analisis pengukuran tingkat kesiapan implementasi e

6
Seminar Nasional Teknologi Informasi dan Multimedia 2016 STMIK AMIKOM Yogyakarta, 6-7 Februari 2016 ISSN : 2302-3805 2.5-1 ANALISIS PENGUKURAN TINGKAT KESIAPAN IMPLEMENTASI E-LEARNING (E-LEARNING READINESS) STUDI KASUS : UPN “VETERAN” JAKARTA Henki Bayu Seta 1) , Theresia Wati 2) , Nurhafifah Matondang 3) 1), 2) Teknik Informatika UPN “Veteran” Jakarta 2), 3) Manajemen Informatika UPN “Veteran” Jakarta Jl RS. Fatmawati, Pondok Labu, Jakarta Selatan, DKI Jakarta 12450 Email : [email protected] 1) , [email protected] 2) , [email protected] 3) Abstrak Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jakarta telah menerapkan sistem e-learning sejak tahun 2007 yang di pelopori oleh Fakultas Ilmu Komputer, sebagai pendukung atau tambahan pembelajaran atau dikenal dengan istilah blended learning. Banyak pengembangan e-learning gagal mengimplementasikan dengan baik, hal ini dikarenakan tidak melakukan pengukuran apakah suatu organisasi tersebut siap atau tidak untuk mengimplementasikan sistem baru seperti e-learning. Dalam penelitian ini dibentuk framework penelitian dengan menggunakan 6 komponen utama yaitu Teknologi (Jaringan, Hardware dan Software), Sumber Daya Manusia (pengembangan diri, kompetensi/skill, sikap pengguna), Organisasi (kultur organisasi, leadership/kepemimpinan dan kebijakan), Pembiayaan (alokasi dana, kebijakan keuangan), dan Materi (isi, interaksi dan penilaian). Indeks e-learning readiness menggunakan skala pengukuran versi Aydin & Tascii dengan skala 1-5. Penelitian dilakukan terhadap dosen dengan pengumpulan data menggunakan kuesioner, pengolahan data menggunakan statistic deskriptif yang dipetakan terhadap skala pengukuran Aydin & Tascii. Hasil penelitian menunjukkan UPN “Veteran” Jakarta memiliki tingkat kesiapan e-learning readiness sebesar sebesar 3.297 (Not ready needs some works) yang berarti UPN “Veteran” Jakarta belum siap untuk melakukan implementasi e-learning dan harus melakukan beberapa langkah perbaikan persiapan untuk pembelajaran online. Kata kunci: e-learning Readiness, Model ELR, Skala ELR. 1. Pendahuluan Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jakarta sebagai salah satu universitas yang berbasis teknologi informasi, telah menerapkan sistem e-learning sebagai pendukung atau tambahan pembelajaran atau dikenal dengan istilah blended learning. Blended learning merupakan suatu metode pembelajaran yang mengkombinasikan proses pembelajaran konvensional (tatap muka atau face to Face) dengan menggunakan sistem e-learning (electronic Learning). Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jakarta sudah menerapkan pembelajaran e-learning untuk mendukung pembelajaran konvensional yang telah diterapkan sejak tahun 2007 yang di pelopori oleh Fakultas Ilmu Komputer. Gambar 1. Grafik Dosen Pengguna E-learning Gambar 1 diatas merupakan grafik dosen pengguna e-learning pada tahun ajaran 2014 – 2015 semester gasal dan genap. Terjadi penurunan penggunaan e-learning pada 3 fakultas yaitu Fakultas Ekonomi, Fakultas Ilmu Komputer, dan Fakultas Hukum. Untuk Fakultas Teknik belum ada dosen pengguna e-learning, hal ini dikarenakan Fakultas Teknik baru menggunakan e-learning pada tahun ajaran 2015 / 2016 semester Gasal. Penerapan e-learning sebagai blended learning di Universitas merupakan suatu hal yang cukup penting untuk menunjang kegiatan proses pembelajaran di e-learning. Saat ini UPN “Veteran” Jakarta telah melakukan pembangunan e-learning di beberapa fakultas diantaranya adalah Fakultas Ilmu Komputer, Fakultas Ekonomi, Fakultas Tehnik dan Fakultas Hukum namun penggunaannya belum optimal. Banyak pengembangan e-learning gagal mengimplementasikan dengan baik, hal ini dikarenakan tidak melakukan pengukuran apakah suatu organisasi tersebut siap atau tidak untuk mengimplementasikan sistem baru seperti e-learning. Hal ini yang memotivasi Peneliti untuk melakukan penelitian e-learning readiness untuk

