id/27414/1/3211411032.pdf · semua benda penyusun biosfer yang dapat dianggap bersifat menetap atau ... dapat diremajakan

ii

Page 3: ANALISIS PERBANDINGAN NILAI PROFIT PENGGUNAAN …lib.unnes.ac.id/27414/1/3211411032.pdf · semua benda penyusun biosfer yang dapat dianggap bersifat menetap atau ... dapat diremajakan

iii

Page 4: ANALISIS PERBANDINGAN NILAI PROFIT PENGGUNAAN …lib.unnes.ac.id/27414/1/3211411032.pdf · semua benda penyusun biosfer yang dapat dianggap bersifat menetap atau ... dapat diremajakan

iv

Page 5: ANALISIS PERBANDINGAN NILAI PROFIT PENGGUNAAN …lib.unnes.ac.id/27414/1/3211411032.pdf · semua benda penyusun biosfer yang dapat dianggap bersifat menetap atau ... dapat diremajakan

v

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

Mencari Ilmu wajib bagi setiap muslim laki-laki maupun muslim

perempuan. (HR. Ibnu Abdil Barr)

Ilmu itu bagaikan binatang buruan, sedangkan pena adalah pengikatnya,

maka ikatlah buruanmu dengan tali yang kuat. (Imam Syafi’i)

Barang siapa yang keluar untuk mencari ilmu maka Ia berada di jalan

Allah hingga Ia pulang. (HR. Turmudzi)

Skripsi ini saya persembahkan untuk:

Bapak dan Ibu yang telah

memberikansegalanya, terimakasih

doanya.

Semua Guru yang telah mendidikku

sejak dini sampai sekarang.

Keluarga Geografi angkatan 2011

Semua teman - temanku

Page 6: ANALISIS PERBANDINGAN NILAI PROFIT PENGGUNAAN …lib.unnes.ac.id/27414/1/3211411032.pdf · semua benda penyusun biosfer yang dapat dianggap bersifat menetap atau ... dapat diremajakan

vi

PRAKATA

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat serta

hidayah-Nya sehingga penulis mampu menyelesaikan skripsi dengan judul

“Analisis Perbandingan Nilai Profit Penggunaan Lahan Pertanian dan

Pertambangan Pasir di Desa Pegiringan Kecamatan Bantarbolang Kabupaten

Pemalang”, sebagai syarat untuk memperoleh gelar sarjana Geografi di

Universitas Negeri Semarang.

Skripsi ini dapat selesai tidak terlepas dari berbagai pihak yang telah

memberikan bimbingan, bantuan, saran, dan kritik kepada penulis. Untuk itu

dalam ucapan terimakasih penulis sampaikan kepada yang terhormat sebagai

berikut:

1. Prof. Dr. Fathur Rokhoman, M.Hum., Rektor Universitas Negeri Semarang,

yang telah memberikan Kesempatan untuk menempuh pendidikan di

Universitas Negeri Semarang.

2. Drs. Moh. Solehatul Mustofa, MA, Dekan Fakultas Ilmu Sosial Universitas

Negeri Semarang yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini.

3. Dr. Tjaturahono BS, M.Si., Ketua Jurusan Geografi Fakultas Ilmu Sosial

Universitas Negeri Semarang yang telah membantu dalam penyusunan skripsi

ini.

Page 7: ANALISIS PERBANDINGAN NILAI PROFIT PENGGUNAAN …lib.unnes.ac.id/27414/1/3211411032.pdf · semua benda penyusun biosfer yang dapat dianggap bersifat menetap atau ... dapat diremajakan

vii

4. Drs. Sriyono, M.Si, selaku Dosen Pembimbing I, Drs. Hariyanto, M.Si,

selaku Dosen Pembimbing II, yang telah memberikan arahan dalam

penyusunan skripsi ini.

5. Ariyani Indrayati, S.Si, M.Sc, selaku Dosen Penguji yang telah memberikan

masukan untuk perbaikan skripsi ini.

6. KesBangPol Kabupaten Pemalang, Bappeda Kabupaten Pemalang, DPU

Kabupaten Pemalang, BPN Kabupaten Pemalang, yang telah memberi izin

penelitian dan berkenan memberi data penelitian.

7. Purjanto, SH., Camat Bantarbolang, yang berkenan menerima peneliti untuk

mengadakan penelitian di daerahnya.

8. Duhari Daya, S.Pd., Kepala Desa Pegiringan, yang berkenan menerima

peneliti untuk mengadakan penelitian di daerahnya.

9. Rawin, selaku ketua Paguyuban Anugerah yang berkenan menerima peneliti

untuk mengadakan penelitian.

10. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi yang tidak bisa

disebutkan satu persatu.

Semarang, Juni 2016

Penulis

Page 8: ANALISIS PERBANDINGAN NILAI PROFIT PENGGUNAAN …lib.unnes.ac.id/27414/1/3211411032.pdf · semua benda penyusun biosfer yang dapat dianggap bersifat menetap atau ... dapat diremajakan

viii

SARI

Is One Nugroho. 2016. Analisis Perbandingan Nilai Profit Penggunaan Lahan

Pertanian dan Pertambangan Pasir di Desa Pegiringan Kecamatan Bantarbolang

Kabupaten Pemalang. Skripsi, Jurusan Geografi, FIS UNNES. Fakultas Ilmu

Sosial, Universitas Negeri Semarang.

Pembimbing: Sriyono, Hariyanto.

Kata Kunci: Penggunaan Lahan, Sewa Lahan, Nilai Profit.

Perubahan penggunaan lahan pertanian menjadi lahan pertambangan pasir

menunjukan telah terjadi perubahan kegiatan yang dilakukan untuk mendapatkan

manfaat dari lahan. Tujuan penelitian ini yaitu, 1) Mengetahui terjadinya

perubahan penggunaan lahan pertanian menjadi lahan pertambangan pasir, 2)

Mengetahui faktor pendorong perubahan penggunaan lahan pertanian menjadi

lahan pertambangan pasir, 3 )Mengetahui perbandingan nilai profit penggunaan

lahan pertanian dan lahan pertambangan pasir, 4) Mengetahui kegiatan petani

setelah perubahan penggunaan lahan pertanian menjadi lahan pertambangan pasir.

Populasi dalam penelitian ini lahan pertanian yang berubah menjadi lahan

pertambangan seluas 17 hektare, 300 petani sebagai pemilik lahan, dan 150

penambang pasir. Sampel untuk petani berjumlah 40 dan penambang berjumlah

20. Data tentang penggunaan lahan pertanian dan lahan pertambangan pasir

didapatkan dari petani dan penambang. Metode penelitian ini menggunakan

survei. Bentuk penelitian ini penelitian kuantitatif. Teknik analisis data yang

digunakan analisis deskriptif persentase dan interpretasi Citra Quickbird.

Hasil penelitian menunjukan perubahan penggunaan lahan sebagai akibat

sistem sewa lahan pertanian milik petani oleh Paguyuban Anugerah untuk

digunakan sebagai lahan pertambangan pasir, rata-rata biaya sewa 21.000 rupiah

per meter persegi. Faktor pendorong petani menyewakan lahannya yaitu,

membutuhkan biaya, lahan tidak memiliki saluran irigasi, dan kondisi permukaan

lahan. Nilai profit penggunaan lahan pertambangan pasir lebih menguntungkan,

hanya ada satu kelemahan pada penggunaan lahan pertambangan pasir yaitu

kondisi permukaan lahan yang rusak sehingga memerlukan reklamasi pasca

kegiatan tambang. Petani tidak melakukan kegiatan pertambangan pasir setelah

perubahan penggunaan lahan pertanian.

Penggunaan lahan pertambangan pasir lebih menguntungkan dibandingkan

lahan pertanian, tetapi kegiatan pertambangan memiliki dampak negatif yaitu

permukaan lahan menjadi rusak dan ancaman hilangnya tanah bagian atas (top

soil). Saran untuk menghindari dampak negatif tersebut yaitu, petani

memperhatikan lahan mereka yang digunakan sebagai lahan pertambangan pasir.

Page 9: ANALISIS PERBANDINGAN NILAI PROFIT PENGGUNAAN …lib.unnes.ac.id/27414/1/3211411032.pdf · semua benda penyusun biosfer yang dapat dianggap bersifat menetap atau ... dapat diremajakan

ix

DAFTAR ISI

Halaman.

PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................................... ii

PENGESAHAN KELULUSAN ..................................................................... iii

PERNYATAAN .............................................................................................. iv

MOTTO DAN PERSEMBAHAN .................................................................. v

PRAKATA ...................................................................................................... vi

SARI ................................................................................................................ viii

DAFTAR ISI ................................................................................................... ix

DAFTAR TABEL ........................................................................................... xi

DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xii

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................... xiii

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang ......................................................................................... 1

1.2. Perumusan Masalah ................................................................................. 6

1.3. Tujuan Penelitian ..................................................................................... 7

1.4. Manfaat Penelitian ................................................................................... 7

1.5. Batasan Istilah .......................................................................................... 8

BAB II KAJIAN PUSTAKA

2.1. Makna Lahan ............................................................................................ 10

2.2. Penggunaan Lahan .................................................................................... 12

2.3. Perubahan Penggunaan Lahan ................................................................. 15

2.4. Penggunaan Lahan dan Organisasi Masyarakat ....................................... 16

2.5. Lahan Sawah ............................................................................................ 17

2.6. Petani ........................................................................................................ 18

2.7. Lahan Pertambangan ................................................................................ 19

2.8. Pertambangan ........................................................................................... 20

2.9. Kerangka Berpikir .................................................................................... 24

BAB III METODE PENELITIAN

3.1. Populasi .................................................................................................... 26

3.2. Sampel ...................................................................................................... 26

3.3. Variabel .................................................................................................... 26

3.4. Metode Pengumpulan Data ...................................................................... 27

3.5. Analisis Data ............................................................................................ 29

3.6. Tahapan Penelitian ................................................................................... 30

Page 10: ANALISIS PERBANDINGAN NILAI PROFIT PENGGUNAAN …lib.unnes.ac.id/27414/1/3211411032.pdf · semua benda penyusun biosfer yang dapat dianggap bersifat menetap atau ... dapat diremajakan

x

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil Penelitan ......................................................................................... 31

4.1.1. Kondisi Fisik Desa Pegiringan ....................................................... 31

1. Letak Astronomis dan Geografis Desa Pegiringan ......................... 31

2. Iklim Desa Pegiringan .................................................................... 33

3. Morfologi Desa Pegiringan ............................................................ 34

4. Jenis Tanah Desa Pegiringan .......................................................... 36

5. Struktur Geologi Desa Pegiringan .................................................. 38

6. Penggunaan Lahan di Desa Pegiringan .......................................... 40

7. Potensi Bahan Galian Desa Pegringan ........................................... 42

4.1.2. Kondisi Sosial - Ekonomi Desa Pegiringan .................................... 43

1. Kependudukan ................................................................................ 43

2. Pendidikan ...................................................................................... 44

3. Mata Pencaharian Penduduk .......................................................... 45

4. Perekonomian Desa ........................................................................ 46

4.1.3. Paguyuban Anugerah ...................................................................... 47

4.1.4. Penggunaan Lahan Pertanian .......................................................... 49

4.1.5. Kondisi Keluarga Petani ................................................................. 52

1. Pendapatan ...................................................................................... 52

2. Biaya Makan ................................................................................... 53

3. Biaya Pendidikan ............................................................................ 53

4. Biaya Kesehatan ............................................................................. 54

5. Biaya Pakaian ................................................................................. 55

4.1.6. Faktor Pendorong Perubahan Penggunaan Lahan .......................... 56

4.1.7. Kegiatan Petani Setelah Penggunaan Lahan Berubah .................... 69

4.1.8. Penggunaan Lahan Pertambangan .................................................. 60

4.1.9. Kondisi Keluarga Penambang ........................................................ 63

1. Pendapatan ...................................................................................... 63

2. Biaya Makan ................................................................................... 64

3. Biaya Pendidikan ............................................................................ 65

4. Biaya Kesehatan ............................................................................. 66

5. Biaya Pakaian ................................................................................. 67

4.2. Pembahasan .............................................................................................. 67

4.2.1 Perubahan Lahan Pertanian Menjadi Pertambangan ...................... 68

4.2.2 Faktor Pendorong Perubahan Penggunaan Lahan .......................... 69

4.2.3 Perbandingan Jenis Perubahan Sebagai Akibat Konversi

Lahan Pertanian Menjadi Lahan Pertambangan ............................. 69

4.2.4 Kegiatan Petani Setelah Penggunaan Lahan Berubah .................... 72

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan ............................................................................................. 73

5.2. Saran ....................................................................................................... 74

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 75

LAMPIRAN .................................................................................................... 76

Page 11: ANALISIS PERBANDINGAN NILAI PROFIT PENGGUNAAN …lib.unnes.ac.id/27414/1/3211411032.pdf · semua benda penyusun biosfer yang dapat dianggap bersifat menetap atau ... dapat diremajakan

xi

DAFTAR TABEL

Halaman.

Tabel 4.1. Jenis Penggunaan Lahan ............................................................... 40

Tabel 4.2. Potensi Bahan Galian Tambang Kabupaten Pemalang ................. 42

Tabel 4.3. Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Umur ............................... 43

Tabel 4.4. Jumlah Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan ........................... 44

Tabel 4.5. Jumlah Penduduk Menurut Mata Pencaharian ............................. 45

Tabel 4.6. Kegiatan Pertanian di Lokasi Penelitian ....................................... 49

Tabel 4.7. Luas Lahan Pertanian dan Hasil Padi ........................................... 50

Tabel 4.8. Pendapatan Per Bulan Petani di Desa Pegiringan ......................... 52

Tabel 4.9. Biaya Makan Per Bulan Keluarga Petani ...................................... 53

Tabel 4.10. Biaya Pendidikan Per Bulan Keluarga Petani ............................... 53

Tabel 4.11. Biaya Kesehatan Per Bulan Keluarga Petani ................................ 54

Tabel 4.12. Biaya Pakaian Keluarga Petani ..................................................... 55

Tabel 4.13. Faktor Pendorong Perubahan Penggunaan Lahan ....................... 56

Tabel 4.14. Luas Lahan Pertanian dan Biaya Sewa ........................................ 57

Tabel 4.15. Lahan Pertanian yang Disewakan Oleh Petani ............................ 59

Tabel 4.16. Pekerjaan Lain yang Dilakukan Oleh Petani ................................ 60

Tabel 4.17. Kegiatan Tambang di Paguyuban Anugerah ................................ 61

Tabel 4.18. Pendapatan Per Bulan Penambang di Desa Pegiringan ............... 63

Tabel 4.19. Biaya Makan Per Bilan Keluarga Penambang ............................. 64

Tabel 4.20. Biaya Pendidikan Per Bulan Keluarga Penambang ...................... 65

Tabel 4.21. Biaya Kesehatan Per Bulan Keluarga Penambang ...................... 66

Tabel 4.22. Biaya Pakaian Keluarga Penambang ........................................... 67

Page 12: ANALISIS PERBANDINGAN NILAI PROFIT PENGGUNAAN …lib.unnes.ac.id/27414/1/3211411032.pdf · semua benda penyusun biosfer yang dapat dianggap bersifat menetap atau ... dapat diremajakan

xii

DAFTAR GAMBAR

Halaman.

Gambar 2.1. Kerangka Berpikir Penelitian ..................................................... 24

Gambar 4.1. Peta Administrasi Desa Pegiringan ............................................ 32

Gambar 4.2. Peta Kelerengan Desa Pegiringan .............................................. 35

Gambar 4.3. Peta Jenis Tanah Desa Pegiringan .............................................. 37

Gambar 4.4. Peta Struktur Geologi Desa Pegiringan ...................................... 39

Gambar 4.5. Peta Penggunaan Lahan Desa Pegiringan .................................. 41

Gambar 4.6. Wilayah pertambangan yang dikelola Paguyuban Anugerah .... 48

Gambar 4.7. Penggunaan Lahan Sawah Pasca Tambang ................................ 51

Gambar 4.8. Lahan yang telah ditambang permukaannya akan turun ............. 58

Gambar 4.9. Kegiatan Pertambangan di Paguyuban Anugerah ...................... 61

Gambar 4.10. Lokasi Pertambangan Paguyuban Anugerah ............................ 62

Page 13: ANALISIS PERBANDINGAN NILAI PROFIT PENGGUNAAN …lib.unnes.ac.id/27414/1/3211411032.pdf · semua benda penyusun biosfer yang dapat dianggap bersifat menetap atau ... dapat diremajakan

xiii

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman.

Lampiran 1. Dokumentasi Penelitian .............................................................. 77

Lampiran 2. Instrumen Penelitian ................................................................... 79

Lampiran 3. Hasil Penelitian Terhadap Petani dan Penambang ..................... 86

Lampiran 4. Perubahan Lahan Pertanian di Kabupaten Pemalang ................. 98

Lampiran 5. Peta Kelerengan Kabupaten Pemalang ....................................... 99

Lampiran 6. Peta Jenis Tanah Kabupaten Pemalang ...................................... 100

Lampiran 7. Peta Struktur Geologi abupaten Pemalang ................................. 101

Lampiran 8. Surat Izin Penelitian .................................................................... 102

Lampiran 9. Daftar Pemohon Izin Usaha Pertambangan ............................... 104

Lampiran 10. Izin Usaha Pertambangan Paguyuban Anugerah ...................... 105

Page 14: ANALISIS PERBANDINGAN NILAI PROFIT PENGGUNAAN …lib.unnes.ac.id/27414/1/3211411032.pdf · semua benda penyusun biosfer yang dapat dianggap bersifat menetap atau ... dapat diremajakan

1

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG

Lahan secara geografis menurut Vink (1975) dalam (Ritohardoyo, 2013:15)

yaitu sebagai suatu wilayah tertentu di atas permukaan bumi, khususnya meliputi

semua benda penyusun biosfer yang dapat dianggap bersifat menetap atau

berpindah berada di atas wilayah meliputi atmosfer, dan di bawah wilayah

tersebut mencakup tanah, batuan (bahan) induk, topografi, air, tumbuh-tumbuhan

dan binatang, dan berbagai akibat kegiatan manusia pada masa lalu maupun

sekarang, yang semuanya memiliki pengaruh nyata terhadap penggunaan lahan

oleh manusia, pada masa sekarang maupun masa yang akan datang. Makna lahan

seperti yang diungkapkan oleh Ritohardoyo (2013:15) yaitu, lahan merupakan

permukaan bumi yang bermanfaat bagi kehidupan manusia terbentuk secara

kompleks oleh faktor-faktor fisik maupun nonfisik yang terdapat di atasnya.