Upload: others

Post on 16-Oct-2021

7 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: ANALISIS PENGUKURAN TINGKAT KESIAPAN IMPLEMENTASI E

Seminar Nasional Teknologi Informasi dan Multimedia 2016STMIK AMIKOM Yogyakarta, 6-7 Februari 2016

ISSN : 2302-3805

2.5-1

ANALISIS PENGUKURAN TINGKAT KESIAPAN IMPLEMENTASIE-LEARNING (E-LEARNING READINESS)

STUDI KASUS : UPN “VETERAN”JAKARTA

Henki Bayu Seta1), Theresia Wati2), Nurhafifah Matondang3)

1), 2) Teknik Informatika UPN “Veteran” Jakarta2), 3) Manajemen Informatika UPN “Veteran” Jakarta

Jl RS. Fatmawati, Pondok Labu, Jakarta Selatan, DKI Jakarta 12450Email : [email protected]), [email protected]), [email protected])

Abstrak

Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jakartatelah menerapkan sistem e-learning sejak tahun 2007yang di pelopori oleh Fakultas Ilmu Komputer, sebagaipendukung atau tambahan pembelajaran atau dikenaldengan istilah blended learning. Banyak pengembangane-learning gagal mengimplementasikan dengan baik, halini dikarenakan tidak melakukan pengukuran apakahsuatu organisasi tersebut siap atau tidak untukmengimplementasikan sistem baru seperti e-learning.

Dalam penelitian ini dibentuk framework penelitiandengan menggunakan 6 komponen utama yaituTeknologi (Jaringan, Hardware dan Software), SumberDaya Manusia (pengembangan diri, kompetensi/skill,sikap pengguna), Organisasi (kultur organisasi,leadership/kepemimpinan dan kebijakan), Pembiayaan(alokasi dana, kebijakan keuangan), dan Materi (isi,interaksi dan penilaian). Indeks e-learning readinessmenggunakan skala pengukuran versi Aydin & Tasciidengan skala 1-5. Penelitian dilakukan terhadap dosendengan pengumpulan data menggunakan kuesioner,pengolahan data menggunakan statistic deskriptif yangdipetakan terhadap skala pengukuran Aydin & Tascii.

Hasil penelitian menunjukkan UPN “Veteran” Jakartamemiliki tingkat kesiapan e-learning readiness sebesarsebesar 3.297 (Not ready needs some works) yangberarti UPN “Veteran” Jakarta belum siap untukmelakukan implementasi e-learning dan harusmelakukan beberapa langkah perbaikan persiapan untukpembelajaran online.

Kata kunci: e-learning Readiness, Model ELR, SkalaELR.

1. PendahuluanUniversitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jakartasebagai salah satu universitas yang berbasis teknologiinformasi, telah menerapkan sistem e-learning sebagaipendukung atau tambahan pembelajaran atau dikenaldengan istilah blended learning. Blended learningmerupakan suatu metode pembelajaran yang

mengkombinasikan proses pembelajaran konvensional(tatap muka atau face to Face) dengan menggunakansistem e-learning (electronic Learning). UniversitasPembangunan Nasional “Veteran” Jakarta sudahmenerapkan pembelajaran e-learning untuk mendukungpembelajaran konvensional yang telah diterapkan sejaktahun 2007 yang di pelopori oleh Fakultas IlmuKomputer.

Gambar 1. Grafik Dosen Pengguna E-learning

Gambar 1 diatas merupakan grafik dosen penggunae-learning pada tahun ajaran 2014 – 2015 semester gasaldan genap. Terjadi penurunan penggunaan e-learningpada 3 fakultas yaitu Fakultas Ekonomi, Fakultas IlmuKomputer, dan Fakultas Hukum. Untuk Fakultas Teknikbelum ada dosen pengguna e-learning, hal inidikarenakan Fakultas Teknik baru menggunakane-learning pada tahun ajaran 2015 / 2016 semesterGasal.

Penerapan e-learning sebagai blended learning diUniversitas merupakan suatu hal yang cukup pentinguntuk menunjang kegiatan proses pembelajaran die-learning. Saat ini UPN “Veteran” Jakarta telahmelakukan pembangunan e-learning di beberapafakultas diantaranya adalah Fakultas Ilmu Komputer,Fakultas Ekonomi, Fakultas Tehnik dan Fakultas Hukumnamun penggunaannya belum optimal. Banyakpengembangan e-learning gagal mengimplementasikandengan baik, hal ini dikarenakan tidak melakukanpengukuran apakah suatu organisasi tersebut siap atautidak untuk mengimplementasikan sistem baru sepertie-learning. Hal ini yang memotivasi Peneliti untukmelakukan penelitian e-learning readiness untuk

Page 2: ANALISIS PENGUKURAN TINGKAT KESIAPAN IMPLEMENTASI E

Seminar Nasional Teknologi Informasi dan Multimedia 2016STMIK AMIKOM Yogyakarta, 6-7 Februari 2016

ISSN : 2302-3805

2.5-2

mengetahui level kesiapan penggunaan e-learning.Faktor – faktor apa saja yang memiliki dampak terhadapkeberhasilan e-learning dan faktor yang perlumendapatkan perhatian khusus agar tidak menjadipenghambat dalam pengembangan e-learning.

Secara rinci permasalahan penelitian ini dapat diajukandalam beberapa pertanyaan penelitian sebagai berikut:1. Apakah UPN “Veteran” Jakarta telah siap

menggunakan sistem e-learning sebagai penunjangproses pembelajaran?

2. Bagaimana penilaian dosen tentang kesiapan UPN“Veteran” Jakarta dalam mengimplementasikane-learning berdasarkan model ELR?

3. Termasuk dalam kategori apakah kesiapan penerapansistem e-learning di UPN “Veteran” Jakarta?

4. Faktor – faktor apa saja yang masih lemah danmenghambat pengembangan e-learning?

5. Rekomendasi untuk meningkatkan dimensi-dimensiyang dinilai masih memerlukan peningkatanberdasarkan model penelitian?

2. Pembahasan

Model e-learning readiness pada penelitian inididasarkan pada komponen e-learning readiness yangdigunakan. Berbagai referensi dan literatur penelitiantelah membahas komponen – komponen untuke-learning readiness diantaranya adalah :Model ELR Chapnick menggunakan delapan kategoriuntuk mengukur tingkat kesiapan implementasie-learning di SMA Kota Yogyakarta. Dalam Priyanto[1] Chapnick, 2000 mengusulkan model ELR denganmengelompokkan kesiapan ke dalam delapan kategorikesiapan, yaitu:a. Psychological readiness, mempertimbangkan carapandang individu terhadap pengaruh inisiatif e-learning.Ini adalah faktor yang paling penting yang harusdipertimbangkan dan memilki peluang tertinggi untuksabotase proses implementasi.b. Sociological readiness, mempertimbangkan aspekinterpersonal lingkungan di mana program akandiimplementasikan.c. Environmental readiness, mempertimbangkanoperasi kekuatan besar pada stakeholders, baik di dalammaupun di luar organisasi.d. Human resource readiness, mempertimbangkanketersediaan dan rancangan sistem dukungan sumberdaya manusia.e. Financial readiness, mempertimbangkan besarnyaanggaran dan proses alokasi.f. Technological skill (aptitude) readiness,mempertimbangkan kompetensi teknis yang dapatdiamati dan diukur.g. Equipment readiness, mempertimbangkankepemilikan peralatan yang sesuai.h. Content readiness, mempertimbangkan kontenpembelajaran dan sasaran pembelajaran.