Lahan termasuk jenis sumberdaya mengingat eksistensinya sebagai benda atau

keadaan yang dapat berharga atau bernilai jika produksi, proses, maupun

penggunaannya dipahami.

Sumberdaya lahan merupakan sumber daya yang tidak saja mencukupi

kebutuhan manusia akan suatu tempat tinggal, tetapi kandungan yang ada pada

suatu lahan bisa memberikan kontribusi yang besar terhadap suatu daerah atau

bahkan suatu negara. Dalam setiap kegiatan manusia lahan sangat diperlukan

Page 15: ANALISIS PERBANDINGAN NILAI PROFIT PENGGUNAAN …lib.unnes.ac.id/27414/1/3211411032.pdf · semua benda penyusun biosfer yang dapat dianggap bersifat menetap atau ... dapat diremajakan

2

diantaranya untuk pertanian, industri, perumahan, jaringan jalan, tempat rekreasi,

dan sebagainya. Lahan juga merupakan tempat manusia dalam mengembangkan

kehidupan sosial-ekonomi dan sosial-budayanya. Lahan mempunyai karakteristik

yang berbeda-beda antara suatu wilayah dengan wilayah yang lainnya.

Karakteristik lahan merupakan sifat lahan yang dapat diukur atau diduga. Menurut

FAO (1976) dalam (Rayes, 2007:168), karakteristik lahan terdiri atas: 1)

karakteristik tunggal, misalnya total curah hujan, kedalaman tanah, lereng, dan

lain-lain, 2) karakteristik majemuk, misalnya permeabilitas tanah, drainase,

kapasitas tanah menahan air, dan lain-lain. Karakteristik suatu lahan akan

mempengaruhi jenis pemanfaatan terhadap lahan tersebut. Suatu lahan juga

mempunyai keistimewaan tertentu berupa lokasi suatu lahan. Lokasi inilah yang

nantinya memiliki peran dalam proses terjadinya perubahan penggunaan lahan

pertanian menjadi lahan non pertanian. Sebagai contoh lahan pertanian yang

terletak di pinggiran kota akan rentan untuk dirubah menjadi kawasan

permukiman. Meskipun begitu, tetapi lokasi suatu lahan juga akan meningkatkan

nilai ekonomi lahan tersebut.

Beberapa tujuan penggunaan lahan pada dasarnya sama, yaitu kegiatan

pemanfaatan lahan yang dilakukan oleh manusia untuk mendapatkan hasil dari

lahan tersebut. Beberapa definisi penggunaan lahan diantaranya, penggunaan

lahan adalah usaha manusia memanfaatkan lingkungan alamnya untuk memenuhi

kebutuhan-kebutuhan tertentu dalam kehidupan dan keberhasilannya. Penggunaan

lahan adalah segala macam campur tangan manusia, baik secara menetap ataupun

berpindah-pindah terhadap suatu kelompok sumber daya alam dan sumber daya

Page 16: ANALISIS PERBANDINGAN NILAI PROFIT PENGGUNAAN …lib.unnes.ac.id/27414/1/3211411032.pdf · semua benda penyusun biosfer yang dapat dianggap bersifat menetap atau ... dapat diremajakan

3

buatan, yang secara keseluruhan disebut lahan, dengan tujuan untuk mencukupi

kebutuhan baik material ataupun spiritual, ataupun kebutuhan kedua-duanya

(Malingreau, 1978) dalam (Ritohardoyo, 2013:19). Pembahasan penggunaan

lahan tidak terlepas dari makna tentang lahan sebagai sumber daya alam. Sumber

daya alam sebagai kesatuan unsur-unsur lingkungan, baik fisik maupun biotik,

yang diperlukan manusia untuk memenuhi kebutuhan dan meningkatkan

kesejahteraan. Sumber daya terdiri atas dua sifat yaitu ,(1) dapat diperbarui atau

dapat diremajakan dan lestari bila dikelola dengan baik, (2) tidak dapat diperbarui

atau diremajakan.

Penggunaan lahan dan administrasi pertanahan di Indonesia, seperti halnya di

negara-negara yang sedang berkembang lainnya menghadapi banyak masalah.

Masalahnya, tidak selarasanya antar berbagai kepentingan terutama dengan

berbagai sektor ekonomi, yang pada selanjutnya terjadi kerawanan konflik dan

counter productive satu dengan lainnya (Acquaye, 1984) dalam (Ritohardoyo,

2013:94). Selain itu, masalah lahan timbul akibat sistim peraturan yang pada

umumnya sangat kompleks, sehingga sering tidak relevan lagi dengan kondisi

sosial ekonomi masyarakat di suatu wilayah. Akibatnya, sistim pengelolaan lahan

terhambat dan pemanfaatannya tidak berkelanjutan Mclauglin, 1996) dalam

(Ritohardoyo, 2013:94). Kebutuhan lahan yang semakin meningkat untuk

keperluan masyarakat maupun pembangunan, telah meningkatkan tekanan

terhadap sumber daya lahan di Indonesia (Sandy, 1995; Harsono, 1995) dalam

(Ritohardoyo, 2013:94).

Page 17: ANALISIS PERBANDINGAN NILAI PROFIT PENGGUNAAN …lib.unnes.ac.id/27414/1/3211411032.pdf · semua benda penyusun biosfer yang dapat dianggap bersifat menetap atau ... dapat diremajakan

4

Fenomena pertumbuhan jumlah penduduk dan kebutuhan penduduk juga

membuat kebutuhan lahan akan penggunaan non pertanian mengalami

peningkatan. Semakin banyak perubahan penggunaan lahan pertanian menjadi

lahan non pertanian akibat fenomena tersebut. Beberapa faktor yang

menyebabkan perubahan penggunaan lahan diantaranya, sumberdaya yang

terkandung pada lahan tersebut, kegiatan manusia yang dinamis sehingga

mempengaruhi perubahan penggunaan lahan, dan peraturan terhadap penggunaan

lahan di suatu daerah. Pada masa sekarang, penggunaan lahan untuk kegiatan

pertanian dianggap tidak memberikan keuntungan yang maksimal dari segi

ekonomi dan prosesnya lama. Masyarakat memilih memanfaatkan lahan pertanian

tersebut untuk kegiatan industri, perumahan, atau lahan pertambangan karena

dianggap memberikan keuntungan yang lebih besar.

Kabupaten Pemalang yang memiliki lahan pertanian cukup luas, mengalami

perubahan penggunaan lahan pertanian menjadi non pertanian setiap tahunnya.

Berdasarkan data yang diperoleh dari Badan Pertanahan Nasional Kabupaten

Pemalang, dalam tiga tahun terakhir terjadi beberapa proses perubahan lahan

pertanian menjadi lahan non pertanian yang terjadi di Kabupaten Pemalang (lihat

lampiran 4). Jika dilihat dari jenis perubahan penggunaan lahannya fenomena ini

terjadi sebagai akibat dari pertumbuhan ekonomi dan jumlah penduduk, sehingga

meningkatkan kebutuhan lahan untuk kegiatan industri, pendidikan, maupun

tempat tinggal atau perumahan.

Desa Pegiringan yang terletak di Kecamatan Bantarbolang Kabupaten

Pemalang merupakan desa yang mempunyai lahan sawah cukup luas. Desa ini

Page 18: ANALISIS PERBANDINGAN NILAI PROFIT PENGGUNAAN …lib.unnes.ac.id/27414/1/3211411032.pdf · semua benda penyusun biosfer yang dapat dianggap bersifat menetap atau ... dapat diremajakan

5

berada di daerah aliran Sungai Comal yang merupakan dataran yang subur.