Salah satu model evaluasi e-learning readiness untuknegara berkembang adalah model Aydin & Tasci [2].

Aydin & Tasci mengembangkan model ELR denganempat faktor yang mampu mengukur kesiapane-learning.Faktor-faktor tersebut adalah sebagai berikut.a. Faktor teknologi (Faktor ini mempertimbangkan carauntuk mengefektifkan adaptasi dari inovasi teknologiyaitu e-learning dalam suatu sekolah maupun organisasi)b. Faktor inovasi (Faktor ini mempertimbangkanpengalaman dari sumber daya manusia di sekolahmaupun organisasi dalam mengadopsi suatu inovasi baruyaitu e-learning.c. Faktor manusia (Faktor ini mempertimbangkankarakteristik dari sumber daya manusia yang ada disekolah maupun organisasi)d. Faktor pengembangan diri (Faktor inimempertimbangkan kepercayaan sekolah maupunorganisasi terhadap pengembangan diri dalam penerapane-learning).

Tabel 1. Faktor ELR dari model ELR(Aydin & Tasci, 2005)

Tahun 2013 Rida Indah Fariani [3], melakukanpenelitian Pengukuran Tingkat Kesiapan E-Learning(E-learning readiness) Studi Kasus Pada PerguruanTinggi ABC di Jakarta dengan menggunakan modelframework yang dikembangkan sendiri berdasarkanpengelompokkan komponen – komponen penelitianyang didapatkan dari literature dan penelitiansebelumnya. Komponen – komponen yang digunakanadalah :

Tabel 2. Variabel Penelitian (Fariani, 2013)

Berdasarkan hasil pengolahan data, setiap dimensipenelitian, maka didapatkan tingkat kesiapan untukdimensi organisasi sebesar 3.15, tingkat kesiapan untuk

Page 3: ANALISIS PENGUKURAN TINGKAT KESIAPAN IMPLEMENTASI E

Seminar Nasional Teknologi Informasi dan Multimedia 2016STMIK AMIKOM Yogyakarta, 6-7 Februari 2016

ISSN : 2302-3805

2.5-3

dimensi keuangan organisasi sebesar 2.71, tingkatkesiapan untuk dimensi SDM sebesar 3.24, tingkatkesiapan untuk dimensi Teknologi sebesar 3.40, tingkatkesiapan untuk dimensi infrastruktur sebesar 2.59 dantingkat kesiapan untuk dimensi Materi sebesar 3.38.Mengacu pada indeks e-learning readiness yangdidapatkan Perguruan Tinggi ABC memiliki indekse-learning readiness 3.07 (not ready atau belum siapuntuk mengimplementasikan e-learning dan perlubeberapa persiapan untuk mengimplementasikane-learning).

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh JuwindarHS[4], Analisis Kesiapan E-Learning Telkom UniversityDengan Menggunakan E-learning Readiness (ELR)Model (Studi Kasus ICaring)

Gambar 2. Model E-learning Readiness(JuwindarHS, 2015)

Hasil penelitian yang telah dilakukan yang didapatkandari hasil analisis dan juga konversi terhadap Aydin danTasi adalah siap. Dengan pemetaan nilai rata-rata yangdidapat terhadap Aydin dan Tasci adalah 3.42. Denganhasil nilai pemetaan tersebut, didapatkan bahwa siap,tetapi dibutuhkan beberapa perbaikan (Ready but needs afew improvement).