Penggunaan lahan sebagai pertanian merupakan hal yang umum karena kondisi

lahannya yang subur. Tetapi tidak semua kegiatan pertanian tersebut berjalan

dengan lancar karena ada sebagian lahan pertanian yang termasuk dalam jenis

sawah tadah hujan. Sawah tadah hujan merupakan jenis sawah yang pengairannya

bergantung pada air hujan atau pompa air untuk mengalirkan air ke sawah

tersebut, sehingga untuk menjalankan kegiatan pertanian membutuhkan biaya

yang lebih besar jika dibandingkan dengan jenis sawah irigasi. Seiring

berubahnya pola pikir masyarakat, kelemahan dalam penggunaan lahan ini akan

menimbulkan munculnya kegiatan lain yang pada lahan tersebut yang tentunya

secara ekonomi memberikan manfaat yang lebih besar.

Sebagai desa yang sedang mengalami tahap berkembang seperti Desa

Pegiringan, tuntutan akan pemenuhan kebutuhan ekonomi penduduknya

mengalami peningkatan. Kenyataan ini membuat penduduk memanfaatkan segala

sumber daya yang ada secara maksimal. Salah satu kegiatan pemanfaatan sumber

daya yang ada di Desa Pegiringan yaitu kegiatan penambangan pasir.

Penambangan pasir yang ada di Desa Pegiringan dikelola oleh sebuah paguyuban

bernama Anugerah. Tetapi kegiatan pertambangan ini yang pada awalnya

dilakukan pada lampengan tanah, sekarang meluas sampai memakan lahan

pertanian, khususnya lahan sawah yang tergolong sebagai jenis sawah tadah

hujan. Lahan sawah yang memiliki kandungan pasir inilah yang akhirnya

dipergunakan sebagai lahan pertambangan pasir. Fenomena ini tidak terlepas dari

penggunaan lahan pertanian yang secara ekonomi tidak memberikan manfaat yang

Page 19: ANALISIS PERBANDINGAN NILAI PROFIT PENGGUNAAN …lib.unnes.ac.id/27414/1/3211411032.pdf · semua benda penyusun biosfer yang dapat dianggap bersifat menetap atau ... dapat diremajakan

6

maksimal. Kegiatan pertambangan pasir yang terjadi di lahan sawah juga terjadi

karena ada sistim sewa lahan yang dilakukan oleh petani sebagai pemilik lahan

terhadap Paguyuban Anugerah sebagai pengelola kegiatan pertambangan pasir.

Fenomena tersebut menunjukan telah terjadi perubahan penggunaan lahan

pertanian menjadi lahan pertambangan yang terjadi di Desa Pegiringan. Kegiatan

pertambangan pasir yang dilakukan di desa ini tergolong pertambangan

tradisional karena proses pertambangan pasir masih menggunakan alat-alat

tradisional.

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan, peneliti bertujuan

untuk menjadikan fenomena perubahan penggunanan lahan pertanian menjadi

lahan pertambangan tersebut sebagai bahan dalam pembuatan skripsi dengan

judul, “Analisis Perbandingan Nilai Profit Penggunaan Lahan Pertanian dan

Pertambangan Pasir di Desa Pegiringan Kecamatan Bantarbolang

Kabupaten Pemalang”.

1.2. PERUMUSAN MASALAH

1. Bagaimanakah terjadinya perubahan penggunaan lahan pertanian menjadi

lahan pertambangan pasir.

2. Apakah faktor pendorong perubahan penggunaan lahan pertanian menjadi

lahan pertambangan pasir.

3. Bagaimanakah perbandingan penggunaan lahan pertanian dengan lahan

pertambangan pasir.

4. Bagaimanakah kegiatan petani setelah perubahan penggunaan lahan pertanian

menjadi lahan pertambangan pasir.

Page 20: ANALISIS PERBANDINGAN NILAI PROFIT PENGGUNAAN …lib.unnes.ac.id/27414/1/3211411032.pdf · semua benda penyusun biosfer yang dapat dianggap bersifat menetap atau ... dapat diremajakan

7

1.3. TUJUAN PENELITIAN

1. Mengetahui terjadinya perubahan penggunaan lahan pertanian menjadi lahan

pertambangan pasir.

2. Mengetahui faktor pendorong perubahan penggunaan lahan pertanian menjadi

lahan pertambangan pasir.

3. Mengetahui perbandingan nilai profit penggunaan lahan pertanian dan lahan

pertambangan.

4. Mengetahui kegiatan petani setelah perubahan penggunaan lahan pertanian

menjadi lahan pertambangan pasir.

1.4. MANFAAT PENELITIAN

1. Manfaat Teoritis

Penelitian mengenai analisis perbandingan penggunaan lahan pertanian

dan pertambangan pasir di Desa Pegiringan Kecamatan Bantarbolang

Kabupaten Pemalang ini diharapkan memberikan sumbangsih pengetahuan

terhadap disiplin ilmu geografi, utamanya yang berhubungan dengan

manajemen sumber daya wilayah.

2. Manfaat Praktis

Penelitian mengenai analisis perbandingan penggunaan lahan pertanian

dan pertambangan pasir di Desa Pegiringan Kecamatan Bantarbolang

Kabupaten Pemalang ini diharapkan dapat menjadikan bahan informasi atau

masukan bagi pihak-pihak berkompeten di dalam pengambilan kebijakan

khususnya bidang penggunaan lahan dan tata guna lahan.

Page 21: ANALISIS PERBANDINGAN NILAI PROFIT PENGGUNAAN …lib.unnes.ac.id/27414/1/3211411032.pdf · semua benda penyusun biosfer yang dapat dianggap bersifat menetap atau ... dapat diremajakan

8

1.5. BATASAN ISTILAH

Batasan istilah dalam penelitian ini dimaksudkan untuk membatasi ruang

lingkup permasalahan yang diteliti sehingga jelas batasannya, menghindari

kesalahan penafsiran istilah, memudahkan menangkap isi dan makna. Istilah yang

digunakan dalam penelitian ini diantaranya:

1. Analisis

Analisis yang dimaksud dalam penelitian ini adalah penyelidikan

terhadap suatu peristiwa (karangan, perbuatan, dsb) untuk mengetahui

keadaan yang sebenarnya(sebab-musabab, duduk perkaranya, dsb).

2. Perbandingan

Perbandingan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah perbedaan

(selisih) persamaan.

3. Nilai Profit

Nilai profit dalam yang dimaksud dalam penelitian ini adalah kadar

keuntungan penggunan lahan pertanian dan lahan pertambangan.

4. Penggunaan lahan

Penggunaan lahan yang dimaksud dalam penelitan ini adalah suatu

bentuk atau alternatif kegiatan usaha pemanfaatan lahan.

5. Lahan Pertanian

Lahan pertanian adalah bidang lahan yang digunakan untuk usaha

pertanian, (Undang-undang Nomor 41 Tahun 2009). Dalam penelitian ini

lahan pertanian yang dimaksud adalah lahan sawah tadah hujan.

Page 22: ANALISIS PERBANDINGAN NILAI PROFIT PENGGUNAAN …lib.unnes.ac.id/27414/1/3211411032.pdf · semua benda penyusun biosfer yang dapat dianggap bersifat menetap atau ... dapat diremajakan

9

6. Lahan Pertambangan

Lahan pertambangan merupakan lingkungan fisik yang di atasnya

terdapat kegiatan dalam rangka upaya pencarian, penambangan (penggalian),

pengolahan, pemanfaatan dan penjualan bahan galian (mineral, batubara,

panas bumi, migas). Dalam penelitian ini lahan pertambangan yang dimaksud

yaitu lahan pertambangan pasir.

7. Terjadi

Terjadi yang dimaksud dalam penelitan ini adalah diadakannya lahan

pertanian menjadi lahan pertambangan.

8. Pendorong

Pendorong yang dimaksud dalam penelitian ini adalah faktor yang

mendorong dari sudut pandang petani.

9. Kegiatan

Kegiatan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah aktivitas petani

setelah perubahan lahan pertanian menjadi lahan pertambangan.

10. Petani

Petani yang dimaksud dalam penelitian ini adalah pemilik lahan

pertanian yang berubah menjadi lahan pertambangan.

Page 23: ANALISIS PERBANDINGAN NILAI PROFIT PENGGUNAAN …lib.unnes.ac.id/27414/1/3211411032.pdf · semua benda penyusun biosfer yang dapat dianggap bersifat menetap atau ... dapat diremajakan

10

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1. Makna Lahan

Istilah tanah (soil) masih banyak dirancukan dengan istilah lahan (land),

padahal kedua istilah tersebut memiliki makna yang sangat berbeda, walaupuun

saling terkait. Makna tanah secara sederhana ada yang menyatakan sebagai

lapisan bumi teratas yang terbentuk dari batuan yang telah lapuk. Namun

demikian ada yang mengartikan tanah sebagai bentukan-bentukan mineral dan

organik di permukaan bumi, yang sedikit banyak selalu diwarnai humus, sebagai

hasil kegiatan kombinasi material jasad hidup maupun mati dengan bahan induk

relief. Mabbut (1968) dalam (Ritohardoyo, 2013:13) mengembangkan batasan

tersebut, bahwa tanah merupakan lapisan paling luar kulit bumi, yang bersifat

tidak padu (unconsolidated), gembur, memiliki sifat tertentu yang berbeda dari

material di bawahnya, dalam hal warna, struktur, sifat-sifat fisik, susunan kimia,

proses-proses kimia, dan sifat biologis dan morfologis.