Berdasarkan kajian teori data peneliti terdahulu makadapat digambarkan kerangka pemikiran sebagai berikut:

Gambar 3. Kerangka Pemikiran

Berdasarkan dari variabel – variabel penelitian yangdidapatkan dari literatur dan penelitian sebelumnya,terlihat beberapa kesamaan antara faktor – faktore-learning readiness. Faktor - faktor yangmempengaruhi kesiapan e-learning adalah Teknologi

(Jaringan, Hardware dan Software), Sumber DayaManusia (pengembangan diri, kompetensi/skill, sikappengguna), Organisasi (kultur organisasi,leadership/kepemimpinan dan kebijakan), Pembiayaan(alokasi dana, kebijakan keuangan), dan Materi (isi,interaksi dan penilaian).

Tabel 3. Pemetaan Faktor E-learning Readiness

Dalam penelitian ini dikembangkan framework denganmengelompokkan komponen – komponen yang didapatdari literature dan penelitian sejenis seperti yangdijabarkan di tabel 3. Setelah dilakukanpengelompokkan maka didapatkan komponen –komponen yang diteliti yaitu :

Tabel 4. Variabel dan Indikator Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalahyang diuraikan diatas model penelitian untuk mengukurkesiapan penerapan e-learning dapat digambarkanseperti pada gambar berikut:

Page 4: ANALISIS PENGUKURAN TINGKAT KESIAPAN IMPLEMENTASI E

Seminar Nasional Teknologi Informasi dan Multimedia 2016STMIK AMIKOM Yogyakarta, 6-7 Februari 2016

ISSN : 2302-3805

2.5-4

Gambar 4. Model Penelitian

Penentuan tingkat kesiapan organisasi dalamimplementasi elearning didasarkan pada hasil penelitian(Aydin dan Tasci, 2005), yang dapat diilustrasikan padagambar 5.

Gambar 5. Skala Penilaian Aydin & Tasci

Teknik pengolahan data dan analisis data menggunakanmetode statistik deskriptif, dimana data kuisoner yangtelah diisi oleh responden dikelompokkan kedalam tabelsesuai dengan pemisahan variabel pada aspek e-learningreadiness. Untuk Indikator – indikator tersebutkemudian akan diturunkan ke dalam butir-butirpernyataan yang akan diajukan dalam kuesioner. Skalapengukuran yang digunakan mengacu pada tipe skalaLikert yang dikodekan dalam 1, 2, 3, 4, dan 5. Data iniakan membantu dalam menginterpretasikan hasil yangdiharapkan berdasarkan e-learning readiness level.

Dalam analisis penelitian ini, nilai yang menentukankesiapan organisasi untuk menerapkan e-learningreadiness adalah nilai rata-rata keseluruhan pengukuran,dimana nilai tersebut dihasilkan melalui perhitunganrata-rata dari nilai kesiapan variabel yang ada yaituteknologi, sumber daya manusia, organisasi, pembiayaandan materi. Dalam pengumpulan data penelitian jenisdata yang dikumpukan adalah jenis data primer.

Data yang didapat secara langsung dari narasumberdengan menggunakan teknik – teknik pengumpulan dataseperti kuisoner. Kuisoner dilakukan dengan tujuan agardapat diketahui kesiapan organisasi, dipandang darimasing – masing variabel berdasarkan jawabanresponden. Responden yang mengembalikan kuesionerdan menjawab seluruh pertanyaan sebanyak 120 orangdari jumlah kuesioner yang disebarkan sebanyak 150kuesioner. Semua responden merupakan dosen baikdosen tetap maupun tidak tetap UPN Veteran Jakartapada Fakultas Ekonomi, Fakultas Ilmu Komputer,Fakultas Tehnik dan Fakultas Hukum.

Data yang didapat dari hasil perhitungan jawabanresponden dikelompokkan ke dalam tabel sesuai variabelpenelitian yang terdiri dari variabel teknologi, sumberdaya manusia, organisasi, pembiayaan dan materi. Setiappilihan jawaban telah diberikan bobot dan kemudiandihitung untuk mendapatkan nilai rata-rata dari semuaresponden. Perhitungan ini dilakukan untuk setiapindikator. Setelah mendapatkan nilai rata-rata setiapindikator dalam satu variabel, maka selanjutnya dihitungnilai rata-rata setiap variabel.Setelah mendapatkan nilai rata-rata kelima variabel yangada, maka langkah selanjutnya adalah nilai rata-rata darikelima variabel tersebut. Nila rata-rata tersebut adalahnilai akhir yang digunakan dalam menentukan tingkatkesiapan e-learning readiness.