Makna tanah (soil) di atas sering dirancukan dengan arti lahan (land) karena

tanah dapat diartikan ke dalam tiga makna dan ukuran (Sandy, 1975) dalam

Ritohardoyo, 2013:13).

1. Diukur berdasar pada tingkat kesuburannya (gersang, subur) dalam kaitannya

dengan kemampuan tanah untuk tempat bercocok tanah.

2. Diukur berdasar pada berat dan volume, dalam kaitannya dengan kebutuhan

pembongkaran dan kebutuhan penggunungan menggunakan material tanah.

Page 24: ANALISIS PERBANDINGAN NILAI PROFIT PENGGUNAAN …lib.unnes.ac.id/27414/1/3211411032.pdf · semua benda penyusun biosfer yang dapat dianggap bersifat menetap atau ... dapat diremajakan

11

3. Diukur dengan ukuran luas (area), dalam kaitannya dengan kebutuhan ruang.

Mabbut (1968) dalam (Ritohardoyo, 2013:14) membatasi arti lahan sebagai

gabungan dari unsur-unsur permukaan dan dekat permukaan bumi yang penting

bagi kehidupan manusia. Pengertian lahan meliputi seluruh kondisi lingkungan,

dan tanah merupakan salah satu bagiannya. Beberapa makna lahan dapat

disebutkan sebagai berikut.

1. Lahan merupakan bentang permukaan bumi yang dapat bermanfaat bagi

kehidupan manusia baik yang sudah ataupun yang belum dikelola.

2. Lahan selalu terkait dengan permukaan bumi dengan segala faktor yang

mempengaruhi (letak, kesuburan, lereng, dan lainnya).

3. Lahan bervariasi dengan faktor topografi, iklim, geologi, tanah, dan vegetasi

penutup.

4. Lahan adalah bagian permukaan bumi dan segala faktor yang mempengaruhi.

5. Lahan merupakan bagian permukaan bumi yang bermanfaat bagi kehidupan

manusia untuk berbagai macam kebutuhan.

6. Lahan merupakan permukaan bumi yang bermanfaat bagi kehidupan manusia

terbentuk secara kompleks oleh faktor-faktor fisik maupun non fisik yang

terdapat di atasnya.

7. Lahan secara geografis Vink (1975) dalam (Ritihardoyo, 2013:15) sebagai

suatu wilayah tertentu di atas permukaan bumi, khususnya meliputi semua

benda penyusun biosfer yang dapat dianggap bersifat menetap atau berpindah

berada di atas wilayah meliputti atmosfer, dan di bawah wilayah tersebut

mencakup tanah, batuan (bahan) induk, topografi, air, tumbuh-tumbuhan dan

Page 25: ANALISIS PERBANDINGAN NILAI PROFIT PENGGUNAAN …lib.unnes.ac.id/27414/1/3211411032.pdf · semua benda penyusun biosfer yang dapat dianggap bersifat menetap atau ... dapat diremajakan

12

binatang, dan berbagai akibat kegiatan manusia pada masa lalu maupun

sekarang, yang semuanya memiliki pengaruh nyata terhadap penggunaan

lahan oleh manusia, pada masa sekarang maupun masa yang akan datang.

2.2. Penggunaan Lahan

Beberapa pengertian mengenai penggunaan lahan pada dasarnya sama, yakni

megenai kegiatan manusia di muka bumi untuk memenuhi kebutuhan hidupnya

(Ritohardoyo, 2013:16). Beberapa definisi penggunaan lahan ditunjukan sebagai

berikut:

1. Penggunaan lahan adalah suatu bentuk atau alternatif kegiatan usaha atau

pemanfaatan lahan (contoh: pertanian, perkebunan, padang rumput).

2. Penggunaan lahan adalah usaha manusia memanfaatkan lingkungan alamnya

untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan tertentu dalam kehidupan dan

keberhasilannya.

3. Penggunaan lahan adalah interaksi manusia dan lingkungannya, di mana

fokus lingkungan adalah lahan, sedangkan sikap dan tanggapan manusia

terhadap lahan akan menentukan langkah-langkah aktifitasnya, sehingga akan

meninggalkan bekas di atas lahan sebagai bentuk penggunaan lahan.

4. Penggunaan lahan adalah segala macam campur tangan manusia, baik secara

menetap ataupuun berpindah-pindah terhadap suatu kelompok sumber daya

alam dan sumber daya buatan, yang secara keseluruhan disebut lahan, dengan

tujuan untuk mencukupi kebutuhan baik material maupun spiritual, ataupun

kebutuhan kedua-duanya (Malingreau, 1978) dalam (Ritohardoyo, 2013:19).

Page 26: ANALISIS PERBANDINGAN NILAI PROFIT PENGGUNAAN …lib.unnes.ac.id/27414/1/3211411032.pdf · semua benda penyusun biosfer yang dapat dianggap bersifat menetap atau ... dapat diremajakan

13

Di samping unsur-unsur alami seperti tanah, air, iklim, dan vegetasi, aktivitas

manusia sangat penting dikaji dari aspek kehidupannya baik secara individu

maupun kelompok atau masyarakat. Oleh karena itu, kajian penggunaan lahan

perlu memperhatikan pengambilan kepuutusan oleh seseorang terhadap pilihan

terbaik dalam menggunakan lahan untuk tujuan tertentu. Penggunaan lahan pada

umumnya digunakan untuk mengacu pemanfaatan lahan masa kini, karena

aktivitas manusia bersifat dinamis, sehingga perhatian kajian seringkali diarahkan

pada perubahan-perubahan penggunaan lahan (baik secara kualitatif maupun

kuantitatif) atau segala sesuatu yang berpengaruh terhadap penggunaan lahan.

Pertimbangan mengenai kepentingan atas lahan di berbagai wilayah mungkin

berbeda, yakni bergantung kepada struktur sosial penduduk tertentu yang

mempengaruhi prioritas bagi fungsi tertentu kepada lahan. Aturan-aturan dalam

penggunaan lahan tergantung kepada kesepakatan yang berlaku di masyarakat.

Beberapa kategori yang dapat membandingkan aturan tata guna lahan wilayah

satu dengan lainnya, antara lain kepuasan, kecenderungan untuk kegiatan dalam

tata guna lahan, luas kesadaran akan tata guna lahan, kebutuhan orientasi, dan

pemanfaatan/pengaturan estetika. Seperti yang dikutip Jayadinata (1999) dalam

(Munir, 2008:27), Chapin (1995) menggolongkan lahan dalam tiga kategori,

yaitu:

1. Nilai keuntungan, yang dihubungkan dengan tujuan ekonomi dan yang dapat

dicapai dengan jual-beli lahan di pasaran bebas.

2. Nilai kepentingan umum, yang dihubungkan dengan pengaturan untuk

masyarakat umum dalam perbaikan kehidupan masyarakat.

Page 27: ANALISIS PERBANDINGAN NILAI PROFIT PENGGUNAAN …lib.unnes.ac.id/27414/1/3211411032.pdf · semua benda penyusun biosfer yang dapat dianggap bersifat menetap atau ... dapat diremajakan

14

3. Nilai sosial, yang merupakan hal mendasar bagi kehidupan dan dinyatakan

oleh penduduk dengan perilaku yang berhubungan dengan pelestarian, tradisi,

kepercayaan, dan sebagainya.

Utomo dkk (1992) dalam (Munir, 2008:27) menjelaskan bahwa secara garis

besar penggunaan lahan dikelompokan menjadi dua, yaitu:

1. Penggunaan lahan dalam kaitan dengan pemanfaatan potensi alaminya,

seperti kesuburan, kandungan mineral atau terdapatnya endapan bahan galian

di bawah permukaannya.

2. Penggunaan lahan dalam kaitan dengan pemanfaatan sebagai ruang

pembangunan, di mana tidak memanfatkan potensi alaminya, tetapi lebih

ditentukan oleh adanya hubungan-hubungan tata ruang dengan pengunaan-

penggunaan lain yang telah ada, di antaranya ketersediaan prasarana dan

fasilitas umum lainnya.

Terkait hal tersebut, Utomo dkk (1992) dalam (Munir, 2008:27) menjelaskan

tentang faktor-faktor yang menentukan karakteristik penggunaan lahan, antara

lain:

1. Faktor sosial dan kependudukan, faktor ini berkaitan erat dengan peruntukan

lahan bagi pemukiman atau perumahan secara luas. Secara khusus mencakup

penyediaan fasilitas sosial yang memadai dan kemudahan akses akan sarana

dan prasarana kehidupan, seperti sumber ekonomi, akses transportasi, akses

layanan kesehatan, rekreasi, dan lain-lain.

Page 28: ANALISIS PERBANDINGAN NILAI PROFIT PENGGUNAAN …lib.unnes.ac.id/27414/1/3211411032.pdf · semua benda penyusun biosfer yang dapat dianggap bersifat menetap atau ... dapat diremajakan

15

2. Faktor ekonomi dan pembangunan; faktor ini apabila dilihat lebih jauh

mencakup penyediaan lahan bagi proyek-proyek pembangunan pertanian,

pengairan, industri, penambangan, transmigrasi, perhubungan, dan pariwisata.

3. Faktor penggunaan teknologi; faktor ini dapat mempercepat alih fungsi lahan

ketika penggunaan teknologi tersebut bersifat menurunkan potensi lahan.

Misalnya penggunaan pestisida dengan dosis yang terlalu tinggi di suatu

kawasan dapat menyebabkan kerusakan lahan tersebut sehingga perlu untuk

dialih fungsi.

4. Faktor kebijaksanaan makro dan kegagalan institusional; kebijakan makro

yang diambil oleh pemerintah akan sangat mempengaruhi seluruh jalannya

sistem kehidupan masyarakat dan lingkungannya. Misalnya kebijakan makro

yang memicu terjadinya transformasi struktur penguasaan lahan (struktur

agraria) sebagaimana diungkapkan oleh Fauzi (1999) seperti revolusi hijau,

program agro-industri, dan eksploitasi hutan.

2.3. Perubahan Penggunaan Lahan

Penggunaan lahan dan administrasi pertanahan di Indonesia, seperti halnya di

negara-negara yang sedangg berkembang lainnya menghadapi banyak masalah.

Misalnya, ketidak selarasan antar berbagai kepentingan terutama dengan berbagai

sektor ekonomi, yang pada selanjutnya terjadi kerawanan konflik dan counter

productive satu dengan lainnya (Acquaye, 1984). Selain itu, masalah lahan timbul

akibat sistem peraturan yang pada umumnya sangat kompleks, sehingga sering

tidak relevan lagi dengan kondisi sosial ekonomi masyarakat di suatu wilayah.

Page 29: ANALISIS PERBANDINGAN NILAI PROFIT PENGGUNAAN …lib.unnes.ac.id/27414/1/3211411032.pdf · semua benda penyusun biosfer yang dapat dianggap bersifat menetap atau ... dapat diremajakan

16

Akibatnya, sistem pengelolaan lahan terhambat dan pemanfaatannya tidak

berkelanjutan (Mclauglin, 1996) dalam (Ritohardoyo, 2013:94).

Kebutuhan lahan yang semakin meningkat untuk keperluan masyarakat

maupun pembangunan, telah meningkatkan tekanan terhadap sumberdaya lahan di

Indonesia (Sandy,1995; Harsono, 1995) dalam (Ritohardoyo, 2013:94).

Pemecahan masalah tersebut memerlukan rencana strategis penataan dan

administrasi pertanahan, sehingga keberlanjutan penggunaan lahan dapat

terkendali dan mencegah dampak negatif. Salah satu kendala dalam penataan

lahan, adalah terbatasnya ketersediaan informasi lahan secara akurat. Informasi

lahan khususnya sistem registrasi antara lain mencakup data kadaster, pemilikan

serta jenis hak lahan, dan data pemilik lahan.

2.4. Penggunaan Lahan dan Organisasi Masyarakat

Aspek organisasi masyarakat tidak dapat dilepaskan kaitannya dengan sistem

penguasaan tanah, di mana terdapat unsur-unsur orang (pemilik, penggarap, dan

pengerja), penggunaan lahan, (sawah, tegal, dan pekarangan), desa sebagai

kumpulan orang atau masyarakat, dan pimpinan desa sebagai tampuk pimpinan.

Mekanisme dalam penguasaan tanah meliputi peepasan penguasaan tanah,

penggarapan tanah, pengambilan hasil (panen) dan pembagian hasil panen antara

pemilik tanah, penyakap atau penyewa. Keluaran yang diperoleh melalui

penguasaan tanah adalah luas garapan, tenaga yang dipekerjakan, hasil produksi

tanah, dan hasil pemasaran produk, di dalamnya termasuk juga konsentrasi dan

pemerataan tanah, tenaga, hasil, dan pendapatan. Desa sebagai kumpulan orang

atau masyarakat, merupakan organisasi masyarakat terkecil dengan kewenangan

Page 30: ANALISIS PERBANDINGAN NILAI PROFIT PENGGUNAAN …lib.unnes.ac.id/27414/1/3211411032.pdf · semua benda penyusun biosfer yang dapat dianggap bersifat menetap atau ... dapat diremajakan

17

pengaturan adalah desa atau kelurahan, marga, atau setingkat dengan itu.

Kenyataan tersebut secara teknis berlaku pula dalam hal pertanahan.

2.5. Lahan Sawah

Lahan sawah adalah lahan pertanian yang berpetak-petak dan dibatasi oleh

pematang (galengan), saluran untuk menahan dan menyalurkan air, yang biasanya

ditanami padi sawah tanpa memperhatikan dari mana diperolehnya atau status

lahan tersebut (BPS, 2008). Lahan sawah dibedakan menjadi dua jenis

berdasarkan pengairannya yaitu lahan sawah irigasi (teknis, setengah teknis,

sederhana dan desa/non PU) dan lahan sawah non irigasi (tadah hujan, pasang

surut, lebak, polder dan lahan sawah lainnya). lahan sawah irigasi teknis adalah

Lahan sawah yang mempunyai jaringan irigasi dimana saluran pemberi terpisah

dari saluran pembuang agar penyediaan dan pembagian air ke dalam lahan sawah

tersebut dapat sepenuhnya diatur dan diukur dengan mudah. Biasanya lahan

sawah irigasi teknis mempunyai jaringan irigasi yang terdiri dari saluran primer

dan sekunder serta bangunannya dibangun dan dipelihara oleh PU. Lahan sawah

irigasi setengah teknis adalah Lahan sawah yang memperoleh irigasi dari irigasi

setengah teknis. Sama halnya dengan pengairan teknis, namun dalam hal ini PU

hanya menguasai bangunan penyadap untuk dapat mengatur dan mengukur

pemasukan air, sedangkan pada jaringan selanjutnya tidak diukur dan tidak

dikuasai oleh PU. Lahan sawah sederhana adalah Lahan sawah yang memperoleh

pengairan dari irigasi sederhana yang sebagian jaringannya (bendungan) dibangun

oleh PU. Lahan sawah non PU adalah Lahan sawah yang memperoleh pengairan

dari sistem pengairan yang dikelola sendiri oleh masyarakat atau irigasi desa.

Page 31: ANALISIS PERBANDINGAN NILAI PROFIT PENGGUNAAN …lib.unnes.ac.id/27414/1/3211411032.pdf · semua benda penyusun biosfer yang dapat dianggap bersifat menetap atau ... dapat diremajakan

18

Lahan sawah tadah hujan adalah sawah yang sumber air utamanya berasal dari

curah hujan. Lahan sawah pasang surut adalah sawah yang pengairannya

tergantung pada air sungai yang dipengaruhi oleh pasang surutnya air laut. Lebak

adalah sawah yang sumber air utamanya berasal dari reklamasi rawa bukan

pasang surut (lebak). Sawah lainnya yaitu Seperti lahan sawah lebak, polder, dan

rawa-rawa yang ditanami padi atau rembesan dan lain-lain.

2.6. Petani

Pengertian petani menurut Undang-undang Nomor 19 Tahun 2013 yaitu, “

warga negara Indonesia perseorangan dan/atau beserta keluarganya yang

melakukan Usaha Tani di bidang tanaman pangan, hortikultura, perkebunan,

dan/atau peternakan. Produksi lahan yang dihasilkan tergantung pada lahan yang

digarap keluarga. Dampak yang timbul pada alam sangat penting, khususnya

untuk mata pencaharian pada unit produksi kecil dengan sumber yang terbatas.

Wolf (1986) dalam (Misbahul Munir, 2008:40), menyatakan bahwa yang

dimaksud dengan petani adalah orang yang bercocok tanam di pedesaan dengan

mengusahakan tanaman dan hewan ternak. Lebih lanjut dikemukakan bahwa

petani mempunyai kedudukan rangkap yaitu sebagai pelaku ekonomi sekaligus

sebagai kepala rumah tangga di dalam kehidupannya.

Menurut Mosher (1970:23), petani adalah lebih daripada seorang jurutani dan

manager. Ia adalah seorang manusia dan menjadi anggota dari dua kelompok yang

penting baginya. Ia anggota keluarga dan ia pun anggota masyarakat

setempat.bagaimana petani itu sebagai manusia, banyak ditentukan oleh

keanggotaanya di dalam masyarakat itu.