Tabel 5 Hasil Analisis Data pada Keseluruhan VariabelE-learning Readiness

Berdasarkan tabel 5 diatas nilai rata-rata kesiapane-learning readiness UPN Veteran Jakarta adalahsebesar 3.297. Berdasarkan Knowledge ManagementReadiness Level yang dijelaskan pada gambar 5, makanilai tersebut menunjukkan UPN Veteran Jakarta telahmencapai level Not ready needs some works sehinggaUPN “Veteran” Jakarta dalam kategori “belum siapnamun hanya memerlukan sedikit persiapan untukpembelajaran online” untuk menerapkanE-learning Readiness. Komposisi hasil analisis terdiridari kesiapan variabel Teknologi sebesar 3.029 (Notready needs some works), Sumber daya Manusia sebesar3.385 (Ready but needs a few improvement), Organisasisebesar 3.384 (Not ready needs some works),Pembiayaan sebesar 3.129 (Not ready needs some works)dan materi sebesar 3.556 (Ready but needs a fewimprovement). Mengacu pada nilai rata-rata tersebutmaka terlihat ada beberapa variabel yang sudahdinyatakan Ready yaitu variabel sumber daya manusiadan materi.Berdasarkan model e-learning readiness yang diusulkan,untuk setiap variabel penelitian menunjukkan indeks notready kecuali untuk variabel sumber daya manusia danmateri menunjukkan indeks ready dengan beberapaimprovement (Peningkatan). Dari variabel e-learningreadiness yang diselidiki, hampir semua berada padalevel Not Ready dan oleh karena itu menjadi dasar bagiinisiatif perbaikan yang sebaiknya dilakukan.

Page 5: ANALISIS PENGUKURAN TINGKAT KESIAPAN IMPLEMENTASI E

Seminar Nasional Teknologi Informasi dan Multimedia 2016STMIK AMIKOM Yogyakarta, 6-7 Februari 2016

ISSN : 2302-3805

2.5-5

3. Kesimpulan

Dengan menggunakan model e-learning readinesstersebut, telah dilakukan penelitian pengukuran tingkatkesiapan e-learning readiness pada UPN “Veteran”Jakarta dan didapatkan indeks e-learning readinesssebesar 3.297 (Not ready needs some works) yang berartiUPN “Veteran” Jakarta belum siap untuk melakukanimplementasi e-learning dan harus melakukan beberapalangkah perbaikan persiapan untuk pembelajaran online.

Untuk dapat meningkatkan kesiapan dalammengimplementasikan e-learning pihak manajemendapat melakukan perbaikan – perbaikan sesuai denganrekomendasi yang diusulkan, diantaranya adalah :

a. Pihak manajemen perlu meningkatkan infrastrukturdan sarana prasarana seperti penyediaan komputer yangdapat terkoneksi dengan internet baik di ruang dosenmaupun diruang terbuka fakultas. Serta meningkatkankapasitas bandwidth dan memperbaiki fasilitas wifi danjaringan internet agar dosen dapat terhubung internetdengan menggunakan laptop maupun PCtablet mereka.

b. Pihak manajemen perlu meningkatkan sosialisasimengenai penggunaan e-learning serta manfaat daripenggunaan e-learning tersebut. Serta membuat suatupetunjuk penggunaan e-learning yang lebih sederhanadan dapat dengan mudah dipahami.

c. Pihak manajemen perlu memberikan arahan dalammenentukan strategi implementasi penerapan e-learningsebagai alat bantu untuk proses pembelajaran. Pihakpimpinan diharapkan mengeluarkan kebijakan terkaitdengan penggunaan e-learning diantaranya adalahmengeluarkan perintah untuk menggunakan e-learningkepada para dosen sebagai media pembelajaran yangdapat membantu dalam proses pengajaran dan sebagaialat untuk melakukan knowledge sharing terhadapsesama dosen untuk melakukan kolaborasi antar dosen.