Page 32: ANALISIS PERBANDINGAN NILAI PROFIT PENGGUNAAN …lib.unnes.ac.id/27414/1/3211411032.pdf · semua benda penyusun biosfer yang dapat dianggap bersifat menetap atau ... dapat diremajakan

19

Menurut Hayami/Kikuchi (1981), masalah ekonomi pedesaan Asia

menunjukan bahwa hubungan “patron-client” antara petani dan buruh tani

mencakup sejumlah beragam pasaran spesialisasi yang mengikat kedua pihak

yaitu pasaran tenaga kerja, tanah, tabungan, asuransi, kredit dan lain sebagainya.

2.7. Lahan Pertambangan

Lahan pertambangan seringkali memerlukan luasan yang cukup besar. Kasus-

kasus pertambangan bahan galian golongan A, golongan B, maupun golongan C,

banyak memerlukan lahan yang cukup luas. Pada umumnya dalam peta-peta

penggunaan lahan skala kecil hanya ditunjukan di mana adanya lokasi

penambangan jenis tambang tertentu, bahkan kadang tidak ditunjukan sama

sekali. Misalnya di Pulau Bangka dan Belitung, lokasi penambangan timah

ditunjukan, namun dalam peta tanah-tanah yang terbongkar tidak dicantunkan

dalam tanah tambang melainkan lahan yang telah rusak. Kasus-kasus

penambangan bahan galian golongan C (pasir, batu, gamping, kaolin, dan lainnya)

dalam peta penggunaan lahan termasuk ke dalam salah satu bentuk penggunaan

kadang lahan hutan, kadang lahan tegal, atau bahkan permukiman, dan lahan

kosong atau tandus.

Lahan yang digunakan untuk pertambangan tidak seluruhnya digunakan

untuk operasi pertambangan secara serentak, tetapi secara bertahap. Sebagian

besar tanah yang terletak dalam kawasan pertambangan menjadi lahan yang tidak

produktif. Sebagian dari lahan yang telah dikerjakan oleh pertambangan tetapi

belum direklamasi juga merupakan lahan tidak produktif. Lahan bekas kegiatan

pertambangan menunggu pelaksanaan reklamasi pada tahap akhir penutupan

Page 33: ANALISIS PERBANDINGAN NILAI PROFIT PENGGUNAAN …lib.unnes.ac.id/27414/1/3211411032.pdf · semua benda penyusun biosfer yang dapat dianggap bersifat menetap atau ... dapat diremajakan

20

tambang. Jika lahan yang telah selesai digunakan secara bertahap direklamasi,

maka lahan tersebut dapat menjadi lahan produktif, Nurdin dkk dalam

(Dyahwanti, 2000:28).

Kegiatan penambangan rakyat dapat mempengaruhi sifat fisika, kimia serta

biologi tanah melalui pengupasan tanah lapisan atas, penambangan, pencucian

serta pembuangan tailing. Penambangan rakyat yang tidak memperhatikan aspek

lingkungan akan menyebabkan terancamnya daerah sekitarnya dengan bahaya

erosi dan tanah longsor karena hilangnya vegetasi penutup tanah As’ad dalam

(Dyahwanti, 2005: ).

2.8. Pertambangan

Pengertian pertambangan menurut Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2009

yaitu, “sebagian atau seluruh tahapan kegiatan dalam rangka penelitian,

pengelolaan, dan pengusahaan mineral atau batubara yang meliputi penyelidikan

umum, eksplorasi, studi kelayakan, konstruksi, penambangan, pengolahan dan

pemurnian, pengangkutan dan penjualan, serta kegiatan pasca tambang.”

Pengertian tersebut dalam arti luas karena meliputi berbagai kegiatan

penambangan yang ruang lingkupnya dapat dilakukan sebelum penambangan,

proses penambangan, dan sesudah proses penambangan.

Sedangkan pengertian pertambangan rakyat menurut Undang-Undang Nomor

11 Tahun 1967 tentang Ketentuan-ketentuan Pokok Pertambangan yaitu, “suatu

usaha pertambangan bahan-bahan galian dari semua golongan a, b , dan c yang

dilakukan oleh rakyat setempat secara kecil-kecilan atau gotong-royong dengan

alat-alat sederhana untuk pencairan sendiri”. Pertambangan rakyat dilakukan oleh

Page 34: ANALISIS PERBANDINGAN NILAI PROFIT PENGGUNAAN …lib.unnes.ac.id/27414/1/3211411032.pdf · semua benda penyusun biosfer yang dapat dianggap bersifat menetap atau ... dapat diremajakan

21

rakyat, artinya dilakukan oleh masyarakat yang berdomisili di area pertambangan

secara kecil-kecilan atau gotong royong dengan alat-alat sederhana. Tujuan

mereka adalah untuk meningkatkan kehidupan sehari-hari. Dilaksanakan secara

sederhana dan dengan alat sederhana, jadi tidak menggunakan teknologi canggih,

sebagaimana halnya dengan perusahaan pertambangan yang mempunyai modal

besar dan memakai telknologi canggih. Dari uraian di atas, dapat dikemukakan

unsur-unsur pertambangan rakyat, yaitu :

1. Usaha pertambangan

2. Bahan galian meliputi bahan galian strategis, vital dan galian c

3. Dilakukan oleh rakyat

4. Domisili di area tambang rakyat

5. Untuk penghidupan sehari-hari

6. Diusahakan dengan cara sederhana.

Pertambangan dapat menciptakan kerusakan lingkungan yang serius dalam

suatu kawasan/wilayah. Potensi kerusakan tergantung pada berbagai faktor

kegiatan pertambangan dan faktor keadaan lingkungan. Faktor kegiatan

pertambangan antara lain pada teknik pertambangan, pengolahan dan lain

sebagainya. Sedangkan faktor lingkungan antara lain faktor geografis dan

morfologis, fauna dan flora, hidrologis dan lain-lain.

Kegiatan pertambangan juga mengakibatkan perubahan pada kehidupan

sosial, ekonomi dan budaya masyarakat. Perubahan tata guna tanah, perubahan

kepemilikan tanah, masuknya pekerja, dan lain-lain. Pengelolaan dampak

pertambangan terhadap lingkungan bukan untuk kepentingan lingkungan itu

Page 35: ANALISIS PERBANDINGAN NILAI PROFIT PENGGUNAAN …lib.unnes.ac.id/27414/1/3211411032.pdf · semua benda penyusun biosfer yang dapat dianggap bersifat menetap atau ... dapat diremajakan

22

sendiri tetapi juga untuk kepentingan manusia, Nurdin dkk dalam (Dyahwanti,

2000:28).

Penggolongan bahan galian diatur dalam Pasal 3 Undang-Undang No. 11

Tahun 1967, Pasal 1 Peraturan Pemerintah No. 27 Tahun 1980 tentang

Penggolongan Bahan Galian. Bahan galian dapat dibagi menjadi tiga golongan,

yaitu:

1. Bahan galian strategis

2. Bahan galian vital

3. Bahan galian yang tidak termasuk bahan galian strategis dan vital

Penggolongan bahan galian ini didasarkan kepada:

1. Nilai strategis/ekonomis bahan galian terhadap negara

2. Terdapatnya sesuatu bahan galian dalam alam (genese)

3. Penggunaaan bahan galian bagi industri

4. Pengaruhnya terhadap kehidupan rakyat banyak

5. Pemberian kesempatan pengembangan pengusahaan

6. Penyebaran pembangunan di daerah

Bahan galian strategis merupakan bahan galian untuk kepentingan pertahanan

keamanan serta perekonomian negara. Dalam Pasal 1 huruf a Peraturan

Pemerintah No. 27 Tahun 1980 tentang Penggolongan Bahan Galian ditentukan

golongan bahan galian strategis (bahan galian A). Bahan galian strategis dibagi

menjadi enam golongan, yaitu:

1. Minyak bumi, bitumen cair, lilin bumi, gas alam

2. Bitumen padat, aspal

Page 36: ANALISIS PERBANDINGAN NILAI PROFIT PENGGUNAAN …lib.unnes.ac.id/27414/1/3211411032.pdf · semua benda penyusun biosfer yang dapat dianggap bersifat menetap atau ... dapat diremajakan

23

3. Antrasit, batu bara, batu bara muda

4. Uranium, radium, thorium, dan bahan-bahan galian radioaktif lainnya

5. Nikel, kobal

6. Timah

Bahan galian vital merupakan bahan galian yang dapat menjamin hajat hidup

orang. Bahan galian vital ini disebut juga golongan bahan galian B. Bahan galian

vital digolongkan menjadi delapan golongan, yaitu:

1. Besi, mangan, molibden, khrom, wolfram, vanadium, titan

2. Bauksit, tembaga, timbal, seng

3. Emas, platina, perak, air raksa, intan

4. Arsin, antimon, bismuth

5. Ytrium, rtutenium, cerium, dan logam-logam langka lainnya

6. Beryllium, korundum, zircon, Kristal kwarsa

7. Kriolit, fluorspar, barit

8. Yodium, brom, klor, belerang

Bahan galian yang tidak termasuk golongan strategis dan vital, yaitu bahan

galian yang lazim disebut dengan galian C. Bahan galian ini dibagi menjadi

Sembilan golongan, yaitu:

1. Nitrat-nitrat (garam dari asam sendawa, dipakai dalam campuran pupuk;

HNO3), pospat-pospat, garam batu (halite)

2. Asbes, talk, mika, grafit magnesit

3. Yarosit, leusit, tawas (alum), oker

4. Batu permata, batu setengah permata

Page 37: ANALISIS PERBANDINGAN NILAI PROFIT PENGGUNAAN …lib.unnes.ac.id/27414/1/3211411032.pdf · semua benda penyusun biosfer yang dapat dianggap bersifat menetap atau ... dapat diremajakan

24

5. Pasir kwarsa, kaolin, feldspar, gips, bentonit

6. Batu apung, tras, absidian, perlit, tanah diatome, tanah serap (fullers earth)

7. Marmer, batu tulis

8. Batu kapur, dolomite, kalsit

9. Granit, andesit, basal, trakhit, tanah liat, tanah pasir sepanjang tidak

megandung unsur mineral golongan A maupun B dalam jumlah berarti.