d. Pihak manajemen disarankan untuk memberikandukungan dana dan membuat rincian anggaran untukmenerapkan e-learning untuk setiap Fakultas antara lainpenyediaan infrastruktur jaringan internet,pengembangan aplikasi e-learning, perawatan ataumaintenance e-learning serta alokasi dana untukpengelola atau administrator e-learning di setiap fakultasatau unit terpusat yang menangani e-learning sehinggae-learning dapat diimplementasikan dengan baik.

e. Pihak manajemen disarankan untuk membentuk staffhelpdesk untuk membantu dosen dalam hal penggunaane-learning, seperti pendaftaran dosen dan autentifikasidosen, konfigurasi jaringan untuk mengakses e-learningserta dalam hal penggunaan e-learning pada saat dosenmengalami kesulitan untuk proses upload materi maupunpelaksanaan ujian serta pemberian quiz.

Model penelitian selanjutnya perlu melakukanpengkajian kembali variabel – variabel yang digunakan

dan menambahkan sampel penelitian seperti mahasiswadan pengelola e-learning. Serta menggunakan dataskunder untuk lebih memaksimalkan pengukurane-learning readiness.

Daftar Pustaka[1] Priyanto, “Model E-learning Readiness Sebagai Strategi

Pengembangan E-Learning”, Fakultas Teknik Universitas NegeriYogyakarta, 2008

[2] Aydm, Gengiz Hakan, “Measuring Readinesss for e-learning:Reflection from Emerging Country”. Educational Technology andSociety Journal, 8(4), pp. 244-257, 2005.

[3] Rida Indah Fariani, “Pengukuran Tingkat Kesiapan E-Learning (E-Learning Readiness) Studi Kasus pada Perguruan Tinggi ABC diJakarta”, Politeknik Manufaktur Astra Jakarta Seminar NasionalAplikasi Teknologi Informasi (SNATI) 2013 Yogyakarta ISSN :1907 – 5022, 2013.

[4] JuwindarHS, “Analisis Kesiapan E-Learning Telkom UniversityDengan Menggunakan E-learning Readiness (ELR) Model (StudiKasus ICaring)” Fakultas Informatika Universitas TelkomBandung, Indonesia.

Biodata Penulis

Henki Bayu Seta, memperoleh gelar Sarjana Komputer(S.Kom), Jurusan Teknik Informatika UPN “Veteran”Jakarta, lulus tahun 2005. Memperoleh gelar MagisterTeknologi Informasi (MTI) Program Pasca SarjanaMagister Teknologi Informasi Universitas IndonesiaJakarta, lulus tahun 2013. Saat ini menjadi Dosen diUPN “Veteran” Jakarta.

Theresia Wati, memperoleh gelar Sarjana Komputer(S.Kom), Jurusan Teknik Informatika UPN “Veteran”Jakarta, lulus tahun 2005. Memperoleh gelar MagisterTeknologi Informasi (MTI) Program Pasca SarjanaMagister Teknologi Informasi Universitas IndonesiaJakarta, lulus tahun 2013. Saat ini menjadi Dosen diUPN “Veteran” Jakarta.

Nur Hafifah Matondang, memperoleh gelar SarjanaKomputer (S.Kom), Jurusan Teknik Informatika UPN“Veteran” Jakarta, lulus tahun 2011. Memperoleh gelarMagister Manajemen (MM) Program Pasca SarjanaMagister Manajemen Universitas PembangunanNasional “Veteran” Jakarta, lulus tahun 2014. Saat inimenjadi Dosen di UPN “Veteran” Jakarta.

Page 6: ANALISIS PENGUKURAN TINGKAT KESIAPAN IMPLEMENTASI E

Seminar Nasional Teknologi Informasi dan Multimedia 2016STMIK AMIKOM Yogyakarta, 6-7 Februari 2016

ISSN : 2302-3805

2.5-6