2.9. Kerangka Berfikir Penelitian

Perubahan lahan pertanian menjadi lahan pertambangan pasir menunjukan

telah terjadi perubahan kegiatan pertanian menjadi kegiatan pertambangan pasir

(Lihat gambar 2.1). Terjadinya perubahan penggunaan lahan pertanian

dipengaruhi oleh faktor eksternal yaitu pengadaan kegiatan pertambangan oleh

pihak pengelola kegiatan pertambangan. Sedangkan faktor internal yang

mendorong perubahan penggunaan lahan pertanian menjadi lahan pertambangan

terdiri dari beberapa faktor yang berasal dari petani sebagai pemilik lahan.

Bagaimana kegiatan petani setelah terjadi perubahan penggunaan lahan pertanian

menjadi lahan pertambangan. Seperti yang telah diuraikan sebelumnya bahwa

tujuan penggunaan lahan adalah untuk memperoleh manfaat dari lahan yang

diusahakannya. Perubahan kegiatan pertanian menjadi kegiatan pertambangan

pasir akan mengakibatkan perubahan pada nilai profit atau keuntungan yang

didapatkan dari lahan. Perbedaan nilai profit itu akan dibandingkan melalui empat

indikator yaitu, hasil produksi, jam kerja, jumlah pekerja, dan kondisi permukaan

lahan.

Page 38: ANALISIS PERBANDINGAN NILAI PROFIT PENGGUNAAN …lib.unnes.ac.id/27414/1/3211411032.pdf · semua benda penyusun biosfer yang dapat dianggap bersifat menetap atau ... dapat diremajakan

25

Gambar 2.1. Kerangka Berpikir Penelitian.

Perubahan kegiatan usaha dari

kegiatan pertanian menjadi

kegiatan pertambangan.

Faktor pendorong perubahan

penggunaan lahan.

Perubahan penggunaan lahan pertanian menjadi lahan

pertambangan pasir.

Pendorong perubahan penggunaan

lahan dari sudut pandang petani.

Nilai profit kegiatan pertanian dan

kegiatan pertambangan.

1. Hasil produksi kegiatan

pertanian dan kegiatan

pertambangan.

2. Jam kerja kegiatan pertanian

dan kegiatan pertambangan.

3. Jumlah pekerja kegiatan

pertanian dan kegiatan

pertambangan.

4. Kondisi permukaan lahan

kegiatan pertanian dan

kegiatan pertambangan.

Perbandingan nilai profit

penggunaan lahan pertanian dan

lahan pertambangan.

Bagaimana kegiatan petani setelah

perubahan penggunaan lahan

pertanian menjadi lahan

pertambangan pasir.

Page 39: ANALISIS PERBANDINGAN NILAI PROFIT PENGGUNAAN …lib.unnes.ac.id/27414/1/3211411032.pdf · semua benda penyusun biosfer yang dapat dianggap bersifat menetap atau ... dapat diremajakan

73

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

1. Perubahan penggunaan lahan pertanian menjadi lahan pertambangan pasir

terjadi akibat sewa lahan pertanian milik petani oleh Paguyuban Anugerah

untuk dijadikan sebagai lahan pertambangan pasir, rara-rata biaya sewa per

meter perseginya adalah 21.000 rupiah dan tidak ada batas waktu untuk

penyewaan lahan.

2. Faktor pendorong petani bersedia menyewakan lahan pertaniannya menjadi

lahan pertambangan pasir yaitu, petani membutuhkan biaya sehingga

menyewakan lahan pertaniannya, lahan tersebut tidak memiliki saluran

irigasi, dan kondisi permukaan lahan yang berarti permukaan lahan pertanian

milik petani terancam lebih tinggi dibandingkan lahan di sekitarnya apabila

tidak disewakan menjadi lahan pertambangan pasir.

3. Secara keseluruhan nilai profit penggunaan lahan pertambangan pasir lebih

menguntungkan dibandingkan penggunaan lahan pertanian, hanya ada satu

kelemahan pada penggunaan lahan pertambangan pasir yaitu kondisi

permukaan lahan yang rusak sehingga harus dilakukan reklamasi pasca

kegiatan tambang.

4. Petani yang menyewakan semua atau pun sebagian lahan pertaniannya

menjadi lahan pertambangan pasir tetap melanjutkan kegiatan pertanian, para

petani tidak melakukan kegiatan pertambangan.

Page 40: ANALISIS PERBANDINGAN NILAI PROFIT PENGGUNAAN …lib.unnes.ac.id/27414/1/3211411032.pdf · semua benda penyusun biosfer yang dapat dianggap bersifat menetap atau ... dapat diremajakan

74

5.2. Saran

Seperti umumnya kegiatan pertambangan tentunya ada dampak negatifnya.

Karena itu diharapkan kepada semua pihak yang ada hubungannya dengan

kegiatan pertambangan ini bekerja sama untuk meminimalisir dampak negatif

tersebut.

1. Kepada Paguyuban Anugerah sebaiknya proses penambangan dilakukan

sesuai dengan peraturan yang telah ditetapkan untuk kegiatan pertambangan

golongan C. Diharapkan dengan mengikuti peraturan yang telah ditetapkan

akan dapat meminimalisir kerusakan yang terjadi akibat kegiatan tambang,

mengingat tempat dimana mereka melakukan kegiatan pertambangan adalah

lahan pertanian.

2. Kepada pemilik lahan sebaiknya memperhatikan lahan yang dijadikan

kegiatan pertambangan untuk mencegah hilangnya lapisan tanah atas dan

eksploitasi berlebihan terhadap mineral yang terkandung pada lahan tersebut.

3. Kepada pihak yang berwenang dalam mengatur kegiatan pertambangan di

Kabupaten Pemalang supaya lebih menekankan peraturan-peraturan

mengenai pelaksanaan kegiatan pertambangan dan mengawasi jalannya

kegiatan pertambangan yang ada di Daerah Kabupaten Pemalang.

Page 41: ANALISIS PERBANDINGAN NILAI PROFIT PENGGUNAAN …lib.unnes.ac.id/27414/1/3211411032.pdf · semua benda penyusun biosfer yang dapat dianggap bersifat menetap atau ... dapat diremajakan

75

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.

Dyahwanti, Inarni Nur. 2007. Kajian Dampak Lingkungan Kegiatan

Penambangan Pasir Pada Daerah Sabuk Hijau Gunung Sumbing

Di Kabupaten Temanggung.Tesis. Semarang. Universitas Diponegoro.

Fathoni, Abdurrahmat. 2006. Metodologi Penelitian dan Teknik Penyusunan

Skripsi. Jakarta: PT Rineka Cipta..

Munir, Misbanhul. 2008. Pengaruh Konversi Lahan Pertanian Terhadap Tingkat

Kesejahteraan Rumah Tangga Petani. Skripsi. Bogor: Program Studi

Komunikasi Dan Pengembangan Masyarakat Fakultas Pertanian Institut

Pertanian Bogor.

Rayes, Luthfi. 2007. Metode Inventarisasi Sumber Daya Lahan. Yogyakarta:

ANDI OFFSET.

Riduwan. 2010. Skala Pengukuran Variabel-Variabel Penelitian. Bandung:

ALFABETA.

Ritohardoyo, Su. 2002. Penggunaan dan Tata Guna Lahan. Yogyakarta:

Ombak.

Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Pendidikan. Alfabeta: Bandung.

Undang-undang Nomor 19 Tahun 2013 Tentang Perlindungan dan Pemberdayaan

Petani.

Undang-undang Nomor 41 Tahun 2009 Tentang Perlindungan Lahan Pertanian

Pangan Berkelanjutan.

Undang-undang Nomor 4 Tahun 2009 Tentang Mineral dan Batu Bara.

Undang-undang Nomor 11 tahun 1967 Tentang Ketentuan-ketentuan Pokok

Pertambangan.

http://sitrw.bappedapemalang.info. (diakses 2 mei 2016, pukul 11:00).